laporn pendahuluan halusinasi

12

Click here to load reader

Transcript of laporn pendahuluan halusinasi

Page 1: laporn pendahuluan halusinasi

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA

PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Disusun guna memenuhi tugas Keperawtan Jiwa

DISUSUN OLEH:

Lilik Budi Setiawan

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPSIK STIKES WIDYA HUSADA

SEMARANG

Page 2: laporn pendahuluan halusinasi

2011

2

Page 3: laporn pendahuluan halusinasi

LAPORAN PENDAHULUAN

PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

A. KASUS (MASALAH KEPERAWATAN)

Perubahan sensori persepsi : halusinasi

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana

klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu

penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan

yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren:

persepsi palsu (Marasmis WF, 2005).

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera

tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem

penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik

(Stuart GW, Sundeen,2002).

Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan

(stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di

telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari D.

2001).

Tanda dan gejala halusinasi:

a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri

b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain

c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata

d. Tidak dapat memusatkan perhatian

e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan

lingkungannya), takut.

f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

2. Penyebab

Halusinasi disebabkan oleh Isolasi sosial: Menarik diri. Menarik diri

adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari interaksi dengan

orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak

3

Page 4: laporn pendahuluan halusinasi

mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau

kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan

dengan orang lain (Rawlins, 2006).

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi

dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat BA,

2006).

Tanda dan gejala Isolasi Sosial ((Carpenito,1998), (Keliat, 1999))a.Gejala positif

1) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

2) Menghindar dari orang lain (menyendiri)

3) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak

bercakap-cakap dengan klien lain/perawat

4) Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk

5) Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas

6) Menolak berhubungan dengan orang lain, klien

memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap

7) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

8) Posisi janin saat tidur

b. Gejala negatif

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri)

3) Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

4) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

5) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai

harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

3. Akibat

Klien dengan Halusinasi dapat melakukan tindakan-tindakan

berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya,

seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.

4

Page 5: laporn pendahuluan halusinasi

Tanda dan gejala:

a. Memperlihatkan permusuhan.

b. Keras dan menuntut.

c. Mendekati orang lain dengan ancaman.

d. Memberi kata-kata ancaman.

e. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.

f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain

C. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Isolasi sosial : menarik diri

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Masalah Keperawatan

a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

c. Isolasi sosial : menarik diri

2. Data yang perlu dikaji

a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1) Data subjektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin

membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

2) Data objektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

1) Data Subjektif

a) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan

dengan stimulus nyata.

b) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang

nyata.

5

Perubahan sensori perseptual : halusinasi

Page 6: laporn pendahuluan halusinasi

c) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.

d) Klien merasa makan sesuatu.

e) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.

f)Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar.

g) Klien ingin memukul/melempar barang-barang.

2) Data Objektif

a) Klien berbicara dan tertawa sendiri.

b) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.

c) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan

sesuatu.

d) Disorientasi.

c. Isolasi sosial : menarik diri

1) Data Subjektif

Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi,

mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain, klien malu

bertemu dan berhadapan dengan orang lain.

2) Data Objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan sensori perseptual : halusinasi.

2. Isolasi sosial: menarik diri

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Perubahan sensori perseptual : halusinasi.

a. Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan sensori

persepsi : halusinasi.

b. Tujuan khusus :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan :

1.1 Salam terapeutik – perkenalan diri – jelaskan tujuan – ciptakan

lingkungan yang tenang – buat kontrak yang jelas (waktu, tempat,

topik).

6

Page 7: laporn pendahuluan halusinasi

1.2 Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

1.3 Empati.

1.4 Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan.

2) Klien dapat mengenal halusinasinya.

Tindakan :

2.1 Kontak sering dan singkat.

2.2 Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan

non verbal).

2.3 Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada

suara yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu.

Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi

perawat tidak. Katakan perawat akan membantu.

2.4 Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu,

frekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi

halusinasi.

2.5 Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi.

3) Klien dapat mengontrol halusinasinya.

Tindakan :

3.1 Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi.

3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk

mengontrol halusinasinya.

3.3 Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara

dengan orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan,

mengatakan pada suara tersebut “saya tidak mau dengar.”

3.4 Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan.

3.5 Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian

jika berhasil.

3.6 Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi.

4) Klien dapat dukungan dari keluarga.

Tindakan:

4.1 Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala,

cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up

atau kapan perlu mendapat bantuan.

7

Page 8: laporn pendahuluan halusinasi

4.2 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa 2: Isolasi sosial : menarik diri

a. Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi

dengan orang lain

b. Tujuan Khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional: hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk

hubungan selanjutnya

Tindakan:

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik dengan cara:

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang

disukai

d) Jelaskan tujuan pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klian apa adanya

g) Berikan perhatian pada klien dan perhatian kebutuhan dasar

klien

2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Rasional: memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

dapat membantu mengurangi stres dan penyebab perasaan menarik diri

Tindakan:

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-

tandanya

2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri atau mau bergaul

2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-

tanda serta penyebab yang muncul

8

Page 9: laporn pendahuluan halusinasi

2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya

3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang

lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

Rasional:

1. Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain

2. Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri

Tindakan:

3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan

berhubungan dengan orang lain

3.1.1 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang

lain

3.1.2 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan

dengan orang lain

3.1.3 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan

mengungkapkan perasaan tentang keuntungan

berhubungan dengan orang lain

3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan

dengan orang lain

3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian apabila tidak

berinteraksi dengan orang lain

3.2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaan dengan orang lain

3.2.3 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

3.2.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan

mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

4) Klien dapat melaksanakan interaksi social secara bertahap

Rasional:

1. Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang

biasa dilakukan

9

Page 10: laporn pendahuluan halusinasi

2. Untuk mengetahui perilaku menarik diri dilakukan dan dengan

bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan

destruktif

Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

4.2 Bermain peran tentang cara berhubungan/ berinteraksi dengan

orang lain

4.3 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain

melalui tahap:

1. K-P

2. K-P-P lain

3. K-P-P lain- K lain

4. K-Kel/Kelp/Masy

4.4 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah

dicapai

4.5 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

4.6 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam

mengisi waktu

4.7 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

4.8 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan

ruangan

5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan

dengan orang lain

Rasional: dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat

menyelesaikan masalah

Tindakan:

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila

berhubungan dengan orang lain

5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan

dengan orang lain

5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain

10

Page 11: laporn pendahuluan halusinasi

6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung/ keluarga

Rasional: memberikan penanganan bantuan terapi melalui

pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik

pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya

Tindakan:

6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga:

1. Salam, perkenalan diri

2. Jelaskan tujuan

3. Buat kontrak

4. Eksplorasi perasaan klien

6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:

1. Perilaku menarik diri

2. Penyebab perilaku menarik diri

3. Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak

ditanggapi

4. Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada

klien untuk berkomunikasi dengan orang lain

6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk

klien minimal satu kali seminggu

6.5 Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh

keluarga

11

Page 12: laporn pendahuluan halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

Maramis WF. 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga University Press.

Stuart GW, Sundeen.2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa (ed. Indonesia). Jakarta: EGC.

Hawari D. 2003. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Stuart, Laraia. 2001. Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St. Louis: Mosby Year Book.

Keliat BA. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.Suseno D. Psikofarmaka. 2009. Diakses pada tanggal 21 agustus 2009 dari

http://portalperawat.blogspot.com/2009/05/psikofarmakologi-obat-obatan-untuk.html

12