laporn permanganometri
-
Upload
rahmat-firdaus-bouty -
Category
Documents
-
view
140 -
download
15
description
Transcript of laporn permanganometri
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 latar belakang
Secara umum Pada percobaan permanganometri ini menggunakan reaksi
redoks atau reaksi oksidasi dan Reaksi reduksi sebab permanganometri termaksud
Salah satu contoh reaksi oksidasi reduksi .
Oksidasi reduksi , reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan
elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor
harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara
untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode
setengah reaksi. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi
syarat .Titrasi redoks suatu titrasi larutan standar oksidator dengan suatu
reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara titer dan
titran.Dikenal bermacam-macam titrasi redoks yaitu salah satunya permanganometri.
.(1)
Umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena akan lebih mudah
mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah
dioksidasi dalam suasana netral contohnya hidrasin, sulfit, sulfida dan tiosulfat .
merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat
(KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara
langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang
dapat larut (8)
Permanganometri yaitu titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks ini, ion
MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4-akan berubah menjadi ion Mn2+
Kalium permanganat adalah oksidator paling baik utnuk menentukan kadar
besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam netral menggunakan asam
sulfat. Ion permanganat dapat tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau
Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi
tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangakan potensial elektroda sangat tergantung
pada pH (5)
Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organic. Percobaan ini juga merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai
permanganometri, serta praktek yang sebenarnya sangat membantu pemahaman
praktikan
Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu dapat digunakan dalam
penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan reaksi redoks untuk membuat sediaan
obat yang bersifat reduktor misalnya bentuk kapsul, tablet maupun injeksi. (6)
I.2 maksud dan tujuan
I.2.1 Maksud percobaan
Mengetahui dan memahmi penetapan kadar senyawa dengan
metode permangano metri
I.2.2 Tujuan percobaan
Untuk mengetahui cara pembuatan dan pembakuan larutan
baku KMnO4 dengan pereaksi Na2C2O4.
Untuk menetapkan kadar Besi(Fe) dalam sampel Besi(II) sulfat
heptahidrat.
I.2 Prinsip percobaan
Penetapan kadar FeSO4 berdasarkan dengan reaksi redoks ion permanganat,
dimana FeSO4 ini bersifat reduktor direaksikan terlebih dahulu dengan air dan asam
sulfat encer, lalu dititrasi dengan KMnO4 yang bersifat oksidator, dimana titik akhir
dititrasi ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi merah muda tetap selama 30
detik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori
Selama lebih dari satu abad, kalium permanganat telah digunakan sebagai alat
pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks. (1)
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.(1)
Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan
titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+,
asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang
tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri
seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih
sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang
akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang
bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebutdan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4 (4)
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4
- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. (4.)
Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat.
Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali
digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai
pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu
warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini
digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi. Kalium Permanganat
distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen (III)
oksida standar-standar primer. Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium
permanganat menggunakan natrium oksalat adalah:
5C2O4- + 2MnO4
- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
kelebihan permanganat.(underword,2002)
Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi
dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir
titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana
netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat . Reaksi
dalam suasana netral yaitu
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan
Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-
MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan
jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya
proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru
saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu
/dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti
wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan
sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak
reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan
ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen
unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai
dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 . Penentuan
besi dalams biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam titrasi-titrasi
permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida dan timah
(II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan. Sebelum dititrasi
dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi besi (II). Reduksi ini
dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida. Reduktor jones
lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion
klorida yang masuk. (4)
Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam
larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan
memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi. (4)
II.2 Uraian bahan
1. KMnO4 (2)
Nama resmi : Kalli permanganas
Nama lain : Kalium permanganat
RM : KMnO4
BM :158,03
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua hampir hitam, tidak
berbau,rasa manis
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih .
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Aquadest(2)
Nama resmi :Aquadestillata
Nama lain : Air suling
RM : H2O
BM :18,02
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau.
Kelarutan :Larut dalam etanol dan gliserol
Kegunaan :Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. FeSO4(3)
Nama resmi : Ferrosi sulfas
Nama lain :Besi(II)sulfat
RM : FeSO4
BM : 278,01/151,90
Pemerian : Habrul atau granul warna hijau kebiruan, pucat,
tidak berbau, dan rasa seperti garam. Merekah di
udara kering. Segera teroksidasi dalam udara
lembab, berbentuk besi(III) sulfat berwarna kuning
kecoklatan. Larutan(1 dalam 10) bereaksi asam
terhadap lakmus P. pH lebih kurang 3,7.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak larut dalam air, tidak
larut dalam etanol, sangat mudah larut dalam air
mendidih.
Kegunaan : Anemia defesiensi besi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Asam sulfat (2)
Nama resmi :Acidum sulfuricum
Nama lain :Asam sulfat
RM : H2SO4
BM :98,07
Pemerian :Cairan kental, seperti minyak, korosif tidak berwarna,
Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Kegunaan :Sebagai larutan titer
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
5. Natrium oksalat (2)
Nama resmi : Natrium oksalat
Nama lain : Natrium oksalat
RM : Na2C2O4
BM : 134,00
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kegunaan :Sebagai bahan untuk membakukan KMnO4
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 alat
buret
batang pengaduk
gelas kimia
gelas ukur
kaki tiga
kertas saring
klem
labu erlemeyer
labu ukur
neraca analitik
pipet tetes
pipet volum
statif
termometer air raksa
3.1.2 bahan
aluminium foil
asam sulfat
aquades
FeSO4
KMnO4
Alcohol
3.2 cara kerja
a. Pembuatan Larutan KMn04
Dilarutkan lebih kurang 0,41 gr KMn04 dalam 125 ml air dan
masukkan dalam labu.
Didihkan kurang lebih 15 menit
Ditutup dan biarkan kurang lebih dari 2 hari
Disaring dengan kertas saring
Dimasukkan dalam botol coklat
b. Pembakuan Larutan Baku KMn04 dengan Na2C204
Ditimbang seksama lebih kurang 20 mg Na2c204 yang telah
dikeringkan pada suhu 1100
Dilarutkan dalam 25 ml air
Ditambahkan 0,7 ml asam sulfat
Dipanaskan hingga suhu lebi kurang 70oC
Ditambahkan perlahan-lahan KMn04 sampai berwarna merah
muda pucat selama 15 detik.Suhu larutan selama titrasi tidak
kurang dari 600
c. Penentuan kadar FeS04
Ditambahkan seksama 0,5 mg FeSO4 . 7 H20
Dimasukkan dalam labu Erlenmeyer
Ditambahkan 12,5 ml asam sulfat encer
Ditambahkan 12,5 ml air suling
Dititrasi dengan kalium permanganat 0.1 N, sampai berwarna
merah mudah tetap
Diulangai percobaan selama 2 kali
Ditentukan Kadarnya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Gambar dan tabel
IV.1.1 Gambar
a. titrasi Na2C2O4 dengan larutan baku KMnO4
b Titrasi penetapan kadar FeSO4
IV.1.2Tabel
No. SampelBobot
sampel
Volume Normalitas Perubahan
warnaTitran Titrat Titran Titrat
1. Na2C2O4 20 mg25,7
ml3,5 ml
0,0119
N0,087N
Merah
muda
pucat
2. FeSO4 0,5 mg 25 ml 23 ml 0,1N 0,1086NMerah
muda
IV.2 Perhitungan
1. Normalitas Na2C2O4
Cara 1
Dik : V1 Na2C2O4 ¿ 3.5 ml
V2 KMnO4 ¿ 25.7 ml
N2 KMnO4 ¿ 0.0119 N
Dit : N1 Na2C2O4 ¿ ……?
Penyelesaian :
V1 ∙ N1 ¿ V2 ∙ N2
3.5 ∙ N1 ¿ 25.7 x 0.0119N
N1 ¿25,7 x0,0119
3,5=0.3058
3.5
= 0.087 N
2. Normalitas FeSO4
Dik : V1FeSO4 = 23 ml
V2 KMnO4 = 25 ml
N2 KMnO4 = 0.1 N
Dit : N1FeSO4 =…..?
Penyelesaian :
V1 ∙ N1 ¿ V2 ∙ N2
23 ∙ N1 ¿ 25 ∙ 0.1
N1 ¿25 x 0,1
23=2,5
23
= 0,1086 N
3. % Kadar FeSO4
Dik : Vtitran = 25 ml
Ntitran = 0.1 N
BE = 197
5=¿39.42
Vol. sampel = 50 ml
Dit : % kadar b/b FeSO4 =……?
Penyelesaian :
% kadar bb
= 25 x 0,1 x39,42
0,5 ¿ 197,1%
IV.3 Reaksi
a. Reaksi Pembuatan KMnO4
4 KMnO4 + 2 H2O 4 KOH + 4 MnO2 + 3O2
b. Reaksi Pembakuan dengan Natrium Oksalat
MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x 2
C2O4 2 CO2 + 2e- x 5
2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O4 2 Mn2+ + 8 H2O + 10 CO2
Atau
5NaC2O4 + 2KMnO4 + 8H2SO4 2MnSO4 + 5Na2SO4 + K2SO4 +
10 CO2 + 8H2O
c. Reaksi Penentuan Kadar FeSO4
2KMnO4 + 8H2SO4 + 10 FeSO4 2MnSO4 + 8H2O + 5 Fe2 (SO4)3
+ K2SO4
IV.4 Pembahasan
Pada praktikum ini saya dapat membahas yaitu praktikum mengenai Titrasi
permanganometri. Di mana . titrasi Permanganometri ini didasarkan pada reaksi
redoks . ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4-akan berubah menjadi ion
Mn2+
Permanganometri ini termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif, yang
tujuannya untuk menentukan kadar atau pun konsentrasi dalam suatu sampel. Adapun
prinsip kerjanya yaitu berdasarkan reaksi reduksi oksidasi atau redoks, yakni sampel
direaksikan dengan larutan yang mempunyai daya mereduksi atau mengoksidasi lebih
besar yaitu seperti KMnO4 secara titrasi permanganometri tanpa menggunakan
indikator atau autoindikator. Titik akhir titrasi ditunjukan dengan terjadinya
perubahan warna larutan menjadi merah jambu. (5).
Seperti yang kami lakukan pada percobaan ini dalam membuat larutan kalium
permanganat , yaitu yang di lakukan terlebih dahulu melarutkan KMnO4 kurang lebih
0,14 gram dengan menggunakan pelarut berupa air kurang lebih 125 ML , setelah itu
didihkan selama 15 menit agar suatu larutan tersebut dapat bereaksi lebih baik saat
melakukan titrasi , oleh sebab itu harus di didihkan sehingga menghasilkan warna
ungu , ketika didihkan dan menghasilkan warna ungu maka di tutup dengan
menggunakan aluminium foil alasannya agar suatu larutan tersebut tidak mudah
menguap dan organisme yang berada di luar sampel tidak mudah masuk ,setelah itu
di dinginkan larutan tersebut , yang terakhir larutan tersebut di saring dengan
menggunakan penyaring “ kenapa harus di saring ..??? “ agar mendapat hasil yang
baik , setelah itu di masukan pada botol coklat dengan alasan agar larutan tersebut
tidak dapat terkontaminasi dengan cahaya , jika terkontaminasi dengan cahaya maka
akan mudah terurai KMnO4 menjadi MnO2 sehingga pada titk akhir atau pada
perubahan warna akan membentuk presipitat coklat hal ini termaksud kekurangan
dari mentitrasi permanganometri dan setelah di masukan ke dalam botol coklat
kemudian di masukan ke dalam buret yang di gunakan sebagai titran.
Sifat-sifat Kalium Permanganat
Kalium permanganate adalah oksidator kuat. Reagen ini dapat diperoleh
dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indicator terkecuali untuk
larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1 N permanganate memberikan warna merah
muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah
titrasi. Warna ini digunakanuntuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut.
Kelemahannya adalah dalam medium HCL. Cl-dapat teroksidasi, demikian juga
larutannya, memiliki kestabilan yang terbatas.
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi
dalam larutan-larutan yang bersifat asam, 0.1 N atau lebih besar:
MnO4- + 8H+ + 5e ? Mn2+ + 4H2O E° = +1,51 V
Permanganate bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan
sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Sebagai contoh, permanganate adalah agen
unsure pengoksidasi yang cukup kuat unuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2 , titik
akhir permanganate tidak permanen dan warnanya dapat hilang karena reaksi:
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O ? 5MnO2 (s) + 4H+ Ungu Tidak berwarna
Larutan-larutan permanganat yang bersifat asam tidak stabil karena asam
permanganate terdekomposisi dan air teroksidasi (6)
Cara mentitrasi yaitu terlebih dahulu Natrium oksalat di masukan ke dalam
gelas kimia kurang lebih 20 Mg , tambahkan air kurang lebih 125 ML hingga
Natrium oksalatnya larut dan di panaskan hingga mencapai suhu 70oC sebab reaksi
permanganat lambat pada suhu kamar tetapi kecepatan meningkat setelah Mn2+
terbentuk. Mn2+ bertindak sebagai katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri. oleh
karna itu dipanaskan pada suhu 70oC , kemudian larutan tersebut dititrasi perlahan-
lahan dengan menggunakan larutan kalium permanganat sampai titik akhirnya
tersebut berwarna merah mudah pucat dan warna hanya dapat bertahan selama 15
detik , kemudian ditimbang FeSO4 kurang lebih 0,5 gram yang di larutkan dalam air
yang kurang lebih 12,5 ML ,dan setelah itu ditambahkan asam sulfat sebanyak 12,5
ML yaitu agar dapat mengasamkan suatu larutan dengan menggunakan larutan
H2SO4 encer , kemudian dimasukan ke dalam labu erlemeyer Sampai terbentuk
perubahan warna merah mudah
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan dan saran
V.1.1 Kesimpulan
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan
berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini
difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tePrtentu
Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium
Spermanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak
memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer
serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama
seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna
merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi.
V.1.2 Saran
Diharapkan pada asisten agar lebih baik praktikum tersebut
tidak di buat skaligus , sebab kami bingung dalam membuat
laporan
Diharapkan agar leb farmasinya di buat lebih luas sebab
membuat kami merasa tidak nyaman
Diharapkan agar bahan-bahan dan alat yang akan di gunakan
pada praktikum ini lebih lengkap sehingga kami tidak saling
pinjam meminjam antara kelompok
DAFTAR PUSTAKA
1. Day , R.A , A.L Underwood, 1993 , Analisa kuantitatif edisi ke-4. Jakarta :
Erlangga
2. Dirjen POM .1979 . Farmakope Indonesia Edisi ke-3 . Jakarta : Departemen
Kesehatan Repoblik Indonesia
3. Dirjen POM .1995 . Farmakope Indonesia Edisi ke-4 . Jakarta : Departemen
Kesehatan Repoblik Indonesia
4. Harjadi , W . 1990 . Ilmu kimia analitik Dasar . Jakarta : Gramedia
5. Susanti dan Yenny Wunas. 1992. Analisa Kimia Farmasi Kwantitatif.
Makassar: LEMBAGA PENERBIT UNHAS
6. Khopkhar , S.M .1990 . Konsep dasar kimia analitik . Erlangga : Jakarta
7. Mulyono , HAM .2005 . Kamus kimia cetakan ke-3 . Jakarta : Bumi Aksara
LAMPIRAN
Alat dan bahan
- Alat
- Bahan
Skema kerja
- Pembuatan KMNO4 0,1 N
- Dilarutkan 0,41 gr KMnO4 dalam labu dgn
125 ml air
- Dipanaskan larutan selama 15 menit
- Ditutup labu dan dibiarkan selama 2 hari
- Disaring melalui asbes
KMnO4 0.1 gr
Larutan KMnO4 0,1 N
- Pembakuan KMNO4 0,1 N dengan Na2C2O4
- Ditimbang seksama kira-kira 20 mg Na2C2O4
yang telah dikeringkan pada suhu 110oC,
sampai berat konstan
- Dilarutkan dalam 25 ml air
- Ditambahkan 0,7 ml asam sulfat
- Dipanaskan sampai kira-kira 70oC
- Ditambahkan secara perlahan-lahan KMnO4
sampai berwarna merah muda yang tahan 15
detik
- Penetapan kadar FeSO4
- Dilarutkan 0,5 gr FeSO4
- Ditambahkan 12,5 ml asam sulfat encer
- Ditambahkan 12,5 ml air
FeSO4 0,5 g
Larutan KMnO4 0,1 N
Larutan baku KMnO4 dengan
- Dititrasi dengan larutan KMNO4 baku
0,1 N sampai timbul warna merah muda
yang tetap
Larutan FeSO4