Laporan Tutor CA Mammae
-
Upload
aryo-handoko-sitorus -
Category
Documents
-
view
87 -
download
8
description
Transcript of Laporan Tutor CA Mammae
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
BAB 1
CONTOH LAPORAN KASUS
Pemicu
Seorang ibu usia 32 tahun dating dengan keluhanbenjolan di payudara kiri dekat putting
mamma.
Pada pemeriksaan fisik di temukan benjolan ukuran 3x3,5x3 cm.mobile, berbatas tegas, dan
tidak terasa sakit.
Pemeriksaan axilla tidak di jumpai pembesaran kelenjar limph. Kulit payudara normal.
Pemeriksaan aspirasi biopsy : karsinoma payudara.
Mammografi : calcifikasi negative, pembesaran kelenjar limph negative, kesan benigna.
Dilakukan insisional biopsy dengan lumpectomy diperiksakan histologi patologi, hasilnya
papillary carcinoma
1.klarifikasi istilah
Cacifikasi : Pengerasan karena penumpukan kalsium
2.Definisi masalah
A. Mengapa ada benjolan di payudara kiri ?
B. Mengapa ada pemeriksaan aksila tidak ada pembesaran kelenjar limph ?
C. Mengapa benjolan bersifat mobile ?
D. Mengapa pada mammografi calcifikasi negative ?
3.Analisa Masalah
A. Karena ada gangguan sel -> mutan sel membelah secara abnormal
B. Belum terjadi metastase
C. Belum terjadi metastase
D. Belum terjadi metastase
4.Gali Konsep
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 1
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
5.Objek Pembelajaran
A. Anatomi dan fisiologi payudara
B. Proto-onkogen adalah ?
C. Pathogenesis Ca
D. Tanda-tanda metastase
E. Pemeriksaan yang di perlukan
F. Stadium Ca mamma dan tindakan berdasarkan stadium
G. Penatalaksanaan dan terapi Ca mamma
H. Jenis-jenis tindakan operasi
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 2
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
BAB 2
ISI
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
A. STRUKTUR ANATOMI PAYUDARA
Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga enam, dari
pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita.
Namun, pada masa pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk
setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan
lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium.
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan glandular (kelenjar) dan
jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus) dan salurannya (ductus).
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 3
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Sedangkan jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara juga
memiliki aliran limfe. Aliran limfe payudara sering dikaitkan dengan timbulnya kanker maupun
penyebaran (metastase) kanker payudara.
Menurut Saymor (2000) setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus yang tersusun radier dan
berpusat pada papilla mamma. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang membesar tepat
sebelum ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna
lebih gelap yang disebut areola mamma. Pada areola mamma, terdapat tonjolan-tonjolan halus yang
merupakan tonjolan dari kelenjar areola di bawahnya.
Jika dilakukan perabaan pada payudara, akan terasa perbedaan di tempat yang berlainan. Pada
bagian lateral atas (dekat aksila), cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Pada bagian bawah, akan
terasa seperti pasir atau kerikil. Sedangkan bagian di bawah puting susu, akan terasa seperti kumpulan
biji yang besar. Namun, perabaan ini dapat berbeda pada orang yang berbeda.
Payudara wanita disebut juga dengan “ Grandula Mammaria “ adalah alat reproduksi tambahan.
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
1. LETAK
Secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai dari
pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan subkutan, tepatnya
di antara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor,
sebagian kecil seratus anterior dan obliqus eksterna.
Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas – batas sebagai berikut :
A.Batas yang tampak dari luar :
superior : iga II atau III
inferior : iga VI atau IV
medial : pinggir sternum
lateral : garis axilaris anterior
B.Batas yang tampak dari dalam :
superior : hampir sampai klavikula
medial : garis tengah
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 4
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
lateral : m.latissmus dorsi
Struktur payudara terdiri dari :
Parenkim epithelial
Lemak
Pembuluh darah
Saraf
Kelenjar getah bening
Otot dan fascia
Terdiri dari 10 – 20 lobus,masing – masing memiliki saluran duktus laktiferus papilla
mamma
Dibungkus fascia pectoralis superficialis
Ligament cooper sebagai penyangga
2. BENTUK DAN UKURAN
Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionilnya seperti apa yang
didapatkan pada masa sebelum pubertas, pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan multipara.
Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Bentuk payudara
mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah menstruasi pertamakali. Hamil dan menyusui
akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami pengecilan (atrofi) setelah
menopause.
Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi oleh tulang selangka
(klavikula) dan tulang dada (sternum). Jaringan payudara bisa mencapai ke daerah ketiak dan otot
yang berada pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dorsi).
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan
jaringan lemak.
Berbagai bangsa, golongan dan zaman juga menunjukkan bentuk dan ukuran payudara yang
berlainan, misalnya pada wanita nulipara yang berumur 16-21 tahun golongan etnik Maluku paling
banyak menunjukkan bentuk hemisferik (separuh dari bulatan), bila dibandingkan dengan golongan
etnik Cina dan Jawa yang masing-masing menunjukkan 76,47%; 71,75%; 63,29%. Tetapi sebaliknya
golongan etnik Jawa paling banyak menunjukkan bentuk konikal (agak kerucut) daripada golongan
etnik Maluku dan Cina, masing-masing 20,23%; 17,65%; 2,17%. Ukuran payudara rata-rata
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 5
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
mahasiswa tahun 1975 sekitar 3,03 Lipiec, sedangkan siswa SMP tahun 1980 adalah 5,0 Lipiec, maka
dapat disimpulkan bahwa memang ada kecenderungan membesarnya payudara pada generasi yang
mendatang. Di samping itu juga ada perbedaan di antara warna, bentuk dan luas kalang payudara
(areola mammae) serta lokasi dan bentuk putingnya, malah ukuran dari kedua payudara kanan dan kiri
pada seseorang pasti jarang yang sama.
3. STRUKTUR MAKROSKOPIS
Caudal Axilari Adalah jaringan payudara yang meluas ke axila
A. Corpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobuspada tiap payudara. ASI
dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
B. Areolla
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan masing-
masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada wanita yang
berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit cokelat, dan warna tersebut menjadi gelap pada
waktu hamil. Didaerah areola ini terletak kira-kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini
membesar dan disebut tuberculum montgomery.
Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan
dan penimbunan pigmen pada kulitnya: Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya
kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap. Selama kehamilan warnanya akan menjadi lebih
gelap dan warna ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna aslinya
semula.
Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari Montgomery yang
membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan
suatu bahan yang dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di bawah ini kalang payudara
terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu. Luasnya kalang payudara
bisa 1/3 - 1/2 dari payudara.
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 6
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
C. Papilla mammae
Adalah bagian yang menonjol di puncak payudara.Terletak di pusat areola mammae setinggi iga (
costa ) ke-4. papilla mammae merupakam suatu tonjolan dengan panjang kira- kira 6 mm, tersusun
atas jaringan erektil berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang- lubang berupa ostium papillare kecil- kecil yang merupakan muara duktus
lactifer. Duktus latifer ini di lapisi oleh epitel.
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara
maka letaknyapun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan
muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat-
serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan
memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan
menarik kembali puting susu tersebut.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam(inverted).
4. STRUKTUR MIKROSKOPIS
Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus, selanjutnya
masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air
susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada
puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus.
Di daerah kalang payudara duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat
penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus dan
duktulus. Tiap-tiap duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun oleh sekelompok alveoli. Di
dalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan
mioepithelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
A. Alveoli
Yang mengandung sel-sel yang mensekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang
mensekresi air susu, disebut acini. Yang mengekstraksi faktor-faktor dari darah yang penting untuk
pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang disebut sel
keranjang (basket cell)atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oksitosin
akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu kedalam duktus lactifer.
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 7
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
B. Tubulus laktifer
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli
C. Duktus laktifer
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer
D. Ampulla
Bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu. Ampulla
terletak dibawah areola. Lanjutan masing-masing ductus lactifer Meluas dari ampulla sampai muara
papilla mammae.
B. FISIOLOGI PAYUDARA
Perkembngan dan fungsi payudara di mulai oleh berbagai hormon
Estrogen : perkembangan duktus mammilaris
Progesteron : perkembangan lobules – lobules dan diffrensiasi epitel – epitel
Prolaktin : laktogenesis
Pada kehamilan/laktasi : duktus lobularis dan alveolaris proliferasi,regresi setelah masa
menyusui
Menopause : lobules berinvolusi,lemak mengganti parenkim
2.2 Proto-onkogen
Onkogen (bahasa Inggris: oncogene) adalah gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan
keganasan sel tumor. Onkogen umumnya berperan pada tahap awal pembentukan tumor. Onkogen
meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kanker. Riset terbaru menunjukkan bawa RNA pendek (small RNA) sepanjang 21-25 nukelotida yang
dikenal sebagai RNA mikro (miRNA) dapat mengontrol onkogen.
Onkogen pertama kali ditemukan oleh Francis Peyton Rous pada tahun 1910 saat mengamati
tumor pada unggas yang dapat ditransmisikan ke makhluk lain karena memiliki sel sarkoma yang
mengandung retrovirus, yang kemudian disebut RSV (bahasa Inggris: Rous sarcoma virus).
Tahun 1976 Dr. John Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus dari Universitas California
San Francisco membuktikan bahwa onkogen berasal dari proto-onkogen yang mengalami kerusakan.
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 8
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Proto-onkogen telah ditemukan pada banyak organisme, termasuk manusia. Atas penemuan penting
ini, Dr. Bishop dan Dr. Varmus mendapat Penghargaan Nobel pada tahun 1989.
Proto-onkogen adalah gen normal yang dapat menjadi onkogen bila mengalami mutasi, atau
bila ekspresinya meningkat. Proto-onkogen mengkode protein yang diperlukan sel untuk regulasi
perkembangbiakan dan diferensiasi. Proto-onkogen sering ditemukan berperan pada transduksi sinyal
dan eksekusi sinyal mitogen, yang umumnya dilakukan oleh produk protein yang dihasilkannya.
Setelah diaktifkan, proto-onkogen atau produk yang dihasilkan menjadi penginduksi tumor yang
disebut onkogen.
A.Aktivasi
Proto-onkogen dapat menjadi onkogen dengan sedikit modifikasi pada fungsi aslinya. Ada dua tipe
pengaktifan:
Terjadi mutasi pada satu onkogen yang berakibat perubahan pada struktur protein, yang disebabkan
oleh:
kenaikan aktivitas protein (enzim)
hilangnya regulasi
terjadinya hibrid antar protein melalui kerusakan kromosom pada pembelahan sel. Telah
diketahui bahwa kerusakan kromosom yang terjadi saat pembelahan sel pada sumum tulang
belakang dapat menimbulkan leukemia.
Meningkatnya konsentrasi protein, yang disebabkan oleh:
meningkatkan ekspresi protein akibat kesalahan regulasi
meningkatnya stabilitas protein, yang membuat keberadaan dan aktivitasnya dalam sel
menjadi lebih lama
duplikasi gen, yang berakinat meningkatnya jumlah protein dalam sel.
B.Jenis
v-erbA adalah protein onkogen yang berasal dari proto-onkogen c-erbA tipe alfa yang
berupakan penyerap inti hormon T3/T4, dan asam retinoat, yang teraktivasi oleh avian
erythroblastosis virus (AEV), yang mengakibatkan leukimia pada ayam dengan menghambat
diferensiasi sel progenitor eritrosit dan memicu transformasi sarkoma.
bcl-2, sebuah proto-onkogen yang teraktivasi oleh translokasi kromosomal dalam limfoma,
berubah menjadi onkogen yang menghambat apoptosis sel limfoid. Pada modus normal, gen bcl-2
menyimpan data protein dari membran mitokondria sisi dalam, retikulum endoplasma dan membran
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 9
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
inti sel, dan berfungsi menjadi bagian dari zat-zat antioksidan yang menghambat peroksidasi lipid
pada membran sel.
C.Faktor pembelahan sel
Faktor pembelahan sel, atau mitogen, umumnya dihasilkan oleh beberapa sel spesialis untuk
menginduksi pembelahan sel. Bila suatu cell yang umumnya tidak memproduksi growth factors tiba-
tiba mulai memproduksinya (karena berubah menjadi onkogen), sel tersebut akan mengalami
pembelahan tak terkontrol. Hal ini dapat juga menyebar ke sel-sel yang berdekatan.
3.DEFINISI Ca (Carcinoma)
Ca adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal cepat dan tidak terkendali.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh World Health Organization
(WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17
4.PATOGENESA Ca (Carcinoma)
Semua kanker bermula dari sel, yang merupakan unit dasar kehidupan tubuh. Untuk
memahami kanker, sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi ketika sel-sel normal menjadi
sel kanker. Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan membelah secara terkontrol untuk
menghasilkan lebih banyak sel seperti yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh sehat. Ketika sel
menjadi tua atau rusak, mereka mati dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian sel terprogram ini
disebut apoptosis, dan ketika proses ini rusak, kanker mulai terbentuk. Sel dapat mengalami
pertumbuhan yang tidak terkendali jika ada kerusakan atau mutasi pada DNA. Empat jenis gen yang
bertanggung jawab untuk proses pembelahan sel yaitu onkogen yang mangatur proses pembahagian
sel, gen penekan tumor yang menghalang dari pembahagian sel, suicide gene yang kontrol apoptosis
dan gen DNA-perbaikan menginstruksikan sel untuk memperbaiki DNA yang rusak. Maka, kanker
merupakan hasil dari mutasi DNA onkogen dan gen penekan tumor sehingga menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali .
Sel-sel tambahan ini dapat membentuk massa jaringan yang disebut tumor. Namun, tidak
semua jenis tumor itu kanker. Tumor dapat dibagikan sebagai tumor jinak dan ganas di mana yang
jinak dapat dihapus dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain manakala tumor ganas merupakan
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 10
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
kanker yang dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke bagian tubuh lain. Beberapa kanker
tidak membentuk tumor misalnya leukemia (National Cancer Institute, 2009).
5.TANDA – TANDA METASTASE
1.Penyebaran perkontinuitatum
Sel /jaringan kanker menyusup keluar dari organ tempat tumbuhnya, kemudian masuk kedalam
organ /struktur disekitarnya.
2.Penyebaran Limfogen
Sel kanker masuk ke saluran limfe, ikut aliran limfe dan menimbulkan metastasis di kelenjer
getah bening regional. Sel kanker juga mengadakan infiltrasi dengan struktur sekitarnya sehingga
terjadi perlengketan dan membentuk paket (konglomerasi).
3.Penyebaran Hematogen
Sel kanker menyusup ke kapiler darah, masuk pembuluh darah, vena sampai keorgan tubuh
lainya, lalu sel kanker tumbuh disana, menjadi tumor baru, merupakan anak sebar, letaknya jauh dari
tumor primer.(distance metastasis). Penyebaran hematogen dapat mengenai: Hati Paru, Pleura,Tulang,
Kulit, Otak dll.
4.Penyebaran Transluminal
Terjadi dalam saluran, seperti melaui saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran
kemih. Sel lepas kedalam kedalam lumen kemudian tertanam pada satu tempat, lalu mengalami
implantasi. Hal serupa juga bisa terjadi dalam rongga tubuh, misal: Rongga Peritonium dan rongga
pleura.
6. pemeriksaan yang diperlukan pada kanker payudara
Diagnosis tumor payudara dapat ditegakkan dengan berdasarkan anamnesis yang baik, pemeriksaan
fisik dasar dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi
anatomi.
A. Anamnesis
1.Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :
a. Benjolan
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 11
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
b. Kecepatan tumbuh
c. Rasa sakit
d. Nipple discharge
e. Nipple retraksi dan sejak kapan
f. Krusta pada aerola
g. Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi, venectasi
h. Perubahan warna kulit
i. Benjolan ketiak
j. Edema lengan
2.Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastase :
a. Nyeri tulang (vertebra, femur)
b. Rasa penuh di ulu hati
c. Batuk
d. Sesak
e. Sakit kepala hebat, dll
3. Faktor-faktor resiko
a. Usia penderita
b. Usia melahirkan anak pertama
c. Punya anak atau tidak
d. Riwayat menyusui
e. Riwayat menstruasi
f. Riwayat pemakaian obat hormonal
g. Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara dan kanker lain
h. Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik
i. Riwayat radiasi dinding dada
B. Pemeriksaan fisik
1. Status generalis
2.Status lokalis
a. Payudara kanan dan kiri harus diperiksa
b. Massa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi, permukaan, bentuk dan batas tumor,
jumlah tumor, terfixasi atau tidak ke jaringan mamma sekitar kulit, m.pectoralis dan
dinding dada.
c. Perubahan kulit : kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, peau d’orange, ulserasi
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 12
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
d. Nipple : tertarik, erosi, krusta, discharge
e. Status kelenjar getah bening : jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir satu sama lain atau
jaringan sekitar pada kelenjar getah bening axilla, infraklavikula, dan supraklavikula
f. Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis : paru, tulang, hepar, otak
C. Pemeriksaan Radiodiagnostik/Imaging
1. Rekomendasi
USG Payudara untuk tumor ≤ 3 cm
USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.
Mammografi untuk tumor ≤ 3 cm
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang
abnormal pada payudara.
Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas
mammogarm dilakukan sekali/tahun.
Foto thorax
Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
2. Optional/Atas Indikasi
Bone scanning atau dan bone survey, bilamana sitologi atau klinis sangat mencurigai pada
lesi > 5 cm
CT Scan
D. Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy
Sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas.
E. Pemeriksaan Histopatologik (Gold Standard Diagnostik)
Pemeriksaan histopatologik dilakukan dengan potong beku dan/parafin. Bahan pemeriksaan
histopatologi diambil melalui :
Core biopsy
Biopsy eksisional untuk tumor ukuran < 3 cm
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 13
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Biopsy incisional untuk tumor operable ukuran > 3cm sebelum operasi definitif, dan
inoperable.
Specimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan kelenjar getah bening
Pemeriksaan imunostatika : ER, PR, c-erb B-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53 (situasional).
F. Laboratorium
Rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis.
7.STADIUM CA MAMMA DAN TINDAKAN BERDASARKAN STADIUM
Pembagian Stadium Ca mammae
A. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker
tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal
pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium,
harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll.
Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah
stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International
Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer
yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
B. Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau
kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan
M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 14
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau
pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di
mammary I nterna di dekat tulang sternum
M (metastasis), penyebaran jauh:
M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
8.PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Stadium I dan II Radikal mastektomi / modified dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika ajuvan
Stadium III A Operabel Operasi + adjuvan kemoterapi + adjuvant radiasi
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 15
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Stadium III A Inoperabel dan III B Neoadjuvan kemoterapi + operasi + adjuvant radiasi
Stadium IV Memperbaiki gaya hidup + terapi hormonal + kemoterapi
Modalitas Terapi
1. Terapi lokal-regional
Terapi ini dimaksudkan untuk kanker payudara yang masih operable. Pilihan jenis operasi
untuk tumor primer meliputi breast-conserving surgery dengan terapi radiasi, mastektomi dengan
rekonstruksi, dan mastektomi.
Breast-conserving treatment (BCT) terdiri dari pengangkatan tumor primer dengan
lumpektomi dan penggunaan radiasi dosis sedang untuk menghilangkan sel kanker yang masih tersisa.
Terapi radiasi, sebagai bagian dari breast-conserving therapy, berupa external-beam radiation therapy
(EBRT) ke seluruh lapang payudara dengan dosis 45-50 Gy dengan dosis harian terbagi 1,8-2,0 Gy
selama lima minggu.
Mastektomi terdiri dari Simple Mastektomy, Extended Simple Mastektomy, Radical
Mastektomy, dan Modified Radical Mastektomy. Simple Mastektomy adalah suatu tindakan operasi
dengan mengangkat seluruh jaringan payudara termasuk papilla , areola mammae dan kulit. Extended
Simple Mastektomy adalah tindakan operasi simple mastektomy dengan pengangkatan KGB axilla
Level I. Radical Mastektomy adalah suatu tindakan operasi dengan mengangkat seluruh jaringan
payudara termasuk papilla, areola mammae ,kulit serta otot pectoralis mayor dan minor,serta KGB
axilla level I dan II. Modified Radical Mastektomy adalah suatu tindakan operasi dengan mengangkat
seluruh jaringan payudara termasuk papilla dan areola mammae beserta KGB axilla I dan II,dengan
mempertahankan otot pectoralis mayor dan minor.
Untuk pasien dengan mastektomi total, operasi rekonstruksi dapat dilakukan bersamaan
dengan mastektomi (immediate reconstruction) atau di lain waktu (delayed reconstruction). Kontur
payudara dapat diperbaiki dengan penanaman implan artifisial (berisi salin) atau otot rektus
abdominis atau jenis flap lain. Jika implan salin digunakan, tissue expander dimasukkan di antara otot
pektoralis. Salin diinjeksi pada ekspander untuk meregangkan jaringan selama beberapa minggu atau
bulan sampai volume yang diinginkan tercapai. Ekspander tersebut kemudian digantikan oleh implan
permanen. Pada rekonstruksi payudara, terapi radiasi dapat dilakukan pada dinding dada dan
limfonodi regional untuk tujuan adjuvant atau untuk terapi pada rekurensi lokal. Terapi radiasi pada
rekonstruksi payudara dapat berpengaruh pada kosmetik, dan dapat meningkatkan insidens fibrosis
kapsular, nyeri, atau kebutuhan untuk mengeluarkan implan.
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 16
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Terapi radiasi biasa dilakukan setelah breast-conserving surgery. Terapi radiasi juga
diindikasikan untuk pasien postmastektomi. Tujuan utama terapi radiasi adjuvant adalah untuk
menghilangkan sisa sel kanker sehingga mengurangi kejadian rekurensi.
2. Terapi adjuvant sistemik
1).Terapi hormonal
Pada kanker payudara dengan reseptor estrogen positif stadium awal, terapi hormonal
berperan penting dalam terapi adjuvant, sebagai terapi tunggal maupun kombinasi dengan kemoterapi.
Terapi hormonal berfungsi menrunkan kemampuan estrogen untuk merangsang mikrometastasis atau
sel kanker dorman.
a).Tamoxifen
Tamoxifen merupakan selective estrogen receptor modulator (SERM), yang mengikat
dan menghambat reseptor estrogen di payudara. Sebagai antagonis reseptor, tamoxifen efektif
untuk wanita premenopause dan postmenopause. Tamoxifen memiliki efek stimulasi reseptor
estrogen di jaringan lain, seperti tulang dan endometrium.
b)Aromatase inhibitor (AI)
AI berfungsi menghambat aromatase, suatu enzim yang berperan dalam mengubah
hormon-hormon steroid menjadi estrogen. Aromatase ditemukan di lemak tubuh, kelenjar
adrenal, dan jaringan payudara, termasuk sel tumornya. Aromatase merupakan sumber
estrogen penting pada wanita postmenopause dan mungkin dapat menjadi alasan obesitas
meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita postmenopause. AI tidak memengaruhi
produksi estrogen ovarium, sehingga hanya efektif pada wanita postmenopause.
2) .Kemoterapi adjuvant
Kombinasi regimen kemoterapi yang biasa digunakan adalah taxotere, adriamisin,
siklofosfamid (TAC) tiap 21 hari sebanyak 6 siklus; Adriamisin, siklofosfamid, paclitaxel (TAC) tiap
21 hari sebanyak 4 siklus; 5-FU, epirubisin, siklofosfamid (FEC) tiap 21 hari sebanyak 6 siklus; 5-FU,
adriamisin, siklofosfamid (FAC) tiap 21 hari sebanyak 4 siklus; siklofosfamid, metotreksat, 5-FU
(CMF) setiap 28 hari sebanyak 6 siklus; taxotere, siklofosfamid (TC) tiap 21 hari sebanyak 4 siklus;
taxotere, carboplatin, trastuzumab (TCH) tiap 21 hari sebanyak 6 siklus.
3) .Kemoterapi preoperatif
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 17
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Secara umum, terapi preoperatif telah berhasil dalam downstaging tumor, baik mengurangi
ukuran tumor maupun mengurangi jumlah limfonodi aksilaris yang terkena tumor. Sangat jarang
terjadi tumor tetap progresif selama terapi preoperatif, dan jumlah wanita yang bisa menjalani operasi
semakin bertambah.
Pilihan Terapi
1.Kanker Payudara Stadium 0
Dilakukan :
- BCS (Breast Conserving Surgery)
- Mastektomi simpel
Terapi definitif pada T0 tergantung pada pemeriksaan blok parafin, lokasi didasarkan pada hasil
pemeriksaan imaging
Indikasi BCS :
- T : 3cm
- Pasien menginginkan mempertahankan payudaranya
2.Kanker Payudara Stadium Dini/Operabel
Dilakukan :
- BCS
- Mastektomi Radikal
- Mastektomi Radikal Modifikasi
Terapi adjuvant :
- Dibedakan pada keadaan : Node (-) atau Node (+)
- Pemberiannya tergantung dari :
Node (+)/(-)
ER/PR
Usia premenopause atau postmenopause
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 18
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
- Dapat berupa:
Radiasi
Kemoterapi
Terapi hormonal
Terapi adjuvant pada Nodes Negatif (KGB histopatologi negatif)
Terapi adjuvant pada Nodes Negatif (KGB histopatologi negatif)
Menopausal Status Hormonal Receptor High Risk
Premenopause ER (+)/PR (+)
ER (-)/PR (-)
Ke + Tam/Ov
Ke
Postmenopause ER (+)/PR (+)
ER (-)/PR (-)
Tam + Kemo
Ke
Old Age ER (+)/PR (+)
ER (-)/PR (-)
Tam + Kemo
Ke
Terapi adjuvant pada Nodes Positif (KGB histopatologi positif)
Menopausal Status Hormonal Receptor High Risk
Premenopause ER (+)/PR (+)
ER (-) dan PR (-)
Ke + Tam/Ov
Ke
Postmenopause ER (+)/PR (+)
ER (-) dan PR (-)
Tam + Kemo
Ke
Old Age ER (+)/PR (+)
ER (-) dan PR (-)
Tam + Kemo
Ke
High Risk Group
- Umur < 40 tahun
- High grade
- ER/PR negatif
- Tumor progresif
- High thymidin index
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 19
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Terapi Adjuvant
Radiasi
Diberikan pada keadaan :
- Setelah tindakan operasi terbatas (BCS)
- Tepi sayatan dekat (T≥T2)/ tidak bebas tumor
- Tumor sentral/medial
- KBG (+) dengan ekstensi ekstrakapsular
Kemoterapi
Kemoterapi : kombinasi CAF (CEF), CMF, AC
Kemoterapi adjuvant : 6 siklus
Kemoterapi paliatif : 12 siklus
Kemoterapi neoadjuvant : 3 siklus pra terapi primer ditambah 3 siklus pasca terapi primer
Terapi hormonal
Additif : pemberian Tamoxiven
Bila : ER (-), PR (+)
ER (+), PR (-) (menopause tanpa pemeriksaan ER dan PR)
Ablatif : ovarektomi bilateral
Apabila :
Tanpa pemeriksaan reseptor
Premanopause
Menopause 1-5 tahun dengan efek estrogen (+)
Perjalanan penyakit slow growing and intermediate growing
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 20
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
3.Kanker Payudara Locally Advanced (lokal lanjut)
Operable Locally Advanced
simple mastektomi + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant + terapi hormonal
Ino perable Locally Advanced
Radiasi kuratif + kemoterapi + terapi hormonal
Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
Kemoterapi neoadjuvant + operasi + kemoterapi + radiasi + terapi hormonal
4.Kanker Payudara Lanjut Metastasis Jauh
Terapi untuk penyakit sistemik bertujuan paliatif. Tujuan terapi tersebut termasuk
peningkatan kualitas hidup dan pemanjangan hidup. Terapi untuk kanker payudara metastasis
biasanya melibatkan terapi hormonal dan/atau kemoterapi dengan atau tanpa trastuzumab. Terapi
radiasi dan/atau operasi dapat diindikasikan untuk pasien dengan metastasis simtomatik yang terbatas
Rehabilitasi dan Follow up
Rehabilitasi
• Pro operatif : latihan bernafas dan batuk efektif
• Pasca operatif :
Hari 1-2:
Latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari lengan daerah
yang dioperasi
Untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh
Untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik
Latihan relaksasi otot leher dan thoraks
Aktif mobilisasi
Latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operatif (bertahap)
Latihan relaksasi
Aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani
Bebas gerakan
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 21
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
Edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk
mencegah/menghilangkan timbulnya lymphedema
Follow up
Tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan
Tahun 3 – 5 kontrol tiap 3 bulan
Setelah tahun ke 5 kontrol tiap 6 bulan
• Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol
• Foto thorax : tiap 6 bulan
• Lab, marker :tiap 2-3 bulan
• Mammografi kontra lateral : tiap tahun atau ada indikasi
• USG Abdomen/Hepar : tiap 6 bulan atau ada indikasi
• Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi
Prognosis
1.Stadium kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium Angka kelangsungan hidup 5 tahun
0 93%
I 88%
IIA 81%
IIB 74%
IIIA 67%
IIIB 41%
IV 15%
2. Tipe histopatologi
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 22
LAPORAN TUTORIAL 04/02/2014
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
3. Reseptor hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.
9.SURGERY (Tindakan Operasi Bedah)
1.Masektomi radikal
Operasi radikal kanker mammae,lingkup reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm
dari tumor,seluruh kelenjar mammae, m.pectoralis mayor , m.pectoralis minor dan jaringan limfatikdn
lemak subskapular,aksilar secara kontinu enblok direseksi.
2.Masektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksinya sama dengan masektomi radikal,tapi mempertahankan m.pectoralis
mayor dan minor atau mempertahankan m.pectoralis mayor, mereseksi m.pectoralis minor.kelebihan
pola operasi ini adalah memacu pemulihan fungsi pasca operasi.
3.Masektomi total
Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membuang kelenjar limfe. Model operasi
ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.
4.Masektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar
Masektomi segmental bertujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi
tumor. Lingkup diseksi kelenjar limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila dan kelenjar
limfe aksilar kelompok tengah.
5.Masektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentinel
Kelenjar limfe sentinel adalah terminal pertama matastasis limfogen dan karsinoma
mammae,saat operasi dilakukan insisi kecil di aksila dan secara tepat mengangkat kelenjar limfe
sentinel, dibiopsi , bila patologik negative maka operasi dihentikan , bila positif maka dilakukan
diseksi kelenjar limfe aksilar
SGD B-8 2011B Fakultas kedokteran UNIVERSITAS methodist indonesia 23