laporan TEKBEN
-
Upload
serli-asmanawati -
Category
Documents
-
view
691 -
download
3
Transcript of laporan TEKBEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang memiliki suatu organisasi
yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta
memperpanjang kehidupannya.
Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada kegiatan
pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran benih. Kadar air benih sangat menentukan
ketepatan saat panen, tingkat kerusakan mekanis saat pengolahan, kemampuan benih mempertahankan
viabilitasnya selama penyimpanan sehingga pengukuran kadar air benih harus dilakukan dalam
pengujian mutu benih (termasuk uji rutin).
Ada dua metode pengukuran kadar air yang dapat dilakukan, yaitu metode langsung dan metode
tak langsung. Pada metode langsung kadar air benih dihitung secara langsung dari berkurangnya berat
benih akibat hilangnya air dari dalam benih. Sedangkan secara tidak langsung kadar air dapat diukur
tanpa mengeluarkan air dalam benih, tetapi dengan memanfaatkan hambatan listrik dalam benih yang
kemudiaan dikorelasikan dengan kadar air.
1.2 TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui kegunaan dari kadar air benih dan mahasiswa mampu
mengetahui kadar air benih pada pengujian praktikum kacang merah, sesuai dengan kelompok 1 dan
percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air benih menggunakan metoda langsung
dengan oven suhu tinggi (1300C).
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KADAR AIR BENIH
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode
tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi,
dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban
sebanyak mungkin (ISTA, 2006).
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih-
benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu
mungkin kareana musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk
menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.
Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara.
Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan
kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk
penyimpanan benih.
Untuk benih ortodoks
Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat
dilakukan dengan menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, laleng, dll.
Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage”
umumnya pada suhu 2 - 5oC.
Untuk benih rekalsitran
Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu
dipertahankan selama penyimpanan. Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk
arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang.
Kadar air keseimbangan benih dengan lingkungannya dipengaruhi oleh komposisi kimia benih.
Hal ini tidak lain karena benih bersifat higroskopis. Benih akan menyerap kelembaban dari atau
2
melepaskan kelembaban yang dimilikinya kepada atmosfer di sekelilingnya sampai terjadi suatu
keseimbangan antara kadar air benih dengan kelembaban relatif dari atmosfer lingkungan. Jumlah
kelembaban dalam benih pada saat keseimbangan itu berkaitan langsung dengan komposisi kimia benih.
Kadar air keseimbangan benih berpati tinggi, padi lebih tinggi daripada yang dicapai oleh benih
berminyak tinggi, kedelai. Hal ini karena minyak atau lemak tidak dapat bercampur dengan air. Jika
kadar air benih padi atau kedelai seberat 100 g diukur, maka mengingat perbedaan dalam kandungan
minyak antara keduanya akan didapatkan bahwa kira-kira 96% dari bahan padi akan menyerap air,
sedangkan pada kedelainya hanya kira-kira 80%. Total jumlah kelembaban dalam padi lebih tinggi
daripada yang ada dalam kedelai. (Mugnisjah, 1990).
2.2 METODE-METODE KADAR AIR BENIH
Metode mengukur kadar air dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Metode Langsung metode mengunakan oven
Metode langsung dapat dibagi dua diantaranya :
A. Metode temperatur rendah 103±2°C selama 24 jam
B. Metode temperatur tinggi 130 - 133°C
Dengan perhitungan :
KA = W1 – W2 x 100%
W1
Keterangan
KA = Kadar Air
W1 = Berat Awal
W2 = Berat sesudah di oven
Metode tidak langsung Kadar air diukur dengan alat Steinlite moisture tester.
Tabel. Penentuan kadar air benih dengan metode oven dan Steinlite
3
Benih ulangan Lot 1 Lot 2
Oven Steinlite Oven Steinlite
*****
1
2
3
Rata-rata
BAB III
4
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan:
1. Timbangan Digital
2. 2 Buah Cawan aluminium untuk satu macam benih
3. Cutter
4. Oven
5. Nampan
6. Macam-macam benih (Kacang Merah, Jagung, Kacang Tanah, Padi, Kedelai)
Cara Kerja:
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Timbang berat masing-masing benih (Kacang Merah, Jagung, Kacang Tanah, Padi, Kedelai),
dengan berat 2,5 g pada tiap cawan. Jika benih tidak sesuai dengan berat yang diinginkan, maka
beratnya boleh lebih dari yang diinginkan, tidak boleh kurang. Untuk satu macam benih diulang
dua kali ssehingga satu macam benih memiliki dua cawan yang isi benihnya sama, dimana setiap
benih dibelah dua terlebih dahulu
Percobaan I Percobaan II
Cawan Cawan
Benih (2,5 g) Benih (2,5 g)
Lubang udara Lubang udara
3. Berikan label pada kedua cawan tempat masing-masing benih
4. Menata semua benih diatas nampan sehingga memudahkan untuk pengovenan
5
5. Pengovenan dilakukan dengan suhu 1300C dengan lama pengovenan 50 menit, dan tunggu
sampai pengovenan selesai
6. Setelah 50 menit pengovenan selesai, ukur kembali benih tersebut
7. Tulis berat masing-masing benih yang sudah dioven (dikeringkan)
8. Hitung persentase kadar air benih dari tiap macam benih
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Praktikum
Rumus mencari Kadar air :
KA = W1 – W2 x 100%
W1
Keterangan
KA = Kadar Air
W1 = Berat Awal
W2 = Berat sesudah di oven
KACANG MERAH
Tabel Pengamatan Kadar Air Benih
NO
BENIHPERCOBAAN I PERCOBAAN II
KADAR AIR (KA)W1 (g) W2(g) W1 (g) W2 (g)
1 Kacang Merah 2,57 2,28 2,57 2,29 11,08 %
2 Kacang Tanah 2,62 2,49 2,65 2,53 4,74 %
3 Kedelai 2,51 2,40 2,57 2,47 3,94 %
4 Jagung 2,55 2,52 2,57 2,47 1,58 %
5 Padi 2,52 2,36 2,52 2,32 7,14 %
6 Kacang Merah 2,57 2,28 2,57 2,24 11,19 %
7 Kacang Tanah 2,51 2,39 2,54 2,44 4,35 %
8 Kedelai 2,54 2,392,39 2,43
6,22 %
7
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kadar air pada setiap benih dapat dilihat dari berat
awal benih tersebut dikurangkan dengan berat benih sesudah di oven dan dibagi dengan berat awal
dikalikan 100%. Atau dapat di aplikasikan seperti brikut :
KA = W1 – W2 x 100%
W1
Keterangan
KA = Kadar Air
W1 = Berat Awal
W2 = Berat sesudah di oven
Untuk lebih memastikan kadar air benih, dapat dilakukan dua kali percobaan seperti diatas.
Benih dibelah terlebih dahulu agar luas penampangnya lebih besar dari asalnya, dan agar penguapannya
lebih mudah untuk menentukan kadar airnya.
Pemilihan metode pengukuran kadar air yang paling tepat adalah apabila cara tersebut mampu
memberikan nilai kadar air tertinggi (Willan, 1985).
8
DAFTAR PUSTAKA
Coppelad, 1980. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publ. co. Minneapolis,Minnesota.
Kadar Air Benih (Edwards, 1987; ISTA, 1999; ISTA 2006)
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis
(terjemahkan) Dr. Mohammad Na’iem dkk. Bandung.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Rajawali: Jakarta
9