LAPORAN SKENARIO 3

download LAPORAN SKENARIO 3

of 41

description

TUTORIAL STOMATOGNASI 1

Transcript of LAPORAN SKENARIO 3

Hasil Tutorial Skenario 3Proses Menua

SEMESTER GENAPTAHUN AKADEMIK 2014-2015BLOK STOMATOGNASI IOLEH :

1. Shinta Permata Sari

(141610101012)2. Hanifah Nailul Amania

(141610101013)3. Nadia Farhatika

(141610101014)4. Dini Roswati

(141610101015)5. Erlita Prestiandari

(141610101016)6. Zulfah Al Faizah

(141610101017)

7. Aldiansyah Hakim

(141610101018)8. Prisca Vianda Sukma

(141610101019)9. Tazqia Jamil Pratami

(141610101020)10. Stefani Silvia D.A

(141610101021)11. Dina Kuniasari

(141610101022)FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015HALAMAN PENGESAHAN1. Judul Tutorial : Proses Menua2. Ketua Tim Tutorial

:

Nama Lengkap

: Dina Kurniasari

NIM

:141610101022

Kelompok

: Tutorial 2

E-mail

:

Asal Universitas

: Universitas Jember

Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Proses Menua. Dikerjakan dengan melibatkan anggota peneliti sebanyak 10 orang, pembimbing 1 orang dengan rincian sebagai berikut :

Anggota Peneliti

Scriber 1 :

Nama Lengkap:Tazqia Jamil Pratami

NIM:141610101020

Fakultas :Kedokteran Gigi

Scriber 2 :

Nama Lengkap :Hanifah Nailul Amania

NIM:141610101013

Fakultas:Kedokteran Gigi

Anggota :

Nama Lengkap:Shinta Permata Sari

NIM:141610101012

Fakultas:Kedokteran gigi

Nama lengkap :Zulfah Al-Faizah

NIM:141610101013

Fakultas:Kedokteran Gigi

Nama Lengkap:Nadia Farhatika

NIM:141610101014

Fakultas:Kedoteran Gigi

Nama Lengkap:Dini Roswati S

NIM:141610101015

Fakultas:Kedokteran Gigi

Nama Lengkap:Prisca Vianda Sukma

NIM:141610101019

Fakultas:Kedokteran Gigi

Nama Lengkap:Erlita Prestiandari

NIM:141610101016

Fakultas:Kedokteran Gigi

Nama Lengkap:Aldiansyah Hakim

NIM:141610101018

Fakultas:Kedokteran Gigi

Nama Lengkap:Stefani Silvia D.A

NIM:141610101021

Fakultas:Kedokteran Gigi

Jember, Oktober 2014

Pembimbing Tutorial Kelompok II

Ketua Tim Tutorial

Universitas Jember

Drg. Yenny Yustisia, M.Biotech

Dina KurniasariNIP

NIM 141610101022KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridho-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai Proses Menua. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai laporan hasil tutorial kedua mata kuliah blok Stomatognasi I Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. selaku dosen dan fasilitator yang telah memberikan bimbingan kepada kami hingga terselesainya penyusunan laporan ini.

2. Anggota kelompok II yang telah berperan aktif dalam diskusi maupun pembuatan laporan hasil tutorial ini.

Dalam tugas yang telah diberikan, kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dari apa yang diharapkan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun bagi perbaikan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Jember , 9 Maret 2015 Penulis

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Penuaan adalah kejadiaan alamiah yang merupakan proses degenerasi yang berlangsung pada setiap orang. Proses menua disebabkan oleh factor intrinsic, yang ditandai dengan perubahan struktur anatomic dan fungsi sel maupun jaringan yang disebabkan oleh penyimpangan di dalam sel maupun jaringan dan dari factor luar. Penuaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu hal fisiologi dimana proses tersebut merupakan hal yang genetic , suatu terminasi yang tak terelakkan dari pertumbuhan yang normal . Manusia yang lanjut usia yang di kenal manula merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal . Banyak sekali keluhan yang dialami manula yang mengalami degenerasi. Salah satu contoh penuaan yang dialami oleh manusia adalah penuaan pada rongga mulut. Proses penuaan tersebut mengakibatkan perubahan pada jaringan keras dan lunak pada rongga mulut.

Proses penuaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam ataupun luar tubuh. Faktor-faktor tersebut ada yang dapat memperlambat atau juga bisa mempercepat proses penuaan seseorang.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah yang dimuat di laporan tutorial ini dirumuskan sebagai berikut :1. Apa saja perubahan dan dampak dari proses menua pada rongga mulut?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses penuaan rongga mulut?

3. Apa saja cara untuk mengurangi dampak dari menua khususnya pada rongga mulut?

1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan proses penuaan2. Mampu mengetahui dan menjelaskan faktor yang dapat menghambat dan mempercepat proses penuaan

3. Mampu mengetahui dan menjelaskan perubahan proses penuaan rongga mulut

4. Mampu mengetahui dan menjelaskan perawatan yang dilakukan pada perubahan yang ditimbulkan akibat proses menua pada rongga mulut

BAB II

PEMBAHASANSTEP 1

1. Aus:

Hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap, susut karena sering dipakai

2. Proses Menua:

Proses menghilangnya kemampuan untuk mempertahankan diri/memperbaiki diri baik struktur dan fungsi normal

STEP 2

1. Apa saja perubahan dan dampak dari proses menua pada rongga mulut?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses penuaan rongga mulut?

3. Apa saja cara untuk mengurangi dampak dari menua khususnya pada rongga mulut?

STEP 3

1. Proses Menua Pada Jaringan Keras Rongga Mulut

ENAMELPerubahan yang terjadi : Warna gelap karena penambahan bahan organik atau warna dentin yang terlihat karena menipisnya lapisan enamel. Pemeabilitas enamel berkurang karena mengecilnya mikro pori enamel Kandungan air di enamel berkurang Komposisi permukaan enamel berubah teutama penambahan kandungan fluor sesuai perubahan pada lingkungan mulut. Akibatnya insiden karies berkurang.Pada email terjadi :

Atrisi : hilangnya sesuatu subtansi gigi secara bertahap akibat pengunyahan. Penyebabnya adalah proses pengunyahan di dukung oleh kebiasaan buruk seperti mengunyah sirih.

Erosi : melarutnya email gigi dan asam, hilangnya jaringan keras dan tidak melibatkan bakteri. Penyebabnya makanan dan minuman yang mengandung asam dengan PH < 5,5

Abrasi : terkikisnya lapisan email gigi karena faktor mekanik, disebabkan oleh cara penyikat gig dengan arahh horizontal dan dengan penekanan berlebihan (adalah bentuk yang paling sering ditemukan)

DENTINKarena adanya perubahan pada enamel (ex. Atrisi). Perubahan pada dentin. Stimulasi odontoblas menghasilkan pola pelapisan dentin yang jarang - jarang, sehingga serat matriks orientasinya menjadi berjauhan dan susunan tubulus menjadi kacau. Reaksi kedua dapat terbentuk dentin sklerotik pada tubulus yang terekspos di area atrisi. Material yang terdeposisi pada dentin sklerotik lebih mengandung apatit ke dalam tubulus dentin. Prosesnya dimulai dari akar ke korona pada dentin yang sudah tua terbentuk perluasan batas permukaan pulpa pada dentin yang menunjukkan konsentrasi tertinggi flouride disebabkan penggabungan fluoride dari cairan jaringan pulpa pada pembentukan dentin yang lambat.Reaksi kompleks dentin pada proses penuaan ialah terjadinya pembentukkan :

Dentin Sekunder, yang merupakan kelanjutan dentinogenesis serta reduksi jumlah odontoblas Dentin Tersier, respon rangsangan dan odontoblast berdesakan serta tubulus dentin bengkok

Dentin Sklerotik, karies terhenti/ berjalan sangat lambat dan tubulus dentin menghilang

Dead Tracks (Sal. Mati), tubulus dentin kosong PULPAPerubahan yang Terjadi pada Pulpa saat Proses Menua:

1. Perubahan ukuran: reduksi progresif karena penambahan dentin sekunder ke ruang pulpa. Berhubungan dengan berkurangnya suplai darah karena obliterasi foramen apical oleh sementum dan second dentin berkurang jumlah pembuluh darah. 2. Mengalami fibrotik: akhirnya berkurangnya sel di pulpa, hingga terbentuk vakuola interseluler dan intraseluler. Dimana berkurangnya sel di pulpa tersebut juga dapat disebabkan oleh usia yang telah menua, sehingga produksi sel-sel untuk melakukan pembaruan melambat hingga pada akhirnya berhenti, tidak seproduktif layaknya usia pertumbuhan sebelumnya. 3. Pulp stones: karena kalsifikasi serat kolagen saat ikatan silang pada kolagen yang terlalu luas. 4. Adanya pengurangan jumlah serat saraf: karena terjadi penipisan pada selubung perineural. 5. Reduksi ukuran ruang pulpa: dengan adanya pertambahan bentukan dentin sekunder dan pertambahan usia, maka ukuran kamar pulpa menjadi mengecil daripada sebelumnya. 6. Jumlah sesungguhnya serat kolagen berkurang: karena serat kecil beragregasi menjadi serat besar. Ikatan silangnya pada kolagen pulpa, sehingga terjadi dihidroksilin onorleukin.

SEMENTUMSementum merupakan jaringan keras gigi yang membungkus dentin pada akar anatomis, dibentuk oleh sel sementoblast yang merupakan perkembangan dari sel mesenkim yang tidak terdeferensiasi. Daerah tertebal terdapat pada ujung akar sebagai akibat dari erupsi pasif. Pertautan antara dentin dan sementum sangat halus dan pertautan antara sementum dengan enamel memiliki perlekatan yang kuat.Seiring bertambahnya usia, sementum bertambah tebal karena adanya deposisi atau kalsifikasi dari sementum seluler. Kalsifikasi tersebut merupakan suatu keadaan yang fisiologis jika merupakan suatu bentuk kompensasi dari perubahan proporsi dan atrisi dari gigi seiring penggunaanya selama kehidupan (mastikasi). Bentuk sementum yang terkalsifikasi tersebut tidak beraturan atau irreguler. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor predisposisi mudahnya pembentukan plak.

Terdapat beberapa tipe sementum:1) Sementum serabut intrinsik aseluler primer. Ini adalah sementum yang pertama kali terbentuk dan telah ada sebelum serabut periodontal utama terbentuk sempurna. Jaringan ini meluas dari tepi servikal ke sepertiga akar gigi pada beberpa gigi dan mengelilingi seluruh akar pada sejumlah gigi lainnya (insisivus dan kaninus). Di daerah permukaan, sementum lebih termineralisasi dibandingkan di daerah dekat dentin dan mengandung kolagen yang awalnya dihasilkan oleh sementoblas dan kemudian oleh fibroblast.2) Sementum serabut ekstrinsik aseluler primer. Merupakan sementum yang terus menerus terbentuk sekitar serabut periodontium primer setelah keduanya telah digabungkan ke dalam semntum serabut intrinsik aseluler primer.3) Serabut serabut intrinsik seluler sekunder. Sementum ini memiliki penampilan seperti tulang dan hanya memainkan peran yang kecil dalam perlekatan serabut. Sementum ini terjadi lebih sering dibagian apeks akar premolar dan molar.4) Sementum serabut campuran seluler sekuder. Sementum ini adalahsuatu tipe adaptif dari sementum seluler yang melibatkan serabut periodontium sambil terus berkembang. Distribusi danperluasannya sangat bervariasi dan dapat dikenali oleh adanyainklusi sementosit, tampilannya yang berlapis-lapis, dankeberadaan sementoid di permukaannya.5) Sementum afibriler aseluler. Merupakan sementum yang terdapat pada email yang tidak berperan dalam perlekatan tersebut. Walaupun kadang-kadang mengandung sel, sementum tidak memiliki vaskularisasi dan tampaknya lebih tahan terhada resorbsi dibanding tulang. Pembentukan sementum adalah suatu proses berkesinambungan dandipengaruhi oleh perubahan posisi dan fungsi gigi. Perubahan pada pulpa gigi pada lansia juga berpengaruh terhadap rencana perawatan yang akan diberikan. Pulpa, seperti halnya jaringan ikat lain, akan berubah sesuai dengan perjalanan usianya. Perubahan tersebut ada yang bersifat alamiah (kronologik), ada pula yang akibat cedera (patofisiologik) seperti akibat karies, penyakit periodontium, truma atau prosedur restoratif gigi. TULANG ALVEOLAR Puncak massa tulang dewasa usia 35 th( menurun sejalan usia ( hilangnya tulang kortikal & trabekular. (penurunan ketebalan kortikal lebih besar pada wanita daripada pria. Ketidakseimbangan antara resorpsi dan penggantian tulang pada sistem Haversian. Hilangnya mineral tulang oleh karena usia melalui resorpsi matriks tulang ( Proses ini dapat dipercepat oleh tanggalnya gigi, penyakit periodontal, protesa yang tidak adekuat, dan penyakit sistemik. Penurunan tinggi alveolar ( akibat pemakaian gigi tiruan lengkap jangka panjang( berpotensi untuk membebani dan merusak tulang alveolar di bawahnya.( resorpsi lapisan kotikal luar cenderung lebih besar dan cepat (krn lbh tipis dibanding bagian dlam)( alveolar RA mengalami resopsi, maksila menjadi lebih kecil dalam segala arah dan menjadi lebih sempit. Tulang alveolar RB cenderung bergeser kearah lingual dan ke bawah di daerah anterior, dan di daerah posterior bergeser ke bukal (Korteks sebelah luar lebih tebal daripada korteks lingual)( Akibatnya lengkung mandibula tampak menjadi lebih lebar. TEMPORO MANDIBULAR JOINOsteoartritis adalah proses degenerasi atau penuaan sendi. Pada proses penuaan ini lapisan tulang rawan sendi yang terdapat pada rongga sendi menipis, sehingga jarak antara dua tulang saling bedekatan. Hal ini terjadi dalam waktu yang lama membuat rasa ngilu pada sendi bila digerakan. Reaksi lain yang timbul akibat dari beradunya dua tulang tersebut membuat jaringan tulang manjadi kasar dan timbul berduri (spur).Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Cartilage adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal" antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Osteoarthritis juga dikenal sebagai degenerative arthritis.

Proses penuaan jaringan lunak rongga muluta. MUKOSA Terjadi perubahan pada struktur, fungsi dan elastisitas jaringan mukosa mulut.

Gambaran klinis jaringan mukosa mulut lansia tidak berbeda jauh dengan individu muda, tetapi riwayat adanya trauma, penyakit mukosa, kebiasaan merokok, dan adanya gangguan pada kelenjar ludah dapat mengubh gambran klinis

Gambaran histologis jaringan mukosa mulut yaitu trjadi penipisan epitel, penurunan proliferasi seluler, hilangnya lemak dan elastisitas submukosa, meningkatnya jaringan ikat fibrotik yang disertai perubahan degenerati kolagen.

Perubahan struktural tersebut disertai dengan permukan yang halus, kering, dan tampak tipis, seta hilangnya stippling dan elastisitas mukosa. Perubahan tersebut meningkatkan predisposisi mukosa terhadap trauma dan infeksi

Karakteristik penuaan mukosa mulut :

Terlihat pucat dan kering

hilangnya stippling

terjadinya Oedema

elastisitas jaringan berkurang

jaringan mudah mengalami iritasi dan rapuh

kemunduran lamina propria

epitel mengalami penipisan

keratinisasi berkurang

vaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi

penebalan serabut kolagen pada lamina propia.b. LIDAH

Tonus lidah mengalami penurunan tapi ukurannya tidak berubah kecuali pada orang

yang kehilangan giginya

Papilla lidah berkurang demikian juga ukurannya. Diprediksi bahwa 65% taste bud

hilang pada umur 80 tahun. Tampak bercelah dan beralur atau ada pula yang tampak berambut Varikositas pada ventral lidah tampak jelas. Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya fisura-fisura. Sehubungan dengan ini maka terjadi perubahan persepsi terhadap pengecapan. Akibatnya orang tua sering mengeluh tentang kelainan yang dirasakan terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin. Dimensi lidah biasanya membesar dan akibat kehilangan sebagian besar gigi, lidah besentuhan dengan pipi waktu mengunyah, menelan dan berbicara.c. KELENJAR SALIVA Kecepatan aliran saliva rendah Biosintesis protein menurun karena sel-sel asinus mengalami atropi sehingga jumlah protein saliva menurun Xerostomia, aliran saliva berkurang karena menurunya jumlah jaringan asihan yang sebanding dengan ductus dan connective tissue

Fungsi kelenjar saliva yang mengalami penurunan merupakan suatu keadaaan normal pada proses penuaan manusia. Lansia mengeluarkan jumlah saliva yang lebih sedikit pada keadaan istirahat, saat berbicara, maupun saat makan. Keluhan berupa xerostomia atau mulut kering sering ditemukan pada orang tua daripada orang muda yang disebabkan oleh perubahan karena usia pada kelenjar itu sendiri.

Berdasarkan penelitian terjadinya degenerasi epitel saliva, atrofi, hilangnya asini dan fibrosis terjadi dengan frekuensi dan keparahan yang meningkat dengan meningkatnya usia. Secara umum dapat dikatakan bahwa saliva nonstimulasi (istirahat) secara keseluruhan berkurang volumenya pada usia tua. d. LIGAMEN PERIODONTAL

Perubahan pada ligamen periodontal yang berkaitan dengan lanjut usia yaitu berkurangnya fibroblas dan strukturnya lebih irregular, berkurangnya produksi matriks organik dan sisa sel epitel serta meningkatnya jumlah serat elastis.e. GINGIVA Terjadinya penambahan papilla jaringan ikat dan menurunnya keratinisasi epitel. Keratinisasi epitel gingiva yang menipis dan berkurang terjadi berkaitan dengan usia. Keadaan ini berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri meningkat, resistensi terhadap trauma fungsional berkurang, atau keduanya. Karena itulah, perubahan tersebut dapat mempengaruhi hasil perawatan periodontal jangka panjang. Pergerakkan dent gingival junction ke apical meluas ke Cemento Enamel Junction.

Migrasi epitel junction ke arah permukaan akar dapat disebabkan oleh erupsi gigi melewati gingiva sebagai usaha untuk mengatur kontak oklusal dengan gigi lawannya (erupsi pasif) akibat hilangnya permukaan gigi karena atrisi. Hal ini kemudian berkaitan dengan resesi gingiva. Resesi gingiva yang terjadi pada lanjut usia bukanlah merupakan proses fisiologis yang pasti, namun merupakan akibat kumulatif dari inflamasi atau trauma yang terjadi pada periodontal (seperti menyikat gigi yang terlalu keras).Dampak penuaan jaringan mulut terhadap rongga mulut yaitu secara umum:1. Fungsi pengecapan berkurang : terjadi karena taste bud berkurang.2. Dapat menimbulkan gigi sensitive.dimana penyebab gigi sensitive ini dapat disebabkan oleh adanya resesi gingival dan menipisnya lapisan enamel gigi. Tinggi gingival normal adalah sepertiga servikal dari mahkota gigi. Dengan adanya resesi gingival menyebabkan lapisan sementum Nampak di rongga mulut. Lapisan sementum ini tidak setebal lapisan enamel pada gigi sehingga tidak cuku kuat untuk melindungi gigi dari rangsangan luar. Di dalam dentin terdapat tubuli dentin yang akan berfungsi meneruskan sensori ke ruang pulpa, karena itulah dapat menyebabkan gigi sensitive.3. Penuaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal yang dikarenakan karena hilangnya gigi geligi sehingga akan mengganggu kestabilan lengkung gigi sehingga mengganggu fungsi kunyah.4. Kehilangan gigi geligi juga akan menghilangkan kesan estetik dan kemampuan berbicara pada seseorang yang mengalami proses penuaan5. Perubahan ukuran lengkung rahang. Perubahan lengkung rahang ini berhubungan erat dengan proses remodeling tulang alveolar yang tidak seimbang.2. Faktor yang Mempengaruhi Penuaan

1. Faktor Genetik

Adanya pengaruh dari penyakit bawaan yang berasal dari genetik sehingga akan mempengaruhi proses penuaan. 2. Faktor Endogenik

Hormon : menurunnya hormon estrogen dan testosterone menyebabkan osteoblast menurun, osteoklast meningkat sehingga terjadai resorbsi dan remodeling tulang dan tulang alveolar menjadi berkurang. 3. Faktor Eksogenik (faktor lingkungan dan gaya hidup)

Diet/ asupan zat gizi

Vitamin dapat memperlambat proses degenerative pada lansia.

Defisiensi ion Zn dapat menyebabkan gangguan fungsi imun dan pengecapan.

Merokok, dapat memggangu vaskularisasi rongga mulut sehingga mempercepat penuaan rongga mulut.

Penyinaran Ultra Violet

Polusi4. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dalam proses penuaan merupakan faktor prediposisi dari kedua faktor sebelumnya, yaitu faktor Biologis dan faktor Psokologis. Beberapa faktor lingkungan akan mempengaruhi kejiwaan seseorang dan juga akan mempengaruhi fisik seseorang yang berkaitan dengan faktor Biologis.5. Faktor Biologi - Psikologi

Berbagai stres psikologi yang dialami seseorang akan berpengaruh dengan kondisi fisik seseorang. Dalam menghadapi stres tubuh berusaha melakukan adaptasi dengan mengeluarkan berbagai macam hormon, substansi kimia dan reaksi kimia untuk menghadapi stressor. Berbagai kompensasi dan adaptasi tubuh secara berkelanjutan akan mengakibatkan tubuh kelelahan sehingga akan mempercepat penurunan fungsi tubuh individu.6. Faktor Biologi - Lingkungan

Berbagai macam kondisi lingkungan yang menjadi tempat hidup seseorang akan mempengaruhi proses penuaan seseorang. Kondisi lingkungan akan menyebabkan tubuh berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin buruk kondisi lingkungan akan semakin keras pula tubuh berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Semakin nbesar tubuh beradaptasi akan mengakibatkan tubuh cepat mengalami kerusakan dan kemunduran fungsi. 7. Faktor Psikologi - Lingkungan

Kondisi lingkungan sebagai lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi tingkat stres individu. Misalnya seseorang yang hidup di kota besar yang sibuk, daya saing tinggi dan konsumtif biasanya akan memiliki tingkat stres yang tinggi. Tingkat stres psikologis yang tinggi ini akan berpengaruh terhadap kemampuan tubuh dalam beradaptasi dengan stressor sehingga proses kemunduran fungsi tubuh seseorang akan semakin cepat. Sangat terbaik dengan kondisi lingkungan yang tenang, kondusif, aman dan nyaman pada lingkungan tempat tinggal seseorang. Lingkungan yang kondusif akan menyebabkan tingkat stres rendah sehingga tubuh cenderung akan menggunakan energinya untuk mempertahankan fungsi optimalnya. (Suyono, Aris, 2011)8. Sistem Imun

Apabila sistem imun seseorang rendah, maka penyakit akan mudah menyerang. Sebagian besar patogenis penyakit adalah akibat adanya respon fungsi ekstrinsik, contohnya adalah infeksi. Akibatnya, kehadiran suatu penyakit akan menyebabkan perubahan atau disfungsi organ yang terkena penyakit, hal ini dapat memicu terjadinya proses penuaan.9. Jenis Kelamin

Antara pria dan wanita dalam hal penuaan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa wanita resiko mengalami penuaan lebih cepat daripada pria karena wanita memiliki kelenjar keringat dan juga pembuluh darah di sekitar mulut yang lebih sedikit dibandingkan dengan pria. Padahal kelenjar keringat berfungsi untuk menghasilkan minyak yang membuat kulit tetap lembut dan pembuluh darah membantu mengalirkan darah ke organ tubuh sehingga bisa mencerahkan kulit. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu wanita akan tampak lebih tua dibandungkan dengan pria terutama di daerah sekitar mulut yang membuatnya lebih cepat keriput.Selain itu, penyebab wanita llebih cepat mengalami penuaan adalah berkurangnya hormon esterogen menjelang masa menopause, sehingga aliran darah berkurang dan menyebabkan garis-garis kerutan di kulit. Pada wanita juga terjadi pengurangan massa tulang yang lebih cepat yang membuat tulang rahang menciut lebih dini dibanding dengan pria. Letak otot-otot pada wanita jauh lebih dekat dengan kulit sehingga akan tertarik yang membuatnya terlihat lebih kencang tapi cepat keriput pula.10. Jenis Warna Kulit

Pada umumnya pada manusia ada dua jenis kulit, yaitu kulit kering dan kulit berminyak. Pada kasus penuaan ini, kulit yang cenderung kering lebih cepat mengalami proses penuaan. Hal ini dikarenakan pada kulit kering aktivitas dari kelenjar minyak dan kelenjar kering kurang, akibatnya lapisan kulit paling atas mengering, menipis, dan akhirnya mengelupas. Sehingga kelembapan kulit tidak terjaga dengan baik.

Di dunia ini mansia terbagi atas tiga ras, yaitu ras kaukosoid, mongoloid, dan neugroid. Warna kulit merupakan identitas dari ras tersebut. Ras kaukosoid adalah ras yang memiliki warna kulit putih, ras mongoloid adalah ras yang memiliki warna kulit kuning, dan ras negroid adalah ras yang memiliki warna kulit hitam. Dari ketiga jenis warna kulit tersebut, ras kulit putih cenderung lebih mudah terbakar matahari, lebih mudah mengalami penuaan dini, ataupun terserang kanker kulit.3. Pencegahan dan perawatan penuaan rongga mulut:1. Konsumsi makanan rendah gula

Untuk mencegah terjadinya erosi asam dini, Anda dapat mengurangi konsumsi gula berlebih terutama pada minuman olahaga dan soda. Tak hanya mengandung gula, kedua minuman tersebut juga mengandung asam yang dapat dengan cepat mengerosi gigi.

2. Camilan sehatmemilih camilan sehat berupa sayuran, buah, dan keju.3. Konsumsi permen karetPermen karet mampu membantu Anda menghilangkan sisa-sisa makanan pada gigi yang jika tidak dibersihkan akan memicu bakteri dan meningkatkan keasaman mulut.4. Rajin jaga kebersihan rongga mulut.5. Hindari makanan kerasHindari mengunyah es atau makanan keras lainnya karena akan menyebabkan keausan pada enamel gigi.6. Hati-hati makan tulang

Anda juga harus berhati-hati ketika mengonsumsi tulang atau biji-bijian karena akan semakin merusak gigi yang rapuh.

7. Hindari makanan berwarna

Ketika terjadi penuaan, hindari makanan yang berwarna seperti buah beri, tomat, kopi, soda, dan teh.8. Rutin kunjungi dokter gigi

Selalu kunjungi dokter setiap enam bulan sekali untuk pemeriksaan

STEP 4:

STEP 5:1. - Fiologis Proses Penuaan Secara Umum

Tahapan hidup manusia dibagi kepada infancy (lahir 2 tahun), childhood (3 12 tahun), early adulthood (20 39 tahun), middle adulthood (40 64 tahun), late adulthood (65+ tahun) dan kematian, atau berhentinya fungsi dari organ yang vital.

Proses penuaan terjadi dalam dua bentuk, yaitu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Perubahan yang dapat dilihat seperti rontoknya rambut serta perubahan warnadari hitam menjadi putih, kulit yang berkerut dan kendur, berkurangnya dayapendengaran dan penglihatan, berkurangnya stamina, dan lain-lain. Perubahan yang tidak dapat dilihat adalah sistem internal seperti sistem

kardiovaskular, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan serangan jantung,

berkurangnya kapasitas paru, sistem pencernaan dan lain-lain.Perubahan-perubahanpenting yang terjadi adalah perubahan pada kulit merupakan manifestasi penuaan yangpaling mudah dilihat. Kerutan dan kulit yang kendur disebabkan oleh kurangnya lemak subkutan, meningkatnya kolagen dan elastin yang terfragmentasi dan tidak elastik.Pada pembuluh darah, jumlah kolagen meningkat dan menjadi kurang elastis, pembuluh arteri menjadi kaku, tekanan darah sistolik dan denyut nadi cenderung meningkat. Sering ditemukan arterosklerosis. Vaskularisasi yang berkurang menyebabkan memburuknya nutrisi dan pemberian oksigen ke jaringan.Pada gigi, proses penuaan yang terjadi adalah kalsifikasi fibrillar pada pulpa yang terjadi lebih dari 90% gigi tua, dan lesi umum yang berlaku pada gigi tua adalah kalsifikasi pada arteriol. Biasanya kalsifikasi yang terjadi lebih banyak pada bagian akar dari pulpa jika dibandingkan bagian koronal.Pada sistem muskulo-skeletal, terjadi atropi secara keseluruhan pada massa otot di mana jaringan lemak dan jaringan ikat kolagen menggantikan sebagian serat-serat kontraktil otot. Akibatnya terjadi kemunduran kekuatan, kelenturan, stamina serta tonus otot ketika melakukan aktifitas. Sebagai contoh, implikasi yang berlaku pada sistem pernafasan di mana kekuatan otot yang berkurang menyebabkan manula bernafas secara dangkal. Kehilangan kalsium dan massa tulang yang menurun sejalan dengan usia, akan menyebabkan osteoporosis di mana terjadi penurunan dimensi tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah fraktur. Tulang vertebra yang mengalami kalsifikasi akan

mengakibatkan perubahan postural tubuh.Tulang alveolar juga mengalami perubahan berupa hilangnya mineral tulang secara umum oleh karena usia melalui resorpsi matriks tulang. Proses ini dapat dipercepat oleh tanggalnya gigi, penyakit periodontal, protesa yang tidak adekuat, dan karena menderita penyakit sistemik.Perubahan normal yang berlaku pada sistem kardiovaskular berupa atropi pada otot jantung terutama ventrikel kiri, kalsifikasi pada vulva jantung, kehilangan elastisitas pada dinding arteri (arteriosclerosis) serta deposit-deposit yang bertumpuk di dalam arteri(atherosclerosis). Akibatnya terjadi penurunan cardiac output, sensitifitas baroreseptor serta automatisitas nodus SA. Seterusnya suplai darah yang semakin lemah akan mengakibatkan penurunan stamina, fungsi ginjal dan hati yang semakin lemah serta berkurangnya suplai oksigen dan energi ke sel-sel seluruh tubuh. Secara umum terjadi kemunduran sejumlah organ sejalan dengan meningkatnya usia. Seperti otak, hati, ginjal, kelenjar saliva, semua perubahan ini dimulai dari sel atau jaringan : seperti ginjal dengan meningkatnya usia terjadi kerusakan sebagian dari nefron atau dengan kata lain glomeruli yang abnormal sehingga fungsi dari ginjal akan menurun, osmolariti urine berkurang.11 Penurunan fungsi sekresi meningkatkan retensi sampah produk metabolisme dan memiliki potensi penyebab terjadinya kerusakan skala rendah

sel-sel di seluruh tubuh.

Pancaindera merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia untuk

mengumpulkan informasi dan mengantisipasi dalam interaksi sosial. Perubahan yang dapat berlaku adalah pada mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (pembauan) dan lidah (pengecapan)Jadi, dengan meningkatnya usia, sistem imun secara umumnya akan berkurang efektifitasnya sehingga akan meningkatkan resiko terhadap penyakit akibat infeksi, berkurangnya kemampuan melawan penyakit, penyembuhan luka menjadi lambat, dan berkembangnya penyakit autoimun serta kanker.Sumber : Bin Husin, Nazrul A. 2011. Analisa Perubahan-Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45-69 tahun di Medan Denai. Medan: FKG Universitas Sumetera Utara.- TEORI BIOLOGIS Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ,pengembangan, panjang usia dan kematian (Christofalo dalamStanley). Perubahan yang terjadi di dalam tubuh dalam upayaberfungsi secara adekuat untuk dan melawan penyakit dilakukan mulaidari tingkat molekuler dan seluler dalam sistem organ utama. Teoribiologis mencoba menerangkan menganai proses atau tingkatanperubahan yang terjadi pada manusia mengenai perbedaan cara dalamproses menua dari waktu ke waktu serta meliputi faktor yangmempengaruhi usia panjang, perlawanan terhadap organisme dankematian atau perubahan seluler. Teori biologis meliputi sebagai berikut : a. Teori Genetika Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan bahwa penuaan merupakan suatu proses yang alami di mana hal ini telah diwariskan secara turun-temurun (genetik) dan tanpadisadari untuk mengubah sel dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri dari teori DNA, teori ketepatan dan kesalahan,mutasi somatik, dan teori glikogen.DNA merupakan asam nukleat yang berisi pengkodean mengenai infornasi aktivitassel, DNA berada pada tingkat molekuler dan bereplikasi sebelum pembelahan sel dimulai, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pengkodean DNA maka akan berdampak pada kesalahan tingkat seluler dan mengakibatkan malfungsi organ. Pada manusia, berlaku program genetik jam biologi di mana program maksimal yang diturunkan adalah selama 110 tahun. Sel manusia normal akan membelah 50 kali dalam beberapa tahun. Sel secara genetik diprogram untuk berhenti membelah setelah mencapai 50 divisi sel, pada saat itu sel akanmulai kehilangan fungsinya. Teori genetika dengan kata lain mengartikan bahwa proses menua merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan akan semakin terlihat bila usia semakin bertambah. Teori ini juga bergantung dari dampak lingkungan pada tubuh yang dapat mempengaruhi susunan molekular. b. Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak) Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA. AugustWeissmann berpendapat bahwa sel somatik nomal memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwa organisme memiliki energi tetap yang tersedia dan akan habis sesuai dengan waktu yang diprogramkan.- Teori Rantai Silang Teori rantai silang mengatakan bahwa struktur molekular normal yang dipisahkan mungkin terikat bersama-sama melaluireaksi kimia. Agen rantai silang yang menghubungkanmenempel pada rantai tunggal. dengan bertambahnya usia,mekanisme pertahanan tubuh akan semakin melemah, danproses cross-link terus berlanjut sampai terjadi kerusakan. Hasilakhirnya adalah akumulasi silang senyawa yang menyebabkanmutasi pada sel, ketidakmampuan untuk menghilangkansampah metabolik.- Riwayat Lingkungan Menurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Faktor-faktortersebut merupakan karsinogen dari industri, cahaya matahari,trauma dan infeksi.- Teori Imunitas Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses penuaan, sistem imun juga akanmengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.Perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoidsehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T untuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun.Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.

- Teori Lipofusin dan Radikal Bebas Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas akan dihancurkan oleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan bermotor, radiasi,sinar ultraviolet, mengakibatkan perubahan pigmen dankolagen pada proses penuaan.Radikal bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuan nyauntuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.

- Teori Neuroendokrin Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencobamenjelaskan tentang terjadinya proses penuaan melaluihormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalamsekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf.Hormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dan menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalamtubuh. Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus danhipotalamus juga merespon tingkat hormon tubuh sebagaipanduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia, hipotalamuskehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptoryang mendeteksi hormon individu menjadi kurang sensitif.Oleh karena itu, pada lansia banyak hormon yang tidak dapatdapat disekresi dan mengalami penurunan keefektivitasan.Penerunan kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari kelenjar adrenal(terletak di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stres.Hal ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yangmeningkat dengan usia. Jika kerusakan kortisol hipotalamus,maka seiring waktu hipotalamus akan mengalami kerusakan.Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkanketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangankemampuan untuk mengendalikan sistem.- Teori Organ Tubuh (Single Organ Theory) Teori penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit yang berhubungan dengan suatu organ tubuh vital.orang meninggal karena penyakit atau keausan, menyebabkanbagian penting dari tubuh berhenti fungsi sedangkan sisanyatubuh masih mampu hidup. Teori ini berasumsi bahwa jikatidak ada penyakit dan tidak ada kecelakaan, kematian tidakakan terjadi.- Teori Umur Panjang dan Penuaan (Longevity and Senescence Theories) Palmore (1987) mengemukakan dari beberapa hasil studi, terdapat faktor-faktor tambahan berikut yang dianggapberkontribusi untuk umur panjang: tertawa; ambisi rendah,rutin setiap hari, percaya pada Tuhan; hubungan keluarga baik, kebebasan dan kemerdekaan; terorganisir, perilaku yangmemiliki tujuan, dan pandangan hidup positif.Wacana yang timbul dari teori ini adalah sindrom penuaan merupakan sesuatu yang universal, progresif, dan berakhirdengan kematian.

- Teori Harapan Hidup Aktif dan Kesehatan Fungsional Penyedia layanan kesehatan juga tertarik dalam masalah ini karena kualitas hidup tergantung secara signifikan berkaitan dengan tingkat fungsi. pendekatan fungsional perawatan padalansis menekankan pada hubungan yang kompleks antara biologis, sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kemampuan fungsional seseorang dan kesejahteraannya.- Teori Medis (Medical Theories) Teori medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana perubahan biologis yang berhubungan dengan proses penuaan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia. Biogerontologi merupakan subspesialisasi terbaru yang bertujuan menentukan hubungan antara penyakit tertentu dan proses penuaan. Metode penelitian yang lebih canggih telah digunakan dan banyak data telah dikumpulkan dari subjek sehat dalam studi longitudinal,beberapa kesimpulan menarik dari penelitian tiap bagian2. Faktor yang dapat menghambat dan mempercepat penuaan:

Terdapat bermacam-macam faktor yang dapat mempercepat maupun memperlambat proses penuaan. Radikal bebas adalah teori yang diterima oleh banyak pihak yang merupakan penyebab kepada penuaan : Proses penuaan berlangsung ketika sel-sel secara permanen dirusak oleh serangan terus-menerus dari sejumlah partikel kimia yang disebut radikal bebas. Antioksidan merupakan bahan yang dapat ditemukan dalam makanan yang dapat menghentikan sebagian besar mutasi-mutasi DNA sehingga dapat menghambat proses kemerosotan sel dari banyak segi. Radikal-radikal bebas Molekul-molekul terdiri dari atom dan elektron, dan elektron biasanya berpasangan. Terdapatkondisi dimana terdapat molekul-molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan, maka molekul-molekul inilah yang dikenal sebagai radikal bebas. Elektron yang tidak mempunyai pasangan akan mencari elektron lain untuk dijadikan pasangan, maka radikal bebas ini akan menyerang molekul terdekat untuk mendapatkan elektron. Dengan demikian ia menyebabkan kehancuran molekul lain. Bila menimpa DNA, terutama pada mitokondria di dalam sel-sel, radikal itu menyebabkan mutasi-mutasi yang dapat memacu sel-sel berlaku secara menyimpang. Lama kelamaan kerusakan karena radikal bebas ini membuat tubuh menua dan mendapat berbagai penyakit.Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya radikal bebas, antaranya adalah sinar matahari, zat kimia, zat pengawet, pewarna dan pelezat makanan, polusi udara, dan pengobatan dengan sinar ultra violet jangka panjang. Radikal bebas juga digenerasi dari tubuh manusia. Contohnya radikal bebas yang tercipta sepanjang proses produksi energi oleh mitokondria yang menggunakan oksigen sebagai bahan utamanya. Akhir dari proses metabolik tersebut akan menghasilkan radikal bebas yang akan merusak sel-sel tubuh seterusnya menyebabkan penuaan.8,9

Antioksidan

Antioksidan adalah bahan kimia yang dapat memberikan sebuah elektron yang diperlukan radikal bebas, tanpa menjadikan dirinya berbahaya. Secara kimiawi antioksidan dirancang untuk menawarkan radikal bebas yang merusak, menghentikan serangan radikal bebas sehingga degenerasi dihambat atau proses penuaan diperlambat. 7,8,16 Antara antioksidan yang terdapat dalam makanan yang dapat menunda proses penuaan mencakup Vitamin B, Vitamin E, Vitamin C, Beta Karoten, Khromium, Selenium, Kalsium, Zinc, Magnesium, dan Koenzim Q-10. Semuanya mempunyai cara kerja dan efek yang berbeda. Asam folat (vitamin B) yang terdapat pada sayuran hijau (dolasin), sangat berperan dalam proses anti tua, mencegah kemerosotan fungsi mental dan menghentikan kanker, yang lebih penting lagi dapat menyelamatkan kerusakan arteri yang memicu serangan jantung dan stroke dengan merangsang enzim-enzim untuk metabolisme homosistein sehingga dapat mencegah penyumbatan arteri. 17 Vitamin E merupakan vitamin larut terhadap lemak yang berfungsi dalam menghambat aterosklerosis. Vitamin E mempunyai peran dalam menghambat aterosklerosis dengan memangkas oksidasi kolesterol LDL. Dengan demikian dapat mencegah timbulnya kerusakan arteri dan timbulnya penyakit jantung. Vitamin C pula merupakan salah satu bentuk vaksinasi melawan kanker, terutama kanker lambung, esofagus, rongga mulut dan kemungkinan mulut rahim, rektum dan payudara. Selain itu, Vitamin C juga dapat membantu menyelamatkan arteri dengan mendorong naiknya kolesterol HDL sehingga menghambat penyumbatan arteri, mencegah penyakit asma dan bronchitis kronis serta mencegah katarak. Umumnya untuk rongga mulut, vitamin C melawan penyakit periodontal yaitu gingiva mudah berdarah dan sariawan3. Perubahan proses penuaan rongga mulut

Kelenjar saliva

Fungsi kelenjar saliva yang mengalami penurunan merupakan suatu keadaan normal pada proses penuaan manusia. Manula mengeluarkan jumlah saliva yang lebih sedikit pada keadaan istirehat, saat berbicara, maupun saat makan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit. Xerostomia merupakan simtom, bukan suatu penyakit. Salah satu penyebab xerostomia adalah kelainan dalam produksi saliva, adanya penyumbatan atau gangguan pada kelenjar saliva sehingga menghambat pengaliran saliva ke rongga mulut, Sjogrens Syndrome dan efek negatif dari radioterapi akibat pengobatan kanker. Selain itu, penyakit-penyakit sistemis yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan untuk perawatannya dapat menyebabkan xerostomia pada manula. Xerostomia adalah salah satu faktor yang penyebab berkurangnya sensitifitas taste buds, pasien tidak dapat memakai gigitiruan sebagian / gigitiruan penuh, serta mengakibatkan sensasi mulut terbakar pada manula.Fungsi utama dari saliva adalah pelumasan, buffer, dan perlindungan untuk jaringan lunak dan keras pada rongga mulut. Jadi, penurunan aliran saliva akan mempersulit fungsi bicara dan penelanan, serta menaikkan jumlah karies gigi, dan meningkatkan kerentanan mukosa terhadap trauma mekanis dan infeksi microbial.Lidah dan pengecapanOrang tua biasanya mengeluh tidak adanya rasa makanan, ini dapat disebabkan bertambahnya usia mempengaruhi kepekaan rasa akibat berkurangnya jumlah pengecap pada lidah. Permukaan lidah ditutupi oleh banyak papilla pengecap dimana terdapat empat tipe papilla yaitu papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliate. Sebagian papilla pengecap terletak dilidah dan beberapa ditemukan pada palatum, epiglottis, laring dan faring. Pada manusia terdapat sekitar 10,000 putik kecap, dan jumlahnya berkurang secara drastis dengan bertambahnya usia.Kesulitan untuk menelan (Dysphagia) biasanya muncul pada manula dan perlu diberikan perhatian karena populasi manula semakin meningkat setiap tahun. Dalam system pencernaan, terdapat beberapa fase penting yang berkait erat dengan rongga mulut yaitu pengunyahan, pergerakan lidah dan kebolehan membuka serta menutup mulut (bibir). Sistem pencernaan di rongga mulut menunjukkan penurunan fungsi dengan meningkatnya umur. Robbins dkk (cit. Al-Drees) menyatakan bahwa fungsi penelanan (berkaitan dengan tekanan) menurun dengan meningkatnya umur sehingga manula terpaksa bekerja lebih keras untuk menghasilkan efek tekanan yang adekuat dan dapat menelan makanan, seterusnya akan meningkatkan resiko untuk berkembangnya dysphagia.Fungsi penelanan pasti akan mengalami penurunan pada manula walaupun mempunyai rongga mulut yang sehat. Aksi pergerakan lidah akan berubah dengan meningkatnya umur. Perubahan yang terjadi adalah perlambatan dalam mencapai tekanan otot dan pergerakan yang efektif pada lidah, gangguan pada ketepatan waktu kontraksi otot lidah sehingga menganggu fungsi pencernaan di rongga mulut secara keseluruhannya.Akibat gangguan pada sistem pencernaan dan kehilangan sensori pengecapan sehingga menyebabkan kehilangan selera makan, manula kehilangan berat badan merupakan keadaan umum yang sering terjadi.Bentuk bibir

Menurut Penna dkk (cit. Al-Drees) menyatakan bahwa terdapat penurunan massa dari otot bibir yaitu m. Orbicularis oris pada manula dengan menggunakan analisa secara histomorphometric. Senyuman manula kelihatan lebih lebar secara transversal dan mengecil secara vertikal. Ini menunjukkan bahwa memang berlaku penurunan massa dari otot Orbicularis oris pada bibir sehingga kemampuan otot ketika manula senyum semakin berkurang.

Tekstur permukaan mukosa mulut

Perubahan yang berlaku pada sel epitel mukosa mulut berupa penipisan ketebalan lapisan sel, berkurangnya elastisitas serta berkurangnya vaskularisasi. Akibatnya secara klinis menyebabkan mukosa mulut menjadi lebih pucat, tipis, kering, dengan proses penyembuhan yang melambat. Hal ini menyebabkan mukosa mulut lebih mudah mengalami iritasi terhadap gesekan atau trauma, yang diperparah dengan berkurangnya aliran saliva. Pada mukosa gingiva yang sehat karakteristiknya berupa stippling yang menghilang dengan bertambahnya usia, akibatnya mukosa gingiva menjadi licin.Penyakit Mukosa Mulut yang Seiring Menyertai Proses Menua

Sepanjang kehidupan manusia, terdapat berbagai macam penyakit mulut yang dapat diderita oleh manusia. Penyakit mulut yang biasanya seiring menyertai proses menua adalah kanker rongga mulut, angular cheilitis dan lichen planus.Kanker rongga mulut (KRM) merupakan antara salah satu kanker dengan prevalensi yang tertinggi di seluruh dunia dan merupakan 1 dari 10 kanker yang menyebabkan kematian. Kanker sel squama merupakan kanker yang terbanyak dilaporkan pada kasus KRM. Pada keseluruhan pasien mati karena kanker, sekitar 2% dari lelaki dan 1% dari wanita yang mati karena KRM. Di Perancis, insiden yang menyangkut KRM sekitar 17,9 kasus dari 100 000 populasi penduduknya. Diperkirakan 95% dari kanker sel squama berlaku pada manusia berumur 40 tahun dan ke atas, kebanyakannya adalah pasien berumur 60 tahun.Angular cheilitis adalah lesi yang disebabkan oleh Candida dan Staphylococcu aureus infeksi fungi) dan defisiensi vitamin B, gambarannya klinisnya adalah kulit yang menggelupas disertai fissur pada sudut mulut. Keadaan ini juga dipengaruhi oleh dimensional vertikal rongga mulut yang menurun, disebabkan oleh kehilangan gigi dan gigi yang hilang tersebut tidak diganti dengan gigi palsu/ prothesa. Sudut mulut yang berlipat menyebabkan saliva serta bakteri-bakteri bertumpuk pada sudut mulut dan menyebabkan infeksi mudah terjadi. Etiologi dari lichen planus belum diketahui. Namun beberapa tahun ini terdapat banyak penemuan yang menyatakan bahwa sistem imun memainkan peranan penting dalam perkembangan penyakit ini. Gambaran histopatologis yang ditemui menunjukkan keterlibatan T lymphocytes dan macrophages serta degenerasi dari sel basal yang dikenali dengan liquefaction degeneration. Imun sistem terlibat karena efek dari sitotoksik T lymphocytes bertindak melawan antigen yang terdapat pada lapisan sel basal sehingga menyebabkan lichen planus. Autoreaktifitas dari T lymphocytes mungkin penyebab utama berkembangnya lichen planus karena tidak dapat membedakan antigen luar dan sel-sel tubuh.Rata-rata pasien yang mempunyai lichen planus berumur 55 tahun dan ke atas. Lesi lichen planus dapat berwarna putih dan dengan adanya atrofi epithelium, dapat terjadi pada kulit dan mukosa rongga mulut. Komponen dari lesi terdiri dari beberapa tekstur : retikular, papular, mirip plak, bulosa (jarang), eritematous, dan ulseratif. Untuk memastikan diagnosa klinikal dari lichen planus, tekstur retikular atau papular harus ada. Tekstur selain dari retikular dan papular adalah tekstur tambahan untuk memastikan diagnosanya.

(Penuaan. Universitas Sumatera Utara.pdf)Perubahan Mukosa Mulut Mukosa mulut manusia dilapisi oleh sel epitel yang berfungsi terutama sebagai barier terhadap pengaruh-pengaruh dari lingkungan dalam dan luar mulut (Pederson and Loe,1986).

Pertambahan usia menyebabkan sel epitel pada mukosa mulut mengalami penipisan, berkurangnya keratinisasi, berkurangnya kapiler dan suplai darah, penebalan serabut kolagen pada lamina propia.

Akibatnya secara klinis mukosa mulut memperlihatkan kondisi yang menjadi lebih pucat, tipis kering, dengan proses penyembuhan yang melambat. Hal ini menyebabkan mukosa mulut lebih mudah mengalami iritasi terhadap tekanan ataupun gesekan, yang diperparah dengan berkurangnya aliran saliva (Silverman 1965). Perubahan Ukuran Lengkung Rahang Kebanyakan proses penuaan disertai dengan perubahan-perubahan osteoporosis pada tulangnya. Penelitian pada inklinasi aksial gigi pada tengkorak manusia yang kemudian diikuti oleh hilangnya gigi, merupakan salah satu pertimbangan dari awal berkurangnya tinggi tulang alveolar (Boucher, 1982).

Umumnya gigi-gigi rahang atas arahnya ke bawah dan keluar, maka pengurangan tulangnya pada umumnya juga terjadi ke arah atas dan dalam. Karena itu lempeng kortikalis tulang bagian luar lebih tipis daripada bagian dalam. Resorbsi bagian luar lempeng kortikalis tulang berjalan lebih banyak dan lebih cepat. Dengan demikian, lengkung maksila akan berkurang menjadi lebih kecil dalam seluruh dimensi dan juga permukaan landasan gigi menjadi berkurang.

Pada rahang bawah, inklinasi gigi anterior umumnya ke atas dan ke depan dari bidang oklusal, sedangkan gigi-gigi posterior lebih vertikal atau sedikit miring ke arah lingual. Permukaan luar lempeng kortikalis tulang lebih tebal dari permukaan lingual, kecuali pada daerah molar, juga tepi bawah mandibula merupakan lapisan kortikalis yang paling tebal. Sehingga arah tanggul gigitan pada mandibula terlihat lebih ke lingual dan ke bawah pada daerah anterior dan ke bukal pada daerah posterior. Resorbsi pada tulang alveolar mandibula terjadi ke arah bawah dan belakang, kemudian ke depan. Terjadi perubahan-perubahan pada otot sekitar mulut, hubungan jarak antara mandibula dan maksila serta perubahan ruangan dari posisi mandibula dan maksila. (gambar 1)

Damayanti, Lisda.2009. perawatan pasien lansia dengan flat ridge/flabby tissue. Fakultas kedokteran gigi, universitas padjajaran: bandung.makalah

Sendi Temporomandibula Penelitian tentang otot-otot penutupan mulut menunjukkan perpanjangan fase konstraksi sejalan dengan usia, yang menunjukkan perubahan umum dari otot atau hilangnya serabut otot untuk gerakan mandibula berkaitan dengan pertambahan usia. Reduksi lebih lanjut pada ketebalan otot rahang ditemukan pada orang tidak bergigi dibanding yang masih bergigi. Ini membuktikan bahwa tingkat tekanan paengunyahan dan efisiensi pengunyahan berkurang banyak pada pasien yang gigi-geligi aslinya sudah diganti gigi tiruan. Meskipun demikian, pemakai gigi tiruan lengkap sering menganggap fungsi pengunyahannya cukup memuaskan.

Kerusakan pada sisten neuromuskuler selama proses penuaan diperkirakan merupakan disfungsi neuron motoris yang progresif, yang termanifestasi pertama kali berupa meningkatnya ketidakmampuan neuron motoris untuk mempertahankan serabut-serabut otot dalam kondisi yang baik. Setelah neuron motoris mengalami degenerasi, neuron bersebelahan mulai tumbuh dan mengambil ailh pasokan pada beberapa serabut otot.

Damayanti, Lisda.2009.respon jaringan terhadap gigi tiruan lengkap pada pasien usia lanjut. Fakultas kedokteran gigi, universitas padjajaran: bandung.makalah

Perubahan Pulpa Gigi

Perubahan morfologik paling nyata dalam proses penuaan kronologik adalah berkurangnya secara cepat volume elemen seluler dalamruang pulpa. Hal ini terjadi akibat deposisi dentin (dentinogenesis sekunder dan tersier) secara berkelanjutan. Pembentukan dentin sekunder berlangsung asimetris. Dalam ruang pulpa molar misalnya, deposisi lebih banyak terjadi di dasar dan atap pulpa ketimbang di dinding proksimal, fasial, dan lingual (palatal). Saluran akar juga akan mengecil dan ukurannya menjadi seperti benang.

Proses penuaan juga mengakibatkan berkurangnya jumlah sel pulpa. Antara umur 20 dan 70 tahun ,kepadatan sel menurun sekitar 50%. Penguranggan sel ini mengenai semua sell,dari odontoblas yang sangat terdiferensiasi sampai ke sel cadangan yang tak terdiferensiasi. Selain itu, aktifitas formatif yang berkurang akan menyebabkan pengurangan dalam ukuran dan dalam kapasitas sintesis dari odontoblas.

Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Ed.3. Jakarta:EGC

4. Perawatan yang dilakuakan pada perubahan yang ditimbulkan akibat proses menua pada rongga mulut:Perubahan warna gigi secara fisiologik dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur.

Perubahan itu dapat terjadi karena dentin (lapisan keras yang melindungi saraf gigi) dapat menjadi lebih tebal. Akibat deposisi dentin sekunder dan dentin reparatik, sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi.

Perawatan untuk mendapatkan gigi putih yang sehat:

Membersihkan mulut termasuk menyikat gigi minimal 2 kali sehari

Pilih sikat gigi dengan bulu cukup lembut

Menyikat gigi sesuai waktu dan cara yang tepat. Yaitu sehabis makan, 30 menit sesudah makan, menunggu keasaman mulut kembali normal, dan sebelum tidur malam.

Kontrol rutin setiap enam bulan sekali untuk mencegah terjadinya karies (gigi berlubang) dan penumpukan karang gigi.

Perbanyak konsumsi makanan yang berperan memutihkan gig secara alami, seperti apel, strawberry, wortel, seledri, brokoli, bayam, daun selada yang terbukti sangat manjur mencegah terjadinya noda pada gigi.

Gigi yang sudah terlanjur . Bila perawatan diatas dirasa kurang, ada cara lain memutihkan kembali gigi, yaitu dengan teknik bleaching atau pemutihan. Pemutihan gigi atau bleaching adalah suatu tindakan untuk menghilangkan pewarnaan pada gigi secara kimiawi dengan menggunakan bahan oksidator atau reduktor Perawatan pada TMJ

Tanpa bedah

1. Mengubah kebiasaan buruk

Penderita sebaiknya lebih memperhatikan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari. Misalnya kebiasaan menggemertakkan gigi, bruxism, atau menggigit-gigit sesuatu. Kebiasaan ini harus digantikan dengan kebiasaan baik seperti membiarkan otot mulut dalam kondisi tenang dengan gigi atas dan bawah tidak terlalu rapat, lidah menyentuh palatum dan berada tepat di belakang gigi maksila.2. Mengurangi kelelahan TMJ

Sebaiknya tidak membuka mulut terlalu lebar dalam berbagai kesempatan. Contohnya jangan tertawa berlebihan.3. Kompres panas atau dingin

Mengompres kedua sisi wajah baik dengan kompres panas atau dingin akan membantu relaksasi TMJ.

4. Obat anti inflamasi

Memberikan obat anti inflamasi nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen. Hal ini bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan rasa sakit.

5. Biteplate

TMJ mengalami kelainan pada posisi mengunyah, sebuah biteplate akan diberikan. Biteplate dipasang di gigi untuk menyesuaikan maksila dengan mandibula.

6. Penggunaan night guard

Alat ini berguna untuk mengatasi kebiasaan bruxism di malam hari. Adapun perawatan lanjutan jika perawatan non bedah tidak berhasil

Perawatan gigi

Memperbaiki gigitan dengan menyeimbangkan permukaan gigi. Caranya bisa dengan mengganti gigi yang hilang atau tanggal, memperbaiki restorasi atau membuat mahkota tiruan baru.

Obat kortikosteroid

Untuk sakit dan peradangan pada sendi, obat kortikosteroid akan diinjeksikan ke dalam TMJ.

ArthrocentesisProsedur ini dilakukan dengan jalan menyuntikan cairan ke dalam TMJ untuk membuang kotoran atau sisa peradangan yang mengganggu TMJ.

Pembedahan

Apabila semua perawatan tidak berhasil juga, dokter gigi akan merujuk ke dokter gigi spesialis bedah mulut. Perawatan pada gangguan sekresi saliva

Biasakan banyak minum air putih

Pada kasus ringan gunakan permen mint bebas gula

Menghindari factor yang dapat meningkatkan kekeringan, seperti makanan kering biscuit, merokok, dan minuman yang memproduksi dieresis (kopi dan teh)

A. Pemutihan gigi di praktek dokter gigi (in-office whitening)Pemutihan gigi metode ini diawali dengan pembersihan gigi dan penghapusan plak di sepanjang garis gusi. Setelah gigi bersih, gel peroksida hingga 35% diaplikasikan pada gigi. Selanjutnya, lampu khusus bersinar laser digunakan untuk mengaktifkan gel.

Proses ini biasanya memakan waktu sekitar satu jam, dan memutihkan gigi 10 sampai 14 derajat. Hasil bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang merespon sangat baik sehingga giginya memutih secara dramatis, sedangkan yang lain mungkin membuat perbedaan yang lebih kecil. Dokter gigi Anda dapat memberikan gambaran hasil maksimal yang dapat diperoleh gigi Anda. Dalam kasus-kasus ekstrim, prosedur pemutihan gigi laser mungkin perlu diulang di lokasi noda membandel yang disebabkan oleh obat seperti tetrasiklin.2. Pemutihan gigi di rumah (home whitening)Anda dapat memutihkan gigi sendiri dengan peralatan yang diapatkan dari dokter gigi. Dokter gigi akan membersihkan gigi Anda, menyiapkan sebuah cetakan (tray) gigi sesuai ukuran gigi dan kontur rahang Anda, dan memberikan gel berkadar peroksida antara 10% hingga 15%. Untuk memakainya, Anda cukup mengoleskan gel pada cetakan gigi lalu memasang nampan tersebut di gigi selama beberapa jam setiap malam untuk beberapa hari. Lama penerapan bervariasi, semakin rendah kadar peroksida dalam gel, semakin lama waktu pemakaian yang aman. Metode ini dapat memutihkan gigi 8 sampai 10 derajat. Banyak dokter gigi berpendapat pemutihan gigi metode ini memberikan efek yang bertahan lebih lama.Efek sampingPemutihan gigi adalah perawatan yang aman jika prosedurnya diikuti sesuai petunjuk. Namun, seperti halnya semua prosedur perawatan lain, ada potensi efek samping yang perlu dipahami:

Sensitivitas. Gigi yang baru diputihkan akan sensitif terhadap perubahan suhu, tekanan dan sentuhan. Hal ini paling mungkin terjadi pada gigi yang diputihkan di dokter gigi, di mana konsentrasi peroksida yang digunakan lebih tinggi. Beberapa orang bahkan merasakan ngilu pada gigi mereka.Sensitivitas ini biasanya berlangsung hanya beberapa hari.Beberapa dokter gigi merekomendasikan pasta gigi dan gel yang mengandung kalium nitrat untuk gigi sensitif.

Iritasi gusi. Gusi dapat mengalami iritasi akibat kontak dengan pemutih berkonsentrasi peroksida tinggi. Namun, iritasi tersebut biasanya hanya terasa dalam beberapa hari dan menghilang setelah proses pemutihan selesai. PERAWATAN PADA GINGIVITIS

Peradangan baik ringan maupun berat merupakan sumber infeksi penyakit penyakit pada tubuh. Sebagaimana umumnya dalam bidang kedokteran gigi, perawatan untuk peradangan gingiva harus menekankan penjagaan oral higiene. Pembuangan plak dan semua faktor retensinya harus diutamakan dan dituntaskan segera.15

Berikut perawatan yang dapat dilakukan pada peradangan gingiva yaitu :

1. Skeling dan Root PlaningSkeling adalah suatu proses membuang plak dan kalkulus dari permukaan gigi, baik supragingiva maupun subgingiva. Sedangkan root planing adalah proses membuang sisa sisa kalkulus yang terpendam dan jaringan nekrotik pada sementum untuk menghasilkan permukaan akar gigi yang licin dan keras. Tujuan utama skeling dan root planing adalah untuk mengembalikan kesehatan gusi dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan radang gusi baik plak maupun kalkulus dari permukaan gigi.12 Prosedur skeling dan root planing perlu dilakukan dan banyak menggunakan waktu. Penelitian menunjukkan pada kondisi yang klinis terjadi peningkatan secara umum setelah root planing. Namun demikian, terdapat beberapa daerah yang tidak memberikan respon terhadap terapi ini. Faktor berikut dapat membatasi keberhasilan perawatan root planing yaitu : anatomi akar gigi, furkasi, dan kedalaman probing.25 Beberapa minggu setelah root planing, evaluasi ulang harus dilakukan untuk melihat respon perawatan.25

Instrumen skeling, root planning, dan kuretase digunakan untuk pembersihan plak dan deposit yang terkalsifikasi pada mahkota dan akar gigi, dan pembersihan jaringan lunak yang membentuk poket. Instrument skeling dan kuretase diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Skeler sickle merupakan instrumen berat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus supragingiva.

b. Kuret merupakan instrumen yang digunakan untuk skeling subgingiva, root planning, dan pengangkatan jaringan lunak yang membentuk poket.

c. Skeler hoe, chisel, dan file digunakan untuk membersihkan kalkulus subgingiva yang keras, dan sementum yang mengalami perubahan. Instrumen ultrasonik dan sonik digunakan untuk skeling dan pembersihan permukaan gigi, dan kuretase dinding jaringan lunak pada poket periodontal.42. Penyikatan gigi

Dalam suatu penelitian mengenai kebiasaan menyikat gigi di Amerika menunjukkan hanya 60% masyarakat melakukannya dengan ketat. Hasil ini menunjukkan pentingnya motivasi dan penyuluhan tentang penjagaan kebersihan mulut. Selain itu kesempurnaan hasil penyikatan lebih penting daripada teknik penyikatannya.22

3. Flossing

Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa hanya 25% masyarakat terbiasa melakukannya. Flossing bermanfaat untuk membuang plak dari daerah proksimal yang tidak dapat dicapai oleh penyikatan gigi. Telah terbukti bahwa flossing daerah proksimal dapat mengurangi terjadinya peradangan dan perdarahan gingiva pada orang dewasa.22 Flossing sebagai alat yang berguna untuk menentukan status peradangan gingiva interproksimal pada anak, khususnya pada kondisi kesehatan gingiva.264. Berkumur dengan obat

Berbagai obat kumur hanya sedikit yang berisi bahan kimia yang mampu mematikan bakteri plak, sehingga hanya obat kumur tertentu yang mendapatkan pengakuan dari American Dental Assosiation. Keunggulan obat kumur adalah dapat menyerap ke daerah subgingiva walaupun hanya beberapa milimeter saja. Jadi obat kumur tetap paling efektif terhadap plak supragingiva.22

5. Irigasi gingiva

Air yang digunakan sebagai irigator selain berhasil membuang partikel makanan, juga dapat membuang produk bakteri sehingga lebih efektif daripada berkumur. Irigasi ini bermanfaat karena dapat dilakukan ke dalam sulkus maupun poket sehingga ditemukan jumlah spesies Actinomyces maupun Bacteroides dapat berkurang.Selain itu Peradangan gingiva juga dapat dihilangkan dengan penggunaan irigasi subgingiva tunggal selama empat minggu berupa klorheksidin atau larutan saline.

BAB III

KESIMPULANSeiring dengan pertambahan usia pada manusia, menunjukkan periode perubahan secara bertahap. Setelah melalui periode perkembangan tersebut terjadi penurunan fungsi tubuh, juga perubahan perubahan terjadi pada berbagai jarIngan yang sifatnya kemunduran. Akibat penuaan pada usia lanjut, di rongga mulut dapat meliputi : perubahan tulang rahang, tulang temporal, perubahan STM, perubahan aliran saliva, perubahan gigi geligi, perubahan jaringan periodontal, perubahan pada lidah dan pengecapan. Proses penuaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menghambat atau mempercepat proses penuaan.DAFTAR PUSTAKABin Husin, Nazrul A. 2011. Analisa Perubahan-Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45-69 tahun di Medan Denai. Medan: FKG Universitas Sumetera Utara.Damayanti, Lisda.2009.respon jaringan terhadap gigi tiruan lengkap pada pasien usia lanjut. Fakultas kedokteran gigi, universitas padjajaran: bandung.makalahJubhari EH. Proses Menua Sendi Temporomandibula pada Pemakai Gigitiruan Lengkap. Cermin Dunia Kedokteran. No. 137. 2002. Hal: 142,143,144Maryam, Siti. Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya Penuaan. Universitas Sumatera Utara.Prasiwi, Suhartin P. Jurnal Teori Penuaan, Perubahan pada Sistem Tubuh dan Implikasinya pada Lansia. Prog stud Ilmu keprawatan FK Univ Diponegoro 2010 Semarang.Pusparatri, Risky Aprilia. Metode Bleaching untuk Pemutihan Gigi.Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Ed.3. Jakarta:EGCPROSES MENUA

RONGGA MULUT

Jaringan keras

Jaringan Lunak

Dampak

Perubahan Rongga Mulut

Perawatan terhadap penuaan

Faktor-Faktor