Laporan Resmi Praktikum Difusi 3

download Laporan Resmi Praktikum Difusi 3

of 20

description

biologi

Transcript of Laporan Resmi Praktikum Difusi 3

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHANDIFUSI 3KETERKAITAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

Disusun oleh:Nama: Zulfika Setiawan BudiNIM: K4312080Kelas: BKelompok: 4

PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2014

I. JUDULPengaruh Perbedaan Jenis Larutan sebagai Faktor Eksternal dan Jenis Biji sebagai Faktor Internal terhadap Pertambahan Panjang RadikulaII. RUMUSAN MASALAHBagaimanakah pengaruh perbedaan jenis larutan sebagai faktor eksternal dan jenis biji sebagai faktor internal terhadap pertambahan panjang radikula?III. TUJUANMengetahui pengaruh perbedaan jenis larutan sebagai faktor eksternal dan jenis biji sebagai faktor internal terhadap pertambahan panjang radikula.IV. DASAR TEORIPerkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang keluar menembus kulit biji). Di balik gejala morfologi dengan permunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis. (Salibury, 1985)Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis. Hartmann (1997 dalam Elisa, 2009) mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya.Secara fisiologi, proses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting meliputi : Absorbsi air Metabolisme pemecahan materi cadangan makanan Transport materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif bertumbuh Proses-proses pembentukan kembali materi-materi baru Respirasi PertumbuhanProses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting yaitu absorbsi air, metabolisme, pemecahan materi, proses transport materi, pembentukkan kembali materi baru, respirasi, dan pertumbuhan (Suyitno, 2007:51).Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya.Pretreatmentskarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Lakitan, 2007)

Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air ke dalam sel-sel. Proses ini merupakan proses fisika. Masuknya air pada biji menyebabkan enzim aktif bekerja. Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltose, selanjutnya maltose dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam-asam amino. Senyawa glukosa masuk ke proses metabolisme dan dipecah menjadi energi atau diubah menjadi yang senyawa karbohidrat yang menyusun struktur tubuh. Asam-asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi untuk menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim baru. Asam-asam lemak terutama dipakai untuk menyusun membrane sel. (Istamar Syamsuri, 2004)Banyak faktor yang mengontrol proses perkecambahan biji, baik yang internal dan eksternal. Secara internal proses perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promotor dan inhibitor perkecambahan, terutam asam giberelin (GA) dan asam abskisat (ABA). Faktor eksternal yang merupkan ekologi perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya dan adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan (Mayer, 1975:46-43).

V. HIPOTESISJenis larutan dan jenis biji berpengaruh terhadap pertambahan panjang radikula. VI. ALAT dan BAHAN:

Alat :1. Cawan petri 7 buah 2. Pinset 2 buah3. Gelas ukur 100 ml4. Kertas label secukupnya 5. Benangsecukupnya 6. Mistar 1 buah Bahan:1. Kacang tolo, Kacang tanah, Kacang kedelai putih, Kacang kedelai hitam, Kacang hijau, Kacang merah (@6 biji)2. Larutan Vanili100ml3. Larutan NPK100ml4. Larutan MSG100ml5. Larutan sirup100ml6. Larutan gula100ml7. Larutan ZA100ml8. Larutan KNO3100ml9. Larutan garam100ml10. Larutan sakarin100ml11. Larutan vitamin C100ml12. Larutan KCL100ml13. Kapas9 gram14. Air keran15ml

VII. CARA KERJA

Mencatat panjang radikula masing-masing biji pada H0, dihitung dari panjang radikula pertama setelah dinyatakan patah dormansi. Menghitung pertambahan panjang radikula setiap hari selama 1 minggu pada masing-masing biji. Merata-rata pertambahan panjang radikula di setiap harinya pada jenis biji yang sama. Mencatat hasil perhitungan pertambahan panjang radikula di setiap harinya pada tabel pengamatan kelompok. Memasukkan data pada setiap kelompok di tabel data angkatan. Menganalisis data yang diperoleh.NB: cara merata-rata pertambahan panjang radikula pada satu jenis biji / hari {(pertambahan panjang radikula H1 pada biji ke 1 + pertambahan panjang radikula H1 pada biji ke 2 + pertambahan panjang radikula H1 pada biji ke 3 + pertambahan panjang radikula H1 pada biji ke 4 + pertambahan panjang radikula H1 pada biji ke 5 + pertambahan panjang radikula H1 pada biji ke 6) / 6}. Pembagian disesuaikan dengan jumlah biji yang masih hidup.

VIII. DATA PENGAMATAN

Jenis larutanPertambahan Panjang Radikula dalam Seminggu (mm)

Kacang HijauKacang MerahKacang Tolo

Hari KeHari KeHari Ke

123456712345671234567

KCl4,663,752,331,42,41,832,500091511386,834,758,672,5515,6

Vanili5,445.8252.13.583,926,315213528465032,257,677,3014.50,830,830,834,17

Jenis larutanPertambahan Panjang Radikula dalam Seminggu (mm)

Kacang TanahKacang KedelaiKacang Kedelai Hitam

Hari KeHari KeHari Ke

123456712345671234567

KCl0000001,33008,3324580000000

Vanili3.31,8321,675,335.670,6700000000000000

KontrolJenis larutanPertambahan Panjang Radikula dalam Seminggu (mm)

Kacang HijauKacang MerahKacang Tolo

Hari KeHari KeHari Ke

123456712345671234567

Air Kran21.6722.52527000616.3316.335.67397.3017.432.816.1720.17000

Jenis larutanPertambahan Panjang Radikula dalam Seminggu (mm)

Kacang TanahKacang KedelaiKacang Kedelai Hitam

Hari KeHari KeHari Ke

123456712345671234567

Air Kran5.514.6711.83155.75103.331226.517.1722.8322900000000

IX. PEMBAHASAN

Praktikum difusi bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis larutan sebagai faktor eksternal dan jenis biji sebagai faktor internal terhadap panjang radikula. Prinsip kerja paktikum perkecambahan biji ini adalah mencatat panjang radikula masing-masing biji pada H0, dihitung dari panjang radikula pertama setelah dinyatakan patah dormansi. pertambahan panjang radikula dihitung setiap hari selama 1 minggu pada masing-masing biji. Pertambahan panjang radikula dihitung rata-ratanya di setiap harinya pada jenis biji yang sama. Hasil perhitungan pertambahan panjang radikula dicatata di setiap harinyadan dimasukkan pada tabel pengamatan kelompok. Data pada setiap kelompok dimasukkan di tabel data angkatan untuk dilakukan analisis data yang diperoleh.Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh data hasil percobaan difusi sebagai berikut:

Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang hijau yang direndam pada larutan KCl 1% terlihat pada hari pertama pengamatan telah muncul radikula dengan panjang awal 4,66 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 3,75mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 2,33 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 1,4 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 2,4 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 1,83 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 2,5 mm. Dari sini dapat dilihat penambahan panjang dari hari pertama sampai ketujuh tidak sama dan bersifat fluktuatif ada yang sedikit dan ada yang banyak. Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang hijau yang direndam pada larutan vanili 1% terlihat pada hari pertama pengamatan telah muncul radikula dengan panjang awal 5.2 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 4 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 5.82mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 52.1 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 3.58 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 3.92 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 6.3 mm.Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang merah yang direndam pada larutan KCl 1% terlihat pada hari pertama sampai hari ke tiga pengamatan belum muncul radikula jadi pertambahan panjang radikula tetap 0 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan biji 9 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan 15 mm. Pada hari keenam mengamali penambahan panjang 1 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 13mm. Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang merah yang direndam pada larutan vanili 1% terlihat pada hari pertama pengamatan telah muncul radikula dengan panjang awal 15 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 21 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 35 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 28 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 46mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 50 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 32,25 mm.

Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tolo yang direndam pada larutan KCl 1% terlihat pada hari pertama pengamatan telah muncul radikula dengan panjang awal 8 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 6,83 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 4,75 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 8,67 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 2,5 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 5 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 15,6mm.Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tolo yang direndam pada larutan Vanili 1% terlihat pada hari pertama pengamatan telah muncul radikula dengan panjang awal 7.67 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 7.30 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 14.5 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 2 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 0.83 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 0.83 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 4.17 mm.Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tanah tanah yang direndam pada larutan KCl 1% terlihat pada hari pertama samapai hari ke enam belum patah dormansi atau belum muncul radikula ehingga pertambahan panjang 0 . Baru pada hari ketujuh biji kacang tanah mengalami penambahan panjang radikula 1,33 mm.Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tanah yang direndam pada larutan Vanili 1% terlihat pada hari pertama pengamatan telah muncul radikula dengan panjang awal 3.3 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 1.83 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 2 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 1.67 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 5.33 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 5.67 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 0,67 mm.Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang kedelai yang direndam pada larutan KCl 1% terlihat pada hari pertama pengamatan belum muncul radikula atau panjang awal 0 mm. Pada hari kedua mengalami belum ada penambahan panjang tetap 0 mm. Pada hari ketiga muncul radikula dengan panjang 8,33 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 2 mm. Pada hari kelima mengalami penambahan panjang 4 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang, yaitu 5 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan panjang 8 mm.Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang kedelai yang direndam pada larutan vanili 1% pada hari pertama kacang tidak mengalami penambahan panjang radikula hingga hari ketujuh. Kacang kedeali putih saat praktikum kegiatan 2, tidak mengalami patah dormasi. Sehingga saat praktikum kegiatan 3 tidak ada data tentang penambahan panjang radikula. Hal ini disebabkan karena larutan vanili yang dipakai mengandung senyawa kimia yang membuat kacang kedelai tidak bisa patah dormansi. Penurunan daya tumbuh dan vigor benih kedelai nampaknya diikuti pula dengan pertumbuhan bibit yang rendah. Kebocoran membran sel akibat deteriorasi menyebabkan penurunan vigor dipercepat. Semakin lama benih disimpan semakin bertambah tua sel-sel dalam benih. Penuaan sel berdampak pada viabilitas dan permeabilitas membran semakin turun.(Setyastuti Purwanti,2004).

Data tersebut menunjukkan bahwa biji kacang kedelai hitam yang direndam pada larutan KCl 1% , sebelumnya pada kegiatan 2 tidak mengalami patah dormansi. Sehingga pada kegiatan 3 kacang kedelai hitam tidak didapatkan data tentang penambahan panjang radikula. Hal ini disebabkan karena kacang kedelai memiliki struktur kulit biji yang halus pada permukaannya, faktor ini memiliki dampak pada kacang kedelai hitam tidak bisanya atau lambatnya proses imbibisi. Selain itu, struktur bijinya yang cukup keras juga mempengaruhi proses pertumbuhannya.

Pada perlakuan kontrol (air kran), biji kacang hijau mengamali pertumbuhan radikula dengan panjang awal 21,67 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 22,5 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 25 mm. Pada hari ke empat biji mengalamai pertanbahan panjang 27 mm. Pada hari ke lima, hari ke enam dan hari ke tujuh biji kacang hijau mengalami pertambahan panjang radikula 0 atau tidak ada pertambahan panjang. Dari sini dapat dilihat, pada kacang hijau dengan perlukan air keran (kontrol) mengalami penambahan panjang radikula yang cukup pesat dibandingkan dengan menggunakan larutan larutan KCl 1 vanili 1%. Hal ini disebabkan pada perlakuan kontrol dengan air keran tidak mengandung senyawa kimia yang mempengaruhi pertumbuhan maupun penambah panjangnya radikula. Namun pada hari kelima terlihat kacang hijau tidak mengalami penambahan panjang radikula. Hal ini disebabkan oleh zat inhibitor pada kacang hijau sudah aktif ( zat penghambat ) dan sudah maskimal dalam pertumbuhan radikulanya.Pada perlakuan kontrol (air kran), kacang merah, penambahan panjang dengan larutan vanili sangat mencolok daripada kacang yang lain. kacang merah untuk larutan kontrol, pada hari pertama mempunyai panjang awal 6 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 16,33 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 16,33 mm. Pada hari keempat mengalami pertambahan panjang 5,67 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang 7,3 mm. Pada hari ketujuh kacang merah tidak mengalami penambahan panjang pada radikula. Hal ini disebabkan karena faktor inhibitor pada kacang merah sudah aktif. Perubahan dimensi tersebut dikarenakan masuknya air ke dalam kacang merah melalui proses difusi. Sebagaimana diketahui, kacang-kacangan mengandung banyak granula pati yang tersusun dari amilosa (berpilin) dan amilopektin (bercabang) (Harper, 1990 dalam Putra, 2008, dalam Agustina, 2013).Pada perlakuan kontrol (air kran), kacang tolo mengamali pertumbuhan radikula dengan panjang awal 17,4 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 32,8 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjang 20,17 mm. Namun pada hari keempat hingga ketujuh kacang tolo mengalami perhentian dalam penambahan panjang. Dari sini dapat dilihat, pada kacang tolo dengan perlukan air keran (kontrol) mengalami penambahan panjang radikula yang cukup pesat dibandingkan dengan menggunakan larutan vanili 1%. Hal ini disebabkan pada perlakuan kontrol dengan air keran tidak mengandung senyawa kimia yang mempengaruhi pertumbuhan maupun penambah panjangnya radikula. Namun pada hari keempat terlihat kacang tolo tidak mengalami penambahan panjang radikula. Hal ini disebabkan oleh zat inhibitor pada kacang tolo sudah aktif ( zat penghambat ) dan sudah maskimal dalam pertumbuhan radikulanya.Pada perlakuan larutan kontrol (air kran), kacang tanah mengalami pertumbuhan radikula dengan panjang awal 5,5 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 14,67 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan panjag 11,83 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 15 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang 5,75 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang 10 mm. Pada hari ketujuh mengalami penambahan 3,33 mm. Untuk penambahan panjang radikula pada kacang tanah sangat mencolok saat perlakuan air kontrol dibandingkan dengan larutan vanili. Pada larutan vanili penambahan panjangnya konstan hingga angka 5, sedangkan pada air kontol bisa mencapai angka 15. Hal ini disebabkan oleh air keran tidak mengandung senyawa kimia yang berlebih dibandingkan dengan larutan vanili, sehingga kacang tanah dapat melakukan proses imbibisi dengan cepat dan tumbuh.Pada perlakuan kontrol dengan air keran (air kran), kacang kedelai putih dapat terjadi patah dormasi, dan pada praktikum ini mempunyai data untuk penambahan panjang radikula. Pada hari pertama panjang radikula adala 12 mm. Pada hari kedua mengalami penambahan panjang 26,5 mm. Pada hari ketiga mengalami penambahan 17,17 mm. Pada hari keempat mengalami penambahan panjang 2 mm. Pada hari keenam mengalami penambahan panjang 29 mm. Pada hari ketujuh kacang kedelai putih tidak mengalami penambahan panjang.Pada perlakuan larutan kontrol (air kran), sebelumnya pada kegiatan 2 tidak mengalami patah dormansi. Sehingga pada kegiatan 3 kacang kedelai hitam tidak didapatkan data tentang penambahan panjang radikula. Hal ini disebabkan karena kacang kedelai memiliki struktur kulit biji yang halus pada permukaannya, faktor ini memiliki dampak pada kacang kedelai hitam tidak bisanya atau lambatnya proses imbibisi. Selain itu, struktur bijinya yang cukup keras juga mempengaruhi proses pertumbuhannya.Faktor InternalPraktikum difusi judul 3 ini memiliki berbaga jenis biji yang digunakan sebagai factor iternal untuk perkecambahan, yaitu:Biji Kacang HijauMenurut jurnal Marwanto, 2007 disebutkan bahwa kacang hijau mempunyai kandungan lignin yang dapat mempengaruhi daya permeabilitas kulit biji, sifat keras biji dan daya hantar listrik (DHL) oleh arutan elektrolit. Kandungan lignin biji antara satu dengan yang lainnya berbeda sehingga waktu yang dibutuhkan untuk patah dormansi juga berbeda. Semakin tinggi kandungan lignin pada kulit biji maka kulit biji menjadi semakin keras dan akan semakin sulit biji mengalami pematahan domansi (Mc Dougall et all, 1996 dalam Marwanto, 2007).Biji Kacang MerahBiji kacang merah memiliki struktur yang licin dan halus. Struktur kulit biji turut mempengaruhi pematahan dormansi biji dimana kulit biji menjadi penghalang utama masuknya air ke dalam beberapa bagian sisi biji kacang merah ( Nanik, 2013).Perendaman kacang merah mengakibatkan kacang merah membesar. Perubahan tersebut dikarenakan masuknya air ke dalam kacang merah melalui proses difusi. Sebagaimana diketahui, kacang-kacangan mengandung banyak granula pati yang tersusun dari amilosa (berpilin) dan amilopektin (bercabang). Masuknya air ke dalam kacang merah dapat merusak kristalinitas amilosa dan merusak helix sehingga granula membengkak. (Harper, 1990 dalam Putra, 2008). Pada kacang merah Phaeolus vulgaris, kulit biji dan permukaan hilus menunjukkan fungsi penting pada penyerapan air. (M.C. Gmez-Roldn. Characteristics Of The Seed Coat In Wild And Cultivated Phaseolus vulgaris L. )

Biji Kacang ToloKacang tolo mempunyai kulit ari yang relatif sulit dipisahkan dibandingkan dengan kulit ari kacang kedelai sehingga diperlukan pengupasan kulit ari secara kering dengan menggunakan mesin pengupas kulit kedelai dan secara basah dengan perendaman dalam air selama semalam. Meskipun demikian, kulit ari masih banyak yang menempel pada kacang tolo sehingga harus dibersihkan pada saat pencucian setelah perebusan setengah matang (Ratnaningsih, 2009).

Biji Kacang TanahIlyas (2007) menyatakan bahwa kacang tanah memiliki masa dormansi. Perlakuan penyimpanan benih setelah panen pada kisaran suhu ruang 19 25C belum dapat mematahkan dormansi benih kacang tanah varietas Gajah, Kidang, Pelanduk, Zebra, Macan, dan Panter, terbukti dengan nilai daya berkecambah yang masih rendah. Untuk varietas Simpai dan Trenggiling, after-ripening selama 3 minggu mampu mematahkan dormansi benih, dan untuk varietas Banteng dengan after-ripening 4 minggu. Peristiwa dormansi menimbulkan beberapa kerugian seperti pertumbuhan yang tidak serempak dan mengganggu ketepatan ketersediaan benih saat musim tanam.

Biji Kacang Kedelai PutihStruktur biji kedelai terluar terdiri atas kulit, hilum, mikrofil, dan khalaza (alur kecil yang ada pada ujung hilum membelakangi mikrofil). Kulit biji (testa) merupakan karakter morfologi penting biji kedelai karena menentukan proses fisiologis embrio, sekaligus menjadi penutup dan pelindung embrio (Hidajat 1995). Secara genetik, kulit benih kedelai kuning memiliki permeabilitas lebih tinggi dibanding kedelai hitam. Kedelai putih mengandung 1,43 % lignin. Permeabilitas benih yang tinggi dapat memudahkan air dan oksigen masuk ke dalam benih serta mengkatifkan enzim yang berperan dalam metabolisme benih. (Purwanti, 2004). Menurut Handerson dan Miller dalam Rida (2003), kulit biji kedelai terdiri atas tiga lapisan, yakni epidermis, hipodermis, dan parenkim. Kulit biji berperan dalam menentukan derajat dan kecepatan imbibisi air. Ma et al. (2004) melaporkan bahwa jaringan palisade menjadi faktor penentu permeabilitas kulit biji. Kedelai sebagai bahan baku industri tidak hanya ditentukan oleh warna kulit biji, namun juga oleh karakter kimiawi dan morfologi, khususnya ketebalan biji.

Biji Kacang Kedelai Hitam Secara genetik permeabilitas kulit benih kedelai hitam dan kedelai kuning, kedelai kuning mempunyai permeabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai hitam, karena kandungan lignin kedelai hitam (15,31%) dibandingkan kedelai kuning (Marwanto, 2003). Struktur kulit biji kedelai hitam secara lebgkap adalah keberadaan kutikula berlilin, konsentrasi kalsium tinggi dan fosfor rendah pada kulit biji, adanya lapisan fenolik, tingginya kadar xilosa, sedikit pori pada kulit biji, adanya sbstansi berlilin antar sel- sel palisade kulit biji, dan lignifikasi pada sel- sel palisade tersebut.Kamil (1979 dalam Zakaria dan Fitriani) menyatakan jika konsentrasi suatu larutan di sekitar biji tinggi dapat menyebabkan tidak atau kurang meresapnya air ke dalam biji sehingga mengakibatkan benih tidak berkecambah. Menurut Albregts dan Howard (1972 dalam Hasanah et al) kerusakan tanaman pada tahap perkecambahan yang tercekam salinitas mencakup dua mekanisme, yaitu (1) tekanan osmosis media yang tinggi sehingga benih sulit menyerap air dan (2) pengaruh racun dari ion-ion penyusun garam. Teori tersebut menjelaskan mengapa biji kacang ( bahan yang digunakan) yang diberi perlakuan dengan larutan garam bersifat garam seperti KCl mempunyai waktu pematahan dormansi yang lebih lama daripada dengan perlakuan air kran(control).Selain itu, menurut Pranoto dkk. (1990) dalam Anita (2009), sebagian besar biji family Leguminosae atau polongan merupakan biji berkulit keras yang impermeabel terhadap air. Lipid, tanin, atau pektat yang terkandung dalam kulit biji dapat memperlambat penyerapan air. Penyerapan air dapat ditingkatkan dengan cara merendam biji dalam air panas untuk menghilangkan senyawa-senyawa penghambat masuknya air ke dalam biji. Umumnya biji berkarbohidrat tinggi kemampuan menyerap airnya lebih rendah dibandingkan biji yang berprotein tinggi.

Faktor EksternalJenis Larutan1. Laurtan KClSalah satu penyebab biji pada larutan KCl mengalami proses pematahan dormansi yang lebih lambat dibandingkan control ( air kran) dikarenakan larutan yang digunakan yaitu KCl. Larutan KCl akan terionisasi menjadi ion K+ dan Cl-. Larutan KCl ini termasuk kedalam kelompok garam garaman, larutan tersebut bersifat inhibitor terhadap pematahan dormansi walaupun tidak sebanding dengan larutan NaCl yang pada praktikum belum menunjukkan adanya pematahan dormansi. Selain itu apabila konsentrasi larutan garam tersebut terlalu tinggi akan menyebabkan biji tersebut keracunan. Jika konsentrasi larutan meningkat maka persentase perkecambahan dan laju perkecambahan akan menurun terutama pada larutan yang mengandung klorida. (Strognov Cit. Bintoro, 1989).KCl termasuk kedalam garam-garaman. Kedelai merupakan tanaman yang toleran terhadap kadar garam yang sedang berkisar antara 175-500 mg/l atau bila daya hantar listriknya berkisar antara 280-800 mikrohom/cm (Tim Faperta Umpad.1978). Penyiraman larutan KCl pada biji secara terus-menerus dapat menyebabkan pengendapan garam dan kadar salinitas menjadi tinggi. Pengendapan garam yang sudah larut dalam tanah secara parah menghambat pertumbuhan tanaman. Pengendapan garam tersebut akan mengimbas plasmolisis yaitu suatu proses bergerak keluarnya air dari tanaman ke larutan tanah. Secara khusus, kegaraman yang tinggi menimbulkan keracunan tanaman, terutama oleh ion Na+ dan Cl.Hardaji dan Sudirman (1988), mengatakan bahwa kerusakan tanaman akibat kadar garam terjadi melalui dua cara yaitu stress primer dan sekunder. Sel primer langsung merusak sel dan proses metabolisme. Stress sekunder merupakan stress yang mempengaruhi tanaman secara tidak langsung, yaitu melalui tekanan osmotik air tanah dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

1. Larutan VaniliMenurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hai -Hang Li et al (1993), mengatakan bahwa senyawa fenolik seperti vanilin menurunkan senyawa asam sinamat yang menghambat asam absisat (ABA) yang penting bagi perkecambahan(waktu dormansi patah ketika terjadi perkecambahan). Tans-sinamat, ando-, m-, asam andp-coumaric pada dosis tertentu (dalam penelitian ini 10-4 M dan biji kecambah di atas 10-3 M) menghambat pertumbuhan etiolasi bibit dan perkecambahan biji, beebrapa senyawa lain seperti asam ferulat, asam klorogenik, dan asam caffeic menunjukkan efek yang sama bila ditambahkan dalam biji. Begitu pula vanilin yang tergolong senyawa aldehida fenolik dengan rumus kimia C8H8O3. Jadi secara teoritis mengatakan bahwa, penambahan vanilin pada proses pematahan dormansi dan perkecambahan berpengaruh menghambat kedua hal tersebut. hal ini dikarenakan adanya senyawa fenolik ini dan asam absisik memiliki efek penghambatan aditif baik pada pertumbuhan bibit dan perkecambahan biji.Selain itu sifat vanili yang yang menghasilkan senyawa asam akan Wiyarsi (2008) memanfaatkan sifat asam dari vanilin sebagai material antibakteri dan antioksidan dimungkinkan juga berpengaruh dalam proses pematahan dormansi biji kacang kedelai hitam.

1. Air kranAir yang diserap oleh benih berguna untuk pengembangan embrio dan endosperma. Air juga berguna untuk melarutkan enzim-enzim pencernaan dan zat pengatur tumbuh untuk segera memulai proses hidup benih (Salisbury dan Ross,1995). Awal dari perkecambahan adalah pematahan dormansi biji. Tahapan pertama tergantung pada imbibisi, yaitu penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Campbell, 2002).

X. KESIMPULAN1. Pengaruh Larutan KCl 1% terhadap:a. Biji Kacang Hijaub. Biji Kacang Merahc. Biji Kacang Tolod. Biji Kacang Tanahe. Biji Kacang Kedelai Putihf. Biji Kedelai Hitam2. Pengaruh Larutan Vanili terhadap:a. Biji Kacang Hijaub. Biji Kacang Merahc. Biji Kacang Tolod. Biji Kacang Tanahe. Biji Kacang Kedelai Putihf. Biji Kedelai Hitam3. Pengaruh Air Kran (Kotrol) terhadap:a. Biji Kacang Hijaub. Biji Kacang Merahc. Biji Kacang Tolod. Biji Kacang Tanahe. Biji Kacang Kedelai Putihf. Biji Kedelai Hitam

XI. DAFTAR PUSTAKAAgustina, Nanik dkk.2013.Pengaruh Suhu Perendaman Terhadap Koefisien Difusi Dan Sifat Fisik Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.2 : 803 - 812 ,Bintoro, M. H. 1989. Uji Toleransi Beberapa Varietas atau Galur Jagung Terhadap Lahan 1Bergaram. Bogor : Institiut Pertanian BogorCampbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta : ErlanggaIstamar Syamsuri. 2007. Bologi. Jakarta : ErlanggaLakitan,B.1993.Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta : Pt.Raja Grafindo PrasadaLi, Hai Hang et al. 1993. Interactions Of trans-Cinnamic Acid, Its Related Phenolic Allelochemicals, And Abscisic Acid In Seedling Growth And Seed Germination Of Lettuce. Journal of Chemical EcologyVol. 19,Issue 8,pp 1775-1787Marwanto. 2007. Hubungan Antara Kandungan Lignin Kulit Benih dengan Sifat-Sifat Khusus Kulit Benih Kacang Hijau. Volume 9 No1. ISSN 1411-0067Mayer, A. M. dan A. P. Mayber. 1963.The Germination of Seeds. Jerussalem: Pergawon pressM.C. Gmez-Roldn .Characteristics Of The Seed Coat In Wild And Cultivated Phaseolus vulgaris L. Chapingo, Edo. de Mex. C.P.56230. MxicoPurwati, Setyastuti. 2004. Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benihkedelai Hitam Dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian (11) (1).Salisbury, F.B., dan C.W. Ross., 1992.Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB PressSuyitno Al.MS. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta : UNY

XII. LAMPIRAN 1 lembar perencanaan praktikum 1 lembar laporan sementara Jurnal acuan