LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

33
1 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN PEMERINTAH DAERAH MENGHADAPI BENCANA MELALUI IMPLEMENTASI PERENCANAAN KONTINJENSI Disusun Oleh : Nama : Bambang Surya Putra Nomor Absen : 01 Angkatan : 24 Jabatan : Direktur Kesiapsiagaan Unit Kerja : Direktorat Kesiapsiagaan Instansi : Badan Nasional Penanggulangan Bencana PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN KE-24

Transcript of LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

Page 1: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

1

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN PEMERINTAH DAERAH MENGHADAPI

BENCANA MELALUI IMPLEMENTASI PERENCANAAN KONTINJENSI

Disusun Oleh :

Nama : Bambang Surya Putra

Nomor Absen : 01

Angkatan : 24

Jabatan : Direktur Kesiapsiagaan

Unit Kerja : Direktorat Kesiapsiagaan

Instansi : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN KE-24

Page 2: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

2

Tahun 2019

Page 3: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

3

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

Judul : Peningkatan Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah Menghadapi

Bencana Melalui Implementasi Perencanaan Kontijensi

Nama : Bambang Surya Putra, M.Kom

NIP : 19721002 199803 1 004

Angkatan : XXIV

No. Daftar Hadir : 01

Instansi : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Laporan Proyek Perubahan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Mentor dan Coach sesuai

kesepakatan area perubahan

Jakarta, 04 Desember 2019

COACH MENTOR

Dr. P.M. Marpaung, M.Sc Lilik Kurniawan, S.T., M.Si. NIP. 19600530 198703 1 001 NIP. 19711023 199603 1 001

NARASUMBER / PENGUJI

Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm NIP. 19711220 199702 2 001

Page 4: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala petunjukNya, penulis dapat

menyelesaikan laporan proyek perubahan. Peroyek perubahan ini mengambil judul “Peningkatan

Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah Menghadapi Bencana Melalui Implementasi Perencanaan

Kontinjensi”.

Laporan proyek perubahan ini merupakan implementasi Pendidikan kepemimpinan nasional

tingkat II dalam pelaksanaan tahapan jangka pendek yang telah mendapatkan konsultasi dari Deputi

Bidang Pencegahan BNPB selaku mentor.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proyek

perubahan ini baik dari internal BNPB, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah baik BPBD dan

pemangku kepentingan terkait di daerah, para pakar dan fasilitator renkon.

Seperti kita ketahui bersama, hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki kerawanan terhadap

ancaman bencana. Karena itu upaya kesiapsiagaan dan pencegahan yang salah satunya diwujudkan

dalam tersedianya rencana kontinjensi menjadi demikian penting. Harapannya diseluruh Indonesia dapat

memiliki rencana kontinjensi untuk meningkatkan kualitas manajemen penanggulangan bencana saat

darurat.

Semoga laporan ini dapat memberikan pemahaman terhadap proses penyusuna proyek

perubahan, pemahaman terhadap kesiapsiagaan bencana dan lebih khusu lagi rencana kontinjensi

bencana. Kritik dan saran begitu penulis nantikan untuk lebih menyempurnakan proyek perubahan pada

jangka menengah dan Panjang.

Akhir kata semoga proyek renkon yang dilaksanakan dapat mendukung upaya membangun

Indonesia Tangguh bencana,

Jakarta, 4 Desember 2019

Penulis,

Page 5: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

5

RINGKASAN EXECUTIVE

Inti dari Proyek Perubahan ini adalah menyusun dan melaksanakan strategi penerapan rencana

kontinjensi di Pemerintah Kab/Kota di seluruh Indonesia. Kegiatan ini akan mengaktualisasikan teori

management strategis dan kepemimpinan strategis dalam membuat perubahan pada bidang tugas

kedinasan khususnya meningkatkan kesiapsiagaan melalui penerapan rencana kontinjensi .

Kegiatan dilaksanakan dalam 3 tahapan. Yaitu jangka pendek dalam 2 bulan (minggu 1 Oktober 2019

hingga minggu 4 November 2019), jangka menengah selama 1 tahun pada tahun 2020 dan jangka

Panjang pada tahun 2021 hingga 2024.

Proyek perubahan dicapai melalui 4 agenda kegiatan utama yaitu reformulasi pedoman penyusunan

renkon untuk menghasilkan renkon yang lebih inovatif, pemanfaatan system informasi untuk

menunjang pencapaian output, pencetakan fasilitator untuk mendampingi penyusunannya di daerah

dan penyusunan kebijakan untuk percepatan implementasi menguatkan dukungan pemerintah

daerah.

Page 6: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

6

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i

RINGKASN EKSEKUTIF ………………………………………………………. ii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

1.1. LATAR BELAKANG ……………………………………………… 7

1.2. PERMASALAHAN ……………………………………………….. 9

1.3. TUJUAN …………………………............................................. 12

1.4. MANFAAT ………………………………………………………… 12

1.5. RUANG LINGKUP ………………..………………………... 13

1.6. KONDISI SAAT INI DAN AKAN DATANG…………………… 15

1.7. PENTAHAPAN (Milestone) …………………………………… 15

1.8. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER ……………………………. 17

1.9. TIM EFEKTIF …………………………………………………… 18

1.10. IDENTIFIKASI MASALAH DAN STRATEGI ……………….. 21

1.11. STRATEGI MARKETING ……………………………………….. 22

1.12. DASAR HUKUM …………………..…………………………… 23

BAB II. HASIL CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN …………………………. 24

2.1 TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN ..………………… 24

2.2 STAKEHOLDERS ……………………………………………….. 26

2.3 CAPAIAN …………………………………………………………. 27

2.4 KENDALA DAN SOLUSI ………………………………………… 28

2.5 INSTRUMEN MONITORING ……………………….…………. 30

BAB III. PENUTUP ……………………………………………………………… 31

3.1 KESIMPULAN ……………………………………………..…….. 31

3.2 REKOMENDASI …………………………………………….…… 33

3.3 LESSON LEARNT KEPEMIMPINAN .………… ……………. 34

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 36

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………… 37

Page 7: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Indonesia terletak di kawasan cincin api pasifik yang secara geografis dan klimatologi mempunyai

tantangan untuk melindungi dan memperkuat masyarakat dari ancaman risiko bencana. Pergerakan

tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Samudera

Pasifik di sebelah timur, lempeng Eurasia di sebelah utara (dimana disebagian besar wilayah

Indonesia) dan disertai daerah aliran sungai (5.590 DAS) mengakibatkan risiko bencana geologi

seperti gempabumi, tsunami, erupsi gunungapi (127 gunung api aktif) maupun gerakan tanah/ longsor.

Dampak pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim pada wilayah perairan laut Indonesia

cenderung menimbulkan potensi terjadinya berbagai jenis bencana hidrometeorologi, seperti banjir,

kekeringan, cuaca dan gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sederet bencana non alam seperti konflik sosial, kegagalan teknologi, epidemi dan wabah penyakit

juga menjadi ancaman nyata di Indonesia yang harus dicegah dan ditanggulangi jika terjadi.

Gambaran tren bencana global ke depan juga akan cenderung meningkat karena pengaruh beberapa

faktor, seperti: meningkatnya jumlah penduduk; urbanisasi; degradasi lingkungan; kemiskinan; dan

pengaruh perubahan iklim.

Hasil Analisa dari data kejadian bencana dan jumlah korban yang ditimbulkan khususnya dari

beberapa kejadian benncana di tahun 2018, menunjukkan sebuah indikasi bahwa kesiapsiagaan

bencana menjadi sebuah permasalahn yang harus dipecahkan. Menariknya 2 kejadian gempa besar

di Palu dan Lombok menunjukkan sebetulnya 2 Provinsi tersebut memiliki rencana kontinjensi

bencana gempa tsunami, namun sepertinya renkon yang disusun tersebut kurang berdaya guna untuk

mendukung penanganan darurat bencana,

Diagram 1 Grafik Perbandingan jumlah bencana dan jumlah korban

Page 8: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

8

Dari kejadian bencana di seluruh Indonesia terlihat terus menerus terjadi peningkatan. Namun jika kita

melihat jumlah korban akibat bencana terlihat bahwa terjadi peningkatan . Hal tersebut membuktikan

kesiapsiagaan masyarakat, stakeholder dan pemerintah di daerah terhadap bencana masih rendah.

Sebagai negara yang berada di daerah rawan bencana, intensitas kejadian bencana terus meningkat

dari tahun ke tahun. Belajar dari pelaksanaan penanggulangan bencana selama ini, terlihat bahwa

kesadaran dan kesiapsiagaan aparat dan masyarakat dalam antisipasi penanggulangan bencana

masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari beberapa kejadian bencana yang masih berdampak pada

korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Pada situasi darurat

diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat untuk mengurangi dampak buruk bencana

sehingga kapasitas dan kapabilitas semua pihak terkait kesiapsiagaan bencana perlu dibangun.

Dalam usaha menghadapi keadaan darurat bencana dan agar dapat melakukan penanganan bencana

yang cepat, tepat, efektif dan efisien, terpadu dan akuntablel maka setiap daerah perlu mempunyai

rencana kontingensi.

Figur peta dibawah ini menunjukkan data bahwa Rencana Kontingensi untuk mengantisipasi

terjadinya bencana sesuai ancaman masing2 di daerah belum dimiliki oleh semua pemerintah daerah.

Data sebaran renkon dari tahun 2010 hingga 2018 baru 53% atau 221 Kabupaten / Kota yang telah

menyusun renkon dari total 416 Kab / Kota. Daerah yang belum memliki renkon tersebut meningkatkan

risiko akibat potensi manajemen dan pelayanan bencana yang kurang baik jika terjadi bencana.

Page 9: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

9

Gambar 1

Sebaran Kabupaten yang Telah Membuat Renkon

1.2 PERMASALAHAN

Hasil analisis berita mainstream dan social media menunjukkan bahwa kesiapsiagaan perlu terus

ditingkatkan.

Gambar 2

Bukti Media

Page 10: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

10

Gambar 3

Data Rekam Media

Hasil polling media yang dilakukan Pusdatin BNPB dan diulas oleh Kompas.com menunjukkan hasil

bahwa 77% responden belum siap menghadapi bencana, 9% menyatakan siap dan 14% menjawab

cukup siap.

Simpulan dari Analisa media adalah sebagai berikut :

a. Kesiapsiagaan bencana perlu ditingkatkan

b. Penanganan kondisi darurat bencana masih sendiri-sendiri dan belum terpadu

c. Pemerintah daerah perlu menerapkan rencana kontinjensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan]

Analisis SWOT terhadap renkon menunjukan hasil sebagai berikut :

a. Strength

Kekuatan yang dimiliki adalah dukungan Bapak Presiden akan pentingnya penerapan renkon

dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana

b. Weakness

Yang menjadi kelemahan renkon adalah dari data kejadian besar belum menunjukkan bahwa

renkon berdaya guna / membantu kegiatapenanganan darutat secara signifikan.

c. Opportunity

Peluangnya adalah Praktisi bencana dan NGO mendukung untuk memfasilitasi Renkon

d. Threat

Yang saya kategorikan ancaman adalah awareness pemerintah daerah dan masyarakat tentang

pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana dan kurang mendukung renkon

Page 11: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

11

Tabel 2

Analisa SWOT

SW

OT

Strength

- Memiliki tim Efektif

administrative dan IT

- Dukungan Presiden akan

pentingnya kesiapsiagaan

Weakness

- Pedoman renkon yang

sekarang kurang efisien

- Dokumen renkon tdk dpt

mendukung operasi

tanggap darurat

Opportunity

- Praktisi bencana dan NGO

mendukung untuk

memfasilitasi Renkon

Mengembangkan sytem

informasi renkon bersama

tim pakar dan praktisi

Melakukan Reformulasi

Renkon bersama pakar dan

praktisi bencana

Threat

- awareness pemda dan

masyarakat masih rendah

untuk kesiapsiagaan

bencan

Penyiapan kebijakan

Presiden terkait urgensi

penusunan renkon untuk

meningkatkan awareness

Penyiapan pedoman

penyusunan renkon yang

dapat mendukung

peningkatan awareness

terhadap bencana

Potret kondisi realistsis dari isu strategik terpilih (berbasis bukti fakta, data, informasi)

a. Kejadian bencana cenderung meningkat, namun seiringan dengan tingginya ancaman

bencana, berdasarkan data 10 tahun terakhir jumlah korban meningkat

b. Pollin g kesiapsiagaan menunjukkan 77% masyarakat belum siap menghadapi bencana

(Sutopo, 2018)

c. Dalam 10 tahun terakhir jumlah kabupaten kota yang telah memiliki renkon bari 201 kab

kota (47% dari seluruh kabupaten kita di seluruh Indonesia.

d. Hasil monitoring Lembaga Ombudsman di 2 kejadian bencana besar di Palu dan Lombok

menunjukkan mitigasi becana belum efektif dan efisie

.

Isu Strategis

a. Kesiapsiagaan masyarakat, stakeholder dan pemerintah di daerah terhadap bencana

masih rendah

b. Rencana Kontingensi untuk mengantisipasi terjadinya bencana sesuai ancaman masing2

di daerah belum dimiliki oleh semua pemerintah daerah

Page 12: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

12

c. Penanganan kondisi darurat bencana masih sendiri-sendiri dan belum terpadu

d. Potensi sumberdaya penanggulangan bencana di daerah belum teridentifikasi dan dikelola

dengan baik

Dari isu strategis tersebut yang kami diskusikan bersama staf millennial (CPNS Honorer) serta

diskusi dengan pejabat structural dibawah Direktorat Kesiapsiagaan, menjadi beberapa gagasan

perubahan.

1.3 TUJUAN

Tujuan Proyek Perubahan

a. Tujuan Jangka Pendek :

Penyederhanaan pedoman renkon didukung pengembangan system renkon untuk memberi

kemudahan proses penyusunan, monitoring dan evaluasi serta tersusunnya draft kebijakan

Inpres

b. Tujuan Jangka Menengah :

Percepatan penyusunan renkon didukung system berbasis geospasial di seluruh Provinsi

c. Tujuan Jangka Panjang

Percepatan penyusunan renkon didukung system terintegrasi di seluruh Kabupaten / Kota

1.4 MANFAAT

Manfaat Proyek Perubahan

a. Bagi Stakeholder :

• Kecepatan pelayanan kedaruratan bencana

• Menurunkan angka kematian dan kesakitan

• Kemudahan penanganan darurat bencana

• Kemudahan perencanaan sumber daya dan peralatan

• Memiliki panduan koordinasi yang jelas

b. Bagi BNPB

• Kemudahaan perencanaan alokasi bantuan darurat bencana

• Kecepatan dan Kemudahan pengambilan keputusan

• Perbaikan manajemen penanggulangan bencan

c. Bagi Peserta

• Meningkatkan kemamouan management strategis

• Meningkatkan kemampuan kepemimpinan strategis

• Mempercepat penyelesaian tugas dan tanggung jawab

Page 13: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

13

1.5 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :

a. Reformulasi Dokumen Renkon

b. Pelaksanaan KIE dan Uji Formulasi Renkon Baru

c. Pelaksanan Monev Renkon

d. Desain dan Pengembangan System Renkon

e. Pengembangan Geospasial Based system

f. Pengembangan Integrated System

g. Penyiapan Fasilitator NasionalBerikut Asesment Sertifikasi

h. Penyiapan Fasilitastor Provinsi berikut persetujuan Sertifikasi

i. Penyiapan Fasilitator Kab/Kota dan Penerapan Sertifikasi

Tabel 3.

Pentahapan

Output

No. Rincian Terobosan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

1. Milestone Reformulasi

Dokumen Renkon

Pelaksanaan KIE

dan Uji Formulasi

Renkon Baru

Pelaksanan Monev

Renkon

1a. Penyederhanaan

format dokumen

rencana kontinjensi

(renkon)

Tersedianya Format

renkon yang lebih

ringkas, mudah

dipahami dan

digunakn

1b. Penyusuna pedoman

baru renkon

Tersedianya pedoman

baru tentang

penyusunan renkon

1c. Pembuatan material

komunikasi, informasi

dan edukasi berbasis

elektronik

Tersedianya materi

KIE Renkon versi

cetak

Tersedianya materi

KIE versi

multimedia

1d. Penilaian /Quality

Control dan Monev

Tersedianya

Parameter penilaian /

monev Renkon di

daerah

Terlaksananya

ujicoba Penilaian

keberhasilan

Renkon di daerah

pilot

Terlaksananya

penilaian renkon /

kesiapsiagaan di

seluruh daerah

2. Milestone Desain dan

Pengembangan

System Renkon

Pengembangan

Geospasial Based

system

Pengembangan

Integrated System

Page 14: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

14

2a. Penerapan digitalisasi

renkon

Tersedianya e-

document / e-book

Fenkon yang dapat di

download

Terbangunnya

system renkon

yang dilengkapi

peta digital

Terbangunnya

system renkon yang

terintegrasi one data

dan SPBE

2b. Tersedianya aplikasi

online yang dibuka

melalui browser(web

based)

Terbangunya

aplikasi Renkon

berbasis android

Terbangunnya

aplikasi Renkon

pada platform Apple

(IOS)

3. Milestone Penyiapan

Fasilitator

NasionalBerikut

Asesment Sertifikasi

Penyiapan

Fasilitastor

Provinsi berikut

persetujuan

Sertifikasi

Penyiapan

Fasilitator

Kab/Kota dan

Penerapan

Sertifikasi

3a. Penyiapan pool of

fasilitator renkon

Terlaksananya

pelatihan fasilitator

Renkon pada Tingkat

Nasional

Terlaksananya

pelatihan fasilitator

Renkon di Tingkat

Provinsi

Terlaksananya

fasilitator Renkon di

Tingkt Kab/Kota

3b. Sertifikasi fasilitator

renkon

Tersedianya dokumen

asesment sertifikasi

Renkon

Disetujuinya

Sertifikasi terkait

Renkon oleh BSN

Diterbitkannya

Sertifikasi Renkon

bagi Fasilitator

4. Perumusan kebijakan

(inpres)

Tersedianya

Rancangan Inpres

Renkon

Disahkannya

Inpres Renkon

1.6. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan

Rencana Kontinjensi di Indonesia buakan hal baru. Sesuai amanat UU 24 tahun 2007 diperlukan

renkon untuk meningkatkan kualitas manajemen penanggulangan bencana. Berikut ini kondisi

saat ini dan kondisi yang diharapkan (ideal) dari rencana kontinjensi di Indonesia.

Tabel 4

Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan

No Subject Pengamatan Kondisi Saat ini Kondisi Ideal

1. Korban Meninggal Tinggi Rendah

2. Pemda memiliki renkon

bencna

54% total pemda Seluruh pemda

3. Kondisi renkon yang telah

dibuat pemda

Blm dapat

dioperasionalkan saat

kondisi darurat

Mudah digunakan stakeholder

saat darurat untuk operasi PB

Page 15: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

15

4. Bentuk dokumen Hardcopy Digitaldalam sebuah system yg

mudah digunakan

5. Content / isi dokumen

renkon

Terlalu banyak hal yang

dibahas

Taktis hanya memuat hal

penting utk operasi PB

6 Data potensi sumber daya

Penanggualangan Bencana

(PB)

Semua pihak di pusat dan

daerah tdk share data

Data dishare & dimanage untuk

kebutuhan manajemen bencan

7. Indeks risiko bencana

kabupaten / Kota

Risiko tinggi Risiko menurun

8. Pembagian tugas dalam

penanganan bencana

Belum jelas dan belum

terorganisir baik

Terdapat pembagian tugas yang

jelas, efektif dan efisien

1.7 PENTAHAPAN (Milestones)

Tahapan jangka pendek, menengah, dan panjang yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

dari proyek perubahan bisa dilihat dalam tabel 3.

Milestone Proyek Perubahan

a. Milestone Jangka Pendek

i. Reformulasi Dokumen Renkon

ii. Pengembangan System Renkon

iii. Penyiapan Fasilitator

iv. Perumusan Kebijakan

b. Milestone Jangka Menengah

v. Pelaksanaan KIE dan Uji Formulasi Renkon Baru

vi. Pengembangan Geospasial Based system

vii. Penyiapan Fasilitastor Provinsi berikut persetujuan Sertifikasi

viii. Disahkannya Inpres Renkon

c. Milestone Jangka Panjang

ix. Pelaksanan Monev Renkon

x. Pengembangan Integrated System

1.8 IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS

1. Identifikasi stakeholder

Diagram 2

Page 16: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

16

Identifikasi Stakeholder

2. Peran Stakeholder

Hasil pemetaan stskeholder lalu kita pembinaan stakeholder sesuai dengan peran masing-

masing sebagai berikut :

a. Stakeholder kwadran Promotor (manage closely) terdiri dari :

- Settama - internal

- Deputi 1 (System dan Strategi) - internal

- Deputi 2 (Pencegahan) - internal

- Deputi 3 (Kedaruratan) - internal

- Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaam

- Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Mengingat ini stakeholder terpenting yang harus di manage closely. Kita kolaborasikan

setiap ide dan proses pelaksanaan pada setiap tahapan dengan mereka sesuai tugas

pokok dan fungsinya.

b. Stakeholder kwadran Promotor (manage closely) terdiri dari :

- Ittama - internal

- Pusdiklat - internal

- Tim IT - internal

- K/L Teknis

- TNI / Polri

- Kementerian Komunikasi dan Informasi

- Badan Sertifikasi Nasional

Perlu dilakukan pelibatan dalam implementasi dan mendukung dalam sosialisasi

Kepentingan Tinggi

Page 17: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

17

c. Stakeholder kwadran Latents (keep Satisfied) terdiri dari :

- Deputi 4 (Rehabilitasi dan Rekonstruksi) - internal

- Deputi 5 (Logistik dan Peralatan) - internal

- Biro Hukum dan Kerjasama - internal

- Lembaga Sertifikasi Profesi BNPB - internal

- Sekretariat Negara

- Sekretariat Kabinet

- Bappenas

- Kemeneterian Hukum dan HAM

Berperan melakuakn dukungan administrative khususnya dalam hal perumusan

kebijakan. Pemberian informasi secara lengkap dan reguler

d. Stakeholder kwadran Apathetic (minimal effort) terdiri dari :

- Pusdatinmas - internal

- Media

Berperan mendukung komunikasi, informasi dan edukasi ke public.

1.9 TIM EFEKTIF

Untuk melaksanakan proyek perubahan diperlukan sumber daya yang memadai . Tahapan

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam target jangka pendek memerlukan tim yang dapat focus

melaksanakan tugas dengan pembagian tugas yang efektif. Untuk itu ditugaskan tim efektif sesuai Surat Tugas

nomor 531a/KS/PK.03/09/2019 tanggal 27 September 2019. Tim efektif ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 4

Scan Surat Tugas Tim Efektif

Page 18: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

18

Penjelasan tentang tugas setiap anggota Tim efektif sebagai berikut:

Tabel 5

Rincian Tugas Tim Efektif

No Nama Struktur Deskripsi Tugas

1 Lilik Kurniawan Mentor - Memberikan arahan,

melakukan bimbingan dan

mengawasi pemimpin proyek

berdasar sikap

profesionalisme

- Memberi dukungan penuh

kepada pemimpin proyek

dalam implementasi proyek

perubahan

- Memberi dukungan kepada

pemimpin proyek dalam

mendayagunakan sumber

daya tim

- Membantu pemimpin proyek

dalam mengatasi kendala

yang muncul selama

Page 19: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

19

implementasi proyek

perubahan

2 Bambang Surya Putra Project Leader - Memimpin dan

melaksanakan proyek

perubahan

- Memberikan arahan kepada

tim dalam menyusun

rencana kerja dalam

pelaksanaan proyek

perubahan

- Mengkoordinasikan

pelaksanaan proyek

perubahan bersama tim kerja

dan stakeholders

- Menyusun laporan proyek

perubahan dan

mempresentasikan sesuai

jadual yang ditentukann

3 1. Dyah Rusmiasih

2. Novi Kumalasari

3. Dian Andry P.S

4. Indah Fitrianasari

5. Susilastuti

6. Kastelia Medina

7. Nuraini Sabilussalami

8. Hutama Rahmat

9. Azari Muis

10. Reshi Indra Pradana

11. Rahmawati

12. Fajarina Suksesi N

13. Rudini Karnain

14. Nico Tamara

15. Ahmad Hidayat

16. Tongat Wahidin

17. Dahlia L

Tim Kerja Membantu project leader dalam

pelaksanaan proyek perubahan:

- Penyiapan data pendukung

- Penyiapan dan pelaksanaan

kegiatan FGD dan rapat-

rapat lainnya terkait

persiapan penyusunan

pedoman renkon format baru

- Partisipasi aktif dalam

menyusun buku pedoman

- Penyusunan buku pedoman

- Penyiapan dan pelaksanaan

uji publik pedoman renkon

- Pelatihan fasilitator

penyusunan renkon

Page 20: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

20

18. W. Suratman

- Melaksanakan penyusunan

rencana kontinjensi dengan

tahapan; (1) rapat persiapan,

(2) workshop penyusunan

dokumen renkon, dan; (3)

finalisasi dokumen

- Sosialisasi pedoman renkon

4.0 melalui soft launching

dalam peringatan bulan PRB

- Penerapan pedoman renkon

dengan format baru ke

Kab/Kota

- Sertifikasi fasilitator

penyusunan renkon

- Menyusun laporan

pelaksanaan kegiatan

Menyusun dokumen rencana

kontingensi

Lilik

Kurniawan

1.10 IDENTIFIKASI MASALAH DAN STRATEGI

Beberapa kendala masalah yang mungkin muncul pada saat pelaksanaan proyek perubahan ini

adalah:

Tabel 6

Potensi Kendala, Risiko dan Solusi

No Potensi Kendala Resiko Untuk

Diantisipasi

Alternatif Solusi

1. FGD tidak dihadiri perwakilan

stakeholder kompeten karena

kesibukan kegiatan akhir tahun

Masukan pembahasan

reformulasi pedoman

renkon

Dalam undangan akan disertakan

formulir masukan institusi

2. Proses perumusan kebijakan

berupa Inpres samgat birokratis

Waktu pembahasan

dan penerbitan inpres

lambat

Mendorong Kemenko PMK

sebagai coordinator kebencanaan

untuk mengkoordinir pembahasan

dan BNPB memberi masukan

substansi teknis

Page 21: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

21

3. Data renkon yang telah disusun

tidak tersedia seluruhnya

Tidak semua data

renkon yang telah

lampau dapat disajikan

datanya

Bersurat ke Bupati dan Walikota

untuk mengirimkan data laporan

hasil renkon dan menjelaskan poin

penting terkait inpres yang sedang

disusun serta melibatkan APIP

4. Keberminatan fasilitator sedikit Kuota fasilitator tidak

terpenuhi

Sosialisasi gencar terkait adanya

peluang fasilitator dan insentif

berupa sertifikasi

5. Keterbatasan anggaran untuk

kegiatan

Tidak semua kegiatan

dapat dilaksanakan

dengan leluasa

Memasukkan dalam bagian

kegiatan yang sejenis untuk dapat

dibahas sebagai agenda

tambahan. Diskusi dengan rekan2

dari unit lain atau stakeholder

lainnya

6. Keterbatasan sumber daya Proses pelaksanaan tidak

sesuai waktu yang

dijadwalkan

Manajemn event dan waktu yang

ketat

1.11 STATEGI MARKETING

Custemer pada proyek perubahan ini adalah pemerintah daerah (BPBD), Kementerian / Lembaga,

TNI / Polri, dan Relawan / LSM.

Strategi marketing yang akan dilakukan pada proyek perubahan ini antara lain;

a) Product. Pada proyek perubahan ini yaitu berupa rencana kontinjensi model baru, digital renkon

dalam aplikasi renkon;

b) Place. Event acara yang dapat mendorong promosi utama enkon adalah dpada peringatan bulan

PRB di Bangka Belitung

c) Promotion. Ada beberapa strategi marketing, yaitu launching pedoman renkon, testimoni BPBD

pada sosial media, penyiapan brosur dan material promosi

d) Price : Hasil dari kegiatan ini diharapkan terjadi peninggkatan kecepatan penyusunan renkon,

terjadi koordinasi yang lebih baik dalam penanggulangan bencana yyang berujung pada

peningkatan kualitas pelayanan kebencanaan

e) Strategi Marketing 4P dan 1 C

Diagram 3

Strategi Marketing

Page 22: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

22

Rencana Strategi Marketing

1. Penguatan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada stakeholder Kementerian dan

Lembaga serta Pemerintah Daerah. Melalui :

a. Pelibatan dalam seluruh proses kegiatan yang memungkinkan (rapat, FGD, dll)

b. Penyampaian update kebijakan

2. Pemanfaatan Portal resmi pemerintah : Kemenkominfo, BNPB, melalui forum Humas

K/L serta publikasi social media

3. Pemberian informasi potensi kejadian bencna untuk meningkatkan awareness lalu

ditambah informasi terkait Renkon sebagai salah satu solusi Kesiapsiagaan

4. Diharapkan ada arahan Presiden secara langsung terkait Inpres

5. Pemanfaatan Forum2 PRB, Planas dan NGO untuk mem-mainstream-kan Renkon

6. Bagi daerah yang belum memiliki renkon akan dilakukan pengiriman surat kepada

Kepala Daerah tentang urgensi renkon dan untuk segera melakukan penyusunan

renkon .

7. Bagi daerah yang telah memiliki renkon akan dikirimkan surat pemberitahuan kepada

Kepala daerah untuk dilakukan mereview renkon yang ada, jika masih relevan dapat

mengupload di portal SIRENKON.

Page 23: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

23

1. Dasar Hukum

Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB nomor 1 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BNPB, Direktorat Kesiapsiagaan mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian

penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan,

evaluasi dan analisis pelaporan dibidang kesiapsiagaan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Kesiapsiagaan menyelenggarakan beberapa

fungsi, salah satunya adalah penyiapan kebijakan dan bahan penyusunan rencana dan

pelaksanaan di bidang perencanaan siaga.

Berdasarkan UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pada pasal 44 berbunyi

Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadi bencana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b meliputi:

a. kesiapsiagaan;

b. peringatan dini; dan

c. mitigasi bencana

Kemudian pasal 45 berbunyi :

(1) Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf a dilakukan untuk memastikan

upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana.

(2) Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;

b. dst…..

Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana tersebut diatas kemudian dijelaskan pada

Pasal 17 yaitu

(1) Rencana penanggulangan kedaruratan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (2) huruf a merupakan acuan bagi pelaksanaan penanggulangan bencana dalam

keadaan darurat.

(2) Rencana penanggulangan kedaruratan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun secara terkoordinasi oleh BNPB dan/atau BPBD serta pemerintah daerah.

(3) Rencana penanggulangan kedaruratan bencana dapat dilengkapi dengan penyusunan

rencana kontinjensi.

Berdasarkan pertimbangan yurudis diatas, Direktorat Kesiapsiagaan melaksanakan melaksanakan

kegiatan peningkatan kesiapsiagaan dan penyusunan rencana kontinjensi.

Page 24: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

24

BAB II

HASIL CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN

2.1. TAHAPAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN.

Berikut deskripsi pelaksanaan proyek perubahan yang telah dicapai dalam Jangka Pendek :

Tabel 7

Tahapan Jangka Pendek

No Kegiatan & Proses Pelaksanaan Proses Stakeholder

1. Reformulasi Dokumen Renkon Dit Kesiapsiagaan

Pakar / Praktisi

Biro Hukum

Unit Teknis BNPB

LAN RI

1a. Penyederhanaan format dokumen rencana

kontinjensi (renkon)

Dilaksankan

melalui

rangkaian FGD

melibatkan

Narasumber

dan stakeholder

1b. Penyusuna pedoman baru renkon Penyusunan

bersama K/L

terkait dibimbing

pakar

1c Pembuatan material komunikasi, informasi dan

edukasi berbasis elektronik

Dilaksanakan

internal

bersama tim

teknis dan unit

terkait

1d. Penilaian /Quality Control dan Monev. Tersedianya

Parameter penilaian / monev Renkon di daerah

Rapat-rapat

internal

1e Piloting penyusunan Renkon 2 kab / kota Penyusunan

Renkon bersam

pemda dan

stakeholder

2. Desain dan Pengembangan System Renkon Dit Kesiapsiagaan

Tim Teknis Dit

Pusdatinmas

Deputi Darurat

2a. Penerapan digitalisasi renkon Dilakukan

pembuatan e-

boook oleh staf

teknis

2b. Pembuatan aplikasi renkon Dilakukan

desain dan

pengembangan

aplikasi renkon

Page 25: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

25

inhouse oleh

staf teknis

3. Penyiapan Fasilitator NasionalBerikut Asesment Sertifikasi Dit Kesiapsiagaan

Pudiklat

LSP BNPB

BSN

3a. Penyiapan pool of fasilitator renkon Pelaksanaan

recruitment,

seleksi, dan

capacity

building di

tingkat pusat/

nasional

3b Sertifikasi fasilitator renkon. Tersedianya dokumen

asesment sertifikasi Renkon

Melalui FGD

dan

penyusunan

document

asesment

melibatkan

pakar dan FGD

4. Perumusan kebijakan (inpres) Rapat lintas K/L

terkait

Dit Kesiapsiagaan Biro Hukum Kemenko PMK Sekneg Sekkab Kemkumham

Tabel 8 Jadwal Tahapan Jangka Pendek

No Kegiatan Okt Nov

M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4

1. Reformulasi Dokumen Renkon

1a. Pembentukan Tim Efektif

Penyederhanaan format dokumen rencana

kontinjensi (renkon)

1b. Penyusuna pedoman baru renkon

1c Pembuatan material komunikasi, informasi dan

edukasi berbasis elektronik

1d. Penilaian /Quality Control dan Monev. Tersedianya

Parameter penilaian / monev Renkon di daerah

1e. Piloting penyusunan Renkon 2 Kab / Kota

2. Desain dan Pengembangan System Renkon

2a. Penerapan digitalisasi renkon

Page 26: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

26

2b. Pembuatan aplikasi renkon

3. Penyiapan Fasilitator NasionalBerikut Asesment

Sertifikasi

3a. Penyiapan pool of fasilitator renkon

3b Sertifikasi fasilitator renkon. Tersedianya dokumen

asesment sertifikasi Renkon

4. Perumusan kebijakan (inpres)

2.2. STAKEHOLDERS.

Dari hasil pendekatan dengan strategi marketing strategy didapatkan hasil sebagai berikut ;

1. Adanya eskalasi peningkatan perhatian pemerintah sesuai arahan Presiden akan pentingnya

Renkon (Sekkab, Biro Hukum)

2. Hasil dari strategi marketing tentang pentingnya renkon untuk peningkatan manajemen

penanggulangan becana (LSP BNPB)

3. Keinginan kolaborasi stakeholder untuk bersynergi (Sekneg)

Diagram 4

Pemetaan Stakeholder RPP dan Saat Ini

Page 27: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

27

2.3. CAPAIAN

Seluruh capaian jangka pendek dalam proyek perubahan ini telah tercapai, hal ini dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 9

Capaian

NO KEGIATAN OUTPUT Keterangan

1. Pembentukan Tim Efektif Terbentuknya Tim dengan

SK Tim Efektif Proyek

Perubahan

100%

2.

Reformulasi Dokumen

Renkon

2a

Penyederhanaan format

dokumen rencana kontinjensi

(renkon)

Format Renkon baru 100%

2b Penyusuna pedoman baru

renkon

Draft Pedoman Rencana

kontinjensi

100%

2c Pembuatan material

komunikasi, informasi dan

edukasi berbasis elektronik

Brosur, video, banner dan

materi promosi lainnya

100%

2d

Penilaian /Quality Control dan

Monev. Tersedianya

Parameter penilaian / monev

Renkon di daerah

Masukan Rencana

Kontinjensi

100%

2e

Piloting penyusunan Renkon 2

kab / kota

Terlaksananya Renkon di

6 kab /kota

300%

3 Desain dan Pengembangan

System Renkon

3a. Penerapan digitalisasi renkon Renkon dengan format

digital

100%

3b Pembuatan aplikasi renkon System format baru yang

telah online

100%

Page 28: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

28

4 Penyiapan Fasilitator

NasionalBerikut Asesment

Sertifikasi

4a Penyiapan pool of fasilitator

renkon

Tersedianya

fasilitator terlatih renkon

format baru

100%

4b Sertifikasi fasilitator renkon.

Tersedianya dokumen

asesment sertifikasi Renkon

Disepakatinya mekanisme

sertifikasi renkon baru

100%

5 Perumusan kebijakan

(inpres)

Draft Inpres Renkon 100%

2.4. KENDALA dan SOLUSI.

Potensi kendala/teknis dan substantif dan resiko serta alternatif solusi

Tabel 10

Kendala dan Solusi

No Kendala Solusi

1. Proses perumusan kebijakan berupa

Inpres cukup membutuhkan waktu

karena kehati-hatian

Meminta bantuan pakar-pakar hukum

2. Animo untuk penyusunan Renkon

bersi baru tinggi

Menambah pool of facilitator

3. Keterbatasan sumber daya Manajemn event dan waktu yang ketat

5. Keterbatasan anggaran untuk

kegiatan

Mengusulkan revisi anggaran

6. Keterbatasan sumber daya Manajemen event dan waktu yang ketat

2.5. INSTRUMEN MONITORING YANG DIGUNAKAN

Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring proyek perubahan maka telah dilakukan monitoring untuk

pelaksanaan proyek perubahan dengan menggunakan check list pertahapan kegiatan sebagai berikut

:

Tabel 11

Page 29: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

29

Instrumen Monitoring yang Digunakan

NO KEGIATAN OUTPUT TANGGAL

PELAKSANAAN

TANGGAL

MONITORING

HASIL

MONITORING

1.

Persiapan dan

konsolidasi awal untuk

memperoleh masukan

dan dukungan terhadap

proyek perubahan

Dukungan

Stakeholder

30 Agustus 2019 30 Agustus

2019

Kesiapan

permohonan

kertas dukungan

2.

Pembentukan Tim Efektif SK Tim Efektif

Proyek

Perubahan

2 September 2019

s.d

6 September 2019

6 September

2019

Kesiapan

pelaksanaan

rapat dan juga

draft SK tim

efektif

3.

Melakukan brainstorming

dengan tim efektif

tentang rancangan yang

akan dibangun

Notulen rapat

dan kesiapan

tim efektif

memberikan

bantuan dan

dukungan

terhadap

proyek

perubahan

Hasil Rancangan

yang akan

dibangun dalam

bentuk notulensi

4.

Melakukan

pertemuan/rapat dengan

tim efektif dan

stakeholders internal dan

external

Draft nol

Pedoman

Rencana

kontinjensi

19 Juli 2019 Rancangan

Pedoman

Rencana

Kontinjensi

5

Melakukan

pertemuan/rapat

lanjutan dengan tim

efektif, stakeholders

eksternal

Draft Awal

Inpres

22 Juli 2019 Penyempurnaan

rancangan Draft

Inpres

6.

Melakukan

pertemuan/rapat dengan

tim efektif, stakeholders

internal dan external

Masukan

Rencana

Kontinjensi

21 Agustus 2019 Notulensi

masukan Draft

Pedoman RPKB

dan Rencana

Kontinjensi

7.

Melakukan

pertemuan/rapat dengan

tim efektif

dan stakeholders internal

Sertifikasi

Fasilitator

25 Agustus 2019 Notulensi

Sertifikasi

Fasilitator

Page 30: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

30

8.

Melakukan Penyusunan

Dokumen Rencana

Kontinjensi di

Kabupaten/Kota (7

Lokasi)

Dokumen

Rencana

Kontinjensi

26 Agustus 2019 29 November

2019

Draft Dokumen

Rencana

Kontinjensi di 7

Lokasi

9.

Melakukan Launching

Pedoman Rencana

Kontinjensi 4.0

- Video

Launching

- Pedoman

Rencana

Kontinjensi 4.0

13 Oktober 2019 13 Oktober

2019

- Pedoman

Rencana

Kontinjensi 4.0

-Video

Launching

10.

Melakukan

pertemuan/rapat dengan

tim efektif dan Biro

Hukum

Penyempurna

an Draft Inpres

15 Oktober 2019 Draft Inpres yang

di kirim ke

Setkab

11.

Melakukan Monitoring

Dokumen Rencana

Kontinjensi

Dokumen

Rencana

Kontinjensi

1 s.d 29 November

2019

Dokumen

Rencana

Kontinjensi

Page 31: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

31

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam implementasi proyek perubahan ini dapat ditarik beberapa hal sebagai kesimpulan yaitu :

1. Proyek perubahan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja pemerintah melalui

perbaikan manajemen bencana dalam memberikan perlindungan masyarakat dari potensi

ancaman bencana.

2. Berangkat dari analisis permasalahan, masukan dari tim efektif serta arahan pimpinan maka

proyek perubahan focus melaksanakan kegiatan terkait dengan mendorong pemerintah daerah

menyusun rencana kontinjensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan di daerah

3. Dari pemetaan stakeholder dan dengan melaksanakan strategi marketing yang tepat maka

didapat dukungan stakeholder secara optimal sehingga berbagai rrangkaian kegiatan dalam

proper dapat terlaksana sesuai rencana

4. Keterbatasan biaya dapat disikapi dengan meningkatkan kerjasama dan komunikasi dengan

berbagai unit baik internal dan eksternal untuk mendukung pencapaian proyek perubahan.

5. Perhatian pemerintah daerah dapat diraih dengan adanya regulasi skala nasional untuk yang

dekemas menjadi Bahasa marketing sector public yang tepat.

6. Kekurangan sumber daya diinternal Lembaga dapat diatasi dengan dukungan eksternal yang

dilatih sebagai fasilitator renkon untuk mengantisipasi miningkatnya permintaan fasilitator di

daerah dalam menyusun renkon.

7. Seluruh rangkaian jangka pendek kegiatan proyek perubahan dapat dilaksanakan dengan baik,

untuk selanjutnya akan dilaksanakan program proyek perubahan jangka menengah dan Panjang

secara berkesinambungan.

3.2 REKOMENDASI

Rekomendasi yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan dari rencana kontinjensi di

antaranya adalah sebagai berikut:

a. Bahwa penagggulangan bencana menjadi tanggung jawab seluruh pihak dan komponen bangsa.

Untuk itu semua pihak harus mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana melalui

penyususnan rencana kesiapsiagaan sesuai jkebutuhannya masing masing. Pada tingkat

Page 32: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

32

keluarga menjadi rencana keluarga, pada tingkat rukun tetangga dan keluarga menjadi rencana

kesiapsiagaan lingkungan, pada tingkat desa / kelurahan hingga provinsi menjadi rencana

kontinjensi sesuai level ruang lingkup pemerintahan.

b. Kalangan dunia usaha juga perlu memiliki rencana kontinjensi yang disebut BCP atau Business

Continuity Plan / DRP Disaster Recovery Planning pada bidang teknologi informasi. Rencana ini

demikian penting untuk memastikan perlindungan terhadap pegawainya, asset dan operasional

usahanya. Kedepan perlu dikembangkan metode BCP dari potensi ancaman bencana untuk

menjamin Lembaga usaha khusunya yang mengelola urusan yang berkaitan dengan hajat orang

banyak seperti listrik, air dan telekomunikasi serta energi.

c. Diharapkan proyek perubahan dapat dikembangkan dengan manajemen sumberdaya

kedaruratan, otomasi pelaporan bencana dan hal terkait rencana kontinjensi logistic.

d. Perlu dikembangkan metode penilaian rencana kesiapsiagaan pada berbagai tingkatan

pemerintah daerah.

3.3 LESSON LEARNT KEPEMIMPINAN

Lesson Learned yang didapat dalam rangka pelaksanaan proyek perubahan pada tahapan jangka

pendek ini diantara adalah sebagai berikut :

a. Strategi komunikasi menjadi hal yang penting untuk dapat menyempurnakan pemahaman baik

kepada pimpinan khususnya mentor serta staf sebagai tim efektif untuk memberikan dukungan.

b. Kemampuan memimpin (leadership) dalam konteks self mastery akan memberikan kemudahan

bagi tim dalam berinovasi, mendapatkan keputusan yang tepat dan beradaptasi serta agile

terhadap potensi kendala dalam organisasi.

c. Perlu kejelian dalam memetakan Stakeholder baik internal dan eksternal yang memegang

peranan penting dan kunci keberhasilan capaian pelaksanaan proyek perubahan yang dilakukan;

d. Perkembangan lingkungan kerja, dinamika kebijakan dan perubahan rotasi jabatan menajadi hal

yang harus disikapi organisasi dengan belajar terus (continues learning) menerusdan inovatif..

Mengutip iklan sebuah perusahaan ojek online selalu ada jalan bagi setiap orang yang berusaha.

Page 33: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN …

33