PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

95
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL KORIDOR MIMIKA PULAU JAWA Oleh : ARTATI WIDIARTI NDH : 13 PKN1/46 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2020

Transcript of PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Page 1: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

LAPORAN

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL KORIDOR MIMIKA – PULAU JAWA

Oleh :

ARTATI WIDIARTI NDH : 13 PKN1/46

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK

KELAUTAN DAN PERIKANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

JAKARTA 2020

Page 2: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan proyek perubahan dengan judul

“Pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional Koridor Mimika – Pulau Jawa”

dapat disusun dengan baik. Laporan Proyek Perubahan disusun mengacu

pada petunjuk yang telah diberikan pada materi penyusunan laporan proyek

perubahan.

Penyusunan laporan proyek perubahan ini merupakan salah satu tugas

pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I yang dilaksanakan di

Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. Atas tersusunnya laporan proyek

perubahan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Dr. Edhy Prabowo

selaku Mentor dan Atasan Langsung;

2. Dr. Winantuningtyas TS, selaku Coach;

3. Para widyaiswara, dan narasumber pada Lembaga Adminitrasi Negara,

Jakarta;

4. Para Pejabat Tinggi di Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Jakarta;

5. Para Pejabat Kementerian/Lembaga terkait kegiatan pada proyek

perubahan

6. Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua;

7. Seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan yang terkait dalam proyek

perubahan

8. Seluruh pegawai lingkup Direktorat Jenderal Penguatan Daya Sainh

Produk Kelautan dan Perikanan; dan

9. Semua pihak yang mendukung tersusunnya laporan proyek perubahan ini

yang tidak dapat disebutkan satu –persatu.

Page 3: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 ii

Penulis menyadari laporan proyek perubahan ini masih banyak

kekurangan, sehingga saran dan masukan akan sangat bermanfaat bagi

penyusun. Semoga laporan proyek perubahan ini dapat bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam dalam pelaksanaan pekerjaan.

Jakarta, 19 November 2020

Penulis

Page 4: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 iii

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

RINGKASAN EKSEKUTIF

ARTATI WIDIARTI, 13 PKN1/46

PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL KORIDOR

MIMIKA – PULAU JAWA

85 Halaman, 14 Bab, 6 tabel, 28 Gambar, 5 Lampiran

Daftar Pustaka: 2 Buku, 1 Website, 11 Peraturan Perundang-undangan

Dalam proyek perubahan ini, penulis mengambil judul “Pengembangan

Sistem Logistik Ikan Nasional Koridor Mimika – Pulau Jawa”. Pengembangan

Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) menjadi salah satu strategi untuk

meningkatkan ketersediaan komoditas pangan strategis dan sekaligus

memperkuat tata kelola sistem logistik nasional dan konektivitas antarwilayah.

Berdasarkan Best Practices yang telah dilaksanakan, maka konektivitas

wilayah yang masih memerlukan pembenahan adalah Indonesia Timur

sebagai point of origin dan Pulau Jawa sebagai point of destination. Adapun

beberapa permasalahan dalam pengembangan sistem logistik ikan di Mimika

yang menjadi fokus pelaksanaan proyek perubahan adalah kelembagaan

pelaksanaan SLIN baik pengelola maupun operator di koridor Mimika - Jawa

belum ditetapkan, pemasaran Ikan dari Mimika ke Jawa saat ini masih

menggunakan jalur distribusi biasa, belum tertata dan belum efisien, Fasiltas

Pelabuhan Paomako serta fasilitas penyimpanan dan transportasi masih

sangat terbatas, apabila didaratkan di Jawa, kapal dari Pantura Jawa yang

Page 5: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 iv

diberi ijin penangkapan di WPP 718 hanya dapat melaut 1 kali (trip) dalam

setahun sehingga tidak efisien dan belum tersedianya sistem informasi hulu

hilir secara real time.

Sehingga dari latar belakang permasalahan tersebut, tahapan

pelaksanaan proyek perubahan ini dilakukan mulai dari persiapan yang

meliputi konsultasi awal dengan atasan langsung/mentor mengenai proyek

perubahan, penyiapan SK tim, dan koordinasi serta kunjungan langsung ke

Kabupaten Mimika. Dilanjutkan dengan konsolidasi di internal Kementerian

Kelautan dan Perikanan, koordinasi ekternal dengan kementerian/lembaga

terkait termasuk dengan para stakekolders, sosialisasi dan Implementasi

Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) dan Model

Pengembangan Logistik Ikan Koridor Mimika – Pulau Jawa. Adapun hasil yang

telah dicapai dalam jangka pendek dari pelaksanaan proyek perubahan sesuai

dengan target yang ditetapkan adalah tersedianya kajian dan pedoman koridor

SLIN serta penetapan operator & koridor Mimika – Pulau Jawa, tersedianya

sistem informasi hulu hilir secara real time melalui implementasi Sistem

Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA), tersedianya dashboard

informasi logistik di Mimika, tersedianya Harga Acuan Pembelian di Tingkat

Nelayan dalam rangka stabilisasi harga dan melindungi nelayan di Mimika agar

tidak mengalami kerugian, tersedianya hasil pengukuran Indeks Kinerja

Logistik Ikan (IKLI), tersedianya draft regulasi tentang terkait Kelembagaan

SLIN dan STELINA dalam draft RPP Sektor kelautan dan perikanan,

Implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) koridor

mimika – pulau jawa siap di ujicobakan bersamaan dengan pelaksanaan

koridor mimika – pulau jawa serta apabila koridor mimika – pulau jawa sukses,

maka akan dapat menjadi model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) pada koridor lainnya.

Untuk jangka menengah dan panjang, tolok ukurnya adalah

terlaksananya peningkatan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi serta

konektivitas antara sentra produksi hulu di Mimika, dengan produksi hilir di

Page 6: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 v

Pulau Jawa melalui pembukaan dan pelaksanaan Koridor SLIN Mimika – Pulau

Jawa, Penerapan Replikasi model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau jawa ke

koridor lainnya di wilayah Indonesia, tersedianya draft usulan Harga Acuan

Pembelian di Tingkat Nelayan dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat

Konsumen dan Usulan PSO dalam rangka stabilisasi dan terlaksananya

pengembangan industri pengolahan ikan dan investasi sektor perikanan

secara nasional. Untuk menjaga kesinambungan berjalannya proyek

perubahan ini maka

Untuk menjaga kesinambungan berjalannya proyek ini maka bebeapa

saran rekomendasi adalah Logistik ikan pada dasarnya merupakan

konektivitas dan efisiensi dalam manajemen alur produk, informasi dan capital

sehingga terbangun kesisteman bisnis perikanan dari hulu sampai hilir. Untuk

itu perlu dibangun sinergitas para pihak. Kemudian Implementasi konsepsi dan

kebijakan pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) membutuhkan

7 penggerak utama. Untuk itu, prioritas yang perlu dilakukan adalah

menetapkan kelembagaan SLIN, pengembangan system informasi,

pemenuhan kebutuhan sarana prasarana, koordinasi pemanfaatan tol laut

serta optimalisasi peran jasa logistic dan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)

adalah amanah dari berbagai Undang-undang sehingga layak mendapatkan

dukungan lintas sektor dari K/L terkait. Selain itu Infrastruktur logistic hasil

perikanan yang memadai diharapkan dapat menunjang terciptanya efisiensi

tata kelola rantai pasok hasil perikanan. Skema public private partnership

kiranya dapat menjadi alternative mengantisipasi terbatasnya APBN dan

Sinergi dan dukungan antar kelembagaan/lembaga menajdi sangat penting

untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan logistic ikan nasional.

Page 7: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... viii

1. LATAR BELAKANG .............................................................. 1

2. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN ......................................... 6

3. ANALISIS PERMASALAHAN ............................................... 7

4. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN ...................................... 10

5. OUTPUT KUNCI ................................................................... 11

6. PENTAHAPAN PROYEK PERUBAHAN ............................... 13

7. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN ............................... 73

8. PETA SUMBER DAYA ......................................................... 75

9. PENGEMBANGAN SUMDER DAYA ................................... 76

10. STRATEGI KOMUNIKASI ..................................................... 77

11. RESIKO ................................................................................ 79

12. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN ....................................... 80

13. PERSETUJUAN PROJECT SPONSOR ............................... 81

14. PENUTUP ............................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Proyek Perubahan ................. 13

Tabel 2. Tahapan dan Jadwal Implementasi STELINA di

Koridor Mimika – Jawa ................................................ 29

Tabel 3. Target Kinerja Logistik Ikan Tahun

2020 - 2024 ................................................................. 36

Tabel 4. Tahapan dan Jadwal Persiapan Penghitungan

IKLI Tahun 2020 .......................................................... 37

Tabel 5. Responden IKLI Koridor Mimika – Jawa

(Surabaya / Jakarta) .................................................... 38

Tabel 6. Pelaku Usaha Perikanan Pemilik Cold Storage

Di Kabupaten Mimika .................................................. 52

Page 9: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Komponen SLIN .......................................................... 2

Gambar 2. Rapat Koordinasi Dirjen PDSPKP bersama Direktur

Logistik dan Kepala Dinas Perikanan Kab Mimika ....... 14

Gambar 3.Kunjungan ke Balai Benih Ikan Laut BBIL

Bhuntuka - Mimika ....................................................... 16

Gambar 4. Rapat Pengembangan SKPT Kabupaten Mimika ....... 18

Gambar 5. Kunjungan ke PPI Paumako ...................................... 19

Gambar 6. Kunjungan ke Cold Storage 200 ton ........................... 20

Gambar 7. Diskusi terkait Kondisi Umum WPP 718 ..................... 21

Gambar 8. Rapat Pendahuluan Kajian Koridor SLIN .................. 22

Gambar 9. Konsep Pengembangan Koridor Logistik ................... 24

Gambar10.Pendekatan Pengembangan Koridor berdasarkan

PermenKP Nomor 5 tahun 2014 .................................. 24

Gambar11. Pengembangan Koridor Logistik 2020 - 2021 ............ 25

Gambar12.Nilai Manfaat STELINA bagi Pelaku Usaha dan

Stakeholders Lainnya .................................................. 28

Gambar13.Rapat Persiapan Ujicoba Implementasi Sistem Telusur

Dan Logistik Ikan Nasiobnal di SKPT Mimika .............. 32

Gambar14.Tahapan Inisiasi Metode Penghitungan Indeks

Kinerja Logistik Ikan (IKLI) .......................................... 33

Page 10: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 ix

Gambar15. Rapat Optimalisasi Perdagangan Via Tol Laut .......... 42

Gambar16. Rapat Koordinasi Tol Laut .......................................... 42

Gambar17. Flyer Webinar Peran Jasa Logistik ............................. 44

Gambar18. Diskusi pada Webinar Peran Jasa Logistik ............... 47

Gambar19. FGD ASEAN PPP ..................................................... 48

Gambar20.Grafik Jumlah Kapal Penangkap dan Kapal

Pengangkut di Kabupaten Mimika .............................. 50

Gambar21.Grafik Jumlah Ikan yang didaratkan

Di PPI Paumako ......................................................... 51

Gambar22.Koordinasi Rencana Penyerapan Produk

Oleh Operator .............................................................. 53

Gambar23. Koordinasi Kerjasama Operator ................................ 56

Gambar24. Koordinasi Perizinan PPI ........................................... 60

Gambar25. Koordinasi Optimalisasi Distribusi Ikan ...................... 63

Gambar26.FGD Fasilitasi Inisiasi Kerjasama Bagi Stabilisasi

Pasokan dan Ketersediaan Bahan Baku ..................... 69

Gambar27. Struktur Organisasi Proyek Perubahan ..................... 73

Gambar28. Kuadran Kekuatan dan Ketertarikan Stakeholder ...... 78

Page 11: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 1

1. LATAR BELAKANG

Tujuan akhir dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi harus dapat memberikan

manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya, tingkat

pertumbuhan yang tinggi saja tidak cukup tetapi harus dibarengi dengan

kemerataan (inclusiveness). Pertumbuhan ekonomi yang menyejahterakan

masyarakat harus didukung dengan inflasi yang rendah dan stabil (Bank

Indonesia Institute, 2015). Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun

2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2020-2024 bahwa dalam kurun waktu tahun 2020-2024, kebijakan

pengendalian inflasi diarahkan beberapa hal diantaranya untuk : (i)

meningkatkan ketersediaan komoditas pangan strategis dan (ii) memperkuat

tata kelola sistem logistik nasional dan konektivitas antarwilayah.

Termasuklah pangan yang bersumber dari sektor kelautan dan perikanan

sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 angka 1 UU Pangan No 18 tahun

2012 bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati

produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,

dan air baik yang diolah maupun tidak diolah.

Kondisi geografis Indonesia memungkinkan perikanan di Indonesia

dapat menjadi lokomotif ekonomi nasional dan berperan penting dalam

ketahanan pangan dan gizi nasional. Dengan potensi produksi perikanan

sebesar 23.146.147,93 pada tahun 2018 (https://statistik.kkp.go.id), maka

penyelenggaraannya sebagaimana amanah pada UU 18 tahun 2012

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan

manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan,

kemandirian dan ketahanan pangan (pasal 3) dan memenuhi keterjangkauan

pangan, kebijakan distribusi; pemasaran; perdagangan; stabilisasi pasokan

dan harga pangan pokok; dan bantuan pangan (pasal 46 ayat (2)). Sejalan

dengan hal tersebut, upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk

Page 12: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 2

mengoptimalkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan sebagaimana

tercantum dalam Rencana Srategis KKP 2020 – 2024 dilaksanakan melalui

misi yang salah satunya adalah “Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri,

dan Berdaya Saing melalui Peningkatan Kontribusi Ekonomi Sektor Kelautan

dan Perikanan terhadap Perekonomian Nasional” melalui beberapa kegiatan

seperti penguatan mutu, daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan

perikanan yang diarahkan pada Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Perikanan 7,9 % pada tahun 2020 menjadi 8,71% pada tahun 2020, Nilai

ekspor hasil perikanan USD 6,17 miliar pada tahun 2020 menjadi USD 8,00

miliar pada tahun 2024 dan Konsumsi ikan 56,39 kg/kapita/thn pada tahun

2020 menjadi 62,05 kg/kapita/thn pada tahun 2024.

Untuk melaksanakannya tentunya tidak mudah. Pemanfaatan potensi

sumberdaya ikan yang berlimpah di Indonesia belum optimal karena

beberapa permasalahan antara lain sifat ikan yang mudah rusak, musiman,

disparitas sentra produksi dengan konsumen dan industri, kurangnya

ketersediaan sarana rantai dingin serta kurangnya informasi ketersediaan,

musim dan proyeksi produksi ikan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya

kelebihan pasokan pada saat panen dan kelangkaan pasokan pada saat

paceklik di wilayah tertentu, sehingga menimbulkan ketidakpastian pasokan

(kuantitas dan kualitas) dan disparitas harga ikan antar wilayah. Faktor

penyebab lainnya adalah mahalnya biaya distribusi.

Salah satu strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah

melalui pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) sebagaimana

amanah dalam pasal 18 UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan yang

menyatakan bahwa “Untuk kepentingan distribusi hasil perikanan, pemerintah

mengatur sistem logistik ikan nasional” dan pasal 33 pada PP Nomor 57

Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan yang menyatakan

bahwa “dalam rangka Ketersediaan Bahan Baku Industri Pengolahan Ikan

Page 13: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 3

dalam negeri, Pemerintah Pusat mengembangkan sistem logistik Ikan

nasional”.

Sistem ini menerapkan tata kelola konektivitas melalui sub sistem

manajemen produksi (proyeksi dan konsolidasi) yang diselaraskan dengan

sub sistem industri dan pasar dengan menerapkan fungsi-fungsi logistik

(pengadaan, penyimpanan, transportasi, distribusi) sebagaimana tercantum

dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 5/Permen-KP/2014

Tentang Sistem Logistik Ikan Nasional yang akan terus dikembangkan. Hal

ini juga selaras dgn amanah pasal 27 ayat (1) dan (2) UU Nomor 7 Tahun

2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya

Ikan, dan Petambak Garam menyatakan bahwa “Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah mengembangkan sistem pemasaran Komoditas

Perikanan dilakukan melalui penyimpanan, transportasi, pendistribusian, dan

promosi”.

Gambar 1. Komponen SLIN

Page 14: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 4

Selain itu, seiring dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2015

yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2020 tentang

Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

dimana ikan termasuk salah satu barang kebutuhan pokok dan barang

penting (Tuna, Tongkol, Cakalang, Kembung dan Bandeng), Pemerintah

berkewajiban untuk menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok dan

barang penting dengan harga yang terjangkau. Untuk menjamin ketersediaan

dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok dan barang penting,

pemerintah dapat melakukan intervensi pasar dengan menetapkan kebijakan

Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga referensi di

tingkat konsumen, mengendalikan stok dan melakukan operasi pasar. Hal

tersebut juga merupakan amanah dalam Penjelasan pasal 25 ayat (1) huruf a

pada UU Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam bagi Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah untuk menjamin kepastian usaha yang salah satu

upaya penciptaan kondisi yang menghasilkan harga Ikan yang

menguntungkan bagi Nelayan dan Pembudi Daya Ikan dapat dilakukan

melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Ikan.

Berdasarkan Best Practices yang telah dilaksanakan, maka

konektivitas wilayah yang masih memerlukan pembenahan adalah Indonesia

Timur sebagai point of origin dan Pulau Jawa sebagai point of destination.

Kebutuhan ikan kembung dan layang di pulau Jawa sangat tinggi untuk

pemenuhan pengolahan pindang, warung “tegal”, rumah makan “padang”

dan pasar tradisional. Produksi kedua jenis ikan tersebut melimpah di

Indonesia timur namun logistiknya belum terkelola dengan baik sehingga

pasokan ke pulau Jawa tidak kontinyu, dan untuk mengisi kekosongan

pasokan dipenuhi dengan impor ikan sejenis. Memperhatikan hal tersebut,

kami mengusulkan proyek perubahan dengan judul “PENGEMBANGAN

SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL KORIDOR MIMIKA – PULAU JAWA”.

Page 15: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 5

Pertimbangannya antara lain Kabupaten Mimika berada di WPP 718

yang mempunyai potensi 2,64 juta ton/tahun (dimana ikan pelagis kecil

dengan JTB 669.579 ton/tahun). Mengacu kepada RPJMN 2020 – 2024,

pembangunan dan pemanfaatan perikanan akan berbasis kepada Wilayah

Pengelolaan Perikanan (WPP) dan juga selaras dengan Instruksi Presiden

Nomor 9 tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan di Papua. Selain itu,

Kabupaten Mimika merupakan salah satu Sentra Kelautan dan Perikanan

Terpadu (SKPT) yang merupakan program prioritas KKP tahun 2015-2019.

Progress di SKPT Mimika cukup menggembirakan dan apabila didukung

dengan sistem logistik ikan, maka sektor perikanan akan dapat menghela

pertumbuhan ekonomi Kabupaten tersebut serta meningkatkan dan

mempercepat proses industrialisasi perikanan termasuk di wilayah pulau jawa

sebagaimana amanah pada Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2016 dan

Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2017 tentang Percepatan Industrialisasi

Perikanan sekaligus mendukung pencapaian kinerja KKP dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kinerja logistic

nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing

perekonomian nasional sebagaimana tujuan Penataan Ekosistem Logistik

Nasional dalam Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan

Ekosistem Logistik Nasional.

Page 16: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 6

2. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN

Adapun tujuan proyek perubahan yang diusulkan dalam Pengembangan

Sistem Logistik Ikan Nasional Koridor Mimika – Pulau Jawa ini tersegmen

atas tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

A. Tujuan Jangka Pendek

Tujuan jangka pendek yang akan dicapai adalah :

1. Terselenggaranya pengembangan logistik ikan nasional koridor

Mimika – Pulau Jawa melalui kajian dan pedoman koridor SLIN serta

Penetapan operator & koridor mimika – pulau jawa;

2. Efisiensi rantai pasokan serta informasi pasar dari hulu sampai dengan

hilir melalui pengembangan dan implementasi Sistem Telusur dan

Logistik Ikan Nasional (STELINA) koridor mimika – pulau jawa;

3. Penerapan harga acuan dalam rangka stabilisasi Harga Pokok

Pembelian (HPP) di Mimika;

4. Pengukuran Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI); dan

5. Penataan peraturan perundang-undangan terkait Kelembagaan SLIN

dan STELINA

B. Tujuan Jangka Menengah

Tujuan jangka menengah yang akan dicapai adalah :

Meningkatnya kapasitas dan stabilisasi sistem produksi dan pemasaran

ikan kembung dan layang di Mimika dan Pulau Jawa, serta konektivitas

antara sentra produksi hulu di Mimika, dan produksi hilir di Pulau Jawa

melalui pembukaan dan pelaksanaan koridor Mimika – Pulau Jawa.

C. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang yang akan dicapai adalah :

1. Penerapan harga acuan dalam rangka stabilisasi Harga Pembelian

Pemerintah (HPP); dan

2. Berkembangnya industri pengolahan ikan dan investasi sektor

perikanan secara nasional.

Page 17: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 7

3. ANALISIS PERMASALAHAN

Beberapa permasalahan yang menjadi tantangan dalam

pengembangan logistik ikan nasional koridor Mimika – Pulau Jawa ini adalah

sebagai berikut :

A. Kelembagaan pelaksanaan SLIN baik pengelola maupun operator di

koridor Mimika – Pulau Jawa belum ditetapkan.

Salah satu strategi pelaksanaan SLIN sebagaimana tercantum dalam

pasal 6 pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

5/Permen-KP/2014 Tentang Sistem Logistik Ikan Nasional adalah

pengembangan kelembagaan di bidang perikanan. Yang dimana dalam

pengembangan kelembagaannya juga belum ditetapkan baik di tingkat

pemerintah pusat, provinsi, dan kab/kota serta penunjukan operator

utama dan pendukung ditingkat pelaku usaha termasuk kelembagaan di

koridor Mimika – Pulau Jawa. Selain itu dalam pasal 27 ayat (1) dan (2)

pada UU Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam dinyatakan bahwa

untuk menjamin kepastian usaha Nelayan, dan Pembudi Daya Ikan,

Pemerintah Pusat menugasi badan atau lembaga yang menangani

Komoditas Perikanan yang berfungsi untuk menjamin ketersediaan Ikan,

mendukung sistem logistik Ikan dan mewujudkan harga Ikan yang

menguntungkan bagi Nelayan, dan Pembudi Daya Ikan. Sampai saat ini,

badan atau lembaga dimaksud belum ditetapkan sehingga berimplikasi

terhadap belum optimalnya pelaksanaan SLIN secara nasional.

B. Pemasaran Ikan dari Mimika ke Pulau Jawa saat ini masih menggunakan

jalur distribusi biasa, belum tertata dan belum efisien.

Sebagaimana sudah tertera pada bab-bab sebelumnya bahwa Mimika

yang merupakan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) masuk

dalam WPP 718. Perkiraan untuk potensi ikan kembung yang masuk

Page 18: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 8

kategori barang pokok dan ikan layang sebagai substitusi yaitu sekitar

600 ribu ton/tahun. Sedangkan ikan kembung dan laying sebagai bahan

baku ikan pindang merupakan pilihan favorit masyarakat luas dengan

kebutuhan bahan baku sekitar 553 ribu ton per tahun. Kebutuhan ikan

kembung dan layang sangat tinggi untuk kebutuhan pemindangan,

warung “tegal” dan rumah makan “padang” terutama di pulau Jawa. Saat

ini supply ikan tidak kontinyu sehingga kelangsungan bisnis pengolahan

dan konsumsi ikan kembung dan ikan layang terganggu dan mendorong

permintaan produk substitusi impor. Saat ini pasokan ikan kembung dan

layang dari Mimika sekitar 210-700 ton/bulan didistribusikan dengan jalur

tradisional sehingga tidak ada jaminan kepastian pasokan ikan. Selain itu,

upaya-upaya untuk pemanfaatan ikan belum optimal dan hanya diambil

gelembungnya.

C. Fasiltas Pelabuhan Paomako serta fasilitas penyimpanan dan transportasi

masih sangat terbatas.

Pelabuhan Niaga di daerah Mimika memiliki infrastruktur yang masih

terbatas pada kesiapan penanganan container berukuran 20 ft (satuan

teus). Kebutuhan Refer Container merupakan syarat utama dalam

mendistribusikan hasil perikanan yang lebih terjaga mutunya dari

kecepatan pembusukan. Sehingga pengembangan jaringan logistik serta

konsolidasi muatan dan peningkatan kapasitas jalur distribusi akan

mendorong konektivitas. Selain itu, dalam pengembangan koridor logistik

ikan Mimika – Pulau Jawa, maka pengembangan fungsi pelabuhan

Mimika dari sekedar pusat pelayanan pendaratan ikan menjadi pusat

pelayanan logistik akan membuat hasil pemanfaatan sumberdaya ikan

menjadi lebih optimal.

D. Apabila didaratkan di Jawa, kapal dari Pantura Jawa yang diberi ijin

penangkapan di WPP 718 hanya dapat melaut 1 kali (trip) dalam setahun

sehingga tidak efisien. Sehingga perlu adanya perbaikan dari sisi usaha

Page 19: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 9

penangkapan ikan khususnya yang terkait dalam cakupan

pengembangan logistic ikan koridor mimika – pulau jawa.

E. Belum tersedianya sistem informasi hulu hilir secara real time.

Saat ini, sistem informasi yang terintegrasi dan mudah diakses yang dapat

menampilkan jumlah kedatangan kapal, jumlah, ukuran dan jenis ikan

yang didaratkan, stok ikan yang tersedia dan lainnya untuk meningkatkan

transaksi jual-beli ikan di SKPT Mimika belum tersedia. Terbatasnya

informasi tersebut menyebabkan kurangnya minat penyedia jasa logistik

untuk menambah jadwal pengangkutan ikan sehingga berpengaruh pada

masih tingginya biaya logistik dari SKPT Mimika.

Page 20: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 10

4. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN

Adapun manfaat yang akan di dapatkan dari proyek perubahan ini

adalah sebagai berikut :

A. Jaminan serapan pasar bagi produsen ikan kembung dan layang di

Mimika melalui SKPT yang semakin berkembang dan perekonomian

tumbuh;

B. Jaminan pasokan ikan kembung dan layang di pulau Jawa melalui

keberlangsungan usaha pemindangan, konsumsi ikan pindang,

pemenuhan kebutuhan warung tegal dan rumah makan padang; dan

C. Stabilisasi harga ikan bahan pokok (kembung dan layang) khususnya di

Mimika.

Page 21: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 11

5. OUTPUT KUNCI

Ukuran akhir dari berhasilnya proyek perubahan ini adalah

meningkatnya kinerja organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan

secara keseluruhan. Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan /program/kebijaksanan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

perumusan perencanaan strategis (Strategic planning) suatu organisasi.

Dalam jangka pendek, output keberhasilan proyek perubahan dilakukan

dengan melihat setiap segmen yang menjadi tolok ukur yaitu :

1. Tersedianya kajian dan pedoman koridor SLIN serta penetapan operator

& koridor Mimika – Pulau Jawa;

2. Tersedianya sistem informasi hulu hilir secara real time melalui

implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) dalam

rangka sebagai efisiensi rantai pasokan serta informasi pasar dari hulu

sampai dengan hilir dengan koridor Mimika – Pulau Jawa sebagai pilot

project ;

3. Tersedianya harga acuan dalam rangka stabilisasi Harga Pokok

Pembelian (HPP) di Mimika ;

4. Tersedianya hasil pengukuran Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI)

5. Tersedianya regulasi tentang terkait Kelembagaan SLIN dan STELINA;

dan

6. Tersedianya model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau

jawa;

Dalam jangka menengah dan panjang, output keberhasilan proyek

perubahan dilakukan dengan melihat setiap segmen yang menjadi tolok ukur

yaitu :

Page 22: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 12

1. Terlaksananya peningkatan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi

serta konektivitas antara sentra produksi hulu di Mimika, dengan produksi

hilir di Pulau Jawa melalui pembukaan dan pelaksanaan Koridor SLIN

Mimika – Pulau Jawa;

2. Penerapan Replikasi model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau

jawa ke koridor lainnya di wilayah Indonesia;

3. Terlaksananya penerapan harga acuan dalam rangka stabilisasi Harga

Pembelian Pemerintah (HPP); dan

4. Terlaksananya pengembangan industri pengolahan ikan dan investasi

sektor perikanan secara nasional.

Page 23: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 13

6. PENTAHAPAN PROYEK PERUBAHAN

Adapun pelaksanaan dari tiap tahapan dalam proyek perubahan dapat

dilihat sebagaimana tabel 1.

No Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

1 Kunjungan ke Mimika: mapping kondisi terbaru, rapat dengan Pemda, pelaku usaha, pencarian alternatif pembiayaan pembangunan (CSR Freeport)

Agustus 2020

2 Konsolidasi Internal KKP A. Pembahasan model (template) pengembangan

koridor SLIN (kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau jawa dan penetapan pedoman koridor SLIN

B. Penetapan operator dan koridor Mimika dan Pulau Jawa

C. Pengembangan Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA)

D. Penetapan harga pokok pembelian di Mimika E. Pelaksanaan Pengukuran Indeks Kinerja Logistik

Ikan F. Rapat pembahasan penataan peraturan terkait

Penyelenggaraan SLIN dan STELINA

September – Oktober 2020

3 Koordinasi EksternaI KKP A. Sinergi Kelembagaan dalam Pelaksanaan Tol

Laut dan Sislognas B. Optimalisasi Perdagangan Via Tol Laut C. Rapat Koordinasi Tol Laut D. Webinar Peran Jasa Logistik

September - Minggu ke I

November 2020

6 Implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) dan model (template) pengembangan koridor SLIN (kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau jawa

Oktober – Minggu ke I November

2020

7 - Konsultasi hasil pelaksanaan proyek perubahan - Penyusunan draft laporan Proyek Perubahan

Minggu ke I November 2020

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Proyek Perubahan

Page 24: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 14

1. Kunjungan Ke Mimika

Pada tahapan ini, dilaksanakan rapat koordinasi awal antara Dirjen

Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP)

bersama Direktur logistik dengan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten

Mimika pada tanggal 27 agustus 2020. Pembahasan bertujuan untuk

mengetahui perkembangan sektor kelautan dan perikanan di kabupaten

Mimika sebagai koridor

logistic yang akan

dikembangkan. Pada

tanggal 31 Agustus - 02

September 2020

dilaksanakan Penguatan

Logistik Hasil Kelautan

dan Perikanan dengan

lokasi Timika, Kabupaten

Mimika, Provinsi Papua.

A. kunjungan kerja ke Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) Bhintuka

Kabupaten Mimika

Dari hasil kunjungan didapatkan beberapa hal sebagai berikut :

1) Secara kelembagaan BBIL Bhintuka adalah Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) pada Dinas Perikanan Kabupaten Mimika;

2) Kebijakan Pembangunan Nasional pada sektor Kelautan dan

Perikanan khususnya budidaya diwujudkan dalam visi :

mewujudkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan

berkelanjutan berbasis kepentingan nasional;

3) Kabupaten Mimika memiliki potensi budidaya yang cukup besar

dengan tingkat pemanfataan masih kecil, yang terdiri dari

Gambar 2. Rapat Koordinasi Dirjen PDSPKP

bersama Direktur Logistik dan Kepala Dinas

Perikanan Kabupaten Mimika

Page 25: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 15

Air tawar, luas perairan 12.250 Ha, potensi produksi lestari

173,10 ton/tahun

Air payau

- Intensif, luas perairan 8.000 s/d 11.000 Ha, potensi produksi

lestari 76.725 ton/tahun

- Semi Intensif, luas perairan 3.250 Ha, potensi produksi

lestari 10.305 ton/tahun

- Tradisonal, luas perairan 3.800 Ha, potensi produksi lestari

3.990 ton/tahun

4) Mengacu pada arah kebijakan dan potensi tersebut maka Dinas

Perikanan Kabupaten Mimika akan melakukan revitalisasi BBIL

Bhintuka dan pembinaan pembudidaya ikan air tawar.

Konsekwensi dari peningkatan usaha budidaya menyebabkan

terjadinya peningkatan kebutuhan akan benih, pakan dan wadah

pemeliharaan dalam jumlah besar. Benih dan pakan bermutu

sangat penting bagi kelanjutan keberhasilan usaha budidaya itu

sendiri. Upaya untuk mendukung keberhasilan kegiatan usaha

perbenihan dan pembesaran adalah ketersediaan benih yang

memenuhi persyaratan tepat jenis, tepat jumlah, tepat mutu, tepat

ukuran, tepat waktu, tepat tempat dan tepat harga. Juga perlu

didukung dengan wadah pemeliharaan serta pengairan yang

memenuhi standar teknis budidaya.

5) Untuk maksud diatas dalam rangka mendukung operasional BBIL

Bhintuka akan diusulkan beberapa kegiatan melalui percepatan

pembangunan SKPT Kabupaten Mimika. Sentra Kelautan dan

Perikanan Terpadu, yang selanjutnya disingkat SKPT adalah pusat

bisnis kelautan dan perikanan terpadu mulai dari hulu sampai ke

hilir berbasis kawasan.

6) Ditjen PDSPKP c.q. Direktorat Logistik berkomitmen terus

mengembangkan SKPT Mimika yang menjadi tanggung jawab

Page 26: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 16

pengelolaannya melalui kegiatan intervensi langsung penyediaan

fasilitas, pembinaan pelaku, monitoring serta bersama Dinas KP

melakukan koordinasi lintas K/L terkait.Komitmen pengembangan

ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal

Papua ke dalam usaha perikanan berkelanjutan serta sebagai

pionir penarik investasi usaha perikanan di wilayah khususnya di

Kabupaten Mimika dan Provinsi Papua pada umumnya.

7) Kegiatan pembangunan di SKPT Mimika diarahkan tidak hanya

bertumpu pada kegiatan perikanan tangkap dan penguatan daya

saing tapi juga dapat bersinergi dengan kegiatan perikanan

budidaya.

Gambar 3. Kunjungan ke Balai Benih Ikan Laut BBIL Bhuntuka - Timika

Page 27: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 17

B. Rapat pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu

(SKPT) Kabupaten Mimika;

Adapun hasil rapat koordinasi pengembangan SKPT Mimika adalah :

1) Sesuai arahan Dirjen PDS bahwa Ditjen PDS berkomitmen terus

mengembangkan SKPT Mimika yang menjadi tanggung jawab

pengelolaannya melalui kegiatan intervensi langsung penyediaan

fasilitas, pembinaan pelaku, monitoring serta bersama Dinas KP

melakukan koordinasi lintas K/L terkait (Site Plan SKPT Mimika

sebagaimana lampiran 1)

2) Komitmen pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan

keterlibatan masyarakat lokal Papua ke dalam usaha perikanan

berkelanjutan serta sebagai pionir penarik investasi usaha

perikanan di wilayah Paumako khususnya serta di Kab. Mimika.

3) Ditjen PDS melalui Direktorat Logistik telah menyediakan fasilitas

berupa: 2 unit cold storage, kapal dan alat penangkap ikan, ice

flake machine, dermaga tambat labuh (apung), cool box, chest

freezer, dan peralatan pengolahan,

4) Berdasarkan laporan, tingkat pemanfaatan fasilitas yang diadakan

di SKPT termanfaatkan penuh dan sesuai kinerja SKPT Mimika

berada dalam level kemandirian 4.

5) Pihak Dinas Perikanan Kabupaten Mimika Mengapresiasi

intervensi Ditjen PDS di SKPT Mimika sejak 2017. Pemerintah

daerah akan melanjutkan simultan kegiatan di SKPT dalam bentuk

pembangunan pasar di luar PPI Paumako, renovasi TPI Paomako,

koordinasi pemanfaatan lahan dengan Dinas Pariwisata untuk

wisata mangrove, monitoring pemanfaatan fasilitas, pendataan

aktivitas dan pembinaan pelaku usaha serta mengusulkan kegiatan

tambahan di SKPT Mimika baik di zona inti (perbaikan dermaga,

mess nelayan) maupun zona pendukung termasuk kegiatan terkait

budidaya ikan di Balai Benih Ikan.

Page 28: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 18

6) Sedangkan pihak Perinus berkomitmen memanfaatkan aset dari

Ditjen PDS dan sudah melakukan kegiatan trading ikan,

menampung ikan dari nelayan kecil sedang dalam proses

perolehan HAACP untuk mendukung ekspor komoditas seperti

kembung, tenggiri dan baramundi.

C. Kunjungan kerja ke lokasi SKPT Mimika

Dari kunjungan kerja ini didapatkan hal sebagai berikut :

1) Lokasi PPI Pomako berada pada kawasan Industri Perikanan

Kabupaten Mimika dengan luas 65 Ha, pelabuhan perikanan

(dermaga dan kantor pelabuhan perikanan) adalah bagian kecil

dari kawasan industri perikanan;

2) kawasan Industri Perikanan Kabupaten Mimika masuk dalam Tata

Ruang Wilayah Kabupaten MImika;

Gambar 4. Rapat Pengembangan SKPT Kabupaten Mimika

Page 29: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 19

3) Status pelabuhan perikanan Paomako di dalam kawasan Industi

Perikanan belum ditentukan;

4) Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Mimka

telah mendapat persetujuan Ijin Prinsip Bupati Mimika untuk

membangun dilokasi kawasan industri seluas 49,6 Ha;

5) Proses penyerahan asset terkait kewenangan pengelolaan PPI

Paomako masih dalam proses’;

6) Pemerintah Daerah Provinsi Papua telah melantik Kepala UIPTD

PPI Paomako sebagai UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Papua;

7) Proses penyerahan asset pelabuhan perikanan Paomako belum

disertai dengan penyerahan SDM (koodinator PPI dan 10 orang

tenaga honorer). Koordinator PPI Paomako yang di beri

kewenangan Dinas Perikanan Kabupaten Mimika masih

menjalankan tugasnya;

8) Pemerintah Kabupaten Mimika hanya akan melepaskan asset

pelabuhan perikanan berupa dermaga dan kantor pelabuhan;

9) Diharapkan pemerintah daerah baik Provinsi Papua dan kabupaten

Mimika untuk duduk bersama untuk menyelesaikan proses serah

terima pengelolaan pelabuhan perikanan sesuai Undang-Undang

Nomor 23 Tahuin 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Gambar 5. Kunjungan ke PPI Paumako

Page 30: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 20

Gambar 6. Kunjungan ke Cold Storage 200 Ton

Page 31: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 21

D. Diskusi Terkait Kondisi Umum Perikanan WPP 718 dengan

Peneliti BRSDMKP dan Penyuluh Perikanan di Timika

Diskusi terkait kondisi umum perikanan Wilayah Pengelolaan

Perikanan (WPP) 718 Laut Aru, Laut Arafura dan Laut Timor Bagian

Timur, dengan peneliti Balai Riset Sumber Daya Manusia Kelautan

dan Perikanan (BRSDM) dan Penyuluh Perikanan tanggal 26 Oktober

2020 di Timika, dengan hasil sebagai berikut:

1) Peneliti BRSDM (Ibu Dina dan Ibu Ana) secara khusus mengamati

penurunan stok udang dan ikan layang di WPP 718 di tahun 2020

ini;

2) Untuk udang, secara umum terdapat penurunan produksi di thn

2020 namun masih memerlukan validitas data;

3) Produksi layang menurut pantauan lapangan masih tersedia dari

hasil tangkapan jaring purse seine. Peneliti BRSDM sempat turun

ke kapal yg sedang memuat layang dengan kontainer. Dinamika

kiriman ikan dari Mimika terjadi saat nelayan balik ke Juwana

sehingga kapal angkut ikan kosong;

4) Direktorat Logistik akan melanjutkan diskusi lebih detail dengan

BRSDM terkait peta musim ikan perikanan di WPP 718 dan

khususnya di SKPT Mimika untuk perencanaan kegiatan di tahun

mendatang;

5) Direktorat Logistik juga mengharapkan Dinas KP Kab Mimika dapat

menugaskan penyuluh perikanan membantu kegiatan pendataan

dan diseminasi kegiatan di SKPT Mimika kepada stakeholders.

Gambar 7. Diskusi terkait Kondisi Umum WPP 718

Page 32: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 22

2. Konsolidasi Internal KKP

Pembahasan model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau jawa

dan penetapan pedoman koridor SLIN ini dilaksanakan dari bulan agustus sampai

dengan oktober 2020

A. Pembahasan model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika –

pulau jawa dan penetapan pedoman koridor SLIN

Kajian pendahuluan

pengembangan logistic ikan

koridor dilaksanakan pada

tanggal 27 agustus 2020.

Kemudian dilanjutkan dengan

pembahasan kajian koridor

SLIN yang didalamnya

termasuk koridor Mimika –

Pulau Jawa.

Hasil kajian Koridor Logistic Nasional

Dalam pengelolaan usaha, proses logistik merupakan bagian dari sistem

rantai pasok yang diperlukan dari setiap tahapan dalam sistem bisnis,

termasuk dalam sistim bisnis perikanan. Oleh karenanya Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan No.5/2014 dinyatakan bahwa Sistem Logistik Ikan

Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN, adalah sistem manajemen rantai

pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi

mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai

suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi

sistem produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Gambar 8. Rapat Pendahuluan Kajian

Koridor SLIN

Page 33: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 23

SLIN merupakan satu konsep sistemik yang mencakup beberapa proses atau

aktivitas dalam keseluruhan entitas hulu-hilir dalam sistem bisnis perikanan.

Sehingga komponen SLIN mencakup entitas hulu dan hilir yang meliputi

Pengadaan, Penyimpanan, Transportasi dan Distribusi. Pelaksanaan SLIN

sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 5 tahun

2014 SLIN dilakukan melalui pendekatan komoditas, wilayah/kawasan dan

konektifitas.

Pendekatan komoditas yang digunakan dalam pelaksanaan SLIN antara lain

adalah komoditas unggulan seperti bahan pokok (bapok) yang terdiri dari

Tuna, Tongkol, Cakalang, Bandeng dan Kembung, komoditas untuk

kebutuhan pemindangan seperti layang, kembung dan tongkol dan komoditas

untuk ekspor seperti udang, Tongkol, Tuna dan Cakalang (TTC)

Penentuan daerah yang memiliki potensi dalam penyediaan bahan baku ikan,

yang disebut dengan Pusat Produksi/Pusat Pengumpulan serta daerah yang

berfungsi dalam penyaluran kepada unit pengolahan dan konsumsi yang

disebut dengan Pusat Distribusi, merupakan salah kriteria yang digunakan

dalam pendekatan wilayah/Kawasan. Penentuan wilayah/Kawasan untuk

pelaksanan SLIN berdasarkan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP),

Sentra Budidaya, Sentra Kelauran dan Perikanan Terpadu (SKPT), dan pusat

industri perikanan.

Pendekatan Konektivitas menekankan pada aspek keterhubungan antara

Origin to Destination yang dalam konteks pelaksanan SLIN di Indonesia,

adalah menghubungkan Pusat Produksi/Pengumpulan dengan Pusat

Distribusi dalam trayek atau jalur dari simpul pelabuhan dengan

menggunakan sarana transportasi.

Dari beberapa kriteria dan pendekatan yang digunakan pelaksanaan SLIN

serta berdasarkan Best Practices implementasi SLIN tahap awal, maka

konektivitas wilayah yang masih memerlukan pembenahan adalah Indonesia

Timur sebagai Pusat Produksi dan Pengumpulan dan Pulau Jawa sebagai

Pusat Distribusi. Wilayah Maluku, Papua, Sulawesi merupakan daerah

Page 34: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 24

pengelolaan perikanan yang belum teroptimalkan secara penuh, sedangkan

Pulau Jawa merupakan daerah padat penduduk yang merupakan pusat dari

permintaan nasional dan unit pengolah ikan (UPI) sehingga harus memenuhi

kebutuhannya yang cukup tinggi sampai keluar daerah Jawa. Koneksi antar

daerah yang secara timbal balik saling membutuhkan dan dapat mendorong

pengembangan ekonomi daerah dilakukan pendekatan penataan dalam jalur

koridor.

Gambar 9. Konsep Pengembangan Koridor Logistik

Gambar 10. Pendekatan Pengembangan Koridor berdasarkan

PermenKP Nomor 5 tahun 2014

Page 35: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 25

Penentuan koridor sebagaimana telah ditetapkan dalam PermenKP Nomor 5

tahun 2014 tentang SLIN dilakukan melalui pendekatan wilayah/ daerah,

pendekatan komoditas dan pendekatan konektivitas, serta

mempertimbangkan volume distribusi domestik.

Berdasarkan hasil studi dengan mempertimbangkan pendekatan-pendekatan

tersebut diatas maka direkomendasikan untuk ditentukan koridor-koridor

impementasi SLIN antara lain ;

1. Koridor Kendari –Surbaya/Jakarta; (Komoditas unggulan : TTC dan

Layang)

2. Koridor Makassar –Surabaya/Jakarta; (Komoditas unggulan: Bandeng

dan Udang vaname)

3. Koridor Bitung –Surabaya/ Jakarta; (Komoditas unggulan : Layang, TTC)

4. Koridor Ambon –Surabaya/ Jakarta; (komoditas ungggulan : Tuna dan

Layang)

5. Koridor Mimika –Surabaya /Jakarta; (Komoditas unggulan :Layang dan

Kembung)

Gambar 11. Pengembangan Koridor Logistik 2020 - 2021

Page 36: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 26

Untuk menunjang keberhasilan implementasi SLIN, perlu dilakukan hal-

hal sebagai berikut :

1. Penetapan operator utama SLIN melalui Keputusan Dirjen PDSPKP,

sesuai dengan kapasitas, core bussines dan ketentuan perundangan

yang berlaku lainnya

2. Menetapkan Pusat Produksi/ Pengumpulan dari daerah Mimika, Bitung,

Kendari, Makassar dan Ambon dan Pusat Distribusi Jakarta dan

Surabaya/Lamongan yang selanjutnya menjadi Koridor SLIN.

3. Melakukan penguatan dan pengembangan sistem data dan informasi

pada Koridor logistik yang ditetapkan secara real time, akurat dan

tervalidasi.

4. Melakukan evaluasi kinerja logistik ikan dengan pengukuran aspek aspek

logistik secara periodik, untuk mengukur tingkat keberhasilan koridor

SLIN melalui indeks kinerja logistik ikan (IKLI).

5. Dukungan bantuan sarana dan prasarana logistik

6. Dukungan beberapa kementerian/lembaga terkait maupun pemerintah

daerah (pemda) setempat. Sebagai contoh, di beberapa pelabuhan

perikanan masih terkendala masalah infrastruktur dasar, seperti air

bersih dan listrik. Selain itu, aksesibilitas menuju pelabuhan kurang

memadai.

7. Melakukan pengembangan koridor lain secara bertahap sesuai

pendekatan SLIN

Dari hasil kajian koridor ini, kemudian dilanjutkan dengan penetapan

pedoman koridor logistic sebagai pegangan bagi pelaksana pengembangan

koridor logistic termasuk di koridor Mimika dan Pulau Jawa. Adapun

pedomannya terdapat pada lampiran 2.

Page 37: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 27

B. Penetapan operator dan koridor Mimika dan Pulau Jawa

Dalam pelaksanaan SLIN, penetapan operator dan koridor menjadi

sangat penting. Dimana operator yang di tunjuk akan melaksanakan SLIN

sesuai dengan tugasnya dan koridor yang ditetapkan akan menjadi lokus

pelaksanaan kegiatan SLIN ini sehingga bisa memudahkan juga dalam

koordinasi antara pemerintah pusat, daerah dan operator pelaksana. Untuk

penetapan operator dan koridor Mimika dan Pulau Jawa sebagaimana pada

lampiran 3.

C. Pengembangan Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional

(STELINA)

Ketelusuran (traceability) merupakan isu yang sedang berkembang

saat ini di pasar global di bidang perikanan. Ketertelusuran menjadi bagian

penting dalam rantai distribusi suatu produk pangan sebagai salah satu

upaya penjaminan kualitas dan keamanan suatu produk dan telah diterapkan

pada banyak negara. Tujuan utama dari sistem ketertelusuran adalah untuk

mencatat dan mendokumentasikan suatu produk termasuk seluruh bahan

yang digunakan dalam proses produksinya, hingga proses pengolahan

sampai produk terdistribusi kepada konsumen.

Produsen harus memiliki catatan dan mendokumentasikan informasi

yang berkaitan dengan produknya mulai dari bahan baku, proses pengolahan

selama distribusi/ penyimpanan, pemasaran hingga ke tangan konsumen

agar suatu produk dapat ditelusuri riwayat asal maupun rantai distribusinya

dengan mudah. Dengan demikian, dalam sistem ketertelusuran diperlukan

metode yang handal untuk menelusuri riwayat asal-usul suatu bahan pangan,

proses produksi, pengemasan, distribusi/ transportasi sampai kepada

konsumen.

Sebagai antisipasi terhadap perkembangan pasar global yang

menuntut ketertelusuran produk hasil perikanan yang berkelanjutan dan

upaya harmonisasi keterpaduan rantai pasok hulu hilir di dalam negeri, Ditjen

Page 38: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 28

PDSPKP mengembangkan Sistem Telusur dan Informasi Logistik Ikan

Nasional (STELINA). Sistem tersebut bertujuan menfasilitasi pelaku usaha

perikanan meliputi nelayan/pembudidaya, pemasok, Unit Pengolahan Ikan

(UPI) dan eksportir dalam pencatatan melakukan secara mandiri pada setiap

transaksi dari aktivitas pengadaan, penyimpanan dan distribusi ikan sehingga

menjadi catatan transaksi yang terstandard dan dapat ditelusuri. Bagi

pemerintah, catatan ketertelusuran produk perikanan juga dapat digunakan

untuk mengetahui neraca ikan yang memuat informasi jenis ikan dan berapa

banyak ikan tersedia pada waktu dan lokasi tertentu.

SKPT Mimika merupakan salah satu sentra kelautan yang dianggap berhasil

dengan berkembangnya sektor perikanan dan perekonomian. Untuk

meningkatkan jaminan serapan dan keamanan pangan yang persyaratkan

pasar domestik dan ekspor, perlu dilakukan inovasi berupa implementasi

STELINA di Koridor Mimika – Jawa. Dalam rangka implementasi tersebut,

Direktorat Logistik telah menyusun tahapan dan jadwal pelaksanaan kegiatan

pada Tabel 2.

Gambar 12. Nilai Manfaat STELINA bagi Pelaku Usaha dan Stakeholders Lainnya

Page 39: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 29

Tabel 2. Tahapan dan Jadwal Implementasi STELINA di Koridor Mimika – Jawa

KEGIATAN OKT NOV DES

M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

1. Pembentukan Tim Pokja

Tim pokja bertugas untuk memastikan pelaksanaan STELINA

Memberikan rekomendasi UPI dan pemasok yang akan terlibat dalam pelaksanaan

Memberi rekomendasi calon petugas pendamping/ validator

2. Pendalaman Bisnis Proses Ketertelusuran dan Logistik Ikan di Koridor Mimika – Jawa

3. Penyesuaian Bisnis Proses pada Prototype Aplikasi STELINA

4. Sosialisasi dan Pelatihan Prototype Aplikasi STELINA

Pengenalan aplikasi STELINA

Pelatihan penginputan data pada aplikasi STELINA

5. Pendampingan dan Penginputan Data pada Prototype Aplikasi STELINA

6. Penyusunan Tampilan Informasi Ketertelusuran dan Logistik Ikan (Dashboard) Koridor Mimika – Jawa

Pada tahapan awal implementasi STELINA di Koridor Mimika – Jawa,

Direktorat Logistik, Ditjen PDSPKP pada tanggal 12 Oktober 2020 telah

melaksanakan rapat koordinasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Mimika

dan Perwakilan Pelaku Usaha di SKPT Mimika melalui daring (zoom

meeting). Adapun beberapa hal yang dibahas pada rapat tersebut adalah

sebagai berikut :

Page 40: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 30

1. Rapat dibuka oleh Direktur Logistik. SKPT Mimika merupakan salah satu

sentra kelautan yang dianggap berhasil dengan berkembangnya sektor

perikanan dan perekonomian. Namun demikian, untuk meningkatkan

jaminan serapan dan keamanan pangan yang persyaratkan pasar

domestik dan ekspor, perlu dilakukan inovasi berupa implementasi

STELINA di SKPT Mimika. Untuk mewujudkan hal tersebut maka

diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku

usaha terkait dukungan penyediaan data dan informasi ketertelusuran dan

logistik ikan serta identifikasi pelaku yang akan dilibatkan pada ujicoba

implementasi STELINA di SKPT Mimika.

2. Kasubdit Pemetaan dan Pemantauan dalam paparannya menyampaikan

beberapa hal sebagai berikut :

a. Rapat hari ini dilaksanakan sebagai upaya koordinasi awal penerapan

inovasi ujicoba implementasi STELINA di SKPT Mimika.

b. Ditjen Penguatan Daya Saing Produk KP telah membangun dan

mengembangkan Prototype STELINA yang merupakan sistem informasi

ketelusuran ikan dan produk perikanan nasional untuk memfasilitasi

para pelaku usaha perikanan dalam pencatatan ketertelusuran dan

logistik ikan dan produk hasil perikanan secara elektronik untuk

penguatan data dan jaminan produk serta pemenuhan kebijakan dan

regulasi negara tujuan ekspor.

c. Pelaku usaha yang akan terlibat dalam STELINA meliputi Nelayan/

Pembudidaya, Pemasok, UPI, Eksportir/Importir

d. STELINA dirancang untuk memberikan nilai manfaat bagi para pelaku

usaha dan stakeholders lainnya

e. Direktorat Logistik telah menyusun tahapan dan jadwal pada ujicoba

implementasi STELINA

3. Perwakilan Dinas Perikanan Kab. Mimika menyampaikan siap mendukung

pelaksanaan ujicoba implementasi STELINA di SKPT Mimika, namun

demikian diperlukan surat penugasan dari pusat terkait keperluan

Page 41: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 31

identifikasi pelaku yang akan terlibat dan penunjukan validator dalam

implementasi STELINA.

4. Terkait dengan bisnis proses perikanan di SKPT Mimika, peserta rapat

menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Bahan baku ikan untuk cold storage dan UPI di SKPT Mimika umumnya

berasal dari kapal-kapal kecil di bawah 10 GT (kapal 10 GT, 5 GT dan 3

GT).

b. Terdapat 2 (dua) jenis pola pemasaran ikan yaitu 1) nelayan kecil –

pengumpul – UPI, dan 2) nelayan kecil – UPI.

c. Jenis pengolahan ikan yang dilakukan oleh UPI berupa pembekuan,

sorting dan packing dalam bentuk whole round.

d. Untuk jenis ikan kembung dan lainnya, UPI langsung membeli ke

nelayan kecil untuk menjaga kualitas. Sedangkan untuk udang

umumnya ditangkap di daerah kepulauan sehingga UPI memperoleh

bahan baku dari pengumpul.

e. Dinas Perikanan Mimika belum melakukan pencatatan produksi secara

langsung di PPI Poumako karena masih menunggu Perda TPI. Dinas

memperoleh catatan produksi dari kantor administrasi Pelabuhan yang

berasal dari PSDKP, Syahbandar dan Karantina. Namun demikian,

masih sering terjadi perbedaan volume produksi dari kondisi riil yang

didaratkan nelayan (laporan produksi lebih kecil dari hasil bongkar

kapal).

f. Perwakilan Satker BKIPM Mimika menyampaikan hasil perikanan

mimika belum ada yang ekspor langsung. Saat ini sedang dilakukan

evaluasi terhadap rencana ekspor yang akan dilakukan oleh Perinus.

5. Terkait dengan poin 4 di atas, maka perlu dilakukan penyesuaian pada

Prototype Aplikasi STELINA terhadap proses bisnis perikanan di SKPT

Mimika (Aplikasi STELINA sebagamana lampiran 4)

Page 42: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 32

Penyusunan Dashboard Informasi Logistik di Mimika yang memuat informasi

antara lain a) Data statis seperti jumlah kapal, profil supplier dan UPI, Jasa

kogistik yang beroperasi di Mimika, data sarana dan prasarana logistik dll b)

Data Dinamis yang memuat data produksi, stok, data keluar masuk ikan

D. Penetapan harga pokok pembelian di Mimika

Harga Acuan Pembelian di Tingkat nelayan/pembudidaya adalah

harga pembelian di tingkat Nelayan/Pembudidaya. dengan

mempertimbangkan struktur biaya yang wajar. Penghitungan Harga Acuan

Pembelian di Tingkat Nelayan akan digunakan sebagai acuan operator

Koridor Mimika Jawa untuk melakukan pembelian dari Nelayan. Tujuan

penerapan harga ini adalah agar nelayan tidak mengalami kerugian.

Penghitungan harga acuan di tingkat nelayan dilakukan melalui beberapa

tahap yaitu a) pada tanggal 9 Oktober 2020 telah dilakukan rapat koordinasi

yang melibatkan akademisi IPB dan dihadiri oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Mimika, para pelaku usaha (nelayan, supplier dan UPI)

di Kabupaten Mimika. Rapat koordinasi ini bertujuan untuk menyamakan

persepsi pentingnya penetapan Harga Acuan Pembelian di Tngkat Nelayan

dan mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk menghitung harga Acuan

Gambar 13. Rapat Persiapan Ujicoba Implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan

Nasional (STELINA) di SKPT Mimika

Page 43: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 33

Pembelian di tingkat nelayan, b) Pengumpulan data sekunder melalui surat

permohonan data dari Direktur Logistik kepada Kepala Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Mimika c) Pengumpulan data primer yang dilakukan

dengan wawancara langsung kepada para nelayan dan pelaku usaha di

Mimika pada tanggal 25 – 27 Oktober 2020 d) Penghitungan Harga Acuan

Pembelian di tingkat Nelayan untuk komoditas barang kebutuhan pokok yang

diperluas ke kelompok ikan pelagis kecil yang ada di Mimika (Kembung,

Tongkol dan Layang). Penghitungan ini akan selesai pada tanggal 14

November 2020

E. Pelaksanaan Pengukuran Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI)

Metode penghitungan Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI) ini dirancang

untuk mengukur performa sistem logistik ikan yang berjalan dari suatu koridor

mulai titik asal (origin) sampai ke titik tujuan (destination). Pengukuran IKLI

mencakup 5 (lima) dimensi yaitu 1. Pengelolaan Pengadaan Hasil Perikanan,

2. Efisiensi, 3. Konektivitas, 4. Manfaat dan 5. Tata Kelola. Hasil pengukuran

IKLI diharapkan menjadi sarana evaluasi kinerja dan perumusan kebijakan

pada dimensi mana perbaikan dilakukan sehingga dapat meningkatkan

kinerja sistem logistik ikan di suatu koridor yang telah diukur.

Gambar 14. Tahapan Inisiasi Metode Penghitungan Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI)

Page 44: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 34

Tujuan dari dimensi yang diukur pada penghitungan IKLI yaitu sebagai

berikut :

1. Pengelolaan Pengadaan Hasil Perikanan

Dimensi ini memberikan gambaran tentang ketersediaan data dan

informasi untuk perencanaan produksi dan pengadaan ikan sebagai

panduan untuk proses distribusi. Atribut pembentuk dimensi ini meliputi:

1) ketersediaan data produksi ikan,

2) kebutuhan ikan untuk konsumsi lokal,

3) kebutuhan ikan untuk industri pengolahan,

4) data ikan masuk dan keluar,

5) jumlah ikan yang bisa diangkut oleh penyedia jasa logistik,

6) jumlah sarana penyimpanan yang dimiliki pemerintah dan swasta (CS,

Gudang RL)

2. Efisiensi

Dimensi ini memberikan memberikan gambaran tingkat penggunaan

sumberdaya (resource) dibandingkan dengan output/manfaat yang

diperoleh. Atribut pembentuk dimensi ini meliputi:

1) biaya distribusi dari tempat asal (lokasi muat) ke tempat tujuan (gudang

penerimaan),

2) lama waktu tunggu yang diperlukan untuk mengirim produk (lead time),

3) lama waktu pengangkutan ikan dari lokasi muat sampai dengan

pelabuhan muat,

4) lama waktu pengangkutan ikan dari pelabuhan muat sampai dengan

pelabuhan tujuan

5) lama waktu pengangkutan ikan dari pelabuhan tujuan sampai dengan

gudang penerimaan

6) biaya penyimpanan (CS, Gudang RL) yang dimiliki pemerintah dan

swasta

Page 45: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 35

3. Konektivitas

Dimensi ini memberikan gambaran terkait konektivitas sehingga pelaku

logistik mendapatkan kemudahan untuk mendistribusikan barang dan

proses logistik menjadi berkembang. Atribut pembentuk dimensi ini

meliputi:

1) ketersediaan sarana pengangkutan yang terjangkau oleh pelaku logistik

dari lokasi muat sampai dengan lokasi gudang penerimaan tanpa

mengurangi kualitas ikan

2) frekuensi pengangkutan laut (shipping line) dari lokasi asal ke lokasi

tujuan

3) daya muat pengangkutan dari lokasi asal ke lokasi tujuan

4) tersedia rute pengangkutan (shipping line), sehingga pelaku logistik

dapat segera mengangkut ikan

5) kualitas pelayanan untuk distribusi ikan dari lokasi muat sampai gudang

konsumen yang dicirikan oleh volume ikan yang mengalami penurunan

kualitas

6) sarana pengangkutan laut (shipping line) memiliki fleksibilitas terhadap

perubahan volume komoditas yang diangkut

7) tersedia sistem ketertelusuran barang sehingga memudahkan

perencanaan, penjadwalan dan penyediaan fasilitas seperti gudang,

kendaraan pengangkutan dll

4. Manfaat

Dimensi ini memberikan gambaran sistem logistik memberikan nilai

tambah bagi proses perencanaan dan distribusi ikan, sehingga ekonomi

lokal berkembang baik. Atribut pembentuk dimensi ini meliputi:

1) permasalahan distribusi (keterlambatan pengiriman, kerusakan kiriman

dan klaim asuransi), apakah sistem logistik membantu menyelesaikan

permasalahan

2) sistem logistik mampu mengatasi kelebihan pasokan dan kelebihan

permintaan di wilayah sekitarnya

Page 46: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 36

3) sistem logistik ikan berperan bagi pengembangan ekonomi daerah

5. Tata Kelola

Dimensi ini memberikan gambaran pengaruh kunci penggerak utama

Sistem Logistik Ikan Nasional (SISLOGNAS) terhadap komponen Sistem

Logistik Ikan Nasional (SLIN). Atribut pembentuk dimensi ini meliputi

pengaruh dari masing-masing key driver SISLOGNAS (Regulasi,

Teknologi Informasi dan Komunikasi, Manajemen Sumber Daya Manusia

dan Pelaku & Penyedia Jasa Logistik) terhadap komponen SLIN

(Pengadaan, Penyimpanan, Transportasi dan Distribusi).

Formulasi penghitungan IKLI adalah sebagai berikut:

Di mana :

IKLI = Indeks Kinerja Logistik Ikan (%)

IDp = Indeks Dimensi Pengelolaan Pengadaan Hasil Perikanan (%)

IDe = Indeks Dimensi Efisiensi (%)

IDk = Indeks Dimensi Konektivitas (%)

IDm = Indeks Dimensi Manfaat (%)

IDtk = Indeks Dimensi Tata Kelola (%) (0.15, 0.3, 0.25, 0.1, & 0.2) = merupakan bobot antar dimensi diperoleh melalui penilaian (judgment) dari pakar dan anggota tim indeks menggunakan metode pairwise comparison

Tabel 3. Target Kinerja Logistik Ikan Tahun 2020 - 2024

INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024

Kinerja Logistik Hasil Perikanan

52 54 56 58 60

Pada tahun anggaran 2020, pengukuran IKLI dibatasi pada

pengiriman ikan yang dilakukan melalui jalur laut (reefer container) pada 4

(empat) Koridor Logistik Ikan, yaitu:

IKLI = (0.15 𝑥 𝐼𝐷𝑝) + (0.3 𝑥 𝐼𝐷𝑒) + (0.25 𝑥 𝐼𝐷𝑘) + (0.1 𝑥 𝐼𝐷𝑚) + (0.2 𝑥 𝐼𝐷𝑡𝑘)

Page 47: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 37

1) Bitung – Surabaya/Jakarta,

2) Kendari – Surabaya/Jakarta,

3) Mimika – Surabaya/Jakarta,

4) Kupang – Surabaya/Jakarta

Dalam rangka persiapan penghitungan IKLI tahun 2020, Direktorat Logistik,

Ditjen PDSPKP telah menyusun tahapan dan jadwal sebagai berikut :

Tabel 4. Tahapan dan Jadwal Persiapan Penghitungan IKLI Tahun 2020

NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN

JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES

1 Pembentukan Tim

2 Penyempurnaan Kuesioner

3 Identifikasi Calon Responden

4 Pelatihan Enumerator

5 Wawancara Responden

6 Pengolahan Data

7 Pembahasan Hasil (Pleno)

8 Ekspose Hasil

Untuk mengukur kinerja sistem logistik yang berjalan di koridor agar

sesuai dengan fakta di lapangan, maka responden IKLI harus memiliki

pengetahuan dan pengalaman pengiriman ikan melalui jalur laut. Adapun

responden IKLI merupakan perwakilan dari Dinas KP Provinsi/Kab/Kota,

Otoritas Pelabuhan, Penyedia Jasa Logistik, Pemilik Ikan (Supplier dan UPI)

dan Akademisi. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui

wawancara dengan kuesioner tertutup untuk mengetahui persepsi responden

terhadap sistem logistik ikan yang saat ini berjalan di koridor yang diukur.

Sebagai pertimbangan dalam pleno pembahasan hasil penghitungan IKLI,

enumerator perlu menggali data dan informasi tambahan atas pilihan

jawaban yang diberikan oleh responden.

Page 48: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 38

Dalam penghitungan IKLI tahun 2020, Direktorat Logistik melibatkan

perwakilan Dinas KP Provinsi (Sulut, Sultra, NTT dan Papua) dan Dinas

Perikanan Kabupaten Mimika. Perwakilan dinas turut serta mulai dari

penyempurnaan kuesioner, identifikasi responden, wawancara responden

hingga pembahasan hasil IKLI. Sehubungan dengan situasi pandemi covid

19, wawancara dengan responden akan dilakukan oleh petugas terpilih yang

telah diberikan pelatihan pengenalan kuesioner dan wawancara responden

dari perwakilan Dinas KP di koridor yang akan diukur.

Untuk penghitungan kinerja logistik ikan di koridor Mimika – Jawa

(Surabaya/ Jakarta), calon responden yang akan di wawancara dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Responden IKLI Koridor Mimika – Jawa (Surabaya/ Jakarta)

NO NAMA INSTANSI

1 Yerna Bintan Kate Dinas Perikanan Kab. Mimika

2 Eligius Maturbongs Dinas Perikanan Kab. Mimika

3 Denny. M. Koromath Penanggung Jawab Wilker Timika – BKIPM Timika

4 - UPP Poumako

5 Salasa Makian PT Perinus Unit Timika

6 Heddy PT Soyo Aji Perkasa

7 Djab Adi Sumali CV Lucky Surya Timur

8 Mochamad Asmunir Perorangan - Supplier Ikan

9 Richard Chandra UD Arafura

10 Hani Rahmat Ulupalu PT Rukma Padaya Trans

11 Iqbal Ansory PT Meratus Line

12 Slamet Sampurno PT Salam Pasific Indonesia Lines (Spil)

13 Ali Mony PT Minatama Mutiara

Page 49: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 39

F. Pembahasan penataan peraturan terkait Penyelenggaraan SLIN dan

STELINA

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2o2o Tentang Cipta Kerja bahwa salah satu tujuan dari pembentukan

undang-undang ini yaitu melakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan

yang berkaitan dengan peningkatan ekosistem investasi, kemudahan dan

percepatan proyek strategis nasional yang berorientasi pada kepentingan

nasional yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi nasional

dengan berpedoman pada haluan ideologi Pancasila.

Dalam pelaksanaannya, salah satu sektor yang masuk dalam kategori sektor

untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat terutama Pelaku Usaha

dalam mendapatkan perizinan Berusaha dan kemudahan persyaratan

investasi adalah sektor kelautan dan perikanan. Untuk melaksanakan

ketentuan dalam Undang-Undang Cipta Kerja, salah satu amanahnya yang

dilakukan adalah penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja Pada Sektor Kelautan dan

Perikanan selama bulan oktober 2020. Salah satu substansi yang di usulkan

oleh Ditjen PDSPKP dalam RPP ini adalah SLIN dan STELINA. Adapun draft

RPP Sektor Kelautan dan Perikanan sebagaimana lampiran 5.

3. Rapat Koordinasi di Eksternal KKP

Dalam rangka mendorong pemanfaatan angkutan produk perikanan

melalui jalur tol laut dari kawasan Indonesia Bagian Timur menuju wilayah

Barat, pemerintah yg terdiri dari Kementerian dan Lembaga bersama BUMN

dan pemilik modal transportasi menyelaraskan jenis produk, waktu, jumlah,

dan tujuan. Selain itu, hal penting yg perlu diselaraskan adalah konsolisasi

komoditas (Kelautan dan Perikanan) untuk arus balik. Dengan demikian,

akan dapat dicapai efisiensi demi tercipta daya saing produk Kelautan dan

Perikanan.

Page 50: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 40

Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong pengelola tol laut,

agar dapat mempertimbangkan melewati jalur-jalur Sentra Kelautan dan

Perikanan Terpadu (SKPT), sehingga produk yg dihasilkan di titik-titik

tersebut dapat diangkut dan dipasarkan sesuai tujuan akhirnya. Beberapa

rapat koordinasi yang sudah dilaksanakan dengan pihak ekternal KKP yaitu

diantaranya adalah :

A. Rapat Koordinasi Sinergi Kelembagaan dalam Pelaksanaan Tol Laut

dan Sislognas

Rapat Koordinasi ini dilaksanakan secara virtual pada tanggal 30 September

2020 yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemarintiman

dan Investasi dan dihadiri oleh Menteri Perdagangan, Menteri Perhubungan,

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Wakil Menteri BUMN, Eselon 1

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Eselon 1 Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Dirjen PSDKP didampingi Direktur Logistik, Eselon

1 Kementerian Keuangan, Direktur Utama Pelindo 2, INSW dan lembaga

terkait lainnya.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi dalam pembukaan acara

meminta agar masing-masing K/L sesuai tugas fungsinya dapat mendukung

keberhasilan tol laut dan sislognas agar dapat mendorong kebutuhan

masyarakat akan sandang pangan yg lebih berdaya saing sekaligus

mendukung ekspor. Merespon pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan

Investasi, tiap K/L kemudian memaparkan program dan kegiatannya masing-

masing sebagai berikut :

1) Menteri Perhubungan menyatakan bahwa seiring dengan kebutuhan

masyarakat, program Tol Laut terus mengalami peningkatan dan

pengembangan seperti trayek yang bertambah, jumlah muatan yang

makin meningkat, maupun kapasitas kapal yang makin besar. Selain itu,

melalui program Tol Laut ini diharapkan dapat terjadi keseimbangan

Page 51: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 41

perdagangan antara wilayah barat dan timur sehingga diperlukan

jaringan kapal, rute pelayaran, fasilitas pelabuhan yang memadai,

konektivitas antar moda yang baik dan transparansi biaya logistik di

setiap lini kegiatan pergerakan barang. Menteri Perhubungan juga

menyampaikan, berdasarkan evaluasi Implementasi Tol Laut di Provinsi

Maluku, di ketahui bahwa rata-rata frekuensi pelayaran tol laut pada 9

titik singgah sebanyak 6-9 kali dengan muatan balik komoditas ikan beku

sebesar 22,27% dari total muatan. Selain itu, Dirjen Perhubungan Laut

memaparkan dashboard tol laut yang bisa dilihat jadwalnya rutin oleh

pelaku usaha dan pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Menteri Perdagangan menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan

berkomitmen untuk menjalankan fungsi pengawasan dan pemantauan

barang yang diangkut dalam tol laut. Menteri Perdagangan juga

memohon K/L pemilik komoditas/barang daat menginformasikan

ketersediaan barang untuk menghindari empty back cargo.

3) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

menyataan bahwa akan fokus pada pembinaan kepada PEMDA dalam

pengawasan distribusi Bakpoting, pengawasan harga dan pemberdayaan

BUMD/BUMDES/Koperasi desa sebagai sentra logistik melalui

mekanisme kerjasama.

4) Menteri Komunikasi an Informasi, memastikan jaringan komunikasi dan

dukungan konsep IoT (internet of things) di wilayah-wilayah terpencil

tercover dengan baik.

5) Menteri Dalam Negeri siap memasukkan dalam rencana kerja

pemerintah derah (RKPD) terkait penyiapan barang dan komoditas lokal

mendukung tol laut.

6) KKP melalui Dirjen PSDKP menyampaikan dukungan KKP melalui

kegiatan-kegiatan pengembangan wilayah di di 12 Sentra Kelautan

Perikanan Terpadu (SKPT). Dirjen PSDKP mengharapkan kiranya

seluruh SKPT dapat dilalui kapal tol laut agar produksi hasil perikanan

Page 52: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 42

dapat terdistribusi sesuai tujuan. KKP melalui BKIPM juga siap

mempercepat kinerja pengurusan dokumen ekspor dan impor

berkolaborasi dengan para pihak mengacu kepada National Logistic

Ecosystem (NLE).

B. Rapat Pembahasan Optimalisasi Perdagangan Via Tol Laut

Rapat Pembahasan dilaksanakan pada tanggal 06 Oktober 2020 yang

dipimpin Direktur Sarana Distribusi Dan Logistik, Kementerian Perdagangan

dan dihadiri wakil-wakil dari Kemenkomarvest, Kominfo, Kemen ESDM,

Kemhub, Kemenkeu/Bea Cukai, Kemendes, Kementan, dan KKP cq Ditjen

PDS serta INSW. Rapat ini adalah

tindak lanjut arahan Menkomarvest

terkait integrasi National Logistics

Ecosystem (NLE). Peran dan kontribusi

tiap K/L dibahas termasuk pertukaran

data potensi komoditas, suplier,

infrastruktur, kesisteman antar K/L dan

lain sebagainya.

C. Rapat Koordinasi Tol Laut

Rapat Koordinasi Tol Laut dengan tema "Merajut Konektivitas untuk

Mewujudkan Asa, Majukan Indonesia" dilaksanakan dari tanggal 26 – 27

Oktober 2020. Keynote speech adalah

Menteri Perhubungan RI dengan

Narasumber yang hadir diantaranya

Direktur Logistik - KKP, Perwakilan

Kemenkomarves, Kemendag,

BAPPENAS, Kemen BUMN, PT. Pelindo,

Kemendes, Kementan, Kemenkeu,

Kemen PUPR, Kemen ESDM, Kemenko,

Gambar 15. Rapat Optimalisasi

Perdagangan Via Tol Laut

Gambar 16. Rapat Koordinasi Tol

Laut

Page 53: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 43

Kemenperin dan Kemendag. Tujuan dari acara ini memberikan edukasi

kepada masyarakat tentang Program Strategis Nasional yaitu ToL Laut

dalam angkutan Barang, sehingga harapannya pemerintah pusat dan daerah

dapat bersama menetapkan route dan trayek sesuai karakteristik dan

kewilayahannya.

Dalam diskusi, KKP menyampaikan 4 (empat) rekomendasi Optimalisasi

Program Tol Laut di Lokasi SKPT sebagai bentuk Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir & Pulau-Pulau Terluar dalam Program Tol Laut yaitu :

1) PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN SARPRAS Pembangunan dan

pengembangan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan secara

terintegrasi untuk menopang usaha ekonomi nelayan dan pembudidaya

yang bersifat tradisional dan konvensional dapat berkembang menjadi

bisnis kelautan dan perikanan yang berskala ekonomi dan berorientasi

pasar;

2) PENGUATAN SDM & KELEMBAGAAN Penguatan SDM dan

kelembagaan agar kapasitas dan kompetensi nelayan lebih baik,

sehingga produktivitas produk dan hasil pengolahan perikanan meningkat,

sehingga dapat memenuhi konsolidasi muatan balik hasil

perikananmelalui TOL LAUT;

3) PENGEMBANGAN KEMITRAAN Pengembangan kemitraan untuk

mendukung dan memperkuat pelaksanaan rantai produksi dari bisnis

kelautan dan perikanan nelayan dan pembudidaya, mulai hulu hingga hilir

melalui kemitraan dengan pelaku usaha dan stakeholder terkait salah

satunya penyedia jasa logistik & operator TOL LAUT;

4) PENDAMPINGAN USAHA Pendampingan untuk memberikan pembinaan,

asistensi dan supervise pelaksanaan bisnis kelautan dan perikanan rakyat

dipulau-pulau kecil dan/atau kawasan perbatasan. Pendampingan juga

dilakukan untuk mendistribusikan hasil perikanan melalui program TOL

LAUT;

Page 54: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 44

Selain itu terdapat beberapa usulan lainnya yang disampaikan juga yaitu :

1) KONSOLIDASI MUATAN

Sosialisasi kepada Pelaku Usaha Perikanan terkait Program Tol Laut

Pembentukan KAWASAN HUB LOGISTIK Hasil Perikanan (collecting

center) untuk konsolidasi muatan berdasarkan jenis dan tujuan

distribusinya

2) FASILITASI SARANA PRASARANA

Revitalisasi sarana prasarana pelabuhan di lokasi SKPT untuk

mendukung penanganan dan kecepatan bongkar muat yang

menjadi pusat konsolidasi hasil perikanan

Penambahan fasilitas plugging pada container yard Pelabuhan;

3) ARMADA PENGANGKUT

Menyediakan/menambah trayek dan jadwal kapal pada lokasi

SKPT dengan kapal yang dilengkapi dengan plugging reefer

container

Menyediakan/menambah penyediaan reefer container dan

teknisinya pada kapal tol laut

Memperpendek rute/jarak tempuh kapal mengingat ikan termasuk

perishable product

E. Webinar Peran Jasa Logistik dalam mendukung Industri Perikanan

Nasional

Webinar ini dilaksanakan pada

tanggal 11 November 2020 dengan

tema “Meningkatkan Efisiensi

Distribusi Hasil Perikanan melalui

Transportasi Multimoda”. Keynote

speech adalah Direktur Jenderal

Penguatan Daya Saing Produk

Gambar 17. Flyer Webinar Peran

Jasa Logistik

Page 55: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 45

Kelautan dan Perikanan dengan narasumber serta pembahas dari wakil

dari K/L dan Unit Transportasi Multimoda, pelaku usaha, dan praktisi serta

akademisi terkait.

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengembangkan Sistem

Logistik Ikan Nasional (SLIN) dengan tujuan membangun dan

mengembangkan sistem manajemen rantai pasokan ikan dan hasil

perikanan yang terintegrasi, efektif dan efisien untuk meningkatkan

kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu-hilir,

pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi dalam negeri. Untuk melakukan aktivitas logistik diperlukan

infrastruktur logistik yang terdiri atas simpul logistik (logistics node) dan

mata rantai logistik (logistics link) yang berfungsi menggerakkan barang

dari titik asal (point of origin) ke titik tujuan (point of destination). Simpul

logistik dapat berupa pelaku logistik, maupun konsumen, sedangkan link

logistik meliputi jaringan distribusi, jaringan transportasi, jaringan

informasi, dan jaringan keuangan.

Operasional SLIN dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila terjadi

suatu sinergi antara seluruh stakeholder yang terlibat dalam setiap

akitivitas logistik sejak dari hulu sampai dengan hilir atau dari sejak

kegiatan produksi hingga konsumsi termasuk industri di dalamnya. Salah

satu strategi percepatan implementasi SLIN adalah pengembangan

koridor logistik yang merupakan suatu sistem mata rantai logistik yang

berperan dalam menggerakan hasil kelautan dan perikanan dari titik asal

(pusat produksi/pengumpulan) ke titik tujuan (pusat

distribusi/industri/konsumsi) yang meliputi jaringan distribusi, jaringan

transportasi, jaringan informasi dan jaringan keuangan secara terintegrasi.

Salah satu pengembangan koridor logistik hasil kelautan dan perikanan

yang dikembangkan adalah koridor Mimika – Pulau Jawa. Pemilihan

lokasi koridor mimika – pulau jawa dikarenakan mulai tahun 2017 banyak

nelayan pantura jawa (khususnya nelayan indramayu dan juwana) yang

Page 56: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 46

mendaratkan hasil perikanan dari WPP 718 di PPI Poumako, Kabupaten

Mimika sehingga jumlah produksi perikanan tangkap di PPI Paomako dari

tahun 2017 sampai tahun 2019 mengalami kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan kondisi tersebut, salah satu strategi yang dapat

dikembangkan adalah memperkuat dan memperluas konektivitas sentra

produksi/pengumpul dengan sentra distribusi/industri/konsumsi melalui

penyediaan layanan jasa logistik yang efektif dan efisien yang diharapkan

dapat melayani distribusi hasil perikanan secara lancar, cepat, aman, dan

murah. Seperti diketahui, bahwa hingga saat ini perusahaan multimoda di

Indonesia jumlahnya masih sedikit artinya tidak sebanding dengan kondisi

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membutuhkan transportasi

darat, laut, udara. Lantaran dengan adanya berbagai moda transportasi

diharapkan ada satu perusahaan penyedia jasa logistik yang memiliki

layanan angkutan multimoda, sehingga pelaku usaha perikanan ketika

akan mengirimkan hasil kelautan dan perikanan tidak harus melakukan

kontrak dengan satu sampai lima perusahaaan jasa logistik tetapi cukup

dengan satu perusahaan jasa logistik multimoda saja yaitu yang dapat

menghubungkan darat, laut, dan udara dengan harapan biaya logistik

dapat lebih efektif dan efisien. Transportasi multimoda merupakan

komponen utama yang memegang peranan penting dalam mendukung

sistem logistik. Sebagai contoh, perpindahan transportasi multimoda

terjadi pada simpul-simpul jaringan sistem transportasi seperti pelabuhan

yang merupakan titik perpindahan moda laut ke jalan atau rel, ataupun

bandara sebagai titik perpindahan moda dari udara menuju darat. Oleh

karena itu, kinerja dan efisiensi simpul-simpul transportasi tersebut akan

sangat berpengaruh terhadap kinerja dan efisiensi pergerakan arus

barang (khususnya hasil kelautan dan perikanan) secara keseluruhan.

Page 57: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 47

4. Implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA)

dan Model Pengembangan Logistik Ikan Koridor Mimika – Pulau

Jawa

A. Forum Grup Discussion (FGD) ASEAN Public Private Partnerships

(PPP) Tingkat Nasional

Pada tanggal 11 – 12 November 2020 dilaksanakan Forum Grup

Discussion (FGD) ASEAN Public Private Partnerships (PPP) Tingkat

Nasional yang bertujuan untuk “Mengidentifikasi Peluang dan Tantangan

serta Mekanisme bagi Pemerintah dan Swasta dalam mendukung Program

Pembangunan di Sektor Kelautan dan Perikanan yang berkelanjutan melalui

Public Private Partnerships (PPP)” yang di buka secara resmi oleh Direktur

Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dengan

beberapa narasumber yaitu Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Ditjen

Kerja Sama ASEAN - Kemlu, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas,

Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri - KKP, Direktur

Pengembangan Pendanaan Pembangunan, Deputi Bidang Pendanaan

Pembangunan – Bappenas, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan

Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan (AP5I) dan UNIDO termasuk

Direktur Logistik, Ditjen PDSPKP - KKP yang menyampaikan materi tentang

Gambar 18. Diskusi pada Webinar Peran Jasa Logistik

Page 58: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 48

“Implementasi PPP dalam STELINA dan pembangunan koridor logistic hasil

kelautan dan perikanan”. FGD ini juga dihadiri oleh seluruh perwakilan dari

unit eselon 1 lingkup KKP dan K/L terkait.

Dalam penyampaian materinya selain implementasi dari STELINA,

Direktur Logistik juga memaparkan satu contoh implementasi koridor SLIN

yaitu koridor Mimika – Pulau Jawa. Adapun kesimpulan yang disampaikan

adalah :

1) KKP berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok hasil

perikanan nasional antara lain melalui implementasi konsepsi SLIN

(Sistem Logistik Ikan Nasional)

2) SLIN diharapkan dapat menjadi solusi tata kelola rantai pasok hasil

perikanan sehingga dapat terwujud. jaminan serapan, jaminan

pasokan ikan, kualitas, kuantitas serta stabilisasi harga ikan

3) KKP mendorong sinergi dengan K/L yang terlibat dan memberi

kontribusi melalui kajian/riset-riset kelautan dan perikanan khususnya

terkait isu supply chain dan logistik

Gambar 19. FGD ASEAN PPP

Page 59: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 49

B. Implementasi Pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional Koridor

Mimika – Pulau Jawa

1) Koordinasi Rencana Penyerapan Produk oleh Operator Koridor

(Volume dan Harga)

Pada bulan Oktober 2020 dilaksanakan koordinasi rencana penyerapan

produk oleh operator. Beberapa hasil yang didapatkan adalah bahwa

berdasarkan data frekuensi kapal yang melakukan bongkar ikan di

pelabuhan perikanan paumako (PPI Paumako) yang terdata pada Satuan

Pengawasan SDKP Kabupaten Mimika sampai dengan BUlan September

2020, tercatat sebanyak 699 kapal terdiri dari kapal penangkap ikan 643

kapal (92%) dan kapal pengangkut ikan 56 kapal (8%). Rincian ukuran

kapal sebagai berikut :

a. Kapal penangkap ikan, 643 kapal :

- < 30 GT = 110 kapal

- 30 – 60 GT = 108 kapal

- > 60 GT = 425 kapal

b. Kapal pengangkut ikan, 56 kapal :

- < 30 GT = 14 kapal

- 30 – 60 GT = 20 kapal

- > 60 GT = 22 kapal

Page 60: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 50

Adapun jumlah ikan yang didaratkan di PPI Paumako sampai dengan

Bulan September 2020 sebanyak 27.056.059 Kg, terdiri dari 28 jenis ikan.

Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah Layang (36%), Kembung

(30%), Hiu(8%), Tongkol (6%), Layur (6%), Gulamah (3%), Manyung

(3%), Kuro (2%), Kakap (2%), Bawal (2%), dan ikan lainnya.

11 11 13 16 186 15 6 1411 10 14 10 11 3

18 12 19

9177

104

3723

1123 18

41

0

50

100

150

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Kap

al (

Un

it)

KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPI PAUMAKO KABUPATEN MIMIKA

PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2020

< 30 GT 30-60 GT > 60 GT

1

2 2 2

4

1

2

1

3

5

2

3 3 33

2

1

4

2

1

5

2 2

0

2

4

6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Kap

al (

Un

it)

KAPAL PENGANGKUT IKAN DI SKPT MIMIKA KABUPATEN MIMIKAPERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2020

< 30 GT 30 -60 GT > 60 GT

Gambar 20. Grafik Jumlah Kapal Penangkap dan Kapal Pengangkut

di Kabupaten Mimika

Page 61: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 51

Hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI Paumako sebagian besar

dikirim ke Pulau Jawa menggunakan reefer container menggunakan

angkutan laut kapal kargo milik swasta. Sebagian kecil dijual eceran ke

pasar ikan Timika dan ke pedagang pengumpul (supplier) untuk di

distribuskan ke unit pengolahan ikan. Berdasarkan data Dinas Perikanan

8,403

6,990

1,962

1,295

1,454

728

808 526

531

383.19

3,976

JUMLAH IKAN YANG DIDARATKAN DI PPI PAUMAKO PER JENIS IKAN

PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2020

Layang Kembung Hiu Layur Tongkol Manyung

Gulamah Kuro Kakap Bawal Lainnya

7,370

4,906 5,856

1,890 1,487 534

1,239 1,349

2,424

-

2,000

4,000

6,000

8,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

JUMLAH IKAN YANG DIDARATKAN DI PPI PAUMAKO PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2020

Gambar 21. Grafik Jumlah Ikan yang didaratkan di PPI Paumako

Page 62: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 52

Kabupaten Mimika terdapat 83 pedagang eceran yang menjual ikan di

pasar lokal (pasar ikan sentral di Timika), 11 kelompok pengolah ikan

tradisional seperti ikan asin, abon ikan, nugget, kaki naga dan olahan

lainnya, serta 18 unit pengolah ikan dimana masing-masing UPI memiliki

gudang penyimpanan beku (cold storage) dengan jumah total kapasitas

Cold Storage = 2.595 Ton untuk produk ikan beku, udang beku, fillet ikan,

dan stik ikan, adapun rincian pelaku usaha perikanan yang memiliki cold

storage seperti di bawah ini :

Tabel 6 : Pelaku Usaha Perikanan Pemilik Cold Storage di Kabupaten Mimika

No NAMA UNIT PENGOLAHAN IKAN JENIS PRODUK SARANA PENDUKUNG

1 PT. Lautan Mimika Sejahtera Ikan Beku, Fillet Ikan Cold Storage 500 Ton, ABF, Ruang Processing

2 PT. KMS Ikan Beku, Fillet Ikan Cold Storage 500 Ton, ABF, Ruang Processing

3 PT. Perikanan Nusantara Ikan Beku, Udang Beku Cold Storage 200 Ton, ABF 6 Ton, Ruang Processing

4 CV. Lucky Surya Timur Fillet Ikan, Stik Ikan, Udang Cold Storage 200 Ton, ABF 3 Ton, Ruang Processing

5 PT. Holly Mina Jaya Ikan Beku Cold Storage 200 Ton

6 Koperasi Perikanan Mbiti Ikan Beku, Udang Beku Cold Storage 100 Ton, ABF 4 Ton

7 PT. Bartuah Langgeng Ikan Beku, Udang Beku Cold Storage 100 Ton, ABF 3 Ton, Ruang Processing

8 PT. Leslie Jaya Ikan Beku, Udang Beku, Fillet Cold Storage 100 Ton

9 UD. Utama Sentosa Timika Udang Beku, Ikan Bekui Cold Storage 50 Ton

10 UD. Arafura Ikan Beku, Udang Beku Cold Storage 35 Ton, ABF 3 Ton

11 Taufik Ikan Beku, Udang Beku Cold Storage 200 Ton, ABF, Ruang Processing

12 H. Iksan Ikan Beku, Stik Ikan Cold Storage 160 Ton

13 Abdul Kadir Ikan Beku Cold Storage 150 Ton

14 H. Zainuddin Ikan Beku, Stik Ikan Cold Storage 100 Ton

Page 63: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 53

15 Usman Surulla Ikan Beku Cold Storage 80 Ton

16 H. Ilham Ikan Beku Cold Storage 80 Ton

17 Giarti Ikan Beku, Stik Ikan Cold Storage 60 Ton

18 Koperasi Maria Bintang Laut Ikan Beku, Fillet Ikan Cold Storage 50 Ton

Pelaku usaha perikanan yang membeli ikan langsung dari nelayanm di PPI

Paomako adalah PT. Perikanan Nusantara unit Mimika, UD. Arafura dan

Koperasi Perikanan Mbiti, membeli tangkapan kapal nelayan lokal

kapasitas < 30 GT sebanyak 12 kapal/bulan yang mengangkut ikan segar,

didaratkan di dermaga kemudian dibekukan di ABF dan disimpan dalam

Cold Storage rata-rata sebanyak 200-250 Ton/bulan. PT. Perikanan

Nusantara Unit Mimika, dan Koperasi Perikanan Mbiti sepakat mendukung

pengembangan logistik ikan nasional koridor Mimika Jawa.

Dalam rangka penyerapan hasil tangkapan nelayan, telah dilakukan inisasi

penyerapan hasil tangkaan nelayan yang dibeli oleh offtaker di PPI

Paomako untuk dibawa ke pulau Jawa telah dilakukan inisiasi kesepakatan

bersama, yaitu :

Gambar 22. Koordinasi Rencana Penyerapan Produk oleh Operator

Page 64: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 54

1. Tentang : Kerjasama Operator Utama dengan Operator Pendukung,

antara :

- PT. Perikanan Nusanatara Unit Mimika dengan Koperasi Perikanan

Mbiti;

- PT. Perikanan Nusanatara Unit Mimika dengan UD. Arafura;

Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi :

a. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah off taker dari

hasil tangkapan nelayan di Sentra Kelautan dan Perikanan

Terpadu (SKPT) Kabuaten Mimika;

b. PIHAK PERTAMA dapat bekerjasama dengan PIHAK

KEDUA dalam mengelola hasil tangkapan nelayan;

c. PIHAK PERTAMA dapat memberikan pelatihan

handling/penanganan hasil tangkapan nelayan untuk

menjaga kualitas ikan kepada PIHAK KEDUA

d. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dapat memberikan

kepastian pasar terhadap hasil tangkapan nelayan lokal

e. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dapat bekerjasama

dengan kapal-kapal nelayan Pantura, sebagai temat

penitipan/penyimpanan ikan.

2. Tentang : Pemanfaatan Tol Laut untuk Muatan Hasil Perikanan dari

SKPT Mimika, antara :

- Operator Tol Laut (PT. Tempuran Mas Line) dengan PT. Perikanan

Nusantara Unit Mimika;

- Operator Tol Laut (PT. Tempuran Mas Line) dengan UD. Arafura;

dan

- Operator Tol Laut (PT. Tempuran Mas Line) dengan Koperasi

Perikanan Mbiti.

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi:

a. Bahwa berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, PIHAK

PERTAMA akan melaksanakan pengangkutan dan

Page 65: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 55

pengiriman ikan sesuai dengan yang diperintahkan oleh

PIHAK KEDUA;

b. Bahwa PIHAK PERTAMA akan menyiapkan armada /

infrastruktur untuk proses pengiriman barang milik PIHAK

KEDUA tersebut;

c. PIHAK KEDUA dapat menyiapkan ikan / kargo yang akan

dikirim dalam keadaan baik dan telah dilengkapi oleh

dokumen-dokumen legalitas yang diberikan oleh instansi

terkait sehingga adanya jaminan mutu dan keamanan

pangan pada saat pengangkutan dan pengiriman barang;

d. PIHAK PERTAMA menyediakan sarana dan prasarana untuk

mendukung pengangkutan ikan milik PIHAK KEDUA

menggunakan reefer container dalam keadaan terjaga/aman

hingga tiba dilokasi tujuan;

e. Bahwa PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA bersepakat

untuk adanya penyediaan asuransi dalam pengiriman ikan

tersebut sebagai tindakan preventif apabila terjadi kerusakan

barang pada saat pengangkutan dan pengiriman barang.

3. Tentang : Pemanfaatan bantua Mobil Berpendingin, antara :

- Koperasi Perikanan Mbiti dengan Koperasi Maria Bintang Laut;

Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi :

a. Penjualan dan pembelian ikan oleh PARA PIHAK secara

berkesinambungan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki

oleh PARA PIHAK;

b. Penerapan sistem rantai dingin dalam rangka jaminan mutu

dan keamanan hasil perikanan oleh PARA PIHAK.

c. PIHAK PERTAMA dapat bekerjasama dengan PIHAK

KEDUA dalam rangka pengangkutan hasil perikanan dengan

menggunakan kendaraan berpendingin di Kabupaten Mimika;

d. PIHAK KEDUA yang memanfaatan kendaraan berpendingin

Page 66: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 56

di Kabupaten Mimika dilarang mengangkut barang selain

hasil perikanan;

e. Penetapan harga pengadaan dan penjualan ikan ditentukan

sesuai dengan perjanjian harga yang disepakati oleh PARA

PIHAK

2) Koordinasi Kegiatan Perizinan Penangkapan dan Pendaratan Ikan

Dalam rangka peningkatan pelayanan usaha perikanan tangkap, juga

melaksanakan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah dan UU Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan

Gambar 23. Koordinasi Kerjasama Operator

Page 67: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 57

Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam,

serta memperhatikan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah

Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hasil koordinasi perizinan perikanan penangkapan ikan pada bulan

oktober 2020 adalah :

1. Masih adanya perbedaan cara pengukuran dan penetapan GT kapal

menurut UU Perikanan dan UU Pelayaran

2. Perizinan daerah untuk kapal ikan terdiri dari :

Ijin Usaha Perikanan Tangkap : wajib memiliki SIUP, SIPI dan

SIKPI

- Pusat : > 30 GT

- Provinsi : 5 – 30 GT

Bukti Pendaftaran Kapal Perikanan (BPKP)

- Kabupaten/Kota : < 5 GT

Pengurusan BPKP untuk kapal < 5 GT tidak dipungut biaya

3. DKP Provinsi Papua akan melakukan sosialisasi dan penataan

perizinan daerah (ijin perikanan tangkap) dengan melibatkan

badan/dinas yang mengurus perizinan terpadu satu pintu (PTSP) di

daerah melalui kegiatan Gerai Perizinan Nelayan untuk melayani :

Pengurusan BPKP

Pelayanan izin usaha perikanan tangkap (SIUP, SIPI & SIKPI)

Konsultasi kartu asuransi nelayan dan kartu pelaku usaha

kelautan dan perikanan (Kusuka)

Penguatan kelembagaan nelayan

4. Perwakilan PIC SKPT (Direktorat Logistik) menyampaikan :

Program pembangunan SKPT Mimika tahun 2016-2019;

SKPT Mimika fokus pengembangan di bidang perikanan tangkap

dengan PPI Poumako sebagai zona inti pembangunan SKPT

Mimika;

Page 68: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 58

Tahun 2018 telah diadakan 23 unit kapal ikan < 3GT yang

dilengkapi alat tangkap udang (Trammelnet)

Tahun 2019 dibangun dermaga tambat labuh untuk kapal ikan

ukuran < 5 GT, dan pengadaan alat tangkap ikan (Grillnet);

Pengadaan 23 unit kapal < 3 GT telah dilengkapi dengan surat

ukur kapal dan pas kecil sehingga dapat diusulkan untuk

diterbitkan BPKP;

Pembangunan dermaga tambat labuh sudah selesai pekerjaan

(100 %) dan dimohon agar Dinas Perikanan dapat membuat SOP

untuk pemanfaatan.

Perlu diatur kewenangan pengelolaan PPI Poumako atau SKPT

Mimika sesuai amanat UU 23 Tahun 2014 antara Pemerintah

Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika.

Berdasarkan data perizinan jumlah kapal kapal ikan pada pangkalan

pendaratan ikan (PPI) Paumako tahun 2020 dari Syahbandar PPI

Paumako didapatkan sebapat berikut :

Kapal perikanan izin Kabupaten :

No. Pelabuhan Asal

Ukuran Kapal (GT)

Jumlah

(Unit)

Kapal Penangkap

(Unit)

Kapal Pengangkut

(Unit)

Tujuan Kapal Pengangkut (wilayah/PP)

Jumlah

(Unit)

1 Timika 4-10 125 125 -- -- --

Jumlah 125

Kapal perikanan izin Provinsi :

No. Pelabuhan Asal

Ukuran Kapal (GT)

Jumlah

(Unit)

Kapal Penangkap

(Unit)

Kapal Pengangkut

(Unit)

Tujuan Kapal Pengangkut (wilayah/PP)

Jumlah

(Unit)

1 Timika 17-30 54 38 16 Dist. Atsy 2

Dist. Agats 5

PPP Dobo 9

2 Indramayu 26-30 7 7 -- -- --

Page 69: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 59

3 Pekalongan 30 1 1 -- -- --

4 Jakarta 30 3 3 -- -- --

5 Batang 25-30 25 25 -- -- --

6 Tegal 26 2 2 -- -- --

7 Makassar 29 1 1 -- -- --

8 Merauke 30 1 1 -- -- --

9 Bitung 20 1 1 -- -- --

Jumlah 95

Kapal perikanan izin Pusat :

No. Pelabuhan Asal

Ukuran Kapal (GT)

Jumlah

(Unit)

Kapal Penangkap

(Unit)

Kapal Pengangkut

(Unit)

Tujuan Kapal Pengangkut (wilayah/PP)

Jumlah

(Unit)

1 Timika 43-57 6 2 4 Kaimana 3

Namatota 1

2 Juwana 108-199 116 116 -- -- --

2 Indramayu 38-173 70 7 -- -- --

3 Pekalongan 82-160 8 1 -- -- --

4 Jakarta 48-295 56 53 3 Muara Baru 1

PPP Dobo 1

Mayangan 1

5 Batang 60-158 17 17 -- -- --

6 Manokwari 57 7 -- 6 PPP Dobo 1

Namatota 3

PPN Tual 2

7 Makassar 59 5 1 4 PPI Banda 4

8 Cilacap 145-147 3 -- -- -- --

9 Banyuwangi 295 1 -- 1 PP Penambulai 1

10 Tegal 55-147 5 1 -- -- --

11 Bitung 95-98 3 2 -- -- --

12 Benoa 294 1 -- 1 PPS Nizam Zachman

1

13 NN 67-92 6 6 -- -- --

Jumlah 321 302 19

Page 70: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 60

3) Koordinasi Optimalisasi Distribusi Ikan dan Efisiensi Biaya Logistik

Rapat dilaksanakan pada bulan oktober 2020 untuk menjamin

optimalisasi pasokan ikan dengan menggunakan Reefer Container

(RC) untuk mendistribusikan ikan dari Kabupaten Mimika ke Pulau

Jawa, sering mengalami kendala akibat terbatasnya jumlah RC dan

jadwal kapal untuk menangkut barang tidak tepat waktu dan lama

menunggu antrian kapal. Untuk itu telah dilakukan koordinasi terkait

penyediaan RC dan kapal angkut serta inisasi untuk efisiensi biaya

logistik.

Berdasarkan hasil identifikasi kondisi eksisting penyediaan RC di

Pelabuhan Paumako adalah sebagai berikut :

Forwarder penyedia Reefer Container (RC)

No Nama Forwarder Kondisi Eksisting

(Jan-Maret 2018)

Jumlah RC/

Bulan

Rencana Peningkatan

RC/Bulan

1. PT. Rukma Padaya Trans 430 Teus 143 Teus 170 Teus

2. PT. Citra Mandiri Sejati (CMS) 135 Teus 45 Teus 100 Teus

3. PT. Ralemars Elso 27 Teus* -- 100 Teus 4. PT. TAL Agung Langgeng 180 Teus 60 Teus 100 Teus

Catatan : * PT. Ralemars baru pada tahap uji coba

Gambar 24. Koordinasi Perizinan PPI

Page 71: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 61

Shipping Line

No Nama Shipping Line

Jadwal/ Bulan

Jumlah Plugging

Tambah Genset

Jumlah Total

Jumlah/ Bulan

Mitra

1. PT. SPIL 4 kali 120 unit 25 unit 145 unit 580 unit PT. Rukma Padaya Trans

2. PT. Temas Line 2 kali 40 unit 25 unit 65 unit 130 unit PT. CMS PT. Ralemars

3. PT. Tanto Line 2 kali 150 unit -- 150 unit 300 unit PT. CMS & PT. TAL

4. PT. Samudera Indonesia

2 kali 60 unit 25 unit 85 unit 200 unit PT. Ralemars*

Catatan : * PT. Ralemars akan bermitra dengan PT. Samudera Indonesia pada Bulan April 2018

Estimasi Kebutuhan Reefer Container :

No Kelompok Nelayan

Jumlah Kapal Penangkap Ikan

Kebutuhan RC/Bulan

1. Indramayu 63 unit 378 unit

2. Juwana 72 unit 1.070 unit

3. Muara Angke 33 nit

69 Unit

Penurunan biaya angkut hasil perikanan bisa dicapai dengan beberapa

hal sebagai berikut :

- Penambahan fasilitas bongkar muat di dermaga sehingga tidak

perlu ada tambahan penyewaan kapal tongkang/LCT atau barge

craine untuk melakukan stuffing atau loading ikan ke dalam reefer

container;

- Tersedia plugging di pelabuhan sehingga tidak perlu menggunakan

genset;

- Tersedia lahan untuk penumpukan reefer container yang layak

sehingga pada saat dibutuhkan bisa dilakukan dengan cepat;

Dalam upaya efisiensi dan efektivitas kegiatan logistik ikan di SKPT

Mimika, khususnya penyediaan Reefer Container di tindaklanjuti hal-hal

sebagai berikut :

Page 72: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 62

- Pendataan terkait jumlah kapal, muatan ikan serta pemanfaatan

reefer container;

- Membangun dermaga apung untuk kepal-kapal ukuran kecil (< 3

GT) sehingga kapal yang berukuran besar dapat melakukan

aktifitas bongkar muat di dermaga PPI Paumako secara maksimal;

- Mempertimbangkan pemberian izin perusahaan forwarder

membuka kantor layanan di PPI Paumako untuk mempermudah

proses pendataan dan pengawasan Reefer Container.

- Melatih para ABK untuk meningkatkan kecepatan dan kemampuan

memuat ikan ke Reefer Container di PPI Paumako

Kemudian dilakukan fasilitasi penandatangan kerjasama antara

perwakilan nelayan Juwana Pati dan Nelayan Indramayu dengan para

forwarder, yaitu PT. Rukma Padaya trans dan PT. Citra Mandiri Sejati.

Melalui kerjasma tersebut diharapkan dihasilkan output berupa jaminan

pasokan reefer container secara reguler dan tepat dari forwarder pada

nelayan dari Juwana Pati maupun Nelayan Indramayu

Pada pertemuan tersebut juga dihasilkan beberapa output untuk

mendukung optimasi distribusi ikan dari SKPT Mimika sebagai berikut:

- PT. Rukma Padaya Trans akan meningkatkan tambahan

penyediaan reefer container dari biasanya 140 TEUS per bulan

menjadi 170 TEUS;

- PT. Citra Mandiri Sejati akan meningkatkan tambahan penyediaan

reefer container dari 40-45 TEUS per bulan menjadi 100 TEUS

Perbulan;

- PT. Ralemars Elso dari uji coba mengangkut ikan dengan reefer

container di Mimika menjadi 100 TEUS per bulan;

- PT. TAL Agung Langgeng dari rata-rata perbulan 40 TEUS menjadi

100 TEUS per bulan;

Page 73: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 63

- PT. Temas Line dari 3 kali frekuensi kunjungan kapal di Mimika per

bulan menjadi 4 kali dengan dukungan 65 plugging untuk reefer

container per pelayaran;

- PT. Salam Pasifik Indonesia Line dari 4 kali frekuensi kunjungan

kapal di Mimika per bulan menjadi 6 kali dengan dukungan 125

plugging untuk reefer container per pelayaran;

- PT. Tanto Line menyediakan layanan pelayaran dengan 3 kapal per

bulan dengan dukungan 105 plugging untuk reefer container per

pelayaran;

- PT. Samudra Indonesia akan melakukan penyediaan layanan

pengakutan ikan sebanyak 1 kali per bulan dengan dukungan 75

plugging untuk reefer container per pelayaran;

- PT. MERATUS Line akan melakukan penyediaan layanan

pengakutan ikan sebanyak 1 kali per bulan dengan dukungan 105

plugging untuk reefer container per pelayaran.

Gambar 25. Koordinasi Optimalisasi Distribusi Ikan

Page 74: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 64

4) Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi Inisisasi Kerjasama Bagi

Stabilisasi Pasokan dan Ketersediaan Bahan Baku Hasil Perikanan

Koridor Mimika - Jawa

Dalam rangka penataan distribusi hasil perikanan di Wilayah

Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 718,

khususnya distribusi hasil perikanan yang berasal dari Kabupaten

Mimika, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi

Inisisasi Kerjasama bagi Stabilisasi Pasokan dan Ketersediaan Bahan

Baku Hasil Perikanan Koridor Mimik-Jawa.

Acara FGD dilaksakanan pada hari Rabu, 4 November 2020

bertempat di Ruang Rapat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Indramayu. Rapat di buka oleh Plt. Kepala Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Indramayu. Pimpinan diskusi : Direktur Logistik

Ditjen PDSPKP, dihadiri oleh : Direktur Operasional PT. Perikananan

Nusantara (Persero), Koperasi Nelayan Mina Sumitra, Kelompok

Nelayan, Pamilik Kapal, Nahkoda, PT. SPIL, PT. Temas (Operator Tol

Laut, dan HSN Group (Forwarder/Ekspedisi).

Hasil FGD sebagai berikut :

1. Plt. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu

menyampaikan bahwa Kabupaten Indramayu mempunyai 14

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dimana masing-masing TPI tersebut

memiliki karakteristik tersendiri dengan jumlah transaksi lelang

lebih dari Rp. 1 miliar perhari. Sedangkan jumlah kapal kapal

dengan ukuran lebih dari 30 GT ada 425 unit dan 250 diantarannya

menangkap ikan di perairan WPP 718. Pemerintah Kabupaten

Indramayu telah menyiapkan masterplan kawasan UPI dan

menyiapkan lahan seluas 8Ha untuk membangun fasilitas

pendukung lainnya (TPI, docking kapal, dan lain-lain) di

Page 75: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 65

Karangsong sehingga dapat menjadi embrio pertumbuhan

ekonomi.

2. PT. Perinus dalam paparannya menyampaikan beberapa informasi

dan komitmen sebagai berikut:

- akan berperan sebagai offtaker yang dapat berpartisipasi

memajukan usaha perikanan dan akan bersinergi dengan KKP,

Dinas dan Pelaku Usaha.

- Perusahaan mempunyai UPI di Bacan, Bitung dan Sorong yang

dapat dijadikan sebagai hub atau pusat-pusat perikanan di

wilayah timur serta telah bekerja sama dalam pemanfaatan

Cold Storage di Muara Baru dan Mimika.

- Perusahaan memiliki jaringan pemasaran domestik dan ekspor

(tuna dan gurita diekspor ke Jepang) dan berpeluang

melakukan ekspor ke timur tengah dengan komoditas tenggiri,

kakap dan bawal. Untuk mengembangkan jaringan pemasaran

PT. Perinus akan memanfaatkan penjualan di klaster pangan

yang akan memanfaatkan jaringan pemasaran BGR dan BGI.

Selain itu juga akan menjual secara digital melalui ecommerce,

ke retail modern dan aplikasi fish on yang akan menempung

hasil tangkapan nelayan untuk disalurkan kepada konsumen.

- Perusahaan berkomitmen untuk memulai kerjasama yang saling

menguntungkan dengan Koperasi Mina Sumitra yang didukung

dengan kemudahan dan fasilitas dari jasa logistik untuk

mengangkut ikan dari dan ke Indramayu sehingga mutu ikan

tetap terjaga.

3. PT. SPIL sebagai perusahaan jasa logistik menyampaikan

beberapa hal yaitu:

- telah bekerja sama dengan PT. Rahayu untuk mengangkut ikan

dari Mimika Ke Pulau Jawa (melalui Surabaya) dengan 4 kali

Page 76: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 66

kunjungan dalam sebulan dan didukung dengan base crane

yang dapat menampung 82 reefer container.

- berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas pengangkutan dari

170 Teus menjadi 250 Teus, akan meningkatkan area stuffing

dan kunjungan kapal sebanyak 6-7 kali dalam sebulan dengan

tetap mengutamakan ketepatan waktu pelayaran

4. PT. TEMAS sebagai salah satu PJL juga menyampaikan beberap

hal antara lain:

- Untuk mendukung program tol laut PT. TEMAS

mengoperasikan KM Kendhaga Nusantara 8 dengan rute

Mimika-Tanjung Perak dengan jadwal kunjungan 2-3 kali/bulan

dan dengan tarif sesuai dengan peraturan tol laut yaitu sebesar

Rp. 2.735.500,- (dry container) dan Rp.4.103.500,- (reefer

container) dan ditambah biaya lainnya yang sesuai dengan

kebutuhan. Kuota maksimal yang diizikan oleh ke Kemenhub,

untuk pengankutan kontainer ke surabaya maksimal sebanyak

70 kontainer

- Untuk mendukung pengangkutan ikan PT. TEMAS telah

melakukan upgrade jumlah plugging dan dan menyediakan

generator serta didukung dengan SDM untuk pengecekan suhu

reefer container untuk menghindari defrost.

5. HSN Group (PT Rahayu) menyampaikan beberapa hal yaitu:

- telah melayani jasa EMKL di Timika yang berawal dari

kerjasama dengan Koperasi Mina Sumitra untuk mengangkut

ikan ke Indramayu. Untuk mengangkut ikan dari Timika ke Jawa

melalui Surabaya PT Rahayu bekerjasama dengan beberapa

operator pelayaran yaitu PT. SPIL, PT. Meratus dan PT. Tanto

dengan kapasitas pengangkutan 150-200 kontainer setiap

minggu. Untuk distribusi dari Surabaya ke Jakarta atau daerah

lainnya di Pulau Jawa PT Rahayu bekerja sama dengan PT KA

Page 77: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 67

Logistik dengan membooking 40 gerbong kereta untuk

mengangkut ikan ke Jakarta dengan waktu tempuh selama 24

jam.

- PT Rahayu menyarankan agar Pemerintah Kabupaten

Indramayu menyiapkan tempat pembongkaran kontainer ikan

dan akses jalan yang memadai untuk dilewati oleh truk

kontainer. Selain itu PT Rahayu juga berharap cold storage

yang akan dibangun dapat menampung ikan dari Cirebon dan

Tegal serta memiliki izin ekspor.

- Dalam mengangkut ikan PT Rahayu bersama dengan pemilik

ikan secara bersama-sama melakukan pengecekan suhu

kontainer sebelum ikan diangkut dan menjamin dari dimuat

hingga sampai tujuan aliran listrik tidak pernah putus.

6. Koperasi Mina Sumitra memiliki cold storage sebanyak 2 unit

(kapasitas 100 dan 80 ton) dan menjamin cold storage yang akan

dibangun dapat bermanfaat dan terisi penuh dengan ikan.

Koperasi Mina Sumitra siap bekerja sama secara profesional

dengan PT Perinus untuk memenuhi bahan baku yang dibutuhkan

oleh PT Perinus.

7. Perwakilan nelayan Indramayu berharap biaya pengangkutan ikan

dari Timika dapat bersaing dan waktu antri muat kontainer di

Timika lebih cepat.

8. Sebagai resume dan penutup, Direktur Logistik – Ditjen PDSPKP

menyampaikan beberap hal yaitu:

- Agar Pemkab Indrmayu terus mengawal komitmen rencana

pemanfaatan aset KKP RI berupa CS 500 ton yang akan di

bangun di TPI Karangsong.

- Sesuai masukan perusahaan penyedia jasa logistik, Dinas KP

Indramayu juga agar terus melakukan sosialiasasi pentingnya

Page 78: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 68

menggunakan kemasan di palka ikan agar proses bongkar muat

ikan di TPI Karangsong dapat lebih cepat.

- Direktorat Logistik mendukung rencana PT. Perinus untuk

melanjutkan kerjasama dengan Koperasi di Indramayu dengan

prinsip saling menguntungkan.

- Direktorat Logistik akan terus mengawal beberapa komitmen

stakeholders di rapat ini dan akan dibuat forum rutin di waktu

mendatang.

Page 79: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 69

Gambar 26. Fgd Fasilitasi Inisiasi Kerjasama Bagi Stabilisasi Pasokan

dan Ketersediaan Bahan Baku Hasil Perikanan Koridor Mimik-Jawa

Page 80: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 70

Sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka capaian pelaksanaan proyek

perubahan ini telah sesuai dengan target jangka pendek yang ditetapkan

yaitu :

1. Terselenggaranya pengembangan system logistik ikan nasional koridor

Mimika – Pulau Jawa melalui kajian dan pedoman koridor SLIN serta

Penetapan operator utama & koridor mimika – pulau jawa;

2. Penerapan harga acuan di tingkat nelayan dalam rangka stabilisasi Harga

Pokok Pembelian (HPP) di Mimika secara berkala;

3. Tersedianya dashboard informasi logistik di Mimika;

4. Tersedianya Pengukuran Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI);

5. Terlaksananya penataan peraturan perundang-undangan terkait

Kelembagaan SLIN dan STELINA yang tercantum dalam draft RPP

Sektor kelautan dan perikanan ;

6. Implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA)

koridor mimika – pulau jawa siap di ujicobakan bersamaan dengan

pelaksanaan koridor mimika – pulau jawa; dan

7. Apabila koridor mimika – pulau jawa sukses, maka akan dapat menjadi

model (template) pengembangan koridor SLIN (kelembagaan, tata kelola

dan sarpras) pada koridor lainnya.

Untuk jangka menengah dan panjang, maka ukuran capaian sesuai dengan

kriteria keberhasilannya akan dilakukan :

1. Peningkatan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi serta konektivitas

antara sentra produksi hulu di Mimika, dengan produksi hilir di Pulau Jawa

melalui pembukaan dan pelaksanaan Koridor SLIN Mimika – Pulau Jawa;

2. Penerapan Replikasi model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau

jawa ke koridor lainnya di wilayah Indonesia;

3. Terlaksananya penerapan harga acuan dalam rangka stabilisasi Harga

Pembelian Pemerintah (HPP); dan

Page 81: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 71

4. Terlaksananya pengembangan industri pengolahan ikan dan investasi

sektor perikanan secara nasional.

Beberapa kegiatan jangka menengah dan panjang yang sudah di inisiasi dari

bulan November 2020 ini adalah :

1. Koordinasi dengan Kementerian PUPR

Dalam rangka membangun kawasan industri perikanan melalui

pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Kabupaten

Mimika Provinsi Papua Ditjen PDS melakukan Koordinasi dengan

Kementerian PUPR untuk mengusulkan adanya dukungan terhadap

percepatan pembangunan SKPT Mimika berupa penambahan panjang

dermaga beton, dan pembangunan rumah/mess nelayan.

Perkembangan produksi ikan di Kabupaten Timikan menunjukkan adanya

peningkatan jumlah produksi perikanan secara signifikan dari tahun ke tahun

sehingga perlu ditunjang dengan keberadaan dermaga yang memadai baik

dari segi kapasitas dan kualitas layanannya. Kondisi Pelabuhan Niaga

Paumako saat ini pada bagian sisi kiri dermaga mengalami kerusakan

(patah) sehingga mengganggu proses bongkar dan muat barang, sehingga

mengakibatkan Dwelling Time di pelabuhan yang pada akhirnya mengurangi

daya saing produk unggulan daerah. Terkait dengan hal tersebut Ditjen

PDSPKP KKP telah melakukan Koordinasi dengan Ditjen Perhubungan Laut

Kementerian Perhubungan terkait permohonan dukungan untuk perbaikan

kerusakan dermaga Pelabuhan Paumako dalam mendukung percepatan

industri perikanan nasional dan implementasi Instruksi Presiden No. 5 Tahun

2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional di Kabupaten Mimika.

Page 82: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 72

2. Koordinasi Inisiasi Pengusulan HPP dan PSO

Berdasarkan Perpres 71 tahun 2015 yang diperbaruhui menjadi Perpres

59 tahun 2020 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan

Pokok dan Barang Penting, ikan (Tuna, Tongkol, Cakalang, Kembung dan

bandeng) sudah ditetapkan sebagai barang kebutuhan pokok dan barang

penting, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan barang kebtuhan pokok

dan barang penting di seluruh wilayah Indonesia dengan mutu yang baik dan

harga terjangkau. Dalam rangka menjamin stabilisasi harga, Pemerintah

dapat melakukan intervensi pasar melalui penetapan harga yaitu

a. Penetapan Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen (Nelayan dan

Pembudidaya) dan HArga Acuan Pembelian Di Tingkat Konsumen. Ini

biasanya diterapkan pada saat harga mengalami fluktuasi yang sangat

tinggi misalnya pada saat hari hari besar keagamaan.

b. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yang ini disertai dengan

alokasi anggaran Public Service Obligation (PSO). Pembelian yang

dilakukan pemerinah ini dilakukan untuk menyediakan cadangan pangan

yang nantinya akan digunakan untuk operasi pasar pada saat musim

paceklik atau pada saat harga barang kebutuhan pokok mengalami

kenanikan yang sangat tinggi.

Kegiatan workshop inisiasi pengusulan HPP dan PSO akan dilaksanakan

pada minggu ke 4 November 2020 dengan mengundang narasumber dari

Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Perekonomian,

Kementerian Keuangan dan BULOG. Workshop ini bertujuan untuk

mengetahuI mekanisme dan tahapan pengusulan HPP dan PSO

Page 83: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 73

8. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN

Proyek perubahan akan dikelola dengan melibatkan beberapa unsur baik

internal maupun eksternal Ditjen PDSPKP - KKP. Secara sistematis sistem

pengelolaan terstruktur sebagai berikut.

A. Struktur Organisasi Proyek Perubahan

B. Deskripsi Tugas Pelaksana Proyek Perubahan

a. Project Sponsor (Mentor) – Menteri Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia.

1. Memberikan arahan dan supervisi Project Leader yang

berhubungan dengan proyek perubahan

2. Membantu Project Leader dalam menyelesaikan permasalahan

yang terjadi pada implementasi proyek perubahan

3. Melakukan koordinasi bersama dengan Coach dalam membantu

Project Leader pada pelaksanaan proyek perubahan

Gambar 27. Struktur Organisasi Proyek Perubahan

Page 84: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 74

b. Project Leader – Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk

Kelautan dan Perikanan

1. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyek perubahan

2. Memimpin operasional proyek perubahan

3. Memberi arahan tentang tujuan yang diharapkan dari keseluruhan

proyek perubahan

4. Mengatur alokasi waktu dan personil yang akan membantu

melaksanakan proyek perubahan

c. Coach – Dr. Winantuningtyas TS

1. Memberikan saran dan masukan kepada Project Leader tentang

proyek perubahan yang dilaksanakan

2. Melakukan monitoring kegiatan Project Leader pada tahapan

implementasi proyek perubahan yang diusulkan

3. Melakukan koordinasi dengan Project Sponsor (Mentor) dalam

membantu Project Leader melakukan proyek perubahan

d. Co-Project Leader – Tim Pelaksana Proyek Perubahan

1. Membantu Project Leader dalam mengkoordinir pelaksanaan

proyek perubahan di Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing

Produk Kelautan dan Perikanan

2. Membantu mengarahkan seluruh anggota tim untuk menjalankan

proyek perubahan

e. Working Team – Seluruh tim dibawah Co Project termasuk PIC SKPT

Mimika

1. Melaksanakan arahan dari Project Leader dan Co-Project Leader

tentang proyek perubahan

2. Membantu Project Leader dalam melakukan monitoring

implementasi proyek perubahan serta memberikan umpan balik

(feedback) kepada Project Leader

Page 85: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 75

9. PETA SUMBER DAYA

Sumberdaya yang digunakan untuk melaksanakan proyek perubahan

ini diantaranya sumberdaya manusia (SDM), anggaran, dan sarana kerja

lainnya seperti video termasuk kebijakan-kebijakan yang diambil. Sesuai

dengan struktur organisasi proper maka dari sisi SDM mendapatkan

dukungan tidak hanya internal Ditjen PDSPKP, tetapi juga SDM dari ekternal

termasuk PIC Mimika sebagai koridor yang menjadi lokus kegiatan proyek

perubahan. Pada posisi sudah memasuki kuartal terakhir tahun anggaran

dan masih dalam situasi pandemic Covid-19 sehingga anggaran fleksible

yang dimungkinkan untuk Proyek Perubahan sangat terbatas. Oleh karena

itu diperlukan pemikiran inovatif dan perencanaan kegiatan yang efektif dan

efisien. Adapun penggunaan sarana kerja lainnya di pergunakan untuk

pengambilan video serta pembuatan bahan paparan sebagai akhir materi dari

proyek perubahan ini.

Page 86: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 76

10. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Kolaborasi para pihak dengan berbagai kemungkinannya termasuk

Public Private Partnership adalah pilihan yang rasional untuk mencari

alternatif sumber pembiayaan. Adanya stakeholders dalam pelaksanaan

proyek perubahan ini, melibatkan pihak-pihak lain baik internal maupun

eksternal Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan

Perikanan. Agar pelaksanaan proyek perubahan dapat berjalan dengan baik

dan sesuai harapan dari proyek perubahan ini, maka perlu adanya identifikasi

dari pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung sebagai

pemangku kepentingan (stakeholders) untuk mengetahui pengaruh

(influence), dukungan/kepentingan (interest), kemungkinan adanya

hambatan/penolakan (resistance), seberapa besar pengaruhnya terhadap

proyek perubahan ini baik hubungan formal dan juga informal, pada proyek

perubahan ini terdiri stakeholders internal dan stakeholders eksternal.

Stakeholders internal adalah unit kerja lingkup Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Sedangkan stakeholders eksternal terdiri dari Kementerian lain,

Pemerintah Daerah, Operator SLIN, Pelaku Jasa Logistik dan

Nelayan/Pemasar/Pengolah.

Page 87: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 77

11. STRATEGI KOMUNIKASI

Untuk mendapatkan dukungan penuh dari semua stakeholder yang

terkait dalam proyek perubahan, maka perlu strategi untuk dapat

mempengaruhinya. Pengelompokan Stakeholder berdasarkan kekuatan dan

ketertarikan pada proyek perubahan sebagaimana diagram pada gambar 16.

Strategi mempengaruhi Stakeholder adalah sebagai berikut :

a. Stakeholder dengan kriteria Promoters (high power/high interest) akan

dilakukan koordinasi secara intensif guna memantapkan substansi proyek

perubahan agar semua unsur yang mendukung terlaksananya proyek

perubahan dapat dipenuhi secara tepat waktu dan tepat sasaran untuk

memperoleh hasil yang maksimal, sehingga proyek perubahan dapat

diimplementasikan.

b. Stakeholder dengan kriteria Latens (high power/low interest) perlu

dilakukan pendekatan dan berkoordinasi dengan baik serta diinformasikan

pentingnya pelaksanaan dari proyek perubahan, sehingga dapat

mendukung pelaksanaan proyek perubahan tersebut untuk dapat

kemudian dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Strategi ini diperlukan untuk pangarusutamaan konsepsi SLIN, apalagi di

masa pandemic Covid hampir semua negara melakukan penguatan sistem

ketahanan pangan dan gizi. Konsekuensinya masalah logistik juga menjadi

perhatian penting. Belajar dari kasus pangan lainnya yang terlanjur menjadi

net food importer, untuk ikan di Indonesia harus mampu menjadi self

sufficiency. Sehingga untuk itu SLIN harus sukses dan Ikan menjadi

pembeda dengan komoditas pangan lainnya karena dalam konsepsi SLIN,

perencanaan dirancang di hulu dan di hilir. Jika koridor Mimika-Pulau Jawa

sukses, maka dapat direplikasikan untuk wilayah lainnya di Republik

Indonesia.

Page 88: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 78

LATENS

Kementerian/Lembaga Terkait

PROMOTER1. Menteri KP2. Dirjen PDSPKP

APATHETICS

1. Pelaku Jasa Logistik

2. Nelayan / Pemasar / Pengolah

DEFENDERS

1. Working Team2. PIC SKPT Mimika

H I G

H

INTERES

T

L O

W

LOW HIGH

INFLUENCE

Gambar 28. Kuadran Kekuatan dan Ketertarikan Stakeholder

Page 89: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 79

12. RESIKO

Adapun mitigasi resiko yang kemungkinan akan dihadapi adalah

sebagai berikut :

a. Masalah kultur di Mimika, potensi ketidak-harmonisan nelayan lokal

berskala kecil dengan nelayan Eks-Pantura di WPP 718 yang

mendaratkan ikan di Pomuako. Sehingga diperlukan pendampingan

khusus oleh Pemerintah Kabupaten Mimika

b. Perlunya perencanaan komprehensif jasa logistik, antisipasi kekosongan

kontainer arus balik Jawa-Mimika

c. Kemampuan penyerapan ikan di Mimika yang terbatas oleh BUMN .

Untuk itu perlu mengundang calon swasta lainnya sebagai tambahan

operator utama logistik ikan. Perlu ditata agar terjadi persaingan yang

sehat.

Page 90: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 80

13. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Beberapa factor kunci dari keberhasilan proyek perubahan ini adalah :

a. SLIN adalah amanah dari beberapa Undang-undang sehingga sangat

layak mendapatkan dukungan lintas sektor dari K/L terkait;

b. Indikator keberhasilan SLIN adalah availability, serviceability dan cost.

1) Availability ikan dengan kegiatan konsolidasi produksi di hulu berada

di bawah kewenangan KKP;

2) Serviceability: berkembangnya jasa penyimpanan ikan di cold storage

dan jasa logistic di Mimika semakin memudahkan pelaku usaha; dan

3) Cost: akan lebih murah karena ada proses konsolidasi barang

Page 91: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 81

14. PERSETUJUAN PROJECT SPONSOR

Judul : PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

KORIDOR MIMIKA – PULAU JAWA

Nama : ARTATI WIDIARTI

NDH : 13 PKN1/46

Menyetujui

Atasan Langsung/Mentor

Dr Edhy Prabowo

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Project Leader

ARTATI WIDIARTI

DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN

DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN

PERIKANAN

Page 92: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 82

15. PENUTUP

A. Kesimpulan

Proyek perubahan dengan judul “Pengembangan Sistem Logistik Ikan

Nasional Koridor Mimika – Pulau Jawa” telah dilaksanakan sejak bulan

September 2020 sampai dengan bulan November 2020 di bawah tanggung

jawab Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan

Perikanan selaku Project Leader PKN Tingkat I tahun 2020. .

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan proyek

perubahan dalam jangka pendek adalah sebagai berikut :

1. pengembangan system logistik ikan nasional koridor Mimika – Pulau Jawa

melalui kajian dan pedoman koridor SLIN serta Penetapan operator

utama & koridor mimika – pulau jawa;

2. Penerapan harga acuan di tingkat nelayan dalam rangka stabilisasi Harga

Pokok Pembelian (HPP) di Mimika secara berkala;

3. Pengukuran Indeks Kinerja Logistik Ikan (IKLI);

4. Penataan peraturan perundang-undangan terkait Kelembagaan SLIN dan

STELINA yang tercantum dalam draft RPP Sektor Kelautan dan

Perikanan ;

5. Implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA)

koridor mimika – pulau jawa siap di ujicobakan bersamaan dengan

pelaksanaan koridor mimika – pulau jawa; dan

6. Apabila koridor mimika – pulau jawa sukses, maka akan dapat menjadi

model (template) pengembangan koridor SLIN (kelembagaan, tata kelola

dan sarpras) pada koridor lainnya.

Page 93: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 83

Untuk jangka menengah dan panjang akan dilakukan :

1) Peningkatan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi serta konektivitas

antara sentra produksi hulu di Mimika, dengan produksi hilir di Pulau Jawa

melalui pembukaan dan pelaksanaan Koridor SLIN Mimika – Pulau Jawa;

2) Penerapan Replikasi model (template) pengembangan koridor SLIN

(kelembagaan, tata kelola dan sarpras) melalui koridor mimika – pulau

jawa ke koridor lainnya di wilayah Indonesia;

3) Terlaksananya penerapan harga acuan dalam rangka stabilisasi Harga

Pembelian Pemerintah (HPP); dan

4) Terlaksananya pengembangan industri pengolahan ikan dan investasi

sektor perikanan secara nasional.

B. Saran

Proyek ini akan semakin bermanfaat jika dapat berjalan secara

kontinue dan berkelanjutan. Untuk menjaga kesinambungan berjalannya

proyek ini maka kami menyarankan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Logistik ikan pada dasarnya merupakan konektivitas dan efisiensi dalam

manajemen alur produk, informasi dan capital sehingga terbangun

kesisteman bisnis perikanan dari hulu sampai hilir. Untuk itu perlu

dibangun sinergitas para pihak;

2. Implementasi konsepsi dan kebijakan pengembangan Sistem Logistik

Ikan Nasional (SLIN) membutuhkan 7 penggerak utama. Untuk itu,

prioritas yang perlu dilakukan adalah menetapkan kelembagaan SLIN,

pengembangan system informasi, pemenuhan kebutuhan sarana

prasarana, koordinasi pemanfaatan tol laut serta optimalisasi peran jasa

logistic;

3. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) adalah amanah dari berbagai

Undang-undang sehingga layak mendapatkan dukungan lintas sektor dari

K/L terkait;

Page 94: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 84

4. Infrastruktur logistic hasil perikanan yang memadai diharapkan dapat

menunjang terciptanya efisiensi tata kelola rantai pasok hasil perikanan.

Skema public private partnership kiranya dapat menjadi alternative

mengantisipasi terbatasnya APBN; dan

5. Sinergi dan dukungan antar kelembagaan/lembaga menajdi sangat

penting untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan logistic

ikan nasional.

C. Lesson Learn

Proyek perubahan yang mengangkat “isu strategis nasional”, jika

dijalankan dengan baik dan optimal maka akan menjawab tantangan yang

ada sekaligus memberikan solusi yang tepat dalam rangka meningkatkan

kinerja lembaga dan kesejahteraan masyarakat.

Page 95: PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL PELATIHAN …

Laporan Proyek Perubahan-13_Artati Widiarti-PKN Tingkat I Tahun 2020 85

DAFTAR PUSTAKA

Diah Utari, G.A dkk. 2015. Inflasi di Indonesia : karakteristik dan Pengendaliannya. Bank Indonesia Institute

Ditjen PDSPKP. 2018. Ringkasan Masterplan Zona Inti Sentra Kelautan dan

Perikanan Terpadu Kabupaten Mimika. Kementerian Kelautan dan Perikanan

Website https://statistik.kkp.go.id Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu

dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan

Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2017 tentang Percepatan Industrialisasi

Perikanan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2015 yang diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 59 tahun 2020 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan di

Papua Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik

Nasional Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 5/PERMEN-KP/2014

Tentang Sistem Logistik Ikan Nasional Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

17/PERMEN-KP/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024