LAPORAN PROYEK PERUBAHAN - 103.12.84.208
Transcript of LAPORAN PROYEK PERUBAHAN - 103.12.84.208
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT IIANGKATAN XX TAHUN 2019
BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNGBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
STRATEGI MANAJEMEN RISIKO ATAS HASIL AUDIT MELALUIPEMBENTUKAN TIM PENGENDALI DAN TIM PENUNTASAN
DISUSUN OLEH :Nama : DARWANTONDH : 34
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNGPUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2019
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT IIANGKATAN XX TAHUN 2019
BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNGPUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PROYEK PERUBAHAN
STRATEGI MANAJEMEN RISIKO ATAS HASIL AUDIT MELALUIPEMBENTUKAN TIM PENGENDALI DAN TIM PENUNTASAN
DISUSUN OLEH :Nama : DARWANTONDH : 34
DISEMINARKAN PADA:
HARI : KAMISTANGGAL : 07 NOVEMBER 2019
COACH,
Ir. M. Maliki Moersid, MCPNIP. 196012251990031004
PENYELENGGARAKEPALA BALAI DIKLA PUPR
WILAYAH IV BANDUNG
Hasto A. Sapoetro, S.ST, MT.NIP.196307211992031003
MENTOR,
Ir. T. Iskandar, MTNIP. 196408161992031003
KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN PENGEMBANGANJABATAN FUNGSIONAL
Ir. Moeh. Adam, MMNIP. 196503031992031002
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia danrahmatnya maka penyusunan laporan Proyek Perubahan (PP) dengan judul “StrategiManajemen Risiko Atas Hasil Audit Melalui Pembentukan Tim Pengendali dan TimPenuntasan” dapat diselesaikan.Proses penyusunan sampai dengan selesainya penyusunan PP ini karena bantuan semuapihak baik langsung maupun tidak langsung dalam bentuk Konsultasi, Informasi,Koordinasi maupun arahan dan koreksi. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami inginmenyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Kepala Ir. T. Iskandar, MT bertindak sebagai Pembimbing (Mentor) dalamProyek Perubahan ini.
2. Pimpinan dan para Deputi LAN Republik Indonesia.3. Bapak Ir. M. Maliki Moersid, MCP sebagai COACH, Widyaiswara/Narasumber yang
telah membantu mengarahkan dalam proses penyusunan Rancangan ProyekPerubahan pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II PUPRTahun 2019
4. Bapak/Ibu Widyaiswara dan segenap panitia pelaksana yang telah membantukegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II PUPR Tahun2019
5. Kepala dan Staf Balai Diklat Wilayah IV PUPR Bandung.
Kami menyadari bahwa penyusunan PP ini masih jauh dari sempurna, segala saran danmasukkan dalam penyempurnaan PP ini sangat dibutuhkan pada waktu yang akandatang.Akhir kata kami sampaikan kiranya PP ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi kitasekalian.
Bandung, Nopember 2019Penulis
DarwantoNIP. 110053773
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
ii
ABSTRAK
Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) sebagai salah satu unit organisasi yang
ditugaskan dalam bidang penyediaan pembangunan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan (pembangunan SPAM, Ruang Terbuka Hijau, Sanitasi Masyarakat,
Pengembangan Permukiman, dan Bangunan Rumah Negara serta pembangunan
Sekolah dan Sarana Olahraga) juga memiliki tanggungjawab yang besar dalam
mengemban amanah yang diberikan masyarakat.
Dalam perkembangannya muncul beberapa hambatan dalam pelaksanaan
pembangunan seperti tingginya sisa temuan auditor yang belum ditindaklanjuti,
temuan auditor yang selalu berulang setiap tahunnya, kurangnya pemahaman para
pejabat Satker dalam pengelolaan administrasi keuangan, jumlah Satuan Kerja
sebanyak 614 satuan kerja yang berada dalam koordinasi Direkotrat Jenderal Cipta
Karya, adanya kasus hukum yang menjerat beberapa pejabat inti satker, dan
penurunan opini auditor BPK RI tahun 2018.
Hambatan tersebut diatas tentu secara langsung dan tidak langsung akan mengurangi
kualitas pembangunan yang dilakukan dan persepsi mayarakat sebagai stakeholeder
utama akan mendapatkan efek dari permasalahan tersebut.
Dihadapkan dengan tuntutan pembangunan Infrastuktur yang andal dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban laporan dan banyaknya hambatan-hambatan dibidang
pertanggungjawaban keuangan, Direktorat Jenderal Cipta Karya perlu menerapkan
sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap pengendalian
internal dimasing-masing unit kompetensi melalui program “Strategi ManajemenRisiko Atas Hasil Audit Melalui Pembentukan Tim Pengendali dan TimPenuntasan”.Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan selama sosialisasi dan focus grup
discussion penerapan manajemen risiko dan penuntasan LHP secara perlahan
membawa dampak yang positif, hal ini dibuktikan dengan adanya progres penuntasan
temuan baik BPK-RI, Inspektorat Jenderal dan BPKP khususnya temuan terkait
setoran ke Kas Negara
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iABSTRAK iiDAFTAR ISI iii1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang1.2. Tujuan1.3. Area Perubahan1.4. Manfaat
1222
2. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN2.1. Framework Rancangan Proyek Perubahan2.2. Gagasan Perubahan2.3. Identifikasi Masalah dan Mitigasi Masalah2.4. Milestone2.5. Peta Stakeholder2.6. Strategi Marketing Sektor Publik
3679
1112
3. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN3.1. Capaian Jangka Pendek3.1.1. Koordinasi dan Konsultasi3.1.2. Identifikasi dan Penyusunan SK Tim Efektif3.1.3. Konsultasi dan Sosialisasi Pendampingan3.1.4. Identifikasi dan Inventarisasi Temuan3.1.5. Penyusunan Tim Pengendali dan Tim Penuntasan3.1.6. Penyiapan Tindak Lanjut dan Konsolidasi hasil Tindak Lanjut3.1.7. Penyusunan Manajemen Risiko dan Pendampingan Penuntasan3.2. Evaluasi Capaian3.2.1. Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Indikator3.2.2. Hasil Pencapaian Jangka Pendek atas Tindaklanjut Temuan Auditor3.2.3. Perubahan Peta Stakeholder
141418202122232426262728
4. KESIMPULAN4.1. Lesson Learned4.2. Rekomendasi
3031
Lampiran 1. Dokumentasi Konsultasi dan Koordinasi Dengan Mentor dan CoachTerkait Tema Proyek Perubahan ( Foto dan Koreksi Mentor/Coach)
Penyiapan Instruksi Kepada Seluruh Balai PPW Untuk PercepatanPenyelesaian Atas Hasil Audit (Surat Sesditjen Cipta Karya NomorPW.02.02-Cs/854)
Lampiran II. Dokumentasi Tim Efektif (Foto) SK Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya tentang Pembentukan
Tim Efektif Nomor 71/KPTS/CS/2019 Indetifikasi dan Inventarisasi Temuan ( Laporan Status Temuan
Seluruh Satuan Kerja di DJCK Status Agustus 2019)Lampiran III Sosialisasi / FGD Manajemen Risiko dan Penalaahan LHP di Balai
PPW Jawa Barata) Foto Kegiatanb) Absensi / Daftar Hadirc) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi
Sosialisasi / FGD Manajemen Risiko dan Penalaahan LHP di Balai
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
iv
PPW Balia) Foto Kegiatanb) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi
Sosialisasi / FGD Manajemen Risiko dan Penalaahan LHP di BalaiPPW Kalimantan Timur
a) Foto Kegiatanb) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi
Lampiran IV. SK Direktur Jenderal Cipta Karya tentang Pembentukan TimPengendali dan Penuntasan Atas Temuan Hasil Pemeriksaan AuditorPada Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor793/KPTS/DC/2019
Surat Percepatan Tindaklanjut LHP kepada Balai PPW di DirektoratJenderal Cipta Karya
Lampiran V. Penyiapan Sosialisasi Manajemen Risko dan Tindaklanjut /Konsolidasi Hasil Tindaklanjut di Nusa Tenggara Barat (surat DirekturJenderal Jenderal Cipta Karya nomor UM.01.02-DC/964)
Penyiapan Sosialisasi Manajemen Risko dan Tindaklanjut /Konsolidasi Hasil Tindaklanjut di Kepulauan Riau (surat DirekturJenderal Cipta Karya nomor UM.01.02-DC/1030)
Rekapitulasi Temuan Auditor terkait Setoran ke Kas Negara YangHarus Diselesaikan Balai PPW
Lampiran VI. Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi / FGD Impementasi ManajemenRisiko di Propinsi Nusa Tenggara Barata) Foto Kegiatanb) Absensi / Daftar Hadirc) Berita Acara Penyusunan Kertas Kerja Manajemen Risikod) Nota Dinas Sesditjen Cipta Karya kepada Direktur Jenderal Cipta
Karya nomor: 753/ND/Cs/2019 hal Laporan PelaksanaanSosialisasi Implementasi Manajemen Risiko di LingkunganDirektorat Jenderal Cipta Karya pada Propinsi Wilayah Timur
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi / FGD Impementasi ManajemenRisiko dan Penalaahan LHP di Propinsi Kepulauan Riaua) Foto Kegiatanb) Absensi / Daftar Hadirc) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi Manjemen Risiko dan
Penelaahan Tindaklanjut Temuan Auditord) Berita Acara Penyusunan Kertas Kerja Manajemen Risikoe) Nota Dinas Sesditjen Cipta Karya kepada Direktur Jenderal Cipta
Karya nomor: 770/ND/Cs/2019 hal Laporan Pelaksanaan KegiatanPemutakhiran dan Penuntasan LHP Auditor dan SosialisasiImplemtasi Manajemen Risiko di Lingkungan Direktorat JenderalCipta Karya pada Propinsi Wilayah Barat
Lampiran VII SK Pembentukan Tim Pengendalian Dan Penuntasan Atas HasilPemeriksaan Auditor Di Balai PPW
Lampiran VIII Surat Dukungan Para Stakeholder
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.Tabel 2.6.Tabel 3.1.Tabel 3.2.Tabel 3.2.Tabel 3.3.
Sisa Temuan BPK-RI, Itjen PUPR dan BPKP Terkait Setoran Ke KasNegara Di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Status 31 Juli2019.........................................................................................................Pagu Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Anggaran 2015 s.d. 2019..Tren Kenaikan Temuan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Pada LHP BPK RI Terhadap Pagu Pertahun Di LingkunganDirektorat Jenderal Cipta Karya........ .....................................................Opini BPK-RI Atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR Tahun 2005s.d. 2018..................................................................................................Milestone Proyek Perubahan .................................................................Strategi Marketing Sektor Publik ............................................................Identifikasi dan Inventarisasi Temuan ....................................................Konsolidasi Hasil Tindaklanjut ................................................................Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Jangka Waktu .................................Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Output, Outcome dan Impact ..........
34
4
591321232627
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Gambar 2.2.Gambar 3.1.
Gambar 3.2.Gambar 3.3.Gambar 3.4.Gambar 3.5.
Gambar 3.6.Gambar 3.7.Gambar 3.8.
Gambar 3.9.Gambar 3.10.Gambar 3.11.Gambar 3.12.Gambar 3.13.
Milestone Proyek Perubahan ..............................................................Pengelompokan Stakeholder .............................................................Koordinasi dan Konsultasi Dengan Mentor Terkait ProyekPerubahan ..........................................................................................Identifikasi, Mitigasi dan Potensi Kendala .......................................Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya ..............................Contoh Identifikasi dan Inventarisasi Temuan ...................................Surat Keputusan Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor:71/KPTS/Cs/2019 ..............................................................................Rapat Internal dan Evaluasi Tim Efektif .............................................Konsultasi dan Arahan kepada Mentor ..............................................Sosialisasi dan Pendampingan Tindak Lanjut LHP Balai PPW JawaBarat ............................................................................................Sosialisasi dan Pendampingan Tindak Lanjut LHP Balai PPW Bali ...Focus Group Disscusion (FGD) di Balai PPW Kalimantan Timur .......Focus Group Disscusion (FGD) di Mataram – NTB ...........................Focus Group Disscusion (FGD) di Batam – Kepulauan Riau ............Perubahan Peta Stakeholder ..........................................................
1012
14171818
191920
212125252628
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai salah satu
ujung tombak pembangunan Infrastruktur di Indonesia, mendapatkan amanah untuk
menjalankan program visi Presiden yaitu pembangunan infrastruktur untuk
meningkatkan daya saing Bangsa. Sebagai peran serta pemerintah dalam
mendukung program tersebut, Kementerian PUPR mendapatkan anggaran yang
besar dan dalam lima tahun terakhir selalu menjadi Kementerian dengan anggaran 5
terbesar.
Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) sebagai salah satu unit organisasi yang
ditugaskan dalam bidang penyediaan pembangunan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan (pembangunan SPAM, Ruang Terbuka Hijau, Sanitasi Masyarakat,
Pengembangan Permukiman, dan Bangunan Rumah Negara serta pembangunan
Sekolah dan Sarana Olahraga) juga memiliki tanggungjawab yang besar dalam
mengemban amanah yang diberikan masyarakat.
Dalam perkembangannya muncul beberapa hambatan dalam pelaksanaan
pembangunan seperti tingginya sisa temuan auditor yang belum ditindaklanjuti,
temuan auditor yang selalu berulang setiap tahunnya, kurangnya pemahaman para
pejabat Satker dalam pengelolaan administrasi keuangan, jumlah Satuan Kerja
sebanyak 614 satuan kerja yang berada dalam koordinasi Direkotrat Jenderal Cipta
Karya, adanya kasus hukum yang menjerat beberapa pejabat inti satker, dan
penurunan opini auditor BPK RI tahun 2018.
Hambatan tersebut diatas tentu secara langsung dan tidak langsung akan mengurangi
kualitas pembangunan yang dilakukan dan persepsi mayarakat sebagai stakeholeder
utama akan mendapatkan efek dari permasalahan tersebut.
Dihadapkan dengan tuntutan pembangunan Infrastuktur yang andal dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban laporan dan banyaknya hambatan-hambatan di bidang
pertanggungjawaban keuangan, Direktorat Jenderal Cipta Karya perlu menerapkan
sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap pengendalian
internal di masing-masing unit kompetensi melalui program “Strategi ManajemenRisiko Atas Hasil Audit Melalui Pembentukan Tim Pengendali dan TimPenuntasan”.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
2
1.2. Tujuan
Tujuan dari Proyek Perubahan ini adalah mengefektifnya Pengendalian Internal Tingkat
Balai dan Satuan Kerja selaku Unit Kompetensi (1st line of defence) dan
Terindentifikasinya temuan Auditor, melalui terbentuknya Tim Pengendali dan Tim
Penuntasan Temuan Auditor.
1.3. Area Proyek Perubahan
Percepatan tindak lanjut penuntasan temuan auditor, dan mitigasi risiko atas temuan
pemeriksaan, melalui:
a. Pembentukan Tim Pengendali dan Tim Penuntasan atas temuan pemeriksaan auditor;
b. Mitigasi dan identifikasi risiko untuk mengurangi temuan pemeriksaan auditor.
1.4. Manfaat
Manfaat dari proyek perubahan ini adalah:
Internal
a. Terbentuknya Tim Pengendali dan Tim Penuntasan;
b. Terlaksananya percepatan penuntasan atas temuan hasil pemeriksaan auditor;
c. Meningkatnya kesadaran Unit Kompetensi pada tingkat Satuan Kerja dan PPK, serta
Balai Prasarana Permukiman Wilayah terhadap peningkatan kualitas pekerjaan agar
terhindar dari temuan pemeriksaan;
d. Mengurangi Risiko Terjadinya Temuan Pemeriksaan.
Eksternal
a. Terlaksananya percepatan penuntasan atas temuan hasil pemeriksaan auditor dengan
penuntasan temuan;
b. Menciptakan Pengelolaan Keuangan Kementerian PUPR yang Akuntabel;
c. Terciptanya tata kelola pertanggungjawaban keuangan yang memadai.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
3
2. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
2.1. Framework Rancangan Proyek Perubahan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai salah satu
ujung tombak pembangunan Infrastruktur di Indonesia, mendapatkan amanah untuk
menjalankan program visi Presiden yaitu pembangunan infrastruktur untuk
meningkatkan daya saing Bangsa. Sebagai peran serta pemerintah dalam mendukung
program tersebut, Kementerian PUPR mendapatkan anggaran yang besar dan dalam
lima tahun terakhir selalu menjadi Kementerian dengan anggaran 5 terbesar.
Dalam perkembangannya muncul beberapa hambatan dalam pelaksanaan
pembangunan seperti:
1. Trend Kenaikan Temuan Auditor BPK-RI dan Masih Tingginya Nilai sisa Temuan
Auditor di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Dalam menjalankan program dan kegiatannnya Direktorat Jenderal Cipta Karya
memiliki mitra auditor yaitu: BPK-RI, BPKP dan Inspektorat Jenderal. Masing-
masing auditor memiliki fungsi dan waktu tersendiri dalam proses auditnya.
Berdasarkan data temuan auditor BPK-RI, BPKP dan Inspektorat Jenderal tahun
status 31 Juli 2019 nilai sisa temuan masih tinggi (tabel 2.1.), bahkan
kecenderungan kenaikan pagu anggaran diikuti dengan kenaikan temuan seperti
dijelaskan pada tabel 2.2. dan tabel 2.3.
Tabel 2.1.Sisa Temuan BPK-RI, Itjen PUPR dan BPKP Terkait Setoran Ke Kas Negara
Di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Status 31 Juli 2019
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
4
Tabel 2.2.Pagu Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Anggaran 2015 s.d. 2019
Tabel 2.3.Tren Kenaikan Temuan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Pada LHP BPK RI Terhadap Pagu PertahunDi Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
2. Belum Maksimalnya Penerapan Pengendalian Internal di Tingkat Unit Kompetensi
di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pelaksanaan pembangunan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
menuntut untuk dilaksanakan secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan,
adanya beberapa proses hukum yang melibatkan beberapa pejabat inti satker
beberapa tahun belakangan menimbulkan pertanyaan bagaimana efektifnya proses
pengawasan dan pengendalian internal, apakah sudah berjalan efektif, apakah
sudah tersosialisasi dan apakah telah dilaksanakan secara berjenjang.
Tahun Pagu DJCK Temuan KepatuhanLK BPK RI
Trend Pagu(%)
TrenTemuan (%)
2015 19,6 Triliun 3, 6 Miliar - 0.018%
2016 17,7 Triliun 5,8 Miliar -10% 0.033%
2017 16,1 Triliun 9,2 Miliar -9% 0.057%
2018 15,5 Triliun 14,8 Miliar -4% 0.095%
2019 22,9 Triliun 53,8 Miliar +48% 0.235%
19,617,7
16,115,5
22,9
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0
20152016201720182019
Anggaran DJCK (dalam Triliun)
Anggaran DJCK (dalam Triliun)
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
5
3. Penurunan Opini Auditor BPK RI atas Laporan Keuangan PUPR TA 2018.
Dalam Perjalanannya opini auditor merupakan salah satu pembuktian kepada
masyarakat bahwa uang yang telah masyarakat sumbangkan kepada negara telah
dikelola secara akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Perjalanan opini BPK
RI atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR mulai tahun 2005 s.d 2018 berjalan
naik dan turun seperti pada tabel 2.4. Namun yang menjadi perhatian utama adalah
adanya penurunan opini BPK RI tahun 2018 dari WTP menjadi WDP karena
adanya proses hukum Komisi Pemberantasan Korupsi yang melibatkan pejabat
satker di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Tabel 2.4.Opini BPK-RI Atas Laporan Keuangan Kementerian PUPR Tahun 2005 s.d. 2018
4. Perhatian Kementerian PUPR Umumnya dan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Khususnya Terhadap Pelanggaran-Pelanggaran dan Pengendalian Internal.
Dikeluarkannya Peraturan Menteri PUPR Nomor 20/PRT/M/2018 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pembentukan “Unit Kepatuhan
Internal” di masing-masing unit kompetensi.
Dihadapkan dengan tuntutan pembangunan Infrastuktur yang andal dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban laporan dan banyaknya hambatan-hambatan dibidang
pertanggungjawaban keuangan, Direktorat Jenderal Cipta Karya perlu menerapkan
sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap pengendalian
internal dimasing-masing unit kompetensi melalui program “Strategi Manajemen
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
6
Risiko Atas Hasil Audit Melalui Pembentukan Tim Pengendali dan TimPenuntasan”.
2.2. Gagasan Perubahan
Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki tantangan tersendiri dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunannya dengan 34 Balai Pengembangan Permukiman Wilayah
dan 614 Satuan Kerja yang terdiri dari Satuan Kerja Pusat, Propinsi dan
Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia dan bervarisasinya paket pekerjaan yang
dilaksanakan (air minum, sanitasi, bangunan gedung, ruang terbuka hijau) memiliki
beberapa kondisi dibidang pertanggungjawaban keuangan yang menjadi perhatian
antara lain:
1. Adanya Temuan Berulang;
2. Masih Tingginya Temuan Auditor (BPK-RI, BPKP dan Itjen);
3. Masih Lemahnya Pengendalian Internal di Masing-Masing Unit Kompetensi;
4. Penurunan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan TA 2018 dari Wajar Tanpa
Pengecualian Menjadi Wajar Dengan Pengecualian;
5. Belum tepatnya waktunya penuntasan tindak lanjut auditor.
Dalam menciptakan pembangunan yang dapat dipertanggungjawabkan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dibutuhkan sebuah kondisi ideal
antara lain:
1. Masing-Masing Unit Kompetensi Dapat Mengidentifikasi dan Menginventarisir
Temuan Yang Ada, Sehingga Dapat Meminimalisir Adanya Temuan Berulang;
2. Masing-Masing Unit Kompetensi Dapat Segera Menindaklanjuti Temuan Yang Ada;
3. Masing-Masing Unit Kompetensi Dapat Menjadi Ujung Tombak Penerapan
Pengendalian Internal Yang Efektif;
4. Kementerian PUPR Kembali Memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian
Sebagai Bentuk Tanggungjawab Pengelolaan Kepada Stakeholder.
Dihadapkan dengan kenyataan masih banyaknya hambatan di bidang
pertanggungjawaban keuangan dan tuntutan akan pertanggungjawaban yang andal
maka diperlukan sebuah strategi untuk menjembatani kedua hal tersebut. Strategi
yang dapat menjembatani kedua hal tersebut adalah:
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
7
1. Identifikasi dan Mitigasi Temuan;
Tahapan Identifikasi Temuan meliputi proses klusterisasi temuan berulang, tahapan
penuntasan dan hambatan-hambatan penuntasan, hal ini dilaksanakan untuk
memberikan gambaran secara khusus proses penyelesaian temuan masing-masing
auditor.
Mitigasi temuan dilaksanakan sebagai proses pencegahan terjadinya temuan di
berbagai proses kegiatan mulai perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengawasan Auditor dapat secara langsung mengurangi terjadinya temuan
berulang dan mempercepat penuntasan temuan auditor karena unit kompetensi
memiliki pengetahuan bagaimana dan apa yang harus dipersiapkan / dilaksanakan
untuk pencegahan dan penuntasan temuan yang ada.
2. Pembentukan Tim Pengedali dan Tim Penuntasan Temuan Auditor Tingkat Satuan
Kerja / Balai dan Direktorat;
Kondisi selama ini penuntasan dan pengendalian masih menjadi tugas utama unit
Eselon I, oleh karena itu dengan adanya strategi ini diharapkan unit kompetensi dapat
menjadi ujung tombak pencegahan dan penuntasan temuan auditor.
2.3. Identifikasi Masalah dan Mitigasi MasalahDalam proses penyusunan solusi terkait penuntasan tindaklanjut temuan auditor
identifikasi dan inventarisasi permasalahan serta mitigasi penyebab timbulnya
permasalahan tersebut adalah tahapan penting, permasalahan yang menjadi fokus
utama antara lain:
a. Lambatnya Tindaklanjut Temuan Auditor.
Salah satu penyebab tingginya nilai temuan auditor Direktorat Jenderal Cipta Karya
berasal dari temuan tahun 2008 s.d. 2018 yang belum diselesaikan oleh satuan
kerja terkait. Terdapat beberapa penyebab utama terkait lambatnya tindaklanjut
temuan auditor oleh satuan kerja yaitu:
Satuan kerja belum sepenuhnya paham peraturan keuangan dan peraturan
auditor yang menyebabkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan
terdapat kekurang hati-hatian dalam penyusunan pertanggungjawabannya;
Dokumen penuntasan tindaklanjut tidak terdokumentasi dengan baik. Salah satu
kelengkapan yang harus disediakan satuan kerja adalah dokumen terkait
kegiatan (kontrak, SPM, SP2D dll) untuk menyesaikan temuan, namun banyak
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
8
hilang dan tidak terawatnya dokumen tersebut penuntasan tidak dapat
dilaksanakan;
Dalam periode ini penuntasan dan pemantauan tindaklanjut temuan auditor
dilaksanakan/dikoordinasikan oleh Unit Eselon I cq. Sekretariat Direktorat
Jenderal Cipta Karya, berdasarkan kenyataan ini penuntasan tidak maksimal
karena satuan kerja sebagai objek pemeriksaan kurang dilibatkan secara
langsung.
b. Adanya Temuan Berulang.
Berdasarkan data yang dimiliki Direktoat Jenderal Cipta Karya, setiap tahun selalu
terjadi temuan yang berulang seperti kelebihan pembayaran, pekerjaan kurang
volume dan pekerjaan tidak selesai.
Terdapat beberapa penyebab utama terkait selalu munculnya temuan yang sama
setiap tahunnya yaitu:
Belum teridentifikasi dan terinventarisasi dengan baik jenis-jenis temuan baik dari
sisi penyebab dan bagaimana cara penuntasan temuan tersebut;
Pengendalian terkait penyelesaian temuan auditor masih terpusat di unit Eselon I
cq. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya;
Kurang tersosialisasinya tahapan-tahapan penyelesaian temuan auditor. Masing-
masing auditor baik internal maupun eksternal memiliki tahapan-tahapan yang
berbeda satu dengan yang lainnya dalam memproses tindaklanjut temuan yang
ada.
c. Lemahnya Sistem Pengendalian Internal.
Pengendalian internal merupakan pertahanan pertama dalam setiap pelaksanaan
kegiatan, tanpa pengendalian internal menyebabkan tidak maksimalnya pekerjaan
yang dilaksanakan dan secara langsung menyebabkan kurang akuntabelnya
pertanggungjawaban yang dilaksanakan. Dengan masih tingginya temuan auditor,
munculnya temuan yang berulang dan adanya beberapa kasus hukum yang
melibatkan pejabat satuan kerja menunjukkan masih belum maksimalnya
penerapan pengendalian internal.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
9
Penyebab utama masih lemahnya sistem pengendalian internal dikarenakan belum
tersosialisasi dan diterapkannya SPIP sesuai PP nomor 60 tahun 2008 dengan
maksimal.
2.4. MilestoneMilestone Proyek Perubahan terbagi menjadi 3 (tiga) tahap seperti dijelaskan pada
tabel 2.5, yaitu:
1. Rencana Jangka Pendek2. Rencana Jangka Menengah3. Rencana Jangka Panjang
Tabel 2.5.Milestone Proyek Perubahan
JANGKA PENDEKAgustus – Oktober 2019
JANGKA MENENGAHNopember - Desember
JANGKA PANJANG2020- 2021
1. Minggu I Agustus 2019 Koordinasi dan
Konsultasi DenganMentor Terkait Tema
Penyusunan SkalaPrioritas dan Risiko
Penyiapan InstruksiKepada Seluruh BalaiPPW Untuk PercepatanPenyelesaian Atas HasilAudit
2. Minggu II Agustus 2019
Identifikasi danInventarisasi TemuanBerulang
Penyusunan SK TimEfektif
3. Minggu III Agustus 2019 Konsultasi dan Arahan
kepada Mentor terkaitrencana Seminar ke II
Sosialisasi ManajemenRisiko dan PenelaahanLHP di Balai PPW JawaBarat
4. Minggu IV Agustus –Minggu II September2019 Identifikasi dan
Inventarisasi TemuanPemeriksaan pada
1. Nopember 2019
Pengendalian AtasManajemen Risiko PadaUnit Kompetensi
2. Desember 2019
Pengendalian danPemantauanManajemen Risiko danTindak LanjutPenuntasan L:HP padaTingkat Unit Kompetensi
2020 – 2021
1. Berkurangnya TemuanBerulang
2. Berkurangnya TemuanPemeriksaan
3. Tindak Lanjut TepatWaktu
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
10
masing-masing UnitKompetensi Balai PPW
5. Minggu III September
2019
PenyusunanPencegahan danPercepatan T3 LHP
Penyusunan TimPengendali danPenuntasan T3 LHPTingkat UnitKompetensi
6. Minggu III – IV September
2019
Penyiapan TindakLanjut dan KonsolidasiHasil TindakLanjut
7. Oktober 2019
PenyusunanManajemen Risiko PadaUnit Kompetensi
FGD Manajemen Risikodan Sosialisasi SK TimPengendali pada UnitKompetensi Balai PPW
Jadwal kegiatan dalam mencapai Milestone, dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1.Milestone Proyek Perubahan
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
11
2.5.Peta StakeholderPemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan proyek perubahan ini
adalah:
a. Stakeholder internal, yaitu pejabat di Direktorat Jenderal Cipta Karya PUPR, yaitu:
1. Direktur Jenderal
2. Sekretaris Direktorat Jenderal
3. Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
4. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan;
5. Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman;
6. Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman;
7. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
8. Sekretaris BPPSPAM;
9. Kepala Pusat Prasarana Sarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar
b. Stakeholder eksternal Kementerian PUPR, yaitu:
1. Inspektur Jenderal Kementerian PUPR
2. Sekretaris Inspektur Jenderal Kemen. PUPR;
3. Inspektur wilayah I;
4. Inspektur wilayah II;
5. Inspektur wilayah III;
6. Inspektur wilayah IV;
7. Inspektur wilayah V;
8. Sekretaris Jenderal;
9. Kepala Biro Keuangan;
10. Kepala Biro PBMN.
c. Stakeholder eksternal di luar Kementerian PUPR:
1. BPK RI
2. BPKP
3. Kementerian Keuangan
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
12
Gambar 2.2.Pengelompokan Stakeholder
2.6.Strategi Marketing Sektor PublikDalam melaksanakan proyek perubahan diperlukan promosi melalui strategi
komunikasi untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder internal maupun eksternal.
Strategi promosi yang dilakukan adalah dengan strategi marketing sektor publik,
diharapkan dapat meyakinkan stakeholder untuk menerima gagasan perubahan, dan
dapat menjelaskan bahwa stakeholder akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut
pandangnya.
Strategi promosi yang ditempuh untuk mendapatkan dukungan dan pengarus dalam
pelaksanaan proyek perubahan dilakukan kepada Unit Kompetensi sebagai pemilik
risiko yang paling besar dan selaku 1st line of defence yaitu Kepala Balai PPW beserta
Satker dan PPK, adalah sebagai berikut (tabel 2.6.):
-
Balai PPWSatkerPPK
KementerianKeuangan
Biro KeuanganBiro PBMN
Pejabat Tinggi MadyaDirektorat Jenderal Cipta KaryaDirektur Jenderal Cipta Karya
Inspektorat Jenderal PUPR Inspektur Jenderal Kemen PUPRPejabat Tinggi Pratama
Direktorat Jenderal Cipta KaryaSekretaris Direktorat Jenderal Cipta KaryaSekretaris Itjen PUPRDirektur KIP. BPB, PKP, PPLP, PSPAM,Kepala BPPSPAM, PSPOP
Inspektorat Jenderal PUPR Inspektur wilayah I, II, III, IV dan V
ProjectLeader
Promoters / Kuadran ILatents / Kuadran III
Defenders / Kuadran IIApathetics / Kuadran IV
+
+
Pengaruh
-
-
Kepentingan
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
13
1. Permasalahan: Lambatnya Tindak lanjut Temuan Auditor
Dalam pendekatan ini, sebagai sasarannya adalah para Balai PPW provinsi,
beserta Satuan Kerja, dan PPK, yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan
dukungan kepada Balai/Satker/PPK untuk penuntasan temuan, melalui
penyampaian dan penyajian sisa temuan yang dimiliki, instruksi tindak lanjut, dan
pendampingan tindaklanjutnya.
2. Permasalahan Adanya Temuan Berulang
Dalam pendekatan ini, sebagai sasarannya adalah para Balai PPW provinsi beserta
Satuan kerja, dan PPK, yang bertujuan untuk memberikan motovasi dan dukungan
kepada Balai/Satker/PPK untuk tidak melakukan temuan berulang, melalui
penyampaian instruksi tindak lajut, instruksi identifikasi dan mitigasi risiko terhadap
temuan berulang, pendampingan manajemen risiko
3. Permasalahan Lemahnya Sistem Pengendalian Intern
Dalam pendekatan ini, sebagai sasarannya adalah para Balai PPW provinsi beserta
Satuan kerja, dan PPK, yang bertujuan untuk memberikan motovasi dan dukungan
kepada Balai/Satker/PPK untuk tidak melakukan dan mengimplementasikan Sistem
pengendalian Intern (SPIP), melalui instruksi Penerapan Manajemen SPIP, dan
pendampingan Manajemen Risiko., instruksi identifikasi dan mitigasi risiko terhadap
temuan berulang, pendampingan manajemen risiko
Tabel 2.6.Strategi Marketing Sektor Publik
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
14
4. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
3.1. Capaian Jangka Pendek
3.1.1. Koordinasi dan Konsultasi
a. Koordinasi dan Konsultasi dengan Mentor
Dalam rangka mendapatkan arahan dan dukungan yang lebih luas, sangat
diperlukan adanya dukungan dan arahan dari Mentor. Telah dilakukan
pembahasan dengan Mentor pada tanggal 7 Agustus 2019. Beberapa arahan
disampaikan oleh Mentor yaitu: pendalaman substansi, penyiapan Surat
kepada Balai/Satker untuk percepatan tindak lanjut dan penuntasan temuan
auditor, dan arahan untuk menyusun SK Tim Efektif (dokumentasi
sebagaimana lampiran I)
Gambar 3.1.Koordinasi dan Konsultasi Dengan Mentor Terkait Proyek Perubahan
b. Menyusun Skala Prioritas dan Risiko
Menindaklanjuti hasil konsultasi dengan mentor terkait pengembangan tema
proyek perubahan dan karena luasnya area terkait pencegahan dan
penuntasan temuan pemeriksa dibutuhkan penyusunan skala prioritas dan
skala risiko yang memiliki efek ungkit yang besar untuk mensuksesnya tujuan
dari proyek perubahan ini.
Penyusunan skala prioritas dan risiko memerlukan tahap-tahap
pengidentifikasian permasalahan dan mitigasi penyebab timbulnya
permasalahan tersebut. Dalam proses ini kami membagi menjadi 3 tahap
proses antara lain:
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
15
b.1. Identifikasi Masalalah dan Mitigasi Masalah
b.1.1. Lambatnya Tindaklanjut Temuan Auditor
Berdasarkan data yang dimilikidi lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya masih terdapat temuan yang belum ditindaklanjuti
dari tahun 2005 sd. 2019 (temuan BPK RI), temuan BPKP dari
1998 sd. 2018. Setelah dilakukan pembahasan dan komunikasi
dengan para stakeholder kami melakukan mitigasi permasalahan
penyebab terjadinya keterlambatan ini yaitu:
Satuan kerja belum sepenuhnya paham peraturan keuangan
dan peraturan auditor yang menyebabkan dalam pelaksanaan
kegiatan yang dilaksanakan terdapat kekurang hati-hatian
dalam penyusunan pertanggungjawabannya;
Dokumen penuntasan tindaklanjut tidak terdokumentasi
dengan baik. Salah satu kelengkapan yang harus disediakan
satuan kerja adalah dokumen terkait kegiatan (kontrak, SPM,
SP2D dll) untuk menyesaikan temuan, namun banyak hilang
dan tidak terawatnya dokumen tersebut maka penuntasan
tidak dapat dilaksanakan;
Dalam periode ini penuntasan dan pemantauan tindaklanjut
temuan auditor dilaksanakan/dikoordinasikan oleh Unit Eselon
I cq. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, berdasarkan
kenyataan ini penuntasan tidak maksimal karena satuan kerja
sebagai objek pemeriksaan kurang dilibatkan secara
langsung.
b.1.2. Adanya Temuan Berulang
Berdasarkan data yang dimiliki Direktoat Jenderal Cipta Karya,
setiap tahun selalu terjadi temuan yang berulang seperti
kelebihan pembayaran, pekerjaan kurang volume dan pekerjaan
tidak selesai.
Terdapat beberapa penyebab utama terkait selalu munculnya
temuan yang sama setiap tahunnya yaitu:
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
16
Belum teridentifikasi dan terinventarisasi dengan baik jenis-
jenis temuan baik dari sisi penyebab dan bagaimana cara
penuntasan temuan tersebut;
Pengendalian terkait penyelesaian temuan auditor masih
terpusat di unit Eselon I cq. Sekretariat Direktorat Jenderal
Cipta Karya;
Kurang tersosialisasinya tahapan-tahapan penyelesaian
temuan auditor. Masing-masing auditor baik internal maupun
eksternal memiliki tahapan-tahapan yang berbeda satu
dengan yang lainnya dalam memproses tindaklanjut temuan
yang ada.
b.1.3. Lemahnya Sistem Pengendalian Internal.
Pengendalian internal merupakan pertahanan pertama dalam
setiap pelaksanaan kegiatan, tanpa pengendalian internal
menyebabkan tidak maksimalnya pekerjaan yang dilaksanakan
dan secara langsung menyebabkan kurang akuntabelnya
pertanggungjawaban yang dilaksanakan. Dengan masih
tingginya temuan auditor, munculnya temuan yang berulang dan
adanya beberapa kasus hukum yang melibatkan pejabat satuan
kerja menunjukkan masih belum maksimalnya penerapan
pengendalian internal.
Penyebab utama masih lemahnya sistem pengendalian internal
dikarenakan belum tersosialisasi dan diterapkannya SPIP sesuai
PP nomor 60 tahun 2008 dengan maksimal.
Jika kita telaah lebih dalam lagi mitigasi masalah tidak dapat
diminimalisir karena terdapat kendala-kendala, kami berhasil
menginventarisir kendala utama yang menyebabkan timbulnya
permasalahan tersebut diatas antara lain (kerangka indentifikasi,
mitigasi dan potensi kendala digambarkan di gambar 3.2.):
Temuan tidak terdokumentasi dengan baik dan Satker/Balai kurang
memahami rekomendasi tindaklanjut temuan
Lemahnya pengendalian dan pengawasan di tingkat Satker/Balai
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
17
Internal Unor / Satker / Balai Belum Memahami SPIP
Gambar 3.2.Identifikasi, Mitigasi dan Potensi Kendala
c. Penyiapan Instruksi kepada seluruh Balai/Satker untuk percepatan
penuntasan Temuan.
Sebagai salah satu upaya percepatan penuntasan atas temuan pemeriksaan
auditor, telah diterbitkan instruksi/surat Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta
Karya Nomor: PW. 02.02-Cs/854 Tanggal 8 Agustus 2019, Hal: Tindak
Lanjut Percepatan Penyelesaian Atas Temuan Hasil pemeriksaan di
lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, hasil surat sebagaimana pada
gambar 3.3.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
18
Gambar 3.3.Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya,
3.1.2. Identifikasi dan Penyusunan SK Tim Efektif
a. Identifikasi dan Inventarisasi Temuan Berulang
Melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap sisa temuan, dengan
klasifikasi per sektor, per tahun, dokumen hasil inventarisasi sebagaimana
lampiran II. Identifikasi dan inventarisasi ini dilaksanakan untuk
mempermudah Satuan Kerja dalam menindaklanjuti temuan yang dimiliki
karena salah satu kendala untuk penyelesaian adalah satuan kerja tidak
mengetahui data-data temuan yang dimiliki khususnya temuan yang sudah di
tahun tahun sebelumnya.
Gambar 3.4.Contoh Identifikasi dan Inventarisasi Temuan
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
19
b. Penyusunan SK Tim Efektif
Untuk mendukung proyek perubahan ini dibutuhkan tim efektif .
Pembentukan Tim Efektif diresmikan melalui Surat Keputusan Sekretaris
Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: 71/KPTS/Cs/2019, Tanggal 9
Agustus 2019 Tentang: Pembentukan Tim Efektif Strategi Manajemen Risiko
Atas Hasil Audit melalui Pembentukan Tim Pengendali dan Percepatan
Tindak Lanjut (gambar 3.4) dan tim efektif dalam perlaksanaan tugasnya
selalu melakukan rapat internal terkait progress kegiatan proyek perubahan
(gambar 3.5.)
Gambar 3.5.Surat Keputusan Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: 71/KPTS/Cs/2019
Gambar 3.6.Rapat Internal dan Evaluasi Tim Efektif
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
20
3.1.3. Konsultasi dan Sosialisasi Pendampingan
a. Konsultasi dan Arahan kepada Mentor
Dalam rangka persiapan seminar ke II, telah dilakukan konsultasi dan arahan
kepada mentor untuk mendapatkan arahan lebih spesifik terkait percepatan
dan rencana kerja penuntasan temuan auditor, dilaksanakan pada tanggal
19 Agustus 2019. Dalam arahannya, Mentor mendukung rencana kerja
penuntasan temuan (gambar 3.7.).
Gambar 3.7.
b. Sosialisasi dan Pendampingan Tindak Lanjut LHP
Sosialisasi dan pendampingan dalam rangka percepatan penuntasan
temuan telah dilakukan di lingkungan Balai Prasarana Permukiman Jawa
Barat, tanggal 28 Agustus 2019 dan Balai Prasarana Permukiman Bali
tanggal 03 September 2019. Pada kesempatan tersebut sekaligus juga
dilakukan sosialisasi penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Balai PPW
dan Satker Pelaskanaan Jawa Barat dan Bali. Kepala Balai Prasarana
Permukiman Jawa Barat dan Bali berkomitmen untuk menuntaskan temuan
pemeriksaan yang ada di wilayahnya.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
21
Gambar 3.8.Sosialisasi dan Pendampingan Tindak Lanjut LHP Balai PPW Jawa Barat
Gambar 3.9.Sosialisasi dan Pendampingan Tindak Lanjut LHP Balai PPW Bali
3.1.4. Identifikasi dan Inventarisasi Temuan
Hasil dari kegiatan sosialisasi dan pendampingan tindaklanjut LHP di PPW
Jawa Barat dan Bali serta masukan dari berbagai pihak menunjukkan bahwa
terdapat hambatan dalam melaksanakan tindaklanjut yang berbeda dari 3
auditor negara seperti dijelaskan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1.Identifikasi dan Inventarisasi Temuan
Auditor Hambatan Penuntasan Tindaklanjut
BPK RI Khusus temuan diatas 5tahun data penuntasan SP2D,Kontak, Addendum Kontraktemuan tidak terdokumentasidengan baik
Keterbatasan Satker untukberdialog langsung /melaksanakan penjelasan
Meningkatkan kualitaspengarsipan Satker
Menfasilitasi Satker untukberdialog langsung denganAuditor melalui Inspektorat
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
22
langsung dengan tim auditorBPK-RI setelah keluarnya LHP
Jenderal PUPR
Inspektorat
Jenderal PUPR
Khusus temuan diatas 5tahun data penuntasan SP2D,Kontak, Addendum Kontraktemuan tidak terdokumentasidengan baik
Meningkatkan kualitaspengarsipan Satker
BPKP Khusus temuan diatas 5tahun data penuntasan SP2D,Kontak, Addendum Kontraktemuan tidak terdokumentasidengan baikSatker tidak mengetahui detail
temuan yang diberikan,karena satker hanyamemperoleh ringkasantemuan
Satker kesulitanmenindaklanjuti temuan-temuan yang telah berjangkawaktu 5 tahun keatas karenaketerbatasan dokumen danpenanggungjawab kegiatanyang telah pensiun danmeninggal dunia
Meningkatkan kualitaspengarsipan Satker
Mendorong danmenjembatani Satkeruntuk berkoordinasilangsung dengan BPKPPerwakilan di masing-masing Provinsi
Mendorong danmenjembatani Satkeruntuk berkoordinasidengan BPKP Perwakilanuntuk melaksanakanproses TPTD (temuanpemeriksaan tidak dapatditindaklanjuti)
3.1.5. Penyusunan Tim Pengendali dan Tim Penuntasan
a. Penyusunan Pencegahan dan Percepatan Tindak Lanjut
Dalam rangka percepatan penuntasan temuan, telah diterbitkan surat tindak
lanjut kepada beberapa Satuan Kerja untuk segera menindaklanjut.
Penyampaian surat pemberitahuan ini agar segera dilakukan pencegahan
dan agar tidak terjadi temuan berulang.
b. Penyusunan Tim Pengendali dan Penuntasan
Pengendalian dan penuntasan temuan auditor tidak dapat hanya
mengandalkan unit kompetensi (eselon II) namun harus menjadi
tanggungjawab hingga ke tingkat Balai dan Satuan kerja untuk itu telah
diterbitkan Surat keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, Nomor:
93/KPTS/DC/2019, Tanggal 16 September 2019 Tentang Pembentukan Tim
Pengendali dan Penuntasan Atas Temuan Hasil Pemeriksaan Auditor.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
23
Tim Pelaksana padaSurat Keputusan tersebut beranggotakan para Kepala
Balai Prasarana Permukiman Wilayah selaku Unit Kompetensi. SK
Pembentukan Tim Pengendali dan Tim Penuntasan Penyiapan Tindak
Lanjut dan Konsolidasi hasil Tindak Lanjut.
Untuk mendukung keberhasilan proyek perubahan ini dibutuhkan koordinasi
dengan Stakeholder baik internal Kementerian PUPR maupun ekternal. Dalam
masa pelaksanaan kegiatan ini telah dilakukan koordinasi baik secara langsung
maupun tidak langsung antara lain seperti dijelaskan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2.Konsolidasi Hasil Tindaklanjut
No Kegiatan Dokumentasi
1. Pembahasan Percepatan danPenuntasan Temuan Auditordengan Inspektorat JenderalKemen PUPR di Jakarta.Pada kesempatan itu dilakukanpembahasan terkait hal-hal yangdapat dilaksanakan untukmempercepat penuntasantemuan auditor
2. Pembahasan Tindaklanjut ataspaket Loan dengan BPK-RI diJakarta tanggal 05 Agustus2019.Pada kesempatan ini dibahastentang jenis-jenis laporanpertanggungjawaban yang harusdipersiapkan dalam audit khususpaket pekerjaan Loan
3. Pembahasan Tindak Lanjut LHPBPK RI antara KementerianPUPR dan KementerianKeuangan di Jakarta tanggal 08Agustus 2019.Pembahasan terkait penyamaanpersepsi terkait poin-poin yangakan menjadi perhatian auditordalam pemeriksaan Interim danTahunan 2019
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
24
No Kegiatan Dokumentasi
4. Pembahasan Percepatan danPenuntasan Temuan Auditordengan Inspektorat JenderalKemen PUPR di Jakartatanggal 14 Agustus 2019.Pada kesempatan itu dilakukanpembahasan terkait hal-halyang dapat dilaksanakan untukmempercepat penuntasantemuan auditor
5. Penelaahan RKA-K/L TA. 2020di lingkungan DirektoratJenderal Cipta Karya yangdilaksanakan di Bogor,Tanggal 16 s.d 23 September2019. Pada kesempatantersebut diberikan arahankepada seluruh Kepala BapaiPPW/Satuan Kerja agar tidakterjadi temuan berulang terkaitkesalahan penganggaran
6. Pembahasan pengelolaanPIPK di LingkunganKementerian PUPR oleh BiroKeuangan di Jakarta, tanggal30 September 2019.Pembahasan terkait akun-akunpotensial yang harusdiperhatian Unor-Unor untukmenjamin keandalanPelaporan Keuangan Tahun2019.
3.1.7 Penyusunan Manajemen Risiko dan Pendampingan Penuntasan
Telah dilakukan pendampingan kepada beberapa Balai PPW sebagai sampling,
dan dilakukan Focus Group Discussion (FGD), yang dilaksanakan di:
a. Samarinda, Kalimantan Timur
Dilakukan Focus Group Discussion di Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Kalimantan Timur pada tanggal 10 Oktober 2019. Pada kegiatan tersebut
ditekankan pentingnya mitigasi dan identifikasi risiko pada setiap kegiatan,
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
25
sehingga dapat mengurangi temuan dan permasalahan ke depan (gambar
3.10).
Gambar 3.10.Focus Group Disscusion (FGD) di Balai PPW Kalimantan Timur
b. Dilakukan Focus Group Discussion di Mataram dengan target peserta
seluruh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Timur (16 Balai PPW) pada
tanggal 17 Oktober 2019. Pada kegiatan tersebut ditekankan pentingnya
mitigasi dan identifikasi risiko pada setiap kegiatan, sehingga dapat
mengurangi temuan dan permasalahan ke depan (gambar 3.10).
Gambar 3.11.Focus Group Discusion (FGD) di Mataram - NTB
c. Dilakukan Focus Group Discussion di Batam dengan target Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Barat (18 Balai PPW) pada tanggal 24 Oktober 2019.
Pada kegiatan tersebut ditekankan pentingnya mitigasi dan identifikasi risiko
pada setiap kegiatan, sehingga dapat mengurangi temuan dan
permasalahan ke depan. Dilakukan juga pemutakhiran dan percepatan
tindak lanjut temuan auditor (gambar 3.11).
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
26
Gambar 3.12.Focus Group Disscusion (FGD) di Batam – Kepulauan Riau
3.2. Evaluasi Capaian
3.2.1. Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Indikator
Keberhasilan sebuah kegiatan membutuhkan indikator yang mampu dijadikan
arah dan patokan apakah sebuah program berjalan dengan baik atau mendapat
hambatan. Dengan adanya indikator ini, penulis mendapatkan gambaran
evaluasi agar program ini dapat berjalan baik jangka pendek, menengah ataupun
jangka panjang.
Indikator keberhasilan dibagi menjadi dua yaitu indikator keberhasilan
berdasakan jangka waktu serta output, outcome dan impact berdasarkan yang
dijelaskan pada tabel 3.3 dan tabel 3.4.
Tabel 3.3.Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Jangka Waktu
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
27
Tabel 3.4.Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Output, Outcome dan Impact
3.2.2. Hasil Pencapaian Jangka Pendek atas Tindaklanjut Temuan Auditor
Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan selama sosialisasi dan focus grup
discussion penerapan manajemen risiko dan penuntasan LHP secara perlahan
membawa dampak yang positif, hal ini dibuktikan dengan adanya progres
penuntasan temuan baik BPK-RI, Inspektorat Jenderal dan BPKP khususnya
temuan terkait setoran ke Kas Negara antara lain:
a. Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Kalimantan Barat
Rp 100.000.000,- (temuan BPK RI);
b. Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Sumatera Utara
Rp 1.700.000.000,- (temuan BPK-RI)
c. Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Kepulauan Riau
Rp 20.000.000,- (temuan Inspektorat Jenderal)
d. Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Nusa Tenggara Barat
Rp 10.123.920,- (temuan BPKP)
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
28
Pencapaian hasil kegiatan proyek perubahan ini adalah dengan telah
dibentuknya Tim Pengendali dan Tim Penuntasan baik tingkat eselon I hingga
level paling depan yaitu Balai Prasarana Permukiman Wilayah (SK Direktur
Jenderal Cipta Karya dan SK Balai PPW terlampir). Diharapkan dengan adanya
penugasan ini, pengelolaan manajemen risiko dapat dimulai dari level paling
bawah yaitu Balai PPW, dengan efektinya Tim Pengendali dapat meminimalisir
adanya temuan baik dalam proses penganggaran, pelaksanaan, pengawasan
hingga pelaporan akhir. Selain itu dengan adanya Tim Penuntasan Balai /
Satuan Kerja tindaklanjut terhadap temuan auditor dapat menjadi perhatian dan
segera dituntaskan .
3.2.3. Perubahan Peta Stakeholder
Gambar 3.13.Perubahan Peta Stakeholder
-
Sekretariat Jenderal PUPR Sekretaris Jenderal PUPR Kepala Biro Keuangan Kepala Biro PBMNKementerian Keuangan Ditjen Anggaran Ditjen Perbendaharaan Ditjen Pengelolaan Kekayaan Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan
Manajemen Risiko
Pejabat Tinggi MadyaDirektorat Jenderal Cipta Karya
Direktur Jenderal Cipta KaryaInspektorat Jenderal PUPR
Inspektur Jenderal Kemen PUPRPejabat Tinggi PratamaDirektorat Jenderal Cipta Karya
Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemen. PUPR Direktur KIP. BPB, PKP, PPLP, PSPAM, Kepala BPPSPAM, PSPOP
Inspektorat Jenderal PUPR Inspektur wilayah I, II, III, IV dan V
Balai PPW Kepala Balai PPW Kepala Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen
ProjectLeader
Promoters / Kuadran I
Latents / Kuadran III
Defenders / Kuadran IIApathetics / Kuadran IV
+
+
Pengaruh
-
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
29
Dalam perjalanan pelaksanaan proyek perubahan, terjadi perubahan dalam
peta stakeholder. Pada peta stakerholder awal, dalam kuadran III terdapat
stakeholder antara lain: Kepala Balai PPW, Kasatker dan PPK, namun dalam
perjalanannya, pihak tersebut ternyata merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dan memiliki kepentingan yang tinggi terhadap keberhasilan
proyek perubahan ini dan bergeser ke kuadran I. Hal ini terjadi karena
stakeholder tersebut merupakan pihak pertama yang akan berhadapan dengan
auditor dan merupakan pertahanan pertama dari penerapan manajemen risiko.
Selain itu jika terjadi kesalahan dalam proses pelaksanaan / pengawasan
sebuah paket pekerjaan dan menyebabkan terjadinya temuan pihak Balai,
Satker dan PPK merupakan pihak yang mendapatkan kerugian.
Perubahan juga terjadi pada kuadran IV, pada peta stakeholder awal terdapat
pihak Kementerian Keuangan, dalam perjalanannya Kementerian Keuangan
dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Direktorat
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Manajemen Risiko bergeser menjadi
kuadran II, pihak tersebut walaupun tidak memiliki pengaruh secara langsung
terhadap keberhasilan proyek perubahan ini namun memiliki kepentingan yang
tinggi karena sebagai bendahara umum negara dan pemilik aset-aset seluruh
Indonesia mengharapkan bahwa pengelolaan anggaran dan pelaksanaan
anggaran yang telah disalurkan dapat dilaksanakan secara tertib administrasi,
efektif, efisien dan tepat sasaran.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
30
4. KESIMPULAN
4.1. Lesson learned
Proyek perubahan ini diharapkan dapat memberikan perubahan dalam:
a. Penyebab utama terjadinya temuan auditor sebagian besar akibat kurang
disiplinnya para pengguna anggaran dalam menerapkan regulasi baik dalam
proses perencanaan, penganggaran, maupun dalam pelaksanaannya.
b. Temuan Hasil pemeriksaan auditor adalah cermin tatakelola yang kurang baik, dan
sangat berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
akuntabilitas kinerja pengguna anggaran. Opini atas hasil pemeriksaan yang
diberikan oleh BPK RI pada setiap akhir tahun juga memperhatikan aspek
penyelesaian temuan-temuan yang ada. Temuan hasi pemeriksaan yang tidak
ditindaklanjuti dan berlarut-larut sangat mempengaruhi dalam pemberian opini
laporan keuangan
c. Dalam hal penganggaran tidak mengacu pada standar biaya, kesalahan dalam
penganggaran adanya kelebihan pembayaran, kurang volume pekerjaan, pekerjaan
tidak selesai hingga akhir tahun, padahal potensi-potensi kesalahan tersebut dapat
dicegah sebelum pelaksanaannya.
d. Terjadinya temuan-temuan pemeriksaan dapat dicegah bila diterapkannya
pengendalian intern yang efektif dalam pencegahan risiko. Bahwasanya temuan
hasil pemeriksaan bukan untuk dihindari, namun untuk segera ditindaklanjuti dan
dituntaskan penangannya
e. Tidak semua pengguna anggaran selaku pemilik risko dan pemilik temuan, segera
menindaklanjuti temuan, sering ditemui temuan-temuan ditindaklanjuti melebihi
batas waktu yang ditetapkan (60 hari) setelah diterimanya hasil pemeriksaan.
Sejogyanya tindaklanjut temuan lebih efektif ditindaklanjut sesegera mungkin untuk
menghindari hilangnya data dan dokumen.
f. Kata kunci dalam penuntasan temuan adalah pembentukan tim pengendali dan tim
penuntasan yang seharusnya ada pada tiap level unit kompetensi atau Balai PPW
sehingga dapat mempercepat tindak lanjut penuntasan segera. Perlu adanya
komitmen dan motivasi dan Gerakan bersama “ ayo jangan ada temuan auditor,mitigasi risiko sejak dini” sehingga seluruh aspek bersinergi dalam mendukung “
Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK. II Angkatan XX Tahun 2019Darwanto, NDH: 34
31
peras risiko, tingkatkan akuntabilitas” untuk mendukung kinerja yang lebih baik
lagi.
3.3. Rekomendasi
a. Penanganan hasil temuan pemeriksaan perlu segera dilaksanakan, karena
penyelesaiannya akan memberikan nilai akuntabiltas dalam setiap langkah untuk
meningkatkan kinerja yang baik.
b. Pembentukan Tim Pengendali dan Tim Penuntasan pada setiap level Unit
Kompetensi akan dapat memberikan kontribusi dalam menelaah, mitigas, dan
identifikasi setiap risiko yang mungkin dihadapi ke depan
c. Pembentukan Tim Pengendali dan Tim Penuntasan agar menjadi ujung tombak
setiap unit kompetensi untuk melakukan pengendalian dan pemantauan yang
dilakukan berkesinambungan terhadap penuntasan temuan
d. Setiap Unit Kompetensi, Balai PPW segera mengimplementasikan manajemen
risiko di lingkungan unit kerjanya, dan dilakukan pengendalian, pemantauan yang
memadai pada setiap periodenya.
LAMPIRAN I Dokumentasi Konsultasi dan Koordinasi Dengan Mentor dan
Coach Terkait Tema Proyek Perubahan ( Foto dan KoreksiMentor/Coach)
Penyiapan Instruksi Kepada Seluruh Balai PPW UntukPercepatan Penyelesaian Atas Hasil Audit (Surat SesditjenCipta Karya Nomor PW.02.02-Cs/854)
LAMPIRAN II Dokumentasi Tim Efektif (Foto) SK Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya tentang
Pembentukan Tim Efektif Nomor 71/KPTS/CS/2019 Indetifikasi dan Inventarisasi Temuan ( Laporan Status
Temuan Seluruh Satuan Kerja di DJCK Status Agustus 2019)
LAMPIRAN III Sosialisasi / FGD Manajemen Risiko dan Penalaahan LHP di
Balai PPW Jawa Barata) Foto Kegiatanb) Absensi / Daftar Hadirc) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi
Sosialisasi / FGD Manajemen Risiko dan Penalaahan LHP diBalai PPW Balia) Foto Kegiatanb) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi
Sosialisasi / FGD Manajemen Risiko dan Penalaahan LHP diBalai PPW Kalimantan Timura) Foto Kegiatanb) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi
LAMPIRAN IV SK Direktur Jenderal Cipta Karya tentang Pembentukan Tim
Pengendali dan Penuntasan Atas Temuan Hasil PemeriksaanAuditor Pada Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Cipta KaryaNomor 793/KPTS/DC/2019
Surat Percepatan Tindaklanjut LHP kepada Balai PPW diDirektorat Jenderal Cipta Karya
LAMPIRAN V Penyiapan Sosialisasi Manajemen Risko dan Tindaklanjut /
Konsolidasi Hasil Tindaklanjut di Nusa Tenggara Barat (suratDirektur Jenderal Jenderal Cipta Karya nomor UM.01.02-DC/964)
Penyiapan Sosialisasi Manajemen Risko dan Tindaklanjut /Konsolidasi Hasil Tindaklanjut di Kepulauan Riau (suratDirektur Jenderal Cipta Karya nomor UM.01.02-DC/1030)
Rekapitulasi Temuan Auditor terkait Setoran ke Kas NegaraYang Harus Diselesaikan Balai PPW
LAMPIRAN VI Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi / FGD Impementasi
Manajemen Risiko di Propinsi Nusa Tenggara Barata) Foto Kegiatanb) Absensi / Daftar Hadirc) Berita Acara Penyusunan Kertas Kerja Manajemen Risikod) Nota Dinas Sesditjen Cipta Karya kepada Direktur
Jenderal Cipta Karya nomor: 753/ND/Cs/2019 hal LaporanPelaksanaan Sosialisasi Implementasi Manajemen Risikodi Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya padaPropinsi Wilayah Timur
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi / FGD ImpementasiManajemen Risiko dan Penalaahan LHP di PropinsiKepulauan Riaua) Foto Kegiatanb) Absensi / Daftar Hadirc) Bahan Paparan / Materi Sosialisasi Manjemen Risiko dan
Penelaahan Tindaklanjut Temuan Auditord) Berita Acara Penyusunan Kertas Kerja Manajemen Risikoe) Nota Dinas Sesditjen Cipta Karya kepada Direktur Jenderal
Cipta Karya nomor: 770/ND/Cs/2019 hal LaporanPelaksanaan Kegiatan Pemutakhiran dan Penuntasan LHPAuditor dan Sosialisasi Implemtasi Manajemen Risiko diLingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya pada PropinsiWilayah Barat
LAMPIRAN VI SK PEMBENTUKAN TIM PENGENDALIAN DAN
PENUNTASAN ATAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR DIBALAI PPW
LAMPIRAN VII SURAT DUKUNGAN PARA STAKEHOLDER