Laporan praktikum uji asam amino

24
Laporan Praktikum Biokimia I Reaksi Uji terhadap Asam Amino Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya PUJIATI 06121010018 Indralaya, Jum’at 5 Agustus 2014 Dosen Pengasuh : Made Sukaryawan, M.Si Desi, S.Pd, MT

description

laporan biokimia

Transcript of Laporan praktikum uji asam amino

Page 1: Laporan praktikum uji asam amino

Laporan Praktikum Biokimia I

Reaksi Uji terhadap Asam Amino

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanProgram Studi Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya

PUJIATI 06121010018

Indralaya, Jum’at 5 Agustus 2014

Dosen Pengasuh :

Made Sukaryawan, M.Si

Desi, S.Pd, MT

Page 2: Laporan praktikum uji asam amino

I. NOMOR PERCOBAAN : I

II. NAMA PERCOBAAN : Reaksi uji terhadap asam amino

III. TUJUAN PERCOBAAN : Untuk menguji dan

mengidentifikasi suatu gugus fungsi yang terdapat

dalam suatu asam amino dengan cara

mereaksikannya dengan reagen – reagen tersebut.

IV. LANDASAN TEORI :

Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah didalam sel hidup dan

merupakan 50 persen atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan didalam semua sel dan

semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan

dalam satu sel.Protein jugamempunyai peranan biologis, karena protein merupakan

instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik. Kunci stuksur ribuan

protein yang berbeda-beda adalah gugus molekul unit pembangun protein yang relatif

sederhana. Semua protein dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam amino

yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas.

Semua asam amino (20) yang ditemukan pada protein mempunyai ciri sama, gugus

karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda

satu dengan yang lain pada rantai sampingnya, atau gugus r, yang bervariasi dalam stuktur,

ukuran, muatan listrik, dan kelarutan didalam air. Ke-20 asam amino pada protein

seringkali dipandang sebagai asam amino baku baku, utama, atau normal.

Hampir semua Asam Amino Mempunyai Atom Karbon Asimetris.

Semua asam amino baku, kecuali glisin mempunyai atom karbon asimetris

karbon, yang mengikat empat gugus substituen yang berbeda, yakni , gugus karboksil,

gugus amino, gugus r, dan atom hidrogen. Atom karbon asimetrik karenanya merupakan

pusat khiral. Senyawa dengan pusat khral terdapat dalam dua bentuk isomer yang berbeda ,

yang bersifat identik dalam semua sifat-sifat kimia dan fisiknya, kecuali satu, yakni arah

perputaran sinar terpolarissasi didalam polarimeter. Dengan satu kekecualian pada glisin,

yang tidak mempunyai atom karbon asimetris, kesemua dari asam amino yang diperoileh

Page 3: Laporan praktikum uji asam amino

dari hidrolisa proten dengan kondisi cukup ringan, bersifat optis aktif; yakni, senyawa-

senyawa ini dapat memutar sinar bidang polarisasi menuju kesuatu arah atau

kebalikannya.Karena susunan tetrahedral ikatan valensi sekitar atom karbon pada semua

asam amino, keempat gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati ruang, yang

merupakan bayangan cermin yang tidak saling menutupi sesamanya. Asam amino yang

memutar cahaya bidang polarisasi kekiri disebut “levorotarory” disebut isomer

dextrotarory.

Steroisomer Dinamkan Berdasarkan Konfigurasi Absolutnya

Dasar yang lebih sistematik untuk klasifikasidan penamaan steroisomer

dibandingkan dengan arah rotasi sinar bidang polarisasi adalah konfigurasi absolut dari

keempat subdtituen yang berbeda pada tetrahedron disekeliling atom karbon asimetris.

Dengan menggunakan senyawa pembanding gula 3 karbon gliseraldehida , kedua

stereoisomer gliseraldehida ditentukan sebagai L dan D . Steroisomer semua senyawa

khiral yang mempunyai konfigurasi yang setare dengan L- gliseraldehida ditetapkan

sebagai L, dan steroisomer yang setara dengan D-gliseraldehida ditetapkan sebagai D,

tanpa memandang arah perputaran sinar bidang polarisasi oleh molekul-molekul yang

bersangkutan.

Asam Amino dapat digolongkan Berdasarkan Gugus R

1. Delapan Asam Amino Mempunyai gugua R nonpolar

Gugus R didalam golongan asam amino ini merupakan hidrokarbon, dan bersifat

hidrofobik. Golongan ini meliputi lima asam amino dengan gugus R alifatik (alanin,

valin, leusin, isoleusin, dan prolin ). Dua ikatan dengan lingar aromatik (fenilalanin,

dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).

1. Tujuh Asam Amino Mempunyai Gugus R Polar Tidak Bermuatan

Gugus R dari amino polar lebih larut didalam air, atau lebih hidrofilik,

dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus

fungsional yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,

serin, treonin, tirosin, sistein, asparagin, dan glutamin. Polarisasi serin, treonin,

tirosin disebabkan oleh gugus hidroksil, sedangkan pada asparagin dan glutamin oleh

Page 4: Laporan praktikum uji asam amino

gugus amida dan pada sistein oleh gugua sulfhidril atau gugua tiol. Gugua R pada

glisin. Suatu atom hidrogen terlalu kecil untuk mempengaruhi derajat polaritas gugus

alpha amino dan alpha karboksil yang tinggi.

2. Dua Asam Amino Mempunyai Gugus R yang Bermuatan Negatif (Asam)

Dua asam yang mempunyai gugus R dengan muatan total negatif pada pH 7 adalah

asam aspartat, dan asam glutamat, masing-masing mempunyai tambahan gugus

karboksil. Asam amino ini merupakan senyawa induk asparagin dan glutamin berturut-

turut.

4. Tiga Asam Amino Mempunyai Gugus R Bermuatan Positif (Basa)

Asam Amino yang mempunyi gugus R dengan muatan total positif pada pH 7

adalah lisin, yang mengandung gugus amino (kedua) pada posisi E dirantai alifatiknya.

Arginin yang mengandung gugud guanidino bermuatan positif dan histidin yang

mengandung gugus imidazol yang mengion sedikit.

Asam Amino Dapat berperan sebgai Asam dan Sebagai Basa.

Jika suatu kristal asam amino, misalnya alanin, dilarutkan didalam air, molekul ini

menjadi ion dipolar, yang dapat berperan sebagai suatu asam (donor proton) atau sebagai

basa ( akseptor proton ) Senyawa yang mempunyai kedua sifat ini dinamakan ampoter .

Reaksi Uji Asam Amino

Reaksi Milon

Reaksi milon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila

pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan puih yang

dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk

fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang

berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan menghasilkan hasil positif.

Page 5: Laporan praktikum uji asam amino

Reaksi Ninhidrin

Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan

memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang

identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrofotometri. Semua asam amino dan

peptida yang mengandung gugus amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif.

Prolin dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubstitusi, memberikan hasil reaksi lain

yang berwarna kuning.

Reaksi Hopkins-Cole

Reagen yang digunakan dalam uji hopkins-Cole mengandung asam glioksilat

(CHO.COOH). Karena triptofan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam sulfat

dan membentuk kompleks berwarna. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk

magnesium dalam air

COOH serbuk COOH

COOH Mg COOH

Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole. Asam sulfat dituangkan perlahan-

lahan sehingga membentuk lapisan dibawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan

terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Pada dasarnya reaksi ini

memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein.

Reaksi Nitroprusida

Natrium nitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah

dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein

dapat memberikan hasl positif. Gugus –S-S- pada sistin apabila direduksi dahulu dapat

juga memberika hasil positif.

Page 6: Laporan praktikum uji asam amino

Reaksi Sakaguchi

Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi

ini memberikan hasil positif apabila asa gugus guanin. Jadi arginin atau protein yang

mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.

V. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :

1. gelas ukur 1. Larutan protein 1% - 10% (kuning telur, dan putih

telur)

1. beker gelas 2. Larutan asam amino 1% - 10% glysin

2. bunsen 3. Larutan asam amino 3%( Tyrosin, hystidin)

2. tabung reaksi 4. larutan Ninhidrin

3. rak tabung reaksi 5. Reagen millon

4. penjepit tabung reaksi

7. pipet tetes

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Uji Millon

Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan

campuran baik – baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan

hilang pada pemanasan. Ulangi percobaan untuk setiap asam amino.

2. Uji Ninhidrin

Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan protein. Panaskan

hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan asam amino lain.

Page 7: Laporan praktikum uji asam amino

VII. DATA HASIL PENGAMATAN

Nama Uji Hasil Pengamatan

Uji Millon

1. Putih Telur ▲3ml larutan putih telur 1% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 2% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 3% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 4% + 5 tetes millon Bening merah bata ▲3ml larutan putih telur 5% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 6% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 7% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 8% + 5 tetes millon Bening merah bata

▲3ml larutan putih telur 9% +5 tetes millon Bening merah bata

▲ 3ml larutan putih telur 10% + 5 tetes millon Bening merah bata

2. Kuning telur

▲3ml Kuning telur 1% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 2% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲4ml Kuning telur 3% +5 tetes millon keruh merah bata

Page 8: Laporan praktikum uji asam amino

▲3ml Kuning telur 4% +5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 5% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 6% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 7% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 8% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 9% + 5 tetes millon keruh merah bata

▲3ml Kuning telur 10% + 5 tetes millon Kuning keruh merah bata

3. Lysin ▲ 3ml Lysin 1% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 2% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 3% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 4% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 5% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 6% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 7% + 5 tetes millon Bening bening

Page 9: Laporan praktikum uji asam amino

▲ 3ml Lysin 8% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 9% + 5 tetes millon Bening bening

▲ 3ml Lysin 10% + 5 tetes millon Bening bening

4. Histidin ▲ 3ml Histidin 3% + 5 tetes millon Bening bening

5. Tyrosin ▲3ml Tyrosin 3% + 5 tetes millon Bening merah bata

Uji Ninhidrin

1. Putih Telur ▲3ml larutan putih telur 1% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 2% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 3% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 4% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu ▲3ml larutan putih telur 5% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 6% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 7% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 8% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

Page 10: Laporan praktikum uji asam amino

▲3ml larutan putih telur 9% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

▲3ml larutan putih telur 10% + 10 tetes Ninhidrin Bening Ungu

2. Larutan Kuning Telur

▲3ml kuning telur 1% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu ▲ 3ml kuning telur 2% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 3% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 4% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 5% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 6% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 7% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 8% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 9% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

▲ 3ml kuning telur 10% + 10 tetes Ninhidrin putih keruh Ungu

3. Glycin ▲ 3ml Glycin 1% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 2% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

Page 11: Laporan praktikum uji asam amino

▲ 3ml Glycin 3% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 4% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 5% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 6% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 7% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 8% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 9% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

▲ 3ml Glycin 10% + 10 tetes Ninhidrin bening biru gelap

4. Histidin ▲ 3ml Histidin 3% + 10tetes Ninhidrin Bening bening

5. Tyrosin ▲3ml Tyrosin 3% + 10tetes Ninhidrin Bening ungu

Page 12: Laporan praktikum uji asam amino

VIII. PERSAMAAN REAKSI

Uji Ninhidrin

Page 13: Laporan praktikum uji asam amino

IX. PEMBAHASAN

Pada uji asam amino ini, dilakukan dua uji asam amino, yaitu uji millon dan uji

ninhidrin. Sedangkan larutan yang diuji adalah larutan putih telur dan kuning telur dengan

kadar 1% hingga 10%. Sebagai pembanding, juga dilakukan pengujian terhadap empat

asam amino, yaitu lysin, histidin, tyrosin, dan glycin. Perubahan warna pada larutan kuning

telur dan putih telur yang diamati dibandingkan dengan warna hasil reaksi keempat asam

amino tersebut. Kesamaan warna yang ditunjukkan oleh keduanya menunjukkan adanya

kandungan asam amino yang sama dengan salah satu dari keempat asam amino tersebut.

Untuk uji Millon, reagen millon positif terhadap asam amino tyrosin, karena tyrosin

memiliki gugus fenol. Dari percobaan terbentuk larutan merah yang semakin bertambah

kepekatannya dengan bertambahnya konsentrasi larutan. Untuk asam amino lain yang

diujikan memberikan hasil negatif terhadap uji millon. Pada pengujian larutan putih telur

dan kuning telur dengan reagen millon, didapat hasil positif yang menandakan pada larutan

putih telur dan kuning telur positif mengandung asam amino tyrosin.

Pada uji ninhidrin, sampel larutan putih telur dan kuning telur direaksikan dengan

reagen ninhidrin dan menunjukkan hasil positif dengan perubahan warna menjadi ungu.

Perubahan warna ini menunjukkan adanya kandungan asam amino. Asam amino

bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C

lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang

telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai

dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang

disebabkan oleh molekul ninhidrin + hidrindantin yang yang bereaksi

dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.

Kedua uji ini juga menunjukkan perbedaan kepekatan warna yang

terjadi. Peningkatan kepekatan warna bertambah seiring dengan

peningkatan kadar sampel yang diuji. Hal ini menunjukkan adanya

pengaruh kadar sampel denngan kuantitas asam amino yang ada di

dalamnya.

Page 14: Laporan praktikum uji asam amino

X. KESIMPULAN

1. Pada uji Millon, uji asam amino pada suatu sampel ditunjukkan dengan terbentuknya

endapan merah bata setelah campuran dipanaskan. Warna merah bata terbentuk karena

garam merkuri pada tirosin dan alanin yang ternitrasi. Uji Millon memberikan uji positif

terhadap tirosin.

2. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna

biru-ungu. Karena intensitas warna yang terbentuk pada reaksi ninhidrin sebanding

dengan konsentrasi asam amino.

3. Berdasarkan uji millon dan uji ninhidrin, kuning telur dan putih telur positif

mengandung asam amino tyrosin, ditunjukkan dengan warna merah bata pada uji millon

dan warna ungu pada uji ninhidrin.

4. Perbedaan kadar asam amino yang terdapat pada kuning telur dan putih telur

ditunjukkan dengan adanya degradasi warna dari kadar 1% hingga 10%, menunjukkan

kecenderungan yang semakin pekat pada hasil uji positifnya.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Arbianto, purwo, 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB

Lehninger, 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga

Martoharsono,Soeharsono.1991. Biokimia .Jilid I .Yogyakarta : UGM Press

Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI

Tok, Panji.2013.Uji Ninhidrin (online).

http://pendidikan-bio.blogspot.com/2013/11/uji-ninhidrin.html. Diakses 1 september

2014 06:29

Page 15: Laporan praktikum uji asam amino

Whyanti, Ran. 2013. Protein. (online)

https://www.academia.edu/6162151/uji_protein_i Diakses 28 Agustus 2014 21:42

XII. LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan :

Uji Millon

1. Apakah yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam larutan protein?

Jawab: Akan didapat endapan yang berwarna merah pada campuran yang juga

disebabkan oleh pengaruh adanya gugus hidroksifenil pada asam amino

2. Mengapa larutan protein terkoagulasi?

Jawab: Karena larutan albumin dilakukan pemanasan yang membuat albumin ini

terdenaturasi (terjadi perubah struktur protein tanpa menyebabkan pemutusan atau

kerusakan lipatan antar asam amino)

3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negative? Mengapa?

Jawab : Larutan yang memberi uji negatif adalah semua asam amino selain tyrosin,

karena hanya tyrosin yang mempunyai gugus hidroksifenil.

Uji Ninhidrin

1. Warna apa yang terbentuk?

Jawab : Warna ungu.

2. Gugus apa yang memberikan uji positif?

Jawab : Gugus yang memberikan uji positif pada ninhidrin adalah gugus α-asam

amino bebas.