Asam Amino IV

23
MACAM-MACAM CAIRAN ASAM AMINO Tugas Farmakologi Sistem Pencernaan 2 Disusun Oleh: Widha Widyaningrum Dewi Lestari Hafid Ilham M. Lukman Satrio P. M. Mabrur M. Arief Mustofa Afrianti P. Agustinho M. Hamzah SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

description

asam amino

Transcript of Asam Amino IV

Page 1: Asam Amino IV

MACAM-MACAM CAIRAN ASAM AMINO

Tugas Farmakologi Sistem Pencernaan 2

Disusun Oleh:

Widha Widyaningrum

Dewi Lestari

Hafid Ilham M.

Lukman Satrio P.

M. Mabrur M.

Arief Mustofa

Afrianti P.

Agustinho M.

Hamzah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Page 2: Asam Amino IV

2012

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-

Nya yang telah diberikan kepada kelompok sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

dengan judul “MACAM-MACAM CAIRAN ASAM AMINO”.

Tugas ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu

kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Bu Zuanta Pengestuti, S.Si, Apt selaku dosen pengampuh Mata kuliah Sistem

Pencernaan 2.

2. Seluruh teman-teman dari semester IV prodi S1-Keperawatan Stikes Husada

Jombang.

Dari pembuatan tugas ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga

dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyusunan

makalah selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jombang, 25 November 2012

Penyusun

Page 3: Asam Amino IV

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 2

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………. 3

A. Infus Protein ……………………………………………………………... 3

B. Macam-macam Cairan Asam Amino …………………………………… 5

a) Aminoleban …………………………………………………………..

b) Kidmin ……………………………………………………………… 7

c) Aminofluid …………………………………………………………. 8

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………. 15

A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 15

B. Saran …………………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 17

Page 4: Asam Amino IV

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.

Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia

seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.

Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang

relatif luas dan persentase air tubuh lebih tinggi di bandingkan dengan orang dewasa.

Kebutuhan cairan sangat di butuhkan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam

sel,sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,

mempermudah eliminasi, dan membantu pencernaan. di samping kebutuhan cairan

elektrolit (natrium, kalium, kalsium,klorida,dan posfat) sangat penting untuk menjaga

keseimbangan asam basa, konduksi saraf, kontraksi mukular dan osmolalitas.

Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem

organ tubuh terutama gonjal. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam

keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur

pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat di

lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.

Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien

dengan cara memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) melalui transkutan

dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di

sambungkan.

Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan cairan

atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu

dengan menggunakan infus set (potter,2005). Tindakan infus biasa diberikan pada klien

dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program

Page 5: Asam Amino IV

pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu, serta untuk menggantikan

kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asam amino?

2. Sebutkan macam-macam cairan asam amino yang diberikan secara IV?

3. Jelaskan indikasi, kontraindikasi, perhatian, dosis, dan efek samping dari masing-

masing cairan tersebut?

C. Tujuan Penulisan.

Untuk memberikan informasi serta menjelaskan tentang macam-macam cairan asam

amino beserta informasi indikasi, kontraindikasi, perhatian, dosis, dan efek samping dari

masing-masing cairan tersebut.

Page 6: Asam Amino IV

BAB II

PEMBAHASAN

A. INFUS PROTEIN

Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam

amino. Sel hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul (protein, asam nukleat

dan polisakarida) yang berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon,

reseptor dan sebagai tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini

merupakan biopolimer yang dibentuk dari unit monomer atau bahan pembangun.

Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak

dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin,

histidin, isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.

2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh.

Contoh: Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamate, glutamin,

glisin, prolin, hidroksiprolin, serin, dan tirosin

Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan

stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah. Arginin dapat menambah

konsentrasi glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam

amino yang berkualitas.

Dosis asam amino dianjurkan 1,5-2 g/kgBB/hari diberikan setelah kebutuhan kalori

dicukupi dengan karbohidrat (KH). Untuk orang Indonesia dibatasi 1g/kgBB/hari,untuk

NPE protein tak boleh lebih dari 1 gram /kgBB/hari. Dengan catatan setiap pemberian 1

Page 7: Asam Amino IV

gram nitrogen harus diberikan minimal 200 kcal (perbandingan nitrogen : KH = 1: 200)

Untuk mencegah pemakaian protein sebagai sumber energi, (glukoneogenesis),

perbandingan ini disebut C/N Ratio  dalam keadaan normal C/N Ratio adalah 150 – 250,

dalam kondisi stress diperlukan nitrogen lebih banyak C/N Ratio 80-125 dengan catatan 1

gram nitrogen setara dengan 6,25 g asam amino atau protein.

Protein 50 gram per hari memerlukan 1200 kcal atau 300 gram glukose. Ingat

walaupun 1 gram asam amino dapat memberi 4 kalori tetapi kalori dari asam amino tak

boleh diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan kalori dimana asam amino diharapkan

untuk regenerasi cell, sintese protein dan enzim vital.Sekali lagi jangan memberi asam

amino bila kebutuhan kalori belum dicukupi.

Dalam memilih komposisi asam amino untuk formula perenteral harus diperhatikan:

Penderita tanpa kelainan ginjal dan hepar berikan yang berisi asam amino essensial

dan non essensial yang seimbang. Penderita dengan kelainan fungsi hepar berikan

banyak  asam amino rantai bercabang (isoleucine, leucine, valine) dimana terjadi

penurunan asam amino rantai bercabang (BCAA)    yang berperan dalam keseimbangan

nitrogen, konsentrasi protein serum tetapi dosis rendah  rendah methionine,

phenilalanine, tryptophane, sebab bisa berfungsi sebagai neurotransmitter palsu dan

menyebabkan encephalopathi. BCAA merupakan sumber glutamin sangat dianjurkan

pada kasus ensefalopati hepatik dan merupakan asam amino yang sangat penting untuk

mendukung metabolik pada pasien sepsis dan kritis lainnya. Karena protein dalam bentuk

ini akan meningkatkan input protein total. Glutamin banyak terdapat dalam plasma dan

intracellular merupakan pembawa nitrogen antar organ penting khususnya antar organ

pembentuk(otot,hepar) dengan tempat penggunaannya (usus,limposit,paru) bila terjadi

deplesi glutamin(sepsis) akan terjadi atropi usus, otot maupun sel endothel paru,

gangguan barrier mukosa usus, translokasi bakteri akhirnya MOSF(Multiple organ

system dysfunction).

Dalam keadaan normal merupakan asam amino non essensial tetapi dalam kondisi kritis

(stress metabolic) menjadi essensial disebut conditionally amino acid. Glutamin dapat

Page 8: Asam Amino IV

meningkatkan respon immun melalui sintese purin, pirimidin dan glutation.Termasuk

dalam daftar immunonutrient dalam konsep immunonutrisi dengan memodulasi sistem

immun baik stimulasi maupun supressi.  Biasanya diberikan 0,5g/kgBB/hari. Penderita

dengan kelainan ginjal berikan asam amino essensial tanpa mengandung

elekrolit terutama ion kalium.

Anjuran pemberian nitrogen pada gagal ginjal akut :

Bila pemberian asam amino>  0,4-0,5g/hari beri asam amino essensial dan non essensial.

Pasien non dialisis bila pemberian asam amino 0,4-0,5g/kgBB//hari beri campuran asam

amino atau dalam bentuk protein 0,6-1,0g/kgBB/hari. Pada dialisis intermittent berikan

protein 1,1-1,2 g/kgBB/hari. Pada continous renal replacement therapy (CRRT) beri

1,5g/kgBB/hari.

Kebutuhan energi tetap terpenuhi (30-45)kcal/kgBB/hari dengan ratio KH:Fat =70:30.

Larutan asam amino standard untuk parenteral nutrisi tersedia dalam konsentrasi 5-

15%. Biasanya terdiri dari 40-50%  asam amino essensial dan 50-60% non essensial

memberikan 4kcal/gram. Lemak sangat baik sebagai sumber kalori karena produksi CO2

sedikit tetapi tubuh tak bisa hidup dengan membakar lemak saja haruslah dikombinasi

dengan glukose atau KH lain,dimana lemak tak punya sparing effect dengan protein

seperti KH. Kalori dari lemak dianjurkan tak lebih dari 50% kalori total, 50% sisanya

harus berasal dari glukosa umpama kebutuhan kalori total 1200 kcal maka 150 gram

glukose = 600 kcal maka sisanya 700 gram lemak ( 1 g lemak = 9 kalori).

Untuk NPE pasien kritis sebaiknya kecepatan infus tak> 0.11 g/kgBB/jam <20% total

kalori. Sumber kalori dari KH ( glukose,dextrose,sorbitol atau xylitol) dari

lemak(intralipid 10&20%). Disamping pemberian nutrisi jangan lupa pemberian vitamin

dan mengoreksi asam basa dan elekrolit. Semua yang diberikan harus diperhitungkan

juga dari segi ekonomi dan side effect. Kebutuhan biologik normal yang didapat dari

pengambilan makanan peroral untuk pembentukan kalori kira-kira 25 -30 kcal/kgBB /hari

terdiri dari : 60% KH, 15% protein & 25% fat,dalam kondisi normal dan 45% KH, 25%

protein & 30% fat dalam kondisi hiperkatabolik.

Page 9: Asam Amino IV

Untuk pemberian nutrisi perinfus haruslah didasarkan pada perhitungan :

1 gram  KH memberikan      4 kalori

1 gram  protein                   4 kalori

1 gram  lemak                     9 kalori

1 gram  alkohol                   7 kalori.

B. MACAM-MACAM CAIRAN ASAM AMINO

a) AMINOLEBAN

AMINOLEBAN® INJECTION

Terapi Utama secara cepat dan persisten untuk Memperbaiki semua derajat ensefalopati

hepatic.

Komposisi :

Setiap 1000 mL Aminoleban Infus, mengandung :

Asam Amino : 7,99 %

Asam Amino Rantai Cabang : 35,5 %

Page 10: Asam Amino IV

Arginin : 7,3 g

Rasio Fischer : 37,05

Rasio E/N : 1,09

Total Nitrogen : 12,2 g/L 

Na+: kurang lebih 14 mEq

LCl-: kurang lebih 94 mEq/L

Osmolaritas : 768 mOsm/L

Indikasi :

Terapi untuk ensefalopati hepatik pada pasien-pasien penyakit hatikronis.

Dosis dan Cara pemberian :

Dewasa : 500 – 1000 mL melalui drip intravena . Pada orang dewasa

kecepatan pemberian infus perifer yang lazim adalah 500 mL selama 180 –

300 menit (kurang lebih 25-40 tetes per menit).

Untuk Total Parenteral Nutrisi : 500-1000 mL dikombinasikan dengan larutan

dektrosa atau larutan lainnya dan diberikan selama 24 jam lewat vena sentral.

Dosis dapat disesuaikan bergantung umur, gejala, dan berat badan.

Kontra Indikasi :

Pasien dengan gangguan ginjal berat (jumlah cairan yang cenderung

berlebih dan kondisi pasien bisa memburuk. Urea dan metabolit asam amino

lain bisa bertahan, yang mana bisa memperburuk kondisi klinis pasien).

Pasien dengan metabolisme asam amino yang abnormal (karena asam

amino yang diberikan tidak dimetabolisme dengan adekuat, kondisi klinis

pasien bisa menjadi buruk).

Perhatian :

Hati-hati diberikan pada : Pasien dengan asidosis berat, pasien dengan gagal

jantung kongestif.

Penggunaan untuk Anak : Belum ada pengalaman pemberian Aminoleban

Infus pada anak-anak.

Page 11: Asam Amino IV

Efek Samping :

Kemerahan pada kulit atau reaksi hipersensitif yang lain jarang dilaporkan dan

pemberian harus dihentikan bila ditemukan tanda-tanda seperti diatas.

Saluran cerna : mual dan muntah bisa terjadi

Pemberian dosis besar dan cepat : Asidosis bisa terjadi setelah pemberian

Aminoleban Infus dalam dosis besar dan cepat.

Lainnya : Menggigil, demam, sakit kepala dan nyeri vaskuler bisa terjadi.

b) KIDMIN

KIDMIN®

 

KIDMIN adalah larutan infus asam amino 7.2%, yang mengandung sejumlah

besar BCAA (Asam amino rantai cabang) yaitu leucine, isoleucine dan valine yang

dapat menghambat pemecahan protein otot dan meningkatkan sintesa protein otot.

Kidmin juga mengandung beberapa asam amino nonesensial kecuali glisin, untuk

memenuhi Kebutuhan yang meningkat pada gangguan ginjal. Rasio asam amino

esensial dan nonesensial adalah 2,6 dan pada tiap 100 ml larutan mengandung

1gram nitrogen sehingga memudahkan dalam menghitung nitrogen pada pemberian

tiap dosisnya.

Page 12: Asam Amino IV

Komposisi per 1000 ml :

Total asam amino : 72.05 g

Asam amino esensial (E): 52.05 g

Asam amino non esensial (N) : 20 g

Rasio E / N : 2.6

Asam amino rantai cabang (BCAA) : 45.8 % (w/w)

Total nitrogen : 10 g Na+ : 2 mEq

Acetate : 46 mEq 

Indikasi :

 KIDMIN diindikasikan untuk memberikan asam amino pada pasien gangguan

ginjal baik akut maupun kronik yang mengalami Hipoproteinemia, malnutrisi, dan

sebelum dansesudah operasi.

Dosis dan pemberian :

Gagal ginjal Kronik 

Infus vena perifer: Dosis umum dewasa adalah 200ml per hari, diinfuskan

lewat vena perifer. Kecepatan infus pada dewasa adalah 100 ml per 60 menit

(rata-rata 25 tetes per menit) dan harus diberikan lebih lambat pada pasien

anak, orang tua dan kasus serius. Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi

pasien, berat badan dan usia. Jika diberikan selama hemodialis harus

diinfuskan lewat sisi vena lubang injeksi dialisis,90 – 60 menit sebelum terapi

hemodialysis berakhir. Dianjurkan memberikan Kalori 1500 kkal per hari

untuk melindungi pemecahan asam amino.

Infus vena sentral: Dosis umum dewasa adalah 400ml per hari, diinfuskan

lewat vena sentral sebagai total nutrisi parenteral. Dosis dapat ditingkatkan

sesuai kondisi pasien, berat badan dan usia. Lebih dari 300kkal dari non

protein kalori harus diberikan tiap 1gram nitrogen (100 ml produk) untuk

efisiensi asamamino.

Gagal ginjal Akut

Page 13: Asam Amino IV

Dosis dewasa adalah 600 ml perhari, diinfuskan lewat vena sentral sebagai

total nutrisi parenteral (TPN).

Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien, berat badan dan usia. Lebih

dari 300 kkal dari non protein kalori harus diberikan tiap 1 gram nitrogen(100

ml produk) untuk efisiensi asam amino.

c) AMINOFLUID 1000ML

Komposisi:

Per Liter Glucse 75 gram, total free aminoacids 30 gram, total nitrogen 4.7 gram,

essential/non-essentialamino acids 1.44 gram, branched-chain amino acids 30%

w/w. Energi : 420 kkal.

Indikasi

Suplai asam amino, elektrolit dan air sebelum dan sesudah operasi, pada individu

dengan hipoproteinemia atau manutrisi ringan karena kuragnya asupan oral.

Kontra indikasi:

Koma hepatik atau resiko koma hepatik, gangguan ginjal berat atau azotemia, gagal

jantung kongestif, asidosis berat, metabolisme elektrolit yang abnormal,

iperkalemia, hiperfosfatemia, hipermagnesemia, hiperkalsemia, penurunan jumlah

pengeluaran urin meabolisme asam amino abnormal.

Page 14: Asam Amino IV

Perhatian:

Gangguan hati dan ginjal, disfungsi Kardio Vaskular, asidosis, Diabetes MEllitus.

Hamil dan laktasi.

Lanjut usia dan anak-anak.

Efek samping

Raum kulit, nyeri dada, palpiasi edema serebral, pulmoner dan perifer,

hiperkalemia, asidosis, intoksikasi air, nyeri vaskuler, flebitis, menggigil, demam,

rasa hangat, da sakit kepala.

Kemasan

Larutan 1000 mL x 1

Dosis

dewasa :

Dosis Lazim : 500 mL secara infus melalui vena perifer. Maksimal 2500 mL per

hari.

Kecepatan infus 500 mL per 120 menit, diberikan secara lambat pada pasien usia

lanjut dan yang mengalami sakit kritis.

Page 15: Asam Amino IV

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh

manusia. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan

seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur

pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat di

lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.

Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan

cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu

tertentu dengan menggunakan infus set (potter,2005). Tindakan infus biasa diberikan

pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah,pra dan pasca bedah sesuai

program pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu, serta untuk

menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Dosis asam amino dianjurkan 1,5-2 g/kgBB/hari diberikan setelah kebutuhan

kalori dicukupi dengan karbohidrat (KH). Untuk orang Indonesia dibatasi

1g/kgBB/hari,untuk NPE protein tak boleh lebih dari 1 gram /kgBB/hari. Dengan

catatan setiap pemberian 1 gram nitrogen harus diberikan minimal 200 kcal

(perbandingan nitrogen : KH = 1: 200) Untuk mencegah pemakaian protein sebagai

sumber energi, (glukoneogenesis),

Aminoleban® injection adalah terapi utama secara cepat dan persisten untuk

memperbaiki semua derajat ensefalopati hepatic. KIDMIN adalah larutan infus asam

amino 7.2%, yang mengandung sejumlah besar BCAA (Asam amino rantai cabang)

yaitu leucine, isoleucine dan valine yang dapat menghambat pemecahan protein otot

dan meningkatkan sintesa protein otot. Kidmin juga mengandung beberapa asam

amino nonesensial kecuali glisin, untuk memenuhi Kebutuhan yang meningkat pada

gangguan ginjal. Aminofluid di indikasikan kepada memberikan suplai asam amino,

elektrolit dan air sebelum dan sesudah operasi, pada individu dengan hipoproteinemia

atau manutrisi ringan karena kuragnya asupan oral.

Page 16: Asam Amino IV

B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan, kita harus lebih hati-hati dalam memberikan terapi

cairan kepada pasien. Kita harus memberikan terapi cairan sesuai dengan kondisi

pasiean dengan cara melihat kebutuhan pasien tersebut,

Page 17: Asam Amino IV

DAFTAR PUSTAKA

http://apotik.medicastore.com/index.php?

mod=obat&id=11615&name=AMINOFLUID+1000+ML diakses pada tanggal 25

November 2012

http://indoanesthesia.wordpress.com/2012/07/04/terapi-cairan-dan-nutrisi/ diakses

pada tanggal 25 November 2012

http://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/04/macam-macam-cairan-infus-

beserta.html diakses pada tanggal 25 November 2012

http://www.otsuka.co.id/?content=product_detail&id=4&lang=id diakses pada

tanggal 25 November 2012