(Laporan Praktikum Isolasi Mikroba) (Jelang Bajapana) (13431039) (4B) 1

download (Laporan Praktikum Isolasi Mikroba) (Jelang Bajapana) (13431039) (4B) 1

of 20

description

laporan mikrobiologi isolasi mikroba

Transcript of (Laporan Praktikum Isolasi Mikroba) (Jelang Bajapana) (13431039) (4B) 1

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAHISOLASI MIKROBADosen Pengampu: PUJIATI S.Si.,M,SiAsisten Dosen: Pinda Ary Puspita

Madiun, 26 Mei 2015Disusun Oleh:Jelang Bajapana13431039/4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMIKIP PGRI MADIUN2015

ISOLASI MIKROBA

A. TANGGAL: Praktikum dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2015 di Laboratorium 2 IKIP PGRI MADIUN

B. TUJUAN PRAKTIKUM: 1. Mengajarkan Mahasiswa cara mengisolasi mikroba dari suatu campuran2. Mengajarkan mahasiswa mengetahui cara mengisolasi dengan pengenceran

C. DASAR TEORI :Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Ratusan spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang besar. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Berikut penjelasan dari mikroorganisme dalam air dan mikroorganisme dalam tanah :1. Mikroorganisme dalam AirAir merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya, air dapat berada dipermukaan tanah dan selanjutnya air ini disebut air permukaan, serta dapat pula berada dalam tanah, dan air ini selanjutnya disebut air tanah. Air hujan yang jatuh di tanah sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain dapat menggenang di permukaan tanah, hal ini bergantung kepada kondisi tanah. Air hujan membawa serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa berhamburan di udara, lebih-lebih di udara yang mengatasi tanah yang berdebu. Setiba di tanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup (sampah), kotoran dari hewan maupun manusia, dan mungkin juga kotoran berasal dari pabrik-pabrik (Dwidjoseputro,1989).Air yang mengandung mikroorganisme itu disebut air yang kena kontaminasi, jadi air itu tidak steril. Beberapa penyakit menular dapat sewaktu-sewaktu meluas menjadi wabah (epidemi) karena peranan air yang cemar (Dwidjoseputro,1989).Air tanah mengandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik dan oleh karena itu merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mengandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme-mikroorganisme yang heterotrof (Dwidjoseputro,1989).

2. Mikroorganisme dalam TanahTanah terdiri atas hancuran batu-batuan. Partikel-partikel itu ada yang sebesar butir-butir pasir, ada pula yang sangat halus yang lebih kecil daripada 0,02 mm, yaitu yang merupakan lumpur. Hancuran yang halus itu merupakan suatu system koloid dalam air, ingat sajalah akan air yang berwarna keruh (coklat) karena mengandung lumpur (Dwidjoseputro,1989).Dalam tanah terdapat air kimia, yaitu air yang bersatu dalam partikel; air higroskopik, yaitu air yang melekat pada partikel tanah; air kapiler, yaitu air yang berada di sela-sela partikel-partikel tanah, dan air gravitasi, yaitu air yang berkumpul sebagai genangan di atas lapisan tak tembus air. Kecuali itu, tanah mengandung mineral. Elemen-elemen yang ada dalam tanah dapat berbentuk ion-ion, dan ion-ion mempengaruhi keasaman atau kebasaan tanah (Dwidjoseputro,1989).Partikel tanah, elemen-elemen, pH, udara, air, sinar adalah komponen-komponen anorganik, mereka merupakan faktor-faktor alam. Dalam tanah terdapat juga hancuran dari sisa-sisa makhluk hidup, baagian ini merupakan komponen-komponen organik (Dwidjoseputro,1989). Kumpulan dari zat-zat organik tersebut disebut humus. Komponen-komponen anorganik maupun organik merupakan substrata tau medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme-mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran dari populasi dari (a) protozoa seperti amoeba, flagellate, cilliata, (b) bakteri (Clostridium, Rhizobium) dan sebagainya, (c) alga(ganggang) seperti alga biru, alga hijau, diatom, dan (d) jamur, terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lendir, berbagai ragi dan berbagai Phycomycetes dan Ascomycetes(Dwidjoseputro,1989).Umumnya mikroorganisme-mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. Makin masuk ke dalam tanah, makin berkuranglah penghuninya.Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa populasi dari mikroba yang ada dilingkungan ini sangatlah beraneka ragam. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan atau mengisolasi mikroba dari populasi campuran yang rumit, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelezar,1986). Isolasi mikroba adalahmemisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses isolasi mikroba adalah :1. Sifat spesies mikroba yang akan diisolasi2. Tempat hidup atau asal mikroba3. Medium yang sesuai untuk pertumbuhan4. Cara menanam mikroba tersebut

5. Cara inkubasi mikroba6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni (Pujiati, 2012).Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akandigunakan untuk pengerjaan medium dan inokulasi benar-benar steril. Menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro,1989). Menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu dengan pengenceran dan penuangan.Teknik Pengambilan SampelSebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.1. Sampel tanahJika mikroorganisme yang diiinginkan kemungkinan berada dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Jika yang diingikan mikroorganisme rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran.2. Sampel airPengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika berasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air kran maka sebelumnya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar (Pujiati, 2012).Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)

1. Teknik Preparasi SuspensiSampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dal air sehingga lebih mudah penanganannya (Pujiati, 2012). Macam-macam preparasi bergantung kepada bentuk sampel :a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, dan batang kayu. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cutton bud kontak dengan permukaan sampel. Swabakan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water.b. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga.Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.c. Maseration (pengancuran), sampel yang terbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antara lain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dari tanah tak perlu dimaserasi (Pujiati, 2012).2. Teknik Pengenceran BertingkatTujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Pengenceran bertingkat menggunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya (Pujiati, 2012).3. Teknik PenanamanTeknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.Teknik penanaman dari suspensia. Spread Plate (agar tabur ulas)Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspense bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :1) Mengambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan di atas permukaan agar yang telah memadat.2) Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alcohol dan dibakar di atas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.3) Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar. Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas (Pujiati, 2012).b. Pour Plate (agar tuang)Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45C) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :1) Menyiapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45C)2) Meneteskan 1 ml secara aseptis suspensi sel ke dalam cawan kosong3) Menuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspense bakteri dan media, kemudian diinkubasiAlasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pour plate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaannya saja. Sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak daripada spread plate (Pujiati, 2012).Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru (Pujiati, 2012).a. Goresan Sinambung Cara Kerja :1) Menyentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.2) Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180C lanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.b. Goresan TCara Kerja :1) Membagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker2) menginokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag3) Memanaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2. Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna4) Lakukan hal yang sama pada daerah 3c. Goresan Kuadran (Streak quadrant)Cara Kerja :Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisme. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal (Pujiati, 2012).

D. ALAT DAN BAHAN1) Alat yang digunakanNoNama AlatFungsinyaJumlah

1BunsenUntuk memanaskan bahan praktikum2 buah

2KapasUntuk menutup botol praktikum agar terhindar dari kontaminasi mikroba yang ada di luarSecukupnya

3TisueUntuk membersihkan alat yang terkontaminasi mikroba1 buah

4Tabung reaksiSebagai wadah untuk menaruh bahan praktikum9 buah

5ErlenmeyerSebagai wadah untuk memanaskan bahan praktikum2 buah

6Pipet volumeUntuk mengambil bahan praktikum sesuai ukuran dan mencampur larutan agar terlarut1 buah

7Rak tabung reaksiUntuk menaruh tabung reaksi1 buah

8SprayerSebagai wadah alkohol untuk mensterilkan alat dan meja praktikum1 buah

9Botol InfusUntuk menaruh sisa bahan yang berlebih1 buah

10Koran Untuk membungkus alat praktikum agar tidak terkontaminasi bakteri1 bendel

11KomporUntuk memanaskan bahan praktikum1 unit

12AutoklafWadah untuk mensterilisasikan Bahan uji1 unit

13Cawan PetriSebagai tempat media pertumbuhan mikroba6 buah

14Timbangan AnalikUntuk menimbang bahan praktikum1 unit

15Korek ApiUntuk menhidupkan api pada bunsen1 buah

16Alumunium voilUntuk menutupi botol agar steril dan terhindar dari kontaminasi mikroba9 lembar

17Gelas BekerSebagai tempat untuk menaruh larutan/aquades1 buah

18Kertas LabelUntuk melabeli tabung reaksi sesuai larutannyasecukupnya

19Cling wrapUntuk menutupi tepi-tepi cawan petri agar rapat dan tidak terkontaminasi mikrobasecukupnya

2) Bahan yang digunakanNoNama BahanUkuran

1Tanah Pekebunan teh1 gr

2Limbah air pabrik tebu2 ml

3Media NA Criterion15 ml

4Media PDA Criterion15 ml

5Larutan Chloramphenicol6 ml

6Larutan Griseofulvin6 ml

7Air fisiologis126 ml

8Alkohol 70%100 ml

E. CARA KERJALangkah pertama menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum serta mensterilkan semua alat dan meja kerja, kemudian melakukan :1. Isolasi bakteri dari sampel air limbah tebua. Disiapkan alat dan bahan praktikum.b. Disterilkan alat praktikum, meja praktikum dan tangan.c. Dibuka pipet volume dengan posisi dekat pada api, kemudian memasangkan pada pompa yang lubangnya sudah disterilkan dengan menyemprotkan alkohol.d. Diambil sampel air limbah tebu sebanyak 1ml.e. Dimasukkan sampel air limbah tebu pada 5 tabung reaksi yang telah terisi air fisiologi sebanyak 9ml pada tabung reaksi 1 sampai tabung reaksi 5, kemudian menghomogenkannya.f. Diambil larutan dari tabung reaksi 1 sebanyak 1ml dengan menggunakan pipet volume, kemudian memasukkannya ke dalam tabung reaksi 2 yang telah berisi 9ml air fisiologi.g. Diulangi cara kerja F sampai dengan tabung reaksi ke 5 yang telah berisi air fisiologi sebanyak 9ml.h. Dibuka cawan petri dengan posisi dekat api.i. Diambil larutan dari tabung pengenceran 3 terakhir dengan menggunakan pipet volume, setelah itu memasukkan ke dalam cawan petri, kemudian setelah memasukkan larutan ke dalam cawan petri lalu menambahkan larutan griseovulvin sebanyak 1ml dan menambah media NA 15ml. Pada saat menambah larutan, posisi cawan petri berada tepat di dekat api.j. Diputar cawan petri tersebut searah angka 8 sebanyak 8 kali, lalu mendiamkan media sampai memadat. Setelah memadat, praktikan melapisi tepi cawan petri menggunakan clingwarp.k. Diambil larutan dari tabung reaksi pengenceran 3 terakhir sebanyak 1ml pada tiap tabung reaksi dengan menggunakan pipet volume. Kemudian memasukkan ke dalam cawan petri dengan posisi di dekat api. Setelah itu menambahkan larutan clorafenicol sebanyak 1ml dan menambahkan media PDA 15ml.2. Praktikan memutar cawan petri searah angka 8 sebanyak 8 kali lalu mendiamkan media sampai memadat. Setelah memadat praktikan melapisi tepi cawan petri menggunakan clingwarp.Isolasi bakteri dari sampel tanah kebun teha. Disiapkan alat dan bahan praktikum.b. Disterilkan alat praktikum, meja praktikum, dan tangan.c. Dibuka pipet volume dengan posisi dekat dengan api.d. Dipasangkan pada pompa yang lubangnya sudah disterilkan dengan menyemprotkan alkohol. Mengambil sampel tanah kebun teh sebanyak 1 gram.e. Dimasukkan tanah kebun teh sebanyak 1 gram kedalam tabung reaksi yang telah berisi air fisiologi sebanyak 9ml, kemudian menghomogenkannya.f. Dimasukkan tanah kebun teh sebanyak 1 gram kedalam tabung reaksi yang telah berisi air fisiologi sebanyak 9ml, kemudian menghomogenkannya.g. Diambil larutan tabung reaksi sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi 2 yang berisi 9ml air fisiologi, kemudian menghomogenkannya.h. Diulangi percobaan F sampai pengenceran ke 109.i. Dibuka cawan petri dengan posisi dekat api, setelah itu mengambil larutan pengencer 3 terakhir sebanyak 1ml dengan menggunakan pipet volume, kemudian memasukkan kedalam cawan petri dengan menambahkan larutan chrolafenicol sebanyak 1ml dan menambahkan media PDA 1ml.

3. Praktikan memutar cawan petri dengan arah angka 8 sebanyak 8 kali, kemudian menunggu media sampai memadat, setelah memadat cawan petri dilapisi menggunakan clingwarp pada tepi cawan petri.a. Mengambil larutan dari tabung pengncer 3 terakhir sebanyak 1ml tiap tabung reaksi dengan menggunakan pipet volume. Kemudian memasukkan larutan griseovulvin 15ml.b. Praktikan memutar cawan petri dengan arah angkan 8 sebanyak 8 kali. Kemudian menunggu media sampai memadat, setelah memadat cawan petri dilapisi menggunakan clingwarp pada tepi cawan petri.

F. DATA HASIL PENGAMATANPraktikum isolasi bakteri hari ini menggunakan dua bahan, yaitu bahan cair yang merupakan air dari limbah tebu, dan bahan padat, yaitu tanah yang diambil dari perkebunan teh.1. Praktikum kali ini mempelajari tentang isolasi mikroorganisme dari bahan air limbah tebu. Isolasi kali ini mengidentifikasi adanya mikroorganisme berupa kapang dan bakteri. Isolasi menggunakan teknik pengenceran bertingkat. Untuk mengisolasi digunakan antibiotik berupa griseovulvin sebagai anti kapang dan clorahmfenicol sebagai anti bakteri. Pada tahap ini juga menggunakan NA dan PDA sebagai media tumbuh mikroorganisme. Campuran larutan yang telah diencerkan, NA dan antibiotik griseovulvin sebelum memadat berwarna kuning jernoh. Setelah memadat berwarna putih keruh. Sedangkan campuran larutan yang telah diencerkan, PDA dan antibiotik clorahmfenicol sebelum memadat berwarna kuning tua dan setelah memadat berwarna kuning bening. Media didiamkan selama 1 hari, jika berhasil maka akan tumbuh jenis kapang/bakteri. 2. Isolasi mikroba pada sampel tanah kebun teh menggunakan teknik pengenceran bertingkat dengan tujuan memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan dengan perbandingan 1:9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya. Dalam praktikum ini terdapat penambahan chlorahmfenicol pada media PDA yang berfungsi sebagai anti bakteri dan penambahan griseovulvin pada media NA yang befungsi sebagai anti kapang.Praktikum ini alat dan bahan yang digunakan harus dalam keadaan steril agar biakan mikroba terbebas dari kontaminasi dan hasilnya optimal. Penggunaan bunsen yang menyala bertujuan untuk menjaga alat dan bahan agar tetap steril. Pengambilan mikroba diambil dari 3 tabung pengenceran terakhir yaitu 107, 108, 109.

G. DOKUMENTASI1. Media Limbah air TebuNoGambarketerangan

1.Menyiapkan alat dan bahan praktikum

2.Menyeterilkan alat praktikum, meja praktikum dan tangan

3.Membuka pipet volume dengan posisi dekat api, kemudian memasangkan pada pompa yang lubangnya sudah disterilkan dengan menyemprotkan alkohol

4. Memasukkan sampel air limbah pada 5 tabung reaksi yang telah terisi dengan air fisiologi sebanyak 9ml pada tabung reaksi 1 sampai tabung reaksi 5, kemudian menghomogenkannya

5.Mengambil larutan dari tabung reaksi 1 sebanyak 1ml dengan menggunakan pipet volume, kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi 2 yang telah berisi 9ml air fisiologi

6.Mengulangi kerja F sampai dengan tabung reaksi ke 5 yang telah berisi air fisiologi sebanyak 9ml

7.Membuka cawan petri dengan posisi dekat api

8.Mengambil larutan dari tabung pengenceran 3 terakhir dengan menggunakan pipet volume, setelah itu memasukkan ke dalam cawan petri, kemudian setelah memasukkan larutan ke dalam cawan petri lalu menambahkan larutan griseovulvin sebanyak 1ml dan menambah media NA 15ml. Pada saat menambah larutan, posisi cawan petri berada tepat di dekat api

9.Memutar cawan petri tersebut searah angka 8 sebanyak 8 kali, lalu mendiamkan media sampai memadat. Setelah memadat, praktikan melapisi tepi cawan petri menggunakan clingwarp

10.Mengambil larutan dari tabung reaksi pengenceran 3 terakhir sebanyak 1ml pada tiap tabung reaksi dengan menggunakan pipet volume. Kemudian memasukkan ke dalam cawan petri dengan posisi di dekat api. Setelah itu menambahkan larutan clorafenicol sebanyak 1ml dan menambahkan media PDA 15ml

11.Praktikan memutar cawan petri searah angka 8 sebanyak 8 kali lalu mendiamkan media sampai memadat. Setelah memadat praktikan melapisi tepi cawan petri menggunakan clingwarp

12.Hasil laporan praktikum limbah air tebu dan larutan NA 10-3

13.Hasil laporan praktikum limbah air tebu dan larutan NA 10-4

14.Hasil laporan praktikum limbah air tebu dan larutan NA 10-5

15.Hasil laporan praktikum limbah air tebu dan larutan PDA 10-3

16.Hasil laporan praktikum limbah air tebu dan larutan PDA 10-4

17.Hasil laporan praktikum limbah air tebu dan larutan PDA 10-5

2. Media Tanah Kebun TehNoGambarKeterangan

1.Menyiapkan alat dan bahan praktikum

2.Menyeterilkan alat praktikum, meja praktikum dan tangan

3.Membuka pipet volume dengan posisi dekat dengan api

4.Memasangkan pada pompa yang lubangnya sudah disterilkan dengan menyemprotkan alkohol. Mengambil sampel tanah kebun teh sebanyak 1 gram

5.Memasukkan tanah kebun teh sebanyak 1 gram kedalam tabung reaksi yang telah berisi air fisiologi sebanyak 9ml, kemudian menghomogenkannya

6.Mengambil larutan tabung reaksi sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi 2 yang berisi 9ml air fisiologi, kemudian menghomogenkannya

7.Mengulangi percobaan F sampai pengenceran ke 109

8.Membuka cawan petri dengan posisi dekat api, setelah itu mengambil larutan pengencer 3 terakhir sebanyak 1ml dengan menggunakan pipet volume, kemudian memasukkan kedalam cawan petri dengan menambahkan larutan chrolafenicol sebanyak 1ml dan menambahkan media PDA 1ml

9.Praktikan memutar cawan petri dengan arah angka 8 sebanyak 8 kali, kemudian menunggu media sampai memadat, setelah memadat cawan petri dilapisi menggunakan clingwarp pada tepi cawan petri

10.Mengambil larutan dari tabung pengncer 3 terakhir sebanyak 1ml tiap tabung reaksi dengan menggunakan pipet volume. Kemudian memasukkan larutan griseovulvin 15ml

11.Praktikan memutar cawan petri dengan arah angkan 8 sebanyak 8 kali. Kemudian menunggu media sampai memadat, setelah memadat cawan petri dilapisi menggunakan clingwarp pada tepi cawan petri

12.Hasil laporan praktikum tanah kebun teh dan larutan NA 10-7

13.Hasil laporan praktikum tanah kebun teh dan larutan NA 10-8

14.Hasil laporan praktikum tanah kebun teh dan larutan NA 10-9

15.Hasil laporan praktikum tanah kebun teh dan larutan PDA 10-7

16.Hasil laporan praktikum tanah kebun teh dan larutan PDA 10-8

17.Hasil laporan praktikum tanah kebun teh dan larutan PDA 10-9

H. PEMBAHASANIsolasi bakteri merupakan pemisahan mikroba dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Sterilisasi untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh dalam medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).Pada praktikum ini isolasi mikroba menggunakan cara pengenceran dan penuangan. Pengenceran bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Pengenceran limbah air tebu dilakukan hingga dan pengenceran yang sudah bening pada limbah air tebu yaitusampai , sehingga pengenceran tersebut digunakan untuk media. Sedangkan, pengenceran pada tanah kebun teh diencerkan sampai pengenceran dan yang digunakan sebagai media yaitu pengenceran .Selanjutnya melakukan teknik penanaman dengan pour plate. Pengenceran sampel-sampel tersebut dicampurkan dengan NA dan PDA serta larutan Griseofulvin dan larutan Chloramphenicol, larutan Griseofulvin dan larutan Chloramphenicol berfungsi sebagai anti bakteri. Kemudian cawan petri diputar dan didiamkan hingga menjadi padat.

I. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada pengenceran bertingkat, tingkat pengenceran tiap sampel berbeda tergantung seberapa pekat atau jernih jernih sampel yang di dapat2. Tanah dan air merupakan salah satu media perkembangbiakan mikroba yang alami3. Teknik isolasi bakteri dan kapang yang berasal dari tanah yang sesuai yaitu dengan menggunakan teknik pengenceran bertingkat dengan teknik penanaman pour plate4. Pengenceran bertingkat berfungsi untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan5. Media NA diberi griseofulvin karena sebagai anti kapang6. Media PDA diberi chloramphenicol karena sebagai anti bakteri

DAFTAR PUSTAKADwidjoseputro.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan.Pujiati.2012.Mikrobiologi Dasar.Madiun:IKIP PGRI MADIUN.

47