Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

10
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH UMUM RESTRAIN, ANASTESI, DAN CARA PEMBERIAN OBAT Oleh : Pipit Yuniasari 115130107111036 Kelompok 12 Kelas 2011- C PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Transcript of Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

Page 1: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH UMUM

RESTRAIN, ANASTESI, DAN CARA PEMBERIAN OBAT

Oleh :

Pipit Yuniasari

115130107111036

Kelompok 12

Kelas 2011- C

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anastesi merupakan suatu kegiatan pemberian obat untuk menghilangkan rasa sakit

ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa

sakit pada tubuh. Anastesi lokal merupakan salah satu jenis anastesi yang hanya

melumpuhkan sebagian tubuh tanpa menyebabkan kehilangan kesadaran. Tetapi sebelum

dilakukan anastesi biasanya dilakukan terlebih dahulu pemberian obat premedikasi

(preanasthetis medication), dengan tujuan untuk melancarkan induksi. Obat premedikasi

terdiri dari sedativa atau transqualizer dan antikolinergik yang dapat menekan produksi

saliva.

1.2 Rumusan masalah

Obat- obat apa saja yang digunakan pada saat praktikum?

Bagaimana interaksi obat yang digunakan?

Apa saja stadium anastesi?

1.3 Manfaat

Mengetahui lebih detail mengenai obat- obat yang digunakan pada saat anastesi.

Mengetahui bagaimana interaksi obat- obat yang digunakan.

Mengetahui stadium apa saja saat anastesi.

Page 3: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

BAB II

PEMBAHASAN

Obat- obat yang digunakan saat anastesi dan interaksinya dalam tubuh:

1. Atropin sulfat

Atropin Sulfat merupakan obat premedikasi golongan antikolinergik yang

paling sering digunakan. Atropin sulfat juga merupakan parasimpatolitik yang

menghambat pelepasan asetil kolin diganglion parasimpatik sehingga menghambat

respon stimulasi divisi parasimpati. Sifat ini digunakan sebagi tambahan pada anestesi,

sebagai relaksan otot polos bronkial, saluran pencernaan, saluran perkencingan dan

sebagai antidota keracunan. Atropin sulfat akan menekan sekresi kelenjar air liur

sehingga mencegah hipersalivasi dan juga menekan sekresi lendir di saluran

pernafasan. Pada saluran pencernaan merupakan agen spasmolitik yang menghambat

peristaltik lambung dan usus (Sardjana dan Kusumawati, 2004). Atropine sulfat

merupakan obat yang dapat memblokir kerja syaraf parasimpatik. Efeknya mampu

mengurangi aktivitas traktus digestivus, menekan urinasi dan aksi nervus vagus,

kerugiannya adalah peningkatan kecepatan metabolisme, peningkatan denyut jantung,

dapat menyebabkan bradikardia atau takikardia dan dilatasi pupil (Lane and Cooper,

2003). Dosis pada anjing adalah 0,04 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,025% secara

subkutan (Tenant,2002).

2. Xylazine

Xylazine merupakan obat agonis reseptor adrenergik alpha 2, sedativa non

narkotik yang paling kuat dan analgesik visceral yang baik dan menimbulkan relaksasi

muskulus. Efek sedativa dan analgesik akan mendepres sistem syaraf pusat dan

relaksasi muskulus didasarkan atas hambatan transmisi impuls intraneural dalam

sistem syaraf pusat.

3. Ketamine

Ketamin dapat menimbulkan efek analgesia dan amnesia tetapi relaksasi

muskulus yang buruk. Ketamin dapat menimbulkan efek analgetik visceral dan

somatik dan dapat menghambat pusat rasa sakit. Fungsi respirasi menurun, tetapi akan

Page 4: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

meningkatkan kadar gula darah dalam hati dan tekanan darah. Tidak menyebakan

problem terhadap ekskresi saliva, reflek menelan tetap ada dan mata tetap membuka.

Kombinasi yang paling sering digunakan untuk ketamin adalah xylazine

(Sektiari dan Misaco, 2001). Kedua obat ini merupakan agen kombinasi yang saling

melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi otot, ketamin memberikan efek

analgesik sedangkan xylazine menyebabkan relaksasi otot yang baik (Walter, 1985).

Penggunaan xylazine dapat mengurangi sekresi saliva dan peningkatan tekanan darah

yang diakibatkan oleh penggunaan ketamin (Warren, 1983). Penggunaan kombinasi

ketamin- xylazine sebagai anestesi umum juga mempunyai banyak keuntungan, antara

lain: mudah dalam pemberian, ekonomis, induksinya cepat begitu pula dengan

pemulihannya, mempunyai pengaruh relaksasi yang baik dan jarang menimbulkan

komplikasi klinis (Benson et al.,1985).

4. Acepromazine

Acepromazine adalah suatu phenothiazine tranquilizer yang biasa digunakan

untuk anasthesi dan bedah karena sifat sedative dan kemampuannya untuk dapat

menahan muntah (anti vomiting) serta antiarrhythmic. Obat ini juga dapat digunakan

pada pasien yang sangat sulit untuk direstrain untuk dilakukan pemeriksaan,

grooming, dll. Acepromazine digunakan juga untuk anjing dan kucing serta kuda.

Phenothiazine neuroleptic agent menghambat post- sinaptic dopamine reseptor dalam

SSP menekan sistem tubuh yang mengatur tekanan darah sehingga menimbulkan

hipotensi dan brakikardi. Obat ini memiliki onset yang lama tetapi durasinya panjang.

Untuk restraint/sedasi pada anjing: 0.025 - 0.2 mg/kg IV; maksimal 3 mg atau 0.1 -

0.25 mg/kg IM. Sedangkan pada kucing restraint/sedasi: 0.05 - 0.1 mg/kg IV,

maksimal 1 mg.

Stadium anastesi dibagi menjadi 4 yaitu:

Menurut Sardjana dan Kusumawati, 2004

1. Stadium I: stadium induksi

Pada stadium ini hewan masih sadar dan kadang- kadang hewan masih bisa melawan.

Respirasi teratur, dapat terjadi urinasi dan defekasi.

2. Stadium II:

Page 5: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

Kesadaran mulai hilang, respirasi lebih dalam, refleks laring hilang dan dapat terjadi

gerakan ekstremitas yang tidak terkendali.

3. Stadium III: stadium anastesi

Stadium ini terbagi menjadi 4 tahap, yaitu:

Tahap 1: respirasi mulai teratur dan bersifat thoracoabdominal, terjadi

nystagmus, refleks cahaya positif, tonud mudkulud mulsi menurun, refleks

palpebra,konjungtiva dan kornea menghilang.

Tahap 2: respirasi teratur dan bersifat abdominothoracal, frekuensi respirasi

meningkat, pupil midriasis, refles cahaya menurun, refleks kornea negatif.

Tahap 3: respirasi teratur dan tipenya abdominal karena terjadi kelumpuhan

saraf intercostals, dilatasi pupil, tonus muskulus makin menurun.

Tahap 4: respirasi tidak teratur, pupil midriasis, tonus muskulus menurun,

refleks sphinter dan kelenjar air mata negatif.

4. Stadium IV: stadium overdosis

Respirasi tipe abdominal disertai paralis muskulus intercostal, tekanan darah menurun,

dilatasi pupil, respirasi akhirnya berhenti disusul dengan kematian hewan.

Page 6: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Anastesi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada saat sebelum operasi

atau pembedahan yang bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit yang akan timbul

selam proses operasi. Tetapi sebelum dilakukan anastesi biasanya dilakukan terlebih

dahulu pemberian obat premedikasi untuk melancarkan induksi. Obat premedikasi

terdiri dari sedativa atau transqualizer dan antikolinergik yang dapat menekan

produksi saliva. Dan obat yang dapat digunakan pada saat anastesi adalah atropin

sulfat sebagai antikolinergik, kombinasi xylazine dan ketamine sebagai sedativa,

sedangkan untuk restrain hewan (kucing atau anjing) yang sulit saat di handling dapat

menggunakan acepromazine.

Page 7: Laporan Praktikum Ilmu Bedah Umum

DAFTAR PUSTAKA

Benson, G. J., J. C. Thurmon., W. J. Tranquilli., and C. W. Smith. 1985. Cardiopulmonary

Effects of an Intravenous Infusion of Quaifenesin, Ketamine, and Xylazine In Dog. Am.

J. Vet. Res. Vol. 46 (9) : 1896-1898.

Sardjana, I. K. W dan D. Kusumawati. 2004. Anestesi Veteriner Jilid I. Gadjah Mada

University Press. Bulaksumur, Yogyakarta 1-49.

Sektiari, B dan M. Y. Wiwik. 2001. Pengaruh Premedikasi Acepromazine Terhadap Tekanan

Intraokuler pada Anjing yang di Anestesi Ketamin HCl. Media Kedokteran Hewan. 17

(3) : 120-122.

Walter H. Hsu. 1985. Effect of Yohimbine and Xylazine-Induced Central Nervous Sistem

Depression in Dogs. JAVMA. 182 (7) : 698-699.

Warren, R. G. 1983. Small Animal Anaesthesia. Mosby Co. U.S.A.

Plumb, Donald C. 2005. Veterinary DrugHandbook : 5th. edition. Iowa : Blackwell

Publishing.