Laporan Praktikum Hidrologi 2

12
Laporan Praktikum Hidrologi Tanggal : 19 September 2012 Nama Assisten : 1.Henny Maryati 2.Fithriya YR. ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH Noor Anisa Fatimah (J3M111098) PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

Transcript of Laporan Praktikum Hidrologi 2

Page 1: Laporan Praktikum Hidrologi 2

Laporan Praktikum Hidrologi Tanggal : 19 September 2012

Nama Assisten : 1.Henny Maryati

2.Fithriya YR.

ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH

Noor Anisa Fatimah

(J3M111098)

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Laporan Praktikum Hidrologi 2

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bumi tempat kita berpijak sebgian besar adalah air. Air yang ada

dimanfaatkan oleh mahluk hidup di bumi untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari baik untuk minum, mencuci, mandi dan masih

banyak yang lainnya.

Air yang kita gunakan sehari-hari telah menjalani  siklus  meteorik 

yaitu  telah melalui proses penguapan dari laut maupun sungai lalu

mengalami kondensasi diatmosfer dan kemudian menjadi hujan yang turun

ke permukaan bumi tersebut ada yang langsung mengalir di permukaan

bumi (run off) dan ada yang meresap ke bawah permukaan bumi

(infiltration).

Proses terjadinya siklus air inilah yang kemudian disebut siklus

hidrologi, dimana air terus mengikuti siklusnya. Air yang ada di

permukaan bumi kemudian menguap menuju ke langit dan berkumpul

membentuk awan, hingga awan sampai pada titik jenuh lalu meneteskan

air ke bumi.

Inilah yang disebut air hujan,curah hujan ini merupakan unsur

iklim yang mempunyai variasi terbesar baik itu variasisebaran waktu dan

variasi sebaran tempat. Besar curah hujan yang terukur dan tercatat oleh

sebuah alat penakar hujan merupakan kejadian hujan lokal yang mewakili

wilayah tidak luas. Sebaran hujan dalam suatu wilayah tergantung pada

tipe hujan dan kondisi lahan.

Oleh karena itu perlu pengelolaan data curah hujan agar dapat

dimanfaatkan bagi kepentingan manusia dan alam. Penentuan hujan

wilayah yang berdasarkan pada beberapa penakar hujan akan

menghasilkan data yang lebih baik. Praktikum kali ini saya akan

melakukan analisa curah hujan wilayah

1.2. Tujuan

Menentukan curah hujan wilayah dengan menggunakan metode

rata-rata aritmatik, poligon thiessen dan isohyet.

Page 3: Laporan Praktikum Hidrologi 2

2. METODOLOGI

1.1. Bahan dan Alat

Penggaris

Busur Derajat

Planimeter / kertas minyak

Kertas milimeter blok

Kalkulator

Alat tulis lainnya

1.2. Prosedur Kerja

a. Metode rata-rata aritmatik

Plot semua lokasi stasiun pengukuran dan tinggi hujan yang ada

disekitar daerah aliran sungai yang akan ditentukan curah hujan

wilayahnya.

Tentukan berapa banyaknya stasiun pengukuran hujan yang terletak

di dalam batas daerah aliran sungai tersebut.

Jumlahkan tinggi hujan dari sejumlah stasiun pengukuran hujan yang

telah ditentukan pada tahap kerja b.

Curah hujan wilayah diperoleh dengan cara membagi jumlah tinggi

hujan hasil tahap kerja c dengan banyaknya stasiun pengukuran

hujan hasil tahap kerja b. Secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

R = ∑i=ln

Ri

n

R adalah curah hujan wilayah. Ri adalah curah hujan stasiun ke-i, dan

n adalah banyaknya stasiun pengukur hujan yang terletak di dalam daerah

aliran sungai.

b. Metode poligon thiessen

Plot semua lokasi stasiun pengukuran dan tinggi hujan yang ada di

sekitar daerah aliran sungai yang akan ditentukan curah hujan

wilayahnya.

Page 4: Laporan Praktikum Hidrologi 2

Sambungkan setiap stasiun pengukuran terdekatnya terutama untuk

stasiun-stasiun pengukuran hujan yang berada dalam dan paling

dekat dengan batas daerah aliran sungai. Sambungan antara stasiun

akan membentuk deret segitiga yang tidak boleh saling memotong

satu sama lain.

Tentukan titik tengah dari setiap sisi segitiga kemudian buatlah

sebuah garis tegak lurus terhadap masing-masing sisi segitiga

tersebut tepat di titik tengahnya.

Hubungkan setiap garis tegak lurus tersebut satu sama lain sehingga

membentuk poligon-poligon dimana setiap poligon hanya diwakili

oleh satu stasiun pengukuran hujan yang berada di dalam atau paling

dekat batas daerah aliran sungai.

Tentukan luas daerah masing-masing poligon dengan menggunakan

planimeter atau kertas milimeter blok. Jumlah dari luas daerah

masing-masing poligon akan sama dengan total luas daerah aliran

sungai.

Tentukan presentase luas dari setiap poligon terhadap luas total

daerah aliran sungai.

Kalikan presentase luas setiap poligon (hasil tahap kerja f) dengan

tinggi hujan yang jatuh didalam poligon-poligon tersebut.

Curah hujan wilayah diperoleh dengan cara menjumlahkan perkalian

presentase luas poligon dengan tinggi hujan yang jatuh di dalam

poligon tersebut (penjumlahan setiap perkalian pada tahap kerja g).

Secara matematis dapat dirumuskan :

R= ∑i=l

n

Ai .Ri

∑i=l

n

Ai

R adalah curah hujan wilayah. Ai adalah luas poligon ke-i, Ri adalah

curah hujan stasiun yang ada di dalam poligon ke-i dan n adalah

banyaknya poligon.

Page 5: Laporan Praktikum Hidrologi 2

2. HASIL dan PEMBAHASAN

1.1. Hasil

a. Metode rata-rata aritmatik

Stasiun pengukuran di dalam batas DAS Curah hujan (mm)

1 172

2 158

3 130

4 118

5 96

6 80

7 78

8 76

9 70

10 62

11 55

12 45

∑ 1.140

Page 6: Laporan Praktikum Hidrologi 2

R = 114012 = 95 mm

b. Metode poligon thiessen

Stasiun

pengukuran

Curah Hujan

(mm)

Luas poligon

thiessen

Presentase

luas poligon(2) × (4)

1 172 3.4 56.7 97.524

7 78 15.6 260 202.8

8 76 25.84 430.7 327.332

9 70 19.8 330 231

10 62 30.28 504.7 312.914

12 45 33.16 552.7 248.715

127.72 2134.8 1420.3

R= 127.72 x 503 = 503 mm

127.72

1.2. Pembahasan

Praktikum yang telah dilakukan yaitu tentang analisa curah hujan

wilayah. Curah hujan merupakan unsur iklim yang mempunyai variasi

besar baik sebaran waktu dan sebaran tempat. Curah hujan yang terjadi di

suatu wilayah disebut curah hujan wilayah satuan dalam mm. Besar curah

hujan yang terukur dan tercatat oleh alat penakar hujan digunakan untuk

perancangan pemanfaatan dan rancangan pengendalian banjir di wilayah

itu. Metode yang digunakan untuk menentukan hujan wilayah yaitu

metode poligon Thiessen dan metode aritmatik. Untuk menghitung data

curah hujan suatu wilayah dengan menggunakan dua metode. Adapun

hasil perhitungan sebagai berikut:

1. Metode Aritmatik

Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu hanya

dengan membagi rata pengukuran pada semua stasiun hujan dengan

jumlah stasiun dalam wilayah tersebut. Sesuai dengan

kesederhanaannya maka cara ini hanya disarankan digunakan untuk

Page 7: Laporan Praktikum Hidrologi 2

wilayah yang relatif mendatar dan memiliki sifat hujan yang relatif

homogen dan tidak terlalu kasar.

2. Metode Thiessen

Metode ini dilakukan pada daerah yang mempunyai distribusi

penakar hujan yang tidak seragam dengan mempertimbangkan faktor

besar luasan dari masing-masing penakar. Caranya stasiun penakar

hujan diplot pada sebuah peta wilayah lalu hubungkan tiap penakar

hujan pada peta dengan garis tegak lurus antara penakar

hujan pada peta dengan garis tegak lurus antara penakar berdekatan.

Gambar garis tegak, lurus yang ditarik melalui tengah-tengah garis

tadi sehingga membentuk poligon, yang merupakan batas  wilayah

yang dipengaruhi oleh penakar hujan bersangkutan. Luas poligon

dihitung dengan menggunakan planimeter atau kertas milimeter blok

Page 8: Laporan Praktikum Hidrologi 2

4. KESIMPULAN

Dari data yang dihasilkan terdapat poligon yang didapat dalam suatu

aliran sungai. Setiap poligon memiliki luas yang berbeda-beda. Dalam dua cara

yang telah dilakukan untuk menentukan curah hujan wilayah memiliki nilai

yang berbeda-beda. Dari hasil yang diperoleh ternyata dari dua cara yang

digunakan dalam menentukan rata-rata curah hujan wilayah metode poligon

thiessen adalah yang paling akurat.

5. DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sudjarwadi. 1987. Teknik Sumber Daya Air. Yogyakarta : PAU Ilmu Teknik

UGM.

Sosrodarsono, S., dan Takeda. 1999. HidrologiUntuk Pengairan. Jakarta : P.T.

Pradnya Paramita.

Seyhan, Ersin. 1990. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press.

Page 9: Laporan Praktikum Hidrologi 2