5. Laporan Hidrologi Nakias Kaliki.pdf
-
Upload
junpieter-gultom -
Category
Documents
-
view
88 -
download
18
description
Transcript of 5. Laporan Hidrologi Nakias Kaliki.pdf
-
Perencanaan Teknis Jalan Ruas Direktif Presiden Wanam - Nakias - Kaliki (25 km)
Kabupaten Merauke, Propinsi Papua
Alamat : Kompleks Bina Marga Tanah Hitam Jl. Abepantai Abepura Jayapura, Telp. 0967-587136, E-mail : [email protected]
KONSULTAN PERENCANA
Nomor Kontrak : HK.02.03/PR.DP.WNK/P2JN-PUA/114/2014
Anggaran
APBN 2014
Mei 2014
-
LAPORAN HIDROLOGI
ii
DAFTAR ISI
Surat Pengantar .................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................. ii
1.1 UMUM ..................................................................................... 1
1.2 ANALISIS HIDROLOGI DAN KONSEP DESAIN DRAINASE ................ 1
1.2.1 Analisis Hidrologi ........................................................... 1
1.2.2 Debit Aliran Permukaan ................................................... 3
1.2.3 Debit Aliran Permukaan ................................................... 14
1.2.4 Konsep Desain Drainase .................................................. 18
Tabel 1.14 Hitungan Perhitungan Kapasitas Saluran Samping ......... 23
Tabel 1.15 Perhitungan Kapsitas Gorong-gorong........................... 24
-
SURAT PENGANTAR
Berdasarkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Jasa Konsultansi Nomor :
HK.02.03/PR.DP.WNK/P2JN-PUA/114/2014, APBN 2014 tanggal kontrak Tanggal 27
Maret 2014, PT. GAMMA EPSILON diberikan tugas untuk melaksanakan Perencanaan
Teknis Jalan di Kabupaten Merauke, ruas PERENCANAAN TEKNIS JALAN RUAS DIREKTIF
PRESIDEN WANAM - NAKIAS - KALIKI sepanjang 25 km, di Kabupaten Merauke,
Propinsi Papua.
Bersama ini Tim Konsultan mempersiapkan dan menyusun Laporan HIDROLOGI yang
berisikan analsia Hidrologi, konsep perhitungan drainase saluran samping dan perhtungan
kapasitas gorong-gorong
Pada kesempatan ini Tim Konsultan menyampaikan terima kasih kepada Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu P2JN Propinsi Papua, Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Badan Meteorolgi dan
Geofisika setempat, Dinas Pengairan, Core Team baik di Propinsi Papua maupun Kabupaten
Merauke dan semua instansi-instansi yang terkait dalam pekerjaan tersebut yang telah
memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan Perencanaan Teknis Jalan di
Kabupaten Merauke , Propinsi Papua, dan kepada pihak-pihak lain yang telah membantu
kelancaran proses penyusunan laporan ini.
Jayapura, Agustus 2014
Ir. Widya Antariksa
Team Leader
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
1 |
1.1 UMUM
Pada perencanaan sistem drainase jalan akan berkaitan erat dengan site plan
jalan, aligment vertical horizontal jalan, superelevasi jalan, dan elevasi
permukaan jalan. Tujuan nya adalah untuk mengalirkan limpasan air yang
terjadi di permukaan jalan secara grafitasi dan dibuang melalui saluran
drainase yang telah ada (eksisting) atau yang belum ada (non - eksisting)
menuju saluran pembuang akhir ( outlet ). Kondisi sistem drainase pada ruas
jalan Wanam Nakias Kaliki sebagian terdapat drainasi eksisitng yang
belum terhubung dengan baik dan sebagian besar masih jalan baru atau
belum adanya sistim drainase.
Oleh karena itu, perlu di rencanakan suatu system pengelolaan air limpasan
yang terjadi , sehingga air limpasan tidak menggenangi daerah sekitar dan
langsung masuk ke saluran - saluran drainase yang ada.
1.2 ANALISIS HIDROLOGI DAN KONSEP DESAIN DRAINASE
Perencanaan drainase jalan yang dilakukan pada pekerjaan ini adalah
drainase samping (side ditch) dan gorong-gorong (culvert).
Perencanaan drainase dimulai dengan menganalisis curah hujan (hidrologi)
kemudian menghitung debit aliran permukaan dan kemudian merencanakan
saluran yang dibutuhkan, daya tampung saluran harus lebih besar dari debit
aliran permukaan.
1.2.1 Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi dimaksudkan untk memperoleh debit aliran permukaan
yang ditimbulkan oleh curah hujan yang terjadi di wilayah studi dan
sekitarnya.
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
2 |
Analisis curah hujan dilakukan dengan beberapa metoda untuk mendapatkan
curah hujan rencana. Data curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan
untuk 5-10 tahun series dianalisa sehingga diperoleh curah hujan harian
maksimum.
Untuk menghitung curah hujan rencana dilakukan dengan 2 metode yaitu
metode gumbel dan log person III, curah hujan terbesar hasil perhitungan
dari 2 metode tersebut merupakan curah hujan terpilih sebagai curah hujan
rencana.
Curah Hujan Rencana (Gumbel) :
XT = X + SX (YT-Yn) Sn
Data Hujan Harian STS. A
Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata
Rata-rata
Isohyet
Curah Hujan Rencana Untuk Periode Ulang
Tertentu
Gumbel
Log Person III
Intensitas Hujan
Debit Aliran Permukaan
Distribusi Frekuensi
Gambar 1 Bagan Alir Analisa Hodrologi
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
3 |
Intensitas hujan :
Keterangan :
XT : besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)/ 24 jam
X : nilai rata-rata aritmatik hujan kumulatip
Sx : standar deviasi
YT : variasi yang merupakan fungsi periode ulang
Yn : Nilai tergantung n
Sn : Standar deviasi fungsi n
I : Intensitas hujan mm/jam
Tabel 1.1 Kriteria Desain Periode Ulang (tahun)
Berdasarkan Luas Daerah Tangkapan dan Kategori Ukuran Kota
City Size CA < 10 ha CA 10 100 ha
CA 100 500 ha
CA > 500 ha
Kota Metropolitan 2 5 10 25
Kota Besar 2 5 5 15
Kota Sedang 2 5 5 10
Kota Kecil 2 2 2 5
CA = catchment area Sumber : SNI 03-3424-1994
Tabel 1.2 Kriteria Ukuran Kota Menurut BPS
City Size Jumlah penduduk (jiwa)
Kota Metropolitan >1.000.000 JIWA
Kota Besar 500.000-1.000.000 JIWA
Kota Sedang 100.000-500.000 JIWA
Kota Kecil 20.000-100.000 JIWA
1.2.2 Debit Aliran Permukaan
Seperti diketahui curah hujan sebagian dialirkan melalui permukaan, sebagian
terserap oleh tanah dan sebagian lagi menguap. Dalam konteks pekerjaan ini
aliran permukaan merupakan dasar untuk melakukan perencanaan drainase.
I = 90 % XT
4
Curah hujan terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90 % dari hujan selama 24 jam (van breen)
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
4 |
Aliran permukaan yang berasal dari curah hujan akan mengalir secara
gravitasi dengan arah aliran tergantung dari kondisi kemiringan topografi
tanah, secara alamiah akan mengalir ke sungai dan secara buatan akan
mengalir ke sistem drainase.
Debit aliran permukaan (run off) dipengaruhi oleh luas daerah tangkapan
(catchment area), kondisi permukaan daerah tangkapan dan kemiringan
permukaan.
Data-data yang diperlukan untuk menghitung aliran permukaan adalah :
1. Hasil perhitungan intensitas hujan
2. Kondisi topografi wilayah studi dan sekitarnya
3. Kondisi tata guna lahan zona-zona tangkapan
Formula umum debit aliran permukaan adalah :
Q = 1 C.I.A 3,6
Q = debit aliran permukaan (m3/detik)
C = Koefisien pengaliran
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2)
Koefisien pengaliran tergantung dari pemanfaatan permukaan tanah , dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 1.7 Koefisien Pengaliran
No Jenis Pemanfaatan Lahan Koefisien (C)
1 Jalan Beton dan Aspal 0,70 0,95
2 Jalan Kerikil dan Tanah 0,40 0,70
3 Daerah Perkotaan 0,70 0,95
4 Daerah Pinggiran Kota 0,60 0,70
5 Daerah Industri 0,60 0,90
6 Permukiman Padat 0,40 0,60
7 Permukiman Tidak Padat 0,40 0,60
8 Taman dan Kebun 0,20 0,40
9 Persawahan 0,45 0,60
10 Perbukitan 0,70 0,80
11 Pengunungan 0,75 0,90 Sumber : SNI 03-3424-1994 Note : Untuk daerah datar diambil nilai C yang terkecil
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
5 |
Bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa kondisi permukaan tanah, maka
nilai C dihitung secara rata-rata sebagai berikut :
C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + . A1 + A2 + A3
C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran sesuai tipe permukaan
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran sesuai tipe permukaan
Intensitas hujan dan waktu konsentrasi dihitung dengan formula sebagai
berikut:
It = (R24/24) x (24/t) 2/3
T = ((2/3 x 3,28 x L x nd) / S 0,5) 0,167
R24 : tinggi hujan maksimum harian t : lamanya hujan L : Panjang daerah tangkapan Nd : Koef. Hambatan
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
6 |
Tentukan X,
Sx dengan
statistik
Formula Gumbel
atau Log Person
III
YT
Yn
Sn
Tetapkan
banjir
rencana
Intensitas Hujan
(I)
Kurva
Basis
Waktu
Konsentrasi (Tc)
Intensitas Hujan
Rencana (I)
Tentukan Zona
Daerah Pengaliran
Peta Topografi
Peta Tata Guna Lahan
Luas daerah
pengaliran
Jenis Tata Guna
Lahan
Koefisien
Pengaliran (C)
Debit Aliran
Permukaan (Q)
Data Curah
Hujan harian maksimum per
tahun
Curah Hujan
Rencana (XT)
Gambar 5 Bagan Alir Perhitungan Debit Aliran
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
7 |
Adapun hasil analisis hidrologi untuk perencanaan drainase ruas jalan Wanam-Nakias-Kaliki
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3 Data Curah Hujan Bulanan Maksimum (mm), 2 Stasiun BMG V Jayapura, Mopah
& Boeven Diegul
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
8 |
Tabel 1.4 Data Curah Hujan Harian Maksimum
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
9 |
Tabel 1.5 Analisa curah hujan bulanan Maksimum
Tabel 1.6 Analisa Frekwensi
STASIUN
MOPAH-
MERAUKE
STASIUN
TANAH MERAH
- BOVENDIGUL
1 2004 26,43 37,00 31,71
2 2005 36,00 35,46 35,73
3 2006 55,25 82,08 68,66
4 2007 31,58 60,50 46,04
5 2008 28,29 78,92 53,60
6 2009 43,33 68,10 55,72
7 2010 36,50 73,70 55,10
8 2011 35,64 63,92 49,78
9 2012 47,20 71,10 59,15
10 2013 44,31 63,30 53,80
NO
MAXIMUM DAILY
RAINFALL (MM) AVERAGE RAINFALL
(MM)
Analisis 2014
Perencanaan Teknis Jalan Ruas Wanam-Nakias-Kaliki;
Desain Drainase, Kab. Merauke
CURAH HUJAN RATA-RATA
YEAR
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
10 |
Tabel 1.7 Hitungan Curah Hujan Rencana
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
11 |
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
12 |
Tabel 1.8 Tabel Curah Hujan Rencana
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
13 |
Menentukan pola aliran air permukaan merupakan tahapan penting dalam
merencanakan infrastruktur drainase, berdasarkan pola aliran air dapat
ditentukan luas daerah tangkapan (catchment area) yang nantinya aliran air
permukaannya akan ditampung oleh suatu saluran air.
Pola aliran air ini ditentukan oleh pola kontur permukaan tanah, sesuai
dengan prinsip aliran air yang mengalir sesuai dengan gaya gravitasi, maka
pola aliran air secara alamiah akan mengalir dari elevasi permukaan tanah
yang lebih tinggi ke elevasi permukaan tanah yang lebih rendah.
Berdasarkan pola aliran air permukaan, luas daerah tangkapan, dan jenis
tata guna lahan maka dapat ditentukan koefisien pengaliran yang nantinya
akan digunakan untuk menghitung debit aliran air permukaan (Q).
C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + .
A1 + A2 + A3
C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran sesuai tipe permukaan
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran sesuai tipe permukaan
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
14 |
Tabel 1.9 Intensitas Hujan Rencana
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
15 |
Gambar 2 Grafik Intensitas Hujan Rencana
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
16 |
Gambar 3 Bagan Alir Perhitungan Debit Aliran
Tentukan X,
Sx dengan
statistik
Formula Gumbel
atau Log Person
III
YT
Yn
Sn
Tetapkan
banjir
rencana
Intensitas Hujan
(I)
Kurva
Basis
Waktu
Konsentrasi (Tc)
Intensitas Hujan
Rencana (I)
Tentukan Zona
Daerah Pengaliran
Peta Topografi
Peta Tata Guna Lahan
Luas daerah
pengaliran
Jenis Tata Guna
Lahan
Koefisien
Pengaliran (C)
Debit Aliran
Permukaan (Q)
Data Curah
Hujan harian maksimum per
tahun
Curah Hujan
Rencana (XT)
C1 A1
C2
A2
C3
A3 C3
A4
Sa
lura
n
Sawah
Keb
un
Pe
rmuk
iman
Gambar 4 Ilustrasi Aliran Permukaan
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
17 |
Drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas
Chatcman area yang diperhitungkan dalam perencanaan drainase jalan raya
adalah pendekatan kordidor melintang selebar 80 m dari tepi sisi luar saluran
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
18 |
1.2.3 KONSEP DESAIN DRAINASE
Jenis-jenis saluran drainase yang akan direncanakan pada pekerjaan ini terdiri
dari:
1. Saluran terbuka segi empat diperkeras (lining) dengan beton
bertulang
2. Gorong-gorong (pipa beton (reinforced concrete pipe)
3. Gorong-gorong persegi beton (reinforced concrete box culvert)
h
h
Pasir Perata di Padatkan
Saluran Samping Kotak Beton
Gorong-gorong Pipa Beton
Gorong-gorong Kotak Beton
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
19 |
a. Kecepatan Aliran Pada Saluran dan Gorong-Gorong
Formula yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada saluran dan gorong-gorong adalah sebagai berikut :
V = 1 / n (R 2/3) (i) 1/2
V = Kec. Aliran (m/detik)
n = Koef. Kekasaran manning (tergantung tipe dan kondisi saluran)
R = jari-jari hidrolik (=F/P)
F = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
i = Kemiringan saluran yang diijinkan
Adapun kecepatan aliran yang diijinkan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.10 Kecepatan Aliran Yang Diijinkan
No Jenis Material Saluran/Culvert Kecepatan Aliran Ijin (m/detik)
1 Pasir halus 0,45
2 Lempung kepasiran 0,50
3 Lanau alluvial 0,60
4 Kerikil halus 0,75
5 Lempung kokoh 0,75
6 Lempung padat 1,10
7 Kerikil kasar 1,20
8 Batu batu besar 1,50
9 Pasangan batu 1,50
10 Beton 1,50
11 Beton bertulang 1,50
b. Kemiringan Saluran
Rencana kemiringan saluran ditetapkan berdasarkan jenis material saluran seperti yang tertera pada tabel berikut.
E 1 (m)
E 2 (m)
L (m)
i = (E1-E2) / L x 100 %
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
20 |
Table 1.11 Kemiringan Saluran
No Jenis Material Saluran/Culvert Kemiringan saluran (i) %
1 Tanah Asli 0 5
2 Kerikil 5 7,5
3 Pasangan/Beton 7,5
c. Penampang Basah
Penampang basah saluran dan gorong-gorong dapat dihitung berdasarkan 2 metoda yaitu :
1. Penampang basah yang paling ekonomis untuk menampung debit maksimum aliran.
2. Penampang basah berdasarkan debit aliran permukaan dan kecepatan aliran pada saluran.
Metoda perhitungan penampang basah berdasarkan penampang ekonomis adalah sebagai berikut :
i. Saluran Bentuk Trapesium
R = jari-jari hidrolis (m)
m = kemiringan talud tergantung debit air
ii. Saluran Bentuk Segi Empat
d
b m
1
B + 2 md
2 = d M2 + 1
R = d / 2
d
b
R = d / 2
b = 2 d
R = jari-jari hidrolis
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
21 |
iii. Saluran Bentuk Segi Tiga
F = luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)
iv. Saluran Bentuk Setengah Lingkaran
F = luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)
v. Saluran Bentuk Lingkaran
= sudut dalam radial
F = luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)
d
b
F = d 2
P = 2 d 2
R = d 2
b = 2 d
d
b
F = ( / 2) d 2
p = 2 d
R = 1 / 2 d
b = 2 d
d
r D
= 4,5 rad
d = 0,80 D
F = 1/8 ( - Sin ) D 2
P = 2 r
R = F/P
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
22 |
r = jari-jari lingkaran (m)
Kondisi gorong-gorong eksisting yang berada di lokasi tersebut
kondisi fisiknya masih cukup baik sehingga dari jumlah 15 unit
gorong-gorong tidak perlu adanya perbaikan namun dengan adanya
pelebaran badan jalan perlu adanya perpanjangan ke arah kiri dan
kanan jalan yang disesuiakan setelah hasil final disain geomterik.
Tujuan identifikasi gorong-gorong eksisting di lapangan untuk
mengetahui kondisi bangunan pelangkap tersebut, dimensi dan
arah aliran air pembuangan dan juga pendekatan rencana
penanganannya.
Tabel 1.12 Daftar Sungai Eksisting
Tabel 1.13 Daftar Rencana Gorong-gorong Kondisi Eksisting
Kondisi
Eksisting
L (m)
1 0+000 Sungai GALKO, Konstruksi papan 5 Rekomendasi Jembatan
2 1+425 Jembatan KEBOTI 14 Rekomendasi Jembatan
3 4+425 Jembatan INDEWIN 5 Rekomendasi Jembatan
4 5+520 Jembatan YAOW 4 Rekomendasi Jembatan
5 7+900 Kali / Rawa KUYOKOM 500 Penanganan Khusus
6 9+100 Kali / Rawa KUYOKOM 10 Rekomendasi Jembatan
7 10+250 Kali / Rawa ABELEKI 10 Rekomendasi Jembatan
8 12+680 Kali / alur NGGATEP 15 Rekomendasi Jembatan
9 18+660 Kali / Rawa IMBUH 30 Rekomendasi Jembatan
10 22+375 Kali AHWASATAK 23 Rekomendasi Jembatan
Total Panjang Jembatan (m) 616
No. STA Nama Sungai / Jembatan Rencana Penanganan
Rencana Penanganan
Alur Air Lebar (m) Tipe Bangunan
1 11+750 Alur ISIKAY 1,0 Gorong-gorong
2 15+687 Alur Bun GEKEP 2,5 Gorong-gorong
3 17+480 Alur YOLEKIT 3,0 Gorong-gorong
No. STAKondisi Eksisting
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
23 |
Tabel 1.14 Perhitungan Kapasitas Saluran Samping Unlining
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
24 |
PERHITUNGAN KAPASITAS GORONG-GORONGPEKERJAAN : PERENCANAAN TEKNIS JALAN NASIONAL
LOKASI : RUAS WANAM-NAKIAS-KALIKI
NAMA WILAYAH : KAB. MERAUKE, PROV. PAPUA
PERIODE ULANG : 25 YEARS
Debit
Aktual
(m3/det)
Culvert
Slope
(%)
Ratio Tinggi
Banjir dan
Tinggi
Culvert
Max.
Tinggi
Banjir Izin
(m)
Luas
Penampang
Basah(m2)
Keliling
Basah (m)
Jari-Jari
Hidrolis
(m)
Manning
Coeff.
Velocity
on Culvert
(m/sec)
Kap. Debit
Culvert
(m3/det)
Tinggi
Banjir
Aktual
Qa S h/H B H/D h A P R = A/P N V Qi (m)
001 11 + 750 1,96 Box Beton 01 0,30 0,80 1,20 1,20 0,96 1,15 3,12 0,37 0,015 1,88 2,16 0,889 22,6
002 15 + 687 5,50 Box Beton 01 0,30 0,80 2,00 1,50 1,20 2,40 4,40 0,55 0,015 2,44 5,85 1,145 121,7
003 17 + 480 9,60 Box Beton 01 0,30 0,80 3,00 1,50 1,20 3,60 5,40 0,67 0,015 2,79 10,03 1,162 356,4
NoSTA
CULVERT
Inner
Dimension of
Culvert (m)
Material
Konstruksi
Gorong-
Gorong
Bentuk
Gorong-
Gorong
Jumlah
Culvert
Catchment
Area
Coverage
(Ha)
hH
B
Box
D
hH/D
Pipa
Tabel 1.15 Perhitungan Kapsitas Gorong-gorong
-
Laporan Hidrologi
Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI
25 |
Cover LAP. HIDROLOGI NAKIAS -2014Daftar Isi Lap. HIDROLOGI-NAKIASKATA PENGANTAR-NAKIAS 2014LAPORAN HIDROLOGI-NAKIAS