5. Laporan Hidrologi Nakias Kaliki.pdf

download 5. Laporan Hidrologi Nakias Kaliki.pdf

of 28

description

bahan ajar

Transcript of 5. Laporan Hidrologi Nakias Kaliki.pdf

  • Perencanaan Teknis Jalan Ruas Direktif Presiden Wanam - Nakias - Kaliki (25 km)

    Kabupaten Merauke, Propinsi Papua

    Alamat : Kompleks Bina Marga Tanah Hitam Jl. Abepantai Abepura Jayapura, Telp. 0967-587136, E-mail : [email protected]

    KONSULTAN PERENCANA

    Nomor Kontrak : HK.02.03/PR.DP.WNK/P2JN-PUA/114/2014

    Anggaran

    APBN 2014

    Mei 2014

  • LAPORAN HIDROLOGI

    ii

    DAFTAR ISI

    Surat Pengantar .................................................................................... i

    Daftar Isi .............................................................................................. ii

    1.1 UMUM ..................................................................................... 1

    1.2 ANALISIS HIDROLOGI DAN KONSEP DESAIN DRAINASE ................ 1

    1.2.1 Analisis Hidrologi ........................................................... 1

    1.2.2 Debit Aliran Permukaan ................................................... 3

    1.2.3 Debit Aliran Permukaan ................................................... 14

    1.2.4 Konsep Desain Drainase .................................................. 18

    Tabel 1.14 Hitungan Perhitungan Kapasitas Saluran Samping ......... 23

    Tabel 1.15 Perhitungan Kapsitas Gorong-gorong........................... 24

  • SURAT PENGANTAR

    Berdasarkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Jasa Konsultansi Nomor :

    HK.02.03/PR.DP.WNK/P2JN-PUA/114/2014, APBN 2014 tanggal kontrak Tanggal 27

    Maret 2014, PT. GAMMA EPSILON diberikan tugas untuk melaksanakan Perencanaan

    Teknis Jalan di Kabupaten Merauke, ruas PERENCANAAN TEKNIS JALAN RUAS DIREKTIF

    PRESIDEN WANAM - NAKIAS - KALIKI sepanjang 25 km, di Kabupaten Merauke,

    Propinsi Papua.

    Bersama ini Tim Konsultan mempersiapkan dan menyusun Laporan HIDROLOGI yang

    berisikan analsia Hidrologi, konsep perhitungan drainase saluran samping dan perhtungan

    kapasitas gorong-gorong

    Pada kesempatan ini Tim Konsultan menyampaikan terima kasih kepada Satuan Kerja Non

    Vertikal Tertentu P2JN Propinsi Papua, Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Badan Meteorolgi dan

    Geofisika setempat, Dinas Pengairan, Core Team baik di Propinsi Papua maupun Kabupaten

    Merauke dan semua instansi-instansi yang terkait dalam pekerjaan tersebut yang telah

    memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan Perencanaan Teknis Jalan di

    Kabupaten Merauke , Propinsi Papua, dan kepada pihak-pihak lain yang telah membantu

    kelancaran proses penyusunan laporan ini.

    Jayapura, Agustus 2014

    Ir. Widya Antariksa

    Team Leader

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    1 |

    1.1 UMUM

    Pada perencanaan sistem drainase jalan akan berkaitan erat dengan site plan

    jalan, aligment vertical horizontal jalan, superelevasi jalan, dan elevasi

    permukaan jalan. Tujuan nya adalah untuk mengalirkan limpasan air yang

    terjadi di permukaan jalan secara grafitasi dan dibuang melalui saluran

    drainase yang telah ada (eksisting) atau yang belum ada (non - eksisting)

    menuju saluran pembuang akhir ( outlet ). Kondisi sistem drainase pada ruas

    jalan Wanam Nakias Kaliki sebagian terdapat drainasi eksisitng yang

    belum terhubung dengan baik dan sebagian besar masih jalan baru atau

    belum adanya sistim drainase.

    Oleh karena itu, perlu di rencanakan suatu system pengelolaan air limpasan

    yang terjadi , sehingga air limpasan tidak menggenangi daerah sekitar dan

    langsung masuk ke saluran - saluran drainase yang ada.

    1.2 ANALISIS HIDROLOGI DAN KONSEP DESAIN DRAINASE

    Perencanaan drainase jalan yang dilakukan pada pekerjaan ini adalah

    drainase samping (side ditch) dan gorong-gorong (culvert).

    Perencanaan drainase dimulai dengan menganalisis curah hujan (hidrologi)

    kemudian menghitung debit aliran permukaan dan kemudian merencanakan

    saluran yang dibutuhkan, daya tampung saluran harus lebih besar dari debit

    aliran permukaan.

    1.2.1 Analisis Hidrologi

    Analisis hidrologi dimaksudkan untk memperoleh debit aliran permukaan

    yang ditimbulkan oleh curah hujan yang terjadi di wilayah studi dan

    sekitarnya.

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    2 |

    Analisis curah hujan dilakukan dengan beberapa metoda untuk mendapatkan

    curah hujan rencana. Data curah hujan harian dari beberapa stasiun hujan

    untuk 5-10 tahun series dianalisa sehingga diperoleh curah hujan harian

    maksimum.

    Untuk menghitung curah hujan rencana dilakukan dengan 2 metode yaitu

    metode gumbel dan log person III, curah hujan terbesar hasil perhitungan

    dari 2 metode tersebut merupakan curah hujan terpilih sebagai curah hujan

    rencana.

    Curah Hujan Rencana (Gumbel) :

    XT = X + SX (YT-Yn) Sn

    Data Hujan Harian STS. A

    Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata

    Rata-rata

    Isohyet

    Curah Hujan Rencana Untuk Periode Ulang

    Tertentu

    Gumbel

    Log Person III

    Intensitas Hujan

    Debit Aliran Permukaan

    Distribusi Frekuensi

    Gambar 1 Bagan Alir Analisa Hodrologi

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    3 |

    Intensitas hujan :

    Keterangan :

    XT : besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)/ 24 jam

    X : nilai rata-rata aritmatik hujan kumulatip

    Sx : standar deviasi

    YT : variasi yang merupakan fungsi periode ulang

    Yn : Nilai tergantung n

    Sn : Standar deviasi fungsi n

    I : Intensitas hujan mm/jam

    Tabel 1.1 Kriteria Desain Periode Ulang (tahun)

    Berdasarkan Luas Daerah Tangkapan dan Kategori Ukuran Kota

    City Size CA < 10 ha CA 10 100 ha

    CA 100 500 ha

    CA > 500 ha

    Kota Metropolitan 2 5 10 25

    Kota Besar 2 5 5 15

    Kota Sedang 2 5 5 10

    Kota Kecil 2 2 2 5

    CA = catchment area Sumber : SNI 03-3424-1994

    Tabel 1.2 Kriteria Ukuran Kota Menurut BPS

    City Size Jumlah penduduk (jiwa)

    Kota Metropolitan >1.000.000 JIWA

    Kota Besar 500.000-1.000.000 JIWA

    Kota Sedang 100.000-500.000 JIWA

    Kota Kecil 20.000-100.000 JIWA

    1.2.2 Debit Aliran Permukaan

    Seperti diketahui curah hujan sebagian dialirkan melalui permukaan, sebagian

    terserap oleh tanah dan sebagian lagi menguap. Dalam konteks pekerjaan ini

    aliran permukaan merupakan dasar untuk melakukan perencanaan drainase.

    I = 90 % XT

    4

    Curah hujan terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90 % dari hujan selama 24 jam (van breen)

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    4 |

    Aliran permukaan yang berasal dari curah hujan akan mengalir secara

    gravitasi dengan arah aliran tergantung dari kondisi kemiringan topografi

    tanah, secara alamiah akan mengalir ke sungai dan secara buatan akan

    mengalir ke sistem drainase.

    Debit aliran permukaan (run off) dipengaruhi oleh luas daerah tangkapan

    (catchment area), kondisi permukaan daerah tangkapan dan kemiringan

    permukaan.

    Data-data yang diperlukan untuk menghitung aliran permukaan adalah :

    1. Hasil perhitungan intensitas hujan

    2. Kondisi topografi wilayah studi dan sekitarnya

    3. Kondisi tata guna lahan zona-zona tangkapan

    Formula umum debit aliran permukaan adalah :

    Q = 1 C.I.A 3,6

    Q = debit aliran permukaan (m3/detik)

    C = Koefisien pengaliran

    I = Intensitas hujan (mm/jam)

    A = Luas daerah pengaliran (km2)

    Koefisien pengaliran tergantung dari pemanfaatan permukaan tanah , dapat

    dilihat pada table berikut :

    Tabel 1.7 Koefisien Pengaliran

    No Jenis Pemanfaatan Lahan Koefisien (C)

    1 Jalan Beton dan Aspal 0,70 0,95

    2 Jalan Kerikil dan Tanah 0,40 0,70

    3 Daerah Perkotaan 0,70 0,95

    4 Daerah Pinggiran Kota 0,60 0,70

    5 Daerah Industri 0,60 0,90

    6 Permukiman Padat 0,40 0,60

    7 Permukiman Tidak Padat 0,40 0,60

    8 Taman dan Kebun 0,20 0,40

    9 Persawahan 0,45 0,60

    10 Perbukitan 0,70 0,80

    11 Pengunungan 0,75 0,90 Sumber : SNI 03-3424-1994 Note : Untuk daerah datar diambil nilai C yang terkecil

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    5 |

    Bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa kondisi permukaan tanah, maka

    nilai C dihitung secara rata-rata sebagai berikut :

    C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + . A1 + A2 + A3

    C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran sesuai tipe permukaan

    A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran sesuai tipe permukaan

    Intensitas hujan dan waktu konsentrasi dihitung dengan formula sebagai

    berikut:

    It = (R24/24) x (24/t) 2/3

    T = ((2/3 x 3,28 x L x nd) / S 0,5) 0,167

    R24 : tinggi hujan maksimum harian t : lamanya hujan L : Panjang daerah tangkapan Nd : Koef. Hambatan

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    6 |

    Tentukan X,

    Sx dengan

    statistik

    Formula Gumbel

    atau Log Person

    III

    YT

    Yn

    Sn

    Tetapkan

    banjir

    rencana

    Intensitas Hujan

    (I)

    Kurva

    Basis

    Waktu

    Konsentrasi (Tc)

    Intensitas Hujan

    Rencana (I)

    Tentukan Zona

    Daerah Pengaliran

    Peta Topografi

    Peta Tata Guna Lahan

    Luas daerah

    pengaliran

    Jenis Tata Guna

    Lahan

    Koefisien

    Pengaliran (C)

    Debit Aliran

    Permukaan (Q)

    Data Curah

    Hujan harian maksimum per

    tahun

    Curah Hujan

    Rencana (XT)

    Gambar 5 Bagan Alir Perhitungan Debit Aliran

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    7 |

    Adapun hasil analisis hidrologi untuk perencanaan drainase ruas jalan Wanam-Nakias-Kaliki

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 1.3 Data Curah Hujan Bulanan Maksimum (mm), 2 Stasiun BMG V Jayapura, Mopah

    & Boeven Diegul

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    8 |

    Tabel 1.4 Data Curah Hujan Harian Maksimum

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    9 |

    Tabel 1.5 Analisa curah hujan bulanan Maksimum

    Tabel 1.6 Analisa Frekwensi

    STASIUN

    MOPAH-

    MERAUKE

    STASIUN

    TANAH MERAH

    - BOVENDIGUL

    1 2004 26,43 37,00 31,71

    2 2005 36,00 35,46 35,73

    3 2006 55,25 82,08 68,66

    4 2007 31,58 60,50 46,04

    5 2008 28,29 78,92 53,60

    6 2009 43,33 68,10 55,72

    7 2010 36,50 73,70 55,10

    8 2011 35,64 63,92 49,78

    9 2012 47,20 71,10 59,15

    10 2013 44,31 63,30 53,80

    NO

    MAXIMUM DAILY

    RAINFALL (MM) AVERAGE RAINFALL

    (MM)

    Analisis 2014

    Perencanaan Teknis Jalan Ruas Wanam-Nakias-Kaliki;

    Desain Drainase, Kab. Merauke

    CURAH HUJAN RATA-RATA

    YEAR

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    10 |

    Tabel 1.7 Hitungan Curah Hujan Rencana

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    11 |

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    12 |

    Tabel 1.8 Tabel Curah Hujan Rencana

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    13 |

    Menentukan pola aliran air permukaan merupakan tahapan penting dalam

    merencanakan infrastruktur drainase, berdasarkan pola aliran air dapat

    ditentukan luas daerah tangkapan (catchment area) yang nantinya aliran air

    permukaannya akan ditampung oleh suatu saluran air.

    Pola aliran air ini ditentukan oleh pola kontur permukaan tanah, sesuai

    dengan prinsip aliran air yang mengalir sesuai dengan gaya gravitasi, maka

    pola aliran air secara alamiah akan mengalir dari elevasi permukaan tanah

    yang lebih tinggi ke elevasi permukaan tanah yang lebih rendah.

    Berdasarkan pola aliran air permukaan, luas daerah tangkapan, dan jenis

    tata guna lahan maka dapat ditentukan koefisien pengaliran yang nantinya

    akan digunakan untuk menghitung debit aliran air permukaan (Q).

    C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3 + .

    A1 + A2 + A3

    C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran sesuai tipe permukaan

    A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran sesuai tipe permukaan

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    14 |

    Tabel 1.9 Intensitas Hujan Rencana

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    15 |

    Gambar 2 Grafik Intensitas Hujan Rencana

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    16 |

    Gambar 3 Bagan Alir Perhitungan Debit Aliran

    Tentukan X,

    Sx dengan

    statistik

    Formula Gumbel

    atau Log Person

    III

    YT

    Yn

    Sn

    Tetapkan

    banjir

    rencana

    Intensitas Hujan

    (I)

    Kurva

    Basis

    Waktu

    Konsentrasi (Tc)

    Intensitas Hujan

    Rencana (I)

    Tentukan Zona

    Daerah Pengaliran

    Peta Topografi

    Peta Tata Guna Lahan

    Luas daerah

    pengaliran

    Jenis Tata Guna

    Lahan

    Koefisien

    Pengaliran (C)

    Debit Aliran

    Permukaan (Q)

    Data Curah

    Hujan harian maksimum per

    tahun

    Curah Hujan

    Rencana (XT)

    C1 A1

    C2

    A2

    C3

    A3 C3

    A4

    Sa

    lura

    n

    Sawah

    Keb

    un

    Pe

    rmuk

    iman

    Gambar 4 Ilustrasi Aliran Permukaan

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    17 |

    Drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.

    Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

    berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu

    kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

    Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah

    dalam kaitannya dengan salinitas

    Chatcman area yang diperhitungkan dalam perencanaan drainase jalan raya

    adalah pendekatan kordidor melintang selebar 80 m dari tepi sisi luar saluran

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    18 |

    1.2.3 KONSEP DESAIN DRAINASE

    Jenis-jenis saluran drainase yang akan direncanakan pada pekerjaan ini terdiri

    dari:

    1. Saluran terbuka segi empat diperkeras (lining) dengan beton

    bertulang

    2. Gorong-gorong (pipa beton (reinforced concrete pipe)

    3. Gorong-gorong persegi beton (reinforced concrete box culvert)

    h

    h

    Pasir Perata di Padatkan

    Saluran Samping Kotak Beton

    Gorong-gorong Pipa Beton

    Gorong-gorong Kotak Beton

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    19 |

    a. Kecepatan Aliran Pada Saluran dan Gorong-Gorong

    Formula yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada saluran dan gorong-gorong adalah sebagai berikut :

    V = 1 / n (R 2/3) (i) 1/2

    V = Kec. Aliran (m/detik)

    n = Koef. Kekasaran manning (tergantung tipe dan kondisi saluran)

    R = jari-jari hidrolik (=F/P)

    F = Luas penampang basah (m2)

    P = Keliling basah (m)

    i = Kemiringan saluran yang diijinkan

    Adapun kecepatan aliran yang diijinkan dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 1.10 Kecepatan Aliran Yang Diijinkan

    No Jenis Material Saluran/Culvert Kecepatan Aliran Ijin (m/detik)

    1 Pasir halus 0,45

    2 Lempung kepasiran 0,50

    3 Lanau alluvial 0,60

    4 Kerikil halus 0,75

    5 Lempung kokoh 0,75

    6 Lempung padat 1,10

    7 Kerikil kasar 1,20

    8 Batu batu besar 1,50

    9 Pasangan batu 1,50

    10 Beton 1,50

    11 Beton bertulang 1,50

    b. Kemiringan Saluran

    Rencana kemiringan saluran ditetapkan berdasarkan jenis material saluran seperti yang tertera pada tabel berikut.

    E 1 (m)

    E 2 (m)

    L (m)

    i = (E1-E2) / L x 100 %

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    20 |

    Table 1.11 Kemiringan Saluran

    No Jenis Material Saluran/Culvert Kemiringan saluran (i) %

    1 Tanah Asli 0 5

    2 Kerikil 5 7,5

    3 Pasangan/Beton 7,5

    c. Penampang Basah

    Penampang basah saluran dan gorong-gorong dapat dihitung berdasarkan 2 metoda yaitu :

    1. Penampang basah yang paling ekonomis untuk menampung debit maksimum aliran.

    2. Penampang basah berdasarkan debit aliran permukaan dan kecepatan aliran pada saluran.

    Metoda perhitungan penampang basah berdasarkan penampang ekonomis adalah sebagai berikut :

    i. Saluran Bentuk Trapesium

    R = jari-jari hidrolis (m)

    m = kemiringan talud tergantung debit air

    ii. Saluran Bentuk Segi Empat

    d

    b m

    1

    B + 2 md

    2 = d M2 + 1

    R = d / 2

    d

    b

    R = d / 2

    b = 2 d

    R = jari-jari hidrolis

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    21 |

    iii. Saluran Bentuk Segi Tiga

    F = luas penampang basah (m2)

    P = Keliling basah (m)

    R = jari-jari hidrolik (m)

    iv. Saluran Bentuk Setengah Lingkaran

    F = luas penampang basah (m2)

    P = Keliling basah (m)

    R = jari-jari hidrolik (m)

    v. Saluran Bentuk Lingkaran

    = sudut dalam radial

    F = luas penampang basah (m2)

    P = Keliling basah (m)

    R = jari-jari hidrolik (m)

    d

    b

    F = d 2

    P = 2 d 2

    R = d 2

    b = 2 d

    d

    b

    F = ( / 2) d 2

    p = 2 d

    R = 1 / 2 d

    b = 2 d

    d

    r D

    = 4,5 rad

    d = 0,80 D

    F = 1/8 ( - Sin ) D 2

    P = 2 r

    R = F/P

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    22 |

    r = jari-jari lingkaran (m)

    Kondisi gorong-gorong eksisting yang berada di lokasi tersebut

    kondisi fisiknya masih cukup baik sehingga dari jumlah 15 unit

    gorong-gorong tidak perlu adanya perbaikan namun dengan adanya

    pelebaran badan jalan perlu adanya perpanjangan ke arah kiri dan

    kanan jalan yang disesuiakan setelah hasil final disain geomterik.

    Tujuan identifikasi gorong-gorong eksisting di lapangan untuk

    mengetahui kondisi bangunan pelangkap tersebut, dimensi dan

    arah aliran air pembuangan dan juga pendekatan rencana

    penanganannya.

    Tabel 1.12 Daftar Sungai Eksisting

    Tabel 1.13 Daftar Rencana Gorong-gorong Kondisi Eksisting

    Kondisi

    Eksisting

    L (m)

    1 0+000 Sungai GALKO, Konstruksi papan 5 Rekomendasi Jembatan

    2 1+425 Jembatan KEBOTI 14 Rekomendasi Jembatan

    3 4+425 Jembatan INDEWIN 5 Rekomendasi Jembatan

    4 5+520 Jembatan YAOW 4 Rekomendasi Jembatan

    5 7+900 Kali / Rawa KUYOKOM 500 Penanganan Khusus

    6 9+100 Kali / Rawa KUYOKOM 10 Rekomendasi Jembatan

    7 10+250 Kali / Rawa ABELEKI 10 Rekomendasi Jembatan

    8 12+680 Kali / alur NGGATEP 15 Rekomendasi Jembatan

    9 18+660 Kali / Rawa IMBUH 30 Rekomendasi Jembatan

    10 22+375 Kali AHWASATAK 23 Rekomendasi Jembatan

    Total Panjang Jembatan (m) 616

    No. STA Nama Sungai / Jembatan Rencana Penanganan

    Rencana Penanganan

    Alur Air Lebar (m) Tipe Bangunan

    1 11+750 Alur ISIKAY 1,0 Gorong-gorong

    2 15+687 Alur Bun GEKEP 2,5 Gorong-gorong

    3 17+480 Alur YOLEKIT 3,0 Gorong-gorong

    No. STAKondisi Eksisting

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    23 |

    Tabel 1.14 Perhitungan Kapasitas Saluran Samping Unlining

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    24 |

    PERHITUNGAN KAPASITAS GORONG-GORONGPEKERJAAN : PERENCANAAN TEKNIS JALAN NASIONAL

    LOKASI : RUAS WANAM-NAKIAS-KALIKI

    NAMA WILAYAH : KAB. MERAUKE, PROV. PAPUA

    PERIODE ULANG : 25 YEARS

    Debit

    Aktual

    (m3/det)

    Culvert

    Slope

    (%)

    Ratio Tinggi

    Banjir dan

    Tinggi

    Culvert

    Max.

    Tinggi

    Banjir Izin

    (m)

    Luas

    Penampang

    Basah(m2)

    Keliling

    Basah (m)

    Jari-Jari

    Hidrolis

    (m)

    Manning

    Coeff.

    Velocity

    on Culvert

    (m/sec)

    Kap. Debit

    Culvert

    (m3/det)

    Tinggi

    Banjir

    Aktual

    Qa S h/H B H/D h A P R = A/P N V Qi (m)

    001 11 + 750 1,96 Box Beton 01 0,30 0,80 1,20 1,20 0,96 1,15 3,12 0,37 0,015 1,88 2,16 0,889 22,6

    002 15 + 687 5,50 Box Beton 01 0,30 0,80 2,00 1,50 1,20 2,40 4,40 0,55 0,015 2,44 5,85 1,145 121,7

    003 17 + 480 9,60 Box Beton 01 0,30 0,80 3,00 1,50 1,20 3,60 5,40 0,67 0,015 2,79 10,03 1,162 356,4

    NoSTA

    CULVERT

    Inner

    Dimension of

    Culvert (m)

    Material

    Konstruksi

    Gorong-

    Gorong

    Bentuk

    Gorong-

    Gorong

    Jumlah

    Culvert

    Catchment

    Area

    Coverage

    (Ha)

    hH

    B

    Box

    D

    hH/D

    Pipa

    Tabel 1.15 Perhitungan Kapsitas Gorong-gorong

  • Laporan Hidrologi

    Ruas : WANAM NAKIAS - KALIKI

    25 |

    Cover LAP. HIDROLOGI NAKIAS -2014Daftar Isi Lap. HIDROLOGI-NAKIASKATA PENGANTAR-NAKIAS 2014LAPORAN HIDROLOGI-NAKIAS