LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

7
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK VIII PENGARUH POSISI TUBUH DAN LATIHAN FISIK TERHADAP NADI DAN TEKANAN DARAH Anggota Kelompok: Rizki Waradtul M. S. 122010101005 Oktavia Kusuma D. 122010101010 Kiki Andari 122010101021 Rinda Yanuarisa 122010101024 Monica Bethari P. 122010101029 Erdito Muro S. 122010101030 Farmitalia Nisa T. 122010101037 Firsty Demy C. 122010101040 Davina Amalia 122010101042 Meytika Fauziah S. 122010101059 Rosita Sopwi N.L. 122010101066 Siti Sarah Hajar 122010101085

description

Laporan Praktikum FisiologiFK 2012

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK VIII

PENGARUH POSISI TUBUH DAN LATIHAN FISIK

TERHADAP NADI DAN TEKANAN DARAH

Anggota Kelompok:

Rizki Waradtul M. S. 122010101005

Oktavia Kusuma D. 122010101010

Kiki Andari 122010101021

Rinda Yanuarisa 122010101024

Monica Bethari P. 122010101029

Erdito Muro S. 122010101030

Farmitalia Nisa T. 122010101037

Firsty Demy C. 122010101040

Davina Amalia 122010101042

Meytika Fauziah S. 122010101059

Rosita Sopwi N.L. 122010101066

Siti Sarah Hajar 122010101085

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

A. Latar Belakang

Denyut nadi dan tekanan darah merupakan hal yang amat penting dalam bidang

kesehatan pada umumnya dan khususnya di bidang Kedokteran, karena denyut ndadi dan

tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indicator untuk menilai sistem

kardiovaskuler.

Denyut nadi dan tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya

adalah perubahan posisi dan aktifitas fisik. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa

dengan jari tangan (cara palpasi), disamping itu dapat pula ditentukan dengan menggunakan

peralatan elektronik yang sederhana maupun canggih.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua metode :

1. METODA LANGSUNG (DIRECT METHOD)

Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh

darah dan dihubungkan dengan manometer. Metoda ini merpakan cara yang paling

tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan serta

keteampilan khusus.

2. METODA TIDAK LANGSUNG (INDIRECT METHOD)

Metoda ini menggunakan “Sphygnomanometer (Tensimeter)”

Dengan metoda ini , tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :

a. Cara Palpasi

Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.

b. Cara Auskultasi

Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic. Cara ini

memerlukan alat “Stethoscope”

Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk

menilai sistem kardiovaskuler.Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai

faktor di antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik. Dengan

mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktivitas

fisik terhadap tekanan darah, kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai

sistem kardio vaskuler seseorang ( Khorsid et al, 2007).

Keakuratanya sangat bergantung pada cara pengukuran dan kehati-hatian saat

pengukuran berlangsung. Sayangnya, hal ini kurang menjadi perhatian paramedis

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

yang melakukan pengukuran (Armstrong, 2002). Walaupun banyak informasi

mengenai posisi lengan terhadap tekanan darah namun sedikit sekali informasi yang

diberikan dari literatur mengenai pengaruh posisi tubuh terhadap hasil pengukuran

tekanan darah. (Khorsid et al, 2007).

World Health Organization/International Asociety of Hypertension menjelaskan

bahwa Tekanan Darah harus diukur secara rutin pada posisi duduk, berbaring atau

berdiri dengan syarat lengan sejajar dengan jantung. Hasilnya menunjukan bahwa

pengukuran tekanan darah yang diukur dalam posisi duduk atau berbaring

menmberikan hasil yang sepadan. Namun pengukuran pada lengan atas kanan

dibanding lengan atas kiri belum ada dilakukan penelitiannya (Khorsid et al, 2007).

B. Tujuan

1. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah.

2. Memeriksa denyut nadi secara palpasi

3. Mengukur tekanan darah secara palpasi

4. Mengukur tekanan darah secara auskultasi

5. Mengamati dan rnempelajari pengaruh posisi tubuh dan latihan fisik terhadap

denyut nadi dan Tekanan darah.

C. Alat dan Bahan

1. Mejaperiksa / tempat tidur

2. Stopwatch (arloji/jam)

3. Spygmomanomater(Tensimeter)

4. Stethoscope

5. Bangku 11 inch dan 19 inch )

6. Metronom

D. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan probandus

2. Mengukur tekanan darah dan denyut jantung probandus secara palpasi dan

auskultasi dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri

3. Mengukur tekanan darah dan denyut jantung probandus saat melakukan aktifitas

yakni step test yang dilakukan selama 2 menit (setiap menit melakukan 20 langkah).

Melakukan pengukuran saat 1 menit, 3 menit, 5 menit, 7 menit, 9 menit dan 11 menit

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

4. Memasukan dan membandingkan data dalam bentuk table.

E. Hasil percobaan

NadiSistolik

(Palpasi)

Sistolik dan Diastolik

(Auskultasi)Latihan Fisik

T D B T D B T D B 1 3 5 7 9 11

74 788

285 80 90 90/60 100/80 100/80 106 98 88 72 74 74

110/80 110/8090/7

090/70

90/7

090/70

F. Pembahasan

Dari praktikum yang telah yang telah dicoba, ternyata dapat dilihat bahwa posisi tubuh

sangat berpengaruh pada denyut nadi dan tekanan darah. Hal itu dapat kita lihat pada tabel di

atas yang memperlihatkan bahwa posisi tubuh saat tidur memiliki tekanan darah dan nadi yang

paling kecil. Hal itu dikarenakan ketika seseorang dalam keadaan terlentang/berbaring, keadaan

tubuh horizontal sehingga peredaran darah pada tubuh seseorang itu tidak dipengaruhi

gravitasi dikarenakan dalam keadaan yang sejajar. Sedangkan ketika seseorang itu dalam posisi

duduk dan berdiri, denyut nadi dan tekanan darah akan mengalami peningkatan. Hal itu

dikarenakan seseorang dalam posisi vertical. Apabila posisinya dalam keadaan vertical maka

peredaran darah dari orang itu akan dipengaruhi oleh gravitasi yang mengakibatkan

meningkatnya nadi dan tekanan darahnya akibat dari sirkulasi. Denyut nadi dan tekanan darah

pada masing-masing posisi adalah berdiri > duduk > berbaring.

Olahraga mempengaruhi tanda-tanda vital khususnya nadi dan tekanan darah. Aktivitas

otot meningkatkan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak. (Potter & Perry, 764)

Teori ini diperjelas dari praktikum yang telah dicoba, ternyata dapat dilihat bahwa aktivitas fisik

memang sangat mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi seseorang. Hal itu dapat kita

lihat dari tabel di atas. Pada tabel sudah terlihat perbandingan tekanan darah dan denyut nadi

dari probandus yang melakukan aktivitas fisik dan dengan yang tidak melakukan aktivitas (dalam

posisi berdiri, terlentang, berbaring). Ketika probandus ini melakukan aktifitas naik turun tangga

selama 2 menit, maka dapat dilihat bahwa probandus yang melakukan aktifitas fisik (naik turun

tangga) memiliki denyut nadi dan tekanan darah yang meningkat dibandingkan dengan

probandus pada saat tidak melakukan aktifitas fisik. Hal itu karena aktifitas fisik mengakibatkan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

otot akan berkontraksi dan ditandai dengan peningkatan denyut nadi dan tekanan darah yang

pesat.

G. Penutup/Kesimpulan dan Saran

1. Posisi tubuh sangat berpengaruh pada denyut nadi dan tekanan darah. Besar denyut

nadi dan tekanan darah pada posisi terlentang< duduk<berdiri karena pengaruh dari

gravitasi.

2. Besar denyut nadi dan tekanan darah pada orang yang melakukan aktifitas fisik lebih

besar daripada orang yang tidak melakukan aktifitas fisik karena aktifitas fisik

mengakibatkan otot akan berkontraksi dan ditandai dengan peningkatan denyut nadi

dan tekanan darah yang pesat.

H. Daftar Pustaka

I.