Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
-
Upload
erwin-hidayat -
Category
Documents
-
view
452 -
download
4
Transcript of Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“KULTUR PASIR”
Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pengampu : Bp. Krispinus Kedati Pukan
Oleh :
Puryati (4401411122)
Rombel 5 pendidikan biologi 2011
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
A. JUDUL PRAKTIKUM
Praktikum ini berjudul “Kultur Pasir”
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui gejala-gejala kekurangan
unsur hara tertentu pada tumbuhan
C. LANDASAN TEORI
Tumbuhan memerlukan bermacam-macam mineral, baik kelompok
makronutrien maupun mikronutrien. Unsur-unsur ini dapat diperoleh tumbuhan
dari lingkungan atau media hidupnya. Unsur-unsur tersebut diserab tumbuhan
dalam bentuk kation anion, molekul sederhana (misal : air, CO2 dan gas-gas
lainnya) serta molekul organik sederhana.
Sebagian unsur nutrisi dibutuhkan dalam kadar “cukup banyak”, dan sebagian
yang lain dalam kadar yang “sedikit”. Menuruttaraf kebutuhan tersebut nutrisi
tumbuhan dibedakan menjadi tiga kelompok elemen , yakni macronutrient dan
micronutrient dan unsur ikutan (“trace element”) :
a. Macronutrient meliputi unsur C, N, H, O, S, P, Ca, Fe dan Mg
b. Micronutrient, meliputi unsur K, Na, Mn, B, Zn, Cu dan Mo
c. Trace element, meliputi unsur Al, Si, Au, Ni
Berdasar sifat kemudahan ditranslokasikan dari satu organ ke bagian organ
yang lain, unsur nutrisi dibedakan menjadi unsur “mobile” (dapat dipindahkan)
dan “immobile” (sukar / tidak dapat dipindahkan). Unsur-unsur mobile antara lain
N, P, K, Mg dan Zn. Bila tumbuhan kekurangan suplai unsur-unsur mobile yang
dibutuhkan, terutama bagi jaringan yang sedang tumbuh dan berkembang, maka
tumbuhan akan mengambilkan unsur tersebut dari jaringan yang sudah
mengalami kemunderan, seperti daun-daun tua. Dengan demikian defisiensi unsur
mobile akan ditampakkan pada jaringan tua. Sebaliknya, defisiensi unsur
immobile akan langsung tampak pada jaringan-jaringan muda. Untuk mengamati
secara lebih cermat mengenai kebutuhan mineral bagi tumbuhan,
umumnyadilakukan dengan suatu dengan teknik kultur pasir atau kultur air.
(Suyitno, 2005)
Jagung (Zea mays) adalah jenis rerumputan/graminae dan termasuk
tanaman semusim. Biji jagung disebut kariopsis yaitu memiliki dinding ovari atau
perikarp yang menyatu dengan kulit biji atau testa membentuk daging buah.
(Andi. 2009). Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya. Karena nitrogen dalam tanah
sudah tercuci, maka pemberian dengan cara bertahap sangat dianjurkan. Nitrogen
diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji, sehingga
tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus menerus pada semua stadia
pertumbuhan sampai pembentukan biji. (Novia, 2013).
D. METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : Rabu, 6 November s/d selasa, 24 Desember 2013
Tempat : Balkon Aulia Kost Gang Pisang dan Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan
Alat dan Bahan
Alat :
Pot diameter 20cm sebanyak 9 buah
Pipet tetes
Gelas ukur
Bahan :
Biji jagung minimal 72 biji
Pasir yang telah dicuci
Aquades
Larutan Ca(NO3)2
Larutan KNO3
Larutan MgSO4
Larutan KH2PO4
Larutan Fe EDTA
Larutan mikronutrient
Larutan NaNO3
Larutan MgCl2
Larutan Na2SO4
Larutan NaH2PO4
Larutan CaCl2
Larutan KCl
Cara Kerja
1. Mencuci pasir hingga mineral-mineral yang terkandung dalam pasir tersebut
hilang (warna air menjadi bening)
2. Menyiapkan 9 buah pot dengan ukuran yang sama
3. Memasukkan pasir 1-1,5 kg ke dalam masing-masing pot dengan ukuran yang
sama
4. Mengambil biji jagung secukupnya
5. Merendam biji jagung dalam air selama satu malam
6. Memilih dan mengambil biji yang baik (tenggelam dalam air) sebanyak 72
biji
7. Menanam biji jagung pada 9 pot masing-masing pot sebanyak 8 biji jagung
8. Menyiram jagung menggunakan air setiap hari selama seminggu
9. Pada hari ketujuh, memilih 4 tanaman jagung yang paling baik pada masing-
masing pot dan mencabut tanaman yang lain
10. Memulai treatment (perlakuan) pada minggu kedua hingga minggu ketujuh;
- Menandai setiap pot dengan tulisan :
a. Komplit
b. Min Fe
c. Min Ca
d. Min Mg
e. Min Mikro
f. Min S
g. Min N
h. Min K
i. Min P
- Menyiram masing-masing pot sesuai dengan ketentuan:
- Memberikan perlakuan sekali dalam seminggu, selain hari tersebut maka
jagung disiram menggunakan aquades
E. HASIL
Tabel 1. Data pengukuran tinggi jagung
paramet
erPerlakuan
Waktu (minggu ke-)
1 2 3 4 5 6 7
Tinggi
jagung
Komplit -
Min Ca -
Min S -
Min Mg -
Min K -
Min N -
Min P -
Min Fe -
Min Mikro -
Tabel 2. Data pengamatan jumlah daun jagung
paramet
erPerlakuan
Waktu (minggu ke-)
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
daun
jagung
Komplit -
Min Ca -
Min S -
Min Mg -
Min K -
Min N -
Min P -
Min Fe -
Min Mikro -
Tabel 3. Data pengukuran lebar daun jagung
paramet Perlakuan Waktu (minggu ke-)
1 2 3 4 5 6 7
er
Lebar
daun
jagung
Komplit -
Min Ca -
Min S -
Min Mg -
Min K -
Min N -
Min P -
Min Fe -
Min Mikro -
Tabel 4. Data pengukuran panjang daun jagung
paramet
erPerlakuan
Waktu (minggu ke-)
1 2 3 4 5 6 7
Panjang
daun
jagung
Komplit -
Min Ca -
Min S -
Min Mg -
Min K -
Min N -
Min P -
Min Fe -
Min Mikro -
Tabel 5. Data pengukuran diameter batang jagung
parameter perlakuan Minggu ke-7 (cm)
Diameter batang Komplit
jagung
Min Ca
Min S
Min Mg
Min K
Min N
Min P
Min Fe
Min Mikro
Tabel 6. Data pengamatan morfologi jagung
No. Perlakuan Foto Morfologi
1. Komplit
Daun berwarna
hijau segar, Batang
tegak dan kuat,
perakaran kokoh
2. Min Ca
Klorosis di
sepanjang tepi daun
muda, daun muda
keriput, ujung daun
membengkok,
Perakaranterhambat
3. Min S Terjadi klorosis
pada daun, daun
menguning dimulai
dari daun muda,
batang pendek dan
kurus
4. Min Mg
Klorosis diantara
tulang daun, daun
berwarna coklat
terbakar, timbul
pigmen pada
permukaan daun
5. Min K
Muncul bintik
nekrotik pada daun
muda dan daun tua,
daun keriting, daun
tua mengkilap,
Batang mengalami
reduksi
pertumbuhan
6. Min N
Terjadi klorosis
pada daun, daun
menguning dan
rontok, warna
kemerahan pada
tulang daun, batang
dan tepi daun,
pertumbuhan akar
kerdil
7. Min P Daun tua gugur,
batang dan tulang
daun berwarna
kemerahan, batang
kerdil, perakaran
terhambat.
Tumbuhan tampak
hijau gelap
8. Min Fe
Terjadi klorosis
yang spesifik pada
daun-daun muda,
nekrosis terjadi pada
tulang daun
9. Min Mikro
klorosis antara
tulang daun, daun
tebal, gelap, ada
bercak putih diujung
F. PEMBAHASAN
1. Pemberian larutan hara komplit
Pada perlakuan dengan penyiraman larutan komplit tanaman jagung
tumbuh subur, daun dan batang tumbuh dengan baik dibandingkan perlakuan
yang lain. Batang berdiameter paling besar diantara perlakuan yang lain.
Tanaman tumbuh secara optimum. Hal tersebut karena tumbuhan tercukupi
seluruh nutrisi yang ia butuhkan sehingga berefek pada pertumbuhan yang
jauh lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung yang diperlakukan
dengan pengurangan salah satu unsure hara, sehingga pada tanaman tersebut
tampak kelainan-kelainan yang tampak secara morfologi.
2. Pemberian larutan hara min Ca
Kalsium (Ca) merupakan unsure penting untuk sintesis pectin pada
lamella tengah. Kalsium juga terlibat dalam metabolism sintesis nucleus dan
mitokondria. Kalsium sedikit berperan dalam fungsi katalitik, yaitu sebagai
activator beberapa enzim seperti fosfolipase. Ca juga berperan dalam
mendetoksifikasi asam oksalat dengan membentuk kalsium oksalat. kalsium
juga dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel
meristem. Selain itu, kalsium juga berperan dalam mengotrol membuka dan
menutupnya stomata.
Defisiensi Ca akan menyebabkan kerusakan dan kematian tumbuhan
karena terjadi hambatan pembentukan dinding sel baru, pembentukan sel
multinukleat, klorosis di sepanjang tepi daun muda, ujung daun membengkok
dan pembentukan akar menjadi terhambat.
Kalsium merupakan unsure immobile atau unsure yang tidak bergerak.
Maksudnya, jika daun yang telah mengalamu gejala defisiensi Ca telah
berkembang menjadi daun tua, maka daun yang baru tumbuh tidak akan
mengalami gejala yang sama dengan daun tua tersebut, melainkan daun muda
akan tetap sehat.
3. Pemberian larutan hara min Sulfur (S)
Tanaman jagung yang diberikan perlakuan menggunakan larutan hara
min Sulfur akan mengalami gejala defisiensi, yaitu Terjadi klorosis pada
daun, daun menguning dimulai dari daun muda, batang pendek dan kurus.
Fungsi dari belerang adalah sebagai unsure pembentuk asam amino,
tiamin, biotin, glutation dan koenzim A. Tiamin dan biotin sangat penting
sebagai vitamin. Sulfur juga membentuk gugus (SH-) yang membentuk
bagian aktif dari agen redoks dan pemindahan electron
Gangguan metabolisme karena defisiensi sulfur sangat besar karena
tumbuhan tidak dapat mensistesis protein akibat ketiadaan asam amino yang
mengandung sulfur. Defisiensi yang parah mengakibatkan akumulasi nitrogen
terlarut, asam-asam amino yang kaya nitrogen seperti glutamine dan arginin
dan perombakan arginin menjadi urea dan amoniak.
4. Pemberian larutan hara min magnesium (Mg)
Tanaman jagung dengan perlakuan diberikan larutan hara min
magnesium akan mengalami gejala defisiensi yaitu terjadi klorosis diantara
tulang daun, daun berwarna coklat terbakar, dan timbul pigmen pada
permukaan daun.
Hal ini terjadi karena Magnesium merupakan unsure hara yang
berperan dalam sejumlah reaksi enzimatik dan kapasitas yang bervariasi.
Magnesium diserap sebagai Mg2+ valensi dua. Disamping terdapat di klorofil,
magnesium juga bergabung dengan ATP, mengaktifkan banyak enzim yang
diperlukan dalam fotosintesis, respirasi, dan pembentukan DNA serta RNA.
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi
beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya
di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium
sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga
merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses
sintesis protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut
karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot
‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi
encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri persis
seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi
karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya
mudah terserang penyakit , terutama embun tepung.
5. Pemberian larutan hara kalium (K)
Kalium mengatur proses fisiologis tanaman seperti fotosintesis,
translokasi, tranportasi karbohidrat, mengatur buka tutup stomata serta
mengatur distribusi air dalam sel dan jaringan. Selain itu kalium juga
berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan
penyakit.
Kekurangan Kalium dapat terdeteksi dari munculnya bintik nekrotik
pada daun muda dan daun tua, daun keriting, daun tua mengkilap, serta batang
mengalami reduksi pertumbuhan.
6. Pemberian larutan hara min Nitrogen (N)
Nitrogen berfungsi sebagai bahan fotosintesis, protein dan asam amino
yg berperan dalam pembentukan sel, jaringan juga organ tanaman. Pada fase
pertumbuhan vegetatif kebutuhan tanaman akan N sangat tinggi. Nitrogren
terdapat dari dua senyawa, yakni ammonium (NH4) dan nitrat (NO3).
Pemberian NH4 disarankan tidak lebih 25% dari total Nitrogen yg diberikan
karena bila berlebihan akan menyebabkan tanaman menjadi rentan terhadap
serangan penyakit. Sebaliknya Nitrat akan memperkuat jaringan tanaman
sehingga menjadi lebih padat dan kuat terhadap serangan hama.
Kekurangan unsur nitrogen dapat menyebabkan terjadi klorosis pada
daun, daun menguning dan rontok, warna kemerahan pada tulang daun,
batang dan tepi daun, serta pertumbuhan akar kerdil.
7. Pemberian larutan hara min phosphor (P)
Kekurangan unsure phosphor dapat diketahui dari terjadinya
pengguguran pada daun tua, batang dan tulang daun berwarna kemerahan,
batang kerdil, perakaran terhambat dan tumbuhan tampak hijau gelap.
Phosphor merupakan unsur yang penting pada beberapa senyawa yang
membangun tumbuhan, diantaranya asam nukleat, phospolipida, dan senyawa
oragnik berenergi tinggi (ATP, UTP, GTP, CTP, NADP, NADPH2).
Defisiensi phosphor akan berpengaruh pada semua aspek metabolism dan
pertumbuhan.
Phosphor merupakan unsure mobile atau unsure yang bergerak.
Maksudnya, jika daun yang telah mengalami gejala defisiensi berkembang
menjadi daun tua, maka daun muda yang baru tumbuh juga akan mengalamu
hal yang sama dengan daun tua tersebut. Hal ini karena unsure P mengalami
pergerakan dari bagian tumbuhan dewasa menuju bagian daun muda.
8. Pemberian larutan hara min Fe
Besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai
pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Kekurangan Fe
menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga
penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan
kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara
drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh
kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua
enzim.
9. Pemberian larutan hara min mikronutrinet
Pengurangan unsure mikronutrient menyebabkan klorosis antara
tulang daun, daun menjadi tebal, gelap, serta terdapat bercak putih diujung.
Hal ini disebabkan karena mikronutrien merupakan unsure yang berperan
dalam asupan nutrisi yang selanjutnya berproses dalam fotosintesis sehingga
defisiensi unsure ini menyebabkan hal-hal yang disebutkan diatas.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan ini, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Nutrient-nutrien dibutuhkan dalam jumlah yang berbeda oleh tumbuhan.
Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah banyak sedangkan mikronutrien
dibuthkan dalam jumlah sedikit
2. Gejala-gejala yang timbul berbeda-beda pada tanaman yang kekurangan salah
satu unsure nutrisi
3. Tanaman yang mengalami defisiensi tidak akan secara langsung
menampakkan gejala di awal, namun gejala tersebut akn timbul secara
bertahap. Gejala pada tanaman akan tampak saat tiap-tiap tanaman diukur
serta diamati minimal selama 7 pekan dalam pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bromantya, Mahendra. 2010. Laporan Praktikum Kultur Pasir. Dalam
[Http://mahendrabio.blogspot.com] diakses pada 31 Desember 2013
Firma, Adly. 2012. Fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman dan Dampak Kekurangan
Unsur Hara Bagi Tanaman. Dalam [Http://adlyfirma.blogspot.com] diakses
pada 1 Januari 2014
Hermawan, Andi. 2009. Teknologi Produksi Jagung. Bogor : IPB Press
Pukan. Krispinus Kedati dan Lina Herlina. 2008. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan e-
Learning. Semarang : Unnes Press
Suyitno. 2006. Petunjuk Praktikuk Fisiologi Tumbuhan Lanjut. Yogyakarta : UNY
Press
.