Laporan Praktikum Biologi

31
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Disusun oleh : Lita Yunitasari (18 / XII IA – 1) SMA NEGERI 1 SRAGEN Laporan Praktikum Biologi

description

siap ujian praktikum biologi, Litaver smansa sragen 2012/2013

Transcript of Laporan Praktikum Biologi

Page 1: Laporan Praktikum Biologi

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Disusun oleh :

Lita Yunitasari (18 / XII IA – 1)

SMA NEGERI 1 SRAGENTAHUN 2012/2013

Laporan Praktikum Biologi

Page 2: Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 1

“UJI MAKANAN ”

A. TUJUAN

Untuk mengetahui macam zat nutrisi (protein, glukosa, amilum, vitamin) yang terkandung dalam makanan.

B. DASAR TEORI

Bahan makanan yang kita kenal yaitu empat sehat lima sempurna, didalam bahan makanan tersebut terkandung berbagai macam zat makanan yaitu : karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air.

Makanan akan mengalami proses pencernaan secara mekanis, kimia (enzymatis), dan biologis sehingga dihasilkan zat yang mudah diserap oleh vili-vili usus dalam tubuh.

Kebutuhan akan zat makanan antar orang berbeda, tergantung dari usia, aktifitas, kondisi kesehatan, berat badan, masa pertumbuhan, penyembuhan penyakit, mengandung, dan sebagainya. Makanan harus terpenuhi dalam jumlah cukup dan bergizi, higienis, bebas hama dan penyakit, bebas racun, dan mudah dicerna.

Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat pengatur, zat pembangun, dan zat sumber energi. Oleh karena itu sumber makanan harus selalu tersedia pada setiap saat. Makanan harus selalu terjaga kualitasnya agar tetap baik.

1. KarbohidratKarbohidrat adalah zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang diperlukan tubuh. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi dalam pembentukan protein dan lemak serta menjaga keseimbangan asam dan basa.

Jenis Karbohidrat berdasarkan Jumlah Gugus Gula dapat di kategorikan seperti tabel berikut:

Jenis Karbohidrat Terdapat PadaBerdasarkan jumlah gugus NamaMonosakarida (C6H12O6) Glukosa Gula darah

Fruktosa Buah,MaduGalaktosa Susu

Disakarida (C12H22O11) Sukrosa Tebu,bitLaktosa SusuMaltosa Hasil pencernaan

Polisakarida (C6H10O5)n Zat Pati, Zat tepung(amilum)

Beras, umbi-umbian

Glikogen Otot, hati

a. GlukosaKarbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati)menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini

Laporan Praktikum Biologi

Page 3: Laporan Praktikum Biologi

kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

b. AmilumPati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

2. ProteinSetiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein merupakan bagian penting di dalam plasma sel. Selain sebagai komponen pokok protein juga tersedia sebagai cadangan makanan, misalnya pada biji-bijian. Pada hewan dan manusia protein tidak dapat disimpan sebagai cadangan makanan.Fungsi utama protein dalam tubuh adalah sebagai zat pembangun, pembentuk sel yang baru (pada reproduksi dan pertumbuhan), dan pengganti sel-sel yang rusak. Selain itu, protein juga bermanfaat untuk pembentukan senyawa lain (lemak,antibody,karbohidrat,enzim dan hormon), menjaga keseimbangan asam basa,serta mempertahankan viskositas(kekentalan)darah.Contoh sumber protein : Telur, ikan, daging, susu, belut, udang, cumi-cumi, hati, ginjal, otak, kedelai, kacang tanah, petai, gandum, kepiting, rajungan.

3. VitaminVitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator(pengatur). Vitamin bekerja sama denagn enzim dalam beberapa reaksi kimia. Vitamn juga penting bagi pertumbuhan, permeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Vitamin harus ada dalam tubuh manusia walaupun hanya dalam jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus yang tidak tergantikan. Sebagai contoh Vitamin C(asam askorbat) berfungsi untuk membantu mempertahankan dan memperbaiki jaringan yang berhubungan, tulang, gigi, tulang rawan, dan mempercepat penyembuhan. Vitamin C dapat bersumber dari brokoli, taoge, jeruk besar, dan sayuran. Kekurangan vitamin C mengakibatkan skorbutum, pendarahan pada kulit, kerusakan sendi, dan gusi. Untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan makanan dapat menggunakan larutan amilum iodida.

Laporan Praktikum Biologi

Page 4: Laporan Praktikum Biologi

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat : Pipet panjang 2 buah Pipet pendek 1 buah Tabung reaksi 6 buah Pengaduk 1 buah Sendok 1 buah Tusuk gigi 6 buah Korek api Gelas Penjepit Gelas ukur besar 1 buah Gelas ukur kecil 1 buah Kompor spiritus Batang lidi 30 cm 5 buah

2. Bahan : Larutan nasi Larutan putih telur Larutan gula Larutan daun papaya Larutan kanji matang Larutan buah jeruk Ice cream

D. CARA KERJA

1. Untuk menguji kandungan nutrisi, bahan makanan sebaiknya dijadikan larutan masing – masing dengan 100 mL air.

2. Menguji tiap bahan makanan yang ada dengan pengujian sebagai berikut :

a. Pengujian Amilum Larutan bahan makanan yang ingin diketahui kandungan amilumnya dimasukan ke dalam tabung reaksi setinggi 1 cm dan kemudidan ditetesi dengan larutan lugol sebanyak 5 tetes. Bila menunjukkan warna biru sampai hitam berarti larutan bahan makanan tersebut positif mengandung amilum.

b. Pengujian Glukosa Larutan bahan makanan yang ingin diketahui kandungan glukosanya dimasukkan dalam tabung reaksi setinggi 1 cm dan kemudian ditetesi dengan benedict sebanyak 5 tetes. Kemudian memanaskan dengan kompor spiritus secara hati – hati, bila pada larutan berubah menjadi warna jingga (merah bata) berarti larutab bahan makanan tersebut menggandung gula.

c. Pengujian Protein Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan proteinnya dimasukan ke dalam tabung reaksi setinggi 1 cm dan kemudidan

Laporan Praktikum Biologi

Page 5: Laporan Praktikum Biologi

ditetesi dengan larutan biuret sebanyak 5 tetes. Bila menunjukkan warna ungu berarti larutan bahan makanan tersebut positif mengandung protein.

d. Pengujian Vitamin C Untuk menguji kandungan vitamin C dalam bahan makanan, dilakukan dengan cara membandingkan dengan kadar vitamin C dalam tablet yang telah dalam tablet yang diketahui.Kita terlebih dahulu menguji ukuran pipet tetes dengan gelas ukur. Misalnya : tiap 1 mL = 15 tetes, lalu kita melarutkan vitamin C dalam 1 mL Amilum Iodida, kemudian mencatat berapa tetes vitamin C yang membeningkan larutan Amilum Iodida. Vitamin C yang digunakan setiap 1 mL vitamin C 0,1% = 1 mg vitamin C.Larutan vitamin C misalnya membeningkan warna biru setelah 10

tetes, berarti : larutan vitamin C yang terkadung di dalamnya dibandingkan 1015

= 1 mg

Vitamin C.

e. Pengujian Air liur Kanji + NaOH + air liur (dalam keadaan netral/diibaratkan didalam mulut) kanji dan air

liur di masukkan dalam tabung reaksi setinggi 1 mL, serta ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes. Melihat perubahan reaksi dan mencatat perubahan warnanya. Ditetesi benedict sebanyak 5 tetes lalu tabung reaksi diaduk lebih dahulu. Tunggu hingga warna berubah dan mencatat perubahan warnanya. Setelah itu memanaskan dengan kompor spiritus berubah hingga warna berubah. Dan mencatat kembali perubahan warnanya.

Kanji + HCl + Air liur(dalam keadaan asam/ diibaratkan didalam lambung) kanji dan air liur di masukkan dalam tabung reaksi setinggi 1 mL, serta ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes. Melihat perubahan reaksi dan mencatat perubahan warnanya. Ditetesi benedict sebanyak 5 tetes lalu tabung reaksi diaduk lebih dahulu. Tunggu hingga warna berubah dan mencatat perubahan warnanya. Setelah itu memanaskan dengan kompor spiritus berubah hingga warna berubah. Dan mencatat kembali perubahan warnanya.

E. DATA

1. Larutan NasiLarutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)

Biuret Putih Kuning keruh 2Lugol Putih Ungu 2Benedict Putih Biru kehitaman 2

2. Larutan Putih Telur

Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)Biuret Putih Ungu 2Lugol Putih Kuning 2Benedict Putih Ungu kehitaman 2

3. Larutan Gula

Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)Biuret Bening Bening kebiruan 2Lugol Bening Coklat oranye 2Benedict Bening Kuning pekat 2

Laporan Praktikum Biologi

Page 6: Laporan Praktikum Biologi

4. Ice cream

Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)Biuret Putih Ungu 2Lugol Putih Putih keruh kekuningan 2Benedict Putih Kuning pekat 2

5. Kanji matang + Air liur

Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)Biuret Bening keruh Bening keruh kekuningan 2Lugol Bening keruh Biru pekat 2Benedict Bening keruh Biru bening 2

6. Vitamin C (larutan AI)

Jenis Makanan Jumlah Tetesan Warna sebelumnya Warna sesudahnyaVitamin C 1 Biru BeningJeruk 1 Biru BeningDaun pepaya 2 Biru Hijau bening

7. Kanji + NaOH + Air liur (dibakar selama 1 menit)

Warna Semula Larutan Penguji Warna Sebelum dibakar Warna Sesudah dibakarKuning Benedict Biru tua Merah bata

8. Kanji + HCl + Air liur (dibakar selama 1 menit)

Warna Semula Larutan Penguji Warna Sebelum dibakar Warna Sesudah dibakarPutih keruh Benedict Biru muda Bening

F. ANALISIS DATA

No Jenis MakananMengandung

Amilum Glukosa Protein1. Larutan nasi + - -2. Larutan putih telur - - +3. Larutan gula - + -4. Ice cream - + +5. Kanji matang + Air liur + - -

Keterangan :(+) mengandung(–) tidak mengandung

Uji Vitamin C1 mL = 21 tetes1 mL vitamin C 0,1% = 1 mg vitamin C

1 mL AI dihilangkan warnanya oleh 1 tetes vitamin C 0,1% = 1

21 ml vitamin C 0,1 % =

121

mg vitamin

C

Jadi 1

21 ml vitamin C mengandung

121

mg vitamin C 1mg/ml vitamin C

Kandungan vitamin C pada sari jeruk

1 mL AI dihilangkan warnanya oleh 1 tetes sari jeruk, 1

21 sari jeruk ekuivalen dengan

121

vitamin C 0.1 %

Laporan Praktikum Biologi

Page 7: Laporan Praktikum Biologi

Vitamin C pada sari jeruk = 1

21:

121

=211

×1

21=1 mg /mL.

Jadi, 1

21ml sari jeruk mengandung 1 mg vitamin C

Kandungan vitamin C pada sari daun papaya

1 mL AI dihilangkan warnanya oleh 2 tetes sari daun pepaya, 2

21 sari daun papaya ekuivalen

dengan 1

21 vitamin C 0,1 %

Vitamin C pada sari daun pepaya = 1

21:

221

=211

×2

21=2 mg /mL.

Jadi 2

21ml sari daun pepaya mengandung 2 mg vitamin C.

Uji Air LiurCampuran yang semula berwarna putih berubah warna menjadi biru, tidak ada kerja enzim ptyalin pada saliva sehingga tidak terbentuk glukosa. Warna biru yang diperoleh hanya berasal dari warna benedict (benedict berwarna biru). Praktikum yang dilaksanakan dirancang menyerupai kinerja enzim ptyalin dalam mulut saat proses pencernaan makanan. Dalam keadaan asam(+HCL), enzim ptyalin tidak dapat bekerja, terbukti setelah ditambahkan benedict dan dipanaskan tidak terjadi perubahan warna menjadi merah bata atau kuning.Dalam keadaan basa ketika ditambahkan NaOH. Campuran tersebut ditambahkan Benedict dan dipanaskan selama 2 menit terjadi perubahan warna menjadi kuning tua. Ketika basa enzim ptialim dan saliva mampu mengubah amilum menjadi glukosa.

G. KESIMPULAN

1. Kadar warna merah pada hasil eksperimen menunjukkan kualitas kandungan glukosa dalam larutan.

2. Bahan makanan yang mengandung Amilum adalah nasi dan kanji3. Bahan makanan yang mengandung Glukosa adalah gula dan ice cream4. Bahan makanan yang mengandung Protein adalah putih telur dan Ice cream

5. Saat campuran ditambahkan asam, enzim ptyalin pada ludah tidak bekerja.6. Enzim ptyalin bekerja pada suasana basa7. Enzim ptyalin berfungsi untuk mengubah amilum menjadi glukosa.

Laporan Praktikum Biologi

Page 8: Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 2

“ PLASMOLISIS ”

Pengamatan Plasmolisis pada Daun Rhoe discolor

TUJUAN

Mengetahui pengaruh konsentrasi dalam plasmolisis pada sel tumbuhan daun Rhoe discolor.

DASAR TEORI

Sel-sel tumbuhan bila ditempatkan pada lingkungan hipertonik, maka akan menyebabkan keluarnya air dari vakuola. Sitoplasma mengkerut dan membran plasma terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.

Metabolisme pada organisme multiselluler meliputi banyak hal diantaranya transpor materi dan energi. Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme.

Jika sel tumbuhan misalnya Spirogyra sp dilarutkan dalam air/ larutan yang hipertonik terhadap sitosol sel tersebut maka air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari membran sel. Akhirnya protoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila keadaan sel tersebut diganti dengan larutan yang hipertonik (lebih encer dari larutan sel) dan peristiwa ini dikenal dengan deplasmolisis.

Plasmolisis merupakan peristiwa terlepasnya plasma dari dinding sel, disebabkan air dari vakoula tertarik keluar oleh larutan disekitarnya yang bersifat hipertonis. Tekanan osmotik merupakan kemampuan sel menyerap air dari lingkungannya. Potensial larutan senantiasa negatif dan ekuivalen dengan tekanan osmotik yang sebenarnya bernilai positif.

ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop2. Kaca objek3. Silet4. Pipet tetes5. Gelas ukur6. Daun Rhoe discolor7. Larutan 1 8. Larutan 29. Tisu

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan2. Menyayat permukaan daun Rhoe discolor bagian bawah dengan cara dipatahkan,

sehingga terdapat selaput tipis. Melakukan hal tersebut sekali lagi sehingga diperoleh dua sayatan membujur.

Laporan Praktikum Biologi

Page 9: Laporan Praktikum Biologi

3. Meletakkan sayatan pada preparat 1 di atas kaca objek dan memotongnya dengan menggunakan silet.

4. Meletakkan mikroskop di tempat yang terang. Kemudian meletakkan kaca objek di bawah mikroskop.

5. Mengamati objek menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu hingga diperoleh gambar objek yang paling jelas.

6. Menetesi preparat 1 dengan larutan 1 dari pinggir kaca penutup, kemudian mengamati di bawah mikroskop.

7. Mengulangi percobaan tersebut untuk preparat II daun Rhoe discolor. 8. Mengamati objek pengamatan yang dilakukan.9. Menggambar hasil pengamatan.

DATA HASIL PENGAMATAN

ANALISA DATA

Ketika Rhoeo discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal. Pada saat larutan garam diteteskan di atas sayatan daun Rhoeodiscolor, lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput semi-permeabel dari konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan osmosis.

Akibatnya sel daun Rhoeo discolor kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak- bercak berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan garam yang diteteskan berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih rendah dari pada cairan di dalam sel.

KESIMPULAN

Semakin tinggi konsentrasi larutan di luar sel, maka sel tersebut semakin cepat mengalami plasmolisis.

Laporan Praktikum Biologi

Page 10: Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 3

“ RESPIRASI AEROB ”

Pernafasan pada Insecta

TUJUAN

Mengetahui respirasi pada hewan khususnya serangga.

DASAR TEORI

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organic menjadi CO2,H2O dan energi. Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 keseluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh.Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk keseluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan system transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian kekantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

ALAT DAN BAHAN

1. Jangkrik2. Stopwatch/jam3. Neraca4. Respirometer5. Vaselin/lilin6. Air7. Kapas8. Pinset9. Pipet kaca10. KOH kristal

LANGKAH KERJA

1. Membersihkan Respirometer dengan hati-hati, kemudian meletakkannya dalam keadaan terbuka

2. Menimbang berat jangkrik dengan menggunakan neraca, kemudian mencatatnya di keras polio.

3. Membungkus KOH Kristal dengan menggunakan kapas dan memasukkan dalam respirometer dengan pinset secara hati-hati.

4. Setelah itu, memasukkan seekor serangga(Jangkrik) dan menutup respirometer denan member vaselin/lilin pada sambungan penutupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari udara masuk ke respirometer

Laporan Praktikum Biologi

Air

Page 11: Laporan Praktikum Biologi

5. Setelah respirometer tertutup dengan sempurna, lalu menetesi ujung respirometer yang berskala dengan air menggunakan pipet kaca. Hati-hati jangan sampai air terserap keluar dari pipa skala tersebut

6. Mengamati pergerakan air pada pipa berskala tersebut setiap 2 menit selama 10 menit dan mencatat dalam tabel pengamatan.

7. Setelah air masuk dalam tabel respirometer maka segera dibersihkan dan kemudian mengambil kapas yang telah berisi KOH tersebut. Lalu membiarkan serangga bernafas dengan udara bebas sekitar 10 menit

8. Membersihkan respirometer, kemudian memasukkan kembali serangga kedalam respirometer yang sama, tanpa diberi KOH.

9. Mengamati pergerakan air pada pipa berskala tersebut setiap 2 menit selama 10 menit dan mencatat dalam tabel pengamatan.

10. Mengeluarkan serangga, kemudian memasukkan KOH dalam respirometer dengan pinset.(tidak ada serangga didalam respirometer).

11. Mengamati pergerakan air pada pipa berskala tersebut setiap 2 menit selama 10 menit dan mencatat dalam tabel pengamatan.

12. Membandingkan perlakuan ketiganya dan membuat kesimpulan

TABEL HASIL PENGAMATAN

Perlakuan Berat Tubuh Serangga(gr)

Waktu (menit)2 4 6 8 10

Serangga +KOH

0,4 0,25 mm 0,42 mm 0,58 mm 0,7 mm 0,75 mm

Serangga 0,4 0,32 mm 0,37 mm 0,47 mm 0,5 mm 0,52 mmKOH - 0 0 0 0 0

GRAFIK

Serangga + KOH

0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.80

2

4

6

8

10

12

Grafik Serangga + KOH

Pergeseran air(mm)

wak

tu(m

enit)

Laporan Praktikum Biologi

Page 12: Laporan Praktikum Biologi

Serangga

0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.550

2

4

6

8

10

12

Grafik Serangga

Pergeseran air(mm)

Wak

tu (m

enit)

KOH

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 10

2

4

6

8

10

12

Grafik KOH

Pergeseran air(mm)

Wak

tu(m

enit)

ANALISA DATA

Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer, digunakan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari air benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen oleh jangkrik. Pergerakan air ini semakin lambat dikarenakan jangkrik yang sudah kelelahan karena kekurangan oksigen.Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:

KOH + CO2 → K2CO3 + H2O (Chang, 1996)

Pada saat didalam tabung hanya berisi KOH, air tidak bergerak di karenakan tidak ada CO2 yang di hasilkan oleh serangga. Sehingga KOH pun tidak mengikat CO2.

KESIMPULAN

Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan.

Laporan Praktikum Biologi

Page 13: Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 4

“ JARINGAN TUMBUHAN ”

TUJUAN

1. Mengamati struktur sel mati dan sel hidup2. Membedakan sel mati dan sel hidup

DASAR TEORI

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Sel sebagai unit struktural terkecil bermakna bahwa sel merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Setiap sel tersusun dari berbagai bagian,yaitu membrane plasma, nukleus (inti sel), sitoplasma, dan organel sel. Pada makhluk hidup multiseluler sel-sel yang serupa berkumpul bersama dan menjalankan suatu fungsi yang sama membentuk jaringan. Sel dapat digolongkan menjadi sel hidup dan sel mati. Ciri-ciri sel hidup yaitu mempunyai sitoplasma, membran sel, dan inti sel sehingga dapat melakukan semua kegiatan sel. Sedangkan ciri-ciri sel mati yaitu tidak memiliki inti sel, sitoplasma, dan membran sel. Sel mati mempunyai dinding sel.

Seperti yang kita ketahui sel-sel terdapat dalam setiap makhluk hidup seperti sel manusia, sel hewan, dan sel tumbuhan. Namun dalam penggolongannya sel manusia digabungkan dengan golongan sel hewan, sehingga dalam penggolongan hanya dicantumkan antara sel hewan dan sel tumbuhan.

Sel – sel pada hewan dan tumbuhan membentuk beberapa bentuk yang berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya. Seperti antara sel tumbuhan dan sel hewan terjadi perbedaan organel dalam sel, perbedaannya terletak pada dinding sel, membran sel, nukleus, ribosom, lisosom, badan golgi, retikulum endoplasma, plastid, mitokondria, dan vakuola. Yang akan kita amati adalah sel tumbuhan sebagai sampelnya adalah sel bawang merah.

Sedangkan sel juga ada yang termasuk sel hidup dan sel mati. Sel hidup ada sel yang masih melakukan aktifitas didalamnya. Lain halnya dengan sel mati adalah sel yang didalamnya tidak terdapat tanda-tanda adanya aktifitas. Yang akan kita amati adalah sel mati dan sebagai sampelnya adalah lempulur ubi kayu (sel gabus). Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya kami bermaksud melakukan penelitian mengenai bentuk sel mati dan sel bawang merah (sel tumbuhan) di bawah mikroskop agar lebih mengenal bentuk-bentuk sel dalam sel makhluk hidup.

ALAT DAN BAHAN

Pengamatan pada Jaringan Gabus Singkong1. Mikroskop2. Kaca objek3. Silet 4. Gabus singkong 5. Tisu

Pengamatan pada Jaringan Bawang Merah1. Mikroskop2. Kaca objek 3. Silet 4. Bawang merah5. Tisu

Laporan Praktikum Biologi

Page 14: Laporan Praktikum Biologi

LANGKAH KERJA

1. Pengamatan Jaringan Gabus1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyayat tipis permukaan gabus secara melintang.3. Meletakkan hasil sayatan tersebut pada kaca objek .4. Meletakkan kaca objek yang di atasnya telah diletakkan sayatan gabus singkong tadi

di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop sehingga diperoleh hasil gambar yang paling jelas.

5. Mengamati objek pengamatan jaringan gabus tersebut.6. Menggambar hasil pengamatan jaringan gabus tersebut.

2. Pengamatan Jaringan Bawang Merah1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyayat selaput tipis permukaan bawang merah secara melintang dengan

menggunakan silet.3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek.4. Meletakkan kaca objek yang telah diletakkan hasil sayatan bawang merah di atasnya

di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop hingga diperoleh hasil gambar paling jelas.

5. Mengamati objek pengamatan tersebut.6. Menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan.

DATA HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil percobaan

ANALISA DATA

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada gabus singkong, sel gabus berbentuk segienam yang tersusun rapi (seperti rumah lebah/tawon). Sel gabus hanya memiliki dinding sel dan rongga kosong. Sel gabus termasuk sel mati karena sel gabus tidak memiliki isi , tidak memiliki inti sel, dan tidak ada aktifitas yang terjadi dalam sel tersebut.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada bawang merah, sel epidermis bawang merah berbentuk segienam tak beraturan seperti susunan batubata. Sel tersebut memiliki dinding sel, membran sel, nukleus, dan cairan keruh di dalamnya (sitoplasma). Sel bawang merah termasuk sel hidup karena sel bawang merah mempunyai inti sel, memiliki cairan di dalamnya, dan ada aktifitas yang terjadi di dalamnya.

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa:

Sel-sel bawang merah merupakan sel hidup yang memiliki dinding sel, membran sel, sitoplasma, dan inti sel sehingga mampu menjalankan semua aktifitas sel.

Sel gabus merupakan sel mati yang memiliki dinding sel, namun tidak memiliki inti sel, sitoplasma, dan membran sel, serta di dalamnya hanya terdapat rongga kosong.

Perbedaan sel hidup dan sel mati, yaitu :

No Sel Mati Sel Hidup123

Tidak mempunyai inti selTidak mempunyai sitoplasmaTidak mempunyai membran sel

Mempunyai inti selMempunyai sitopasmaMempunyai membran sel

Laporan Praktikum Biologi

Page 15: Laporan Praktikum Biologi

Pengamatan Organ-Organ Tumbuhan Bayam, Beringin, Tumbuhan Jagung, Tumbuhan Pacar, dan Daun Pisang

TUJUAN

1. Mengetahui struktur tumbuhan dikotil dan monokotil2. Membedakan tumbuhan dikotil dan monokotil

DASAR TEORI

Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam tanah serta mengalirkan ke batang tumbuhan. Apabila dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop terhadap sayatan akar akan tampak bermacam-macam jaringan yang menyusun akar. Pada sayatan memanjang dari ujung akar akan tampak adanya:

1) Tudung akar2) Daerah pembelahan sel3) Daerah pembentangan sel4) Daerah diferensiasi atau pematangan sel.

Pada sayatan melintang akar akan terlihat jaringan-jaringan penyusunnya. Yaitu sebagai berikut :

1) Epidermis2) Korteks3) Endodermis 4) Stele atau silinder pusat

Pada akar tumbuhan monokotil, di antara xilem dan floem tidak terdapat kambium (tipe kolateral tertutup). Sedangkan pada akar tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floem terdapat kambium (tipe kolateral terbuka).

Batang dikotil berasal dari meristem apikal. Meristem apikal pada ujung batang ini, sel-selnya membelah, hal ini menyebabkan batang selalu tumbuh memanjang. Bagian ini disebut titik tumbuh. Di belakang titik tumbuh batang tersebut terdapat bakal daun muda yang membulat melindungi bakal cabang batang, sehingga setelah daun mekar calon cabang batang tampak dari luar. Oleh karena itu, cabang batang dikatakan bersifat eksogen.

Meristem apikal batang belum mengalami diferensiasi. Proses diferensiasi terjadi pada bagian batang di belakang meristem apikal. Sel-sel jaringan pada bagian ini akan mengalami diferensiasi menjadi beberapa jaringan primer, seperti epidermis, korteks, dan silinder pusat (stele).

Bila batang dikotil dibuat sayatan melintang dan diamati menggunakan mikroskop, maka akan tampak jaringan penyusunnya, yaitu epidermis, koteks, endodermis, dan stele.

Struktur primer batang monokotil terdiri dari epidermis pada bagian luar, dan pada bagian dalam terdiri atas ikatan pembuluh, empulur, dan sklerenkima. Ikatan pembuluh pada struktur primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga korteks dan stele tidak tampak.

Daun memiliki 3 jaringan, yaitu : epidermis, mesofil, dan berkas vaskuler. Pada tumbuhan dikotil di bagian mesofil terbentuk jaringan parenkim palisade dan jaringan spons. Di jaringan parenkim palisade terjadi fotosintesis. Pada jaringan spons terdapat pembuluh

Laporan Praktikum Biologi

Page 16: Laporan Praktikum Biologi

angkut. Sedangkan tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan parenkim palisade dan jaringan spons, tetapi berupa jaringan mesofil.

ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop2. Kaca objek 3. Silet4. Batang tumbuhan bayam5. Daun tumbuhan beringin6. Jagung (akar,batang)7. Daun pisang8. Tumbuhan pacar (akar,batang)9. Pewarna (teres)10. Kertas HVS

LANGKAH KERJA1. Pengamatan Batang Tumbuhan Bayam

1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyayat selaput tipis permukaan batang bayam secara melintang dengan

menggunakan silet.3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek 4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop

sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.5. Mengamati objek pengamatan.6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.

2. Pengamatan Daun Tumbuhan Beringin1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyayat selaput tipis permukaan daun beringin secara melintang dengan

menggunakan silet.3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek 4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop

sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.5. Mengamati objek pengamatan.6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.

3. Pengamatan Akar Tumbuhan Jagung1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyayat selaput tipis permukaan akar tumbuhan jagung secara melintang dengan

menggunakan silet.3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek dan menutupnya dengan kaca penutup.4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop

sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.5. Mengamati objek pengamatan.6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.

4. Pengamatan Batang Tumbuhan Jagung1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Menyayat selaput tipis permukaan batang tumbuhan jagung secara melintang

dengan menggunakan silet.3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek 4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop

sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.5. Mengamati objek pengamatan.6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.

5. Pengamatan Daun Pisang1. Menyiapkan alat dan bahan.

Laporan Praktikum Biologi

Page 17: Laporan Praktikum Biologi

2. Menyayat selaput tipis permukaan daun pisang secara melintang dengan menggunakan silet.

3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek 4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop

sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.5. Mengamati objek pengamatan.6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.

DATA HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil percobaan

ANALISA DATA

Berdasarkan pengamatan pada batang tumbuhan bayam, batang tumbuhan ini memiliki jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan stele.

Berdasarkan pengamatan pada daun tumbuhan beringin, daun tumbuhan ini memiliki jaringan epidermis atas, epidermis bawah, jaringan pengangkut, dan klorofil.

Berdasarkan pengamatan pada akar jagung, akar tumbuhan ini memiliki epidermis, korteks, endodermis, xilem dan floem. Letak xilem dan floem terletak berselang-seling tidak beraturan.

Berdasarkan pengamatan pada batang tumbuhan jagung, batang tumbuhan ini memiliki jaringan epidermis, korteks, dan stele. Batas antara korteks dan stele tidak jelas. Letak berkas pengangkut (xilem dan floem) tersebar tidak teratur, dan di antara xilem dan floem tidak terdapat kambium.

Berdasarkan pengamatan pada daun tumbuhan pisang, daun tumbuhan ini memiliki tulang daun, jaringan epidermis atas, epidermis bawah, palisade, jaringan pengangkut.

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa : Batang tumbuhan bayam memiliki :

1. Jaringan epidermis2. Jaringan korteks3. Jaringan endodermis4. Jaringan stele

Daun tumbuhan beringin memiliki :1. Jaringan epidermis2. Jaringan pengangkut 3. Klorofil

Akar tumbuhan jagung memilki :1. Jaringan epidermis2. Jaringan korteks3. Jaringan endodermis4. Jaringan pengangkut

Batang tumbuhan jagung memiliki :1. Jaringan epidermis2. Jaringan korteks3. Jaringan stele

Daun tumbuhan pisang :1. Jaringan epidermis2. Jaringan palisade3. Jaringan pengankut

Laporan Praktikum Biologi

Page 18: Laporan Praktikum Biologi

Tumbuhan bayam dan tumbuhan beringin termasuk tumbuhan dikotil, sedangkan tumbuhan jagung dan tumbuhan pisang termasuk tumbuhan monokotil.

Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Tumbuhan Monokotil

I. AKAR

Tumbuhan Monokotil Tumbuhan DikotilMempunyai empulur yang luas pada pusat akar

Letak ikatan pembuluh tidak teratur

Tipe ikatan pembuluh pada akar muda kolateral tertutup

Sistem perakarannya serabut

Mempunyai empulur sempit/tidak mempunyai empulur pada pusat akar

Letak ikatan pembuluh teratur

Tipe ikatan pembuluh pada akar muda radial

Sistem perakarannya tunggang

II. BATANG

Tumbuhan Monokotil Tumbuhan DikotilLetak ikatan pembuluh tidak teratur

Tipe ikatan pembuluh kolateral tertutup

Tidak mempunyai jari-jari empulur

Tidak dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur

Letak ikatan pembuluh teratur

Tipe ikatan pembuluh kolateral terbuka

Mempunyai jari-jari empulur

Dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur

III. DAUN

Tumbuhan Monokotil Tumbuhan DikotilTidak terdapat jaringan palisade

Jarak antar berkas pembuluh dekat

Bentuk morfologi daunnya sejajar/melengkung

Terdapat jaringan palisade

Jarak antar berkas pembuluh jauh

Bentuk morfologi daunnya menyirip/menjari

Laporan Praktikum Biologi

Page 19: Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 5

“ ANATOMI ”

1. Mata

Laporan Praktikum Biologi

Page 20: Laporan Praktikum Biologi

2. Rangka

Laporan Praktikum Biologi

Page 21: Laporan Praktikum Biologi

3. Kulit

Laporan Praktikum Biologi

Page 22: Laporan Praktikum Biologi

4. Peredaran darah

Laporan Praktikum Biologi

Page 23: Laporan Praktikum Biologi

5. Sistem Ekskresi Ginjal

Laporan Praktikum Biologi

Page 24: Laporan Praktikum Biologi

6. Sistem pencernaan

Laporan Praktikum Biologi

Page 25: Laporan Praktikum Biologi

7. DNA

Laporan Praktikum Biologi