Laporan Praktikum Biologi

48
Disusun Oleh : Annisa mulia sari Meisuci indrianti Novia putri andika Roviresa aristya adel Kelas XII IPA1 SMAN 15 PADANG TP 2013/2014

description

berisi seluruh laporan percobaan siswa kelas xii

Transcript of Laporan Praktikum Biologi

Page 1: Laporan Praktikum Biologi

Disusun

Oleh :

Annisa mulia sari Meisuci indrianti Novia putri andika Roviresa aristya adel

Kelas

XII IPA1

SMAN 15 PADANG

TP 2013/2014

Page 2: Laporan Praktikum Biologi

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan lahir bathin, hingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi ini dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan pembelajaran di sekolah. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada :

Ibu Dra. Linda Syofyan M.Si Dan teman-teman yang telah memberi saran dalam penulisan

laporan ini.

Sebagai manusia, penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan laporan praktikum biologi ini yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, pengalaman dan sumber-sumber tertentu. Oleh karena itu, penulis dengan lapang hati membuka dan menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan pemerhati laporan ini.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak demikian pula dengan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya semua kritik dan saran yang bersifat memacu akan tetap kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Padang, 1Oktober2014

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Biologi

“ Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap Tanaman Cabe

Rawit “

Page 4: Laporan Praktikum Biologi

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan tanaman. Dalam proses pertumbuhannya, tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pemberian pupuk kandang. Pupuk merupakan suatu pendukung kesuburan tanah. Begitu banyak jenis pupuk yang kita ketahui. Namun pada praktikum kali ini, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Di praktikum ini kami berharap dapat mengetahui hasil dosis pupuk kandang yang memungkinkan tanaman cabe rawit tumbuh dengan baik dan cepat.

1.2 Hipotesa

Mungkin pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit.

Mungkin tanaman tomat yang tumbuh lebih cepat adalah yang menggunakan pupuk kandang lebih banyak.

Mungkin pada pupuk kandang yang dicampur dengan tanah biasa akan tumbuh lebih lambat.

1.3 Rumusan MasalahApakah pupuk kandang berpengaruh terhadap tanaman cabe rawit?

1.4 TujuanUntuk mengetahui pengaruh pupuk kandang pada tanaman cabe rawit dengan dosis dan penggunaan yang berbeda.

BAB II

Page 5: Laporan Praktikum Biologi

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada TanamanPertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau volume

serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan.

Pertumbuhan pada tanaman melalui empat tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder, dan pertumbuhan terminal. Namun tidak semua jenis tanaman melalui empat tahap tersebut.

Perkecambahan di mulai dengan masuknya air ke dalam biji dan berakhirnya dorminasi pada biji atau ditandai dengan munculnya akar dan batang pertama kali. Perkecambahan hypogeal merupakan pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus kulit biji yang nantinya akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada dalam tanah. Perkecambhan epigeal merupakan pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan kotiledon dan plumula keluar ke atas tanah.

Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Pertumbuhan primer dan pertumbuhan terminal sama-sama memiliki tiga daerah pertumbuhan, yaitu daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan sel, dan daerah diferensiasi.

Pertumbuhan sekunder merupakan aktifitas kambium yang membentuk xilem sekunder dan floem sekunder.

Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tanaman dikotil dan gymnospermae. Tanaman dikotil seperti kacang hijau juga mengalami pertumbuhan sekunder.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan TanamanPertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam

(internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam terdiri dari gen dan hormon tumbuhan (fitohormon) yang memiliki peran masing-masing. Fitohormon tersebut ialah auksin, sitokinin, asam absisat, giberelin, etilen, asam traumalin, dan kalin.

Fektor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ialah cahaya, air, nutrisi, kelembapan, suhu dan derajat keasaman (pH). Angin, gas, struktur tektur tanah, bahan organik serta gulma, serangga dan mikroorganisme penyebab penyakit juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

Page 6: Laporan Praktikum Biologi

C. Pupuk

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.

Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos dan pupuk kandang.

Macam-macam pupuk

1. Pupuk berdasarkan sumber bahanDilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar

pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan (Ing. fertilizer). Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.

2. Pupuk berdasar bentuk fisikBerdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat

dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.

3. Pupuk berdasarkan kandungannyaTerdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal

dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.

Page 7: Laporan Praktikum Biologi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat Polibag Sendok semen

Page 8: Laporan Praktikum Biologi

Ember Handphone

3.2 Bahan Air Pupuk kandang Bibit cabe rawit Tanah

3.3 Cara kerja Penelitian dilakukan di rumah Wulandari Hasbi yang diletakkan di

halaman rumah. Ditanam dengan menggunkan 12 polibeg,dibagi dalam 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 polibeg yang dibedakan takaran pemberian pupuk kandangnya.

Setiap polibeg diisi dengan tanah sebanyak ¾ polibeg. Kelompok pertama, diberi 4 sendok pupuk kandang. Kelompok kedua, diberi 2 sendok pupuk kandang. Kelimpok ketiga, tidak diberi pupuk kandang sama sekali. Lalu polibeg yang sudah berisi tanah dan pupuk dicampur dengan

rata. Isi semu polibeg dengan bibit cabe rawit yang sudah dieliminasi. Diletakakan ditempat yang terkena sinar matahari langsung. Disiram setiap sore kurang lebih 1 kaleng susu air untuk setiap

polibeg (kecuali sudah terkena air hujan)

3.4 Hasil pengamatan

Minggu ke

Pertumbuhan tanaman (cm)Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41234

Page 9: Laporan Praktikum Biologi

5678

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Page 10: Laporan Praktikum Biologi

Setelah dilakukan pengamatan selama lebih kurang 7 minggu, dengan cahaya matahari, dan pemberian air secukupnya jadi dapat disimpulkan pertumbuhan tanaman cabe rawit yang paling cepat adalah pada kelompok polybeg kedua yaitu yang diisi dengan 2 sendok pupuk kandang. Di kelompok lainnya, tanaman cabe rawit masih bisa tumbuh, namun pertumbuhannya lambat. Itu dikarenakan pada kelempok pertama terlalu banyak mengandung humus, menyebabkan pH tanah asam, sehingga tanaman tidak tumbuh secara optimal. Sedangkan pada kelompok 3, sangat kekurangan unsur hara, sehingga tanaman tidak mendapat asupan makanan yang cukup yang menyebabkan tanaman sangat lambat untuk tumbuh. Pada polybag kelompok 2, asupan makanan yang diterima tanaman cabe rawit seimbang, sehingga memungkinkan tanaman ini untuk tumbuh secara optimum. Jadi, keseimbangan asupan zat hara bagi tanaman sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.

4.2 Saran

Harus lebih banyak lagi gambar hasil pengamatan. Polybag yang digunakan harus lebih besar, agar dapat mengamati

pertumbuhan tanaman cabe rawit sampai panen.

Page 11: Laporan Praktikum Biologi

PENGARUH KADAR AIR dan CAHAYA MATAHARI pada

KACANG HIJAU (Vigna Radiata) dan BIBIT JAGUNG

(Zea Mays)

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran dan volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji ditempatkan oada lingkungan yang mendukung dan memadai pertumbuhan biji tersebut, maka biji tersebut akan berkecambah.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal  merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya.       

   Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh

Page 12: Laporan Praktikum Biologi

dan ada pula yang memerlukan remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan.   Untuk itu, penulis mengadakan penelitian  untuk lebih mengetahui dan membuktikan kebenaran teori tersebut.                       

B. Rumusan masalah

1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau dan bibit jagung?

2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau dan bibit jagung?

C. TujuanUntuk mengetahui pengaruh kadar air dan cahaya matahari pada kacang hijau dan bibit jagung.

D. Landasan teori

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.

1. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).

Struktur Biji

Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat  radikula (calon  akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.

Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.

Page 13: Laporan Praktikum Biologi

Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.

Proses Perkecambahan

Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.

Proses Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

Macam Perkecambahan

            Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :

Perkecambahan Epigeal

Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.

Perkecambahan Hipogeal

Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :

Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.

Pertumbuhan Sekunder

Page 14: Laporan Praktikum Biologi

Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.

E. Metode Penelitian

Alat dan Bahan

Alat :

- Sebuah kardus- Gelas air mineral 8 buah- Saringan teh / plastik pembungkus gula 6 buah- Karet pengikat- Kapas secukupnya.

. Bahan :

- Kacang hijau 20 biji- Bibit jagung 20 biji.

Variabel

Variabel bebas adalah cahaya matahari dan kadar air.

Variabel terikat adalah Morfologi kacang Hijau dan bibit jagung.

Variabel terkendali adalah polibek, biji kacang hijau, dan bibit jagung.

Page 15: Laporan Praktikum Biologi

Cara kerjaa. Sediakan kardusb. Siapkan gelas air mineral sebanyak 8 buahc. Sediakan saringan teh 6 buahd. Sediakan kapas secukupnyae. Siapkan kacang hijau sejumlah 20 biji, lalu rendam kacang

hijau tersebut ke dalam gelas air mineral yang berisi air selama 30 menit.

f. Hingga didapati biji yang mengapung dan tidak, untuk biji yang terapung disisihkan karna tidak dapat digunakan.

g. Lakukan juga hal demikian untuk bibit jagung, setelah 30 menit tiriskan bibit jagung tersebut dan keringkan. Seperti pada gambar :

. gambar bibit jagung dan biji kacang hijau yang dikeringkan.

h. Setelah dikeringkan, basahi kapas dengan sedikit air kemudian ambil bibit jagung dan kacang hijau untuk diletakkan pada media penanaman.

i. Gelas yang terdiri dari 8 gelas dibagi menjadi :

- Gelas 1 dan 2 berisi ¾ air untuk kacang hijau dan bibit jagung- Gelas 3 dan 4 berisi ½ air untuk kacang hijau dan bibit jagung.- Gelas 5 dan 6 menggunakan kapas yang dibasahi untuk

keduanya.- Gelas 7 dan 8 berisi ¾ air untuk kacang hiaju dan bibit jagung

yang disimpan pada tempat gelap.

j. Letakkan gelas 1-6 pada tempat yang terkena cahaya matahari, dan gelas 7-8 pada tempat yang tidak terkena

Page 16: Laporan Praktikum Biologi

cahaya matahari. Lakukan penelitian dan amati perkembangannya.

Tabel Pertumbuhan

Hari Ke

Pertumbuhan (cm) : kacang hijau1 2 3 4 5 6 7 8

1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00234567

Hari Ke

Pertumbuhan (cm) : bibit jagung1 2 3 4 5 6 7 8

1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00234567

Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan di tempat

Page 17: Laporan Praktikum Biologi

yang terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi

Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

Kesimpulan dan Saran

- Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan bibit jagung, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan  tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau dan bibit jagung.

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau, biji kacang hijau dan bibit jagung

Page 18: Laporan Praktikum Biologi

yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau dan bibit jagung yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji dan bibit yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar. 

- Saran

Sebaiknya, percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat.

Sebaiknya, menanamnya di aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh kacang hijau tersebut lebih besar, agar pertumbuannya maksimal.

Page 19: Laporan Praktikum Biologi
Page 20: Laporan Praktikum Biologi
Page 21: Laporan Praktikum Biologi

“ Enzim Katalase “

A. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase terhadap H2O2.

B. Rumusan masalah :

Bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?

C. Alat dan Bahan

Alat:

Page 22: Laporan Praktikum Biologi

- Tabung reaksi- Penjepit- Plstik- Spiritus- Kaki 3- Korek api

Bahan:

- Hati Ayam- Daun pepaya- Kentang- Batu es

D. Cara kerja

1.Sediakan alat dan bahan. 2. Haluskan hati ayam,daun pepaya,kentang hingga lumat.

* kentang, ekstrak hati dan daun pepaya yang telah lumat.

3. Masukkan ekstrak hati ayam kedalam 3 buah tabung reaksi.4. Gelas 1 ditetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung yang terjadi.

Page 23: Laporan Praktikum Biologi

5. Gelas ke dua di panaskan hingga mendidih lalu ditetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes amati banyak gelembung yang terjadi.6. Gelas ke tiga didinginkan dengan batu es lalu ditetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes,lalu amati gelembung yang terjadi. 7. Cuci ketiga tabung reaksi hingga bersih.8. Masukkan halusan kentang kedalam 3 buah tabung reaksi.9. Gelas pertama tetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung.10. Gelas ke dua panaskan hingga mendidih lalu ditetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung.11. Gelas ketiga dinginkan dengan batu es lalu tetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung yang dihasilkan.12. Cuci tabung reaksi hingga bersih.13. Masukkan halusan daun pepaya kedalam tiga buah tabung reaksi.14. Gelas pertama tetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung.15. Gelas kedua panaskan hingga mendidih tetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung yang ada.16. Gelas ke tiga dinginkan dengan batu es tetesi dengan KOH sebanyak 10 tetes lalu amati banyak gelembung yang dihasilkan.17. Cuci hingga bersih tabung reaksinya.

E. Hasil Penelitian1. Pada ekstrak hati

Tabung 1 2 3 4

Netral ++

Dipanaskan +++

Didinginkan ++

KOH dan H2O2 ++

2. Pada kentang

Tabung 1 2 3 4

Netral +++

Page 24: Laporan Praktikum Biologi

Dipanaskan ++

Didinginkan +++

KOH dan H2O2 ++

3. Pada daun pepaya

Tabung 1 2 3 4

Netral ++

Dipanaskan +++

Didinginkan +

KOH dan H2O2 +++

Keterangan :

+++ : banyak sekali gelembung + : sedikit gelembung

++ : banyak gelembung -: tidak ada gelembung.

Page 25: Laporan Praktikum Biologi
Page 26: Laporan Praktikum Biologi
Page 27: Laporan Praktikum Biologi
Page 28: Laporan Praktikum Biologi
Page 29: Laporan Praktikum Biologi
Page 30: Laporan Praktikum Biologi
Page 31: Laporan Praktikum Biologi
Page 32: Laporan Praktikum Biologi

“Membuktikan reaksi respirasi anaerob pada

mikroorganisme ( fermentasi )”

I. Tujuan :

Untuk mengetahui respirasi anaeorob pada mikrorganisme

II. Rumusan masalah :

Bagaimana respirasi bisa menghasilkan CO2 ?

III. Alat dan bahan:

Alat- Gelas ukur- Gelas elemeyer- Tabung reaksi- Plastik- Karet- Sendok- Selang 50cm- Termometer

Page 33: Laporan Praktikum Biologi

Bahan:- Gula- Ragi- Air

IV. Cara kerja:

1. Ambil 5 sdm / 10 sendok teh gula, larutkan dengan 100 ml air dalam gelas kaca untuk gelas pertama.

2. Ambil 2 sendok teh / 1sdm ragi larutkan dengan 100 ml air dalam gelas kaca yang kedua.

3. Ukur suhu pada kedua gelas tersebut dan amati warna serta baunya.

4. Tutup kedua gelas dengan menggunakan plastik masukkan selang dengan ukuran 35cm kedalam gelas 1 dan 2 tanpa celah sedikit pun.

5. Pada gelas pertama selang menyentuh larutan, pada gelas kedua selang tidak boleh menyentuh larutan.

6. Tunggu selama ± 40 menit. 7. Setelah 40 menit buka selang dan plastik.8. Ukur suhu,pada kedua gelas amati warna serta baunya9. Potong selang 15cm masukkan kedalam larutan kedua lalu ditiup.

10. Ukur pada gelas 2 dan amati warna serta baunya.

V. Hasil penelitian

Sebelum Sesudah 40 menitGelas 1 Gelas 2 Gelas 1 Gelas 2

S w b s W B s w b s w b26oc cream basi 28oc bening Balon 30oc Kuning

kecoklatan

29oc bening

Sesudah ditiupGelas 2

s w B

Page 34: Laporan Praktikum Biologi
Page 35: Laporan Praktikum Biologi

“UJI SACH DAN INGEN HOUSZ”

I. UJI SACHTujuan :

- Melakukan uji apakah cahaya daun tidak berfotosintesis.- Mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju reaksi.

Alat dan Bahan Alat : -kertas timah

-klep -penjepit/sendok -tisue -gelas kimia -tabung reaksi -kawat penyangga -corong kaca -lampu spiritus -kaki 3 atau tripod -korek api

Bahan : -daun durian -alkohol 70% -lugol 10 tetes

Page 36: Laporan Praktikum Biologi

-aquades

Cara kerja :

1. Sediakan alat dan bahan.2. Pilih 3 daun yang akan digunakan ( daun yang berwarna

hijau,hijauputih,putih).3. Tutup daun yang berwarna hijau dengan kertas timah.4. Gunakan klep untuk menutup daun.5. Biarkan daun selama 1 hari.6. Setelah 1 hari buka klep pada daun. 7. Lihat perubahan yang terjadi pada daun yang telah ditutupi oleh

kertas timah.8. Hidupkan spiritus dengan dengan korek api, lalu letakkan kaki3.9. Taruh gelas kimia di atas kaki 3, masukkan daun yang berwarna

hijau, lalu siram dengan alkohol 70% sampai daun tenggelam oleh alkohol, rebus hingga mendidih.

10. Setelah mendidih angkat daun dengan pinset, lalu tiriskan daun ke dalam mangkok lalu ditetesi lugol sebanyak 10 tetes hingga permukaan daun tertutupi, amati hasil perubahan yang terjadi.

11. Ambil daun yang berwarna putih rebus kedalam alkohol sebelumnya, rebus hingga mendidih.

12. Setelah mendidih angkat daun dengan pinset lalu tiriskan daun kedalam mangkok, lalu ditetesi daun dengan lugol sebanyak 10 tetes, amati hasil perubahan yang terjadi.

13. Ambil daun yang berwarna hijauputih rebus kedalam alkohol yang sebelumnya, rebus hingga mendidih.

Page 37: Laporan Praktikum Biologi

14. Setelah mendidih angkat daun dengan pinset lalu tiriskan daun ke dalam mangkok lalu tetesi daun dengan lugol sebanyak 10 tetes, amati hasil perubahan yang terjadi.

Hasil penelitian

No Daun Warna daun ditutupi Warna daun yang tidak ditutupi

1 Daun yang ditutupi Kream Hijau pekat berwarna hitam

2 Daun yang bercorak hijau,dan putih -

Hijau ke hitam-hitaman

3 Daun corak putih - Kream

Page 38: Laporan Praktikum Biologi

II. INGEN HOUSZ

TUJUAN :

Untuk mengetahui banyaknya amilum pada fotosintesis.

ALAT : - 4 buah gelas kaca. - Pinset/ sendok - Karet - Plastik - Kertas minyak ( merah,kuning,hijau) -Tabung reaksi - Gelas ukur

BAHAN : - Tumbuha Hydrilla Verticillata - Air

CARA KERJA :

1. Masukan Hydrilla Verticillata ke dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan air lalu di tambah 10 tetes larutan lugol.3. Tutup tabung reaksi dengan kertas masukkan kedalam gelas yang

berisi air dengan ukuran ¾ dari ukuran gelas tanpa ada air yang terbuang.

4. Tutup tabung reaksi dengan plastik tanpa ada ruang sedikitpun.5. Letakkan gelas ditempat yang penuh dengan cahaya matahari

dengana. gelas pertama tidak ditutupi dengan kertas minyak b. gelas kedua ditutupi dengan kertas minyak berwarna merah

Page 39: Laporan Praktikum Biologi

c. gelas ketiga ditutupi dengan kertas minyak berwarna kuningd. gelas keempat ditutupi dengan kertas minyak berwarna hijau

6. Tunggu selama ± 45 menit.7. Dan amati banyak gelembung yang dihasilkan pada setiap gelas.

NO. GELAS WAKTUJUMLAH

GELEMBUNG1 1 ( Pertama ) ± 45 menit Banyak

2 2 ( Kedua ) ( Kertas Merah ) ± 45 menit Banyak

3 3 ( Ketiga ) ( Kertas Kuning ) ± 45 menit Banyak

4 4 ( Keempat ) ( Kertas Hijau ) ± 45 menit Paling Banyak

Page 40: Laporan Praktikum Biologi

Gambar

“ Tumbuhan hydrilla verticillata yang akan ditutupi dengan kertas warna”

Page 41: Laporan Praktikum Biologi

“daun tanaman yang sedang dalam pengujian sach “

Page 42: Laporan Praktikum Biologi

“ daun yang sudah ditutupi timah selama 1 hari, direbus dalam cairan alkohol 70% hingga mendidih, untuk membuktikan kandungan amilum pada daun tersebut”