Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

35
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan Judul “Percobaan Lazzaro Spallanzani” disusun oleh : Nama : Ira Andi Salu NIM : 1213141014 Kelas / Kelompok : B / II (dua) Jurusan : Kimia telah diperiksa oleh asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima. Makassar, November 2012 Koordinator Asisten, Asisten, Muh. Riswan Ramli Andi Asrini Nurani Ulfah NIM. 081404038 NIM. 101414049 Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Andi Rahmat Saleh S.Pd, M.Pd .

description

biologi

Transcript of Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Page 1: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan Judul “Percobaan Lazzaro

Spallanzani” disusun oleh :

Nama : Ira Andi Salu

NIM : 1213141014

Kelas / Kelompok : B / II (dua)

Jurusan : Kimia

telah diperiksa oleh asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, November 2012

Koordinator Asisten, Asisten,

Muh. Riswan Ramli Andi Asrini Nurani Ulfah NIM. 081404038 NIM. 101414049

Mengetahui,Dosen Penanggung Jawab

Andi Rahmat Saleh S.Pd, M.Pd.NIP.1985 10 10 2008 12 1 004

Page 2: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanyaan “Apakah hidup itu” dan “Dari manakah asal kehidupan?” telah

berusaha dijawab dengan berbagai macam teori dan percobaan. Antara lain adalah

percobaan Lazzaro Spallanzani atas keraguan dan kebenaran dari teori

Abiogenesis atau Generatic Spontanea dari Aristoteles. Aristoteles (384-322 SM)

mengemukakan Teori Abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup yang

pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. Paha mini bertahan

cukup lama yaitu semenjak zaman Yunani Kuno hingga pertengahan abad ke-17,

Antonic Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop, maka kebenaran dari teori

Abiogenesis mulai diuji. Tokoh pertama yaitu Francesco Redi (1626-1697)

melakukan percobaan menggunakan daging dan dia berhasil membuktikan

kebenaran teori Biogenesis.

Pada saat terjadi revolusi Amerika, seorang ahli dari Italia Bernama Lazzaro

Spallanzani (1729-1799) melakukan percobaan dengan menggunakan air kaldu

yang diberi beberapa perlakuan yang berbeda dan dari hasil percobaannya

Spallanzani juga berhasil menggoyahkan kebenaran tentang teori Abiogenesis,

kemudian ahli ketiga yang menguji kebenaran teori Abiogenesis yaitu Louis

Pasteur (1822-1895) melakukan percobaan menggunakan bahan air kaldu dengan

alat labu untuk menyempurnakan percobaan Spallanzani, dari hasil percobaannya

Pasteur kembali menggoyangkan teori Abiogenensis. Berdasarkan hasil percobaan

Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis,

dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal

dengan teori Biogenesis.

Page 3: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Pada percobaan kali ini, kita juga secara langsung akan membuktikan

sendiri mengenai asal usul kehidupan. Apakah sesuai dengan teori Abiogenesis

atau Biogenesis.

B. Tujuan Praktikum

Percobaan ini bertujuan member kesempatan kepada mahasiswa mengikuti

jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti

dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan “dari

manakah asal kehidupan?”

C. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah kita dapat

membuktikan sendiri jawaban mengenai asal-usul kehidupan melalui salah satu

langkah percobaan yang pernah dilalukan oleh ilmuwan pada masa lampau dengan

menggunakan teori Biogenesis maupun Abiogenesis.

Page 4: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Proses pembentukan bumi dan asal usul kehidupan belum sepenuhnya dari

sudut ilmu pengetahuan. Pertanyaan “Apakah hidup itu?” dan “Dari manakah asal

usul kehidupan?” serta bagaimanakah “Asal kehidupan?” merupakan masalah dari

abad ke abad. Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai asal usul kehidupan

antara lain: Teori Abiogenesis, Biogenesis Cozmotic, penciptaan naturalis dan

biokimia (Tim penyusun, 2003).

Aristoteles (384-322 SM) seorang filosof dan ahli sains dari Yunani kuno

menyatakan makhluk hidup yang pertama berasal dari makhluk tak hidup atau benda

mati. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan

menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan

hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan

bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur. Bagaimana cara terbentuknya makhluk

tersebut ? Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi

begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini

disebut juga paham generation spontaneae yang disebut juga teori Abiogenesis. Jadi,

kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka

pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut

dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :ikan dan katak

berasal dari Lumpur, cacing berasal dari tanah, dan belatung berasal dari daging yang

membusuk. Namun Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van

Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk

mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air

rendaman jerami, maka validitas kebenaran dari teori ini mulai diuji. Louis Pasteur

berhasil menumbangkan teori itu, dia menyatakan bahwa “Omne Vivum ex Ovo,

Page 5: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Omne Vivum ex Vivo” yang artinya setiap makhluk hidup berasal dari telur dan telur

berasal dari makhluk hidup (Slamet, 2005).

Fransisco Redi menyatakan serangkaian percobaan dengan bahan daging yang

dimasukkan kedalam delapan stoples yang berbeda. 4 toples pertama diisi dengan

daging segar dan dibiarkan terbuka, 4 toples yang lain diisi daging segar dan ditutup

rapat dengan menggunakan lilin. Setelah beberapa hari, Redi mendapatkan hasil

ternyata ada larva pasa stoples yang dibiarkan terbuka sedangkan pas stoples yang

tertutup rapat tidak ditemukan larva. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal

dari daging melainkan dari lalat yang bertelur dan hinggap di daging. Redi

mengadakan percobaan kedua karena pemegang teori Abiogenensis masih menentang

hasil percobaan itu, karena menurut mereka dengan ditutupnya toples maka vital

force tidak dapat masuk. Pada percobaan Redi kembali melakukan percobaan seperti

diatas teteapi dengan menambakan perlakuan lain pada topples yaitu dua buah toples

ditutup dengan menggunakan kain kasa. Pada kedua toples yang ditutup dengan

menggunakan kain kasa daging didalamnya mebusuk namun tidak ditemukan adanya

belatung (Kimball, 1988).

Setelah bertahan cukup lama, paham Abiogenensis mulai diragukan. Beberapa

ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis salah satunya Spallanzani yang

menentang pendapat John Needham (penganut Abiogenesis), menurutnya kehidupan

yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna.

Kesimpulan percobaan Spallanzani adalah: pada tabung terbuka terdapat kehidupan

yang berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini

membuktikan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu. Namun ketidakpuasan

para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun

Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang

asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain: Harold Urey, Stanley

Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali

di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami

Page 6: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera,

Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain (Anonim, 2012).

Selain itu, Louis Pasteur memperbaiki percobaan Lazzaro Spallanzani, Dalam

percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu dan pipa kaca

berbentuk leher angsa. Melalui perangkat percobaannya Pasteur berhasil

membuktikan ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang

menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara

spontan. Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka

tumbanglah paham Abiogenesis (Tim Pengajar, 2003).

Page 7: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini diadakan pada :

Hari / Tanggal : Rabu, 13 November 2010

Waktu : Pukul 14.00-16.00 Wita

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a) 3 buah tabung reaksi

b) 1 buah rak tabung reaksi

c) 2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai

d) 1 buah lampu spiritus

e) 1 buah klem kayu

2. Bahan

a) 30 mL kaldu cair

b) 1 poong lilin

C. Prosedur Kerja

1. Mengisi ketiga tabung reaksi dengan kaldu masing-masing 10 ml

2. Tabung I, disumbat dengan tutup gabus/karet dan ditetesi lilin cair antara

sela mulut tabung dengan tutup.

3. Tabung II, didihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 2 menit, dan

tabung dibiarkan terbuka (tanpa tutup).

4. Tabung III, didihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 2 menit, dan

dengan cepat menutup tabung dengan gabus dan ditetesi lilin cair antara sela

mulut tabung dengan tutupnya.

Page 8: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

5. Meletakkan semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan simpan di

atas meja kerja, mengusahakan agar terhindar dari gangguan hewan, cahaya

matahari langsung, dan summber panas lainnya.

6. Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama 5 hari.

Page 9: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

BAB IVHASIL DAN PEBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

TabungPerlakuan

tabungSifat

Pengamatan hari ke-

1 2 3 4 5

I

Tidak

dipanaskan

dan ditutup

Warna BeningAgak

keruhKeruh

Keruh

kehijauan

Keruh

kehijauan

Bau - - - - -

Endapan - -Sedikit

endapan

Sedikit

endapan

Sedikit

endapan

IIDipanaskan

terbuka

Warna BeningAgak

keruhKeruh Keruh Keruh

Bau Kaldu Kaldu - - -

Endapan - -Ada

endapan

Ada

endapan

Ada

endapan

IIIDipanaskan

dan ditutup

Warna - - - - -

Bau - - - - -

Endapan - -Ada

endapan

Ada

endapan

Ada

endapan

IV

Tidak

diberi

perlakuan

apapun

Warna BeningAgak

keruh

Agak

keruh

Agak

kehijauan

Agak

kehijauan

Bau Kaldu KalduMenyen

gat

Menyeng

at

Menyenga

t

Warna - -

Ada

sedikit

endapan

Ada

sedikit

endapan

Ada

sedikit

endapan

Page 10: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

B. Pembahasan

1. Tabung I

Pada hari pertama tabung I yang diberi perlakuan tidak dipanaskan dan di

tutup keadaan air kaldu masih jernih, tidak terdapat endapan, dan tidak berbau

hal ini menandakan belum ada aktivitas mikroorganisme didalam tabung. Hari

kedua warna air kaldu ulai mengeruh, tetapi masih belum mengeluarkan bau dan

belum terbentuk endapan hal ini menunjukkan mulai adanya kegiatan

mikroorganisme dalam air kaldu. Hari ketiga warna air mulai mengeruh, tetapi

tidak berbau namuin terdapat sedikit endapan. Hari keempat air mulai berwarna

kehijau-hijauan, terdapat sedikit endapan tapi tidak berbau. Hari terakhir air

kaldu berwarna hijau terdapat sedikit endapan tetapi tidak mengeluarkan bau.

2. Tabung II

Pada hari pertama tabung II yang diberi perlakuan dipanaskan dan dibiarkan

terbuka keadaan air kaldunya masih jernih, tidak terdapat endapan dan masih

berbau kaldu menandakan bahwa masih belum terdapat aktivitas

mikroorganisme. Hari kedua air kaldu masih berwarna bening, berbau kaldu, dan

belum terdapat endapan hal ini menunjukkan air kaldu masih tetap tidak

terkontaminsasi oleh mikroorganisme. Hari ketiga belum terdapat perubahan

apapun pada kaldu tetapi pada hari hari keempat dan kelima mulai terdapat

endapan di atas air kaldu.

3. Tabung III

Pada hari pertama pengamatan tabung III yang diberi perlakuan dipanaskan

dan ditutup air kaldu yang adadi dalamnya masih terlihat jernih, tidak terdapat

endapan, dan tidak berbau. Pada hari kedua air kaldu masih berwarna bening,

tidak berbau, dan tidak terbentuk endapan hal ini juga menunjukkan bahwa air

kaldu masih belum terkontaminasi oleh mikroorganisme. Hari ketiga airnya

mengeruh terdapat endapan tetapi belu tercium bau dari air kaldu begitu juga

pada hari keempat dan hari kelima.

Page 11: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

4. Tabung IV

Pada hari pertama pengamatan tabung IV yang tidak diberi perlakuan apapun

keadaan air kaldunya juga sama seperti keadaan air kaldu pada tabung I, II, dan

III yaitu jernih, tidak terdapat endapan, dan masih berbau kaldu. Hari kedua air

kaldu mulai mengeruh, tetapi belum terbentuk endapan dan masih berbau kaldu.

Hari ketiga air kaldu berubah warna jadi kehijau-hijauan, mengeluarkan bau yang

menyengat dan terdapat sedikit endapan begitu pula pada pengamatan hari

keempat dan hari kelima.

Page 12: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum biologi tentang percobaan Lazzaro Spallanzani, dapat

ditarik kesimpulan bahwa :

1. Percobaan Lazzaro Spallanzani berhasil membuktikan bahwa teori

abiogenenesis keliru.

2. Makhluk hidup bukan berasal dari benda mati atau timbul dengan sendirinya

melainkan berasal dari makhluk hidup yang telah ada sebelumnya

B. Saran

Untuk kelancaran praktikum berikutnya maka disarankan agar :

1. Praktikum, dalam melaksanakan pengamatan hendaknya dilakukan bersama-

sama dan serempak agar seluruh praktikan dapat memahami juga perubahan-

perubahan yang terjadi pada air kaldu dengan seksama.

2. Asisten, hendaknya asisten selalu setia mendampingi praktikan dalam

pengamatan tiap hari agar jika praktikan memiliki pertanyaan, praktikan dapat

langsung menanyakannya kepada asisten dan agar pengamatan dapat

terkoordinasi dengan baik.

Page 13: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Asal Usul Kehidupan. http://annilasyiva.multiply.com/ journal/ item/37. Diakses tanggal 17 November 2012.

Kimball, J.W. 1988. Biologi Universitas. Jakarta : Erlangga.

Slamet, 2005. Pegangan Biologi 2. Jakarta : Erlangga.

Tim Pengajar, 2003. Biologi Dasar. Bandung : Grafindo.

Tim Penyusun, 2003. Biologi Umum. Makassar : FMIPA UNM.

Page 14: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Pertanyaan dan jawaban

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan

tersebut di atas?

Jawab : Yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut

adalah adanya kegiatan mikroorganise dari udara yang mengkontaminasi

air kaldu.

2. Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan

kaldu tersebut ?

Jawab : Yaitu berasal dari udara luar yang masuk kedalam tabung.

3. Perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang

diperlakukan bagaimana? Mengapa bisa demikian?

Jawab : Yaitu pada tabung I, IV karena mikroorganisme yang ada didalamnya

tidak mati dan mikroorganisme diudara dapat bebas mengkontaminasi

air kaldu.

4. Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami

perubahan? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?

Jawab : Yaitu pada tabung III yang air kaldunya dipanaskan dan ditutup, karena

dengan demikian air kaldu tidak dapat dikonaminasi oleh mikroba yang

berasal dari udara bebas.

5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba muncul makhluk hidup baru?

Jawab : Tidak mungkin.

6. Hasil percobaan di atas dapatkan digunakan sebagai bukti yang kuat untuk

menyangkal pendapat Generatio Spontanea? Jelaskan.

Jawab : Hasil percobaan tersebut dapat digunakan untuk menyangkal teori

Generatio Spontanea karena dari hasil percobaan tidak terbukti bahwa

makhluk hidup bersala dari benda mati dan terjadi begitu saja.

Page 15: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

ASAL USUL KEHIDUPAN( THE BEGINNING OF LIFE )

  EPILOG 

Sampai saat ini belum ada seorang ilmuwan pun yang berhasih memecahkan masalah bagaimana asal-usul kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau paham-paham yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai masalah tersebut, tetapi semuanya belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan.Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap masalah asal usul kehidupan tersebut. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos saja. Berikut ini dikemukakan beberapa teori tentang asal usul makhluk hidup. 

   TEORI ABIOGENESIS 

Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. 

Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.  Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut pengzanut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.

Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, mak pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :

- ikan dan katak berasal dari Lumpur.- Cacing berasal dari tanah, dan- Belatung berasal dari daging yang membusuk. Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno

(Ratusan Tahun Sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka 

Page 16: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

      TEORI BIOGENESIS 

Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. A)     Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697) 

Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut : ·        Stoples I     : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.·        Stoples II    : diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap  terbuka.·        Stoples III   : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.

Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.     Danhasilnya sebagai berikut: 

·        Stoples I      : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.

·        Stoples II    : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit. B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799) 

Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya

Page 17: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut : ·        Labu I         : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama

beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.·        Labu II        : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus.

Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.

 Hasil percobaannya adalah sebagai berikut : ·        Labu I         : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah

keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.

·       Labu II       : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).

 Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan

bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. 

Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.   C)     Percobaan Louis Pasteur (1822-1895) 

Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani.

Page 18: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut : ·        Langkah I     : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan

gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.

·        Langkah II   : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.

·        Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

 Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme

yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. 

Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.

Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.

Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan : omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, danOmne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Page 19: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

 Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan

paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.

Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut : Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.

TEORI EVOLUSI KIMIA 

Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain :

Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.

Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.

Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam

Page 20: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah. 

Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pwertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.         A)   Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893) 

Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.  Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut : a)     kondisi  1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan

hydrogen yang sangat banyak di atmosfer bumib)     kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan

radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,

c)     kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan

d)     kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).

 B)    Eksperimen Stanley Miller 

Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey. Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai

Page 21: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.

Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga cpenelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.

Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan sifat.

Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang merupakan komponen sel. TEORI EVOLUSI BIOLOGI 

Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan.

Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa aseperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel. 

Page 22: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial.

Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :

A.  memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;

B.  memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke sekelilingnya;

C.  memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai denagn pola-pola ikatan didalamnya;

D.  mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya. Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali.

Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertamakali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadan metabolisme, dan mempunayi kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.

Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai abenda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut :

Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabunagn struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat.

Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnay. Denagndemikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia. 

Page 23: Laporan Lengkap Praktikum Biologi II

Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam koaservat dan penagturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif. 

Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik.

Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak sedikit Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme hidup.Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya, namun baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental, sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental.

Seandainya apa yang dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan bagaimana dan dari mana kehidupan diplanet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu diingat adalah bahwa kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikas; (penggandaan diri) atau masalah kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah kehidupan rohani. Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertamakali terbentuk dilautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan sop purba itu tertumpuk dilaut.