Laporan Praktikum Biologi

26
PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Oleh: Nama : Devi Pramanik Lisnasuri NIM : J1C112029 Kelompok : 1 (satu) Asisten : Rudy Hermawan KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

description

Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

Transcript of Laporan Praktikum Biologi

PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

Oleh:

Nama : Devi Pramanik Lisnasuri

NIM : J1C112029

Kelompok : 1 (satu)

Asisten : Rudy Hermawan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI BIOLOGI

BANJARBARU

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya organisme kehidupan yang ada di bumi ini terdiri atas banyak

sel. Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada

makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel-sel

itu sendiri, misalnya pertukaran zat dan energi dengan respon terhadap berbagai

rangsangan dari lingkungannya, tumbuh dan berkembang biak pun dilakukan oleh sel

itu sendiri. Sedangkan pada makhluk bersel banyak yang tentunya lebih kompleks,

berbagai fungsi kehidupan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda,

walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel,

misalnya respirasi. Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan berjalan baik maka

masing-masing kelompok sel akan saling bekerja sama(Kimbal, 1999).

Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Istilah selula

digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun 1665. Hook menggunakan

istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang dibatasi oleh dinding yang

dilihatnya pada gabus (Fhan, 1991).

Setelah kurun waktu yang cukup lama, dinding sel dianggap sebagai zat mati

hasil ekskresi zat hidup dalam sel, terbukti dengan ditemukannya bahwa ada satuan

organik antara protoplasma dan dinding sel khususnya pada sel muda, keduanya

bersama-sama merupakan satuan tunggal biologis (Fhan, 1991).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk-bentuk sel mati

dan bagian-bagian sel yang hidup pada tumbuhan dan hewan serta untuk mengenali

perbedaan antara sel sel tumbuhan dan sel hewan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sel berasal dari kata cella, yang artinya ruang kecil. Sel merupakan unit

terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan fugsi kehidupan. Sel yang ada

dalam makhluk hidup mampu melaksanakan fungsi hidup. Oleh karena itu, sel

disebut juga satuan fungsi hidup. Dalam pengertian sel tidak dapat berdiri sendiri

(Syamsuri, 1999).

Pada teori lama menyatakan sel adalah suatu kesatuan struktural saja dan

makhluk hidup tersusun atas sel sedangkan teori yang baru menyatakan sel adalah

merupakan suatu satuan struktural maupun fungsional dan merupakan penentu sifat

atau faktor genetika dari makhluk hidup, sel merupakan suatu yang berasal dari sel

yang telah ada sebelumnya (Subowo, 1992).

Seorang sarjana bernama Schawann (1839), mengatakan bahwa organisme

tumbuh-tumbuhan dan hewan terdiri atas kumpulan sel-sel. Schawann

mengemukakan “teori sel” yaitu bahwa sel merupakan sebuah organisme baik hewan

maupaun tumbuhan merupakan kumpulan sel atau organisme. Schawann dianggap

sebagai bapak sotologi modern (Subowo, 1998).

Menurut teori yang dikemukakan oleh M.J. Scheleden dan T. Schwan pada

tahun 1839 tentang sel, menurut mereka sel adalah sebagian menganut dasar secara

morfologi dan fungsional. Mengenai pembentukannya, sel berbentuk kristal dan

berwarna putih. Pada tahun berikutnya Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari

sel yang telah ada sebelumnya dan terus berkembang (Setijadi, 1981).

Sel sendiri sebagai dasar penyusun suatu organisme yang terdiri dari inti yang

terbungkus oleh membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari

pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel sebelumnya. Sel disirikan oleh

adanya molekul makro sitoplasma sehingga ruang antar selnya kosong (Purnomo,

2003).

Pada bagian luar sel tumbuhan terdapat dinding sel, tetapi pada hewan tidak.

Adanya dinding sel inilah yang menyebabkan sel-sel tumbuhan memiliki sifat keras

dan kaku. Pada tumbuhan, dinding sel berfungsi antara lain untuk melindungi

protoplasma, sebagai penguat tanaman dan mencegah terjadinya dehidrasi.

Komponen utama penyusun dinding sel adalah polisakarida. Dinding sel tumbuhan

muda masih terlihat tipis yang terdiri atas selaput zat pektin. Setelah sel tumbuhan

bertambah tua, maka dinding sel akan menebal dan zat pembentuknya adalah

selulosa. Dinding sel bagian dalam berhubungan langsung dengan membran plasma.

Membran ini bisa terlihat apabila sel berada di dalam larutan yang lebih pekat

daripada larutan dalam sel, sehingga membran plasma akan lepas (Wibowo, 2005).

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan

Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang

dirancangnya sendiri. Kata selberasal dari kata bahasa Latin cellula yang

berarti rongga atau ruangan (Wibowo, 2005).

Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang

menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan

berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan

seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi (Wibowo, 2005).

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk

semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan

besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri. Sel-

sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-

sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang

sangat rapi (Wibowo, 2005).

Sel mengandung materi genetik yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk

hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada

keturunannya. Sifat-sifat makhluk hidup tergantung pada sifat sel secara individual

(Taryono, 1996).

Berikut adalah bagian-bagian sel beserta fungsinya:

Dinding sel merupakan penyusun sel tumbuhan yang tersusun atas serat-serat

selulosa, bersifat tebal dan kaku untuk membantu mempertahankan bentuk sel

dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Di dinding sel terdapat

plasmodesmata yang berfungsi untuk hubungan dengan sel disebelahnya.

Vakuola adalah suatu rongga yang berisi cairan yang dikelilingi oleh selapis

membran yang disebut tonoplas. Vakuola berisi cairan yang berupa larutan

garam mineral, gula, oksigen, asam organik, CO2, pigmen, enzim dan sisa

metabolime yang lain. Vakuola merupakan organela yang berfungsi untuk

menimbun sisa-sisa metabolisme dan untuk penguraian molekul-molekul

sederhana (berfungsi seperti lisosom). Pada hewan terdapat vakuola tetapi sangat

kecil atau justru tidak terlihat.

Mitokondria adalah organel yang memiliki struktur amat kompleks yang

berfungsi untuk membentuk energi atau disebut “the power house”. Mitokondria

merupakan tempat berlangsungya respirasi aerobik pada tingkat seluler.

Mitokondria memiliki enzim-enzim yang berperanan untuk mengatur daur krebs

yaitu sitokrom.

Kloroplas adalah organel yang berperanan dalam fotosintesis karena adanya

klorofil dan pigmen-pigmen fotosintetik.

Lisosom merupakan organel yang berperanan dalam kegiatan fagositik karena di

dalam lisosom banyak terkandung enzim pencerna hidrolitik seperti protease,

nuklease, lipase, dan fosfatase. Secara umum fungsi lisosom adalah untuk

penguraian molekul-molekul.

Mikrotubulus adalah organel berbentuk benang-benang silindris yang tersusun

atas protein. Mikrotubulus bersifat kaku sehingga berfungsi sebagai ‘rangka sel’

yang berfungsi untukmempertahankan bentuk sel. Pada saat pembelahan,

mikrotubulus berperanan dalam pembelahan dengan menjadi benang-benang

gelendong.

Mikrofilamen adalah organel sejenis mikrotubulus yang tersusun atas protein

aktin dan meiosin. Fungsi dari mikrofilamin adalah dalam pergerakan sel dalam

makhluk hidup tingkat tinggi. Pergerakan atau aliran sitoplasma di atur oleh

mikrofilamen.

Peroksisom merupakan organel yang senantiasa berasosiasi dengan organel lain,

dan banyak mengadnung katalase dan oksidase. Enzim ini akan mengkatalisis

H2O2 yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu lisosom berfungsi untuk perubahan

lemak menjadi karbohidrat seta perubahan purin.

Membran sel merupakan bagian terluar sel hewan yang membatasi isi sel dengan

lingkungan. Organel ini berfungsi sebagai selaput pelindung dan pengontrol

yang bersifat semi permeabel untuk mengendalikan pertukaran zat antara

sitoplasma dengan lingkungan sel. Membran sel tersusun atas selaput lipoprotein

(lipida dan protein).

Sitoplasma/protoplasmma adalah cairan sel yang mengisi ruangan antara

membran sel dengan inti sel. Sitoplasma tersusun atas bahan dasar cair yang

disebut sitosol yang berisi air dan senyawa organik terlarut seperti : garam, asam

lemak, asam amino, gula nukleotida, dan protein. Sitoplasma merupakan

sumber bahan kimia yang penting dan merupakan tempat berlangsungnya

metabolisme tertentu seperti glikolisis, sintesis protein, sintesis asam lemak, dan

sebagainya.

Nukleus adalah organel terbesar yang berbentuk bulat hingga oval, berfungsi

untuk mengendalikan seluruh kegiatan sel. Sel eukariotik memiliki membran

inti/karioteka sementara sel prokariotik tidak memiliki membran inti/karioteka.

Retikulum endoplasma adalah organel yang bertindak sebagai saluran-saluran

dalam sitoplasma yang menghubungkan membran sel dengan nukleus. Fungsi

dari retikulum endoplasma adalah untuk transportasi protein.

Ribosom adalah organel yang terdapat bebas di dalam sitoplasma atau menempel

pada retikulum endoplasma yang tersusun atas protein dan RNA. Ribosom

berfungsi untuk sisntesis protein.

Apparatus golgi adalah organel yang berbentuk seperti kantong pipih yang

berbentuk jala yang terpusat pada salah satu sisi nukleus. Organel ini berfungsi

untuk pengemasan dan sekresi protein.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasatanggal 9 Oktober 2012 pukul

08.00 – 10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam prosedur ini adalah mikroskop, kaca benda,

kaca penutup, cutter/silet, pipet tetes, dan kain flanel.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah penampang

melintang sel gabus batang ubi kayu (Manihot utilissima), rambut buah kapuk (Ceiba

petandra), rambut buah kapas (Gossypium sp.), penampang melintang daun Ficus

Elastica, daun Hydrilla verticillata, selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah

(Allium cepa), preparat jadi otot polos dan preparat jadi sel darah merah/eritrosit.

3.3 Prosedur Kerja

Metode kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Mikroskop, kaca benda dan kaca penutupnya disiapkan pada posisi yang tepat.

2. Masing-masing preparat yang akan diamati disiapkan di bawah mikroskop sesuai

caranya.

3. Bentuk sel, bagian-bagian sel yang hidup diamati dan hasil pengamatan

digambar.

4. Gambar dilengkapi dengan keterangan yang jelas, dibuat hasil pengamatan,

pembahasan dan kesimpulannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar Keterangan

Gambar 1. Sel gabus batang ubi kayu (Manihot

utilissima

Gambar 1. Referensi

Keterangan :

a. Dinding sel

b. Ruang sel

c. Ruang antarsel

a. Rongga sel

b.Gelembung udara

c. Dinding sel

Gambar 2. Rambut buah kapuk (Ceiba

pentandra)

Gambar 2.

Referensi

Gambar 3. Rambut biji kapas (Gossypium sp)

Gambar 3. Referensi

a. Dinding sel

b. Torsi

Gambar 4. Penampang melintang daun Ficus

elastica

Gambar 4. Referensi

a. Inti sel

b. Dinding sel

Gambar 5. Daun Hydrilla verticillata

Gambar 5. Referensi

a. Dinding sel

b. Kloroplas

c. Inti sel

d. Ruang antarsel

Gambar 6. Bawang merah (Allium cepa)

Gambar 6. Referensi

a. Dinding Sel

b. Inti Sel

Bentuk sel heksagonal

dengan inti

Gambar 7. Otot Polos

Gambar 7. Referensi

Gambar 8. Darah Manusia

Gambar 8. Referensi

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

Secara umum perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yaitu sel hewan tidak

memiliki dinding sel, tidak memiliki butir plastida, bentuk tidak tetap karena hanya

memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku dan jumlah mitokondria relatif

banyak. Sedangkan pada sel tumbuhan memiliki dinding sel memiliki butir plastida

bentuk tetap ada dinding sel yang terdiri dari selulosa dan jumlah mitokondria relatif

sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida.

Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan. Sel tumbuhan

lebih besar daripada sel hewan. Sel tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap

sebaliknya pada sel hewan tidak mempunyai bentuk yang tetap.Pada sel tumbuhan

terdapat dinding sel sedangkan pada sel hewan tidak. Sel tumbuhan terdapat klorofil

namun pada sel hewan tidak. Pada sel tumbuhan terdapat vakuola atau rongga sel

yang besar sedangkan pada sel hewan tidak memiliki vakuola, namun pada sel

beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola tapi tidak sebesar yang terdapat pada sel

tumbuhan. Sel tumbuhan menyimpan tenaga dalam bentuk biji kanji sedangkan pada

hewan dalam bentuk glikogen.

Berikut adalah gambaran mengenai perbedaan antara sel hewan dan

tumbuhan:

No

.

Sel Tumbuhan Sel Hewan

1 Memiliki dinding sel Tidak memiliki dinding sel

2 Memiliki plastida Tidak memiliki plastida

3 Tidak memiliki lisosom Memiliki lisosom untuk mencerna

makanan

4 Tidak mempunyai sentriol Mempunyai sentriol

5 Vakuola pada sel muda lebih

kecil dan banyak, dan pada sel

dewasa tunggal dan besar

Vakuola berukuran kecil pada sel

dewasa maupun sel muda

6 Tidak mempunyai flagellata Mempunyai flagellata

7 Memiliki membran sel/plasma

yang terletak di sebelah dalam

dinding sel

Batas terluar sel adalah membran

sel atau membran plasma yang

lembut

8 Diantara dua sel yang

berdekatan terdapat lamela

tengah dan plasmodemata

Tidak terdapat lamela tengah dan

plasmodemata

4.2.2 Perbedaan Sel Hidup dengan Sel Mati

Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari

masing-masing sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan

penting dalam metabolism kehidupan dari makhluk hidup, hal itu ditandai dengan

adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil meabolisme

yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak

memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding

sel. Sel hidup antara lain pada umbi bawang merah, daun hydrilla, daun Ficus

elastica,sel darah merah dan otot polos. Sedangkan sel mati terdapat pada serat

kapuk, kapas, dan empulur ubi kayu.

4.2.3 Penjelasan Sel-Sel pada Percobaan

Pada percobaan ke dua menggunakan 9 jenis preparat yang tentunya memiliki

karakteristik yang berbeda–beda untuk setiap tipenya. Bahan–bahan yang diujikan

yaitu penampang melintang sel gabus batang ubi kayu(Manihot utilissima), rambut

buah kapuk (Ceiba pentandra), rambut biji kapas (Gossypium sp), penampang

melintang daun karet (Ficus elastic), daun Hydrilla verticillata, selaput bagian dalam

umbi lapis bawang merah (Allium cepa), preparat jadi otot polos, dan sel darah

merah/eritrosit.

Pada percobaan kali ini, sebenarnya hanya ada beberapa yang dapat dilihat

oleh kelompok praktikum menggunakan mikroskop, seperti daun Hydrilla

verticilladan rambut biji kapas. Hal ini dikarenakan waktu yang kurang memadai

sehingga pengamatan preparat dibagi-bagi pada setiap kelompok praktikum yang

lain. Gambar yang ditulis pada hasil pengamatan di atas merupakan hasil penelitian

kelompok 1 dan kelompok lain. Namun, disini akan dijelaskan semua walaupun

sebenarnya tidak semua yang diamati.

1. Sel penyusun empulur ubi kayu berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar

sel yang besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel

empulur tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa

tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan

penyimpan cadangan makanan (sagu).

2. Sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran

(torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya,

sehigga sel kapas merupakan sel mati. Sel tersebut termasuk jenis sel

sklerenkim, yang berfungsi jaringan penguat pada tumbuhan.Serat kapas tumbuh

menutupi seluruh permukaan biji kapas.

3. Sel kapuk seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada

sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga

sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Oleh karena itu sel

kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi.

Serat kapuk banyak digunakan sebagai bahan kasur atau bantal. Serat kapuk

berasal dari sel epidermis dari kulit buah.

4. Sel darah merah berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang

berfungsi mengikat oksigen pada saat transportasi gas, berbentuk bintik-bintik

kecil yang menyebar acak. Menurut peninjauan dibuku bentuknya adalah

bikonkaf. Sel darah merah adalah sel yang hidup karena di dalamnya terdapat

plasma.

5. Struktur otot polos berbentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung

runcing, dengan inti   berjumlah satu terletak dibagian tengah. Kontraksi pada

otot polos tidak menurut kehendak atau di luar kendali sistem saraf pusat,

gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

6. Sel bawang merah (Alium cepa) terlihat seperti papan-papan atau segi enam

tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang

terletak di tengah sel. Selain itu di di dalam bawang merah terdapat pigmen yang

menyebabkan sel/jaringan berwarna merah (ada yang mengatakan bahwa

pigmen tersebut adalah fikoeritrin, bagi saya hal tersebut masih kurang jelas,

karena pigmen fikoeritrin biasanya terdapat dalam alga seperti pigmen yang lain;

fikosantin, fikobilin dll, mungkin saja pigmen tersebut adalah golongan

karotenoid).

7. Sel hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata.

Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat di dalamnya. Pada daun hydrilla,

dapat pula diamati proses aliran sitoplasma, yaitu pada bagian sel-sel penyusun

ibu tulang daun yang memanjang di tengah-tengah daun. Pada hydrilla juga

terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih.

8. Pada daun ficus elastica (karet), yang diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 40X terlihat jaringan parenkim berupa parenkim palisade dan bunga

karang. Parenkim palisade memiliki bentuk sel yang panjang, tegak dan terdapat

kloroplas. Karena mengandung banyak kloroplas parenkim palisade sangat

bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis (sintesa karbohidrat). Di dalam

kloroplas sering terdapat butir-butir tepung asimilasi. Parenkim bunga karang

terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk hampir bulat dengan ruang antarsel yang

ukurannya relatif besar. Jaringan palisade masing-masing selnya mempunyai

sitoplasma.

Sel mati dari keseluruhan preparat yang telah diamati tadi adalah sel rambut biji

kapuk, sel rambut kapas, dan sel gabus batang ubi kayu.

Preparat yang digunakan dalam percobaan ini adalah preparat basah, yaitu

preparat yang dibuat ketika penelitian berlangsung, yaitu dengan cara memotong

bahan yang akan diamati setipis mungkin, kemudian ditaruh di kaca obyektif,

kemudian ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup yang berukuran kecil.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

1. Setiap sel pada makhluk hidup memiliki bentuk dan fungsinya masing-masing.

2. Sel dikatakan hidup apabila mengadakan proses–proses seperti oksidasi,

metabolisme dan proses lainnya serta masih diselubungi oleh membran dan

sitoplasma. Sedangkan sel mati hanya berupa ruang kosong yang dibatasi oleh

dinding sel.

3. Antara sel tumbuihan dan hewan memiliki karakteristik yang berbeda–beda

dalam hal bentuk, struktur dan organel–organelnya.Perbedaan yang khas antara

sel tumbuhan dan sel hewan adalah ada tidaknya dinding sel pada sel tersebut.

5.2 Saran

Saran saya untuk praktikumselanjutnya adalah praktikan dapat menguasai

bahan dengan baik serta gunakanlah peralatan laboratorium dengan hati-hati.Dalam

melakukan percobaan ini sebaiknya praktikan membuat sediaan dengan cara

memotong setipis-tipisnya, sehingga didapatkan gambaran mikroskopik sel yang

jelas, selain itu juga diperlukan ketelitian dan kecermatan agar didapat hasil yang

sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Bentuk Sel Tumbuhan dan Hewan.http://www.sarjanaku.com/2010/10/bentuk-sel-tumbuhan-dan-hewan.htmldiakses pada tanggal 10 Oktober 2012

Kimball, J.W. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta

Subowo. 1992. Histologi Umum.Bumi Aksara: Jakarta.

Subowo. 1998. Biologi Sel. Angkasa: Bandung.

Suryani, 2011. Laporan Praktikum Anatomi Daun.http://suryanieti.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomi-daun.htmldiakses pada tanggal 10 Oktober 2012

Syamsuri. 1997. Biologi Umum. Erlangga: Jakarta.

Wibowo, Y. 2005. Struktur Sel Tumbuhan dan Hewan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta