LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

19
 LAPORAN PENDAHULUAN  Kasus (Masalah Utama) Perubahan sensori perseptual : halusinasi.  Proses Terjadinya Masalah   Pengertian Halusinasi  Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998). Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera seorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar/terbangun. (Maramis, hal 119) Halusinasi yaitu gangguan persepsi (proses penyerapan) pada panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar pada pasien dalam keadaan sadar. Tanda dan gejala :   Bicara, senyum dan tertawa sendiri  Menarik diri dan menghindar dari orang lain  Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata  Tidak dapat memusatkan perhatian  Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut  Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung (Budi Anna Keliat, 1999)  Penyebab dari Halusinasi  Salah satu penyebab dari Perubahan sensori perseptual : halusinasi yaitu isolasi social : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Tanda dan Gejala :   Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 1/19

LAPORAN PENDAHULUAN 

I. Kasus (Masalah Utama) 

Perubahan sensori perseptual : halusinasi.

II. Proses Terjadinya Masalah 

1. Pengertian Halusinasi 

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya

rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi

pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).

Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera seorang

pasien yang terjadi dalam keadaan sadar/terbangun. (Maramis, hal 119)

Halusinasi yaitu gangguan persepsi (proses penyerapan) pada panca indera tanpa

adanya rangsangan dari luar pada pasien dalam keadaan sadar.

Tanda dan gejala : 

 Bicara, senyum dan tertawa sendiri

 Menarik diri dan menghindar dari orang lain

 Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata

 Tidak dapat memusatkan perhatian

 Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut

 Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

(Budi Anna Keliat, 1999)

2. Penyebab dari Halusinasi 

Salah satu penyebab dari Perubahan sensori perseptual : halusinasi yaitu isolasi

social : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi

dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).

Tanda dan Gejala : 

 Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 2/19

 Menghindar dari orang lain (menyendiri)

 Komunikasi kurang/ tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan

klien lain/ perawat

 Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk 

 Berdiam diri di kamar/ klien kurang mobilitas

 Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap

 Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.

(Budi Anna Keliat, 1998)

3.

 Akibat dari Halusinasi 

Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori: halusinasi dapat beresiko

mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan

suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan

lingkungan.

Tanda dan Gejala : 

 Memperlihatkan permusuhan

 Mendekati orang lain dengan ancaman

 Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

 Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

 Mempunyai rencana untuk melukai

III. Pohon Masalah 

Risiko mencederai diri , orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 3/19

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji 

1. Masalah keperawatan

1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

3. Isolasi sosial : menarik diri

2. Data yang perlu dikaji

1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1. Data subjektif 

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, ingin

membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

2. Data objektif 

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan

kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

1. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

1. Data Subjektif 

 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata.

 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.

 Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.

 Klien merasa makan sesuatu.

 Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.

 Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar.

 Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.

2. Data Objektif 

 Klien berbicar dan tertawa sendiri.

 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.

 Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 4/19

 Disorientasi.

1. Isolasi sosial : menarik diri

1. Data Subjektif 

 Klien mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi

 Klien mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain

 Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.

1. Data Objektif 

 Klien terlihat lebih suka sendiri

 Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan

 Ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup

V. Diagnosa Keperawatan 

1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori

perseptual : halusinasi.

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

VI. Rencana Tindakan Keperawatan 

Diagnosa 1: Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

perubahan sensori perseptual : halusinasi. 

1. Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

2. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 

Tindakan :

1. Salam terapeutik  – perkenalan diri – jelaskan tujuan – ciptakan lingkungan yang

tenang – buat kontrak yang jelas (waktu, tempat, topik).

2. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

3. Empati.

4. Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 5/19

2. Klien dapat mengenal halusinasinya. 

Tindakan :

1. Kontak sering dan singkat.

2. Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non verbal).

3. Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara yang didengar

dan apa yang dikatakan oleh suara itu. Katakan bahwa perawat percaya klien

mendengar suara itu, tetapi perawat tidak. Katakan perawat akan membantu.

4. Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu, frekuensi terjadinya

halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi.

5. Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi.

2. Klien dapat mengontrol halusinasinya. 

Tindakan :

1. Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi.

2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk mengontrol

halusinasinya.

3. Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan orang lain bila

muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan pada suara tersebut “saya

tidak mau dengar.” 

4. Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan.

5. Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian jika berhasil.

6. Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi.

2. Klien dapat dukungan dari keluarga. 

Tindakan :

1. Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara, memutus

halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat

bantuan.

2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 6/19

2. Klien dapat menggunakan obat dengan benar. 

Tindakan :

1. Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.

2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara,

waktu).

3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

4. Beri reinforcement positif klien minum obat yang benar.

Diagnosa 2: Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan

menarik diri. 

1.

 Tujuan Umum: Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

2. Tujuan Khusus: 

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 

Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan

interaksi selanjutnya

Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik 

1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan sopan

3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji

6. 

Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 

Rasional :

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 7/19

 Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego

diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.

 Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien

 Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin

mendapatkan pujian

Tindakan:

2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.1. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif 

2.1. Utamakan memberikan pujian yang realistik 

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan 

Rasional :

 Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk 

berubah.

 Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan

penggunaannya

Tindakan:

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

 yang dimiliki 

Rasional :

 Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri

 Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.

 Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan

Tindakan:

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 8/19

1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan

 Kegiatan mandiri

 Kegiatan dengan bantuan sebagian

 Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

1. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya  

Rasional :

 Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi

dan harga diri klien

 Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien

 Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang

bisa dilakukan

Tindakan:

1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

4. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada 

Rasional:

 Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah

 

Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhanklien.

 Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 9/19

6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

dengan harga diri rendah

2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

DAFTAR PUSTAKA 

1.  Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa , Jakarta : EGC, 1995

2.  Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa , Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

3.  Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino

Gonohutomo, 20034.  Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa , Edisi 1, Bandung, RSJP

Bandung, 2000

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 10/19

LAPORAN PENDAHULUAN 

MASALAH UTAMA 

Harga Diri Rendah

A. MASALAH UTAMA 

Harga diri rendah

B. PENGERTIAN 

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapatbertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.

C. PROSES TERJADINYA MASALAH 

Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuatseseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart

& Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.

RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individutentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri

(Keliat, 1999).

Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak 

bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga

diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Hargadiri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima

penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,

termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik 

diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak 

mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,

ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus

mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 11/19

1.  Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang

mengancam.2.  Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana

individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :

1.  Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan

pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupanindividu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk 

peyesuaian diri.

2.  Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggotakeluarga melalui kelahiran atau kematian.

3.  Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke

keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,

prosedur medis dan keperawatan.

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:

1.  Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, diceraisuami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi

harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaanpemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak 

tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.

2.  Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

D. POHON MASALAH 

Resiko isolasi sosial: menarik diri 

(Resiko)

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah 

(Core problem)

Berduka disfungsional 

(Penyebab)

E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 

1.  Masalah keperawatan:

1.  Resiko isolasi sosial: menarik diri.2.  Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

3.  Berduka disfungsional.

2.  Data yang perlu dikaji:

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 12/19

1.  Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

2.  Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,

ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN 

Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

1.  Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN 

1.  Tujuan umum: sesuai masalah (problem).

2.  Tujuan khusus:1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan:1.  Bina hubungan saling percaya

  Salam terapeutik 

  Perkenalan diri

  Jelaskan tujuan inteniksi

  Ciptakan lingkungan yang tenang

  Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).

2.  Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.3.  Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

4. 

Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga danbertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

2.  Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.Tindakan:

1.  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2.  Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakanmemberi pujian yang realistis.

3.  Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3.  Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.Tindakan:

1.  Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.

2. 

Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang kerumah.4.  Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang

dimiliki.

Tindakan :

1.  Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap harisesuai kemampuan.

2.  Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 13/19

3.  Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5.  Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuanTindakan :

1.  Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

2.  Beri pujian atas keberhasilan

3. 

Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.6.  Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan:

1.  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.2.  Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

3.  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

4.  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 14/19

. Masalah Utama :

Menarik diri.

II. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindarihubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh

faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan

faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapatmengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis,

putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu

merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak inginberkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri

sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.

Gejala Klinis :

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul 

Menghindar dari orang lain (menyendiri) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat 

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk  

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak 

bercakap-cakap 

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. (Budi Anna Keliat, 1998)

2. Penyebab dari Menarik DiriSalah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian

individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan idealdiri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap dirisendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Gejala Klinis

• Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut

botak karena terapi)

• Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

• Gangguan hubungan sosial (menarik diri) 

• Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan) 

• Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klienakan mengakiri kehidupannya.

( Budi Anna Keliat, 1999)

3. Akibat dari Menarik Diri

Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakita adanya terjadinya resiko perubahan sensori

persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive,dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya

klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan eksternal.

Gejala Klinis :

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 15/19

• bicara, senyum dan tertawa sendiri 

• menarik diri dan menghindar dari orang lain  

• tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata

• tidak dapat memusatkan perhatian 

• curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut 

• ekspresi muka tegang, mudah tersinggung (Budi Anna Keliat, 1999)

III. Pohon Masalah

Resiko Perubahan Sensori-persepsi :

Halusinasi …….. 

Isolasi sosial : menarik diri Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah( Budi Anna Keliat, 1999)

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

a. Masalah Keperawatan

1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi2. Isolasi Sosial : menarik diri

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b. Data yang perlu dikaji

1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi1). Data Subjektif 

1. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata2. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

3. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus4. Klien merasa makan sesuatu

5. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya

6. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar7. Klien ingin memukul/ melempar barang-barang

2). Data Objektif 

1. Klien berbicara dan tertawa sendiri2. Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu

3. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

4. Disorientasi2. Isolasi Sosial : menarik diri1). Data Subyektif 

Sukar didapat jika klien menolak komunikasi. Terkadang hanya berupa jawaban singkat ya atau

tidak.2). Data Obyektif 

Klien terlihat apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar dan banyak 

diam.

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 16/19

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

1). Data subyektif:Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri

sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

2). Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, inginmencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.

V. Diagnosis Keperawatan

1). Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik diri. 

2). Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

VI. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1 : Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik diri.

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasiTujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percayaRasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya

Tindakan:

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengancara :

1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. perkenalkan diri dengan sopan

3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai4. jelaskan tujuan pertemuan

5. jujur dan menepati janji6. tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7. berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Rasional : Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu

mengurangi stres dan penyebab perasaaan menarik diriTindakan

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri ataumau bergaul

2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang

muncul2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak 

berhubungan dengan orang lain.

Rasional :

• Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain. 

• Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri. 

Tindakan :

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 17/19

1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain

1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntunganberhubungan dengan prang lain

2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan

berhubungan dengan orang lain2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain

2. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian

tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosialRasional :

• Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.

• Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa

membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.

Tindakan1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

2. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :

• K – P

• K – P – P lain

• K – P – P lain – K lain

• K – Kel/ Klp/ Masy

1. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

2. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

3. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu4. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

5. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan4. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalahTindakan

1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain

2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat

berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluargaRasional : memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan

akurat kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya

Tindakan1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

• salam, perkenalan diri 

• jelaskan tujuan 

• buat kontrak  

• eksplorasi perasaan klien 

1. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

• perilaku menarik diri 

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 18/19

• penyebab perilaku menarik diri 

• akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi 

• cara keluarga menghadapi klien menarik diri 

3. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi

dengan orang lain

4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kaliseminggu

5. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

Diagnosa 2 : Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.Tujuan umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi

selanjutnya

Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik 1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan sopan3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Rasional :

• Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego

diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.• Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien 

• Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena inginmendapatkan pujian

Tindakan:

2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien2.1. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif 

2.1. Utamakan memberikan pujian yang realistik 

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakanRasional :

• Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah. 

• Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankanpenggunaannyaTindakan:

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Rasional :

• Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri 

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN JIWA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-jiwa-55ab513a7cf98 19/19

• Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya. 

• Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan Tindakan:

1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

• Kegiatan mandiri 

• Kegiatan dengan bantuan sebagian • Kegiatan yang membutuhkan bantuan total 

1. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

Rasional :

Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri

klien 

Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien 

Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan Tindakan:

1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

4. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Rasional:

• Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah 

• Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan

klien.

• Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.  

Tindakan:

1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah

2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

DAFTAR PUSTAKA

1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo.2003

2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-

Raven Publisher. 19983. Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI.

1999

4. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

5. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

6. Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJPBandung. 2000

Ditulis oleh ASUHAN KEPERAWATAN RIZKI di 3/04/2009 07:40:00 PM 

Reaksi: