Laporan pendahuluan HDR

56
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan. Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Sdr. A Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar mengalami perubahan yang di harapkan B. TUJUAN PENULISAN 1

description

Laporan penahuluan untuk pasien dengan gangguan jiwa khususnya pada pasien yang Mempunyai Harga Diri Rendah

Transcript of Laporan pendahuluan HDR

Page 1: Laporan pendahuluan HDR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang

sangat penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan.

Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan

hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai

pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.

Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri

dengan harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit

gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan

dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di

sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan

Keperawatan Pada Sdr. A Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga

Diri Rendah agar mengalami perubahan yang di harapkan

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan khusus

Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas

individu mata kuliah Keperawatan jiwa

2. Tujuan umum

a. Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam

mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

perencanaan, tindakan dan evaluasi

1

Page 2: Laporan pendahuluan HDR

b. Dapat mengetahui cara merawat klien dengan

isolasBAB II

BAB II

KONSEP DASAR

A. Masalah Utama

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Menurut (Budi Ana Keliat,1999) gangguan harga diri rendah

digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,

termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal

mencapai keinginan.

Menurut ( Schult & videbeck, 1998) gangguan harga diri

rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan

kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak

langsung.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan

harga diri rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri

dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.

2. Tanda dan Gejala:

Menurut (Budi Ana Keliat, 1999). tanda dan gejala yang dapat

muncul pada pasien harga diri rendah adalah :

2

Page 3: Laporan pendahuluan HDR

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan

kurang percaya diri.

b. Rasa bersalah terhadaap diri sendiri, individu yang selalu gagaal

dalaam meraih sesuatu.

c. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada

dibawah orang lain.

d. Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka

menyendiri dan tidak ingin bertemu orang lain.

e. Rasa percaya diri kurang , merasa tidak percaya dengan

kemampuan yang dimiliki.

f. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu

dalam memilih sesuatu.

g. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah

disertai harapan yang suram sehingga memungkinkan untuk

mengakhiri kehidupan.

h. Mudaah tersinggung atau marah yang berlebihan.

i. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.

j. Ketegangan peran yang dirasakan.

k. Pandangan hidup pesimis.

l. Keluhan fisik

m. Penolakan terhadap kemampuan personal

n. Destruktif terhadap diri sendiri

o. Menarik diri secara social

p. Penyalahgunaan zat

q. Menarik diri dari realitas

3

Page 4: Laporan pendahuluan HDR

r. Khawatir

3. Penyebab

Menurut Townsend, M.C. (1998 : 366). harga diri rendah sering

disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat

adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung

kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang

negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap

perkembangan awal

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif

adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko

mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal

atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-

sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).

Menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak

efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan

memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan

kehidupan dan peran.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan,

individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan

menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak

dapat memecahkan masalah tuntutan hidup serta peran yang

dihadapi.

4

Page 5: Laporan pendahuluan HDR

Adanya koping individu tidak efektif sering ditujukan dengan

perilaku sebagai berikut :

Data Subjektif :

a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau

menerima bantuan.

b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang

berkepanjangan.

c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.

Data Obyektif :

a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat.

b. Peningkatan ketergantungan.

c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan

memenuhi keinginan sendiri.

d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku.

e. Perilaku distruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain.

f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi.

g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar.

h. Penyalahgunaan obat terlarang.

4. Akibat

Menurut (DEPKES RI, 1998 : 336) harga diri rendah dapat

beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik

diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah

5

Page 6: Laporan pendahuluan HDR

laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam

hubungan social.

Tanda dan Gejala:

a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

b. Menghindar dari orang lain (menyendiri).

c. Komunikasi kurang / tidak ada. Pasien tidak tampak bercakap-

cakap dengan pasien lain / perawat.

d. Tidak ada kontak mata, pasien sering menunduk.

e. Berdiam diri di kamar/pasien kurang mobilitas.

f. Menolak berhubungan dengan orang lain, pasien memutuskan

percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.

g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

h. Posisi janin saat tidur.

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Keperawatan

Menurut (Budi Ana Keliat, 1999). menguraikan empat cara untuk

meningkatkan harga diri yaitu :

1) Memberi kesempatan untuk berhasil

2) Menanamkan gagasan

3) Mendorong aspirasi

4) Membantu membentuk koping

6

Page 7: Laporan pendahuluan HDR

b. Penatalaksanaan Medis

1) Clorpromazine ( CPZ )

Indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam

kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu,

waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku aneh,

tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan aktivitas rutin.

Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.

2) Haloperidol ( HPL )

Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas

dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.

Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.

3) Trihexyphenidyl ( THP )

Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa

enchepalitis dan idiopatik.

Efek samping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl,

psikosis berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.

c. Terapi okupasi / rehabilitasin

Menurut ( Seraquel, 2004 ). terapi yang terarah bagi pasien,

fisik maupun mental dengan menggunakan aktivitas terpilih

sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang

direncanakan sesuai tujuan.

7

Page 8: Laporan pendahuluan HDR

d. Psikoterapi

Menurut ( Seraquel, 2004 ). psikoterapi yang dapat

membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan individual

atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud

untuk mengembalikan penderita ke masyarakat.

e. Terapi psikososial

Menurut kaplan and Sadock ( 1997 ), rencana pengobatan

untuk skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan daan

kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi

berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan

stress dan mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien

kedalam aktivitas.

C. Pohon Masalah

Resiko Isolasi sosial : menarik diri

Tidak efektifnya koping individu

8

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Page 9: Laporan pendahuluan HDR

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Resiko Isolasi sosial : menarik diri

Data yang perlu dikaji :

a. Data Subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu

apa-apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan

malu terhadap diri sendiri

b. Data Objektif

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri

di kamar, banyak diam.

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data yang perlu dikaji :

a. Data Subjektif

Pasien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak

tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,

mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

b. Data Objektif

Pasien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh

memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin

mengakhiri hidup.

3. Tidak efektifnya koping individu

Data yang perlu dikaji :

a. Data subjektif

9

Page 10: Laporan pendahuluan HDR

Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, Mengungkapkan

sedih karena keadaan tubuhnya, Pasien malu bertemu dan

berhadapan dengan orang lain, karena keadaan tubuhnya

yang cacat

b. Data objektif

Ekspresi wajah sedih, Tidak ada kontak mata ketika diajak

bicara, Suara pelan dan tidak jelas, Tampak menangis.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Isolasi Sosial : Menarik Diri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Tidak efektifnya koping individu

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri

Tujuan Umum :

Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi

halusinasi

Tujuan Khusus :

1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik dengan cara :

1) Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non

verbal

10

Page 11: Laporan pendahuluan HDR

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama

panggilan yang disukai

4) Jelaskan tujuan pertemuan

5) Jujur dan menepati janji

6) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa

adanya

7) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatian

kebutuhan dasar pasien

2. Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan:

a. Kaji pengetahuan pasien tentang perilaku menarik diri dan

tanda-tandanya

b. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan

perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul

c. Diskusikan bersama pasien tentang perilaku menarik diri,

tanda-tanda serta penyebab yang muncul

d. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien

mengungkapkan perasaannya

3. Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan

orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

Tindakan :

a. Identifikasi bersama pasien cara tindakan yang dilakukan

jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)

11

Page 12: Laporan pendahuluan HDR

b. Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan keuntungan

berhubungan dengan orang lain

c. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang

lain

d. Diskusikan bersama pasien tentang manfaat berhubungan

dengan orang lain

e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan

mengungkapkan perasaan tentang keuntungan

berhubungan dengan orang lain

f. Kaji pengetahuan pasien tentang kerugian bila tidak

berhubungan dengan orang lain

g. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan

perasaan dengan orang lain

h. Diskusikan bersama pasien tentang kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

i. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan

mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain

4. Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial

Tindakan:

a. Kaji kemampuan pasien membina hubungan dengan orang

lain

12

Page 13: Laporan pendahuluan HDR

b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang

lain melalui tahap:

1) Pasien – Perawat

2) Pasien – Perawat – Perawat lain

3) Pasien – Perawat – Perawat lain – Pasien lain

4) K – Keluarga atau kelompok masyarakat

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah

dicapai.

d. Bantu pasien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama pasien

dalam mengisi waktu

f. Motivasi pasien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g. Beri reinforcement positif atas kegiatan pasien dalam

kegiatan ruangan

5. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya setelah

berhubungan dengan orang lain

Tindakan:

a. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya bila

berhubungan dengan orang lain

b. Diskusikan dengan pasien tentang perasaan masnfaat

berhubungan dengan orang lain.

c. Beri reinforcement positif atas kemampuan pasien

mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan

orang lain

13

Page 14: Laporan pendahuluan HDR

6. Pasien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan:

a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

1) Salam, perkenalan diri

2) Jelaskan tujuan

3) Buat kontrak

4) Eksplorasi perasaan pasien

b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

1) Perilaku menarik diri

2) Penyebab perilaku menarik diri

3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak

ditanggapi

4) Cara keluarga menghadapi pasien menarik diri

5) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan

kepada pasien untuk berkomunikasi dengan orang lain.

6) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian

menjenguk pasien minimal satu kali seminggu

7) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah

dicapai oleh keluarga

14

Page 15: Laporan pendahuluan HDR

Diagnosa II : harga diri rendah.

Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara

optimal.

Tujuan khusus:

1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.

a. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip

komunikasi terapeutik:

1) Sapa pasien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan

yang disukai pasien

4) Jelaskan tujuan pertemuan

5) Jujur dan menepati janji

6) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa

adanya

7) Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan

dasar pasien

2. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki.

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien.

b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu

pasien.

c. Utamakan memberi pujian yang realistik.

15

Page 16: Laporan pendahuluan HDR

3. Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan

penggunaannya.

4. Pasien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

a. Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari.

b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien.

c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat pasien

lakukan.

5. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

a. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan

yang telah direncanakan.

b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

6. Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

mearwat pasien dengan harag diri rendah.

b. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama pasien

dirawat.

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah

16

Page 17: Laporan pendahuluan HDR

DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk.2003.Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa.

Semarang:RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Keliat, B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa Edisi 1. Jakarta:EGC

Stuart,Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.

Jakarta:EGC

17

Page 18: Laporan pendahuluan HDR

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. A DENGAN GANGGUAN

KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DI RUANG UPIP

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Tanggal Pengkajian : 10 Juli 2014 ( 08.00 WIB )

Tanggal Masuk : 5 Juli 2014

Ruang : UPIP

A. PENGKAJIAN

I. Identitas

1. Identitas Klien

Nama : Sdr. A

Umur : 17 Tahun

Alamat : Demak

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak bekerja

No. RM : 09xxxx

2. Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Hubungan dengan Klien : Ayah

Alamat : Demak

18

Page 19: Laporan pendahuluan HDR

II. ALASAN MASUK

Klien mondar-mandir, gelisah

III. KELUHAN UTAMA

Mondar-mandir, bingung, menangis sendiri tanpa sebab, sulit tidur

dan menyendiri.

IV.FAKTOR PREDISPOSISI

1. Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu

2. Keluarga mengatakan bahwa didalam keluarganya ada

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu sepupu

klien. Dia sering mondar mandir dan berbicara sendiri, pernah

di rawat di RJSD Amino gondohutomo tahun 2012 dan

sekarang sudah sembuh.

3. Ibu klien mengatakan klien pendiam dan tidak pernah

menceritakan masalahnya kepada keluarga

4. Klien malu dengan teman temannya karena tidak mempunyai

motor sendiri. Di keluarga hanya ada satu motor dan klien

sering murung saat ingin memakai motor tetapi dipakai

ayahnya karena klien yang biasa membersihkan motor

5. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak

menyenangkan yaitu : sejak umur 14 tahun (2 SMP) jatuh dari

sepeda dan masuk di sungai di depan sekolahnya saat hendak

pulang, klien merasa malu.

19

Page 20: Laporan pendahuluan HDR

V. FAKTOR PRESIPITASI

Keluarga mengatakan, klien bingung, mondar mandir sepulang

dari mancing ±10 hari lalu. Sebelum memancing klien ingin

mengendarai motor tetapi motor dibawa ayahnya.

VI. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda – tanda vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 84 x/menit

c. Suhu : 36,4 ºC

d. Pernafasan : 20 x/menit

2. Ukuran

a. Tinggi badan : 167 cm

b. Berat badan : 46 Kg

3. Kondisi Fisik : Klien tidak mengeluh sakit apa – apa,

tidak ada kelainan fisik.

4. Head to toe

a. Kepala : Rambut agak panjang, bentuk mesosephal, warna

hitam, rambut lembab.

b. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikhterik, tidak

ada gangguan penglihatan, pandangan mata menuduk saat

diajak berbicara, kontak mata kurang, tidak mau menatap

saat berbicara

c. Hidung: bersih, tidak ada polip

20

Page 21: Laporan pendahuluan HDR

d. Mulut : gigi cukup bersih, bibir agak kering, tidak ada

stomatitis, gigi depan tanggal 2

e. Telinga : tidak terdapat serumen

f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

g. Paru-paru :

- Inspeksi : Dada kanan & kiri simetris (saat inspirasi &

ekspirasi)

- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

- Perkusi : sonor

- Auskultasi : Vesikuler

h. Jantung

- Inspeksi : Dada kanan & kiri simetris, Ictus cordis tidak

tampak

- Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, Tidak ada

nyeri tekan

- Perkusi : Pekak

- Auskulasi : BJ jantung I & II lup dup

i. Abdomen

- Inspeksi : Datar, tidak ada lesi

- Auskultasi : Bising usus 12 x/mnt

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

- Perkusi : tympani

j. Ekstremitas

- Atas : Warna Kulit kuning langsat, bersih, tidak ada

oedema, tiak ada lesi, pergerakan bebas

21

Page 22: Laporan pendahuluan HDR

- Bawah : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada edema,

pergerakan bebas

5. Psikososial

a. Genogram

Ket :

: Laki – laki : Klien

: Perempuan : Sepupu klien

: Laki – Laki Meninggal : Tinggal serumah

: Perempuan Meninggal

Penjelasan :

Ada keluarga klien yang pernah menderita gangguan jiwa yaitu

sepupu klien

22

Page 23: Laporan pendahuluan HDR

b. Konsep Diri

- Citra Tubuh : Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh

yang paling disukai secara khusus, semua

bagian tubuh klien suka.

- Identitas : klien menyadari bahwa dirinya seorang

laki-laki. Klien mengatakan anak ke-2 dari

3 bersaudara.

- Peran : Klien mengatakan bahwa klien adalah

seorang anak dan seorang adik serta

kakak

- Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan

pulang, merasa bosan dan ingin bekerja.

- Harga diri : Klien mengatakan malu dan minder

berhadapan langsung dengan orang lain

selain ibu dan adiknya karena dia tidak

memiliki motor seperti temannya yang lain.

klien menunduk dan tidak ada kontak mata.

- Masalah Keperawatan :

Gangguan Konsep Diri :harga diri rendah

23

Page 24: Laporan pendahuluan HDR

6. Hubungan Sosial

Klien mengatakan orang yang dekat dengan klien adalah

ibunya. Klien juga mengatakan bahwa dirinya sulit bergaul

dengan teman di lingkungan rumahnya dan lebih banyak

berdiam diri di rumah. Klien mengatakan susah berkomunikasi

dengan orang lain terutama orang yang tidak dikenal. Apabila

ada orang baru yang mengajak bicara, klien menjawab

dengan suara pelan dan tidak jelas.

- Masalah Kepeawatan : Isolasi sosial : Menarik diri

7. Spiritual

Klien mengatakan beragama islam, sebelum sakit rajin sholat 5

waktu. Akan tetapi, selama dirawat jarang melakukan sholat 5

waktu, klien berdoa agar cepat sembuh setelah sholat.

Masalah keperawtan : Distress spiritual

VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Personal hygien klien harus di motivasi, rambut jarang disisir,

klien menggunakan baju yang disediakan di RSJ.

Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri

24

Page 25: Laporan pendahuluan HDR

2. Pembicaraan

Pada saat klien diajak berbicara, klien menjawab dengan nada

suara pelan, lambat, tidak jelas dan sulit dipahami. Kadang

jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat, namun

kadang juga klien memberikan jawaban yang tidak sesuai.

Klien tidak mampu memulai pembicaraan.

3. Aktivitas Motorik

Klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara

mandiri. Aktivitas makan dan mandi dilakukannya bila di

motivasi, klien lebih banyak berdiam diri.

Masalah keperawatan : intoleransi aktivitas

4. Alam perasaan

Klien sering terlihat mondar mandir, bingung, gelisah, sedih dan

murung. Klien merasa tidak percaya diri. Klien mengatakan

bosan di RSJ, sudah merasa sembuh, ingin cepat pulang.

Masalah keperawatan : ansietas

5. Afek

Respon emosional klien kadang sesuai dengan stimulasi yang

diberikan, kadang jugantidak sesuai dengan stimulasi yang

diberikan. Afek perasaan klien datar dan tumpul serta tidak

sesuai yang diharapkan

Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi

25

Page 26: Laporan pendahuluan HDR

6. Interaksi selama wawancara

Pada saat klien ditanya oleh perawat, kadang klien kooperatif

tapi kadang klien menunjukkan sikap kurang kooperatif dengan

kontak mata yang kurang dan menunduk.

Masalah keperawtan : kerusakan komunikasi

7. Persepsi

Dikarenakan klien sering menyendiri dan tertutup klien

mendengar suara memanggilnya, klien sering berbicara sendiri

“saya ingin pulang”

Masalah keperawatan : halusinasi

8. Proses Fikir

Klien tidak memiliki keyakinan tentang sesuatu yang bersifat

irrasional.

9. Tingkat kesadaran

Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari kamis

tanggal 10 juli 2014, hari berikutnya juga klien sadar hari jumat

tanggal 11 juli 2014.

10. Memori

Daya ingat jangka panjang : klien masih ingat bahwa klien

pernah pergi memancing

Daya ingat jangka pendek : klien mengingat baru saja di jenguk

ibunya

26

Page 27: Laporan pendahuluan HDR

Daya ingat sekarang : klien masih ingat aktivitas yang masih di

lakukannya tadi pagi

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tingkat konsentrasi klien tidak tetap, kadang klien mampu

berkonsentrasi pada pertanyaan yang diajukan perawat kadang

juga konsentrasi klien berkurang. Klien mampu berhitung

sederhana 1-20

12. Kemampuan Penilaian

Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau

duduk di depan ruangan mencari udara segar, klien memilih

duduk di depan ruangan.

13. Daya Tilik Diri

Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa. Akan

tetapi tidak sadar dirinya sedang sakit jiwa.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Klien makan 3 kali dalam sehari sesuai dengan menu yang

disediakan rumah sakit, klien makan secara mandiri. Nafsu

makan klien baik dan menghabiskan setiap porsi makanan

yang disediakan. Akan tetapi, klien makan yang paling akhir

dari teman-temannya.

2. BAB/BAK

27

Page 28: Laporan pendahuluan HDR

Klien mampu mengontrol BAB dan BAK ditempatnya. Klien

BAB 1 kali sehari, klien mampu BAK secara mandiri dan tidak

ada keluhan. BAB dan BAK dikamar mandi.

3. Mandi

Klien mandi 2 kali dalam sehari yaitu pagi hari dan sore hari.

Klien dapat mandi secara mandiri.

4. Berpakaian

Klien sudah mampu mengenakan pakaian sendiri, ganti

pakaian sendiri dan merapikan rambut secara mandiri.

5. Penggunaan obat

Klien minum obat secara teratur dengan dibimbing oleh

perawat, selama minum obat klien belum mengetahui jenis

dan kegunaan obat yang diminum.

6. Istirahat dan tidur

Klien tidur malam 8 jam semalam dan tidur siang 2-3 jam.

7. Pemeliharaan kesehatan

Klien mampu menjaga kesehatannya selama dirawat

8. Aktivitas dirumah

Klien belum bisa membantu temannya untuk mencuci piring

dan menyiapkan makanan.

9. Aktivitas diluar rumah

Klien merasa malu bila keluar rumah.

IX. MEKANISME KOPING

28

Page 29: Laporan pendahuluan HDR

Saat ada masalah koping yang dimiliki klien adalah maladaptive,

dimana klien lebih suka menyimpan masalahnya sendiri tanpa

menceritakan kepada orang lain dan keluarganya . klien lebih

senang mengurung diri dan melamun.

Masalah Keperawatan : tidak efektifnya koping individu

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Klien merupakan pribadi yang kurang bisa bergaul dengan

lingkungan. Klien merupakan pribadi yang pendiam dan lebih

senang berada dirumah, menyendiri dan menyimpan

permasalahannya sendiri tanpa kepada orang lain termasuk

keluarganya sendiri.

XI.PENGETAHUAN

Pengetahuan klien kurang dalam hal koping kaena klien

cenderung menyimpan permasalahannya sendiri tanpa

menceritakannya kepada orang lain dan lebih senang menyendiri.

Selain itu, klien kurang pengetahuan terhadap obat-obatan yang

harus diminun untuk kesembuhan klien.

XII. ASPEK MEDIK

Terapi :

- Olanzapine 2 x 5 mg (per oral)

- Haloperidol 2 x 5 mg (per oral)

- Trihexiperidine 2 x 2 mg (per oral)

- Injeksi diazepam 2 x 10 ml ( intravena)

29

Page 30: Laporan pendahuluan HDR

XIII. ANALISA DATA

No Data Masalah1. DS :

Klien mengatakan merasa malu dan minder bila

berinteraksi dan bergaul dengan orang lain

karena klien tidak mempunyai motor

DO :

Kontak mata kurang, sering mengalihkan

pandangan saat berbicara, sering menunduk

Harga Diri

Rendah

2. DS :

Klien mengatakan bahwa dirinya susah bergaul

dan lebih memilih diam dirumah. Setiap

masalah yang dihadapi dipendamnya sendiri

DO :

Klien sering sendiri, bingung, ekspresi wajah

murung

Resiko

Menarik Diri

3 DS :

Klien mengatakan bahwa ia orang yang

pendiam, setiap masalah lebih suka

menyimpannya sendiri. Ibu klien mengatakan

klien pendiam dan tidak pernah menceritakan

Koping

individu

tidak efektif

30

Page 31: Laporan pendahuluan HDR

masalahnya kepada keluarga

DO:

Klien sulit jika disuruh menceritakan

masalahnya

XIV.MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

2. Isolasi sosial : Menarik Diri

3. Koping individu tidak efektif

XV. POHON MASALAH

Isolasi sosial : Menarik Diri_ _ _ _ _ _ ( Efek )

_ _ _ _ _( Core problem )

Koping individu tidak efektif _ _ _ _ _ _ _ ( Causa )

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. D(X) I

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

31

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Page 32: Laporan pendahuluan HDR

C. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

10 Juli

2014

TUM

Klien dapat

berhubungan

dengan orang

lain secara

optimal.

TUK 1

Klien dapat

membina

hubungan

saling percaya

1.1 Klien ekspresi

wajah

bersahabat.

Klien

menunjukan

rasa senang.

Klien mau

kontak mata.

Klien mau

berjabat tangan.

Klien mau

membalas

salam.

Klien mau

duduk

berdampingan.

dengan

perawat.

Klien mau

1.1.1 Beri salam /

panggil nama

yang disukai

1.1.2 Jelaskan BHSP

dengan

komunikasi

terapeutik

1.1.3 Memperkenalkan

diri dengan sopan

1.1.4 Tanyakan nama

lengkap dan

panggilan tujuan

1.1.5 Jujur dan

menepati janji

1.1.6 Tunjukan sikap

empati dan

menerima klien

apa adanya

32

Page 33: Laporan pendahuluan HDR

menyebut nama

dan mau

mengutaraka

masalah yang

dihadapi.

1.1.7 Lakukan kontak

singkat tapi sering

Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

TUK 2

Klien dapat

mengidentifikas

i kemampuan

dan aspek

positif yang

dimiliki

1.1 Klien mampu

mengidentifikasi

kemampuan

yang dimiliki

Aspek positif

keluarga

Aspek positif

lingkungan yang

dimilii klien

1.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

1.1.2 Hindarkan dari penilaian yang negative

1.1.3 Utamakan pemberian pujian yang realistik

TUK 3

Klien dapat

menilai

kemampuan

yang dimiliki

3.1 Klien mampu

menilai

kemampuan

yang dimiliki

selama sakit

3.1.1 Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit

3.1.2 Diskusikan kemammpuan yang dapat ditunjukan penggunaannya

TUK 4

Klien dapat

menetapkan

perencanaan

kegiatan sesuai

dengan

kemampuannya

1.1 Klien dapat

membuat

rencana

kegiatan harian

1.1.1 Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari

- Kegiatan mandiri- Dibantu sebagian- Dengan bantuan

total1.1.2 Tingkatkan kegiatan

sesuai dengan

33

Page 34: Laporan pendahuluan HDR

toleransi kondisi klien

1.1.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

TUK 5

Klien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

kondisi sakit dan

kemampuannya

5.1 Klien melakukan

kegiatan yang

sesuai

dengankondisi

sakit dan

kemampuannya

5.1.1 Berikesempatan klien

untuk mencoba kegiatan

yang telah direncanakan

5.1.2 Beri pujian atas

keberhasilan klien

5.1.3 Diskusikan kemungkinan

melaksanakan dirumah.

TUK 6

Klien dapat

memanfaatkan

sistem

pendukung yang

ada

1.1 Klien dapat

memanfaatkan

system

pendukung

dikeluarga

secara optimal

Klien daoat

memanfaatkan

system

pendukung

dilingkungan

sekitar.

1.1.1 Beri pendidikan

kesehatan cara

perawatan klien dengan

Harga Diri Rendah

1.1.2 Bantu keluarga

menyiapkan lingkungan

di rumah.

II TUM

Klien dapat

melakukan

keputusan yang

efektif untuk

mengendalikan

situasi kehidupan

yang demikian

menurunkan

1.1 Klien mampu

duduk

berdampingan

dengan perawat

Klien mampu

berbincang -

bincang dengan

perawat

Klien mampu

1.1.1 Lakukan pendekatan

dengan baik, menerima

klien apa adanya dan

bersikap empati

1.1.2 Cepat mengendalikan

perasaan dan reaksi

perawatan diri sendiri

misalnya rasa

marah ,empati.

34

Page 35: Laporan pendahuluan HDR

perasaan rendah

diri

TUK 1

Klien dapat

menbina

hubungan

terapeutik

dengan perawat

merespon

tindakan

perawat

1.1.3 Sediakan waktu untuk

berdiskusi dan bina

hubungan yang sopan.

1.1.4 Berikan kesempatan

kepada klien untuk

merespon.

Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

TUK 2

Klien dapat

mengenali dan

mengekspresika

n emosinya

2.1 Klien dapat

mengungkapka

n perasaannya

Klien mampu

mengenali

emosinya dan

dapat

mengekspresika

nnya

2.1.1 Tunjukan emosional

yang sesuai

2.1.2 Gunakan tekhnik

komunikasi terapeutik

terbuka

2.1.3 Bantu klien

mengekspresikan

perasaannya

2.1.4 Bantu klien

mengidentifikasikan

situasi kehidupan yang

tidak berada dalam

kemampuan dan

mengontrolnya

2.1.5 Dorong untuk

menyatakan secara

verbal perasaan –

perasaan yang

berhubungan dengan

ketidak mampuannya.

TUK 3

Klien dapat

memodifikasi

pola kognitif

yang negative

1.1 Klien dapat

mengidentifikasi

pemikiran yang

negatif

Klien dpat

menurunkan

penilaian yang

1.1.1 Diskusikan masalah

yang dihadapi klien

dengan memintanya

untuk

menyimpulkannya

1.1.2 Identifikasi pemikiran

negatif klien dan bantu

35

Page 36: Laporan pendahuluan HDR

negatifpada

dirinya.

untuk menurunkan

melalui interupsi dan

substitusi

Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

3.1.3 Evaluasi ketetapan

persepsi logika dan

kesimpulan yang dibuat

klien

3.1.4 Kurangi penilaian klien

yang negatif terhadap

dirinya

3.1.5 Bantu klien menerima

nilai yang dimilikinya

atau perilakunya atau

perubahan yang terjadi

pada dirinya.

TUK 4

Klien dapat

berpartisipasi

dalam mengambil

keputusan yang

berkenan dengan

perawatan dirinya

4.1 Klien mampu

menentukan

kebutuhan

untuk

perawatan

pada dirinya

Klien dapat

berpartisipasi

dalam

pengambilan

keputusan

4.1.1 Libatkan klien dalam

menetapkan tujuan

yang ingin dicapai

4.1.2 Motivasi klien untuk

membuat jadwal

aktivitas perawatan

dirinya

4.1.3 Berikan privasi sesuai

kebutuhan yang

ditentukan

4.1.4 Berikan reinsforcement

posotif tentang

pencapaian kegiatan

yang telah sesuai

36

Page 37: Laporan pendahuluan HDR

dengan keputusan

yang ditentukannya

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Paraf 10 Juli

2014

10.00

WIB

Sp 1 P:

a. Membina hubungan

saling percaya

b. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki klien

c. Membantu klien menilai

kemampuan yang masih

dapat digunakan

d. Membantu klien memilih

kegiatan yang akan

dilatih sesuai

kemampuan klien.

e. Melatih kegiatan klien

yang sesuai dengan

kemampuan klien

f. Membimbing klien

S : Klien mengatakan “Nama

saya Sdr.A senang

dipanggil A saya dari

semarang

- Klien mengatakan belum

tahu tentang kemampuan

positif yang dimiliki

- Klien mengatakan malas

berlatih

O :Klien mau berkenalan

sambil berjabat tangan,

kontak mata tidak ada,

kepala menunduk,

pembicaraan lambat, klien

belum mampu menilai

kemampuan yang dimiliki,

klien sering terdiam dan

mengalihkan pandangan.

A : Hubungan saling percaya

belum terbina dengan

baik

- Klien belum mampu

menilai kemampuan yang

37

Page 38: Laporan pendahuluan HDR

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

dimiliki

P : P optimalkan SP 1P

K Memotivasi dan

menganjurkan klien untuk

menilai dan melatih

kemampuan yang dimiliki

Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Paraf 11 Juli

2014

10.00

WIB

SP 1 P :

a. Membina hubungan

saling percaya

b. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki klien

c. Membantu klien menilai

kemampan klien yang

masih dapat digunaan

d. Membantu klien memilih

kegiatan yang akan

dilatih sesuai

kemampuan klien

e. Melatih kegiatan klien

yang sesuai dengan

kemampuan klien

f. Membimbing klien

memasukkan dalam

S : Klien mengatakan “Nama

saya Sdr.A senang

dipanggil A saya dari

semarang

- Klien mengatakan sedikit

tahu tentang kemampuan

positif yang dimiliki

( mencuci tangan,

merapikan tempat tidur)

- Klien mengatakan mau

berlatih

O : klien mau menilai

kemampua yang dimiliki,

klien mau melatih

kemampuannya mencuci

tangan

A : Hubungan saling percaya

mulai terbina dengan baik

SP1P tercapai

P : P evaluasi SP1P, latih

kegiatan kedua

38

Page 39: Laporan pendahuluan HDR

kegiatan harian (merapikan tempat tidur)

K memotivasi dan

menganjurkan klien

untuk terus melatih

kemampuan yang

dimiliki dan

memasukkannya dalam

jadwal harian

Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Paraf

12 Juli

2014

10.00

WIB

SP2P

a. Mengevaluasi jadwal

harian klien

b. Mengevaluasi SP1P

c. Melatih kemampuan

kedua merapikan

tempat tidur

d. Menganjurkan klien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

S : klien mengatakan sudah

bisa melakukan kegiatan

mencuci tangan yang

benar

- Klien mengatakan dapat

merapikan tempat tidur

O : klien dapat

mempraktekkan kembali

cara mencuci tangan yang

benar

- klien mau berlatih

merapikan tempat tidur

A : SP1P klien sudah

tercapai secara optimal

- SP2P belum tercapai

secara optimal

P : P Evaluasi SP1P dan

SP2P

Memotivasi dan

39

Page 40: Laporan pendahuluan HDR

menganjurkn klien

untuk terus melatih

kemampuan yang

dimiliki dan

memasukkannya

kedalam jadwal

harian..

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Sdr. A

dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di Ruang UPIP Rumah

Sakit Jiwa Daerah AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG selama 2

minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan

perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya

dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis

(dokter dan perawata), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan

masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat

maupun perawat yang merawat tercapai.

B. SARAN

1. Klien

- Libatkan klien dalam aktivitas positif

- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B

- Memahami aspek positif dan kemampuan yang

dimilikinya

- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain

40

Page 41: Laporan pendahuluan HDR

2. Keluarga

- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien

- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif

- Menerima klien apa adanya

- Hindari pemberian penilaian negatif

3. Perawat

- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap

klien

- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan

lingkungan dirumah

- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan

perawatan klien

- Memberi reinforcement

41