Laporan pendahuluan HDR
description
Transcript of Laporan pendahuluan HDR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang
sangat penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan.
Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan
hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai
pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri
dengan harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit
gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan
dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di
sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan
Keperawatan Pada Sdr. A Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah agar mengalami perubahan yang di harapkan
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Keperawatan jiwa
2. Tujuan umum
a. Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam
mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, tindakan dan evaluasi
1
b. Dapat mengetahui cara merawat klien dengan
isolasBAB II
BAB II
KONSEP DASAR
A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Menurut (Budi Ana Keliat,1999) gangguan harga diri rendah
digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
Menurut ( Schult & videbeck, 1998) gangguan harga diri
rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan
harga diri rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.
2. Tanda dan Gejala:
Menurut (Budi Ana Keliat, 1999). tanda dan gejala yang dapat
muncul pada pasien harga diri rendah adalah :
2
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan
kurang percaya diri.
b. Rasa bersalah terhadaap diri sendiri, individu yang selalu gagaal
dalaam meraih sesuatu.
c. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada
dibawah orang lain.
d. Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka
menyendiri dan tidak ingin bertemu orang lain.
e. Rasa percaya diri kurang , merasa tidak percaya dengan
kemampuan yang dimiliki.
f. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu
dalam memilih sesuatu.
g. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram sehingga memungkinkan untuk
mengakhiri kehidupan.
h. Mudaah tersinggung atau marah yang berlebihan.
i. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
j. Ketegangan peran yang dirasakan.
k. Pandangan hidup pesimis.
l. Keluhan fisik
m. Penolakan terhadap kemampuan personal
n. Destruktif terhadap diri sendiri
o. Menarik diri secara social
p. Penyalahgunaan zat
q. Menarik diri dari realitas
3
r. Khawatir
3. Penyebab
Menurut Townsend, M.C. (1998 : 366). harga diri rendah sering
disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat
adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal
atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-
sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).
Menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak
efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan
memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan
kehidupan dan peran.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan,
individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan
menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak
dapat memecahkan masalah tuntutan hidup serta peran yang
dihadapi.
4
Adanya koping individu tidak efektif sering ditujukan dengan
perilaku sebagai berikut :
Data Subjektif :
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau
menerima bantuan.
b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang
berkepanjangan.
c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.
Data Obyektif :
a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat.
b. Peningkatan ketergantungan.
c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan
memenuhi keinginan sendiri.
d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
e. Perilaku distruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain.
f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi.
g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar.
h. Penyalahgunaan obat terlarang.
4. Akibat
Menurut (DEPKES RI, 1998 : 336) harga diri rendah dapat
beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik
diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah
5
laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan social.
Tanda dan Gejala:
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindar dari orang lain (menyendiri).
c. Komunikasi kurang / tidak ada. Pasien tidak tampak bercakap-
cakap dengan pasien lain / perawat.
d. Tidak ada kontak mata, pasien sering menunduk.
e. Berdiam diri di kamar/pasien kurang mobilitas.
f. Menolak berhubungan dengan orang lain, pasien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
h. Posisi janin saat tidur.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut (Budi Ana Keliat, 1999). menguraikan empat cara untuk
meningkatkan harga diri yaitu :
1) Memberi kesempatan untuk berhasil
2) Menanamkan gagasan
3) Mendorong aspirasi
4) Membantu membentuk koping
6
b. Penatalaksanaan Medis
1) Clorpromazine ( CPZ )
Indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu,
waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku aneh,
tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan aktivitas rutin.
Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
2) Haloperidol ( HPL )
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas
dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
3) Trihexyphenidyl ( THP )
Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa
enchepalitis dan idiopatik.
Efek samping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl,
psikosis berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
c. Terapi okupasi / rehabilitasin
Menurut ( Seraquel, 2004 ). terapi yang terarah bagi pasien,
fisik maupun mental dengan menggunakan aktivitas terpilih
sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang
direncanakan sesuai tujuan.
7
d. Psikoterapi
Menurut ( Seraquel, 2004 ). psikoterapi yang dapat
membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan individual
atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud
untuk mengembalikan penderita ke masyarakat.
e. Terapi psikososial
Menurut kaplan and Sadock ( 1997 ), rencana pengobatan
untuk skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan daan
kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi
berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan
stress dan mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien
kedalam aktivitas.
C. Pohon Masalah
Resiko Isolasi sosial : menarik diri
↑
↑
Tidak efektifnya koping individu
8
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Resiko Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a. Data Subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri
b. Data Objektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri
di kamar, banyak diam.
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data yang perlu dikaji :
a. Data Subjektif
Pasien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak
tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Data Objektif
Pasien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin
mengakhiri hidup.
3. Tidak efektifnya koping individu
Data yang perlu dikaji :
a. Data subjektif
9
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, Mengungkapkan
sedih karena keadaan tubuhnya, Pasien malu bertemu dan
berhadapan dengan orang lain, karena keadaan tubuhnya
yang cacat
b. Data objektif
Ekspresi wajah sedih, Tidak ada kontak mata ketika diajak
bicara, Suara pelan dan tidak jelas, Tampak menangis.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Tidak efektifnya koping individu
F. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
1) Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal
10
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama
panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa
adanya
7) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatian
kebutuhan dasar pasien
2. Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a. Kaji pengetahuan pasien tentang perilaku menarik diri dan
tanda-tandanya
b. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama pasien tentang perilaku menarik diri,
tanda-tanda serta penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
3. Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
a. Identifikasi bersama pasien cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
11
b. Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
c. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang
lain
d. Diskusikan bersama pasien tentang manfaat berhubungan
dengan orang lain
e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain
f. Kaji pengetahuan pasien tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
g. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaan dengan orang lain
h. Diskusikan bersama pasien tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
i. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
4. Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a. Kaji kemampuan pasien membina hubungan dengan orang
lain
12
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang
lain melalui tahap:
1) Pasien – Perawat
2) Pasien – Perawat – Perawat lain
3) Pasien – Perawat – Perawat lain – Pasien lain
4) K – Keluarga atau kelompok masyarakat
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah
dicapai.
d. Bantu pasien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama pasien
dalam mengisi waktu
f. Motivasi pasien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan pasien dalam
kegiatan ruangan
5. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
a. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan dengan pasien tentang perasaan masnfaat
berhubungan dengan orang lain.
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan pasien
mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain
13
6. Pasien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
1) Salam, perkenalan diri
2) Jelaskan tujuan
3) Buat kontrak
4) Eksplorasi perasaan pasien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
1) Perilaku menarik diri
2) Penyebab perilaku menarik diri
3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi
4) Cara keluarga menghadapi pasien menarik diri
5) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan
kepada pasien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
6) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian
menjenguk pasien minimal satu kali seminggu
7) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
14
Diagnosa II : harga diri rendah.
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara
optimal.
Tujuan khusus:
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik:
1) Sapa pasien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan
yang disukai pasien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa
adanya
7) Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar pasien
2. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien.
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu
pasien.
c. Utamakan memberi pujian yang realistik.
15
3. Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaannya.
4. Pasien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
a. Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat pasien
lakukan.
5. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
a. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
yang telah direncanakan.
b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6. Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
mearwat pasien dengan harag diri rendah.
b. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama pasien
dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
16
DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk.2003.Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa.
Semarang:RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Keliat, B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa Edisi 1. Jakarta:EGC
Stuart,Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta:EGC
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. A DENGAN GANGGUAN
KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DI RUANG UPIP
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
Tanggal Pengkajian : 10 Juli 2014 ( 08.00 WIB )
Tanggal Masuk : 5 Juli 2014
Ruang : UPIP
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. A
Umur : 17 Tahun
Alamat : Demak
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
No. RM : 09xxxx
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Hubungan dengan Klien : Ayah
Alamat : Demak
18
II. ALASAN MASUK
Klien mondar-mandir, gelisah
III. KELUHAN UTAMA
Mondar-mandir, bingung, menangis sendiri tanpa sebab, sulit tidur
dan menyendiri.
IV.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu
2. Keluarga mengatakan bahwa didalam keluarganya ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu sepupu
klien. Dia sering mondar mandir dan berbicara sendiri, pernah
di rawat di RJSD Amino gondohutomo tahun 2012 dan
sekarang sudah sembuh.
3. Ibu klien mengatakan klien pendiam dan tidak pernah
menceritakan masalahnya kepada keluarga
4. Klien malu dengan teman temannya karena tidak mempunyai
motor sendiri. Di keluarga hanya ada satu motor dan klien
sering murung saat ingin memakai motor tetapi dipakai
ayahnya karena klien yang biasa membersihkan motor
5. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak
menyenangkan yaitu : sejak umur 14 tahun (2 SMP) jatuh dari
sepeda dan masuk di sungai di depan sekolahnya saat hendak
pulang, klien merasa malu.
19
V. FAKTOR PRESIPITASI
Keluarga mengatakan, klien bingung, mondar mandir sepulang
dari mancing ±10 hari lalu. Sebelum memancing klien ingin
mengendarai motor tetapi motor dibawa ayahnya.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 36,4 ºC
d. Pernafasan : 20 x/menit
2. Ukuran
a. Tinggi badan : 167 cm
b. Berat badan : 46 Kg
3. Kondisi Fisik : Klien tidak mengeluh sakit apa – apa,
tidak ada kelainan fisik.
4. Head to toe
a. Kepala : Rambut agak panjang, bentuk mesosephal, warna
hitam, rambut lembab.
b. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikhterik, tidak
ada gangguan penglihatan, pandangan mata menuduk saat
diajak berbicara, kontak mata kurang, tidak mau menatap
saat berbicara
c. Hidung: bersih, tidak ada polip
20
d. Mulut : gigi cukup bersih, bibir agak kering, tidak ada
stomatitis, gigi depan tanggal 2
e. Telinga : tidak terdapat serumen
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Paru-paru :
- Inspeksi : Dada kanan & kiri simetris (saat inspirasi &
ekspirasi)
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : Vesikuler
h. Jantung
- Inspeksi : Dada kanan & kiri simetris, Ictus cordis tidak
tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, Tidak ada
nyeri tekan
- Perkusi : Pekak
- Auskulasi : BJ jantung I & II lup dup
i. Abdomen
- Inspeksi : Datar, tidak ada lesi
- Auskultasi : Bising usus 12 x/mnt
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : tympani
j. Ekstremitas
- Atas : Warna Kulit kuning langsat, bersih, tidak ada
oedema, tiak ada lesi, pergerakan bebas
21
- Bawah : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada edema,
pergerakan bebas
5. Psikososial
a. Genogram
Ket :
: Laki – laki : Klien
: Perempuan : Sepupu klien
: Laki – Laki Meninggal : Tinggal serumah
: Perempuan Meninggal
Penjelasan :
Ada keluarga klien yang pernah menderita gangguan jiwa yaitu
sepupu klien
22
b. Konsep Diri
- Citra Tubuh : Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh
yang paling disukai secara khusus, semua
bagian tubuh klien suka.
- Identitas : klien menyadari bahwa dirinya seorang
laki-laki. Klien mengatakan anak ke-2 dari
3 bersaudara.
- Peran : Klien mengatakan bahwa klien adalah
seorang anak dan seorang adik serta
kakak
- Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan
pulang, merasa bosan dan ingin bekerja.
- Harga diri : Klien mengatakan malu dan minder
berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan adiknya karena dia tidak
memiliki motor seperti temannya yang lain.
klien menunduk dan tidak ada kontak mata.
- Masalah Keperawatan :
Gangguan Konsep Diri :harga diri rendah
23
6. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang dekat dengan klien adalah
ibunya. Klien juga mengatakan bahwa dirinya sulit bergaul
dengan teman di lingkungan rumahnya dan lebih banyak
berdiam diri di rumah. Klien mengatakan susah berkomunikasi
dengan orang lain terutama orang yang tidak dikenal. Apabila
ada orang baru yang mengajak bicara, klien menjawab
dengan suara pelan dan tidak jelas.
- Masalah Kepeawatan : Isolasi sosial : Menarik diri
7. Spiritual
Klien mengatakan beragama islam, sebelum sakit rajin sholat 5
waktu. Akan tetapi, selama dirawat jarang melakukan sholat 5
waktu, klien berdoa agar cepat sembuh setelah sholat.
Masalah keperawtan : Distress spiritual
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Personal hygien klien harus di motivasi, rambut jarang disisir,
klien menggunakan baju yang disediakan di RSJ.
Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri
24
2. Pembicaraan
Pada saat klien diajak berbicara, klien menjawab dengan nada
suara pelan, lambat, tidak jelas dan sulit dipahami. Kadang
jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat, namun
kadang juga klien memberikan jawaban yang tidak sesuai.
Klien tidak mampu memulai pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
Klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Aktivitas makan dan mandi dilakukannya bila di
motivasi, klien lebih banyak berdiam diri.
Masalah keperawatan : intoleransi aktivitas
4. Alam perasaan
Klien sering terlihat mondar mandir, bingung, gelisah, sedih dan
murung. Klien merasa tidak percaya diri. Klien mengatakan
bosan di RSJ, sudah merasa sembuh, ingin cepat pulang.
Masalah keperawatan : ansietas
5. Afek
Respon emosional klien kadang sesuai dengan stimulasi yang
diberikan, kadang jugantidak sesuai dengan stimulasi yang
diberikan. Afek perasaan klien datar dan tumpul serta tidak
sesuai yang diharapkan
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi
25
6. Interaksi selama wawancara
Pada saat klien ditanya oleh perawat, kadang klien kooperatif
tapi kadang klien menunjukkan sikap kurang kooperatif dengan
kontak mata yang kurang dan menunduk.
Masalah keperawtan : kerusakan komunikasi
7. Persepsi
Dikarenakan klien sering menyendiri dan tertutup klien
mendengar suara memanggilnya, klien sering berbicara sendiri
“saya ingin pulang”
Masalah keperawatan : halusinasi
8. Proses Fikir
Klien tidak memiliki keyakinan tentang sesuatu yang bersifat
irrasional.
9. Tingkat kesadaran
Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari kamis
tanggal 10 juli 2014, hari berikutnya juga klien sadar hari jumat
tanggal 11 juli 2014.
10. Memori
Daya ingat jangka panjang : klien masih ingat bahwa klien
pernah pergi memancing
Daya ingat jangka pendek : klien mengingat baru saja di jenguk
ibunya
26
Daya ingat sekarang : klien masih ingat aktivitas yang masih di
lakukannya tadi pagi
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien tidak tetap, kadang klien mampu
berkonsentrasi pada pertanyaan yang diajukan perawat kadang
juga konsentrasi klien berkurang. Klien mampu berhitung
sederhana 1-20
12. Kemampuan Penilaian
Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau
duduk di depan ruangan mencari udara segar, klien memilih
duduk di depan ruangan.
13. Daya Tilik Diri
Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa. Akan
tetapi tidak sadar dirinya sedang sakit jiwa.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien makan 3 kali dalam sehari sesuai dengan menu yang
disediakan rumah sakit, klien makan secara mandiri. Nafsu
makan klien baik dan menghabiskan setiap porsi makanan
yang disediakan. Akan tetapi, klien makan yang paling akhir
dari teman-temannya.
2. BAB/BAK
27
Klien mampu mengontrol BAB dan BAK ditempatnya. Klien
BAB 1 kali sehari, klien mampu BAK secara mandiri dan tidak
ada keluhan. BAB dan BAK dikamar mandi.
3. Mandi
Klien mandi 2 kali dalam sehari yaitu pagi hari dan sore hari.
Klien dapat mandi secara mandiri.
4. Berpakaian
Klien sudah mampu mengenakan pakaian sendiri, ganti
pakaian sendiri dan merapikan rambut secara mandiri.
5. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur dengan dibimbing oleh
perawat, selama minum obat klien belum mengetahui jenis
dan kegunaan obat yang diminum.
6. Istirahat dan tidur
Klien tidur malam 8 jam semalam dan tidur siang 2-3 jam.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mampu menjaga kesehatannya selama dirawat
8. Aktivitas dirumah
Klien belum bisa membantu temannya untuk mencuci piring
dan menyiapkan makanan.
9. Aktivitas diluar rumah
Klien merasa malu bila keluar rumah.
IX. MEKANISME KOPING
28
Saat ada masalah koping yang dimiliki klien adalah maladaptive,
dimana klien lebih suka menyimpan masalahnya sendiri tanpa
menceritakan kepada orang lain dan keluarganya . klien lebih
senang mengurung diri dan melamun.
Masalah Keperawatan : tidak efektifnya koping individu
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien merupakan pribadi yang kurang bisa bergaul dengan
lingkungan. Klien merupakan pribadi yang pendiam dan lebih
senang berada dirumah, menyendiri dan menyimpan
permasalahannya sendiri tanpa kepada orang lain termasuk
keluarganya sendiri.
XI.PENGETAHUAN
Pengetahuan klien kurang dalam hal koping kaena klien
cenderung menyimpan permasalahannya sendiri tanpa
menceritakannya kepada orang lain dan lebih senang menyendiri.
Selain itu, klien kurang pengetahuan terhadap obat-obatan yang
harus diminun untuk kesembuhan klien.
XII. ASPEK MEDIK
Terapi :
- Olanzapine 2 x 5 mg (per oral)
- Haloperidol 2 x 5 mg (per oral)
- Trihexiperidine 2 x 2 mg (per oral)
- Injeksi diazepam 2 x 10 ml ( intravena)
29
XIII. ANALISA DATA
No Data Masalah1. DS :
Klien mengatakan merasa malu dan minder bila
berinteraksi dan bergaul dengan orang lain
karena klien tidak mempunyai motor
DO :
Kontak mata kurang, sering mengalihkan
pandangan saat berbicara, sering menunduk
Harga Diri
Rendah
2. DS :
Klien mengatakan bahwa dirinya susah bergaul
dan lebih memilih diam dirumah. Setiap
masalah yang dihadapi dipendamnya sendiri
DO :
Klien sering sendiri, bingung, ekspresi wajah
murung
Resiko
Menarik Diri
3 DS :
Klien mengatakan bahwa ia orang yang
pendiam, setiap masalah lebih suka
menyimpannya sendiri. Ibu klien mengatakan
klien pendiam dan tidak pernah menceritakan
Koping
individu
tidak efektif
30
masalahnya kepada keluarga
DO:
Klien sulit jika disuruh menceritakan
masalahnya
XIV.MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2. Isolasi sosial : Menarik Diri
3. Koping individu tidak efektif
XV. POHON MASALAH
Isolasi sosial : Menarik Diri_ _ _ _ _ _ ( Efek )
_ _ _ _ _( Core problem )
Koping individu tidak efektif _ _ _ _ _ _ _ ( Causa )
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D(X) I
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
31
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
10 Juli
2014
TUM
Klien dapat
berhubungan
dengan orang
lain secara
optimal.
TUK 1
Klien dapat
membina
hubungan
saling percaya
1.1 Klien ekspresi
wajah
bersahabat.
Klien
menunjukan
rasa senang.
Klien mau
kontak mata.
Klien mau
berjabat tangan.
Klien mau
membalas
salam.
Klien mau
duduk
berdampingan.
dengan
perawat.
Klien mau
1.1.1 Beri salam /
panggil nama
yang disukai
1.1.2 Jelaskan BHSP
dengan
komunikasi
terapeutik
1.1.3 Memperkenalkan
diri dengan sopan
1.1.4 Tanyakan nama
lengkap dan
panggilan tujuan
1.1.5 Jujur dan
menepati janji
1.1.6 Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
32
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
1.1.7 Lakukan kontak
singkat tapi sering
Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK 2
Klien dapat
mengidentifikas
i kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki
1.1 Klien mampu
mengidentifikasi
kemampuan
yang dimiliki
Aspek positif
keluarga
Aspek positif
lingkungan yang
dimilii klien
1.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1.1.2 Hindarkan dari penilaian yang negative
1.1.3 Utamakan pemberian pujian yang realistik
TUK 3
Klien dapat
menilai
kemampuan
yang dimiliki
3.1 Klien mampu
menilai
kemampuan
yang dimiliki
selama sakit
3.1.1 Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit
3.1.2 Diskusikan kemammpuan yang dapat ditunjukan penggunaannya
TUK 4
Klien dapat
menetapkan
perencanaan
kegiatan sesuai
dengan
kemampuannya
1.1 Klien dapat
membuat
rencana
kegiatan harian
1.1.1 Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari
- Kegiatan mandiri- Dibantu sebagian- Dengan bantuan
total1.1.2 Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
33
toleransi kondisi klien
1.1.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK 5
Klien dapat
melakukan
kegiatan sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya
5.1 Klien melakukan
kegiatan yang
sesuai
dengankondisi
sakit dan
kemampuannya
5.1.1 Berikesempatan klien
untuk mencoba kegiatan
yang telah direncanakan
5.1.2 Beri pujian atas
keberhasilan klien
5.1.3 Diskusikan kemungkinan
melaksanakan dirumah.
TUK 6
Klien dapat
memanfaatkan
sistem
pendukung yang
ada
1.1 Klien dapat
memanfaatkan
system
pendukung
dikeluarga
secara optimal
Klien daoat
memanfaatkan
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
1.1.1 Beri pendidikan
kesehatan cara
perawatan klien dengan
Harga Diri Rendah
1.1.2 Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
di rumah.
II TUM
Klien dapat
melakukan
keputusan yang
efektif untuk
mengendalikan
situasi kehidupan
yang demikian
menurunkan
1.1 Klien mampu
duduk
berdampingan
dengan perawat
Klien mampu
berbincang -
bincang dengan
perawat
Klien mampu
1.1.1 Lakukan pendekatan
dengan baik, menerima
klien apa adanya dan
bersikap empati
1.1.2 Cepat mengendalikan
perasaan dan reaksi
perawatan diri sendiri
misalnya rasa
marah ,empati.
34
perasaan rendah
diri
TUK 1
Klien dapat
menbina
hubungan
terapeutik
dengan perawat
merespon
tindakan
perawat
1.1.3 Sediakan waktu untuk
berdiskusi dan bina
hubungan yang sopan.
1.1.4 Berikan kesempatan
kepada klien untuk
merespon.
Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUK 2
Klien dapat
mengenali dan
mengekspresika
n emosinya
2.1 Klien dapat
mengungkapka
n perasaannya
Klien mampu
mengenali
emosinya dan
dapat
mengekspresika
nnya
2.1.1 Tunjukan emosional
yang sesuai
2.1.2 Gunakan tekhnik
komunikasi terapeutik
terbuka
2.1.3 Bantu klien
mengekspresikan
perasaannya
2.1.4 Bantu klien
mengidentifikasikan
situasi kehidupan yang
tidak berada dalam
kemampuan dan
mengontrolnya
2.1.5 Dorong untuk
menyatakan secara
verbal perasaan –
perasaan yang
berhubungan dengan
ketidak mampuannya.
TUK 3
Klien dapat
memodifikasi
pola kognitif
yang negative
1.1 Klien dapat
mengidentifikasi
pemikiran yang
negatif
Klien dpat
menurunkan
penilaian yang
1.1.1 Diskusikan masalah
yang dihadapi klien
dengan memintanya
untuk
menyimpulkannya
1.1.2 Identifikasi pemikiran
negatif klien dan bantu
35
negatifpada
dirinya.
untuk menurunkan
melalui interupsi dan
substitusi
Tgl. NO Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
3.1.3 Evaluasi ketetapan
persepsi logika dan
kesimpulan yang dibuat
klien
3.1.4 Kurangi penilaian klien
yang negatif terhadap
dirinya
3.1.5 Bantu klien menerima
nilai yang dimilikinya
atau perilakunya atau
perubahan yang terjadi
pada dirinya.
TUK 4
Klien dapat
berpartisipasi
dalam mengambil
keputusan yang
berkenan dengan
perawatan dirinya
4.1 Klien mampu
menentukan
kebutuhan
untuk
perawatan
pada dirinya
Klien dapat
berpartisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
4.1.1 Libatkan klien dalam
menetapkan tujuan
yang ingin dicapai
4.1.2 Motivasi klien untuk
membuat jadwal
aktivitas perawatan
dirinya
4.1.3 Berikan privasi sesuai
kebutuhan yang
ditentukan
4.1.4 Berikan reinsforcement
posotif tentang
pencapaian kegiatan
yang telah sesuai
36
dengan keputusan
yang ditentukannya
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Paraf 10 Juli
2014
10.00
WIB
Sp 1 P:
a. Membina hubungan
saling percaya
b. Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien
c. Membantu klien menilai
kemampuan yang masih
dapat digunakan
d. Membantu klien memilih
kegiatan yang akan
dilatih sesuai
kemampuan klien.
e. Melatih kegiatan klien
yang sesuai dengan
kemampuan klien
f. Membimbing klien
S : Klien mengatakan “Nama
saya Sdr.A senang
dipanggil A saya dari
semarang
- Klien mengatakan belum
tahu tentang kemampuan
positif yang dimiliki
- Klien mengatakan malas
berlatih
O :Klien mau berkenalan
sambil berjabat tangan,
kontak mata tidak ada,
kepala menunduk,
pembicaraan lambat, klien
belum mampu menilai
kemampuan yang dimiliki,
klien sering terdiam dan
mengalihkan pandangan.
A : Hubungan saling percaya
belum terbina dengan
baik
- Klien belum mampu
menilai kemampuan yang
37
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
dimiliki
P : P optimalkan SP 1P
K Memotivasi dan
menganjurkan klien untuk
menilai dan melatih
kemampuan yang dimiliki
Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Paraf 11 Juli
2014
10.00
WIB
SP 1 P :
a. Membina hubungan
saling percaya
b. Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien
c. Membantu klien menilai
kemampan klien yang
masih dapat digunaan
d. Membantu klien memilih
kegiatan yang akan
dilatih sesuai
kemampuan klien
e. Melatih kegiatan klien
yang sesuai dengan
kemampuan klien
f. Membimbing klien
memasukkan dalam
S : Klien mengatakan “Nama
saya Sdr.A senang
dipanggil A saya dari
semarang
- Klien mengatakan sedikit
tahu tentang kemampuan
positif yang dimiliki
( mencuci tangan,
merapikan tempat tidur)
- Klien mengatakan mau
berlatih
O : klien mau menilai
kemampua yang dimiliki,
klien mau melatih
kemampuannya mencuci
tangan
A : Hubungan saling percaya
mulai terbina dengan baik
SP1P tercapai
P : P evaluasi SP1P, latih
kegiatan kedua
38
kegiatan harian (merapikan tempat tidur)
K memotivasi dan
menganjurkan klien
untuk terus melatih
kemampuan yang
dimiliki dan
memasukkannya dalam
jadwal harian
Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Paraf
12 Juli
2014
10.00
WIB
SP2P
a. Mengevaluasi jadwal
harian klien
b. Mengevaluasi SP1P
c. Melatih kemampuan
kedua merapikan
tempat tidur
d. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
S : klien mengatakan sudah
bisa melakukan kegiatan
mencuci tangan yang
benar
- Klien mengatakan dapat
merapikan tempat tidur
O : klien dapat
mempraktekkan kembali
cara mencuci tangan yang
benar
- klien mau berlatih
merapikan tempat tidur
A : SP1P klien sudah
tercapai secara optimal
- SP2P belum tercapai
secara optimal
P : P Evaluasi SP1P dan
SP2P
Memotivasi dan
39
menganjurkn klien
untuk terus melatih
kemampuan yang
dimiliki dan
memasukkannya
kedalam jadwal
harian..
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Sdr. A
dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di Ruang UPIP Rumah
Sakit Jiwa Daerah AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG selama 2
minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan
perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya
dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis
(dokter dan perawata), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan
masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat
maupun perawat yang merawat tercapai.
B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif
- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang
dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
40
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien
- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap
klien
- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan
lingkungan dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan
perawatan klien
- Memberi reinforcement
41