Laporan Pendahuluan Endometriosis

32
LAPORAN PENDAHULUAN ENDOMETRIOSIS 1. Definisi Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometriumnataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis, bila brada di luar uterus disebut endometriosis. Pembagian ini sudah tidak dianut lagi, karena secara patologik, klinik, ataupun etiologic adenomiosis berbeda dengan endometriosis. Adenomiosis secara klinis lebih banyak persamaan dengan mioma uteri. Adenomiosis sering ditemukan pada multipara dalam masa premenopause, sedangkan endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan yang infertile (Sarwono.2007). Terdapat kurang lebih 15% wanita reproduksi dan pada 30% dari wanita yang mengalami infertilitas. Implantasi endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamentum sakrouterina, kavum dauglasi, ligamentum latum dan ligamentum rotundum, tuba fallopi, dan pada tempat-tempat ekstra peritoneal ( serviks, vagina, vulva, dan kelenjar-kelenjar limfe).

Transcript of Laporan Pendahuluan Endometriosis

Page 1: Laporan Pendahuluan Endometriosis

LAPORAN PENDAHULUAN

ENDOMETRIOSIS

1. Definisi

Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi

berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam

endometriumnataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam

miometrium disebut adenomiosis, bila brada di luar uterus disebut endometriosis.

Pembagian ini sudah tidak dianut lagi, karena secara patologik, klinik, ataupun etiologic

adenomiosis berbeda dengan endometriosis. Adenomiosis secara klinis lebih banyak

persamaan dengan mioma uteri. Adenomiosis sering ditemukan pada multipara dalam

masa premenopause, sedangkan endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan

yang infertile (Sarwono.2007). Terdapat kurang lebih 15% wanita reproduksi dan pada

30% dari wanita yang mengalami infertilitas. Implantasi endometriosis bisa terdapat pada

ovarium, ligamentum sakrouterina, kavum dauglasi, ligamentum latum dan ligamentum

rotundum, tuba fallopi, dan pada tempat-tempat ekstra peritoneal ( serviks, vagina,

vulva, dan kelenjar-kelenjar limfe).

Penampakan kasarnya bisa dalam bentuk luka berupa sebuah peninggian atau kista yang

berisi darah baru, merah atau biru-hitam. Karena termakan waktu, luka tersebut berubah

menjadi lebih rata dan berwarna coklat tua. Ukuran luka dapat berkisar dari luka kecil

dari 10 cm.

(Rayburn, F. William.2001)

2. Gejala- Gejala

Penderita endometriosis bisa datang dengan keluhan nyeri panggul, terutama bila datang

haid, infertilitas, disparenia, perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri atau berdarah ketika

kencing atau pada rectum dalam masa haid. Gejala-gejala endometriosisi datangnya

berkala dan bervariasi sesuai datangnya haid tetapi bias menetap. Banyak penderita

Page 2: Laporan Pendahuluan Endometriosis

endometriosis yang tidak bergejala, dan terdapat sedikit korelasi antara hebatnya gejala

dengan beratnya penyakit.

Adapun gambaran klinis endometriosis menurut Sarwono yaitu :

a. Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid

(dismenore)

Dismenorea pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang

semakin lama semakin hebat. Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui secara pasti

tetapi mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam

sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid. Jika kista

endometriumnya besar dan terdapat perlengketan ataupun jika lesinya melibatkan

peritoneum usus, keluhan dapat berupa nyeri abdomen bawah atau pelvis yang

konstan dengan intensitas yang berbeda-beda. (Derek Llewellyn-Jones.2002)

b. Dispareunia

Merupakan keadaan yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya

endometriosis di kavum douglasi.

c. Nyeri pada saat defekasi

Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid disebabkan oleh karena

adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.

d. Gangguan Haid (Polimenorea dan hipermenorea)

Gangguan haid dan siklusnya terjadi apabila kelainan pada ovarium demikian

luasnya sehingga fungsi ovarium terganggu.Menstruasi tidak teratur terdapat pada

60% wanita penderita. Pasien mungkin mengeluhkan bercak merah premenstruasi,

perdarahan menstruasi dalam jumlah banyak (menoragia), atau frekuensi

menstruasi yang lebih sering dan banyak mengeluarkan darah. (Jones. Derek

Llewellyn.2001)

e. Infertilitas

Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30%-40% wanita

dengann endometriosis menderita infertilitas. Factor penting yang menyebabkan

Page 3: Laporan Pendahuluan Endometriosis

infertilitas pada endometriosis adalah apabila mobilitas tuba terganggu karena

fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya. Pada pemeriksaaan ginekologik

khususnya pemeriksaan vagina-rekto-abdominal, ditemukan pada endometriosis

ringan benda-benda padat seperti butir beras sampai butir jagung di kavum douglas

dan pada ligamentum sakrouterinum dengan uterus dalam posisi retrofleksi dan

terfiksasi. (Wiknjosastro, hanifa.2007.)

3. Tanda

Tanda-tanda fisik dari endometriosis yaitu rahim yang terfiksasi ke belakang, terdapat

benjolan pada ligamentum sakrouterina dan dalam kavum douglasi, massa adneksa yang

asimetris, dan nyeri pada pemeriksaan bimanual. Luka yang terlihat pada pemeriksaan

speculum adalah sangat menunjukan endometriosis, dan jika ada harus dilakukan

pemeriksaan biopsy. (Rayburn, F. William.2001)

4. Patologi

Dimanapun lokasinya, endometrium ektopik, yang dikelilingi stroma , mengadakan

implantasi dan membentuk kista kecil, yang berespon terhadap sekresi estrogen dan

progesterone secara siklik, sama seperti yang terjadi di dalam endometrium uteri. Selama

menstruasi, terjadi perdarahan di dalam kista. Darah, jaringan endometrium dan cairan

jaringan terperangkap di dalam kista tersebut. Pada siklus berikutnya , cairan jaringan dan

plasma darah diabsorpsi, sehingga meninggalkan darah kental berwarna coklat. Ukuran

maksimal kista tergantung lokasinya. Kista kecil mungkin tetap kecil atau diserang

makrofag dan menjadi luka fibrotic kecil. Kista ovarium cenderung lebih besar

daripadakista lainnya, tetapi biasanya tidak lebih besar daripada jeruk berukuran sedang.

Ketika kista tumbuh, tekanan internal mungkin merusak dinding endometrium yang aktif,

sehingga kista tida berfungsi lagi.

Tidak jarang terjadi rupture dari kista yang kecil. Darah kental yang keluar sangat iritatif

dan mengakibatkan perlengketan multiple disekeliling kista. Jika ada kista ovarium

menyerupai endometrioma tetapi tidak ada perlengketan, diagnosisnya tidak mungkin

endometriosis.

( Jones. Derek Llewellyn.2001)

Page 4: Laporan Pendahuluan Endometriosis

5. Penyebab

Beberapa ahli mencoba menerangkan kejadian endometriosis yaitu berupa beberapa

teori,antara lain:

a. Teori Implantasi dan Regurgitasi.

Teori ini menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari kavum uteri

melalui tuba Falopii, tetapi teori ini tidak dapat menerangkan kasus endometriosis di

luar pelvis.

b. Teori Metaplasia.

Teori ini menerangkan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah

menjadi endometrium.

Perubahan ini dikatakan sebagai akibat dari iritasi dan infeksi atau hormonal pada

epitel coelom. Secara endokrinologis hal ini benar karena epitel germinativum dari

ovarium, endometrium dan peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama.

c. Teori Hormonal.

Telah lama diketahui bahwa kehamilan dapat menyembuhkan endometriosis.

Rendahnya kadar FSH, LH, dan E2 dapat menghilangkan endometriosis. Pemberian

steroid seks dapat menekan sekresi FSH, LH, dan E2. Pendapat yang sudah lama

dianut mengemukakan bahwa pertumbuhan endometriosis sangat tergantung dari

kadar estrogen di dalam tubuh.

d. Teori Imunologik.

Secara embriologis, sel epitel yang membungkus peritoneum parietal dan permukaan

ovarium sama asalnya, oleh karena itu sel endometriosis sejenis dengan mesotel.

Banyak peneliti berpendapat bahwa endometriosisn adalah suatu penyakit autoimun

karena memiliki criteria cenderung lebih banyak pada wanita, bersifat familiar,

menimbulkan gejala klinik, melibatkan multiorgan, menunjukkan aktivitas sel B-

poliklonal.

( Baziad,Ali dkk.1993)

Page 5: Laporan Pendahuluan Endometriosis

6. Faktor-faktor resiko

Factor-faktor resiko untuk endometriosis :

a. Nuliparitas

b. Infertilitas

c. Usia 25-40 tahun

(Rayburn, F. William.2001)

7. Diagnosis

Secara klinis endometriosis sering sulit dibedakan dari penyakit radang pelvis atau kista

ovarium lainnya. Visualisasi endometriosis diperlukan untuk memastikan diagnosis. Cara

yang biasa dilakukan untuk menegakan diagnose yaitu dengan melakukan pemeriksan

laparoskopi untuk melihat luka dan mengambil specimen biopsy. Pemeriksaan

ultrasonografi pelvis bias membantu untuk menilai massa dan bisa menduga adanya

endometriosis. Kadar antigen kanker 125 (CA-125) tinggi pada penderita endometriosis.

(Rayburn, F. William.2001)

Adapun Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu :

a. Laparoskopi

Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan diagnosis yang

akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke rongga abdomen per laparoskopi.

Pada lapang pandang laparoskopi tampak pulau-pulau endometriosis yang berwarna

kebiruan yang biasanya berkapsul. Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk

mendiagnosis pasti endometriosis, guna menyingkirkan diagnosis banding antara

radang panggul dan keganasan di daerah pelviks. Moeloek mendiagnosis pasien

dengan adneksitis pada pemeriksaam dalam, ternyata dengan laparoskopi kekeliruan

diagnosisnya 54%, sedangkan terhadap pasien yang dicurigai endometriosis,

kesesuaian dengan pemeriksaan laparoskopi adalah 70,8%.

Page 6: Laporan Pendahuluan Endometriosis

b. Pemeriksaan Ultrasonografi

Secar pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya endometriosis,

kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium, maka pada pemeriksaan USG

didapatkan gambaran sonolusen dengan echo dasar kuat tanpa gambaran yang

spesifik untuk endometriosis.

8. Jenis- jenis endometriosis

Berdasarkan lokasi tempat endometriosis dibagi menjadi :

a. Endometriosis Interna (adenomiosi uteri)

Fokus Endometriosis berada multilokuler di dalam otot uterus. Akan terjadi

penebalan atau pembesaran uterus. Gejala yang timbul hampir tidak ada. Ada dua

gejala yang khas buat adenomiosis uterus, yaitu:

- Nyeri saat haid.

- Perdarahan haid yang banyak atau haid yang memanjang.

b. Endometriosis Tuba.

Yang paling sering terkena adalah bagian proksimal tuba.Akibatnya adalah:

- Saluran tuba tertutup,terjadi infertilitas.

- Resiko terjadinya kehamilan ektopik.

- Hematosalping

c. Edometriosis Ovarium

Akibat adanya endometriosis pada ovarium akan terbentuk kista coklat. Kista coklat

ini sering mengadakan perlekatan dengan organ-organ di sekitarnya dan membentuk

suatu konglomerasi.

d. Endometriosis Retroservikalis.

Pada rectal toucher sering teraba benjolan yang nyeri pada cavum Douglas.

Benjolan-benjolan ini akan melekat dengan uterus dan rectum, akibatnya adalah:

- Nyeri pada saat haid.

- Nyeri pada saat senggama.

Page 7: Laporan Pendahuluan Endometriosis

Diagnosa banding yang perlu diperhatikan adalah:

- Karsinoma ovarium.

- Metastasis di kavum Douglas.

- Mioma multiple.

- Karsinoma rectum.

e. Endometriosis Ekstragenital.

Setiap nyeri yang timbul pada organ tubuh tertentu pada organ tbuh tertentu

bersamaan dengan datangnya haid harus dipikirkan adanya endometriosis.

( Baziad,Ali dkk.1993)

9. Penanganan

Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, observasi, terapi hormonal,

pembedahan dan radiasi.

a. Pencegahan

Bila disminorea yang berat terjadi pada seorang pasien muda, kemungkinana bermacam-

macam tingkat sumbatan pada aliran haid harus dipertimbangkan.kemungkinan

munculnya suatu tanduk rahim yang tumpul pada rahimbikornuata atau sebuah sumbatan

septum rahim atau vaginal harus diingat.dilatasi serviks untuk memungkinkan

pengeluaran darah haid yang lebih mudah pada pasien dengan tingkat disminorea yang

hebat.

( Moore, Hacker.2001)

Kemudian, adapula pendapat dari Meigs. Meigs berpendapat bahwa kehamilan adalah

pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejala- gejala endometriosis memang

berkurang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-

sarang endometriosis. Maka dari itu perkawinan hendaknya jangan ditunda terlalu lama

dan diusahakan secepatnya memiliki anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak

terlalu lama. Sikap demikian tidak hanya merupaka profilaksis yang baik untuk

endometriosis, melainkan juga mrnghindari terjadinya infertilitas sesudah endometrium

timbul.selain itu juga jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau kerokan saat haid,

karena dapat mengalirkan darah haid dari uterus ke tuba fallopi dan rongga panggul.

(Wiknjosastro, hanifa.2007.)

Page 8: Laporan Pendahuluan Endometriosis

b.Observasi

pengobatab ini akan berguna bagi wanita dengan gejala dan kelainan fisik yang ringan.

Pada wanita yang agak berumur, pengawasan ini bisa dilanjutkan sampai menopause,

karena sesudah itu gejala-gejala endometriosis hilang sendiri. Dalam masa observasi ini

dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetik untuk mengurangi rasa

nyeri. (Wiknjosastro, hanifa.2007.)

c.Pengobatan Hormonal

Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah menciptakan ingkungan hormone

rendah estrogen dan asiklik. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan atrofi jaringan

endometriosis. Keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak

terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal ataupun jaringan endometriosis.

Dengan demikian dapat dihindari timbulnya sarang endometriosis yang baru karena

transport retrograde jaringan endometrium yang lepas serta mencegah pelepasan dan

perdarahan jaringan endometriosis yang menimbulkan rasa nyeri karena rangsangan

peritoneum.

Prinsip kedua yaitu menciptakan lingkungan tinggi androgen atau tinggi progesterone

yang secara langsung dapat menyebabkan atrofi jaringan endomeetriosis.

(Wiknjosastro, hanifa.2007.)

d.Pembedahan

adanya jaringan endometrium yang berfungsi merupakan syarat mutlak tumbuhnya

endometriosis. Oleh krarena itu pada waktu pembedahan,harus dapat menentukan apakah

ovarium dipertahankan atau tidak. Pada andometriosis dini , pada wanita yang ingin

mempunyai anak fungsi ovarium harus dipertahankan. Sebaliknya pada endometriosis

yang sudah menyebar luas pada pelvis, khususnya pada wanita usia lanjut. Umumnya

pada terapi pembedahan yang konservatif sarang endometriosis diangkat dengan

meninggalkan uterus dan jaringan ovarium yang sehat, dan perlekatan sedapatnya

dilepaskan. Pada operasi konservatif, perlu pula dilakukan suspensi uterus, dan

pengangkatan kelainan patologik pelvis. Hasil pembedahan untuk infertile sangat

Page 9: Laporan Pendahuluan Endometriosis

tergantung pada tingkat endometriosis, maka pada penderita dengan penyakit berat,

operasi untuk keperluan infertile tidak dianjurkan. (Wiknjosastro, hanifa.2007)

e.Radiasi

pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium, tapi sudah tidak dilakukan lagi,

kecuali jika ada kontraindikasi terhadap pembedahan. (Wiknjosastro, hanifa.2007.)

Page 10: Laporan Pendahuluan Endometriosis

B. LANDASAN ASUHAN KEBIDANAN

Proses menejemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang harus di laksanakan

secara berurutan dan secara periodik serta disesuaikan dengan kasus endometriosis. Penerapan 7 langkah

varney yang memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan endometriosis.

1. Pengumpulan data

Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai

keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium.

Jenis data yang dikumpulkan :

a. Data subyektif

1) Biodata ibu dan suami

a) Nama ibu

Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah untuk

berkomunikasi.

b) Nama suami

Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan

c) Umur ibu

Untuk mengetahui faktor resiko yang menyebabkan terjadinya endometriosis. Umumnya

endometriosis terdapat kurang lebih 15% pada wanita reproduksi dan pada 30% dari

wanita yang mengalami infertilitas.

(Rayburn, F. William.2001)

d) Agama ibu dan suami

Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya sehubungan dengan

endometriosis.

e) Suku bangsa ibu

Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut.

Page 11: Laporan Pendahuluan Endometriosis

f) Pendidikan ibu dan suami

Untuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga memudahkan dalam

pemberiaan informasi dan konseling.

g) Pekerjaan ibu dan suami

Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan suami dan pengaruhnya

terhadap ekonomi keluarga sehingga memudahkan dalam penanganan endometriosis

yang sesuai dengan keadaan ekonomi keluarga ibu.

h) Alamat ibu dan suami

Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan disekitar tempat

tinggal ibu.

i) No tlp/hp ibu dan suami

Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada masalah.

j) Golongan darah

Untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi sesuatu masalah yang memerlukan

donor.

2) Alasan datang

Untuk mengetahui keluhan utama yang dirasakan, sejak kapan dirasakan,dibagian

mana dirasakan, dan apa upaya ibu untuk mengatasinya. Dimana dari data tersebut

dapat menunjang diangnosa endometriosis.

Penderita endometriosis bisa datang dengan keluhan nyeri panggul, terutama bila

datang haid, infertilitas, disparenia, perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri atau

berdarah ketika kencing atau pada rectum dalam masa haid. Gejala-gejala

endometriosisi datangnya berkala dan bervariasi sesuai datangnya haid tetapi bias

menetap. Banyak penderita endometriosis yang tidak bergejala, dan terdapat sedikit

korelasi antara hebatnya gejala dengan beratnya penyakit.

Adapun gambaran klinis endometriosis menurut Sarwono yaitu :

Page 12: Laporan Pendahuluan Endometriosis

f. Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid

(dismenore)

Dismenorea pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang

semakin lama semakin hebat. Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui secara pasti

tetapi mungkin ada hubungannya denan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang

endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid.

Jika kista endometriumnya besar dan terdapat perlengketan ataupun jika lesinya melibatkan

peritoneum usus, keluhan dapat berupa nyeri abdomen bawah atau pelvis yang konstan

dengan intensitas yang berbeda-beda. (Derek Llewellyn-Jones.2002)

g. Dispareunia

Merupakan keadaan yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya

endometriosis di kavum douglasi.

h. Nyeri pada saat defekasi

Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.

i. Gangguan Haid (Polimenorea dan hipermenorea)

Gangguan haid dan siklusnya terjadi apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya

sehingga fungsi ovarium terganggu.Menstruasi tidak teratur terdapat pada 60% wanita

penderita. Pasien mungkin mengeluhkan bercak merah premenstruasi, perdarahan

menstruasi dalam jumlah banyak (menoragia), atau frekuensi menstruasi yang lebih sering

dan banyak mengeluarkan darah. (Jones. Derek Llewellyn.2

j. Infertilitas

Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30%-40% wanita dengann

endometriosis menderita infertilitas. Factor penting yang menyebabkan infertilitas pada

endometriosis adalah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan

jaringan di sekitarnya. Pada pemeriksaaan ginekologik khususnya pemeriksaan vagina-

rekto-abdominal, ditemukan pada endometriosis ringan benda-benda padat seperti butir

beras sampai butir jagung di kavum douglas dan pada ligamentum sakrouterinum dengan

uterus dalam posisi retrofleksi dan terfiksasi.

( Sarwono.2007)

Page 13: Laporan Pendahuluan Endometriosis

3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui kapan pasien menarche, apakah siklus menstruasi ibu teratur atau tidak,

mengetahui lama haid dan banyaknya pengeluaran darah saat haid, serta apakah ibu pernah

mengalami dismenorhea atau tidak.

Haid merupakann peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Perlu diketahui

menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar sewaktu haid, lamanya

haid, disertai rasa nyeri atau tidak, dan menopause. Selalu harus ditanyakan tanggal haid

terakhir yang masih normal. Kalau haid terakhirnya tidak jelas normal, maka perlu pula

ditanyakan tanggal haid sebelum itu. Dengan cara demikian akan diketahui apakah haid

penderita terlambat atau mengalami amenore. Pada penderita endometriosis biasanya terjadi

menstruasi yang banyak, serta adanya nyeri saat haid yang dirasakan makinlama makin kuat.

4) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, lama perkawinan, umur ibu saat menikah serta

apakah ibu sudah mempunyai anak atau belum. Karena pada penderita endometriosis

umumnya terjadi pada wanita yang infertil.

5) Riwayat obstetri terdahulu

Untuk mengetahui jumlah anak yang dimiliki, umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit

saat hamil, tempat bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin

anak, jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur

anak sekarang.

6) Riwayat ginekology

Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang mengalami masalah dengan organ

reproduksinya serta sejak kapan masalah dirasakan. Riwayat penyakit / kelainan gynecology

serta pengobatannya dapat memberikan keterangan penting, terutama operasi yang pernah

dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain tanyakan juga hasil-hasil

pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita Indonesia pernah memeriksakan

dirinya di luar negeri dan membawa pulang hasilnya. (Wiknjosastro,2005)

Page 14: Laporan Pendahuluan Endometriosis

7) Riwayat penyakit ibu

Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, apakah ibu mempunyai

riwayat penyakit tertentu terutama yang berhubungan dengan alat reproduksi maupun

penyakit lain yang mungkin dapat memicu terjadinyaendometriosis serta bisa menjadi

pertimbangan untuk keperluan terapi atau pengobatan lebih lanjut seperti gangguan hormone,

kanker, tumor PMS dll.

Dalam hal ini perlu ditanyakan apakah penderita pernah menderita penyakit berat, penyakit

TBC, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit darah, DM, dan penyakkit jiwa. Riwayat

operasi nonginekologik perlu juga diperhatikan, misalnya strumektomi, mammektomi,

apendektomi, dan lain-lain. (Wiknjosastro,2005)

8) Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui apakah pernah menderita tumor alat

kandungan/tidak ataupun tumor di luar alat kandungan.

9). Hubungan Seksual

Pada penderita endometriosis perlu dikaji tentang hubungan seksual, karena biasanya

penderita endometriosis mengalami nyeri pada saat berhubungan seksual (disparenia).

10). Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual

a) Biologis

(1) Bernafas

Untuk mengetahui apakah ibu ada keluhan saat bernafas atau tidak.

(2) Pola nutrisi

Untuk mengetahui status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola nutrisi, jenis dan porsi

makan ibu.

(3) Eliminasi

Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan pola BAK maupun

BAB. Pada endometriosis biasanya mengalami defekasi yang sukar dan sakit

Page 15: Laporan Pendahuluan Endometriosis

terutama pada waktu haid disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada

dinding rektosigmoid.

(4) Istirahat dan tidur

Untuk mengetahui adakah gangguan pada pola tidur dan istirahat akibat keluhan yang

dialami..

(5) Aktifitas sehari-hari

Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, apakah ada keluhan saat beraktivitas.

Pada penderita endometriosis umumnya akan mengalami kesulitan untuk beraktifitas

karena rasa nyeri yang dirasakan.

(6) Personal hygiene

Untuk mengetahui bagaimana personal hygiene ibu apakah sudah menerapkan

hygiene yang benar atau belum. Infeksi dan jamur di dalam rahim juga bisa menjadi

perangsang pertumbuhan endometriosis.

b. Psikologi

Untuk mengkaji psikologis klien sehubungan dengan keluhan yang dirasakan.bagaimana

perasaan ibu setelah mengetahui keadaannya setelah diperiksa, dan bagaimana penerimaan

pasien terhadap penyakit yang dideritanya saat ini. Karena psikologis ibu juga akan

berpengaruh terhadap proses pengobatan nantinya, sehingga psikologis ibu perlu dikaji.

c. Sosial

Untuk mengetahui interaksi ibu dengan masyarakat di lingkungan yang dirasakan

pandangan masyarakat terhadap kondisi ibu dan ada tidaknya kebiasaan yang merugikan

kesehatan, serta mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga.

d. Spiritual

Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu dalam mendekatkan diri kepada tuhan serta

kepercayaan yang dianut yang berkaitan dengan kesehatan. Dimana dengan rajinnya ibu

Page 16: Laporan Pendahuluan Endometriosis

sembahyang dan mendekatkan diri kepada Tuhan, maka akan dapat menenangkan

perasaan ibu.

9) Pengetahuan

Untuk mengkaji pengetahuan ibu tentang hal-hal yang berkaitan dengan keluhan yang

dirasakan, penyebab ibu mengalami keluhan yang dirasakan, serta pengetahuan ibu

tentang cara mengatasi keluhanya.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,

mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum.

b.TTV

Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan

yang dirasakan ibu.

2) Pemeriksaan sistematis dan ginekologi

a) Kepala dan leher

Kepala : Untuk mengetahui bagaimana kebersihan dan struktur rambut

Muka : Untuk mengamati pada muka apakah ada oedema / pucat

Mata : Untuk mengetahui bagaimana warna konjungtiva

Mulut : Untuk mrngetahui bagaimana keadaan muulut apakah lembab/kering,

kemerahan/pucat

Page 17: Laporan Pendahuluan Endometriosis

Leher : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran kelenjar

tiroid maupun pembesaran vena jugularis

b) Payudara

Pemeriksaan payudara mempunyai arti penting bagi penderita wanita terutama dalam

hubungan dengan diagnostik kelainan endokrin

c) Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada luka bekas oprasi, apakah ada massa dan pembesaran

perut abnormal yang dapat menunjang diagnosa ke diagnosa penyakit organ reproduksi

lainnya.

Pemeriksaan abdomen sangat penting pada penderita gynekologi, tidak boleh diabaikan, dan

harus lengkap apapun keluhan penderita. Penderita harus tidur terlentang. Pada penderita

endometriosis biasanya terdapat massa pada perut dan ada nyeri tekan.

(Sarwono.2007)

d).Anogenital

Untuk mengetahui apakah ada pengeluaran pervaginam, varices, dan oedema, serta

tanda-tanda abnormal/kelainan lainnya, seperti tanda-tanda infeksi. Pada endometriosis perlu

dilakukan VT untuk memastikan asal perdarahan yang dialami oleh ibu, serta dilakukan

inspikulo untuk melihat apakah ada tanda-tanda endometriosis pada vagina.

(Sarwono.2007)

e) Ekstermitas atas bawah

Untuk mengetahui apakah ada oedema, sianosis, pada kaki dan tangan, serta keadaan kuku

apakah kemerahan ataukah pucat.

Page 18: Laporan Pendahuluan Endometriosis

3) Pemeriksaan penunjang

c. Laparoskopi

Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan diagnosis yang

akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke rongga abdomen per laparoskopi.

Pada lapang pandang laparoskopi tampak pulau-pulau endometriosis yang berwarna

kebiruan yang biasanya berkapsul. Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk

mendiagnosis pasti endometriosis, guna menyingkirkan diagnosis banding antara

radang panggul dan keganasan di daerah pelviks. Moeloek mendiagnosis pasien

dengan adneksitis pada pemeriksaam dalam, ternyata dengan laparoskopi kekeliruan

diagnosisnya 54%, sedangkan terhadap pasien yang dicurigai endometriosis,

kesesuaian dengan pemeriksaan laparoskopi adalah 70,8%.

d. Pemeriksaan Ultrasonografi

Secar pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya endometriosis,

kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium, maka pada pemeriksaan USG

didapatkan gambaran sonolusen dengan echo dasar kuat tanpa gambaran yang

spesifik untuk endometriosis.

2. Interpretasi data dasar, masalah dan kebutuhan

Untuk merumuskan diagnosa berdasarkan dari pengumpulan data yang diperoleh dari klien langsung

atau dari keluarga, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Selain itu bertujuan untuk

menentukan masalah yang dihadapi klien serta segala sesuatu yang dibutuhkan klien tanpa klien

sadari atau klien butuhkan.

Di sini kita menentukan diagnosa aktual, masalah, dan kebutuhan.

a. Jika dari hasil pemeriksaan, endometriosi belum dapat ditentukan secara pasti :

Diagnosa actual : Wanita umur …..th dengan ……… (gejala: keluhan nyeri panggul, terutama

bila datang haid, infertilitas, disparenia, perdarahan uterus abnormal, rasa

Page 19: Laporan Pendahuluan Endometriosis

nyeri atau berdarah ketika kencing atau pada rectum dalam masa haid.)

(mungkin endometriosis)

Masalah : cemas, nyeri abdomen, gangguan pola BAB/BAK,gangguan saat

berhubungan seksual dan gangguan menstruasi..

Kebutuhan : istirahat, nutrisi, dukungan psikologis, darah (donor darah), informasi tentang

penyakit yang diderita dan kemungkinan jenis-jenis tindakan yang akan

dilakukan.

b. Jika dari hasil pemeriksaan, endometriosis sudah dapat dipastikan :

Diagnosa actual : wanita umur …..th dengan ……. (gejala: keluhan nyeri panggul, terutama

bila datang haid, infertilitas, disparenia, perdarahan uterus abnormal, rasa

nyeri atau berdarah ketika kencing atau pada rectum dalam masa haid).

( endometriosis)

Masalah : cemas, nyeri abdomen, gangguan pola BAB/BAK,gangguan saat

berhubungan seksual dan gangguan menstruasi.

Kebutuhan : istirahat, nutrisi, dukungan psikologis, donor (calon donor), informasi tentang

penyakit yang diderita dan kemungkinan jenis-jenis tindakan yang akan

dilakukan.

3. Antisipasi masalah potensial

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kondisi yang lebih parah dari perumusan diagnosa aktual

apabila tidak dilakukan intervensi yang jelas. Pada endometriosis, diagnosa/masalah potensial yang

dapat ditegakkan adalah: anemia ringan, karena pada endometriosis biasanya terjadi menstruasi yang

banyak.

4. Identifikasi akan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dan rujukan

Mengidentifikasi berdasarkan diagnosa apakah kondisi klien memerlukan tindakan segera, konsultasi,

kolaborasi maupun rujukan. Tindakan segera yang diperlukan biasanya seperti pemberian tablet besi

Page 20: Laporan Pendahuluan Endometriosis

untuk mencegah anemia. Selain itu kolaborasi dan rujukan ke rumah sakit diperlukan guna

membantu dalam pengambilan keputusan yang terbaik untuk ibu, dimana dalam rujukan ini bertujuan

agar ibu melakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut untuk memastikan penyakit yang diderita

pasien,sehingga dapat dilakukan pengobatan secara dini sesuai dengan penyakit yang diderita.

Apabila kasus ditemukan BPS, Puskesmas, Pustu dan sarana pelayanan kesehatan lain yang tidak

memiliki fasilitas yang memadai harus dilakukan rujukan ke fasilitas yang lebih memadai yaitu

rumah sakit.

5. Perencanaan

Untuk mengetahui apa saja yang harus direncanakan berdasarkan diagnosa masalah dan kebutuhan

klien.

Pada endometriosis perencanaan yang bisa dibuat antara lain :

a. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan pendamping

Rasionalisasi : ibu dan suami harus tahu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan karena hasil

pemeriksaan meliputi keadaan ibu yang akan memberikan ketenangan dan rasa nyaman yang

nantinya akan mempengaruhi psikologis ibu dan merupakan salah satu hak klien yang harus

dipenuhi.

b. Beri KIE tentang penyebab keluhan yang dialami dan kemungkinan tindakan yang akan

dilakukan untuk menangani keluhan.

Rasionalisasi : Dengan KIE ibu dapat mengetahui penyebab keluhan yang dialami dan

kemungkinan tindakan yang akan dilakukan guna menangani keluhan ibu sehingga ibu dan

keluarga dapat mempersiapkan diri dan segala sesuatu yang mungkin diperlukan untuk membantu

menangani keluhan ibu.

c. Beri suplemen zat besi

Rasionalisasi : Suplemen zat besi dapat mencegah terjadi anemia, karena pada kasus

endometrium terjadi menstruasi yang banyak. Sehingga penderita dapat diberi zat besi agar tidak

terjadi anemia.

d. Beri analgetik

Rasionalisasi : obat analgetik dapat membantu meringankan intensitas nyeri yang terjadi pada

kasus endometriosis yang memang disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri yang terlampau kuat

Page 21: Laporan Pendahuluan Endometriosis

dapat menyebabkan syok neurogenik. Dengan pemberian analgetik diharapkan dapat

meringankan intensitas nyeri sehingga syok dapat dicegah.

e. Berikan dukungan moral/support mental kepada ibu dan libatkan pendamping.

Rasionalisasi : Diperlukan support mental untuk membantu ibu dalam menghadapi penyakit yang

diderita serta diperlukan pula peran pendamping.

f. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG

Rasionalisasi : Apabila kasus ditemukan bidan di rumah sakit tempat ia bertugas bidan perlu

melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk dapat mengambil keputusan

yang benar-benar tepat bagi klien.

g. Lakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai

Rasionalisasi : Apabila kasus ditemukan di BPS, Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu

penanganan lebih lanjut dari endometriosis ini akan didapatkan di fasilitas yang lebih memadai

seperti di rumah sakit. Dimana di RS pasien akan melakukan pemeriksaan diagnostik untuk

memastikan penyakit yang diderita pasien, sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan

penyakit pasien.

h. Anjurkan dan motivasi ibu untuk beristirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Rasionalisasi : Ibu dengan endometriosis kemungkinan mengalami anemia, sehingga

memerlukan istirahat dan nutrisi yang cukup untuk membantu penyembuhan dan pemulihan

kesehatan ibu dan mencegah ibu mengalami kondisi yang lebih buruk.

7. Pelaksanaan

Untuk melaksanakan perumusan perencanaan yang telah dibuat mengacu pada diagnosa, masalah dan

kebutuhan yang sesuai dengan kondisi klien saat diberikan asuhan. Pada pelaksanaan, rencana asuhan

dilakukan secara komprehensif, bisa dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi dapat dilakukan oleh

pasien.

8. Evaluasi

Page 22: Laporan Pendahuluan Endometriosis

Untuk mengetahui hasil dari asuhan yang telah diberikan kepada klien yang mengacu pada

pemecahan masalah dan perbaiki kondisi ibu, evaluasi disesuaikan dengan pelaksanaan yang

dilaksanakan. Dari evaluasi, dapat dilihat apakah asuhan yang diberikan memecahkan masalah secara

keseluruhan, sebagian, atau bahkan masalah belum teratasi sama sekali. Sehingga perlu merumuskan

kembali rencana tindakan asuhan kebidanan yang lainnya agar masalah dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Baziad,Ali dkk.1993. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta.Media Aesculapius

Jones. Derek Llewellyn.2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi.jakarta.hipokrates

Moore, Hacker.2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta.Hipokrates

Rayburn, F. William.2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. Widya medika

Wiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu Kandungan. Jakarta.yayasan bina pustaka