Laporan Pendahuluan 4 GSP;Halusinasi
-
Upload
rafiuddin-rasyid-syaban -
Category
Documents
-
view
118 -
download
11
Transcript of Laporan Pendahuluan 4 GSP;Halusinasi
LAPORAN PENDAHULUAN
GSP : HALUSINASI
Disusn Oleh :
RAPIUDIN RASID SABAN
NIM : 1114201030
Semester V
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN 2013
1 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n G S P : H a l u s i n a s i
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (masalah utama)
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada
saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).
II. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor Predisposisi
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf – syaraf pusat dapat
menimbulkan gangguan realita, gejala yang mungkin timbul adalah hambatan
dalam belajar, berbicara, daya ingat, dan muncul perilaku menarik diri. Dalam
faktor psikologinya keluarga dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologi klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien. Sedangkan dalam faktor sosial budaya dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti kemiskinan, konflik sosial
budaya ( perang, kerusuhan, bencana alam ) dan kehidupan yang terisolasi
disertai dengan stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya.
c. Jenis-jenis Halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran ( Auditorik )
2. Halusinasi Penglihatan ( Visual )
3. Halusinasi Penghidu ( Olfaktorik )
4. Halusinasi Pengecap
5. Halusinasi Peraba ( Taktil )
2 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n G S P : H a l u s i n a s i
d. Fase-fase Halusinasi
Psikotik mendengar dan mengikuti
Fase I : Menenangkan Ansietas Tingkat Sedang
Karakteristik Orang yang berhalusinasi mengalami
keadaan ansietas, kesepian, merasa bersalah, dan takut serta
mencoba untuk memusatkan pada penenangan pikiran untuk
mengurangi ansietas individu mengetahui bahwa pikiran dan
sensori yang dialaminya tersebut dapat dikendalikan jika
ansietasnya bias di atasi (Nonpsikotik).
Perilaku pasien yang teramati misalnya menyeringai atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibirnya tanpa
menimbulkan suara, gerakkan mata yang cepat respon verbal
yang lamban, Diam dan dipenuhi oleh sesua yang
mengasyikkan.
Fase II : Menyalahkan Ansietas Tingkat Berat (menyenangkan)
Karakteristiknya pengalaman sensori bersifat menjijikan
dan menakutkan , orang yang berhalusinasi mulai merasa
kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk mernjauhkan
dirinya dari sumber yang dipersepsikan, individu mungkin
merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri
dari orang lain (Nonpsikotik).
Perilaku pasien yang teramati misalnya peningkatan
system saraf otonom yang menunjukkan ansietas misal :
peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.Penyempitan
kemampuan konsentrasi dipenuhi dengann pengalaman sensori
dan mungkin kehilangan kemampuann untuk membedakan
antara halusinasi dengan realitas.
Fase III : Mengendalikan Ansietas Tingkat Beras (mengontrol)
Karakteristik orang yang berhallusinasi menyerah untuk
melawan penngalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi
menuasi dirinya, isi halusinasi dapat berupa permohonan,
individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori
tersebut berakhir (Psikotik).
Perilaku pasien yang teramati misalnya lebih cenderung
3 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n G S P : H a l u s i n a s i
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya daripada
menolaknya.Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik. Gejala fisik
dari ansietas berat seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan
untuk mengikuti petunjuk.
Fase IV : Menaklukan Ansietas Tingkat Panik.(mengendalikan)
Karakteristiknya pengalaman sensori mungkin
menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah, halusinasi
bias berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak
ada intervensi terapeutik. (Psikotik).
Perilaku pasien yang teramati perilaku menyerang –
terror seperti panik. Sangat potensial melakukan bunuh diri
atau membunuh orang lain. Kegiatan fisik yang merefleksikan
isi halusinasi seperti amuk, agitasi, menarik diri atau kataton.
Tidak mapu berespon terhadap petunjuk yang konfleks. Tidak
mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
e. Rentang ResponsRentang Respon Neurobiologis
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Pikiran Logis Persepsi
Akurat Emosi Konsisten
Dengan Pengalaman
Perilaku Sesuai hubungan
sosial
Pikiran kadang
menyimpang ilusi
reaksi emosional
berlebihan atau kurang
perilaku ganjil atau tak
lajim
menarik diri
Kelainan pikiran atau
halusinasi
Ketidakmampuan untuk
mengalami emosi
ketidakteraturan.
Isolasi Sosial
f. Mekanisme KopingPerilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon Neurobiologik termasuk :
regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk akttivitas hidup sehari - hari.
Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi. Menarik diri.
Prinsip halusinasi : meorientasikan dgn realitas tdk bleh menyangkal dan tdk bleh mendukung, sering tapi singkat,
4 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n G S P : H a l u s i n a s i
III. A. Pohon MasalahResiko Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji.
Ds : Klien mengatakan saya sering mendengarkan suara-suara yang
memanggil nama saya.
Do : Klien tampak berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
Ekspresi wajah tegang dan mudah tersinggung.
Klien tidak dapat memusatkan perhatian.
Pandangan mata pada arah tertentu.
Gelisah melakukan gerakan.
IV. Diagnosa KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
V. Rencana tindakkan keperawatan( Terlampir )
Sumber
Anna Budi Keliat. 2000. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri. Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Nurjanah, Intansari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia.
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
5 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n G S P : H a l u s i n a s i
GSP : Halusinasi