Laporan pemeriksaan urine

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Urine atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.proses terbentuknya urine ada 3 yaitu filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi,kandungan zat dalam urine terdiri dari air, zat warna empedu,garam mineral dan zat racun seperti obat-obatan.urine memiliki fungsi untuk membuang zat sisa seperti racun dari dalam tubuh dan sebagai penunjuk dehidasi.Dengan sampel urine kita dapat mengetahui bahwa seseorang menderita penyakit diabetes, tes kehamilan dan sebagainya. Urine sebagai sebuah sampel haruslah dijaga agar tetap steril dan tidak ada bakteri lain yang berkembang karna dapat merusak hasil pemeriksaan.Cara pengambilan urine juga harus diperhatikan agar urine tidak tercemar bakteri baik yang berasal dari udara maupun feaces, selain itu pengiriman dan pengawetan urine harus sesuai dengan prosedur yaitu diletakkan di refrigator tidak lebih dari 2 jam, keakuratan hasil pemeriksaan sangat bergantung pada penanganan sampel yang baik. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana penanganan dan pemeriksaan sampel yang sesuai prosedur. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian urine? 2. Bagaimana cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine? 3. Bagaimana cara pengiriman dan pengawetan sampel urine? 4. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan dengan sampel urine? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi urine 2. Untuk mengetahui cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine 3. Untuk mengetahui cara pengiriman dan pengawetan sampel urine 4. Untuk mengetahui pemeriksaan pada urine 1.4 Manfaat Dapat menambah ilmu serta mengetahui cara penangan dan pemeriksaan sampel yang benar

Transcript of Laporan pemeriksaan urine

Page 1: Laporan pemeriksaan urine

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Urine atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.proses terbentuknya urine ada 3 yaitu

filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi,kandungan zat dalam urine terdiri dari air, zat warna

empedu,garam mineral dan zat racun seperti obat-obatan.urine memiliki fungsi untuk

membuang zat sisa seperti racun dari dalam tubuh dan sebagai penunjuk dehidasi.Dengan

sampel urine kita dapat mengetahui bahwa seseorang menderita penyakit diabetes, tes

kehamilan dan sebagainya.

Urine sebagai sebuah sampel haruslah dijaga agar tetap steril dan tidak ada bakteri

lain yang berkembang karna dapat merusak hasil pemeriksaan.Cara pengambilan urine juga

harus diperhatikan agar urine tidak tercemar bakteri baik yang berasal dari udara maupun

feaces, selain itu pengiriman dan pengawetan urine harus sesuai dengan prosedur yaitu

diletakkan di refrigator tidak lebih dari 2 jam, keakuratan hasil pemeriksaan sangat

bergantung pada penanganan sampel yang baik. Oleh karena itu penting bagi kita untuk

mengetahui bagaimana penanganan dan pemeriksaan sampel yang sesuai prosedur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian urine?

2. Bagaimana cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine?

3. Bagaimana cara pengiriman dan pengawetan sampel urine?

4. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan dengan sampel urine?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi urine

2. Untuk mengetahui cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine

3. Untuk mengetahui cara pengiriman dan pengawetan sampel urine

4. Untuk mengetahui pemeriksaan pada urine

1.4 Manfaat

Dapat menambah ilmu serta mengetahui cara penangan dan pemeriksaan sampel yang benar

Page 2: Laporan pemeriksaan urine

2

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Urine

Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh

ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine

diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan

untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui

ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :

1. Filtrasi (penyaringan).

Penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui

pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat

dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah

kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer.

2.Reabsorbsi (penyerapan kembali)

Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus

kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula,

akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut

sehingga terbentuk urine sekunder

3. Augmentasi

Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan

mengalami penambahan zat sisa metabolisme maupun zat yang tidak mampu disimpan dan

akhirnya terbentuklah urine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter.

Dalam urine mengandung zat-zat seperti:

1. Air sebanyak 95 %

2. Urea, asam ureat dan ammonia

3. Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin)

4. Garam mineral, terutama NaCl (natrium chlorida)

5. Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon

Page 3: Laporan pemeriksaan urine

3

Fungsi urine

1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.

2. Sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan

mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan

urin berwarna kuning pekat atau cokelat.

B.Pengambilan Dan Pengumpulan Sampel Urine

Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan

yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi

penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.

Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran

pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah

disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine

berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari

spesimen urine.

Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun

sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga

perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih..

Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. Keluarga atau

perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel

urine, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel,

menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu

dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung

penampung urine pada genitalia

Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus,

misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung

kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan

trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi

pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan

menggunakan spuit sebanyak 10 – 12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat.

Segera kirim sampel urine ke laboratorium.

Untuk mengetahui kadar analit dalam urine biasanya diperlukan sampel 24 jam, Cara

pengumpulan urine 24 jam adalah :

Page 4: Laporan pemeriksaan urine

4

Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal dan

waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.

Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dahulu

untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin

wanita.

Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan

urin dihentikan.

Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnosis yang

besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari uretra atau peritoneum dapat

menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun,

bila specimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat

digunakan.

Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman

dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan

hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine

clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan

meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur).

Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih

atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke dalam

wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk

orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak.

Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih

dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan

hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung

drainase.

Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi

infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang

paling baik.

Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap

sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap.

Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :

Page 5: Laporan pemeriksaan urine

5

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya

dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.

Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan

Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke

belakang

Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.

Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan

menyentuh daerah yang telah dibersihkan.

Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya

ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai

sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar

wadah.

Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.

Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya

dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.

Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang

pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah

disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar

urine tidak membasahi bagian luar wadah.

Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.

Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara

mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus

dilakukan pada kandung kemih yang penuh.

Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan povidone iodine 10%

kemudian bersihkan sisa povidone iodine dengan alkohol 70%

Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit

Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh

petugas yang berkompenten)

Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.

Segera dikirim ke laboratorium.

Page 6: Laporan pemeriksaan urine

6

C.Pengamanan,Pengiriman Dan Pengawetan Sampel Urine

Sebelum dikirim kita harus memastikan bahwa suatu sampel baik, salah satu

indikatornya adalah wadah spesimen,wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya

terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml

urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung

bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.

Urine yang sudah ditampung sebaiknya segera diperiksa karna jika dibiarkan lebih

dari 2 jam akan terkontaminasi.Urine harus segera diperiksa, jika lokasi laboratorium jauh,

maka perkirakan jarak apabila kurang dari 2 jam dapat diletakkan pada refrigator dengan

suhu 40C,adapun jika lebih dari 2 jam dapat ditambahkan pengawet diantaranya:

a. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan bakteri

dan mencegah glikolisis sel .

b. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine .

c. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus .

d. Boric Acid : – Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen

selama lebih dari 7 hari .Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa

.Mempertahankan pH dan mengawetkan protein .

e. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin .

f. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai

untuk mengawetkan glukosa .

g. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena

h. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan

ekskresinya per 24 jam .

i. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif kalsium,

nitrogen, dan zat organik lain .

j. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin

C.Pemeriksaan Sampel Urine

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang

memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine,teknik pengumpulan sampai dengan

pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

jenis sampel urine :

Page 7: Laporan pemeriksaan urine

7

Urine sewaktu/urine acak (random) urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan

setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau

hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa

sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa

pendapat khusus.

Urine pagi pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan

sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan

periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk

mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan

rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin)

dalam urine.

Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus

dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa

kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine

dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi

bahan pengawet, misalnya toluene.

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK

(Infeksi Saluran Kencing) yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti:

pemeriksaan warna, kejernihan , berat jenis urine, derajat keasaman urine, pemeriksaan

sedimen urine, pemeriksaan protein urine, bilirubin urine, reduksi urine, dan tes kehamilan

imunologik.

1. Pemeriksaan Dipstik

Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan

leukosit dan bakteri di urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan

bereaksi dengan leucocyte esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul primer

netrofil).Sedangkan untuk mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi dengan nitrit

(yang merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym nitrate reductase pada bakteri).

2. Pemeriksaan Mikroskopik Urin

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah leukosit dan

bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna adalah > 10 / lapang

pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan

dengan pemeriksaan kultur. Pemeriksaan langsung kuman patogen dalam urin sangat

tergantung kepada pemeriksa. Apabila ditemukan satu atau lebih kuman pada

pemeriksan langsung, perlu dilakukan pemeriksaan kultur.

Page 8: Laporan pemeriksaan urine

8

3. Pemeriksaan Kultur Urin

Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur

urin masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yang

tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh

merupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah <

103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya

merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlah koloni

antara 103 - 105 koloni/ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan

dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru.

Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Warna Urine:

Prinsip: Warna urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus

Tujuan: Dapat mengetahui warna urine

Persiapan: Pasien dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-

komplek, rifampisin, piramidon dll

Alat yang diperlukan: Tabung reaksi

Cara pemeriksaan:

Isi tabung reaksi dengan urine ¾ nya

Dilihat dalam posisi miring dengan penerangan matahar

Pelaporan: Tidak berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu

Nilai normal: kuning muda – kuning tua

2. Kejernihan

Prinsip: memeriksa kejernihan urine secara langsung

Tujuan: menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau

setelah didiamkan

Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan protein

Cara pemeriksaan:

o Masukan urine ke dalam tabung reaksi, ¾ nya

o Dilihat dengan latar belakang hitam, dengan sinar matahari

o Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan

Pelaporan: jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh

Nilai normal: Tidak berwarna/jernih

Page 9: Laporan pemeriksaan urine

9

3. Pemeriksaan Berat Jenis Urine

Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer

Tujuan: mengetahui kepekatan urine

Alat yang diperlukan:

1. Urinometer

2. Gelas ukur 50 ml

3. Termometer 0oC- 50oC

Cara pemeriksaan:

Baca dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian

baca suhu kamar

Tuang urine ke gelas ukur 50 cc

Masukan urinometer ke dalam gelas ukur, usahakan bebas terapung

Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka dibelakang koma)

Perhitungan:

Jika suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi →

perbedaan 3oC, suhu kamar melebihi suhu tera → berat jenis ditambah

0,001, dibawahnya dikurangi 0,001

Contoh: suhu tera 30oC, urine 33oC → urinometer 1,004 → berat jenis

urine 1,004 + 0,001 = 1,005

Nilai normal: 1,003 – 1,030

4. Pemeriksaan Derajat Keasaman Urine

Prinsip: Perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu

Tujuan: Mengetahui pH urine

Alat yang dipakai: kertas lakmus merah – biru

Cara pemeriksaan:

1. Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine

2. Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi

Pelaporan:

1. Urine asam: lakmus biru → merah

2. Urine basa: lakmus merah → biru

3. Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna

Page 10: Laporan pemeriksaan urine

10

5. Pemeriksaan sedimen urine

Prinsip: berat jenis unsur organik – anorganik > bj urine → dengan sentrifuge zat-

zat tersebut akan mengendap

Tujuan: menentukan unsur sedimen organik – anorganik dalam urine secara

mikroskopis

Persiapan pasien: dilarang makan obat sulfa

Cara pemeriksaan:

1. Kocok urine dalam botol agar sedimen merata

2. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 2000 rpm

3. Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen

4. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah

mikroskop

Hasil yang mungkin ditemukan: Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal,

jamur, trikomonas, spermatozoa

6. Pemeriksaan Protein Urine

Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat

Tujuan; menentukan adanya protein dalam urine

Alat yang diperlukan:

1. Tabung reaksi dan rak

2. Pipet

Cara pemeriksaan:

2 tabung reaksi a & b diisi urine 2cc

Tabung a + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % → goyang perlahan agar

campur

Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung

b

Hasil:

1. Negatif : tidak ada kekeruhan

2. Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran

Page 11: Laporan pemeriksaan urine

11

3. Positif ++ : kekeruhan dengan butiran

4. Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan

5. Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan

7. Pemeriksaan bilirubine urine

Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam → biliverdin (hijau) atau

bilisianin (biru) atau choletelin (ungu)

Tujuan; mengetahui adanya bilirubin dalam urine

Persiapan px; dilarang minum obat pyridin

Alat yang digunakan:

1. Corong kaca,

2. Kertas saring,

3. Tabung reaksi dan rak

4. Reagen:

5. Barium klorit 10 %

6. Reagen fouchet

Cara pemeriksaan

Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 %

Campur lalu saring dengan kertas saring

Kertas saring dengan endapan dikeringkan

Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes

Perhatikan perubahan warna

Hasil:

1. Positif : ada warna hijau

2. Negatif : tidak ada warna hijau

8. Pemeriksaan reduksi urine

Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi

perubahan warna dari hijau → merah

Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine

Persiapan px :Dilarang minum obat vit.c, salisilat, sterptomisin → memberi

hasil positif palsu

Alat yang digunakan:

1. Tabung reaksi

2. Pipet

Page 12: Laporan pemeriksaan urine

12

3. Lampu spiritus

4. Penjepit tabung

5. Reagen:

6. Fehling

7. Benedict

Cara pemeriksaan (metode benedict):

1. Masukan 2,5cc reagen benedict kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan urine 4 tetes

3. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit,

jaga jangan sampai mendidih

4. Angkat tabung dan baca hasilnya

Hasil:

1. Negatif : tetap biru atau kehijauan

2. Positif +: hijau kekuningan keruh

3. Positif ++: kuning keruh

4. Positif +++: jingga atau lumpur keruh

5. Positif ++++: merah bata keruh

9. Pemeriksaan tes kehamilan imunologik

Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi

Prinsip:

1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh

HCG

2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG

3. Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga

pengendapan tidak terjadi

Alat yg diperlukan:

o Kaca obyek, pipet, pengaduk

o Reagen: Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)

Cara pemeriksaan:

1. 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk

2. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca

Hasil

1. Positif: tidak ada penggumpalan

Page 13: Laporan pemeriksaan urine

13

2. Negatif: ada penggumpalan

4. Pelakuan Terhadap Sisa Sampel Urine

Sampel urine yang sudah diperiksa bisa dibuang di tempat sampah kantong

plastik, namun alangkah baiknya jika sampel urine tersebut dimanfaatkan sebagai

pupuk kompos.bahkan mantan perdana menteri india morarji desai membeberkan

kalau minum urine merupakan rahasia sehat dan umur panjangnya. zat-zat kimia dan

nutrisi yang terkandung dalam air seni bertindak sebagai vaksin, antibakteri, antivirus,

dan antikanker alami. selain itu, urine juga berfungsi sebagai penyeimbang hormone

dan penyembuh alergi.caranya adalah dengan meminum urine.

Page 14: Laporan pemeriksaan urine

14

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh,

cara pengambilan, pengumpulan ,pengamanan dan pengiriman urine haruslah sesuai prosedur

agar tidak terjadi kontaminasi terhadap sampel sehingga diperoleh hasil yang akurat.

B.SARAN

Jagalah kebersihan saat pengambilan, pengumpulan sampel agar tidak terjadi

kontaminasi dan perhatikan prosedur yang berlaku .

Page 15: Laporan pemeriksaan urine

15

DAFTAR PUSTAKA

http://by--one.blogspot.com/2010/01/laboratorium-klinik-pemeriksaan-air.html

2013

(http://analiskesehatan08kdi.wordpress.com/2011/11/08/pengawet-urine/)

(http://gudanginspirasi.wordpress.com/2011/02/21/membaca-tes-urine- lengkap/)

(http://gudanginspirasi.wordpress.com/2013/02/21/apa-warna-urine-mu/)

(http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/pengumpulan-spesimen-urine.html)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Urin)