Laporan Museum Geologi

15
KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih dan karunia-Nya, sehingga Laporan Kunjungan Museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta ini dapat terselesaikan. Saya ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir . Sutanto, DEA selaku dosen mata kuliah geologi dasar UPN “Veteran” Yogyakarta Laporan ini saya buat sebagai tugas mata kuliah Geologi Dasar UPN “Veteran” Yogyakarta . Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dalam penyajian maupun isi, sehingga kurang memuskan hati pembaca. Oleh karena itu penyusun mohon maaf kepada para pembaca Akhir kata, saya berharap semoga Laporan Kunjungan Museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima Kasih

description

laporan kunjungan museum geologi upn veteran yogyakarta

Transcript of Laporan Museum Geologi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih dan karunia-Nya, sehingga Laporan Kunjungan Museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta ini dapat terselesaikan. Saya ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir . Sutanto, DEA selaku dosen mata kuliah geologi dasar UPN “Veteran” Yogyakarta

Laporan ini saya buat sebagai tugas mata kuliah Geologi Dasar UPN “Veteran” Yogyakarta . Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dalam penyajian maupun isi, sehingga kurang memuskan hati pembaca. Oleh karena itu penyusun mohon maaf kepada para pembaca

Akhir kata, saya berharap semoga Laporan Kunjungan Museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima Kasih

Yogyakarta, 17 Desember 2014

Penyusun,

YOHANES AGUSTA R

111.140.134

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara menyeluruh, mencakup asal mula terbentuknya, komposisi, struktur, sejarah (termasuk perkembangan kehidupan) dan proses-proses alam yang telah dan sedang berlangsung yang menjadikan keadaan bumi seperti sekarang ini. Bumi sendiri tersusun atas batuan-batuan, sedangkan batuan tersusun atas mineral-mineral. Maka dari itu diperlukan berbagai sarana dan prasarana penunjang dalam mempelajari ilmu geologi salah satunya yaitu museum. Museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta tidak hanya menyimpan koleksi penunjang informasi geologi tetapi juga menyimpan koleksi mengenai teknologi mineral. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang Museum Geoteknologi UPN “V” Yogyakrta, Benda-benda yang ada pada Museum Geoteknlogi seperti Jenis Batuan dan Mineral, Fosil-fosil, Proses Tektonisme, vulkanisme dan lain-lain.

I.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Geologi Dasar pada semester 1 Tahun Ajaran 2014-2015, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta. Serta untuk menambah ilmu penunjang mata kuliah geologi dasar dan mengajak para mahasiswa untuk memiliki rasa ingin tahu terhadap benda koleksi museum Geoteknologi UPN “Veteran” . Untuk mengugah semangat dan motivasi penulis untuk terus belajar, kuliah dan berkarya di Jurusan Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta.

I.3. Ruang Lingkup

Secara umum museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta menyimpan berbagai koleksi batuan seperti batuan beku, sedimen dan metamorf, berbagai koleksi fosil, peta zona subduksi Indonesia, peraga Kristal, dan lain-lain

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Latar Belakang Museum Geoteknologi Mineral

Museum ini diresmikan oleh Menhankam Jenderal TNI (Purn) Poniman pada 17 Februari 1988. Museum ini terletak di Kampus II Universitas Pembangunan Nasional  “Veteran” Yogyakarta. Pada awalnya koleksi – koleksi yang dimiliki oleh museum ini merupakan buah tangan yang dibawa oleh setiap dosen dan asisten. Pada Tahun 1967 – 1986 apabila pulang dari lapangan diharuskan membawa buah tangan berupa contoh batuan, fosil, atau bahan galian. Semua Buah tangan tersebut kemudian dikumpulkan dan dijadikan koleksi museum.

Museum ini memiliki koleksi yang cukup banyak diantaranya adalah Batuan. Ada yang dari luar angkasa (tektite) komposisinya sama dengan planet bumi. Ada batuan dari inti, litosfer (ultrabasa, basa, intermediet, asam). Ada batuan sedimen, beku, metamorf, model dinamika tektonik lempeng (divergen, konvergen, transform

Koleksi yang dimiliki berjumlah sekitar 1.252 buah. Koleksi tertua adalah replika fosil trilobit tetracoral crinoid berumur 570-230 juta tahun yang lalu. Sementara koleksi unggulan adalah berupa fosil kepala gajah purba (Maestodon SP ) yang diperkirakan hidup pada masa prasejarah / masa pleistosen di atas (3 juta tahun yang lalu ).

Museum Geoteknologi Mineral (GTM) ini adalah sebuah museum yang dikelola dengan baik. Hal tersebut terbukti dengan sangat terawatnya koleksi-koleksi yang terdapat di dalam museum.

Untuk memberikan informasi menarik mengenai dunia geoteknologi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta pun mendirikan museum Geoteknologi Mineral.

II.2. Koleksi Museum Geoteknologi Mineral

II. 2 .1. Batuan, Mineral dan Kristal

Batuan adalah material pembentuk litosfir ataupun kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral. Sedangkan Mineral adalah ion-ion dalam magma yang mengatur diri menurut pola tertentu dan membentuk kristal. Pengertian lain mineral adalah benda padat homogen terbentuk di alam secara anorganik mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan mempunyai susunan atom teratur.

II. 2. 1.1 Pengolongan Batuan

1. Batuan BekuBatuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil dari

pembekuan magma / kristalisasi magma. Magma adalah cairan silikat pijar bersifat mobile dan tersusun atas gas volatil. Batuan beku atau igneous rock dibagi menjadi empat macam, yaitu batuan beku intermediet, ultra-basa, basa, dan asam pembagian ini berdasarkan kadar silikat dalam batuan. Contoh batuan beku yang ada dimuseum :

2. Batuan Sedimen Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses

pelapukan, erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, sediment maupun batuan metamorf.

3. Batuan MetamorfBatuan Metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan

dari batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu yang cukup lama. Contoh batuan yang ada di museum adalah batu Gneiss

4. Batuan TektitBatuan dari luar angkasa atau disebut tektite, komposisi batuan dari luar angkasa (meteor) yang dipamerkan pada museum memiliki komposisi yang sama dengan yang terdapat pada planet bumi. Selain itu terdapat pula gambar meteor.

Contoh meteor pada museum

II. 2. 1. 2. Mineral dan Kristal

Mineral mineral adalah benda padat homogen terbentuk di alam secara anorganik mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan mempunyai susunan atom teratur. Koleksi mineral di museum Geoteknologi cukup lengkap. Seperti kuarsa (SiO2) yang ditemukan di Madagaskar, Afrika Selatan.

Sedangkan koleksi peraga kristal sangat lengkap mulai dari reguler, tetragonal, trigonal, hexagonal, monoklin, orthorombic, dan triklin. Dengan adanya peraga kristal kita lebih mudah memahami jumlah unsur simetri kristal.

II. 2. 2. FOSIL

Selain bahan anorganik museum juga mengoleksi bahan organik yaitu fosil. Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Fosil yang ada di Museum Geoteknologi seperti fosil trilobit yaitu sejenis kelompok fosil artropoda laut yang hidup mulai zaman kambrium. Sementara koleksi unggulan adalah berupa fosil kepala gajah purba (Maestodon SP ) yang diperkirakan hidup pada masa prasejarah / masa pleistosen di atas (3 juta tahun yang lalu ). Selain itu ada Artefak manusia purba yang berumur 150 ribu – 750 ribu tahun yg lalu.

II. 2. 3. DINAMIKA LEMPENG TEKTONIK

Museum Geoteknologi juga menyimpan model dinamika tektonik lempeng (divergen, konvergen dan transform). Terdapat pula peta geologi Indonesia yang menunjukkan dinamika tektonik lempeng Indonesia. Indonesia ditubruk oleh banyak lempeng. Ada tiga lempeng besar yang menunjam di Indoensia yaitu lempeng eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng Filipina.

1. Divergen Pada bagian divergen lempeng menipis karena astenosfer naik dan menjadi

lempeng yang baru. Hasil dari proses divergen adalah MOR (Mid Oceanic Ridge) yang nantinya akan membentuk deretan gunung api bawah laut.

2. Konvergen

Konvergen adalah pergerakan lempeng yang saling mendekat. Konvergen dibagi menjadi tiga jenis, pembagian ini didasarkan atas jenis lempeng yang bergerak.

Subduksi : pergerakan antar lempeng samudra dengan lempeng benua yang saling bertabrakan sehingga lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua. Lempeng samudra memiliki densitas tinggi sehingga menunjam ke bawah. Hasil dari proses subduksi adalah palung; contohnya palung mariana yang merupakan palung terdalam.

3. TransformTransform adalah pergerakan lempeng yang saling bergesekan saat

mereka bergerak berlawanan arah, tanpa disertai pembentukan kerak baru atau penghancuran kerak. Hasil dari Transform adalah sesar San Andreas.

Berikut ini adalah peta Karang Sambung, Kebumen, Indonesia. Keunikan dari daerah Karang Sambung adalah daerah ini merupakan Lantai Samudra yang muncul/naik ke permukaan.

II. 2. 4. Maket Kerja Pertambangan dan Perminyakan

Di dalam museum dipamerkan alat-alat pertambangan dan perminyakan serta hasilnya. Serta juga disediakan lemari-lemari kaca untuk memperlihatkan hasil tambang dan hasil minyak. Hasil tambang berupa pasir timah dan mineral, sedangkan hasil perminyakan ditunjukkan dengan adanya contoh hasil pengolahan minyak bumi.

BAB III

LAMPIRAN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data dan informasi yang terdapat dalam laporan ini dapat disimpulkan bahwa museum merupakan sarana pembelajaran yang memiliki banyak manfaat dalam menunjang peningkatan ilmu geoloi pada khususnya dan ilmu mengenai teknologi mineral pada umumnya. Museum Geoteknologi Mineral UPN merupkan aset yang sangat berharga sehingga sebagai mahasiswa kita diajak untuk berperan serta aktif dalam meramaikan dan mengenalkan museum Geoteknologi ini kepada masyarakat.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://sagitadhea.blogspot.com/2014/04/laporan-hasil-kunjungan-ke-museum.html, diakses pada 16 Desember 2014

Sapiee, Benyamin dkk. 2006. Geologi Fisik. Indonesia : Bandung : ITB