TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

117
TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Manajemen Pengaturan Perjalanan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Disusun oleh : SHELLA MONICA 201520546 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENGATURAN PERJALANAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

Transcript of TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Page 1: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM

GEOLOGI BANDUNG

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Diploma IV

Program Studi Manajemen Pengaturan Perjalanan

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Disusun oleh :

SHELLA MONICA

201520546

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENGATURAN PERJALANAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

2019

Page 2: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL PROYEK AKHIR

TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

NAMA : SHELLA MONICA

NIM : 201520546

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENGATURAN PERJALANAN

Pembimbing I,

Endang Komesty Sinaga, MM.Par., CHE NIP. 19741103200812 2 001

Pembimbing II,

Bagus Githa Adhitya, MM.Par.

Bandung, Agustus 2019

Mengetahui,

Kepala Bagian Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan,

Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc NIP.19710506 199803 1 001

Menyetujui,

Ketua Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung

Faisal, MM.Par., CHE

NIP.19730706 199503 1 001

Page 3: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

“Don’t wait!

The time will never be just right”

-Napoleon Hill-

Page 4: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Proyek akhir ini saya persembahkan untuk:

Papi dan Mami tercinta,

Saya persembahkan hasil karya ini sebagai tanda terima kasih yang tak terhingga.

Terima kasih untuk pengorbanan, motivasi, serta doa yang selalu kalian berikan.

Semoga karya ini dapat menjadi awal kebanggaan dari saya untuk kalian.

Shelley dan Ferdy,

Terima kasih atas waktu yang kalian luangkan untuk selalu mendengarkan keluh

kesah saya di kala penat dan selalu memberikan penghiburan yang kembali

melunturkan kepenatan saya.

Rekan – Rekan MPP 2015,

Terima kasih atas suka dan duka yang telah kita lewati bersama, serta seluruh

dukungan kalian yang sangat berarti untuk saya dalam melewati empat tahun

perkuliahan ini.

Dosen dan Staf MPP serta Dosen Pembimbing,

Terima kasih atas ilmu, bimbingan, dukungan dan segala macam pelajaran yang

telah diberikan. Jasa Bapak dan Ibu akan selalu bermanfaat bagi saya.

Page 5: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Shella Monica

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta / 24 Agustus 1995

NIM : 201520546

Program Studi : Manajemen Pengaturan Perjalanan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:

“Teknik Interpretasi Pemandu di Museum Geologi Bandung”

ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan

merupakan hasil penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak

lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan akademik yang

berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan

kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau

pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali

secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan

disebutkan sumber, nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah

Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas

apa yang saya nyatakan di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau

ada klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini

dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.

4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2019

Yang membuat pernyataan,

Materai 6000

Shella Monica

NIM 201520546

Page 6: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

ABSTRAK

Museum merupakan lembaga atau institusi yang memiliki peran dalam

mengoleksi, melestarikan, dan mempresentasikan objek-objek. Dalam hal ini, salah

satu aspek penting yang dibutuhkan dalam terealisasinya peran dari Museum itu

sendiri adalah pemandu untuk melakukan pemanduan atau interpretasi objek. Demi

tercapainya tujuan utama dari kegiatan interpretasi yaitu menyampaikan dengan

baik informasi / pesan / pengetahuan kepada pengunjung, adapun teknik khusus

yang dibutuhkan dalam kegiatan interpretasi tersebut, yakni getting organized

(terorganisir), develop structure and thematic (terstruktur dan bertema), personal

delivery skills (keterampilan menyampaikan pesan), use props (penggunaan alat

peraga), dan drama (peran dan alur cerita).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kelima aspek dalam

teknik interpretasi tersebut yang dilakukan oleh pemandu di Museum Geologi

Bandung. Adapun hasil dari penelitian ini berguna untuk mempertahankan maupun

meningkatkan kemampuan interpretasi personal di Museum Geologi Bandung.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Yang menjadi objek di dalam penelitian ini adalah

pemandu / interpreter di Museum Geologi, sedangkan subjeknya adalah

pengunjung yang datang ke Museum Geologi yang menggunakan jasa pemanduan.

Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 345

pengunjung. Dalam menentukan jumlah sampel tersebut, peneliti menggunakan

tabel Isaac & Michael. Adapun pelaksanaan survei dan wawancara serta studi

kepustakaan sebagai teknik pengumpulan datanya, dengan menggunakan alat

pengumpulan data yaitu kuesioner dan pedoman wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti,

diketahui bahwa dari kelima teknik tersebut, sebagian besarnya dinilai sudah berada

di posisi baik menuju sangat baik. Namun terdapat beberapa indikator pada

beberapa dimensi yang dinilai kurang baik atau belum dilaksanakan, dimana skor

terendah terdapat pada dimensi use props (penggunaan alat peraga) dengan

perolehan nilai 1198. Adapun skor tertinggi terdapat pada dimensi getting

organized (terorganisir) dengan nilai 1494,75. Penelitian ini menghasilkan

rekomendasi bagi pemandu maupun Museum Geologi itu sendiri untuk

mempertahankan yang sudah baik, meningkatkan yang kurang baik, maupun

melengkapi teknik interpretasi yang belum dilaksanakan.

Kata kunci: Museum, Pemandu, Interpretasi, Teknik Interpretasi.

Page 7: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

ABSTRACT

Museum is an institution that have roles in collecting, preserving, and

presenting objects. In this case, an important aspect of realising the roles of the

Museum is a guide to describe or interpretate objects. The main objective of the

guide is to convey information / messages / knowledge well to visitors. Specific

techniques needed in the interpretation process are getting organized, develop

structure and thematic, personal delivery skills, use props, and drama (roles and

storylines).

This study aims to find out and assess the five aspects of the interpretation

technique carried out by guides at the Bandung Geology Museum. The results of

this study are useful for maintaining and improving personal interpretation skills

at the Bandung Geology Museum.

The method used in this study is a descriptive method with a quantitative

approach. The object in this study is a guide / interpreter at the Geology Museum,

while the subject is visitors who come to the Geology Museum whom use the

scouting services. The number of samples to be used in this study were 345 visitors.

In determining the number of samples, researchers used the Isaac & Michael table.

The implementation of surveys and interviews as well as library studies as a

technique for collecting data, using data collection tools, namely questionnaires

and interview guidelines.

Based on the results of the research and discussion conducted by the

researcher, it is known that of the five techniques, most of them are considered to

be in a good to the very good position. However, there are several indicators in

several dimensions which are considered not good or have not been implemented.

The lowest score is in the dimension of use props, scored 1198. And the highest

score is in the dimension of getting organized, scored 1494.75. This research

resulted in recommendations for guides and the Geology Museum itself to maintain

the good, improve the poor, and complement the interpretation techniques that have

not been implemented.

Keywords: Museum, Guide, Interpretation, Interpretation Technique.

Page 8: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang

telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan

judul “Teknik Interpretasi Pemandu di Museum Geologi Bandung”.

Proyek akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam

menyelesaikan program Diploma IV, Program Studi Manajemen Pengaturan

Perjalanan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Dalam proses penyusunan proyek akhir ini, penulis mendapatkan bantuan dari

banyak pihak, sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE., selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI

Bandung.

2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M. Sc., selaku Kepala Bagian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

3. Ibu Endang Komesty Sinaga, MM.Par., CHE., selaku Ketua Jurusan

Perjalanan dan pembimbing I.

4. Bapak Wisnu Prahadianto, SE., M.Sc., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Pengaturan Perjalanan.

5. Bapak Bagus Githa Adhitya, MM.Par., selaku pembimbing II.

6. Seluruh jajaran Dosen dan staf Program Studi Manajemen Pengaturan

Perjalanan.

7. Bapak Erwan Setiawan, S.Pd., selaku pengarah penelitian dari pihak Museum

Geologi Bandung.

Page 9: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

8. Seluruh staf Museum Geologi Bandung yang sangat kooperatif dalam

membantu penulis mengumpulkan data untuk penyusunan proposal.

9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

10. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan

proposal ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam proyek akhir ini, baik

dalam segi materi maupun penulisan. Penulis sangat menerima kritik dan saran

yang membangun untuk penyempurnaan proyek akhir ini, sehingga bermanfaat

bagi semua pihak.

Bandung, Juli 2019

Penulis

Page 10: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK……………………………………………………………………. i

ABSTRACT………………………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………..... v

DAFTAR TABEL………………………………………………………….... vii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….…... x

DAFTAR LAMPIRAN………………………….………………………..…. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………….… 1

B. Rumusan Masalah…..……………………………….……… 8

C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 8

D. Manfaat Penelitian…………………………………….……. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori…………………………………………...…… 10

B. Kerangka Pemikiran………………………………………... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian……………………………………… 25

B. Objek Penelitian.…………………………………………… 26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling………………….… 27

Page 11: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

D. Metode Pengumpulan Data……………………………….... 29

E. Definisi Operasional Variabel……………………………… 32

F. Matriks Operasional Variabel………………………….…… 35

G. Analisis Data………………………………….…………….. 36

H. Jadwal Penelitian………………………………………….… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian…………………………….……………….. 41

B. Pembahasan………………………………………………… 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan…………………………………………………… 80

B. Rekomendasi……………………………………………….. 82

DAFTAR PUSTAKA.....………………………………………………..….. 86

LAMPIRAN………………………………………………………………… 88

Page 12: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1 JUMLAH KUNJUNGAN MUSEUM GEOLOGI

BANDUNG TAHUN 2016 – 21 JANUARI 2019…...….……..…… 2

2 DATA PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG…….…. 3

3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM

MENYEDIAKAN ATAU MENGGUNAKAN

INTERPRETASI PERSONAL…………………………………..… 19

4 REKAPITULASI PROFIL RESPONDEN MUSEUM

GEOLOGI BANDUNG………………….…………........................ 27

5 TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL

ISAAC MICHAEL………………………….……………………… 28

6 BOBOT PENILAIAN SKALA LIKERT…………….………....….. 31

7 MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL………………………… 35

8 HASIL UJI VALIDITAS………….…………………………..…… 38

9 HASIL UJI RELIABILITAS………………………………………. 39

10 JADWAL PENELITIAN………………………………………..…. 40

11 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)

PADA INTERPRETASI PEMANDU……………………………... 41

12 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC

(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU………………………..……. 43

13 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS

(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………..…. 45

Page 13: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

14 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT

PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………. 49

15 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………..…. 50

16 PENENTUAN NILAI MAKSIMUM DAN NILAI

MINIMUM PADA GARIS KONTINUM………………….……… 51

17 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI GETTING ORGANIZED

(TERORGANISIR) PADA INTERPRETASI PEMANDU……..… 53

18 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI DEVELOP STRUCTURE

AND THEMATIC (TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………..…. 59

19 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS

(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………...… 65

20 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN

ALAT PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU……….... 74

21 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI DRAMA (PERAN DAN

ALUR CERITA) PADA INTERPRETASI PEMANDU…….…… 77

Page 14: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1 KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………….…. 24

2 PERHITUNGAN SKALA RENTANG……………………………. 52

3 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG

MENGENAI DIMENSI GETTING ORGANIZED

(TERORGANISIR) PADA INTERPRETASI PEMANDU……….. 58

4 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC

(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA) PADA

INTERPRETASI PEMANDU…………………….……………….. 64

5 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS

(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

PADA INTERPRETASI PEMANDU……………….…………….. 73

6 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT

PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU………………… 76

7 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………….. 79

Page 15: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1 PEDOMAN WAWANCARA………………………………………. 88

2 KUESIONER.………………………………………………………. 89

3 HASIL UJI VALIDITAS…………………………………………… 92

4 HASIL TURNITIN

5 BIODATA PENULIS

Page 16: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Museum merupakan tempat penyimpanan koleksi yang memiliki nilai

sejarah, artistik, dan nilai ilmiah dimana di dalamnya terdapat kenangan masa

lalu, maupun kebudayaan. Menurut The International Council of Museums dan

The Museum Association of UK, Museum merupakan lembaga atau institusi

permanen yang mengoleksi, mendokumentasikan, melestarikan, memamerkan

dan menafsirkan bukti material serta informasi mengenai manusia dan

lingkungannya yang terbuka untuk publik (Wulandari, 2014).

Adapun pernyataan dari Pastorelli (2003) yang mengungkapkan mengenai

fungsi dari Museum itu sendiri bahwa pada dasarnya peran utama dari

keberadaan Museum adalah untuk mengoleksi, melestarikan dan

mempresentasikan objek-objek.

Salah satu Museum yang terdapat di Kota Bandung yaitu Museum Geologi,

berlokasi di Jl. Diponegoro No. 57, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Museum

yang memiliki visi sebagai sumber geologi Indonesia ini, pertama kali

diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. Sebagai salah satu Museum yang cukup

dikenal oleh masyarakat luas, Museum ini memiliki jumlah kunjungan yang

cukup banyak setiap tahunnya.

Berdasarkan data pra-survei yang peneliti dapatkan, berikut rincian jumlah

kunjungan Museum Geologi Bandung dalam tiga tahun terakhir:

Page 17: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

TABEL 1

JUMLAH KUNJUNGAN MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

TAHUN 2016 – 21 JANUARI 2019

NO. KATEGORI

JUMLAH PENGUNJUNG

TOTAL

PENGUNJUNG 2016 2017 2018 1 – 21

JANUARI

2019

1 Pelajar / Mahasiswa 565.729 436.493 455.975 27.536 1.485.733

2 Umum 68.552 47.583 36.743 4.786 157.664

3 Asing 3.358 3.131 3.278 79 9.846

4 Tamu Khusus 3.896 6.733 4.717 78 15.424

TOTAL 641.535 493.940 500.713 32.479 1.668.667

Sumber: Museum Geologi Bandung (2019)

Dijelaskan secara rinci mengenai jumlah kunjungan Museum Geologi

Bandung seperti pada tabel 1 bahwa dalam tiga tahun terakhir, pengunjung

Museum Geologi di dominasi oleh pelajar / mahasiswa dengan jumlah

1.485.733 orang. Adapun total pengunjung secara keseluruhan dari tahun 2016

sampai dengan 21 Januari 2019 sebanyak 1.668.667 orang.

Jumlah kunjungan tersebut dapat dikatakan jumlah yang cukup banyak,

dimana rata-rata kunjungan mencapai 30.000 sampai dengan 40.000 orang per

bulannya. Adapun hasil wawancara dengan salah satu pemandu di Museum

Geologi pada saat pelaksanaan pra-survei bahwa para pemandu memiliki

permasalahan dalam penanganan grup pada saat jumlah kunjungan yang banyak

secara bersamaan, dimana para pengunjung tersebut hanya di handle oleh

sepuluh orang pemandu dengan pembagian tugas atau jadwal yang diatur

sedemikian rupa. Berikut data para pemandu di Museum Geologi Bandung:

Page 18: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

TABEL 2

DATA PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

NO. NAMA USIA PENDIDIKAN MASA

KERJA

1 Anita Kusumayati, S.I.Kom 33 tahun S1 Manajemen

Komunikasi 12 tahun

2 Asri Ratnasari, S.S 33 tahun S1 Sastra Inggris 12 tahun

3 Danang P. Hadiputro, S.I.

Kom 35 tahun

S1 Manajemen

Komunikasi 10 tahun

4 Eka Sulistiawati, S.A.P 38 tahun S1 Administrasi Publik 10 tahun

5 Erwan Setiawan, S.Pd. 35 tahun S1 Pendidikan Bahasa 8 tahun

6 Noer Isti Afrianti, S.S 32 tahun S1 Sastra Inggris 12 tahun

7 Resti Sari Irawati, S.A.B 33 tahun S1 Administrasi Bisnis 12 tahun

8 Rully Siti Rodiyah, A.Md. 33 tahun D3 Usaha Perjalanan

Wisata 12 tahun

9 Sarah Salviana, S.A.B 31 tahun S1 Administrasi Bisnis 10 tahun

10 Silvia Rizka Agustina,

S.Pd. 31 tahun

S1 Pendidikan Bahasa

Jerman 7 tahun

Sumber: Museum Geologi Bandung (2019)

Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa keseluruhan pemandu di

Museum Geologi memiliki jenjang pendidikan minimal D III, serta seluruhnya

sudah bekerja di Museum Geologi lebih dari tujuh tahun. Adapun Museum

Geologi menyediakan layanan pemanduan dalam dua bahasa asing yaitu bahasa

Inggris dan bahasa Jerman. Dalam hal ini, Pemandu di Museum Geologi

memiliki tugas untuk mengajak pengunjung berkeliling Museum, serta

memberikan informasi / pesan / pengetahuan secara lengkap dan akurat sesuai

dengan faktanya, baik mengenai informasi umum seperti letak toilet serta

regulasi yang berlaku, maupun koleksi benda peraga secara keseluruhan yang

terdapat di Museum Geologi.

Berdasarkan fakta mengenai tugas dan tanggung jawab pemandu di

Museum Geologi, hal tersebut tidak jauh berbeda dengan definisi pemandu

wisata menurut International Association of Tour Manangers and the European

Page 19: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Federation of Tourist Guide Associations yaitu, pemandu wisata merupakan

seseorang yang memandu pengunjung dalam bentuk grup maupun individual,

baik dari luar negeri maupun berasal dari wilayah sekitar monumen, situs dan

Museum. Dalam hal ini, pemandu bertugas untuk melakukan interpretasi

dengan cara yang menginspirasi dan menghibur, menggunakan bahasa yang

sesuai dengan pengunjung. (Pastorelli, 2003)

Adapun penjelasan mengenai interpretasi menurut Sam H. Ham, bahwa

interpretasi bukan hanya sekadar pemberian informasi, akan tetapi sebagai

mekanisme untuk menghasilkan dan memberikan makna untuk mengikat orang

dengan tempat atau situs yang mereka kunjungi sehingga menciptakan perasaan

dan empati mengenai tempat atau situs tersebut, bahkan mengenai hal yang

terjadi pada masa lalu. (Ward & Wilkinson, 2006)

Sedangkan menurut National Association for Interpretation, interpretasi

merupakan proses komunikasi yang menjalin hubungan emosional dan

intelektual antara ketertarikan peserta dengan makna yang melekat pada situs

yang bersangkutan. (Ward & Wilkinson, 2006)

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa interpretasi merupakan

sebuah proses komunikasi yang di dalamnya bukan hanya sebagai pemberian

informasi, namun juga mengandung makna yang dapat mempengaruhi peserta

secara emosional dan intelektual untuk menciptakan pikiran yang mendalam

mengenai suatu tempat atau situs yang bersangkutan.

Penjelasan lain yang melengkapi definisi dari interpretasi menurut Ward &

Wilkinson (2006), bentuk interpretasi dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu

interpretasi personal dan interpretasi non-personal. Interpretasi personal

Page 20: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

melibatkan bentuk interaksi fisik antara interpreter / pemandu dengan

pengunjung, sedangkan interpretasi non-personal adalah sebuah komunikasi

dalam hal menyampaikan pesan tanpa interaksi fisik, misalnya seperti brosur,

papan petunjuk dan sebagainya.

Adapun Logan (2005: 49), mengungkapkan definisi dari interpretasi

personal, yakni:

Personal interpretation is delivered face to face. It is usually delivered by

staff, volunteers or concession operators. Staff in uniform are perceived

as a highly credible source of information, so personal interpretation can

be a powerful and effective medium to influence visitor perceptions and

behavior.

Menurut penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa interpretasi personal

disampaikan secara langsung atau bertatap muka. Biasanya dilakukan oleh staf,

sukarelawan atau pemegang lisensi / izin. Staf yang berseragam dianggap

sebagai sumber informasi yang sangat credible. Oleh sebab itu, interpretasi

personal dapat menjadi media yang kuat dan efektif dalam mempengaruhi

persepsi dan perilaku pengunjung.

Berdasarkan seluruh paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa interpretasi

personal merupakan penyampaian informasi maupun pengetahuan yang

bermakna secara langsung atau tatap muka antara interpreter / pemandu dan

pengunjung, dengan harapan informasi / pesan / pengetahuan yang disampaikan,

dapat diterima dengan baik serta berpengaruh terhadap perubahan perilaku dan

persepsi pengunjung terhadap situs atau tempat yang dikunjungi.

Hal ini disebutkan pula dalam penelitian terkait mengenai Standard Kualitas

Pemandu Museum dalam Penyampaian Informasi Kepada Pengunjung di

Museum Borobudur oleh Setiawan & Prabawa (2017) dimana dalam upaya

Page 21: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

untuk mengetahui lebih dalam mengenai standar interpretasi / pemanduan yang

dilakukan oleh Museum Borobudur dengan pemikiran bahwa dengan

menggunakan cara interpretasi / pemanduan yang baik, dapat membantu

menyampaikan informasi serta isu dan pesan yang dapat diterima dengan baik

oleh pengunjung, dalam hal ini bermaksud untuk mengajak pengunjung

melestarikan cagar budaya yang ada.

Adapun Logan (2005) menyebutkan bahwa terdapat lima aspek yang perlu

diperhatikan dalam teknik interpretasi personal, yaitu getting organized

(terorganisir / teratur), develop structure and thematic (terstruktur dan bertema),

personal delivery skills (keterampilan dalam menyampaikan sesuatu), use props

(menggunakan alat peraga), dan drama (peran dan alur cerita).

Lima teknik tersebut merupakan dimensi yang dipakai dalam penelitian ini,

serta indikator yang diturunkan dari lima teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Getting organized: organizing an activity (mengorganisir kegiatan), dan

welcoming visitors (menyambut pengunjung).

2. Develop structure and thematic: introduce the topic using themes

(memperkenalkan topik dengan menggunakan tema), serta involve the

audience (melibatkan pengunjung).

3. Personal delivery skills: three communicating tools (tiga alat komunikasi),

managing large groups (mengatur grup besar), dan roving interpretation

(interpretasi kasual / santai).

4. Use props: use props (menggunakan alat peraga).

5. Drama: drama dan storytelling (peran dan alur cerita).

Page 22: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Secara keseluruhan, teknik interpretasi personal dinilai sangatlah penting

diketahui dan dilakukan oleh seluruh pemberi jasa interpretasi personal atau

pemandu dalam upaya mencapai tujuan-tujuan penting dalam sebuah

interpretasi, seperti informasi / pesan / pengetahuan yang tersampaikan dengan

baik kepada pengunjung, memberikan pengalaman yang berkesan, hingga

menarik pengunjung untuk berkunjung kembali ke tempat atau situs tersebut.

Seperti ungkapan Logan (2005) mengenai keuntungan dalam menggunakan

interpretasi personal, secara umum dijelaskan bahwa dengan menggunakan

interpreter / pemandu yang tepat, yaitu terlatih dan berlisensi, suatu kunjungan

dapat memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi wisatawan.

Berdasarkan seluruh paparan yang telah dijelaskan, penelitian ini disusun

dengan tujuan mengetahui teknik interpretasi yang digunakan oleh para

pemandu di Museum Geologi Bandung dalam menyampaikan informasi / pesan

/ pengetahuan kepada pengunjung sebagai tugas dan tanggung jawabnya,

khususnya performance dan teknik interpretasi yang digunakan oleh pemandu

dalam menangani kunjungan wisatawan dengan jumlah banyak. Peneliti tertarik

dan bermaksud untuk mengkaji lebih dalam mengenai teknik interpretasi

tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul “Teknik Interpretasi Pemandu di

Museum Geologi Bandung”.

Page 23: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah “Bagaimana teknik interpretasi pemandu di Museum

Geologi Bandung?”

Adapun identifikasi permasalahan yang merupakan penurunan dari

rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni:

1. Bagaimana aspek getting organized pada interpretasi pemandu di Museum

Geologi Bandung?

2. Bagaimana aspek develop structure and thematic pada interpretasi pemandu

di Museum Geologi Bandung?

3. Bagaimana aspek personal delivery skills pada interpretasi pemandu di

Museum Geologi Bandung?

4. Bagaimana aspek use props pada interpretasi pemandu di Museum Geologi

Bandung?

5. Bagaimana aspek drama pada interpretasi pemandu di Museum Geologi

Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

tujuan formal dan tujuan operasional.

1. Tujuan Formal

Secara formal, penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan dalam menyelesaikan program Diploma IV, Program Studi

Manajemen Pengaturan Perjalanan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Page 24: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

2. Tujuan Operasional

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai

teknik interpretasi yang digunakan oleh pemandu di Museum Geologi

Bandung dalam menyampaikan informasi / pesan / pengetahuan kepada

pengunjung sebagai tugas dan tanggung jawabnya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dalam bidang

perjalanan wisata, khususnya teknik interpretasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Museum Geologi

serta pemandu, dalam rangka mempertahankan maupun meningkatkan

kemampuan interpretasi personal di Museum Geologi Bandung.

Page 25: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Museum

Museum merupakan salah satu daya tarik wisata yang hampir seluruh

bagian di dalamnya menyediakan hal-hal yang berbau edukasi /

pendidikan. Menurut Moore (2005), keberadaan Museum sebagai daya

tarik wisata selalu bersaing dengan daya tarik lainnya dalam hal menarik

minat pengunjung, baik dengan atraksi warisan maupun rekreasi. Dalam

hal ini, Museum dirasa harus meningkatkan inisiatif dengan cara membuat

reaksi yang lebih proaktif dalam menghadapi tantangan persaingan yang

terjadi di zaman sekarang ini. Setiap Museum harus benar-benar

memahami tujuan dari keberadaannya, serta apa yang perlu dicapai dari

keberadaan Museum dan bagaimana mewujudkan tujuan tersebut.

Menurut Goode (1895) dalam Moore (2005), Museum dapat didirikan

dan dipertahankan dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Organisasi yang stabil dan sarana pendukung yang memadai.

b. Sebuah rencana pasti, diciptakan dan dibangun berdasarkan peluang

serta kebutuhan komunitas atau masyarakat.

c. Bahan pendukung, menggunakan koleksi dan fasilitas yang baik.

d. Staff atau pekerja, dan kurator yang berkompeten.

e. Tempat / bangunan yang sesuai.

Page 26: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

11

f. Peralatan dan aksesoris yang layak, bahan instalasi, dan mechanical

assistant.

Menurut Pastorelli (2003), pada dasarnya peran utama dari Museum

adalah untuk mengoleksi, melestarikan dan mempresentasikan objek-

objek. Suatu edukasi berkembang dari sebuah keinginan untuk

menyediakan informasi bagi publik mengenai koleksi yang ditampilkan di

Museum.

Pernyataan tersebut didukung pula oleh pernyataan dari Greenhill

(2007: 1) yang tidak terlalu berbeda mengenai peran utama dari

keberadaan sebuah Museum yakni, “the role of Museums is no longer

limited to the conservation of objects: they also have to share and

continuously reinterpret them”, yang berarti bahwa peran Museum tidak

lagi terbatas pada konservasi benda, melainkan juga harus

diinterpretasikan kembali.

2. Pemandu Wisata

Pemandu wisata merupakan salah satu komponen penting baik di

dalam sebuah perjalanan wisata, maupun di sebuah daya tarik wisata.

Pemandu wisata yang terdapat di suatu daya tarik wisata atau dapat disebut

site guide merupakan salah satu media perantara yang bertugas dalam

memberikan informasi / pesan / pengetahun mengenai suatu tempat atau

situs tertentu kepada wisatawan atau pengunjung yang datang ke daya tarik

tersebut.

Page 27: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

12

Hal tersebut dinyatakan pula oleh Suyitno (2005) yang menjelaskan

bahwa pramuwisata atau pemandu wisata adalah seseorang yang memiliki

tugas untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan dengan menemani,

membimbing, dan memberikan informasi kepada wisatawan dalam suatu

kegiatan wisata.

Adapun penjelasan lain dari Guy Patching dalam Pastorelli (2003),

pemandu wisata adalah seseorang yang dapat memanfaatkan momen dan

kesempatan, mereka spontan, humoris serta memiliki wawasan dan

pengetahuan, sehingga melalui ini pula mereka membuat sebuah tour

mengenai wawasan yang dimilikinya. Seorang pemandu memiliki

pengetahuan yang mendalam, namun pengetahuan yang diberikan

disesuaikan dengan audience mereka.

Peran seorang pemandu wisata berdasarkan Pastorelli (2003), adalah

sebagai berikut:

a. Information provider (sumber / penyedia informasi).

b. Social facilitator (fasilitator sosial).

c. Cultural host (host budaya).

d. Motivator of appropriate conservation values (motivator dari nilai

konservasi yang tepat).

e. Interpreter of the natural and cultural environment (pemandu /

interpreter alam, maupun budaya).

f. People mover (pemandu / pembimbing pengunjung atau wisatawan).

Page 28: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

13

Selain paparan mengenai peran pemandu wisata, berikut disebutkan

pula atribut yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pemandu wisata

menurut Pastorelli (2003), yakni:

a. Komunikasi, yaitu mendengarkan, negosiasi, solusi dari setiap

permasalahan, dan interpretasi.

b. Kepemimpinan dan penanganan grup.

c. Kreatif dan strategic thinking.

d. Penelitian, perencanaan, design, implementasi, dan evaluasi.

e. Penanganan kecelakaan dan darurat, yaitu first aid dan kemampuan

dalam menerapkan prosedur kesehatan dan keselamatan.

f. Navigasi.

g. Improvisasi dan fleksibel.

3. Interpretasi

Menurut Lovejoy & Welch (2009) interpretasi merupakan seni dan

ilmu yang menghubungkan pengunjung, seperti wisatawan, tamu, klien,

dengan situs atau tempat agar terlibat di dalamnya dan menjadi sebuah

pembelajaran, secara rinci interpretasi adalah sebagai berikut:

a. Proses komunikasi yang memiliki misi dalam melibatkan

pengunjung dan menciptakan hubungan yang memiliki makna

dengan situs atau tempat yang dikelola.

b. Layanan yang mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan minat

pengunjung untuk meningkatkan pengalaman pengunjung mulai

dari sebelum, selama, dan setelah kunjungan.

Page 29: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

14

c. Strategi manajemen yang dapat digunakan untuk meningkatkan

apresiasi dan kepekaan pengunjung terhadap situs atau tempat

tersebut.

Adapun pernyataan lain, menurut Logan (2005) definisi dari

interpretasi adalah penjelasan mengenai nila-nilai alam, budaya dan

sejarah yang melekat di suatu tempat. Hal tersebut memungkinkan

pengunjung untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman mengenai

alasan konservasi dan melestarikan warisan yang ada.

Sedangkan menurut Nuriata (2011), interpretasi adalah komunikasi

interpersonal sebagai sebuah proses. Proses menyampaikan informasi dari

interpreter / pemandu kepada wisatawan. Informasi yang disampaikan

dapat berupa verbal, maupun non-verbal, melalui medium suara manusia

(human voice), melalui tulisan maupun yang lainnya.

Selain itu, pengertian lain dari interpretasi itu sendiri disampaikan

oleh Carter (2001), bahwa interpretasi adalah tentang membantu orang lain

menghargai sesuatu yang dianggap spesial. Interpretasi adalah mengenai

suatu tempat, dapat berupa bangunan, pedesaan, kebudayaan (perayaan

tradisional), kota, suatu benda maupun koleksi dari benda-benda, industri,

peristiwa atau kejadian bersejarah, serta sebuah aktifitas.

Logan (2005) menjelaskan mengenai tujuan interpreter / pemandu

melakukan interpretasi karena hal tersebut memenuhi tujuannya dalam

berbagi pengetahuan kepada orang lain, yakni:

a. Memperkaya pengalaman pengunjung, serta memberi informasi

kepada pengunjung mengenai bagaimana, apa alasannya dan

Page 30: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

15

mengapa kita harus melestarikan dan melindungi tempat-tempat

tertentu untuk generasi saat ini dan masa depan.

b. Meningkatkan kesadaran, pengertian, dan dukungan untuk

konservasi.

c. Mempublikasikan issue atau pesan tertentu, serta menumbuhkan

perubahan perilaku pengunjung sesuai dengan keharusan, misalnya

dengan meminimalisir dampak buruk dari suatu kegiatan.

d. Mempromosikan hubungan positif dengan masyarakat, selain itu

untuk memberikan pemahaman mengenai program dan

memfasilitasi keinginan sukarelawan untuk terlibat atau ikut serta.

Adapun Logan (2005) menyebutkan keuntungan pengunjung yang

berpartisipasi dalam kegiatan interpretasi, yakni:

a. Memberikan kepuasan akan rasa ingin tahu terhadap pengetahuan.

b. Menambah pengalaman yang lebih dalam dan berkesan mengenai

suatu tempat.

c. Memberikan hiburan.

d. Memberikan wawasan dan makna penting akan suatu tempat.

e. Meningkatkan kesadaran sensorik.

f. Memberikan inspirasi.

g. Menjadikan familiar akan sesuatu yang asing.

h. Memberikan kesempatan untuk bertemu dan berbincang dengan

para ahli.

i. Mempertemukan pengunjung bertemu dengan orang yang memiliki

minat yang sama dengannya.

Page 31: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

16

j. Menjadi suatu kegiatan positif untuk liburan, maupun suatu

perjalanan sekolah.

k. Membuat pengunjung ingin kembali lagi ke situs tersebut.

Secara umum, interpretasi dibagi menjadi dua tipe, yaitu interpretasi

personal dan interpretasi non-personal. Hal tersebut dinyatakan oleh Beck

Larry (1998) yang berpendapat bahwa, interpretasi dapat dilakukan dalam

banyak bentuk. Interpretasi personal mengacu kepada program yang

disediakan dalam bentuk perbincangan, demonstrasi, pertunjukan boneka,

sejarah hidup, storytelling, wisata alam, dan wisata lainnya. Hal tersebut

dapat dilakukan di auditorium, arena terbuka, sepanjang jalan setapak, atau

mengikuti rute di dalam bangunan bersejarah. Sedangkan interpretasi non-

personal mencakup segala hal mulai dari siaran radio Traveler Inform on

Station (TIS) saat pengunjung memasuki park area, hingga signs dan

pameran, serta jalur self-guided dan komputer interaktif.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang juga menyebutkan

demikian beserta dengan penjelasannya menurut Ward & Wilkinson

(2006: 4),

Interpretation is divided into two basic types: personal and non-

personal. Personal interpretation involves some type of physical

interaction between the interpreter (communicator of the message)

and the visitor (receiver of the message). Non-personal services are

nonlinear. The visitor controls the order of information received.

Personal interpretive services are linear, with the interpreter

controlling the order of information.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa interpretasi dibagi

menjadi dua tipe dasar, yaitu personal dan non-personal. Interpretasi

personal melibatkan interaksi fisik antara interpreter / pemandu dengan

Page 32: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

17

wisatawan. Sedangkan interpretasi non-personal memberikan kebebasan

bagi wisatawan untuk mengontrol informasi yang ingin mereka dapatkan.

Sam H. Ham (1992) menjelaskan pula teknik atau model interpretasi

yang umum digunakan, baik untuk interpretasi personal, maupun

interpretasi non-personal disebut model EROT, yang merupakan

singkatan dari Enjoyable, Relevant, Organized, and Thematic (Wearing et

al, 2008). Di dalam bukunya dijabarkan pula secara rinci berkaitan dengan

enjoyable, suatu interpretasi harus menyenangkan sehingga orang

termotivasi dan tertarik untuk terlibat di dalam interpretasi tersebut.

Diikuti dengan relevant, dimana suatu interpretasi harus relevan atau

berkaitan antara cerita dengan konsep dan situsnya. Yang ketiga yaitu

organized, suatu interpretasi yang baik adalah yang beraturan atau

sistematis. dalam hal ini, sebuah interpretasi harus memiliki struktur yang

jelas untuk memandu pengunjung di dalam sebuah program. Dan yang

terakhir adalah bertema, serta memberikan pesan yang akan membuat

pengunjung selalu ingat, bahkan setelah berakhirnya kunjungan mereka.

Pada dasarnya, tujuan suatu interpretasi dalam menyampaikan

informasi / pesan / pengetahuan, dan memberikan kesan terbaik kepada

pengunjung dapat berhasil dengan adanya kualitas interpretasi yang baik.

Kualitas interpretasi yang baik perlu direalisasikan baik di dalam

interpretasi personal, maupun interpretasi non-personal. Hal ini didukung

pula oleh pernyataan dari Wearing et al (2006) yang mengatakan bahwa

kualitas suatu interpretasi dapat meningkatkan kepuasan wisatawan, dan

Page 33: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

18

melalui interpretasi pula dapat berkontribusi pada kelangsungan komersial

suatu tourist operations. (Wearing et al, 2008)

5. Interpretasi Personal

Interpretasi personal merupakan interpretasi yang dilakukan melalui

komunikasi secara langsung atau tatap muka antara pemberi informasi /

pesan / pengetahuan atau biasa disebut dengan interpreter / pemandu,

dengan penerima informasi yang biasanya berlaku sebagai pengunjung

maupun wisatawan. Berikut pernyataan menurut Logan (2005: 49),

Personal interpretation is delivered face to face. It is usually

delivered by staff, volunteers or concession operators. Staff in

uniform are perceived as a highly credible source of information, so

personal interpretation can be a powerful and effective medium to

influence visitor perceptions and behavior.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa interpretasi

personal disampaikan secara langsung atau bertatap muka. Biasanya

dilakukan oleh staf, sukarelawan atau pemegang lisensi / izin. Staf yang

berseragam dianggap sebagai sumber informasi yang sangat credible.

Oleh sebab itu, interpretasi personal dapat menjadi media yang kuat dan

efektif dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku pengunjung.

Adapun pengertian dari interpretasi personal berdasarkan pendapat

dari Ward & Wilkinson (2006), interpretasi personal melibatkan kontak

secara langsung antara interpreter / pemandu dengan pengunjung. Secara

umum, interpretasi personal memungkinkan interpreter / pemandu untuk

mengontrol dan mengatur urutan informasi yang akan disajikan. Dengan

menyediakan layanan interpretasi personal, sebuah perusahaan / lembaga

Page 34: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

19

tersebut memiliki banyak keuntungan, seperti memiliki kendali atas pesan

yang akan diterima oleh pengunjung. Selain itu pula memiliki kesempatan

untuk berinteraksi dengan pengunjung dan menjawab pertanyaan atau

menjernihkan kesalahpahaman. Pada umumnya, pengunjung menyukai

ketersediaan atau keberadaan seseorang. Pada zaman kemajuan teknologi

seperti sekarang ini, pengalaman akan personal services dirasa sangat

bermanfaat dan memuaskan. Kontak langsung dengan pengunjung pun

memberikan kontribusi bagi manajemen yang akan lebih memahami

masalah dan kekhawatiran yang dimiliki oleh pengunjung.

Berikut keuntungan dan kerugian dalam menyediakan atau

menggunakan interpretasi personal:

TABEL 3

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM MENYEDIAKAN

ATAU MENGGUNAKAN INTERPRETASI PERSONAL

KEUNTUNGAN KERUGIAN

Personal: Selain pengunjung dapat

mengajukan pertanyaan,

penyampaian informasi dapat

disampaikan dengan lebih fleksibel

dan presentasi dapat dibuat sesuai

dengan kebutuhan audience.

May be Costly: Selain pengeluaran

untuk set up program bagi

beberapa pengunjung, Pelatihan

serta support yang telah diberikan

dapat hilang karena program

pergantian staf dan sukarelawan.

Credible: Pengetahuan diasumsikan

sebagai mengetahui fakta. Dalam hal

ini, pengunjung dapat mengetahui

fakta dengan jelas dan meminimalisir

kesalahpahaman suatu informasi.

Well developed skills are required:

Keterampilan yang baik, pada

umumnya membutuhkan waktu

dan upaya serta pelatihan untuk

berkembang.

Meaningful: Suatu presentasi yang

baik dapat memberikan pengalaman

yang sangat mengesankan bagi

pengunjung.

Formal: Untuk menghadiri jadwal

program, membutuhkan komitmen

dalam menyiapkan waktu luang

yang umumnya tidak disukai oleh

pengunjung.

Page 35: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

20

TABEL 3

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM MENYEDIAKAN

ATAU MENGGUNAKAN INTERPRETASI PERSONAL

(LANJUTAN)

KEUNTUNGAN KERUGIAN

Effective: Mempengaruhi perubahan

perilaku. Salah satunya adalah

dengan memberikan dampak yang

minimal dan menyampaikan

peraturan yang berlaku di tempat

tersebut.

Profile is less visible: Hal ini

memungkinkan mengurangi

ketertarikan bagi calon sponsor,

kecuali anda mempromosikannya

dengan baik.

Efficient: Staf dapat dilatih untuk

memberikan interpretasi secara

langsung di waktu yang sama saat

mereka melakukan tracking, hiking,

maupun pekerjaan lainnya. Pemegang

lisensi dapat memberikan interpretasi

sebagai bagian dari kegiatan mereka.

Seasonal / time limited:

Membutuhkan audience dan

mungkin hanya layak disediakan

pada saat peak seasons atau ketika

cuacanya cocok.

Flexible: Program dapat dilakukan

hanya untuk satu tujuan atau hanya

pada saat peak seasons. Waktunya

dapat berubah-ubah.

Can provide access to places:

Berkunjung dengan menggunakan

pemandu dapat membuat tempat yang

inaccessible menjadi accessible dan

mendapat wawasan.

Opportunity for involvement: Jika

disediakan pelatihan dan support

yang baik, ini merupakan cara yang

tepat untuk melibatkan masyarakat

setempat dan meningkatkan

sukarelawan yang berpengetahuan

luas.

Sumber: Logan (2005)

Dalam hal kegiatan interpretasi personal, dibutuhkan pula training

atau pelatihan khusus dengan tujuan interpreter / pemandu dapat berbicara

di dalam grup baik indoor maupun outdoor tanpa berteriak, membuat

Page 36: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

21

struktur dan mengatur waktu dalam kegiatan interpretasi dan tour,

berurusan dengan orang – orang yang obstruktif dan berbagai macam

pertanyaan, serta mengakomodasi seluruh pengunjung, maupun bagi

orang dengan disabilitas, dan wisatawan yang berbahasa asing. (Carter,

2001)

Berdasarkan hal tersebut, pelatihan dalam penggunaan teknik

interpretasi personal pun dibutuhkan bagi kelangsungan dan kelancaran

interpretasi personal yang baik, efektif, dan efisien. Logan (2005)

menyebutkan terdapat lima aspek di dalam teknik interpretasi personal

yaitu, getting organized (terorganisir / teratur), develop structure and

thematic (mengembangkan struktur dan menggunakan tema), personal

delivery skills (keterampilan khusus dalam menyampaikan sesuatu), use

props (menggunakan alat peraga), dan drama (peran dan alur cerita).

Berdasarkan lima aspek teknik interpretasi personal di atas, dimana

hal tersebut merupakan dimensi penelitian, adapun indikator dari setiap

dimensi tersebut yang juga diambil berdasarkan beberapa pernyataan dari

Ward & Wilkinson (2012), yakni:

a. Getting organized: organizing an activity, and welcoming visitors.

Dimana dalam dimensi ini, interpreter / pemandu membuat

persiapan untuk melakukan interpretasi personal kepada

pengunjung seperti mengenal dan memahami dengan baik mengenai

tempat atau situs yang akan dijadikan bahan interpretasi, baik

informasi umum maupun informasi yang lebih spesifik dan rinci.

Kemudian diperlukan pula praktek atau latihan bagi interpreter /

Page 37: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

22

pemandu, hingga menyiapkan kebutuhan yang mungkin akan

diperlukan selama pelaksanaan kegiatan interpretasi. Dalam hal ini,

selain dibutuhkan persiapan untuk kegiatan interpretasi personal,

pada saat kegiatan pun harus dipastikan bahwa interpreter /

pemandu menyambut pengunjung dengan baik untuk menciptakan

kesan pertama yang menyenangkan.

b. Develop structure and thematic: introduce the topic using themes,

then involve the audience.

Dalam hal ini, interpreter / pemandu diharapkan untuk memberikan

informasi / pesan / pengetahuan dalam bentuk interpretasi personal

yang terstruktur dan sistematis atau berurutan, serta menggunakan

tema dan melibatkan pengunjung dengan tujuan kemudahan

mengingat dan mendapat perhatian lebih dari pengunjung. Hal ini

didukung pula oleh pernyataan dari Ward & Wilkinson (2012: 191),

“People forget facts, but they remember a good theme and the

supporting subthemes.”

c. Personal delivery skills: three communicating tools, managing large

groups, and roving interpretation.

Setiap interpreter / pemandu diharapkan memiliki kepribadian serta

keterampilan yang baik dalam menyampaikan interpretasi. Hal

utama yang perlu diperhatikan dalam keterampilan tersebut adalah

keterampilan komunikasi yaitu, penampilan dan bahasa tubuh,

bahasa komunikasi, serta kualitas suara dan kemampuan presentasi

yang baik. Adapun kemampuan untuk menangani grup dalam

Page 38: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

23

jumlah yang besar. Selain itu, pada keadaan tertentu interpreter /

pemandu diharapkan dapat menyesuaikan pembicaraan ke topik

yang lebih santai dan tidak selalu terpaku dengan bahan interpretasi

yang formal untuk meminimalisir kejenuhan pengunjung.

d. Use props: use props.

Dalam hal penggunaan alat peraga, terdapat beberapa aspek atau

komponen yang dapat dilakukan dan digunakan, yaitu aspek visual

dapat berupa dua atau tiga dimensi, ilustrasi, objek / barang,

referensi, audio, serta aspek yang menggunakan indera penciuman,

perasa, dan peraba. Penggunaan alat peraga ini diharapkan dapat

membantu meningkatkan ketertarikan, memudahkan pemahaman,

dan mengurangi kejenuhan pengunjung.

e. Drama: roles and storylines.

Dalam dimensi ini, interpretasi tidak hanya selalu memberikan

informasi dan fakta, namun diperlukan pula teknik drama di

dalamnya. Drama yang dimaksud adalah selain dapat dilakukan

dengan membuat suatu peran dan kostum sebagai bentuk

keterlibatan di dalam suatu cerita yang sedang diinterpretasikan,

adapun dengan memberikan jalan atau alur cerita yang bertema,

serta terstruktur dimana memiliki bagian pembuka, pertengahan

serta akhir, dan membuat kesimpulan / konklusi dari jalan cerita

tersebut mengenai tempat atau situs yang dijadikan sumber atau

bahan interpretasi.

Page 39: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

24

B. Kerangka Pemikiran

GAMBAR 1

KERANGKA PEMIKIRAN

Sumber: Logan (2005)

Interpretasi

Interpretasi Personal

Getting Organized (Terorganisir)

Develop Structure

and Thematic

(Terstruktur dan Bertema)

Personal Delivery Skills

(Keterampilan Menyampaikan Pesan)

Use Props

(Menggunakan Alat Peraga)

Drama

(Peran dan Alur Cerita)

Page 40: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Irawan (2002), “penelitian deskriptif

bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya,

sehingga memberi gambaran yang jelas tentang situasi – situasi di lapangan

apa adanya” (Widodo, 2017: 67). Sedangkan pendekatan kuantitatif memiliki

tujuan untuk melihat hubungan antar variabel. Dalam hal ini, penggunaan

pendekatan penelitian bertujuan untuk membantu peneliti dalam mengevaluasi

sejauh mana data yang dihasilkan melalui metode tertentu valid dan

merefleksikan realitas yang ada. (Poerwandari, 2001)

Adapun pendekatan kuantitatif digunakan pada penelitian ini karena dapat

memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap fakta yang terjadi, serta

kuantitatif bekerja dengan menggunakan sampel tertentu untuk memecahkan

persoalan, sehingga dapat dikatakan lebih efisien.

“Dalam pendekatan kuantitatif peneliti melakukan suatu rangkaian

penelitian yang berawal dari sejumlah teori, dan kemudian dideduksikan

menjadi suatu hipotesa dan asumsi-asumsi suatu kerangka pemikiran yang

terjabarkan dalam sebuah model analisis, yang terdiri dari variabel – variabel

yang akan mengarah kepada operasionalisasi konsep” (Widodo, 2017: 68).

Adapun pendekatan kuantitatif sering disebut sebagai paradigma positivistik.

(Denzin & Lincols, 2003)

Page 41: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

26

B. Objek Penelitian

Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik interpretasi

pemandu di Museum Geologi Bandung. Dalam hal ini, teknik atau cara-cara

dalam melakukan kegiatan interpretasi oleh pemandu merupakan bahan yang

akan diteliti. Menurut Arikunto (2005: 29), “objek penelitian adalah variabel

penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian”.

Adapun “Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk

variabel penelitian.” (Arikunto, 2005: 116). Dalam penelitian ini, subjek yang

digunakan adalah pengunjung yang datang ke Museum Geologi Bandung yang

menggunakan jasa pemanduan. Adapun pengunjung digunakan sebagai subjek

karena pengunjung merupakan orang – orang yang dapat melihat fakta yang

terjadi dan menilai teknik interpretasi pemandu / interpreter sebagai objek

penelitian.

Berikut merupakan rekapitulasi profil pengunjung dari hasil penyebaran

kuesioner yang dilakukan oleh peneliti pada Bulan April 2019, dimana profil

pengunjung ini merupakan responden dalam penelitian ini:

Page 42: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

27

TABEL 4

REKAPITULASI PROFIL RESPONDEN

MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

(n = 352)

NO. ASPEK DESKRIPSI

1 Jenis Kelamin 60% perempuan

2 Rentang Usia Remaja < 17 tahun dengan

persentase 69%

3 Tempat Tinggal Dari luar Bandung sebanyak

90%

4 Tingkat

Pendidikan

Tingkat pendidikan terakhir

SMA dengan persentase 73%

5 Jenis Pekerjaan Pelajar / mahasiswa 97%

6 Jenis

Rombongan

Rombongan dari sekolah /

kampus sebanyak 89%

7 Tujuan

Kunjungan

Dengan tujuan untuk belajar /

tugas sebanyak 89%

8 Jumlah Dalam

Rombongan

Rombongan berjumlah >30

orang sebanyak 67%

9 Frekuensi

Kunjungan

Frekuensi kunjungan sebanyak

satu kali dengan jumlah 88%

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015: 80), “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan

adalah pengunjung atau wisatawan yang datang ke Museum Geologi pada

Bulan April 2019.

Page 43: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

28

2. Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Sekaran (2003), “sampel merupakan subkelompok atau

sebagian dari populasi” (Widodo, 2017: 69). Dalam hal ini, teknik

pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah pengambilan

sampel insidental (incidental sampling), dimana menurut Widodo (2017)

incidental sampling adalah penentuan sampel yang didasarkan pada faktor

kebetulan yang dijumpai oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung.

Dalam menentukan jumlah sampel, penelitian ini menggunakan tabel

Isaac & Michael, dan menentukan jumlah populasi dengan perkiraan dari

kunjungan per bulannya di Tahun 2018, dengan perhitungan sebagai

berikut:

Jumlah kunjungan selama Tahun 2018 = 500.713 orang.

500.713 orang

12 bulan= 41.726 orang per bulan

TABEL 5

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL ISAAC & MICHAEL

N S

1% 5% 10%

40.000 563 345 269

Berdasarkan jumlah kunjungan Museum Geologi Tahun 2018 seperti

pada tabel 1, diperkirakan terdapat 41.726 pengunjung, dan di bulatkan

menjadi 40.000 pengunjung dalam satu bulan. Dengan tingkat error

margin 5%, berdasarkan tabel 4, maka jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 345 pengunjung. Adapun

berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner yang dilakukan pada Bulan

April 2019, peneliti mendapatkan responden sebanyak 352 orang, dimana

Page 44: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

29

data dari hasil kuesioner tersebut seluruhnya akan dipakai di dalam

penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Pada umumnya, terdapat dua metode

pengumpulan data yang umum digunakan dalam penelitian, yaitu studi

lapangan dan studi pustaka. (Widodo, 2017)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yakni:

a. Survei

Metode survei digunakan untuk mengkaji populasi yang besar

maupun kecil dengan melakukan seleksi dan mengkaji sampel yang

dipilih dari populasi untuk menemukan indensi, distribusi, dan

interelasi relatif dari variabel–variabel sosiologis dan psikologis

(Widodo, 2017).

Dalam hal ini, peneliti melakukan survei dengan mengambil data

menggunakan kuesioner dalam bentuk hard copy serta

membagikannya kepada pengunjung yang menggunakan jasa

interpretasi personal untuk menilai performance dan teknik

interpretasi yang digunakan oleh pemandu / interpreter di Museum

Geologi Bandung. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner

digunakan karena responden adalah salah satu orang yang

Page 45: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

30

mengetahui kondisi aktual atau yang sebenarnya, berdasarkan

persepsi sendiri. (Widodo, 2017)

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab untuk memperoleh

informasi atau data (Widodo, 2017). Menurut Yin (2012),

wawancara dapat dilakukan dengan cara open-ended, dalam hal ini

peneliti bertanya kepada responden kunci mengenai fakta suatu

peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa tersebut. Kemudian

dengan cara terfokus, dimana responden diwawancarai dalam waktu

yang relatif singkat, serta dengan cara terstruktur yang menggunakan

pertanyaan yang telah disiapkan. (Widodo, 2017)

Peneliti akan melakukan wawancara kepada pemandu /

interpreter itu sendiri mengenai perencanaan dan persiapan yang

dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan interpretasi bagi

pengunjung atau wisatawan.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan kegiatan mempelajari, mendalami,

dan mengutip teori serta konsep dari sejumlah literatur baik berupa

buku, jurnal, majalah, surat kabar maupun karya tulis lainnya yang

relevan dengan topik, fokus, atau variabel penelitian. (Widodo,

2017)

Dalam hal ini, peneliti menggunakan studi pustaka dalam

mengumpulkan, dan mempelajari data yang teoritis, serta

menjadikan referensi yang sesuai dengan kepentingan demi

Page 46: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

31

kelengkapan penelitian ini. Selain itu, referensi yang sesuai dan

berkaitan, dapat dijadikan dasar / acuan dalam memperoleh dan

mengolah data, hingga tahap pengambilan kesimpulan.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan pertanyaan atau daftar pertanyaan yang

dibuat berdasarkan indikator–indikator dari variabel penelitian yang

diberikan kepada responden. (Widodo, 2017)

Dalam hal ini, isi dari kuesioner yang akan dibagikan kepada

pengunjung adalah pernyataan dengan kalimat yang mudah

dimengerti oleh orang awam, dengan maksud dan tujuan untuk

mendapat hasil berupa fakta dari penggunaan teknik interpretasi yang

digunakan oleh pemandu / interpreter yang bertugas.

Kuesioner yang dibagikan kepada pengunjung, akan dibuat dalam

bentuk yaitu hard copy, dimana isi dari kuesioner tersebut berupa

pernyataan dengan pilihan jawaban tertutup menggunakan skala

Likert 1-5.

TABEL 6

BOBOT PENILAIAN SKALA LIKERT

NILAI ARTI

5 Sangat Puas / Sangat Baik / Sangat

Setuju / Sangat Penting

4 Puas / Baik / Setuju / Penting

3 Cukup Puas / Cukup Baik / Cukup

Setuju / Cukup Penting

2 Kurang Puas / Tidak Baik / Tidak Setuju

/ Tidak Penting

1 Sangat Tidak Puas / Sangat Tidak Baik /

Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak

Penting

Sumber: Sugiyono (2009: 117)

Page 47: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

32

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan pengumpulan data berupa daftar

pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah yang

diteliti. (Cahyono, 1996)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara

sebagai salah satu alat pengumpul data dalam mencari informasi / data

dari pemandu / interpreter mengenai beberapa indikator dari teknik

interpretasi yang digunakan dan dilakukan dalam kegiatan interpretasi

personal.

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut Kerlinger (2006), definisi operasional merupakan spesifikasi

kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. D imana spesifikasi tersebut

menunjuk pada dimensi – dimensi dan indikator – indikator dari variabel

penelitian yang diperoleh melalui studi pustaka sebagai parameter untuk

mengukur variabel. (Widodo, 2017)

Dalam penelitian ini, terdapat variabel dan beberapa dimensi yang terkait

adalah sebagai berikut:

1. Teknik Interpretasi Personal

Variabel teknik interpretasi personal dalam penelitian ini merupakan

fokus dari interpretasi secara umum, dimana interpretasi personal ini

merupakan interpretasi yang dilakukan oleh pemandu / interpreter di

Museum Geologi Bandung. Teknik interpretasi personal yang akan diteliti

dari pemandu / interpreter dalam penelitian ini menggunakan 5 dimensi,

Page 48: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

33

yaitu getting organized, develop structure and thematic, personal delivery

skills, use props, serta drama.

Penilaian dari dimensi tersebut akan diambil dari wisatawan atau

pengunjung yang menggunakan jasa interpreter, melalui kuesioner berisi

pertanyaan terkait yang akan dibagikan.

2. Getting Organized

Dimensi ini mengacu dan terfokus kepada perencanaan dan persiapan

pemandu / interpreter dalam melakukan kegiatan interpretasi personal,

serta teknik atau tahap awal yang dilakukan dalam sebuah kegiatan

pemanduan atau interpretasi, seperti menyambut pengunjung, perkenalan

diri, serta pendekatan diri dengan pengunjung yang akan dibawa dan

dilayani selama tour di Museum Geologi Bandung.

3. Develop Structure and Thematic

Dalam hal ini, penelitian difokuskan kepada teknik kegiatan

interpretasi bagi pengunjung atau wisatawan, seperti alur interpretasi yang

digunakan, serta penggunaan tema dan keterlibatan pengunjung dalam

kegiatan interpretasi yang dilaksanakan.

4. Personal Delivery Skills

Personal delivery skills merupakan bagian yang terfokus kepada

keterampilan komunikasi yang dilakukan pada saat kegiatan interpretasi

berlangsung. Hal ini mencakup penggunaan bahasa, kualitas suara, bahasa

tubuh, hingga keterampilan untuk melakukan pembicaraan bahkan diluar

materi interpretasi sebagai bentuk kegiatan interpretasi yang santai dan

tidak kaku.

Page 49: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

34

5. Use Props

Dalam sebuah interpretasi, ada teknik khusus yang dapat dilakukan

setiap pemandu / interpreter dalam merealisasikan tujuannya memberikan

informasi / pesan / pengetahuan yang diharapkan dapat diingat oleh setiap

pendengarnya, yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal tersebut dapat

dilakukan dalam beberapa bentuk aspek, yaitu aspek visual, ilustrasi, objek

/ barang, referensi, audio, serta alat peraga yang melibatkan indera

penciuman, perasa, dan peraba.

6. Drama

Penggunaan drama dalam hal ini adalah dengan membuat suatu

peran dan memberikan jalan cerita yang terstruktur, serta menciptakan

konklusi atau kesimpulan dari cerita atau materi interpretasi tersebut.

Selain itu, pemandu / interpreter pun dapat menggunakan kostum khusus

yang berkaitan dengan jalan cerita tersebut sebagai sarana pendukung.

Page 50: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

35

F. Matriks Operasional Variabel

TABEL 7

MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL

Sumber: Logan (2005), Ward & Wilkinson (2012)

KONSEP VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO.

KUESIONER

Personal

interpretation

is delivered

face to face. It

is usually

delivered by

staff,

volunteers or

concession

operators.

Staff in

uniform are

perceived as a

highly credible

source of

information,

so personal

interpretation

can be a

powerful and

effective

medium to

influence

visitor

perceptions

and behavior

(Logan

2005:49)

Teknik

Interpretasi

Personal

Getting

Organized

Organizing an

activity

Pedoman

Wawancara dan

Kuesioner

Q1

Welcoming

visitors

Kuesioner

Q2, Q3,

Q4

Develop

Structure

and

Thematic

Introduce the

topic using

themes

Q5, Q6, Q7

Involve the

audience Q8, Q9

Personal

Delivery

Skills

Three

communicating

tools

Q10, Q11,

Q12, Q13,

Q14, Q15,

Q16

Managing

large groups

Q17, Q18,

Q19

Roving

interpretation Q20

Use Props Use props Q21, Q22

Drama Drama &

Story telling Q6, Q23, Q24

Page 51: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

36

G. Analisis Data

1. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Statistik Deskriptif, dimana teknik analisis ini digunakan untuk

menggambarkan kondisi variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk

skor minimum, skor maksimum, jangkauan, mean, median, modus,

standar deviasi dan variannya, serta dilengkapi dengan tabel distribusi

frekuensi berikut histogramnya. (Widodo, 2017)

2. Alat Analisis Data

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk melakukan

pengolahan data adalah dengan menggunakan software SPSS Statistics 23.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan-kelayakan

butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

variabel (Sujarweni, 2015). Apabila instrumen yang digunakan dalam

penelitian tersebut dapat mengukur hasilnya, maka instrumen tersebut

dinyatakan valid.

Menurut Arikunto (2006), rumus korelasi Pearson Product

Moment merupakan rumus yang dapat digunakan untuk menguji

validitas suatu instrumen, adalah sebagai berikut:

Page 52: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

37

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

√[𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2][𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi item – total (bivariate pearson)

X = Skor total X

Y = Skor total Y

n = Jumlah sampel yang diteliti

Kriteria uji validitas butir pertanyaan pada kuesioner untuk setiap

variabel adalah jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid.

Sedangkan, jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut

dinyatakan tidak valid.

Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan

software SPSS Statistics 23. Adapun jumlah responden yang

digunakan untuk uji validitas pada penelitian ini sebanyak 30 orang.

Sehingga dengan taraf signifikan 5%, diperoleh r tabel sebesar 0,361.

Apabila nilai r hitung lebih besar dari 0.361, maka pernyataan tersebut

dinyatakan valid. Berikut tabel hasil uji validitas:

Page 53: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

38

TABEL 8

HASIL UJI VALIDITAS

(n = 30)

ITEM TINGKAT KESETUJUAN

R HITUNG KETERANGAN

1 0,506 Valid

2 0,503 Valid

3 0,436 Valid

4 0,506 Valid

5 0,718 Valid

6 0,722 Valid

7 0,380 Valid

8 0,558 Valid

9 0,723 Valid

10 0,400 Valid

11 0,383 Valid

12 0,396 Valid

13 0,559 Valid

14 0,365 Valid

15 0,471 Valid

16 0,540 Valid

17 0,614 Valid

18 0,625 Valid

19 0,664 Valid

20 0,374 Valid

21 0,467 Valid

22 0,516 Valid

23 0,450 Valid

24 0,391 Valid

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa hasil uji validitas dari 24

butir pernyataan pada kuesioner, seluruhnya dinyatakan valid karena

seluruh r hitung lebih besar dari pada r tabel dengan nilai 0,361.

Page 54: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

39

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-

kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan

disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Sujarweni, 2015).

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji

reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha seperti di bawah ini:

𝑟11 = [𝑘

𝑘 − 1] − [

∑ 𝜎𝑏2

𝜎12 ]

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah pertanyaan

∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian skor tiap pertanyaan

𝜎12 = Varian total

Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas

minimal 0,60. Berdasarkan hal tersebut, jika nilai Alpha suatu

instrumen ≥ 0,60 maka dinyatakan reliabel. Sedangkan jika nilai

Alpha suatu instrumen < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.

(Sugiyono 2014: 257)

TABEL 9

HASIL UJI RELIABILITAS

(n = 30)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Cronbach's

Alpha N of Items

.738 25

Page 55: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

40

Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas dari

kuesioner dinyatakan reliabel, karena r hitung lebih besar dari pada r

tabel, dimana nilai r hitung adalah 0,738 dan r tabel adalah 0,60.

H. Jadwal Penelitian

TABEL 10

JADWAL PENELITIAN

NO. PENELITIAN TAHUN 2019

FEB MAR APR MEI JUN JUL

1 Pengajuan TOR Usulan Penelitian

2 Penyusunan Usulan Penelitian

3 Seminar Usulan Penelitian

4 Penelitian / Observasi Lapangan

5 Penyusunan Proyek Akhir

6 Sidang Proyek Akhir

Sumber: Peneliti (2019)

Page 56: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Getting Organized

(Terorganisir)

TABEL 11

HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI

GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 11, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden

mengenai dimensi getting organized (terorganisir) pada interpretasi

pemandu di Museum Geologi, diketahui bahwa nilai rata-rata skor

terendah adalah 4,22 yang terdapat pada indikator welcoming visitors

(menyambut pengunjung), dalam hal perkenalan diri pemandu dengan

NO. ASPEK

STS TS C S SS

MEAN 1 2 3 4 5

f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %

GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)

1

Pemandu

menyambut

pengunjung

tepat waktu

0 0 0 2 4 1 14 42 4 219 876 62 117 585 33 4,28

2

Pemandu

memberikan

sambutan yang

baik

0 0 0 7 14 2 14 42 4 215 860 61 116 580 33 4,25

3

Pemandu

mengucapkan

salam pada awal

pemanduan

dengan baik

0 0 0 12 24 3 13 39 4 208 832 59 119 595 34 4,23

4

Pemandu

memperkenalkan

diri dengan baik

dan jelas

2 2 1 7 14 2 14 42 4 217 868 62 112 560 32 4,22

Page 57: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

42

baik dan jelas. Adapun nilai rata-rata skor tertinggi adalah 4,28 pada

indikator organizing an activity (mengorganisir kegiatan), dalam hal

penyambutan pengunjung dengan tepat waktu.

Pada indikator pertama yaitu organizing an activity (mengorganisir

kegiatan) dalam hal menyambut pengunjung tepat waktu memiliki nilai

rata-rata tertinggi yaitu 4,28, dimana 62% responden menilai setuju, dan

hanya 1% responden yang menilai tidak setuju. Adapun pada indikator

kedua yaitu welcoming visitors (menyambut pengujung) dalam aspek

pemandu menyambut pengunjung dengan baik memiliki nilai rata-rata

4,25, dimana 61% menilai setuju, dan 2% menilai tidak setuju. Selain itu,

pada aspek pengucapan salam pada awal pemanduan dengan baik

memiliki nilai rata-rata 4,23, dimana 59% mengatakan setuju, dan 3%

mengatakan tidak setuju. Serta pada aspek terakhir dalam indikator ini

yaitu perkenalan diri pemandu dengan baik dan jelas memiliki nilai rata-

rata 4,22 yang merupakan nilai terendah dalam indikator ini, dimana 62%

responden mengatakan setuju, dan 1% responden mengatakan sangat tidak

setuju.

Page 58: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

43

2. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Develop Structure and Thematic

(Terstruktur dan Bertema)

TABEL 12

HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI

DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC (TERSTRUKTUR DAN

BERTEMA) PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

NO. ASPEK

STS TS C S SS

MEAN 1 2 3 4 5

f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %

DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC (TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)

1

Topik

pemanduan

yang diberikan

oleh pemandu

menarik

20 20 6 32 64 9 20 60 6 158 632 45 122 610 35 3,94

2

Informasi yang

diberikan oleh

pemandu

terstruktur

dengan baik

(memiliki

awal,

pertengahan,

dan akhir)

0 0 0 13 26 4 21 63 6 184 736 52 134 670 38 4,25

3

Pemandu

mengajak

berkeliling

Museum

dengan alur /

arah jalan yang

beraturan

1 1 0 4 8 1 7 21 2 187 748 53 153 765 43 4,38

4

Pemandu

memberikan

perumpamaan

yang mudah di

mengerti

selama

pemanduan

0 0 0 16 32 5 16 48 5 184 736 52 136 680 39 4,25

5

Pemandu

memberikan

pesan ajakan /

mengajak

melakukan

suatu hal demi

kebaikan

dengan cara

yang menarik

3 3 1 8 16 2 15 45 4 194 776 55 132 660 38 4,26

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Page 59: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

44

Berdasarkan tabel 12, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden

mengenai teknik interpretasi pemandu yang terstruktur dan bertema,

diketahui bahwa nilai rata-rata terendah adalah 3,94 pada indikator

introduce the topic using themes (memperkenalkan topik menggunakan

tema) dalam hal pemandu memberikan topik pemanduan yang menarik.

Adapun nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,38 pada aspek alur berkeliling atau

pemanduan yang beraturan.

Pada indikator ketiga dalam penelitian ini, yaitu introduce the topic

using themes (memperkenalkan topik menggunakan tema) pada aspek

pertama dalam hal pemandu memberikan topik pemanduan yang menarik

merupakan aspek dengan nilai rata-rata terendah yaitu 3,94, dimana

sebanyak 45% responden menjawab setuju, sedangkan 6% menjawab

sangat tidak setuju. Adapun aspek kedua yaitu informasi yang diberikan

pemandu terstruktur dengan baik memiliki nilai rata-rata 4,25, dimana

52% responden menjawab setuju dan 4% menjawab tidak setuju. Pada

aspek ketiga yaitu alur bekeliling atau pemanduan yang beraturan

memiliki nilai rata-rata 4,38 yang juga merupakan nilai rata-rata tertinggi,

dimana 53% responden menjawab setuju dan 0% dengan jumlah

responden satu prang menjawab sangat tidak setuju.

Pada indikator keempat dalam penelitian ini yaitu involve the

audience (melibatkan pengunjung) pada aspek keempat yaitu pemandu

memberikan perumpamaan yang mudah dimengerti memiliki nilai rata-

rata 4,25, dimana 52% responden menjawab setuju, sedangkan 5%

responden menjawab tidak setuju. Adapun aspek kelima yaitu pemandu

Page 60: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

45

memberikan pesan ajakan dengan cara yang menarik memiliki nilai rata-

rata 4,26, dimana 55% responden menjawab setuju, dan 1% menjawab

sangat tidak setuju.

3. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Personal Delivery Skills

(Keterampilan Menyampaikan Pesan)

TABEL 13

HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI

PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN

MENYAMPAIKAN PESAN) PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

NO. ASPEK

STS TS C S SS

MEAN 1 2 3 4 5

f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %

PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

1

Pemandu

berpenampilan

dengan baik

(pakaian,

rambut, dll)

2 2 1 0 0 0 16 48 5 183 732 52 151 755 43 4,37

2

Suara pemandu

lantang dan

terdengar

dengan jelas

2 2 1 7 14 2 11 33 3 217 868 62 115 575 33 4,24

3

Pemandu

terlihat ramah

dan murah

senyum

4 4 1 10 20 3 22 66 6 199 796 57 117 585 33 4,18

4

Pemandu

bercerita dengan

gesture /

gerakan khusus

untuk

mendukung dan

memperjelas

jalan cerita

0 0 0 14 28 4 21 63 6 201 804 57 116 580 33 4,19

5

Pemandu

berbicara dan

menjelaskan

dengan lancar

(tidak terbata-

bata)

6 6 2 2 4 1 17 51 5 198 792 56 129 645 37 4,26

6

Pemandu

menggunakan

bahasa yang

sederhana dan

mudah

dimengerti

2 2 1 4 8 1 14 42 4 171 684 49 161 805 46 4,38

Page 61: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

46

TABEL 13

HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI

PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN

MENYAMPAIKAN PESAN) PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

(LANJUTAN)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 13, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden

mengenai keterampilan pemandu dalam menyampaikan pesan, diketahui

bahwa nilai rata-rata skor terendah adalah 3,64 terdapat pada aspek

pemandu merupakan orang yang humoris, sedangkan nilai rata-rata skor

NO. ASPEK

STS TS C S SS

MEAN 1 2 3 4 5

f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %

PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

7

Pemandu

memiliki selera

humor yang

baik (orang

yang humoris /

suka bercanda

atau

memberikan

lelucon)

14 14 4 53 106 15 42 126 12 178 712 51 65 325 18 3,64

8

Pemandu selalu

berdiri dan

berjalan di

paling depan

grup selama

berkeliling di

Museum

0 0 0 12 24 3 12 36 3 163 652 46 165 825 47 4,37

9

Pemandu

mengatur,

membagi dan

membatasi

jumlah orang di

dalam satu grup

0 0 0 13 26 4 10 30 3 170 680 48 159 795 45 4,35

10

Pemandu

memastikan

seluruh orang di

dalam grup agar

tidak terpisah

0 0 0 11 22 3 11 33 3 180 720 51 150 750 43 4,33

11

Pemandu

melakukan

pemanduan

dengan santai

(tidak kaku dan

tidak terlalu

formal)

1 1 0 11 22 3 18 54 5 183 732 52 139 695 39 4,27

Page 62: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

47

tertinggi adalah 4,38 pada aspek pemandu menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dimengerti.

Pada indikator kelima dalam penelitian ini yaitu three communicating

tools (tiga alat komunikasi) pada aspek pertama, pemandu berpenampilan

dengan baik, memiliki nilai rata-rata 4,37, dimana 52% responden

mengatakan setuju dan 1% mengatakan sangat tidak setuju. Pada aspek

kedua, suara pemandu lantang dan terdengar jelas memiliki rata-rata 4,24,

dimana 62% responden menjawab setuju dan 1% menjawab sangat tidak

setuju. Pada aspek ketiga, pemandu terlihat ramah dan murah senyum

memiliki rata-rata 4,18, dimana 57% mejawab setuju dan 1% menjawab

sangat tidak setuju. Pada aspek keempat, pemandu menggunakan gesture

untuk mendukung jalan cerita memiliki skor 4,19, dimana 57% menjawab

setuju dan 4% menjawab tidak setuju. Pada aspek kelima yaitu pemandu

berbicara dengan lancer dan tidak terbata-bata memiliki nilai rata-rata

4,26, dimana 56% menjawab setuju dan 2% menjawab sangat tidak setuju.

Pada aspek keenam, pemandu menggunakan bahasa sederhana dan mudah

dimengerti memiliki skor 4,38, dimana 49% mengatakan setuju dan 1%

menjawab sangat tidak setuju. Adapun aspek terakhir dalam indikator ini

yaitu pemandu merupakan orang yang humoris memiliki nilai rata-rata

terendah yaitu 3,64 dimana 51% menjawab setuju dan 4% menjawab

sangat tidak setuju.

Pada indikator keenam dalam penelitian ini yaitu managing large

groups (mengatur grup besar) dalam aspek kedelapan yaitu pemandu

selalu berdiri dan berjalan di paling depan memiliki skor 4,37 dimana 47%

Page 63: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

48

sangat setuju dan 3% tidak setuju. Pada aspek kesembilan, pemandu

mengatur, membagi dan membatasi jumlah orang di dalam grup memiliki

skor nilai 4,35 dimana 48% mengatakan setuju dan 4% mengatakan tidak

setuju. Adapun aspek kesepuluh yaitu pemandu memastikan pengunjung

di dalam grup tidak terpisah memiliki skor nilai 4,33 dimana 51% setuju

dan 3% tidak setuju.

Pada indikator ketujuh dalam penelitian ini yaitu roving interpretation

(interpretasi kasual/santai), dimana pasa aspek kesebelas yaitu pemanduan

yang santai dan tidak kaku / formal memiliki nilai rata-rata 4,27 dimana

52% responden setuju dan 0% dengan jumlah responden 1 orang

menjawab sangat tidak setuju.

Page 64: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

49

4. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Use Props (Penggunaan Alat

Peraga)

TABEL 14

HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI

USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT PERAGA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

NO. ASPEK

STS TS C S SS

MEAN 1 2 3 4 5

f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %

USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT PERAGA)

1

Pemandu

menunjukkan

pajangan

(koleksi

benda) di

Museum

sebagai

contoh dari

cerita yang

sedang

dijelaskan

4 4 1 9 18 3 13 39 4 170 680 48 156 780 44 4,32

2

Pemandu

menggunakan

alat bantu

yang sesuai

dengan jalan

cerita / topik

98 98 28 110 220 31 49 147 14 65 260 18 30 150 9 2,49

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 14, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden

mengenai penggunaan alat peraga oleh pemandu dimana nilai rata-rata

skor tertinggi adalaha 4,32 terdapat pada aspek pemandu menunjukan

pajangan / koleksi sebagai contoh dari cerita yang sedang

diinterpretasikan, dimana 48% responden menjawab setuju dan 1%

menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai rata-rata terendah yaitu 2,49

pada aspek penggunaan alat bantu / alat peraga, dimana 31% responden

menjawab tidak setuju dan 28% menjawab sangat tidak setuju.

Page 65: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

50

5. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Drama (Peran dan alur cerita)

TABEL 15

HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 15, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden

mengenai teknik interpretasi berbentuk peran dan alur cerita, diketahui

bahwa nilai rata-rata tertinggi terdapat pada aspek informasi terstruktur

dengan baik dengan skor 4,25, dimana 52% responden menjawab setuju,

dan 4% menjawab tidak setuju. Sedangkan nilai rata-rata terendah adalah

2,44 terdapat pada aspek pemandu membuat drama / peran dalam

memberikan informasi, dimana 38% responden mengatakan tidak setuju,

NO. ASPEK

STS TS C S SS

MEAN 1 2 3 4 5

f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %

DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)

1

Informasi

yang

diberikan

oleh

pemandu

terstruktur

dengan baik

(memiliki

awal,

pertengahan,

dan akhir)

0 0 0 13 26 4 21 63 6 184 736 52 134 670 38 4,25

2

Pemandu

membuat

drama /

peran dalam

memberikan

informasi

88 88 25 134 268 38 47 141 13 53 212 15 30 150 9 2,44

3

Pemandu

memberikan

konklusi /

kesimpulan

di dalam

pemanduan

7 7 2 18 36 5 32 96 9 146 584 41 149 745 42 4,17

Page 66: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

51

25% responden sangat tidak setuju. Adapun pada aspek pemandu

memberikan konklusi / kesimpulan dengan skor 4,17 dimana 42%

mengatakan sangat setuju dan 2% mengatakan sangat tidak setuju.

B. Pembahasan

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditetapkan, dalam sub-bab ini

peneliti akan membahas hasil dari penelitian dan melakukan analisa mengenai

teknik interpretasi pemandu di Museum Geologi Bandung. Adapun penilaian

dan pengukuran dari setiap dimensi atau identifikasi masalah dalam penelitian

ini.

Di bawah ini merupakan tabel jumlah skor ideal tertinggi (maksimum) dan

skor terendah (minimum) yang akan digunakan dalam membuat garis untuk

posisi data secara kontinum, yaitu sebagai berikut:

TABEL 16

PENENTUAN NILAI MAKSIMUM DAN NILAI MINIMUM

PADA GARIS KONTINUM

(n = 352)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Adapun hasil dari tabel 16 tersebut diukur dengan menggunakan skala

Likert dengan range (R) atau jarak sebagai berikut:

R =Nilai Maksimum − Nilai Minimum

Kelas Interval

KATEGORI

NILAI

PERHITUNGAN NILAI TOTAL

NILAI (Skor Tertinggi x Total Responden)

Nilai Maksimum 5 x 352 1760

Nilai Minimum 1 x 352 352

Page 67: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

52

Berikut merupakan hasil perhitungan yang diperoleh sebagai range atau

jarak tersebut:

1760 − 352

5= 𝟐𝟖𝟏, 𝟔

Sedangkan untuk perhitungan atau bentuk dari skala rentang tersebut adalah

sebagai berikut:

GAMBAR 2

PERHITUNGAN SKALA RENTANG

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Page 68: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

53

1. Analisis Dimensi Getting Organized (Terorganisir)

Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden

terhadap aspek di dalam dimensi getting organized (terorganisir), adalah

sebagai berikut:

TABEL 17

HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN MENGENAI

DIMENSI GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 17, pada aspek pertama yaitu pemandu

menyambut pengunjung tepat waktu, adapun indikator ini pula memiliki

nilai tertinggi. Dalam hal ini, hampir seluruh kunjungan grup

menggunakan sistem reservasi, sehingga waktu kunjungan sudah diatur

sedemikian rupa oleh pihak Museum Geologi. Hal tersebut sangat

membantu para pemandu untuk mengatur waktu pemanduan dan ketepatan

waktu penyambutannya. Adapun aturan lain yang mengaharuskan untuk

selalu ada pemandu yang stand-by di sisi kanan pintu masuk Museum agar

TERORGANISIR PEMBOBOTAN

FREKUENSI SUB-

TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS

1 Pemandu menyambut

pengunjung tepat waktu 0 4 42 876 585 1507

2 Pemandu memberikan sambutan

yang baik 0 14 42 860 580 1496

3

Pemandu mengucapkan salam

pada awal pemanduan dengan

baik

0 24 39 832 595 1490

4 Pemandu memperkenalkan diri

dengan baik dan jelas 2 14 42 868 560 1486

TOTAL 5979

RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1494,75

Page 69: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

54

setiap pengunjung atau rombongan yang datang dan telah siap melakukan

Museum tour tersebut dapat dengan segera disambut dan dilayani.

Pada umumnya, para rombongan yang datang akan ditertibkan

terlebih dahulu oleh kepala rombongan tersebut tepat di depan pintu

Museum. Setelah rombongan tersebut sudah lengkap dan tertib, salah satu

pemandu mengambil alih rombongan dan segera melakukan penyambutan

pada saat itu juga. Setelah rombongan diberikan sambutan oleh salah satu

pemandu tersebut, pemandu membagi rombongan menjadi beberapa grup

kecil, setelah itu para petugas alur kunjungan pun mengarahkan grup kecil

ke ruangan-ruangan di Museum, dimana setiap ruangan Museum sudah

ditugaskan dua orang di dalamnya untuk melakukan interpretasi. Di dalam

grup kecil pun masing-masing pemandu melakukan penyambutan ulang

dan singkat kepada setiap grup yang sedang mereka layani, hanya dengan

pengucapan salam, perkenalan nama, dan di saat tertentu pemandu dapat

bertanya hal-hal untuk mencairkan suasana terlebih dahulu.

Ketepatan waktu penyambutan merupakan salah satu aspek penting

dalam kegiatan pemanduan, selain untuk memberikan kesan pertama yang

baik, juga agar tidak terjadi keterlambatan kegiatan Museum tour yang

dapat mengakibatkan grup lain harus mengantri maupun bentrok atau

terjadi alur yang bertabrakan pada saat Museum tour.

Museum Geologi itu sendiri memiliki sepuluh orang pemandu,

dimana setiap harinya pemandu tersebut diwajibkan untuk masuk bekerja

terkecuali di Hari Jumat yang merupakan hari libur Museum Geologi.

Adapun pada Hari Sabtu dan Minggu, kesepuluh pemandu tersebut dibagi

Page 70: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

55

menjadi dua grup, dimana pada masing-masing hari tersebut hanya lima

orang pemandu yang datang bekerja karena jumlah rombongan yang

datang pada Hari Sabtu dan Minggu lebih sedikit dibandingkan hari lain.

Pada saat tertentu, sepuluh orang pemandu dapat dikatakan jumlah

yang sudah cukup ideal untuk menangani sejumlah rombongan di Museum

Geologi. Namun pada waktu tertentu saat jumlah rombongan meningkat

banyak, sepuluh orang pemandu dikatakan masih kurang banyak dimana

terdapat beberapa rombongan yang harus mengantri terlebih dahulu untuk

menunggu para pemandu menyelesaikan interpretasi mereka dengan

rombongan sebelumnya, sehingga mengakibatkan keterlambatan

penyambutan pengunjung.

Pada aspek kedua yaitu pemandu memberikan sambutan dengan

baik serta aspek ketiga yaitu pemandu mengucapkan salam pada awal

pemanduan dengan baik, kedua aspek tersebut saling berhubungan.

Dimana keduanya mendapat penilaian yang baik dari pengunjung, salah

satunya dikarenakan seluruh pemandu Museum Geologi bukan hanya

diberikan pelatihan mengenai materi Geologi saja, namun juga diberikan

pelatihan pemanduan dimana dalam memberikan sambutan dan

pengucapan salam yang baik pun sudah termasuk di dalam pelatihan

tersebut. Dalam pemberian layanan jasa khususnya kegiatan pemanduan,

pengucapan salam merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap

pemandu maupun pemberi layanan jasa lainnya.

Di Museum Geologi itu sendiri, hal pertama yang dilakukan oleh

pemandu setelah menertibkan rombongan adalah pengucapan salam dan

Page 71: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

56

penyambutan. Dalam hal ini, Jumlah kunjungan yang banyak pada

umumnya akan mempengaruhi kualitas penyambutan maupun pemberian

salam yang baik, dimana pada saat tersebut beberapa pemandu Museum

Geologi melakukannya dengan terburu-buru dan tidak terlalu

memperhatikan kualitas dari kedua aspek tersebut. Tidak jauh berbeda

dengan aspek pertama, penyambutan yang baik dan pemberian salam juga

berpengaruh terhadap kesan pertama pengunjung terhadap pemandu

maupun Museum itu sendiri.

Penyambutan yang baik biasanya terlihat jika para pengunjung

memberikan perhatian / memperhatikan pemandu dengan sangat baik.

Pada penyambutan ini, pemandu dapat bertanya mengenai hal-hal yang

informal untuk mencairkan suasana dan mengakrabkan diri dengan

pengunjung. Dengan cara tersebut pula, pemandu akan lebih mudah dalam

memberikan materi interpretasi yang dapat tersampaikan dan diterima

dengan baik oleh para pengunjung. Pada umumnya, penyambutan dan

pemberian salam yang baik lebih berpengaruh terhadap respond

pengunjung pada penyambutan yang diberikan oleh pemandu di grup-grup

kecil. Hal ini akan terasa lebih intim dibandingkan dengan penyambutan

awal yang dilakukan bagi keseluruhan rombongan.

Pada keseluruhan rombongan, biasanya salah satu pemandu hanya

memberikan sambutan dengan mengucapkan salam dan selamat datang

untuk mempersingkat waktu, selain itu pada saat tersebut pula pemandu

akan membagi rombongan menjadi grup-grup kecil. Pada grup-grup kecil,

di setiap ruangan, pemandu akan memberikan penyambutan yang lebih

Page 72: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

57

dalam seperti penjelasan singkat mengenai Museum Geologi, maupun

sekedar intermezzo atau memberikan pertanyaan yang infomal seperti

menanyakan daerah asal, kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama

tour di Bandung dan sebagainya. Namun pada umumnya, seluruh hal

tersebut dapat berubah-ubah dan bervariasi tergantung dengan kondisi dan

keadaannya.

Sedangkan pada aspek keempat, dimana merupakan aspek dengan

nilai terendah yaitu mengenai pemandu memperkenalkan diri dengan jelas

dan baik. Tidak jauh berbeda dengan aspek lainnya, pada saat kunjungan

Museum yang sangat banyak secara bersamaan, umumnya pemandu tidak

memiliki banyak waktu maupun ruang untuk melakukan perkenalan diri

dengan kondisi yang baik dan mendukung, sehingga pada saat tersebut

pemandu hanya memperkenalkan diri dengan singkat dan terlihat terburu-

buru.

Aspek ini pun masih berhubungan dengan aspek penyambutan dan

pemberian salam. Dalam hal perkenalan, pemandu biasanya hanya

memperkenalkan nama dan tugasnya dalam mengajak pengunjung

berkeliling Museum serta memberikan materi interpretasi / informasi.

Selanjutnya, pemandu hanya akan membuka pembicaraan informal atau

intermezzo. Hal ini umumnya akan lebih diperhatikan pengunjung pada

saat para pemandu memperkenalkan diri di grup kecil.

Adapun untuk melengkapi jawaban dari indikator organizing an

activity (mengorganisir kegiatan) pada dimensi getting organized

(terorganisir) berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pemandu di

Page 73: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

58

Museum Geologi, dalam aspek pertama mengenai cara pengenalan dan

pemahaman Museum Geologi secara keseluruhan, baik informasi umum,

maupun koleksi yang terdapat di Museum Geologi Bandung, pemandu

mengatakan bahwa Badan Geologi mengadakan dua macam pelatihan bagi

para pemandu yang baru bergabung, yaitu pelatihan mengenai Geologi itu

sendiri, dan pelatihan kepemanduan dari HPI maupun dinas terkait

lainnya. Selain itu, jika ada hal baru yang perlu disampaikan, Geologi

hanya melakukan sosialisasi bagi pemandu dan staf lainnya untuk

dipelajari masing-masing. Adapun aspek kedua mengenai hal apa saja

yang dipersiapkan sebelum melakukan pemanduan atau interpretasi,

pemandu mengatakan bahwa yang perlu dipersiapkan sebelum pemanduan

adalah pengeras suara dan alur kunjungan atau guide map.

GAMBAR 3

RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan gambar 3, diketahui bahwa pada dimensi getting

organized (terorganisir), hasil penilaian yang diperoleh terdapat pada garis

sangat setuju, dimana nilai tersebut berada di antara rentang 1478,4 dengan

1760, yaitu 1494,75.

1494,75

Page 74: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

59

2. Analisis Dimensi Develop Structure and Thematic (Terstruktur dan

Bertema)

Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden

terhadap aspek di dalam dimensi develop structure and thematic

(terstruktur dan bertema), adalah sebagai berikut:

TABEL 18

HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN MENGENAI

DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC

(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

TERSTRUKTUR DAN BERTEMA PEMBOBOTAN

FREKUENSI SUB-

TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS

1 Topik pemanduan yang diberikan

oleh pemandu menarik 20 64 60 632 610 1386

2

Informasi yang diberikan oleh

pemandu terstruktur dengan baik

(memiliki awal, pertengahan, dan

akhir)

0 26 63 736 670 1495

3

Pemandu mengajak berkeliling

Museum dengan alur / arah jalan

yang beraturan

1 8 21 748 765 1543

4

Pemandu memberikan

perumpamaan yang mudah di

mengerti selama pemanduan

0 32 48 736 680 1496

5

Pemandu memberikan pesan

ajakan / mengajak melakukan

suatu hal demi kebaikan dengan

cara yang menarik

3 16 45 776 660 1500

TOTAL 6034

RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1206,8

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 18, pada aspek pertama yang merupakan aspek

dengan nilai terendah yaitu mengenai topik pemanduan yang diberikan

menarik, dimana terdapat beberapa pengunjung yang menilai bahwa topik

pemanduan tidak menarik, namun sebagian besar pengunjung mengatakan

Page 75: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

60

sebaliknya. Pada umumnya pemandu memberikan topik di awal

pengunjung memasuki setiap ruangan Museum. Topik yang diberikan pun

berbeda di setiap ruangannya sesuai dengan koleksi maupun materi

interpretasi yang diberikan. Adapun di ruangan yang berisi koleksi batuan

dan mineral pemandu memberikan topik Geologi Indonesia. Untuk kedua

ruangan di lantai dua terdapat ruangan dengan topik Sumber Daya Geologi

serta Manfaat dan Bencana Geologi. Sedangkan pada ruangan lainnya

diberikan topik Sejarah Kehidupan. Bagi sebagian pengunjung, topik-

topik tersebut dianggap kurang menarik dan terlalu biasa.

Suatu topik yang menarik dapat membuat pengunjung berpikir lebih

kritis akan informasi yang diberikan oleh pemandu. Hal tersebut dapat

menciptakan sebuah diskusi menyenangkan dan lebih santai antara

pemandu dengan pengunjung. Dalam hal ini, topik yang menarik sangat

efektif untuk menarik perhatian dan fokus pengunjung dalam menerima

informasi yang diberikan oleh pemandu.

Adapun aspek kedua yaitu informasi yang diberikan pemandu

terstruktur dengan baik dimana sebagian besar responden mengatakan

setuju dengan hal tersebut. Dalam hal ini, pemandu melakukan interpretasi

dengan memberikan jalan cerita yang memiliki awal yang merupakan

pembukaan dari kegiatan pemanduan / interpretasi. Pada pembukaan awal,

saat memasuki satu ruangan, pemandu akan memberikan topik yang sesuai

dengan koleksi pada ruangan tersebut serta penjelasan singkat mengenai

topik dan isi dari keseluruhan ruangan tersebut.

Page 76: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

61

Selanjutnya terdapat badan atau pertengahan dari cerita yang

merupakan inti dari kegiatan interpretasi dimana pemandu menjelaskan

lebih dalam mengenai setiap benda atau koleksi yang berada

dihadapannya. Badan cerita dapat berupa sejarah, bagaimana Museum

menemukan benda tersebut, maupun kegunaannya. Pada pertengahan

interpretasi ini pula umumnya pemandu melakukan interaksi yang lebih

akrab untuk mencairkan suasana seperti penyisipan jokes, maupun

pertanyaan seputar materi yang melibatkan pengunjung untuk menjawab.

Adapun akhir cerita atau penutupan dari materi interpretasi

mengenai satu ruangan tersebut, dimana di dalamnya berisikan

kesimpulan yang menyeluruh mengenai ruangan yang telah

diinterpretasikan, maupun menyisipkan pesan ajakan untuk melakukan

sesuatu yang baik dan bermanfaat atau tidak merugikan. Pada bagian

penutupan ini pula biasanya pemandu melakukan sesi tanya jawab apabila

terdapat informasi yang kurang jelas atau dipahami.

Pada aspek ketiga yang merupakan aspek dengan nilai tertinggi yaitu

pemandu mengajak berkeliling Museum dengan alur / arah jalan yang

beraturan. Dalam hal ini, alur / arah jalan pemanduan sudah ditentukan

dari Museum Geologi dimana alur tersebut pun tercantum pada guide map

yang dibagikan kepada pengunjung, namun dalam kondisi tertentu alur

tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat kunjungan yang

cukup banyak sehingga diatur sedemikian rupa agar setiap rombongan

yang sedang berkeliling tidak bentrok atau bertabrakan alur. Adapun

petugas alur kunjungan yang akan mengarahkan pengunjung untuk

Page 77: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

62

berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Petugas alur kunjungan

ini pun selalu berkoordinasi dengan para pemandu yang bertugas di setiap

ruangan pada saat petugas alur akan memindahkan satu grup ke ruangan

tersebut. Dalam keadaan kunjungan yang ramai, untuk mengulur waktu

saat sedang mengantri memasuki suatu ruangan, pemandu memerlukan

keahlian untuk berinteraksi atau berbincang santai / informal dengan para

pengunjung maupun grup yang sedang dilayani.

Pada Museum Geologi itu sendiri, alur kunjungan yang umum

digunakan atau yang terdapat di guide map adalah saat memasuki pintu

utama Museum, ruangan pertama terdapat di sebelah kiri yaitu ruangan

Geologi Indonesia. Selanjutnya naik ke lantai atas, ruangan kedua terdapat

di sebelah kiri dari arah tangga yaitu Manfaat dan Bencana Geologi.

Ruangan ketiga pun masih terdapat di lantai atas berada di sebelah kanan

tangga yaitu ruangan Sumber Daya Geologi. Serta yang terakhir ruangan

keempat berada di lantai bawah di sebelah kiri tangga yaitu ruangan

Sejarah Kehidupan. Setelah itu pengunjung dapat keluar dari Museum

melalui pintu keluar yang terdapat di ujung dalam ruangan Sejarah

Kehidupan. Penggunaan alur yang beraturan juga merupakan hal penting

dalam kegiatan interpretasi agar tidak ada ruangan yang terlewat. Namun

hal tersebut dapat berubah pada kondisi setiap rombongan, dimana alur

tersebut pun diatur oleh petugas alur kunjungan.

Adapun aspek keempat mengenai pemandu memberikan

perumpamaan yang mudah dimengerti selama pemanduan, aspek ini pun

dinilai sudah baik. Terlihat pula pada tabel 12 dimana sebagian besar

Page 78: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

63

responden mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini,

pemandu tentunya memberikan perumpamaan yang sesuai dan cocok

dengan profil / karakter pengunjung yang sedang dilayani, sehingga

perumpamaan tersebut maupun materi interpretasinya dapat dengan

mudah dimengerti oleh pengunjung. Salah satu perumpamaan yang biasa

digunakan oleh pemandu yaitu memberikan ilustrasi gajah yang lebih

banyak dikenal oleh anak-anak sebagai contoh rupa dari Mamut.

Salah satu keahlian yang perlu dimiliki oleh seorang pemandu

adalah dengan cepat memahami dan peka terhadap karakter pengunjung

yang sedang dilayani, sehingga pemandu dapat memilah kata-kata hingga

materi interpretasi yang sesuai dengan pengunjung, serta yang perlu

maupun tidak perlu disampaikan. Selain itu pemandu pun perlu banyak

mengetahui informasi terbaru agar dapat memberikan perumpamaan yang

juga menyesuaikan dengan zamannya yang saat ini sedang dikenal di

kalangan masyarakat.

Pada aspek kelima mengenai pemandu memberikan pesan ajakan /

mengajak melakukan suatu hal demi kebaikan dengan cara yang menarik,

hal ini mendapat penilaian yang sudah baik dari responden dimana pada

spot tertentu di Museum Geologi, pemandu memberikan cerita sekaligus

pesan ajakan yang disisipkan di dalam materi interpretasi, misalnya pada

spot bencana alam, pemandu mengajarkan dan mempraktikkan cara

melindungi diri pada keadaan / bencana tertentu. Adapun pada spot

bencana longsor umumnya pemandu mengajak pengunjung untuk

menjaga lingkungan sekitar, dan sebagainya untuk menghindari bencana

Page 79: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

64

tersebut. Pada ruangan Sumber Daya Geologi, pemandu mengajak untuk

tidak mengeksploitasi penggunaan sumber daya yang ada. Selain hanya di

spot tertentu, pesan ajakan pun pada umumnya dilakukan para pemandu di

akhir kegiatan interpretasi sebagai kesimpulan. Hal tersebut dikarenakan

kesimpulan di akhir merupakan bagian yang paling diingat oleh

pengunjung.

GAMBAR 4

RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC

(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan gambar 4, diketahui bahwa pada dimensi develop

structure and thematic (terstruktur dan bertema), hasil penilaian yang

diperoleh terdapat pada garis setuju, dimana nilai tersebut berada di antara

rentang 1196,8 dengan 1478,4, yaitu 1206,8.

1206,8

Page 80: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

65

3. Analisis Dimensi Personal Delivery Skills (Keterampilan Menyampaikan

Pesan)

Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden

terhadap aspek di dalam dimensi personal delivery skills (keterampilan

menyampaikan pesan), adalah sebagai berikut:

TABEL 19

HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS

(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 19, pada aspek pertama yaitu pemandu

berpenampilan dengan baik, sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan tersebut, dimana para pemandu memang diwajibkan untuk

KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN PEMBOBOTAN

FREKUENSI SUB-

TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS

1 Pemandu berpenampilan dengan baik (pakaian,

rambut, dll) 2 0 48 732 755 1537

2 Suara pemandu lantang dan terdengar dengan

jelas 2 14 33 868 575 1492

3 Pemandu terlihat ramah dan murah senyum 4 20 66 796 585 1471

4 Pemandu bercerita dengan gesture / gerakan

khusus untuk mendukung dan memperjelas jalan

cerita 0 28 63 804 580 1475

5 Pemandu berbicara dan menjelaskan dengan

lancar (tidak terbata-bata) 6 4 51 792 645 1498

6 Pemandu menggunakan bahasa yang sederhana

dan mudah dimengerti 2 8 42 684 805 1541

7 Pemandu memiliki selera humor yang baik

(orang yang humoris / suka bercanda atau

memberikan lelucon) 14 106 126 712 325 1283

8 Pemandu selalu berdiri dan berjalan di paling

depan grup selama berkeliling di Museum 0 24 36 652 825 1537

9 Pemandu mengatur, membagi dan membatasi

jumlah orang di dalam satu grup 0 26 30 680 795 1531

10 Pemandu memastikan seluruh orang di dalam

grup agar tidak terpisah 0 22 33 720 750 1525

11 Pemandu melakukan pemanduan dengan santai

(tidak kaku dan tidak terlalu formal) 1 22 54 732 695 1504

TOTAL 14857

RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1350,63

Page 81: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

66

berpenampilan rapi, baik dari pakaian yang digunakan maupun rambut dan

sebagainya. Pada hari tertentu, pemandu pun mengenakan seragam yang

disediakan oleh Museum Geologi, serta diwajibkan untuk selalu memakai

tanda pengenal atau name tag. Adapun jadwal seragam pemandu Museum

Geologi yakni, pada Hari Senin pemandu mengenakan jas seragam dari

Museum, Hari Selasa mengenakan seragam ESDM, pada Hari Rabu

pemandu mengenakan kemeja, pada Hari Kamis mengenakan seragam

batik dari Museum, untuk Hari Sabtu dan Minggu pemandu mengenakan

kaus yang juga merupakan seragam dari Museum. Dalam hal ini, standar

kerapian pemandu adalah dengan selalu mengenakan pakaian sesuai

dengan jadwal, serta sepatu tertutup dapat berupa sepatu kets maupun

pantofel yang berwarna gelap dan menyesuaikan dengan pakaian. Dalam

hal ini, kerapian pakaian pun diperhatikan, dimana pakaian yang

dikenakan oleh pemandu tidak kusut, dan sepatu yang dipakai haruslah

bersih dan layak.

Dalam hal kerapian rambut pemandu di Museum Geologi pun perlu

diperhatikan, dimana rambut pria tidak boleh panjang dan harus selalu

tertata rapi. Begitu juga dengan wanita baik dengan rambut panjang

maupun pendek dan berhijab harus selalu tertata rapi. Seorang pemandu

dituntut untuk selalu berpenampilan baik karena pemandu merupakan

salah seorang cerminan dan gambaran dari lembaga atau institusi tempat

mereka bekerja.

Pada aspek kedua mengenai suara pemandu lantang dan terdengar

dengan jelas, para responden juga menyetujui hal tersebut dimana

Page 82: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

67

pemandu mengatur sedemikian rupa jumlah orang dalam satu grup

sehingga suara yang dikeluarkan pemandu menyesuaikan dengan besar

atau kecilnya grup yang sedang dilayani. Dalam hal ini, pemandu

menggunakan pengeras suara pada grup yang cukup besar, namun pada

grup kecil, pemandu tidak memerlukan pengeras suara.

Baik dengan pengeras suara ataupun tidak, pemandu di Geologi pun

diberikan pelatihan mengenai cara berbicara dan melakukan interpretasi

yang baik, dimana dalam menjelaskan, pemandu berbicara dengan intonasi

atau nada bicara yang sesuai dan bervariasi, serta suara pemandu terdengar

antusias / bersemangat untuk menciptakan suasana dan mood baik

pengunjung. Kelantangan dan kejelasan suara pemandu merupakan aspek

penting dalam melakukan interpretasi untuk memenuhi tujuan tercapainya

informasi yang diberikan kepada seluruh pengunjung tanpa terkecuali.

Adapun aspek ketiga mengenai pemandu terlihat ramah dan murah

senyum, dimana sebagian besar responden mengatakan setuju dengan hal

tersebut. Namun terdapat pula beberapa pengunjung yang mengatakan

bahwa pemandu kurang ramah dalam melayani kunjungan siswa-siswi

dari sekolah. Dalam hal ini, pada umumnya pemandu akan memberikan

pelayanan terbaik yang dapat dilakukan, salah satunya adalah melayani

dengan ramah. Namun pada kondisi tertentu menyebabkan pemandu

terlihat kurang ramah, seperti pada saat kunjungan yang sangat banyak,

terutama kunjungan study tour dari sekolah-sekolah, dimana pada

umumnya siswa-siswi sekolah merupakan salah satu contoh pengunjung

yang cukup sulit untuk diatur dan ditangani.

Page 83: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

68

Meskipun demikian, senyum dan keramahan merupakan hal penting

dalam memberikan pelayanan jasa, karena dengan pemandu selalu ramah

dan memberikan senyuman, pengunjung akan lebih relax serta merasa

diterima dan disambut dengan baik

Pada aspek keempat mengenai pemandu bercerita dengan gesture /

gerakan khusus untuk mendukung dan memperjelas jalan cerita, hal ini

pun disetujui oleh sebagian besar responden, dimana pemandu memang

membuat gesture pada saat melakukan interpretasi. Dalam hal ini, pada

saat pemandu berinterpretasi dengan membuat gesture, pemandu selalu

mengahadap pengunjung. Selain itu, pemandu tidak membuat gesture

yang berlebihan dan terus-menerus. Pada saat berbicara, pemandu tidak

diperbolehkan memasukkan tangan ke saku, melainkan menggunakan

kedua tangannya saat tidak berinterpretasi dengan mic. Namun saat

pemandu memegang mic di sebelah tangan, hanya tangan lainnya saja

yang digerakan. Hal ini dilakukan selain untuk memperjelas jalan cerita,

juga agar pemandu tidak terlihat kaku dan nervous dalam melakukan

interpretasi.

Pada aspek kelima mengenai pemandu berbicara dan menjelaskan

dengan lancar (tidak terbata-bata) mendapat penilaian setuju dari sebagian

besar responden. Sama hal nya dengan teknik interpretasi lain, dalam

pelatihan pemanduan, pemandu pun dilatih dan diajarkan untuk berbicara

dan melakukan interpretasi dengan baik di depan banyak orang.

Selain itu seperti yang terdapat pada tabel 2, dimana para pemandu

Museum Geologi seluruhnya sudah bekerja lebih dari tujuh tahun,

Page 84: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

69

sehingga materi interpretasi yang ada di Museum pun sudah dihafal dan

dimengerti dengan sangat baik. Namun terjadi pada beberapa pemandu

yang masih berbicara dengan terbata-bata seperti menggunakan kata

“hmmm”, “eeeee”, dan sebagainya.

Adapun aspek keenam yang juga merupakan aspek dengan nilai

tertinggi yaitu pemandu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti, sebagian besar responden mengatakan setuju dengan hal

tersebut. Dalam hal ini, pemilihan dan penggunaan bahasa yang sesuai

dengan profil atau karakter pengunjung pun terdapat di dalam pelatihan

pemanduan. Dimana pada saat memandu anak-anak SD dan SMP,

pemandu tidak akan menggunakan bahasa yang terlalu berat sehingga sulit

dimengerti. Namun dalam keadaan apapun dan kepada siapapun, pemandu

tetap menuturkan bahasa dan kata-kata yang pantas dan sopan, serta

formal. Dalam aspek ini pun, diperlukan keahlian pemandu dalam

memilah bahasa atau kata-kata yang akan disampaikan agar sesuai dengan

kemampuan pengunjung yang sedang dilayani.

Sedangkan nilai terendah terdapat pada aspek ketujuh mengenai

pemandu memiliki selera humor yang baik / orang yang humoris. Pada

umumnya, terdapat beberapa pemandu yang terbiasa bercanda atau

memberikan beberapa jokes. Pemberian jokes tersebut pun pemandu

menyesuaikan dengan materi interpretasi yang sedang dibahas.

Namun hal penggunaan jokes juga perlu disesuaikan dengan profil /

karakter pengunjung, maupun waktu interpretasi yang tersedia. Pada

beberapa kondisi, penggunaan jokes tidak terlalu diperlukan karena

Page 85: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

70

ketersediaan waktu yang terlalu singkat. Penggunaan jokes ini biasa

dilakukan oleh pemandu pada saat waktu yang cukup panjang dan

bertujuan untuk mencairkan suasana agar lebih santai, serta membantu

pengunjung dalam mengingat materi interpretasi dengan lebih mudah.

Pada aspek kedelapan mengenai pemandu selalu berdiri dan berjalan

di paling depan grup selama berkeliling Museum, hal ini sangat disetujui

oleh sebagian besar responden, selain untuk menarik perhatian

pengunjung yang sedang dilayani, hal tersebut juga bertujuan untuk

mengarahkan jalan atau alur yang tepat selama berkeliling di Museum.

Dalam hal ini, seorang pemandu pun bertugas sebagai pemimpin

rombongan.

Pada saat berpindah dari satu spot ke spot lain, umumnya pemandu

berjalan paling depan dengan menghadap ke arah depan, namun pada saat

berhenti di setiap spot yang akan dijelaskan, pemandu akan tetap berdiri

di paling depan namun selalu berbicara menghadap ke arah pengunjung.

Pada aspek kesembilan, pemandu mengatur, membagi, dan

membatasi jumlah orang di dalam satu grup, dimana sebagian besar

responden setuju dengan hal tersebut. Pembagian grup kecil ini dilakukan

di awal kedatangan pengunjung setelah diberikan sambutan oleh salah satu

orang pemandu. Dalam hal ini, seorang pemandu tersebut mengarahkan

beberapa orang dari rombongan untuk mengikuti para petugas alur

kunjungan yang akan mengarahkan pengunjung ke ruangan-ruangan

Museum.

Page 86: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

71

Jumlah orang dalam pembagian rombongan besar menjadi beberapa

grup kecil dapat bervariasi sesuai dengan jumlah keseluruhan pengunjung

dalam rombongan tersebut. Di dalam satu grup kecil tersebut, dapat

berisikan 10 – 15 orang yang akan dilayani oleh satu orang pemandu di

setiap ruangannya. Adapun pembagian grup kecil tersebut merupakan

pengunjung yang datang dari satu rombongan yang sama dan tidak

disatukan dengan rombongan lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mempermudah pemandu dalam menyampaikan materi interpretasi dan

pemilihan bahasa yang sesuai dengan pengunjung. Selain itu hal ini pun

dilakukan agar kegiatan pemanduan berjalan lebih efektif dan kondusif.

Pada aspek kesepuluh mengenai pemandu memastikan seluruh

orang di dalam grup agar tidak terpisah, sebagian besar responden sudah

setuju akan hal tersebut. Para pemandu di Museum Geologi sangat

concern akan hal tersebut. Dimana jika ada salah seorang yang terpisah

dari grup atau berjalan lebih lambat, para pemandu akan terus memanggil

/ mengajak dan menunggu orang tersebut sampai kembali ke grup. Dalam

upayanya agar kegiatan tidak terlambat, para pemandu selalu

mengingatkan pengunjung secara berkala untuk tidak berjalan secara

terpisah dan meminta izin kepada pemandu pada saat harus meninggalkan

grup karena suatu alasan tertentu.

Hal ini penting dilakukan setiap pemandu selain agar tidak ada

pengunjung yang tertinggal materi atau informasi ataupun hilang di

Museum, juga untuk menghemat waktu dan menghindari keterlambatan

itinerary lain untuk rombongan tersebut.

Page 87: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

72

Adapun aspek kesebelas yaitu pemandu melakukan pemanduan

dengan santai, sebagian besar responden pun sudah setuju dengan

pernyataan tersebut. Dimana para pemandu di Museum Geologi

melakukan pemanduan dengan memberikan cerita yang memiliki alur dan

bukan berpresentasi, serta mempersilakan pengunjung untuk bertanya

kapanpun. Jika memiliki waktu yang cukup panjang untuk berkeliling

Museum, pada umumnya pemandu juga akan berbincang dan bertanya,

bahkan memberikan beberapa jokes di luar materi interpretasi untuk

mencairkan suasana agar lebih santai.

Umumnya pemandu akan menanyakan hal-hal yang diluar materi

kepada pengunjung seperti rombongan berasal dari mana, sudah makan

atau belum, kunjungan selanjutnya kemana, ataupun sudah melakukan

perjalanan kemana saja selama di Bandung. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut membuat pengunjung merasa dilibatkan dalam kegiatan Museum

tour dan interpretasi, serta sangat membantu pemandu untuk

mengakrabkan diri dengan pengunjung.

Page 88: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

73

GAMBAR 5

RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG

MENGENAI DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS

(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan gambar 5, diketahui bahwa pada dimensi personal

delivery skills (keterampilan menyampaikan pesan), hasil penilaian yang

diperoleh terdapat pada garis setuju, dimana nilai tersebut berada di antara

rentang 1196,8 dengan 1478,4, yaitu 1350,63.

1350,63

Page 89: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

74

4. Analisis Dimensi Use Props (Penggunaan Alat Peraga)

Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden

terhadap aspek di dalam dimensi use props (penggunaan alat peraga),

adalah sebagai berikut:

TABEL 20

HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN

MENGENAI DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT

PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PEMBOBOTAN

FREKUENSI SUB-

TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS

1

Pemandu menunjukan pajangan (koleksi

benda) di Museum sebagai contoh dari

cerita yang sedang dijelaskan

4 18 39 680 780 1521

2

Pemandu menggunakan alat bantu atau

alat tambahan yang sesuai dengan jalan

cerita / topik

98 220 147 260 150 875

TOTAL 2396

RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1198

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 20, aspek yang mendapatkan nilai yang lebih

tinggi adalah pemandu menunjukan pajangan di Museum sebagai contoh

dari cerita yang sedang di interpretasikan. pada umumnya seluruh

pemandu menunjukan dan melakukan interpretasi sesuai dengan pajangan

atau koleksi yang berada di depannya sehingga kegiatan pemanduan

termasuk dengan topik dan alur ceritanya pun teratur. Dimana di Museum

Geologi memiliki koleksi batuan dan mineral yang terdapat di ruangan

Geologi Indonesia. Selain itu koleksi gas dan minyak bumi yang terdapat

di ruangan Sumber Daya Geologi. Adapun koleksi atau tampilan dari

Page 90: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

75

bencana alam di ruangan Manfaat dan Bencana Geologi, dan yang terakhir

adalah koleksi fosil di ruangan Sejarah Kehidupan.

Dalam hal menunjukan pajangan / koleksi Museum, aspek ini

berkaitan erat dengan aspek penggunaan gesture. Pada saat pemandu

melakukan interpretasi mengenai suatu pajangan atau koleksi, secara

otomatis pemandu akan menggunakan tangannya dengan menunjuk ke

arah pajangan yang sedang dijelaskan. Dengan menunjukan pajangan, hal

tersebut berguna untuk menghindari kebingungan pengunjung akan materi

interpretasi yang sedang didengarkan, serta setidaknya pengunjung

mendapat gambaran atau ilustrasi mengenai benda yang sedang

diinterpretasikan oleh pemandu.

Sedangkan nilai yang lebih rendah terdapat pada aspek pemandu

menggunakan alat bantu yang sesuai dengan jalan cerita atau topik. Dalam

hal ini, para pemandu tidak menggunakan alat bantu atau alat tambahan

sebagai bahan pendukung dari materi interpretasi dikarenakan hal tersebut

tidak ditunjang dari Museum Geologi itu sendiri, sehingga pemandu hanya

menggunakan koleksi yang dipajang di Museum saja.

Penggunaan alat bantu peraga bertujuan untuk mempermudah

pemandu dalam menyampaikan materi, dan membantu meningkatkan

ketertarikan, memudahkan pemahaman, dan mengurangi kejenuhan

pengunjung. Alat bantu atau alat tambahan dalam hal ini dapat berupa

pemandu membawa album gambar atau foto mengenai hewan-hewan

purba yang fosilnya dijadikan koleksi di Museum Geologi.

Page 91: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

76

GAMBAR 6

RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG

MENGENAI DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT

PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan gambar 6, diketahui bahwa pada dimensi use props

(penggunaan alat peraga), hasil penilaian yang diperoleh terdapat pada

garis setuju, dimana nilai tersebut berada di antara rentang 1196,8 dengan

1478,4, yaitu 1198.

1198

Page 92: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

77

5. Analisis Dimensi Drama (Peran dan Alur Cerita)

Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden

terhadap aspek di dalam dimensi drama (peran dan alur cerita), adalah

sebagai berikut:

TABEL 21

HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN MENGENAI

DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

(n = 352)

PERAN DAN ALUR CERITA PEMBOBOTAN

FREKUENSI SUB-

TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS

1

Informasi yang diberikan oleh

pemandu terstruktur dengan baik

(memiliki awal, pertengahan, dan

akhir)

0 26 63 736 670 1495

2 Pemandu membuat drama / peran

dalam memberikan informasi 88 268 141 212 150 859

3 Pemandu memberikan konklusi /

kesimpulan di dalam pemanduan 7 36 96 584 745 1468

TOTAL 3822

RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1274

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel 21, aspek yang mendapatkan nilai tertinggi adalah

aspek pertama yaitu informasi yang diberikan oleh pemandu terstruktur

dengan baik. Dalam hal ini, tidak jauh berbeda dengan pengaturan alur /

arah jalan untuk berkeliling di Museum, pemandu melakukan interpretasi

sesuai dengan alur jalan dan setiap koleksi yang dilewati, adapun seluruh

pemandu memberikan pembukaan kegiatan, badan interpretasi (materi),

dan kesimpulan di akhir interpretasi.

Pada pembukaan kegiatan, pemandu memberikan salam dan

perkenalan diri serta menjelaskan secara singkat dan padat mengenai

Page 93: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

78

Museum Geologi dan ruangan apa saja yang akan dikunjungi. Pada badan

interpretasi (materi), pemandu menjelaskan satu per satu koleksi yang

terdapat di Museum Geologi itu sendiri. Dan yang terakhir adalah

kesimpulan kegiatan interpretasi, pada umumnya pemandu melakukan

review secara singkat mengenai keseluruhan kegiatan interpretasi yang

telah dilakukan dan menyisipkan pesan ajakan di dalamnya, serta ucapan

terima kasih kepada pengunjung yang telah datang.

Sedangkan nilai terendah terdapat pada aspek kedua yaitu pemandu

membuat drama / peran dalam memberikan informasi, dimana sejauh ini

belum ada pemandu yang melakukan drama atau membuat sebuah peran

dalam kegiatan interpretasinya. Penggunaan drama / peran dalam hal ini

bertujuan untuk mempermudah penyampaian dan penerimaan materi

interpretasi oleh pemandu kepada pengunjung. Keterlibatan pengunjung

dalam drama / peran tersebut pun membangun suasana yang lebih menarik

dan tidak jenuh bagi pengunjung.

Adapun pada aspek ketiga mengenai pemandu memberikan

kesimpulan di dalam pemanduan, dimana sebagian besar responden setuju

dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini, di akhir kegiatan interpretasi,

pemandu memberikan kesimpulan dari jalan cerita yang diberikan, dan

melakukan review singkat mengenai kegiatan maupun keseluruhan materi

yang telah disampaikan, khususnya point-point penting yang telah

diinterpretasikan. Selain itu pada umumnya para pemandu pun

menyisipkan pesan ajakan untuk melakukan suatu hal demi kebaikan

khususnya dalam menjaga lingkungan sekitar, baik untuk tidak membuang

Page 94: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

79

sampah sembarangan demi menghindari bencana, adapun dengan tidak

mengeksploitasi sumber daya geologi yang ada.

Umumnya bagian akhir interpretasi atau kesimpulan merupakan hal

penting yang biasanya paling diingat oleh pengunjung, seperti ungkapan

menurut Ward & Wilkinson (2012: 187) yaitu “Your conclusion is the last

thing your audience will hear and may be the first thing they remember

later”. Dengan arti kesimpulan / konklusi merupakan hal terakhir yang

akan didengar oleh pengunjung dan mungkin hal pertama yang akan

mereka ingat.

GAMBAR 7

RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI

DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)

PADA INTERPRETASI PEMANDU

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

Berdasarkan gambar 7, diketahui bahwa pada dimensi drama (peran

/ alur cerita), hasil penilaian yang diperoleh terdapat pada garis setuju,

dimana nilai tersebut berada di antara rentang 1196,8 dengan 1478,4, yaitu

1274.

1274

Page 95: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

80

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

C. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di bab IV, berikut

dijabarkan pula kesimpulan dari hasil penelitian ini.

1. Getting Organized (Terorganisir)

Berdasarkan hasil analisis mengenai getting organized

(terorganisir), dapat disimpulkan bahwa pada umumnya secara

keseluruhan dalam dimensi terorganisir pada interpretasi pemandu sudah

baik meskipun terdapat beberapa aspek yang mendapat penilaian kurang

baik karena belum direalisasikan atau dijalankan secara maksimal oleh

pemandu, diantaranya adalah pengucapan salam yang baik di awal

pemanduan dan perkenalan diri dengan baik dan jelas oleh pemandu.

Adapun hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa kendala dalam

pelaksanaan indikator tersebut antara lain, kurang kondusifnya suasana di

Museum untuk melakukan pengucapan salam dan perkenalan diri yang

baik pada saat banyaknya pengunjung yang datang di waktu yang

bersamaan. Adapun dimensi ini merupakan dimensi dengan nilai tertinggi

di antara dimensi lainnya.

2. Develop Structure and Thematic (Terstruktur dan Bertema)

Berdasarkan hasil analisis mengenai develop structure and thematic

(terstruktur dan bertema), dapat disimpulkan bahwa pada umumnya secara

keseluruhan dalam dimensi terstruktur dan bertema sudah cukup baik,

Page 96: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

81

namun terdapat beberapa penilaian yang kurang baik pada salah satu aspek

dimana beberapa responden mengatakan bahwa topik pemanduan yang

diberikan oleh pemandu tidak menarik bahkan ada yg menjawab sangat

tidak menarik. Dengan keunikan / keanehan suatu topik, pengunjung akan

lebih mudah mengingat informasi yang diberikan oleh pemandu.

3. Personal Delivery Skills (Keterampilan Menyampaikan Pesan)

Berdasarkan hasil analisis mengenai personal delivery skills

(keterampilan menyampaikan pesan), dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya secara keseluruhan dalam dimensi keterampilan menyampaikan

pesan sudah baik, namun ada beberapa indikator yang tidak disetujui oleh

para responden yaitu terdapat pada selera humor pemandu yang baik.

4. Use Props (Penggunaan Alat Peraga)

Berdasarkan hasil analisis mengenai use props (peggunaan alat

peraga), dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dinilai baik

meskipun rentang penilaian sangat dekat dengan rentang cukup. Hal ini

terjadi karena pada salah satu aspek yaitu pemandu tidak menggunakan

alat bantu sebagai bahan untuk memperjelas materi yang sedang

diinterpretasikan karena Museum Geologi tidak menunjang alat bantu

tersebut bagi para pemandu.

5. Drama (Peran dan Alur Cerita)

Berdasarkan hasil analisis mengenai drama (peran dan alur cerita),

dapat disimpulkan bahwa pada umumnya secara keseluruhan dimensi ini

dinilai sudah cukup baik, namun pada salah satu aspek dimana terdapat

cukup banyak responden yang menilai mengenai ketidaksetujuannya

Page 97: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

82

terhadap pelaksanaan drama atau peran oleh pemandu di dalam kegiatan

interpretasi. Hal ini tidak dilakukan karena pada umumnya pemandu tidak

memiliki waktu yang cukup banyak untuk melaksanakan aspek drama

atau peran tersebut dikarenakan jumlah pengunjung dan rombongan yang

mengantri, sehingga sebisa mungkin kegiatan interpretasi pada setiap

rombongannya dilaksanakan dengan waktu yang singkat dan padat agar

tidak terjadi bentrok antara satu dengan yang lainnya.

D. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di bab IV, berikut

dijabarkan pula rekomendasi yang diberikan bagi Museum Geologi khususnya

para pemandu guna mempertahankan, meningkatkan teknik interpretasi yang

telah dilaksanakan, maupun melengkapi teknik interpretasi yang belum

dilaksanakan.

1. Getting Organized (Terorganisir)

Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat

dipertahankan. Sedangkan dalam hal pengucapan salam di awal

pemanduan dan perkenalan diri yang dilakukan oleh pemandu, alangkah

lebih baik jika pengaturan jadwal kunjungan bagi rombongan agar tidak

terlalu dekat antara satu dengan yang lainnya, sehingga pemandu memiliki

waktu yang cukup banyak untuk merealisasikan semua aspek yang

dibutuhkan dalam teknik pemanduan dengan baik. Misalnya pihak

Museum memberikan jeda waktu lima menit dari kunjungan pertama ke

kunjungan selanjutnya, sehingga pemandu memiliki waktu yang tidak

Page 98: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

83

terlalu sempit untuk melaksanakan dengan baik aspek-aspek yang

dibutuhkan dalam kegiatan interpretasi demi tercapainya tujuan utama dari

interpretasi itu sendiri, yaitu tersampaikannya dengan baik informasi,

pesan dan pengetahuan kepada pengunjung. Ada pula baiknya dilakukan

kembali pelatihan pemandu dalam menangani kunjungan yang sangat

ramai, agar pemandu tetap dapat melakukan seluruh aspek pemanduan

dengan maksimal dalam setiap kondisi, baik dengan waktu singkat dan

seramai apapun pengunjung yang datang.

2. Develop Structure and Thematic (Terstruktur dan Bertema)

Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat

dipertahankan. Sedangkan dalam hal pemberian topik pemanduan agar

menarik akan lebih baik jika untuk pencarian dan penentuan topik dibuat

dengan kreatif dan unik atau aneh dan berbeda, serta menyesuaikan

dengan karakter atau profil pengunjung maupun rombongan yang akan

diberikan pemanduan. Salah satu cara yang efektif dalam menciptakan

sebuah topik adalah dengan brainstorming bersama para pemandu lain.

Brainstorming dapat menciptakan dan mengembangkan sebuah topik serta

mendapatkan pendekatan yang berbeda dari topik tersebut dalam

mendapatkan ide lain untuk membuat suatu topik yang menarik dan

kreatif. Adapun pemandu dapat membuat topik dengan menyinggung

sesuatu yang sedang menjadi trend atau banyak beredar di kalangan

masyarakat sekitar. Misalnya pada ruangan fosil di bagian fosil

dinosaurus, pemandu dapat memberikan topik Jurassic World.

Page 99: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

84

3. Personal Delivery Skills (Keterampilan Menyampaikan Pesan)

Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat

dipertahankan. Sedangkan dalam hal selera humor pemandu, akan lebih

baik jika para pemandu tidak terlalu formal dan serius dalam melakukan

interpretasi. Dengan memberikan beberapa humor atau jokes yang sesuai

dengan pengunjung, selain kegiatan interpretasi lebih terasa santai dan

menyenangkan, pengunjung pun dapat dengan mudah mengingat

informasi yang diinterpretasikan serta meninggalkan kesan yang

menyenangkan. Dalam hal ini, pemandu dapat memperlajari sendiri

mengenai humor atau penggunaan jokes melalui youtube dan sebagainya,

serta menyesuaikan dengan profil / karakter pengunjung. Selain itu, dapat

pula dilakukannya kegiatan studi banding baik dengan Museum dalam

maupun luar negeri yang memiliki kualitas pemandu yang baik.

4. Use Props (Penggunaan Alat Peraga)

Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat

dipertahankan. Sedangkan dalam hal penggunaan alat peraga atau alat

bantu, pemandu maupun Museum disarankan untuk menyiapkan dan

menunjang alat bantu yang sesuai dengan materi interpretasi di Museum

Geologi. Penggunaan alat bantu memudahkan pemandu untuk mencapai

tujuan penting dalam kegiatan interpretasi, yaitu menyampaikan

pengetahuan dan informasi yang mudah dimengerti dan diingat oleh

pengunjung. Misalnya album atau koleksi gambar / foto yang sesuai dan

cocok dengan materi interpretasi, adapun pemandu dapat menggunakan

gadget masing-masing untuk menunjang ketersediaan alat bantu peraga.

Page 100: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

85

5. Drama (Peran dan Alur Cerita)

Dalam hal pelaksanaan drama atau peran dalam kegiatan

interpretasi, akan lebih baik jika pemandu melakukan interpretasi dengan

teknik drama yang melibatkan pengunjung. Pada aspek-aspek yang dinilai

sudah baik, diharapkan dapat dipertahankan. Sedangkan dalam hal ini,

teknik drama membantu pengunjung mengingat informasi yang diberikan.

Drama yang dapat dilakukan oleh pemandu misalnya pada ruangan fosil,

pemandu dapat membuat satu bagian drama yang diambil dari film

Jurassic World dan memberikan peran-peran tertentu kepada pengunjung,

serta pemandu menggunakan kostum yang sesuai dengan drama tersebut.

Page 101: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Beck Larry, T. T. (1998). Interpretation for the 21st Century. USA: Sagamore.

Cahyono, B. T. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Badan

Penerbit Ipwi.

Carter, J. (2001). A Sense of Place (an interpretive planning). Scotland: The

Tourism and Environment Initative.

Denzin, N. K., & Lincols, Y. S. (2003). Hanbook of Qualitative Research.

Thousand Oaks: Sage Publications.

Greenhill, E. H. (2007). Museums and Education. New York: Taylor & Francis e-

Library.

Logan, H. (2005). Interpretation Handbook and Standard. Wellington: Department

of Conservation.

Lovejoy, V., & Welch, D. (2009). Creating More Meaningful Visitor Experiences.

Colorado: US Department of the interior.

Moore, K. (2005). Museum Management (2nd ed.). New York: Taylor & Francis e-

Library.

Nuriata. (2011). Menginterpretasikan Produk. Bandung: STP Bandung.

Pastorelli, J. (2003). Enriching the Experience. Australia: Pearson Australia

Demand Print Centre.

Poerwandari, K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.

Jakarta: LPSP3 UI.

Setiawan, D., & Prabawa, T. S. (2017). Standard Kualitas Pemandu Museum dalam

Penyampaian Informasi Kepada Pengunjung di Museum Borobudur.

Page 102: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

87

Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan Research an Development.

Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2015). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Suyitno. (2005). Pemanduan Wisata (Tour Guiding). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ward, C. W., & Wilkinson, A. E. (2006). Conducting Meaningful Interpretation.

Golden: Fulcrum Publishing.

Ward, C. W., & Wilkinson, A. E. (2012). Basic Interpretation Learning System

(2nd ed.). California: California State Parks.

Wearing, S. e. (2008). Enhancing Visitor Experience Through Interpretation.

Australia: National Library of Australia.

Widodo. (2017). Metodologi Penelitian (1st ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Wulandari, A. A. (2014). Dasar-Dasar Perencanaan Interior Museum. Humaniora.

Page 103: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

88

PEDOMAN WAWANCARA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG

PEDOMAN WAWANCARA PENGELOLA / MANAJEMEN

MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

1. Berapa jumlah / data kunjungan Museum Geologi Bandung selama 3 tahun

terakhir?

2. Berapa jumlah pemandu di Museum Geologi Bandung beserta dengan data

pribadi setiap pemandu (nama, usia, jenjang pendidikan / kompetensi, lama

bekerja)?

PEDOMAN WAWANCARA PEMANDU

MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

1. Bagaimana Bapak / Ibu melakukan pengenalan dan pemahaman mengenai

Museum Geologi secara keseluruhan, baik informasi umum, maupun koleksi

yang terdapat di Museum Geologi Bandung?

2. Apa saja yang Bapak / Ibu persiapkan sebelum melakukan pemanduan atau

interpretasi? Misalnya: menyiapkan alat peraga, kotak P3K, dll

Page 104: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG

KUESIONER

89

BAGIAN I: PROFIL PENGUNJUNG

Berikanlah tanda silang (X) pada jawaban

yang anda pilih atau paling mendekati.

1. Jenis kelamin?

a. Laki-laki b. Perempuan

2. Berapa usia anda?

a. < 17 tahun c. 31 – 45 tahun

b. 17 – 30 tahun d. > 45 tahun

3. Di mana tempat tinggal anda?

a. Kota Bandung d. Cimahi

b. Kab. Bandung Barat e. Lainnya,….

c. Kab. Bandung

4. Apa tingkat pendidikan terakhir anda

saat ini?

a. SD c. SMA

b. SMP d. Universitas

5. Apa jenis pekerjaan anda saat ini?

a. Pelajar / mahasiswa d. Pengusaha

b. Pegawai swasta e. Lainnya,…

c. PNS/ TNI/ Polri

6. Bersama siapa anda berkunjung ke

Museum Geologi?

a. Sendiri c. Sekolah/Kampus

b. Komunitas d. Lainnya,…

7. Apa tujuan anda berkunjung ke Museum

Geologi?

a. Belajar / tugas c. Liburan

b. Perjalanan dinas d. Lainnya,…

8. Berapa jumlah orang yang berkunjung

dalam grup anda (jika grup)?

a. 2 – 10 orang c. 21 – 30 orang

b. 11 – 20 orang d. >30 orang

9. Berapa kali anda sudah mengunjungi

Museum Geologi Bandung?

a. 1 kali c. 3 kali

b. 2 kali d. > 3 kali

Saya adalah mahasiswi Program Studi Manajemen Pengaturan Perjalanan, dari Sekolah Tinggi

Pariwisata NHI Bandung. Saya sedang melaksanakan penelitian untuk kepentingan Proyek Ahkir, dengan

judul “Teknik Interpretasi Pemandu di Museum Geologi Bandung”.

Peneliti sangat mengharapkan bantuan dari Bapak/ Ibu/ Saudara untuk mengisi kuesioner penelitian

ini. Dimana hasil / jawaban yang anda berikan akan sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

Segala bentuk informasi yang anda berikan di dalam kuesioner ini akan dipergunakan sebagaimana

mestinya, dan dijaga kerahasiaannya.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan kontribusi yang anda

berikan.

NO.

Page 105: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

BAGIAN II: PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP PEMANDU

Berikanlah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang mewakili pendapat anda.

Keterangan Penilaian:

1 = Sangat tidak setuju (STS)

2 = Tidak setuju (TS)

3 = Cukup (C)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat setuju (SS)

NO. PERNYATAAN

PENILAIAN

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

TERORGANISIR

1 Pemandu menyambut pengunjung tepat waktu

2 Pemandu memberikan sambutan yang baik

3 Pemandu mengucapkan salam pada awal pemanduan dengan baik

4 Pemandu memperkenalkan diri dengan baik dan jelas

TERSTRUKTUR DAN BERTEMA; PERAN / ALUR CERITA

5 Topik pemanduan yang diberikan oleh pemandu menarik

6 Informasi yang diberikan oleh pemandu terstruktur dengan baik

(memiliki awal, pertengahan, dan akhir)

7 Pemandu mengajak berkeliling Museum dengan alur / arah jalan

yang beraturan

8 Pemandu memberikan perumpamaan yang mudah di mengerti

selama pemanduan

9 Pemandu memberikan pesan ajakan / mengajak melakukan suatu

hal demi kebaikan dengan cara yang menarik

KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN

10 Pemandu berpenampilan dengan baik (pakaian, rambut, dll)

11 Suara pemandu lantang dan terdengar dengan jelas

12 Pemandu terlihat ramah dan murah senyum

13 Pemandu bercerita dengan gesture / gerakan khusus untuk

mendukung dan memperjelas jalan cerita

14 Pemandu berbicara dan menjelaskan dengan lancar (tidak terbata-

bata)

Page 106: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

NO. PERNYATAAN 1 2 3 4 5

15 Pemandu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti

16 Pemandu memiliki selera humor yang baik (orang yang humoris /

suka bercanda atau memberikan lelucon)

17 Pemandu selalu berdiri dan berjalan di paling depan grup selama

berkeliling di Museum

18 Pemandu mengatur, membagi dan membatasi jumlah orang di

dalam satu grup

19 Pemandu memastikan seluruh orang di dalam grup agar tidak

terpisah

20 Pemandu melakukan pemanduan dengan santai (tidak kaku dan

tidak terlalu formal)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA

21 Pemandu menunjukkan pajangan (koleksi benda) di Museum

sebagai contoh dari cerita yang sedang dijelaskan

22 Pemandu menggunakan alat bantu atau alat tambahan yang sesuai

dengan jalan cerita / topik

PERAN / ALUR CERITA

23 Pemandu membuat drama / peran dalam memberikan informasi

24 Pemandu memberikan konklusi / kesimpulan di dalam pemanduan

Catatan Pesan / Kesan / Saran / Kritik untuk Pemandu di Museum Geologi Bandung:

……………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………

- Terima Kasih -

Page 107: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

HASIL UJI VALIDITAS

Correlations

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 TOTAL_

Q

Q1 Pearson

Correlation

1 .376* .559*

* .447* ,177 ,268 ,293

.491*

* ,264

.505*

* .413*

.554*

* .363* -,070 ,246 ,325 .388* .387* .416*

.487*

* ,041 -,153 -,142 -,151 .506**

Sig. (2-

tailed) ,040 ,001 ,013 ,351 ,153 ,116 ,006 ,158 ,004 ,023 ,001 ,049 ,714 ,191 ,079 ,034 ,035 ,022 ,006 ,831 ,419 ,454 ,427 ,004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q2 Pearson

Correlation

.376* 1 ,107 ,332 .459* .397* ,167 ,152 ,151 .519*

* ,244 ,285 ,107 ,174 ,338 .387* ,193 ,105 ,217 ,277 ,093 ,313 ,092 -,138 .503**

Sig. (2-

tailed) ,040 ,572 ,073 ,011 ,030 ,379 ,423 ,427 ,003 ,194 ,127 ,574 ,359 ,068 ,035 ,307 ,582 ,249 ,138 ,627 ,092 ,629 ,466 ,005

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q3 Pearson

Correlatio

n

.559*

* ,107 1 ,212 ,068 -,112 ,286

.640*

* ,348 .427* ,126

.621*

* ,188 -,251 ,200 ,289 .411* .454* .421* .409* ,031 -,026 ,045 -,003 .436*

Sig. (2-

tailed) ,001 ,572 ,260 ,722 ,554 ,125 ,000 ,059 ,019 ,506 ,000 ,321 ,181 ,288 ,121 ,024 ,012 ,020 ,025 ,869 ,892 ,814 ,986 ,016

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q4 Pearson

Correlation

.447* ,332 ,212 1 ,223 ,360 ,317 ,126 .461* .452* ,309 ,361 ,136 ,220 ,331 .558*

* ,244 ,174 ,301

.468*

* ,037 -,094 ,063 -,117 .506**

Sig. (2-

tailed) ,013 ,073 ,260 ,237 ,050 ,088 ,506 ,010 ,012 ,097 ,050 ,475 ,243 ,074 ,001 ,193 ,358 ,106 ,009 ,848 ,620 ,741 ,538 ,004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q5 Pearson

Correlation

,177 .459* ,068 ,223 1 .800*

* ,020 ,149 .407* -,003 ,318 -,134 ,323

.592*

* .366* ,196 ,222 ,198 ,237 -,060 .366*

.711*

*

.525*

* .382* .718**

Sig. (2-

tailed) ,351 ,011 ,722 ,237 ,000 ,915 ,433 ,026 ,989 ,087 ,482 ,082 ,001 ,047 ,300 ,238 ,294 ,208 ,752 ,047 ,000 ,003 ,037 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q6 Pearson

Correlation

,268 .397* -,112 ,360 .800*

* 1 ,036 ,167

.522*

* ,159 ,299 -,031 ,302

.698*

* .405* ,137 ,307 ,276 .381* ,027 ,331

.469*

* .422* ,327 .722**

Sig. (2-

tailed) ,153 ,030 ,554 ,050 ,000 ,850 ,377 ,003 ,400 ,108 ,871 ,105 ,000 ,026 ,470 ,099 ,140 ,038 ,889 ,074 ,009 ,020 ,078 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 108: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Q7 Pearson Correlatio

n

,293 ,167 ,286 ,317 ,020 ,036 1 .456* .401* ,303 ,162 ,214 ,321 -,313 -,045 ,310 ,129 ,227 ,217 .585*

* .370* ,177 -,041 ,123 .380*

Sig. (2-tailed) ,116 ,379 ,125 ,088 ,915 ,850 ,011 ,028 ,104 ,391 ,257 ,084 ,093 ,813 ,096 ,498 ,229 ,249 ,001 ,044 ,348 ,830 ,517 ,038

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q8 Pearson

Correlatio

n

.491*

* ,152

.640*

* ,126 ,149 ,167 .456* 1

.602*

*

.483*

* ,120

.584*

* ,268 -,169 ,159 .361* .462*

.480*

* .449* ,336 ,151 ,021 ,086 ,091 .558**

Sig. (2-tailed) ,006 ,423 ,000 ,506 ,433 ,377 ,011 ,000 ,007 ,527 ,001 ,152 ,373 ,402 ,050 ,010 ,007 ,013 ,069 ,426 ,911 ,651 ,632 ,001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q9 Pearson

Correlatio

n

,264 ,151 ,348 .461* .407* .522*

* .401*

.602*

* 1 ,360 ,045 .395* ,218 ,281 ,276 .383*

.471*

* .441*

.541*

* ,142 ,303 ,218 .414* ,219 .723**

Sig. (2-tailed) ,158 ,427 ,059 ,010 ,026 ,003 ,028 ,000 ,050 ,814 ,031 ,246 ,132 ,141 ,037 ,009 ,015 ,002 ,454 ,103 ,247 ,023 ,244 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q10 Pearson

Correlatio

n

.505*

*

.519*

* .427* .452* -,003 ,159 ,303

.483*

* ,360 1 .401*

.635*

* ,120 -,192 ,240 ,178 ,255 ,299 ,301

.463*

* ,232 -,233 -,313 -,116 .400*

Sig. (2-

tailed) ,004 ,003 ,019 ,012 ,989 ,400 ,104 ,007 ,050 ,028 ,000 ,526 ,309 ,202 ,348 ,174 ,109 ,106 ,010 ,217 ,215 ,093 ,542 ,028

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q11 Pearson

Correlatio

n

.413* ,244 ,126 ,309 ,318 ,299 ,162 ,120 ,045 .401* 1 ,179 .530*

* -,164 ,176 ,176 -,090 ,242 ,057 ,233

.511*

* ,109 -,189 ,195 .383*

Sig. (2-tailed) ,023 ,194 ,506 ,097 ,087 ,108 ,391 ,527 ,814 ,028 ,343 ,003 ,388 ,353 ,352 ,636 ,197 ,763 ,216 ,004 ,565 ,317 ,302 ,037

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q12 Pearson

Correlatio

n

.554*

* ,285

.621*

* ,361 -,134 -,031 ,214

.584*

* .395*

.635*

* ,179 1 ,208 -,260 ,167 ,360

.486*

* .402* .407* .377* -,075 -,166 -,038 -,258 .396*

Sig. (2-tailed) ,001 ,127 ,000 ,050 ,482 ,871 ,257 ,001 ,031 ,000 ,343 ,270 ,165 ,379 ,051 ,007 ,028 ,026 ,040 ,695 ,379 ,843 ,168 ,030

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q13 Pearson

Correlatio

n

.363* ,107 ,188 ,136 ,323 ,302 ,321 ,268 ,218 ,120 .530*

* ,208 1 -,057 -,039 ,293 ,265 .380* ,263 ,270

.531*

* .454* ,205 .402* .559**

Sig. (2-tailed) ,049 ,574 ,321 ,475 ,082 ,105 ,084 ,152 ,246 ,526 ,003 ,270 ,765 ,840 ,116 ,157 ,038 ,160 ,149 ,003 ,012 ,277 ,028 ,001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 109: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Q14 Pearson Correlatio

n

-,070 ,174 -,251 ,220 .592*

*

.698*

* -,313 -,169 ,281 -,192 -,164 -,260 -,057 1

.491*

* -,025 ,273 ,102 ,209 -,209 -,105 ,316 .388* ,165 .365*

Sig. (2-tailed) ,714 ,359 ,181 ,243 ,001 ,000 ,093 ,373 ,132 ,309 ,388 ,165 ,765 ,006 ,895 ,145 ,593 ,269 ,267 ,581 ,089 ,034 ,385 ,047

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q15 Pearson

Correlatio

n

,246 ,338 ,200 ,331 .366* .405* -,045 ,159 ,276 ,240 ,176 ,167 -,039 .491*

* 1 ,239 .400* ,304 .442* ,341 -,048 ,086 ,032 -,054 .471**

Sig. (2-tailed) ,191 ,068 ,288 ,074 ,047 ,026 ,813 ,402 ,141 ,202 ,353 ,379 ,840 ,006 ,204 ,029 ,103 ,014 ,065 ,802 ,651 ,868 ,777 ,009

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q16 Pearson

Correlatio

n

,325 .387* ,289 .558*

* ,196 ,137 ,310 .361* .383* ,178 ,176 ,360 ,293 -,025 ,239 1

.476*

* .401* ,354 ,324 ,001 ,059 ,284 -,081 .540**

Sig. (2-tailed) ,079 ,035 ,121 ,001 ,300 ,470 ,096 ,050 ,037 ,348 ,352 ,051 ,116 ,895 ,204 ,008 ,028 ,055 ,081 ,995 ,757 ,129 ,670 ,002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q17 Pearson

Correlatio

n

.388* ,193 .411* ,244 ,222 ,307 ,129 .462* .471*

* ,255 -,090

.486*

* ,265 ,273 .400*

.476*

* 1

.797*

*

.727*

* ,273 ,048 -,004 ,116 ,154 .614**

Sig. (2-

tailed) ,034 ,307 ,024 ,193 ,238 ,099 ,498 ,010 ,009 ,174 ,636 ,007 ,157 ,145 ,029 ,008 ,000 ,000 ,144 ,803 ,983 ,541 ,415 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q18 Pearson

Correlatio

n

.387* ,105 .454* ,174 ,198 ,276 ,227 .480*

* .441* ,299 ,242 .402* .380* ,102 ,304 .401*

.797*

* 1

.721*

* ,328 ,285 ,023 ,035 ,328 .625**

Sig. (2-tailed) ,035 ,582 ,012 ,358 ,294 ,140 ,229 ,007 ,015 ,109 ,197 ,028 ,038 ,593 ,103 ,028 ,000 ,000 ,077 ,126 ,904 ,853 ,077 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q19 Pearson

Correlatio

n

.416* ,217 .421* ,301 ,237 .381* ,217 .449* .541*

* ,301 ,057 .407* ,263 ,209 .442* ,354

.727*

*

.721*

* 1 .428* ,239 ,067 ,107 ,294 .664**

Sig. (2-tailed) ,022 ,249 ,020 ,106 ,208 ,038 ,249 ,013 ,002 ,106 ,763 ,026 ,160 ,269 ,014 ,055 ,000 ,000 ,018 ,203 ,725 ,572 ,115 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q20 Pearson

Correlatio

n

.487*

* ,277 .409*

.468*

* -,060 ,027

.585*

* ,336 ,142

.463*

* ,233 .377* ,270 -,209 ,341 ,324 ,273 ,328 .428* 1 ,074 -,042 -,219 -,080 .374*

Sig. (2-tailed) ,006 ,138 ,025 ,009 ,752 ,889 ,001 ,069 ,454 ,010 ,216 ,040 ,149 ,267 ,065 ,081 ,144 ,077 ,018 ,697 ,824 ,246 ,676 ,042

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 110: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

Q21 Pearson Correlatio

n

,041 ,093 ,031 ,037 .366* ,331 .370* ,151 ,303 ,232 .511*

* -,075

.531*

* -,105 -,048 ,001 ,048 ,285 ,239 ,074 1 .457* ,075

.772*

* .467**

Sig. (2-tailed) ,831 ,627 ,869 ,848 ,047 ,074 ,044 ,426 ,103 ,217 ,004 ,695 ,003 ,581 ,802 ,995 ,803 ,126 ,203 ,697 ,011 ,695 ,000 ,009

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q22 Pearson

Correlatio

n

-,153 ,313 -,026 -,094 .711*

*

.469*

* ,177 ,021 ,218 -,233 ,109 -,166 .454* ,316 ,086 ,059 -,004 ,023 ,067 -,042 .457* 1

.695*

* .459* .516**

Sig. (2-tailed) ,419 ,092 ,892 ,620 ,000 ,009 ,348 ,911 ,247 ,215 ,565 ,379 ,012 ,089 ,651 ,757 ,983 ,904 ,725 ,824 ,011 ,000 ,011 ,004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q23 Pearson

Correlatio

n

-,142 ,092 ,045 ,063 .525*

* .422* -,041 ,086 .414* -,313 -,189 -,038 ,205 .388* ,032 ,284 ,116 ,035 ,107 -,219 ,075

.695*

* 1 ,224 .450*

Sig. (2-tailed) ,454 ,629 ,814 ,741 ,003 ,020 ,830 ,651 ,023 ,093 ,317 ,843 ,277 ,034 ,868 ,129 ,541 ,853 ,572 ,246 ,695 ,000 ,234 ,013

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q24 Pearson

Correlatio

n

-,151 -,138 -,003 -,117 .382* ,327 ,123 ,091 ,219 -,116 ,195 -,258 .402* ,165 -,054 -,081 ,154 ,328 ,294 -,080 .772*

* .459* ,224 1 .391*

Sig. (2-

tailed) ,427 ,466 ,986 ,538 ,037 ,078 ,517 ,632 ,244 ,542 ,302 ,168 ,028 ,385 ,777 ,670 ,415 ,077 ,115 ,676 ,000 ,011 ,234 ,032

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL_

Q

Pearson

Correlatio

n

.506*

*

.503*

* .436*

.506*

*

.718*

*

.722*

* .380*

.558*

*

.723*

* .400* .383* .396*

.559*

* .365*

.471*

*

.540*

*

.614*

*

.625*

*

.664*

* .374*

.467*

*

.516*

* .450* .391* 1

Sig. (2-tailed) ,004 ,005 ,016 ,004 ,000 ,000 ,038 ,001 ,000 ,028 ,037 ,030 ,001 ,047 ,009 ,002 ,000 ,000 ,000 ,042 ,009 ,004 ,013 ,032

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 111: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …
Page 112: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …
Page 113: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …
Page 114: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …
Page 115: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …
Page 116: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

HASIL TURNITIN

TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU

DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Page 117: TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

BIODATA PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : Shella Monica

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Agustus 1995

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Budiluhur I, No. 11A

Bandung

Email : [email protected]

B. Data Orang Tua

Nama Ayah : Riandy Wong

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Nama Ibu : Sulanih Halim

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Alamat : Perumahan Taman Yasmin

Jl. Culan II, No. 17

Bogor

C. Riwayat Pendidikan

TAHUN PENDIDIKAN KETERANGAN

2001 – 2007 SD St. Enoch Bogor Lulus

2007 – 2010 SMP St. Enoch Bogor Lulus

2010 – 2013 SMA Budi Mulia Bogor Lulus

2015 – 2019 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Lulus