TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …
Embed Size (px)
Transcript of TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI …

TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM
GEOLOGI BANDUNG
PROYEK AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Diploma IV
Program Studi Manajemen Pengaturan Perjalanan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Disusun oleh :
SHELLA MONICA
201520546
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENGATURAN PERJALANAN
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2019

LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL PROYEK AKHIR
TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
NAMA : SHELLA MONICA
NIM : 201520546
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENGATURAN PERJALANAN
Pembimbing I,
Endang Komesty Sinaga, MM.Par., CHE NIP. 19741103200812 2 001
Pembimbing II,
Bagus Githa Adhitya, MM.Par.
Bandung, Agustus 2019
Mengetahui,
Kepala Bagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan,
Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc NIP.19710506 199803 1 001
Menyetujui,
Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
Faisal, MM.Par., CHE
NIP.19730706 199503 1 001

“Don’t wait!
The time will never be just right”
-Napoleon Hill-

Proyek akhir ini saya persembahkan untuk:
Papi dan Mami tercinta,
Saya persembahkan hasil karya ini sebagai tanda terima kasih yang tak terhingga.
Terima kasih untuk pengorbanan, motivasi, serta doa yang selalu kalian berikan.
Semoga karya ini dapat menjadi awal kebanggaan dari saya untuk kalian.
Shelley dan Ferdy,
Terima kasih atas waktu yang kalian luangkan untuk selalu mendengarkan keluh
kesah saya di kala penat dan selalu memberikan penghiburan yang kembali
melunturkan kepenatan saya.
Rekan – Rekan MPP 2015,
Terima kasih atas suka dan duka yang telah kita lewati bersama, serta seluruh
dukungan kalian yang sangat berarti untuk saya dalam melewati empat tahun
perkuliahan ini.
Dosen dan Staf MPP serta Dosen Pembimbing,
Terima kasih atas ilmu, bimbingan, dukungan dan segala macam pelajaran yang
telah diberikan. Jasa Bapak dan Ibu akan selalu bermanfaat bagi saya.

PERNYATAAN MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Shella Monica
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta / 24 Agustus 1995
NIM : 201520546
Program Studi : Manajemen Pengaturan Perjalanan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
“Teknik Interpretasi Pemandu di Museum Geologi Bandung”
ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan
merupakan hasil penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak
lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan akademik yang
berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan
kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan sumber, nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas
apa yang saya nyatakan di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau
ada klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini
dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, Agustus 2019
Yang membuat pernyataan,
Materai 6000
Shella Monica
NIM 201520546

ABSTRAK
Museum merupakan lembaga atau institusi yang memiliki peran dalam
mengoleksi, melestarikan, dan mempresentasikan objek-objek. Dalam hal ini, salah
satu aspek penting yang dibutuhkan dalam terealisasinya peran dari Museum itu
sendiri adalah pemandu untuk melakukan pemanduan atau interpretasi objek. Demi
tercapainya tujuan utama dari kegiatan interpretasi yaitu menyampaikan dengan
baik informasi / pesan / pengetahuan kepada pengunjung, adapun teknik khusus
yang dibutuhkan dalam kegiatan interpretasi tersebut, yakni getting organized
(terorganisir), develop structure and thematic (terstruktur dan bertema), personal
delivery skills (keterampilan menyampaikan pesan), use props (penggunaan alat
peraga), dan drama (peran dan alur cerita).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kelima aspek dalam
teknik interpretasi tersebut yang dilakukan oleh pemandu di Museum Geologi
Bandung. Adapun hasil dari penelitian ini berguna untuk mempertahankan maupun
meningkatkan kemampuan interpretasi personal di Museum Geologi Bandung.
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Yang menjadi objek di dalam penelitian ini adalah
pemandu / interpreter di Museum Geologi, sedangkan subjeknya adalah
pengunjung yang datang ke Museum Geologi yang menggunakan jasa pemanduan.
Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 345
pengunjung. Dalam menentukan jumlah sampel tersebut, peneliti menggunakan
tabel Isaac & Michael. Adapun pelaksanaan survei dan wawancara serta studi
kepustakaan sebagai teknik pengumpulan datanya, dengan menggunakan alat
pengumpulan data yaitu kuesioner dan pedoman wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti,
diketahui bahwa dari kelima teknik tersebut, sebagian besarnya dinilai sudah berada
di posisi baik menuju sangat baik. Namun terdapat beberapa indikator pada
beberapa dimensi yang dinilai kurang baik atau belum dilaksanakan, dimana skor
terendah terdapat pada dimensi use props (penggunaan alat peraga) dengan
perolehan nilai 1198. Adapun skor tertinggi terdapat pada dimensi getting
organized (terorganisir) dengan nilai 1494,75. Penelitian ini menghasilkan
rekomendasi bagi pemandu maupun Museum Geologi itu sendiri untuk
mempertahankan yang sudah baik, meningkatkan yang kurang baik, maupun
melengkapi teknik interpretasi yang belum dilaksanakan.
Kata kunci: Museum, Pemandu, Interpretasi, Teknik Interpretasi.

ABSTRACT
Museum is an institution that have roles in collecting, preserving, and
presenting objects. In this case, an important aspect of realising the roles of the
Museum is a guide to describe or interpretate objects. The main objective of the
guide is to convey information / messages / knowledge well to visitors. Specific
techniques needed in the interpretation process are getting organized, develop
structure and thematic, personal delivery skills, use props, and drama (roles and
storylines).
This study aims to find out and assess the five aspects of the interpretation
technique carried out by guides at the Bandung Geology Museum. The results of
this study are useful for maintaining and improving personal interpretation skills
at the Bandung Geology Museum.
The method used in this study is a descriptive method with a quantitative
approach. The object in this study is a guide / interpreter at the Geology Museum,
while the subject is visitors who come to the Geology Museum whom use the
scouting services. The number of samples to be used in this study were 345 visitors.
In determining the number of samples, researchers used the Isaac & Michael table.
The implementation of surveys and interviews as well as library studies as a
technique for collecting data, using data collection tools, namely questionnaires
and interview guidelines.
Based on the results of the research and discussion conducted by the
researcher, it is known that of the five techniques, most of them are considered to
be in a good to the very good position. However, there are several indicators in
several dimensions which are considered not good or have not been implemented.
The lowest score is in the dimension of use props, scored 1198. And the highest
score is in the dimension of getting organized, scored 1494.75. This research
resulted in recommendations for guides and the Geology Museum itself to maintain
the good, improve the poor, and complement the interpretation techniques that have
not been implemented.
Keywords: Museum, Guide, Interpretation, Interpretation Technique.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang
telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan
judul “Teknik Interpretasi Pemandu di Museum Geologi Bandung”.
Proyek akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menyelesaikan program Diploma IV, Program Studi Manajemen Pengaturan
Perjalanan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Dalam proses penyusunan proyek akhir ini, penulis mendapatkan bantuan dari
banyak pihak, sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE., selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI
Bandung.
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M. Sc., selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Ibu Endang Komesty Sinaga, MM.Par., CHE., selaku Ketua Jurusan
Perjalanan dan pembimbing I.
4. Bapak Wisnu Prahadianto, SE., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Pengaturan Perjalanan.
5. Bapak Bagus Githa Adhitya, MM.Par., selaku pembimbing II.
6. Seluruh jajaran Dosen dan staf Program Studi Manajemen Pengaturan
Perjalanan.
7. Bapak Erwan Setiawan, S.Pd., selaku pengarah penelitian dari pihak Museum
Geologi Bandung.

8. Seluruh staf Museum Geologi Bandung yang sangat kooperatif dalam
membantu penulis mengumpulkan data untuk penyusunan proposal.
9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
10. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam proyek akhir ini, baik
dalam segi materi maupun penulisan. Penulis sangat menerima kritik dan saran
yang membangun untuk penyempurnaan proyek akhir ini, sehingga bermanfaat
bagi semua pihak.
Bandung, Juli 2019
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK……………………………………………………………………. i
ABSTRACT………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..... v
DAFTAR TABEL………………………………………………………….... vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….…... x
DAFTAR LAMPIRAN………………………….………………………..…. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………….… 1
B. Rumusan Masalah…..……………………………….……… 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 8
D. Manfaat Penelitian…………………………………….……. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori…………………………………………...…… 10
B. Kerangka Pemikiran………………………………………... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian……………………………………… 25
B. Objek Penelitian.…………………………………………… 26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling………………….… 27

D. Metode Pengumpulan Data……………………………….... 29
E. Definisi Operasional Variabel……………………………… 32
F. Matriks Operasional Variabel………………………….…… 35
G. Analisis Data………………………………….…………….. 36
H. Jadwal Penelitian………………………………………….… 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………….……………….. 41
B. Pembahasan………………………………………………… 51
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan…………………………………………………… 80
B. Rekomendasi……………………………………………….. 82
DAFTAR PUSTAKA.....………………………………………………..….. 86
LAMPIRAN………………………………………………………………… 88

DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1 JUMLAH KUNJUNGAN MUSEUM GEOLOGI
BANDUNG TAHUN 2016 – 21 JANUARI 2019…...….……..…… 2
2 DATA PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG…….…. 3
3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM
MENYEDIAKAN ATAU MENGGUNAKAN
INTERPRETASI PERSONAL…………………………………..… 19
4 REKAPITULASI PROFIL RESPONDEN MUSEUM
GEOLOGI BANDUNG………………….…………........................ 27
5 TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
ISAAC MICHAEL………………………….……………………… 28
6 BOBOT PENILAIAN SKALA LIKERT…………….………....….. 31
7 MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL………………………… 35
8 HASIL UJI VALIDITAS………….…………………………..…… 38
9 HASIL UJI RELIABILITAS………………………………………. 39
10 JADWAL PENELITIAN………………………………………..…. 40
11 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)
PADA INTERPRETASI PEMANDU……………………………... 41
12 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC
(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU………………………..……. 43
13 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS
(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………..…. 45

14 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT
PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………. 49
15 HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………..…. 50
16 PENENTUAN NILAI MAKSIMUM DAN NILAI
MINIMUM PADA GARIS KONTINUM………………….……… 51
17 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI GETTING ORGANIZED
(TERORGANISIR) PADA INTERPRETASI PEMANDU……..… 53
18 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI DEVELOP STRUCTURE
AND THEMATIC (TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………..…. 59
19 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS
(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………...… 65
20 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN
ALAT PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU……….... 74
21 HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI DRAMA (PERAN DAN
ALUR CERITA) PADA INTERPRETASI PEMANDU…….…… 77

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1 KERANGKA PEMIKIRAN…………………………………….…. 24
2 PERHITUNGAN SKALA RENTANG……………………………. 52
3 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG
MENGENAI DIMENSI GETTING ORGANIZED
(TERORGANISIR) PADA INTERPRETASI PEMANDU……….. 58
4 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC
(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA) PADA
INTERPRETASI PEMANDU…………………….……………….. 64
5 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS
(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
PADA INTERPRETASI PEMANDU……………….…………….. 73
6 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT
PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU………………… 76
7 RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU…………………………….. 79

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1 PEDOMAN WAWANCARA………………………………………. 88
2 KUESIONER.………………………………………………………. 89
3 HASIL UJI VALIDITAS…………………………………………… 92
4 HASIL TURNITIN
5 BIODATA PENULIS

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Museum merupakan tempat penyimpanan koleksi yang memiliki nilai
sejarah, artistik, dan nilai ilmiah dimana di dalamnya terdapat kenangan masa
lalu, maupun kebudayaan. Menurut The International Council of Museums dan
The Museum Association of UK, Museum merupakan lembaga atau institusi
permanen yang mengoleksi, mendokumentasikan, melestarikan, memamerkan
dan menafsirkan bukti material serta informasi mengenai manusia dan
lingkungannya yang terbuka untuk publik (Wulandari, 2014).
Adapun pernyataan dari Pastorelli (2003) yang mengungkapkan mengenai
fungsi dari Museum itu sendiri bahwa pada dasarnya peran utama dari
keberadaan Museum adalah untuk mengoleksi, melestarikan dan
mempresentasikan objek-objek.
Salah satu Museum yang terdapat di Kota Bandung yaitu Museum Geologi,
berlokasi di Jl. Diponegoro No. 57, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Museum
yang memiliki visi sebagai sumber geologi Indonesia ini, pertama kali
diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. Sebagai salah satu Museum yang cukup
dikenal oleh masyarakat luas, Museum ini memiliki jumlah kunjungan yang
cukup banyak setiap tahunnya.
Berdasarkan data pra-survei yang peneliti dapatkan, berikut rincian jumlah
kunjungan Museum Geologi Bandung dalam tiga tahun terakhir:

TABEL 1
JUMLAH KUNJUNGAN MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
TAHUN 2016 – 21 JANUARI 2019
NO. KATEGORI
JUMLAH PENGUNJUNG
TOTAL
PENGUNJUNG 2016 2017 2018 1 – 21
JANUARI
2019
1 Pelajar / Mahasiswa 565.729 436.493 455.975 27.536 1.485.733
2 Umum 68.552 47.583 36.743 4.786 157.664
3 Asing 3.358 3.131 3.278 79 9.846
4 Tamu Khusus 3.896 6.733 4.717 78 15.424
TOTAL 641.535 493.940 500.713 32.479 1.668.667
Sumber: Museum Geologi Bandung (2019)
Dijelaskan secara rinci mengenai jumlah kunjungan Museum Geologi
Bandung seperti pada tabel 1 bahwa dalam tiga tahun terakhir, pengunjung
Museum Geologi di dominasi oleh pelajar / mahasiswa dengan jumlah
1.485.733 orang. Adapun total pengunjung secara keseluruhan dari tahun 2016
sampai dengan 21 Januari 2019 sebanyak 1.668.667 orang.
Jumlah kunjungan tersebut dapat dikatakan jumlah yang cukup banyak,
dimana rata-rata kunjungan mencapai 30.000 sampai dengan 40.000 orang per
bulannya. Adapun hasil wawancara dengan salah satu pemandu di Museum
Geologi pada saat pelaksanaan pra-survei bahwa para pemandu memiliki
permasalahan dalam penanganan grup pada saat jumlah kunjungan yang banyak
secara bersamaan, dimana para pengunjung tersebut hanya di handle oleh
sepuluh orang pemandu dengan pembagian tugas atau jadwal yang diatur
sedemikian rupa. Berikut data para pemandu di Museum Geologi Bandung:

TABEL 2
DATA PEMANDU DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
NO. NAMA USIA PENDIDIKAN MASA
KERJA
1 Anita Kusumayati, S.I.Kom 33 tahun S1 Manajemen
Komunikasi 12 tahun
2 Asri Ratnasari, S.S 33 tahun S1 Sastra Inggris 12 tahun
3 Danang P. Hadiputro, S.I.
Kom 35 tahun
S1 Manajemen
Komunikasi 10 tahun
4 Eka Sulistiawati, S.A.P 38 tahun S1 Administrasi Publik 10 tahun
5 Erwan Setiawan, S.Pd. 35 tahun S1 Pendidikan Bahasa 8 tahun
6 Noer Isti Afrianti, S.S 32 tahun S1 Sastra Inggris 12 tahun
7 Resti Sari Irawati, S.A.B 33 tahun S1 Administrasi Bisnis 12 tahun
8 Rully Siti Rodiyah, A.Md. 33 tahun D3 Usaha Perjalanan
Wisata 12 tahun
9 Sarah Salviana, S.A.B 31 tahun S1 Administrasi Bisnis 10 tahun
10 Silvia Rizka Agustina,
S.Pd. 31 tahun
S1 Pendidikan Bahasa
Jerman 7 tahun
Sumber: Museum Geologi Bandung (2019)
Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa keseluruhan pemandu di
Museum Geologi memiliki jenjang pendidikan minimal D III, serta seluruhnya
sudah bekerja di Museum Geologi lebih dari tujuh tahun. Adapun Museum
Geologi menyediakan layanan pemanduan dalam dua bahasa asing yaitu bahasa
Inggris dan bahasa Jerman. Dalam hal ini, Pemandu di Museum Geologi
memiliki tugas untuk mengajak pengunjung berkeliling Museum, serta
memberikan informasi / pesan / pengetahuan secara lengkap dan akurat sesuai
dengan faktanya, baik mengenai informasi umum seperti letak toilet serta
regulasi yang berlaku, maupun koleksi benda peraga secara keseluruhan yang
terdapat di Museum Geologi.
Berdasarkan fakta mengenai tugas dan tanggung jawab pemandu di
Museum Geologi, hal tersebut tidak jauh berbeda dengan definisi pemandu
wisata menurut International Association of Tour Manangers and the European

Federation of Tourist Guide Associations yaitu, pemandu wisata merupakan
seseorang yang memandu pengunjung dalam bentuk grup maupun individual,
baik dari luar negeri maupun berasal dari wilayah sekitar monumen, situs dan
Museum. Dalam hal ini, pemandu bertugas untuk melakukan interpretasi
dengan cara yang menginspirasi dan menghibur, menggunakan bahasa yang
sesuai dengan pengunjung. (Pastorelli, 2003)
Adapun penjelasan mengenai interpretasi menurut Sam H. Ham, bahwa
interpretasi bukan hanya sekadar pemberian informasi, akan tetapi sebagai
mekanisme untuk menghasilkan dan memberikan makna untuk mengikat orang
dengan tempat atau situs yang mereka kunjungi sehingga menciptakan perasaan
dan empati mengenai tempat atau situs tersebut, bahkan mengenai hal yang
terjadi pada masa lalu. (Ward & Wilkinson, 2006)
Sedangkan menurut National Association for Interpretation, interpretasi
merupakan proses komunikasi yang menjalin hubungan emosional dan
intelektual antara ketertarikan peserta dengan makna yang melekat pada situs
yang bersangkutan. (Ward & Wilkinson, 2006)
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa interpretasi merupakan
sebuah proses komunikasi yang di dalamnya bukan hanya sebagai pemberian
informasi, namun juga mengandung makna yang dapat mempengaruhi peserta
secara emosional dan intelektual untuk menciptakan pikiran yang mendalam
mengenai suatu tempat atau situs yang bersangkutan.
Penjelasan lain yang melengkapi definisi dari interpretasi menurut Ward &
Wilkinson (2006), bentuk interpretasi dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu
interpretasi personal dan interpretasi non-personal. Interpretasi personal

melibatkan bentuk interaksi fisik antara interpreter / pemandu dengan
pengunjung, sedangkan interpretasi non-personal adalah sebuah komunikasi
dalam hal menyampaikan pesan tanpa interaksi fisik, misalnya seperti brosur,
papan petunjuk dan sebagainya.
Adapun Logan (2005: 49), mengungkapkan definisi dari interpretasi
personal, yakni:
Personal interpretation is delivered face to face. It is usually delivered by
staff, volunteers or concession operators. Staff in uniform are perceived
as a highly credible source of information, so personal interpretation can
be a powerful and effective medium to influence visitor perceptions and
behavior.
Menurut penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa interpretasi personal
disampaikan secara langsung atau bertatap muka. Biasanya dilakukan oleh staf,
sukarelawan atau pemegang lisensi / izin. Staf yang berseragam dianggap
sebagai sumber informasi yang sangat credible. Oleh sebab itu, interpretasi
personal dapat menjadi media yang kuat dan efektif dalam mempengaruhi
persepsi dan perilaku pengunjung.
Berdasarkan seluruh paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa interpretasi
personal merupakan penyampaian informasi maupun pengetahuan yang
bermakna secara langsung atau tatap muka antara interpreter / pemandu dan
pengunjung, dengan harapan informasi / pesan / pengetahuan yang disampaikan,
dapat diterima dengan baik serta berpengaruh terhadap perubahan perilaku dan
persepsi pengunjung terhadap situs atau tempat yang dikunjungi.
Hal ini disebutkan pula dalam penelitian terkait mengenai Standard Kualitas
Pemandu Museum dalam Penyampaian Informasi Kepada Pengunjung di
Museum Borobudur oleh Setiawan & Prabawa (2017) dimana dalam upaya

untuk mengetahui lebih dalam mengenai standar interpretasi / pemanduan yang
dilakukan oleh Museum Borobudur dengan pemikiran bahwa dengan
menggunakan cara interpretasi / pemanduan yang baik, dapat membantu
menyampaikan informasi serta isu dan pesan yang dapat diterima dengan baik
oleh pengunjung, dalam hal ini bermaksud untuk mengajak pengunjung
melestarikan cagar budaya yang ada.
Adapun Logan (2005) menyebutkan bahwa terdapat lima aspek yang perlu
diperhatikan dalam teknik interpretasi personal, yaitu getting organized
(terorganisir / teratur), develop structure and thematic (terstruktur dan bertema),
personal delivery skills (keterampilan dalam menyampaikan sesuatu), use props
(menggunakan alat peraga), dan drama (peran dan alur cerita).
Lima teknik tersebut merupakan dimensi yang dipakai dalam penelitian ini,
serta indikator yang diturunkan dari lima teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Getting organized: organizing an activity (mengorganisir kegiatan), dan
welcoming visitors (menyambut pengunjung).
2. Develop structure and thematic: introduce the topic using themes
(memperkenalkan topik dengan menggunakan tema), serta involve the
audience (melibatkan pengunjung).
3. Personal delivery skills: three communicating tools (tiga alat komunikasi),
managing large groups (mengatur grup besar), dan roving interpretation
(interpretasi kasual / santai).
4. Use props: use props (menggunakan alat peraga).
5. Drama: drama dan storytelling (peran dan alur cerita).

Secara keseluruhan, teknik interpretasi personal dinilai sangatlah penting
diketahui dan dilakukan oleh seluruh pemberi jasa interpretasi personal atau
pemandu dalam upaya mencapai tujuan-tujuan penting dalam sebuah
interpretasi, seperti informasi / pesan / pengetahuan yang tersampaikan dengan
baik kepada pengunjung, memberikan pengalaman yang berkesan, hingga
menarik pengunjung untuk berkunjung kembali ke tempat atau situs tersebut.
Seperti ungkapan Logan (2005) mengenai keuntungan dalam menggunakan
interpretasi personal, secara umum dijelaskan bahwa dengan menggunakan
interpreter / pemandu yang tepat, yaitu terlatih dan berlisensi, suatu kunjungan
dapat memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi wisatawan.
Berdasarkan seluruh paparan yang telah dijelaskan, penelitian ini disusun
dengan tujuan mengetahui teknik interpretasi yang digunakan oleh para
pemandu di Museum Geologi Bandung dalam menyampaikan informasi / pesan
/ pengetahuan kepada pengunjung sebagai tugas dan tanggung jawabnya,
khususnya performance dan teknik interpretasi yang digunakan oleh pemandu
dalam menangani kunjungan wisatawan dengan jumlah banyak. Peneliti tertarik
dan bermaksud untuk mengkaji lebih dalam mengenai teknik interpretasi
tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul “Teknik Interpretasi Pemandu di
Museum Geologi Bandung”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah “Bagaimana teknik interpretasi pemandu di Museum
Geologi Bandung?”
Adapun identifikasi permasalahan yang merupakan penurunan dari
rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni:
1. Bagaimana aspek getting organized pada interpretasi pemandu di Museum
Geologi Bandung?
2. Bagaimana aspek develop structure and thematic pada interpretasi pemandu
di Museum Geologi Bandung?
3. Bagaimana aspek personal delivery skills pada interpretasi pemandu di
Museum Geologi Bandung?
4. Bagaimana aspek use props pada interpretasi pemandu di Museum Geologi
Bandung?
5. Bagaimana aspek drama pada interpretasi pemandu di Museum Geologi
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan formal dan tujuan operasional.
1. Tujuan Formal
Secara formal, penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam menyelesaikan program Diploma IV, Program Studi
Manajemen Pengaturan Perjalanan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Tujuan Operasional
Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai
teknik interpretasi yang digunakan oleh pemandu di Museum Geologi
Bandung dalam menyampaikan informasi / pesan / pengetahuan kepada
pengunjung sebagai tugas dan tanggung jawabnya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dalam bidang
perjalanan wisata, khususnya teknik interpretasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Museum Geologi
serta pemandu, dalam rangka mempertahankan maupun meningkatkan
kemampuan interpretasi personal di Museum Geologi Bandung.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Museum
Museum merupakan salah satu daya tarik wisata yang hampir seluruh
bagian di dalamnya menyediakan hal-hal yang berbau edukasi /
pendidikan. Menurut Moore (2005), keberadaan Museum sebagai daya
tarik wisata selalu bersaing dengan daya tarik lainnya dalam hal menarik
minat pengunjung, baik dengan atraksi warisan maupun rekreasi. Dalam
hal ini, Museum dirasa harus meningkatkan inisiatif dengan cara membuat
reaksi yang lebih proaktif dalam menghadapi tantangan persaingan yang
terjadi di zaman sekarang ini. Setiap Museum harus benar-benar
memahami tujuan dari keberadaannya, serta apa yang perlu dicapai dari
keberadaan Museum dan bagaimana mewujudkan tujuan tersebut.
Menurut Goode (1895) dalam Moore (2005), Museum dapat didirikan
dan dipertahankan dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Organisasi yang stabil dan sarana pendukung yang memadai.
b. Sebuah rencana pasti, diciptakan dan dibangun berdasarkan peluang
serta kebutuhan komunitas atau masyarakat.
c. Bahan pendukung, menggunakan koleksi dan fasilitas yang baik.
d. Staff atau pekerja, dan kurator yang berkompeten.
e. Tempat / bangunan yang sesuai.

11
f. Peralatan dan aksesoris yang layak, bahan instalasi, dan mechanical
assistant.
Menurut Pastorelli (2003), pada dasarnya peran utama dari Museum
adalah untuk mengoleksi, melestarikan dan mempresentasikan objek-
objek. Suatu edukasi berkembang dari sebuah keinginan untuk
menyediakan informasi bagi publik mengenai koleksi yang ditampilkan di
Museum.
Pernyataan tersebut didukung pula oleh pernyataan dari Greenhill
(2007: 1) yang tidak terlalu berbeda mengenai peran utama dari
keberadaan sebuah Museum yakni, “the role of Museums is no longer
limited to the conservation of objects: they also have to share and
continuously reinterpret them”, yang berarti bahwa peran Museum tidak
lagi terbatas pada konservasi benda, melainkan juga harus
diinterpretasikan kembali.
2. Pemandu Wisata
Pemandu wisata merupakan salah satu komponen penting baik di
dalam sebuah perjalanan wisata, maupun di sebuah daya tarik wisata.
Pemandu wisata yang terdapat di suatu daya tarik wisata atau dapat disebut
site guide merupakan salah satu media perantara yang bertugas dalam
memberikan informasi / pesan / pengetahun mengenai suatu tempat atau
situs tertentu kepada wisatawan atau pengunjung yang datang ke daya tarik
tersebut.

12
Hal tersebut dinyatakan pula oleh Suyitno (2005) yang menjelaskan
bahwa pramuwisata atau pemandu wisata adalah seseorang yang memiliki
tugas untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan dengan menemani,
membimbing, dan memberikan informasi kepada wisatawan dalam suatu
kegiatan wisata.
Adapun penjelasan lain dari Guy Patching dalam Pastorelli (2003),
pemandu wisata adalah seseorang yang dapat memanfaatkan momen dan
kesempatan, mereka spontan, humoris serta memiliki wawasan dan
pengetahuan, sehingga melalui ini pula mereka membuat sebuah tour
mengenai wawasan yang dimilikinya. Seorang pemandu memiliki
pengetahuan yang mendalam, namun pengetahuan yang diberikan
disesuaikan dengan audience mereka.
Peran seorang pemandu wisata berdasarkan Pastorelli (2003), adalah
sebagai berikut:
a. Information provider (sumber / penyedia informasi).
b. Social facilitator (fasilitator sosial).
c. Cultural host (host budaya).
d. Motivator of appropriate conservation values (motivator dari nilai
konservasi yang tepat).
e. Interpreter of the natural and cultural environment (pemandu /
interpreter alam, maupun budaya).
f. People mover (pemandu / pembimbing pengunjung atau wisatawan).

13
Selain paparan mengenai peran pemandu wisata, berikut disebutkan
pula atribut yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pemandu wisata
menurut Pastorelli (2003), yakni:
a. Komunikasi, yaitu mendengarkan, negosiasi, solusi dari setiap
permasalahan, dan interpretasi.
b. Kepemimpinan dan penanganan grup.
c. Kreatif dan strategic thinking.
d. Penelitian, perencanaan, design, implementasi, dan evaluasi.
e. Penanganan kecelakaan dan darurat, yaitu first aid dan kemampuan
dalam menerapkan prosedur kesehatan dan keselamatan.
f. Navigasi.
g. Improvisasi dan fleksibel.
3. Interpretasi
Menurut Lovejoy & Welch (2009) interpretasi merupakan seni dan
ilmu yang menghubungkan pengunjung, seperti wisatawan, tamu, klien,
dengan situs atau tempat agar terlibat di dalamnya dan menjadi sebuah
pembelajaran, secara rinci interpretasi adalah sebagai berikut:
a. Proses komunikasi yang memiliki misi dalam melibatkan
pengunjung dan menciptakan hubungan yang memiliki makna
dengan situs atau tempat yang dikelola.
b. Layanan yang mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan minat
pengunjung untuk meningkatkan pengalaman pengunjung mulai
dari sebelum, selama, dan setelah kunjungan.

14
c. Strategi manajemen yang dapat digunakan untuk meningkatkan
apresiasi dan kepekaan pengunjung terhadap situs atau tempat
tersebut.
Adapun pernyataan lain, menurut Logan (2005) definisi dari
interpretasi adalah penjelasan mengenai nila-nilai alam, budaya dan
sejarah yang melekat di suatu tempat. Hal tersebut memungkinkan
pengunjung untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman mengenai
alasan konservasi dan melestarikan warisan yang ada.
Sedangkan menurut Nuriata (2011), interpretasi adalah komunikasi
interpersonal sebagai sebuah proses. Proses menyampaikan informasi dari
interpreter / pemandu kepada wisatawan. Informasi yang disampaikan
dapat berupa verbal, maupun non-verbal, melalui medium suara manusia
(human voice), melalui tulisan maupun yang lainnya.
Selain itu, pengertian lain dari interpretasi itu sendiri disampaikan
oleh Carter (2001), bahwa interpretasi adalah tentang membantu orang lain
menghargai sesuatu yang dianggap spesial. Interpretasi adalah mengenai
suatu tempat, dapat berupa bangunan, pedesaan, kebudayaan (perayaan
tradisional), kota, suatu benda maupun koleksi dari benda-benda, industri,
peristiwa atau kejadian bersejarah, serta sebuah aktifitas.
Logan (2005) menjelaskan mengenai tujuan interpreter / pemandu
melakukan interpretasi karena hal tersebut memenuhi tujuannya dalam
berbagi pengetahuan kepada orang lain, yakni:
a. Memperkaya pengalaman pengunjung, serta memberi informasi
kepada pengunjung mengenai bagaimana, apa alasannya dan

15
mengapa kita harus melestarikan dan melindungi tempat-tempat
tertentu untuk generasi saat ini dan masa depan.
b. Meningkatkan kesadaran, pengertian, dan dukungan untuk
konservasi.
c. Mempublikasikan issue atau pesan tertentu, serta menumbuhkan
perubahan perilaku pengunjung sesuai dengan keharusan, misalnya
dengan meminimalisir dampak buruk dari suatu kegiatan.
d. Mempromosikan hubungan positif dengan masyarakat, selain itu
untuk memberikan pemahaman mengenai program dan
memfasilitasi keinginan sukarelawan untuk terlibat atau ikut serta.
Adapun Logan (2005) menyebutkan keuntungan pengunjung yang
berpartisipasi dalam kegiatan interpretasi, yakni:
a. Memberikan kepuasan akan rasa ingin tahu terhadap pengetahuan.
b. Menambah pengalaman yang lebih dalam dan berkesan mengenai
suatu tempat.
c. Memberikan hiburan.
d. Memberikan wawasan dan makna penting akan suatu tempat.
e. Meningkatkan kesadaran sensorik.
f. Memberikan inspirasi.
g. Menjadikan familiar akan sesuatu yang asing.
h. Memberikan kesempatan untuk bertemu dan berbincang dengan
para ahli.
i. Mempertemukan pengunjung bertemu dengan orang yang memiliki
minat yang sama dengannya.

16
j. Menjadi suatu kegiatan positif untuk liburan, maupun suatu
perjalanan sekolah.
k. Membuat pengunjung ingin kembali lagi ke situs tersebut.
Secara umum, interpretasi dibagi menjadi dua tipe, yaitu interpretasi
personal dan interpretasi non-personal. Hal tersebut dinyatakan oleh Beck
Larry (1998) yang berpendapat bahwa, interpretasi dapat dilakukan dalam
banyak bentuk. Interpretasi personal mengacu kepada program yang
disediakan dalam bentuk perbincangan, demonstrasi, pertunjukan boneka,
sejarah hidup, storytelling, wisata alam, dan wisata lainnya. Hal tersebut
dapat dilakukan di auditorium, arena terbuka, sepanjang jalan setapak, atau
mengikuti rute di dalam bangunan bersejarah. Sedangkan interpretasi non-
personal mencakup segala hal mulai dari siaran radio Traveler Inform on
Station (TIS) saat pengunjung memasuki park area, hingga signs dan
pameran, serta jalur self-guided dan komputer interaktif.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang juga menyebutkan
demikian beserta dengan penjelasannya menurut Ward & Wilkinson
(2006: 4),
Interpretation is divided into two basic types: personal and non-
personal. Personal interpretation involves some type of physical
interaction between the interpreter (communicator of the message)
and the visitor (receiver of the message). Non-personal services are
nonlinear. The visitor controls the order of information received.
Personal interpretive services are linear, with the interpreter
controlling the order of information.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa interpretasi dibagi
menjadi dua tipe dasar, yaitu personal dan non-personal. Interpretasi
personal melibatkan interaksi fisik antara interpreter / pemandu dengan

17
wisatawan. Sedangkan interpretasi non-personal memberikan kebebasan
bagi wisatawan untuk mengontrol informasi yang ingin mereka dapatkan.
Sam H. Ham (1992) menjelaskan pula teknik atau model interpretasi
yang umum digunakan, baik untuk interpretasi personal, maupun
interpretasi non-personal disebut model EROT, yang merupakan
singkatan dari Enjoyable, Relevant, Organized, and Thematic (Wearing et
al, 2008). Di dalam bukunya dijabarkan pula secara rinci berkaitan dengan
enjoyable, suatu interpretasi harus menyenangkan sehingga orang
termotivasi dan tertarik untuk terlibat di dalam interpretasi tersebut.
Diikuti dengan relevant, dimana suatu interpretasi harus relevan atau
berkaitan antara cerita dengan konsep dan situsnya. Yang ketiga yaitu
organized, suatu interpretasi yang baik adalah yang beraturan atau
sistematis. dalam hal ini, sebuah interpretasi harus memiliki struktur yang
jelas untuk memandu pengunjung di dalam sebuah program. Dan yang
terakhir adalah bertema, serta memberikan pesan yang akan membuat
pengunjung selalu ingat, bahkan setelah berakhirnya kunjungan mereka.
Pada dasarnya, tujuan suatu interpretasi dalam menyampaikan
informasi / pesan / pengetahuan, dan memberikan kesan terbaik kepada
pengunjung dapat berhasil dengan adanya kualitas interpretasi yang baik.
Kualitas interpretasi yang baik perlu direalisasikan baik di dalam
interpretasi personal, maupun interpretasi non-personal. Hal ini didukung
pula oleh pernyataan dari Wearing et al (2006) yang mengatakan bahwa
kualitas suatu interpretasi dapat meningkatkan kepuasan wisatawan, dan

18
melalui interpretasi pula dapat berkontribusi pada kelangsungan komersial
suatu tourist operations. (Wearing et al, 2008)
5. Interpretasi Personal
Interpretasi personal merupakan interpretasi yang dilakukan melalui
komunikasi secara langsung atau tatap muka antara pemberi informasi /
pesan / pengetahuan atau biasa disebut dengan interpreter / pemandu,
dengan penerima informasi yang biasanya berlaku sebagai pengunjung
maupun wisatawan. Berikut pernyataan menurut Logan (2005: 49),
Personal interpretation is delivered face to face. It is usually
delivered by staff, volunteers or concession operators. Staff in
uniform are perceived as a highly credible source of information, so
personal interpretation can be a powerful and effective medium to
influence visitor perceptions and behavior.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa interpretasi
personal disampaikan secara langsung atau bertatap muka. Biasanya
dilakukan oleh staf, sukarelawan atau pemegang lisensi / izin. Staf yang
berseragam dianggap sebagai sumber informasi yang sangat credible.
Oleh sebab itu, interpretasi personal dapat menjadi media yang kuat dan
efektif dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku pengunjung.
Adapun pengertian dari interpretasi personal berdasarkan pendapat
dari Ward & Wilkinson (2006), interpretasi personal melibatkan kontak
secara langsung antara interpreter / pemandu dengan pengunjung. Secara
umum, interpretasi personal memungkinkan interpreter / pemandu untuk
mengontrol dan mengatur urutan informasi yang akan disajikan. Dengan
menyediakan layanan interpretasi personal, sebuah perusahaan / lembaga

19
tersebut memiliki banyak keuntungan, seperti memiliki kendali atas pesan
yang akan diterima oleh pengunjung. Selain itu pula memiliki kesempatan
untuk berinteraksi dengan pengunjung dan menjawab pertanyaan atau
menjernihkan kesalahpahaman. Pada umumnya, pengunjung menyukai
ketersediaan atau keberadaan seseorang. Pada zaman kemajuan teknologi
seperti sekarang ini, pengalaman akan personal services dirasa sangat
bermanfaat dan memuaskan. Kontak langsung dengan pengunjung pun
memberikan kontribusi bagi manajemen yang akan lebih memahami
masalah dan kekhawatiran yang dimiliki oleh pengunjung.
Berikut keuntungan dan kerugian dalam menyediakan atau
menggunakan interpretasi personal:
TABEL 3
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM MENYEDIAKAN
ATAU MENGGUNAKAN INTERPRETASI PERSONAL
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Personal: Selain pengunjung dapat
mengajukan pertanyaan,
penyampaian informasi dapat
disampaikan dengan lebih fleksibel
dan presentasi dapat dibuat sesuai
dengan kebutuhan audience.
May be Costly: Selain pengeluaran
untuk set up program bagi
beberapa pengunjung, Pelatihan
serta support yang telah diberikan
dapat hilang karena program
pergantian staf dan sukarelawan.
Credible: Pengetahuan diasumsikan
sebagai mengetahui fakta. Dalam hal
ini, pengunjung dapat mengetahui
fakta dengan jelas dan meminimalisir
kesalahpahaman suatu informasi.
Well developed skills are required:
Keterampilan yang baik, pada
umumnya membutuhkan waktu
dan upaya serta pelatihan untuk
berkembang.
Meaningful: Suatu presentasi yang
baik dapat memberikan pengalaman
yang sangat mengesankan bagi
pengunjung.
Formal: Untuk menghadiri jadwal
program, membutuhkan komitmen
dalam menyiapkan waktu luang
yang umumnya tidak disukai oleh
pengunjung.

20
TABEL 3
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM MENYEDIAKAN
ATAU MENGGUNAKAN INTERPRETASI PERSONAL
(LANJUTAN)
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Effective: Mempengaruhi perubahan
perilaku. Salah satunya adalah
dengan memberikan dampak yang
minimal dan menyampaikan
peraturan yang berlaku di tempat
tersebut.
Profile is less visible: Hal ini
memungkinkan mengurangi
ketertarikan bagi calon sponsor,
kecuali anda mempromosikannya
dengan baik.
Efficient: Staf dapat dilatih untuk
memberikan interpretasi secara
langsung di waktu yang sama saat
mereka melakukan tracking, hiking,
maupun pekerjaan lainnya. Pemegang
lisensi dapat memberikan interpretasi
sebagai bagian dari kegiatan mereka.
Seasonal / time limited:
Membutuhkan audience dan
mungkin hanya layak disediakan
pada saat peak seasons atau ketika
cuacanya cocok.
Flexible: Program dapat dilakukan
hanya untuk satu tujuan atau hanya
pada saat peak seasons. Waktunya
dapat berubah-ubah.
Can provide access to places:
Berkunjung dengan menggunakan
pemandu dapat membuat tempat yang
inaccessible menjadi accessible dan
mendapat wawasan.
Opportunity for involvement: Jika
disediakan pelatihan dan support
yang baik, ini merupakan cara yang
tepat untuk melibatkan masyarakat
setempat dan meningkatkan
sukarelawan yang berpengetahuan
luas.
Sumber: Logan (2005)
Dalam hal kegiatan interpretasi personal, dibutuhkan pula training
atau pelatihan khusus dengan tujuan interpreter / pemandu dapat berbicara
di dalam grup baik indoor maupun outdoor tanpa berteriak, membuat

21
struktur dan mengatur waktu dalam kegiatan interpretasi dan tour,
berurusan dengan orang – orang yang obstruktif dan berbagai macam
pertanyaan, serta mengakomodasi seluruh pengunjung, maupun bagi
orang dengan disabilitas, dan wisatawan yang berbahasa asing. (Carter,
2001)
Berdasarkan hal tersebut, pelatihan dalam penggunaan teknik
interpretasi personal pun dibutuhkan bagi kelangsungan dan kelancaran
interpretasi personal yang baik, efektif, dan efisien. Logan (2005)
menyebutkan terdapat lima aspek di dalam teknik interpretasi personal
yaitu, getting organized (terorganisir / teratur), develop structure and
thematic (mengembangkan struktur dan menggunakan tema), personal
delivery skills (keterampilan khusus dalam menyampaikan sesuatu), use
props (menggunakan alat peraga), dan drama (peran dan alur cerita).
Berdasarkan lima aspek teknik interpretasi personal di atas, dimana
hal tersebut merupakan dimensi penelitian, adapun indikator dari setiap
dimensi tersebut yang juga diambil berdasarkan beberapa pernyataan dari
Ward & Wilkinson (2012), yakni:
a. Getting organized: organizing an activity, and welcoming visitors.
Dimana dalam dimensi ini, interpreter / pemandu membuat
persiapan untuk melakukan interpretasi personal kepada
pengunjung seperti mengenal dan memahami dengan baik mengenai
tempat atau situs yang akan dijadikan bahan interpretasi, baik
informasi umum maupun informasi yang lebih spesifik dan rinci.
Kemudian diperlukan pula praktek atau latihan bagi interpreter /

22
pemandu, hingga menyiapkan kebutuhan yang mungkin akan
diperlukan selama pelaksanaan kegiatan interpretasi. Dalam hal ini,
selain dibutuhkan persiapan untuk kegiatan interpretasi personal,
pada saat kegiatan pun harus dipastikan bahwa interpreter /
pemandu menyambut pengunjung dengan baik untuk menciptakan
kesan pertama yang menyenangkan.
b. Develop structure and thematic: introduce the topic using themes,
then involve the audience.
Dalam hal ini, interpreter / pemandu diharapkan untuk memberikan
informasi / pesan / pengetahuan dalam bentuk interpretasi personal
yang terstruktur dan sistematis atau berurutan, serta menggunakan
tema dan melibatkan pengunjung dengan tujuan kemudahan
mengingat dan mendapat perhatian lebih dari pengunjung. Hal ini
didukung pula oleh pernyataan dari Ward & Wilkinson (2012: 191),
“People forget facts, but they remember a good theme and the
supporting subthemes.”
c. Personal delivery skills: three communicating tools, managing large
groups, and roving interpretation.
Setiap interpreter / pemandu diharapkan memiliki kepribadian serta
keterampilan yang baik dalam menyampaikan interpretasi. Hal
utama yang perlu diperhatikan dalam keterampilan tersebut adalah
keterampilan komunikasi yaitu, penampilan dan bahasa tubuh,
bahasa komunikasi, serta kualitas suara dan kemampuan presentasi
yang baik. Adapun kemampuan untuk menangani grup dalam

23
jumlah yang besar. Selain itu, pada keadaan tertentu interpreter /
pemandu diharapkan dapat menyesuaikan pembicaraan ke topik
yang lebih santai dan tidak selalu terpaku dengan bahan interpretasi
yang formal untuk meminimalisir kejenuhan pengunjung.
d. Use props: use props.
Dalam hal penggunaan alat peraga, terdapat beberapa aspek atau
komponen yang dapat dilakukan dan digunakan, yaitu aspek visual
dapat berupa dua atau tiga dimensi, ilustrasi, objek / barang,
referensi, audio, serta aspek yang menggunakan indera penciuman,
perasa, dan peraba. Penggunaan alat peraga ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan ketertarikan, memudahkan pemahaman,
dan mengurangi kejenuhan pengunjung.
e. Drama: roles and storylines.
Dalam dimensi ini, interpretasi tidak hanya selalu memberikan
informasi dan fakta, namun diperlukan pula teknik drama di
dalamnya. Drama yang dimaksud adalah selain dapat dilakukan
dengan membuat suatu peran dan kostum sebagai bentuk
keterlibatan di dalam suatu cerita yang sedang diinterpretasikan,
adapun dengan memberikan jalan atau alur cerita yang bertema,
serta terstruktur dimana memiliki bagian pembuka, pertengahan
serta akhir, dan membuat kesimpulan / konklusi dari jalan cerita
tersebut mengenai tempat atau situs yang dijadikan sumber atau
bahan interpretasi.

24
B. Kerangka Pemikiran
GAMBAR 1
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Logan (2005)
Interpretasi
Interpretasi Personal
Getting Organized (Terorganisir)
Develop Structure
and Thematic
(Terstruktur dan Bertema)
Personal Delivery Skills
(Keterampilan Menyampaikan Pesan)
Use Props
(Menggunakan Alat Peraga)
Drama
(Peran dan Alur Cerita)

25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Irawan (2002), “penelitian deskriptif
bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya,
sehingga memberi gambaran yang jelas tentang situasi – situasi di lapangan
apa adanya” (Widodo, 2017: 67). Sedangkan pendekatan kuantitatif memiliki
tujuan untuk melihat hubungan antar variabel. Dalam hal ini, penggunaan
pendekatan penelitian bertujuan untuk membantu peneliti dalam mengevaluasi
sejauh mana data yang dihasilkan melalui metode tertentu valid dan
merefleksikan realitas yang ada. (Poerwandari, 2001)
Adapun pendekatan kuantitatif digunakan pada penelitian ini karena dapat
memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap fakta yang terjadi, serta
kuantitatif bekerja dengan menggunakan sampel tertentu untuk memecahkan
persoalan, sehingga dapat dikatakan lebih efisien.
“Dalam pendekatan kuantitatif peneliti melakukan suatu rangkaian
penelitian yang berawal dari sejumlah teori, dan kemudian dideduksikan
menjadi suatu hipotesa dan asumsi-asumsi suatu kerangka pemikiran yang
terjabarkan dalam sebuah model analisis, yang terdiri dari variabel – variabel
yang akan mengarah kepada operasionalisasi konsep” (Widodo, 2017: 68).
Adapun pendekatan kuantitatif sering disebut sebagai paradigma positivistik.
(Denzin & Lincols, 2003)

26
B. Objek Penelitian
Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik interpretasi
pemandu di Museum Geologi Bandung. Dalam hal ini, teknik atau cara-cara
dalam melakukan kegiatan interpretasi oleh pemandu merupakan bahan yang
akan diteliti. Menurut Arikunto (2005: 29), “objek penelitian adalah variabel
penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian”.
Adapun “Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk
variabel penelitian.” (Arikunto, 2005: 116). Dalam penelitian ini, subjek yang
digunakan adalah pengunjung yang datang ke Museum Geologi Bandung yang
menggunakan jasa pemanduan. Adapun pengunjung digunakan sebagai subjek
karena pengunjung merupakan orang – orang yang dapat melihat fakta yang
terjadi dan menilai teknik interpretasi pemandu / interpreter sebagai objek
penelitian.
Berikut merupakan rekapitulasi profil pengunjung dari hasil penyebaran
kuesioner yang dilakukan oleh peneliti pada Bulan April 2019, dimana profil
pengunjung ini merupakan responden dalam penelitian ini:

27
TABEL 4
REKAPITULASI PROFIL RESPONDEN
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
(n = 352)
NO. ASPEK DESKRIPSI
1 Jenis Kelamin 60% perempuan
2 Rentang Usia Remaja < 17 tahun dengan
persentase 69%
3 Tempat Tinggal Dari luar Bandung sebanyak
90%
4 Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir
SMA dengan persentase 73%
5 Jenis Pekerjaan Pelajar / mahasiswa 97%
6 Jenis
Rombongan
Rombongan dari sekolah /
kampus sebanyak 89%
7 Tujuan
Kunjungan
Dengan tujuan untuk belajar /
tugas sebanyak 89%
8 Jumlah Dalam
Rombongan
Rombongan berjumlah >30
orang sebanyak 67%
9 Frekuensi
Kunjungan
Frekuensi kunjungan sebanyak
satu kali dengan jumlah 88%
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015: 80), “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan
adalah pengunjung atau wisatawan yang datang ke Museum Geologi pada
Bulan April 2019.

28
2. Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Sekaran (2003), “sampel merupakan subkelompok atau
sebagian dari populasi” (Widodo, 2017: 69). Dalam hal ini, teknik
pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah pengambilan
sampel insidental (incidental sampling), dimana menurut Widodo (2017)
incidental sampling adalah penentuan sampel yang didasarkan pada faktor
kebetulan yang dijumpai oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung.
Dalam menentukan jumlah sampel, penelitian ini menggunakan tabel
Isaac & Michael, dan menentukan jumlah populasi dengan perkiraan dari
kunjungan per bulannya di Tahun 2018, dengan perhitungan sebagai
berikut:
Jumlah kunjungan selama Tahun 2018 = 500.713 orang.
500.713 orang
12 bulan= 41.726 orang per bulan
TABEL 5
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL ISAAC & MICHAEL
N S
1% 5% 10%
40.000 563 345 269
Berdasarkan jumlah kunjungan Museum Geologi Tahun 2018 seperti
pada tabel 1, diperkirakan terdapat 41.726 pengunjung, dan di bulatkan
menjadi 40.000 pengunjung dalam satu bulan. Dengan tingkat error
margin 5%, berdasarkan tabel 4, maka jumlah sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 345 pengunjung. Adapun
berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner yang dilakukan pada Bulan
April 2019, peneliti mendapatkan responden sebanyak 352 orang, dimana

29
data dari hasil kuesioner tersebut seluruhnya akan dipakai di dalam
penelitian ini.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Pada umumnya, terdapat dua metode
pengumpulan data yang umum digunakan dalam penelitian, yaitu studi
lapangan dan studi pustaka. (Widodo, 2017)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yakni:
a. Survei
Metode survei digunakan untuk mengkaji populasi yang besar
maupun kecil dengan melakukan seleksi dan mengkaji sampel yang
dipilih dari populasi untuk menemukan indensi, distribusi, dan
interelasi relatif dari variabel–variabel sosiologis dan psikologis
(Widodo, 2017).
Dalam hal ini, peneliti melakukan survei dengan mengambil data
menggunakan kuesioner dalam bentuk hard copy serta
membagikannya kepada pengunjung yang menggunakan jasa
interpretasi personal untuk menilai performance dan teknik
interpretasi yang digunakan oleh pemandu / interpreter di Museum
Geologi Bandung. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner
digunakan karena responden adalah salah satu orang yang

30
mengetahui kondisi aktual atau yang sebenarnya, berdasarkan
persepsi sendiri. (Widodo, 2017)
b. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab untuk memperoleh
informasi atau data (Widodo, 2017). Menurut Yin (2012),
wawancara dapat dilakukan dengan cara open-ended, dalam hal ini
peneliti bertanya kepada responden kunci mengenai fakta suatu
peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa tersebut. Kemudian
dengan cara terfokus, dimana responden diwawancarai dalam waktu
yang relatif singkat, serta dengan cara terstruktur yang menggunakan
pertanyaan yang telah disiapkan. (Widodo, 2017)
Peneliti akan melakukan wawancara kepada pemandu /
interpreter itu sendiri mengenai perencanaan dan persiapan yang
dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan interpretasi bagi
pengunjung atau wisatawan.
c. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan mempelajari, mendalami,
dan mengutip teori serta konsep dari sejumlah literatur baik berupa
buku, jurnal, majalah, surat kabar maupun karya tulis lainnya yang
relevan dengan topik, fokus, atau variabel penelitian. (Widodo,
2017)
Dalam hal ini, peneliti menggunakan studi pustaka dalam
mengumpulkan, dan mempelajari data yang teoritis, serta
menjadikan referensi yang sesuai dengan kepentingan demi

31
kelengkapan penelitian ini. Selain itu, referensi yang sesuai dan
berkaitan, dapat dijadikan dasar / acuan dalam memperoleh dan
mengolah data, hingga tahap pengambilan kesimpulan.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan pertanyaan atau daftar pertanyaan yang
dibuat berdasarkan indikator–indikator dari variabel penelitian yang
diberikan kepada responden. (Widodo, 2017)
Dalam hal ini, isi dari kuesioner yang akan dibagikan kepada
pengunjung adalah pernyataan dengan kalimat yang mudah
dimengerti oleh orang awam, dengan maksud dan tujuan untuk
mendapat hasil berupa fakta dari penggunaan teknik interpretasi yang
digunakan oleh pemandu / interpreter yang bertugas.
Kuesioner yang dibagikan kepada pengunjung, akan dibuat dalam
bentuk yaitu hard copy, dimana isi dari kuesioner tersebut berupa
pernyataan dengan pilihan jawaban tertutup menggunakan skala
Likert 1-5.
TABEL 6
BOBOT PENILAIAN SKALA LIKERT
NILAI ARTI
5 Sangat Puas / Sangat Baik / Sangat
Setuju / Sangat Penting
4 Puas / Baik / Setuju / Penting
3 Cukup Puas / Cukup Baik / Cukup
Setuju / Cukup Penting
2 Kurang Puas / Tidak Baik / Tidak Setuju
/ Tidak Penting
1 Sangat Tidak Puas / Sangat Tidak Baik /
Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak
Penting
Sumber: Sugiyono (2009: 117)

32
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan pengumpulan data berupa daftar
pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah yang
diteliti. (Cahyono, 1996)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara
sebagai salah satu alat pengumpul data dalam mencari informasi / data
dari pemandu / interpreter mengenai beberapa indikator dari teknik
interpretasi yang digunakan dan dilakukan dalam kegiatan interpretasi
personal.
E. Definisi Operasional Variabel
Menurut Kerlinger (2006), definisi operasional merupakan spesifikasi
kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. D imana spesifikasi tersebut
menunjuk pada dimensi – dimensi dan indikator – indikator dari variabel
penelitian yang diperoleh melalui studi pustaka sebagai parameter untuk
mengukur variabel. (Widodo, 2017)
Dalam penelitian ini, terdapat variabel dan beberapa dimensi yang terkait
adalah sebagai berikut:
1. Teknik Interpretasi Personal
Variabel teknik interpretasi personal dalam penelitian ini merupakan
fokus dari interpretasi secara umum, dimana interpretasi personal ini
merupakan interpretasi yang dilakukan oleh pemandu / interpreter di
Museum Geologi Bandung. Teknik interpretasi personal yang akan diteliti
dari pemandu / interpreter dalam penelitian ini menggunakan 5 dimensi,

33
yaitu getting organized, develop structure and thematic, personal delivery
skills, use props, serta drama.
Penilaian dari dimensi tersebut akan diambil dari wisatawan atau
pengunjung yang menggunakan jasa interpreter, melalui kuesioner berisi
pertanyaan terkait yang akan dibagikan.
2. Getting Organized
Dimensi ini mengacu dan terfokus kepada perencanaan dan persiapan
pemandu / interpreter dalam melakukan kegiatan interpretasi personal,
serta teknik atau tahap awal yang dilakukan dalam sebuah kegiatan
pemanduan atau interpretasi, seperti menyambut pengunjung, perkenalan
diri, serta pendekatan diri dengan pengunjung yang akan dibawa dan
dilayani selama tour di Museum Geologi Bandung.
3. Develop Structure and Thematic
Dalam hal ini, penelitian difokuskan kepada teknik kegiatan
interpretasi bagi pengunjung atau wisatawan, seperti alur interpretasi yang
digunakan, serta penggunaan tema dan keterlibatan pengunjung dalam
kegiatan interpretasi yang dilaksanakan.
4. Personal Delivery Skills
Personal delivery skills merupakan bagian yang terfokus kepada
keterampilan komunikasi yang dilakukan pada saat kegiatan interpretasi
berlangsung. Hal ini mencakup penggunaan bahasa, kualitas suara, bahasa
tubuh, hingga keterampilan untuk melakukan pembicaraan bahkan diluar
materi interpretasi sebagai bentuk kegiatan interpretasi yang santai dan
tidak kaku.

34
5. Use Props
Dalam sebuah interpretasi, ada teknik khusus yang dapat dilakukan
setiap pemandu / interpreter dalam merealisasikan tujuannya memberikan
informasi / pesan / pengetahuan yang diharapkan dapat diingat oleh setiap
pendengarnya, yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal tersebut dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk aspek, yaitu aspek visual, ilustrasi, objek
/ barang, referensi, audio, serta alat peraga yang melibatkan indera
penciuman, perasa, dan peraba.
6. Drama
Penggunaan drama dalam hal ini adalah dengan membuat suatu
peran dan memberikan jalan cerita yang terstruktur, serta menciptakan
konklusi atau kesimpulan dari cerita atau materi interpretasi tersebut.
Selain itu, pemandu / interpreter pun dapat menggunakan kostum khusus
yang berkaitan dengan jalan cerita tersebut sebagai sarana pendukung.

35
F. Matriks Operasional Variabel
TABEL 7
MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL
Sumber: Logan (2005), Ward & Wilkinson (2012)
KONSEP VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO.
KUESIONER
Personal
interpretation
is delivered
face to face. It
is usually
delivered by
staff,
volunteers or
concession
operators.
Staff in
uniform are
perceived as a
highly credible
source of
information,
so personal
interpretation
can be a
powerful and
effective
medium to
influence
visitor
perceptions
and behavior
(Logan
2005:49)
Teknik
Interpretasi
Personal
Getting
Organized
Organizing an
activity
Pedoman
Wawancara dan
Kuesioner
Q1
Welcoming
visitors
Kuesioner
Q2, Q3,
Q4
Develop
Structure
and
Thematic
Introduce the
topic using
themes
Q5, Q6, Q7
Involve the
audience Q8, Q9
Personal
Delivery
Skills
Three
communicating
tools
Q10, Q11,
Q12, Q13,
Q14, Q15,
Q16
Managing
large groups
Q17, Q18,
Q19
Roving
interpretation Q20
Use Props Use props Q21, Q22
Drama Drama &
Story telling Q6, Q23, Q24

36
G. Analisis Data
1. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Statistik Deskriptif, dimana teknik analisis ini digunakan untuk
menggambarkan kondisi variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk
skor minimum, skor maksimum, jangkauan, mean, median, modus,
standar deviasi dan variannya, serta dilengkapi dengan tabel distribusi
frekuensi berikut histogramnya. (Widodo, 2017)
2. Alat Analisis Data
Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk melakukan
pengolahan data adalah dengan menggunakan software SPSS Statistics 23.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan-kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
variabel (Sujarweni, 2015). Apabila instrumen yang digunakan dalam
penelitian tersebut dapat mengukur hasilnya, maka instrumen tersebut
dinyatakan valid.
Menurut Arikunto (2006), rumus korelasi Pearson Product
Moment merupakan rumus yang dapat digunakan untuk menguji
validitas suatu instrumen, adalah sebagai berikut:

37
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√[𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2][𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi item – total (bivariate pearson)
X = Skor total X
Y = Skor total Y
n = Jumlah sampel yang diteliti
Kriteria uji validitas butir pertanyaan pada kuesioner untuk setiap
variabel adalah jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid.
Sedangkan, jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut
dinyatakan tidak valid.
Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan
software SPSS Statistics 23. Adapun jumlah responden yang
digunakan untuk uji validitas pada penelitian ini sebanyak 30 orang.
Sehingga dengan taraf signifikan 5%, diperoleh r tabel sebesar 0,361.
Apabila nilai r hitung lebih besar dari 0.361, maka pernyataan tersebut
dinyatakan valid. Berikut tabel hasil uji validitas:

38
TABEL 8
HASIL UJI VALIDITAS
(n = 30)
ITEM TINGKAT KESETUJUAN
R HITUNG KETERANGAN
1 0,506 Valid
2 0,503 Valid
3 0,436 Valid
4 0,506 Valid
5 0,718 Valid
6 0,722 Valid
7 0,380 Valid
8 0,558 Valid
9 0,723 Valid
10 0,400 Valid
11 0,383 Valid
12 0,396 Valid
13 0,559 Valid
14 0,365 Valid
15 0,471 Valid
16 0,540 Valid
17 0,614 Valid
18 0,625 Valid
19 0,664 Valid
20 0,374 Valid
21 0,467 Valid
22 0,516 Valid
23 0,450 Valid
24 0,391 Valid
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa hasil uji validitas dari 24
butir pernyataan pada kuesioner, seluruhnya dinyatakan valid karena
seluruh r hitung lebih besar dari pada r tabel dengan nilai 0,361.

39
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-
kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan
disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Sujarweni, 2015).
Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji
reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha seperti di bawah ini:
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1] − [
∑ 𝜎𝑏2
𝜎12 ]
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian skor tiap pertanyaan
𝜎12 = Varian total
Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas
minimal 0,60. Berdasarkan hal tersebut, jika nilai Alpha suatu
instrumen ≥ 0,60 maka dinyatakan reliabel. Sedangkan jika nilai
Alpha suatu instrumen < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.
(Sugiyono 2014: 257)
TABEL 9
HASIL UJI RELIABILITAS
(n = 30)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Cronbach's
Alpha N of Items
.738 25

40
Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas dari
kuesioner dinyatakan reliabel, karena r hitung lebih besar dari pada r
tabel, dimana nilai r hitung adalah 0,738 dan r tabel adalah 0,60.
H. Jadwal Penelitian
TABEL 10
JADWAL PENELITIAN
NO. PENELITIAN TAHUN 2019
FEB MAR APR MEI JUN JUL
1 Pengajuan TOR Usulan Penelitian
2 Penyusunan Usulan Penelitian
3 Seminar Usulan Penelitian
4 Penelitian / Observasi Lapangan
5 Penyusunan Proyek Akhir
6 Sidang Proyek Akhir
Sumber: Peneliti (2019)

80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Getting Organized
(Terorganisir)
TABEL 11
HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI
GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 11, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden
mengenai dimensi getting organized (terorganisir) pada interpretasi
pemandu di Museum Geologi, diketahui bahwa nilai rata-rata skor
terendah adalah 4,22 yang terdapat pada indikator welcoming visitors
(menyambut pengunjung), dalam hal perkenalan diri pemandu dengan
NO. ASPEK
STS TS C S SS
MEAN 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)
1
Pemandu
menyambut
pengunjung
tepat waktu
0 0 0 2 4 1 14 42 4 219 876 62 117 585 33 4,28
2
Pemandu
memberikan
sambutan yang
baik
0 0 0 7 14 2 14 42 4 215 860 61 116 580 33 4,25
3
Pemandu
mengucapkan
salam pada awal
pemanduan
dengan baik
0 0 0 12 24 3 13 39 4 208 832 59 119 595 34 4,23
4
Pemandu
memperkenalkan
diri dengan baik
dan jelas
2 2 1 7 14 2 14 42 4 217 868 62 112 560 32 4,22

42
baik dan jelas. Adapun nilai rata-rata skor tertinggi adalah 4,28 pada
indikator organizing an activity (mengorganisir kegiatan), dalam hal
penyambutan pengunjung dengan tepat waktu.
Pada indikator pertama yaitu organizing an activity (mengorganisir
kegiatan) dalam hal menyambut pengunjung tepat waktu memiliki nilai
rata-rata tertinggi yaitu 4,28, dimana 62% responden menilai setuju, dan
hanya 1% responden yang menilai tidak setuju. Adapun pada indikator
kedua yaitu welcoming visitors (menyambut pengujung) dalam aspek
pemandu menyambut pengunjung dengan baik memiliki nilai rata-rata
4,25, dimana 61% menilai setuju, dan 2% menilai tidak setuju. Selain itu,
pada aspek pengucapan salam pada awal pemanduan dengan baik
memiliki nilai rata-rata 4,23, dimana 59% mengatakan setuju, dan 3%
mengatakan tidak setuju. Serta pada aspek terakhir dalam indikator ini
yaitu perkenalan diri pemandu dengan baik dan jelas memiliki nilai rata-
rata 4,22 yang merupakan nilai terendah dalam indikator ini, dimana 62%
responden mengatakan setuju, dan 1% responden mengatakan sangat tidak
setuju.

43
2. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Develop Structure and Thematic
(Terstruktur dan Bertema)
TABEL 12
HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI
DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC (TERSTRUKTUR DAN
BERTEMA) PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
NO. ASPEK
STS TS C S SS
MEAN 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC (TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)
1
Topik
pemanduan
yang diberikan
oleh pemandu
menarik
20 20 6 32 64 9 20 60 6 158 632 45 122 610 35 3,94
2
Informasi yang
diberikan oleh
pemandu
terstruktur
dengan baik
(memiliki
awal,
pertengahan,
dan akhir)
0 0 0 13 26 4 21 63 6 184 736 52 134 670 38 4,25
3
Pemandu
mengajak
berkeliling
Museum
dengan alur /
arah jalan yang
beraturan
1 1 0 4 8 1 7 21 2 187 748 53 153 765 43 4,38
4
Pemandu
memberikan
perumpamaan
yang mudah di
mengerti
selama
pemanduan
0 0 0 16 32 5 16 48 5 184 736 52 136 680 39 4,25
5
Pemandu
memberikan
pesan ajakan /
mengajak
melakukan
suatu hal demi
kebaikan
dengan cara
yang menarik
3 3 1 8 16 2 15 45 4 194 776 55 132 660 38 4,26
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

44
Berdasarkan tabel 12, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden
mengenai teknik interpretasi pemandu yang terstruktur dan bertema,
diketahui bahwa nilai rata-rata terendah adalah 3,94 pada indikator
introduce the topic using themes (memperkenalkan topik menggunakan
tema) dalam hal pemandu memberikan topik pemanduan yang menarik.
Adapun nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,38 pada aspek alur berkeliling atau
pemanduan yang beraturan.
Pada indikator ketiga dalam penelitian ini, yaitu introduce the topic
using themes (memperkenalkan topik menggunakan tema) pada aspek
pertama dalam hal pemandu memberikan topik pemanduan yang menarik
merupakan aspek dengan nilai rata-rata terendah yaitu 3,94, dimana
sebanyak 45% responden menjawab setuju, sedangkan 6% menjawab
sangat tidak setuju. Adapun aspek kedua yaitu informasi yang diberikan
pemandu terstruktur dengan baik memiliki nilai rata-rata 4,25, dimana
52% responden menjawab setuju dan 4% menjawab tidak setuju. Pada
aspek ketiga yaitu alur bekeliling atau pemanduan yang beraturan
memiliki nilai rata-rata 4,38 yang juga merupakan nilai rata-rata tertinggi,
dimana 53% responden menjawab setuju dan 0% dengan jumlah
responden satu prang menjawab sangat tidak setuju.
Pada indikator keempat dalam penelitian ini yaitu involve the
audience (melibatkan pengunjung) pada aspek keempat yaitu pemandu
memberikan perumpamaan yang mudah dimengerti memiliki nilai rata-
rata 4,25, dimana 52% responden menjawab setuju, sedangkan 5%
responden menjawab tidak setuju. Adapun aspek kelima yaitu pemandu

45
memberikan pesan ajakan dengan cara yang menarik memiliki nilai rata-
rata 4,26, dimana 55% responden menjawab setuju, dan 1% menjawab
sangat tidak setuju.
3. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Personal Delivery Skills
(Keterampilan Menyampaikan Pesan)
TABEL 13
HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI
PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN
MENYAMPAIKAN PESAN) PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
NO. ASPEK
STS TS C S SS
MEAN 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
1
Pemandu
berpenampilan
dengan baik
(pakaian,
rambut, dll)
2 2 1 0 0 0 16 48 5 183 732 52 151 755 43 4,37
2
Suara pemandu
lantang dan
terdengar
dengan jelas
2 2 1 7 14 2 11 33 3 217 868 62 115 575 33 4,24
3
Pemandu
terlihat ramah
dan murah
senyum
4 4 1 10 20 3 22 66 6 199 796 57 117 585 33 4,18
4
Pemandu
bercerita dengan
gesture /
gerakan khusus
untuk
mendukung dan
memperjelas
jalan cerita
0 0 0 14 28 4 21 63 6 201 804 57 116 580 33 4,19
5
Pemandu
berbicara dan
menjelaskan
dengan lancar
(tidak terbata-
bata)
6 6 2 2 4 1 17 51 5 198 792 56 129 645 37 4,26
6
Pemandu
menggunakan
bahasa yang
sederhana dan
mudah
dimengerti
2 2 1 4 8 1 14 42 4 171 684 49 161 805 46 4,38

46
TABEL 13
HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI
PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN
MENYAMPAIKAN PESAN) PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
(LANJUTAN)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 13, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden
mengenai keterampilan pemandu dalam menyampaikan pesan, diketahui
bahwa nilai rata-rata skor terendah adalah 3,64 terdapat pada aspek
pemandu merupakan orang yang humoris, sedangkan nilai rata-rata skor
NO. ASPEK
STS TS C S SS
MEAN 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
PERSONAL DELIVERY SKILLS (KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
7
Pemandu
memiliki selera
humor yang
baik (orang
yang humoris /
suka bercanda
atau
memberikan
lelucon)
14 14 4 53 106 15 42 126 12 178 712 51 65 325 18 3,64
8
Pemandu selalu
berdiri dan
berjalan di
paling depan
grup selama
berkeliling di
Museum
0 0 0 12 24 3 12 36 3 163 652 46 165 825 47 4,37
9
Pemandu
mengatur,
membagi dan
membatasi
jumlah orang di
dalam satu grup
0 0 0 13 26 4 10 30 3 170 680 48 159 795 45 4,35
10
Pemandu
memastikan
seluruh orang di
dalam grup agar
tidak terpisah
0 0 0 11 22 3 11 33 3 180 720 51 150 750 43 4,33
11
Pemandu
melakukan
pemanduan
dengan santai
(tidak kaku dan
tidak terlalu
formal)
1 1 0 11 22 3 18 54 5 183 732 52 139 695 39 4,27

47
tertinggi adalah 4,38 pada aspek pemandu menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti.
Pada indikator kelima dalam penelitian ini yaitu three communicating
tools (tiga alat komunikasi) pada aspek pertama, pemandu berpenampilan
dengan baik, memiliki nilai rata-rata 4,37, dimana 52% responden
mengatakan setuju dan 1% mengatakan sangat tidak setuju. Pada aspek
kedua, suara pemandu lantang dan terdengar jelas memiliki rata-rata 4,24,
dimana 62% responden menjawab setuju dan 1% menjawab sangat tidak
setuju. Pada aspek ketiga, pemandu terlihat ramah dan murah senyum
memiliki rata-rata 4,18, dimana 57% mejawab setuju dan 1% menjawab
sangat tidak setuju. Pada aspek keempat, pemandu menggunakan gesture
untuk mendukung jalan cerita memiliki skor 4,19, dimana 57% menjawab
setuju dan 4% menjawab tidak setuju. Pada aspek kelima yaitu pemandu
berbicara dengan lancer dan tidak terbata-bata memiliki nilai rata-rata
4,26, dimana 56% menjawab setuju dan 2% menjawab sangat tidak setuju.
Pada aspek keenam, pemandu menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti memiliki skor 4,38, dimana 49% mengatakan setuju dan 1%
menjawab sangat tidak setuju. Adapun aspek terakhir dalam indikator ini
yaitu pemandu merupakan orang yang humoris memiliki nilai rata-rata
terendah yaitu 3,64 dimana 51% menjawab setuju dan 4% menjawab
sangat tidak setuju.
Pada indikator keenam dalam penelitian ini yaitu managing large
groups (mengatur grup besar) dalam aspek kedelapan yaitu pemandu
selalu berdiri dan berjalan di paling depan memiliki skor 4,37 dimana 47%

48
sangat setuju dan 3% tidak setuju. Pada aspek kesembilan, pemandu
mengatur, membagi dan membatasi jumlah orang di dalam grup memiliki
skor nilai 4,35 dimana 48% mengatakan setuju dan 4% mengatakan tidak
setuju. Adapun aspek kesepuluh yaitu pemandu memastikan pengunjung
di dalam grup tidak terpisah memiliki skor nilai 4,33 dimana 51% setuju
dan 3% tidak setuju.
Pada indikator ketujuh dalam penelitian ini yaitu roving interpretation
(interpretasi kasual/santai), dimana pasa aspek kesebelas yaitu pemanduan
yang santai dan tidak kaku / formal memiliki nilai rata-rata 4,27 dimana
52% responden setuju dan 0% dengan jumlah responden 1 orang
menjawab sangat tidak setuju.

49
4. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Use Props (Penggunaan Alat
Peraga)
TABEL 14
HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI DIMENSI
USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT PERAGA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
NO. ASPEK
STS TS C S SS
MEAN 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT PERAGA)
1
Pemandu
menunjukkan
pajangan
(koleksi
benda) di
Museum
sebagai
contoh dari
cerita yang
sedang
dijelaskan
4 4 1 9 18 3 13 39 4 170 680 48 156 780 44 4,32
2
Pemandu
menggunakan
alat bantu
yang sesuai
dengan jalan
cerita / topik
98 98 28 110 220 31 49 147 14 65 260 18 30 150 9 2,49
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 14, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden
mengenai penggunaan alat peraga oleh pemandu dimana nilai rata-rata
skor tertinggi adalaha 4,32 terdapat pada aspek pemandu menunjukan
pajangan / koleksi sebagai contoh dari cerita yang sedang
diinterpretasikan, dimana 48% responden menjawab setuju dan 1%
menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai rata-rata terendah yaitu 2,49
pada aspek penggunaan alat bantu / alat peraga, dimana 31% responden
menjawab tidak setuju dan 28% menjawab sangat tidak setuju.

50
5. Penilaian Pengunjung Mengenai Dimensi Drama (Peran dan alur cerita)
TABEL 15
HASIL PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 15, yaitu hasil data penilaian dari 352 responden
mengenai teknik interpretasi berbentuk peran dan alur cerita, diketahui
bahwa nilai rata-rata tertinggi terdapat pada aspek informasi terstruktur
dengan baik dengan skor 4,25, dimana 52% responden menjawab setuju,
dan 4% menjawab tidak setuju. Sedangkan nilai rata-rata terendah adalah
2,44 terdapat pada aspek pemandu membuat drama / peran dalam
memberikan informasi, dimana 38% responden mengatakan tidak setuju,
NO. ASPEK
STS TS C S SS
MEAN 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)
1
Informasi
yang
diberikan
oleh
pemandu
terstruktur
dengan baik
(memiliki
awal,
pertengahan,
dan akhir)
0 0 0 13 26 4 21 63 6 184 736 52 134 670 38 4,25
2
Pemandu
membuat
drama /
peran dalam
memberikan
informasi
88 88 25 134 268 38 47 141 13 53 212 15 30 150 9 2,44
3
Pemandu
memberikan
konklusi /
kesimpulan
di dalam
pemanduan
7 7 2 18 36 5 32 96 9 146 584 41 149 745 42 4,17

51
25% responden sangat tidak setuju. Adapun pada aspek pemandu
memberikan konklusi / kesimpulan dengan skor 4,17 dimana 42%
mengatakan sangat setuju dan 2% mengatakan sangat tidak setuju.
B. Pembahasan
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditetapkan, dalam sub-bab ini
peneliti akan membahas hasil dari penelitian dan melakukan analisa mengenai
teknik interpretasi pemandu di Museum Geologi Bandung. Adapun penilaian
dan pengukuran dari setiap dimensi atau identifikasi masalah dalam penelitian
ini.
Di bawah ini merupakan tabel jumlah skor ideal tertinggi (maksimum) dan
skor terendah (minimum) yang akan digunakan dalam membuat garis untuk
posisi data secara kontinum, yaitu sebagai berikut:
TABEL 16
PENENTUAN NILAI MAKSIMUM DAN NILAI MINIMUM
PADA GARIS KONTINUM
(n = 352)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Adapun hasil dari tabel 16 tersebut diukur dengan menggunakan skala
Likert dengan range (R) atau jarak sebagai berikut:
R =Nilai Maksimum − Nilai Minimum
Kelas Interval
KATEGORI
NILAI
PERHITUNGAN NILAI TOTAL
NILAI (Skor Tertinggi x Total Responden)
Nilai Maksimum 5 x 352 1760
Nilai Minimum 1 x 352 352

52
Berikut merupakan hasil perhitungan yang diperoleh sebagai range atau
jarak tersebut:
1760 − 352
5= 𝟐𝟖𝟏, 𝟔
Sedangkan untuk perhitungan atau bentuk dari skala rentang tersebut adalah
sebagai berikut:
GAMBAR 2
PERHITUNGAN SKALA RENTANG
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)

53
1. Analisis Dimensi Getting Organized (Terorganisir)
Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden
terhadap aspek di dalam dimensi getting organized (terorganisir), adalah
sebagai berikut:
TABEL 17
HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN MENGENAI
DIMENSI GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 17, pada aspek pertama yaitu pemandu
menyambut pengunjung tepat waktu, adapun indikator ini pula memiliki
nilai tertinggi. Dalam hal ini, hampir seluruh kunjungan grup
menggunakan sistem reservasi, sehingga waktu kunjungan sudah diatur
sedemikian rupa oleh pihak Museum Geologi. Hal tersebut sangat
membantu para pemandu untuk mengatur waktu pemanduan dan ketepatan
waktu penyambutannya. Adapun aturan lain yang mengaharuskan untuk
selalu ada pemandu yang stand-by di sisi kanan pintu masuk Museum agar
TERORGANISIR PEMBOBOTAN
FREKUENSI SUB-
TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS
1 Pemandu menyambut
pengunjung tepat waktu 0 4 42 876 585 1507
2 Pemandu memberikan sambutan
yang baik 0 14 42 860 580 1496
3
Pemandu mengucapkan salam
pada awal pemanduan dengan
baik
0 24 39 832 595 1490
4 Pemandu memperkenalkan diri
dengan baik dan jelas 2 14 42 868 560 1486
TOTAL 5979
RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1494,75

54
setiap pengunjung atau rombongan yang datang dan telah siap melakukan
Museum tour tersebut dapat dengan segera disambut dan dilayani.
Pada umumnya, para rombongan yang datang akan ditertibkan
terlebih dahulu oleh kepala rombongan tersebut tepat di depan pintu
Museum. Setelah rombongan tersebut sudah lengkap dan tertib, salah satu
pemandu mengambil alih rombongan dan segera melakukan penyambutan
pada saat itu juga. Setelah rombongan diberikan sambutan oleh salah satu
pemandu tersebut, pemandu membagi rombongan menjadi beberapa grup
kecil, setelah itu para petugas alur kunjungan pun mengarahkan grup kecil
ke ruangan-ruangan di Museum, dimana setiap ruangan Museum sudah
ditugaskan dua orang di dalamnya untuk melakukan interpretasi. Di dalam
grup kecil pun masing-masing pemandu melakukan penyambutan ulang
dan singkat kepada setiap grup yang sedang mereka layani, hanya dengan
pengucapan salam, perkenalan nama, dan di saat tertentu pemandu dapat
bertanya hal-hal untuk mencairkan suasana terlebih dahulu.
Ketepatan waktu penyambutan merupakan salah satu aspek penting
dalam kegiatan pemanduan, selain untuk memberikan kesan pertama yang
baik, juga agar tidak terjadi keterlambatan kegiatan Museum tour yang
dapat mengakibatkan grup lain harus mengantri maupun bentrok atau
terjadi alur yang bertabrakan pada saat Museum tour.
Museum Geologi itu sendiri memiliki sepuluh orang pemandu,
dimana setiap harinya pemandu tersebut diwajibkan untuk masuk bekerja
terkecuali di Hari Jumat yang merupakan hari libur Museum Geologi.
Adapun pada Hari Sabtu dan Minggu, kesepuluh pemandu tersebut dibagi

55
menjadi dua grup, dimana pada masing-masing hari tersebut hanya lima
orang pemandu yang datang bekerja karena jumlah rombongan yang
datang pada Hari Sabtu dan Minggu lebih sedikit dibandingkan hari lain.
Pada saat tertentu, sepuluh orang pemandu dapat dikatakan jumlah
yang sudah cukup ideal untuk menangani sejumlah rombongan di Museum
Geologi. Namun pada waktu tertentu saat jumlah rombongan meningkat
banyak, sepuluh orang pemandu dikatakan masih kurang banyak dimana
terdapat beberapa rombongan yang harus mengantri terlebih dahulu untuk
menunggu para pemandu menyelesaikan interpretasi mereka dengan
rombongan sebelumnya, sehingga mengakibatkan keterlambatan
penyambutan pengunjung.
Pada aspek kedua yaitu pemandu memberikan sambutan dengan
baik serta aspek ketiga yaitu pemandu mengucapkan salam pada awal
pemanduan dengan baik, kedua aspek tersebut saling berhubungan.
Dimana keduanya mendapat penilaian yang baik dari pengunjung, salah
satunya dikarenakan seluruh pemandu Museum Geologi bukan hanya
diberikan pelatihan mengenai materi Geologi saja, namun juga diberikan
pelatihan pemanduan dimana dalam memberikan sambutan dan
pengucapan salam yang baik pun sudah termasuk di dalam pelatihan
tersebut. Dalam pemberian layanan jasa khususnya kegiatan pemanduan,
pengucapan salam merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap
pemandu maupun pemberi layanan jasa lainnya.
Di Museum Geologi itu sendiri, hal pertama yang dilakukan oleh
pemandu setelah menertibkan rombongan adalah pengucapan salam dan

56
penyambutan. Dalam hal ini, Jumlah kunjungan yang banyak pada
umumnya akan mempengaruhi kualitas penyambutan maupun pemberian
salam yang baik, dimana pada saat tersebut beberapa pemandu Museum
Geologi melakukannya dengan terburu-buru dan tidak terlalu
memperhatikan kualitas dari kedua aspek tersebut. Tidak jauh berbeda
dengan aspek pertama, penyambutan yang baik dan pemberian salam juga
berpengaruh terhadap kesan pertama pengunjung terhadap pemandu
maupun Museum itu sendiri.
Penyambutan yang baik biasanya terlihat jika para pengunjung
memberikan perhatian / memperhatikan pemandu dengan sangat baik.
Pada penyambutan ini, pemandu dapat bertanya mengenai hal-hal yang
informal untuk mencairkan suasana dan mengakrabkan diri dengan
pengunjung. Dengan cara tersebut pula, pemandu akan lebih mudah dalam
memberikan materi interpretasi yang dapat tersampaikan dan diterima
dengan baik oleh para pengunjung. Pada umumnya, penyambutan dan
pemberian salam yang baik lebih berpengaruh terhadap respond
pengunjung pada penyambutan yang diberikan oleh pemandu di grup-grup
kecil. Hal ini akan terasa lebih intim dibandingkan dengan penyambutan
awal yang dilakukan bagi keseluruhan rombongan.
Pada keseluruhan rombongan, biasanya salah satu pemandu hanya
memberikan sambutan dengan mengucapkan salam dan selamat datang
untuk mempersingkat waktu, selain itu pada saat tersebut pula pemandu
akan membagi rombongan menjadi grup-grup kecil. Pada grup-grup kecil,
di setiap ruangan, pemandu akan memberikan penyambutan yang lebih

57
dalam seperti penjelasan singkat mengenai Museum Geologi, maupun
sekedar intermezzo atau memberikan pertanyaan yang infomal seperti
menanyakan daerah asal, kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama
tour di Bandung dan sebagainya. Namun pada umumnya, seluruh hal
tersebut dapat berubah-ubah dan bervariasi tergantung dengan kondisi dan
keadaannya.
Sedangkan pada aspek keempat, dimana merupakan aspek dengan
nilai terendah yaitu mengenai pemandu memperkenalkan diri dengan jelas
dan baik. Tidak jauh berbeda dengan aspek lainnya, pada saat kunjungan
Museum yang sangat banyak secara bersamaan, umumnya pemandu tidak
memiliki banyak waktu maupun ruang untuk melakukan perkenalan diri
dengan kondisi yang baik dan mendukung, sehingga pada saat tersebut
pemandu hanya memperkenalkan diri dengan singkat dan terlihat terburu-
buru.
Aspek ini pun masih berhubungan dengan aspek penyambutan dan
pemberian salam. Dalam hal perkenalan, pemandu biasanya hanya
memperkenalkan nama dan tugasnya dalam mengajak pengunjung
berkeliling Museum serta memberikan materi interpretasi / informasi.
Selanjutnya, pemandu hanya akan membuka pembicaraan informal atau
intermezzo. Hal ini umumnya akan lebih diperhatikan pengunjung pada
saat para pemandu memperkenalkan diri di grup kecil.
Adapun untuk melengkapi jawaban dari indikator organizing an
activity (mengorganisir kegiatan) pada dimensi getting organized
(terorganisir) berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pemandu di

58
Museum Geologi, dalam aspek pertama mengenai cara pengenalan dan
pemahaman Museum Geologi secara keseluruhan, baik informasi umum,
maupun koleksi yang terdapat di Museum Geologi Bandung, pemandu
mengatakan bahwa Badan Geologi mengadakan dua macam pelatihan bagi
para pemandu yang baru bergabung, yaitu pelatihan mengenai Geologi itu
sendiri, dan pelatihan kepemanduan dari HPI maupun dinas terkait
lainnya. Selain itu, jika ada hal baru yang perlu disampaikan, Geologi
hanya melakukan sosialisasi bagi pemandu dan staf lainnya untuk
dipelajari masing-masing. Adapun aspek kedua mengenai hal apa saja
yang dipersiapkan sebelum melakukan pemanduan atau interpretasi,
pemandu mengatakan bahwa yang perlu dipersiapkan sebelum pemanduan
adalah pengeras suara dan alur kunjungan atau guide map.
GAMBAR 3
RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI GETTING ORGANIZED (TERORGANISIR)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan gambar 3, diketahui bahwa pada dimensi getting
organized (terorganisir), hasil penilaian yang diperoleh terdapat pada garis
sangat setuju, dimana nilai tersebut berada di antara rentang 1478,4 dengan
1760, yaitu 1494,75.
1494,75

59
2. Analisis Dimensi Develop Structure and Thematic (Terstruktur dan
Bertema)
Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden
terhadap aspek di dalam dimensi develop structure and thematic
(terstruktur dan bertema), adalah sebagai berikut:
TABEL 18
HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN MENGENAI
DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC
(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
TERSTRUKTUR DAN BERTEMA PEMBOBOTAN
FREKUENSI SUB-
TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS
1 Topik pemanduan yang diberikan
oleh pemandu menarik 20 64 60 632 610 1386
2
Informasi yang diberikan oleh
pemandu terstruktur dengan baik
(memiliki awal, pertengahan, dan
akhir)
0 26 63 736 670 1495
3
Pemandu mengajak berkeliling
Museum dengan alur / arah jalan
yang beraturan
1 8 21 748 765 1543
4
Pemandu memberikan
perumpamaan yang mudah di
mengerti selama pemanduan
0 32 48 736 680 1496
5
Pemandu memberikan pesan
ajakan / mengajak melakukan
suatu hal demi kebaikan dengan
cara yang menarik
3 16 45 776 660 1500
TOTAL 6034
RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1206,8
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 18, pada aspek pertama yang merupakan aspek
dengan nilai terendah yaitu mengenai topik pemanduan yang diberikan
menarik, dimana terdapat beberapa pengunjung yang menilai bahwa topik
pemanduan tidak menarik, namun sebagian besar pengunjung mengatakan

60
sebaliknya. Pada umumnya pemandu memberikan topik di awal
pengunjung memasuki setiap ruangan Museum. Topik yang diberikan pun
berbeda di setiap ruangannya sesuai dengan koleksi maupun materi
interpretasi yang diberikan. Adapun di ruangan yang berisi koleksi batuan
dan mineral pemandu memberikan topik Geologi Indonesia. Untuk kedua
ruangan di lantai dua terdapat ruangan dengan topik Sumber Daya Geologi
serta Manfaat dan Bencana Geologi. Sedangkan pada ruangan lainnya
diberikan topik Sejarah Kehidupan. Bagi sebagian pengunjung, topik-
topik tersebut dianggap kurang menarik dan terlalu biasa.
Suatu topik yang menarik dapat membuat pengunjung berpikir lebih
kritis akan informasi yang diberikan oleh pemandu. Hal tersebut dapat
menciptakan sebuah diskusi menyenangkan dan lebih santai antara
pemandu dengan pengunjung. Dalam hal ini, topik yang menarik sangat
efektif untuk menarik perhatian dan fokus pengunjung dalam menerima
informasi yang diberikan oleh pemandu.
Adapun aspek kedua yaitu informasi yang diberikan pemandu
terstruktur dengan baik dimana sebagian besar responden mengatakan
setuju dengan hal tersebut. Dalam hal ini, pemandu melakukan interpretasi
dengan memberikan jalan cerita yang memiliki awal yang merupakan
pembukaan dari kegiatan pemanduan / interpretasi. Pada pembukaan awal,
saat memasuki satu ruangan, pemandu akan memberikan topik yang sesuai
dengan koleksi pada ruangan tersebut serta penjelasan singkat mengenai
topik dan isi dari keseluruhan ruangan tersebut.

61
Selanjutnya terdapat badan atau pertengahan dari cerita yang
merupakan inti dari kegiatan interpretasi dimana pemandu menjelaskan
lebih dalam mengenai setiap benda atau koleksi yang berada
dihadapannya. Badan cerita dapat berupa sejarah, bagaimana Museum
menemukan benda tersebut, maupun kegunaannya. Pada pertengahan
interpretasi ini pula umumnya pemandu melakukan interaksi yang lebih
akrab untuk mencairkan suasana seperti penyisipan jokes, maupun
pertanyaan seputar materi yang melibatkan pengunjung untuk menjawab.
Adapun akhir cerita atau penutupan dari materi interpretasi
mengenai satu ruangan tersebut, dimana di dalamnya berisikan
kesimpulan yang menyeluruh mengenai ruangan yang telah
diinterpretasikan, maupun menyisipkan pesan ajakan untuk melakukan
sesuatu yang baik dan bermanfaat atau tidak merugikan. Pada bagian
penutupan ini pula biasanya pemandu melakukan sesi tanya jawab apabila
terdapat informasi yang kurang jelas atau dipahami.
Pada aspek ketiga yang merupakan aspek dengan nilai tertinggi yaitu
pemandu mengajak berkeliling Museum dengan alur / arah jalan yang
beraturan. Dalam hal ini, alur / arah jalan pemanduan sudah ditentukan
dari Museum Geologi dimana alur tersebut pun tercantum pada guide map
yang dibagikan kepada pengunjung, namun dalam kondisi tertentu alur
tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat kunjungan yang
cukup banyak sehingga diatur sedemikian rupa agar setiap rombongan
yang sedang berkeliling tidak bentrok atau bertabrakan alur. Adapun
petugas alur kunjungan yang akan mengarahkan pengunjung untuk

62
berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Petugas alur kunjungan
ini pun selalu berkoordinasi dengan para pemandu yang bertugas di setiap
ruangan pada saat petugas alur akan memindahkan satu grup ke ruangan
tersebut. Dalam keadaan kunjungan yang ramai, untuk mengulur waktu
saat sedang mengantri memasuki suatu ruangan, pemandu memerlukan
keahlian untuk berinteraksi atau berbincang santai / informal dengan para
pengunjung maupun grup yang sedang dilayani.
Pada Museum Geologi itu sendiri, alur kunjungan yang umum
digunakan atau yang terdapat di guide map adalah saat memasuki pintu
utama Museum, ruangan pertama terdapat di sebelah kiri yaitu ruangan
Geologi Indonesia. Selanjutnya naik ke lantai atas, ruangan kedua terdapat
di sebelah kiri dari arah tangga yaitu Manfaat dan Bencana Geologi.
Ruangan ketiga pun masih terdapat di lantai atas berada di sebelah kanan
tangga yaitu ruangan Sumber Daya Geologi. Serta yang terakhir ruangan
keempat berada di lantai bawah di sebelah kiri tangga yaitu ruangan
Sejarah Kehidupan. Setelah itu pengunjung dapat keluar dari Museum
melalui pintu keluar yang terdapat di ujung dalam ruangan Sejarah
Kehidupan. Penggunaan alur yang beraturan juga merupakan hal penting
dalam kegiatan interpretasi agar tidak ada ruangan yang terlewat. Namun
hal tersebut dapat berubah pada kondisi setiap rombongan, dimana alur
tersebut pun diatur oleh petugas alur kunjungan.
Adapun aspek keempat mengenai pemandu memberikan
perumpamaan yang mudah dimengerti selama pemanduan, aspek ini pun
dinilai sudah baik. Terlihat pula pada tabel 12 dimana sebagian besar

63
responden mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini,
pemandu tentunya memberikan perumpamaan yang sesuai dan cocok
dengan profil / karakter pengunjung yang sedang dilayani, sehingga
perumpamaan tersebut maupun materi interpretasinya dapat dengan
mudah dimengerti oleh pengunjung. Salah satu perumpamaan yang biasa
digunakan oleh pemandu yaitu memberikan ilustrasi gajah yang lebih
banyak dikenal oleh anak-anak sebagai contoh rupa dari Mamut.
Salah satu keahlian yang perlu dimiliki oleh seorang pemandu
adalah dengan cepat memahami dan peka terhadap karakter pengunjung
yang sedang dilayani, sehingga pemandu dapat memilah kata-kata hingga
materi interpretasi yang sesuai dengan pengunjung, serta yang perlu
maupun tidak perlu disampaikan. Selain itu pemandu pun perlu banyak
mengetahui informasi terbaru agar dapat memberikan perumpamaan yang
juga menyesuaikan dengan zamannya yang saat ini sedang dikenal di
kalangan masyarakat.
Pada aspek kelima mengenai pemandu memberikan pesan ajakan /
mengajak melakukan suatu hal demi kebaikan dengan cara yang menarik,
hal ini mendapat penilaian yang sudah baik dari responden dimana pada
spot tertentu di Museum Geologi, pemandu memberikan cerita sekaligus
pesan ajakan yang disisipkan di dalam materi interpretasi, misalnya pada
spot bencana alam, pemandu mengajarkan dan mempraktikkan cara
melindungi diri pada keadaan / bencana tertentu. Adapun pada spot
bencana longsor umumnya pemandu mengajak pengunjung untuk
menjaga lingkungan sekitar, dan sebagainya untuk menghindari bencana

64
tersebut. Pada ruangan Sumber Daya Geologi, pemandu mengajak untuk
tidak mengeksploitasi penggunaan sumber daya yang ada. Selain hanya di
spot tertentu, pesan ajakan pun pada umumnya dilakukan para pemandu di
akhir kegiatan interpretasi sebagai kesimpulan. Hal tersebut dikarenakan
kesimpulan di akhir merupakan bagian yang paling diingat oleh
pengunjung.
GAMBAR 4
RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DEVELOP STRUCTURE AND THEMATIC
(TERSTRUKTUR DAN BERTEMA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan gambar 4, diketahui bahwa pada dimensi develop
structure and thematic (terstruktur dan bertema), hasil penilaian yang
diperoleh terdapat pada garis setuju, dimana nilai tersebut berada di antara
rentang 1196,8 dengan 1478,4, yaitu 1206,8.
1206,8

65
3. Analisis Dimensi Personal Delivery Skills (Keterampilan Menyampaikan
Pesan)
Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden
terhadap aspek di dalam dimensi personal delivery skills (keterampilan
menyampaikan pesan), adalah sebagai berikut:
TABEL 19
HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS
(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 19, pada aspek pertama yaitu pemandu
berpenampilan dengan baik, sebagian besar responden setuju dengan
pernyataan tersebut, dimana para pemandu memang diwajibkan untuk
KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN PEMBOBOTAN
FREKUENSI SUB-
TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS
1 Pemandu berpenampilan dengan baik (pakaian,
rambut, dll) 2 0 48 732 755 1537
2 Suara pemandu lantang dan terdengar dengan
jelas 2 14 33 868 575 1492
3 Pemandu terlihat ramah dan murah senyum 4 20 66 796 585 1471
4 Pemandu bercerita dengan gesture / gerakan
khusus untuk mendukung dan memperjelas jalan
cerita 0 28 63 804 580 1475
5 Pemandu berbicara dan menjelaskan dengan
lancar (tidak terbata-bata) 6 4 51 792 645 1498
6 Pemandu menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti 2 8 42 684 805 1541
7 Pemandu memiliki selera humor yang baik
(orang yang humoris / suka bercanda atau
memberikan lelucon) 14 106 126 712 325 1283
8 Pemandu selalu berdiri dan berjalan di paling
depan grup selama berkeliling di Museum 0 24 36 652 825 1537
9 Pemandu mengatur, membagi dan membatasi
jumlah orang di dalam satu grup 0 26 30 680 795 1531
10 Pemandu memastikan seluruh orang di dalam
grup agar tidak terpisah 0 22 33 720 750 1525
11 Pemandu melakukan pemanduan dengan santai
(tidak kaku dan tidak terlalu formal) 1 22 54 732 695 1504
TOTAL 14857
RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1350,63

66
berpenampilan rapi, baik dari pakaian yang digunakan maupun rambut dan
sebagainya. Pada hari tertentu, pemandu pun mengenakan seragam yang
disediakan oleh Museum Geologi, serta diwajibkan untuk selalu memakai
tanda pengenal atau name tag. Adapun jadwal seragam pemandu Museum
Geologi yakni, pada Hari Senin pemandu mengenakan jas seragam dari
Museum, Hari Selasa mengenakan seragam ESDM, pada Hari Rabu
pemandu mengenakan kemeja, pada Hari Kamis mengenakan seragam
batik dari Museum, untuk Hari Sabtu dan Minggu pemandu mengenakan
kaus yang juga merupakan seragam dari Museum. Dalam hal ini, standar
kerapian pemandu adalah dengan selalu mengenakan pakaian sesuai
dengan jadwal, serta sepatu tertutup dapat berupa sepatu kets maupun
pantofel yang berwarna gelap dan menyesuaikan dengan pakaian. Dalam
hal ini, kerapian pakaian pun diperhatikan, dimana pakaian yang
dikenakan oleh pemandu tidak kusut, dan sepatu yang dipakai haruslah
bersih dan layak.
Dalam hal kerapian rambut pemandu di Museum Geologi pun perlu
diperhatikan, dimana rambut pria tidak boleh panjang dan harus selalu
tertata rapi. Begitu juga dengan wanita baik dengan rambut panjang
maupun pendek dan berhijab harus selalu tertata rapi. Seorang pemandu
dituntut untuk selalu berpenampilan baik karena pemandu merupakan
salah seorang cerminan dan gambaran dari lembaga atau institusi tempat
mereka bekerja.
Pada aspek kedua mengenai suara pemandu lantang dan terdengar
dengan jelas, para responden juga menyetujui hal tersebut dimana

67
pemandu mengatur sedemikian rupa jumlah orang dalam satu grup
sehingga suara yang dikeluarkan pemandu menyesuaikan dengan besar
atau kecilnya grup yang sedang dilayani. Dalam hal ini, pemandu
menggunakan pengeras suara pada grup yang cukup besar, namun pada
grup kecil, pemandu tidak memerlukan pengeras suara.
Baik dengan pengeras suara ataupun tidak, pemandu di Geologi pun
diberikan pelatihan mengenai cara berbicara dan melakukan interpretasi
yang baik, dimana dalam menjelaskan, pemandu berbicara dengan intonasi
atau nada bicara yang sesuai dan bervariasi, serta suara pemandu terdengar
antusias / bersemangat untuk menciptakan suasana dan mood baik
pengunjung. Kelantangan dan kejelasan suara pemandu merupakan aspek
penting dalam melakukan interpretasi untuk memenuhi tujuan tercapainya
informasi yang diberikan kepada seluruh pengunjung tanpa terkecuali.
Adapun aspek ketiga mengenai pemandu terlihat ramah dan murah
senyum, dimana sebagian besar responden mengatakan setuju dengan hal
tersebut. Namun terdapat pula beberapa pengunjung yang mengatakan
bahwa pemandu kurang ramah dalam melayani kunjungan siswa-siswi
dari sekolah. Dalam hal ini, pada umumnya pemandu akan memberikan
pelayanan terbaik yang dapat dilakukan, salah satunya adalah melayani
dengan ramah. Namun pada kondisi tertentu menyebabkan pemandu
terlihat kurang ramah, seperti pada saat kunjungan yang sangat banyak,
terutama kunjungan study tour dari sekolah-sekolah, dimana pada
umumnya siswa-siswi sekolah merupakan salah satu contoh pengunjung
yang cukup sulit untuk diatur dan ditangani.

68
Meskipun demikian, senyum dan keramahan merupakan hal penting
dalam memberikan pelayanan jasa, karena dengan pemandu selalu ramah
dan memberikan senyuman, pengunjung akan lebih relax serta merasa
diterima dan disambut dengan baik
Pada aspek keempat mengenai pemandu bercerita dengan gesture /
gerakan khusus untuk mendukung dan memperjelas jalan cerita, hal ini
pun disetujui oleh sebagian besar responden, dimana pemandu memang
membuat gesture pada saat melakukan interpretasi. Dalam hal ini, pada
saat pemandu berinterpretasi dengan membuat gesture, pemandu selalu
mengahadap pengunjung. Selain itu, pemandu tidak membuat gesture
yang berlebihan dan terus-menerus. Pada saat berbicara, pemandu tidak
diperbolehkan memasukkan tangan ke saku, melainkan menggunakan
kedua tangannya saat tidak berinterpretasi dengan mic. Namun saat
pemandu memegang mic di sebelah tangan, hanya tangan lainnya saja
yang digerakan. Hal ini dilakukan selain untuk memperjelas jalan cerita,
juga agar pemandu tidak terlihat kaku dan nervous dalam melakukan
interpretasi.
Pada aspek kelima mengenai pemandu berbicara dan menjelaskan
dengan lancar (tidak terbata-bata) mendapat penilaian setuju dari sebagian
besar responden. Sama hal nya dengan teknik interpretasi lain, dalam
pelatihan pemanduan, pemandu pun dilatih dan diajarkan untuk berbicara
dan melakukan interpretasi dengan baik di depan banyak orang.
Selain itu seperti yang terdapat pada tabel 2, dimana para pemandu
Museum Geologi seluruhnya sudah bekerja lebih dari tujuh tahun,

69
sehingga materi interpretasi yang ada di Museum pun sudah dihafal dan
dimengerti dengan sangat baik. Namun terjadi pada beberapa pemandu
yang masih berbicara dengan terbata-bata seperti menggunakan kata
“hmmm”, “eeeee”, dan sebagainya.
Adapun aspek keenam yang juga merupakan aspek dengan nilai
tertinggi yaitu pemandu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti, sebagian besar responden mengatakan setuju dengan hal
tersebut. Dalam hal ini, pemilihan dan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan profil atau karakter pengunjung pun terdapat di dalam pelatihan
pemanduan. Dimana pada saat memandu anak-anak SD dan SMP,
pemandu tidak akan menggunakan bahasa yang terlalu berat sehingga sulit
dimengerti. Namun dalam keadaan apapun dan kepada siapapun, pemandu
tetap menuturkan bahasa dan kata-kata yang pantas dan sopan, serta
formal. Dalam aspek ini pun, diperlukan keahlian pemandu dalam
memilah bahasa atau kata-kata yang akan disampaikan agar sesuai dengan
kemampuan pengunjung yang sedang dilayani.
Sedangkan nilai terendah terdapat pada aspek ketujuh mengenai
pemandu memiliki selera humor yang baik / orang yang humoris. Pada
umumnya, terdapat beberapa pemandu yang terbiasa bercanda atau
memberikan beberapa jokes. Pemberian jokes tersebut pun pemandu
menyesuaikan dengan materi interpretasi yang sedang dibahas.
Namun hal penggunaan jokes juga perlu disesuaikan dengan profil /
karakter pengunjung, maupun waktu interpretasi yang tersedia. Pada
beberapa kondisi, penggunaan jokes tidak terlalu diperlukan karena

70
ketersediaan waktu yang terlalu singkat. Penggunaan jokes ini biasa
dilakukan oleh pemandu pada saat waktu yang cukup panjang dan
bertujuan untuk mencairkan suasana agar lebih santai, serta membantu
pengunjung dalam mengingat materi interpretasi dengan lebih mudah.
Pada aspek kedelapan mengenai pemandu selalu berdiri dan berjalan
di paling depan grup selama berkeliling Museum, hal ini sangat disetujui
oleh sebagian besar responden, selain untuk menarik perhatian
pengunjung yang sedang dilayani, hal tersebut juga bertujuan untuk
mengarahkan jalan atau alur yang tepat selama berkeliling di Museum.
Dalam hal ini, seorang pemandu pun bertugas sebagai pemimpin
rombongan.
Pada saat berpindah dari satu spot ke spot lain, umumnya pemandu
berjalan paling depan dengan menghadap ke arah depan, namun pada saat
berhenti di setiap spot yang akan dijelaskan, pemandu akan tetap berdiri
di paling depan namun selalu berbicara menghadap ke arah pengunjung.
Pada aspek kesembilan, pemandu mengatur, membagi, dan
membatasi jumlah orang di dalam satu grup, dimana sebagian besar
responden setuju dengan hal tersebut. Pembagian grup kecil ini dilakukan
di awal kedatangan pengunjung setelah diberikan sambutan oleh salah satu
orang pemandu. Dalam hal ini, seorang pemandu tersebut mengarahkan
beberapa orang dari rombongan untuk mengikuti para petugas alur
kunjungan yang akan mengarahkan pengunjung ke ruangan-ruangan
Museum.

71
Jumlah orang dalam pembagian rombongan besar menjadi beberapa
grup kecil dapat bervariasi sesuai dengan jumlah keseluruhan pengunjung
dalam rombongan tersebut. Di dalam satu grup kecil tersebut, dapat
berisikan 10 – 15 orang yang akan dilayani oleh satu orang pemandu di
setiap ruangannya. Adapun pembagian grup kecil tersebut merupakan
pengunjung yang datang dari satu rombongan yang sama dan tidak
disatukan dengan rombongan lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah pemandu dalam menyampaikan materi interpretasi dan
pemilihan bahasa yang sesuai dengan pengunjung. Selain itu hal ini pun
dilakukan agar kegiatan pemanduan berjalan lebih efektif dan kondusif.
Pada aspek kesepuluh mengenai pemandu memastikan seluruh
orang di dalam grup agar tidak terpisah, sebagian besar responden sudah
setuju akan hal tersebut. Para pemandu di Museum Geologi sangat
concern akan hal tersebut. Dimana jika ada salah seorang yang terpisah
dari grup atau berjalan lebih lambat, para pemandu akan terus memanggil
/ mengajak dan menunggu orang tersebut sampai kembali ke grup. Dalam
upayanya agar kegiatan tidak terlambat, para pemandu selalu
mengingatkan pengunjung secara berkala untuk tidak berjalan secara
terpisah dan meminta izin kepada pemandu pada saat harus meninggalkan
grup karena suatu alasan tertentu.
Hal ini penting dilakukan setiap pemandu selain agar tidak ada
pengunjung yang tertinggal materi atau informasi ataupun hilang di
Museum, juga untuk menghemat waktu dan menghindari keterlambatan
itinerary lain untuk rombongan tersebut.

72
Adapun aspek kesebelas yaitu pemandu melakukan pemanduan
dengan santai, sebagian besar responden pun sudah setuju dengan
pernyataan tersebut. Dimana para pemandu di Museum Geologi
melakukan pemanduan dengan memberikan cerita yang memiliki alur dan
bukan berpresentasi, serta mempersilakan pengunjung untuk bertanya
kapanpun. Jika memiliki waktu yang cukup panjang untuk berkeliling
Museum, pada umumnya pemandu juga akan berbincang dan bertanya,
bahkan memberikan beberapa jokes di luar materi interpretasi untuk
mencairkan suasana agar lebih santai.
Umumnya pemandu akan menanyakan hal-hal yang diluar materi
kepada pengunjung seperti rombongan berasal dari mana, sudah makan
atau belum, kunjungan selanjutnya kemana, ataupun sudah melakukan
perjalanan kemana saja selama di Bandung. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut membuat pengunjung merasa dilibatkan dalam kegiatan Museum
tour dan interpretasi, serta sangat membantu pemandu untuk
mengakrabkan diri dengan pengunjung.

73
GAMBAR 5
RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG
MENGENAI DIMENSI PERSONAL DELIVERY SKILLS
(KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan gambar 5, diketahui bahwa pada dimensi personal
delivery skills (keterampilan menyampaikan pesan), hasil penilaian yang
diperoleh terdapat pada garis setuju, dimana nilai tersebut berada di antara
rentang 1196,8 dengan 1478,4, yaitu 1350,63.
1350,63

74
4. Analisis Dimensi Use Props (Penggunaan Alat Peraga)
Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden
terhadap aspek di dalam dimensi use props (penggunaan alat peraga),
adalah sebagai berikut:
TABEL 20
HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN
MENGENAI DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT
PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
PENGGUNAAN ALAT PERAGA PEMBOBOTAN
FREKUENSI SUB-
TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS
1
Pemandu menunjukan pajangan (koleksi
benda) di Museum sebagai contoh dari
cerita yang sedang dijelaskan
4 18 39 680 780 1521
2
Pemandu menggunakan alat bantu atau
alat tambahan yang sesuai dengan jalan
cerita / topik
98 220 147 260 150 875
TOTAL 2396
RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1198
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 20, aspek yang mendapatkan nilai yang lebih
tinggi adalah pemandu menunjukan pajangan di Museum sebagai contoh
dari cerita yang sedang di interpretasikan. pada umumnya seluruh
pemandu menunjukan dan melakukan interpretasi sesuai dengan pajangan
atau koleksi yang berada di depannya sehingga kegiatan pemanduan
termasuk dengan topik dan alur ceritanya pun teratur. Dimana di Museum
Geologi memiliki koleksi batuan dan mineral yang terdapat di ruangan
Geologi Indonesia. Selain itu koleksi gas dan minyak bumi yang terdapat
di ruangan Sumber Daya Geologi. Adapun koleksi atau tampilan dari

75
bencana alam di ruangan Manfaat dan Bencana Geologi, dan yang terakhir
adalah koleksi fosil di ruangan Sejarah Kehidupan.
Dalam hal menunjukan pajangan / koleksi Museum, aspek ini
berkaitan erat dengan aspek penggunaan gesture. Pada saat pemandu
melakukan interpretasi mengenai suatu pajangan atau koleksi, secara
otomatis pemandu akan menggunakan tangannya dengan menunjuk ke
arah pajangan yang sedang dijelaskan. Dengan menunjukan pajangan, hal
tersebut berguna untuk menghindari kebingungan pengunjung akan materi
interpretasi yang sedang didengarkan, serta setidaknya pengunjung
mendapat gambaran atau ilustrasi mengenai benda yang sedang
diinterpretasikan oleh pemandu.
Sedangkan nilai yang lebih rendah terdapat pada aspek pemandu
menggunakan alat bantu yang sesuai dengan jalan cerita atau topik. Dalam
hal ini, para pemandu tidak menggunakan alat bantu atau alat tambahan
sebagai bahan pendukung dari materi interpretasi dikarenakan hal tersebut
tidak ditunjang dari Museum Geologi itu sendiri, sehingga pemandu hanya
menggunakan koleksi yang dipajang di Museum saja.
Penggunaan alat bantu peraga bertujuan untuk mempermudah
pemandu dalam menyampaikan materi, dan membantu meningkatkan
ketertarikan, memudahkan pemahaman, dan mengurangi kejenuhan
pengunjung. Alat bantu atau alat tambahan dalam hal ini dapat berupa
pemandu membawa album gambar atau foto mengenai hewan-hewan
purba yang fosilnya dijadikan koleksi di Museum Geologi.

76
GAMBAR 6
RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG
MENGENAI DIMENSI USE PROPS (PENGGUNAAN ALAT
PERAGA) PADA INTERPRETASI PEMANDU
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan gambar 6, diketahui bahwa pada dimensi use props
(penggunaan alat peraga), hasil penilaian yang diperoleh terdapat pada
garis setuju, dimana nilai tersebut berada di antara rentang 1196,8 dengan
1478,4, yaitu 1198.
1198

77
5. Analisis Dimensi Drama (Peran dan Alur Cerita)
Hasil pembobotan frekuensi jawaban kuesioner dari responden
terhadap aspek di dalam dimensi drama (peran dan alur cerita), adalah
sebagai berikut:
TABEL 21
HASIL PEMBOBOTAN FREKUENSI PENILAIAN MENGENAI
DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
(n = 352)
PERAN DAN ALUR CERITA PEMBOBOTAN
FREKUENSI SUB-
TOTAL NO. ASPEK STS TS C S SS
1
Informasi yang diberikan oleh
pemandu terstruktur dengan baik
(memiliki awal, pertengahan, dan
akhir)
0 26 63 736 670 1495
2 Pemandu membuat drama / peran
dalam memberikan informasi 88 268 141 212 150 859
3 Pemandu memberikan konklusi /
kesimpulan di dalam pemanduan 7 36 96 584 745 1468
TOTAL 3822
RATA-RATA NILAI (TOTAL / JUMLAH PERTANYAAN) 1274
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 21, aspek yang mendapatkan nilai tertinggi adalah
aspek pertama yaitu informasi yang diberikan oleh pemandu terstruktur
dengan baik. Dalam hal ini, tidak jauh berbeda dengan pengaturan alur /
arah jalan untuk berkeliling di Museum, pemandu melakukan interpretasi
sesuai dengan alur jalan dan setiap koleksi yang dilewati, adapun seluruh
pemandu memberikan pembukaan kegiatan, badan interpretasi (materi),
dan kesimpulan di akhir interpretasi.
Pada pembukaan kegiatan, pemandu memberikan salam dan
perkenalan diri serta menjelaskan secara singkat dan padat mengenai

78
Museum Geologi dan ruangan apa saja yang akan dikunjungi. Pada badan
interpretasi (materi), pemandu menjelaskan satu per satu koleksi yang
terdapat di Museum Geologi itu sendiri. Dan yang terakhir adalah
kesimpulan kegiatan interpretasi, pada umumnya pemandu melakukan
review secara singkat mengenai keseluruhan kegiatan interpretasi yang
telah dilakukan dan menyisipkan pesan ajakan di dalamnya, serta ucapan
terima kasih kepada pengunjung yang telah datang.
Sedangkan nilai terendah terdapat pada aspek kedua yaitu pemandu
membuat drama / peran dalam memberikan informasi, dimana sejauh ini
belum ada pemandu yang melakukan drama atau membuat sebuah peran
dalam kegiatan interpretasinya. Penggunaan drama / peran dalam hal ini
bertujuan untuk mempermudah penyampaian dan penerimaan materi
interpretasi oleh pemandu kepada pengunjung. Keterlibatan pengunjung
dalam drama / peran tersebut pun membangun suasana yang lebih menarik
dan tidak jenuh bagi pengunjung.
Adapun pada aspek ketiga mengenai pemandu memberikan
kesimpulan di dalam pemanduan, dimana sebagian besar responden setuju
dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini, di akhir kegiatan interpretasi,
pemandu memberikan kesimpulan dari jalan cerita yang diberikan, dan
melakukan review singkat mengenai kegiatan maupun keseluruhan materi
yang telah disampaikan, khususnya point-point penting yang telah
diinterpretasikan. Selain itu pada umumnya para pemandu pun
menyisipkan pesan ajakan untuk melakukan suatu hal demi kebaikan
khususnya dalam menjaga lingkungan sekitar, baik untuk tidak membuang

79
sampah sembarangan demi menghindari bencana, adapun dengan tidak
mengeksploitasi sumber daya geologi yang ada.
Umumnya bagian akhir interpretasi atau kesimpulan merupakan hal
penting yang biasanya paling diingat oleh pengunjung, seperti ungkapan
menurut Ward & Wilkinson (2012: 187) yaitu “Your conclusion is the last
thing your audience will hear and may be the first thing they remember
later”. Dengan arti kesimpulan / konklusi merupakan hal terakhir yang
akan didengar oleh pengunjung dan mungkin hal pertama yang akan
mereka ingat.
GAMBAR 7
RENTANG PENILAIAN PENGUNJUNG MENGENAI
DIMENSI DRAMA (PERAN DAN ALUR CERITA)
PADA INTERPRETASI PEMANDU
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan gambar 7, diketahui bahwa pada dimensi drama (peran
/ alur cerita), hasil penilaian yang diperoleh terdapat pada garis setuju,
dimana nilai tersebut berada di antara rentang 1196,8 dengan 1478,4, yaitu
1274.
1274

80
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
C. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di bab IV, berikut
dijabarkan pula kesimpulan dari hasil penelitian ini.
1. Getting Organized (Terorganisir)
Berdasarkan hasil analisis mengenai getting organized
(terorganisir), dapat disimpulkan bahwa pada umumnya secara
keseluruhan dalam dimensi terorganisir pada interpretasi pemandu sudah
baik meskipun terdapat beberapa aspek yang mendapat penilaian kurang
baik karena belum direalisasikan atau dijalankan secara maksimal oleh
pemandu, diantaranya adalah pengucapan salam yang baik di awal
pemanduan dan perkenalan diri dengan baik dan jelas oleh pemandu.
Adapun hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaan indikator tersebut antara lain, kurang kondusifnya suasana di
Museum untuk melakukan pengucapan salam dan perkenalan diri yang
baik pada saat banyaknya pengunjung yang datang di waktu yang
bersamaan. Adapun dimensi ini merupakan dimensi dengan nilai tertinggi
di antara dimensi lainnya.
2. Develop Structure and Thematic (Terstruktur dan Bertema)
Berdasarkan hasil analisis mengenai develop structure and thematic
(terstruktur dan bertema), dapat disimpulkan bahwa pada umumnya secara
keseluruhan dalam dimensi terstruktur dan bertema sudah cukup baik,

81
namun terdapat beberapa penilaian yang kurang baik pada salah satu aspek
dimana beberapa responden mengatakan bahwa topik pemanduan yang
diberikan oleh pemandu tidak menarik bahkan ada yg menjawab sangat
tidak menarik. Dengan keunikan / keanehan suatu topik, pengunjung akan
lebih mudah mengingat informasi yang diberikan oleh pemandu.
3. Personal Delivery Skills (Keterampilan Menyampaikan Pesan)
Berdasarkan hasil analisis mengenai personal delivery skills
(keterampilan menyampaikan pesan), dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya secara keseluruhan dalam dimensi keterampilan menyampaikan
pesan sudah baik, namun ada beberapa indikator yang tidak disetujui oleh
para responden yaitu terdapat pada selera humor pemandu yang baik.
4. Use Props (Penggunaan Alat Peraga)
Berdasarkan hasil analisis mengenai use props (peggunaan alat
peraga), dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dinilai baik
meskipun rentang penilaian sangat dekat dengan rentang cukup. Hal ini
terjadi karena pada salah satu aspek yaitu pemandu tidak menggunakan
alat bantu sebagai bahan untuk memperjelas materi yang sedang
diinterpretasikan karena Museum Geologi tidak menunjang alat bantu
tersebut bagi para pemandu.
5. Drama (Peran dan Alur Cerita)
Berdasarkan hasil analisis mengenai drama (peran dan alur cerita),
dapat disimpulkan bahwa pada umumnya secara keseluruhan dimensi ini
dinilai sudah cukup baik, namun pada salah satu aspek dimana terdapat
cukup banyak responden yang menilai mengenai ketidaksetujuannya

82
terhadap pelaksanaan drama atau peran oleh pemandu di dalam kegiatan
interpretasi. Hal ini tidak dilakukan karena pada umumnya pemandu tidak
memiliki waktu yang cukup banyak untuk melaksanakan aspek drama
atau peran tersebut dikarenakan jumlah pengunjung dan rombongan yang
mengantri, sehingga sebisa mungkin kegiatan interpretasi pada setiap
rombongannya dilaksanakan dengan waktu yang singkat dan padat agar
tidak terjadi bentrok antara satu dengan yang lainnya.
D. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di bab IV, berikut
dijabarkan pula rekomendasi yang diberikan bagi Museum Geologi khususnya
para pemandu guna mempertahankan, meningkatkan teknik interpretasi yang
telah dilaksanakan, maupun melengkapi teknik interpretasi yang belum
dilaksanakan.
1. Getting Organized (Terorganisir)
Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat
dipertahankan. Sedangkan dalam hal pengucapan salam di awal
pemanduan dan perkenalan diri yang dilakukan oleh pemandu, alangkah
lebih baik jika pengaturan jadwal kunjungan bagi rombongan agar tidak
terlalu dekat antara satu dengan yang lainnya, sehingga pemandu memiliki
waktu yang cukup banyak untuk merealisasikan semua aspek yang
dibutuhkan dalam teknik pemanduan dengan baik. Misalnya pihak
Museum memberikan jeda waktu lima menit dari kunjungan pertama ke
kunjungan selanjutnya, sehingga pemandu memiliki waktu yang tidak

83
terlalu sempit untuk melaksanakan dengan baik aspek-aspek yang
dibutuhkan dalam kegiatan interpretasi demi tercapainya tujuan utama dari
interpretasi itu sendiri, yaitu tersampaikannya dengan baik informasi,
pesan dan pengetahuan kepada pengunjung. Ada pula baiknya dilakukan
kembali pelatihan pemandu dalam menangani kunjungan yang sangat
ramai, agar pemandu tetap dapat melakukan seluruh aspek pemanduan
dengan maksimal dalam setiap kondisi, baik dengan waktu singkat dan
seramai apapun pengunjung yang datang.
2. Develop Structure and Thematic (Terstruktur dan Bertema)
Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat
dipertahankan. Sedangkan dalam hal pemberian topik pemanduan agar
menarik akan lebih baik jika untuk pencarian dan penentuan topik dibuat
dengan kreatif dan unik atau aneh dan berbeda, serta menyesuaikan
dengan karakter atau profil pengunjung maupun rombongan yang akan
diberikan pemanduan. Salah satu cara yang efektif dalam menciptakan
sebuah topik adalah dengan brainstorming bersama para pemandu lain.
Brainstorming dapat menciptakan dan mengembangkan sebuah topik serta
mendapatkan pendekatan yang berbeda dari topik tersebut dalam
mendapatkan ide lain untuk membuat suatu topik yang menarik dan
kreatif. Adapun pemandu dapat membuat topik dengan menyinggung
sesuatu yang sedang menjadi trend atau banyak beredar di kalangan
masyarakat sekitar. Misalnya pada ruangan fosil di bagian fosil
dinosaurus, pemandu dapat memberikan topik Jurassic World.

84
3. Personal Delivery Skills (Keterampilan Menyampaikan Pesan)
Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat
dipertahankan. Sedangkan dalam hal selera humor pemandu, akan lebih
baik jika para pemandu tidak terlalu formal dan serius dalam melakukan
interpretasi. Dengan memberikan beberapa humor atau jokes yang sesuai
dengan pengunjung, selain kegiatan interpretasi lebih terasa santai dan
menyenangkan, pengunjung pun dapat dengan mudah mengingat
informasi yang diinterpretasikan serta meninggalkan kesan yang
menyenangkan. Dalam hal ini, pemandu dapat memperlajari sendiri
mengenai humor atau penggunaan jokes melalui youtube dan sebagainya,
serta menyesuaikan dengan profil / karakter pengunjung. Selain itu, dapat
pula dilakukannya kegiatan studi banding baik dengan Museum dalam
maupun luar negeri yang memiliki kualitas pemandu yang baik.
4. Use Props (Penggunaan Alat Peraga)
Pada aspek-aspek yang dinilai sudah baik, diharapkan dapat
dipertahankan. Sedangkan dalam hal penggunaan alat peraga atau alat
bantu, pemandu maupun Museum disarankan untuk menyiapkan dan
menunjang alat bantu yang sesuai dengan materi interpretasi di Museum
Geologi. Penggunaan alat bantu memudahkan pemandu untuk mencapai
tujuan penting dalam kegiatan interpretasi, yaitu menyampaikan
pengetahuan dan informasi yang mudah dimengerti dan diingat oleh
pengunjung. Misalnya album atau koleksi gambar / foto yang sesuai dan
cocok dengan materi interpretasi, adapun pemandu dapat menggunakan
gadget masing-masing untuk menunjang ketersediaan alat bantu peraga.

85
5. Drama (Peran dan Alur Cerita)
Dalam hal pelaksanaan drama atau peran dalam kegiatan
interpretasi, akan lebih baik jika pemandu melakukan interpretasi dengan
teknik drama yang melibatkan pengunjung. Pada aspek-aspek yang dinilai
sudah baik, diharapkan dapat dipertahankan. Sedangkan dalam hal ini,
teknik drama membantu pengunjung mengingat informasi yang diberikan.
Drama yang dapat dilakukan oleh pemandu misalnya pada ruangan fosil,
pemandu dapat membuat satu bagian drama yang diambil dari film
Jurassic World dan memberikan peran-peran tertentu kepada pengunjung,
serta pemandu menggunakan kostum yang sesuai dengan drama tersebut.

86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Beck Larry, T. T. (1998). Interpretation for the 21st Century. USA: Sagamore.
Cahyono, B. T. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Badan
Penerbit Ipwi.
Carter, J. (2001). A Sense of Place (an interpretive planning). Scotland: The
Tourism and Environment Initative.
Denzin, N. K., & Lincols, Y. S. (2003). Hanbook of Qualitative Research.
Thousand Oaks: Sage Publications.
Greenhill, E. H. (2007). Museums and Education. New York: Taylor & Francis e-
Library.
Logan, H. (2005). Interpretation Handbook and Standard. Wellington: Department
of Conservation.
Lovejoy, V., & Welch, D. (2009). Creating More Meaningful Visitor Experiences.
Colorado: US Department of the interior.
Moore, K. (2005). Museum Management (2nd ed.). New York: Taylor & Francis e-
Library.
Nuriata. (2011). Menginterpretasikan Produk. Bandung: STP Bandung.
Pastorelli, J. (2003). Enriching the Experience. Australia: Pearson Australia
Demand Print Centre.
Poerwandari, K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Jakarta: LPSP3 UI.
Setiawan, D., & Prabawa, T. S. (2017). Standard Kualitas Pemandu Museum dalam
Penyampaian Informasi Kepada Pengunjung di Museum Borobudur.

87
Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan Research an Development.
Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2015). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suyitno. (2005). Pemanduan Wisata (Tour Guiding). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ward, C. W., & Wilkinson, A. E. (2006). Conducting Meaningful Interpretation.
Golden: Fulcrum Publishing.
Ward, C. W., & Wilkinson, A. E. (2012). Basic Interpretation Learning System
(2nd ed.). California: California State Parks.
Wearing, S. e. (2008). Enhancing Visitor Experience Through Interpretation.
Australia: National Library of Australia.
Widodo. (2017). Metodologi Penelitian (1st ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Wulandari, A. A. (2014). Dasar-Dasar Perencanaan Interior Museum. Humaniora.

88
PEDOMAN WAWANCARA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG
PEDOMAN WAWANCARA PENGELOLA / MANAJEMEN
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
1. Berapa jumlah / data kunjungan Museum Geologi Bandung selama 3 tahun
terakhir?
2. Berapa jumlah pemandu di Museum Geologi Bandung beserta dengan data
pribadi setiap pemandu (nama, usia, jenjang pendidikan / kompetensi, lama
bekerja)?
PEDOMAN WAWANCARA PEMANDU
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
1. Bagaimana Bapak / Ibu melakukan pengenalan dan pemahaman mengenai
Museum Geologi secara keseluruhan, baik informasi umum, maupun koleksi
yang terdapat di Museum Geologi Bandung?
2. Apa saja yang Bapak / Ibu persiapkan sebelum melakukan pemanduan atau
interpretasi? Misalnya: menyiapkan alat peraga, kotak P3K, dll

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG
KUESIONER
89
BAGIAN I: PROFIL PENGUNJUNG
Berikanlah tanda silang (X) pada jawaban
yang anda pilih atau paling mendekati.
1. Jenis kelamin?
a. Laki-laki b. Perempuan
2. Berapa usia anda?
a. < 17 tahun c. 31 – 45 tahun
b. 17 – 30 tahun d. > 45 tahun
3. Di mana tempat tinggal anda?
a. Kota Bandung d. Cimahi
b. Kab. Bandung Barat e. Lainnya,….
c. Kab. Bandung
4. Apa tingkat pendidikan terakhir anda
saat ini?
a. SD c. SMA
b. SMP d. Universitas
5. Apa jenis pekerjaan anda saat ini?
a. Pelajar / mahasiswa d. Pengusaha
b. Pegawai swasta e. Lainnya,…
c. PNS/ TNI/ Polri
6. Bersama siapa anda berkunjung ke
Museum Geologi?
a. Sendiri c. Sekolah/Kampus
b. Komunitas d. Lainnya,…
7. Apa tujuan anda berkunjung ke Museum
Geologi?
a. Belajar / tugas c. Liburan
b. Perjalanan dinas d. Lainnya,…
8. Berapa jumlah orang yang berkunjung
dalam grup anda (jika grup)?
a. 2 – 10 orang c. 21 – 30 orang
b. 11 – 20 orang d. >30 orang
9. Berapa kali anda sudah mengunjungi
Museum Geologi Bandung?
a. 1 kali c. 3 kali
b. 2 kali d. > 3 kali
Saya adalah mahasiswi Program Studi Manajemen Pengaturan Perjalanan, dari Sekolah Tinggi
Pariwisata NHI Bandung. Saya sedang melaksanakan penelitian untuk kepentingan Proyek Ahkir, dengan
judul “Teknik Interpretasi Pemandu di Museum Geologi Bandung”.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan dari Bapak/ Ibu/ Saudara untuk mengisi kuesioner penelitian
ini. Dimana hasil / jawaban yang anda berikan akan sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Segala bentuk informasi yang anda berikan di dalam kuesioner ini akan dipergunakan sebagaimana
mestinya, dan dijaga kerahasiaannya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan kontribusi yang anda
berikan.
NO.

BAGIAN II: PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP PEMANDU
Berikanlah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang mewakili pendapat anda.
Keterangan Penilaian:
1 = Sangat tidak setuju (STS)
2 = Tidak setuju (TS)
3 = Cukup (C)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat setuju (SS)
NO. PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS C S SS
1 2 3 4 5
TERORGANISIR
1 Pemandu menyambut pengunjung tepat waktu
2 Pemandu memberikan sambutan yang baik
3 Pemandu mengucapkan salam pada awal pemanduan dengan baik
4 Pemandu memperkenalkan diri dengan baik dan jelas
TERSTRUKTUR DAN BERTEMA; PERAN / ALUR CERITA
5 Topik pemanduan yang diberikan oleh pemandu menarik
6 Informasi yang diberikan oleh pemandu terstruktur dengan baik
(memiliki awal, pertengahan, dan akhir)
7 Pemandu mengajak berkeliling Museum dengan alur / arah jalan
yang beraturan
8 Pemandu memberikan perumpamaan yang mudah di mengerti
selama pemanduan
9 Pemandu memberikan pesan ajakan / mengajak melakukan suatu
hal demi kebaikan dengan cara yang menarik
KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN
10 Pemandu berpenampilan dengan baik (pakaian, rambut, dll)
11 Suara pemandu lantang dan terdengar dengan jelas
12 Pemandu terlihat ramah dan murah senyum
13 Pemandu bercerita dengan gesture / gerakan khusus untuk
mendukung dan memperjelas jalan cerita
14 Pemandu berbicara dan menjelaskan dengan lancar (tidak terbata-
bata)

NO. PERNYATAAN 1 2 3 4 5
15 Pemandu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti
16 Pemandu memiliki selera humor yang baik (orang yang humoris /
suka bercanda atau memberikan lelucon)
17 Pemandu selalu berdiri dan berjalan di paling depan grup selama
berkeliling di Museum
18 Pemandu mengatur, membagi dan membatasi jumlah orang di
dalam satu grup
19 Pemandu memastikan seluruh orang di dalam grup agar tidak
terpisah
20 Pemandu melakukan pemanduan dengan santai (tidak kaku dan
tidak terlalu formal)
PENGGUNAAN ALAT PERAGA
21 Pemandu menunjukkan pajangan (koleksi benda) di Museum
sebagai contoh dari cerita yang sedang dijelaskan
22 Pemandu menggunakan alat bantu atau alat tambahan yang sesuai
dengan jalan cerita / topik
PERAN / ALUR CERITA
23 Pemandu membuat drama / peran dalam memberikan informasi
24 Pemandu memberikan konklusi / kesimpulan di dalam pemanduan
Catatan Pesan / Kesan / Saran / Kritik untuk Pemandu di Museum Geologi Bandung:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
- Terima Kasih -

HASIL UJI VALIDITAS
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 TOTAL_
Q
Q1 Pearson
Correlation
1 .376* .559*
* .447* ,177 ,268 ,293
.491*
* ,264
.505*
* .413*
.554*
* .363* -,070 ,246 ,325 .388* .387* .416*
.487*
* ,041 -,153 -,142 -,151 .506**
Sig. (2-
tailed) ,040 ,001 ,013 ,351 ,153 ,116 ,006 ,158 ,004 ,023 ,001 ,049 ,714 ,191 ,079 ,034 ,035 ,022 ,006 ,831 ,419 ,454 ,427 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q2 Pearson
Correlation
.376* 1 ,107 ,332 .459* .397* ,167 ,152 ,151 .519*
* ,244 ,285 ,107 ,174 ,338 .387* ,193 ,105 ,217 ,277 ,093 ,313 ,092 -,138 .503**
Sig. (2-
tailed) ,040 ,572 ,073 ,011 ,030 ,379 ,423 ,427 ,003 ,194 ,127 ,574 ,359 ,068 ,035 ,307 ,582 ,249 ,138 ,627 ,092 ,629 ,466 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q3 Pearson
Correlatio
n
.559*
* ,107 1 ,212 ,068 -,112 ,286
.640*
* ,348 .427* ,126
.621*
* ,188 -,251 ,200 ,289 .411* .454* .421* .409* ,031 -,026 ,045 -,003 .436*
Sig. (2-
tailed) ,001 ,572 ,260 ,722 ,554 ,125 ,000 ,059 ,019 ,506 ,000 ,321 ,181 ,288 ,121 ,024 ,012 ,020 ,025 ,869 ,892 ,814 ,986 ,016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q4 Pearson
Correlation
.447* ,332 ,212 1 ,223 ,360 ,317 ,126 .461* .452* ,309 ,361 ,136 ,220 ,331 .558*
* ,244 ,174 ,301
.468*
* ,037 -,094 ,063 -,117 .506**
Sig. (2-
tailed) ,013 ,073 ,260 ,237 ,050 ,088 ,506 ,010 ,012 ,097 ,050 ,475 ,243 ,074 ,001 ,193 ,358 ,106 ,009 ,848 ,620 ,741 ,538 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q5 Pearson
Correlation
,177 .459* ,068 ,223 1 .800*
* ,020 ,149 .407* -,003 ,318 -,134 ,323
.592*
* .366* ,196 ,222 ,198 ,237 -,060 .366*
.711*
*
.525*
* .382* .718**
Sig. (2-
tailed) ,351 ,011 ,722 ,237 ,000 ,915 ,433 ,026 ,989 ,087 ,482 ,082 ,001 ,047 ,300 ,238 ,294 ,208 ,752 ,047 ,000 ,003 ,037 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q6 Pearson
Correlation
,268 .397* -,112 ,360 .800*
* 1 ,036 ,167
.522*
* ,159 ,299 -,031 ,302
.698*
* .405* ,137 ,307 ,276 .381* ,027 ,331
.469*
* .422* ,327 .722**
Sig. (2-
tailed) ,153 ,030 ,554 ,050 ,000 ,850 ,377 ,003 ,400 ,108 ,871 ,105 ,000 ,026 ,470 ,099 ,140 ,038 ,889 ,074 ,009 ,020 ,078 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q7 Pearson Correlatio
n
,293 ,167 ,286 ,317 ,020 ,036 1 .456* .401* ,303 ,162 ,214 ,321 -,313 -,045 ,310 ,129 ,227 ,217 .585*
* .370* ,177 -,041 ,123 .380*
Sig. (2-tailed) ,116 ,379 ,125 ,088 ,915 ,850 ,011 ,028 ,104 ,391 ,257 ,084 ,093 ,813 ,096 ,498 ,229 ,249 ,001 ,044 ,348 ,830 ,517 ,038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q8 Pearson
Correlatio
n
.491*
* ,152
.640*
* ,126 ,149 ,167 .456* 1
.602*
*
.483*
* ,120
.584*
* ,268 -,169 ,159 .361* .462*
.480*
* .449* ,336 ,151 ,021 ,086 ,091 .558**
Sig. (2-tailed) ,006 ,423 ,000 ,506 ,433 ,377 ,011 ,000 ,007 ,527 ,001 ,152 ,373 ,402 ,050 ,010 ,007 ,013 ,069 ,426 ,911 ,651 ,632 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q9 Pearson
Correlatio
n
,264 ,151 ,348 .461* .407* .522*
* .401*
.602*
* 1 ,360 ,045 .395* ,218 ,281 ,276 .383*
.471*
* .441*
.541*
* ,142 ,303 ,218 .414* ,219 .723**
Sig. (2-tailed) ,158 ,427 ,059 ,010 ,026 ,003 ,028 ,000 ,050 ,814 ,031 ,246 ,132 ,141 ,037 ,009 ,015 ,002 ,454 ,103 ,247 ,023 ,244 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q10 Pearson
Correlatio
n
.505*
*
.519*
* .427* .452* -,003 ,159 ,303
.483*
* ,360 1 .401*
.635*
* ,120 -,192 ,240 ,178 ,255 ,299 ,301
.463*
* ,232 -,233 -,313 -,116 .400*
Sig. (2-
tailed) ,004 ,003 ,019 ,012 ,989 ,400 ,104 ,007 ,050 ,028 ,000 ,526 ,309 ,202 ,348 ,174 ,109 ,106 ,010 ,217 ,215 ,093 ,542 ,028
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q11 Pearson
Correlatio
n
.413* ,244 ,126 ,309 ,318 ,299 ,162 ,120 ,045 .401* 1 ,179 .530*
* -,164 ,176 ,176 -,090 ,242 ,057 ,233
.511*
* ,109 -,189 ,195 .383*
Sig. (2-tailed) ,023 ,194 ,506 ,097 ,087 ,108 ,391 ,527 ,814 ,028 ,343 ,003 ,388 ,353 ,352 ,636 ,197 ,763 ,216 ,004 ,565 ,317 ,302 ,037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q12 Pearson
Correlatio
n
.554*
* ,285
.621*
* ,361 -,134 -,031 ,214
.584*
* .395*
.635*
* ,179 1 ,208 -,260 ,167 ,360
.486*
* .402* .407* .377* -,075 -,166 -,038 -,258 .396*
Sig. (2-tailed) ,001 ,127 ,000 ,050 ,482 ,871 ,257 ,001 ,031 ,000 ,343 ,270 ,165 ,379 ,051 ,007 ,028 ,026 ,040 ,695 ,379 ,843 ,168 ,030
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q13 Pearson
Correlatio
n
.363* ,107 ,188 ,136 ,323 ,302 ,321 ,268 ,218 ,120 .530*
* ,208 1 -,057 -,039 ,293 ,265 .380* ,263 ,270
.531*
* .454* ,205 .402* .559**
Sig. (2-tailed) ,049 ,574 ,321 ,475 ,082 ,105 ,084 ,152 ,246 ,526 ,003 ,270 ,765 ,840 ,116 ,157 ,038 ,160 ,149 ,003 ,012 ,277 ,028 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q14 Pearson Correlatio
n
-,070 ,174 -,251 ,220 .592*
*
.698*
* -,313 -,169 ,281 -,192 -,164 -,260 -,057 1
.491*
* -,025 ,273 ,102 ,209 -,209 -,105 ,316 .388* ,165 .365*
Sig. (2-tailed) ,714 ,359 ,181 ,243 ,001 ,000 ,093 ,373 ,132 ,309 ,388 ,165 ,765 ,006 ,895 ,145 ,593 ,269 ,267 ,581 ,089 ,034 ,385 ,047
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q15 Pearson
Correlatio
n
,246 ,338 ,200 ,331 .366* .405* -,045 ,159 ,276 ,240 ,176 ,167 -,039 .491*
* 1 ,239 .400* ,304 .442* ,341 -,048 ,086 ,032 -,054 .471**
Sig. (2-tailed) ,191 ,068 ,288 ,074 ,047 ,026 ,813 ,402 ,141 ,202 ,353 ,379 ,840 ,006 ,204 ,029 ,103 ,014 ,065 ,802 ,651 ,868 ,777 ,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q16 Pearson
Correlatio
n
,325 .387* ,289 .558*
* ,196 ,137 ,310 .361* .383* ,178 ,176 ,360 ,293 -,025 ,239 1
.476*
* .401* ,354 ,324 ,001 ,059 ,284 -,081 .540**
Sig. (2-tailed) ,079 ,035 ,121 ,001 ,300 ,470 ,096 ,050 ,037 ,348 ,352 ,051 ,116 ,895 ,204 ,008 ,028 ,055 ,081 ,995 ,757 ,129 ,670 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q17 Pearson
Correlatio
n
.388* ,193 .411* ,244 ,222 ,307 ,129 .462* .471*
* ,255 -,090
.486*
* ,265 ,273 .400*
.476*
* 1
.797*
*
.727*
* ,273 ,048 -,004 ,116 ,154 .614**
Sig. (2-
tailed) ,034 ,307 ,024 ,193 ,238 ,099 ,498 ,010 ,009 ,174 ,636 ,007 ,157 ,145 ,029 ,008 ,000 ,000 ,144 ,803 ,983 ,541 ,415 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q18 Pearson
Correlatio
n
.387* ,105 .454* ,174 ,198 ,276 ,227 .480*
* .441* ,299 ,242 .402* .380* ,102 ,304 .401*
.797*
* 1
.721*
* ,328 ,285 ,023 ,035 ,328 .625**
Sig. (2-tailed) ,035 ,582 ,012 ,358 ,294 ,140 ,229 ,007 ,015 ,109 ,197 ,028 ,038 ,593 ,103 ,028 ,000 ,000 ,077 ,126 ,904 ,853 ,077 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q19 Pearson
Correlatio
n
.416* ,217 .421* ,301 ,237 .381* ,217 .449* .541*
* ,301 ,057 .407* ,263 ,209 .442* ,354
.727*
*
.721*
* 1 .428* ,239 ,067 ,107 ,294 .664**
Sig. (2-tailed) ,022 ,249 ,020 ,106 ,208 ,038 ,249 ,013 ,002 ,106 ,763 ,026 ,160 ,269 ,014 ,055 ,000 ,000 ,018 ,203 ,725 ,572 ,115 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q20 Pearson
Correlatio
n
.487*
* ,277 .409*
.468*
* -,060 ,027
.585*
* ,336 ,142
.463*
* ,233 .377* ,270 -,209 ,341 ,324 ,273 ,328 .428* 1 ,074 -,042 -,219 -,080 .374*
Sig. (2-tailed) ,006 ,138 ,025 ,009 ,752 ,889 ,001 ,069 ,454 ,010 ,216 ,040 ,149 ,267 ,065 ,081 ,144 ,077 ,018 ,697 ,824 ,246 ,676 ,042
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Q21 Pearson Correlatio
n
,041 ,093 ,031 ,037 .366* ,331 .370* ,151 ,303 ,232 .511*
* -,075
.531*
* -,105 -,048 ,001 ,048 ,285 ,239 ,074 1 .457* ,075
.772*
* .467**
Sig. (2-tailed) ,831 ,627 ,869 ,848 ,047 ,074 ,044 ,426 ,103 ,217 ,004 ,695 ,003 ,581 ,802 ,995 ,803 ,126 ,203 ,697 ,011 ,695 ,000 ,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q22 Pearson
Correlatio
n
-,153 ,313 -,026 -,094 .711*
*
.469*
* ,177 ,021 ,218 -,233 ,109 -,166 .454* ,316 ,086 ,059 -,004 ,023 ,067 -,042 .457* 1
.695*
* .459* .516**
Sig. (2-tailed) ,419 ,092 ,892 ,620 ,000 ,009 ,348 ,911 ,247 ,215 ,565 ,379 ,012 ,089 ,651 ,757 ,983 ,904 ,725 ,824 ,011 ,000 ,011 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q23 Pearson
Correlatio
n
-,142 ,092 ,045 ,063 .525*
* .422* -,041 ,086 .414* -,313 -,189 -,038 ,205 .388* ,032 ,284 ,116 ,035 ,107 -,219 ,075
.695*
* 1 ,224 .450*
Sig. (2-tailed) ,454 ,629 ,814 ,741 ,003 ,020 ,830 ,651 ,023 ,093 ,317 ,843 ,277 ,034 ,868 ,129 ,541 ,853 ,572 ,246 ,695 ,000 ,234 ,013
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q24 Pearson
Correlatio
n
-,151 -,138 -,003 -,117 .382* ,327 ,123 ,091 ,219 -,116 ,195 -,258 .402* ,165 -,054 -,081 ,154 ,328 ,294 -,080 .772*
* .459* ,224 1 .391*
Sig. (2-
tailed) ,427 ,466 ,986 ,538 ,037 ,078 ,517 ,632 ,244 ,542 ,302 ,168 ,028 ,385 ,777 ,670 ,415 ,077 ,115 ,676 ,000 ,011 ,234 ,032
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL_
Q
Pearson
Correlatio
n
.506*
*
.503*
* .436*
.506*
*
.718*
*
.722*
* .380*
.558*
*
.723*
* .400* .383* .396*
.559*
* .365*
.471*
*
.540*
*
.614*
*
.625*
*
.664*
* .374*
.467*
*
.516*
* .450* .391* 1
Sig. (2-tailed) ,004 ,005 ,016 ,004 ,000 ,000 ,038 ,001 ,000 ,028 ,037 ,030 ,001 ,047 ,009 ,002 ,000 ,000 ,000 ,042 ,009 ,004 ,013 ,032
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).






HASIL TURNITIN
TEKNIK INTERPRETASI PEMANDU
DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BIODATA PENULIS
A. Data Pribadi
Nama : Shella Monica
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Agustus 1995
Agama : Katolik
Alamat : Jl. Budiluhur I, No. 11A
Bandung
Email : [email protected]
B. Data Orang Tua
Nama Ayah : Riandy Wong
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Nama Ibu : Sulanih Halim
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Perumahan Taman Yasmin
Jl. Culan II, No. 17
Bogor
C. Riwayat Pendidikan
TAHUN PENDIDIKAN KETERANGAN
2001 – 2007 SD St. Enoch Bogor Lulus
2007 – 2010 SMP St. Enoch Bogor Lulus
2010 – 2013 SMA Budi Mulia Bogor Lulus
2015 – 2019 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Lulus