Laporan Modul 3 Kelompok 07.doc
-
Upload
panca-wardhani -
Category
Documents
-
view
48 -
download
1
Transcript of Laporan Modul 3 Kelompok 07.doc
BAB IPENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang praktikum proses
manufaktur, tujuan dari praktikum proses manufaktur, manfaat dari praktikum
proses manufaktur, serta batasan-batasan yang ada pada praktikum proses
manufaktur.
1.1Latar Belakang
Proses produksi tidak lepas dari dunia industri. Proses produksi merupakan
suatu metode atau cara yang digunakan pada suatu kegiatan yang dikerjakan
untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Salah satu faktor penting pada proses produksi adalah penggunaan mesin
dengan baik dan benar sehingga dapat menghasilkan suatu produk dengan
kualitas dan kuantitas yang baik. Seiring dengan berkembangnya teknologi mesin
dalam proses produksi, menuntut seorang engineer untuk dapat mengoperasikan
mesin dengan baik dan benar sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan
permintaan konsumen serta proses produksi yang dilakukan berjalan secara
efektif dan efisien.
Salah satu mesin yang digunakan untuk proses produksi yang berbasis
teknologi yaitu CNC (Computer Numerical Control). CNC merupakan sistem
otomatisasi mesin perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram dan
disimpan dimedia penyimpanan, hal ini berlawanan dengan kebiasaan
sebelumnya dimana mesin perkakas biasanya dikontrol dengan gerakan tangan.
Dengan demikian proses produksi yang terjadi semakin cepat dan terkontrol..
Salah satu contoh mesin CNC adalah mesin modela MDX 20. Mesin modela
bekerja secara otomatis tanpa perlu adanya bantuan manusia dan menghasilkan
benda kerja dalam bentuk 3D. Mesin ini dilengkapi dengan software Modela
Player 4 untuk menetapkan parameter pemakanan benda kerja serta
mengirimkan data/desain benda 3D yang akan dipotong. Desain 3D yang
digunakan dapat diperoleh dari proses 3D scanning. Salah satu mesin 3D
scanning yaitu mesin Picza menggunakan sinar laser pada proses scanning benda
3D.
72
1.2Tujuan Praktikum
Tujuan dari diadakan praktikum ini antara lain:
1. Agar praktikan dapat mengetahui fungsi, dan bagian-bagian dari mesin
Modela MDX 20
2. Agar praktikan dapat mengetahui prinsip kerja mesin Modela MDX 20
3. Agar praktikan dapat mengoperasikan software Modela Player 4
4. Agar praktikan dapat mengetahui prinsip kerja mesin 3D PICZA Laser Scaner
LPX 60
5. Agar praktikan dapat membuat produk dengan mesin Modela MDX 20
6. Agar praktikan dapat menganalisa pengaruh parameter-parameter
pemotongan pada proses permesinan terhadap waktu dan hasil produksi
1.3Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah:
1. Praktikan dapat mengetahui fungsi, dan bagian-bagian dari mesin Modela
MDX 20
2. Praktikan dapat mengetahui prinsip kerja mesin Modela MDX 20
3. Praktikan dapat membuat produk dengan mesin Modela MDX 20
4. Praktikan dapat mengoperasikan software Modela Player 4
5. Praktikan dapat mengetahui prinsip kerja mesin 3D PICZA Laser Scaner LPX
60
6. Agar praktikan dapat menganalisa pengaruh parameter-parameter
pemotongan pada proses permesinan terhadap waktu dan hasil produksi
1.4Batasan
Dalam mengerjakan Praktikum ini, para Praktikan harus memperhatikan
batasan-batasan yang ada, seperti:
1. Bahan yang digunakan berupa kayu
2. Mesin yang digunakan Modela MDX-20
3. Desain yang digunakan disediakan oleh laboratorium
4. Dimensi produk yang dibuat adalah 40 x 52 x 12 mm
5. Software yang digunakan yaitu Modela player 4
6. Satuan dimensi dalam milimeter (mm)
71
1.5Asumsi
Asumsi dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1. Mesin Modela dalam keadaan baik dan bisa digunakan
2. Material selalu tersedia
3. Tidak ada scrap yang dihasilkan
72
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian 3D milling, 3D scanning,
pengertian dan bagian-bagian mesin PICZA LPX 60, pengertian mesin modela
MDX 20, jenis-jenis mesin modela MDX 60, bagian-bagian mesin modela MDX 20,
serta software yang digunakan pada praktikum.
2.13D Milling
3D milling adalah suatu proses permesinan yang menghasilkan bentukan
bidang 3D ( bidang 3D ini terbentuk karena pergerakan dari meja mesin) dimana
proses pengurangan material benda kerja terjadi karena adanya kontak antara
alat potong (cutter) yang berputar pada spindle dengan benda kerja yang
tercekam pada meja mesin. Prinsip kerja mesin 3D milling sama dengan mesin 2D
milling yaitu penggunaan energi listrik sebagai daya untuk menghasilkan gerakan
berputar pada spindle (tempat memutar cutter) pada mesin milling. Kemudian
cutter bergerak menuju benda kerja yang telah dicekam sehingga terjadi
tabrakan antara cutter dengan benda kerja yang menyebabkan termakannya
bagian benda kerja oleh cutter.
Berikut ini merupakan gambar dari mesin modela (3D milling) :
Gambar 2.1 Mesin Modela MDX-20 Sumber : Honfablab (2013)
2.23D Scanning
3D Scanning adalah suatu proses untuk memindai suatu obyek 3 dimensi,
mengkonversikannya ke dalam bentuk gambar CAD, untuk kemudian diolah lebih
lanjut menggunakan software khusus. Seiring dengan perkembangan alat
tersebut, software untuk mengolah data mentah dari alat tersebut pun ikut
berkembang, tidak harus menggunakan software khusus bawaan alat, tapi sudah
71
bisa menggunakan software CAD lain yang sudah populer, seperti misalnya
AutoCAD, Solidworx, CATIA, dan lain-lain, cukup dengan menambahkan tool
plugin khusus yang dibuat oleh pembuat scanner atau pembuat software CAD
populer tersebut.
Terdapat dua jenis 3D scanning yaitu contact scanning and non contact
scanning. Contact scanning menyelidiki subjek melalui sentuhan fisik dimana
objek diletakkan di atas plate kemudian scanner menyentuh permukaan benda
secara langsung. Sedangkan non contact scanning memanfaatkan sinar laser
yang ditembakkan ke arah obyek, untuk kemudian pantulan sinar laser tersebut
ditangkap kembali oleh alat Scanner dan direkam ke dalam perangkat komputer
(laptop) yang telah dilengkapi software khusus..
Berikut ini merupakan contoh alat 3D scanning :
Gambar 2.2 Mesin 3D ScanningSumber : Sujanayogi (2010)
2.2.1 Mesin Picza LPX 60
Mesin Picza salah satu mesin 3D scanner yang menggunakan sinar laser
untuk melakukan scanning pada benda 3D dengan menggunakan software LPX
EZ studio atau Dr.Picza.
2.2.1.1 Pengertian Mesin Picza LPX 60
Mesin picza LPX 60 adalah 3D scanner yang menggunakan metode non-
contact laser untuk melakukan scan pada benda kerja yang solid. Prinsip kerja
pada mesin picza LPX 60 adalah objek di scan menggunakan sinar laser, sensor
melakukan scanning saat benda berputar di atas table dan sinar laser bergerak
dari bawah ke atas. Kualitas dari hasil scan tergantung pada material ataupun
warna dari benda kerjanya. Benda kerja yang transparan dan memantulkan
cahaya tidak dapat discan oleh mesin picza LPX 60 karena sinar laser akan
72
tembus. LPX 60 tidak dapat melakukan scanning pada bagian atas benda, karena
sinar laser tidak terdapat pada seluruh sisi mesin. Mesin picza LPX 60
menggunakan software LPX EZ Studio dan Dr. PICZA.
Proses kerja scanning terdiri dari 2 tipe yakni Rotary Scanning dan Planar Scanning.1. Rotary scanning.
Pemindaian yang dilakukan secara langsung dengan laser yang memantau
keseluruhan mengelilingi benda dengan workplate yang berputar 3600.
Scenning benda dengan bentuk menyerupai bola atau silinder dan benda
dengan permukaan yang tidak rata menggunakan rotary scanning.
2. Plannar Scanning
Pemindaian dapat dilakukan sesuai dengan jumlah sisi yang kita tentukan
untuk di scan. Dapat dilakukan pada benda yang tidak silinder atau
permukaan yang rata.
2.2.1.2 Bagian-bagian Mesin Picza LPX 60
Berikut adalah bagian-bagian yang terdapat pada mesin picza LPX 60 :
Gambar 2.3 Bagian-Bagian dari Mesin Picza LPX 60
Berikut ini merupakan fungsi-fungsi dari bagian-bagian yang ada pada mesin
picza LPX 60:
71
2
6
Table 2.1 fungsi dari setiap bagian mesin picza LPX 60No Nama Fungsi1. Door Membuka dan menutup mesin 2. Table Meletakkan benda kerja untuk melakukan scanning.3. Power Button Menghidupkan dan mematikan mesin
4. Interlock switch
Perangkat keselamatan
5. Handle Pegangan untuk membuka dan menutup pintu mesin
6. Sensor dan laser
Mendeteksi dan melakukan proses pemindaian pada benda kerja
Sumber : LPX 60 User’s Manual
2.3Mesin Modela MDX 20
Mesin Modela MDX 20 merupakan salah satu jenis mesin 3D milling yang
digunakan pada proses pemakanan benda kerja dengan hasil 3D yang bekerja
secara otomatis.
2.3.1 Pengertian mesin Modela MDX 20
Roland Modela MDX-20 adalah mesin digunakan untuk mengerjakan pahatan
3 dimensi atau 2 dimensi yang membutuhkan akurasi yang sangat detail. Mesin
ini mampu melakukan scanning, milling dan drilling. Mesin Modela MDX-20 sangat
ideal untuk berbagai tugas desain produk, termasuk rapid prototyping, perhiasan
dan model pembuatan, dan produksi lot yang kecil. Mesin ini dibantu dengan
software Modela Player 4 dalam penetapan/penentuan desain dan pengaturan
parameter yang diperlukan pada pemakanan, kemudian mesin bekerja secara
otomatis dimana manusia hanya sebagai pengawas ketika mesin mengalami
breakdown. Bahan-bahan yang dapat digunakan dengan mesin modela seperti
kayu, alumunium, wax, plaster, dan kuningan.
Mesin Modela MDX memiliki prinsip kerja yang sama dengan mesin milling
yaitu mengkonversi energi listrik menjadi energi gerak yang digunakan untuk
memutar spindle dimana mata pahat juga berputar dan melakukan pemakanan.
Mesin Modela merupakan mesin berbasis CNC (Computer Numerical Control)
yang dibantu dengan teknologi CAD (Computer Aided Desaign) /CAM (Computer
Aided Manufacture) dimana pada pengoperasiannya dapat menggunakan desain
72
yang telah dibuat. Sehingga secara otomatis mesin akan beroperasi sesuai
dengan desain tersebut setelah diatur dengan menggunakan software. Mesin
Modela memiliki beberapa kelemahan seperti salah satunya tidak dapat
digunakan untuk produksi masal dan dengan ukuran dimensi benda kerja yang
terbatas. Serta memerlukan waktu yang relatif lama dalam pembuatan suatu
produk.
Mesin Modela memiliki tiga cara pemakanan benda kerja, yaitu :
1. One Surface, yaitu pemakanan benda kerja melalui satu sisi saja.
2. Two Surfaces, yaitu pemakanan benda kerja secara dua arah (atas dan
bawah). Pada tipe pemakanan ini, digunakan alat bantu berupa chuck untuk
menahan benda agar dapat dilakukan proses pemakanan.
3. Four Surfaces, yaitu pemakanan benda kerja dari arah atas, bawah, dan
samping (empat arah). Membutuhkan alat bantu yang sama seperti pada tipe
pemakanan two surfaces (Modul Praktikum Proses Manufaktur, 2013).
Dalam proses pemakanan menggunakan mesin Modela MDX-20, meja kerja
akan diam dan mata pahat akan bergerak melalui sumbu X, Y, dan Z membentuk
pola sesuai desain pada benda kerja. Desain yang menjadi input data dimasukkan
ke dalam software Modela Player 4 berupa desain gambar 3D. Desain tersebut
disimpan dalam format 3D CAD, STL (stereolithography), GSF (Geometri system
dari format file yang asli) , 3DM ( Rhinoceros) , dan PIX ( Rolland Picza).
2.3.2 Jenis-jenis Mesin Modela
Jenis-jenis mesin modela adalah:
1. Mesin Modela MDX 20
Roland Modela MDX-20 adalah mesin digunakan untuk mengerjakan pahatan
3 dimensi atau 2 dimensi yang membutuhkan akurasi yang sangat detail. Mesin
ini mampu melakukan scanning, milling dan drilling.
71
Gambar 2. 4 Mesin Modela MDX 20Sumber: Ilham (2014)
2. Mesin Modela MDX 40
MDX - 40 adalah mesin terbaru dari 3D milling. Area kerja mesin ini sangat
cocok untuk pekerjaan mid-size, memiliki kecepatan tinggi dengan spindle
15.000 rpm. Mesin ini dapat digunakan dengan perangkat lunak Roland , modela
Player 4 software CAM dan Virtual software simulasi modela. Mesin ini dilengkapi
penutup mesin menjamin keselamatan dan lingkungan kerja yang bersih dan
tenang.
Gambar 2.5 Mesin Modela MDX 40Sumber: Desiana (2006)
3. Mesin Modela MDX 540
MDX - 540 terdapat di pabrik prototype non - ferrous dan cetakan terbuat dari
aluminium, kuningan dan tembaga . Hal ini memungkinkan untuk membuat
cetakan logam untuk injection molding dan EDM elektroda untuk perkakas
produksi .
Gambar 2.6 Mesin Modela MDX 540
72
4. Mesin Modela MDX 650
Sumber : Brosur Roland DG (2014)
Mesin modela ini adalah yang paling serbaguna dari semua mesin milling.
Roland inovatif MDX-650 3D Milling Machine adalah merevolusi prototyping
dengan cepat. Keterjangkauan mesin RP subtraktif (SRP) dapat secara drastis
mengurangi waktu dan biaya pengembangan produk selama proses aditif
tradisional.
Gambar 2.7 Mesin Modela MDX 650Sumber : Brosur Roland DG (2014)
2.3.3 Bagian-bagian Mesin Modela MDX 20
Berikut merupakan gambar dan bagian-bagian mesin Modela MDX-20 beserta
fungsinya:
71
Gambar 2.8 Bagian-bagian Mesin ModelaSumber : Manual Book Modella MDX 20 (2014)
Gambar 2.9 Bagian-bagian Mesin ModelaSumber : Manual Book Modella MDX 20 (2014)
Table 2.2 Bagian-bagian mesin Modela MDX-20No. Bagian Fungsi1. Carriage Tempat Spindel Unit2. Jack Untuk Menghubungkan panel utama dengan alat3. Work Plate Tempat untuk benda kerja4. Table Tempat work plate5. Switch Panel Tempat panel tombol6. Modelling Mode Led Lampu indikator untuk fungsi modeling7. Scanning Mode Led Lampu indikator untuk fungsi scanning8. Standby Key Untuk menyalakan dan mematikan mesin9. View Led Lampu indikator untuk fungsi view10. View Key Untuk menjalankan proses view11. Tool-Up Key Untuk menaikkan pahat12. Tool-Down Key Untuk menurunkan pahat13. Wire Sebagai katrol untuk menjalankan carriage14. AC Adapter Jack Untuk menghubungkan mesin dengan arus AC15. Serial Connector Untuk menghubungkan mesin dengan komputer
Sumber : Modul Proses Manufaktur (2014)
2.3.4 Software yang Digunakan
Software yang digunakan pada mesin Modela MDX 20 adalah Modela Player 4.
Dengan menggunakan software ini dapat mengatur desain 3D yang akan dibuat.
Software ini menetapkan parameter yang diperlukan untuk melakukan
pemakanan/pemotongan solid object dan mengirimkan ke mesin modela.
Software ini tidak hanya dapat mengimport solid object yang dibuat dengan
program 3D dan roland DG Carp, tetapi juga solid object yang ada pada software
3D lainnya.
72
Berikut merupakan toolbar yang digunakan menggunakan software Modela
Player 4 pada saat mengatur parameter yang diperlukan untuk melakukan
pemakanan:
1. Toolbar Buttons
Toolbar buttons berisi fasilitas-fasilitas untuk membuka file, menyimpan project, memindahkan object dll.
Tabel 2.3 Toolbar Buttons pada Modela Player 4No.
Nama Simbol Fungsi
1. Open Untuk membuka file desain 3D dengan format IGES, DXF (3D), STL, atau XVL
2. Save Untuk menyimpan project dengan nama yang diinginkan
3. Wire frame Untuk menampilkan desain benda dengan grid
4. Hide linesUntuk menghilangan grid pada tampilan desain benda
5. RenderingUntuk memberi warna dan bayangan pada tampilan desain benda
6. Rotate Untuk merotasi desain benda kerja sesuai dengan sudut yang diinginkan
7. Move Untuk memindahkan objek pada desain benda
8. Zoom in / out
Untuk memperbesar dan memperkecil tampilan benda pada desain
9. Fit to screen Untuk menampilkan desain sampai ukuran windownya
10. Default view Untuk mengembalikan sudut pandang setelah mengimportkan model atau desain
11. Perspective Untuk menggambarkan objek dengan metode proyeksi perspektif
12. Top Menggambar objek pada sisi XY menggunakan metode proyeksi paralel
13. Front Menggambar objek pada sisi XZ menggunakan metode proyeksi paralel
14. Side Menggambar objek pada sisi YZ menggunakan metode proyeksi paralel
15. SplitUntuk memisahkan tampilan menjadi 4 bagian perspektif, depan, atas, dan samping
2. Controller
Toolbar Controller berisi perintah-perintah yang lebih kompleks seperti menentukan slope, model, material, dll.
Tabel 2.4 Toolbar Controller pada Modela Player 4
71
No.
Nama Simbol Kegunaan
1.Model
Membuat cutting data sesuai dengan rencana cutting (penentuan model, ukuran, kedalaman pemakanan, dll)
2. MaterialMemilih material yang ingin digunakan untuk proses produksi
3.Number of Cutting Surfaces
Mengatur banyaknya permukaan yang akan diproses
4. Modelling Form
Untuk mengatur pahat dalam melakukan pemakanan. Yaitu dengan mengatur depth, margin, dan slope
5. New Process Untuk menentukan proses apa saja yang akan dilakukan oleh mesin
8. Cutting-position
Untuk mengatur posisi pemotongan
9. TimeUntuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam proses pemotongan
10.Delete process Untuk menghapus proses
11.Duplicate Process Untuk menggandakan proses
12. Previuew CutUntuk melihat desain hasil dari pengaturan-pengaturan pada langkah sebelumnya
13. Cut Memulai proses pemotongan benda
2.4 Machining time
Machining time merupakan waktu yang di perlukan mesin untuk melakukan
suatu pengerjaan benda kerja.
Untuk menghitung machining time, dapat menggunakan rumus :
Tm =
Dimana Tm = machining time, min
L= length, mm
fr = feed rate, mm/s
72
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
Dalam bab ini akan dibahas mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum, diagram alir praktikum, serta prosedur praktikum.
3.1Alat dan bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan:
1. Mesin Modela MDX-20
2. Kayu
3. Software Modela Player 4
4. Stopwatch
5. Personal Computer
6. Double tip
7. Kuas
8. Log book
9. Penggaris
10.Alat tulis
11.Alat dokumentasi
12.Flashdisk
3.2Diagram Alir Praktikum
Diagram alir praktikum dapat dilihat di halaman berikutnya :
71
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum
72
3.3Prosedur Praktikum
Berikut adalah prosedur praktikum modul 3:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum.
2. Mengukur benda kerja yang akan diproses.
3. Meletakkan benda kerja pada tabel.
4. Mengatur desain produk yang akan dibuat dengan menggunakan software
Modela Player 4
5. Menentukan titik nol dengan mengatur mata pahat sehingga menyentuh
benda kerja tepat pada titik memulai pemakanan.
6. Setelah desain siap dan titik nol telah ditentukan maka mulai melakukan
pemotongan pada benda kerja.
7. Menganalisa hasil pemotongan.
71
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah pembuatan desain
produk, pengambilan data, serta studi kasus pada praktikum.
4.1Langkah-langkah Pembuatan Desain Produk
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam pengerjaan desain produk
sebelum proses pemakanan pada Mesin Modela MDX-20 dengan menggunakan
software Modela Player 4.
1. Membuka software Modela Player 4 yang ada pada menu start.
Gambar 4.1 Interface Modela Player 4
2. Klik menu file openpilih file name dengan format file MP4 Document. Pada
praktikum ini produk yang akan dibuat adalah botol parfum. Berikut adalah
interface dari open file :
Gambar 4.2 Nama File Produk
3. Membuka tampilan layout Modela Player 4 dan membuka desain yang akan
dibuat menjadi model. Seperti pada gambar berikut :
72
Gambar 4.3 tampilan layout software Modela Player 4
4. Sebelum dilakukan proses cutting, harus dibuat cutting data yang sesuai
dengan rencana cutting (memulai dari penentuan model, ukuran kedalaman
pemakanan, dan lainnya) dengan menekan gambar atau klik set yang ada
pada menu bar>klik model.
5. Setelah itu, pilih tab size and orientation pada kotak dialog Model.
6. Pilih length dan masukkan dimensi dan ukuran dari model yang akan dipotong
yaitu, X = 40 mm, Y= 52 mm, dan Z= 12 mm. Pada kotak keep rasio tidak
diberikan check list agar saat menentukan salah satu titik dapat diatur sesuai
dengan desain yang diinginkan. Kemudian tentukan permukaan mana yang
pertamakali dipotong, seperti terlihat pada gambar.
Gambar 4.4 Tampilan Kotak Dialog Model
7. Setelah itu, pilih tab origin yang ada pada kotak dialog Model. Perintah ini
untuk menentukan titik awal pemakanan pada model, seperti pada gambar
berikut.
71
Gambar 4.5 Tampilan tab origin
8. Lalu menentukan material yang akan digunakan. Pada praktikum ini, material
yang digunakan adalah wood (hard), seperti pada gambar.
Gambar 4.6 Tampilan Kotak Dialog Material 9. Menentukan jumlah permukaan pemotongan. Pada praktikum ini
menggunakan one surface.
10. Kemudian membuat modeling form dengan meng-klik , atau klik set
pada menu bar > klik modeling form.
11. Pilih tab margin pada kotak dialog modeling form > pilih automatic, untuk
mengatur secara otomatis.
Gambar 4.7 Tampilan Tab Margin12. Lalu pilih tab Depth pada kotak dialog modeling form untuk menentukan
kedalaman pemakanan. pilih “top/bottom” untuk memakan hanya bagian
atas. Kemudian pilih Top Center dengan memasukkan Top depth adalah 6
mm, seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut.
72
Gambar 4.8 Tampilan Tab Depth13. Setelah itu menentukan slope dari benda kerja, dengan menandai make
sloped. Namun pada praktikum ini tidak menandai make sloped.
Gambar 4.9 Tampilan Tab Slope
14. Pillih tab cutting area untuk mengetahui area pemotongan benda kerja.
Seperti pada gambar.
Gambar 4.10 Tampilan Tab cutting area
15. Lalu pilih proses apa yang dilakukan, klik icon . Pada praktikum ini,
hanya melakukan proses roughing saja. Setelah itu klik next, seperti terlihat
pada gambar berikut.
71
Gambar 4.11 Tampilan Kotak Dialog New Processor Creation
16. Menentukan permukaan mana yang akan dipotong, kemudian klik next,
seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.12 Tampilan Kotak Dialog New Processor Creation
17. Menentukan jenis mata pahat menjadi “6 mm square” pada tools. Selanjutnya
klik next, seperti pada gambar.
Gambar 4.13 Pemilihan Ukuran Mata Pahat yang digunakan
18. Kemudian menentukan titik awal pemotongan seperti yang terlihat pada
gambar.
72
Gambar 4.14 Penentuan Titik Awal Potong
19. Selanjutnya, menentukan arah pemotongan seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.15 Penentuan Arah Pemotongan
20. Menentukan parameter yang digunakan. XY speed adalah 10 mm/sec, Z
speed 0.5 mm/s, spindle 6500 rpm, cutting in amount 0.4 mm, dan lainnya.
Kemudian klik next. Seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.16 Parameter Pemotongan
71
21. Langkah selanjutnya adalah memberi nama file yang akan disimpan.
Kemudian klik finish, seperti terlihat pada gambar.
Gambar 4.17 Pemberian Nama File
22. Kemudian klik icon untuk mengatur posisi pemotongan. Kemudian klik
OK.
Gambar 4.18 Tampilan Cutting Process Setup
23. Langkah berikutnya adalah melihat preview hasil yang didapatkan dari
pengaturan-pengaturan yang sudah dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya dengan mengklik icon dan klik icon pada toolbar untuk
mengetahui estimasi waktu untuk proses pemotongan. Seperti terlihat pada
gambar berikut.
72
Gambar 4.19 Kotak Dialog Cutting Data Information
24. Klik icon untuk memulai proses pemotongan pada benda kerja.
4.2Pengambilan Data
Pada praktikum modul 3 ini dilakukan pengambilan data. Data yang diperoleh
yaitu data software dan data praktikum.
4.2.1 Data Software
Data software merupakan data yang diperoleh dari software modela player 4
dalam menentukan parameter yang diperlukan pada proses pemakanan. Data
yang diperoleh dari software pada praktikum dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data SoftwareNo.
Data Hasil
1. X,Y,Z ratio (mm) 40 : 52 : 122. Spindle speed 6500 rpm3. XY speed 104. Z speed 0,55. Path interval 26. Cut in amount 0,47. Estimate 01:11:00
4.2.2 Data Ptaktikum
Berikut merupakan data yang didapat pada praktikum proses manufaktur:
1. Data Shift 1 dengan Desain ApelBerikut ini merupakan Data Hasil Praktikum Shift 1 :
71
Tabel 4.2 Data Praktikum Shift 1
APEL
Gambar
Kelompok
XY spee
d
Z spee
d
Spindle speed
Path interv
al
Cut in
amount
Estimasi
waktu
Waktu aktual
(a) 14 dan 3 10 0,5 6500 rpm
2 0,4 01:13:00
01:12:55
(b) 2 dan 4 15 0,5 6500 rpm
2 0,4 01:03:00
01:03:37
(c) 21 dan 1 12 0,5 6500 rpm
2 0,4 01:09:00
01:08:58
Adapun gambar dari hasil akhir praktikum yang telah dilakukan Shift 1
adalah:
(a) (b) (c)
Gambar 4.19 Hasil Praktikum Shift 1 dengan Desain Apel Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Data Shift 2 dengan Desain MurBerikut ini merupakan Data Hasil Praktikum Shift 2 :
Tabel 4.3 Data Praktikum Shift 2
BAUT
Gambar
Kelompok
XY spee
d
Z spee
d
Spindle speed
Path interv
al
Cut in
amount
Estimasi
waktu
Waktu aktual
(a) 16 10 1 6500 rpm
2 0,4 01:01:00
01:01:05
(b) 5 dan 17 10 0,9 6500 rpm
2 0,4 00:51:00
00:51:14
(c) 13 dan 9 10 0,7 6500 rpm
2 0,4 00:43:00
00:42:56
Adapun gambar dari hasil akhir praktikum yang telah dilakukan Shift 2 adalah:
(a) (b) (c)
Gambar 4.19 Hasil Praktikum Shift 2 dengan Desain Mur
72
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Data Shift 3 dengan Desain Botol ParfumBerikut ini merupakan Data Hasil Praktikum Shift 3 :
Tabel 4.4 Data Praktikum Shift 3
BOTOL
PARFUM
Gambar
Kelompok
XY speed
Z spee
d
Spindle speed
Path interv
al
Cut in
amount
Estimasi
waktu
Waktu aktual
(a) 7 dan 11 10 0,5 6500 rpm
2 0,4 01:11:00
01:10:40
(b) 15 dan 10
10 0,5 6500 rpm
2,3 0,4 01:02:00
01:01:59
(c) 20 dan 12
10 0,5 6500 rpm
2,6 0,4 00:58:00
00:57:05
Adapun gambar dari hasil akhir praktikum yang telah dilakukan Shift
3adalah:
(a) (b) (c)
Gambar 4.20 Hasil Praktikum Shift 3 dengan Desain Botol Parfum Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.2.3 Analisa Perbandingan Data Praktikum
Dalam proses 3D milling dengan menggunakan Mesin Modela MDX-20
terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi proses pemahatan benda
kerja yang dapat dilihat pada software modela player 4. Parameter tersebut
antara lain.
1. XY speed : kecepatan pemakanan pahat terhadap sumbu X dan Y.
2. Z speed : kecepatan pemakanan pahat terhadap sumbu Z.
3. Spindle speed : kecepatan spindle untuk melakukan gerakan pemahatan
benda kerja.
71
4. Cutting in amount : kedalaman pertama yang dilakukan pahat saat
memahat.
5. Path interval : jarak antara garis pemakanan yang satu dengan yang lain.
Dari data yang telah dibandingkan antar kelompok pada satu Shift yang sama
dapat terlihat bahwa:
1. Perubahan XY speed dapat mempengaruhi waktu proses pemahatan. Pada
tabel Shift 1 dengan desain apel, kelompok dengan XY speed yang semakin
besar menyebabkan waktu prosesnya menjadi semakin cepat. Dari hasil
gambar akhir proses pemakanan, xy speed yang besar memiliki hasil yang
lebih halus dan rapi.
2. Semakin besar Z speed maka waktu yang diperlukan untuk melakukan
pemakanan terhadap benda kerja semakin cepat. Pada tabel Shift 2 dengan
desain mur kelompok dengan Z speed yang lebih besar, waktu yang
diperlukan pada proses pemakanan lebih lama. Hal tersebut terjadi karena
perbedaan bentuk dan ukuran dari desain yang digunakan berbeda
mempengaruhi waktu pemakanan. Hasil pemakanan dari z speed yang lebih
besar lebih tidak rapi (kasar).
3. Sedangkan untuk path interval yang diatur, semakin besar jaraknya maka
waktu yang dibutuhkan untuk proses pemahatan semakin cepat. Dapat dilihat
pada tabel Shift 3 dimana kelompok dengan path interval yang besar waktu
yang dibutuhkan pada proses pemakanan semakin cepat. Pemakanan dengan
path interval yang lebih besar juga menghasilkan permukaan yang lebih
kasar.
4.3Machining Time
Untuk menghitung machining time, dapat menggunakan rumus :
Tm = Dimana Tm = machining time, s
L= length, mm
Karena mesin ini terdapat dua federate, yaitu xy speed dan z speed maka
penghitungan machining time terbagi menjadi 3 bagian. Yakni machining time
arah sumbu x, y, dan z.
Diketahui : X length = 40 mm xy speed = 10 mm/s
72
Y length = 52 mm Z speed = 0,5 mm/s
Z length = 12 mm
Ditanya : Machining time
Penyelesaian :
Untuk sumbu X, maka Tm =
= 4 second
Untuk sumbu Y, maka Tm =
= 5,2 second
Untuk sumbu Z, maka Tm =
= 24 second
4.4Studi Kasus
Berikut akan disajikan permasalahan yang muncul pada saat praktikum,
penyebab permasalahan tersebut, serta solusi pemecahan dari masalah yang
ada.
4.4.1 Permasalahan
Pada saat proses praktikum, terdapat beberapa masalah yang muncul
seperti :
1. Mata pahat yang tidak memakan benda kerja
2. Hasil dari permukaan benda kerja yang masih kasar dan terdapat serabut.
71
Gambar 4.21 Permukaan Produk yang Kasar
4.4.2 Penyebab Permasalahan
Penyebab permasalahannya yang muncul adalah sebagai berikut
1. Posisi mata pahat tidak tepat menyentuh benda kerja
2. Jarak path interval yang terlalu besar sehingga menyebabkan permukaan
benda kerja yang kasar dan juga material yang digunakan dari kayu sehingga
masih terdapat serabut setelah pemakanan.
4.4.3 Solusi
Adapun Solusi dari permasalahan tersebut adalah:
1. Memastikan bahwa mata pahat sudah benar-benar menyentuh benda kerja.
2. Jarak path interval bisa dibuat lebih kecil sehingga jarak antar alurnya
berkurang kerenggangannya dan hasil menjadi lebih rapi. Selain itu pemilihan
material kerja bisa dipilih dari kayu yang menghasilkan serabut lebih sedikit
(tekstur halus), contohnya adalah kayu jati.
72
BAB VPENUTUP
Pada BAB V akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dalam pembuatan
produk. Berikut ini kesimpulan dan saran selama proses pembuatan produk.
5.1Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Mesin Modela merupakan mesin otomatis yang berfungsi untuk scanning,
milling, drilling, dan surfacing. Mesin ini dapat digunakan untuk mengerjakan
pahatan 2 dimensi maupun 3 dimensi. Mesin ini bekerja secara otomatis
dimana manusia hanya sebagai pengawas ketika mesin mengalami
downtime. Bahan-bahan yang dapat digunakan pada mesin ini adalah kayu,
alumunium, wax, plaster, dan kuningan. Bagian utama Mesin Modela adalah
carriage. Carriage merupakan tempat dari spindle unit. Carriage dapat
digerakkan oleh wire dimana perintah dilakukan dengan menekan tombol
tool-up dan tool-down key.
2. Mesin modela digunakan untuk mengerjakan pahatan 3 dimensi atau 2
dimensi yang membutuhkan akurasi yang sangat detail. Prinsip kerja dari
mesin modela adalah energi listrik diubah ke energi gerak dalam bentuk
pergerakan carriage (tempat spindle unit). Desain yang akan dibentuk diatur
terlebih dulu denngan menggunakan software Modela Player 4.
3. Dalam penggunaannya, mesin modela dibantu oleh software khusus yaitu
modela player 4. Software ini digunakan untuk melakukan pengaturan-
pengaturan seperti pengaturan size, XY speed, Z speed, spindle speed, path
interval, dll. Selain itu dengan software model player 4, dapat diketahui
estimasi waktu selama proses berlangsung. Cara mengoperasikan software
modela player 4 dimulai dengan menyiapkan desain benda kerja yang akan
dibuat, desain produk dibuat dalam format STL atau DFF agar bisa terdeteksi
pada software Modela Player 4.
4. Mesin picza LPX 60 adalah 3D scanner yang menggunakan laser untuk
melakukan scan pada benda kerja yang solid. Prinsip kerja dari mesin ini
adalah energi listrik diubah ke dalam energi gerak dan energi cahaya. Energi
71
gerak dalam bentuk spindle yang berputar sedangkan energi cahaya dalam
bentuk sinar laser yang akan digunakan untuk memindai benda.
5. Dalam praktikum ini, produk yang dibuat adalah botol parfum. Prosesnya
dilakukan dalam 2 tahap yaitu roughing dan finishing. Roughing adalah
proses pemakanan dimana benda hasil pemakanan masih dalam bentuk
kasar (masih terdapat serabut-serabut kayu). Finishing adalah proses
pemakanan yang menghasilkan benda lebih halus dari roughing. Dalam
praktikum kali ini tidak menggunakan proses surfacing karena keterbatasan
waktu, selain itu benda yang akan dilakukan proses pemakanan sudah halus
jadi tidak diperlukan proses surfacing.
6. Berdasarkan hasil praktikum, parameter yang digunakan adalah xy speed, z
speed, path interval, spindle speed, dan cut in amount. Perbedaan xy speed, z
speed, dan path interval, mengakibatkan perbedaan hasil produk dimana
semakin besar xy speed, z speed dan path interval akan menghasilkan produk
yang semakin kasar namun waktu pemakanan semakin cepat.
5.2Saran
Adapun saran yang diambil dari praktikum ini adalah:
1. Untuk Laboratorium, menambah mesin dan alat pendukung praktikum agar
wawasan praktikan tentang proses manufaktur lebih luas
2. Untuk praktikum, pada saat menunggu proses pemakanan mesin Modela,
sebaiknya praktikan diperkenalkan dengan mesin-mesin lain yang terdapat di
laboratorium selain mesin Pizca LPX-60.
72