Fitri laporan PKM porong (KELOMPOK K).doc

200
BAB I PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, kesehatan merupakan suatu hal yang penting yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak langsung hal ini memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan sarana-sarana kesehatan baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak telah menjangkau seluruh nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan 1

description

puskesamas

Transcript of Fitri laporan PKM porong (KELOMPOK K).doc

BAB I

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, kesehatan merupakan suatu hal yang penting

yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak

langsung hal ini memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan

pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut

pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan

sarana-sarana kesehatan baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.

Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori oleh

pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak telah menjangkau seluruh

nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals

atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium

hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September

2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya

adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada

2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di

seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh

189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala

negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York

1

pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri

Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani

Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing

dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan

dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk

pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini

merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi

lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin

semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan

kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian

anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang

tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September

2000 menyetujui agar semua negara:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

Menurunkan angka kemiskinan.

2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi

gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk

tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

2

4. Menurunkan angka kematian anak

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat

kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio

kematian ibu dalam proses melahirkan.

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai

pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat

lainnya.

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang

berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta

mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah

dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang

sehat.

Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai

pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk

sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem

keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada

3

diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang

baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara

nasional dan internasional.

Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang

berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil

dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif

dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan

hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan

hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan

resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi

kemiskinan.

Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai

masalah utang negara-negara berkembang.

Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang

dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan

internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung

dalam jangka panjang.

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk

kaum muda.

Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan

akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang

4

Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya

penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama

teknologi informasi dan komunikasi.

Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian

diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia

melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok

Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis

dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa

Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas

laporan tersebut. Tujuan Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan

upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan

manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan

menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-

pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau

kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang

dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama

mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum

regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa

Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun,

pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.

5

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di

Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya.

Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen

untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta

kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak

swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan

dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal

ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara

berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah

Asia dan Pasifik.

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan

kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan

tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang

melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam

bentuk material. Dalam definisi yang lebih  luas lagi, sistem kesehatan

mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. WHO

mendefinisikan sistem kesehatan sebagai berikut: Health system is defined

as all activities whose primary purpose is to promote, restore or maintain

health. Formal Health services, including the professional delivery of

personal medical attention, are clearly within these boundaries. So are

actions by traditional healers, and all use of medication, whether prescribed

6

by provider or no, such traditional public health activities as health

promotion and disease prevention, and other health enhancing intervention

like road and environmental safety improvement, specific health-related

education, are also part of the system. Pengembangan sistem kesehatan di

Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan

menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian Departemen

Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu “penyesuaian”

terhadap SKN 1982. Didalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan

Nasional (SKN ) didefinisikan sebagai  suatu tatanan yang menghimpun

upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung , guna

menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan

kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

Dalam dokumen SKN tersebut dikatakan pula bahwa untuk menjamin

keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu dikembangkan Sistem

Kesehatan daerah (SKD) dalam kaitan ini kedudukan SKN merupakan supra

sistem dari SKD. SKD terdiri dari Sistem Kesehatan Propinsi (SKP) dan

Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota (SKK). SKN itu sendiri terdiri dari enam

subsistem yaitu:

1. Upaya kesehatan

2. Pembiayaan kesehatan

3. Sumberdaya Manusia kesehatan

4. Obat dan perbekalan Kesehatan

5. Pemberdayaan masyarakat

7

6. Manajemen kesehatan

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten atau kota yang bertanggung jawab terhadap penyelengara

pembangunan suatu daerah. Di dalam menjalankan peranan sebagai Unit

Pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPTD), Puskesmas

berperan penting dalam penyelenggaraan sebagian dari tugas teknis

operasional dinas kesehatan kabupaten kota dan merupakan Unit Pelaksana

Tingkat Pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia.NPembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dam lemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan

masyarakat yang optimal. Kecamatan merupakan wilayah standar kerja

Puskesmas dalam skala nasional. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat

lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar

Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara

operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten

atau kota. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah meliputi :

prevebtif (pencegahan kesehatan), promotif ( peningkatan kesehatan ),

kuratif ( pengobatan ), dan rehabiltatif (pemulihan kesehatan ).

8

Sebagai calon dokter-dokter puskesmas di masa mendatang, penulis

selaku dokter muda membutuhkan bekal pengalaman yang berharga dengan

cara berperan aktif dalam segala kegiatan puskesmas maupun berupaya

mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang ada di Puskesmas Porong

1. TUJUAN DAN METODOLOGI

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menyiapkan dokter muda untuk menjadi dokter yang

mampu melaksanakan dan mengembangkan usaha-usaha

kesehatan melalui puskesmas sebagai pos terdepan dalam sistem

pelayanan kesehatan.

b. Tujuan Khusus

1. Memahaman pelaksanaan usaha-usaha puskesmas

2. Memahami daerah kerja pukesmas

3. Memahami fungsi dan tugas pokok puskesmas

4. Memahami sumber daya yang ada di puskesmas

5. Memahami cara merancang survei, mengumpulkan,

mengolah, menganalisa dan menginterpretasikan data

sehingga mampu merumuskan masalah kesehatan.

6. Memahami cara pemecahan masalah atau pelaksanaan

program kesehatan.

9

7. Mampu menginterpretasikan hambatan-hambatan dalam

setiap upaya pemecahan masalah kesehatan.

8. Memahami dan mampu menerapkan teknik-teknik

penyuluhan kesehatan.

9. Memahami keterkaitan dari sektor organisasi lain.

2. Metodologi

a. Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan

di Puskesmas Porong.

b. Mencatat data-data yang diperlukan secara langsung

kegiatan-kegiatan di Puskesmas Porong.

c. Mengikuti kegiatan di lapangan.

2. TUJUAN PUSKESMAS

1. Tujuan Umum

a. Peningkatan mutu serta pemerataan pelayanan kesehatan

b. Peningkatan efisiensi pemanfaatan sumber daya (tenaga,

sarana dan dana)

c. Peningkatan berbagai upaya kesehatan dengan perhatian

utama pada peningkatan status gizi masyarakat dengan upaya

pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat

kekurangan gizi melalui revitalisasi Posyandu dan PMT.

10

d. Peningkatan kemampuan keluarga untuk menjadi keluarga

mandiri dalam menangani masalah-masalah kesehatan yang

dihadapi.

e. Meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan dengan jalan

merubah sikap dan perilaku masyarakat ke arah perilaku hidup

sehat.

f. Peningkatan berbagai upaya kesehatan untuk menurunkan

angka kematian bayi, anak dan ibu hamil.

2. Tujuan Khusus

a. Mengurangi kematian di wilayah

Puskesmas Porong.

b. Mengurangi prevalensi kasus KEP di

Puskesmas Porong.

c. Meningkatkan pemeriksaan terhadap

tersangka TB paru di Puskesmas Porong.

d. Meningkatkan pelayanan kesehatan

pada keluarga rawan di wilayah kerja Puskesmas Porong.

e. Meningkatkan kualitas penyuluhan

kesehatan oleh Nakes pada masyarakat di wilayah Puskesmas

Porong.

f. Memenuhi kebutuhan penyediaan air

bersih di wilayah Puskesmas Porong.

11

g. Meningkatkan angka bebas jentik di

wilayah Puskesmas Porong.

3. MANAJEMEN PUSKESMAS (MENURUT KEPMENKES 128

TAHUN 2004)

1. Definisi

Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanyaVisi

Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.

2. Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian hidup sehat

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga

dan masyarakat beserta lingkungannya.

3. Indikator Kecamatan sehat

1. Perilaku Sehat

2. Lingkungan sehat

3. Pelayanan kesehatan berkualitas

4. Derajat kesehatan

12

4. Tujuan

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

5. Fungsi

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

3. Pusat pemberdayaan masyarakat

4. STRATEGI PUSKESMAS

1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan

kesehatan dasar atau esensial sebagai upaya terpadu yang

diselenggarakan melalui puskesmas dengan dukungan peran serta

masyarakat dan dari sektor terkait.

2. Peningkatan peran serta masyarakat melalui PKMD dalam

penanggulangan pencegahan penyakit menular demam berdarah, TB

paru, diare, ISPA dan program kesehatan lingkungan pemukiman.

3. Perluasan jangkauan program JPKM.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan bumil, pertolongan persalinan,

perawatan nifas perawatan perinatal serta pelayanan kontrasepsi

terutama pada ibu dengan Risti, melalui program Universal

Antenatal Care.

5. Pemantapan dan peningkatan pengawasan pengendalian.

13

6. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan oleh masyarakat untuk

masyarakat sebagai upaya menciptakan jaring pertama kesehatan

melalui revitalisasi Posyandu.

5. PELAKSANAAN KERJA

Praktek kerja lapangan di Puskesmas Porong, Kecamatan

Porong, Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober – 9

November 2013 setiap hari kerja dengan berbagai kegiatan meliputi :

1. Mengikuti serta memahami kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam

pelaksanaan usaha-usaha kesehatan pokok.

2. Mengumpulkan dan menggunakan data dari berbagai sumber

tentang pelaksanaan program.

3. Diskusi langsung dengan kepala puskesmas dan penanggung jawab

masing-masing program.

4. Terlibat secara langsung dalam kegiatan/pelaksanaan di lapangan.

14

6. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS (MENURUT PP NO 41

TAHUN 2008)

7. PROGRAM KERJA

Program kerja yang ada di Puskesmas Porong meliputi

Program Pokok dan Program Pengembangan.

15

Program pokok puskesmas Porong meliputi promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, upaya perbaikan gizi, kesehatan

ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana, upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan. Sedangkan

program pengembangan puskesmas Porong meliputi :

1. Puskesmas dengan rawat inap.

2. Upaya kesehatan usia lanjut.

3. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan.

4. Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran.

5. Kesehatan jiwa.

6. Kesehatan olah raga.

7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi.

8. Perawatan kesehatan masyarakat.

9. Bina kesehatan tradisional.

10. Bina kesehatan kerja.

11. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS

12. Pengembangan UKBM

13. Program gizi.

16

BAB II

ANALISA SITUASI

A. DATA WILAYAH/GEOGRAFIS

Wilayah kerja puskesmas Porong meliputi sebagian wilayah

Kecamatan Porong dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara wilayah Kecamatan Tanggulangin.

Sebelah Timur wilayah Kecamatan Jabon.

Sebelah Selatan wilayah Kecamatan Gempol.

Sebelah Barat wilayah Puskesmas Kedungsolo,

Kecamatan Porong.

Luas wilayah Puskesmas Porong adalah 1.552.692 Ha (15.527

km2) terdiri dari:

Luas pemukiman (perumahan dan perkantoran : 894.094

Ha (8.961 km2).

Luas tanah tambak : 496315 Ha (4963 km2).

Luas sawah : 160.284 Ha.

Wilayah kerja Puskesmas Porong meliputi 4 (empat) kelurahan

dan 3 (tiga) desa, sebagai berikut :

17

1. Kelurahan Gedang

2. Kelurahan Mindi

3. Kelurahan Porong

4. Kelurahan Juwet Kenongo

5. Desa Pamotan

6. Desa Glagah Arum

7. Desa Plumbon

B. DATA KEPENDUDUKAN, SARANA, DAN

TRANSPORTASI

1. Jumlah kepala keluarga : 6.760 jiwa

2. Jumlah masyarakat miskin : 9.264 jiwa

3. Jumlah penduduk seluruhnya : 41.068 jiwa

4. Sarana Transportasi

Transportasi angkutan umum (Angkudes) sudah dapat

beroperasi di semua wilayah kerja Puskesmas Porong.

Sedangkan kendaraan roda 4, roda 2 umumnya sudah dapat

melalui jalan hampir semua desa di wilayah kerja Puskesmas

Porong, hanya ada satu daerah (daerah Kali Kendil) yang tidak

dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4, roda 2. Pada musim

penghujan (hanya dapat dijangkau dengan naik perahu) tetapi

bila musim kemarau tersebut dapat dijangkau dengan kendaraan

melalui wilayah Tanggulangin.

18

5. Jumlah Sarana Pendidikan

a. Sekolah Taman Kanak-Kanak : 20 buah

b. Sekolah Dasar : 18 buah

c. Madrasah : 4 buah

d. SLTP : 7 buah

e. MTs : 3 buah

f. SMU/SMK : 3/2 buah

g. Madrasah Aliyah : 1 buah

h. Jumlah Ponpes yang ada : 8 buah

6. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Porong

terdiri dari :

a. Puskesmas induk (dengan rawat inap ) : 1 buah

b. Puskesmas pembantu : 2 buah

c. Puskesmas keliling : 2 buah

d. Rumah Sakit Polri : 1 buah

e. Polindes : 2 buah

f. Poliklinik : 4 buah

g. Posyandu : 33 buah

h. Bidan desa : 7 buah

i. Desa Siaga : 7 buah

7. Jumlah Tenaga Kerja di Puskesmas Porong

a. Dokter : 5 orang

19

b. Dokter gigi : 3 orang

c. Sarjana Kesehatan/SKM : 1 orang

d. Bidan : 15 orang

e. Perawat : 17 orang

f. Pembantu Perawat : 6 orang

g. Perawat gigi : 2 orang

h. Sanitarian : 1 orang

i. Petugas Gizi : 2 orang

j. Asisten apoteker : 2 orang

k. Analis laboraturium : 3 orang

l. Pekarya kesehatan ( SMU ) : 4 orang

m. Tenaga Umum : 11 orang

n. Staf Loket : 1 orang

o. T. Kontrak Pemda : 0 orang

p. Sopir : 2 orang

20

Gambar II.1. Wilayah Kerja Puskesmas Porong

BAB III

PROGRAM PUSKESMAS

3.1. PROGRAM WAJIB

3.1.1. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT

A. Definisi

Gabungan kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-

prinsip belajar yang mencapai suatu keadaan, dimana individu-individu

kelompok/masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana

caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun

kelompok dan pertolongan bila perlu.

B. Tujuan

1. Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas

hidup.

2. Khusus

Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama

masalah gizi, kesehatan lingkungan, immunisasi, KB dan

pemberantasan penyakit menular dengan harapan untuk

21

memperoleh dukungan dari semua pihak melalui komunikasi

dan informasi kesehatan.

Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi

serta pembinaan peran aktif dari masyarakat.

Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka

mendukung program kesehatan.

C. Sasaran

1. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Porong.

2. Rumah tangga.

3. Institusi kesehatan.

4. Tempat-tempat umum

5. Tempat-tempat kerja

D. Target

Frekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di

Puskesmas Porong Bulan Januari-Juni 2013 = 100% dari sasaran yang dikaji

1. Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas

2. Peran serta masyarakat :

a. Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (minimal

12x)

b. Pembinaan dan hubungan teknis.

Kader

22

Pengobatan tradisional

c. Pembinaan lintas sektoral

E. Strategi di Puskesmas

1. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral

dari program kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-

program tersebut.

2. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina

hidup sehat juga diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya

mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina derajat

kesehatan yang di bidang kesehatan wilayah.

3. Puskesmas di wujudkan sebagai pusat

pengembangan dan pembinaan kesadaran dan peran serta

masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

4. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas

kesehatan masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap

mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek

pencegahan dan peningkatan.

5. Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga

pendidikan dasar, pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan

perilaku hidup sehat dapat di tumbuhkan dan dibudi dayakan sedini

mungkin.

23

F. Teknik dan Penyuluhan Metode Kesehatan Masyarakat

1. Metode

Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan

kesehatan adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut

kepada masyarakat.

2. Teknik

Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan

dapat terwujud secara baik dan sempurna.

3. Alat peraga

24

a. Papan tulis b. Buku

c. OHP Slide

d. Buku

e. Poster

f. Modul

g. Kaflet

h. Booklef

i. Kartu konsultasi

j. Kaset

k. Slide

l. Video film

m. Layar tancap

n. Proyek

25

Tabel III.1. Hasil Kegiatan Upaya Penyuluhan Kesehatan dan Pembinaan Peran Serta

Masyarakat Pada Bulan Januari-September Tahun 2013

No JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran (T)

Per Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A PENGEMBANGAN DESA SIAGA 100

Desa / Kelurahan

Siaga yang terbentuk :

7

Desa / Kelurahan

Siaga Pratama : 7

Desa / Kelurahan

Siaga Madya : 0

Desa / Keluarahan

Siaga Purnama : 0

Desa / Kelurahan

Siaga Mandiri : 0

Desa / Kelurahan

Siaga Aktif :

Desa /

Kel

100%

Desa

Siaga

7

100%

Desa

Siaga

7 7 100 x

B PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PHBS

1 Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada x

a Rumah Tangga dikaji KK20%

KKX X x X x x

b Rumah Tangga Sehat KK

65%

RT

dikaji

X X x X x x

2 Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada

aKelompok Rumah

Tangga

Kelom

pok

6x

total

posya

ndu

X

3x

total

posya

n du

x X x x

bInstitusi Pendidikan

(Sekolah)Sekolah

2x

total

seko

lah

X

1x

total

seko

lah

x X x x

cInstitusi Sarana

KesehatanSarkes

2x

total

sarkes

X

1x

total

sarkes

x X x x

d Institusi TTU Lokasi

2x

total

TTU

X

1x

total

TTU

x X x x

e Institusi tempat kerja Institusi 2x

total

tempa

x 1x

total

tempa

x x x x

t kerja t kerja

f Pondok Pesantren Ponpes x X X x X x x

CPENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA

MASYARAKAT (UKBM)100

a Jumlah Posyandu : 33

b Posyandu Pratama : 7

c Posyandu Madya : 12

dPosyandu Purnama :

14

e Posyandu Mandiri : 0

fPosyandu Purnama

Mandiri (PURI) : 14

Posyan

du

43%

Pos

yandu

PURI

14 X x 14 100 x

DPENYULUHAN

NAPZAKali x 23 X 12 10 83,33 83,33

G. Evaluasi

Berdasarkan data program upaya penyuluhan dan pembinaan peran serta

masyarakat (PHBS) pada bulan Januari- September Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan

bahwa ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dievaluasi karena masih dilakukan

intervensi yaitu pengkajian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga,

intervensi dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada kelompok rumah tangga,

institusi pendidikan, institusi sarana kesehatan , institusi TTU, institusi tempat kerja, dan

Pondok Pesantren.

3.1.2. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya

menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar mempunyai kemampuan

untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan

lingkungan itu sendiri, salah satu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan yang

dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya masyarakat dalam upaya

penyehatan lingkungan.

Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan

meningkatkan kesehatan lingkungan dengan membangun sarana yang diperlukan dan

peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.

Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi

beberapa kelompok, antara lain :

1. Penyehatan air

2. Pembuangan kotoran

3. Penyehatan makanan minuman

4. Penyehatan tempat-tempat umum

5. Penyehatan pembuangan sampah

Dari gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangatlah penting

dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa dapat melaksanakan

cara hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat. Kegiatan Program Penyehatan

Lingkungan Puskesmas Porong Tahun 2012 :

1. Penyehatan air

2. Penyehatan makanan dan minuman

3. Penyehatan rumah dan sanitasi dasar

4. Pembinaan tempat-tempat umum

5. Klinik sanitasi

6. Sanitasi lokal berbasis masyarakat (STBM)=pemberdayaan masyarakat

B. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit yang berhubungan dengan

pencemaran lingkungan, mekanisme terjadinya penyakit, efek dari environmental agent

terhadap kesehatan manusia, kebijakan dan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan,

dan terkologi pengelolaan lingkungan

C. Tabel III.2. Hasil Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Porong Januari-September Tahun 2013

No JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A PENYEHATAN AIR75,5

0

1 Pengawasan Sarana

Air Bersih (SAB)

Buah 78 4358 59 3269 2698 61,9 X

2

Air bersih yang

memenuhi syarat

kesehatan

Buah63,

53548 48 2661 2293 64,62 X

3

Jumlah Kepala

Keluarga (KK) yang

memiliki akses

terhadap SAB

KK63,

54093 48 3069 6187 100 X

B PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN 100

1

Pembinaan Tempat

Pengelolaan Makanan

(TPM)

Buah 90 52 68 39 55 100 X

2 Tempat Pengelolaan

Makanan (TPM) yang

memenuhi syarat-

Buah 70 41 53 31 44 100 X

syarat kesehatan

C PENYEHATAN PERUMAHAN DAN SANITASI DASAR54,3

5

1

Pembinaan sanitasi

perumahan + sanitasi

dasar

Buah 87 4685 65 3513 2698 57,58 X

2

Jumlah rumah yang

memenuhi syarat

kesehatan

Buah 82 4416 61,5 3312 2258 51,13 X

D PEMBINAAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) 100

1Pembinaan sarana

tempat-tempat umumBuah 86 52 65 39 58 100 X

2

Tempat-tempat umum

yang memenuhi syarat

kesehatan

Buah 82 49 61,5 37 49 100 X

E KLINIK SANITASI77,7

3

1 Klinik sanitasiKunjunga

n2 706 1,5 530 498 70,53 X

2

Jumlah klien yang

sudah mendapat

intervensi/tindak lanjut

yang diperlukan

Kasus10

0498 75 374 423 84,93 X

F SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) = 77,3

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1

1

Jumlah Kepala

Keluarga (KK) yang

memiliki akses

terhadap jamban

KK 80 5156 60 3867 4898 94,99 X

2

Jumlah desa/kelurahan

yang sudah ODF

(Open Defecation

Free)

RT 75 7 56 5 1 33,3 X

3 Jumlah jamban sehat Buah 76 3233 57 2423 4092 100 X

4Pelaksanaan kegiatan

STBM di PuskesmasKegiatan 42 4 31,5 3 5 100 X

D. Evaluasi

Berdasarkan data program kesehatan lingkungan bulan Januari- September

tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa program yang belum

mencapai target, yaitu Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar, Jumlah

desa/kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free).

3.1.3. PROGRAM USAHA PERBAIKAN GIZI

A. Pendahuluan

1. Batasan

Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk

mencegah dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan jalan

menurunkan jumlah penderita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi

masyarakat secara keseluruhan.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum:

1)Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan posyandu,

pelayanan di puskesmas-puskesmas pembantu maupun pos kesehatan.

2)Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif dari ibu-

ibu kader posyandu maupun dari tokoh masyarakat dalam pelaksanaan

posyandu.

3)Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral maupun lintas program.

b. Tujuan Khusus:

1)Menurunkan penderita KEP dan Gaki

2)Menurunkan penderita anemia gizi pada ibu hamil

3)Menurunkan penderita kekurangan vitamin A

B. Target dan Capaian

a. Sasaran

a. Balita

b. Ibu menyusui

c. Ibu hamil

d. Penderita dari Balai Pengobatan

b. Kegiatan Gizi

a. Dalam gedung

1) Pojok gizi

2) Pelayanan gizi rawat inap

a) Penyuluhan dan konsultasi gizi

b) Penyediaan makan

b. Luar gedung

1) Kegiatan posyandu

2) Pemberian paket pertolongan gizi

3) Penyuluhan kelompok

4) Pemantauan status gizi

C. Pelaksanaan Pojok Gizi

1. Kegiatan Pojok Gizi

Diawali dengan pengenalan program kesemua staf Puskesmas dengan materi

yang sama pada saat pelatihan gizi se-Kabupaten.

2. Bentuk Kegiatan Pojok Gizi

a. Penyuluhan perorangan di ruang gizi

b. Konsultasi gizi di ruang rawat inap.

c. Penyuluhan kelompok pada posyandu lansia

3. Sasaran program pojok gizi

a. Bayi dan balita KEP.

b. Bumil resiko tinggi.

c. Penderita DM, hipertensi, obesitas, KP, thypoid, hiperkolesterol,

hiperuricemia.

d. Rujukan dari posyandu / posyandu lansia.

4. Metode pelaksanaan

a. Waktu

Setiap hari sesuai dengan jam kerja puskesmas

b. Sarana

1) Ruang gizi

2) Peralatan yang digunakan

a) Leaflet DM, rendah garam, rendah kolesterol, TKTP, rendah urat, rendah

kalori, makanan anak < 24 bulan, makanan bumil atau ibu menyusui.

b) Satu set food model

c) Macam-macam buku bantuan yaitu buku kunjungan bayi / balita, buku

kunjungan penderita dewasa dan buku kunjungan ibu hamil.

c. Pelaksanaan

2 orang petugas gizi.

d. Metode

1) Wawancara, observasi (ruang gizi dan posyandu)

2) Membaca kedalaman medis

3) Pengamatan langsung di lapangan

e. Cara evaluasi dengan monitor perkembangannya BB, keadaan fisik, data

laboraturium dan data klinis.

5. Dana

Swadaya puskesmas dan program

6. Kriteria yang digunakan

Tabel III.3. Kriteria Kasus yang Ditegakkan Diagnosanya di Ruang Gizi

7. Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi di Puskesmas

a. Kebijakan dari kepala puskesmas.

b. Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas

meskipun masih kurang.

c. Adanya tenaga profesional dan bidan yang memantau

memonitoring sasaran.

d. Keberadaan polindes, sehingga membantu memonitoring

sasaran.

8. Alur Pelayanan

Polindes/Posyandu

Penimbangan

MTBS

Posyandu lansia

Rawat jalan

Loket

Balai pengobatan

Ruang gizi

Obat

Pulang

Gambar III.1. Alur Pelayanan Pojok Gizi di Puskesmas Porong

D. Hasil Kegiatan

Tabel III.4. Hasil Pencapaian Program Gizi Puskesmas Porong Januari- September

Tahun 2013

No JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A PELAYANAN GIZI MASYARAKAT 100

1

Pemberian kapsul

vitamin A dosis tinggi

pada balita 2x per

tahun

Anak 85 1336 85 1336 1466 100

2

Pemberian tablet besi

(90 tablet) pada ibu

hamil

Ibu hamil 80 76731,9

1306 482 100

3 Bumil KEK Ibu hamil <20 153 <20 153 7 100

B PENANGANAN GANGGUAN GIZI

1Balita gizi buruk

mendapat perawatanAnak 100 4 75 3 4 100

2MP-ASI pada anak

usia 6-24 bulanAnak 100 24 91,6 22 24 100

3

Pemberian PMT

pemulihan balita gizi

buruk

Anak 100 4 75 3 4 100

4Balita bawah garis

merahAnak <2,5 37 <2,5 28 29 100

5

Cakupan Rumah

Tangga yang

mengkonsumsi garam

yodium

RT 80 147 80 147 142 96,6

C PEMANTAUAN STATUS GIZI

1 Desa bebas rawan gizi Desa 80 6 80 6 6 85,7

2Balita naik berat

badannya (N/D)Anak 60

147859,4

14651108 62

3

Presentase balita yang

ditimbang berat

badannya

Anak 731830

551372

1465 79,4

4Presentase balita

dengan ASI eksklusifBayi 60

16823,9

6786 100

Keterangan:

S : Jumlah Balita yang ada = 1845

K : Jumlah Balita yang punya KMS = 1845

D : Jumlah Balita yang datang ditimbang = 1478

N : Jumlah Balita yang berat badannya naik saat ditimbang = 938

N / S : Balita yang naik berat badannya saat ditimbang dibanding semua balita yang ada

Menunjukkan keberhasilan program Gizi

N / D: Balita yang naik berat badannya dibanding semua balita yang ditimbang

Menunjukkan keberhasilan penimbangan

D / S : Balita yang ditimbang dibanding seluruh balita yang ada

Menunjukkan peran serta masyarakat

D / K: Balita yang ditimbang dibanding seluruh balita yang punya KMS

Menunjukkan kelangsungan penimbangan

K / S: Balita yang punya KMS dibanding seluruh balita yang ada

Menunjukkan jangkauan program.

E. Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan KIA selama bulan Januari- September Tahun 2013

diambil kesimpulan bahwa seluruh program telah mencapai target.

3.1.4. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA

BERENCANA

A. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI

1. Pengertian

Kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah suatu upaya dalam memberikan

pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu baik pada saat ibu hamil, bersalin dan

menyusui serta anak dari lahir sampai masa pra sekolah.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum :

1) Bagi ibu, pencapaian kemampuan hidup sehat

lewat peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya

menuju keluarga berkualitas.

2) Bagi anak menjamin proses tumbuh kembang

yang optimal sebagai landasan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

b.Tujuan Khusus :

1) Menurunkan angka kematian bayi, anak dan ibu bersalin.

2) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan balita dan anak pra

sekolah.

3) Meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui.

4) Meningkatkan kemandirian keluarga dalam mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

3. Enam Indikator Pemantauan Program KIA

a. K1 : Kontak Bumil dengan Nakes yang pertama kali

b. K4 : Kontak Bumil dengan Nakes, minimal 4 x selama hamil (standar 1-1-2)

c. Deteksi resiko tinggi (DRT) bumil yag ditemukan oleh Nakes

Skor 2-4 : Kehamilan resiko rendah

Skor 6-10 : Kehamilan resiko tinggi

Skor > 12 : Kehamilan resiko sangat tinggi

d. Deteksi resiko tinggi Bumil oleh masyarakat yang akan ditindaklanjuti oleh

Nakes

e. KN: Kontak Neonatal dengan Nakes, minimal 2 x untuk mendapatkan

pelayanan atau pemeriksaan (di dalam atau diluar gedung)

KN1 : Usia 0-7 hari (0-3 hari = 1x; 4-7 hari = 1 x)

KN2 : Usia 8-28 hari

f. Persalinan Nakes (PN) : persalinan ibu yang ditolong oleh tenaga kesehatan

4. Kegiatan yang Dikerjakan di KIA

a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil serta ibu menyusui, bayi, anak

balita dan anak pra sekolah.

b. Pertolongan persalinan.

c. Imunisasi ibu dan imunisasi dasar anak.

d. Pengobatan sederhana.

e. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS).

f. Penyuluhan gizi.

g. Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat.

h. Kunjungan rumah (KR).

5. Target dan Capaian

a. Sasaran

1) Bayi (0-1 tahun)

2) Balita (1-4 tahun)

3) Anak prasekolah (5-6 tahun)

4) Ibu hamil, menyusui dan kala nifas

5) Pasangan usia subur dan calon ibu

b. Hasil Pencapaian

Tabel III.5. Hasil Pencapaian Program KIA Termasuk Keluarga Berencana Puskesmas

Porong Selama bulan Januari- September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A KESEHATAN IBU (KESGA YANKES) 79,88

1

Pelayanan kesehatan

bagi Bumil sesuai

standart, untuk

kunjungan lengkap

(K4)

Bumil 93 713 69,6 534 547 100 X

2 Drop out K1 – K4 Bumil <5 X <5 X 6,5 76 X

3 Pelayanan persalinan

oleh kesehatan yang

Bulin 94 720 70,5 540 546 100 X

berkompeten

4Pelayanan nifas

lengkap sesuai standartBufas 95 728

71,2

5546 546 100 X

5

Pelayanan Maternal

Risk / komplikasi yang

ditangani

Bumil 80 613 60 459 99 21,5 X

B KESEHATAN BAYI 97,33

1

Pelayanan Neonatal

Risti / komplikasi yang

ditangani

Bayi 80 546 60 409 57 14 X

2Pelayanan Neonatal

sesuai standart (KN2)Bayi 95 648

71,2

5486 543 100 X

3Pelayanan Bayi

PuripurnaBayi 88 561 65,8 420 543 100 X

C UPAYA KESEHATAN BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH 100

1Pelayanan kesehatan

anak balita

Anak

balita85 2463 63,7 1847 2280 100 X

2Pelayanan kesehatan

anak pra sekolah

Anak pra

sekolah85 1242 63,7 931 2085 100 X

Sasaran ibu hamil : 767 orang

Sasaran ibu bersalin : 732 orang

Sasaran bayi : 683 orang

Sasaran anak balita : 2898 orang

Sasaran anak prasekolah : 1462 orang

Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan KIA selama bulan Januari – September Tahun 2013 diambil

bahwa semua program KIA sudah mencapai target kecuali drop out K1 – K4 dan Pelayanan

Maternal Risk / komplikasi yang ditangani

B. PROGRAM UPAYA KESEHATAN ANAK USIA

SEKOLAH DAN REMAJA

1. Definisi

UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka

meningkatkan derajat kesejahteraan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia

sekolah.

2. Tujuan

a. Umum :

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan

dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan

manusia Indonesia seutuhnya.

b. Khusus :

1) Memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan

kesehatan disekolah, rumah tangga maupun dilingkungan masyarakat.

2) Sehat baik dalam arti fisik, mental, maupun sosial

3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh narkotika, obat

dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dsb.

3. Dasar Hukum

SKB 4 Menteri yang ditetapkan pada 3 September 1984 oleh:

1. Mendikbud

2. Menkes

3. Depdagri

4. Menteri Agama

4. Target dan Capaian

a. Ruang Lingkup TRIAS UKS :

1)Pendidikan kesehatan

a) Intrakurikuler.

b) Ekstrakurikuler

Kerja bakti kebersihan

Lomba-lomba kebersihan sekolah

Aktivasi kader kesehatan : PMR, PKS.

Penyuluhan dan sebagainya

2) Pelayanan kesehatan

Promotof: penyuluhan, latihan, keterampilan dalam Yankes

Preventif: Pemutusan mata rantai penyakit, penjaringan, imunisasi,

KMS, pemeriksaan kesehatan dan konseling.

Kuratif dan rehabilitatif: Pengobatan ringan, P3K P3P

3) Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

a) Kegiatan bina lingkungan fisik.

1) Ruang UKS

2) Pembinaan warung sekolah

3) Sumber air bersih

4) TPA sampah.

5) KM / WC

b) Kegiatan bina lingkungan mental sosial.

1) Konseling kesehatan

2) Bakti sosial

3) Kesenian

4) Kebun sekolah

5) Penjelajahan

b.Sasaran :

1)Sasaran pelayanan kesehatan

Seluruh peserta didik yaitu : TK, Pendidikan Dasar, Pendidikan agama

(ponpes), pendidikan kejuruan dan pendidikan khusus (SLB) serta guru UKS.

2)Sasaran pembinaan

a) Pelaksanaan kesehatan sekolah.

b) Lingkungan fisik sekolah dan lingkungan rumah tangga.

c. Target program pelayanan kesehatan:

1)Jangkauan pelayanan kesehatan sekolah.

Sekolah yang merasakan program UKS: SD/MI, Ponpes, SLTP/MTs,

SLTA/MA.

2)Kualitas UKS.

Ditujukan untuk meningkatkan kesehatan pada peserta didik SD, SLTP,

SLTA, Ponpes murid kelas 1 SD dengan DT, murid kelas 1-6 SD dengan TT.

d.Kebijakan dan Langkah-Langkah:

1)Mengikutsertakan peran aktif peserta didik dan masyarakat sekolah.

2)Melaksanakan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak dapat

diatasi sekolah ke fasilitas kesehatan.

3)kegiatan yang terintegrasi pelayanan kesehatan yang menyeluruh menyangkut

segala upaya kesehatan pokok Puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh

dalam meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.

4)adanya kerjasama lintas sektoral yang baik dan uraian tugas yang jelas antar tiap

instansi.

e. Kegiatan UKS:

1) Pendidikan kesehatan sekolah dapat di lingkungan intra dan ekstrakulikuler.

Kegiatan intrakulikuler seperti pelajaran ilmu kesehatan. Kegiatan

ekstrakulikuler seperti lomba poster kesehatan, lomba kebersihan kelas,

penyuluhan dari petugas puskesmas tentang kesehatan.

2) Lingkungan hidup sekolah yang sehat.

a) Lingkungan fisik: pengawasan kantin, bangunan sekolah dan lingkungan di

sekitar lingkungan sekolah.

b) Lingkungan Psikis: memberikan perhatian terhadap peserta didik,

khususnya anak didik yang bermasalah dan membina hubungan kejiwaan

antara guru dan peserta didik.

c) Lingkungan Sosial: membina hubungan harmonis antara guru, peserta

didik, karyawan sekolah dan masyarakat sekolah.

d) Pemeliharaan kesehatan sekolah : bertujuan untuk memelihara,

meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang

mungkin terjadi pada peserta didik maupun gurunya.

Kegiatan Program upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja

Puskesmas Porong periode Tahun 2012

1) Tujuan:

a) Meningkatkan derajat kesehatan murid.

b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di sekolah.

c) Mempersiapkan murid sebagai kader kesehatan.

d) Merubah kebiasaan murid untuk hidup sehat.

e) Memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar.

2) Sasaran :

a) Peningkatan program UKS di semua SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA.

b) Pembentukan kader kesehatan sekolah dengan sasaran murid kelas 5

dan 6 SD/MI.

3) Kegiatan

a) Pemeriksaan kesehatan murid/skrining

b) Pemeriksaan gizi

c) Pemeriksaan kulit

d) Penyuluhan kesehatan

e) Imunisasi

f) Lomba sekolah sehat

Tabel III.6. Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Anak Usia sekolah dan

Remaja Januari- September Tahun 2013

No

.

JENIS KEGIATAN Satuan Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A UPAYA KESEHATAN SEKOLAH ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA 0

1 Jumlah murid yang dilakukan penjaringan kesehatannya 0

- Murid kelas 1SD / MI Orang10

0x

- Murid kelas VII

SMP/MTSOrang 80 x

- Murid kelas X SMA /

MAOrang 80 x

2 Frekuensi pembinaan kesehatan di sekolah 0

- SD / MI Kali x x

- SMP / MTS Kali x x

- SMA / MA Kali x x

3 Jumlah kader yang dilatih tentang kesehatan 0

- SD / MI Murid 10 10 10 10 167 x

- SMP / MTS Murid 10 10 10 10 48 x

- SMA / MA Murid 10 10 10 10 12 x

4Cakupan pelayanan

kesehatan remaja

Rema

ja70 x

Jumlah murid SD/Mi : 0 orang

Jumlah murid SMP/MTs : 0 orang

Jumlah murid SMA/MA : 0 orang

Jumlah remaja dalam proyeksi : 0 orang

Keterangan

Belum ada data program Usaha Kesehatan Sekolah bulan Januari- September 2013

karena belum dilakukan screening yang biasanya diadakan pada bulan Agustus 2013

C. PROGRAM KELUARGA BERENCANA

1. Pendahuluan

a. Pengertian

Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan

hanya terjadi pada waktu yang diinginkan.

b. Tujuan

1) Tujuan Umum

Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian

pertumbuhan, meningkatkan keikutsertaan kelestarian ber-KB seluruh pelosok

sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna.

2) Tujuan Khusus

a)Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik terhadap peserta baru,

maupun KB aktif.

b)Meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan terhadap generasi muda

dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan

mendukung gerakan KB nasional di daerah.

c)Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan

pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB.

2. Target dan Capaian

a. Sasaran

1)Pasangan usia subur (PUS)

2)Pasangan usia muda

3)Pasangan usia subur yang istrinya diatas 30 tahun (30-49 tahun)

4)Pasangan usia subur yang umurnya kurang dari 30 tahun (20-29 tahun) dan

sudah mempunyai anak.

5)Generasi muda atau tua, karyawan dan karyawati perusahaan dan lain-lain.

b. Hasil Pencapaian

Tabel III.7. Hasil Pencapaian Program Keluarga Berencana Puskesmas Porong Bulan

Januari- September Tahun 2012

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran (T)

Per Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

E PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KESGA YANKES) 94,16

1Cakupan KB aktif

(CPR)PUS 67,5 x

2 Cakupan peserta KB Orang 100 x

baru PPM

3Cakupan peserta KB

drop outPeserta <0,2 x

4Cakupan peserta KB

mengalami komplikasiPeserta <3,5 x

5

Cakupan peserta KB

yang mengalami

kegagalan kontrasepsi

Peserta < 0,19 x

6

Cakupan peserta KB

yang mengalami efek

samping

Peserta < 12,5 x

Jumlah PUS : 7037 orang

Jumlah peserta KB aktif : 3043 orang

Jumlah PPM : 948 orang

Evaluasi

Berdasarkan data program Keluarga Berencana bulan Januari- September 2013

dapat diambil kesimpulan bahwa semua program telah mencapai target kecuali cakupan

peserta KB baru.

3.1.5. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)

Tujuan

Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah terjadinya

penyakit sehingga menjadi masalah masyarakat.

Target dan Sasaran

1. Sasaran

a. Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular

b. Murid SD

c. Masyarakat umum

2. Kegiatan

a. Surveillance Epidemiologi

b. Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi masalah

masyarakat yang kemudian pelacakan dan pemberantasan.

3.1.5.1. P2 PENYAKIT DIARE

Pengertian

Suatu kegiatan dalam usaha penanggulanganan dan pemberantasan penyakit

diare.

Tujuan

Menurunkan angka kesakitan dan kematian pada penderita diare.

Memutuskan mata rantai penularan dan mendidik masyarakat agar dapat

mengatasi mata rantai penularan diare.

Melaksanakan pengobatan penderita diare yang standar di sarkes dan RT.

Mengamati dan menangani KLB sedini mungkin.

Sasaran

1. Penyakit diare yang menyerang balita dan usia produktif.

2. Penduduk pedesaan yang berpenghasilan rendah.

3. Penduduk dengan angka kesakitan dan kematian tinggi.

Target

1. Tidak ada target khusus di puskesmas, hanya mengacu pada target nasional.

2. Perkiraan angka = angka insiden x jumlah penduduk.

3. Nasional target = 22% x perkiraan.

Hasil Kegiatan

Kasus Diare yang ditemukan (semua umur) = 2320

Kasus Diare yang meninggal = 0

Tabel III.8. Hasil kegiatan P2 kasus diare di Puskesmas Porong bulan Januari-

September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A DIARE 100

1Penemuan penderita

diare yang diobati di

puskesmas dan kader

Kasus

10%

x

411/

1000

P

x

2Cakupan pelayanan

diare% 100 x

3 Angka penggunaan % 100 x

oralit

4 Angka penggunaan RL % 1 x

5

Proporsi penderita

diare balita yang diberi

tablet Zinc

Kasus 100 x

6Case Fatality Rate

KLB diare% <1 x

Evaluasi :

Berdasarkan data kegiatan P2 diare secara kumulatif pada bulan Januari-

September Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa semua target telah tercapai.

3.1.5.2. P2 PENYAKIT ISPA (PNEUMONIA)

Tujuan

Menemukan sedini mungkin penderita pnemonia dan memberikan pengobatan

sesuai standar.

Sasaran

Semua penderita yang datang dengan gangguan pilek dan gangguan jalan nafas

khususnya balita.

Hasil kegiatan

Tabel III.9. Hasil kegiatan P2 kasus Pneumonia di Puskesmas Porong bulan Januari-

September Juni Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran (T)

Per Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

B PNEUMONIA 100

1Cakupan penemuan

penderita pneumonia

balita

Kasus

90% x

10%

balita

X

Evaluasi :

Berdasarkan data kegiatan ISPA bulan Januari- September Tahun 2013 di

ambil kesimpulan bahwa seluruh kegiatan sudah sesuai target.

3.1.5.3. P2 KUSTA

Kusta merupakan penyakit menular disebabkan oleh Mycobacterium leprae

menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.

Tujuan :

1. Jangka Panjang: Eliminasi kusta dari Indonesia

2. Jangka Menengah: Menemukan angka kesakitan kusta menjadi 1/10.000

penduduk

3. Jangka pendek:

1) Pembinaan pengobatan (case holding) pada semua penderita PB

2) Penemuan penderita (case finding) sedini mungkin sehingga proporsi

tingkat kecamatan dapat ditekan serendah mungkin.

3) Implementasi dengan meningkatkan pengobatan MDT sebagai obat

standar di daerah pengembangan sehingga mencakup 80 % penderita terdaftar,

100 % bagi penderita baru.

4) Penyuluhan kesehatan di bidang kusta agar masyarakat memahami

kusta yang sebenarnya.

5) Pendataan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan dalam memenuhi kebutuhan program.

6) Pengawasan setelah RFT dengan memberikan motivasi kepada

semua penderita agar datang memeriksa diri selama 2 tahun untuk tipe PB dan

5 tahun untuk tipe MB.

Sasaran :

1. Penderita kusta :

- Pengobatan kombinasi

- Evaluasi pengobatan

2. Masyarakat :

- Pencarian penderita

- Penyuluhan tentang kusta

- Pemeriksaan anak sekolah

3. Petugas, dengan meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan dalam menangani penyakit kusta.

Kebijaksanaan :

Obat kusta diberikan secara cuma-cuma

Regimen MDT mengikuti rekomendasi WHO

Penderita tidak boleh diisolasi

Program P2 kusta diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan

rujukan.

Target dan Pencapaian :

Pengobatan MDT (kombinasi) terhadap semua penderita yang terdaftar

terutama untuk penderita yang berada di wilayah kerja.

1. Jumlah penduduk : 41068 jiwa

2. Jumlah penderita baru : 0 jiwa

a. Penemuan pasien baru secara aktif : PB = 0

MB = 0

b. Penemuan pasien baru secara pasif : PB = 0

MB = 0

c. Jumlah pasien baru : PB = 0

MB = 0

3. Pengobatan MDT

a. Jumlah pasien masih dalam pengobatan MDT: PB = 0

MB = 0

b. Jumlah pasien baru mendapat pengobatan MDT: PB = 0

MB = 0

c. Jumlah pengurangan pasien

RFT : PB = 0 MB = 1

Meninggal : PB = 0 MB = 0

d. Jumlah pasien yang mengalami reaksi berat

PB = 0

MB = 0

4. Pemeriksaan Kontak

Kontak MB = 0

Kontak PB = 0

Tabel III.10. Hasil Pencapaian P2 Kusta Puskesmas Porong Bulan Januari- September

2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

C KUSTA 100

1 Orang 10 0 7,5 0 0 100 x

Penemuan penderita

kusta baru (Case

Detection Rate)

2Proporsi kasus kusta

anak% <5 0 <5 0 0 100 x

3Proporsi kasus kusta

TK II% <5 0 <5 0 0 100 x

4 Prevalensi kusta (PR) %<1/1

0000x

<1/1

0000x 0 100 x

5 RFT Rate penderita PB % 95 x 95 x 0 100 x

6RFT Rate penderita

MB% 90 x 90 x 1 100 x

Evaluasi

Berdasarkan data program kesehatan lingkungan bulan Januari- September

tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh kegiatan sesuai target.

3.1.5.4. P2 TB PARU

TB paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosa dengan gejala yang sangat bervariasi.

Tujuan :

a. Jangka Panjang

Menurunkan rantai penularan, sehingga penyakit TB paru tidak lagi

merupakan masalah kesehatan di Indonesia

b. Jangka Pendek

Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari

semua penderita BTA yang ditemukan.

Tercapainya cakupan penemuan penderita secara

bertahap sehingga pada tahun 2013 dapat mencapai 70% dari perkiraan semua

penderita baru BTA .

Tabel III.11. Hasil Pencapaian P2 TB Paru Puskesmas Porong Selama Bulan Januari-

September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

D TB PARU 90,8

1 Penemuan suspect

penderita TB

Orang

70%

x1,0

7%P

x

2

Proporsi penderita TB

paru aktif BTA positif

di antara penderita

suspect TB

% 10 x

3Σ Penderita baru yang

diobati dengan DOTOrang 30 x

4Σ Penderita BTA

positif yang konversi% 80 x

5

Angka kesalahan

laboratorium (untuk

PPM dan PRM)

% <5 x

Evaluasi :

Berdasarkan data kegiatan program P2M TB Paru secara kumulatif pada bulan

Januari- September Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa semua kegiatan

telah berjalan sesuai dengan target.

3.1.5.5. P2 DEMAM BERDARAH DENGUE

Tujuan

1. Umum :

Menurunkan angka kesakitan dan kematian DBD, serta mencegah /

membatasi terjadinya KLB

2. Khusus :

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit DBD

b. Mencegah / membatasi terjadinya KLB Demam Berdarah

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberantas sarang

nyamuk

Sasaran

1. Masyarakat

a. Melaporkan bila ada penderita demam berdarah yang ditemukan.

b. Pemeriksaan jentik berkala / pemberantasan sarang nyamuk

c. Meningkatkan kebersihan lingkungan

2. Petugas

a. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program maupun lintas

sektor

b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah,

terutama pada musim hujan datang

c. Pemeriksaan jentik berkala

Target dan Hasil Pencapaian

Tabel III.12. Hasil kegiatan pencegahan DBD di Puskesmas Porong Januari- September

Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

F DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 84

1Insidens kasus DBD

Kasus <55 x

2Prosentase penderita

DBD ditanganiOrang 100 x

3Case Fatality Rate

(CFR) penyakit DBD% <1 x

4Angka Bebas Jentik

(ABJ)% >95 x

5Jumlah Wilayah KLB

DBDDesa X x

Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan program P2M (DBD) secara kumulatif pada bulan

Januari - September Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa

program yang belum memenuhi target, yaitu Insidens kasus DBD, Prosentase

penderita DBD ditangani, karena program baru berjalan selama 6 bulan.

Kegiatan yang dilakukan

1. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

Program PSN yang dilakukan oleh masyarakat dilaksanakan tiap bulan

oleh desa atau kelurahan yang dikirim ke ketua kelompok PSN Kecamatan dengan

tembusan Puskesmas dan meneruskan ke Dinas Kesehatan

2. Penanggulangan fokus bila ada kasus

Survey penyelidikan epidemi 20 rumah, bila ditemukan jentik 3 rumah dan

ada penderita panas maka diadakan fogging / pengasapan.

3. Pemantauan jentik berkala

Survey jentik berkala dilaksanakan dengan sasaran 100 rumah / desa tiap 3

bukan sekali

4. Abatisasi selektif

Apabila ditemukan jentik pada PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) di

pemukiman

5. Penemuan pengobatan / perawatan penderita

3.1.5.6. P2 PMS dan HIV / AIDS

a. Tujuan

Memberikan informasi mengenai penyakit PMS dan HIV / AIDS

Menemukan dan mengobati penderita PMS dan HIV/ AIDS sesuai dengan

standart.

b. Sasaran

Anak-anak, remaja, dan dewasa yang rentan

c. Hasil kegiatan

Hasil kegiatan kasus PMS dan HIV/AIDS di Puskesmas Porong

bulan Januari – September Tahun 2013

Jenis Kegiatan Satuan Target Sasaran Pencapaian Cakupan

SV V

P2 PMS dan

HIV/ AIDS

1. Jml kegiatan

penyuluhan

HIV/AIDS di

pusk

Kali 12kali/tahun -

2. klp sasaran

yang dijangkau

Kelomp

ok

12kelompok/thn -

EVALUASI

Kegiatan kasus PMS dan HIV/AIDS bulan Januari – September 2013 belum

diperoleh data karena program baru mulai berjalan pada bulan Agustus 2013.

3.1.5.6. PROGRAM IMUNISASI

Tujuan

Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus neonatorum,

polio dan hepatitis.

Tujuan Khusus

Tercapainya UCI (Universal Child Immunization) tahun 2015

a. Mencakup bayi (0-12 bulan) untuk vaksinasi

1. BCG 1x

2. DPT 3x

3. POLIO 4 x

4. Hepatitis 3 x

b. Murid kelas I SD / MI dengan DT 1 x

c. Murid SD / MI kelas II-III untuk mendapatkan TT 1x

.

Target dan Capaian

Sasaran

a. Bayi berusia 0-1 tahun (kurang 1 hari) untuk mendapatkan imunisasi BCG

serta mendapatkan imunisasi HEPATITIS, DPT, POLIO, dan 9-12 bulan,

mendapatkan Campak.

b. Murid kelas 1 SD / MI untuk mendapatkan DT.

c. Murid SD/Mi kelas II – III untuk mendapatkan TT.

Tabel III.13. Hasil Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Porong Bulan Januari –

September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

I PELAYANAN IMUNIASI

1Imunisasi HB 0 – 7

hari pada bayiBayi ≥95 301 X

2Imunisasi BCG pada

bayiBayi ≥95 X

3Imunisasi DPT/HB 1

pada bayiBayi ≥95 X

4Imunisasi DPT/HB 3

pada bayiBayi ≥90 X

5Imunisasi campak pada

bayiBayi ≥90 X

6Drop Out DPT/HB 1 -

CampakBayi ≤10 X

7Drop Out DPT/HB 1 –

DPT/HB 3Bayi ≤10 X

8 UCI Desa Desa 100 X

9Imunisasi DT pada

anak kelas 1 SDAnak ≥90 X

10Imunisasi campak pada

anak kelas 1 SDAnak ≥95 X

11Imunisasi TT pada

anak SD kelas 2 dan 3Anak ≥90 X

12Pemantauan suhu

lemari es vaksinBuku ada ada ada X

13Ketersediaan stok

vaksin per bulanBuku ada ada ada X

14 Pemantauan KIPI Laporan x Ada X Ada Ada X

Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan Imunisasi selama bulan Januari - September Tahun

2013 diambil kesimpulan bahwa ada seluruh program sesuai target yang diharapkan

3.1.5.10. PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI

Tabel III.14. Hasil Pencapaian Pengamatan Epidemiologi Puskesmas Porong Bulan

Januari – September Tahun 2013

No

.

JENIS KEGIATAN Satuan Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % Abs SV V

(%) (%)

A PENGAMATAN PENYAKIT (SURVEILANCE EPIDEMOLOGI) 100

1

Laporan STP

(Surveilan Terpadu

Penyakit) yang tepat

waktu

Bulan ≥80 100 X

2

Kelengkapan Laporan

STP (Surveilan

Terpadu Penyakit)

Bulan ≥90 100 X

3Laporan C1 (Campak)

yang tepat waktuBulan ≥80 100 X

4Kelengkapan Laporan

C1 (Campak)Bulan ≥90 100 X

5

Laporan W2

(mingguan) yang tepat

waktu

Minggu ≥80 100 X

6Kelengkapan Laporan

W2 (mingguan)Minggu ≥90 100 X

7Grafik Penyakit

Potensial WabahMinggu 100 100 X

8Laporan KIPI Zero

ReportingBulan ≥90 100 X

9 Desa / kelurahan yang

mengalami KLB

Desa - - - - - - X

ditanggulangi < 24 jam

Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan KIA selama bulan Januari – September Tahun 2013 telah

mencapai target

3.1.6. PROGRAM PENGOBATAN

3.1.6.1. PENGOBATAN

A. Pendahuluan

Tujuan :

1. Jangka Pendek:

Mengobati penderita dengan standar pengobatan dan menggunakan obat

yang termasuk DOEN.

Memutuskan rantai penularan dari penyakit menular tertentu, dengan

jalan mengobati penderita penyakit menular yang sumber penularan.

Menghindari timbulnya cacat atau penyakit menular.

2. Jangka Panjang:

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengobatan rawat

jalan dan rawat inap.

B. Target dan Capaian

1. Kegiatan

a. Pengobatan di dalam maupun diluar gedung oleh tenaga perawat dan secara

terpadu bersama tenaga KIA.

b. Perawatan Darurat.

* Siaga penanggulangan kasus darurat dan merujuk ke Rumah Sakit.

* Melakukan rehidrasi bagi penderita GEA yang mengalami dehidrasi.

* Melakukan tindakan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas atau

kecelakaan kerja.

2. Target dan Hasil Kegiatan Bulan Januari- September Tahun 2012

10 Penyakit terbanyak rawat jalan di Puskesmas Porong

1. ISPA 16.339 (37,5%)

2. Gastritis 4.248 (9,80%)

3. Penyakit sistem otot & periapikal 2.726 (6,2%)

4. Diare 2.195 (5,0%)

5. Penyakit kulit 1.805 (4,1%)

6. Hipertensi 1.493 (3,4%)

7. Thypoid 1.305 (3,0%)

8. Pulpa dan Jaringan perfiksi 1.075 (2,5%)

9. KLL & Ruda Paksa 1.013 (2,3%)

10. Tonsilitis 700 ( 1,6 %)

11. Penyakit Gusi & Periodontal 695( 1,6 %)

12. Disentri 535 ( 1,2% )

13. DM 472 ( 1,1 %)

14. Anemia 471 ( 1,1 %)

15. Penyakit Alergi 469 ( 1,1 %)

Total kunjungan 15 penyakit terbesar : 35.487 ( 100%)

Total kunjungan pasien ke puskesmas : 43.507

Tabel III.15. Hasil Pencapaian Program Pengobatan Puskesmas Porong Januari-

September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN

Satu

an

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

A PENGOBATAN 84,5

1 VISITE RATE % 60 60 45 45 5715 100 X

- Jml Kunjungan Baru :

6883

- Jml Kunjungan Lama :

23701

- Total Kunjungan : 29784

2 CONTACT RATE Kali 1,5 1,5 1,5 1,5 1,04 69 X

- Jml Kasus Baru Penyakit :

53467

- Jml Kasus Lama Penyakit :

2239

- Jml Total Penderita (Kasus

baru + lam) :

53467 + 2239 = 55076

Keterangan :

(1) = Kontak rate Kasus lama + Kasus Baru

Kasus Baru

(2) = Visit Rate Jumlah kunjungan X 100%

Jumlah penduduk

C. Evaluasi

Berdasarkan data program pengobatan bulan Januari- September tahun 2013 dapat

diambil kesimpulan bahwa seluruh program sesuai dengan target yang diharapkan.

3.1.6.2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Pendahuluan

Tujuan Umum :

Penyelenggaraan pelayanan secara efektif dan efisien untuk mendukung upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosa dini maupun monitoring

dalam rangka penyembuhan.

Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan hasil cakupan pemeriksaan dan rujukan

b. Meningkatkan keterampilan dan ketelitian petugas dalam pemeriksaan.

c. Meningkatkan pelayanan laboratorium di dalam ikut serta membantu

menegakkan penyakit.

B. Sasaran

a. Anak sekolah (UKS)

b. Ibu hamil

c. Masyarakat umum yang memerlukan pelayanan laboratorium

d. Penderita rawat inap dan rawat jalan

C. Target dan Capaian

Tabel III.16. Hasil Pencapaian Laboratorium Sederhana Di Puskesmas Porong Bulan

Januari- September Tahun 2013

No JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

B PEMERIKSAAN LABORATORIUM (YANSUS YANKES) 100

1

Pemeriksaan

Hemoglobin pada ibu

hamil

Spesimen 100 767 75 575 583 100 X

2

Pemeriksaan darah

trombosit tersangka

DBD

Spesimen 100 2448 100 2448 2448 100 X

3Pemeriksaan test

kehamilanSpesimen 85 767 63 575 583 100 X

4Pemeriksaan sputum

penderita tersangka TBSpesimen 70 308 52 231 305 100 X

5Pemeriksaan protein

urine pada ibu hamilSpesimen 70 107 52 80 88 100 X

Jumlah tersangka pre eklampsia : 50 bumil

D. Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan pemeriksaan laboratorium pada bulan Januari-

September Tahun 2013 persentase program pemeriksaan laboratorium di Puskesmas

beberapa sudah memenuhi target.

3.2. PROGRAM PENGEMBANGAN

3.2.1. PUSKESMAS DENGAN RAWAT INAP

A. Pendahuluan

Tujuan Umum:

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat

miskin dan tidak mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan agar tercapai derajat

kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

Tujuan khusus:

Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar di puskesms dan jaringannya.

Terselenggaranya pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit, BP 4, dan

BKMM/BKIM.

Terselenggaranya kegiatan pendukung pelayanan kesehatan.

Terlaksananya kegiatan save guarding.

B. Target dan Capaian

Target:

Sasaran program ini adalah seluruh masyarakat mislin dan tidak mampu yang

membutuhkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta layanan rujukan

medis di Rumah Sakit pemerintah dan swasta yang ditunjuk, BP 4, dan BKMM/BKIM,

yang tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan/asuransi kesehatan lainnya.

Tabel III.17. Hasil Pencapaian Program Upaya Pelayanan Rawat Inap dengan Tempat

Tidur Puskesmas Porong Selama Bulan Januari- September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

I PUSKESMAS DENGAN RAWAT INAP 100

1BOR Puskesmas

tempat tidur% 60 170 45 127 127 100 X

2

Hari rawat rata rata

(ALOS) di Puskesmas

tempat tidur

Hari 3 3,7 2,25 2,7 3,9 100 X

3 Pelayanan PONED

- pelayanan maternal

risti / komplikasiMaternal 80 613 40 459 99 23,4 X

- pelayanan neonatal

risti / komplikasiNeonatal 80 546 40 409 57 92 X

C. Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan program upaya pelayanan rawat inap dengan tempat

tidur secara kumulatif pada bulan Januari – September Tahun 2013 semua program telah

sesuai target.

3.2.2. PROGRAM USIA LANJUT

A. Pendahuluan

Tujuan Umum

Diperolehnya peningkatan derajat kesehatan dan kehidupan usia lanjut mencapai

masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat

sesuai dengan kebudayaan di tengah-tengah masyarakat.

Tujuan Khusus

1. Kelompok Usia Lanjut tahu dan ingin melaksanakan

a. Deteksi dini penurunan kesehatan, serta teratur dan

berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas atau instansi

pelayanan kesehatan lainnya.

b. Latihan fisik dan mental secara teratur

c. Diet seimbang

d. Kebersihan perorangan

e. Kelompok untuk bersosialisasi

f. Hidup sehat dengan menghindari kebiasaan yang tidak

baik, seperti merokok, alkohol, kopi, kelelahan fisik dan mental.

g. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara

teratur.

2. Kelompok Keluarga Yang Memiliki Usia Lanjut tahu dan ingin

melaksanakan

a. Pemeliharaan peran usia lanjut dan keterlibatan usia lanjut dalam keluarga dan

diluar keluarga.

b. Bantuan dalam mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara tepat dan benar.

c. Dukungan, bantuan dan dorongan untuk menyalurkan dan pengembangan

minat dan hobi.

d. Pemeliharaan fisik dan mental dan spiritual yang teratur dan

berkesinambungan ditengah penuh kasih sayang dan tanggung jawab.

3. Kelompok Masyarakat Lingkungan usia lanjut

a. Program pembinaan kesehatan usia lanjut

b. Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan masyarakat yang

berlintas dengan pemeliharaan kesehatan usia lanjut.

4. Penyelenggara Kesehatan tahu dan melaksanakan

a. Pembinaan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan serta kemandirian

usia lanjut.

b. Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan yang berkaitan

dengan usia lanjut.

5. Lintas Sektor tahu dan ingin melaksanakan :

a. Pembinaan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan serta kemandirian

usia lanjut.

b. Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan yang berkaitan

dengan usia lanjut.

B. Target dan Capaian

Target

Usia lanjut Undang-Undang No. 4 tahun sama atau lebih dari 55 tahun.

Menurut Departemen Kesehatan

a. Sasaran Langsung

1)Kelompok pertengahan umur : 45-54 tahun

2)Kelompok usia lanjut dini : 55-64 tahun

3)Kelompok usia lanjut : lebih dari 64 tahun

4)Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi lebih dari 70 tahun hidup sendiri,

terpencil hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.

b. Sasaran Tidak Langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada

Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

Masyarakat lain.

Tabel III.18. Hasil Pencapaian Program Usia Lanjut Puskesmas Porong Januari-

September Tahun 2013

No

.

JENIS KEGIATAN Satuan Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

II UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT (PSKM PKM) 100

1Jumlah posyandu

lansia yang dibina

Kelom

pok100 17 75 13 17 100 X

2

Jumlah pralansia dan

lansia baru yang

dilayani

Orang 65 2367 49 1775 1993 100 X

Jumlah pralansia dan lansia baru di Porong : 897 orang

Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan program USILA bulan Januari- September Tahun 2013 di

ambil kesimpulan bahwa jumlah pralansia dan lansia baru yang dilayani belum mencapai

target.

3.2.3. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MATA/PENCEGAHAN KEBUTAAN

A. Pendahuluan

Tujuan Umum

Meningkatnya derajat kesehatan mata masyarakat secara optimal.

Tujuan Khusus

Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam pemeliharaan

dirinya di bidang kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.

Menurunnya prevalensi kesakitan mata, dan kebutaan sehingga tidak lagi

menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Meningkatkan jangkauan refraksi sehingga masyarakat yang mengalami

gangguan fungsi penglihatan dapat dilayani.

B. Target dan Capaian

Target

Pengunjung Puskesmas

Murid sekolah

Masyarakat pada umumnya

Tabel III.19. Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Mata Puskesmas Porong

Bulan Januari- September Tahun 2013

No JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

III Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan (Yansus-Yankes) 64,59

1

Penemuan kasus di

masyarakat dan

puskesmas melalu

pemeriksaan visus /

refraksi

% 70 x

2

Penemuan kasus

penyakit mata di

puskesmas

% 70 x

3

Penemuan kasus buta

katarak pada usia > 45

tahun

% 35 x

4 Pelayanan operasi Kali x x

katarak di puskesmas

5Pelayanan rujukan

mataOrang x x

Jumlah penderita yang diperiksa refraksi : 266 orang

Jumlah kunjungan kasus mata : 532 orang

Jumlah penduduk usia > 45 tahun : 11.097 orang

C. Evaluasi

Berdasarkan data program upaya kesehatan mata bulan Januari- September tahun

2013 dapat diambil kesimpulan bahwa penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun

masih di bawah target. Hal ini dikarenakan data yang diambil hanya enam bulan dari dua

belas bulan yang ada. Selain itu pelayanan operasi katarak di puskesmas belum tercapai

karena belum adanya sarana operasi katarak di puskesmas.

3.2.4. PROGRAM UPAYA KESEHATAN TELINGA/PENCEGAHAN GANGGUAN

PENDENGARAN

A. Pendahuluan

Tujuan :

Melaksanakan pencegahan gangguan pendengaran dan ketulian melalui

langkah-langkah kegiatan :

1. Menentukan besaran masalah (magnitude) dan penyebab utama gangguan

pendengaran dan ketulian pada populasi tertentu.

2. Mencegah penggunaan obat-obat ototoksik secara bebas.

3. Menurunkan prevalensi gangguan pendengaran akibat pemaparan bising pada

kelompok risiko tinggi.

4. Mengembangkan kesehatan telinga dasar (basic ear care) sebagai bagian

Program Pelayanan Kesehatan Dasar ( PUSKESMAS)

5. Meningkatam kegiatan deteksi dini dan penatalaksanaan gangguan

pendengaran.

6. Mengembangkan teknologi tepat guna (appropriate technology) untuk

pemeriksaan dan penanganan gangguan pendengaran.

7. Mengadakan kerjasama teknis dengan pihak Pemerintah (DEPKES) untuk

mengembangkan Program Nasional di bidang kesehatan telinga dan

pendengaran.

8. Memiliki sistim manajemen dan administratif untuk suatu program Nasional,

Regional maupun Global.

B. Target dan Capaian

Mencegah kecacatan yang ditimbulkan akibat penyakit telinga dan gangguan

pendengaran yang sering ditemukan pada masyarakat setempat dengan melaksanakan

pencegahan terhadap penyakit telinga dibawah ini :

1. OMSK

2. Tuli sejak lahir ( kongenital ).

3. Pemaparan bising (NIHL).

4. Presbiakusis.

Tabel III.20. Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Telinga Puskesmas Porong

Bulan Januari- September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

(%)

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

III Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran 50

1

Penemuan kasus sulit

dan rujukan spesialis di

puskesmas melalui

pemeriksaan fungsi

pendengaran

% 10 x

2

Penemuan kasus

penyakit telinga di

puskesmas

% 35 X

Jumlah kasus penyakit telinga : 281 kasus

Jumlah kunjungan kasus telinga : 569 kasus

C. Evaluasi

Berdasarkan data program upaya kesehatan telinga bulan Januari- September tahun

2013 dapat diambil kesimpulan bahwa hanya program penemuan kasus penyakit telinga di

puskesmas semua sesuai target karena sarana pemeriksaan fungsi pendengaran belum

tersedia.

3.2.5. PROGRAM KESEHATAN JIWA

A. Pendahuluan

Tujuan :

Usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik jasmani maupun

rohani guna keluarga bahagia dan sejahtera.

Memberikan pelayanan kepada penderita gangguan jiwa secara teratur dengan

biaya murah.

Perawatan penderita gangguan jiwa dan pembinaan pada keluarga.

Menemukan kasus-kasus jiwa sedini mungkin.

Mengurangi penderita gangguan jiwa yang dipasung oleh keluarganya.

B. Target dan Capaian

Target

Pengobatan psikosa atau neurosa serta gangguan jiwa lainnya.

Pencarian penderita baru psikosa, retardasi mental, epilepsi dan gangguan jiwa

lainnya.

Tabel III.21. Hasil Pencapaian Program Usaha Kesehatan Jiwa Puskesmas Porong

Bulan Januari - September Tahun 2013

No

.

JENIS KEGIATAN Satuan Target

Sasaran

(T) Per

Target

Sasaran

Per 9

Penca

paian

Per 9

CAKUPAN

Tahun Bulan

Bulan% Abs % Abs

SV

(%)

V

(%)

V UPAYA KESEHATAN JIWA 26,3

1

Pemberdayaan

kelompok masyarakat

khusus dalam upaya

penemuan dini dan

rujukan kasus

gangguan jiwa

Kelompok 15 x

2

Penemuan dan

penanganan kasus

gangguan perilaku,

masalah NAPZA dll

Kasus 20 x

3

Penanganan kasus

kesehatan jiwa melalui

rujukan ke RS /

spesialis

% 25 x

4 Deteksi Dini dan

penanganan kasus jiwa,

(gangguan perilaku,

gangguan jiwa,

gangguan

spikosomatik, masalah

napza dll) yang datang

% 25 x

berobat ke Puskesmas

Jumlah seluruh kasus gangguan jiwa : 442

C. Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan program upaya kesehatan jiwa secara kumulatif pada bulan Januari

– September Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa semua program sudah mencapai

target.

3.2.6. PROGRAM KESEHATAN OLAH RAGA

A. Pendahuluan

Tujuan Umum :

Menyelenggarakan upaya kesehatan olah raga di puskesmas untuk menunjang

terwujudnya kecamatan sehat.

Tujuan Khusus :

Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan puskesmas dalam

menyelenggarakan upaya kesehatan olah raga

Meningkatnya kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor, dunia

usaha atau swasta, LSM, organisasi profesi, dan media massa

Meningkatnya jangkauan, cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan olah raga di

puskesmas

Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan olah raga.

B. Sasaran dan Capaian

Tabel III.22. Hasil Pencapaian Program Kesehatan Olahraga Puskesmas Porong Pada

Bulan Januari- September 2013

No JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

VI UPAYA KESEHATAN OLAH RAGA (PSKM PKM) 100

1 Kali x x

Pemberdayaan

masyarakat melalui

pelatihan kader

2

Pembinaan kelompok

potensial / klub

(khusus) kesehatan

olah raga

Kelompok x x

3Pemeriksaan kesegaran

jasmani anak sekolah% 60 x

C. Evaluasi

Berdasarkan data program usaha kesehatan olahraga bulan Januari– September

2013 dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh kegiatan belum mencapai target.

3.2.7. PROGRAM USAHA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

GIGI

A. Pendahuluan

Tujuan Umum

Tercapainya derajat kesehatan gigi masyarakat yang optimal

Tujuan Khusus

1. Meningkatkan kesadaran, sikap dan

perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara dini (self care) di bidang

kesehatan gigi dan mulut dan mengetahui pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunkan pravalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita

masyarakat (karies dan peridontitis) dengan upaya perlindungan atau

pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan, terutama

pada kelompok masyarakat yang rawan.

B. Sarana dan Alat

1. Dental Chair : 3 unit

2. Dental unit : 3 unit

3. Alat-alat pencabutan : 3 set

4. Alat-alat tambal : 3 set

5. Hand instrumen : 3 set

C. Tenaga Kerja

1. Dokter gigi : 4 orang

D. Kegiatan

Unit rawat jalan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi :

o Pelayanan di dalam poli gigi Puskesmas Porong (di dalam gedung): Penderita

yang datang langsung ke Puskesmas

o Pelayanan di luar poli gigi Puskesmas Porong (diluar gedung): Kunjungan ke

sekolah

Usaha kegiatan kesehatan gigi dan mulut

E. Target dan Capaian

Target

1. Masyarakat umum

2. Anak prasekolah

3. Anak sekolah

4. Ibu hamil

c. Hasil Pencapaian Program Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas

Porong Bulan Januari- September Tahun 2013

No. JENIS KEGIATAN Satuan Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

VII PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT GIGI 99,8

1 Pembinaan kesehatan

gigi di Posyandu

Posyandu 30 X

2Pembinaan kesehatan

gigi pada TKTK 100 X

3

Pembinaan dan

bimbingan sikat gigi

massal pada SD/MI

SD/MI 100 X

4Perawatan kesehatan

gigi pada SD/MISD/MI 100 X

5

Murid SD/MI yang

mendapat perawatan

kesehatan gigi

paripurna

Orang 50 X

6

Rasio gigi tetap yang

ditambal terhadap

gigi yang dicabut

Gigi 40 X

7

Bumil yang

mendapat perawatan

kesehatan gigi

Bumil 30 X

Jumlah penduduk se Kec Porong 2013 : 41.068

Jumlah murid TK / Anak Prasekolah : 1085

Jumlah murid SD / MI : 1992

Jumlah TK : 22

Jumlah SD / MI : 19

Jumlah Posyandu : 33

Jumlah kunjungan Bumil (KIA)

Januari - Juni 2013 : 767

Jumlah kunjungan Bumil

ke poli gigi dan mulut

Januari – September 2013 : 383

Jumlah murid SD / Mi : 3957

Gigi yang dicabut Januari – Juni 2013 : 398

Gigi yang ditambal Januari –Juni 2013 : 608

Evaluasi

Berdasarkan data program Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Porong

pada bulan Januari- September 2013 diambil kesimpulan bahwa ada beberapa program

yang belum sesuai dengan target yaitu Bumil yang mendapat perawatan kesehatan gigi

A. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah, pada pelita IV baru mencapai

anak tingkat pendidikan dasar (STPD), selanjutnya program ini akan dikembangkan ke

tingkat SMTP, SMTA dan SLB. Di tingkat STPD upaya kesehatan gigi merupakan suatu

paket pelayanan asuhan sistematik, dengan kegiatan yang bertahap disesuaikan dengan

kemampuan tenaga dan sarana yang ada, sebagai berikut :

Tahap I (Paket Minimal)

Upaya kesehatan gigi di SD yang belum terjangkau oleh tenaga kesehatan gigi,

kegiatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan lain dan guru ORKES (Olah Raga dan

Kesehatan), berupa :

Upaya peningkatan oleh guru dengan materi sesuai kurikulum ORKES.

Upaya pencegahan berupa kegiatan bimbingan, pembinaan pelihara diri

(paket sikat gigi bersama).

Rujukan bagi yang perlu pengobatan.

Tahap II (Paket Optimal)

Sudah ada sarana atau tenaga kesehatan gigi yang terbatas, kegiatan berupa :

Upaya peningkatan oleh guru.

Upaya pencegahan (sikat gigi bersama, perlindungan dengan fluor, pembersihan

karang gigi).

Upaya pengobatan (pengobatan dasar pada murid yang memerlukan pengobatan).

Tahap III (Paket paripurna)

Sudah ada tenaga atau sarana, kesehatan gigi yang lengkap, kegiatan berupa :

Upaya peningkatan oleh guru.

Upaya pencegahan (sikat gigi bersama, pembersihan karang gigi, aplikasi fluor).

Upaya pengobatan berupa pengobatan atas permintaan pada murid kelas I-VI dan

pengobatan komprehensif pada murid kelas selektif sesuai kondisi penyakit

setempat.

Pelayanan Kesehatan Gigi

Anak Usia Sekolah

Gambar III.2. Pembagian Pelayanan Kesehatan Gigi Anak Usia Sekolah

3.2.8. PROGRAM PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

A. Pendahuluan

1. Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga adalah jumlah KK (Kepala Keluarga)

rawan yang mendapat asuhan keperawatan di wilayah kerjanya periode Januari s/d

Desember tahun sebelumnya .

Keluarga rawan adalah keluarga miskin yang rentan atau mempunyai

resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan yang dibina, dilayani dan

diobati di wilayah kerjanya pada kurun waktu tertentu.

Di dalam lingkungan sekolah

Pramuka, Karang Taruna, PKK

UKGS, di lingkungan SD, SMP/SLTA, atau SLB

Di luar lingkungan sekolah

2. Kegiatan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan adalah jumlah

kelompok masyarakat rawan yang mendapat asuhan keperawatan di wilayah

kerjanya periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya

Kelompok masyarakat rawan adalah kelompok masyarakat yang rentan

atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan yang dibina,

dilayani dan diobati di wilayah kerjanya pada kurun waktu tertentu.

Sasaran Kelompok :

a. Kelompok masyarakat yang tidak terkait dalam suatu institusi:

1) Posyandu balita dan lansia

2) Kelompok Balita

3) Kelompok Ibu Hamil

4) Kelompok Usia Lanjut

5) Kelompok Penderita Penyakit tertentu:

a) Diabetes Melitus

b) Kanker

c) Hipertensi

d) Jiwa

b. Kelompok masyarakat yang tidak terkait dalam suatu institusi

1) Sekolah

2) Pesantren

3) Panti asuhan

4) Panti usia lanjut

5) Rumah Tahanan ( Rutan)

6) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)

7) Kelompok Pekerja.

Sasaran Masyarakat yaitu Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,

Kelurahan/Desa) yang mempunyai :

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah lain

2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi

3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain, diantaranya:

a. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular ( malaria,diare,demam

berdarah dll)

b. Masyarakat di lokasi barak pengungsian .

c. Masyarakat di daerah terpencil/perbatasan..

d. Pemukiman baru dengan transportasi sulit

3. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada keluarga rawan adalah jumlah

keluarga (KK) rawan yang dibina dan mendapat asuhan keperawatan telah mandiri

dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya di wilayah kerjanya periode Januari s/d

Desember tahun sebelumnya .

Kemandirian Keluarga berorientasi pada lima fungsi keluarga dalam

mengatasi masalahkesehatannya,yaitu:

1. Mampu mengenal masalah kesehatannya

2. Mampu mengambil keputusan tepat untuk mengatasi kesehatannya.

3. Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang

memerlukan bantuan keperawatan.

4. Mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan

kesehatan.

5. Mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.

4. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok rawan adalah jumlah

kelompok rawan yang dibina telah mandiri dalam memenuhi kebutuhan

kesehatannya di wilayah kerjanya periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya

Kemandirian Kelompok berorientasi pada lima fungsi keluarga dalam mengatasi

masalahkesehatannya,yaitu:

1. Mampu mengenal masalah

kesehatannya

2. Mampu mengambil keputusan tepat

untuk mengatasi kesehatannya.

3. Mampu melakukan tindakan

keperawatan untuk anggota Kelompok yang memerlukan bantuan

keperawatan.

4. Mampumemodifikasi lingkungan

sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan.

5. Mampu memanfaatkan sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

B. Target dan Capaian

Tabel III.24. Hasil kegiatan program Perawatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas

Porong Pada Bulan Januari- September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

VI

IPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

41,92

5

1Kegiatan asuhan

keperawatan pada

keluarga rawan

Keluarga

rawan21

19

7415,75

1480

,5100 6,7 x

2

Kegiatan asuhan

keperawatan pada

kelompok masyarakat

rawa

Kelompok

rawan3 4 2,25 3 1 50 x

3

Pemberdayaan dalam

upaya kemandirian

pada keluarga rawan

Keluarga

rawan

dibina

21 17 15,7512,7

56 66,6 x

4

Pemberdayaan dalam

upaya kemandirian

pada kelompok rawan

Kelompok

rawan

dibina

3 3 2,25 2,25 1 44,4 x

Jumlah keluarga rawan dibina : 80

Jumlah kelompok rawan dibina : 100

C. Evaluasi

Berdasarkan data program perawatan kesehatan masyarakat bulan Januari- September

tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada

kelompok rawan belum mencapai target.

3.2.9. PROGRAM BINA KESEHATAN TRADISIONAL

A. Tujuan

Meningkatkan fungsi dan kualitas masyarakat dalam kemandirian hidup sehat

B. Target dan Capaian

Target

Meningkatkan fungsi dan kualitas dari tempat-tempat kesehatan tradisional

Meningkatkan fungsi dari JPKM

Tabel III.25. Hasil kegiatan program Bina Kesehatan Tradisional Puskesmas Porong

dari Bulan Januari- September Tahun 2013

No. JENIS KEGIATAN Satuan Target Target Penca CAKUPAN

Sasaran

(T) Per

Tahun

Sasaran Per

9 Bulanpaian

Per 9

Bulan% Abs % Abs

SV

(%)

V

(%)

IX BINA KESEHATAN TRADISIONAL (PSKM PKM) 100

1

Pembinaan

pengobatan

Tradisional yang

menggunakan

tanaman obat

Orang x 14 x 11 14 100 x

2

Jumlah pengobat

Tradisional dengan

ketrampilan yang

dibina

Orang x 34 x 26 34 100 x

3Pembinaan pengobat

Tradisional lainnyaSarana x 48 x 36 48 100 x

4Frekuensi pengobat

tradisional yg dibinaKali x 1 x 0,75 1 100 x

C. Evaluasi

Berdasarkan data program pengobatan tradisional bulan Januari- September tahun

2013 dapat diambil kesimpulan bahwa semua kegiatan telah mencapai target.

3.2.10. UPAYA KESEHATAN KERJA

A. Pendahuluan

Tujuan :

1. Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan

masyarakat.

Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas.

Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang

inovatif, efektif dan efisien.

2. Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan komunitas

dalam pemeliharaan kesehatan.

3. Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan

program kesehatan masyarakat.

4. Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam peningkatan derajat dan

penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.

B. Target dan Capaian

Sasaran :

Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.

Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.

Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.

Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.

Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan

pembiayaan pra upaya.

Tabel III.26. Laporan Bulanan Kesehatan Kerja Puskesmas Porong Bulan Januari –

September Tahun 2013

No URAIAN Januari Febr Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Total

1 Pekerja sakit

yang dilayani

206 219 145 152 174 102 96 102 106 1302

2 Kasus

penyakit

umum pada

pekerja

200 219 145 148 170 102 94 102 100 1280

3 Kasus diduga

penyakit

berkaitan

dengan

pekerjaan

6 0 0 4 4 0 2 0 6 22

4 Kasus

penyakit

yang

berkaitan

dengan

pekerjaan

0 0 0 0 0 0 0

5 Kasus

kecelakaan

yang

berkaitan

dengan

0 0 0 0 0 0 0

pekerjaan

Tabel III.27. Hasil Pencapaian Program Upaya Kesehatan Kerja Puskesmas Porong

Bulan Januari- September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

(%)

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

X BINA KESEHATAN KERJA (PSKM PKM) 100

1Jumlah pekerja formal

yang mendapat

pelayanan kesehatan

% 70 652 53 489 1302 100 x

Jumlah pekerja formal : 932 orang

C. Evaluasi

Berdasarkan data program perawatan kesehatan masyarakat bulan Januari- September

tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa program jumlah pekerja formal yang mendapat

pelayanan kesehatan telah mencapai target.

3.2.11. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PHBS

A. Definisi

Pengembangan dari program gabungan kegiatan dan kesempatan yang

dilandaskan prinsip-prinsip belajar yang mencapai suatu keadaan, dimana individu-

individu kelompok/masyarakat. Secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana

caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan

pertolongan bila perlu.

B. Tujuan

1. Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas hidup.

2. Khusus

Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama masalah gizi, kesehatan

lingkungan, immunisasi, KB dan pemberantasan penyakit menular dengan

harapan untuk memperoleh dukungan dari semua pihak melalui komunikasi

dan informasi kesehatan.

Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi serta pembinaan

peran aktif dari masyarakat.

Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka mendukung program

kesehatan.

C. Sasaran

1. Masyarakat diwilayah kerja puskesmas Porong.

2. Rumah tangga.

3. Institusi kesehatan.

4. Tempat-tempat umum

5. Tempat-tempat kerja

D. Target

Frekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di Puskesmas Porong

Bulan Januari-April 2012 = 100% dari sasaran yang dikaji

1. Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas

2. Peran serta masyarakat :

a. Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (min 12x)

b. Pembinaan dan hubungan teknis.

Kader

Pengobatan tradisional

c. Pembinaan lintas sektoral

E. Strategi di Puskesmas

1. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari program

kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-program tersebut.

2. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga

diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri

dalam membina derajat kesehatan yang di bidang kesehatan wilayah.

3. Puskesmas di wujudkan sebagai pusat pengembangan dan

pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

4. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan

masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap mental yang partisipatif dan

lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan.

5. Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga pendidikan dasar,

pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat di tumbuhkan

dan dibudidayakan sedini mungkin.

F. Teknik dan Penyuluhan Metode Kesehatan Masyarakat

1. Metode

Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan adalah cara

untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat.

2. Teknik

Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud secara

baik dan sempurna.

3. Alat peraga

a. Papan tulis

b. Buku

c. OHP Slide

d. Buku

e. Poster

f. Modul

g. Kaflet

h. Booklef

i. Kartu konsultasi

j. Kaset

k. Slide

l. Video film

m. Layartancap

G. Target dan Capaian

Tabel III.28. Hasil Pencapaian Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam PHBS

Puskesmas Porong Bulan Januari- September Tahun 2013

No

.JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

XI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PHBS

1

Instusi Pendidikan

yang dikaji (Institusi

Pendidikan Klasifikasi

IV)

Sekolah 55 21 22.92 9 5 55.55 x

2

Institusi sarana

kesehatan yang dikaji

(Institusi kesehatan

klasifikasi IV)

Institusi 100 9 41.67 4 2 50 x

3

Tatanan Tempat-

tempat Umum/TTU yg

dikaji (TTU klasifikasi

IV)

TTU 55 14 22.92 6 0 0 x

4

Tatanan tempat kerja

yang dikaji (Tempat

Kerja Klasifikasi IV)

Tempat

kerja35 5 14.58 2 0 0 x

5

Tatanan pondok

pesantren yang dikaji

(Pondok Pesantren

Klasifikasi IV)

Ponpes 23 1 9.58 1 0 0 x

H. Evaluasi :

Berdasarkan data kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam PHBS

bulan Januari- September Tahun 2013 di ambil kesimpulan bahwa Tatanan Tempat-

tempat Umum/TTU yg dikaji (TTU klasifikasi IV), Tatanan tempat kerja yang dikaji

(Tempat Kerja Klasifikasi IV), serta Tatanan pondok pesantren yang dikaji (Pondok

Pesantren Klasifikasi IV) belum mencapai target.

3.2.12. PENGEMBANGAN UKBM

A. Pendahuluan

1. Bina Poskesdes

Poskesdes adalah UKBM yang dibentuk di Desa/Kelurahan dalam rangka

menyediakan / mendekatkan pelayanan kesehatan dasar (Promotif, preventif) bagi

masyarakat yang melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya

Poskesdes Pratama adalah Poskesdes dengan nilai tingkat perkembangan <

50

Poskesdes Madya adalah poskesdes dengan nilai tingkat perkembangan

antara 50-69

Poskesdes Purnama adalah poskesdes dengan nilai tingkat perkembangan

antara 70-89

Poskesdes Mandiri adalah poskesdes dengan nilai tingkat perkembangan

antara 90-100

Poskesdes Madya, Purnama dan Mandiri adalah Jumlah Poskesdes strata Madya +

Purnama + Mandiri

2. Bina Polindes

Polindes adalah Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat yang dikelola oleh

bidan didesa dan dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat yang dipakai

untuk pelayanan KIA termasuk pelayanan medis KB pada umumnya dan

khususnya pemeriksaan antenatal dan pertolongan persalinan, baik yang normal

atau risiko rendah dan risiko sedang.

Polindes Pratama adalah Polindes dengan nilai tingkat perkembangan < 50

Polindes Madya adalah polindes dengan nilai tingkat perkembangan antara

50-69

Polindes Purnama adalah polindes dengan nilai tingkat perkembangan

antara 70-89

Polindes Mandiri adalah polindes dengan nilai tingkat perkembangan

antara 90-100

Polindes Purnama – Mandiri (PURI) adalah Jumlah Polindes strata Purnama +

Mandiri

3. Bina Kesehatan Kerja (UKK)

Pos UKK adalah Pos Upaya Kesehatan Kerja yang merupakan wadah atau tempat

dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur

dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau

kelompok pekerja sejenis

Pos UKK Pratama adalah Pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan <

50

Pos UKK Madya adalah pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan

antara 50-69

Pos UKK Purnama adalah pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan

antara 70-89

Pos UKK Mandiri adalah pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan

antara 90-100

Pos UKK Madya, Purnama dan Mandiri adalah Jumlah Pos UKK strata Madya +

Purnama + Mandiri

4. Bina Poskestren

Jumlah Pondok Pesantren yang ada adalah Jumlah seluruh Pondok Pesantren yang

ada di wilayah kerja Puskesmas selama Januari s/d Desember.

Poskestren adalah Pos Kesehatan Pesantren yang merupakan salah satu UKBM

dilingkungan Pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok

pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa

mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.

Poskestren Pratama adalah Poskestren dengan nilai tingkat perkembangan

< 50

Poskestren Madya adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan

antara 50-69

Poskestren Purnama adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan

antara 70-89

Poskestren Mandiri adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan

antara 90-100

B. Target dan Capaian

Tabel III.29. Hasil Pencapaian Program Pengembangan UKBM Puskesmas Porong

Bulan Januari- September Tahun 2013

No. JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran (T)

Per Tahun

Target

Sasaran

Per 9

Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

XII PENGEMBANGAN UKBM 25

1

Bina Poskesdes

Jumlah Poskesdes

yang ada : 7

APoskesdes Pratama :

0

B Poskesdes Madya : 0

CPoskesdes Purnama :

7

DPoskesdes Mandiri :

0

Poskesdes Madya,

Purnama, Mandiri

Poskes

des65 x

2

Bina Polindes

Jumlah Polindes

yang ada : 2

A Polindes Pratama : 0

B Polindes Madya : 2

C Polindes Purnama : 0

D Polindes Mandiri : 0

Polindes Madya,

Purnama, Mandiri

Polinde

s70 x

3

Bina Upaya

Kesehatan Kerja

(UKK)

Jumlah UKK yang

ada : 0

A UKK Pratama : 0

B UKK Madya : 0

C UKK Purnama : 0

D UKK Mandiri : 0

UKK Madya,

Purnama, MandiriUKK 50 x

4 Bina Poskentren

Jumlah Poskentren

yang ada : 0

Poskesdes Pratama :

0

Poskesdes Madya : 0

Poskesdes Purnama :

0

Poskesdes Mandiri :

0

Poskesdes Madya,

Purnama, Mandiri

Posken

tren23 x

C. Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan Program Pengembangan UKBM Puskesmas Porong bulan

Januari- September Tahun 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa program bina Polindes,

UKK dan Poskentren belum mencapai target.

3.2.13 PROGRAM GIZI

A. Pendahuluan

Kunjungan pojok gizi adalah jumlah kunjungan pasien yang mendapat pelayanan gizi.

B. Target dan Capaian

Tabel III.30. Hasil Pencapaian Program Gizi Puskesmas Porong Bulan Januari- September Tahun 2013

No. JENIS KEGIATAN Satuan

Target

Sasaran

(T) Per

Tahun

Target

Sasaran Per

9 Bulan

Penca

paian

Per 9

Bulan

CAKUPAN

% Abs % AbsSV

(%)

V

(%)

XIII PROGRAM GIZI (PKM)83,33

1

Puskesmas non

perawatan% 80 X

Puskesmas perawatan

dengan 1 tenaga gizi% 80 X

Puskesmas perawatan

dengan 2/> tenaga gizi% 80 X X X

2Remaja putri / catin

dapat Fe% 80 X X

3Pengamatan pola

konsumsiKali x X X

C. Evaluasi

Berdasarkan data kegiatan Program Gizi bulan Januari- September Tahun 2013 dapat

diambil kesimpulan bahwa program puskesmas perawatan pola konsumsi belum sesuai

target.

BAB IV

PERUMUSAN MASALAH

1. Pengkajian priloaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga sehat masih

belum dapat dievaluasi ( karena belum ada data yang masuk dari Januari sampai

dengan September 2013)

2. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kelompok rumah

tangga masih belum dapat dievaluasi( karena belum ada data yang masuk dari Januari

sampai dengan September 2013)

3. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada institusi pendidikan

(sekolah) masih belum dapat dievaluasi( karena belum ada data yang masuk dari

Januari sampai dengan September 2013)

4. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada institusi sarana

kesehatan masih belum dapat dievaluasi( karena belum ada data yang masuk dari

Januari sampai dengan September 2013)

5. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada institusi TTU masih

belum dapat dievaluasi ( karena belum ada data yang masuk dari Januari sampai

dengan September 2013).

6. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada institusi tempat kerja

masih belum dapat dievaluasi ( karena belum ada data yang masuk dari Januari sampai

dengan September 2013)

7. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada pondok pesantren

masih belum dapat dievaluasi ( karena belum ada data yang masuk dari Januari sampai

dengan September 2013)

.

8. Pembinaan sanitasi perumahan – sanitasi dasar 84% dari target 87% dengan absolut

4684

9. Jumlah desa / kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) 33,3% dari 75%

dengan absolut 7 ∑ RT

10. Drop out K1 – K4 sebanyak 6,5 dari target <5% ∑ ibu hamil

11. Pelayanan Maternal Risk / komplikasi yang ditangani sebanyak 72 ibu hamil atau

23,4% dari target 80% dengan absolut 613 ∑ ibu hamil

12. Cakupan peserta KB baru sebanyak 309 orang atau 65% dari target 100% dengan

absolut 948 orang

13. Prosentase penderita DBD ditangani sebanyak 6 orang atau 60% dari target 100%

dengan absolut 24 ∑orang

14. Penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun 22,97% dari 35%

15. Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga rawan sebanyak 80 atau 8,1% dari target

21% dengan absolut 1974 ∑ keluarga rawan

16. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok rawan 0 atau 0% dari target

3% dengan absolut 3 ∑ kelompok rawan

17. Tatanan Tempat-tempat Umum/TTU yg dikaji (TTU klasifikasi IV) 0 atau 0 % dari

55% dengan absolut 14 ∑ TTU

18. Tatanan tempat kerja yang dikaji (Tempat Kerja Klasifikasi IV) 0 atau 0 % dari 35%

dengan absolut 5∑ tatanan tempat kerja

19. Tatanan pondok pesantren yang dikaji (Pondok Pesantren Klasifikasi IV) 0 atau 0 %

dari 23% dengan absolut 1∑tatanan pondok pesantren

20. Pengembangan UKBM Bina Upaya kesehatan Kerja (UKK) 0 atau 0% dari 50% Ʃ

UKK

BAB V

PRIORITAS MASALAH

Dari masalah-masalah yang penulis rumuskan di atas, maka pertama-tama penulis

menggunakan metode MCUA untuk menentukan prioritas masalah, yang kemudian diikuti

dengan metode lainnya.

Tabel V.1. Penentuan Prioritas Masalah Dengan Metode MCUA

No.

KRITERIA

Pengaruh

Terhadap

Derajat

Kesehata

n

Masyara

kat

Penga

ruh

Terha

dap

Pro

gram

Kem

am

puan

Masy

arak

at

Biaya

Ren

dah

Waktu

Yang

Diperlu

kan

Singkat

JUMLA

H

MASALA

H

BOBO

T30 25 20 15 10 100

1 Pengkajian

priloaku

hidup bersih

dan sehat

pada

tatanan

rumah

S 5 5 4 3 4 440 (I)

150 125 80 45 40

tangga

dikaji masih

belum dapat

2

Pengkajian

priloaku

hidup bersih

dan sehat

pada

tatanan

rumah

tangga sehat

masih

belum dapat

dievaluasi

BxS 4 4 3 3 3

375 (III)

S

120 100 80 45 30

3 Intervensi

dan

Penyuluhan

Perilaku

Hidup

Bersih dan

Sehat pada

kelompok

rumah

tangga

BxS 3 3 3 3 2 300

S 90 75 60 45 20

masih

belum dapat

4

Intervensi

dan

Penyuluhan

Perilaku

Hidup

Bersih dan

Sehat pada

institusi

pendidikan

(sekolah)

masih

belum dapat

dievaluasi

BxS 4 3 3 3 2

325

S

125 75 60 45 20

5 Intervensi

dan

Penyuluhan

Perilaku

Hidup

Bersih dan

Sehat pada

institusi

sarana

BxS 3 3 3 2 2 275

S 90 75 60 30 20

kesehatan

masih

belum dapat

6

Intervensi

dan

Penyuluhan

Perilaku

Hidup

Bersih dan

Sehat pada

institusi

TTU masih

belum dapat

dievaluasi.

BxS 3 3 3 2 2

375

S

90 75 60 30 30

7 Intervensi

dan

Penyuluhan

Perilaku

Hidup

Bersih dan

Sehat pada

institusi

tempat kerja

BxS 4 3 3 2 2 355

S 120 75 60 60 40

masih

belum dapat

8

Intervensi

dan

Penyuluhan

Perilaku

Hidup

Bersih dan

Sehat pada

pondok

pesantren

masih

belum dapat

dievaluasi

BxS 3 3 3 2 2

275

S

90 75 60 30 20

9

Pembinaan

sanitasi

perumahan

sanitasi

dasar 84%

dari 87%

BxS

4 4 3 3 2

345

S

120 100 60 45 20

10 Jumlah desa

/ kelurahan

yang sudah

BxS 4 4 3 3 2 345

S 120 100 60 45 20

ODF (Open

Defecation

Free)

33,3% dari

11

Drop out

K1 – K4

76% dari

<5%

BxS 4 5 4 4 3

415(II)

S

120 125 80 60 30

12

Pelayanan

Maternal

Risk /

komplikasi

yang

ditangani

23,4% dari

80%

BxS

4 3 3 4 4

355

S

120 75 60 60 40

13

Cakupan

peserta KB

baru 65%

dari 100%

BxS 2 4 4 4 4

340

S

60 100 80 60 40

14

Insidens

kasus DBD

60% dari

<55%

BxS 3 3 1 1 2

220

S

90 75 20 15 20

15

Prosentase

penderita

DBD

ditangani

60% dari

100%

BxS 3 3 2 3 3

280

S

90 75 40 45 30

16

Penemuan

kasus buta

katarak

pada usia >

45 tahun

22,97% dari

35%

BxS 4 4 3 3 2

345

S

120 100 60 45 20

17Penemuan

BxS 4 3 3 2 2

kasus sulit

dan rujukan

spesialis di

puskesmas

melalui

pemeriksaa

n fungsi

pendengara

n 0% dari

10%

305

S

120 75 60 30 20

18

Kegiatan

asuhan

keperawata

n pada

keluarga

rawan 8,1%

dari 21%

BxS

3 3 3 2 2

275

S

90 75 60 30 20

19 Pemberdaya

an dalam

upaya

kemandiria

n pada

BxS 3 3 2 2 2 255

S 90 75 40 30 20

kelompok

rawan 0%

dari 3%

20

Tatanan

Tempat-

tempat

Umum/TT

U yg dikaji

(TTU

klasifikasi

IV) 0 %

dari 55%

BxS 3 3 2 2 2

255

S

90 75 40 30 20

21

Tatanan

tempat kerja

yang dikaji

(Tempat

Kerja

Klasifikasi

IV) 0 %

dari 35%

BxS 3 3 2 2 2

255

S 90 75 40 30 20

S 120 100 60 30 20

Berdasarkan penentuan masalah dengan menggunakan metode MCUA di atas, maka

dapat ditentukan urutan prioritas masalah sebagai berikut:

I. Pengkajian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga dikaji masih

belum dapat dievaluasi

II. Drop out K1 – K4 76% dari <5%

III. Pengkajian priloaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga sehat masih

belum dapat dievaluasi

MANUSIA

METODE

LINGKUNGAN

Kurangnya kerjasama masyarakat

Kurangnya pengetahuan masyarakat

Kurangnya penghargaan kepada kader

Kurangnya pengetahuan masyarakat

Paradigma masyarakat yang salah

Kurangnya kerjasama masyarakat

Kader menangani banyak program

Jumlah kader terbatas

Kondisi cuaca

Pengkajian prilaku hidup

bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga dikaji masih belum dapat dievaluasi

Kurangnya penyuluhan

Media promosi yang kurang maksimal

ALAT DAN SARANA

Paradigma masyarakat yang salah

Kondisi cuaca

Pencemaran lingkungan

Bencana alam yang terjadi

Kurangnya kerjasama masyarakat

Kurangnya kerjasama masyarakat

Paradigma masyarakat yang salah

Kondisi cuaca

Akses jalan yang sulit

Transportasi yang terbatas

Gambar V.1. Diagram Tulang Ikan

DISTRIBUSI FREKUENSI PENYEBAB MASALAH

Tabel V.2. Distrubusi Frekuensi Penyebab Masalah

No

.Penyebab Masalah Tally Jumlah Rank

1 Kurangnya kerjasama masyarakat IIII 4 A

2 Paradigma masyarakat yang salah III 3 B1

3 Kurangnya pengetahuan masyarakat I 1 C1

4 Kurangnya penghargaan kepada kader I 1 C2

5 Kondisi cuaca III 3 B2

6 Pencemaran lingkungan I 1 C3

7 Bencana alam yang terjadi I 1 C4

8 Kader menangani banyak program I 1 C5

9. Kurangnya penyuluhan I 1 C6

10. Jumlah kader terbatas I 1 C7

11. Media promosi yang kurang maksimal I 1 C8

12. Transportasi yang terbatas I 1 C9

13. Akses jalan yang sulit I 1 C10

Berdasarkan distribusi frekuensi penyebab masalah di atas dapat disimpulkan faktor

yang paling berperan terhadap pengkajian prilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah

tangga dikaji yang masih belum dapat dievaluasi adalah factor kurangnya kerjasama

masyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu :

Kurangnya pengetahuan masyarakat, dimana sangat penting untuk masyarakat

dalam masyarakat khususnya dalam tatanan keluarga. Jika pada masyarakat itu sendiri

tidak mengetahui tentang PHBS maka masyarakat tidak akan menjalankan indicator

PHBS itu sendiri dan masyarakat akan sulit untuk bekerjasama dalam menjalankan

program PHBS, sehingga untuk pengkajian bulanan terhadap program PHBS ini akan

sulit untuk dilakukan.

Paradigma masyarakat yang salah, sangat sulit untuk mengubah paradigma yang

sudah melekat dalam masyarakat, sehingga saat dijalankan program PHBS ini maka

akan berbenturan dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah terjadi dalam masyarakat.

Seperti contoh yang paling mudah yaitu kebiasaan merokok di dalam rumah. Karena

indicator-indikator PHBS tersebut berbenturan dengan kebiasaan masyarakat maka

paradigma yang salah ini akan menghambat kerjasama untuk mensukseskan PHBS

ini.

Kondisi cuaca, kondisi cuaca yang dimaksudkan ini adalah kondisi iklim setempat.

Seperti yang kita ketahui daerah porong adalah daerah yang panas, sehingga

partisipasi masyarakat dalam program ini terbatas oleh karena rasa malas untuk keluar

rumah. Sehingga jika ada suatu penyuluhan atau promosi PHBS masyarakat malas

untuk mengikutinya.

BAB VI

PEMECAHAN MASALAH

Tabel VI.1. Tabel Pemecahan Masalah

No

.Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1 Manusia

Kurangnya kerjasama masyarakat

Kurangnya penghargaan kepada

kader

Kurangnya pengetahuan

masyarakat

Menanamkan prilaku PHBS pada

masyarakat

Rajin melakukan penyuluhan

dalam masyarakat

Memberikan penghargaan atas

kader sesuai dengan kinerja kader

Mengajak para tokoh agama dan

masyarakat untuk

memperkenalkan PHBS

Mengubah paradigma yang salah

pada masyarakat

.

2 Lingkungan

Kondisi cuaca

Pencemaran lingkungan

Mencari waktu yang tepat dalam

memberikan penyuluhan atau

sosialisasi PHBS

Rajin melakukan kerja bakti

untuk membenahi lingkungan

yang tercemar

3 Metode

Kader menangani banyak program

Kurangnya penyuluhan

Menambah jumlah kader

Rajin memberikan penyuluhan

Menambah media penyuluhan

Mengoptimalkan jumlah kader

Mengikuti metode penyuluhan

yang menarik perhatian

masyarakat

4. Alat dan sarana

Transportasi yang terbatas

Memperbaiki akses transportasi

Melakukan penyuluhan di tempat

yang strategis

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian di Puskesmas Porong, Kabupaten Sidoarjo

selama bulan Januari – September 2013 ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil,

yaitu :

1. Hasil akhir pencapaian dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan di

Puskesmas Porong bulan Januari – September 2013 sudah mendekati target yang

diharapkan, bahkan ada pula yang angka pencapaiannya sudah melebihi dari

target yang diharapkan

2. Masih ada beberapa program yang hasil akhirnya belum memenuhi target dan ada

juga yang belum terlaksana karena penilaian kinerja ini hanya mencatat kinerja 9

bulan pertama dari tahun 2013

3. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pencapaian tidak mencapai target yaitu

faktor manusia, faktor lingkungan, faktor metode, faktor dana dan faktor

alat/sarana atau kombinasinya.

4. Pengkajian prilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga dikaji yang

masih belum dapat dievaluasi karena kurangnya kerjasama masyarakat. Hal ini

dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu Kurangnya pengetahuan masyarakat,

Paradigma masyarakat yang salah, Kondisi cuaca

B. SARAN

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program PHBS dengan cara

menjalankan alternatif pemecahan masalah secara tepat dan mengajak masyarakat

dimulai dari keluarga untuk turut terlibat dengan menjalankan indikator PHBS dalam

keluarga. Dalam hal ini keterlibatan tokoh masyarakat dan agama sangat penting

untuk dilibatkan, sebagai panutan di dalam masyarakat.

2. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang program program Puskesmas,

terutama yang angka pencapaiannya masih rendah. Penyuluhan dapat dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung, seperti dengan spanduk atau poster yang

menarik. Penyuluhan dapat juga dilakukan pada acara acara informal, antara lain saat

arisan, rapat desa atau pengajian.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memperbaiki lingkungan yang tercemar

di daerah Porong, dengan mengoptimalkan kerja bakti, atau program-program

kesehatan lingkungan yang di laksanakan Institusi yang berkaitan.

BAB VIII

PENUTUP

Hasil dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis di Puskesmas Porong

sejak tanggal 28 Oktober sampai 9 November 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar

program pokok puskesmas yang dicanangkan oleh pemerintah dapat terlaksana dengan baik

sehingga target yang diinginkan dapat tercapai. Namun masih ada beberapa program yang

masih belum dapat terlaksana karena keterbatasan tenaga pelaksana, sarana penunjang dan

dana. Dengan adanya laporan kinerja ini serta beberapa masukan dari penulis diharapkan

kinerja puskesmas dapat selesai dengan tepat sasaran pada akhir tahun dan masalah utama

yang timbul pada kinerja setidaknya dapat ditekan sedemikian rupa bahkan kalau bisa

dituntaskan, sehingga masalah tersebut tidak berlarut-larut atau makin bertambah besar di

kemudian hari.

Besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun karena

penulis menyadari adanya kekurangan, baik di dalam melaksanakan program pembangunan

kesehatan ataupun dalam membuat laporan ini karena keterbatasan waktu. Kritik dan saran

tersebut akan sangat membantu penulis dalam melakukan penyempurnaan dan perbaikan

pelaksanaan program pembangunan kesehatan di lain waktu. Akhir kata penulis

mengucapkan banyak terima kasih pada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan kinerja Puskesmas Porong periode Januari- September 2013 ini.