maklah-ronde kelompok 6.doc

39
LAPORAN SEMINAR RONDE KEPERAWATAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Blok Manajemen Disusun Oleh: Kelompok 6 Alfin Firstian Rahadi 115070200111009 Dsk Made Diah Purnama 115070200111029 Hesti Purwaningsih 115070200111049 Atika Dyah Setyaningati 115070201111013 Fitri Octavia Hadi Putri 115070201111015 Dewi Farida Vivtyasari 115070207111005 Anita Ika Lestari 115070207111011 Kinanti Primandini 115070207111013 Wisam Wafi Kurniawan 115070207111015 Isroah 115070207111031 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of maklah-ronde kelompok 6.doc

LAPORAN SEMINAR

RONDE KEPERAWATANDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Blok Manajemen

Disusun Oleh: Kelompok 6

Alfin Firstian Rahadi

115070200111009Dsk Made Diah Purnama115070200111029

Hesti Purwaningsih

115070200111049

Atika Dyah Setyaningati115070201111013

Fitri Octavia Hadi Putri115070201111015

Dewi Farida Vivtyasari115070207111005

Anita Ika Lestari

115070207111011

Kinanti Primandini

115070207111013Wisam Wafi Kurniawan115070207111015Isroah

115070207111031PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu peningkatan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu layanannya. Salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan yang bekualitas (Potter & Perry, 2005). Semua tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat (Depkes, 2002). Tenaga perawat di Indonesia merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, dengan proporsi 40%, yang tersebar di rumah sakit 65%, puskesmas 28%, san selebihnya 7% disarana kesehatan lainnya (Depkes, 2006). Ronde keperawatan merupakan strategi yang efektif dalam memulai banyak perubahan dalam aspek perawatan, terutama meningkatkan komunikasi di antara anggota tim terkait interaksi antar perawat (Aitken., et al, 2010). Selain itu ronde keperawatan juga berguna dalam pengembangan praktek klinis, evidence base cara, dan pemahaman pasien terhadap kondisi yang mereka alami (Close & Castledine, 2005). Ronde keperawatan merupakan suatu metode pelayanan keperawatan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada klien dan memberikan masukan kepada perawat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan. Ronde keperawtaan dapat meningkatkan otonomi perawat, sehingga kepuasan kerja perawat menigkat. Walaupun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan ronde keperawatan sangat banyak nyatanya dilapangan masih banyak ditemui rumah sakit yang tidak melakukan ronde keperawatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiryawan (2012) melalui wawancara dengan Kasie keperawatan di RSUD Kebumen didapatkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan di RS tersebut sudah dijadwalkan untuk semua bangsal umum yang ada di sana tetapi pelaksanaannya masih belum optimal. Jumlah bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan secara rutin di RSUD Kebumen adalah 5 bangsal yaitu Melati, Cempaka , Dahlia, ICU/ICCU dan Terate.

Berdasarkan wawancara pada 10 orang perawat, 5 dari 10 perawat mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan di bangsalnya belum berjalan dengan efektif dan untuk jadwal pelaksanaannya belum pasti ada setiap minggu. Dari observasi yang dilakukan peneliti masalah tersebut disebabkan karena perawat tersebut belum mengerti tentang bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan itu mulai dari pra ronde, pelaksanaan ronde dan pasca ronde, manfaat dari ronde keperawatan serta sikap perawat yang masih menganggap ronde keperawatan itu sebagai suatu hal yang dapat menambah pekerjaan mereka serta sosialisasi mengenai ronde keperawatan masih belum efektif sehingga dalam pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal tersebut belum menjadi kebiasaan yang dilakukan secara rutinRonde keperawatan dirancang untuk meningkatkan otonomi perawat, ikut terlibat dalam pengambilan keputusan, hubungan profesional dengan pleayanan kesehatan lainnya, dan pengguanaan evidence base untuk meningkatkan kepuasan kerja (Aitken,., et al, 2010). Dalam ronde keperawatan terjadi pemeriksaan proses kerja dengan cara meningkatkan komunikasi dan kolaborasi untuk mengurangi kesalahan pada perawatan dan meingkatkan hasil yang lebih baik (Fillmore, 2010). Oleh karena itu sangat penting bagi seorang perawat untuk mengetahui lebih dalam mengenai ronde keperawatan, sehingga diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam upaya memberikan pelayanan yang prima kepada pasien.1.2 Rumusan Masalaha. Apa pentingnya ronde keperawatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah sakit ?

b. Bagaimanakah cara agar ronde keperawatan dapat dilaksanakan secara optimal?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan UmumTujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya ronde keperawatan 1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi ronde keperawatan

b. Mengidentifikasi karakteristik ronde keperawatan

c. Mengidentifikasi tjuan ronde keperawatan

d. Mengidentifikasi manfaat ronde keperawatan

e. Mengidentifikasi tipe-tipe ronde keperawatan

f. Mengidentifikasi tahapan ronde keperawatan

g. Mengidentifikasi mekanisme ronde keperawatan

h. Mengidentifikasi strategi ronde keperawatan agar efektifi. Mengidentifikasi peran masing-masing anggota tim ronde

j. Mengidentifikasi kriteria evaluasi1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Akademik:

a. Memberikan informasi tentang pentingnya dilakukan ronde keperawatan dalam institusi pelayanan kesehatanb. Memicu rasa keingintahuan terkait pentingnya ronde keperawatan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia

1.4.2 Manfaat Praktisa. Bagi perawat:Menjadi masukan bagi tenaga keperawatan berkaitan dengan ronde keperawatan, pentignya ronde keperawatan dalam pelayanan kesehatan, serta manfaat dari ronde keperawatan.

b. Bagi mahasisawa keperawatan:

Memberikan informasi dan saran kepada mahasiswa keperawatan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih aktif, efisien, dan komunikatif antar sesama perawat maupun tenaga kesetahan lainnya.

BAB II

TINJAUAN TEORI2.1. Pengertian Ronde Keperawatan Di dalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan perawat dan perawat dengan pasien. Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien (Kozier et al, 2004).

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).

Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).

Beberapa pengertian tentang teori ronde keperawatan dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan pasien atau keluarga terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.2.2. Karakteristik Ronde Keperawatan

Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut : (Nursalam, 2009)

a. Klien dilibatkan secara langsung.

b. Klien merupakan fokus kegiatan.

c. PA, PP dan perawat konselor melakukan diskusi bersama.

d. Perawat konselor memfasilitasi kreativitas.

e. Perawat konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

2.3. Tujuan Ronde Keperawatan

Tujuan dari ronde keperawatan dapat dibagi menjadi 2 yaitu : tujuan bagi perawat dan bagi pasien . Tujuan ronde Keperawatan bagi perawat (Armola et al, 2010) :1. Melihat keampuan staf dalam manajemen pasien

2. Mendukung pengembangan professional dan peluang pertumbuhan

3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus

4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis

5. Mebangun kerjasama dan rasa hormat

6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.

Tujuan ronde Keperawatan bagi pasien (Clament, 2011) :

1. Untuk mengamati konsdisi fisik dan mental pasien dan kemajuan dari hari ke hari

2. Untuk mengamati pekerjaan staf

3. Utuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter mengenai, misalnya: luka, drainase, pendarahan, dsb

4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya

5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat utuk perawatan pasien

6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien

7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien

8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb

9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik

10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan2.4. Manfaat Ronde Keperawatan

Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat, diantaranya:

a) Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008) denga adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profisonal.

b) Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh Oconnor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.

c) Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).

d) Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).

e) Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat. 2.5. Tipe- Tipe Ronde Keperawatan

Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.

a. Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. b. Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.c. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur. d. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

Menurut Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb. 2.6. Tahapan Ronde KeperawatanTahapan dalam ronde keperawatan menurut Rohani (2003), yaitu :

1. Pre-rounds

a. Preparation (Persiapan)

b. Planning (Perencanaan)

c. Orientation (Orientasi)

2. Rounds

a. Interaction (Interaksi)

b. Observation (Observasi)

c. Instruction (Pengajaran)

d. Summarizing (Kesimpulan)

3. Post-rounds

a. Debriefing (Tanya Jawab)

b. Feedback (Saran)

c. Reflection (Refleksi)

d. Preparation (Persiapan)

ALUR RONDE KEPERAWATANAlur yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

1. Pra Ronde

a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)

b. Menentukan tim ronde

c. Mencari sumber atau literatur memersiapkan pasien

d. Membuat proposal

e. Mempersiapkan : informed consent dan pengkajian

f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama perawatan

2. Pelaksanaan Ronde

a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yanng difokuskan pada masalah keperawatan dan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan

b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan

3. Pasca Rondea. Evaluasi, revisi dan perbaikanb. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.2.7. Mekanisme Ronde KeperawatanAdapun mekanisme ronde keperawatan adalah:1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum melakukan ronde keperawatan. Hal ini dianjurkan Clement (2011) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3 menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika pelaksaan ronde keperawatan. Sebelum menemui pasien, sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (Clement, 2011)

2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal ini menurut Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde perawat primer menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan ditentukan pasien yang akan di ronde. Sebaikanya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relatif lebih kompleks (Sitorus, 2006)

3. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain. Saat ronde keperawatan perawat melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawatan medis, dan prognosis (Clement, 2011). Selain itu menurut Annual review of nursing education dalam ronde keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitif hendaknya tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang sensitif sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2006)

4. Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi ruangan. Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu kurang lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang rawat sudah relatif tenang. Sedangkan menurut Aitken et al (2010) pelaksanaan ronde keperawatan diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.2.8. Strategi Ronde Keperawatan agar berjalan efektif:

Menurut Saleh (2012) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde keperawatan berjalan efektif, yaitu:

1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan, baik berupa waktu pelaksanaan, pasien, masalah yang terkait, dan lain sebagainya.

2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi: system apa yang akan diajarkan, aspek-aspek yang harus ditekankan, pemeriksaan fisik apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan tindakan, dan sebagainya. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam kegiatan. Pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang akan diperlukan.

3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat dilkakukan selama fase orientasi, yaitu memberikan peran pada setiap anggota tim dan membuat aturan mengenai ronde.

4. Memperkenalkan diri semua anggota tim kepada pasien dengan tujuan memberitahu terkait pemberian perawatan pada pasien. Dan memperbolehkan keluarga untuk senantiasa menemani pasien apabila pasien ingin ditemani.

5. Memberikan waktu kepada pasien dan keluarga pasien untuk memberikan pertanyaan dan memberikan klarifikasi terkait perawatan yang telah maupun yang akan diberikan.

6. Pembicaraan yang sensitif terkait riwayat pasien maupun pertanyaan sesama anggota tim sebaiknya dilakukan diluar ruangan yang terpisah dengan pasien maupun keluarganya.

7. Melakukan evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan untuk digunakan sebagai pembelajaran dengan merefleksikan pada diri masing-masing anggota tim.2.9. Peran masing-masing Anggota Tim Ronde Menurut Syla (2014) peran masing- masing anggota tim saat ronde ialah :

1) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

Menjelaskan keadaan data demografi klien

Menjelaskan masalah keperawatan utama

Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

Menjelaskan tindakan selanjutnya

Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

2) Peran Ketua Tim Lain dan/atau Konselor

Memberikan justifikasi

Memberikan reinforce,emt

Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional

Mengarahkan dan koreksi

Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari11. Kriteria evaluasi

Menurut Nursallam (2011) kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.

1. Struktur

Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).

Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.

Persiapan dilakukan sebelumnya.

2.Proses

Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.

3. Hasil

a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.

b. Masalah klien dapat teratasi.

c. Perawat dapat :

Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.

Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.

Meningkatkan kemampuan validitas data klien.

Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.

Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

Meningkatkan kemampuan justifikasi.

Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

BAB III

PEMBAHASAN

3. 1. Fenomena pelaksanaan ronde keperawatan di IndonesiaDari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiryawan (2012) melalui wawancara dengan Kasie keperawatan di RSUD Kebumen didapatkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan di RS tersebut sudah dijadwalkan untuk semua bangsal umum yang ada di sana tetapi pelaksanaannya masih belum optimal. Jumlah bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan secara rutin di RSUD Kebumen adalah 5 bangsal yaitu Melati, Cempaka , Dahlia, ICU/ICCU dan Terate.

Di RSUD Kebumen masih ada 9 bangsal yang merasa belum siap untuk melakukan ronde keperawatan dan pelaksanaannya masih belum efektif yaitu bangsal Kenanga, IGD, Peristi, Anggrek, Bogenvil, Poliklinik, IBS, HD, dan VK. Di setiap bangsal terdapat 2 sampai 3 orang perawat dengan pendidikan S Kep, Ns dan sisanya D3 maupun SPK. Untuk pembagian tugas perawat di masing-masing bangsal itu disusun menurut Kepala Ruangan dan Clinical Instructure (CI) di ruangan tersebut.

Berdasarkan wawancara pada 10 orang perawat, 5 dari 10 perawat mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan di bangsalnya belum berjalan dengan efektif dan untuk jadwal pelaksanaannya belum pasti ada setiap minggu. Dari observasi yang dilakukan peneliti masalah tersebut disebabkan karena perawat tersebut belum mengerti tentang bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan itu mulai dari pra ronde, pelaksanaan ronde dan pasca ronde, manfaat dari ronde keperawatan serta sikap perawat yang masih menganggap ronde keperawatan itu sebagai suatu hal yang dapat menambah pekerjaan mereka serta sosialisasi mengenai ronde keperawatan masih belum efektif sehingga dalam pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal tersebut belum menjadi kebiasaan yang dilakukan secara rutin3. 2. Analisa Fenomena pelaksanaan ronde keperawatan di IndonesiaRonde Keperawatan ( Nursing Rounds ) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan/atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.Ronde keperawatan dilakukan dengan cara mendiskusikan keluhan pasien terhadap tim ronde yang terdiri dari perawat primer, konselor, kepala keperawatan, kepala ruangan dan perawat pelaksana. Metode yang digunakan dalam ronde keperawatan adalah diskusi. Pasien yang mempunyai keluhan mendiskusikan keluhannya pada tim ronde, yang kemudian tim ronde akan mencari solusi untuk mengatasi keluhan pasien tersebut. Hal ini sesuai dengan Nursalam (2011, h.L-51) yang menyatakan bahwa ronde keperawatan dalam pelaksanaannya menggunakan metode diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan yang ada pada pasien.

Pasien yang dilibatkan dalam ronde keperawatan merasa diikutsertakan secara aktif dalam asuhan keperawatan terhadap penyakit yang dideritanya, sehingga pasien mengetahui tindakan yang harus dilakukan oleh pasien untuk mempercepat proses penyembuhan dan tindakan yang dilakukan perawat untuk merawat pasien agar segera sembuh. Ronde keperawatan dapat dimanfatkan pasien untuk mendapatkan perhatian dan bantuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi selama asuhan keperawatan di ruang rawat inap.Pelaksanaan ronde keperawatan dibutuhkan pengetahuan perawat yang baik tentang ronde keperawatan sehingga perawat dapat mengaplikasikan ronde keperawatan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur keperawatan. Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di RSUD kebumen ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya mungkin dari tingkat pengetahuan perawatnya yang kurang mengetahui bagaimana teknis atau tahapan pelaksanaan ronde, apa manfaat dan pentingnya dilakukan ronde keperawatan bagi pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian Afriandi (2010) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan ronde keperawatan adalah pengetahuan, karena pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan sebagian besar (66%) adalah baik.

Ronde keperawatan sebenarnya tidak hanya memberikan manfaat pada pasien tetapi juga pada perawat. Salah satu manfaat ronde keperawatan bagi perawat ialah dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al (2008) dengan adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Bagi pasien sendiri dilaksanakannya ronde keperawatan memberikan manfaat yaitu meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al (2009) menjelaskan bahwa dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat. Pelaksanaan ronde keperawatan membutuhkan kerja sama dari semua bagian dalam rumah sakit. Pihak manajemen rumah sakit dapat membuat suatu kebijakan yang diaplikasikan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) asuhan keperawatan pasien rawat inap dengan memasukkan ronde keperawatan sebagai bagian dari asuhan keperawatan rawat inap di RSUD Kebumen. Kebijakan tersebut kemudian disosialisasikan dan diinformasikan pada seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap dan mengadakan evaluasi pelaksanaan ronde keperawatan pada khususnya untuk mengetahui pelaksanaan ronde keperawatan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan ronde keperawatan.Berikut ini merupakan contoh pelaksanaan ronde keperawatan pada seting rumah sakit:Topik

: Pemasangan NGTSasaran: Klien Nn.D / 22tahun

Waktu

: Jam 08.00-08.50 WIB

Hari/tanggal: Kamis, 5 Maret 2015Trigger:

Pasien Nn D mengalami nyeri perut bagian kanan dan hasil diagnosa menunjukkan pasien mengalami perdarahan liver dan harus dirawat dengan diberikan terapi melalui IV line dan obat-obatan. Setelah 3 hari dirawat pasien tidak kunjung membaik, sehingga perawat memutuskan untuk melakukan ronde keperawatan.2. Tujuan

Untuk mengamati kemajuan kondisi pasien.

Untuk mengontrol pekerjaan staf

Untuk mendiskusikan, memberi inform consent dan melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien.

Untuk mengevaluasi hasil intervensi kepada pasien

Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

3. Sasaran

Klien Nn.D Umur 22 tahun, di rawat di ruang ICU RSUD.DR.SAIFUL ANWAR MALANG4. Materi

Teori pengertian pemberian makanan melalui NGT Teori Tujuan pemberian makanan melalui NGT Teori Indikasi pemberian makanan melalui NGT Teori persiapan alat pemberian makanan melalui NGT Teori cara pemberian makanan melalui NGT5. Metode Diskusi dan demonstrasi6. Media

Materi disampaikan secara lisan Alat-alat pemasangan NGT7. Kegiatan Ronde KeperawatanNo.Kegiatan PenyajiPenanggung JawabWaktu

1.PRA RONDE

Perawat pelaksana melaporkan kondisi pasien Nn D yang akan dilakukan Ronde keperawatan ke Ketua Tim

Ketua Tim melapor kondisi pasien yang akan dilakukan Ronde keperawatan ke Karu dan meminta persetujuan Karu

Perawat Pelaksana menemui pasien dan meminta TTD inform consent untuk dilakukan ronde keperawatan

Perawat Pelaksana melakukan pengkajian pada pasien dan didapatkan hasil: nyeri skala 8 di perut bagian kanan, distensi abdomen, saat dipalpasi abdomen kaku seperti papan, pasien gelisah, mual.

Perawat pelaksana kemudian melaporkan hasil pengkajian kepada katim, dan katim melakukan validai data ke ruangan pasien

RONDE

Ketua Tim, perawat pelaksana, dokter, perawat konselor dan karu berkumpul di nurse station Ketua tim membacakan data umum pasien, status kesehatan pasien, intervensi yang telah dilakukan

Perawat pelaksana mengajukan diagnose keperawatan yang mereka angkat pada pasien tersebut

Perawat konselor memberikan justifikasi, membenarkan,menilai kebenaran dari suatu masalah,intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional, mengarahkan dan atau mengkoreksi Perawat Pelaksana, ketua Tim, , perawat konselor dan karu menemui pasien dan menjelaskan kondisi pasien dan mendidkusikan rencana intervensi bersama pasien Perawat pelaksana dan ketua Tim melakukan edukasi mengenai Pemasangan NGT.

Perawat menggali pengetahuan pasien tentang pengertian, tujuan, indikasi dan prosedur pemasangan NGT.

Mendiskusikan dengan pasien mengenai pengertian, tujuan, indikasi dan prosedur pemasangan NGT.

Memberi kesempatan pasien atau keluarga untuk bertanya

PASCA RONDE

Tanya jawab antar perawat

Menyimpulkan hasil intervensi yang akan dilakukan dari hasil ronde PenutupPerawat Pelaksana, Ketua Tim

Ketua Tim

Perawat Pelaksana

Perawat Pelaksana

Ketua Tim dan Perawat Pelaksana

Ketua Tim

Ketua Tim

Ketua Tim dan Perawat Pelaksana

Perawat pelaksana

Perawat pelaksana

Perawat Pelaksana

Perawat Pelaksana

Perawat Pelaksana dan Ketua Tim

15 menit

30 menit

5 menit

8. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu

Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana

b. Evaluasi Proses

Peserta ronde berperan serta aktif dalam kegiatan ronde

Selama ronde berlangsung, peserta dapat mengikuti dengan penuh perhatian

c. Evaluasi Hasil

Masalah pasien dapat teratasi

BAB IV

PENUTUP

4. 1. Kesimpulan

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.Dengan melaksanakan kegiatan ronde keperawatan perawat bisa memperoleh data yang lebih lengkap, akurat serta valid dari pasien sehingga perawat dapat lebih memahami kondisi dan permasalahan yang dialami pasien dan apa-apa saja yang dibutuhkan pasien untuk menunjang kesembuhannya yang pada akhirnya perawat dapat memikirkan, mempertimbangkan tindakan yang tepat dalam pemberian asuhan keperawatan yang dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pemberian asuhan keperawatan dan terwujudnya profesionalitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.4. 2. SaranSebagai seorang perawat yang didalam undang-undang telah diakui sebagai profesi, sudah seharusnyalah kita selalu menujukkan sifat profesionalisme kita dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan untuk meningkatkan tingkat kepuasan pasien dalam hal ini lebih memperhatikan dan membiasakan terlaksananya kegiatan ronde keperawatan kepada pasien untuk mencapai pelayanan keperawatan/ pemberian asuhan keperawatan yang profesional.Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde Keperawatan yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.DAFTAR PUSTAKA Aitken, L. M (2010) The impact of nursing rounds on the practice environment& nurse satisfaction in intensive care: Pre- test post- test comparative study. International Journal of Nursing Studies 48 (2011) 918-925

Chambliss,D.F. 1996. Beyond caring: Hospital, nurses, and the social organization ethic. Chicago:The University Chicago Press

Chaboyer, W; Johnson, J; hardy, L; Gehrke, T; Panuwatwanich, K. 2009. Transforming care strategies ad nursing-sensitive patient outcomes. Journal of Advanced Nursing.

Clement, I. 2011. Management nursing services and education. Edition I. India:ElsevierClose, A., & Castledine, G. (2005). Clinical nursing rounds part 1 : Matrons rounds. British Journal of Nursing. Vol 14, No 15.Daniels, R. (2004). Nursing fundamental caring and clinical decision making. United states : Delmar Thompson Learning.Febriana, N. 2009. Pengaruh Nursing roud terhadap kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di Rumah sakit MMC Jakarta. Tesis Kekhususan kepemimpinan dan manajemen keperawatan program pascasarjana FIK UI.Kozier,B., Erb,G& Berman, A. 2004. Fundamental of nursing:Consept, process, & practice. Seven third ed. New Jersey:Pearson prentice hall

OConnor, A, B. 2006. ClinicalInstruction and evaluation: Teaching resource. Second edition. Canada: Jones & Barlett publishers

Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba MedikaWolak. E, S; Cairns, B; Smith, E. 2008. nursing grand round as a medium for the continuing education of nurses. the journal of continuing education in nursing.Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab SJ Ahranie Samarinda. http://www.lib.ui.ac.id/file?Pengaruh_Ronde_Keperawatan_terhadap_Tingkat_Kepuasan_Kerja_Perawat_Pelaksana_di_Ruang_Rawat_Inap_RSUD_Abdul_Wahab_SJ_Ahranie_Samarinda.pdf Diakses pada tanggal 28 Februari 2015Sitorus, R. (2006) model keperawatan profesional di rumah sakit: Penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. Cetakan I. Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECGSyla. 2014. Ronde Keperawatan. www.slideshare.net/sylaalys/ronde-keperawatan-37704998 diakses pada 28 Februari 2015 09.27Penetapan Pasien

KATIM

Tahap Pra-Ronde

Persiapan Pasien

Penentuan Diagnosa

Evaluasi intervensi yang telah dilakukan

Tahap Pelaksanaan Ronde di Nurse Station

Penyajian Masalah

Hambatan yang ditemukan

Validasi Data

Lanjutan dari diskusi di Nurse Station (KATIM KATIM, Konselor, KARU

Tahap Pelaksanaan Ronde di Kamar Pasien

Tahap Pasca Ronde

Kesimpulan dan Rekomendasi Solusi Masalah