Laporan Magang Mizna Sabilla
-
Upload
miznasabilla -
Category
Documents
-
view
101 -
download
4
Transcript of Laporan Magang Mizna Sabilla
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 1/99
GAMBARAN PENGAWASAN DAN EVALUASI KEGIATAN POS GIZI
DI WILAYAH KERJA SUKU DINAS KESEHATAN KOTA
JAKARTA SELATAN TAHUN 2012
LAPORAN MAGANG
OLEH :
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 2/99
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI
Magang, Maret 2012
Mizna Sabilla, NIM: 108101000011
Gambaran Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Pos Gizi di Wilayah Kerja Suku
Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun 2012
xvi + 78 halaman, 5 tabel, 1 gambar, 1 bagan, 3 lampiran
ABSTRAK
Menurut Riskesdas (2010), secara nasional sudah terjadi penurunan pada
prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 % pada tahun 2007 menjadi 4,9 % tahun 2010.
Penurunan terutama terjadi pada prevalensi balita pendek yaitu dari 18,0 % tahun 2007
menjadi 17,1 % tahun 2010. Tidak terjadi penurunan pada prevalensi gizi kurang, yaitu
tetap 13,0 %. Sedangkan prevalensi balita sangat pendek hanya sedikit menurun yaitu
dari 18 8 % tahun 2007 menjadi 18 5 % tahun 2010 Penurunan juga terjadi pada
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 3/99
dari 18,8 % tahun 2007 menjadi 18,5 % tahun 2010. Penurunan juga terjadi pada
ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2012 dengan tujuan untuk melihat
gambaran pengawasan dan evaluasi kegiatan Pos Gizi di wilayah kerja Suku DinasKesehatan Kota Jakarta Selatan.
Di wilayah Jakarta Selatan terdapat 6 Pos Gizi yang aktif. Pos Gizi dilaksanakan
selama 10 hari. Langkah-langkah kegiatan Pos Gizi selama satu hari terdiri dari mengisi
daftar hadir, menimbang BB (Berat badan) dan TB (tinggi badan) balita, Ibu/pengasuh
balita menyerahkan kontribusi, memasak makanan dengan kader, bermain dan
bernyanyi, penyuluhan atau penyampaian pesan kesehatan oleh kader, praktik mencucitangan, makan bersama, persiapan kontribusi esok hari dan pulang.
Pengawasan kegiatan Pos Gizi dilakukan langsung oleh koordinator gizi
Sudinkes Jakarta Selatan. Setiap ditemukan penyimpangan, pengawas segera
memberitahu kader atau petugas gizi Puskesmas kecamatan untuk memperbaikinya.
Evaluasi dilakukan setiap setahun sekali terhadap input, proses, output dan dampak
kegiatan Pos Gizi. Hasil kegiatan Pos Gizi sudah sesuai yang diharapkan. Hal inidibuktikan dengan berhasilnya Sudinkes menurunkan persentase BGM/D hingga di
bawah 0,8 %, yaitu sebesar 0,44 % pada tahun 2011.
Daftar bacaan : 18 (1986-2011)
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 4/99
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 5/99
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama Lengkap : Mizna Sabilla
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juli 1990
Alamat : Jln. Abdul Wahab No. 30 Rt. 04 Rw. 08 Kedaung
Sawangan Depok 16516Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : [email protected]
Telepon : 085715610600
Riwayat Pendidikan :
1994 – 1996 TK Raudhatul Ilmiyah Jakarta Selatan
1996 – 2002 SDN 04 Jakarta Selatan
2002 – 2005 SLTPN 68 Jakarta
2005 – 2008 SMAN 34 Jakarta2008 - sekarang Peminatan Gizi - Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 6/99
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warohmatullah Wabarokatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang. Shalawat
dan salam senantiasa tecurahkan kepada Rosul tercinta yang telah menjadi suri tauladan
bagi umatnya.
Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh selama
perkuliahan dan selama berlangsungnya magang, penulis mencoba menyusun laporan
magang mengenai “Gambaran Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Pos Gizi di Suku
Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun 2012”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 7/99
5. Ibu Ratri Ciptaningtyas, S.Sn.Kes selaku dosen pembimbing Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan atas konsultasi, arahan dan bimbingannya
selama kegiatan magang berlangsung.
6. Ibu Riastuti Kusuma Wardhani, SKM, MKM selaku dosen Kesehatan
Masyarakat atas diskusi dan masukkannya.
7. dr. Dyah Ekawati selaku Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk magang di Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan.
8. Ibu Latifah Hanum S.Gz selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama penulis magang.
9. Ibu Pri, Ibu Ana, Ibu Nuni, dr. Tuti, dr. Dyah Eko, Ibu Fitri, Ibu Zul, drg. Diani
dan Bapak Rusdi selaku staf Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan yang telah membantu dan menghibur saat
magang.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 8/99
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar di masa
mendatang penulis dapat menyusun laporan yang lebih baik lagi. Semoga dengan
disusunnya laporan ini akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi
penulis serta bagi pembaca.
Wassalamu ‘Alaikum Warohmatullah Wabarokatuh
Jakarta, 11 Maret 2012
Mizna Sabilla
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 9/99
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK …………………………………………………………......... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ……………………………………... iii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………... iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS …………………………………………. v
KATA PENGANTAR …………………………………………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xiii
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………. xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 10/99
Halaman
1.3.3 Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan… 7
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Magang ……..…………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………...... 9
2.1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota …………………. 9
2.1.1 Pengertian …………………………………………… 9
2.1.2 Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan ………..…… 10
2.2 Program Perbaikan Gizi …………………………………… 11
2.3 Pos Gizi ……………………………………………………… 12
2.3.1 Definisi Pos Gizi ……………………………………. 12
2.3.2 Tujuan Pos Gizi ……….…………………………….. 14
2.3.3 Pendekatan Pos Gizi ………………………………… 14
2.3.4 Indikator Pos Gizi …………………………………… 16
2.3.5 Langkah-langkah Utama dalam Pendekatan Pos Gizi. 17
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 11/99
Halaman
2.4.5 Proses Pengawasan ………………………………… 29
2.5 Evaluasi………………………………………………………. 30
2.5.1 Pengertian Evaluasi ………….……………………… 30
2.5.2 Tujuan Evaluasi …………………………………….. 30
2.5.3 Ruang Lingkup Evaluasi ……………………………. 31
BAB III ALUR KEGIATAN DAN JADWAL MAGANG …………..... 32
3.1 Alur Kegiatan Magang …………….………………………. 32
3.2 Jadwal Kegiatan Magang ……………………………………. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 38
4.1 Gambaran Umum Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta
Selatan .................................................................................... 38
4.1.1 Visi dan Misi ………………………………………. 38
4.1.2 Strategi dan Kebijakan ................................................ 39
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 12/99
Halaman
4.5 Evaluasi Kegiatan Pos Gizi ………………………………… 60
4.5.1 Input ……………………………………………….. 60
4.5.2 Proses ……………………………………………… 64
4.5.3 Output ……………………………………………... 68
4.5.4 Dampak ……………………………………………. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 75
5.1 Kesimpulan ………………………………………………… 75
5.1 Saran ……………………………………………………….. 76
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 78
LAMPIRAN
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 13/99
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Jumlah Pos Gizi di Wilayah Kerja Suku Dinas Kesehatan
Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
50
4.2 Daftar Peralatan Pos Gizi di Wilayah Kerja Suku Dinas
Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
62
4.3 Hasil Pencapaian Kegiatan Pos Gizi Sudinkes Kota
Jakarta Selatan Tahun 2011
69
4.4 Contoh Indikator Kegiatan Pos Gizi 71
4.5 Persentase BGM/D di Wilayah Kerja Suku Dinas
Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
74
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 14/99
DAFTAR BAGAN
No. Bagan Halaman
4.1 Struktur Organisasi Sudinkes Kota Jakarta Selatan 47
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 15/99
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
4.1 Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan 45
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 16/99
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Magang
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Pos Gizi
Lampiran 3 Contoh Format Pemantauan Bulanan untuk Menyusun Hasil
Kegiatan Pos Gizi
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 17/99
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional secara keseluruhan. Hal ini tercemin pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan
penduduk (Depkes, 2010).
Tolok ukur yang dapat mencerminkan status gizi masyarakat adalah
status gizi pada anak balita yang diukur dengan berat badan dan tinggi
badan menurut umur dan dibandingkan dengan standar baku rujukan WHO
(2005) (Bappenas, 2011).
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 18/99
gizi utama pada balita di Indonesia. Hal ini ditandai dengan masih tingginya
prevalensi tersebut dari ambang batas masalah kesehatan, yaitu prevalensi balita
gizi kurang (underweight ) > 10 % dan balita kurus (wasted ) > 5 %.
Data Riskesdas yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2010 secara
konsisten menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalori dan protein anak
balita masih di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Akibat dari keadaan
tersebut, anak balita perempuan dan anak balita laki-laki Indonesia mempunyai
rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3 cm lebih pendek daripada
standar rujukan WHO 2005, bahkan pada kelompok usia 5-19 tahun kondisi ini
lebih buruk karena anak perempuan pada kelompok ini tingginya 13,6 cm di
bawah standar dan anak laki-laki 10,4 cm di bawah standar WHO. Kelompok ibu
pendek juga terbukti melahirkan 46,7 % bayi pendek. Karena itu jelas masalah
gizi intergenerasi ini harus mendapat perhatian serius karena telah terbukti
akan mempengaruhi kualitas bangsa (Bappenas, 2011).
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 19/99
kualitas, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh anak yang kurang memadai, kurang
baiknya kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga. Sebagai pokok masalah di masyarakat adalah rendahnya
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan serta tingkat pendapatan masyarakat
(Unicef, 1998 dalam Azwar, 2004).
Gizi buruk terjadi akibat dari kekurangan gizi tingkat berat, yang bila
tidak ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan
kematian (Minarto, 2010).
Pos pemulihan gizi atau Pos Gizi merupakan tempat atau rumah yang
digunakan untuk mengadakan kegiatan pemulihan dan pendidikan gizi. Pos Gizi
merupakan program gizi yang berbasis keluarga dan masyarakat bagi anak yang
berisiko kurang energi protein di negara sedang berkembang. Program ini
menggunakan pendekatan positive deviance (PD) untuk mengidentifikasi
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 20/99
sikap dan perilaku dalam satu waktu atau satu tahap kegiatan. Pos gizi dapat
dijadikan sebagai instrumen untuk mengawasi perkembangan balita secara
langsung. Adapun Jumlah Pos Gizi di Jakarta Selatan sejak tahun 2008 terbentuk
sebanyak 27 Pos yang tersebar di Kecamatan Tebet 9 Pos Gizi, Kecamatan Pasar
Minggu 5 Pos Gizi, Kecamatan Cilandak 9 Pos Gizi, Kecamatan Jagakarsa 2 Pos
Gizi dan Kecamatan Pesanggrahan 2 Pos Gizi (Sudinkes Jaksel, 2011).
Dalam melaksanakan programnya, Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta
Selatan bertekad melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
secara profesional agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dengan perbaikan secara berkesinambungan demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal (Sudinkes Jaksel, 2011).
Pengawasan dan evaluasi merupakan tahapan manajemen yang sangat
penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap program, karena dapat
mencerminkan seberapa jauh perkembangan suatu program. Pengawasan dan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 21/99
Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud melaksanakan magang di
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan untuk melihat dan mengetahui gambaran
pengawasan dan evaluasi kegiatan Pos Gizi di wilayah kerja Suku Dinas
Kesehatan Kota Jakarta Selatan tahun 2012.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran umum pengawasan dan evaluasi kegiatan Pos
Gizi di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan tahun 2012.
1.2. 2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran umum Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta
Selatan tahun 2012.
2. Diketahuinya gambaran umum Seksi Kesehatan Masyarakat Suku
Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan tahun 2012.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 22/99
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
1. Mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu dan teori
Manajemen Program Gizi, ilmu Adminsistrasi Kebijakan
Kesehatan serta ilmu lain yang telah diperoleh selama
perkuliahan.
2. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi diri
serta adaptasi dunia kerja.
3. Menambah wawasan dan pengalaman mengenai kegiatan Pos Gizi
di wilayah kerja Suku Dinas Kota Kesehatan Kota Jakarta Selatan.
4. Mengerti dan memahami berbagai masalah kesehatan masyarakat
secara nyata di institusi kerja sebagai bagian dari kesiapan
mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 23/99
kompetensi daya manusia yang kompetitif dan dibutuhkan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan
melibatkan tenaga terampil dari institusi magang.
1.3.3 Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan
1. Sebagai bahan masukan, khususnya dalam meningkatkan kualitas
kegiatan Pos Gizi serta menemukan solusi masalah kesehatan
masyarakat secara proporsional.
2. Sebagai bahan kepustakaan Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta
Selatan.
3. Terbinanya suatu jaringan kerja sama yang berkelanjutan dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Kesehatan
Masyarakat dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 24/99
dengan tujuan untuk melihat gambaran pengawasan dan evaluasi kegiatan Pos
Gizi di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kegiatan, wawancara mendalam
pada petugas kesehatan, studi literatur dan pengambilan data sekunder yang
berkaitan kegiatan Pos Gizi di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Kota
Jakarta Selatan.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 25/99
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
2.1.1 Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan RI (1999), Dinas Kesehatan
daerah kabupaten/kota adalah unsur pelaksana pemerintah daerah
kabupaten/kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
kepala daerah kabupaten/kota, bertugas melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan berperan
dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang
kesehatan berdasarkan azas desentralisasi dan asas dekonsentrasi
(Depkes, 2004).
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 26/99
2.1.2 Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan
Menurut Depkes RI (2008), tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Sedangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004,
tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya
kesehatan.
Jenis tenaga kesehatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.
2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 27/99
7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis,
teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis
optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
2.2 Program Perbaikan Gizi
Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam
peningkatan kesehatan termasuk gizinya. Hal ini terbukti dari penetapan
perbaikan status gizi yang merupakan salah satu prioritas Pembangunan
Kesehatan 2010-2014. Tujuannya adalah untuk menurunkan prevalensi kurang
gizi sesuai dengan Deklarasi World Food Summit 1996 yang dituangkan dalam
Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yang menyatakan
setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi 1990.
Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 28/99
1. Program penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP) dan Kurang
Energi Kronik (KEK) serta kegemukan.
2. Program penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)
3. Program Penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB) dan kekurangan zat
gizi mikro lain.
4. Program Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).
Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-
2014 terdapat 8 sasaran keluaran Pembinaan Gizi Masyarakat sebagai berikut:
a. 100 % gizi buruk yang mendapat perawatan
b. 80 % bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
c. 90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium
d. 85 % balita usia 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
e. 85 % ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi
f. 100 % kabupaten/kota yang melaksanakan surveilan gizi
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 29/99
rumah yang digunakan untuk mengadakan kegiatan pemulihan dan
pendidikan gizi.
Pendekatan PD dan Pos Gizi memungkinkan ratusan kelompok
masyarakat untuk dapat mengurangi jumlah anak kurang gizi pada saat
ini dan mencegah terjadinya tahun-tahun kekurangan gizi setelah
program tersebut selesai dilaksanakan.
PD dan Pos Gizi adalah alat mobilisasi masyarakat yang efektif,
“menggembleng” masyarakat untuk bekerja dengan melibatkan berbagai
lapisan sosial di masyarakat tersebut, untuk bekerjasama mengatasi
masalah dan menemukan solusi dari dalam masyarakat mereka sendiri.
Pendekatan ini menitikberatkan pada upaya memaksimalkan sumber
daya, ketrampilan dan strategi yang ada untuk mengatasi suatu
permasalahan dan memanfaatkan metodologi partisipatif secara luas dan
proses PLA (Participatory Learning and Action = belajar dan bekerja
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 30/99
konseling, diskusi, prinsip pembelajaran orang dewasa, pengembangan
keterampilan, memotivasi melalui hasil nyata dan penggerakkan
masyarakat.
2.3.2 Tujuan Pos Gizi
Menurut CORE (2004), tujuan PD dan Pos Gizi antara lain:
1. Dengan cepat memulihkan anak-anak kurang gizi yang diidentifikasi
di dalam masyarakat.
2. Memungkinkan keluarga-keluarga tersebut mempertahankan status
gizi baik dari anak tersebut di rumah masing-masing secara mandiri.
3. Mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir kemudian
dalam masyarakat tersebut, dengan merubah norma-norma
masyarakat mengenai perilaku-perilaku pengasuhan anak, pemberian
makan, dan mencari pelayanan kesehatan.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 31/99
memasak, pemberian makan, kebersihan dan pengasuhan anak yang telah
terbukti berhasil dalam merehabilitasi anak-anak yang kurang gizi.
Berbagai kebiasaan terpilih tersebut berasal dari hasil penemuan
penyelidikan PD (Positive Deviance Inquiry, PDI) dan berbagai perilaku
kunci yang dikemukakan oleh para ahli kesehatan masyarakat. Para kader
secara aktif melibatkan ibu dan anak dalam proses rehabilitasi dan
pembelajaran dalam situasi rumah yang nyaman dan bekerja agar
keluarga-keluarga tersebut dapat mempertahankan status gizi anak yang
sudah baik di rumah.
Pendekatan Pos Gizi mendorong terjadinya perubahan perilaku
dan memberdayakan para ibu balita/pengasuh untuk bertanggungjawab
terhadap rehabilitasi gizi anak-anak mereka dengan menggunakan
pengetahuan dan sumber daya lokal. Setelah pemberian makanan
tambahan berkalori tinggi selama dua minggu, anak-anak menjadi lebih
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 32/99
menemukan kearifan dari “ibu-ibu PD” dan mempraktekkan kearifan
tersebut dalam kegiatan harian Pos Gizi (CORE, 2004).
2.3.4 Indikator Pos Gizi
Penting untuk memilih indikator yang praktis, dapat dipercaya
dan objektif untuk mengukur kemajuan program. Indikator-indikator
akan bervariasi tergantung pada kebutuhan proyek dan kondisi, tapi perlu
ada definisi yang jelas. Jika indikator yang dipilih berguna untuk
memberi pedoman bagi proyek, pertahankan dan lanjutkan pengawasan.
Bila mereka tidak bermanfaat, lakukan modifikasi atau pilih indikator-
indikator lain (CORE, 2004).
Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan masih menggunakan
pencapaian Program Gizi Masyarakat sebagai Indikator Pos Gizi.
Indikator ini merupakan indikator yang diadopsi dari Kementrian
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 33/99
8. ASI Eksklusif 6 bulan : 40 %
9. Ibu Nifas mendapat vitamin A : 70 %.
2.3.5 Langkah-langkah Utama dalam Pendekatan Pos Gizi
Menurut CORE (2004), langkah-langkah utama dalam pendekatan
Pos Gizi yang efektif antara lain:
1. Menentukan apakah pendekatan PD dan Pos Gizi layak dilakukan
pada masyarakat yang ditargetkan
2. Mulai memobilisasikan masyarakat dan memilih serta melatih nara
sumber masyarakat
3. Mempersiapkan Penyelidikan PD
4. Melakukan penyelidikan PD
5. Merancang Kegiatan Pos gizi
6. Melaksanakan kegiatan Pos gizi bagi anak-anak yang mengalami
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 34/99
khusus positif. Kegiatan tersebut terdiri dari rehabilitasi dan pendidikan
gizi selama periode 12 hari yang diikuti dengan kunjungan para kader ke
rumah setiap ibu balita/pengasuh. Berlokasi di sebuah rumah, para ibu
balita/pengasuh dan kader menyiapkan makanan atau cemilan tambahan
yang mengandung tambahan energi dan kaya/padat kalori untuk memberi
makan anak-anak yang kurang gizi. Ibu balita/pengasuh menyiapkan
makanan-makanan PD dan mempraktekkan perilaku-perilaku pengasuhan
anak yang positif lainnya (CORE, 2004).
Kegiatan Pos Gizi biasanya hanya selama dua jam setiap hari.
Setiap kegiatan terdiri atas komponen-komponen berikut:
a. Menentukan tempat memasak, pemberian makan dan cuci
tangan
b. Mencuci tangan
c. Mempersiapkan makan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 35/99
positif dan kontribusi lain yang dibawa pada hari itu, dan juga
penyebab-penyebab lambatnya pertumbuhan anak.
2. Tunjukkan pada para peserta dimana mereka dan anaknya dapat
mencuci tangan yaitu dengan mendemonstrasikan teknik mencuci
tangan yang benar dengan menggunakan sabun dan
menggosokkan kedua tangan paling sedikit tiga kali. (Pada waktu
yang sama memeriksa apakah ada tanda-tanda sakit pada anak
anak dan merujuk anak-anak yang sakit ke Puskesmas)
3. Membagikan makanan kecil pada anak-anak. Dapat juga
mendiskusikan bagaimana makanan kecil dapat meningkatkan
asupan kalori, menstimulasi selera makan dan menyediakan
waktu bagi para pengasuh untuk memasak makanan utama).
4. Melaksanakan diskusi pendidikan kesehatan mengenai topik
kesehatan pada hari itu.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 36/99
ini untuk mendemonstrasikan teknik-teknik pemberian makan
secara aktif).
9. Bersih-bersih.
10. Ulas kembali pelajaran pada hari itu.
11. Rencanakan menu dan kontribusi makanan untuk hari berikutnya
dengan para ibu atau pengasuh lainnya.
Selain itu, ada beberapa hari khusus dengan kegiatan-kegiatan
khusus yang perlu dimasukkan dalam agenda harian. Kegiatan-kegiatan
tersebut yaitu:
Hari pertama dan terakhir: Penimbangan Anak
Setiap anak ditimbang pada hari pertama dan hari terakhir sesi
Pos Gizi. Bahan-bahan yang diperlukan, yaitu timbangan, buku
catatan Pos Gizi dan Kartu Menuju Sehat (dibawa oleh ibu
balita/pengasuh untuk tiap anak).
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 37/99
Hari ke-8 harus berkisar tentang pengalaman para ibu
balita/pengasuh ketika mereka mencobanya di rumah. Bila
perilaku tersebut tidak dipraktekkan di rumah, sangatlah penting
untuk mengetahui kenapa dan membantu para ibu
balita/pengasuh untuk mengembangkan sebuah strategi. Gunakan
teknik-teknik wawancara mendalam untuk mengetahui
hambatan-hambatan apa yang ditemui dalam rumah tangga.
Melalui diskusi, para ibu balita/pengasuh dapat berbagi
permasalahan dan saling mengusulkan pemecahannya.
Satu Hari Sebelum Hari Terakhir Sesi Pos Gizi
Pada satu hari sebelum hari terakhir sesi Pos Gizi, para kader
meminta tiap keluarga untuk membawa semua bahan-bahan yang
diperlukan pada hari terakhir sesi untuk dipersiapkan sebagai
makanan yang sehat bagi anak mereka di rumah, untuk dibawa
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 38/99
hasilnya secara pribadi dengan tiap ibu balita/pengasuh (CORE,
2004).
2.3.7 Kriteria Kelulusan Peserta
Ada dua cara untuk menentukan apakah seorang anak siap
untuk lulus dari Pos Gizi atau perlu untuk melanjutkan ke sesi Pos
Gizi berikutnya.
a. Ketika menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat)
Kriteria kelulusan adalah berdasarkan perpindahan antara status
malnutrisi buruk, sedang, ringan dan normal. Ini adalah metode
yang lebih mudah untuk dijelaskan dan digunakan pada anggota
masyarakat. Masyarakat dapat memutuskan apakah mereka akan
meluluskan anak-anak mereka:
Hanya jika mencapai status gizi normal
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 39/99
“Median Standard Internasional”: dianggap telah berhasil baik.
Diasumsikan bahwa sekali seorang anak telah mencapai catch-up
growth, ia akan terus bertumbuh pada bulan-bulan berikutnya.
Bila si anak tidak mengalami pertambahan berat badan,
anak tersebut harus dirujuk untuk mendapatkan bantuan kesehatan
dan kader atau supervisor harus mengadakan kunjungan rumah
untuk memastikan bahwa kurang makan bukanlah penyebab
kondisi tersebut. Periksalah daftar kehadiran si anak dan ibu
balita/pengasuhnya untuk memastikan bahwa mereka hadir secara
teratur (kadang ibu balita/pengasuh datang tanpa mengajak anak
mereka). Staf juga harus memeriksa menu Pos Gizi untuk
memastikan bahwa anak-anak mendapatkan protein dan kalori
dalam jumlah yang cukup (CORE, 2004).
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 40/99
Gizi. Karena ini adalah ketrampilan yang perlu dipelajari melalui
praktek, maka direkomendasikan agar staf proyek dan
penyelia/pelatih melakukan kunjungan supervisi sesering mungkin.
Selama penyelia/pelatih mendapatkan pengalaman, staff proyek
dapat setahap demi setahap mengambil alih tugas supervisi lokasi.
Penyelia/pelatih harus ada pada awal kegiatan Pos Gizi
untuk membantu para kader dalam mengatasi berbagai isu yang
mungkin muncul. Hal ini padadasarnya benar karena pada
beberapa hari pertama dari masing-masing sesi Pos Gizi, saat itu
mereka mengecek apakah semua bahan makanan yang tepat telah
digunakan, bahwa penimbangan dilakukan dengan benar, dan
bahwa para kader mendorong para ibu balita/pengasuh dan ibu
untuk berpartisipasi. Atur secara bergiliran pada permulaan sesi Pos
Gizi supaya dapat memfasilitasi kehadiran tersebut di beberapa hari
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 41/99
analisis berbagai masalah, dan memberikan rekomendasi untuk
pelaksanaan di masa depan.
Keberhasilan program didasarkan pada tujuan awal yang
telah ditetapkan. Bila tujuannya adalah untuk merehabilitasi semua
anak yang ikut serta dalam Pos Gizi, maka program dinyatakan
berhasil ketika berat badan anak-anak telah meningkat. Ketika
tujuannya adalah untuk mempertahankan tingkat gizi baik anak
untuk jangka waktu tertentu dan/atau mencegah terjadinya
kekurangan gizi pada adik-adiknya, keberhasilan akan ditentukan
berdasarkan pada hasil yang dikumpulkan selama waktu tertentu
melalui monitoring di posyandu.
Evaluasi diadakan sekali-sekali, selektif, seringkali setengah
kualitatif, penyelidikan atas pertanyaan programatis tertentu, seperti
“Bagaimana atau mengapa tujuannya (tidak) tercapai?”.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 42/99
3) Apakah mereka akan terus bertumbuh pada tingkatan
standar internasional?
4) Apakah kakak dan adik dari anak-anak yang ikut serta
juga bergizi Baik?
5) Apakah tingkat kekurangan gizi secara umum di
masyarakat telah berhasil dikurangi ? (CORE, 2004).
2.4 Pengawasan
2.4.1 Pengertian Pengawasan
Pengawasan ialah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu
program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai (Azwar, 1996).
Terry (1986) menyatakan bahwa pengawasan dapat dianggap sebagai
aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 43/99
2.4.2 Manfaat Pengawasan
Menurut Muninjaya (2004), manfaat pengawasan adalah:
1. Dapat mengetahui sejauh mana program dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber
dayanya sudah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi program.
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
melaksanakan tugas – tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya
mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien
4. Dapat mengetahui sebab – sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,
dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 44/99
kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang diberikan oleh
unit kerja tersebut.
2. Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni
modal yang dipakai (capital standard), pendapatan yang
diperoleh (revenue standard) dan harga program (cost
standard ). Dalam bidang kesehatan yang dijadikan ukuran
pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil
yang diperoleh dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau
pelayanan.
3. Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan
terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses
pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.
4. Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditujukan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 45/99
b. Melalui data statistik yang dikumpulkan yang menyangkut
berbagai aspek kegiatan organisasi.
c. Melalui observasi personal yang dilakukan oleh pimpinan atau
orang-orang tertentu.
d. Melalui internal audit
e. Melalui alat elektronik otomatik
2.4.5 Proses Pengawasan
Menurut Terry (1986), pengawasan terdiri daripada suatu proses
yang dibentuk oleh tiga macam langkah yang bersifat universal, yakni:
a. Mengukur hasil pekerjaan
b. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan
perbedaan (apabila ada perbedaan)
c. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 46/99
c. Minimal. Pengawasan harus diadakan sesedikit mungkin, yakni
sesedikit yang diperlukan untuk menjamin pekerjaan akan
diselesaikan dan standar dipertahankan.
d. Luwes. Pengawasan yang terlalu kaku dapat menjadi seperti
“senjata makan tuan”: para pekerja akan mencoba
menghindarinya.
2.5 Evaluasi
2.5.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta
penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program (The International Clearing House and Adolescent
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 47/99
d. Sebagai alat untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih
baik dari suatu program.
2.5.3 Ruang Lingkup Evaluasi
Menurut Azwar (1996), ruang lingkup evaluasi dibedakan menjadi 4,
yaitu:
1. Evaluasi terhadap input, yaitu menyangkut pemanfaatan sumber
daya, baik dana, tenaga maupun sarana.
2. Evaluasi proses, yaitu mencakup semua tahap administrasi, mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan program. Proses ini
dititikberatkan pada pelaksanaan untuk mengetahui apakah sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
3. Evaluasi terhadap output, yaitu penilaian terhadap hasil yang dicapai
dari dilaksanakannya suatu program untuk mengetahui apakah output
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 48/99
BAB III
ALUR KEGIATAN DAN JADWAL MAGANG
3.1 Alur Kegiatan Magang
Alur kegiatan magang di Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan adalah
sebagai berikut:
Pengajuan suratmagang,
Konfirmasi suratmagang,
P l
Pelaksanaan kegiatan
magang,Observasi lapangan,
Wawancara dengan
Pembuatan laporanmagang,
Konsultasi dengan
Pembuatan Laporan Pelaksanaan Persiapan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 49/99
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 50/99
3.2 Jadwal Kegiatan Magang
No. Hari, Tanggal Kegiatan Tempat
1. Rabu, 1 Februari 2012
- Fiksasi magang dan perkenalan dengan pihak Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Selatan, khususnya pembimbing lapangan dan Seksi Kesehatan
Masyarakat.
- Menginput data kohort balita gizi buruk tahun 2011.
- Menginput dala LB3 ke web gizi depkes.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
2. Kamis, 2 Februari 2012
- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai program perbaikan
gizi di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan untuk
mencari alternatif topik magang.
- Menginput dala LB3 ke web gizi depkes.
- Membantu merekap data LB3 gizi.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
3. Jumat, 3 Februari 2012
- Menginput dala LB3 ke web gizi depkes.
- Membantu merekap data LB3 gizi.
- Bimbingan magang dengan pembimbing fakultas.
-Suku DinasKesehatan Kota
Jakarta Selatan
-FKIK UIN
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 51/99
No. Hari, Tanggal Kegiatan Tempat
4. Senin, 6 Februari 2012
- Menginput dala LB3 ke web gizi depkes.- Membantu merekap data LB3 gizi.
- Mewawancarai koordinator gizi Sudinkes Jakarta Selatan.
- Bimbingan magang dengan pembimbing lapangan.
Suku DinasKesehatan Kota
Jakarta Selatan
5. Selasa, 7 Februari 2012- Merekap data cakupan vitamin A pada balita tahun 2011.
- Merekap data anggota Persagi.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
6. Rabu, 8 Februari 2012Melakukan monitoring kegiatan Pos Gizi bersama pemegang program
gizi Sudinkes Jaksel dan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
Pos Gizi Kecamatan
Jagakarsa
7. Kamis, 9 Februari 2012Merekap data cakupan vitamin A pada ibu nifas, pemberian TTD pada
ibu hamil, dan cakupan ASI Eksklusif tahun 2011.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
8. Jumat, 10 Februari 2012 Mengobservasi kegiatan Pos Gizi di Kecamatan Jagakarsa.Pos Gizi Kecamatan
Jagakarsa
9. Senin, 13 Februari 2012
- Melaporkan hasil monitoring kegiatan Pos Gizi pada pemegang
program gizi Sudinkes Jaksel.
- Merevisi data cakupan Vitamin A .
- Merekap data TPG Puskesmas tiap Kecamatan.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 52/99
No. Hari, Tanggal Kegiatan Tempat
10. Selasa, 14 Februari 2012Menginput data Konfirmasi BGM dan Kohort Gizi Buruk Bulan Januari
2012.
Suku DinasKesehatan Kota
Jakarta Selatan
11. Rabu, 15 Februari 2012Menginput data LB3, Konfirmasi BGM dan Kohort Gizi buruk
Kecamatan Tebet bulan Januari 2012 .
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
12. Kamis, 16 Februari 2012- Menginput data Perkesmas tahun 2011.
- Menyusun laporan magang.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
13. Jumat, 17 Februari 2012 Mencai referensi terkait topik magang dan menyusun laporan magang.FKIK UIN
14. Senin, 20 Februari 2012
- Menginput data LB3, Konfirmasi BGM dan Kohort Gizi buruk
Kecamatan Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru.
- Menginput data LB3 ke web gizi Depkes.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
15. Selasa, 21 Februari 2012Bimbingan dengan pembimbing fakultas dan lapangan terkait topik
magang dan skripsi.
-FKIK UIN
-Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 53/99
No. Hari, Tanggal Kegiatan Tempat
16. Rabu, 22 Februari 2012- Merekapitulasi data Kohort Gizi Buruk dan Konfirmasi BGM.
- Menginput data LB3 bulan Januari 2012.
Suku DinasKesehatan Kota
Jakarta Selatan
17. Kamis, 23 Februari 2012 Merevisi data Kohort Gizi Buruk tahun 2011.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
18. Jumat, 24 Februari 2012 Merevisi data di web gizi Depkes.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
19. Senin, 27 Februari 2012- Merevisi data cakupan Fe Ibu Hamil, Vitamin A balita dan Ibu Nifas.
- Merevisi data di web gizi Depkes.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
20. Selasa, 28 Februari 2012 Merevisi data kohort gizi buruk tahun 2011.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
21. Rabu, 29 Februari 2012Merevisi laporan magang setelah bimbingan dengan pembimbing
lapangan dan fakultas.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 54/99
No. Hari, Tanggal Kegiatan Tempat
22. Kamis, 1 Maret 2012- Mewawancarai koordinator gizi Sudinkes Jakarta Selatan.
- Merevisi cakupan LB3 tahun 2011.
Suku DinasKesehatan Kota
Jakarta Selatan
23. Jumat, 2 Maret 2012
- Bimbingan magang dengan pembimbing fakultas via e-mail.
- Merevisi cakupan vitamin A balita, ibu nifas, Fe 1 dan 3 Ibu hamil
tahun 2011.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
24. Senin, 5 Maret 2012
- Melengkapi data yang kurang untuk pembuatan laporan magang.
- Merekapitulasi data LB3 KIA dan Pos Gizi tahun 2011.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
25. Selasa, 6 Maret 2012- Membuat frafik PWS KIA tahun 2011
- Bimbingan magang dengan pembimbing lapangan.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
26. Rabu, 7 Maret 2012
- Membuat grafik cakupan program gizi tahun 2011.
- Berpamitan dengan seluruh staf kesehatan masyarakat Suku Dinas
Kesehatan Kota Jakarta Selatan.
Suku Dinas
Kesehatan Kota
Jakarta Selatan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 55/99
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan
4.1.1 Visi dan Misi
a. Visi
“Jakarta Selatan Sehat Untuk Semua”. Adapun visi tersebut
mengandung makna terwujudnya Jakarta Selatan:
1. dihuni oleh penduduk yang memiliki kesadaran dan
kemandirian hidup sehat
2. mempunyai akses pelayanan perorangan dan masyarakat.
3. meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan untuk keluarga
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 56/99
39
b. Misi
Dalam menjalankan visi, perlu dijabarkan lagi dalam misi yaitu :
1. menyelenggarakan pembangunan kesehatan dengan kaidah-
kaidah good governance.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan perorangan, kesehatan
masyarakat dan kegawatdaruratan kesehatan dengan prinsip
pelayanan kesehatan prima.
3. mengendalikan dan menanggulangi gizi buruk, penyakit
menular, penyakit tidak menular, dan penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan.
4. menyelenggarakan peningkatan manajemen kesehatan.
5. menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh
potensi yang ada di masyarakat.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 57/99
40
5. pengembangan sarana dan prasarana
b. Kebijakan
Kebijakan mengacu pada kebijakan dan program pembangunan
kesehatan di wilayah DKI Jakarta yang meliputi:
1. peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
2. peningkatan kualitas upaya kesehatan masyarakat untuk
melindungi masyarakat dari resiko dan penyakit
3. pengembangan sistem informasi dan pemasaran sosial
kesehatan
4. peningkatan kemandirian masyarakat dalam pembangunan
kesehatan
5. peningkatan profesionalisme bidang kesehatan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 58/99
41
secara berkesinambungan demi tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta no. 58 Tahun 2002 tentang Organisasi & Tata Kerja
Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (pasal 36),
Suku Dinas Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas untuk
melaksanakan perencanaan, pengendalian dan penilaian program
kesehatan masyarakat yang meliputi pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular, penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan
dan kesehatan kerja, kesehatan jiwa masyarakat dan narkotik,
psikotropika, zat adiktif lainnya (NAPZA) serta gizi dan pembinaan
peran serta masyarakat di Kotamadya.
Dari uraian di atas, secara umum tugas suku dinas
kesehatan Jakarta Selatan adalah binwasdal (Pembinaan, Pengawasan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 59/99
42
dibutuhkan oleh warganya. Monitoring dan evaluasi dilakukan
kepada puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Jakarta
Selatan. Setiap puskesmas akan melakukan pemaparan tentang
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan juga hasil yang telah
dicapai dari kegiatan tersebut.
b. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas yang diemban, Suku Dinas
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
1. Perencanaan program dan rencana operasional pelayanan
kesehatan masyarakat di Jakarta Selatan,
2. Sosialisasi peraturan perundangan tentang pelayanan
kesehatan masyarakat,
3. Program dan rencana operasional Suku Dinas Kesehatan
Masyarakat Jakarta Selatan,
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 60/99
43
4.1.4 Gambaran Wilayah Kerja
a. Keadaan Geografis
Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan salah satu dari
5 (lima) wilayah kota administrasi yang ada di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI
Jakarta nomor 1815 Tahun 1989 Luas Wilayah Kota Administrasi
Jakarta Selatan adalah 145,73 km2
yang berada pada posisi 06º 15’
40,8’’ Lintang Selatan dan 106º 45’ 0,00” Bujur Timur, dan
berada pada ketinggian 26,2 meter di atas permukaan laut.
Jakarta Selatan bercirikan daerah yang beriklim khas tropis
dengan temperatur udara sekitar 27,5º Celcius dan kelembaban
udara rata-rata 76,30%, yang disapu angin dengan kecepatan
sekitar 3 knot sepanjang tahun. Kota Administrasi Jakarta Selatan
terdiri dari 10 kecamatan, 65 kelurahan, 578 RW dengan daerah
2
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 61/99
44
b. Batas Wilayah
Kota Administrasi Jakarta Selatan berbatasan dengan dua
propinsi dan dua kotamadya di Propinsi DKI Jakarta. Kedua propinsi
tersebut adalah Jawa Barat di selatan Kota Administrasi Jakarta
Selatan dan Propinsi Banten di barat Kota Administrasi Jakarta
Selatan. Batas-batas wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan
secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
Utara : Banjir Kanal, Jl.Jend.Sudirman, Kecamatan Tanah
Abang dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Selatan : Kec. Sawangan & Kotif Depok Kabupaten Bogor.
Barat : Kec. Ciputat & Ciledug Kabupaten Tangerang.
Timur : Kali Ciliwung Jakarta Timur.
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 62/99
45
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan
Sumber: Sudinkes Kota Jakarta Selatan, 2011
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 63/99
46
5. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru
6. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama
7. Puskesmas Kecamatan Cilandak
8. Puskesmas Kecamatan Pancoran
9. Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
10. Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
4.1.5 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
150 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
bahwa Kota Administrasi atau Kabupaten Administrasi dibentuk Suku
Dinas Kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas
Kesehatan yang secara teknis dan administrasi berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan, serta secara
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 64/99
47
Bagan 4.1
Struktur Organisasi Sudinkes Kota Jakarta Selatan
Sumber: Sudinkes Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
4.2 Gambaran Umum Seksi Kesehatan Masyarakat Sudinkes Kota Jakarta
Selatan
Kepala
Sudinkes Kota
Jakarta Selatan
Subbag Tata
Usaha
Seksi Kesehatan
Masyarakat
Seksi
PenanggulanganMasalah Kesehatan
Seksi Pelayanan
Kesehatan
Seksi Sumber
Daya Kesehatan
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 65/99
48
Sesuai dengan masing-masing tugas tersebut, maka struktur organisasi
Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun
2012 adalah sebagai berikut:
a. Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat: dr. Hj. Dyah Ekawati
b. Bagian Gizi : Latifah Hanum S.Gz
c. Bagian UKGS : drg. Widyastuti, Sp.KgA
d. Bagian UKS : drg. Diani Gayatri
e. Bagian SP2TP : Fitriyati, Am.Keb
f. Bagian KIA : Zulmainar, SSiT MKM
g. Bagian SIK : Indrati Wahyuni,S.Kom M.Kes
h. Bagian Promkes : Prihastri Indrawati
i. Bagian Perawat Kesmas : M. Rusdi, SKM
j. Bagian PSM : Sriana Tampubolon
k. Bagian Lansia : dr. Diah Eko
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 66/99
49
4.3 Gambaran Umum Kegiatan Pos Gizi
Salah satu bentuk intervensi gizi yang saat ini sedang dilaksanakan terus
oleh Sudin Kesehatan Masyarakat adalah apa yang sering disebut dengan
Positive Deviance atau Penyimpangan Positif. Kegiatan PD diterapkan pada
satu wadah yang disebut dengan POS GIZI. PD/Pos Gizi adalah satu bentuk
intervensi gizi yang bertujuan untuk menurunkan angka kasus gizi kurang atau
gizi buruk secara bertahap, yaitu balita yang berat badannya di bawah garis
merah. Pos Gizi diselenggarakan agar orang tua balita dapat mandiri dalam
menangani gizi kurang dengan memberikan ilmu gizi dan kesehatan serta
mengajarkan menu makanan dari keluarga penyimpang positif. PD merupakan
pendekatan yang syarat dengan proses pembelajaran yang menggabungkan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam satu waktu atau satu tahap
kegiatan.
Melihat dampaknya yang positif terhadap perubahan perilaku sehat yang
50
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 67/99
50
Tabel 4.1
Jumlah Pos Gizi di Wilayah Kerja Suku Dinas Kesehatan
Kota Jakarta Selatan Tahun 2012
No. Kecamatan Jumlah Pos Gizi
1 Tebet 3
2 Jagakarsa 13 Pesanggrahan 2
Sumber: Sudinkes Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
Pos Gizi di suatu wilayah dapat dibentuk jika jumlah balita gizi kurang
dalam satu Kecamatan melebihi 20 % dan terdapat minimal 5 orang kader aktif
terlatih dan siap melaksanakan Pos Gizi. Oleh sebab itu, sebelum Pos Gizi
diselenggarakan, terlebih dahulu dilakukan pelatihan terhadap kader dari setiap
Kecamatan. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Sudinkes, khususnya
Koordinator program gizi. Dalam pelatihan tersebut para kader diberi informasi
seputar kegiatan Pos Gizi mulai dari penentuan peserta, pelaksanaan kegiatan
51
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 68/99
51
Langkah-langkah kegiatan selama satu hari pelaksanaan Pos Gizi ialah:
1. Mengisi daftar hadir
2. Penimbangan BB (Berat badan) dan TB (tinggi badan) balita
3. Ibu/pengasuh balita menyerahkan kontribusi
4. Ibu/pengasuh balita memasak makanan dengan dibantu kader
5. Bermain dan bernyanyi
6. Penyuluhan atau penyampaian pesan kesehatan oleh kader
7. Praktik mencuci tangan
8. Makan bersama
9. Persiapan kontribusi esok hari
10. Pulang
Satu sesi Pos Gizi berlangsung selama 10 hari. Pada hari pertama
dilakukan penimbangan berat dan tinggi badan semua balita yang ikut dalam
kegiatan Pos Gizi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran berat badan
52
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 69/99
52
ibu/pengasuh balita untuk menenangkan balita saat ditimbang agar data yang
diperoleh akurat dan valid.
Pelaksanaan Pos Gizi di setiap kecamatan tidak semua berjalan dalam
waktu yang bersamaan. Begitu pula dengan jumlah sesi yang dilaksanakan,
tidak semua Pos Gizi dapat bertahan dan berjalan secara kontinyu setiap
bulannya. Hal tersebut dapat disebabkan banyak hal seperti pendanaan,
kesiapan kader, partisipasi warga, jumlah balita BGM dan lain-lain. Akan tetapi
pada dasarnya kegiatan Pos Gizi bukanlah suatu kegiatan yang harus terus
dipertahankan keberlangsungannya. Justru yang harus dipertahankan adalah
dampak dari kegiatan tersebut, yaitu masyarakat yang mandiri dalam
berperilaku sehat dan menurunnya angka gizi kurang di wilayah setempat.
Salah satu alasan untuk melakukan kegiatan Pos Gizi sebagai kegiatan
yang non-permanen, adalah bahwa kegiatan yang berpindah-pindah
dimaksudkan untuk memastikan bahwa kuncinya terletak pada perubahan
53
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 70/99
53
4.4 Pengawasan Kegiatan Pos Gizi
4.4.1 Metode Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu tugas pokok Sudinkes.
Pengawasan dilakukan langsung oleh Koordinator program gizi. Selain itu,
pengawasan juga dibantu oleh TPG Kecamatan dan Kelurahan. Terdapat
beberapa metode dalam pengawasan kegiatan Pos Gizi. Metode yang
digunakan koordinator program gizi dalam melakukan pengawasan
kegiatan Pos Gizi antara lain:
1) Observasi secara langsung pada saat kegiatan Pos Gizi berlangsung
di lapangan. Pengawas dapat langsung datang ke tempat
pelaksanaan Pos Gizi di setiap Kecamatan. Pengawas dapat
melakukan observasi pada berbagai hari Pos Gizi dalam satu sesi.
Akan tetapi alangkah baiknya pada awal atau akhir sesi Pos Gizi
sebab pada hari-hari tersebut dilakukan penimbangan balita
54
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 71/99
54
memperoleh informasi mengenai kendala atau masalah yang terjadi,
maka pengawas dapat memberikan solusi dari masalah tersebut.
2) Melalui laporan-laporan gizi yang masuk setiap bulannya. Laporan-
laporan gizi yang dapat dijadikan alat pengawasan antara lain:
laporan LB3, Konfirmasi BGM dan Kohort Gizi Buruk. Dari
laporan-laporan tersebut dapat diketahui apakah pelaksanaan
kegiatan Pos Gizi sudah sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
3) Melalui alat elektronik. Jika pengawas tidak dapat berkunjung
langsung ke lapangan, maka pengawas dapat melakukan
pengawasan melalui alat elektronik seperti telepon dan surat
elektronik (e-mail). Pengawas dapat menanyakan gambaran
pelaksanaan hingga pencapaian kegiatan Pos Gizi. Jika dari hasil
laporan secara lisan tersebut terdapat penyimpangan, maka
55
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 72/99
55
peserta yang dibuat oleh kader. Biasanya daftar hadir tersebut
dipasang di dinding tempat pelaksanaan Pos Gizi. Namun daftar hadir
tersebut juga dicatat dalam dokumen Pos Gizi. Selain itu pengawas
juga melakukan wawancara langsung pada kader mengenai kehadiran
tiap peserta. Jika terdapat peserta yang kehadirannya tidak lengkap,
maka dilakukan wawancara mendalam pada kader dan ibu balita
mengenai peserta tersebut, seperti menanyakan tentang kondisi
keluarganya dan lokasi rumahnya. Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui penyebab rendahnya tingkat kehadiran peserta.
2. Cara penimbangan
Penimbangan berat dan tinggi badan balita dilakukan pada hari
pertama dan terakhir dalam setiap sesi kegiatan Pos Gizi.
Penimbangan dilakukan oleh kader. Pada saat pengawasan,
koordinator gizi mengawasi kader dalam melakukan penimbangan.
56
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 73/99
56
3. Cara penyampaian pesan kesehatan
Dalam kegiatan Pos Gizi, setiap harinya dilakukan penyuluhan
oleh para kader setempat. Koordinator gizi mengawasi cara
penyuluhan tersebut dengan melihat cara penyuluhan dan siapa yang
melakukannya. Sebenarnya pendidikan kesehatan selama kegiatan
Pos Gizi tidak dapat dilakukan dengan gaya perkuliahan. Sebaiknya
lebih merupakan belajar melalui praktek selama kegitan Pos Gizi,
tanya-jawab dan diskusi kelompok, yang semuanya itu akan
dilanjutkan di rumah ketika mereka mempraktikkan perilaku
pengolahan makanan dan pemberian makan yang baru di dapur
mereka masing-masing.
Akan tetapi, pelaksanaan penyuluhan oleh kader di Pos Gizi
masih menggunakan metode perkuliahan, dimana kader hanya
menjelaskan mengenai pesan kesehatan yang diangkat dan tidak
57
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 74/99
57
balita. Dengan berkonsentrasi hanya pada satu tema pesan kesehatan
setiap hari mencegah membebani para ibu dengan informasi baru.
Pesan-pesan kesehatan sebaiknya fokus pada perilaku
pemberian makan, kebersihan, pengasuhan anak dan berbagai
perilaku penting dalam menjaga kesehatan, termasuk perawatan bagi
anak yang sakit dirumah. Walaupun banyak pesan-pesan kesehatan
telah didemonstrasikan dalam proses pelaksanaan kegiatan Pos Gizi
(seperti praktik mencuci tangan dan pemberian makan secara aktif),
pesan-pesan yang langsung mencerminkan perilaku-perilaku yang
teridentifikasi dalam penyelidikan PD perlu diperjelas dan ditekankan
(CORE, 2004).
Di lapangan, semua tema pesan-pesan kesehatan tersebut
dipasang di dinding tempat pelaksanaan Pos Gizi. Dengan demikian
Koordinator gizi Sudinkes dapat melihat apa saja pesan kesehatan
58
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 75/99
58
5. Menu makanan yang disajikan
Pengawasan terhadap menu makanan dilakukan dengan melihat
daftar menu makanan yang disajikan oleh kader setiap hari dalam 1
sesi kegiatan Pos Gizi. Daftar menu makanan tersebut biasanya
dicatat dan dipasang di dinding bersama dengan pesan kesehatan dan
langkah-langkah kegiatan Pos Gizi. Selain itu, daftar menu tersebut
juga dicatat di dokumen Pos Gizi. Dari daftar menu makanan tersebut
dapat diketahui menu yang dibuat sudah baik atau belum, dan menu
yang baik haruslah:
a. Terdiri dari makanan kecil yang bergizi, tidak
mengenyangkan untuk anak-anak selama mereka menunggu
para ibu dan pengasuhnya memasak.
b. Ikut sertakan makanan-makanan PD (misalnya buah-buahan,
sayuran, udang, minyak atau kacang-kacangan)
59
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 76/99
59
g. Pastikan bahwa semua kelompok makanan ada dalam tiap
hidangan makan sehingga anak-anak mendapatkan makanan
yang seimbang (CORE, 2004).
Pada saat pengawasan, ternyata diketahui bahwa menu
makanan yang dibuat kader masih kurang beragam dan menarik.
Oleh sebab itu, koordinator gizi Sudinkes dapat langsung memberi
alternatif menu yang beragam pada kader. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan ibu dalam memasak
dan meningkatkan selera makan anak.
6. Kontribusi dari ibu balita
Ibu/pengasuh dari balita yang hadir diharapkan turut membawa
kontribusi. Kontribusi yang diberikan berupa bahan makanan,
misalnya tempe 100 gr, telur 2 butir, dan lain-lain. Kontribusi ini
dilakukan bergantian sehingga tidak memberatkan ibu/pengasuh
60
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 77/99
60
badan yang terjadi. Kenaikkan berat badan yang diharapkan dalam 1
sesi kegiatan Pos Gizi adalah 400 gr (CORE, 2004).
Pada saat pengawasan, masih ditemukan beberapa balita yang
tidak mengalami kenaikan atau bahkan penurunan. Oleh sebab itu,
koordinator gizi menanyakan pada kader seputar kondisi balita dan
keluarga balita tersebut untuk mengetahui akar masalahnya. Selain itu
juga menyarankan pada ibu balita agar mengikuti sesi Pos Gizi
berikutnya.
4.5 Evaluasi Kegiatan Pos Gizi
4.5.1 Input
Evaluasi terhadap input, yaitu menyangkut pemanfaatan sumber
daya, baik dana, tenaga maupun sarana (Azwar, 1996).
a. Sumber daya manusia
61
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 78/99
61
membutuhkan 10 tenaga ahli madya gizi, Puskesmas Setiabudi
membutuhkan 8 tenaga ahli madya gizi, Puskesmas Jagakarsa
membutuhkan 6 tenaga ahli madya gizi, Puskesmas Mampang
Prapatan membutuhkan 4 tenaga ahli madya gizi dan Puskesmas
Pasar Minggu membutuhkan 7 tenaga ahli madya gizi.
Adapun jenis pendidikan yang dimiliki beragam, yaitu 6
orang (33,3 %) berpendidikan S-1, 18 orang (60 %) berpendidikan D-
3, dan 2 orang (6,6 %) berpendidikan D-1 Gizi/SPAG. Sedangkan
untuk tenaga pelaksana gizi khususnya di Puskesmas Kelurahan,
terbanyak adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan Bidan. Hal
ini disebabkan perekrutan tenaga gizi yang baru untuk petugas gizi
Kelurahan tidak dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas tetapi
melalui proses perekrutan pegawai negeri oleh pemerintah. Dengan
tenaga gizi yang berlatar belakang Bidan, maka seringkali terdapat
62
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 79/99
62
pengajuannya dilakukan oleh Koordinator Gizi Sudinkes Kota
Jakarta Selatan. Dana tersebut digunakan untuk pembiayaan sarana
dan pelatihan kader sebelum kegiatan Pos Gizi. Sedangkan dana dari
Puskesmas Kecamatan dan swadaya masyarakat dipergunakan untuk
operasional kegiatan Pos Gizi, seperti untuk membeli bahan makanan
dan keperluan Pos Gizi lainnya.
c. Sarana
Untuk Kegiatan Pos Gizi, pada tahun 2011 lalu Sudinkes Kota
Jakarta Selatan menyediakan 1 paket peralatan Pos Gizi. Satu paket
peralatan Pos Gizi terdiri dari beberapa jenis peralatan untuk
memasak dan makan yang tertera dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Daftar Peralatan Pos Gizi di Wilayah Kerja Suku Dinas
Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
63
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 80/99
63
Peralatan tersebut diberikan oleh Koordinator Gizi Sudinkes
pada setiap Puskesmas Kecamatan yang menyelenggarakan Pos Gizi.
Setelah itu Koordinator gizi Puskesmas Kecamatan yang
membagikan pada Pos Gizi di wilayahnya masing-masing. Namun,
karena peralatan ini terbatas, maka tidak semua Pos Gizi
berkesempatan memperoleh 1 set peralatan ini. Puskesmas
Kecamatan yang akan menentukan pembagian peralatan tersebut
sesuai kondisi Pos Gizi di wilayah kerjanya.
Pemberian 1 set peralatan Pos Gizi untuk satu kecamatan
memang sangat kurang memenuhi kebutuhan, karena dalam 1
kecamatan tidak hanya terdapat 1 Pos Gizi. Oleh sebab itu, jika ada
dana tambahan, terkadang Sudinkes memperoleh sarana Pos Gizi
lebih banyak yang dapat dialokasikan untuk seluruh Pos Gizi.
Pemanfaatan peralatan ini dapat diketahui saat koordinator gizi
64
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 81/99
yang digunakan untuk mengevaluasi setiap indikator program gizi
ialah Microsoft excel dan Microsoft word.
Selain itu, Koordinator Gizi Sudinkes Kota Jakarta Selatan
juga menyelenggarakan pertemuan dengan para TPG Puskesmas
Kecamatan untuk mengevaluasi program gizi. Pada rapat tersebut
setiap perwakilan Puskesmas Kecamatan memaparkan hasil yang
dicapai beserta permasalahan yang ditemui. Setelah itu, laporan
tersebut didiskusikan dan dicari jalan keluar yang bijaksana demi
keberlangsungan program gizi, khususnya kegiatan Pos Gizi.
e. Waktu
Koordinator Gizi Sudinkes Kota Jakarta Selatan melakukan
evaluasi kegiatan Pos Gizi setiap setahun sekali. Hal ini dikarenakan
setiap bulannya sudah dilakukan pemantauan terhadap program gizi
yang sedang berjalan, yang salah satunya adalah Pos Gizi.
65
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 82/99
dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
sudah sesuai dengan yang sudah direncanakan atau tidak.
Selain langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Pos Gizi, hal yang
juga dievaluasi dalam proses kegiatan Pos Gizi adalah sasaran atau
peserta yang dapat mengikuti Pos Gizi. Peserta yang dapat mengikuti Pos
Gizi dapat dilihat dari hasil penimbangan rutin di Posyandu. Balita yang
menjadi sasaran adalah yang berada di bawah garis merah (BGM) dan
garis kuning dalam KMS-nya. Terkadang ada beberapa ibu yang turut
membawa kakak dari balita (peserta) dalam Pos Gizi. Hal ini tidak
menjadi masalah karena semakin banyak anggota keluarga yang terpapar
dengan pesan-pesan Pos Gizi, semakin tinggi dukungan yang didapat
untuk mengadopsi perilaku-perilaku baru tersebut di rumah. Sebaiknya
bila ada kakak yang ikut serta, cari cara untuk melibatkan ia dalam
membantu praktek mencuci tangan dan kebersihan, makanan kecil,
66
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 83/99
Dalam proses evaluasi, seringkali terjadi beberapa kendala,
diantaranya adalah:
1. Keterlambatan penyerahan laporan gizi
Sudinkes memberikan interval waktu penyerahan laporan
pada Puskesmas Kecamatan selama 6 hari kerja, yaitu mulai
tanggal 10 hingga 15. Akan tetapi, meskipun sudah
diperingatkan berkali-kali, masih terdapat Puskesmas
Kecamatan yang menyerahkan laporan melebihi batas waktu
yang ditetapkan. Sehingga membuat Koordinator gizi
Sudinkes menelepon langsung ke Puskesmas Kecamatan
mengenai hal tersebut. Keterlambatan ini disebabkan
kelalaian petugas di Kecamatan yang lambat dalam membuat
laporan.
Menurut Azwar (1996), agar seseorang mau dan bersedia
67
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 84/99
Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah keterlambatan
pelaporan ini sebaiknya diberlakukan pemberian reward atau
hadiah, seperti piagam dan pengharagaan lainnya kepada
Puskesmas Kecamatan yang paling tepat waktu dalam
mengirimkan laporan. Hal ini diberlakukan guna
meningkatkan motivasi para TPG dalam membuat dan
menyerahkan laporan tepat waktu.
2. Ketidaksesuaian data yang dilaporkan
Dari beberapa laporan, terkadang masih ditemukan data
yang tidak sesuai antara yang satu dengan yang lain. Misalnya
terdapat perbedaan angka BGM di laporan LB3 dengan
laporan Konfirmasi BGM. Hal ini disebabkan kekeliruan
petugas dalam memasukkan data. Kekeliruan tersebut
disebabkan stres kerja petugas gizi di Puskesmas karena
68
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 85/99
Ketidaksesuaian data ini sering membuat Koordinator gizi
Sudinkes menelepon langsung ke Puskesmas Kecamatan
untuk menanyakan tentang ketidaksesuaian tersebut. Beliau
juga meminta koordinator gizi Puskesmas Kecamatan untuk
mengkroscek kembali data tersebut. Oleh sebab itu, untuk
mengurangi kesalahan tersebut kembali, selain pemberian
motivasi pada petugas gizi, sangat perlu dilakukan
pemeriksaan data kembali oleh petugas lain sebelum
dilaporkan ke Sudinkes.
4.5.3 Output
Evaluasi terhadap output, yaitu penilaian terhadap hasil yang
dicapai dari dilaksanakannya suatu program untuk mengetahui apakah
output program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya
69
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 86/99
2. Jumlah peserta yang lulus. Indikator ini dinyatakan dengan
kenaikan berat badan yang terjadi. Diharapkan semua
peserta mengalami kenaikan berat badan sebesar 400 gr
setelah mengikuti 1 sesi Pos Gizi. Akan tetapi tidak ada
target pencapaian yang spesifik mengenai jumlah peserta
yang harus mengalami kenaikan.
Tabel 4.3
Hasil Pencapaian Kegiatan Pos Gizi Sudinkes Jakarta Selatan Tahun 2011
No. Kecamatan Pos Gizi yang
Aktif
Jumlah
Peserta
Jumlah
Peserta
yang DO
Peserta yang
Lulus
Jumlah %
1 Tebet Manggarai 26 0 26 100
Menteng Dalam 12 0 10 83,33
Kebun Baru 10 0 10 100
2 Pesanggrahan Petukangan
Selatan
10 0 10 100
70
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 87/99
mengevaluasi indikator output ini sebenarnya masih belum sepenuhnya
dapat dilakukan sebab belum ada target pencapaian mutlak yang harus
dicapai. Belum adanya indikator-indikator ini disebabkan oleh belum
adanya pedoman pelaksanaan kegiatan Pos Gizi di Jakarta Selatan.
Menurut Muninjaya (2004), Dinkes Kabupaten/Kota secara rutin
menetapkan target atau standar keberhasilan kegiatan program. Hal ini
dilakukan karena tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur
dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan output
kegiatan. Oleh sebab itu, sebaiknya Sudinkes Kota Jakarta Selatan
menetapkan target tertentu untuk menilai keberhasilan kegiatan Pos Gizi.
Selain itu, adanya indikator-indikator memungkinkan ditariknya
kesimpulan tentang proses yang terjadi di tingkat lebih bawah.
Penggunaan pelayanan Pos Gizi yang baik menunjukkan bahwa
pelayanan tersebut tersedia. Di sisi lain, rendahnya penggunaan indikator
71
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 88/99
Berikut indikator dan target kegiatan Pos Gizi yang dapat
digunakan :
Tabel 4.4
Contoh Indikator Kegiatan Pos Gizi
Indikator Target Tipe Hasil
Pemberian ASI
eksklusif pada anak
yang berusia 0-6 bln
40% Perilaku
Pemberian makanan
tambahan pada anak
yang berusia 6-9 bulan
75% Perilaku
Kader posyandu
masyarakat yangmenimbang anak
dengan benar
90% Kualitas Pelayanan
Para pengasuh yang
mengetahui berbagai
makanan khas positif
yang tersedia ditempat
80% Pengetahuan
Kehadiran peserta PosGizi
100 % PenggunaanPelayanan
Jumlah peserta yang 80 % Kualitas
72
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 89/99
Jakarta Selatan. Tidak adanya laporan ini juga dikarenakan belum adanya
pedoman khusus mengenai pelaksanaan Pos Gizi di wilayah Jakarta
Selatan. Oleh sebab itu, sebaiknya Sudinkes membuat format pelaporan
khusus kegiatan Pos Gizi untuk mempermudah dalam pengawasan dan
evaluasi. Beberapa hal yang dapat dijadikan outline laporan antara lain:
nama Desa, jumlah anak yang terdaftar, jumlah dan persentase yang
lulus, berat badan yang didapat, jumlah yang tidak mengalami
peningkatan berat badan, jumlah yang mengalami penurunan berat badan,
jumlah yang mengalami perpindahan dari Merah ke kuning, jumlah anak
yang kembali dan komentar terhadap peserta (CORE, 2004). Contoh
format dan outline laporan tersebut terlampir pada lampiran 3.
Evaluasi terhadap output Pos Gizi ini dilakukan dalam periode 1
tahun sekali. Evaluasi tersebut dilakukan melalui laporan tahunan
program gizi dari setiap Puskesmas Kecamatan. Hal ini disebabkan sudah
73
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 90/99
6) Apakah anak terus mengikuti kurva pertumbuhan dan telah
mempunyai berat badan sesuai dengan usianya pada saat ini?
7) Apakah anak-anak yang ikut serta dalam Pos Gizi dan lulus,
mempertahankan status gizi baik mereka?
8) Apakah mereka akan terus bertumbuh pada tingkatan standar
internasional?
9) Apakah kakak dan adik dari anak-anak yang ikut serta juga
bergizi baik?
10) Apakah tingkat kekurangan gizi secara umum di masyarakat
telah berhasil dikurangi ? (CORE, 2004).
Melihat pertanyaan-pertanyaan tersebut, dampak dari kegiatan Pos
Gizi yang dievaluasi oleh Sudinkes adalah adanya perubahan perilaku
dari para ibu balita dan menurunnya angka gizi buruk di semua
kecamatan yang melaksanakan Pos Gizi. Akan tetapi tidak ada
74
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 91/99
BGM/D di wilayah kerja Sudinkes Kota Jakarta Selatan tahun 2011
tertera pada tabel 4.4.
Tabel 4.5
Persentase BGM/D di Wilayah Kerja Suku Dinas
Kesehatan Kota Jakarta Selatan Tahun 2011
No. Puskesmas Kecamatan BGM D BGM/D (%)
1 Tebet 53 9448 0,56
2 Setiabudi 14 4543 0,31
3 Mampang Parapatan 28 7637 0,37
4 Pasar Minggu 54 11996 0,45
5 Kebayoran Baru 51 5068 1,01
6 Kebayoran Lama 52 16848 0,31
7 Cilandak 24 6717 0,36
8 Pancoran 58 6712 0,86
9 Jagakarsa 50 13083 0,38
10 Pesanggrahan 27 12362 0,22
Jumlah 411 94414 0,44
75
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 92/99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
6. Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan memiliki visi “Jakarta Selatan
Sehat Untuk Semua”. Sudinkes Jakarta Selatan pun memiliki misi, strategi,
kebijakan dan tugas dan fungsi untuk mewujudkan fungsi tersebut. Oleh sebab
itu, Sudinkes Jakarta Selatan bertekad melaksanakan pembinaan, pengawasan,
dan pengendalian secara profesional agar masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dengan perbaikan secara berkesinambungan demi
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
7. Seksi Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu seksi yang berada
langsung di bawah wewenang Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta
76
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 93/99
kesehatan oleh kader, praktik mencuci tangan, makan bersama, persiapan
kontribusi esok hari dan pulang.
9. Pengawasan kegiatan Pos Gizi dilakukan langsung oleh koordinator gizi
Sudinkes Kota Jakarta Selatan. Setiap ditemukan penyimpangan, pengawas
segera memberitahu kader atau petugas gizi Puskesmas Kecamatan untuk
memperbaikinya. Dengan demikian penyimpangan yang terjadi dapat segera
ditangani.
10. Evaluasi dilakukan setiap setahun sekali terhadap input, proses, output dan
dampak kegiatan Pos Gizi. Dalam evaluasi input, masih terdapat kekurangan,
yaitu masih banyak tenaga gizi yang berlatar pendidikan kebidanan, sehingga
sering menghambat jalannya kegiatan Pos Gizi akibat kurangnya pemahaman
terhadap program gizi. Dalam proses evaluasi, juga terdapat beberapa kendala
seperti keterlambatan penyerahan laporan gizi yang disebabkan kelalaian dan
lambatnya petugas Kecamatan dalam membuat laporan. Kemudian juga masih
77
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 94/99
5.2 Saran
1. Membuat indikator beserta target yang ingin dicapai dari dilaksanakannya
kegiatan Pos Gizi untuk menilai tingkat keberhasilan kegiatan Pos Gizi, sebab
keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target
yang sudah ditetapkan dengan output kegiatan.
2. Membuat laporan khusus terkait kegiatan Pos Gizi termasuk indikator-
indikator yang harus dilaporkan, sehingga dapat dengan mudah melakukan
pengawasan dan evaluasi.
3. Memberlakukan pemberian reward atau hadiah, seperti piagam dan
penghargaan lainnya kepada Puskesmas Kecamatan yang paling tepat waktu
dalam mengirimkan laporan guna mengatasi masalah keterlambatan
penyerahan laporan serta meningkatkan motivasi para TPG dalam membuat
dan menyerahkan laporan tepat pada waktunya.
4. Melaksanakan pelatihan-pelatihan gizi terhadap tenaga gizi, khususnya tenaga
78
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 95/99
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. “Pengantar Administrasi Kesehatan.” Jakarta: Binarupa Aksara.
1996.
_________. “Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang.”
Disampaikan pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju
Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya. Jakarta: 2004.
Bappenas. “Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi tahun 2011-2015.” 2011.
Depkes RI. “Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.” 2008.
_________. “Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makan Tambahan Ibu
Hamil Berbasis Pangan Lokal. ” Jakarta: Direktorat Bina Gizi
Masyarakat 2010
79
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 96/99
Minarto. “Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM)
Tahun 2010 – 2014.” Tersedia di http://www.gizikia.depkes.go.id.
Diakses pada 10 Februari 2011. 2010.
Muninjaya, A.A Gde. “Manajemen Kesehatan.” Jakarta: EGC. 2004.
Ningrum, Setya Fatma. “Analisis Hubungan Fungsi Manajemen Oleh Tenaga
Pelaksana Gizi Dengan Tingkat Keberhasilan Program Pemberian
Makanan Tambahan Pada Balita Gizi Buruk di Puskesmas Kabupaten
Tegal Tahun 2006.” Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. 2008.
Nutrition Working Group, Child Survival Collaboration and Resources Group
(CORE). “Positive Deviance & Heart:. Suatu Pendekatan Prubahan
Perilaku & Pos Gizi. Buku Panduan Pemulihan yang Berkesinambungan
Bagi Anak Malnutrisi.” Diterjemahkan oleh PCI-Indonesia. 2004.
Prayitno, Subur. “Dasar-Dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat.” Surabaya:
Airlangga University Press. 2005.
80
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 97/99
LAMPIRAN 2
Dokumentasi Kegiatan Pos Gizi
Diskusi dan Evaluasi bersama Koordinator Penimbangan Berat
Gizi Sudinkes Kota Jakarta Selatan Badan Balita
81
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 98/99
Menyuapi Balita
10 Langkah Kegiatan Pos Gizi
82
5/16/2018 Laporan Magang Mizna Sabilla - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-mizna-sabilla 99/99
Lampiran 3
Contoh Format Pemantauan Bulanan untuk Menyusun Hasil Kegiatan Pos Gizi