Laporan Kuantitatif
-
Upload
prima-erlisa -
Category
Documents
-
view
82 -
download
7
Transcript of Laporan Kuantitatif
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Logging merupakan metode pengukuran besaran – besaran fisik batuan reservoir
terhadap kedalaman lubang boor hal ini bertujuan untuk menentukan porositas, saturasi
air formasi, ketebalan formasi produktif, serta litologi batuan. Sehingga dasar dari
logging itu sendiri adalah mengetahui sifat fisik serta petrofisik dari batuan reservoir,
yaitu sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastic dari batuan
reservoir.
Log digunakan untuk melakukan korelasi zona-zona prospektif, sumber data untuk
pembuatan peta kontur struktur isopach, menentukan karakteristik fisik batuan seperti
litologi, porositas, geometri pori dan permeabilitas. Data logging juga digunakan untuk
mengedentifikasi zona-zona produktif, menentukan ketebalan dan kedalaman zona-zona
produktif, menentukan kandungan fluida dalam reservoar (apakah gas, minyak, atau
air), serta memperkirakan cadangan hidrokarbon. Log merupakan suatu gambaran
terhadap kedalaman (kadang-kadang terhadap waktu) dari suatu perangkat kurva yang
mewakili paremeter-parameter yang biasa dukur adalah sifat kelistrikannya
(spontaneous potentional), tahanan suara (sonic/ akustik). Metode perekamannya
dengan cara menurunkan suatu sonde atau peralatan ke dalam lubang sumur.
I.2. Maksud Dan Tujuan
Dengan data log dapat diketahui karakteristik fisik batuan, khususnya batuan
reservoir meliputi porosity, lithologi, permeabilitas, kedalaman zona produktifnya, juga
dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam korelasi log antar sumur.
I.3. Dasar Teori
Macam Evaluasi Formasi
Resistivitas merupakan sifat kelistrikan suatu material yang diukur dalam ohm-meter
(m). Secara matematis nilai resisitivitas berbanding terbalik dengan konduktivitas C.
Dalam evaluasi formasi berbagai pengukuran/perhitungan dilakuakan untuk mengetahui
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 1
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
type resistivitas, diantaranya adalah resistivitas air formasi Rw yang merupakan fungsi
dari salinitas dan temperatur. Rw yang semakin rendah disebabkan oleh karena salinitas
dan temperatur yang semakin tinggi. Selain Rw, resistivitas batuan jenuh air (R0) dan
resistivitas formasi batuan yang sesungguhnya (Rt) juga perlu diketahui dengan tepat.
Harga R0 yang lebih besar dari harga Rw menunjukkan harga hantaran listrik
sesungguhnya dari formasi batuan yang mengandung air, gas, minyak atau kombinasi
dari ketiganya. Dalam suatu formasi harga Rt bisa lebih tinggi atau sama dengan harga
R0 tergantung fluida yang terkandung di dalam batuan tersebut.
Jika parameter-parameter tersebut diketahui, maka akan didapatkan factor
resisitivitas formasi (F) yaitu perbandingan antara resistensi spesifik dari formasi porous
jenuh larutan ionic Ro dengan resitensi spesifik larutan ionik tersebut Rw. Dalam suatu
evaluasi formasi, F merupakan suatu faktor yang sangat penting dan sifat itu didekati
dengan pendekatan yang berbeda untuk formasi bersih (tidak mengandung shale)
dengan formasi yang mengandung shale. Pendekatan F pada ornasi shaly bersifat lebih
kompleks. Dalam mengevaluasi suatu formasi, dilakukan dengan 2 macam evaluasi
yaitu :
1. Evaluasi Kualitatif
2. Evaluasi Kuantitatif
1. Evaluasi Kualitatif
Pada evaluasi kualitatif ini parameter yang digunakan adalah zona batuan reservoir,
Jenis litologi, Jenis cairan pengisi formasi, Mobilitas hidrokarbon
a. Zona Batuan Reservoir
Batuan reservoir yang sarang dapat dibedakan dengan zona batuan kedap dengan
melihat bentuk-bentuk kurva log. Adapun perbedaan kenampakan antara lapisan
batuan kedap dengan lapisan batuan sarang pada log adalah :
Ciri zona batuan kedap yaitu
a. harga kurva sinar gamma yang tinggi
b. Tidak terbentuk kerak lumpur pemboran, diameter lubang kadang membesar
(tidak selalu).
c. Adanya separasi negatif pad microlog.
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 2
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
d. Harga tahanan jenis pada zona terusir (Rxo) hampir sama dengan harga
tahanan jenis formasi (Rt)
e. Harga porositas neutron lebih tinggi daripada porositas densitas.
Ciri zona batuan reservoir yang sarang :
a. Harga kurva sinar gamma rendah
b. Harga kurva SP menjauhi garis dasar serpih
c. Terbentuknya kerak lumpur pemboran
d. Adanya separasi positif pada microlog
e. Mempunyai harga porositas menengah sampai tinggi
b. Jenis Litologi
Dapat ditentukan berdasarkan kenampakan defleksi log tanpa melakukan
perhitungan. Kenampakan tersebut adalah :
Batupasir pada log dicirikan :
a. Defleksi sinar gamma rendah
b. Terjadi separasi positif pada kurva tahanan jenis mikro
c. Kadang-kadang mempunyai diameter lubang bor yang relatif lebih kecil
Batugamping pada lig dicirikan :
d. Defleksi sinar gamma rendah
e. Terjadi separasi positif pada kurva tahanan jenis mikro bila batugamping
tersebut porous, dan terjadi separasi negatif bila tidak porous
f. Kurva netron berhimpit dengan kurva lig densitas dan kadang lubang bor
membesar.
c. Jenis Cairan Pengisi Formasi
Untuk membedakan jenis cairan yang terdapat di dalam formasi, apakah air,
minyak atau gas dapat ditentukan dengan melihat log tahanan jenis dan gabungan
log netron-densitas. Zona hidrokarbon ditunjukkan oleh adanya separasi antara
harga tahanan jenis zona terusir dengan harga tahanan jenis formasi.
Zona gas oleh harga porositas netron yang jauh lebih kecil dari harga porositas
densitas sehingga akan ditunjukkan oleh separasi kurva log neutron densitas yang
lebih besar. Dalam zona minyak kurva neutron dan kurva densitas membentuk
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
separasi positif yang lebih sempit daripada zona gas. Pada zona lempungan kurva
neutron dan densitas berhimpit atau membentuk separasi negatif. Zona air akan
menunjukkan harga tahanan jenis formasi yang lebih tinggi daripada zona air.
d. Mobilitas Hidrokarbon
Dapat ditentukan secara kualitatif dengan menggunakan log di-overlaykan.
Dalam zona yang mengandung hidrokarbon yang dapat bergerak ditunjukkan adanya
separasi antara kurva tahanan jenis dalam (mengukur Rt), kurva tahanan jenis zona
terusir (mengukur Rxo), dan kurva F. Dalam zona ini harga tahanan jenis formasi
lebih besar dari tahanan jenis zona terusir dan lebih besar dari harga kurva F. Zona
hidrokarbon yang tidak dapat bergerak ditunjukkan oleh harga Rt yang hampir sam
dengan Rxo dan lebih besar dari harga kurva F.
2. Evaluasi Kuantitatif
Dalam melakukan evaluasi kuantitatif parameter-parameter yang harus
diidentifikasikan adalah :
a. Litologi
b. Tahanan jenis air formasi (Rw)
c. Tahanan jenis cairan lumpur (Rmf)
d. Porositas
e. Tahanan jenis formasi (Rt)
f. Kejenuhan air pada zona terusir (Sxo)
g. Kejenuhan air formasi (Sw)
1. Litologi
Untuk menentukan litologi suatu formasi yang menarik digunakan log sonic, log
densitas dan log neutron. Untuk identifikasi litologi dapat dignakan 2 metode :
a. Plot M-N
b. Plot M/D
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 4
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
2. Tahanan Jenis Air Formasi (Rw)
Merupakan tahanan jenis air yang terdapat dalam formasi sebelum formasi
tersebut ditembus oleh bit pemboran. Air yang ada di formasi sebelum ditembus
oleh bit pemboran ini disebut Connate water.
Tahanan jenis air formasi (Rw) ditentukan dengan :
a. Metode Rwa
Dalam suatu zona yang bersih berlaku :
Rtxem
Rw = Rwa (min) =
Dimana : Rw = Tahanan jenis air formasi
Rt = Tahanan formasi yang sesungguhnya
= Factor perbandingan (0,81=batuan lunak, 1= batuan keras)
m = Faktor sementasi (=2)
b. Metode SP
Dalam suatu zona bersih yang basah berlaku :
SP = -K log
RmfeRwe
Dimana : SP = Harga kurva SP dari formasi
K = suhu (faktor dasar)
Rmfe = Ekuivalen tahanan jenis cairan lumpur
Rwe = Ekuivalen tahanan jenis air formasi
Prosedur penentuan harga Rw dengan metode SP adalah :
Memilih zona yang bersih lempung, basah dan bersifat sarang.
Pembacaan nilai kurva SP pada kedalaman dimana terjadi defleksi
maksimum dari zona yang dipilih.
Menentukan suhu formasi pada kedalaman dimana terjadi defleksi
maksimum kurva SP dengan menggunakan chart Schlumberger Gen – 6.
Atau dengan persamaan :
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 5
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
Tf = Ts + Df
(T max−Ts )(Dmax)
Dimana : Tf = suhu formasi
Ts = suhu permukaan
Df = kedalaman formasi
Dmax = kedalaman maksimum pemboran
Tmax = suhu maximum
Melakukan konversi harga Rmf dari suhu permukaan kedalam suhu formasi
dengan Chart Schlumberger Gen – 9 atau dengan persamaan :
Rmf = Rt
(Tt+6 ,67)(T max+6 ,67 )
Dimana :Rmf = Tahanan jenis formasi yang dicari
Rt = Tahanan jenis pada suhu tertentu, harganya sudah diketahui
Tmax = Suhu formasi
Tt = Suhu tertentu yang sudah diketahui
Melakukan konversi harga Rmf pada suhu formasi kedalam harga Rmfeq.
Dalam konversi ini berlaku ketentuan :
1. Jika Rmf pada suhu 750 F > 0,1 ohm – m, berlaku Rmfeq = 0,85 Rmf.
2. Jika Rmf pada suhu 750 F < 0,1 / sama dengan 0,1 ohm – m, langsung
digunakan chart SWS SP-1 akan didapatkan harga Rweq.
Dengan menggunakan harga SP, suhu formasi dan Rmfeq, yaitu dengan
memasukkan harga-harga tersebut kedalam chart SWS SP-1 akan didapatkan
harga Rweq.
Mengkonversikan harga Rweq kedalam harga Rw dengan menggunakan
chart SWS SP-2
Dengan menggunakan chart Gen-9 / dengan persamaan seperti di atas akan
didapatkan harga Rw pada suhu yang dikehendaki.
c. Rw dari Test Produksi
Harga Rw ditentukan dengan cara mengukur secara langsung tahanan jenis air
formasi.
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 6
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
d. Rw ditentukan dari Harga Yang Sudah Diketahui
Harga tahanan jenis air formasi dari suatu sumur ditentukan dengan melihat harga
tahanan jenis air dari sumur yang berdekatan yang telah diketahui harga tahanan
jenis air formasi.
3. Tahanan Jenis Cairan Lumpur (Rmf)
Secara lengsung pada cairan lumpur dari contoh lumpur yang akan
disirkulasikan. Hasil pengukuran tersebut dituliskan pada kepala log.
4. Kesarangan (Porositas)
Didefinisikan sebagai volume pori-pori persatuan volume dari suatu formasi.
Nilainya dapat ditentukan dari log neutron, densitas dan sonic.
Perhitungan mencari harga kesarangan adalah :
a. Dengan Log Densitas
Untuk formasi yang bersih berlaku :
D =
ρma−ρbρma− ρf
Untuk formasi lempungan berlaku :
Dc = D – ( DLP x Vlp )
Dimana : D = Kesarangan dari log densitas
ma = Densitas matrik batuan
2,65 : Batupasir
2,71 : Batugamping
2,87 : Dolomit
f = densitas cairan lumpur
1,0 : lumpur tawar
1,1 : lumpur garam
b = densitas bulk formasi
DLP = porositas densitas formasi lempung
Vlp = volume lempung dalam formasi
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 7
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
b. Dengan Log Neutron
Untuk formasi bersih lempung harga porositas dapat dibaca dari log kemudian
dikoreksi terhadap jenis lithologi. Untuk formasi lempungan harga tersebut harus
dikoreksi dengan persamaan :
Nc = N – ( N – Vlp )
Dimana : Nc = porositas neutron terkoreksi
Nlp = porositas netron zona lempungan
Vlp = volume lempung
c. Dengan Log Sonic
Untuk formasi bersih, harga menggunakan persamaan dari wyline / Hunt – Raymer
S =
Δt−Δ tmaΔtf−Δtma x
1Bcp (Wyllie vida krygowki, 1986)
S =
58 x
Δt−ΔtmaΔt (Hunt – Raymer vide Krygowski, 1986)
Untuk formasi lempungan harga tersebut harus dikoreksi terhadap volume dengan
persamaan :
Sc = S – ( Slp – Vlp)
Dimana : S = porositas zonic zona yang diteliti
t = waktu tempuh gelombang suara dalam matriks batuan
tma = waktu tempuh gelombang suara dalam matriks batuan
51,1 – 55,5 (batupasir)
49,0 (batugamping)
13,5 (dolomit)
Bcp = koreksi kompaksi = aserpih/100
Sc = porositas sonic terkoreksi
Slp = porositas sonic dari zona lempung
Vlp = Volume lempung
d. Tahanan Jenis Formasi (Rt)
Merupakan harga tahanan jenis dari formasi yang cukup jauh dari lubang bor dan
tidak terpengaruh oleh pemboran/invasi, sehingga tahanan jenis tersebut
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 8
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
merupakan harga yang actual. Harga tahanan jenis ini dapat langsung dibaca pada
log tahanan jenis dengan alat yang dalam (LLD/Laterolog deep) / dari log induksi
(ILD/Inductio Log Deep).
e. Tahanan Jenis Zona Terusir (Rxo)
Harganya dapat dibaca pada log MSFL (Michrosphericaly Focused Log) . dari log
MLL (Mikro Laterolog)
f. Kejenuhan Air Zona Terusir (Sxo)
Dapat ditentukan dengan persamaan :
Sxo =
1√RxoVlp
(1−Vlp /2)√Rlp
+ Φl
√a .Rmf
Dimana : Sxo = kejenuhan air zona terusir
Rxo = tahanan jenis air formasi
l = porositas batuan rata2 telah dikoreksi lempung terhadap zona lempung
I =
7ΦlDC+2ΦNC9
Rmf = tahanan jenis cairan lumpur
A = faktor pembanding
a= 1 (batugamping)
a= 0,8 (batupasir)
g. Kejenuhan Air Formasi (Sw)
Dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Schlumberger (1972) /
persamaan modifikasi Simandoux (1986) :
Sw =
1 /√RtVlp
(1−Vlp /2)√Rlp
+ Φ
√a .Rw
Dimana : Rt = tahanan jenis formasi
= kesarangan yang sesungguhnya
Rw = tahanan jenis air formasi
a = faktor jenis air formasi
0,8 (batupasir)
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
1 (batugamping)
Cara mencari harga kesarangan sesungguhnya dengan persamaan :
= I - . I
Dimana : = 0,10 Shr
Shr = 1 – Sxo
Jadi : = I - . I
= I . (1 - )
= I . (1 – 0,10 Shr)
Dimana : = kesarangan sesungguhnya
I = kesarangan rata2 dari log neutron dan log densitas
I =
7ΦDC+2 .ΦNC9
= harga sesungguhnya
Shr = harga kejenuhan hidrokarbon sisa
h. Index Mobilitas Hidrokarbon
Harga yang terakumulasi dalam suatu formasi dapat ditentukan dari harga Sw
dan Sxo. Jika didapatkan Sw/Sxo = 1, maka minyak yang terdapat di dalam batuan
reservoir termasuk minyak yang tidak dapat bergerak.Sw/Sxo < 1, maka termasuk
hidrokarbon yang dapat bergerak, dan suatu akumulasi hidrokarbon akan komersial
jika Sw/Sxo < 0,7.
i. Kejenuhan Hidrokarbon yang Dapat Bergerak
Kejenuhan hidrokarbon yang dapat bergerak adalah sebesar : kejenuhan
hidrokarbon (Sh) dari formasi dikurangi harga kejenuhan sisa (Shr) / sama dengan
harga kejenuhan air pada zona terusir (Sxo) dikurangi harga kejenuhan formasi
(Sw).
j. Volume hidrokarbon yang Dapat Bergerak
Dengan mengetahui harga kejenuhan hidrokarbon yang dapat bergerak, akan
dapat ditentukan juga besarnya volume hidrokarbon yang dapat naik ke
permukaan.
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 10
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
Volume hidrokarbon yang dapat naik ke permukaan dirumuskan :
V = (Sh – Shr)
= (1 – Sw) – (1 – Sxo)
= (Sxo – Sw)
Dimana : V = Volume hidrokarbon yang dapat bergerak
= porositas sesungguhnya
Sxo = kejenuhan air pada zona tertembus
Sw = kejenuhan air formasi
Sh = kejenuhan air hidrokarbon
Shr = kejenuhan hidrokarbon sisa
Dengan mengetahui prosentase volume hidrokarbon yang dapat bergerak ini, akan dapat
diketahui ekonomis tidaknya suatu cadangan hidrokarbon dalam reservoir.
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 11
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Langkah Kerja
1. Menentukan harga resistivitas dari LLD dan LLS terhadap lubang bor
2. Menghitung nilai Rw
3. Menghitung nilai Sw
4. Menghitung Sxo
5. Menghitung Sh
6. Menghitung Shr
7. Menghitung IMH
8. Menghitung Vh M
9. Menarik Kesimpulan
III.2 Hasil Pengolahan Data
1. Dari interval 665 ft – 675 ft dengan litologi batupasir dengan harga indeks mobilitas
hidrokarbon 0,27, diperoleh hidrokarbon didalam batuan reservoir merupakan
hidrokarbon yang bergerak (Moved Hidrocarbon)
2. Dari interval 675 ft – 685 ft dengan litologi batupasir dengan harga indeks mobilitas
hidrokarbon 0,15, diperoleh hidrokarbon didalam batuan reservoir merupakan
hidrokarbon yang tidak bergerak (Moved Hidrocarbon)
3. Dari interval 685 ft – 695 ft dengan harga indeks mobilitas hidrokarbon 0,091,
diperoleh hidrokarbon didalam batuan reservoir merupakan hidrokarbon yang
bergerak (Moved Hidrocarbon)
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 12
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Evaluasi formasi merupakan suatu kegiatan dalam penentuan karakteristik
reservoir maupun fluida yang terdapat didalamnya. Evaluasi fornasi terdiri dari
Evaluasi kualitatif serta Evaluasi kuantitatif
Dalam evaluasi formasi parameter – parameter yang harus diidentifikasi adalah
Litologi, Tahanan jenis air formasi (Rw), Tahanan jenis cairan Lumpur (Rmf),
Porositas, Tahanan jenis formasi (Rt), Kejenuhan air pada zona terusir (Sxo), Kejenuhan
air formasi (Sw)
Dari analisa kualitatif diperoleh tiga litologi yakni : batupasir, batulempung,dan
batugamping, sedangkan untuk reservoir hidrokarbon merupakan batupasir.
Dari hasil perhitungan data maka diperoleh tiga jenis indeks mobilitas hidrokarbon
dari harga Sw/Sxo yaitu Sw/Sxo > 1, maka ternasuk hidrokarbon yang tidak dapat
bergerak, Sw/Sxo < 1, maka ternasuk hidrokarbon yang dapat bergerak, Sw/Sxo < 0.7,
maka termasuk hidrokarbon yang komersil. Untuk fluida yang mengisi reservoir terdiri
dari : minyak, gas dan air.
Dari interval 665 ft – 675 ft dengan litologi batupasir dengan harga indeks mobilitas
hidrokarbon 0,27, diperoleh hidrokarbon didalam batuan reservoir merupakan
hidrokarbon yang bergerak (Moved Hidrocarbon). Dari interval 675 ft – 685 ft dengan
litologi batupasir dengan harga indeks mobilitas hidrokarbon 0,15, diperoleh
hidrokarbon didalam batuan reservoir merupakan hidrokarbon yang tidak bergerak
(Moved Hidrocarbon). Dari interval 685 ft – 695 ft dengan harga indeks mobilitas
hidrokarbon 0,091, diperoleh hidrokarbon didalam batuan reservoir merupakan
hidrokarbon yang bergerak (Moved Hidrocarbon)
Nama : Prima ErlisaNIM : 111.110.025Plug : 8 13