laporan KP lab air ZAHRA.docx
Transcript of laporan KP lab air ZAHRA.docx
![Page 1: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam era persaingan bebas dewasa ini, sangat diharapkan peranan dunia
pendidikan mendukung segala aspek yang diperlukan untuk memberikan
sumbangan pemikiran dan karya nyata dalam membangun bangsa dan negara.
Dalam hal ini dunia kerja menuntut untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang unggul dan kompetitif dalam persaingan dunia usaha. Untuk itu sangat
diperlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yang tinggi untuk
menghadapi perkembangan dan persaingan global baik masa kini maupun masa
mendatang.
Menyadari akan keterkaitan yang besar antara dunia kampus dan dunia usaha
yang merupakan suatu tali rantai yang saling terkait. Pelaksanaan kuliah kerja
praktek ini merupakan salah satu model untuk mendekatkan keterkaitan dan
kesepadanan (link and macth) antara pengetahuan di perkuliahan dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan. Kuliah kerja praktek merupakan alternative dalam
menerapkan kurikulum nasional sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang professional dalam bidang nya. Mata kuliah kerja
praktek merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja langsung di
lapangan.
Kerja praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat
maupun di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan melihat
relevansinya di dunia kerja serta mendapatkan umpan balik dari perkembangan
ilmu pengetahuan dari masyarakat maupun melalui jalur pengembangan diri
dengan mendalami bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.
Jurusan Biologi merupakan salah satu jurusan yang berada di bawah fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Sriwijaya. Berdasarkan visi
dan misi jurusan biologi, maka diperlukan mata kuliah KerjaPraktek (PKL) bagi
mahasiswa jurusan biologi, sebagai usaha untuk memberikan bekal pengalaman
sebelum lulus benar-benar terjun di lapangan. Dengan adanya kerja praktek,
diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang masalah-masalah yang
ada pada lingkungan, serta gambaran penerapan ilmu yang diperoleh selama studi.
Universitas Sriwijaya
![Page 2: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/2.jpg)
2
PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri yang berada di Sumatera Selatan. PT PUPUK
SRIWIDJAJA (Persero) dipandang sebagai tempat kuliah kerja praktek relevan
bagi mahasiswa Kimia Analisis Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
terutama di bagian laboratorium. Pada bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat
melihat gambaran proses pengolahan data PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero)
dan juga dapat membuat analisis mengenaipengolahan data tersebut berdasarkan
kondisi di lapangan sesuai dengan ilmu yang dipelajari.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Mendapatkan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka
menerapkan atau membandingkan serta menganalisis teori dan
pengetahuan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
b. Melakukan analisis kimia pada laboratorium pengujian mutu yang ada
pada perusahaan berdasarkan teori dan pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan.
c. Memahami secara umum struktur organisasi perusahaan
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan kegiatan ini adalah :
a. Manfaat bagi perguruan tinggi
− Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan
teknologi informasi dan industri di Indonesia yang dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang memerlukan.
− Membina kerja sama yang baik antara linkungan akademis dengan
lingkungan kerja.
b. Manfaat bagi perusahaan
− Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kuliah kerja
praktek dapat menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk
menentukan kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang
khususnya di bidang biologi.
Universitas Sriwijaya
![Page 3: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/3.jpg)
3
c. Manfaat bagi mahasiswa
− Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dan data-
data yang diperoleh selama Kerja Praktek kedalam sebuah Laporan
Kerja Praktek.
− Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan
pengalaman di kerja lapangan untuk dijadikan sebagai bahan
pertimbangan Tugas Akhir.
− Mahasiswa dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap
suasana kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja
yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas cakrawala
wawasan kerja.
− Mahasiswa mendapat gambaran tentang kondisi real dunia kerja
dan memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas
industri.
Universitas Sriwijaya
![Page 4: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/4.jpg)
4
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PUSRI
2.1. Sejarah PT Pupuk Sriwidjaja
PT PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI) adalah badan usaha milik Negara
(BUMN) dengan pemegang saham tunggal adalah pemerintah. Pusri didirikan
tanggal 24 Desember 1959 di Palembang dengan kegiatan utama memproduksi
pupuk urea yang produksi pertamanya tahun 1963 dengan kapasitas 100.000 ton
urea pertahun . Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000
ton urea pertahun (1992 kapasitasnya dioptimalisasikan sampai 570.000 ton urea
pertahun).Tahun 1976 didirikan Pusri III dengan kapasitas terpasang sebesar
570.000 ton pertahun . Tahun 1977 didirikan Pusri IV dengan kapasitas terpasang
sebesar 570.000 ton per tahunnya .
Tahun 1990 dibangun pula pabrik Pusri IB sebagai pengganti Pusri I yang
tidak ekonomis lagi. Pabrik Pusri IB ini adalah pabrik pertama yang dikerjakan
oleh tenaga ahli dalam negeri dengan konsep hemat energi .Pada tahun 1979,
pemerintah menetapkan PT Pusri sebagai perusahaan yang bertanggung jawab
dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi, baik yang
berasal dari produksi dalam negeri maupun impor untuk memenuhi kebutuhan
program intensifikasi pertanian.
Pada tahun 1997 dibentuk “HOLDING” BUMN Pupuk di Indonesia dan
PT Pusri ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan. Pada tanggal 1
Desember 1998, pemerintah menghapuskan subsidi dan tata niaga seluruh jenis
pupuk. Baik pupuk yang diproduksi dalam negeri (ZA,TSP,UREA) mapun pupuk
impor (KCL) .PT. Pusri mempunyai pengalaman yang baik dalam bidang
perekayasaan pabrik dan pengaturan manajemen. Pengalaman ini berguna dalam
membantu pembangunan dan perbaikan tahunan pada beberapa pabrik pupuk
antara lain; PT. Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat, PT. Pupuk Kaltim di
Kalimantan Timur, PT. Pupuk Iskandar Muda di Aceh, dan PT. Petrokimia
Gresik.
Universitas Sriwijaya
![Page 5: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/5.jpg)
5
2.2. Visi dan Misi PT Pupuk Sriwidjaja2.2.1. VISI
Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional
2.2.2. MISI
Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara
efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
2.3. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan
Stuktur organisasi pada PT Pusri Palembang menggunakan sistem Line and
StaffOrganization dengan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dimana
seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan proses manajemennya
berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang melibatkan
seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu secara kontinyu.
Organisasi PT PUSRI Palembang dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh
lima orang Direksi.
Dalam kegiatan operasionalnya, direksi dibantu oleh staf dan Kepala
Departemen.Kedudukan Direksi adalah sebagai mandataris Dewan Komisaris dan
menguasai seluruh fungsi operasional perusahaan dimana Dewan Komisaris
terdiri dari wakil-wakil pemegang saham yang bertugas menentukan
kebijaksanaan umum yang harus dilaksanakan oleh Direksi.Selain itu, Dewan
Komisaris juga bertindak sebagai pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh Dewan Direksi.
Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemerintah, yaitu :
1. Dewan Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri,
2. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia
Dasar,
3. Pertanian,
4. Departemen Pertambangan dan Energi.
Dewan Direksi terdiri dari :
1. Direktur Produksi,
2. Direktur Pemasaran,
Universitas Sriwijaya
![Page 6: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/6.jpg)
6
3. Direktur Teknik dan Litbang,
4. Direktur Keuangan,
5. Direktur SDM dan Umum.
Struktur Organisasi yang berada di bawah dewan direksi ditentukan sendiri
oleh pihak dewan direksi , yang meliputi :
1. Direktur
2. General Manager
3. Manager
4. Sub. Departemen
5. Kepala Bagian (Superintendent)
6. Supervisor
7. Foreman Senior
8. Foreman Junior
9. Karyawan/Operator
a. Struktur Organisasi Departemen Laboratorium
Departemen laboratorium merupakan salah satu departemen yang berada
di divisi pengendalian pabrik, keselamatan kerja dan lingkungan.
1) Laboratorium Penunjang Sarana (LPS )
Laboratorium penunjang sarana ini memiliki beberapa kegiatan
sebagai berikut:
Inventory dan Sistem Mutu
Inventory dan sistem mutu berfungsi sebagai pengelola,penyediaan barang
keperluan perusahaan,serta mengurus administrasi sistem mutu Internasional ISO
17025:2005, ISO 14000, ISO 9001.
Kalibrasi dan Pemeliharaan
Kalibrasi bertugas untuk mengkalibrasi suatu alaat apakah alat tersebut
masih layak untuk digunakan atau tidak.Sedangkan pemeliharaan bertugas untuk
memelihara alat, kondisi yang ada dilaboratorium.
Chemical Cleaning, Reagent Preparation dan Benfield
Bertugas untuk menyediakan bahan atau pereaksi yang diperlukan lab
untuk analisa.
Universitas Sriwijaya
![Page 7: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/7.jpg)
7
2) Laboratorium Kimia Analisis
Laboratorium kimia analisis terbagi atas 3 seksi yaitu :
a) Laboratorium Pengujian Produk (LPP)
Analisa yang dilakukan di LPP meliputi amoniak cair, dan urea prill.
Peralatan yang digunakan antara lain, oven, destilation, automatic
titrator ,separately funnel shaker ,spektrofotometer ,sive shaker ,neraca dan lain
lainnya .
b) Laboratorium Pengujian Umum (LPU)
Analisa yang dilakukan di LPU antara lain analisis mutu air penunjang
industri, bahan kimia penunjang, grease, minyak pelumnas baru, resin, katalis dan
karung plastic dengan menggunakan peralatan spektrofotometer, alat jartest,
autoklaf, colony counter, neraca, autograph, pHmeter, conduktofity, turbidimeter,
viskositas, auto titrator, dan paralatan gelas .
c) Laboratorium Gas dan Oil
Analisa yang dilakukan di laboratorium ini antara lain trace element
(logam), scale, gas alam, gas proses, dan lube oil. Peralatan yang digunakan antara
lain tanur, orsat, spectrophotometer serapan atom (SSA),gas cchromatography
(GC) , spechtrofotometer IR .
3) Laboratorium Kontrol Produksi (LKP)
Analisa yang dilakukan ditiap LKP (pusri IB , II , III , IV) meliputi analisa
rutin proses produksi dan hasil akhir dari pabrik amoniak, utilitas, dan urea.
Adapun peralatan yang digunakan dan dapat ditiap-tiap antara lain :gas
chromatography, spechtrofotometer, pHmeter, konduktometer, aqua titrator,
turbidimeter, sieveshaker , orsat dan alat-alat gelas .
2.4. Disiplin Kerja
Perusahaan dalam mencapai tujuannya memperhatikan syarat keamanan
kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan undang-undang tentang
keselamatan kerja No. 1/1970 dan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku.
Sebagai penunjang keselamatan kerja perusahaan melakukan usaha-usaha :
1. Memberikan pakaian dinas atau kerja sesuai dengan pekerjaannya. Untuk
pekerjaan khusus diberikan pakaian khusus pula.
Universitas Sriwijaya
![Page 8: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/8.jpg)
8
2. Memberikan atau meminjamkan alat-alat keselamatan kerja. Alat-alat itu
harus dipakai, seperti :safety helmet, sarung tangan, kacamata atau goggles,
penutup telinga dan lain sebagainya.
3. Menyediakan fasilitas bagi karyawan yang bekerja pada malam hari.
Sebagai penunjang kesehatan lingkungan kerja perusahaan melakukan
usaha-usaha diantaranya:
1. Mengatur tempat kerja dan memperhatikan kebersihan dan kesehatan.
2. Sebagai tindakan pencegahan penyakit bagian kesehatan, perusahaan
melakukan pemeriksaan semua karyawan secara berkala.
3. Administrasi
Salah satu persyaratan yang harus ada dan dibutuhkan oleh suatu
laboratorium apabila ingin diakreditasi oleh KAN adalah Dokumen Sistem
Mutu.Dokumen Sistem Mutu harus dibuat serta diterapkan oleh laboratorium
secara konsekuen sesuai aturan. Di laboratorium PT. Pusri dokumen sistem mutu
digunakan oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.Sebagai
pedoman yang jelas guna menerapkan sistem mutu, sehingga nantinya konsentrasi
mutu dari data hasil pengujian dan kalibrasi dapat terjaga dengan baik. Adanya
dokumen ini akan dapat menghindari terjadinya beberapa pengertian terhadap
penerapan prosedur, metode, instruksi kerja, serta adanya tumpang tindih tentang
tanggungjawab wewenang dan uraian pekerjaan dari personil laboratorium, mutu
laboratorium juga bisa memberikan jaminan dan memberikan kepercayaan bagi
pengguna jasa bahwa laboratorium konsisten dalam menghasilkan suatu data hasil
pengujian atau kalibrasi.
Pada dokumen sistem mutu laboratorium Pusri, unsur-unsur itu mencakup
aspek organisasi dan manajemen, sumber daya laboratorium serta sistem
pengendaliannya.Dokumen sistem mutu ini adalah suatu sistem dokumen
sederhana yang berisi pernyataan tentang kebijakan dan tujuan mutu, serta
menjelaskan mengenai langkah-langkah praktis dalam menerapkan dan memantau
kesesuaian kegiatan operasional laboratorium dengan kebijakan dan tujuan mutu
yang telah diterapkan.
Universitas Sriwijaya
![Page 9: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Dokumen sistem mutu Lab. PT. Pusri mengacu pada SNI 19-17025-
2000 terdiri dari :
1. Panduan Mutu atau dokumen tingkat I
Panduan mutu adalah dokumen yang menyatakan kebijakan mutu
dan menguraikan sistem mutu suatu organisasi.Panduan mutu untuk
laboratorium pengujian dan kalibrasi adalah sebagai dokumen atau
sekumpulan dokumen yang menguraikan metode serta prosedur khusus
dari laboratorium dalam mencapai tujuan mutu dan memberikan
kepercayaan dalam pekerjaannya.Jadi panduan mutu adalah dasar
dokumentasi yang digunakan untuk perencanaan secara menyeluruh dari
kegiatan operasional laboratorium yang dapat mempengaruhi mutu data
hasil pengujian maupun kalibrasi.Panduan mutu digunakan oleh
laboratorium untuk memberikan informasi kepada pengguna jasa, asesor
serta personil laboratorium yang bersangkutan.Kebijakan dan tujuan
sistem mutu telah diterapkan sesuai dengan standar.
2. Prosedur
Prosedur adalah dokumen yang digunakan untuk panduan mutu atau
dokumen tingkat I.Prosedur memiliki tujuan yaitu memberikan penjelasan
untuk kegiatan berbeda yang dilaksanakan dalam laboratorium.Sehingga
sistem mutu yang efektif dikembangkan dan diterapkan serta dapat pula
terpelihara oleh masing-masing fungsi manajemen atau bagian yang
ada.Prosedur adalah suatu rangkaian atau tahapan kegiatan dalam suatu
aktifitas pekerjaan tertentu yang memiliki tujuan untuk memberikan
petunjuk bagi personil bagaimana kebijakan dan tujuan sistem mutu yang
tertuang dalam panduan mutu harus dilaksanakan dan dicapai.Karena itu
kebutuhan prosedur tergantung pada kelengkapan informasi sistem mutu
didalam panduan mutu. Secara umum suatu prosedur menjelaskan
tentang:
a. Apa yang harus dikerjakan
b. Siapa yang melaksanakan pekerjaan
c. Dimana kegiatan tersebut dikerjakan
Universitas Sriwijaya
![Page 10: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/10.jpg)
10
d. Mengapa harus dikerjakan
e. Kapan harus dikerjakan
f. Tanggungjawab, wewenang dan hubungan kerja antara personil yang
mengatur, melakukan, dan memverifikasi
g. Dokumen yang terkait serta rekaman mutu yang harus disiapkan
3. Instruksi Kerja
Instruksi Kerja adalah pedoman yang telah distandarkan dan
digunakan oleh para pelaksana dalam suatu pekerjaan secara benar sejak
awal.Instruksi kerja menguraikan bagaimana operasional laboratorium
yang ada agar dilaksanakan sesuai dengan salah satu prosedur pelaksana.
Dengan arti kata bahwa instruksi kerja adalah suatu petunjuk yang detail
atau rinci tentang bagaimana suatu proses atau prosedur dilaksanakan.
Dengan demikian tujuan dari instruksi kerja ini adalah sebagai pelengkap
prosedur tingkat II dan dapat membantu dalam proses pengendalian.
Di laboratorium PT. Pusri dokumen untuk instruksi kerja dapat
berupa prosedur atau metode analisis.Metode analisis yang telah disusun
sedemikian rupa baik itu yang berasal dari prosedur-prosedur standar
seperti ASTM, JIS, SNI, dari vendor seperti KELLOG dan TEC serta
metode atau prosedur yang dikembangkan sendiri.Tetapi sebelumnya
harus melalui suatu pengujian dan validasi metode. Di samping itu juga
dikenal instruksi kerja alat yaitu pernyataan-pernyataan singkat yang
berisi bagaimana suatu peralatan instrumen laboratorium dioperasikan
untuk mendapatkan suatu hasil pengujian atau kalibrasi.
4. Formulir
Formulir adalah suatu form yang sudah distandarisasikan, berguna
untuk mencatat dan merekam semua proses kerja laboratorium. Rekaman
ini akan menyediakan dan memberikan informasi yang dapat diidentifikasi
dengan baik dan benar, sehingga bisa dievaluasi guna penyempurnaan
secara berkesinambungan serta untuk meningkatkan efisiensi. Di
laboratorium PT. Pusri formulir ini biasa juga disebut dengan kertas kerja
Universitas Sriwijaya
![Page 11: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/11.jpg)
11
atau work sheet, dimana setiap parameter uji akan mempunyai formulir
atau kertas kerja sendiri.
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengertian Pupuk
Pupuk adalah salah satu bahan organik atau anorganik yang berasal dari
alam atau batuan yang diberikan kepada tanaman secara langsung ataupun tidak
langsung untuk menambah unsur-unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan
tanaman. Umumnya pupuk diberikan melalui tanah dan diserap oleh tumbuhan
melalui akar, tetapi dapat pula diberikan melalui larutan yang disemprotkan di
atas daun.
3.2. Penggolongan Pupuk
Umumnya pupuk diberikan melalui tanah dan diserap oleh tumbuhan
melalui akar tetapi ada juga yang diberikan melalui larutan yang disemprot pada
daun. Pupuk mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
tumbuh subur, berbunga dan berbuah. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Unsur-unsur Makro (Unsur Hara Pokok)
Unsur-unsur makro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dalam jumlah besar. Unsur-unsur makro ada 10 jenis
yaitu:
1. Karbon (C)
2. Hidrogen (H)
3. Oksigen (O2)
4. Phosfor (P)
5. Kalium (K)
6. Kalsium (Ca)
7. Belerang (S)
8. Magnesium (Mg)
Universitas Sriwijaya
![Page 12: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/12.jpg)
12
9. Besi (Fe)
Universitas Sriwijaya
![Page 13: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/13.jpg)
b. Unsur-unsur Mikro (Unsur Hara Tambahan)
Unsur-unsur mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dalam jumlah yang kecil. Unsur-unsur mikro yang
dibutuhkan yaitu:
1. Mangan (Mn)
2. Seng (Zn)
3. Boron (B)
4. Tembaga (Cu)
5. Kobalt (Co)
Penggolongan pupuk dibagi menjadi 4 bagian:
1. Berdasarkan unsur hara yang dikandungnya:
a. Pupuk Nitrogen (Pupuk Urea dan ZA),
b. Pupuk Phosfor (Pupuk TSP),
c. Pupuk Kalium (Pupuk KCl).
2. Berdasarkan sifat kimia senyawanya:
a. Pupuk Organik (kompos)
b. Pupuk Anorganik (annophos)
3. Berdasarkan jumlah macam unsur hara yang dikandungnya:
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Majemuk
4. Berdasarkan atas terjadinya:
a. Pupuk Alami
b. Pupuk Buatan
Pupuk urea yang dikenal dengan rumus kimia NH2CONH2 pertama
kali dibuat secara sintesis oleh Frederick Wohler tahun 1828 dengan
mereaksikan garam sianat dengan ammonium hidroksida. Penemuan Wohler
ini merupakan pembuktian yang pertama kali bahwa zat organik dapat
diperoleh dari zat anorganik.
13 Universitas Sriwijaya
![Page 14: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/14.jpg)
PT PUSRI mempunyai empat unit pabrik urea (P-IB, P-II, P-III, P-IV)
dan masing-masing pabrik tersebut mempunyai tiga bagian yaitu :
1. Pabrik ammonia
2. Pabrik urea
3. Pabrik offsite (Utilitas)
Pabrik ammonia memproses bahan baku gas alam, air dan udara
menjadi NH3 dan CO2 kemudian direaksikan di pabrik urea sehingga
menghasilkan pupuk urea. Sedangkan pabrik offsite / utilitas menyediakan
bahan agar pabrik-pabrik ammonia dan urea dapat beroperasi misalnya air,
steam, udara, dan sebagainya. Keseluruhan produksi urea yang keluar dari
pabrik ditampung di Pengantongan Pupuk Urea (PPU) dalam bentuk curah
(Bulk) maupundalam bentuk kantong. Pupuk urea merupakan pupuk yang
sangat dibutuhkan oleh petani Indonesia karena di dalam senyawa urea
mengandung zat nitrogen yang merupakan makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman.
3.2.1. Proses Pembuatan Ammonia
Pada dasarnya urutan pembuatan ammonia dapat disederhanakan sebagai
berikut:
Hidrokarbon Gasifikasi Kompresi Sintesis Amonia
Jenis proses yang digunakan tergantung dari jenis bahan baku dan jenis
teknologi. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ammonia adalah gas
bumi, air dan udara. Unit pabrik ammonia ini menghasilkan ammonia cair dengan
gas CO2 yang merupakan bahan baku untuk pembuatan pupuk urea.
Gas bumi dari Pertamina dengan komposisi CO2, H2S, C2-C6, RSH dan
RSR dialirkan ke knock out drum untuk memisahkan gas-gas ringan CO2, C2-C6
dan heavy hidrokarbon yang berupa cairan pada temperatur kamar, lalu masuk ke
filter (202-L) untuk menghilangkan kotoran atau debu yang ikut masuk ke dalam
gas tersebut. Kemudian untuk menyerap H2S (Sponge Iron 201-D) yang berisi
kristal Fe2O3.6H2O.
14 Universitas Sriwijaya
![Page 15: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/15.jpg)
Reaksi : Fe2O3.6H2O + H2S Fe2S2 + 9 H2O
Keluar separator, gas dialirkan ke dalam CO2absorber (201-E) yang mana
sebagai penyerapnya adalah larutan Benfield yang terdiri dari larutan K2CO3 ±
30%, V2O5 0,5-0,8%, diethanol amine 3-5% dan larutan Defoamer (anti foaming)
UCON.
Pada absorber ini yang diserap hanya gas CO2 saja, setelah melalui proses
stripping dan pemisahan dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan pupuk
urea. Gas-gas lainnya dialirkan ke desulurizer (101-D dan 108-D). Pada 101-D
gas yang mengandung organik sulfur (RSP) dan mercaptan (RSH) dengan H2.
Pada 108-D gas H2S yang terbentuk diserap oleh penyerap ZnO.
H2S + ZnO ZnS + H2O
Gas bumi yang telah bebas kandungan sulfur selanjutnya dicampur steam
dengan perbandingan tertentu masuk ke dalam primary reformer (101-B) dimana
dengan katalis Ni akan terbentuk gas-gas CO2 dan H2. Kemudian dialirkan ke
dalam secondary reformer (103-D) dengan tambahan udara temperatur ± 1000oC
dan katalis nikel-alumina akan terbentuk CO2, CO, Ar, CH4 dan H2 atau disebut
gas sintesis. Gas sintesis tersebut lalu diproses hingga dihasilkan gas CO2, N2 dan
H2. Antara gas nitrogen dan hidrogen dengan perbandingan tertentu di dalam
ammonia converter akan dihasilkan ammonia. Selanjutnya CO2 dan NH3 dalam
reaktor urea menghasilkan larutan urea.
2NH3 + CO2 (NH2)2CO + H2O
3.2.2. Proses Pembuatan Urea
Berikut ini disajikan blok diagram sederhana proses pembuatan pupuk
urea :
15 Universitas Sriwijaya
![Page 16: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/16.jpg)
Proses Pembuatan Urea
Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen sebagai unsur
hara, berbentuk butiran (prill) atau gelintiran (granular) dengan rumus kimia
CO(NH2)2. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan urea, yaitu gas CO2
dan NH3 cair yang disupply dari Pabrik Ammonia. Proses pembuatan urea
dibagi dalam 6 unit, yaitu: unit sintesis, purifikasi unit, unit kristalisasi, unit
pembutiran ,recovery unit dan unit pengolahan kondensat.
a. Unit Sintesis
Pada unit ini bahan baku NH3 dan CO2 akan bereaksi dan
menghasilkan urea, berikut reaksinya:
2 NH3 + CO2 NH2COONH4 + Q1..............(1)
NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O – Q2.....(2)
Reaksi (1) membentuk ammonium karbamat, mengeluarkan panas
Q1 yang besar.Reaksi ini berlangsung sampai selesai jika panas yang
dihasilkan segera dapat dipindahkan sehingga temperatur yang
seimbang dengan tekanan disosiasi yang terdapat di dalam reaktor.
Reaksi (2) ammonium karbamat terhidraso menjadi urea, menyerap
panas Q2 dalam jumlah yang lebih kecil dari Q1.Sintesa urea ini
berlangsung di dalam bejana tegak bertekanan 250 kg/cm2 dan
temperatur 200oC yang disebut reaktor urea.
b. Unit Purifikasi
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan
ammonia di unit sintesis diuraikan dan dipisahkan dengan cara
penurunan tekanan dan pemanasan dengan dua langkah, penurunan
teknan yaitu pada 17 kg/cm2Hg dan 2,3 kg/cm2Hg. Hasil penguraian
berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery sedangkan
larutan ureanya dikirim kebagian kristaliser.
c. Unit Kristalier
16 Universitas Sriwijaya
![Page 17: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/17.jpg)
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalisasi pada unit ini secara
vaccum, kemudian kristal ureanya dipisahkan di alat centrifuge.
Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas
kristalisasi urea.
d. Pembutiran
Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai 99,8 % berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling
tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata oleh distributor,
dan dari distributor dijatuhkan ke bawah dan menghasilkan produk
urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt
Conveyor.
e. Recovery Unit
Recovery unit berfungsi untuk menyerap sisa gas CO2 dan NH3 yang
keluar dari unit purifikasi dengan menggunakan air dan larutan urea
di dalam absorber untuk kemudian di daur ulang ke reaktor urea.
f. Unit Pengolahan Kondensat
Uap air yang terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan, sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer.Gas CO2
dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk
direcovery.Sedangkan air kondensasinya dikirim ke utilitas untuk
diolah kembali menjadi demin water.
3.2.3. Proses Utilitas
Unit utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas menyiapkan
kebutuhan operasional pabrik ammonia dan urea, khususnya yang berkaitan
dengan menggunakan bahan baku dan bahan pembantu lainnya. Selain itu
17 Universitas Sriwijaya
![Page 18: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/18.jpg)
utilitas juga menerima sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah
kembali ataupun dibuang agar tidak mengganggu lingkungan.
Pada ammonia plant selain sebagai bahan baku, gas alam dipakai juga
untuk pembakaran di-reforming dan auxiliary boiler ammonia. Sedangkan
pada offsite, gas alam dipakai pada gas turbin generator dan waste heat boiler.
3.2.4 Analisis Proses Kontrol Pada Pabrik Utilitas
Analisa yang dilakukan pada utilitas ini terdiri dari beberapa unit yaitu:
Water Treatmant : filtered water (air bersih)
Demin plant : demineralized water
Cooling water : air pendingin
Steam system : steam (uap air)
a. Water Treamant
Mengolah air sungai menjadi air bersih yang akan digunakan sebagai bahan
baku (steam) dan bahan baku pembantu (air minum/air pendingin).
Air sungai mempunyai komposisi rata-rata sebagai berikut :
pH : 6,9
Turbidity : 49
Ca hardness sebagai CaCO3, ppm : 5,5
Iron sebagai Fe, ppm : 20,6
Silica sebagai SiO2, ppm : 64
Air sungai diolah lebih lanjut dengan peralatan :
1. Floculator (Premix Tank)
Air sungai yang sudah dipompakan sebelum masuk floculator
diinjeksikan dulu dengan bahan-bahan kimia yang bertujuan supaya air
dan bahan kimia bercampur secara merata sehingga pada saat berada di
unit floculator air dan bahan kimia dapat bereaksi secara sempurna dalam
waktu yang relatif singkat.
Bahan-bahan kimia yang diinjeksikan adalah :
18 Universitas Sriwijaya
![Page 19: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/19.jpg)
a. Larutan Alum
Untuk memperbesar ukuran partikel koloid sehingga lebih membentuk
floc-floc dan lebih mudah mengendap.
b. Coagulant Aid
Untuk memperbesar partikel koloid maupun floc yang
terbentuksehingga proses pengendapan dapat berlangsung lebih cepat
dan lebih sempurna.
c. Chlorine cair
Berfungsi untuk membunuh bakteri
d. Caustic soda
Untuk mengatur pH air karena pada sistem flokulasi dengan
menggunakan alum pembentukan floc danpengendapan floc-floc yang
terbentuk berjalan dengan baik apabila kondisi air tersebut mempunyai
pH 5,5-6,0. Di area floculator di analisa pH dan chlorinenya saja.
2. Clarifying/ Penjernihan
a. Clarifier
Air yang telah bereaksi dengan bahan kimia di floculator dengan
membentuk floc-floc yang siap untuk mengendap, selanjutnya dikirim ke
clarifier untuk dipisahkan dari floc-flocnya yaitu dengan cara pengendapan.
Air bersih tersebut dipisahkan melalui over low dan yang terbentuk secara
otomatis dibuang melalui bagian bawah clrafier ke sewer. Di area clafier ini
dianalisa pH dan turbidity, di sini pHnya dijaga 5,5–6,2 sedangkan
turbiditynya dijaga 3,5 ppm.
b. Clear well
Air bersih yang keluar dari clarifier selanjutnya dikirim ke dalam clear
well, dimana alat ini pH dinetralkan. Fungsi dari Clear well adalah untuk
menampung air bersih sebelum disaring di-sand filter supaya alirannya dapat
dijaga konstan. Di laboratorium ini hanya menganalisa pH saja.
c. Filtering/penyaringan
19 Universitas Sriwijaya
![Page 20: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/20.jpg)
Air dari clear well mengalir ke sand filter yang berfungsi untuk
memisahkan/menyaring kotoran ataupun endapan yang masih terdapat di
dalam air bersih.
Reaksi :
Al2(SO4)2 + 6H2O 2 Al(OH)3 + 3 H2SO4
H2SO4+ NaOH Na2SO4 + 2 H2O
2Cl + H2O HOCl + HCl
HOCl HCl + On
3. Demin Plant
Mengolah air bersih (filtered water) agar bebas dari zat-zat yang
terlarut di dalamnya sehingga didapatkan air yang bermutu tinggi dan
memenuhi persyaratan sebagai air umpan ketel pada pembangkit steam
bertekanan tinggi (105 kg/cm2) di pabrik ammonia dan pembangkit steam
tekanan 42 kg/cm2 di pabrik offsite.
Air demin yang biasanya dipakai sebagai bahan baku pembuatan uap
air (air umpan ketel).
Air yang digunakan harus air murni karena :
1. Mencegah terjadinya sisik “ di-tube” boiler dan pipa.
2. Menjamin steam yang dihasilkan murni karena akan mempengaruhi
efisiensiturbin.
3. Mengurangi korosi pada pipa-pipa atau tube dan dinding drum boiler.
4. Mengurangi blow boiler karena terjadinya endapan logam seperti adanya
larutan besi.
5. Mempengaruhi proses pembuatan NH3 di pabrik ammonia.
Demin plant terdiri dari :
1. Carbon filter, berisi activated carbon.
2. Cation resin, berisi resin kation.
3. Anion resin, berisi resin anion.
4. Mixed bed, berisi resin kation dan resin anion.
20 Universitas Sriwijaya
![Page 21: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/21.jpg)
Proses pengolahan air bersih menjadi air murni :
1. Air bersih dari filter water tank dipompakan ke karbon filter yang berisi
activated karbon. Fungsi activated karbon adalah untuk mengikat zat-
zat organik dan khlorin yang terlarut dalam air karena khlorin bisa
merusak resin, saringan-saringan dan destributor pada cation
exchanger.
2. Air keluar carbon filter mengalir ke cation exchanger yang berfungsi
untuk menyerap atau mengikat ion-ion positif yang terlarut dalam air.
Air keluar exchanger biasanya dicek pH 3-4 dan FMA max 10 ppm.
3. Air keluar cation exchanger masuk ke anion yang berfungsi menyerap
atau mengikat ion-ion negatif, pH-nya dicek, konduktifitas dan silika.
4. Keluar anion exchanger mengalir ke mixed exchanger yang berisi dua
macam resin. Mixed bed berfungsi sabagai pembilasan terakhir untuk
mengikat/menyerap ion-ion positif dan negatif yang lolos dari kation
dan anion exchanger sehingga dihasilkan relatif lebih murni pH 6,2–6,8
konduktifitas di bawah 0,25 mmhos dan kandungan silika max 0,01
ppm.
4. Cooling Water System
Cooling water system atau air pendingin adalah suatu media yang
berfungsi untuk menyerap panas dari suatu proses atau peralatan dengan cara
perpindahan panas (heat transfer).
Cooling water system terbagi 3 sistem operasi, yaitu :
1. Open recirculating system
Air pendingin yang sudah dipakai yang keluar dari heat
exchangerakan didinginkan lagi dalam menara pendingin dengan
cara penguapan partial dan pelepasan panas latent penguapan,
kemudian air tersebut disirkulasikan kembali.
2. Closed recirculating system
Air pendingin yang sudah terpakai yang keluar dari suatu heat
exchangerakan didinginkan lagi seluruhnya dalam suatu heat
21 Universitas Sriwijaya
![Page 22: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/22.jpg)
exchanger yang lain dengan suatu media pendingin kemudian air
tersebut disirkulasikan kembali.
3. One through system
Air pendingin yang sudah terpakai yang keluar dari suatu heat
exchanger langsung dikeluarkan dari sistem tanpa disirkulasikan
kembali.Sistem air pendingin di PUSRI ini menggunakan open
recirculating system.
Sistem air pendingin ini terdiri dari :
a. Menara air pendingin
b. Bak air pendingin
c. Pompa air pendingin
d. Sistem injeksi
e. Induced Draft Fan (IDF)
Keberhasilan dari cooling water treamant tergantung pada banyak faktor,
antara lain:
a. Jenis treatmant yang digunakan
b. Kontrol yang baik terhadap parameter-parameter yang ditetapkan
c. Adanya pengertian dan penguasaan dari personil yang menangani
treatmant tersebut.
3.3. Pengertian Kesadahan
Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air
untuk mengendapkan sabun, sehingga keaktifan atau daya bersih sabun
menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Sabun adalah zat aktif permukaan
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air sabun dapat
berbusa. Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium
(Ca2+) dan magnesium (Mg2+) di dalam air (Harjadi,1993).
22 Universitas Sriwijaya
![Page 23: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/23.jpg)
Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap
sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk
emulsi secara efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat
mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen umumnya berada dalam
bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran
kesadahannya dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya
diarahkan pada penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan total
didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter
sampel air (Giwangkara, 2006).
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki
oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+,
Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent
metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang banyak
mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air sadah”,
atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium
bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa
dalam air. senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam
bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak (Harjadi,1993).
3.3.1. Kesadahan sementara
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam
bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat
atau mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk
encapan CaCO3 atau MgCO3.
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) +
MgCO3 (endapan)
3.4.2. Kesadahan tetap
23 Universitas Sriwijaya
![Page 24: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/24.jpg)
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan
karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi
dengan penambahan larutan soda – kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat
dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat
(padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan
penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar
kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut “ kesadahan
karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut “kesadahan non-
karbonat”. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan
dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan
karbonat dan kesadahan noncarbonate tidak ada. Kesadahan mungkin
terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber
dan perlakuan dimana air telah subjeknya.
3.4. Metode Titrasi EDTA
Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui
titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka
terhadap semua kation tersebut. Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara
terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption
Spectrophotometry). Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini
(singkatan EDTA) bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika
ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika
sejumlah kecil Eriochrome Hitam T atau Calmagite ditambahkan ke suatu
24 Universitas Sriwijaya
![Page 25: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/25.jpg)
larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ±
0,1, larutan menjadi berwarna merah muda.
EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan
menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah
manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi
berwarna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus
muncul untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk
mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA
ditambahkan ke larutan buffer. Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah
dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator
Eriochrom Black T (EBT).
Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA
dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya
gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S.
EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai
indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak
ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan.
Kejelasan dari titik- akhir banyak dengan pH peningkatan.
Bagaimanapun, pH tidak dapat ditingkat dengan tak terbatas karena akibat
bahaya dengan kalsium karbonat mengendap, CaCO3, atau hidroksida
magnesium, Mg(OH)2 , dan karena perubahan celup warnai di ketinggian pH
hargai. Ditetapkan pH dari 10,0 ± 0,1 adalah satu berkompromi kepuasan.
Satu pembatas dari 5 min disetel untuk jangka waktu titrasi untuk
memperkecil kecenderungan ke arah CaCO3pengendapan (Raymond, 2003).
3.5. Dampak Negatif Air Sadah
Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak
atau hambar karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan
mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air
kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak
mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak yang
buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak
25 Universitas Sriwijaya
![Page 26: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/26.jpg)
apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau
kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011).
Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai memiliki
kandungan kapur yang banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka
mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada dinding pipa yang
menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil debit aliran air.
Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada
dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar
yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun yang semakin tinggi
(Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011).
Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu melewati batas
10 derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara lain
(Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011):
a. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam;
b. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;
c. Pipa air menjadi terumbat;
d. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih.
Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat
menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal
tersebut dapat menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang
manusia. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat pipa dan keran. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan
diawasi ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan
biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan resin
pertukaran ion (Kris, 2006 dalam Resthy, 2011).
Air sadah membawa dampak negatif, yaitu
(Anonim, 2009 dalam Resthy, 2011):
1. Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara
kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang dan
pemakaian sabun menjadi lebih boros;
2. Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel
karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel.
26 Universitas Sriwijaya
![Page 27: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/27.jpg)
Akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan
bakar.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan program kerja praktek yang dilakukan laboratorium analisis air
PT Pusri dimulai dari tanggal 3 Juni sampai 30 Juni 2015.
3.3. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel air River Water dan Carbon Filter dilakukan 2 kali
seminggu dalam satu bulan tepatnya pada hari kamis di pabrik Pusri IB, II, III,
dan IV yang diambil sendiri oleh personil laboratorium.
3.3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, mikro buret
10 mL, magnetic stirrer plate dan pipet glass. Sedangkan bahan yang dibutuhkan
adalah Buffer Hardness Solution pH 10, Disodium EDTA 0,01 M, Hydroxilamine
Hydroclorida 10%, indikator EBT (Erichrom Black T), indikator Murexid,
NaOH 30%, dan sampel air River Water dan Carbon Filter pabrik pusri I, II, III
dan IV.
3.4. Cara Kerja
3.4.1. Total Hardness (Ca+Mg Hardness)
Pipet 10 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL, jika pH sampel lebih
kecil dari 7,0 maka tambahkan NH4OH.HCl 10%. Ditambahkan 2 mL Buffer
Hardness dan sedikit indikator EBT. Dititrasi dengan Disodium EDTA 0,01M
sampai warna larutan menjadi biru. Dibuat blanko dengan perlakuan yang
sama seperti poin 1-3 dimana sampel diganti dengan demin water dan dicatat
mL Disodium EDTA yang digunakan.
27 Universitas Sriwijaya
![Page 28: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/28.jpg)
Perhitungan :
Total Hardness sebagai CaCO3
ppm=( A−a ) xMEDTAx 100 x1000
VolumeSampel
3.4.2.Calsium (Ca) Hardness
Dipipet 10 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 1 mL
NH4OH.HCl 10% dan NaOH 10% sampai pH sampel menjadi 12. Ditambahkan
0,2 gram indikator Murexid (larutan menjadi berwarna merah), dititrasi dengan
Disodium EDTA 0,01M sampai warna larutan menjadi violet. Setelah itu, dibuat
blanko dengan perlakuan yang sama seperti poin 1-3 dimana sampel diganti
dengan demin water dan catat mL Disodium EDTA yang digunakan.
Perhitungan :
Ca Hardness sebagai CaCO3
ppm=(B−b ) xMEDTAx 40 x1000
VolumeSampel
Mg Hardness sebagai CaCO3
ppm=( ( A−a )−( B−b ) ) xM EDTA x 24,3 x1000
VolumeSampel
28 Universitas Sriwijaya
![Page 29: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/29.jpg)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Berdasarkan kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan di laboratorium
analisis air PT Pusri Palembang, maka didapatlah hasil data sebagai berikut:
5.1.1. Tabel Carbon Filter
Pusri IB Pusri II Pusri III Pusri IV
Volume contoh (mL) 50 50 50 50
Vol. Titrasi Total (mL) 0,92 0,92 0,90 0,46
Vol. Titrasi Ca (mL) 0,54 0,52 0,52 0,26
Mg (ppm) 2,10 2,21 2,10 1,10
Ca (ppm) 4,92 4,01 3,46 2,91
Total Hardness (ppm) 20,97 20,97 20,52 10,48
5.1.2. Tabel River Water
Pusri IB Pusri II & Pusri III Pusri IV
Volume contoh (mL) 50 50 50
Vol. Titrasi Total (mL) 0,96 0,84 0,98
Vol. Titrasi Ca (mL) 0,52 0,42 0,48
Mg (ppm) 2,43 2,32 2,77
Ca (ppm) 4,74 3,83 4,37
Total Hardness (ppm) 21,88 19,18 21,89
29 Universitas Sriwijaya
![Page 30: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/30.jpg)
5.2. Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengunakan metode titrasi, yaitu cara
penetuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan
menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur
volumenya secara pasti. Titran yang digunakan adalah Na2EDTA 0,01 M dan
akan berdisiosasi menjadi ion Na+ dan H2Y2 . Molaritas dan volume larutan
telah diketahui karena larutan ini merupakan larutan standar .Pada percobaan
ini juga ditambahkan buffer ph 10,Na2EDTA, dan EBT. Adanya penambahan
tersebut agar pHnya tetap atau tidak berubah-ubah.. Pada percobaan kali ini,
perhitungan Ca dilakukan sebanyak dua kali, hal tersebut dikarenakan
penambahan indikator yang terlalu cepat, dan suasana yang seharusnya asam.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total.
Sampel yang digunakan sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca).
Sampel ditambahkan dengan larutan buffer pH 10 karena indikator yang akan
digunakan yaitu indikator EBT, Setelah penambahan indikator Eriochrom
Black Tea (EBT) diperoleh larutan berwarna merah muda, selanjutnya dititrasi
dengan EDTA. Jika EDTA dijadikan sebagai titran, maka larutan akan
berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Berdasarkan standar
kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air
minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.
Pada pH larutan dapat mengalami perubahan dengan adanya ion
hidrogen yang lepas pada saat titrasi. Dengan adanya pH dan EBT dapat
mencegah terbentuknya endapan logam hidroksida. Dilakukan standarisasi
dengan menggunakan larutan standar Ca2+. Larutan standar adalah larutan
yang sudah diketahui nilai molaritasnya sehingga dapat menstandarisasi
larutan lain yang belum diketahui nilai molaritasnya. Jadi dengan melakukan
standarisasi pada percobaan ini untuk mengetahui nilai molaritas pada larutan
yang belum diketahui nilai molaritasnya.
Pada percobaan ini juga dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali,
pengulangan ini untuk menganalisa hasilnya. Hasil satu percobaan belum
tentu signifikan. Pengulangan tersebut untuk mengetahui data atau hasil itu
30 Universitas Sriwijaya
![Page 31: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/31.jpg)
signifikan atau tidaknya. Dalam proses titrasi ini terjadi perubahan warna,
karena adanya indikator EBT yang mampu berikatan dengan ion Ca2+ dan
Mg2+. Adanya indikator ini yang dicampurkan sampel air atau pada saat
melakukan standarisasi larutan Na2EDTA 0,01 M akan mengalami perubahan
warna dan terjadi titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi itu terjadi pada saat
perubahan warna dan terjadi titik ekivalen. Perubahan warna yang terjadi
yakni, dari merah muda menjadi warna biru.
Kesadahan jumlah air disebabkan oleh kandungan garam kalsium dan
magnesium. Sewaktu larutan ion Mg2+ dan Ca2+ dititar dengan larutan EDTA dan
menggunakan indikator Erichrome Black T (EBT), pertama-tama EDTA akan
bereaksi dengan ion Ca2+, kemudian dengan ion Mg2+ dan terakhir membentuk
senyawa rangkai Mg-EBT. Oleh karena itu, warna larutan menjadi merah. Pada
pH 7-11, maka warna larutan pada titik akhir berubah menjadi dari merah menjadi
biru.
Langkah kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama sampel
dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan dengan NaOH
sebanyak 2 mL. Fungsi penambahan NaOH disini yaitu untuk meningkatkan
pH sampel. Selanjutnya ditambahkan dengan mureksid. Mureksid berfungsi
sebagai indikator, setelah penambahan indikator mureksid dihasilkan larutan
warna merah muda. Menurut teori pada pH lebih tinggi 12, Mg akan
mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca2+ dengan indikator
mureksid. Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA sampai warna larutan
berubah menjadi ungu. Volume titran yang digunakan yaitu sebesar 3,3 mL
dengan kadar kalsium (Ca) sebesar 52,8 mg/L, artinya dalam 1 liter air
mengandung 52,8 mg kalsium (Ca).
Hasil perhitungan kesadahan total yang menunjukkan bahwa nilai
kesadahan river water dan carbon filter pusri IB, II, III, IV nilainya standar,
namun tidak tertutup kemungkinan suatu saat nanti kesadahan di sungai
tersebut akan terus meningkat dan melebihi dari apa ketetapan tersebut.
Karena aktifitas manusia yang terus meningkat yang menyebabkan
pencemaran air akan terus meningkat pula dan tidak adanya pencegahan
pencemaran lingkungan di daerah tersebut. Salah satu cara untuk menurunkan
31 Universitas Sriwijaya
![Page 32: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/32.jpg)
kesadahan adalah dengan melakukan resin penukar ion. Resin pelunak air
komersil dapat digunakan dalam skala kecil, tetapi tidak efektif untuk skala
besar.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan dilaboratorium analisis air
PT Pusri, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesadahan yang dipengaruhi adanya kandungan garam yang terlarut dari ion-
ion sadah seperti Ca2+,Mg2+,Fe2+.
2. Konsentrasi kesadahan terlalu tinggi dapat menyebabkan pengendepan
mineral Ca dan Mg yang dapat menyumbat pipa cooling water.
3. Nilai dari kesadahan air pada sempel air dipengaruhi kandungan garam yang
terlarut dari ion – ion sadah seperti Ca2+, Mg2+, dan Fe2+, serta sedikit
dipengaruhi oleh CO2 yang bebas dan jumlah NaCl yang besar sehingga hal
ini dapat meningkatkan kesadahan air.
4. Pengaruh yang ditimbulkan oleh air sadah adalah menyebabkan pengendapan
mineral penyumbatan saluran pipa dan keran.
5. Penyebab air menjadi sadah adalah karenaadanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau
dapat jugadisebabkan karena adanya ion-ion lain daripolyvalent metal (logam
bervalensi banyak) sepertiAl, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam
sulfat,klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
6.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan setelah pelaksanaan kerja praktek (KP) di
PT PUSRI sebagai bahan masukan bagi institusi tempat KP dan bagi pembaca
adalah sebagai berikut :
1. Pengujian perbanding antar input dan output dapat dilakukan juga untuk jenis
sampel air yang lainnya seperti air minum, air sungai, cooling water dan lain-
lain.
32 Universitas Sriwijaya
![Page 33: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/33.jpg)
2. Faktor keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dan diutamakan, terutama
dalam melakukan pekerjaan.
3. Kejujuran harus lebih diutamakan karena peniliti memiliki tanggung jawab
tehadap produk yang teliti.
4. Ketelitian dan kemampuan kerja praktikan lebih ditingkatkan.
5. Kecepatan dalam bekerja lebih ditingkatkan.
33 Universitas Sriwijaya
![Page 34: laporan KP lab air ZAHRA.docx](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/563dbb34550346aa9aab22b3/html5/thumbnails/34.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Abidjulu, J. 2008. Analisis Kualitas Air Sungai Tanoyan Di Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Kimia. 08 (01): 18-30.
Chang, Rymond.2003. Edisi Ketiga. Kimia Dasar. Jakarta.Erlangga.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Fardiaz, srikandi.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta.Kanisius.
Giwangkara S. 2006. Air Sadah. Yogyakarta: Kanisius
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta.PT Gramedia.
Husada, Bakti. 1995. Pelatihan Penyehatan Air. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah : A. Saptorahardjo, UI-Prees, Jakarta.
Lustiningrum. 2010. Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Terhadap Penurunan Kadar Kesadahan Air Sumur Di Desa Kismoyoso Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan. 10(01) 10-25.
Marsidi, R. 2011. Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal Teknologi Lingkungan. 11 (02): 8-15.
34 Universitas Sriwijaya