laporan KP lab air ZAHRA.docx

50
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam era persaingan bebas dewasa ini, sangat diharapkan peranan dunia pendidikan mendukung segala aspek yang diperlukan untuk memberikan sumbangan pemikiran dan karya nyata dalam membangun bangsa dan negara. Dalam hal ini dunia kerja menuntut untuk mendapatkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif dalam persaingan dunia usaha. Untuk itu sangat diperlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yang tinggi untuk menghadapi perkembangan dan persaingan global baik masa kini maupun masa mendatang. Menyadari akan keterkaitan yang besar antara dunia kampus dan dunia usaha yang merupakan suatu tali rantai yang saling terkait. Pelaksanaan kuliah kerja praktek ini merupakan salah satu model untuk mendekatkan keterkaitan dan kesepadanan (link and macth) antara pengetahuan di perkuliahan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Kuliah kerja praktek merupakan alternative dalam menerapkan kurikulum nasional sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang professional dalam bidang nya. Mata kuliah kerja praktek merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja langsung di lapangan. Universitas Sriwijaya

Transcript of laporan KP lab air ZAHRA.docx

Page 1: laporan KP lab air ZAHRA.docx

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam era persaingan bebas dewasa ini, sangat diharapkan peranan dunia

pendidikan mendukung segala aspek yang diperlukan untuk memberikan

sumbangan pemikiran dan karya nyata dalam membangun bangsa dan negara.

Dalam hal ini dunia kerja menuntut untuk mendapatkan sumber daya manusia

yang unggul dan kompetitif dalam persaingan dunia usaha. Untuk itu sangat

diperlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yang tinggi untuk

menghadapi perkembangan dan persaingan global baik masa kini maupun masa

mendatang.

Menyadari akan keterkaitan yang besar antara dunia kampus dan dunia usaha

yang merupakan suatu tali rantai yang saling terkait. Pelaksanaan kuliah kerja

praktek ini merupakan salah satu model untuk mendekatkan keterkaitan dan

kesepadanan (link and macth) antara pengetahuan di perkuliahan dengan

kebutuhan lapangan pekerjaan. Kuliah kerja praktek merupakan alternative dalam

menerapkan kurikulum nasional sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk

menghasilkan lulusan yang professional dalam bidang nya. Mata kuliah kerja

praktek merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja langsung di

lapangan.

Kerja praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat

maupun di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan melihat

relevansinya di dunia kerja serta mendapatkan umpan balik dari perkembangan

ilmu pengetahuan dari masyarakat maupun melalui jalur pengembangan diri

dengan mendalami bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.

Jurusan Biologi merupakan salah satu jurusan yang berada di bawah fakultas

matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Sriwijaya. Berdasarkan visi

dan misi jurusan biologi, maka diperlukan mata kuliah KerjaPraktek (PKL) bagi

mahasiswa jurusan biologi, sebagai usaha untuk memberikan bekal pengalaman

sebelum lulus benar-benar terjun di lapangan. Dengan adanya kerja praktek,

diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang masalah-masalah yang

ada pada lingkungan, serta gambaran penerapan ilmu yang diperoleh selama studi.

Universitas Sriwijaya

Page 2: laporan KP lab air ZAHRA.docx

2

PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri yang berada di Sumatera Selatan. PT PUPUK

SRIWIDJAJA (Persero) dipandang sebagai tempat kuliah kerja praktek relevan

bagi mahasiswa Kimia Analisis Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

terutama di bagian laboratorium. Pada bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat

melihat gambaran proses pengolahan data PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero)

dan juga dapat membuat analisis mengenaipengolahan data tersebut berdasarkan

kondisi di lapangan sesuai dengan ilmu yang dipelajari.

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

a. Mendapatkan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka

menerapkan atau membandingkan serta menganalisis teori dan

pengetahuan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.

b. Melakukan analisis kimia pada laboratorium pengujian mutu yang ada

pada perusahaan berdasarkan teori dan pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan.

c. Memahami secara umum struktur organisasi perusahaan

1.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan kegiatan ini adalah :

a. Manfaat bagi perguruan tinggi

− Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan

teknologi informasi dan industri di Indonesia yang dapat digunakan

oleh pihak-pihak yang memerlukan.

− Membina kerja sama yang baik antara linkungan akademis dengan

lingkungan kerja.

b. Manfaat bagi perusahaan

− Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kuliah kerja

praktek dapat menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk

menentukan kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang

khususnya di bidang biologi.

Universitas Sriwijaya

Page 3: laporan KP lab air ZAHRA.docx

3

c. Manfaat bagi mahasiswa

− Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dan data-

data yang diperoleh selama Kerja Praktek kedalam sebuah Laporan

Kerja Praktek.

− Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan

pengalaman di kerja lapangan untuk dijadikan sebagai bahan

pertimbangan Tugas Akhir.

− Mahasiswa dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap

suasana kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja

yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas cakrawala

wawasan kerja.

− Mahasiswa mendapat gambaran tentang kondisi real dunia kerja

dan memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas

industri.

Universitas Sriwijaya

Page 4: laporan KP lab air ZAHRA.docx

4

BAB 2

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PUSRI

2.1. Sejarah PT Pupuk Sriwidjaja

PT PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI) adalah badan usaha milik Negara

(BUMN) dengan pemegang saham tunggal adalah pemerintah. Pusri didirikan

tanggal 24 Desember 1959 di Palembang dengan kegiatan utama memproduksi

pupuk urea yang produksi pertamanya tahun 1963 dengan kapasitas 100.000 ton

urea pertahun . Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000

ton urea pertahun (1992 kapasitasnya dioptimalisasikan sampai 570.000 ton urea

pertahun).Tahun 1976 didirikan Pusri III dengan kapasitas terpasang sebesar

570.000 ton pertahun . Tahun 1977 didirikan Pusri IV dengan kapasitas terpasang

sebesar 570.000 ton per tahunnya .

Tahun 1990 dibangun pula pabrik Pusri IB sebagai pengganti Pusri I yang

tidak ekonomis lagi. Pabrik Pusri IB ini adalah pabrik pertama yang dikerjakan

oleh tenaga ahli dalam negeri dengan konsep hemat energi .Pada tahun 1979,

pemerintah menetapkan PT Pusri sebagai perusahaan yang bertanggung jawab

dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi, baik yang

berasal dari produksi dalam negeri maupun impor untuk memenuhi kebutuhan

program intensifikasi pertanian.

Pada tahun 1997 dibentuk “HOLDING” BUMN Pupuk di Indonesia dan

PT Pusri ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan. Pada tanggal 1

Desember 1998, pemerintah menghapuskan subsidi dan tata niaga seluruh jenis

pupuk. Baik pupuk yang diproduksi dalam negeri (ZA,TSP,UREA) mapun pupuk

impor (KCL) .PT. Pusri mempunyai pengalaman yang baik dalam bidang

perekayasaan pabrik dan pengaturan manajemen. Pengalaman ini berguna dalam

membantu pembangunan dan perbaikan tahunan pada beberapa pabrik pupuk

antara lain; PT. Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat, PT. Pupuk Kaltim di

Kalimantan Timur, PT. Pupuk Iskandar Muda di Aceh, dan PT. Petrokimia

Gresik.

Universitas Sriwijaya

Page 5: laporan KP lab air ZAHRA.docx

5

2.2. Visi dan Misi PT Pupuk Sriwidjaja2.2.1. VISI

Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional

2.2.2. MISI

Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara

efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.

2.3. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan

Stuktur organisasi pada PT Pusri Palembang menggunakan sistem Line and

StaffOrganization dengan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dimana

seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan proses manajemennya

berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang melibatkan

seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu secara kontinyu.

Organisasi PT PUSRI Palembang dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh

lima orang Direksi.

Dalam kegiatan operasionalnya, direksi dibantu oleh staf dan Kepala

Departemen.Kedudukan Direksi adalah sebagai mandataris Dewan Komisaris dan

menguasai seluruh fungsi operasional perusahaan dimana Dewan Komisaris

terdiri dari wakil-wakil pemegang saham yang bertugas menentukan

kebijaksanaan umum yang harus dilaksanakan oleh Direksi.Selain itu, Dewan

Komisaris juga bertindak sebagai pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh Dewan Direksi.

Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemerintah, yaitu :

1. Dewan Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri,

2. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia

Dasar,

3. Pertanian,

4. Departemen Pertambangan dan Energi.

Dewan Direksi terdiri dari :

1. Direktur Produksi,

2. Direktur Pemasaran,

Universitas Sriwijaya

Page 6: laporan KP lab air ZAHRA.docx

6

3. Direktur Teknik dan Litbang,

4. Direktur Keuangan,

5. Direktur SDM dan Umum.

Struktur Organisasi yang berada di bawah dewan direksi ditentukan sendiri

oleh pihak dewan direksi , yang meliputi :

1. Direktur

2. General Manager

3. Manager

4. Sub. Departemen

5. Kepala Bagian (Superintendent)

6. Supervisor

7. Foreman Senior

8. Foreman Junior

9. Karyawan/Operator

a. Struktur Organisasi Departemen Laboratorium

Departemen laboratorium merupakan salah satu departemen yang berada

di divisi pengendalian pabrik, keselamatan kerja dan lingkungan.

1) Laboratorium Penunjang Sarana (LPS )

Laboratorium penunjang sarana ini memiliki beberapa kegiatan

sebagai berikut:

Inventory dan Sistem Mutu

Inventory dan sistem mutu berfungsi sebagai pengelola,penyediaan barang

keperluan perusahaan,serta mengurus administrasi sistem mutu Internasional ISO

17025:2005, ISO 14000, ISO 9001.

Kalibrasi dan Pemeliharaan

Kalibrasi bertugas untuk mengkalibrasi suatu alaat apakah alat tersebut

masih layak untuk digunakan atau tidak.Sedangkan pemeliharaan bertugas untuk

memelihara alat, kondisi yang ada dilaboratorium.

Chemical Cleaning, Reagent Preparation dan Benfield

Bertugas untuk menyediakan bahan atau pereaksi yang diperlukan lab

untuk analisa.

Universitas Sriwijaya

Page 7: laporan KP lab air ZAHRA.docx

7

2) Laboratorium Kimia Analisis

Laboratorium kimia analisis terbagi atas 3 seksi yaitu :

a) Laboratorium Pengujian Produk (LPP)

Analisa yang dilakukan di LPP meliputi amoniak cair, dan urea prill.

Peralatan yang digunakan antara lain, oven, destilation, automatic

titrator ,separately funnel shaker ,spektrofotometer ,sive shaker ,neraca dan lain

lainnya .

b) Laboratorium Pengujian Umum (LPU)

Analisa yang dilakukan di LPU antara lain analisis mutu air penunjang

industri, bahan kimia penunjang, grease, minyak pelumnas baru, resin, katalis dan

karung plastic dengan menggunakan peralatan spektrofotometer, alat jartest,

autoklaf, colony counter, neraca, autograph, pHmeter, conduktofity, turbidimeter,

viskositas, auto titrator, dan paralatan gelas .

c) Laboratorium Gas dan Oil

Analisa yang dilakukan di laboratorium ini antara lain trace element

(logam), scale, gas alam, gas proses, dan lube oil. Peralatan yang digunakan antara

lain tanur, orsat, spectrophotometer serapan atom (SSA),gas cchromatography

(GC) , spechtrofotometer IR .

3) Laboratorium Kontrol Produksi (LKP)

Analisa yang dilakukan ditiap LKP (pusri IB , II , III , IV) meliputi analisa

rutin proses produksi dan hasil akhir dari pabrik amoniak, utilitas, dan urea.

Adapun peralatan yang digunakan dan dapat ditiap-tiap antara lain :gas

chromatography, spechtrofotometer, pHmeter, konduktometer, aqua titrator,

turbidimeter, sieveshaker , orsat dan alat-alat gelas .

2.4. Disiplin Kerja

Perusahaan dalam mencapai tujuannya memperhatikan syarat keamanan

kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan undang-undang tentang

keselamatan kerja No. 1/1970 dan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku.

Sebagai penunjang keselamatan kerja perusahaan melakukan usaha-usaha :

1. Memberikan pakaian dinas atau kerja sesuai dengan pekerjaannya. Untuk

pekerjaan khusus diberikan pakaian khusus pula.

Universitas Sriwijaya

Page 8: laporan KP lab air ZAHRA.docx

8

2. Memberikan atau meminjamkan alat-alat keselamatan kerja. Alat-alat itu

harus dipakai, seperti :safety helmet, sarung tangan, kacamata atau goggles,

penutup telinga dan lain sebagainya.

3. Menyediakan fasilitas bagi karyawan yang bekerja pada malam hari.

Sebagai penunjang kesehatan lingkungan kerja perusahaan melakukan

usaha-usaha diantaranya:

1. Mengatur tempat kerja dan memperhatikan kebersihan dan kesehatan.

2. Sebagai tindakan pencegahan penyakit bagian kesehatan, perusahaan

melakukan pemeriksaan semua karyawan secara berkala.

3. Administrasi

Salah satu persyaratan yang harus ada dan dibutuhkan oleh suatu

laboratorium apabila ingin diakreditasi oleh KAN adalah Dokumen Sistem

Mutu.Dokumen Sistem Mutu harus dibuat serta diterapkan oleh laboratorium

secara konsekuen sesuai aturan. Di laboratorium PT. Pusri dokumen sistem mutu

digunakan oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.Sebagai

pedoman yang jelas guna menerapkan sistem mutu, sehingga nantinya konsentrasi

mutu dari data hasil pengujian dan kalibrasi dapat terjaga dengan baik. Adanya

dokumen ini akan dapat menghindari terjadinya beberapa pengertian terhadap

penerapan prosedur, metode, instruksi kerja, serta adanya tumpang tindih tentang

tanggungjawab wewenang dan uraian pekerjaan dari personil laboratorium, mutu

laboratorium juga bisa memberikan jaminan dan memberikan kepercayaan bagi

pengguna jasa bahwa laboratorium konsisten dalam menghasilkan suatu data hasil

pengujian atau kalibrasi.

Pada dokumen sistem mutu laboratorium Pusri, unsur-unsur itu mencakup

aspek organisasi dan manajemen, sumber daya laboratorium serta sistem

pengendaliannya.Dokumen sistem mutu ini adalah suatu sistem dokumen

sederhana yang berisi pernyataan tentang kebijakan dan tujuan mutu, serta

menjelaskan mengenai langkah-langkah praktis dalam menerapkan dan memantau

kesesuaian kegiatan operasional laboratorium dengan kebijakan dan tujuan mutu

yang telah diterapkan.

Universitas Sriwijaya

Page 9: laporan KP lab air ZAHRA.docx

9

Dokumen sistem mutu Lab. PT. Pusri mengacu pada SNI 19-17025-

2000 terdiri dari :

1. Panduan Mutu atau dokumen tingkat I

Panduan mutu adalah dokumen yang menyatakan kebijakan mutu

dan menguraikan sistem mutu suatu organisasi.Panduan mutu untuk

laboratorium pengujian dan kalibrasi adalah sebagai dokumen atau

sekumpulan dokumen yang menguraikan metode serta prosedur khusus

dari laboratorium dalam mencapai tujuan mutu dan memberikan

kepercayaan dalam pekerjaannya.Jadi panduan mutu adalah dasar

dokumentasi yang digunakan untuk perencanaan secara menyeluruh dari

kegiatan operasional laboratorium yang dapat mempengaruhi mutu data

hasil pengujian maupun kalibrasi.Panduan mutu digunakan oleh

laboratorium untuk memberikan informasi kepada pengguna jasa, asesor

serta personil laboratorium yang bersangkutan.Kebijakan dan tujuan

sistem mutu telah diterapkan sesuai dengan standar.

2. Prosedur

Prosedur adalah dokumen yang digunakan untuk panduan mutu atau

dokumen tingkat I.Prosedur memiliki tujuan yaitu memberikan penjelasan

untuk kegiatan berbeda yang dilaksanakan dalam laboratorium.Sehingga

sistem mutu yang efektif dikembangkan dan diterapkan serta dapat pula

terpelihara oleh masing-masing fungsi manajemen atau bagian yang

ada.Prosedur adalah suatu rangkaian atau tahapan kegiatan dalam suatu

aktifitas pekerjaan tertentu yang memiliki tujuan untuk memberikan

petunjuk bagi personil bagaimana kebijakan dan tujuan sistem mutu yang

tertuang dalam panduan mutu harus dilaksanakan dan dicapai.Karena itu

kebutuhan prosedur tergantung pada kelengkapan informasi sistem mutu

didalam panduan mutu. Secara umum suatu prosedur menjelaskan

tentang:

a. Apa yang harus dikerjakan

b. Siapa yang melaksanakan pekerjaan

c. Dimana kegiatan tersebut dikerjakan

Universitas Sriwijaya

Page 10: laporan KP lab air ZAHRA.docx

10

d. Mengapa harus dikerjakan

e. Kapan harus dikerjakan

f. Tanggungjawab, wewenang dan hubungan kerja antara personil yang

mengatur, melakukan, dan memverifikasi

g. Dokumen yang terkait serta rekaman mutu yang harus disiapkan

3. Instruksi Kerja

Instruksi Kerja adalah pedoman yang telah distandarkan dan

digunakan oleh para pelaksana dalam suatu pekerjaan secara benar sejak

awal.Instruksi kerja menguraikan bagaimana operasional laboratorium

yang ada agar dilaksanakan sesuai dengan salah satu prosedur pelaksana.

Dengan arti kata bahwa instruksi kerja adalah suatu petunjuk yang detail

atau rinci tentang bagaimana suatu proses atau prosedur dilaksanakan.

Dengan demikian tujuan dari instruksi kerja ini adalah sebagai pelengkap

prosedur tingkat II dan dapat membantu dalam proses pengendalian.

Di laboratorium PT. Pusri dokumen untuk instruksi kerja dapat

berupa prosedur atau metode analisis.Metode analisis yang telah disusun

sedemikian rupa baik itu yang berasal dari prosedur-prosedur standar

seperti ASTM, JIS, SNI, dari vendor seperti KELLOG dan TEC serta

metode atau prosedur yang dikembangkan sendiri.Tetapi sebelumnya

harus melalui suatu pengujian dan validasi metode. Di samping itu juga

dikenal instruksi kerja alat yaitu pernyataan-pernyataan singkat yang

berisi bagaimana suatu peralatan instrumen laboratorium dioperasikan

untuk mendapatkan suatu hasil pengujian atau kalibrasi.

4. Formulir

Formulir adalah suatu form yang sudah distandarisasikan, berguna

untuk mencatat dan merekam semua proses kerja laboratorium. Rekaman

ini akan menyediakan dan memberikan informasi yang dapat diidentifikasi

dengan baik dan benar, sehingga bisa dievaluasi guna penyempurnaan

secara berkesinambungan serta untuk meningkatkan efisiensi. Di

laboratorium PT. Pusri formulir ini biasa juga disebut dengan kertas kerja

Universitas Sriwijaya

Page 11: laporan KP lab air ZAHRA.docx

11

atau work sheet, dimana setiap parameter uji akan mempunyai formulir

atau kertas kerja sendiri.

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Pupuk

Pupuk adalah salah satu bahan organik atau anorganik yang berasal dari

alam atau batuan yang diberikan kepada tanaman secara langsung ataupun tidak

langsung untuk menambah unsur-unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan

tanaman. Umumnya pupuk diberikan melalui tanah dan diserap oleh tumbuhan

melalui akar, tetapi dapat pula diberikan melalui larutan yang disemprotkan di

atas daun.

3.2. Penggolongan Pupuk

Umumnya pupuk diberikan melalui tanah dan diserap oleh tumbuhan

melalui akar tetapi ada juga yang diberikan melalui larutan yang disemprot pada

daun. Pupuk mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk

tumbuh subur, berbunga dan berbuah. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Unsur-unsur Makro (Unsur Hara Pokok)

Unsur-unsur makro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

tumbuhan dalam jumlah besar. Unsur-unsur makro ada 10 jenis

yaitu:

1. Karbon (C)

2. Hidrogen (H)

3. Oksigen (O2)

4. Phosfor (P)

5. Kalium (K)

6. Kalsium (Ca)

7. Belerang (S)

8. Magnesium (Mg)

Universitas Sriwijaya

Page 12: laporan KP lab air ZAHRA.docx

12

9. Besi (Fe)

Universitas Sriwijaya

Page 13: laporan KP lab air ZAHRA.docx

b. Unsur-unsur Mikro (Unsur Hara Tambahan)

Unsur-unsur mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

tumbuhan dalam jumlah yang kecil. Unsur-unsur mikro yang

dibutuhkan yaitu:

1. Mangan (Mn)

2. Seng (Zn)

3. Boron (B)

4. Tembaga (Cu)

5. Kobalt (Co)

Penggolongan pupuk dibagi menjadi 4 bagian:

1. Berdasarkan unsur hara yang dikandungnya:

a. Pupuk Nitrogen (Pupuk Urea dan ZA),

b. Pupuk Phosfor (Pupuk TSP),

c. Pupuk Kalium (Pupuk KCl).

2. Berdasarkan sifat kimia senyawanya:

a. Pupuk Organik (kompos)

b. Pupuk Anorganik (annophos)

3. Berdasarkan jumlah macam unsur hara yang dikandungnya:

a. Pupuk Tunggal

b. Pupuk Majemuk

4. Berdasarkan atas terjadinya:

a. Pupuk Alami

b. Pupuk Buatan

Pupuk urea yang dikenal dengan rumus kimia NH2CONH2 pertama

kali dibuat secara sintesis oleh Frederick Wohler tahun 1828 dengan

mereaksikan garam sianat dengan ammonium hidroksida. Penemuan Wohler

ini merupakan pembuktian yang pertama kali bahwa zat organik dapat

diperoleh dari zat anorganik.

13 Universitas Sriwijaya

Page 14: laporan KP lab air ZAHRA.docx

PT PUSRI mempunyai empat unit pabrik urea (P-IB, P-II, P-III, P-IV)

dan masing-masing pabrik tersebut mempunyai tiga bagian yaitu :

1. Pabrik ammonia

2. Pabrik urea

3. Pabrik offsite (Utilitas)

Pabrik ammonia memproses bahan baku gas alam, air dan udara

menjadi NH3 dan CO2 kemudian direaksikan di pabrik urea sehingga

menghasilkan pupuk urea. Sedangkan pabrik offsite / utilitas menyediakan

bahan agar pabrik-pabrik ammonia dan urea dapat beroperasi misalnya air,

steam, udara, dan sebagainya. Keseluruhan produksi urea yang keluar dari

pabrik ditampung di Pengantongan Pupuk Urea (PPU) dalam bentuk curah

(Bulk) maupundalam bentuk kantong. Pupuk urea merupakan pupuk yang

sangat dibutuhkan oleh petani Indonesia karena di dalam senyawa urea

mengandung zat nitrogen yang merupakan makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman.

3.2.1. Proses Pembuatan Ammonia

Pada dasarnya urutan pembuatan ammonia dapat disederhanakan sebagai

berikut:

Hidrokarbon Gasifikasi Kompresi Sintesis Amonia

Jenis proses yang digunakan tergantung dari jenis bahan baku dan jenis

teknologi. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ammonia adalah gas

bumi, air dan udara. Unit pabrik ammonia ini menghasilkan ammonia cair dengan

gas CO2 yang merupakan bahan baku untuk pembuatan pupuk urea.

Gas bumi dari Pertamina dengan komposisi CO2, H2S, C2-C6, RSH dan

RSR dialirkan ke knock out drum untuk memisahkan gas-gas ringan CO2, C2-C6

dan heavy hidrokarbon yang berupa cairan pada temperatur kamar, lalu masuk ke

filter (202-L) untuk menghilangkan kotoran atau debu yang ikut masuk ke dalam

gas tersebut. Kemudian untuk menyerap H2S (Sponge Iron 201-D) yang berisi

kristal Fe2O3.6H2O.

14 Universitas Sriwijaya

Page 15: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Reaksi : Fe2O3.6H2O + H2S Fe2S2 + 9 H2O

Keluar separator, gas dialirkan ke dalam CO2absorber (201-E) yang mana

sebagai penyerapnya adalah larutan Benfield yang terdiri dari larutan K2CO3 ±

30%, V2O5 0,5-0,8%, diethanol amine 3-5% dan larutan Defoamer (anti foaming)

UCON.

Pada absorber ini yang diserap hanya gas CO2 saja, setelah melalui proses

stripping dan pemisahan dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan pupuk

urea. Gas-gas lainnya dialirkan ke desulurizer (101-D dan 108-D). Pada 101-D

gas yang mengandung organik sulfur (RSP) dan mercaptan (RSH) dengan H2.

Pada 108-D gas H2S yang terbentuk diserap oleh penyerap ZnO.

H2S + ZnO ZnS + H2O

Gas bumi yang telah bebas kandungan sulfur selanjutnya dicampur steam

dengan perbandingan tertentu masuk ke dalam primary reformer (101-B) dimana

dengan katalis Ni akan terbentuk gas-gas CO2 dan H2. Kemudian dialirkan ke

dalam secondary reformer (103-D) dengan tambahan udara temperatur ± 1000oC

dan katalis nikel-alumina akan terbentuk CO2, CO, Ar, CH4 dan H2 atau disebut

gas sintesis. Gas sintesis tersebut lalu diproses hingga dihasilkan gas CO2, N2 dan

H2. Antara gas nitrogen dan hidrogen dengan perbandingan tertentu di dalam

ammonia converter akan dihasilkan ammonia. Selanjutnya CO2 dan NH3 dalam

reaktor urea menghasilkan larutan urea.

2NH3 + CO2 (NH2)2CO + H2O

3.2.2. Proses Pembuatan Urea

Berikut ini disajikan blok diagram sederhana proses pembuatan pupuk

urea :

15 Universitas Sriwijaya

Page 16: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Proses Pembuatan Urea

Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen sebagai unsur

hara, berbentuk butiran (prill) atau gelintiran (granular) dengan rumus kimia

CO(NH2)2. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan urea, yaitu gas CO2

dan NH3 cair yang disupply dari Pabrik Ammonia. Proses pembuatan urea

dibagi dalam 6 unit, yaitu: unit sintesis, purifikasi unit, unit kristalisasi, unit

pembutiran ,recovery unit dan unit pengolahan kondensat.

a. Unit Sintesis

Pada unit ini bahan baku NH3 dan CO2 akan bereaksi dan

menghasilkan urea, berikut reaksinya:

2 NH3 + CO2 NH2COONH4 + Q1..............(1)

NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O – Q2.....(2)

Reaksi (1) membentuk ammonium karbamat, mengeluarkan panas

Q1 yang besar.Reaksi ini berlangsung sampai selesai jika panas yang

dihasilkan segera dapat dipindahkan sehingga temperatur yang

seimbang dengan tekanan disosiasi yang terdapat di dalam reaktor.

Reaksi (2) ammonium karbamat terhidraso menjadi urea, menyerap

panas Q2 dalam jumlah yang lebih kecil dari Q1.Sintesa urea ini

berlangsung di dalam bejana tegak bertekanan 250 kg/cm2 dan

temperatur 200oC yang disebut reaktor urea.

b. Unit Purifikasi

Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan

ammonia di unit sintesis diuraikan dan dipisahkan dengan cara

penurunan tekanan dan pemanasan dengan dua langkah, penurunan

teknan yaitu pada 17 kg/cm2Hg dan 2,3 kg/cm2Hg. Hasil penguraian

berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery sedangkan

larutan ureanya dikirim kebagian kristaliser.

c. Unit Kristalier

16 Universitas Sriwijaya

Page 17: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Larutan urea dari unit purifikasi dikristalisasi pada unit ini secara

vaccum, kemudian kristal ureanya dipisahkan di alat centrifuge.

Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas

kristalisasi urea.

d. Pembutiran

Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai 99,8 % berat

dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling

tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata oleh distributor,

dan dari distributor dijatuhkan ke bawah dan menghasilkan produk

urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt

Conveyor.

e. Recovery Unit

Recovery unit berfungsi untuk menyerap sisa gas CO2 dan NH3 yang

keluar dari unit purifikasi dengan menggunakan air dan larutan urea

di dalam absorber untuk kemudian di daur ulang ke reaktor urea.

f. Unit Pengolahan Kondensat

Uap air yang terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan

dikondensasikan, sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat

kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer.Gas CO2

dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk

direcovery.Sedangkan air kondensasinya dikirim ke utilitas untuk

diolah kembali menjadi demin water.

3.2.3. Proses Utilitas

Unit utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas menyiapkan

kebutuhan operasional pabrik ammonia dan urea, khususnya yang berkaitan

dengan menggunakan bahan baku dan bahan pembantu lainnya. Selain itu

17 Universitas Sriwijaya

Page 18: laporan KP lab air ZAHRA.docx

utilitas juga menerima sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah

kembali ataupun dibuang agar tidak mengganggu lingkungan.

Pada ammonia plant selain sebagai bahan baku, gas alam dipakai juga

untuk pembakaran di-reforming dan auxiliary boiler ammonia. Sedangkan

pada offsite, gas alam dipakai pada gas turbin generator dan waste heat boiler.

3.2.4 Analisis Proses Kontrol Pada Pabrik Utilitas

Analisa yang dilakukan pada utilitas ini terdiri dari beberapa unit yaitu:

Water Treatmant : filtered water (air bersih)

Demin plant : demineralized water

Cooling water : air pendingin

Steam system : steam (uap air)

a. Water Treamant

Mengolah air sungai menjadi air bersih yang akan digunakan sebagai bahan

baku (steam) dan bahan baku pembantu (air minum/air pendingin).

Air sungai mempunyai komposisi rata-rata sebagai berikut :

pH : 6,9

Turbidity : 49

Ca hardness sebagai CaCO3, ppm : 5,5

Iron sebagai Fe, ppm : 20,6

Silica sebagai SiO2, ppm : 64

Air sungai diolah lebih lanjut dengan peralatan :

1. Floculator (Premix Tank)

Air sungai yang sudah dipompakan sebelum masuk floculator

diinjeksikan dulu dengan bahan-bahan kimia yang bertujuan supaya air

dan bahan kimia bercampur secara merata sehingga pada saat berada di

unit floculator air dan bahan kimia dapat bereaksi secara sempurna dalam

waktu yang relatif singkat.

Bahan-bahan kimia yang diinjeksikan adalah :

18 Universitas Sriwijaya

Page 19: laporan KP lab air ZAHRA.docx

a. Larutan Alum

Untuk memperbesar ukuran partikel koloid sehingga lebih membentuk

floc-floc dan lebih mudah mengendap.

b. Coagulant Aid

Untuk memperbesar partikel koloid maupun floc yang

terbentuksehingga proses pengendapan dapat berlangsung lebih cepat

dan lebih sempurna.

c. Chlorine cair

Berfungsi untuk membunuh bakteri

d. Caustic soda

Untuk mengatur pH air karena pada sistem flokulasi dengan

menggunakan alum pembentukan floc danpengendapan floc-floc yang

terbentuk berjalan dengan baik apabila kondisi air tersebut mempunyai

pH 5,5-6,0. Di area floculator di analisa pH dan chlorinenya saja.

2. Clarifying/ Penjernihan

a. Clarifier

Air yang telah bereaksi dengan bahan kimia di floculator dengan

membentuk floc-floc yang siap untuk mengendap, selanjutnya dikirim ke

clarifier untuk dipisahkan dari floc-flocnya yaitu dengan cara pengendapan.

Air bersih tersebut dipisahkan melalui over low dan yang terbentuk secara

otomatis dibuang melalui bagian bawah clrafier ke sewer. Di area clafier ini

dianalisa pH dan turbidity, di sini pHnya dijaga 5,5–6,2 sedangkan

turbiditynya dijaga 3,5 ppm.

b. Clear well

Air bersih yang keluar dari clarifier selanjutnya dikirim ke dalam clear

well, dimana alat ini pH dinetralkan. Fungsi dari Clear well adalah untuk

menampung air bersih sebelum disaring di-sand filter supaya alirannya dapat

dijaga konstan. Di laboratorium ini hanya menganalisa pH saja.

c. Filtering/penyaringan

19 Universitas Sriwijaya

Page 20: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Air dari clear well mengalir ke sand filter yang berfungsi untuk

memisahkan/menyaring kotoran ataupun endapan yang masih terdapat di

dalam air bersih.

Reaksi :

Al2(SO4)2 + 6H2O 2 Al(OH)3 + 3 H2SO4

H2SO4+ NaOH Na2SO4 + 2 H2O

2Cl + H2O HOCl + HCl

HOCl HCl + On

3. Demin Plant

Mengolah air bersih (filtered water) agar bebas dari zat-zat yang

terlarut di dalamnya sehingga didapatkan air yang bermutu tinggi dan

memenuhi persyaratan sebagai air umpan ketel pada pembangkit steam

bertekanan tinggi (105 kg/cm2) di pabrik ammonia dan pembangkit steam

tekanan 42 kg/cm2 di pabrik offsite.

Air demin yang biasanya dipakai sebagai bahan baku pembuatan uap

air (air umpan ketel).

Air yang digunakan harus air murni karena :

1. Mencegah terjadinya sisik “ di-tube” boiler dan pipa.

2. Menjamin steam yang dihasilkan murni karena akan mempengaruhi

efisiensiturbin.

3. Mengurangi korosi pada pipa-pipa atau tube dan dinding drum boiler.

4. Mengurangi blow boiler karena terjadinya endapan logam seperti adanya

larutan besi.

5. Mempengaruhi proses pembuatan NH3 di pabrik ammonia.

Demin plant terdiri dari :

1. Carbon filter, berisi activated carbon.

2. Cation resin, berisi resin kation.

3. Anion resin, berisi resin anion.

4. Mixed bed, berisi resin kation dan resin anion.

20 Universitas Sriwijaya

Page 21: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Proses pengolahan air bersih menjadi air murni :

1. Air bersih dari filter water tank dipompakan ke karbon filter yang berisi

activated karbon. Fungsi activated karbon adalah untuk mengikat zat-

zat organik dan khlorin yang terlarut dalam air karena khlorin bisa

merusak resin, saringan-saringan dan destributor pada cation

exchanger.

2. Air keluar carbon filter mengalir ke cation exchanger yang berfungsi

untuk menyerap atau mengikat ion-ion positif yang terlarut dalam air.

Air keluar exchanger biasanya dicek pH 3-4 dan FMA max 10 ppm.

3. Air keluar cation exchanger masuk ke anion yang berfungsi menyerap

atau mengikat ion-ion negatif, pH-nya dicek, konduktifitas dan silika.

4. Keluar anion exchanger mengalir ke mixed exchanger yang berisi dua

macam resin. Mixed bed berfungsi sabagai pembilasan terakhir untuk

mengikat/menyerap ion-ion positif dan negatif yang lolos dari kation

dan anion exchanger sehingga dihasilkan relatif lebih murni pH 6,2–6,8

konduktifitas di bawah 0,25 mmhos dan kandungan silika max 0,01

ppm.

4. Cooling Water System

Cooling water system atau air pendingin adalah suatu media yang

berfungsi untuk menyerap panas dari suatu proses atau peralatan dengan cara

perpindahan panas (heat transfer).

Cooling water system terbagi 3 sistem operasi, yaitu :

1. Open recirculating system

Air pendingin yang sudah dipakai yang keluar dari heat

exchangerakan didinginkan lagi dalam menara pendingin dengan

cara penguapan partial dan pelepasan panas latent penguapan,

kemudian air tersebut disirkulasikan kembali.

2. Closed recirculating system

Air pendingin yang sudah terpakai yang keluar dari suatu heat

exchangerakan didinginkan lagi seluruhnya dalam suatu heat

21 Universitas Sriwijaya

Page 22: laporan KP lab air ZAHRA.docx

exchanger yang lain dengan suatu media pendingin kemudian air

tersebut disirkulasikan kembali.

3. One through system

Air pendingin yang sudah terpakai yang keluar dari suatu heat

exchanger langsung dikeluarkan dari sistem tanpa disirkulasikan

kembali.Sistem air pendingin di PUSRI ini menggunakan open

recirculating system.

Sistem air pendingin ini terdiri dari :

a. Menara air pendingin

b. Bak air pendingin

c. Pompa air pendingin

d. Sistem injeksi

e. Induced Draft Fan (IDF)

Keberhasilan dari cooling water treamant tergantung pada banyak faktor,

antara lain:

a. Jenis treatmant yang digunakan

b. Kontrol yang baik terhadap parameter-parameter yang ditetapkan

c. Adanya pengertian dan penguasaan dari personil yang menangani

treatmant tersebut.

3.3. Pengertian Kesadahan

Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air

untuk mengendapkan sabun, sehingga keaktifan atau daya bersih sabun

menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Sabun adalah zat aktif permukaan

yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air sabun dapat

berbusa. Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium

(Ca2+) dan magnesium (Mg2+) di dalam air (Harjadi,1993).

22 Universitas Sriwijaya

Page 23: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap

sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk

emulsi secara efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat

mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen umumnya berada dalam

bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran

kesadahannya dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya

diarahkan pada penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan total

didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter

sampel air (Giwangkara, 2006).

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki

oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+,

Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent

metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk

garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang banyak

mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air sadah”,

atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium

bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa

dalam air. senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam

bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak (Harjadi,1993).

3.3.1. Kesadahan sementara

Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam

bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat

atau mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk

encapan CaCO3 atau MgCO3.

Reaksinya:

Ca(HCO3)2 → dipanaskan →  CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)

Mg(HCO3)2 →  dipanaskan    →    CO2 (gas)  +   H2O (cair)    +

MgCO3 (endapan)

3.4.2. Kesadahan tetap

23 Universitas Sriwijaya

Page 24: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan

karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi

dengan penambahan larutan soda – kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat

dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat

(padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.

Reaksinya:

CaCl2 +   Na2CO3 →   CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl   (larut)

CaSO4 +   Na2CO3 →   CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)

MgCl2 +   Ca(OH)2 →   Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)

MgSO4 +   Ca(OH)2 →   Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan

penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar

kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut “ kesadahan

karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut “kesadahan non-

karbonat”. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan

dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan

karbonat dan kesadahan noncarbonate tidak ada. Kesadahan mungkin

terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber

dan perlakuan dimana air telah subjeknya.

3.4. Metode Titrasi EDTA

Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui

titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka

terhadap semua kation tersebut. Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara

terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption

Spectrophotometry). Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini

(singkatan EDTA) bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika

ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika

sejumlah kecil Eriochrome Hitam T atau Calmagite ditambahkan ke suatu

24 Universitas Sriwijaya

Page 25: laporan KP lab air ZAHRA.docx

larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ±

0,1, larutan menjadi berwarna merah muda.

EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan

menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah

manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi

berwarna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus

muncul untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk

mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA

ditambahkan ke larutan buffer. Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah

dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator

Eriochrom Black T (EBT).

Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA

dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya

gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S.

EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai

indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak

ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan.

Kejelasan dari titik- akhir banyak dengan pH peningkatan.

Bagaimanapun, pH tidak dapat ditingkat dengan tak terbatas karena akibat

bahaya dengan kalsium karbonat mengendap, CaCO3, atau hidroksida

magnesium, Mg(OH)2 , dan karena perubahan celup warnai di ketinggian pH

hargai. Ditetapkan pH dari 10,0 ± 0,1 adalah satu berkompromi kepuasan.

Satu pembatas dari 5 min disetel untuk jangka waktu titrasi untuk

memperkecil kecenderungan ke arah CaCO3pengendapan (Raymond, 2003).

3.5. Dampak Negatif Air Sadah

Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak

atau hambar karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan

mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air

kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak

mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak yang

buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak

25 Universitas Sriwijaya

Page 26: laporan KP lab air ZAHRA.docx

apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau

kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011).

Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai memiliki

kandungan kapur yang banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka

mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada dinding pipa yang

menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil debit aliran air.

Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada

dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar

yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun yang semakin tinggi

(Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011).

Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu melewati batas

10 derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara lain

(Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011):

a.    Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam;

b.    Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;

c.    Pipa air menjadi terumbat;

d.   Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih.

Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat

menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal

tersebut dapat menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang

manusia. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang

menyumbat pipa dan keran. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan

diawasi ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan

biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan resin

pertukaran ion (Kris, 2006 dalam Resthy, 2011).

Air sadah membawa dampak negatif, yaitu

(Anonim, 2009 dalam Resthy, 2011):

1.      Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara

kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang dan

pemakaian sabun menjadi lebih boros;

2.      Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel

karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel.

26 Universitas Sriwijaya

Page 27: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan

bakar.

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan program kerja praktek yang dilakukan laboratorium analisis air

PT Pusri dimulai dari tanggal 3 Juni sampai 30 Juni 2015.

3.3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel air River Water dan Carbon Filter dilakukan 2 kali

seminggu dalam satu bulan tepatnya pada hari kamis di pabrik Pusri IB, II, III,

dan IV yang diambil sendiri oleh personil laboratorium.

3.3. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, mikro buret

10 mL, magnetic stirrer plate dan pipet glass. Sedangkan bahan yang dibutuhkan

adalah Buffer Hardness Solution pH 10, Disodium EDTA 0,01 M, Hydroxilamine

Hydroclorida 10%, indikator EBT (Erichrom Black T), indikator Murexid,

NaOH 30%, dan sampel air River Water dan Carbon Filter pabrik pusri I, II, III

dan IV.

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Total Hardness (Ca+Mg Hardness)

Pipet 10 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL, jika pH sampel lebih

kecil dari 7,0 maka tambahkan NH4OH.HCl 10%. Ditambahkan 2 mL Buffer

Hardness dan sedikit indikator EBT. Dititrasi dengan Disodium EDTA 0,01M

sampai warna larutan menjadi biru. Dibuat blanko dengan perlakuan yang

sama seperti poin 1-3 dimana sampel diganti dengan demin water dan dicatat

mL Disodium EDTA yang digunakan.

27 Universitas Sriwijaya

Page 28: laporan KP lab air ZAHRA.docx

Perhitungan :

Total Hardness sebagai CaCO3

ppm=( A−a ) xMEDTAx 100 x1000

VolumeSampel

3.4.2.Calsium (Ca) Hardness

Dipipet 10 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 1 mL

NH4OH.HCl 10% dan NaOH 10% sampai pH sampel menjadi 12. Ditambahkan

0,2 gram indikator Murexid (larutan menjadi berwarna merah), dititrasi dengan

Disodium EDTA 0,01M sampai warna larutan menjadi violet. Setelah itu, dibuat

blanko dengan perlakuan yang sama seperti poin 1-3 dimana sampel diganti

dengan demin water dan catat mL Disodium EDTA yang digunakan.

Perhitungan :

Ca Hardness sebagai CaCO3

ppm=(B−b ) xMEDTAx 40 x1000

VolumeSampel

Mg Hardness sebagai CaCO3

ppm=( ( A−a )−( B−b ) ) xM EDTA x 24,3 x1000

VolumeSampel

28 Universitas Sriwijaya

Page 29: laporan KP lab air ZAHRA.docx

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

Berdasarkan kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan di laboratorium

analisis air PT Pusri Palembang, maka didapatlah hasil data sebagai berikut:

5.1.1. Tabel Carbon Filter

Pusri IB Pusri II Pusri III Pusri IV

Volume contoh (mL) 50 50 50 50

Vol. Titrasi Total (mL) 0,92 0,92 0,90 0,46

Vol. Titrasi Ca (mL) 0,54 0,52 0,52 0,26

Mg (ppm) 2,10 2,21 2,10 1,10

Ca (ppm) 4,92 4,01 3,46 2,91

Total Hardness (ppm) 20,97 20,97 20,52 10,48

5.1.2. Tabel River Water

Pusri IB Pusri II & Pusri III Pusri IV

Volume contoh (mL) 50 50 50

Vol. Titrasi Total (mL) 0,96 0,84 0,98

Vol. Titrasi Ca (mL) 0,52 0,42 0,48

Mg (ppm) 2,43 2,32 2,77

Ca (ppm) 4,74 3,83 4,37

Total Hardness (ppm) 21,88 19,18 21,89

29 Universitas Sriwijaya

Page 30: laporan KP lab air ZAHRA.docx

5.2. Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengunakan metode titrasi, yaitu cara

penetuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan

menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur

volumenya secara pasti. Titran yang digunakan adalah Na2EDTA 0,01 M dan

akan berdisiosasi menjadi ion Na+ dan H2Y2 . Molaritas dan volume larutan

telah diketahui karena larutan ini merupakan larutan standar .Pada percobaan

ini juga ditambahkan buffer ph 10,Na2EDTA, dan EBT. Adanya penambahan

tersebut agar pHnya tetap atau tidak berubah-ubah.. Pada percobaan kali ini,

perhitungan Ca dilakukan sebanyak dua kali, hal tersebut dikarenakan

penambahan indikator yang terlalu cepat, dan suasana yang seharusnya asam.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total.

Sampel yang digunakan sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca).

Sampel ditambahkan dengan larutan buffer pH 10 karena indikator yang akan

digunakan yaitu indikator EBT, Setelah penambahan indikator Eriochrom

Black Tea (EBT) diperoleh larutan berwarna merah muda, selanjutnya dititrasi

dengan EDTA. Jika  EDTA dijadikan sebagai titran, maka larutan akan

berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Berdasarkan standar

kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air

minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.

Pada pH larutan dapat mengalami perubahan dengan adanya ion

hidrogen yang lepas pada saat titrasi. Dengan adanya pH dan EBT dapat

mencegah terbentuknya endapan logam hidroksida. Dilakukan standarisasi

dengan menggunakan larutan standar Ca2+. Larutan standar adalah  larutan

yang sudah diketahui nilai molaritasnya sehingga dapat menstandarisasi

larutan lain yang belum diketahui nilai molaritasnya. Jadi dengan melakukan

standarisasi pada percobaan ini untuk mengetahui nilai molaritas pada larutan

yang belum diketahui nilai molaritasnya.

Pada percobaan ini juga dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali,

pengulangan ini untuk menganalisa hasilnya. Hasil satu percobaan belum

tentu signifikan. Pengulangan tersebut untuk mengetahui data atau hasil itu

30 Universitas Sriwijaya

Page 31: laporan KP lab air ZAHRA.docx

signifikan atau tidaknya. Dalam proses titrasi ini terjadi perubahan warna,

karena adanya indikator EBT yang  mampu berikatan dengan ion Ca2+ dan

Mg2+. Adanya indikator ini yang dicampurkan sampel air atau pada saat

melakukan standarisasi larutan Na2EDTA 0,01 M akan mengalami perubahan

warna dan terjadi titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi itu terjadi pada saat

perubahan warna dan terjadi titik ekivalen. Perubahan warna yang terjadi

yakni, dari merah muda menjadi warna biru.

Kesadahan jumlah air disebabkan oleh kandungan garam kalsium dan

magnesium. Sewaktu larutan ion Mg2+ dan Ca2+ dititar dengan larutan EDTA dan

menggunakan indikator Erichrome Black T (EBT), pertama-tama EDTA akan

bereaksi dengan ion Ca2+, kemudian dengan ion Mg2+ dan terakhir membentuk

senyawa rangkai Mg-EBT. Oleh karena itu, warna larutan menjadi merah. Pada

pH 7-11, maka warna larutan pada titik akhir berubah menjadi dari merah menjadi

biru.

Langkah kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama sampel

dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian  ditambahkan dengan NaOH

sebanyak 2 mL. Fungsi penambahan NaOH disini yaitu untuk meningkatkan

pH sampel. Selanjutnya ditambahkan dengan mureksid. Mureksid berfungsi

sebagai indikator, setelah penambahan indikator mureksid dihasilkan larutan

warna merah muda. Menurut teori pada pH lebih tinggi 12, Mg akan

mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca2+ dengan indikator

mureksid. Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA sampai warna larutan

berubah menjadi ungu. Volume titran yang digunakan yaitu sebesar  3,3 mL

dengan kadar kalsium (Ca) sebesar 52,8 mg/L, artinya dalam 1 liter air

mengandung 52,8 mg kalsium (Ca).

Hasil perhitungan kesadahan total yang menunjukkan bahwa nilai

kesadahan river water dan carbon filter pusri IB, II, III, IV nilainya standar,

namun tidak tertutup kemungkinan suatu saat nanti kesadahan di sungai

tersebut akan terus meningkat dan melebihi dari apa ketetapan tersebut.

Karena aktifitas manusia yang terus meningkat yang menyebabkan

pencemaran air akan terus meningkat pula dan tidak adanya pencegahan

pencemaran lingkungan di daerah tersebut. Salah satu cara untuk menurunkan

31 Universitas Sriwijaya

Page 32: laporan KP lab air ZAHRA.docx

kesadahan adalah dengan melakukan resin penukar ion. Resin pelunak air

komersil dapat digunakan dalam skala kecil, tetapi tidak efektif untuk skala

besar.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan dilaboratorium analisis air

PT Pusri, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesadahan yang dipengaruhi adanya kandungan garam yang terlarut dari ion-

ion sadah seperti Ca2+,Mg2+,Fe2+.

2. Konsentrasi kesadahan terlalu tinggi dapat menyebabkan pengendepan

mineral Ca dan Mg yang dapat menyumbat pipa cooling water.

3. Nilai dari kesadahan air pada sempel air dipengaruhi kandungan garam yang

terlarut dari ion – ion sadah seperti Ca2+, Mg2+, dan Fe2+, serta sedikit

dipengaruhi oleh CO2 yang bebas dan jumlah NaCl yang besar sehingga hal

ini dapat meningkatkan kesadahan air.

4. Pengaruh yang ditimbulkan oleh air sadah adalah menyebabkan pengendapan

mineral penyumbatan saluran pipa dan keran. 

5. Penyebab air menjadi sadah adalah karenaadanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau

dapat jugadisebabkan karena adanya ion-ion lain daripolyvalent metal (logam

bervalensi banyak) sepertiAl, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam

sulfat,klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.

6.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan setelah pelaksanaan kerja praktek (KP) di

PT PUSRI sebagai bahan masukan bagi institusi tempat KP dan bagi pembaca

adalah sebagai berikut :

1. Pengujian perbanding antar input dan output dapat dilakukan juga untuk jenis

sampel air yang lainnya seperti air minum, air sungai, cooling water dan lain-

lain.

32 Universitas Sriwijaya

Page 33: laporan KP lab air ZAHRA.docx

2. Faktor keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dan diutamakan, terutama

dalam melakukan pekerjaan.

3. Kejujuran harus lebih diutamakan karena peniliti memiliki tanggung jawab

tehadap produk yang teliti.

4. Ketelitian dan kemampuan kerja praktikan lebih ditingkatkan.

5. Kecepatan dalam bekerja lebih ditingkatkan.

33 Universitas Sriwijaya

Page 34: laporan KP lab air ZAHRA.docx

DAFTAR PUSTAKA

Abidjulu, J. 2008. Analisis Kualitas Air Sungai Tanoyan Di Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Kimia. 08 (01): 18-30.

Chang,  Rymond.2003. Edisi Ketiga. Kimia Dasar. Jakarta.Erlangga.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Fardiaz, srikandi.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta.Kanisius.

Giwangkara S. 2006. Air Sadah. Yogyakarta: Kanisius

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta.PT Gramedia.

Husada, Bakti. 1995. Pelatihan Penyehatan Air. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah : A. Saptorahardjo, UI-Prees, Jakarta.

Lustiningrum. 2010. Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Terhadap Penurunan Kadar Kesadahan Air Sumur Di Desa Kismoyoso Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan. 10(01) 10-25.

Marsidi, R. 2011. Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal Teknologi Lingkungan. 11 (02): 8-15.

34 Universitas Sriwijaya