Laporan Komunitas Dewasa DM

29
LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN LANJUT KOMUNITAS AGREGAT DEWASA DENGAN MENDERITA DM DI KELURAHAN MOJO SURABAYA Disusun oleh: Widhiarti Maria Manungkalit Farida Umamah Arief Widya Prasetya PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

Transcript of Laporan Komunitas Dewasa DM

Page 1: Laporan Komunitas Dewasa DM

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN LANJUT KOMUNITAS

AGREGAT DEWASA DENGAN MENDERITA DM DI KELURAHAN

MOJO SURABAYA

Disusun oleh:

Widhiarti Maria Manungkalit

Farida UmamahArief Widya Prasetya

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2010

Page 2: Laporan Komunitas Dewasa DM

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daiabetes militus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya

semakin meningkat dari tahun ke tahun, World health organization (WHO)

memprediksi kenaikan jumlah pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada

tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030, bahkan Indonesia

menempati urutan keempat di dunia sebagai jumlah penderita diabetes mellitus

terbanyak setelah India, China dan Amerika (Pratiwi, 2007).

Pengobatan diabetes memerlukan waktu yang lama (karena diabetes

merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup) dan sangat

kompleks (tidak hanya membutuhkan pengobatan tetapi juga perubahan gaya

hidup) sehingga seringkali pasien tidak patuh dan cenderung menjadi putus asa

dengan program terapi yang lama, komples dan tidak menghasilkan kesembuhan.

Hasil penelitian di beberapa Negara, ketidak patuhan pasien diabetes dalam

berobat mencapai 40 – 50%. Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan

rata – rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di Negara

maju hanya sebesar 50% dan di Negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih

rendah. Tahun 2006 jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 14 juta

orang, dari jumlah itu baru 50% penderita yang sadar mengidap dan sekitar 30%

diantaranya melakukan pengobatan secara teratur (delamater, 2009; Pratiwi,

2007).

Perawat merupakan faktor yang mempengaruhi peran penting dalam

merubah perilaku pasien sehingga terjadi kondisi keseimbangan (equilibrium)

dalam diri pasien. Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana perawatan

komunitas pada kelompok dewasa dengan diabetes militus.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 2Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 3: Laporan Komunitas Dewasa DM

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas

agregat orang dewasa di Kelurahan Mojo termasuk upaya pencegahan dan

penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan.

Tujuan Khusus:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat orang

dewasa.

2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat orang dewasa.

3. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas agregat orang dewasa.

4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.

1.3 Manfaat

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang

ditujukan pada komunitas agregat orang dewasa di Kelurahan Mojo

diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Membantu orang dewasa lainnya melalui kelompok peernya baik dalam

institusi pendidikan formal maupun masyarakat luar.

2. Membantu orang dewasa dalam mencegah terjadinya perilaku berisiko.

3. Memberikan informasi data tentang orang dewasa dan risiko yang

mungkin terjadi.

4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan

terkait orang dewasa.

5. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak orang

dewasa dalam memberikan intervensi.

6. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam

memberikan penanganan orang dewasa dalam hal promotif dan preventif.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 3Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 4: Laporan Komunitas Dewasa DM

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dan Deskripsi Komunitas.

2.1.1 Definisi Komunitas

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan

sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat

dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah dewasa yang tergolong

kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait

perilaku tidak sehat.

2.1.2 Deskripsi wilayah Komunitas

Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat dewasa dengan

DM di kelurahan Mojo pada tanggal 20 desember 2010.

2.1.3 Besarnya Komunitas

Komunitas agregat dewasa dengan diabetes millitus yang menjadi sasaran

pengkajian adalah orang dewasa yang berusia 22 tahun – 55 tahun pada lingkup

RW 8 Kelurahan Mojo Surabaya.

2.2 Konsep DM

2.2.1 Pengertian

Kata Diabetes berasal dari Diabetus berarti banyak mengeluarkan

pancuran. Mellitus berarti : Madu atau gula (http//artikelindonesia.com). Diabetes

Mellitus adalah penyakit herediter dengan gangguan metabolik dari karbohidrat,

lemak dan protein, karena defisiensi dari fungsi insulin yang disertai dengan

degenerasi vaskuler dalam tubuh. Mungkin produksi insulin tinggi, tetapi

efektivitasnya rendah. Insulin diproduksi dalam kelenjar pankreas (pulau-pulau

Langerhans). Produksi insulin normal 40-50 unit/ 24 jam. Fungsi insulin untuk

merubah glukosa menjadi glycogen. Menurut Mansyoer (2001) Diabetes Mellitus

adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat

gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik misalnya

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 4Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 5: Laporan Komunitas Dewasa DM

pada mata, ginjal, syaraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis

dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Sedangkan menurut Susan Martin

Tucker (1998) Diabetes mellitus adalah Gangguan kronis yang ditandai dengan

metabolisme karbohidrat, dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin/

secara relatif kekurangan insulin : dua klasifikasi yang terpenting adalah type I :

Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) dan type II: Non Insulin –

Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM).

2.2.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Gambar 2.1 Patofisiologi diabetes Mellitus (Hudak & Gallo, 1999)

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 5Di Kelurahan Mojo Surabaya

DefisiensiInsulin

(absolut atau relatif)

↓Ambilan glukosa

↑Katabolisme Protein ↑Lipolisis

Hiperglikemia

↑Asam Amino

↑Kehilangan Nitrogen

↑Gliserol ↑Asam Lemak Bebas

↑Glukoneogenesis

Diuresis Osmotik Kehilangan Elektrolit Urine

↑Ketogenesis

↑Ketonemia

↑Ketonuria

Penipisan Volume Ketoasidosis

Asidosis MetabolikSyokKoma

Kehilangan hipotonik

Hiperosmolalitas

Page 6: Laporan Komunitas Dewasa DM

Karbohidrat merupakan komponen diet yang penting, karbohidrat yang

dimakan akan dicernakan menjadi monosakarida dan diabsorbsi terutama dalam

duodenum dan jejunum proximal. Sesudah diabsorbsi kadar glukosa darah akan

meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya akan kembali pada batas

dasarnya. Pengaturan fisiologi kadar glukosa darah sebagian tergantung dari:

1)Ekskresi glukosa, 2)Sintesis glikogen, 3)Glikoneogenesis dalam hati.

Selain itu jaringan-jaringan perifer, otot-otot dan adiposit juga mempergunakan

glukosa sebagai sumber energi, jaringan-jaringan ini ikut dalam mempertahankan

kadar glukosa darah, meskipun secara kwalitatif tidak sebesar kemampuan hati.

Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hepar dan yang dipergunakan

oleh jaringan-jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologi beberapa

hormon. Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai:

1) Hormon yang merendahkan kadar glukosa darah

2) Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah

Insulin merupakan hormon yang menurunkan kadar glukosa darah, dibentuk sel-

sel beta pulau-pulau Langerhans Pankreas. Sebaliknya ada beberapa hormon

tertentu yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah antara lain:

(1) Glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau Langerhans

(2) Epineprin yang disekresikan oleh medulla adrenal dan jaringan kromatin lain

(3) Glukokortikoid yang disekresikan oleh konteks adrenal

(4) Hormon pertumbuhan yang disekresikan oleh kelenjar hypopisis anterior

Keempat hormon ini membentuk suatu membentuk suatu mekanisme yang

mencegah timbulnya hipoglikemi akibat pengaruh insulin.

2.2.3 Etiologi.

Etiologi Diabetes Mellitus masih belum jelas atau belum dapat ditentukan

dari berbagai literatur yang telah dibaca oleh peneliti ada berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi serta mengganggu pembuatan insulin dan metabolisme

karbohidrat didalam sel-sel sehingga dapat menyebabkan hiperglikemia dan

glukosuria (Sylvia A. Price, 1997)

1. Faktor Keturunan

Pada keluarga yang mempunyai penderita Diabetes Mellitus ada kemungkinan

± 25% akan menurunkan pada anggota keluarga dekat yang lain.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 6Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 7: Laporan Komunitas Dewasa DM

2. Faktor Obesitas

Sekitar 80% penderita Diabetes Mellitus obesitas. Obesitas merupakan faktor

resiko untuk terjadinya Diabetes Mellitus, diketahui bahwa jumlah reseptor

insulin menurun ada obesitas dan penurunan berat badan, biasanya sebesar 20

pon.

3. Faktor Hormonal, meliputi: Pankretektomi, Alloxan, Zat anti insulin,

Penyakit-penyakit pancreas, Hipofisis, Suprarenal, Thyroid.

2.2.4 Tanda dan Gejala

Manifestasi klinik dikaitkan dengan konsekuensi tubuh terhadap metabolik

defisiensi insulin. Klien yang mengalami defisiensi insulin tak dapat

mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi glukosa

sesudah makan karbihidrat. Kalau hiperglikemia nya parah dan melebihi ambang

ginjal bagi zat tersebut, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini mengakibatkan

diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliurine) dan timbul

rasa haus (polidipsi). Karena glukosa hilang bersama urine, maka klien menderita

keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin

hebat (poliphagi) yang timbul akibat banyak kalori yang hilang dan klien

mengeluh lelah dan ngantuk.

Pada klien NIDDM dapat tidak memperlihatkan gejala apapun, pada

keadaan hiperglikemi yang lebih berat baru muncul gejala-gejala diatas. Biasanya

mereka tidak menderita ketoasidosis kalau hiperglikeminya parah dan klien tidak

memberi respon terhadap terapi diet, mungkin diperlukan terapi insulin untuk

menormalkan kadar glukosanya. Klien ini biasanya memperlihatkan kehilangan

sensitifitas perifer terhadap insulin eksogen.

Diabetes Mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga klien tidak

menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang terjadi lebih banyak,

buang air kecil sering, berat badan menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung

lama tanpa dapat diperhatikan. Seringkali gambaran klinis tidak jelas. Dari sudut

klien Diabetes sendiri hal yang sering menyebabkan klien datang berobat ke

dokter dan kemudian di diagnosis sebagai Diabetes ialah keluhan : Kelainan kulit

gatal, bisul, Kelainan ginekologis keputihan, Kesemutan, rasa baal, Kelemahan

tubuh, Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh, Infeksi saluran kemih

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 7Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 8: Laporan Komunitas Dewasa DM

2.3 Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian KomunitasDalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat orang dewasa

menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (dewasa) dengan

DM digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa,

nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi

meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan

dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi

(Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

I. Pengkajian

Data inti komunitas, terdiri dari:

1) Demografi: Jumlah dewasa keseluruhan, jumlah klien dewasa DM

menurut jenis kelamin, golongan umur.

2) Etnis: suku bangsa, budaya, status perkawinan, tipe keluarga.

3) Nilai, kepercayaan dan agama: nilai dan kepercayaan yang dianut oleh

klien dewasa berkaitan dengan gaya hidup, agama yang dianut, fasilitas

ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan

keagamaan yang dikerjakan oleh klien dewasa.

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut:

1. Lingkungan Fisik

a. Inspeksi:

Lingkungan rumah tempat orang dewasa tinggal, kebersihan lingkungan,

aktifitas orang dewasa di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield

survey dan observasi.

b. Auskultasi:

Mendengarkan aktifitas yang dilakukan orang dewasa dari tokoh masyarakat,

kader kesehatan, dan kader melalui wawancara.

c. Angket:

Adanya kebiasaan pada lingkungan orang dewasa yang kurang baik bagi

perkembangan orang dewasa.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 8Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 9: Laporan Komunitas Dewasa DM

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus orang dewasa, bentuk pelayanan

kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi orang dewasa

melalui wawancara.

3. Ekonomi

Jumlah orang dewasa yang telah bekerja, jenis pekerjaan.

4. Politik dan pemerintahan

Keikutsertaan orang dewasa dalam organisasi sosial dan politik di masyarakat,

kebutuhan orang dewasa terhadap terbentuknya organisasi orang dewasa

untuk mencegah terjadinya masalah pada orang dewasa, kebijakan pemerintah

tentang orang dewasa.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh orang dewasa untuk memperoleh

informasi pengetahuan tentang latihan dan nutrisi padapasien DM,

perubahan-perubahan yang terjadi pada orang dewasa baik secara fisik dan

psikologis dan masalah-masalah lain yang lazim terjadi pada orang dewasa.

Keikutsertaan orang dewasa pada pertemuan yang membahas masalah DM

pada orang dewasa.

b. Komunikasi informal

Komunikasi/diskusi yang dilakukan orang dewasa dengan orang lain,

keterlibatan orang lain dan lingkungan dalam menyelesaikan orang dewasa.

7. Pendidikan

Status pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh orang dewasa.

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan orang dewasa, tempat sarana penyaluran

bakat orang dewasa seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu

penggunaan.

2.3 Peran Perawat Komunitas Terkait Diabetic

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan

keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 9Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 10: Laporan Komunitas Dewasa DM

tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.

Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan

mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada

keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi

daripada individu dan keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Orang dewasa

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat orang dewasa

antara lain:

a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah

orang dewasa. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh

masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM,

NGO, BKKBN, PKBI dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan orang dewasa,

menetapkan penyedia pelayanan untuk orang dewasa.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat orang

dewasa, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus

penyakit dan risiko pada orang dewasa.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan orang dewasa, merancang rencana perawatan

untuk memenuhi kebutuhan orang dewasa, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan

mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak orang

dewasa di masyarakat dan orang dewasa di institusi formal, memberikan

pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan

kesehatan.

f. Konselor

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 10Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 11: Laporan Komunitas Dewasa DM

Membantu orang dewasa mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,

membantu orang dewasa mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait orang dewasa, mengaplikasikan hasil riset pada orang

dewasa, mendesiminasikan hasil riset.

h. Caregiver

Mengkaji status kesehatan komunitas orang dewasa, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana

tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi orang dewasa, menentukan

kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus orang dewasa terhadap pengambil

keputusan, mempersiapkan orang dewasa untuk mandiri.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 11Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 12: Laporan Komunitas Dewasa DM

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIABETES MILLITUS

Asuhan keperawatan agregat orang dewasa yang dilakukan di Kelurahan

Mojo menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian

status kesehatan orang dewasa, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader

kesehatan, orang dewasa dan orang tua, kelompok pengajian, pimpinan wilayah

setempat.

1. Pengkajian

Pengkajian pada agregat orang dewasa menggunakan pendekatan Community

as partner meliputi: data inti komunitas dan subsystem. Dan untuk asuhan

keperawatan menggunakan pendekatan teori Roy

2. Status perkawinan

100% dari responden sudah menikah.

3. Nilai, kepercayaan dan agama:

mayoritas responden beragama Islam yaitu 75%.

4. Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

1) Lingkungan Fisik

a. Inspeksi:

Tipe perumahan mayoritas permanen, jarak antara satu rumah yang

satu dengan lainnya sangat berdekatan. Kebersihan lingkungan terjaga

dengan baik, status kepemilikan sebagian besar rumah sendiri dan

sebagaian rumah kontrakan. Tampak aktifitas orang dewasa di beberapa

rumah karena sebagian besar ibu rumah tangga.

b.Auskultasi:

Hasil wawancara dengan kader, orang dewasa dan orang tua. Banyak

kegiatan yang ada pengajian rutin orang dewasa sekali seminggu di

majelis ta’lim dan qosidahan.

c. Angket:

Adanya kebiasaan pada lingkungan orang dewasa dengan DM yang

kurang baik karena sering jalan pagi tanpa menggunakan alas kaki.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 12Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 13: Laporan Komunitas Dewasa DM

2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan khusus orang dewasa dan konseling untuk orang

dewasa DM belum ada di wilayah kelurahan Mojo.

3) Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara perekonomian warga kelurahan mojo

kebanyakan membuka took bagi ibu rumah tangga selain itu ada juga yang

bekerja diluar rumah.

4) Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : pos keamanan di masing – masing RT

b. Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan orang dewasa berdasarkan

inspeksi dan wawancara adalah sepeda motor, dan angkutan umum.

5) Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi orang dewasa adalah

keikutsertaan orang dewasa dalam organisasi sosial di masyarakat serta

kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan orang dewasa.

6) Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh orang dewasa untuk

memperoleh informasi pengetahuan tentang diabetes militus,

perubahan-perubahan yang terjadi pada orang dewasa dengan DM baik

secara fisik dan psikologis dan masalah-masalah lain yang lazim

terjadi pada orang dewasa.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan orang dewasa di wilayah

Kelurahan Mojo meliputi data tentang diskusi yang dilakukan orang

dewasa dengan DM dalam menyelesaikan dan mencegah masalah

orang dewasa dengan DM, keterlibatan lingkungan dalam

menyelesaikan orang dewasa.

7) Pendidikan

Rata – rata pendidikan orang dewasa di kelurahan Mojo RW 8 sebagian

besar Perguruan Tinggi

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 13Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 14: Laporan Komunitas Dewasa DM

8) Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan warga biasanya ke mall yang

letaknya cukup dekat dengan pemukiman. Untuk pengembangan bakat orang

dewasa dibidang olah raga dan seni diwilayah kelurahan mojo terdapat

lapangan volly, lapangan bulutangkis, lapangan tenis meja, sanggar senam dan

fitness.

5. Analisis Data

Data Masalah Dari hasil wawancara telah didapatkan:1) Kelompok penderita DM

mengungkapkan telah melakukan olah raga secara teratur meskipun hanya berjalan kaki.

2) Kelompok penderita DM mengungkapkan melakukan olahraga tersebut tanpa menggunakan alas kaki yang memadai

3) Kelompok penderita DM mengatakan tidak mengetahui cara perawatan kaki.

4) Kelompok penderita DM mengatakan belum mengetahui atau melakukan senam kaki.

5) Hasil inspeksi didapatkan kaki tampak bersih dan belum tampak ada luka.

Resiko Cidera (ulcerasi pada kaki)

6. Diagnosa Keperawatan komunitas yang muncul adalah

Risiko cidera (peningkatan terjadinya ulcerasi pada kaki) berhubungan dengan

kurang pengetahuan

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 14Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 15: Laporan Komunitas Dewasa DM

7. Prioritas Masalah

Diagnosa keperawatan pada agregrate orang dewasa

Pentingnya penyelesaian masalah

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Perubahan positif untuk penyelesaian di komunitas

0 : tidak ada

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Penyelesaian untuk Peningkatan kualitas hidup

0 : tidak ada

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Total score

Resiko Cidera (ulcerasi pada kaki)

3 3 3 9

Kesimpulan:

masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah Resiko Cidera (ulcerasi pada kaki) dan yang direncanakan adalah pembentukan paguyuban DM karena dengan terbentuknya wadah untuk melakukan bagi penderita DM, dengan demikian penderita DM di wilayah Kelurahan Mojo akan mempunyai wadah atau organisasi sebagai tempat berbagi informasi tentang masalah yang sering dialami oleh orang dewasa terutama masalah kesehatan dan alternativ penyelesaiannya secara positif. Tujuan terbentuknya Paguyuban (kelompok) penderita DM ini adalah peduli kesehatan tersebut untuk memelihara serta meningkatkan status kesehatan penderita DM dewasa di wilayah Kelurahan Mojo.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 15Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 16: Laporan Komunitas Dewasa DM

b.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 16Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 17: Laporan Komunitas Dewasa DM

Rencana/ Intervensi keperawatan

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metoda Waktu Tempat

Resiko cidera

(peningkatan

terjadinya ulcerasi

pada kaki)

berhubungan

dengan kurang

pengetahuan

Jangka Panjang:

1) Terbentuknya paguyuban

DM dewasa di kelurahan

Mojo

2) Terbentuknya perilaku

yang sehat pada

penderita DM dewasa

yaitu perawatan

kesehatan kaki DM

Jangka Pendek:

1) Penderita mengelami

peningkatan pengetahuan

dalam melakukan

perawataan kaki

1) Lakukan pendekatan secara

informal dengan pengurus

organisasi kesehatan di RW

2) Diskusikan rencana pembentuk-

an paguyuban penderita DM

dewasa dengan aparat

pemerintah terkait berdasarkan

data yang diperoleh

3) Lakukan kemitraan dengan lintas

program dan sector yang terkait

dengan penderita DM dewasa:

dengan institusi Puskesmas

Ketua RW dan

Kader kesehatan

di kelurahan

Mojo.

Kepala seksi

Kesejahteraan

Sosial, Babinkam

tibmas

Puskemas

Komunikasi dan

informasi

Diskusi

Kerjasama

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metoda Waktu Tempat

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 17Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 18: Laporan Komunitas Dewasa DM

keperawatan

4) Lakukan kemitraan dengan LSM

yang berminat dengan kesehatan

penderita DM

5) Lakukan pembentukan peguyub-

an dengan cara rekruitmen

penderita DM untuk menjadi

pengurus paguyuban.

6) Beri penyuluhan pada seluruh

penderita DM dewasa yang ada

di wilayah kelurahan Mojo

tentang perawatan penderita DM

terutama pada perawatan kaki

yang termasuk senam kaki.

LSM DM

Penderita DM

Dewasa

Penderita DM

Dewasa

Kerjasama

Sosialisasi

Informed

Consent

Komunikasi

Informasi

Edukasi

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 18Di Kelurahan Mojo Surabaya

Page 19: Laporan Komunitas Dewasa DM

BAB 4

PENUTUP

1. Kesimpulan

1) Pengkajian dilakukan pada agregat dewasa dengan masalah DM dengan

menggunakan frame work ”Model Konsep Adaptasi oleh Roy” dengan

berbagai modifikasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi agregat yang

dikaji, sedangkan Metode yang digunakan adalah wawancara dan

observasi.

2) Masalah keperawatan yang ditemukan adalah Resiko cidera (peningkatan

terjadinya ulcerasi pada kaki) berhubungan dengan kurang pengetahuan.

3) Perencanaan keperawatan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi

adalah dengan melakukan pendekatan secara informal dengan pengurus

organisasi kesehatan di RW, mendiskusikan rencana pembentukan

paguyuban penderita DM dewasa dengan aparat pemerintah terkait,

lakukan kemitraan dengan lintas program dan sector yang terkait dengan

penderita DM dewasa, Lakukan kemitraan dengan LSM yang berminat

dengan kesehatan penderita DM, melakukan pembentukan peguyuban

dengan cara rekruitmen penderita DM untuk menjadi pengurus

paguyuban, memberikan penyuluhan pada seluruh penderita DM dewasa

tentang perawatan penderita DM terutama pada perawatan kaki yang

termasuk senam kaki

2. Rekomendasi

a. Perlu dilakukan pengkajian dengan total populasi agar hasilnya lebih

representatif.

b. Instrumen yang digunakan dalam pengkajian belum sesuai sehingga

hendaknya dilakukan modifikasi dan dilakukannya uji validitas dan

reliabilitas.

c. Perlu waktu yang panjang apabila melakukan kemitraan dengan lintas

program dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan dalam

menyelesaikan masalah.

Lapoaran Praktik Keperawatan Lanjut Komunitas Page 19Di Kelurahan Mojo Surabaya