Laporan Klorokuin Kel 5
-
Upload
fahmi-fasya -
Category
Documents
-
view
114 -
download
17
description
Transcript of Laporan Klorokuin Kel 5
Turunan Kuinolon
A. Tujuan
Untuk menentukan cara analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa
klorokuin.
B. Prinsip
Prinsip dasar analisis gravimetri:
1. Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada
stokiometri reaksi pengendapan,
2. Secara umum dinyatakan dengan persamaan aA + pP AaPp
3. `a` adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), `p` adalah
koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah
rumus molekul dari zat kimia ditentukan hasil reaksi yang tergolong
sulit larut (mengendap) yang ditentukan beratnya dengan tepat setelah
proses pencucian dan pengeringan.
4. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih
agar dicapai proses pengendapan yang sempurna.
5. Misalnya, pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan reaktsn pengendap ion
oksalat C2O42- dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut :
Ca2++ C2O42- CaC2O4(s)
6. reaksi yang menyertai pengeringan : CaC2O4(s) CaO(s) + CO2(g) + CO(g)
7. Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai
hasil yang menekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria, yaitu
proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya
berlsngsung sempurna dan endapan analit yang dihasilkan diketahui
dengan tepat komosisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi,
tidak bercampur dengan zat pengotor.
C. Dasar Teori
Analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan
jumlah zat tertentu yang ada didalam suatu sampel, ada dua aspek penting
dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini
dilandasi oleh kelarutan, keasaman pembentukan senyawa kompleks, oksidasi
reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air
dan yang lainnya pelarut organik.
Klorokuin adalah 4-aminokuinolin yang digunakan untuk mengobati
dan mencegah malaria. Plasmodium falciparum yang resistensi terhadap
klorokuin tersebar di seluruh dunia, membuat klorokuin tidak bermanfaat
untuk plasmodium tersebut, tetapi klorokuin masih tetap efektif untuk
mengobati infeksi P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Seperti 4-
aminokuinolin lain, klorokuin tidak berkhasiat untuk pengobatan radikal.
Klorokuin bersifat basa lemah. Klorokuine umumnya berbentuk
serbuk hablur putih/ sedikit kuning, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutannya
sangat sukar larut dalam air, larut dalam asam encer, dalam kloroform dan
dalam eter.
Struktur kimia :
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi + rak tabung reaksi
b. Alat destilasi
c. Pipet tetes
d. Gelas ukur
e. Corong pisah
f. corong
2. Bahan
a. Kloroform
b. Aquades
c. NH4OH
d. Pereaksi Dragendorff
E. Prosedur1. Isolasi Klorokuin Fosfat
+ NH4OH agar
jadi basa
Ambil fase kloroform
2. Analisis Kualitatif Klorokuin
a. Sampel + Dragendorf endapan coklat
b. Sampel + Mayer endapan putih
c. Sampel + pereaksi Erlich kuning
Sampel
Larutkan dalam Aquades, masukkan dalam tabung centrifuga
Dekantasi
Filtrat
Fase Kloroform Fase Air
Destilasi
Residu
Klorokuin basa + Kloroform, ECC.
Centrifuga selama 10 menit
3. Analisis Kuantitatif Klorokuin
F. Data Hasil Pengamatan
1. Labu Kosong
No. Labu Kosong (setelah dioven) (g)
1. 161,24
2. 161,24
3. 161,24
Analit
Masukkan ke dalam Labu destilat yang telah di oven
Simpan di desikator lebih kurang 30 menit
Timbang analitnya
Destilasi selama lebih kurang 1 jam sampai terdapat destilat
2. Berat Labu dan Analit
No. Berat Labu dan Analit (g)
1. 161,44
2. 161,44
3. 161,44
3. Perhitungan
Kadar klorokuin fosfat
Berat klorokuin fosfat dalam keseluruhan sampel
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah klorokuin
fosfat dengan menggunakan metode Gravimetri. Klorokuin bersifat basa
lemah karena merupakan turunan dari alkaloid yang mempunyai cincin N-
heterosiklik dan atom N ini mempunyai pasangan elektron bebas menurut
teori asam basa Lewis. Klorokuin larut dalam pelarut organik dan kebanyakan
alkaloid bersifat basa, sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan
elektron pada nitrogen, analisis kimia yang digunakan untuk menetapkan
kadar suatu zat atau suatu senyawa obat dalam klorokuin ini berbentuk tablet
karena klorokuin tersebut merupakan obat antimalaria kelompok 4
aminokuinolin. Sedangkan klorokuin fostafnya mudah larut dalam air, dan
sukar larut dalam etanol, eter, dan kloroform.
Sebelum dilakukan analisis kuantitatif, sampel diisolasi dahulu
dengan cara dilarutkan dalam aquades lalu dimasukkan ke dalam tabung
centrifuga dan disentrifuga selama lebih kurang 30 menit, lalu di dekantasi.
Filtrat yang dihasilkan ditambahkan 30 ml Natrium Hidroksida untuk
membentuk klorokuin bebasnya. Setelah itu ditambahkan kloroform lalu di
ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah, fase air ada di atas dan fase
klorofrom di bawah, karena bobot jenis kloroform lebih besar dari pada air,
yaitu 1.49 gram/cm3 dan bobot jenis air 1 gram/cm3. Fase kloroform diambil
lalu di destilasi.
Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali
uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi adalah pemurnian
zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat.
Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat
yang jatuh sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai
residu. Destilatnya kemudian didinginkan di desikator untuk menghilangkan
air dan sisa pelarut, setelah itu ditimbang sampai beratnya konstan.
H. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kadar klorokuin
fosfat dalam sediaan tablet adalah 63,743%.
I. Daftar Pustaka
Dewi, Indriati. 2009. “Analisis Gravimetri”. [online]. Tersedia :
http://www.slideshare.net/IndriatiDewi/52895684.analisis
gravimetri.html. (diakses pada senin, 23 Februari 2014, pukul 20:15
WIB).
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi ketiga 1979. Jakarta: Depkes RI.
Fitrianingsih, Dwi,dkk. 2009. Farmakologi. Yogyakarta : Muha Medika.
Gandjar, G.I. Rahman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Herman, J.R. 1955. Analisis Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2000. Obat-obat Penting. Jakarta : PT Elex Media Kompotindo.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
ASAM HIDROKSI BENZOAT DAN TURUNANNYA
(Penentuan Kadar Klorokuin dalam Sediaan Tablet)
Oleh :
KELOMPOK 5
Siti Nuraeni 31111044
Tiya Resyca Yuniarti 31111048
FARMASI 3A
PRORGAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2014