Laporan Klinik KPGS(1)

18
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan satu diantara komoditas peternakan yang menjadi sumber gizi dan protein hewani masyarakat Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan makanan bergizi juga semakin meningkat. Oleh sebab itu pemenuhan kebutuhan pangan asal hewan khususnya susu di Indonesia harus ditingkatkan pula. Pengembangan usaha sapi perah merupakan salah satu alternatif dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Usaha ternak sapi perah di Indonesia didominasi oleh skala kecil dengan kepemilikan ternak kurang dari empat ekor (80%), empat sampai tujuh ekor (17%), dan lebih dari tujuh ekor (3%) (Pradana 2010). Sapi perah yang dipelihara oleh peternak di Indonesia adalah Friesian Holstein (FH) yang memiliki produktivitas paling tinggi diantara ras sapi perah lainnya. Sapi FH dapat menghasilkan susu lebih dari 6350 kg/tahun, bahkan diantara sapi-sapi tersebut ada yang mampu berproduksi hingga 25.000 kg/tahun. Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah penghasil susu di Jawa Barat. Kabupaten Garut memiliki dua koperasi yang berfungsi untuk menampung dan memasarkan susu sapi peternak anggota ke industri pengolah susu. Koperasi- koperasi tersebut terdapat di wilayah Bayongbong dan Cikajang. Dengan keberadaan koperasi ini diharapkan dapat mendorong perekonomian rakyat pedesaan serta dapat meningkatkan usaha koperasi bersangkutan. Dokter hewan berperan penting dalam manajemen kesehatan sapi perah tersebut. Kemampuan medis pada hewan besar sangat diperlukan bagi mahasiswa calon dokter hewan,

description

Kasus klinik yang ditemukan di KPGS Cikajang selama magang koasisda

Transcript of Laporan Klinik KPGS(1)

Page 1: Laporan Klinik KPGS(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Susu merupakan satu diantara komoditas peternakan yang menjadi sumber gizi

dan protein hewani masyarakat Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan

makanan bergizi juga semakin meningkat. Oleh sebab itu pemenuhan kebutuhan pangan

asal hewan khususnya susu di Indonesia harus ditingkatkan pula. Pengembangan usaha

sapi perah merupakan salah satu alternatif dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat

Indonesia. Usaha ternak sapi perah di Indonesia didominasi oleh skala kecil dengan

kepemilikan ternak kurang dari empat ekor (80%), empat sampai tujuh ekor (17%), dan

lebih dari tujuh ekor (3%) (Pradana 2010). Sapi perah yang dipelihara oleh peternak di

Indonesia adalah Friesian Holstein (FH) yang memiliki produktivitas paling tinggi

diantara ras sapi perah lainnya. Sapi FH dapat menghasilkan susu lebih dari 6350

kg/tahun, bahkan diantara sapi-sapi tersebut ada yang mampu berproduksi hingga 25.000

kg/tahun.

Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah penghasil susu di Jawa Barat.

Kabupaten Garut memiliki dua koperasi yang berfungsi untuk menampung dan

memasarkan susu sapi peternak anggota ke industri pengolah susu. Koperasi-koperasi

tersebut terdapat di wilayah Bayongbong dan Cikajang. Dengan keberadaan koperasi ini

diharapkan dapat mendorong perekonomian rakyat pedesaan serta dapat meningkatkan

usaha koperasi bersangkutan.

Dokter hewan berperan penting dalam manajemen kesehatan sapi perah tersebut.

Kemampuan medis pada hewan besar sangat diperlukan bagi mahasiswa calon dokter

hewan, terutama bagi mahasiswa yang ingin menjadi praktisi hewan besar dikemudian

hari. Berdasarkan hal tersebut, Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan visi Tridarma

Perguruan Tinggi melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait melalui kegiatan

praktik lapangan pelayanan reproduksi yang merupakan bagian dari program Pendidikan

Profesi Dokter Hewan (PPDH) luar kampus yang mengambil tempat di Koperasi

Peternak Garut Selatan, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Sukabumi.

Page 2: Laporan Klinik KPGS(1)

Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan Pelayanan Kesehatan Sapi Perah

adalah:

1. Mempelajari dan melatih keterampilan terutama yang berkaitan dengan program

kesehatan hewan, yang meliputi pemeriksaan kesehatan serta penanganan kasus

klinis maupun reproduksi pada sapi perah.

2. Memperluas wawasan dan menambah pengalaman dalam mengatasi permasalahan

medis di lapangan.

3. Memperoleh gambaran umum di lapang yang berkaitan dengan kesehatan hewan.

Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Praktek Lapang Pelayanan Kesehatan Sapi

Perah adalah:

1. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sebagai calon dokter hewan agar

mampu mendiagnosa dan memberikan terapi yang tepat pada berbagai kasus penyakit

yang terjadi di lapangan.

2. Membentuk cara berkomunikasi dalam berinteraksi dengan peternak mengenai

manajemen pemeliharaan dan kesehatan sapi perah.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktek Lapangan Pelayanan Kesehatan Klinik Sapi Perah PPDH FKH

IPB dilaksanakan mulai tanggal 18 Mei 2015 sampai dengan 13 Juni 2015 di Bagian

Kesehatan Hewan-Inseminasi Buatan (Keswan-IB) KPGS Cikajang, Kecamatan

Cikajang, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat.

Mahasiswa Partisipan

Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PPDH luar kampus bagian Sapi Perah di

KPGS Cikajang antara lain:

1. Arian Putra, SKH (B94134306)

2. Eko Prasetyo Nugroho, SKH (B94134319)

3. Hery Nur Ichsan, SKH (B94134325)

4. M. Denny Sapto Prasetyo, SKH (B94134335)

Metode Kegiatan

Page 3: Laporan Klinik KPGS(1)

Kegiatan dilaksanakan melalui peran aktif bersama petugas Bagian Keswan-IB

KPGS Cikajang dalam memberikan pelayanan kepada peternak. Kegiatan yang

dilaksanakan berupa penanganan dan pelayanan kasus klinik, kebidanan dan gangguan

reproduksi. Selain itu, dilakukan evaluasi dan diskusi permasalahan yang sering muncul

di lapangan dengan dokter hewan, paramedik, dan peternak.

GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN

Lokasi dan Letak Geografis KPGS Cikajang

Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) Cikajang terletak di Desa Cibodas,

Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.Lokasi KUD sangat strategis untuk kelancaraan

arus transportasi, karena dilalui oleh jalan utama kabupaten sehingga memudahkan keluar

masuknya kendaraan di KUD. Wilayah Kecamatan Cikajang berbatasan dengan wilayah

kecamatan lain yaitu:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bayongbong

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamulihan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Banjarwangi

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cisurupan

Kecamatan Cikajang bertemperatur 17-27º C dengan kelembaban 70-85 % dan

curah hujan rata-rata 2.800 per tahun. Daerah Cikajang merupakan daerah perbukitan

dengan ketinggian 1.250-1.400 m di atas permukaan laut sehingga daerah Cikajang cocok

digunakan sebagai tempat pengembangan sapi perah.

Page 4: Laporan Klinik KPGS(1)

HASIL

Tabel 1 Rekapitulasi kasus klinis yang ditemukan selama PPDH luar kampus di KPGS Cikajang

No KasusGejala Klinis Terapi

Lapangan Literatur Lapangan Literatur1. Mastitis klinis

(1 kasus)

Mastitis subklinis (1 kasus)

Kuartir yang mengalami mastitis bengkak dan sakit ketika dipalpasi

Produksi susu menurun, namun tidak mengalami perubahan fisik pada susu, saat di perah sapi mengalami rasa sakit dengan tanda menendang

Gejala klinis mastitis klinis yaitu adanya perubahan pada ambing dan air susu yang dihasilkan (Sudono et al. 2003).

Gejala klinis mastitis subklinis yaitu tidak ditemukan adanya perubahan pada ambing serta sifat fisik susu terlihat normal, akan tetapi terjadi penurunan produksi susu (Sudono et al. 2003).

T/ Shotapen® LA 10

mL IM(dosis 1 mL/10-20 kg BB)

T/ Cyron® 10 mL

IM (dosis 10 mL/ekor hewan besar)

Vitaplex® 10 mL IM (dosis 5 mL/200 kg BB)

Disinfeksi puting dengan alkohol dan infusi antibiotik intra mamaria bisa mengatasi mastitis.

Injeksi kombinasi penicillin, dihydrostreptomycin, dexamethasone dan antihistamin dianjurkan juga.

Antibiotik akan menekan pertumbuhan bakteri penyebab mastitis, sedangkan dexamethasone dan antihistamin akan menurunkan peradangan (Schwarz 2006).

2. Suspect Helminthiasis(2 kasus)

Sapi 1 Dara, kurus, pertumbuhan

lambat, rambut kusam dan terdapat kerak pada kulit, nafsu makan menurun

Helminthiasis merupakan penyakit akibat infestasi parasit internal berupa cacing pada individu (hewan) yang menjadi inangnya.

Gejala klinis helminthiasis antara lain: diare (terkadang berlendir), lemah, kurus, rambut di seluruh tubuh kusam dan berdiri, pertumbuhan lambat, nafsu makan menurun

Sapi 1T/ Fluconix® 8 mL

SC (dosis 2 mL/50 kg BB)

Vitaplex® 5 mL IM(dosis 5 mL/200 kg BB)

Pemberian albendazole (Alvarez et al. 2009)

Sanitasi kandang dan lingkungan

Kualitas pakan (Medion 2013)

Page 5: Laporan Klinik KPGS(1)

Sapi 2 Pedet, kurus,

pertumbuhan lambat, rambut kusam, terdapat kerak pada kulit, nafsu makan menurun, diare.

T : 38.6oC, HR: 100 kali/menit, RR: 16 kali/menit

(Munadi 2011; Subronto 2003)Sapi 2T/ Fluconix® 4 mL

SC (dosis 2 mL/50 kg BB)

Vitaplex® 2.5 mL IM (dosis 5 mL/200 kg BB)

3. Paresis(1 kasus)

Sapi dengan kebuntingan 7 bulan mengalami ketidaksanggupan berdiri selama 3 hari dan tidak mau makan.

T: 38,4 °C, HR: 64 kali/menit, RR: 24 kali/menit

Gejala klinis yang muncul antara lain (Manan 2001):AnoreksiaPenurunan suhu tubuh InkoordinasiKetidaksanggupan berdiriLipatan leher berbentuk huruf SPupil mata tidak reflek terhadap

cahayaSupresi urinasi serta defekasi

Hari 1T/ Strongvit®

Peroral (dosis 200 mL/ ekor)

Hari 2T/ Thiamin® 10 mL

IM (dosis 1 mL/100 kg BB)

Vitaplex® 15 mL IM (dosis 5 mL/200 kg BB)

Vetadryl® 10 mL IM (dosis 1-2.5 mL/100 kg BB)

Infus NaCl 150 mL SC

Penanganan hipokalsemia dilakukan dengan pemberian preparat kalsium glucoronas secara intravena (Ayelo 2000).

Page 6: Laporan Klinik KPGS(1)

4. Ring Worm (2 kasus)

Sapi 1 Pedet umur 3 bulan

mengalami rambut rontok dan berkerak dengan kebotakan di leher dan kaki kanan belakang.

Sapi 2 Pedet umur 9 bulan

mengalami rambut rontok dan berkerak dengan kebotakan di kaki kiri belakang

Alopesia, berkerak, lesio biasanya terdapat di bagian kepala, leher, badan, dan kaki

Tidak ada rasa gatal, rambut patah, dan kerak putih keabuan (Fraser 1991).

Sapi 1T/ Vitaplex® 2 mL

IM (dosis 5 mL/200 kg BB)

Intermectin® 1 mL SC (dosis 1 mL/50 kg BB)

Sapi 2T/ Vitaplex® 2 mL

IM (dosis 5 mL/200 kg BB)

Intermectin® 1.5 mL SC (dosis 1 mL/50 kg BB)

Salep topical mengandung asam benzoate, asam salisilat, sulfur dan iodine (Fraser 1991).

5. Pneumonia(1 kasus)

Sapi umur 3 tahun mengalami anoreksia, lemas, terdapat discharge pada hidung, dan suara paru-paru tidak bersih.

T: 38,6 °C, HR: 84 kali/menit, RR: 24 kali/menit

Gejala klinis pneumonia yaitu respirasi yang cepat, napas sesak, batuk, adanya nasal discharge, bahu atau os scapula diregangkan (adductio) (Divers dan Peek 2008).

T/ Interflox® 15 mL

IM (dosis 1ml/20-40 kg BB )

Vitaplex® 10 Ml (dosis 5 mL/200 kg BB)

Thiamin® 5 mL IM (dosis 1 ml/100 kg BB)

Antibiotik mengandung enrofloxcacin 2-5 mg/ Kg.

Antibiotik oxytetracyclin yang dikombinasikan dengan sulfadimethoxine 1mg/kg BB (Divers dan Peek 2008)

Page 7: Laporan Klinik KPGS(1)

6. Interdigital dermatitis hyperplasia (1 kasus)

Interdigital dermatitis ulceratif (1 kasus)

Sapi 1 Sapi dara 18 bulan

mengalami kepincangan pada kaki kanan belakang.

Adanya kebengkakan di daerah interdigitalis.

Sapi 2 Sapi umur 3 tahun sulit

berdiri dan tremor di kaki kiri depan. Saat palpasi ada trombus di interdigitalis dan mengalami kesakitan.

Kepincangan secara tiba-tiba pada kaki yang terserang disertai dengan adanya peradangan pada ruang interdigitalis, bagian corium atau matriks di daerah koronaria, berwarna merah dan membentuk abses kecil atau dapat juga meluas ke daerah sekitar kuku karena terjadi inflamasi dan nekrosis jaringan di sekitarnya.

Bila kejadiannya parah, kuku dapat lepas dan hewan tidak mampu berdiri dan bergerak karena menahan sakit yang hebat (Dewell 2009)

Sapi 1T/ Sulpidon® 10 mL

IM (dosis 10-20 mL/200-400 kg BB)

Sapi 2T/ Phenylject® 15

mL IM (dosis 1 mL/20 kg BB)

Pembersihan kuku dengan antiseptik.

Pemberian Antibiotik (Penicillin, oksitetrasiklin, atau sulfonamid)(Dewell 2009).

7. Coxitis (2 kasus)

Sapi 1 Sapi betina dengan umur

2 tahun mengalami kebengkakan di bagian lateral panggul kanan. Saat dipalpasi terasa panas, bengkak, sapi mengalami kesakitan, dan ada sedikit nanah.

Sapi 2 Sapi betina umur 3 tahun

diinspeksi di bagian lateral panggul kanan dan kiri terdapat benjolan.

Saat dipalpasi terasa

Timbul gejala peradangan seperti panas, bengkak, kemerahan, dan adanya rasa sakit.

Saat dipalpasi terasa adanya fluktuasi akibat penimbunan cairan purulen dalam jaringan.

Abses yang terbentuk di bawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan (Tilley & Smith 2000).

Sapi 1 dan 2:T/ Salep ichtiol

dioles secara topical pada abses.

Phenylject 15 mL IM (dosis 1 mL/20 kg BB)

Salep Ichtiol secara topical. Drainase abses (nanah)

menggunakan rivanol 2 %, kemudian diberi analgesik dan antibiotik (Aiello et al. 2000).

Page 8: Laporan Klinik KPGS(1)

Post-Coxitis (1 kasus)

bengkak, keras, dan panas.

T: 38,8 °C

Sapi 3 Sapi betina umur 3 tahun

terdapat abses terbuka di bagian lateral dari paha kanan. Masih terdapat nanah di abses tersebut.

T: 38,4 °C, HR: 68 kali/menit, RR: 24 kali/menit

Sapi 3T/ Phenyject® 10

mL IM (dosis 1 mL/20 kg BB)

Vitaplex® 10 mL IM (dosis 5 mL/200 kg BB)

Levertran secara topical dioles pada abses.

Page 9: Laporan Klinik KPGS(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aiello SE, M ays A, Amstruttz HE, Anderson DP, Amour J, Jeffcott LB, Loew FM, and Wolf AM. 2000. The Merck Veterinary Manual. 8th ed. USA: Merk & co, Inc.

Alvarez L, G Moreno, L Moreno, L Ceballos, L Shaw, I Fairweather, C Lanusse. 2009. Comparative assessment of albendazole and triclabendazole ovicidal activity on Fasciola hepatica eggs. Vet Paracitol. 164: 211-216

Dewell G. 2009. Foot Root in Beef Cattle. Iowa (USA): Iowa State University of Science and Technology

Divers TJ, Peek SF. 2008. Disease of Dairy Cattle. 2nd Ed. Missouri (US): Saunders Elsevier.

Fraser CM. 1991. Merck Veterinary Manual: Handbook of Diagnosis, Therapy, Disease Prevention and Control for the Veterinarian.USA (US): Merck `and Co.inc

Pradana MN. 2010. Pengembangan usaha sapi perah di Indonesia [internet]. [diunduh 2015 Juni 6]. Tersedia pada: http://iasa-pusat.org/artikel/pengembangan-usaha-sapi-perah-di-indonesia.html

Manan D. 2002. Ilmu Kebidanan Pada Ternak. Jakarta: Proyek Peningkatan Penelitian Perguruan Tinggi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Medion. 2013. Cacingan pada sapi jangan dianggap enteng [internet]. [diunduh 2015 Juni 7]. Tersedia pada: http://info.medion.co.id/index.php/artikel/hewan-besar/penyakit/cacingan-pada-sapi.html

Munadi. 2011. Tingkat infeksi cacing hati kaitannya dengan kerugian ekonomi sapi potong yang disembelih di rumah potong hewan wilayah Keresidenan Banyumas. Agripet. 11(1): 45-50.

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia) I. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press.

Sudono, A, Fina, R, dan Budi, S. S. 2003. Beternak Sapi Secara Intensif – Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis. Tangerang : AgroMedia Pustaka.

Schwarz S. 2006. Antimicrobial resistance in Staphylococci and Streptococci of animal origin. Di dalam: Aarestrup FM, editor. Antimicrobial Resistance in Bacteria of Animal Origin. Washington DC: ASM Pr.

Tilley SP, Smith FWK. 2000. The 5 Minutes Veterinary Consult 2nd Ed. USA: Marylan

Page 10: Laporan Klinik KPGS(1)

Golongan Nama Dagang Bahan Aktif Dosis AplikasiAntibiotik Intertrim LA Sulfadiazine 200 mg/ml

Trimethroprim 40 mg/ml1 ml/10-15 kgBB

IM

Cotrimazole Sulfametoksazol 800 mg/kapletTrimethropime 160 mg/kaplet

2-4 kaplet/ekor

Intrauterine atau PO

Limoxin 25

Interflox

Oxytetracycline HCl 25 mg/mlGentian Violet 5 mg/ml

Ciprofloxacine100mg/ml 1ml/20-40 kg BB

Topikal

IM

Antihistamin Vetadryl Dipenhydramine HCl 20 mg/ml 0,25-0,5 mg/kg BB

IM

Antispasmodik Papaverine Papaverine HCl 40 mg/ml IMAnalgesik, antipiretik, antispasmodik

Sulfidon

Phenylject (Aman hewan bunting)

Dipyrone 250 mg/mlLidocaine 2%Phenylbutazone 200 mg/ml

10-20 ml/200-400 kg/BB

IM/SC

Hormon EstrogenCapriglandin Inj.

EstrovetDinoprost tromethamine 5,5 mg/mlBenzyl alcohol 12 mg/ml

5 ml/ekor2 ml/ekor

IM, submukosa vulva

Vitamin dan mineral

Calcidex Plus Kalsium boroglukonat 500 mg/mlMagnesium chlorideHexahydrate 67 mg/mlSodium hypophosphiteMonohydrate 20,6 mg//mlBoric acid 100 mg/ml

100-200 ml atau 200-400 ml/kgBB

IV/SC

Introvit E selen Vitamin EAlpha tocopherolacetat 50 mg/ml

2 ml/10 kgBB

IM

Vitol 140 Vitamin ARetanol Palmitat 80000IU/mlVitamin D3Cholecalciferol 40000 IU/mlVitamin EAlphatocoferolasetat 20 mg/ml

10 ml/ekor (dewasa)5 ml/ekor (anak-anak)

IM

ADE VITInj

Vitamin A 50000 IU/mlVitamin D3 10000 IU/mlVitamin E 10000 IU/mlVitamin B1 2,5 mg/mlVitamin B6 1,5 mg/mlVitamin K3 1,5 mg/mlVitamin C 25 mg/ml

5 ml/lb IM

Neurobion 5000 Vitamin B1 HCl 100 mg/ampulVitamin B6 HCl 100 mg/mlVitamin B12 5000 mcg/ampul

IM/IV

B Sanplex(50 ml)

Vitamin B1 50 mgVitamin B6 100 mgVitamin B12 1000 mcgATP 3 mg

10-20 ml/ekor

IM

Page 11: Laporan Klinik KPGS(1)

Lampiran 1 Daftar Obat yang digunakan di KPGS Cikajang

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN (PPDH)

PRAKTEK LAPANGANPELAYANAN KESEHATAN KLINIK SAPI PERAH

DI WILAYAH KOPERASI PETERNAK GARUT SELATAN (KPGS) KECAMATAN CIKAJANG, KABUPATEN GARUT

18 MEI – 13 JUNI 2015

Oleh :

Arian Putra, SKH B94134306

Eko Prasetyo Nugroho, SKH B94134319

Hery Nur Ichsan, SKH B94134325

M. Denny Sapto Prasetyo, SKH B94134335

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

Page 12: Laporan Klinik KPGS(1)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015