CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

33
Penatalaksanaan Diet Pada Pasien CKD st V ec. Dalam Pelacakan, DM 2 NO, CHF cf III ec. Susp. HHD/IHD PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 1

description

Blok klinis

Transcript of CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Page 1: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Penatalaksanaan Diet Pada Pasien CKD st V ec. Dalam

Pelacakan, DM 2 NO, CHF cf III ec. Susp. HHD/IHD

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

1

Page 2: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

BAGIAN 1. ASSESSMENT

A. ANAMNESIS

1. Identitas Pasien

Nama : Bpk. S No RM : 1-22-70-35

Umur : 54 tahun Ruang : B1/4 kelas 2

Sex : Laki-laki Tgl Masuk : 23 November 2009

Pekerjaan : PNS Tgl Kasus : 26 November 2009

Pendidikan : SLTA Alamat : Mungkid Magelang

Agama : Islam Diagnosis medis : CKD st V ec. Dalam pelacakan,

DM 2 NO, CHF cf III ec. Susp. HHD/IHD

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Sesak nafas

Riwayat Penyakit

Sekarang

Os adalah penderita DM ± 4 th yang lalu. Terapi dengan

novorapid 10-10-8 namun tidak rutin

6 BSMRS os mulai mengeluh BAK ↓ ± 700 cc/24 jam,

kaki bengkak, os periksa pada SSppD-KGH, dan

dikatakan sakit hipertensi dan gagal ginjal kronik

2 BSMRS os merasa keluhan menetap, os periksa ke poli

ginjal, saat itu os disarankan untuk rawat inap karena

anemia dan gagal ginjal, namun os menolak karena

alasan sibuk

1 BSMRS mengeluh sesak nafas (+), batuk (+) dahak

warna putih (+), bengkak kaki (+), dahak berdarah (-), PD

(+), PP (-), PNDS (-), demam (-), mual (-), muntah (-),

BAB dan BAK ↓ ±1 gls/hari

1 MSMRS keluhan memberat, sesak nafas (+), batuk (+),

dahak warna putih (+), mual (+), oedema pulmo (+)

Riwayat Penyakit

Dahulu

Hipertensi

Riwayat Penyakit

Keluarga

-

2

Page 3: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi

Data Sosio

ekonomi

Penghasilan : menengah ke atas

Suku : Jawa

Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : 9 jam

Jumlah jam tidur sehari : 8 jam

Jenis olahraga : jalan kaki

Frekuensi : 2 minggu sekali

Alergi makanan Makanan : - penyebab : -

Masalah

gastrointestinal

Nyeri ulu hati (tidak), Mual ( tidak ), Muntah (tidak),

Diare (tidak), Konstipasi (ya), Anoreksia (ya)

Perubahan pengecapan/penciuman (tidak )

Penyakit kronik Jenis penyakit : - modifikasi diet :-

Jenis dan lama pengobatan : -

Kesehatan mulut Sulit menelan (ya), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap

(ya)

Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : -

Fekuensi dan jumlah : -

Perubahan berat

badan

Tidak diketahui

Mempersiapkan

makanan

Fasilitas memasak : disiapkan oleh istri

Fasilitas menyimpan makanan : almari

Riwayat / pola

makan

Frekuensi makan 3 kali / hari, makanan selingan jarang

Makanan pokok : nasi 3 kali / hari (@ 1 centong), kadang-

kadang konsumsi singkong dan ubi.

Sumber protein hewani : ayam dan sapi (setiap hari)

Sumber protein nabati : tahu dan tempe (setiap hari)

Sayur : semua jenis sayur (tumis maupun kuah)

Buah : pepaya, melon, apel dan semua jenis buah

Minum : air putih, teh manis, dan teh tawar (sehari 3

gelas)

3

Page 4: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Kesimpulan :

Pasien berumur 54 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama

sesak nafas. Sejak 4 tahun yang lalu pasien sudah menderita DM. Enam

BSMRS pasien didiagnosis medis terkena hipertensi dan gagal ginjal kronik.

Satu BSMRS mengeluh sesak nafas, batuk, dahak warna putih, dan oedema

tungkai. Satu MSMRS pasien mengeluh sesak nafas, batuk dahak warna

putih. Selain itu, pasien juga mengalami oedema pulmo. Berdasarkan riwayat

penyakit dahulu pasien mengalami hipertensi. Pasien didiagnosis medis DM

2 NO, CKD st V ec. dalam pelacakan, CHF cf III ec. susp. HHD/IHD.

Munculnya CKD dan CHF dimungkinkan sebagai komplikasi DM yang telah

menahun (Ganong, 2003).

Pembahasan anamnesis :

Pasien didiagnosis medis DM 2 NO, CKD st V ec. dalam pelacakan,

CHF cf III ec. susp. HHD/IHD. Pasien memiliki keluhan utama sesak nafas,

batuk, sulit menelan, bengkak pada kaki, anoreksia, dan mual.

Adanya sesak nafas, batuk, dan sulit menelan akan mengganggu

asupan makan pasien, khususnya bila disajikan dalam bentuk makanan

padat (nasi). Akibatnya diperlukan pemberian makanan dalam bentuk lunak

(bubur) agar mempermudah pasien untuk makan dan diharapkan dapat

mencukupi kebutuhan gizi pasien. Bentuk makanan pasien akan diubah

secara bertahap sesuai kondisi pasien. Jika sesak nafas, batuk, dan

kesulitan menelan pasien sudah membaik, bentuk makanan akan diubah

agar dapat memenuhi (sesuai) kebutuhan gizi pasien.

Adanya bengkak pada kaki menandakan adanya penahanan Na dan

atau cairan dalam tubuh sehingga pasien perlu membatasi asupan Na

(garam) dan atau cairan.

Adanya anoreksia dan mual juga akan mengganggu asupan makan

pasien sehingga makanan yang disajikan haruslah ditata lebih menarik dan

menghindari bahan makanan yang dapat menyebabkan mual.

B. Antropometri

TB LLA BB Ideal

4

Page 5: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

152 cm

27,5 cm

52 kg

Kesimpulan :

Status gizi berdasarkan LLA adalah : (27,5 : 32,2) x 100% = 85,40 %

Pembahasan :

Berdasarkan LLA, pasien memiliki status gizi normal karena persentase LLA

pasien > 85 % (Samkony, dkk., 2003).

C. Pemeriksaan Biokimia

Pemeriksaan

urin/darah

Satuan/

Nilai Normal

Awal Masuk

Tanggal 23/11/09

Awal Kasus

Tanggal 25/11/09

Total protein 6,4 – 8 g/dL 6,32 (rendah) -

Albumin 3,5 - 5 g/dL 3,07(rendah) -

BUN 7 - 18 mg/dL 103 (tinggi) 43,1 (tinggi)

Kreatinin 0,6-1,3 mg/dL 9,43 (tinggi) 4,51 (tinggi)

Gula darah

sesaat

80-140 mg/dL 224 (tinggi) 256 (tinggi)

Uric 2,6 – 7,2 mg/dL 8,1 (tinggi) 3,5 (normal)

Hb 14-18 g/dL 6,6 (rendah) 9,2 (rendah)

RBC 4,7-6,1 x 10.e6/µL - 3,24 (rendah)

Chole 0 - 200 mg/dL - 277 (tinggi)

HDL 41,5–66,7 mg/dL - 36,9 (rendah)

LDL 0-130 mg/dL - 200 (tinggi)

TG 0-200 mg/dL -- 147 (normal)

Na / Sodium 137-145 mmol/L 135,1 (rendah) 136 (rendah)

K 3,6-5 mmol/L - 3,1 (rendah)

Cl 14-18 mmol/L - 98 (tinggi)

Kesimpulan :

Dari hasil pemeriksaan biokimia pada awal kasus (25 November 2005),

diketahui bahwa pasien mengalami peningkatan kadar GDS, BUN, kreatinin,

5

Page 6: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

klorida (hiperkloremia), kolesterol, dan LDL. Selain itu, juga terjadi penurunan

kadar natrium, kalium, Hb, RBC.

Pembahasan :

Adanya peningkatan kadar GDS berkaitan dengan riwayat DM

(gangguan toleransi glukosa) pada pasien. Adanya peningkatan kadar BUN,

kreatinin, klorida, kolesterol, dan LDL berkaitan dengan riwayat gangguan fungsi

ginjal pada pasien sehingga tubuh pasien tidak bisa membersihkan racun tubuh

secara maksimal (Ketut, 2006).

Penurunan kadar natrium (hiponatremia) dan kalium (hipokalemia)

disebabkan karena adanya gangguan fungsi ginjal. Begitu pula penurunan

kadar Hb dan RBC juga disebabkan karena adanya gangguan kemampuan

ginjal, khususnya dalam menghasilkan eritropoietin (Ketut, 2006). Anemia

(rendahnya kadar Hb) merupakan salah satu tanda uremia yang merupakan

salah satu gejala gangguan fungsi ginjal.

D. Pemeriksaan Fisik

1. Kesan Umum : keadaan umum sedang, CM, ada edema, sesak nafas

2. Vital Sign : TD 180/90 (tinggi), R 28 (tinggi), N 84 (normal), t 37,1º C

(Normal)

3. Kepala / abdomen / ekstremitas, dll :

Kepala : C K SK VI JLLM < 5 S1 -2 murni bising (-)

Mata : ODS tanda perdarahan retina

Thorax : oedema pulmonalis dengan plural reaction bilateral cardiomegali

Abdomen : DP//PD, supel NTE (-) H/L H (-)

P sonor, vesikuler, RBB +/+ RVS -/-

Oedema - -

+ +

Kesimpulan :

Dari kesan umum, pasien terlihat compos mentis (sadar), terdapat oedema

pada tungkai, dan mengalami sesak nafas.

6

Page 7: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Dari tanda vital, tekanan darah dan laju respirasi pasien tinggi. Tingginya

tekanan darah dikarenakan pasien mengalami hipertensi. Tingginya laju

respirasi dikarenakan pasien mengalami sesak nafas.

Dari bagian ekstremitas lainnya terlihat bahwa pada bagian mata, terjadi

perdarahan. Hal ini dimungkinkan karena terjadinya komplikasi DM. Dari

bagian thorax terlihat bahwa terdapat oedema pada paru-paru pasien. Hal ini

disebabkan adanya gagal jantung pada pasien. Dari bagian anggota tubuh

yang lain, terlihat adanya oedema tungkai kanan dan kiri. Hal ini dikarenakan

adanya gangguan fungsi jantung dan gangguan fungsi ginjal.

E. Pemeriksaan Penunjang

23 November 2009

EKG STC HR 104x/mnt, iskemik anterolateral cardiomegali, VES jarang

USG : diketahui adanya cronic renal disease bilateral

BNO : tidak tampak batu opaq

Renogram : penurunan fungsi berat kedua ren sampai fungsi minimal

Kesimpulan : berdasarkan hasil EKG diketahui bahwa denyut nadi pasien

mencapai 104 kali. Hal ini dimungkinkan karena adanya hipertensi dan gagal

jantung pada pasien. Berdasarkan hasil USG, BNO, dan renogram diketahui

bahwa terjadi kerusakan ginjal kronik.

F. Asupan Zat Gizi

Hasil Recall 24 jam diet : rumah sakit

Tanggal : 25 November 2009

Diet RS : Diet DM 1500 RP35RG

Bentuk : Bubur

Pemberian: Oral

Implementasi Energi (kcal) Protein (g) KH (g) Lemak (g)

Asupan oral dari RS 1523 34,6 245 53

Asupan oral dari luar RS - - - -

Standar RS 1523 34,6 245 53

% Asupan 100% 100% 100% 100%

7

Page 8: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Kesimpulan :

Dari anamnesis diet pasien di atas diketahui bahwa persentase asupan pasien

untuk energi, protein, lemak, dan karbohidrat adalah 100%, termasuk dalam

kategori baik (Roedjito, 1989).

Pembahasan Asupan Zat Gizi :

Asupan gizi pasien tergolong baik, yaitu 100% karena semua makanan yang

disajikan oleh rumah sakit dikonsumsi oleh pasien. Pasien juga tidak

mengonsumsi makanan dari luar.

G. Terapi Medis

Jenis Obat/tindakan

FungsiInteraksi dengan

zat giziSolusi

O2 3 LPM Pemberian bantuan gas oksigen 3 liter/menit untuk :- Memenuhi kekurangan O2

- Membantu metabolisme- Tindakan pengobatan- Mencegah hipoksia- Mengurangi beban kerja

alat nafas dan jantung

- -

Infus CaCl 0,9

Mempertahankan elektrolit tubuh, untuk hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.Farmakologi : penting untuk fungsi integritas dari saraf muskular, sistem skeletal, membran sel dan permeabilitas kapiler

Injeksi kalsium dilaporkan inkompatibel dengan larutan IV yang mengandung banyak zat aktif

-

Si Lasix Meningkatkan produksi urine - -As.folat Sebagai suplementasi Berinteraksi

dengan Zn, asamDiberikan setelah dan atau sebelum makan

CaCo3 Baik digunakan pada keadaan hiperpospatemia

Mengendap bersama oksalat,

Diberikan sebelum makan

8

Page 9: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

guna menyeimbangkan perbandingan posfat dan kalsium

absorpsi meningkat dengan bantuan asam lambung

Vasantar - - -Allopurinol Allopurinol dan metabolitnya

oxipurinol (alloxanthine) dapat menurunkan produksi asam urat dengan menghambat xantin-oksidase. Dengan menurunkan konsentrasi asam urat dalam darah dan urin, allopurinol mencegah atau menurunkan endapan urat sehingga mencegah terjadinya gout artritis dan urate nephropathy.

Allopurinol dapat menghambat metabolisme obat di hati, misalnya warfarin.

Allopurinol dapat memperpanjang waktu paruh klorpropamid dan meningkatkan resiko hipog-likemia, terutama pada penderita dengan gang-guan fungsi gin-jal.

Diberikan setelah makan

9

Page 10: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

1. NI-3.2 : Intake cairan yang berlebih berkaitan dengan penurunan kebutuhan

cairan akibat gangguan fungsi jantung ditandai oleh adanya edema tungkai dan

edema pulmo

2. NI-5.4. : Penurunan kebutuhan zat gizi (protein) berkaitan dengan gangguan

fungsi ginjal ditandai oleh kreatinin tinggi (4,51) dan BUN tinggi (43,1).

3. NI-5.4. : Penurunan kebutuhan zat gizi (Na) berkaitan dengan gangguan fungsi

jantung ditandai oleh tekanan darah tinggi.

4. NI-53.3 : Ketidaksesuaian asupan karbohidrat berkaitan dengan gangguan

toleransi glukosa (diabetes mellitus) ditandai oleh kadar gula darah sesaat tinggi

(256)

5. NC-1.1 : Kesulitan menelan berkaitan dengan gangguan fungsi jantung ditandai

oleh sesak nafas.

10

Page 11: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING

1. Terapi Diet :

a. Jenis diet : DJ 2 DM 1700 RP40RG

b. Bentuk makanan : Lunak

c. Cara pemberian : Oral

2. Tujuan Diet :

a. Mengurangi progresivitas gagal ginjal

b. Membantu mencapai kadar gula darah normal

c. Mengurangi retensi air dan garam

d. Memberikan makanan tanpa memperberat kerja jantung

3. Syarat / prinsip Diet :

a. Energi cukup

b. Protein rendah, yaitu 0,8 gr/kg BB/hari

c. Karbohidrat rendah, yaitu 60% dari total kebutuhan energi

d. Lemak cukup

e. Cairan sebanyak jumlah urine yang keluar ditambah 500 cc

f. Natrium dibatasi

g. Bentuk makanan lunak

h. Porsi kecil dan sering

4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi

Kebutuhan kalori :

BB ideal : 52 kg 52 x 30 kcal = 1560 kcal

Koreksi umur 5 % x 1560 kcal = 78 kcal -

1482 kcal

Aktifitas fisik 10% x 1482 = 148,2 kcal +

Total energi 1630,2 kcal

Protein = 0,8 gr / kg BB = 0,8 gr x 52

= 41,6 gr

11

Page 12: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

= 166,4 kcal

KH = 60% x 1630,2 kcal = 978,12 kcal

= 244,53 gr

Lemak = 1630,2 - 166,4 - 978,12 = 485,68 kcal

= 53,96 gr

Na 1 gram garam dapur mengandung 400 mg Na. Asupan Na maksimal

pasien adalah 1,5-2 gram (1500-2000 gram) sehingga garam dapur yang

dapat digunakan adalah 3,75 gram – 5 gram garam dapur (1 sdt) dalam

sehari.

Cairan 500 cc + jumlah urine dalam sehari

500 cc + 500 cc

1000 cc (4-5 gelas)

Adapun kebutuhan cairan pasien adalah 1000 cc atau identik dengan 2-3

gelas sehari (500 cc) dan 500 cc lagi berasal dari makanan.

Pembahasan Preskripsi Diet :

Perhitungan energi menggunakan berat badan ideal. Koreksi umur 5%

karena usia lebih dari 40 tahun. Aktifitas fisik menggunakan 10% karena os

bed rest. Jumlah energi yang dibutuhkan adalah 1630,2 kcal, protein 41,6 gr,

lemak 53,96 gr, dan karbohidrat 244,53 gr. Diet yang mendekati dengan

perhitungan kebutuhan tersebut adalah diet DM 1700 RP 40 RG. Protein

yang diberikan adalah 40 gram karena pada hari sebelumnya (25 November

2009) pasien melakukan HD untuk pertama kalinya (bukan HD rutin)

sehingga protein yang digunakan adalah 0,8 g/kg BB.

Rekomendasi Diet

REKOMENDASI STANDAR DIET

Makan Pagi Bubur 300 g

Ayam bumbu kuning 25 g

Sayur brongkos labu siam 100 g

Lalap tomat 25 g

Selingan pagi Kentang goreng 200 g

12

Page 13: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Makan siang Bubur 300 g

Putih telur bumbu ungkep 25 g

Sayur lodeh terong 50 g

Ca wortel 25 g

Semangka 150 g

Selingan siang Mie goreng 1 ps

Makan sore Bubur 300 g

Daging bacem 25 g

Ca sayuran 50 g

Tumis buncis 25 g

Pepaya 100 g

Selingan malam -

Nilai gizi Energi 1622.6 kcal

Protein 41.3 g

Lemak 48.4 g

Karbohidrat 257.1 g

Natrium 108.7 mg

Perbandingan Rekomendasi Diet dengan Kebutuhan Diet

Energi Protein Lemak KH Na

Rekomendasi 1622.6 41.3 48.4 257.1 108.7

Kebutuhan 1630.2 41.6 53.96 244.53 1500

% 99.53 99.28 89.69 105.14 7.25

5. Rencana monitoring dan evaluasi

Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target

Antropometr

i

BB,LILA Saat pulang BB normal, LILA

normal

Biokimia Total protein, Alb, Cre,

Uric, BUN,GDS, Hb,

Na, K, Cl

Sesuai keputusan

dokter

Normal

Fisik dan Respirasi, Nadi, suhu, Sesuai keputusan Normal

13

Page 14: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Klinis TD, edema

Keluhan

dokter

Membaik

Asupan Gizi Energi, Karbohidrat,

Protein, Lemak, Na,

cairan

Setiap hari Asupan minimal

80%

6. Rencana Konsultasi Gizi

Sasaran : Pasien dan anggota keluarga

Waktu : Saat di bangsal

Tempat : Bangsal Bougenville

Media : Leaflet diet

Metode : Konsultai gizi (Konseling)

Masalah gizi : Pembatasan asupan protein, karbohidrat, Na, dan cairan,

dan kesulitan menelan

Tujuan : Pengaturan pola makan yang baik dengan cara membatasi asupan

protein, karbohidrat, Na, dan cairan.

Konseling gizi :

a. Memberikan pengetahuan mengenai makanan / diet rendah protein (diet

gagal ginjal)

b. Memberikan pengetahuan mengenai makanan / diet rendah karbohidrat

(diet gangguan toleransi glukosa)

c. Memberikan pengetahuan mengenai makanan / diet rendah Na (diet

gagal jantung)

d. Memberikan pengetahuan mengenai pengaturan cairan

e. Memberikan pengetahuan mengenai makanan yang tidak memperberat

kerja ginjal

14

Page 15: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

BAGIAN 5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan LLA, status gizi pasien termasuk baik (normal).

2. Dari hasil pemeriksaan biokimia pada awal kasus (25 November 2005),

diketahui bahwa pasien mengalami peningkatan kadar GDS, BUN,

kreatinin, klorida (hiperkloremia), kolesterol, dan LDL. Selain itu, juga terjadi

penurunan kadar natrium, kalium, Hb, RBC.

3. Dari data fisik/klinis, pasien terlihat compos mentis (sadar), terdapat

oedema pada tungkai, dan mengalami sesak nafas. Dari tanda vital,

tekanan darah dan laju respirasi pasien tinggi.

4. Asupan gizi pasien tergolong baik, yaitu 100% karena semua makanan

yang disajikan oleh rumah sakit dikonsumsi oleh pasien. Pasien juga tidak

mengonsumsi makanan dari luar.

B. SARAN

1. Memotivasi pasien untuk menjaga asupan makan selama di rumah sakit

dan di rumah.

2. Memotivasi pasien untuk mempertahankan status gizi.

3. Memotivasi pasien untuk membatasi makanan yang dapat meningkatkan

progresifitas gagal ginjal, mengganggu keseimbangan kadar gula darah,

serta makanan yang dapat memperberat kerja jantung.

15

Page 16: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

BAGIAN 6. TINJAUAN TEORI

1. CHF

16

Page 17: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan

fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai

peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2001). Menurut Brunner

dan Suddarth (2002), CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa

darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan O2 dan nutrisi.

Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantung adalah mengubah gaya

hidup dengan menjalankan diet seimbang. Diet seimbang bisa juga dikatakan

sebagai makanan seimbang, yaitu makanan sehari-hari yang mengandung

berbagai zat gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan

tubuh untuk hidup sehat secara optimal. Komposisinya terdiri dari karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, dan mineral (yayasan jantung Indonesia, 2008).

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, ubi

dan hasil olahannya. Sumber protein nabati dapat diperoleh dari tempe, tahu,

kacang-kacangan, sedangkan protein hewani dari daging, telur, ayam dan ikan.

Sedangkan sumber zat pengatur didapat dari sayur dan buah-buahan.

Kelengkapan asupan nutrisi dan gizi tersebut merupakan keharusan, untuk

menjaga metabolisme tubuh tetap baik. Sedangkan jumlah dan banyaknya

makanan yang dimakan tergantung dari umur, jenis kelamin, dan aktivitas

sehari-hari. Setidaknya, konsep makanan seimbang ini harus dimulai dari

sekarang dengan menghindari berbagai makanan yang dapat meningkatkan

kadar lemak dalam dan kolestrol dalam tubuh (yayasan jantung Indonesia,

2008).

Lemak tak jenuh tunggal mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan

kadar kolesterol darah, terdapat pada minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak

wijen dan minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak tak jenuh ganda, yang

berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah terdapat pada minyak

jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak bunga matahari dan

minyak ikan. Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ikan, dan biji

bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-3 (lenoleat) dan omega

6 (linoleat) harus ditingkatkan. Begitu pula dengan sayur, buah, jagung, ubi-

ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan secara efektif dapat

menurunkan kadar kolesterol LDL (yayasan jantung Indonesia, 2008).

17

Page 18: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Beberapa makanan tersebut di atas juga mengandung vitamin C dan E yang

dapat mencegah penyakit jantung. Vitamin C berperan dalam pembentukan

kolagen dan merupakan faktor positif untuk mencegah serangan jantung

koroner. Kekurangan vitamin C menyebabkan kerusakan susunan sel arteri

sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis atau proses

pengapuran dan penimbunan elemen kolesterol (yayasan jantung Indonesia,

2008). Sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang berperan mencegah

terjadinya proses oksidasi dalam tubuh, di mana kolesterol LDL yang menembus

dinding arteri dapat menyumbat pembuluh darah setelah mengalami oksidasi.

Vitamin E dapat ditemukan di minyak nabati (minyak kedelai, minyak jagung dan

minyak biji bunga matahari), kacang-kacangan, biji-bijian dan padi-padian.

Pada pasien jantung, metode pemasakan makanan pun harus diperhatikan.

Cara yang terbaik adalah dengan ditumis, diungkep, dikukus, rebus, bakar atau

panggang (yayasan jantung Indonesia, 2008).

2. Penyakit Ginjal (CKD)

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dikelompokkan menurut stadium, yaitu stadium I, II,

III, IV, dan V. Pada stasium IV dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang berat

tetapi belum menjalani terapi pengganti dialisis biasa disebut kondisi pre dialisis.

Umumnya pasien diberikan terapi konservatif yang meliputi terapi diet dan

medikamentosa dengan tujuan mempertahankan sisa fungsi ginjal yang secara

perlahan akan masuk ke stadium V atau fase gagal ginjal. Status gizi kurang

masih banyak dialami pasien PGK. Penelitian keadaan gizi pasien PGK dengan

Tes Kliren Kreatinin (TKK) ≤ 25 ml/mt yng diberikan terapi konservatif di Poliklinik

Ginjal Hipertensi RSCM, dijumpai 50 % dari 14 pasien dengan status gizi kurang.

Faktor penyebab gizi kurang antara lain adalah asupan makanan yang kurang

sebagai akibat dari tidak nafsu makan, mual dan muntah.

Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu perhatian

melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh

tim kesehatan. Asuhan gizi (Nutrition Care) betujuan untuk memenuhi kebutuhan

zat gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien dapat beraktivitas normal,

menjaga keseimbangn cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai

kualitas hidup yang cukup baik.

18

Page 19: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Penatalaksanaan Diet pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik pre dialisis stadium IV

dengan TKK < 25 ml/mt pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan

fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron dan

menurunkan kadar ureum darah. Standar diet pada Penyakit Ginjal Kronik Pre

Dialisis dengan terapi konservatif adalah sebagai berikut (Kresnawan, tanpa

tahun) :

1. Syarat Dalam Menyusun Diet

a. Energi 35 kkal/kg BB, pada geriatri dimana umur > 60 tahun cukup 30

kkal/kg BB, dengan ketentuan dan komposisi sebagai berikut:

b. Karbohidrat sebagai sumber tenaga, 50-60 % dari total kalori

c. Protein untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang

rusak sebesar 0,6 g/kg BB. Apabila asupan energi tidak tercapai, protein

dapat diberikan sampai dengan 0,75 g/kg BB. Protein diberikan lebih

rendah dari kebutuhan normal, oleh karena itu diet ini biasa disebut Diet

Rendah Protein. Pada waktu yang lalu, anjuran protein bernilai biologi

tinggi/hewani hingga ≥ 60 %, akan tetapi pada saat ini anjuran cukup 50

%.

d. Protein hewani dapat dapat disubstitusi dengan protein nabati yang

berasal dari olahan kedelai sebagai lauk pauk untuk variasi menu.

e. Lemak untuk mencukupi kebutuhan energi diperlukan ± 30 % diutamakan

lemak tidak jenuh.

f. Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran urine sehari

ditambah IWL ± 500 ml.

g. Garam disesuaikan dengan ada tidaknya hipertensi serta penumpukan

cairan dalam tubuh. Pembatasan garam berkisar 2,5-7,6 g/hari setara

dengan 1000-3000 mg Na/hari.

h. Kalium disesuaikan dengan kondisi ada tidaknya hiperkalemia 40-70

meq/hari

i. Fosfor yang dianjurkan ≤ 10 mg/kg BB/hari

j. Kalsium 1400-1600 mg/hari

2. Bahan Makanan yang Dianjurkan

a. Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagng, roti, kwethiau,

kentang, tepung-tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.

19

Page 20: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

b. Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.

c. Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani.

d. Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu kacang kedele, dapat

dipakai sebagai pengganti protein hewani untuk pasien yang menyukai

sebagai variasi menu atau untuk pasien vegetarian asalkan kebutuhan

protein tetap diperhitungkan.

e. Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine

rendah garam, mentega.

f. Sumber Vitamin dan Mineral

g. Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hiperkalemi perlu

menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus

yaitu dengan cara merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2

jam, setelah itu air rendaman dibuang, sayur / buah dicuci kembali dengan

air yang mengalir dan untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah /

coktail buah.

3. Bahan Makanan yang Dihindari

a. Sumber Vitamin dan Mineral

b. Hindari sayur dan buah tinggi kalium jika pasien mengalami hiperkalemi.

Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah bayam, gambas, daun

singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian, dan nangka.

c. Hindari / batasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi, udema dan

asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin,

penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan, dan

diasinkan.

3. DM 2 NO

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula

dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat di-

gunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan

penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumpah penderita

yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia. Pada orang yang sehat

karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glukosa yang

akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan

20

Page 21: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke

dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya

kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek

samping yang bersifat negatif atau merugikan (Kurnia, 2009).

Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan

penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka

sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh

darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa am-

putasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan

melakukan perawatan dengan Obat Diabetes & Obat Diabetes Melitus yang

serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan

baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit (Kurnia, 2009).

Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan

hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan

DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan se-

mestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Dia-

betes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes mellitus bisa disebabkan riwayat

keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa

terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda (Kurnia, 2009).

Menurut Almatsier (2006), tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah untuk

membantu pasien mengendalikan kadar gula darah, sedangkan tujuan diet dia-

betes mellitus dengan nefropati adalah untuk mencapai dan mempertahankan

status gizi normal serta menghambat laju kerusakan ginjal dengan cara mengen-

dalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah, mencegah menurunnya fungsi

ginjal, dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Ada 8 jenis diet

Diabetes Mellitus rendah protein, yaitu 30 g, 40 g, dan 50 g. Diet diberikan

sesuai dengan kebutuhan energi dan kemampuan fungsi ginjal pasien.

21

Page 22: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto

Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta : Gramedia

Ganong, Wiliam F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh H.M.

Djauhari Widjajakusumah. Jakarta : EGC

Kresnawan, Triyani. Tanpa tahun. Diet Rendah Protein dan Penggunaan Protein

Nabati Pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta : FK-UI RSCM

Kurnia, Julius. 2009. Informasi DM. Diakses dari http://juliuskurnia.wordpress.com

pada tanggal 28 November 2009 pukul 19.55 WIB

Lubis, Harun Rasyid. 2006. Penyakit Ginjal Diabetik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I Edisi IV. Editor : Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus

Alwi, Marcellus Simadibrata, dan Siti Setiati. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Samkony, dkk. 2003. Dietetik 12. Bandung : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Bandung

Suwitra, Ketut. 2006. Penyakit Ginjal Kronik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid I Edisi IV. Editor : Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,

Marcellus Simadibrata, dan Siti Setiati. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Yayasan Jantung Indonesia. 2008. Jantung. Diakses dari http://www.inaheart.or.id/

pada tanggal 28 November 2009 pukul 19.50 WIB

22

Page 23: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

Lampiran. Hasil Perhitungan Rekomendasi Standar Diet

=====================================================HASIL PERHITUNGAN DIET

=====================================================Nama Makanan Jumlah ________________________________________________________ makan pagibubur nasi 300 g ayam 25 g minyak kelapa 3 g labu siam mentah 100 g minyak kelapa 5 g tomat muda 25 g Meal analysis: energi 384.2 kcal (24 %), karbohidrat 53.5 g (21 %)

selingan pagikentang 200 gminyak kelapa 5 g Meal analysis: energi 229.1 kcal (14 %), karbohidrat 43.2 g (17 %)

makan siangbubur nasi 300 g telur ayam bagian putih 25 g minyak kelapa 3 g terong putih mentah 50 g santan (kelapa dan air) 50 g wortel 25 g minyak kelapa 3 g semangka 150 g Meal analysis: energi 402.7 kcal (25 %), karbohidrat 65.7 g (26 %)

selingan siangmie basah 100 g minyak kelapa 5 g Meal analysis: energi 184.1 kcal (11 %), karbohidrat 28.3 g (11 %)

makan sorebubur nasi 300 g daging sapi 25 g gula merah 5 g minyak kelapa 3 g Ca sayuran 50 g buncis mentah 25 gminyak kelapa 3 g pepaya 100 g Meal analysis: energi 422.5 kcal (26 %), karbohidrat 66.5 g (26 %)

23

Page 24: CONTOH LAPORAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK

================================================================HASIL PERHITUNGAN

================================================================Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase nilai nilai/hari pemenuhan___________________________________________________________________energi 1622.6 kcal 1630.2 kcal 99.53 % protein 41.3 g 41.6 g 99.28 % lemak 48.4 g 53.96 g 89.70 % karbohidrat 257.1 g 244.53 g 105.14 % Na 108.7 mg 1500 mg 7.24 %

24