Laporan Post Klinik Asuhan Kebidanan Pada by Ny Ratihhhhh
-
Upload
linda-nichole-febrianti -
Category
Documents
-
view
127 -
download
2
Transcript of Laporan Post Klinik Asuhan Kebidanan Pada by Ny Ratihhhhh
LAPORAN POST KLINIK ASUHAN KEBIDANAN
PADA BY. Ny “R” DIRUANG MELATI dr. SOBIRIN
DENGAN BBLR
Disusun Oleh Kelompok IV :
AFDILIAH SUCI SUKMA DAMEZA
ERNA WULAN SARI
HESTI YUNITA SARI
NUR’AINI
RINI ADESI
SARI
SHINTIA ANGGRAINI PUTRI
TRIMADONA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKHNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
TAHUN 2012
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN POST KLINIK ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. ‘’R’’
DIRUANG MELATI Dr. SOBIRIN DENGAN BBLR
Disusun Oleh Kelompok IV
Mengetahui Mengetahui
Pembimbing lapangan Pembimbing Akademik
Suryani Amd.Keb
NIP. NIP.
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dan Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat rahmat dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan tugas tentang ASUHAN
KEBIDANAN PADA BBLR ,tanpa ridha dan kasih saying serta petunjuk dari NYA mustahil
tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktu nya.
Tugas ini ditulis atas dasar tugas dari pembimbing kami, yaitu;
1. Lidia Febrina , SST Selaku dosen pembimbing
2. Suryani, Am.Keb selaku pembimbing lapangan
Untuk lebih memahami dan mengetahui lebih jauh tentang ASUHAN KEBIDANAN
PADA BBLR . Besar harapan kami bahwa tugas yang kami buat ini dapat berguna untuk
semunya.Terima kasih kami ucapakan kepada pihak- pihak yang telah membantu dan
memberikan dorongan moril dan material.
Sebagai manusia biasa kami menyadari tugas ini masih banyak kekurangan dalam
penyajian , karena kebenaran dan kesempurnaan hanya milik allah. Untuk itu dengan kerendahan
hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca supaya dalam
pembuatan tugas selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Lubuk Linggau , Juli 2012
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 3
C. Tujuan ………………………………………………………. 3
D. Manfaat penulisan…………………………………………... 3
BAB II TINJAUAN MATERI
A. KONSEP DASAR TEORI……………………………… 4
1. Pengertian BBLR ……………………………………….. 4
2. Etiologi…………………………………………………... 4
3. Manifestasi klinis ……………………………………….. 5
4. Patofisiologi ……………………………………………... 6
5. Klasifikasi BBLR ………………………………………. 7
6. Penyulit Bayi dengan BBLR …………………………..... 9
7. Upaya mencegah terjadinya BBLR ……………………... 10
8. Prognosis BBLR ………………………………………… 10
9. Komplikasi BBLR……………………………………….. 10
10. Pemeriksaan diagnostic …………………………………. 10
11. Penatalaksanaan keperawatan BBLR …………………... 12
4
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
1. Pengkajian ……………………………………………… 17
2. Diagnosa kebidanan …………………………………..... 19
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Kasus……………………………………………………….. 27
B. Soap………………………………………………………… 28
BAB 1V PEMBAHASAN………………………………………………… 32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………... 33
B. Saran……………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 34
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kebijakan untuk mewujudkan tujuan visi Indonesia sehat 2010 adalah
peningkatan upaya kesehatan . masalah kesehatan yang cukup serius sudah seharusnya ditangani
secara baik oleh pihak yang bertanggung jawab,yaitu fasilitas kesehatan yang terpenuhi,
berkualitas dan akan meningkatkan derajad kesehatan suatu masyarakat. Salah satu indicator
yang paling sensitive untuk menilai keberhasilan program kesehatan adalah dengan melihat
angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong sangat
tinggi. Angka ini mencerminkan tingkst permasalahan kesehtan yang langsung berkaitan dengan
kematian bayi (Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu,2007).
Angka kematian bayi diseluruh dunia diperkirakan 11juta setiap tahun,66% kematian
bayi terjadi pada masa neonatal dan 40 % kematian neonatal terjadi pada umur satu minggu
pertama kehidupan atau neonatal dini ( suryati ,2004). Sedangkan angka kematian bayi di
Indonesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran hidup paada tahun 2003(Dwpkes RI
2005).Berdasarkan survey demografi dan kesehtan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka kematian
bayi di Indonesia masih tinggi disbanding Negara ASEAN lainnya,angka kematian bayi di
Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidupdan angka kematian neonatal sebesar 25 per 1000
kelahiran hidup,50% dari kematian neonatal terjadi pada BBLR dan kematian bayi baru lahir
sampai umur 7hari lebih dari 50% kemayian bayi( suryatni 2004).
Salah satu faktorpenyebab kematian bayi adalah kelahiran bayi dengan berat rendah
termasuk didalamnya bayi dengan kelahiran prematurias dan bayi kecil untuk masa
gestasi,asfiksia, infefksi cacat bawaan.hasil penelitian Reyston dan Amstrong (1989),dalam
penelitian premawari(2003),factor resiko yang berhubungan dengan kejadian kematian bayi
adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, umur ibu saat melahirkan, jarak kehamilan (mulatsih),
jumlah anak (darminto dkk,2004),dalam penelitian Rahardjo (1999) pemberian tablet besi
6
(fe)imunisasi TT,umur kandungan saat bayi dilahirka, penolong persalinan dan tempat
melahirkan,serta waktu pemberian ASI pertama kali.
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah(BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempumyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang ,sehingga membutuhkan biaya oerawstan yang tinggi ( DEPKES 2006).
Prevelensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahitran di dunia dengan batasan
3,3%-38% dan lebbih sering terjadi di Negara –negara berkembang atau sosio-ekonomi lemah.
Secara statistic mennunjukan 90% kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi disbanding pada bayi lebih dari 2500 gram (Dinkes,2007).
Kelahiran BBLR bervariasi menurut provinsi dengan rentang2,0%-15,1% terendah di
provinsi Sumatra utara dan tertmggi di Sulawesi selatan, tercatat bahwa jjumlah bayi dengan
BBLR sebanyak 1.554( 1,2 %dari total bayi lahir )dan yang tertangani sebanyak 1.178
orang( 75,8%),dengan kasus tertinggi terjadi di kota makasar yaitu 355 kasus (2,63%)dari 13.486
bayi lahir hidup ( DINKES 2005).
Pada tahun 2006 diprovinsi Bengkulu tercatat sebanyak 28.861 bayi lahir dengan BBLR
sebanyak 267 bayi. Persentase BBLR tertinggi terjadi di kota Bengkulu (6,68%)dan terendah
dikabupaten Bengkulu selatan (0,06%). Pada tahun 2007dari sebanyak 36.828 kelahiran hidup di
provinsi Bengkulu dengan BBLR 415 bayi dan terdapat 152 bayi lahir mati ( Depkes ,2006).
Secara teori ,factor resiko terjadinya BBLR adalah factor janin (kelahiran premature,
hiramnion, kehamilan kembar,kelainan kromosom). Sedangkan dari factor ibu sendiri adalah
jarak kehamilan,dan penyakit ibu saat hamil. Factor lingkungan yang dapat mempengaruhi
terjadinya BBLR adalah tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi,social ekonomi,dan paparan zat-
zat racun. ( Israr ,Y.A, 2007).
Menurut Zaenab R.SKM dan Joeharno SKM (2006) bahwa usia ibu ,jarak kehamilan dan
penyakit ibu saat hamil (anemia) berhubungan dengan kejadian BBLR, sedangkan menurut
Mainase (2007) jarak kehamilan ,gizi ibu, dan gangguan kesehatan ibu tidak ada hubungan
dengan kejadian BBLR.
Maka dari itu, karena mengingat masih tingginya prevalensi kejadian BBLR ini, disini
kami ingin membahas secara rinci berbagai macam factor yg menyebabkan masih tingginya
angka kejadian BBLR ini.7
B. RUMUSAN MASALAH
Bedasaran uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada laporan kami
yaitu:
Apa yang dimaksud dengan BBLR?
Apa saja factor yang mempengaruhi BBLR?
Apa saja komplikasi yang ditimbulkan dari BBLR?
Bagaimana penatalaksanaan BBLR?
C. TUJUAN LAPORAN
Secara umum tujuan dari laporan ini yaitu ;
Untuk mengetahui pengertian dari BBLR
Untuk mengetahui factor-faktor resiko apa saja yang mempengaruhi kejadian
BBLR
Untuk mengetahui komplikasi dari BBLR
Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap bayi dengan BBLR
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam penatalaksanaan bayi dengan BBLR.
Sebagai sumber referensi untuk kemajuan perkembangan imu kebidanan khususnya
asuhan kebidanan pada BBLR.
8
BAB II
TINJAUAN MATERI
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Pengertian BBLR
World health organization(who) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi
baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut juga infant
of low birth weight( Tjekronegoro,A ,1996). Menurut Mansjoer (2000) BBLR adalah
berat badan kurang dari 2500 gram. Sedangkan menurut Nelson (1999), BBLR adalah
angka bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu dengan berat 2500 gram atau kurang
saat lahir.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa BBLR adalahbayi baru lahir
dengan bebrat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.
2. Etiologi
Menurut Manuaba ,Ida Bagus Gde (1998), BBLR dapat disebabkan oleh beberapa factor
yaitu sebagai berikut :
a. Factor ibu
Gizi saat hamil yang kurang ,dapat menyebabkan anemia pada ibu yang
akan mengurangi metabolism tbuh sehingga menggangu pertumbuhan
janin dalm rahim.
Factor penyakit yaitu,penyakit yang berhubungan langsung dengan
kehamilan misalnya Toksemia Gravidarum, pendarahan
antepartum,trauma fisik dan psikologis, selain itu penyakit lain seperti
diabete mellitus, malnutrisi hipertensi, penyakit jantung dan gangguan
pembukuh darah(perokok).
Umur kehamilan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
9
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Factor pekerjaan yang terlalu berat
b. Factor kehamilan
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil :pre-eklampsi/eklampsi, ketuban pecah dini (KTD).
c. Factor janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim
3. Manifestasi klinis
a. Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan , meliputi :
Pada anamnesa sering dijumpai riwayat abortus partus prematurs dan lahir
mati.
Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat , walaupun kehamilannya sudah agak lanjjut.
Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula
hidramnion ,hiperesmesis gravidarum,dan pada hamil lanjut dengan toxemia
gravidarum.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya.
b. Setelah bayi lahir dibedakan antara bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine,
bayi premature,dan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Bayi premature
Vernik kaseossa sedikit /tidak ada
Menangis lemah
Tonus otot hipotoni
Kulit tipis, merah dan transparan10
Tulang tengkorak lunak mudah bergerak ( pada saat kepala bayi dipegang
masih terasa lunak , dan berdenyut. )
Jaringan lemak bawah kulit sedikit
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
Abdomen cekung atau rata
Tali pusat tipis , lembek dan berwarna kehijauan .
Kulit tipis, kering,berlipat –lipat mudah diangkat.
Tengkorak kepala keras,gerakan bayi terbatas.
Bayi kecil untuk masa kehamilan
Berat waktu lahir <2500gram
Kepala relative lebih besar dari pada badan
Ektremitas yang tumbuh lambat sehingga tampak kurus
Abdomen terbentuk skafoid
Defisiensi jaringan dan lemak subkutanmemmiliki kuku yang panjang
Bayi KMK sebenarnya mengalami retardasi pertumbuhan (klause
M,1998).
4. Patofisiologi
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolism. Hal ini disebabkan karena respon
menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dpat menambah aktivitas. Sumber
utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis
nonshiever. Sebagai respon terhadap rangsangan dingin , tubuh bayi akan mengeluarkan
norepineprin yang menstimulus metabolism lemak dari cadangan lemak coklat untuk
menghasilkan kalori dibawa kedaerah jaringan. Stress dingin dapat menyebabkan
hipoksia, metabolism asidosis dan hipoglikemia.
Peningkatan metabolism sebagai respon terhadap stress dingin akan
meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat
memenuhi kebutuhan, tekana oksigen berkurang, keadaan in menjadi lebih buruk karena
volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru. Keadaan ini
11
sedikit tertolong oleh hemoglobin fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen yang
berkurang.
Stress dingin akan direspon bayi dengan melepas norepineprin yang
menyebabkan vasokontraksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi paru
sehingga kadar oksigen darah berkurang . keadaan ini menghambat metabolism glukosa
dan menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi
ini bersamaan dengan metabolism lemak coklat yang menghasilkan asam sehingga
menimbulkan kontribusi terjadinay acidosis.
Termogulasi bayi premature umumnya relative kurang mampu untuk bertahan
hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum
bekerja seperti bayi yang lebih tua . kekurangan tersebut berpengaruh terhadap
kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal .
bayi premature dan bayi imatur tidak dapat mempertahankan tubuh dalam batas normal
karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen
dan lemak coklat sebagai sumber kalori . tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan
permukaan tubuh bayi lebih banyak . respon menggigil pada bayi kurang atau tidak ada ,
sehingga bayi tidak dapat meningkatkan panas tubuh melaui aktivitas , selain itu control
reflek juga masih kurang.
5. Klasifikasi BBLR
Menurut Sarwono (2000), berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya
bayi BBLR dibedakan dalam :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dengan berat lahir rendah 1500-2500 gram
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), dengan berat lahir 1000-1500 gram
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) dengan berat lahir , 1000 garm.
12
Selanjutnya Ilyas (1991) menggolongkan bayi berat lahir rendah daldm kelompok,
sebagai berikut :
1.Prematuritas murni
Bayi yang dilahirkan preterm memiliki organ yang belum berfungsi seperti bayi
aterm sehingga mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya.
Makin pendek masa kehamilan makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya akibatnya mskin mudah terjadi komplikasi.
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena mengalami ggangguan pertumbuhan
dalam kandungan, ini menunjukan bahwa bayi mengalammi retardasi pertumbuhan
intrauterine.
Disamping itu,adapula penggolongan dengan menggunakan hubungan BBLR / umur
kehamilan berat bayi :
1. Bayi premature sesuai masa kehamilan (SMK)
Merupakan neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
Gambaran klinik :
Berat waktu lahir , 2500 gram, LD < 30 cm, LK <33 cm, UH < 37 minggu.
Kepala relative besar daripada badan
Kulit tipis trasparan, tampak mengkilat,dan licin.
Lanugonya banyak
Lemak subkutan kurang sehingga sulit mempertahankan suhu tubuh
Sering tampak peristaltic usus
Tanngisannya lemah dan jarang
Pernapasan tidak teratur dan sering timbul apne
Reflek tonik leher lemah
Reflek morro positif 13
2. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Merupakan bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa
kehsmilan.
Gambaran klinik :
Berat waktu lahir < 2500 gram
Kepala relative lebih besar dari pada badan
Ektremitas yang tumbuh lambat sehingga tampak kurus
Abdomen terbentuk skafoid
Defisiensi jaringsn dan lemak subkutsn
Memiliki kuku yang panjang
Bayi KMK sebenarnya mengalami retardasi pertumbuhsn ( Klause M, 1998).
d. Penyulit Bayi dengan Berat Lahir Rendah
Menurut Manuaba (1998), ada beberapa factor penyulit begi bayi dengan berat badan
lahir rendah , yaitu :
a. Umur hamil saat persalinan
Makin muda kehamilan makin sulit beradaptasi dengan keadaan luar rahim
sehingga terjadi komplikasi yang makin besar.
b. Asfiksia / iskemia otak
Dapat terjadi nekrosis dan perdarahan
c. Ganggguan metabolisme
Menimbulkan asidosis , hipoglisemia ,dan hiperbilirubinemia.
d. Mudah terjadi infeksi
Mudah menjadi sepsis dan meningitis
e. Bila bayi dengan berat badan lahir rendah dapat diatasi masih perlu pertimbangan
kelanjutan penyulit, yaitu gangguan panca indra, gangguan system motorik sraf
pusat, dapat terjadi hidrosefalus, cerebral palsy.
14
e. Upaya mencegah terjadinya BBLR
Menurut Manuaba (1998), upaya mencegah terjadinya BBLR antara lain :
a. Upaya agar melakukan antenatal care yang baik, segera melakukan
konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan.
b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya
persalinan bayi dengan berat badan lahir rebdah.
c. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana
d. Anjurkan lebih banyak istirahat ,bila kehanilan mendekati aterm atau
istirahat bila terjadi keadaan menyimpang dari partus normal.
e. Tingkatkan kerja sama dengan dukun beranak yang masih dapat
kepercayaan dari masyarakat.
f. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari babyi normal.
Prognosis akan lebih buruk bila BB makin rendah , angka kematian sering disebabkan
karena komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intracranial,
hipiglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf ,gangguan bicara, dan IQ rendah.
g. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi ,meliputi :
a. Aspirasi mekonium, yang diiukuti pneumothorax, disebabkan oleh distress pada
persalinan
b. Pada bayi KMK mempunyai hubungan yang tinggi yang mungkin disebabkan
hipoksia kronik di dalam uterus ,pada kelainan ini harus dilakukan partial plasma
dengan segera, bila tidak akan timbul gejala kejamg hipotoni
c. Hipoglikemi, karena berkuranngnya cadangan glikogen dan meningkat metabolism.
d. Aspiksia , perdarahan paru pasif, hip[otermia, cacat bawaan akibat kelainan
kromosom. (Wiknjosostro, Hanifa :1999 :782)
15
Adapun komplikasi BBLR menurut Erlina (2008), antara lain :
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
c. Gangguan cairan dan elektrolit
d. Hiperbilirubemia
e. Sindroma gawat napas
f. Paten duktus arterious
g. Infeksi
h. Perdarahan intraventrikuler
i. Anemia
Sedangkan masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan BBLR
menurut Erlina (2008) ,antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (retinopati)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronis
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk Rumah sakit.
h. Pemeriksaan diagnostic
a. Studi cairan amniotic, dilakukan selama kehamilan untuk mengkaji maturitas janin .
b. Darah lengkap : penurunan hemoglobin / hemotrokit ( hb/ht) mungkin kurang dari
10.000 m dengan pertukaran ke kiri ( kelebihan dinin netrofil dan pita )yang biasanya
dihubungkan dengan penyakit bakteri berat .
c. Golongan darah : menyatakan potensial inkompatibilita ABO
d. Kalsium serum : mungkin rendah
e. Elektrolit ( Na ,k, Cl)
f. Penentuan RH dan contoh langsung (bila Rh ibu positif ): menentukan
inkompatibilitas.
16
g. Gas darah arteri ( GDA) : PO2 menurun, PCO2 meningkat. Asidosis, sepsis ,
kesulitan nafas yang lama.
h. Laju sedimentasi elektrolit :memningkat menunjukkan respon inflamasi akut.
i. Protein C reaktif (beta globulin) ada dalam serum sesuai dengan proporsi beratnya
proses radana enfeksius .
j. Trombosit : trobositopenia dapat menyertai sepsis.
k. Test shoot aspirat lambung : menentukan ada /tidaknya surfaktan ( yaitu megaspirasi
saluran pencernaan yaitu lambung untuk menentukan ada atau tidaknya cairan
surfactant yang masuk kedalam lambung,sebagai salah satu pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui adamya komplikasi yang
ditimbulkan seperti pneumonia.)
i. Penatalaksanaan keperawatan BBLR
Menurut Manuaba (1998) , perawatan dan pengawasan BBLR ditujukan pada pengaturan
panas badan, pemberian makanan bayi dan menghindari infeksi .
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas / BBLR .
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan
tubuh bayi yang relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (brown fat). Oleh
karena itu, bayi premature harus dirawat dalam incubator sehingga panas badannya
mendekati suhu dalam rahim. Bayi dengan berat badan dibawah 2 kg ditempatkan
pada suhu 35 C, bayi dengan berat badan 2 kg -2.5kg ditempatkan pada suhu 34 C .
Suhu incubator diturunkan setiap minggu sampai bayi dapat ditenoatkan pada suhu
24 C- 27C.
Table 1.1 suhu incubator yang diajurkan dalam hubungan dengan ukuran bayi
Berat bayi Suhu
Dibawah 1000gram 35 – 36˚ C
17
1000-1500gram 34 - 35˚ C
1500-2000gram 33 – 34˚ C
2000-3000gram 32 – 33˚ C
Diatas 3000gram 31 – 33 ˚C
b. Makanan bayi premature
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna . lambung kecil enzim
pencernaan belum matang, sedanngkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori
110 kal/kg BB. Sehingga pertumbuhannya dapat meningkat pemberian minum
bayi sekitar 3jam setelah lahir dan di dahului mengnhisap cairan lambung. Reflek
menghisap masih lemah ,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit –
sedikit,tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI memrupakan makanan yang paling utama , sehingga ASI lah yang paling
dahulu diberikan. Bila reflek penghisapan nya kurang maka ASI dapat diperas dan
dengan diminumkan dengan sendok perlahan – lahan atau memasang sonde menuju
lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus
dinaikkan sampai 200 cc/kg BB/hari.
Pemberian makanan secara dini dianjurka untuk membantu mencegah terjadnya
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia . kondisi ini , antara lain menyebabkan
kerusakan otak pada bayi preterm. Petunjuk makan ini tergantung pada masa gestasi
dan berat badan bayi.
Bayi preterm dibawah 32 minggu dengan berat dibawah 1500 g. Pada minggu
pertama bayi diberi makan setiap jam sejak berumur 2 jam. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan dan isi lambung diaspirasi setiap 4 jam tepat sebelum
makan. Aspirat diukur dan dikembalikan melalui tabung. Jika volumenya
melampaui sepertiga dari jumlah makanan terakhir, maka jumlah yang
diberikan dikurangi dengan jumlah tersebut. Hal ini untuk mencegah
terjadinya distensi lambung dan regurgitas makanan. Minggu kedua bayi
18
dibei makan setiap 2 jam dan hal ini dilanjutkan hingga bayi mencapai 36
minggu, ketika makanan diberikan setiap 3 jam.
Bayi preterm dari gestasi 32 sampai 34 minggu dengan berat badan 1500
sampai 2200 g. Sejak erumur 2 jam bayi diberi makan setiap 2 jam. Tabung
Naso-gastrik dimasukkan dan isi gaster diaspirasi seperti yang diuraikan
diatas. Jumlah makanan yang diberikan tergantung pada jumlah yang
diaspirasi. Makan diberikan setiap 2 jam sampai bayi mencapai 36 minggu,
kemudian diberikan tiap 3 jam sekali.
Bayi pre-term gestasi 34 sampai 37 minggu. Pemberian makanan dapat
ditunda hingga bayi berumur 12 jam atau sampai bayi merasa lapar. Makanan
pertama terdiri dari dextrose, jumlahnya tergantung pada berat badan. Jikaa
bayi cukup sehat dan dapat menghisap, maka makanan dapat diberikan
melalui botol atau dot. Makanan susu pertama dapat berupa ASI atau susu
Ostermilk formula lengkap dan hal ini diulang setiap 4 jam.
c. Menghindari infeksi
BBLR mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leukosit yang masih kurang dan pembentukan antibody yang masih
kurang sempurna. Oleh karena itu upaya preventif sudah harus diberikan sejak
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian ,
perawatan dan pengawasan bayi dengan berat lahir rendah dapat terisolasi dengan
baik.
d. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, penimbangan berat badan harus
dilakukan dengan ketat .
e. Pemberian oksigen 19
Ekspansi paru – paru yang buruk merupakan masalah yang serius bagi bayi
preterm, akibat jaringan paru-paru yang kurang berkembang yaitu tidak adanya
alveoli dan surfaktan.
Pemberian oksigen untuk bayi ini harus dikendalikan dengan seksama karena
konsenrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan timbulnya
kerusakan pada jaringan rerina bayi sehingga menimbulkan kebutaan.
Konsentrasi oksigen yang dianjurkan adalah sekitar 30-35% dan untuk menjamin
dipertahankan nya hal ini, maka harus dilakukan pengujian secara teratur. Untuk
menjamin bahwa konsentrasi oksigen yang terbesar adalah dekat dengan hidung
bayi, maka suatu Hood Plastik di tempatkan diatas kepala bayi. Jika akan menguji
konsentrasi oksigen, maka sampel harus dari udara dalam Hood Plastik. Sebagai
pelindung tambahan, suatu diskus peringatan di tempatkan dalam inkobator jika
diberikan dalam konsentrasi tinggi dalam masa yang panjang.
Penatalaksanan pada bayi dengan BBLR,BBLSR,BBLER, umumnya sama hanya
yang membedakan yaitu pada pengaturan suhu dan pemberian makanan seperti
dijelaskan dibawah ini
a. Penanganan bayi dengan BBLR(1500-2500gram)
Pengaturan suhu pada bayi dengan berat badan 2kg-2.5kg ditempatkan pada
suhu 34C.
b. Penanganan bayi dengan BBLSR(1000-1500gram)
Pengaturan suhu pada bayi dengan berat badan dibawah 2 kg ditempatkan pada
suhu 35 C.
c. Penaganan bayi dengan BBLER ( 1000 gram)
Pengaturan suhu pada bayi dengan brat badan dibawah 2 kg ditempatkan pada
suhu 35 C.
PENATALAKSANAAN PADA BAYI DENGAN DISMATUR 20
Bayi dismatur biasanya tamapak haus dan harus diberikan makanan dini (early feeding ).
Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar gula darah harus
diperiksa setiap 8-12 jam. Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan true glukosa dilakukan
lebih dlu pemeriksaan penyaring dengan ‘dekstrostix’. Jika dengan cara ini ternyata kadar
glukosa 45mg% atau kurang ,harus dilakukan pemeriksaan true glukosa. Frekuensi pernafasan
terutama 24jam pertama selalu harus diawasi umtuk mengetahui adanya sindrom aspirasi
mekonium atau sindrom gangguan pernafasan idopatik. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi
pernafasan dan bila frekuensi lebih dari 60x/menit dibuat foto toraks.
Pencegahan terhadap infeksi sangat penting,karena bayi snagat rentan terhadap infeksi,
yaitu karena pemindahan igG dari ibu ke janin terganggu. Temperature harus dikelola , jangan
sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah menjadi hipotermik. Hal ini disebabkan
oleh karena luas permukaan tubuh bayi relatife lebih besar dan jaringan lemak subkutan kurang.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
1. Pengkajian
a. masalah yang berkaitan dengan ibu
Penyakit seperti hipertensi toksemia plasenta previa,solusio plasenta,kehamilan
kembar ,dan DM. status social ekonomi yang rendah dn tiadanya perawatan sebelum
kelahiran atau prenatal care. Riwayat kelahiran premature atau aborsi , pnggunaan
obat-obatan, alcohol, rokok dan kafein. Riwayat ibu, umur ibu dibawah 16tahun atau
diatas 35 tahun dan latar belakang pndidikan rendah , kehamilan kembar, status
social ekonomi rendah, tiadanya perawatan sebelum kelahiran dan rendahnya gizi,
kelahiran premature sebelumnya dan jarak kehamilan yang berdekatan , infeksi
seperti TORCH atau penyakit hubungan seksual lain keadaan seperti
toksemia,abrubsio plasenta,plasenta previa dan prolapsus tali pusat,konsumsi alcohol
,kafein,rokok,obat-obatan , golongan darah dan factor Rh.
b. Bayi pada saat kelahiran 21
Umur kehamilan biasanya antar 24-27 minggu rendahnya berat badan saat kelahiran,
SGA,atau terlalu besar disbanding umur kehamilan berat biasanya kurang dari 2500
gram, kurus lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepal relative lebih besar
dibanding dada,kelainan yang mungkin terlihat nilai apgar pada 1-5 menit 0-3menit
menunjukan kegawatan yang parah, 4-6 kegawatan sedang, 7-10normal.
c. Kardiovaskuler
Denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada bagian apical dengan ritme yang teratur
pada saat kelahiran , kebisingan jantung terdengar pada seperampat bagian
interkostal,yang menunjukkan aliran darah dari kanan kekiri karena hipertensi atau
atelektasis paru.
d. Gastrointestinal
Penonjolan abdomen , pengeluaran abdomen, pengeluaran mekonium biasanya
terjadi dalam waktu 12jam,reflek menelan dan menghisa yang lemah adanya anus
ketidaknormalan konginetal
e. Intugem
Kulit yang berwarna merah muda atau merah kekuning-kuningan ,sianosis atau
campuran bermacam warna, sedikit vernic caseosa, dengan rambut lanugo disekujur
tubuh ,kurus,kulit tampak transparan halus dan mengkilat,edema yang enyeluruh atau
dibagian tertentuyan terjadi pada saat kelahiran , kuku pendek belum melwati ujung
jari rambut jarang atau mungkin tidak ada sam sekali, pteki atau ekimosis.
f. Musculoskeletal
Tulang kartlago telinga belum tumbuh dan sempurna, lembut dan lunak tulang
tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan letargi.
g. Neurologis
Reflek dan gerakan pada test neurologis tampak tidak resisten, gerak reflek hanya
berkembang sebagian ,menelan,menghisap dan batuk sangat lemah atau tidak efektif,
tidak ada atau menurunnya tanda neurologis mata mungkin tetutupatau mengatup
apbila umur kehamilan belum mencapai 25-26 minggu, suhu tubuh tidak stabil
biasanya hipotrmia, gemetar,,kejang dan mata berputar-putar biasanya bersifat
sementara ,tetapi mungkin jugs ini mengidentifikasi adanya kelainan neurologis.
h. Paru 22
Jumlah pernafasan rata- rata 40-60/menit diselingi dengan periode apnu, pernafasan
yang tidk teratur dengan flaringnasal ( nasal melebar), denkuran, retraksi( interkostal,
subpar sterna,subternal), terdengar suara gremisik.
i. Ginjal
Berkemih terjadi setelah 8jam kelahiran ketidakmampuan untuk melarutkan ekresi
kedalam urine.
j. Reproduksi
Bayi perempuan : klitoris yang menonjol dengan labiummyorsyang belum
berkembang
yang kecil, testis tidak turun kedalam skrotum.Bayi laki- laki : skrotum yang belum
bekembang sempurna dengan ruga yang kecil dan testis tidak turun kedalam
skrotum.
2.Diagnosa kebidanan
NO DIAGNOSA TUJUAN /KRITERIA
HASIL
INTERVENSI
1. Pola nafas tidak efektif b/d tidak
adekuatnya ekspansi paru
pola nafas yang efektif
kriteria :
Kebutuhan oksigen
menurun
Nafas
spontan,adekuat
Tidak sesak
Tidak ada retraksi
Berikan posisi
kepala sedikit
ekstensi
Berikan
oksigen
dengan
metode yang
sesuai
Observasi
irama,
kedalaman dan
frekuensi
23
pernafasan
2. Gangguan pertukaran gas b/d
kurangnya ventilasi alveolar
sekunder terhadap defisiensi
surfactan
pertukaran gas adekuat .
kriteria :
Tidak sianosis
Analisa gas darah
normal
Saturasi oksigen
normal
Lakukan isap
lender bila
perlu
Berikan
metode
oksigen yang
sesuai
Observasi
warna kulit
Ukur saturasi
oksigen
Observasi
tanda-tanda
perburukan
pernafasan
Lapor dokter
bila terdapat
tanda –tanda
perburukan
pernafsan
Kolaborasi
dalam
pemeriksaan
analisa gas
darah
Kolaborai
dalam
pemeriksaan
24
surfaktan
3. Resiko tinggi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
b/d ketidakmampuan ginjal
mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Hdrasi baik .
kriteria:
Turgor kulit elastk
Tidak ada edema
Produksi urine 1-
2cc/kgBB/jam
Elektrolit darah
dalm batas nrmal
Observasi
turgor kulit
Cata intake
dan output
Kolaborasi
dlam
pemberian
caiaran
intravena dan
elektrolit
Kolaborasi
dalm
pemeriksaan
elektrolit
darah
4. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak adekuatnya persediaan
zat besi , kalsium, metabolism yang
tinggi dan intake yang kurang
adekuat
Nutrisi adekuat.
kriteria :
Berat badan anik
10-30gram/hari
Tidak ada edema
protein dan
albumin darah
dalam bats normal
Berikan
ASI /PASI
dengan
metode yang
tepat
Observasi dan
cata toleransi
minum
Timbang berat
badan
setiaphari
Cata intake
dan output
25
Kolaborasi
dalam
pemberian
total parenteral
nutrition kalu
perlu
5. Resiko tinggi hipotermia atau
hipertermi b/d imaturitas fungsi
termogulasi atau perubahan suhu
lingkungan
Suhu bayi stabil.
kriteria:
Suhu 36,5 C-
37,2C akral hangat
Rawat bayi
dengan suhu
lingkungan
sesua
Hindarkan
bayi kontak
langsung
dengan benda
sebagai
sumber
dingin/panas
Ukur suhu
bayi setiap 3
jam atau kalau
perlu
Ganti ppk bila
basah
6. Resiko tinggi terjadi gangguan
perfusi jaringan b/d imaturitas
fungsi sistim kardiovaskuler
Perfusi jaringan baik
Tekanan darh
normal
Pengisian kembaki
kapiler < 2detik
Akral hangat dan
tidak sianosis
Ukur teknan
darahkalo
perlu
Observasi
warna dan
suhu kulit
Observasi 26
Produksi 1-2 cc /
kg BB / Jam
Kesadaran compos
mentis
pengisian
kembali
kapiler
Observasi
adanya odema
periver
Kolaborasi
dalam
pemeriksaan
laboraturium
Kolaborasi
dalam
pemberian
obat-obatan
7. Resiko tinggi injuri susunan saraf
pusat b/dhipoksia
Tidak ada injuri
Kriteria :
Kesadaran compos
mentis
Gerakan aktif dan
terkoordinasi
Tidak ada kejang
Cegah
terjadinya
hipoksia
Ukur saturasi
oksigen
Observasi
kesadaran dan
keaktifan bayi
Observasi
tangisan bayi
Observasi
adanya kejang
Lapor dokter
apbila
ditemukan
27
kelainan
8. Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas
fungsi imunlogik
Bayi tidak terinfeksi
Kriteria :
Suhu 36,5 C –
37,2C
Darah rutin normal
Hindarkan
bayi dari
orang-orang
yang terinfeksi
bila perlu
rawat dalam
incubator
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
kontak dengan
bayi
Lakukan
teknik aseptic
dan anti septic
bila
melakukan
prosedur
infasif
9. Resiko tinggi gangguan intergritas
kulit b/d imaturitas struktur kulit
Integritas kulit baik
Kriteria :
Tidak ada rush
Tidak ada iritasi
Tidak phlebitis
Kaji kulit bayi
dari tanda-
tanda
kemerahan,
iritasi rush,
lesi dan lecet
pada daerah
yang tertekan
Gunakan
plester dan 28
non alergi dan
seminimal
mungkin
Ubah posisi
bayi dan
pemasangan
electrode atau
sensor
10 Gangguan persepsi sensori :
Penglihatan, pendengaran,
penciuman b/d stimulus yang
kurang atau berlebihan dari
lingkungan keperawatan intensif
Koping keluarga efektif
Kriteria :
Ortu koperatif
dengan perawatan
bai nya
Pengetahuan ortu
bertambah
Orang tua dapat
merawat bayi
dirumah
Membelai bayi
sebelum
melakukan
tindakan
Mengajak bayi
berbicara atau
merangsang
pendengaran
bayi dengan
memutar lagu-
lagu yang
lembut
Membeikan
rangsangan
cahaya pada
mata
Kurangi suara
monitor bila
memungkinka
n
Lakukan
29
stimulus
untuk reflek
menghisap dan
menelan
dengan
memasang
dots
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BERAT RENDAH
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
30
1. Identitas bayi
Nama bayi :
Umur : Di mulai dari kepala lahir
Tgl lahir/jam lahir :
BB/PB : < 2500 / < 48 cm
Identitas orang tua
Nama ayah/ibu :
Umur :
Pendidikan :
Agama :
Suku / bangsa :
Alamat :
2. Kaluhan utama
- Bayi Ny…. Lahir premature/dismatur pada tanggal…pukul…, menangis
lemah,dengan jenis kelamin laki-laki/perempuan , BB < 2500 gram, PB < 48cm,
LK < 33cm, LD< 30cm.
- Vernik kaseossa sedikit /tidak ada
- Menangis lemah
- Tonus otot lemah
- Kulit tipis, merah dan transparan, serta tampak mengkilat dan licin.
- Tulang tengkorak lunak mudah bergerak ( pada saat kepala bayi dipegang masih
terasa lunak , dan berdenyut. )
- Jaringan lemak bawah kulit sedikit
- Pernapasan tidak teratur dan sering timbul apne
- Reflek tonik leher lemah
- Reflek morro lemah
- Lemak subkutan kurang sehingga sulit mempertahankan suhu tubuh.
31
3. Riwayat Prenatal
HPHT :
TP :
ANC :
Umur Kehamilan : < 37 mgu
Keluhan Selama Hamil :
TM I :
TM II :
TM III :
Riwayat penyakit ibu selama hamil :
Kebiasaan merokok dan minim alcohol :
4. Riwayat intranatal
Penolong persalinan : Bidan/ Dokter
Tempat persalinan : Rumah/BPS/RS
Jam persalinan : Spontan atau tidak
Presentasi : letak kapala
Lama persalinan kala 1 : 8-12 jam
Lama persalinan kala 2 : 1-2 jam
Lama persalinan kala 3 : 30 menit, plasenta lahir spontan
Lama persalinan kala 4 : 2 Jm , kontraksi uterus baik, tidak ada
perdarahan
5. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
Jenis makanan/minuman : ASI
Waktu pemberian :
Eliminasi
BAB :keluar dalam waktu 12 jam
BAK : > dari 8 jam
Personal Higine 32
Ganti pembalut tali pusat :
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : samnolen/composmentis
- TTV
DJJ : 120-160 x/menit
RR : 40-60 x/menit
Suhu : 36-37 ˚ C
2. Pemeriksaan antropometri
- BB: < 2500 gram
- PB: < 45cm
- LK: < 33cm
- LD: < 35cm
3. Pemseriksaan fisik
- Kepala
Luka /lesi : ada/tidak
Moulage : ada/tidak
Caput saccedaneum : ada/tidak
Chepalhematom : ada/tidak
- Mata : tertutup/mengatup
Bentuk : simetris
Konjungtiva : anemis
Skelra : ikterik
Skret : ada
33
- Hidung
Bentuk : simeris
Pernafasan cuping hidung : ada
- Mulut
Mukosa : lembab
Reflek rooting : lemah
Reflek menghisap : lemah
- Telinga
Bentuk : simetris
Benjolan abnormal : tidak ada
Pengeluaran : ada /tidak
Tulang telinga : masih lunak
- Leher
Pergerakan : lemah, letargi
Reflek tonik neck : lemah
- Dada
Retraksi dinding dada : ada
Bunyi nafas : gemrisik (ada dengkuran )
- Abdomen
Bentuk : skafoid
Kembung : ada/ tidak
Tali pusat : basah, dan terbalut dengan kasa
- Genetalia
Jenis kelamin :
34
Bayi perempuan : klitoris yang menonjol dengan labiummyora
yang belum berkembang
Bayi laki- laki : skrotum yang belum bekembang sempurna dengan ruga
yang kecil dan testis tidak turun kedalam skrotum.
Kelainan : ada kelainan kongingetal
- Anus : ketidaknormalan kongingetal
- Ekstremitas atas
Bentuk : simetris
Warna : kemerahan/sianosis
Rambut lanugo : banyak
Vernic caseosa : sedikit
Jari tangan : lengkap /tidak
Pergerakan : lemah,letargis
Reflek morrow : lemah
Reflek graff : lemah
- Ekstremitas bawah
Bentuk : simetris
Jari kaki : lengkap/tidak
Warna : kemerahan/sianosis
Reflek walking : lemah
Reflek babinski : lemah
- Punggung dan tulang belakang
Rambut lanugo : banyak
Vernik kaseosa : sedikit
Bentuk tulang belakang : ada
35
36
II. INTERPRETASI DATA
N
O
DIAGNOSA/MASALAH KEBUTUHAN PARAF
Dx Bayi Ny… umur…. Dengan BBLR
Dasar :
DS : Ibu dan keluarga mengtakan :
- Bayi Ny…. Lahir premature/dismatur pada
tanggal…pukul… , menangis lemah ,dengan
jenis kelamin laki-laki/perempuan , BB < 2500
gram, PB < 48cm, LK < 33cm, LD< 30cm.
DO :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran :samnolen/composmentis
TTV
DJJ : 120-160 x/menit
RR : 40-60 x/menit
Suhu : 36-37 ˚ C
Pemeriksaan antropometri
- BB: < 2500 gram
- PB: < 45cm
- LK: < 33cm
- LD: < 35cm
Vernik kaseossa sedikit /tidak ada
Menangis lemah
Tonus otot lemah
Kulit tipis, merah dan transparan, serta
tampak mengkilat dan licin.
Tulang tengkorak lunak mudah bergerak
1. Hasil
pemeriksaan
2. penjelasan
pada
keluarga
mengenai
masalah
yang
dihadapi
bayinya kini
3. Hangatkan
tubuh bayi di
dalam inkubator
4. penerapan
metode kangaroo
mother care
5. pengaturan
dan pengawasan
intek nutrisi dan
cara menyusui
yang benar
6. ASI eksklusif
selama 6 bulan
penuh pada
37
( pada saat kepala bayi dipegang masih
terasa lunak , dan berdenyut. )
Jaringan lemak bawah kulit sedikit
Pernapasan tidak teratur dan sering
timbul apne
Reflek tonik leher lemah
Reflek morro positif
Lemak subkutan kurang sehingga sulit
mempertahankan suhu tubuh.
bayinya
7. tanda- tanda
bahaya misal,
apnea,
penurunan
pergerakan,
makan dengan
buruk.
III. MASALAH POTENSIAL
a) Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
b) Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi
Surfactan .
c) Resiko tinggi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
persediaan zat besi , kalsium, metabolism yang tinggi dan intake yang kurang adekuat.
e) Resiko tinggi hipotermia atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termogulasi atau perubahan
suhu lingkungan.
f) Resiko tinggi terjadi gangguan perfusi jaringan b/d imaturitas fungsi sistim kardiovaskuler.
g) Resiko tinggi injuri susunan saraf pusat b/dhipoksia.
h) Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunlogik.
i) Resiko tinggi gangguan intergritas kulit b/d imaturitas struktur kulit.
j) Gangguan persepsi sensori :
38
Penglihatan, pendengaran, penciuman b/d stimulus yang kurang atau berlebihan dari
lingkungan keperawatan intensif.
IV. TINDAKAN SEGERA
a) Lakukan penanganan dan tindakan segera
b) Lakukan rujukan kerumah sakit
c) Kolaborasi dengan dokter
V. INTERVENSI
NO TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONALISASI PARAF
Tujuan:
Berat badan bayi
bertambah (normal).
Kriteria:
Dalam beberapa hari
berat badan bayi menjadi
normal.
Tali pusat kering
Bayi dapat mennyusu
Tidak ada tanda-tannda
infeksi.
1. Beri penjelasan
pada keluarga
mengenai
masalah yang
dihadapi bayinya
kini
2. Hangatkan tubuh
bayi di dalam
incubator
3. Anjurkan
keluarga untuk
1. Dengan memberikan
penjelasan kepada
keluarga mengenai
masalah yang
dihadapi diharapkan
keluarga tidak
merasa cemas/
khawatir.
2. Dengan
menghangatkan bayi
didalam inkubator
suhu bayi tetap
terjaga
kehangatannya.
3. Dengan menerapkan
metode kangaroo
39
menerapkan
metode kangaroo
mother care
4. Beritahu
penjelasan pada
ibu dan keluarga
tentang
pengaturan dan
pengawasan intek
nutrisi dan cara
menyusui yang
benar
5. anjurkan ibu
untuk tetap
memberikan ASI
eksklusif selama
6 bulan penuh
pada bayinya
6. Ajari ibu cara
mengenali tanda-
mother care bayi
akan merasa hangat
dan membuat ibu
dan bayi merasa
lebih dekat.
4. Dengan
memberitahu ibu
tentang pengawasan
intek nutrisi dapat
mengetahui
sseberapa banyak
asupan nutrisi yang
disberikan kepada
bayinya.
5. Dengan
menganjurkan ibu
untuk memberikan
ASI eksklusif
kepada bayinya
diharapkan
terjadinya hubungan
batin antara ibu dan
bayi serta dapat
mmembuat bayi
menjadi sehat.
6. Dengan
memberitahu ibu
tentang tanda-tanda 40
tanda bahaya
misal, apnea,
penurunan
pergerakan,
makan dengan
buruk. .
bahaya pada bayi,
ibu dan keluarga
akan segera
menghubungi
petugas.
VI. IMPLEMENTASI
(Belum dilakukan)
No. Hari/tanggal
Jam
Implementasi Rasionalisasi Paraf
M
VII. EVALUASI
(Belum dilakukan)
No. Hari/tanggal
Jam
Evaluasi Paraf
S =
O =
A =
P =
BAB III
TINJAUAN KASUS
41
Pada hari selasa tanggal 26-06-2012 pukul 13.30 WIB Ny. R bersalin di BPS dan
melahirkan seorang bayi premature dengan berat badan 1600 gr. Ny. R cemas dan khawatir
dengan keadaan bayinya karena berat badan bayinya tersebut kurang dari berat badan normal.
Sehingga pukul 16.45 WIB bidan dan keluarga merujuk kerumah sakit Dr. Sobirin lubuk
linggau. Ny. R ingin bayinya dirawat secara intensif agar berat badan bayinya bisa bertambah
dan menjadi normal serta sehat dan tidak terjadi gangguan- gangguan lain yang mungkin bisa
menyertai bayinya.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “R”
DENGAN BBLR
Tanggal Pengkajian : 26-29 Juni 2012
Jam masuk : 18.50 WIB
Jam pengkajian : 19.30 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Melati RSUD Dr. Sobirin Lubuk Linggau
No RM : 013231
42
Biodata :
1. Bayi
nama : By. R
tanggal lahir : 26 juni 2012
2. Orang Tua
nama ibu : Ny. R nama ayah : Tn. D
umur : 19 thn umur : 20 thn
agama : Islam agama : Islam
pekerjaan : IRT pekerjaan : Mahasiswa
alamat : Muara Kelita, PUT alamat : Muara Kelita, PUT
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “R” TANGGAL 26 JUNI 2012
S= Subjektif
Ibu Mengatakan:
Namanya Ny. “R” umur 19 tahun
Baru melahirkan anak pertama.
Bayinya bernama By. “R” dan umurnya baru 3 jam
melahirkan anankya saat usia kehamilan 7 bulan
Melahirkan ditolong oleh bidan
BB anaknya saat lahir 1,6 kg, PB 42cm
Bayinya lemah dan sesak nafas
43
O= Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Menthis
TTV :
T : 36,5oC
P : 165 x/menit
RR : 65 x/menit
Antrhopometri :
BB : 1600 gram
PB : 42 cm
LD : 27 cm
LK : 25 cm
Tonus otot : lemah
Vernic caseosa sedikit
Reflek Hisap : lemah
Reflek morrow : lemah
A= Analisa
By. Ny “R” umur 3 jam dengan BBLR
P= Planning
Tempatkan bayi didalam incubator dengan suhu 34˚C
Beri O2 sebanyak 2 liter
Observasi pemberian O2
Observasi TTV
Perawatan tali pusat
Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Berikan caiaran Infuse D5 ¼ NS 12 tetes/menit
44
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “R” TANGGAL 27 JUNI 2012
S= Subjektif
Ibu mengatakan :
Bayi nya belum bisa menyusu.
badan bayinya panas
O= Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Menthis
TTV :
T : 38,6oC
P : 125 x/menit
RR : 40 x/menit
Antrhopometri :
BB : 1600 gram
PB : 42 cm
LD : 27 cm
LK : 25 cm
Tonus otot : lemah
Reflek Hisap : (-)
A= Analisa
By. Ny “R” umur 1 hari dengan BBLR dan febris
P= Planning
45
Observasi TTV
Kompres dengan air hangat dibagian kepala.
Berikan O2 sebanyak ½ liter
Observasi pemberian O2
Perawatan tali pusat
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Tetap Berikan cairan Infuse D5 ¼ NS 12 tetes/menit.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “R” TANGGAL 28 JUNI 2012
S= Subjektif
Ibu mengatakan:
Bayinya rewel
Keadaan bayinya masih lemah
Bayinya mencret kurang lebih sudah 5 kali
BAB bayinya encer dan tidak berampas
Badan bayinya panas
O= Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Menthis
TTV :
T : 39oC
P : 92 x/menit
RR : 50 x/menit
Antrhopometri :
BB : 1600 gram
PB : 42 cm46
LD : 27 cm
LK : 25 cm
Tonus otot : lemah
Reflek Hisap : (+)
BAB
Frekuensi : sudah 5x
Konsistensi : encer tidak berampas
A= Analisa
By. Ny “R” umur 2 hari dengan BBLR dan febris
P= Planning
Kompres dengan air hangat dibagian kepala
Jaga personal hygiene
Pantau intake dan output
Berikan O2 sebanyak ½ liter
Observasi pemberian O2
Lakukan perawatan tali pusat
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Berikan IUFD Benutrion VE
Tetap berikan cairan infuse D5 1/4 NS 12 tetes/menit
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “R” TANGGAL 29 JUNI 2012
S= Subjektif47
Ibu mengatakan:
Bayinya rewel
Frekuensi BAB bayinya sudah berkurang ± 3 kali
Panas bayinya sudah turun
keadaan bayinya masih lemah
Reflex hisap bayinya masih lemah.
O= Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Menthis
TTV :
T : 37.7oC
P : 110 x/menit
RR : 43 x/menit
Antrhopometri :
BB : 1600 gram
PB : 42 cm
LD : 27 cm
LK : 25 cm
Tonus otot : lemah
Reflek Hisap : (+)
BAB
Frekuensi : 3x
Konsistensi : masih sedikit encer
A= Analisa
By. Ny “R” umur 3 hari dengan BBLR
P= Planning
Pantau keadaan umum bayi dan TTV
Kompres dengan air hangat48
Jaga personal hygiene
Pantau intake dan output
Berikan O2 sebanyak ½ liter
Lakukan perawatan tali pusat
Observasi pemberian O2
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Berikan IUFD Benutrion VE
Tetap berikan cairan infuse D5 ¼ NS 12 tetes/ menit
Injeksi IV aminofilin 4 mg
Ampicillin 80 mg
Gentamicin 4 mg
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY “R” TANGGAL 30 JUNI 2012
S= Subjektif
Ibu mengatakan:
Keadaan bayinya masih lemah
Reflek hisap bayinya masih lemah
Bayinya sudah tidak rewel lagi
Bayinya sudah tidak mencret lagi
BAB bayinya sudah berampas
Bayinya masih belum bisa menyusu .
O= Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Menthis
TTV :49
T : 37oC
P : 98 x/menit
RR : 48 x/menit
Antrhopometri :
BB : 1600 gram
PB : 42 cm
LD : 27 cm
LK : 25 cm
Tonus otot : lemah
Reflek Hisap : (+)
A= Analisa
By. N\ “R” umur 4 hari dengan BBLR
P= Planning
Pantau intake dan output
Jaga personal hygiene
Berikan O2 sebanyak ½ liter
Lakukan perawatan tali pusat
Observasi pemberian O2
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
D5% gtt 15x/menit
Asam tranexamat 15 mg
Lanjutkan perawatan .
50
51
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan studi kasus pada bayi NY R dengan BBLR yang dirawat di RSUD dr.
SOBIRIN ditemukan beberapa masalah yaitu bahwa bayi NY R mengalami kesulitan dalam
bernafas atau gangguan pertukaran O2 yang berhubungan dengan imaturitas sistim pernafasan.,
gangguan termogulasi yang berhubungan dengan cairan yang diperoleh dalam tubuh bayi, serta
gangguan pemenuhan nutrisi yang berhubungan dengan imaturutas sistim pencernaan .
Disamping itu juga diperoleh bahwa gerakan atau aktivitas bayi masih sangat
lemah,karena keadaan tubuh yang masih sangat kecil, serta ditemukan juga gangguan inergritas
kulit berdasarkan tipisnya jaringan kulit . Sehingga bayi harus mendapat kan perawatan yang
baik untuk mengembalikan kondisi tubuh yang normal. Bayi dengan BBLR ini harus
mendapatkan pemantauan khusus. Jangan sampai terjadi komplikasi lain yang menyebabkan
keadaan bayi semakin memburuk. Pemantauan harus dilakukan smapai keadaan bayi membaik,
dan berat badan nya naik dalam batas normal.
52
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dibahas diatas diperoleh bahwa bayi dengan
berat lahir rendah merupakan bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram atau disebut juga
Infant of low birth weigh. Disamping itu juga diperoleh bahwa ada beberapa factor penyebab
BBLR ini diantaranya yaitu dari factor ibu itu sendiri misalnya gizi saat hamil yang kurang
sehingga menyebabkan animia pada ibu hamil yang akan mengurangi metabolism tubuh
sehingga mengganggu pertumbuhan janin dalam rahim, jarak hamil, bersalin yang terlalu dekat
dan umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Sedangkan dari factor janin yang dapat menyebabkan BBLR adalah seperti cacat bawaan
dan infeksi dalam rahim.Disini juga ada beberapa komplikasi yang ditimbulkan dari bayi dengan
BBLR menurut Erlina (2008) seperti Hipoglikimia, hipotermia, pendarahan intrafentikoler
gangguan cairan dan elektrolit, hiperbilirubinemia, sindrom gawat nafas dan paten duktus
arteriosus.
Adapun cara penatalaksanaan keperawatan pada BBLR menurut Manuaba (1998)
Perawatan dan pengawasan bayi BBLR ditujukan pada pengaturan panas badan bayi, makanan
bayi premature, menghindari infeksi dengan ketat dan penimbangan berat badan yang
mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya terhadap ibu dan bayinya. Selain itu
lapoaran ini diharapkan juga dapat memberikan masukan dalam upaya pencegahan kejadian
pada bayi BBLR. Disamping itu juga dapat memberikan informasi ilmiah pada para pembaca
supaya dapat lebih mengerti tentang upaya pelayanan kesehatan yang baik.
53
DAFTAR PUSTAKA
Prawihardjo,Saswono.2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Neonatal.Jakarta :
PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Dr.Hasan,Rusepno.dkk.2007.Ilmu Kesehatan Anak 3.jakarta:Bagian ilmu kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Biddulpin,Jhon.Stace,John.1999.Kesehatan Anak.Yogyakarta:gadjah Mada university
press(anggota IKAPI).
Surasmi,Astrining.dkk.2003.Perawatan Bayi resiko tinggi.Jakarta:ECG.
Prof.Dr Mochtar,rustam MPH.1998.Sinopsis Obstetri jilid 1.jakarta:ECG.
Prof.dr Saifudin,.Abdul bari,SPOG,MPH.dkk.2002.Buku panduan Praktis Pelayanan kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Sachrin ,rosa M.1996.prinsip keperawatan pediatric edisi 2.jakarta :EGC
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
54