LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek...

71

Transcript of LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek...

Page 1: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,
Page 2: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

LAPORAN KINERJA

TRIWULAN III TAHUN 2019

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG KEMARITIMAN

Page 3: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas tersusunnya Laporan Triwulan III Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

periode April- Juni tahun anggaran 2019. Laporan ini merupakan hasil pencapaian atau

realisasi kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang dihasilkan melalui

Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan

Jasa, Bidang Koordinasi Infrastruktur, Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia,

IPTEK, dan Budaya Maritim selama Triwulan III tahun 2019. Dalam proses

penghitungan kinerja, dilakukan secara keseluruhan bukan target dan capaian masing

masing deputi.

Pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan ini tidak terlepas dari bantuan

pihak terkait. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak terkait atas bantuan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini,

sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih banyak

kekurangannya. Oleh sebab itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang

konstruktif dalam rangka pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelaporan.

Kami juga berharap, laporan kinerja ini bisa menjadi dasar evaluasi dan perencanaan

pencapaian kinerja yang lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Oktober 2019

Plt. Sekretaris Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman

Agung Kuswandono

Page 4: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2019, merupakan perwujudan transparansi

dan akuntabilitas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko

Kemaritiman) dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan anggarannya.

Selain itu, Lapoan Kinerja ini merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan

misi sebagaimana dalam Renstra Kemenko Kemaritiman. Kinerja Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) triwulan III Tahun 2019

diukur berdasarkan capaian kinerja atas pelaksanaan Pernyataan Kinerja Menteri

Koordinator Bidang Kemaritiman. Pernyataan Kinerja tersebut disusun berdasarkan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019 sebagai pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Perencanaan

kinerja disusun dengan memperhatikan tugas dan fungsi dari Kemenko Kemaritiman

yaitu membantu Presiden dalam mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan

mengendalikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kemaritiman.

Fungsi Kemenko Kemaritiman difokuskan pada upaya perbaikan mekanisme

koordinasi dalam mensinergikan, melaksanakan serta melakukan pengendalian terhadap

pelaksanaan kebijakan bidang kemaritiman yang secara teknis dilaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko Kemaritiman. Hal ini sesuai

dengan rencana strategis Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2015-2019

yang dititikberatkan pada upaya koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian dalam

rangka mewujudkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat,

menuju poros maritim dunia.

Berdasarkan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tahun

2019 terdapat 4 (empat) bagian utama (perspektif), yaitu: Pemangku Kepentingan

(stakeholders), Pelanggan (Customer), Proses Internal (Internal Process), dan dan

Pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth), serta dibagi dalam 10 (sepuluh)

Sasaran Strategis (SS) yang terdiri 15 (lima belas) Indikator Kinerja Utama (IKU).

Capaian kinerja Kemenko Kemaritiman pada triwulan III tahun 2019 adalah

100% (“Baik”). Seluruh target kinerja yang diperjanjikan pada triwulan III dapat

diselesaikan.

Page 5: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman iii

Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko pada Triwulann III 2019

Gambar 2 Capaian Kinerja Kemenko sampai pada TW III 2019

Adapun penjelasan singkat mengenai pencapaian kinerja Kemenko Kemaritiman

triwulan III Tahun 2019 yang dikelompokan dalam 4 perspektif adalah sebagai berikut:

1. Stakeholder Perspective terdiri dari 1 (satu) SS yaitu: Terwujudnya Indonesia Poros

Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing.

Pada triwulan III belum ada target atau capaian kinerja

2. Customer Perspective terdiri dari 4 (empat) SS yaitu:

a. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif

di Tingkat Regional & Global

b. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara

Berkelanjutan

c. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros

Maritim

Page 6: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman iv

d. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter

dan Berbudaya Nusantara

Pada triwulan III belum ada target atau capaian kinerja

3. Internal Business dengan 1 (satu) SS yaitu: Tersedianya Rekomendasi Kebijakan

Kemaritiman yang Efektif dengan capaian 100%

4. Learning and growth dengan 4 (empat) SS, dengan rincian:

a. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten belum ada

target dan capaian kinerja (belum ditargetkan)

b. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang

Baik (belum ditargetkan)

c. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

yang Terintegrasi, belum ada target dan capaian kinerja (belum ditargetkan)

d. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel, tidak ditargetkan

Page 7: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN ................................................................. viii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ................................................................................... 1

1.2. Organisasi dan Personalia ........................................................................................... 3

1.3. Sistematika Penyajian ................................................................................................. 5

II. PERENCANAAN KINERJA ......................................................................................... 7

2.1. Sasaran Strategis ......................................................................................................... 7

2.2. Indikator dan Target Kinerja ....................................................................................... 9

2.3. Program dan Kegiatan ...............................................................................................11

III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................14

3.1. Capaian Kinerja Triwulan III 2019 .............................................................................14

3.1.1 Stakeholders Perspective .................................................................................17

SS.1 Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa ........................................17

3.1.2 Customer Perspective .....................................................................................22

SS.2 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global .........................................................................22

SS.3 Meningkatnya Nilai Tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan .................................................................................................24

SS.4 Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim .........................................................................................................26

SS.5 Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif, Berkarakter dan Berbudaya Nusantara ............................................................29

3.1.3 Internal Business Process Perspective ..............................................................31

SS.6 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif ......................31 3.1.4 Learning and Growth Perspective ...................................................................40

SS.7 Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten ......................................................................................................42

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik ...............................................................................................................43

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi ............................................................................................45

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel ...........................................................48 3.2. Ringkasan Penjelasan Capaian Kinerja .......................................................................49

3.3. Capaian Realisasi Anggaran .......................................................................................52

IV. PENUTUP ....................................................................................................................57

LAMPIRAN ........................................................................................................................59

Page 8: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2019 ................................................................................. 7

Tabel 2. SS dan IKU Kemenko Kemaritiman TA. 2019 ........................................................... 9

Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas .......................10

Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja ..........................................................................................11

Tabel 5 Anggaran dana Pagu Kegiatan Kemenko 2019 ...........................................................12

Tabel 6 Rincian Pagu per Unit Kerja Kemenko 2019 ..............................................................12

Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman Triwulan III TA. 2019 .................................14

Tabel 8 Nilai Capaian Kinerja per Perspektif TA. 2019 ..........................................................15

Tabel 9 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman Triwulan III TA. 2019 .................................16

Tabel 10 Target dan Capaian Sasaran Strategis 1 ..................................................................17

Tabel 11 Cakupan penghitungan nilai PDB Maritim ..............................................................19

Tabel 12 Indikator Kinerja SS.2 ............................................................................................22

Tabel 13 Daftar Target SS.3 ..................................................................................................24

Tabel 14 Target Produksi Sumber Daya Energi ......................................................................25

Tabel 15 Peringkat OHI Indonesia ........................................................................................26

Tabel 16 Target Indikator Kinerja SS.4 ..................................................................................26

Tabel 17 Target Indikator Kinerja SS.4 ..................................................................................29

Tabel 18 Target Indikator Kinerja SS.4 ..................................................................................30

Tabel 19 Target Learning and Growth Perspective TW III 2019 .............................................40

Tabel 20 Nilai Capaian Learning and Growth Perspective s.d TW III 2019 .............................41

Tabel 21 Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman .............44

Tabel 22 Capaian Nilai Indeks SPBE Kemenko Kemaritiman Tahun 2018 .............................46

Tabel 23 Nilai Rerata Capaian Indeks SPBE Nasional Tahun 2019 ........................................47

Tabel 24 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Kemaritiman Triwulan III 2019 ........................51

Tabel 25 Realisasi Anggaran Kemenko Kemaritiman TW III Tahun 2019 ...............................52

Tabel 26 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Triwulan III Tahun 2019 ...............................53

Tabel 27 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Kemaritiman s.d Triwulan III TA. 2019 .........54

Tabel 28 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko s.d Triwulan III TA. 2019 ..............................55

Page 9: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko pada Triwulann III 2019 ............................................... iii

Gambar 2 Capaian Kinerja Kemenko sampai pada TW III 2019 ............................................. iii

Gambar 3 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Kemaritiman ................................................. 4

Gambar 4 Tugas dan Fungsi Eselon Unit Lingkup Kemenko Kemaritiman .............................. 5

Gambar 5 Peta Sasaran Strategis Kemenko Maritim TA. 2019 ................................................ 8

Gambar 6 Proyeksi dan Share PDB Maritim terhadap PDB Nasional 2018 .............................20

Gambar 7 Capaian Peringkat LPI Indonesia ..........................................................................21

Gambar 8 Capaian Ocean Health Index Indonesia Tahun 2018 ..............................................26

Gambar 9 Bobot Aspek Penilaian dan Predikat Index SPBE ...................................................46

Page 10: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman viii

DAFTAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN

IKU : Indikator Kinerja Utama

Kemenko Kemaritiman : Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Menko : Menteri Koordinator

PDB : Produk Domestik Bruto

RB : Reformasi Birokrasi

Renstra : Rencana Strategis

SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja

Setmenko Kemaritiman : Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Sesmenko Kemaritiman : Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

SPIP : Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

SPBE : Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

SS : Sasaran Strategis

TA : Tahun Anggaran

Page 11: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 1

I. PENDAHULUAN Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis menjadi persilangan lalu lintas

perdagangan dunia dapat menjadi poros dunia sesuai visi Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun

2005-2025 telah menetapkan visi pembangunan nasional yakni untuk mewujudkan

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Salah satu langkah untuk

mencapainya, pemerintahan telah mencanangkan bahwa Indonesia harus mampu

meraih kembali kejayaan maritim. Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan adalah

membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) dalam

jajaran Kabinet Kerja. Pembentukan kementerian ini dimaksudkan untuk

mengefektifkan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan di bidang kemaritiman

sehingga dapat terjadi sinergi diantara kementerian/lembaga yang dikoordinasikan

untuk mengurangi dan/atau menghilangkan hambatan-hambatan yang ada.

Terdapat tiga aspek penting yang mendukung dalam perkembangan bangsa

Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek

maritim mendapat perhatian yang lebih, dan diharapkan dapat memberikan manfaat

dan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan. Indonesia adalah salah satu negara

maritim dan kepulauan yang terbesar di dunia dengan 17.508 pulau besar dan kecil

dengan garis pantai 99.000 km dengan penduduk lebih dari 220 juta. Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) lahir sebagai

pengejawantahan visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kala

yang merupakan pimpinan pemerintahan dalam kabinet kerja 2014-2019.

Pada Periode Triwulan III Tahun 2019, Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman telah banyak melaksanakan kegiatan. Walaupun demikian sebagian besar

kegiatan tersebut belum mempunyai target dan capaian kinerja. Pada triwulan III hanya

1 (satu) IKU yang ditargetkan dan berhasil mencapai target yaitu IKU; “Persentase

Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kebijakan Kemaritiman yang Menjadi Dasar

Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan” dengan capaian 100%.

1.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Sebagai amanat Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2015 tentang Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman mempunyai tugas: Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan Pemerintahan di

bidang Kemaritiman.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

menyelenggarakan fungsi:

Page 12: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 2

Visi

(Sesuai Visi Presiden)

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong”

Misi :

“Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,

maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional”

1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang Kemaritiman.

2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian / Lembaga yang terkait

dengan isu di bidang Kemaritiman.

3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman.

4. Sinkronisasi dan koordinasi kebijakan penguatan negara maritim, dan

pengelolaan sumber daya maritim.

5. Koordinasi kebijakan pembangunan sarana dan prasarana Kemaritiman.

6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman dan

8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan adalah legal menurut Undang-

Undang Dasar 1945. Hal ini dapat dilihat pada ketentuan

Pasal 25A Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa

Indonesia adalah Negara Kepulauan yang bercirikan

nusantara. Selain itu, Misi ke-7 Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025 adalah mewujudkan

Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri,

maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan

nasional.

Visi Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman sesuai dengan visi Presiden Terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong

Sehubungan dengan visi tersebut di

atas, Kementerian Koordinator memiliki misi

yang dijalankan Mewujudkan Indonesia menjadi

negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional

Gagasan Presiden Joko Widodo untuk

mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia

memiliki lima pilar utama, yaitu:

1. membangun kembali budaya maritim Indonesia;

2. menjaga dan mengelola sumber daya laut;

3. memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim;

Page 13: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 3

4. mengembangkan diplomasi maritim, membangun kemitraan;

5. membangun kekuatan pertahanan maritim.

Pembangunan poros maritim memiliki sekurangnya 3 (tiga) pilar ekonomi, yaitu:

(1) pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan; (2) penyediaan dan infrastruktur

poros maritim yang maju dan terpadu; serta (3) pengembangan industri maritim.

Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan potensi lautnya,

sekalipun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut, seperti negara pantai.

Tetapi harus mempunyai kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan

lain‐lain untuk mengelola dan memanfaatkan laut tersebut, baik ruangnya, kekayaan

alamnya maupun letaknya yang strategis.

1.2. Organisasi dan Personalia

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-

2019. Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sampai dengan unit

eselon I selanjutnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2015 tanggal 21 Januari 2015 tentang Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Kemaritiman Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman

Nomor 2 Tahun 2019.

Berdasarkan keputusan dan peraturan tersebut di atas, Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan

pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang

kemaritiman. Sehubungan dengan hal itu Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kemaritiman;

b. pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu

di bidang kemaritiman;

c. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman;

d. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan penguatan negara maritim dan pengelolaan

sumber daya maritim;

e. koordinasi kebijakan pembangunan sarana dan prasarana kemaritiman;

f. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman;

Page 14: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 4

g. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Sehubungan dengan tugas koordinasi yang dimiliki Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman mengoordinasikan:

a. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

b. Kementerian Perhubungan;

c. Kementerian Kelautan dan Perikanan;

d. Kementerian Pariwisata; dan

e. Instansi lain yang dianggap perlu.

Gambar 3 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Kemaritiman

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terdiri atas Sekretariat

Kementerian Koordinator, 4 (empat) Deputi, 4 (empat) Staf Ahli Menteri, dan

Inspektorat degan tugas utama sebagai berikut:

Staf Ahli Menteri

Page 15: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 5

1.3. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman dari Juli hingga September 2019. Kemudian

membandingkan antara capaian kinerja (performance results) dengan rencana kinerja

(performance plan) sebagai tolak ukur keberhasilan dari hasil analisis terhadap capaian

kinerja tersebut, sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang

akan datang. Penyajian Laporan kinerja ini adalah sebagai berikut;

1. Bab I PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan

tujuan penulisan laporan dan struktur organisasi serta pengelola kinerja program/

kegiatan.

2. Bab II PERENCANAAN KINERJA, menjelaskan rencana serta penetapan

kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Triwulan III Tahun 2019.

Gambar 4 Tugas dan Fungsi Eselon Unit Lingkup Kemenko Kemaritiman

Page 16: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 6

3. Bab III AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis

pencapaian kinerja program dan keuangan, kendala, dan rekomendasi Kinerja

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Triwulan III Tahun 2019.

4. Bab IV PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman selama Triwulan III Tahun 2019

dan menguraikan rencana tindak lanjut yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di

masa datang.

Page 17: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 7

II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari arah dan kebijakan Menteri

Koordinator sesuai dengan Rencana Strategis yang telah ditetapkan serta merujuk pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2014-2019. Pada tingkat Kementerian

Koordinator, diimplementasikan dalam pernyataan Kinerja Menteri Tahun 2015 dan

Perjanjian Kinerja Sekretaris Kementerian Koordinator dan para Deputi. Strategi

pencapainya diimplementasikan dalam Peta Strategi (Strategy Map) Kementerian

Koordinator sebagai Target kinerja pada tingkat Kementerian Koordinator yang

ditetapkan berdasarkan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator, dijabarkan lebih lanjut

secara berjenjang kepada seluruh unsur organisasi sampai dengan tingkat individu.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sedang mengembangkan sistem

dan prosedur, termasuk sistem akuntabilitas kinerja. Sebagai upaya menuju akuntabilitas

kinerja kementerian yang handal, kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah

menerapkan manajemen kinerja berbasiskan teknologi informasi dan komputer (TIK)

dengan metode Balanced Score Card (BSC). Hal ini ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman nomor: SKEP.2/2017 tentang Pengelolaan

Kinerja.

Target Kinerja Tahun 2019 tersebut, kemudian dijabarkan melalui tahapan-

tahapan dan target kinerja Triwulanan.

2.1. Sasaran Strategis

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai oleh instansi pemerintah secara spesifik,

terukur dan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Proses mencapai sasaran

diberikan indikator sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk

diwujudkan pada tenggang waktu yang telah ditargetkan.

Berdasarkan hal tersebut maka disusun sasaran strategis Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dalam kurun waktu Tahun Anggaran 2019, namun tidak semua

sasaran strategis ditargetkan untuk rentang waktu Triwulan III Tahun 2019. Sasaran

strategis Tahun Anggaran 2019 adalah sebagai berikut;

Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2019

Stakeholder

SS.1 Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing

Customer

SS.2 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

Page 18: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 8

Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

Internal Business Process

SS.3 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

Learning and growth

SS.4 SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten belum ada target dan capaian kinerja

SS.5 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik, tecapai 97,11%

SS.6 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi, belum ada target dan capaian kinerja

SS.7 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel belum ada target dan capaian kinerja

Kemudian berdasarkan sasaran strategis tersebut disusun peta strategis. Peta

strategis adalah sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat

dan mengacu pada tugas dan tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman.

Gambar 5 Peta Sasaran Strategis Kemenko Maritim TA. 2019

Page 19: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 9

Pencapaian keempat sasaran strategis utama dimaksud didukung oleh 4 (empat)

sasaran strategis pendukung yang ada dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

yaitu: tersedianya SDM Kementerian Koordinator yang kompeten; terwujudnya

organisasi dan tata kelola Kementerian Koordinator yang baik; terbangunnya sistem

informasi manajemen Kementerian Koordinator yang terintegrasi; dan pengelolaan

anggaran yang akuntabel.

Pencapaian 4 (empat) sasaran strategis utama tersebut pada gilirannya akan

meningkatkan ketersediaan rekomendasi kebijakan kemaritiman yang efektif kepada

pengguna, yaitu kementerian dan/atau lembaga yang menangani sektor kemaritiman.

Pada akhirnya implementasi rekomendasi kebijakan kemaritiman dimaksud akan secara

efektif mendorong terwujudnya Indonesia poros maritim dunia melalui pemerataan

pembangunan dan peningkatan daya saing bangsa yang menjadi harapan para

pemangku kepentingan.

Tujuan dan sasaran akan dapat diwujudkan dengan kebijakan dan strategi yang

baik yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan koordinasi di seluruh unit kerja.

Pemilihan isu yang tepat dan strategis juga menjadi faktor penentu keberhasilan

pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian Koordinator.

2.2. Indikator dan Target Kinerja

2.2.1 Indikator Kinerja Utama

Berdasarkan perjanjian kinerja Menko Bidang Kemaritiman ditetapkan target

kinerja tahun 2019. Target kinerja ini terdiri dari sasaran strategis, indikator kinerja

utama serta target selama tahun 2019 serta per Triwulan 2019. Untuk Triwulan III

Tahun 2019 tidak semua Sasaran Strategis ditargetkan untuk direalisasikan. Berdasarkan

hal tersebut berikut disajikan indikator kinerja dan target Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman pada Tahun 2019.

Tabel 2. SS dan IKU Kemenko Kemaritiman TA. 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tahunan

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

1. Persentase Pertumbuhan PDB Maritim 4

2. Peringkat Logistic Performance Index -

Perspektif Konsumen (Customer Perspective)

2. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

3. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

80

4. Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

>50

3. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara

5. Persentase Capaian Produksi Sumber Daya Alam Kemartiman

85

Page 20: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 10

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tahunan Berkelanjutan 6. Ocean Health Index 67

4. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

7. Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

60

8. Persentase Biaya Logistik Nasional Terhadap PDB 21,50

5. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

9. Indeks Inovasi >30

10. Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata 35

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)

6. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

11. Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

100%

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan (Learning & Growth)

7. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten

12. Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

70

8. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

13. Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

70

9. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi

14. Indeks Penyelenggaran Sistem Pemerintahan Berbasi Elektronik

2

10. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel 15. Opini BPK ≥50%

Dari 15 IKU tersebut, hanya 1 (satu) IKU yang ditargetkan pada Triwulan III

tahun 2019 ini, yaitu IKU.11 Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan

Kemaritiman yang Menjadi Dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kebijakan.

2.2.2 Penghitungan Capaian Kinerja

Dalam menghitung capaian realisasi kinerja dihitung dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung capaian IKU:

a. Penghitungan capaian dilakukan dengan memperhatika dan mempertimbangkan:

• Tingkat kendali dan tingkat validitas suatu IKU, dengan komposisi bobot sebagai

berikut:

Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas

Jenis IKU Exact Proxy Activity

High 13.33 8.33 5.00

Moderate 15.00 10.00 6.67

Low 18.33 13.33 10.00

• Bukti hasil kinerja, dengan komposisi bobot sebagai berikut:

Page 21: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 11

Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja

Kategori Penilaian Bobot

Sesuai 1

Belum Relevan 0.5

Tidak Sesuai 0

b. Menghitung persentase capaian Indikator Kinerja Utama, yaitu dengan membagi

capaian berbanding targetnya

Capaian IKU =

c. Menghitung persentase capaian final IKU, yaitu dengan menjumlahkan eviden

dengan capaian IKU kemudian total penjumlahan dibagi 2

Capaian Final IKU=

2. Menghitung capaian Sasaran Strategis

Penghitungan didapatkan dengan perkalian antara capaian final IKU dan bobot final

kemudian dibagikan terhadap total bobot final IKU per SS yang ada targetnya

Capaian Sasaran =

3. Perspektif didapat dari hasil perkalian capaian sasaran dan bobot sasaran kemudian

dibagi terhadap total bobot sasaran per perspektif

Perspektif =

4. Capaian Kerja Unit dihasilkan dari perkalian capaian perspektif dengan bobot

perspektif yang dibagi terhadap total bobot perspektif

Capaian kerja Unit =

2.3. Program dan Kegiatan

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan koordinasi dan

pengendalian pada beberapa bidang seperti:

1. Bidang kedaulatan maritim terkait dengan hukum dan perjanjian maritim,delimitasi

zona maritim,keamanan dan ketahanan maritim, navigasi dan keselamatan maritim

2. Bidang sumber daya alam dan jasa terkait dengan jasa kemaritiman, lingkungan dan

kebencanaan maritim, sumber daya hayati, sumber daya mineral, energi dan

nonkonvensional

3. Bidang Infrastruktur terkait dengan industri penunjang infrastruktur,infrastruktur

konektivitas dan sistem logistik, infrastruktur pelayaran, perikanan, dan pariwisata,

kemudian infrastruktur pertambangan dan energi.

Page 22: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 12

4. Bidang SDM, IPTEK, dan budaya maritim yang terkait dengan budaya, seni dan

olahraga bahari, kemudian terkait dengan jejaring inovasi maritim, pendayagunaan

ilmu pengetahuan dan teknologi maritim, serta pendidikan dan pelatihan Maritim.

Pelaksanaan kegiatan dan tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman Tahun Anggaran 2019 didukung dengan anggaran dana sebagai berikut:

Tabel 5 Anggaran dana Pagu Kegiatan Kemenko 2019

Rincian anggaran pagu pada setiap unit kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Rincian Pagu per Unit Kerja Kemenko 2019

Kode Program Pagu

5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

130.044.807.000,00

5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi

11.339.808.000,00

5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi

13.818.498.000,00

5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman

3.500.000.000,00

5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 4.018.274.000,00

5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 4.145.841.000,00

5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik 4.263.772.000,00

5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 7.550.000.000,00

5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

1.570.717.000,00

5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim 4.175.908.000,00

5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 4.552.852.000,00

5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 4.541.555.000,00

5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

5.350.644.000,00

5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional 4.145.431.000,00

5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 4.086.234.000,00

No Unit Pagu

1 Seketariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 160.273.830.000

2 Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim 20.614.651.000

3 Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa 20.668.778.000

4 Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 21.318.860.000

5 Deputi Bidang koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim 27.574.977.000

Jumlah 254.166.852.000

Page 23: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 13

Kode Program Pagu

5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim 4.145.431.000,00

5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

3.904.636.000,00

5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan Energi 4.263.772.000,00

5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata 4.263.772.000,00

5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 4.263.772.000,00

5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur

6.196.151.000,00

5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim

4.800.000.000,00

5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 4.400.000.000,00

5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 4.000.000.000,00

5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim

6.824.977.000,00

Jumlah Total Anggaran 254.166.852.000

Page 24: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman adalah kinerja

keseluruhan yang terdiri dari berbagai unit kerja dengan tanggung jawab masing masing

pada Kemenko Maritim. Pengukuran nilai/angka capaian kinerja Kemenko Maritim

triwulan III tahun 2019 dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada

akhir triwulan III tahun 2019 dengan target kinerja yang telah disepakati dalam

perjanjian kinerja Menko Kemaritiman.

Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja pada Kemenko Maritim

menggunakan aplikasi SIK-M. Proses penghitungan/pengukurankinerja menggunakan

dasar dari manual IKU yang telah disusun sebelumnya.

3.1. Capaian Kinerja Triwulan III 2019

Target kinerja Kemenko Kemaritiman pada tahun anggaran (TA) 2019 yang

dituangkan pada Perjanjian Kinerja Menko Kemaritiman Tahun 2019, terdiri dari 10

(sepuluh) sasaran strategis (SS) dan 15 (lima belas) Indikator Kinerja Utama (IKU).

Target kinerja kinerja tersebut disusun dalam 4 (empat) perspektif yaitu stakeholders

perspective (bobot 15), customer perspective (bobot 25), internal business perspective

(bobot 40), serta learning and growth perspective (bobot 20%). Sasaran yang ditargetkan

pada triwulan III 2019 adalah Internal Business Process perspective yang terdiri dari 1

SS dan 1 IKU yang ditargetkan. Capaian kinerja tersebut adalah IKU.11 (Persentase

Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiaman yang Menjadi Dasar

Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan) dengan capaian 100%.

Capaian kinerja Kemenko Kemaritiman Triwulan III Tahun 2019 sebagaimana

tertuang dalam Perjanjian Kinerja dapat dicapai dengan baik sebagaimana disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman Triwulan III TA. 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

Capaian

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

1. Persentase Pertumbuhan PDB Maritim - - -

2. Peringkat Logistic Performance Index - - -

Perpsektif Konsumen (Customer Perspective)

2. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

3. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

- - -

4. Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

- - -

3. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

5. Persentase Capaian Produksi Sumber Daya Alam Kemartiman

- - -

6. Ocean Health Index - - -

Page 25: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 15

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

Capaian

4. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

7. Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

- - -

8. Persentase Biaya Logistik Nasional Terhadap PDB

- - -

5. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

9. Indeks Inovasi

10. Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata - - -

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process) 100%

6. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

11. Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

91,25% 91,25% 100%

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan (Learning & Growth) -

7. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten

12. Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

- - -

8. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

13. Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

- - -

9. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi

14. Indeks Penyelenggaran Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

- - -

10. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

15. Opini BPK - - -

Capaian Total 100%

Keterangan: Capaian sudah dihitung berdasarkan bobot sesuai IKU, SS dan Perspektif

Berdasarkan tabel di atas kemudian setelah dilakukan penghitungan sesuai bobot,

maka nilai capaian kinerja total dan per perspektif adalah sebagai berikut:

Tabel 8 Nilai Capaian Kinerja per Perspektif TA. 2019

Perspektif Bobot

(%) Triwulan

I

Triwulan

II

Triwulan

III

Kumulasi

Triwulan I-III

Stakeholders 15 - - - -

Customer 25 - - - -

Internal Business Process

40 100 83.33 100 100

Learning & Growth 20 96.06 75 - 96.32

Pengukuran nilai capaian kinerja Kemenko Kemaritiman triwulan III TA. 2019

dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir triwulan dengan

Page 26: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 16

target (rencana kinerja) yang telah disepakati dan tertuang dalam Perjanjian/Pernyataan

Kinerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada awal tahun anggaran (bulan

Januari).

Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian total kinerja Kemenko Kemaritiman

sampai pada Triwulan III sebesar 98.77% dari target yang ditetapkan. Capaian triwulan

II TA. 2019 ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya.

Pada tabel 9 di bawah ini terlihat bahwa target kinerja anatara tahun 2018 dengan 2019

cukup berbeda signifikan walaupun pas sasaran strategisnya banyak memiliki kesamaan.

Tabel 9 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman Triwulan III TA. 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

Capaian

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

1. Persentase Pertumbuhan PDB Maritim - - -

2. Peringkat Logistic Performance Index - - -

Perpsektif Konsumen (Customer Perspective)

2. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

3. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

- - -

4. Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

- - -

3. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

5. Persentase Capaian Produksi Sumber Daya Alam Kemartiman

- - -

6. Ocean Health Index - - -

4. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

7. Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

- - -

8. Persentase Biaya Logistik Nasional Terhadap PDB

- - -

5. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

9. Indeks Inovasi

10. Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata - - -

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)

6. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

11. Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

3 3 100%

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan (Learning & Growth) -

7. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten

12. Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

- - -

8. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

13. Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

- - -

9. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang

14. Indeks Penyelenggaran Sistem Pemerintahan Berbasi Elektronik

- - -

Page 27: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 17

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

Capaian

Kemaritiman yang Terintegrasi

10. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

15. Opini BPK - - -

Capaian Total 100

Berikut ini dijelaskan masing masing capaian atau progres kinerja pada triwulan

III TA. 2019:

3.1.1 Stakeholders Perspective Perspektif pemangku kepentingan atau stakeholder perspective belum ditargetkan

sehingga tidak ada realisasi pada triwulan III tahun 2019. Bobot perspektif pemangku

kepentingan ini adalah 15% dari target capaian total. Perspektif ini terdiri dari 1 (satu) SS

dan 2 (dua) IKU yaitu:

SS.1 Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

Sasaran yang dimaksud pada SS.1 ini adalah terlaksananya atau negara Indonesia

menjadi pusat atau perhatian/tolak ukur bangsa di dunia dalam mengelola sumber daya

bidang kemaritiman dan menjadikannya sebagai aspek untuk meningkatkan

kesejahteraan dan memakmurkan rakyat. Maksud dari pemerataan pembangunan

adalah usaha memeratakan pembangunan sarana dan prasarana sebagai pemenuhan

rasa keadilan. Sementara peningkatan daya saing bangsa adalah suatu upaya

meningkatkan kapasitas suatu bangsa agar mampu bertahan (survive) dan bersaing di

kancah perdagangan internasional. Sehingga untuk mewujudkan tercapainya SS.1 ini

diperlukan pemerataan pembangunan bidang kemaritiman dan daya saing produk

Indonesia yang bisa bersaing di level internasional.

Tabel 10 Target dan Capaian Sasaran Strategis 1

Representasi pelaksanaan target SS.1 dilakukan melalui berbagai bidang

kemaritiman dengan fokus pada penanganan program koordinasi pengembangan

Page 28: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 18

kebijakan di bidang infrastruktur serta sumber daya alam dan jasa. Sasaran strategis 1

(SS.1) dijabarkan dengan 2 indikator kinerja, yaitu; Persentase Pertumubuhan PDB

Maritim dan Logistic Performance Index. Kedua indikator kinerja ini belum ditargetkan

untuk Triwulan II 2019.

IKU.1 Persentase Pertumbuhan PDB Maritim

Indikator ini merupakan petunjuk yang digunakan dalam mengetahui keadaan

atau kapasitas suatu bangsa dalam mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi

produk berupa barang atau jasa sehingga mampu bertahan (survive) dan/atau unggul

tingkat pendapatannya dari bangsa lain untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat.

IKU.1 ini belum ditargetkan pencapaiannya pada triwulan I. Sementara untuk

target tahunannya adalah 4%. Bobot capaian ini adalah 6,96% dari bbot total target

kementerian. Nilai capaian IKU.1 didapatkan dari perhitungan yang dihasilkan dengan

melakukan penghitungan nilai ekonomi (produk domestik bruto-PDB) dari sektor-sektor

ekonomi yang masuk dalam ekonomi kemaritiman.

Untuk dapat menghitung nilai PDB maritim tersebut, Kemenko Kemaritiman

telah membentuk kelompok kerja (Pokja). Anggota pokja ini meliputi staf/pejabat di

Kemenko Kemaritiman, Badan Pusat Statistik, Kantor Staf Presiden, Lembaga Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, Bappenas, Kementerian Kelautan dan perikanan, Staf

Khusus Presiden, perguruan Tinggi, serta Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi.

Pokja ini akan menentukan definisi dan sektor-sektor yang masuk dalam ekonomi

maritim. Pada triwulan I TA. 2019 ini Pokja telah berhasil menyusun Buku Produk

Domestik Bruto Kemaritiman Indonesi (Buku PDB Maritim).

Dari buku PDB tersebut dapat dijelaskan beberapa definisi, rincian dan dan

perhitungan PDB maritim sebagai berikut:

1. PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di

wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

2. Ekonomi kemaritiman dapat didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang secara

langsung dan/atau tidak langsung terjadi di kawasan perairan (yang meliputi laut

teritorial, perairan kepulauan, dan perairan pedamanan zona ekonomi ekslusif

Indonesia, serta perairan lainnya termasuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil), dan

kegiatan di luar kawasan perairan yang memanfaatkan sumber daya alam dan

lingkungan yang berasal dari perairan, serta kegiatan yang menghasilkan barang dan

jasa untuk dimanfaatkan di periaran. Sehingga PDB Maritim adalah nilai tambah

yang dihasilkan oleh unit produksi yang tercakup dalam ekonomi maritim.

3. Bidang kemaritiman di Indonesia memiliki 11 klaster, yaitu: perikanan; energi dan

sumber daya mineral; sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil; sumber daya non

konvensional; industri bioteknologi; industri kemaritiman; jasa kemaritiman;

pariwisata; perhubungan; bangunan laut; serta pertahanan, keamanan, penegakan

hukum, dan keselamatan di laut. Dari 11 klaster tersebut, terdapat 2 klaster yang

Page 29: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 19

perlu konsensus secara konseptual dan teknis, yaitu klaster sumber daya pesisir dan

pulau-pulau kecil serta sumber daya non konvesional. Dalam buku Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) ekonomi kemaritiman tersebut direpresentasikan

312 aktivitas ekonomi.

4. Penghitungan kontribusi PDB Maritim diperoleh dengan menghitungnya dari tahun

2010 sebagai tahun dasar. Pada tahun 2010 nilai PDB maritim adalah Rp

1.439.334.81 milyar dengan kontribusi terhadap PDM Nasional sebesar 20,97%.

Kemudian pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp 2.226.373,32 milyar atau 21,35%

dari PDB nasional. angka pertumbuhan pada tahun 2018 tersebut adalah 5,53%.

Penghitungan PDB ini menggunakan data dari KBLI dengan rincian cakupan data

yang dihitung adalah sebagai berikut:

Tabel 11 Cakupan penghitungan nilai PDB Maritim

Klaster Kemaritiman

Cakupan Jumlah KBLI

Pra Produksi/ Hulu/Pasokan

Industri & Pengolahan

Distribusi

Perikanan √ √ √ 82

ESDM

Sumber Daya mineral √ √ - 53

Energi √ √ √ 5

Sumber Daya Pesisir dan Pulau-pulau kecil* √ 1

Sumber Daya Non Konvensional* √ 1

Industri Bioteknologi √ √ - 12

Industri Kemaritiman √ √ √ 12

Jasa Kemaritiman √ √ - 41

Pariwisata √ √ - 49

Perhubungan √ √ - 45

Bangunan Laut √ - - 3

Pertahanan, Keamanan,Penegakan Hukum, dan Keselamatan di laut √ √ 8

Total 312

*) nilai tambah sumber daya non-konvensional dan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil:membutuhkan konsensus secara konseptual dan teknis

Berdasarkan kriteria dan data dalam Buku PDB Maritim tersebut, serta kondisi

ekonomi global dan kondisi lainnya, maka pada tahun 2018 pertumbuhan PDB maritim

tahun 2019 adalah sebesar 4%. Target ini akan dihitung pada akhir tahun sehingga akan

Page 30: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 20

dilaporkan dalam laporan kinerja (capaian) 2019 di tahun 2020.

Gambar 6 Proyeksi dan Share PDB Maritim terhadap PDB Nasional 2018 Perikanan 316,078.72

ESDM 421,430.27

Industri Bioteknologi 99,917.54

Industri Maritim 67,063.75

Jasa Maritim 170,591.84

Wisata 354,944.71

Perhubungan 416,590.14

Bangunan Laut 21,471.96

Hankam 346,094.08

NTB Maritim 2,214,183.00

Pajak dikurangi Subsidi 12,190.32

PDB Maritim 2,226,373.32

PDB Nasional 10,427,220.99

Kontribusi PDB Maritim Terhadap nasional sebesar 21.35%

Sumber: input-output indonesia 2010 dan proyeksi

(diestimasi oleh P2E-LIPI)

IKU.2 Peringkat Logistic Performance Index

Logistic performance Index (LPI) adalah tolok ukur kinerja logistik yang

sederhana, yang dapat mencerminkan dalam perspektif global, apakah sebuah negara

terkoneksi (mendukung kelancaran dan kecepatan distribusi barang logistik) secara

global. LPI diukur berdasarkan enam indikator yaitu:

1. efisiensi proses clearance di pelabuhan/bandara dan bea cukai (kecepatan,

kemudahan dan terukur secara formal)

2. kondisi infrastruktur perdagangan dan transportasi (pelabuhan, perkeretaapian,

jalanan dan teknologi informasinya)

3. kemudahan mencari kapal pengangkutan barang

Page 31: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 21

4. kompetensi dan kualitas jasa logistik

5. kemudahan proses pelacakan dan penelusuran barang

6. ketepatan waktu.

Berdasarkan data dari LPI yang di keluarkan tahun 2012 Indonesia berada pada

peringkat 59 dengan score LPI 2,94 atau dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan

Vietnam. Kemudian naik menjadi 3,08 (peringkat 53) pada tahun 2014 dan menurun

pada tahun 2016 dengan 2,98 (peringkat 63).

Dari tren penurunan tersebut, maka pemerintah bertekad, melalui berbagai

kebijakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim dunia, untuk

memperbaiki nilai LPI. Pada tahun 2018 Indonesia bisa menduduki peringkat 46 dengan

nilai skor 3,15.

Gambar 7 Capaian Peringkat LPI Indonesia

Penilaian Peringkat LPI ini dilakukan dua tahunan, sehingga pada tahun 2019 ini

tidak ditargetkan pencapaiannya.

Beberapa kebijakan yang diharapkan mendukung pencapaian LPI adalah:

1. Pengendalian pembangunan infrastruktur konektivitas dan logisitik

2. Penggunaan sistem teknologi informasi dan program berbasis komputer/internet

3. Pemberantasan tindak pidana korupsi/suap dalam proses distribusi logistik

4. Perbaikan upah buruh (dari tingkat tenaga angkut sampai profesional) yang wajar

5. Penyesuaian atau penyederhanaan peraturan dan proses distribusi

6. Pendidikan vokasi kemaritiman/pelaut

7. Pengembangan Biro Klasifikasi

Sumber: https://lpi.worldbank.org/

Page 32: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 22

8. Revitalisasi pelayaran rakyat.

3.1.2 Customer Perspective Perspektif ini terdiri dari 4 SS, dimana sampai dengan triwulan III ini belum ada

yang ditargetkan capaiannya. Bobot Customer Perspective adalah sebesar 25 %.

SS.2 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

Terwujudnya Kedaulatan Indonesia adalah terlaksananya hak eksklusif negara

Indonesia untuk menguasai suatu wilayah/negara/daerah dan mengatur

pemerintahannya secara mandiri tanpa intimidasi atau gangguan negara lain. Sementara

negara maritim dapat diartikan sebagai suatu negara yang mempunyai wilayah

kekuasaan laut yang luas serta tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam di

wilayah tersebut serta memanfaatkan sumber daya alam di wilayah laut untuk

kepentingan dan kemakmuran rakyat.

Selain perwujudan kedaulatan dan koeksistensi sebagai negara maritim, Indonesia

juga diharapkan dapat berperan aktif di tingkat regional dan global. Sehingga Indonesia

dapat atau mempunyai suatu perilaku dan sikap memperhatikan, mendengarkan,

mendukung dan/atau turut terlibat dalam suatu forum-forum kerjasama di bidang

Kemaritiman baik di tingkat regional dan global.

Bobot sasaran strategis ini dari keseluruhan sasaran strategis adalah 20.778. Bobot

ini merupakan jumlah masing masing bobot indikator kinerjanya (masing masing

10.389). Kebijakan kemaritiman yang efektif merupakan gagasan atau rancangan

ketentuan bidang kemaritiman yang menjadi dasar rencana dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan serta dapat diimplementasikan melalui suatu ketetapan atau lainnya. Nilai

capaian sasaran strategis 2 (SS.2) adalah 100% yang dilihat dari 2 indikator kinerja yang

dimiliki, yang mana salah satunya telah ditargetkan untuk Triwulan I tahun anggaran

2019. Masing masing indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 12 Indikator Kinerja SS.2

Page 33: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 23

IKU.3 Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

Indikator ini adalah persentase jumlah gagasan/ide/usulan negara Indonesia

bidang kemaritiman yang mampu/dapat diterima atau dijadikan kebijakan internasional

dalam forum/pertemuan. Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur peran aktif

Indonesia pada forum internasional. Indikator ini tidak ditargetkan untuk direalisasikan

pada Triwulan I 2019. Perwujudan IKU.3 dilaksanakan melalui pelaksanaan program

koordinasi pengembangan kebijakan kedaulatan kemaritiman. Melalui SS.1 ini

dijalankan dengan dengan tujuan terwujudnya sinergi antar sektor, tersedianya

rekomendasi solusi atas permasalahan sektoral, serta termonitornya implementasi

kebijakan kemaritiman. Tujuan tersebut dicapai melalui koordinasi kebijakan yang

efektif dan produktif.

IKU.5 yaitu Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang diterima di Level

Internasional, dengan target tahun 2019 sebesar 100%. Persentase inisiasi gagasan

Indonesia yang diterima di level Internasional adalah persentase jumlah

gagasan/ide/usulan Indonesia bidang kemaritiman yang mampu/dapat diterima atau

dijadikan kebijakan internasional dalam forum/pertemuan di tingkat internasional.

Penghitungan capaian IKU ini adalah dengan formula:

Pada triwulan I ini belum ada target kinerja dari SS.3/IKU.4. Namun berbagai

upaya dan kegiatan sudah dilaksanakan dalam mewujudkan tercapaianya IKU.5 ini.

Berbagai kunjungan dan kegiatan seperti konferensi, seminar, pertemuan, perundingan

dengan berbagai hal lainnya sudah dilaksanakan.

IKU.4 Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

Indikator ini adalah menghitung persentase pelanggaran di bidang kedaulatan

maritim yang ditangani (diproses) oleh Indonesia. Tujuan indikator ini adalah untuk

mengukur efektivitas penanganan/pengendalian pelanggaran di bidang kedaulatan

maritim, sehingga jumlah pelanggaran menurun. Indikator ini belum ditargetkan pada

triwulan I tahun 2019. Penghitungan capaian IKU ini dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

IKU ini merupakan IKU yang baru ditetapkan pada tahun 2019. Pada tahun 2017

terapat IKU yang mirip, yaitu: Menurunnya pelanggaran kedaulatan maritim.

Pelanggaran kedaulatan maritim yang dimaksud adalah segala jenis pelanggaran

tehadap hukum dan kedaulatan maritim nasional, baik dalam bentuk pelanggaran tapal

Page 34: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 24

batas maupun eksploitasi sumber daya alam dan manusia secara ilegal/tanpa izin oleh

pihak asing (negara, individu, perusahaan atau lembaga lainnya) pada wilayah

kedaulatan Republik Indonesia terutama dalam area perbatasan negara.

Pada UUD 1945 disebutkan pada Pasal 25A yaitu Negara Kesatuan Republik

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah dan

batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Karakter negara Indonesia

sebagai negara kepulauan harus terus tercermin kedalam setiap kebijakan, khususnya

terkait dengan pengelolaan perbatasan negara. Selain mengacu pada undang-Undang

dan peraturan dalam negeri, penanganan kedaulatan maritim ini juga mengacu pada

United Nations Convention On The Law Of The Sea (UNCLOS) atau Konvensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut.

Penanganan pelanggaran kedaulatan maritim dijalankan dengan sinergi antar

sektor, tersedianya rekomendasi solusi atas permasalahan sektoral, serta termonitornya

implementasi kebijakan mengenai hukum dan perjanjian maritim, keamanan dan

ketahanan maritim, delimitasi zona maritim dan navigasi dan keselamatan maritim.

SS.3 Meningkatnya Nilai Tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

Pengertian meningkatnya nilai tambah adalah bertambahnya nilai manfaat suatu

produk barang dan/atau jasa setelah mendapatkan perlakuan tambahan dari suatu

proses. Sementara sumberdaya alam dan jasa maritim adalah segala sesuatu yang

memiliki ekonomis, bersumber dari laut dan sekitarnya yang dapat berbentuk/berupa

produk barang atau jasa. Dalam pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah tersebut,

tidak boleh mengabaikan keberlanjutannya.

Secara berkelanjutan adalah suatu proses produksi barang/jasa yang terus menerus

dilakukan perbaikan/pengembangan menuju hasil lebih baik dengan tetap

memperhatikan aspek-aspek hak alam, lingkungan, sosiologi, kesehatan dan lain-lain.

SS.3 ini tidak ditargetkan pada triwulan 1 tahun anggaran 2019. SS.3 memiliki 2

(dua) IKU yaitu sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 13 Daftar Target SS.3

Dari 2 IKU pada SS.3 ini, terdapat 1 (satu) IKU yang baru ditetapkan pada tahun 2019,

yaitu IKU.6: Ocean Health Index. Sementara IKU.5 merupakan perbaikan redaksi dari

IKU.8 tahun 2018 yaitu: Persentase produksi SDA bidang maritim sesuai target.

Page 35: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 25

IKU.5 Persentase Capaian Produksi SDA Kemaritiman

Indikator ini diwujudkan dalam persentase jumlah produksi yang dihasilkan di

bidang sumber daya alam maritim sesuai target, antara lain: produksi perikanan, hutan

mangrove, terumbu karang, produksi mineral dan batu bara, produksi minyak dan gas

bumi. Formula yang digunakan dalam penghitungan nilai capaian indikator ini adalah

membandingkan (mempersentasekan) jumlah produksi yang dihasilkan sumber daya

alam kemaritiman yang terhadap jumlah produksi sumber daya alam kemaritiman yang

ditargetkan dalam RPJMN dan/atau RKP.

Target persentase capaian produksi SDA Kemaritiman pada tahun 2019 sebesar

80%. Pada triwulan III tahun 2019, indikator ini belum ditargetkan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2017

tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 dan RPJMN 2014-2019, target dari

SDA yang dimaksud adalah seperti pada Tabel 16 di bawah ini:

Tabel 14 Target Produksi Sumber Daya Energi

No Indikator Satuan 2017 2018 2019

1 Minyak Bumi ribu barel/hari 815 800 700

2 Gas Bumi SBM/hari 1150 1200 1.295

3 Batubara Juta ton 413 406 400

4 Produksi ikan (tidak termasuk rumput laut) Juta ton 16,04 17,36 18.8

Sumber : RKP Tahun 2018; RPJMN 2014 - 2019

IKU.6 Ocean Health Index

Ocean Health Index (OHI) adalah nilai yang digunakan untuk mengukur kualitas

kesehatan lingkungan laut. Nilai OHI menunjukan seberapa sehat laut, dan bagaimana

pengelolaannya untuk keberlanjutan laut di masa depan. Dalam penilaian OHI

dibutuhkan pendekatan penilaian untuk mengevaluasi kondisi laut saat ini secara

komprehensif (menyeluruh) mulai dari sisi/perpsektif sosial, ekononi dan lingkungan

alam. Laut yang sehat berdasarkan OHI adalah laut yang dapat bermanfaat bagi

manusia secara terus menerus (berlanjut) sampai masa mendatang.

Nilai atau skor OHI adalah dari 0–100. Penilaian ini dikembangkan oleh ilmuwan

(Halpern et al, 2012, Nature) dan secara global telah dimulai penilaiannya sejak tahin

2012 (Halpern et al., 2015, PLOS One; Halpern et al. in review).

Rincian komponen dalam penilaian OHI

adalah: penyediaan pangan, peluang pada perikanan

tradisional, produk alam, penyediaan karbon,

perlindungan pantai, Mata pencaharian dan ekonomi

masyarakat pesisir, pariwisata, rasa memiliki pada

Page 36: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 26

tempat/lokasi, air bersih, keanekaragaman hayati. Dari keseluruhan penilaian pada

indikator-indikator tersebut, pada tahun 2018 nilai OHI Indonesia adalah 67 dan berada

pada peringkat 113 dari 221 negara (wilayah).

Tabel 15 Peringkat OHI Indonesia

Sumber: http://www.oceanhealthindex.org/region-scores/annual-scores-and-rankings

Gambar 8 Capaian Ocean Health Index Indonesia Tahun 2018

Sumber: http://www.oceanhealthindex.org/region-scores/scores/indonesia

SS.4 Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

Sasaran strategis ini tidak ditargetkan sehingga tidak ada nilai capaian kinerja.

Maksud dari sasaran strategis ini adalah terlaksananya pembangunan sarana dan

prasarana (infrastruktur) bidang maritim secara cepat dan merata di wilayah negara

Indonesia. Sasaran strategis ini memiliki 2 (dua) indikator kinerja sebagaimana tabel

berikut ini:

Tabel 16 Target Indikator Kinerja SS.4

Page 37: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 27

Rincian capaian SS.4 berdasarkan IKU adalah sebagai berikut:

IKU.7 Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

IKU.7 ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai (persentase) realisasi investasi

bidang infrastruktur maritim di kawasan timur Indonesia terhadap realisasi investasi

bidang infrastruktur maritim se-Indonesia. Target IKU.7 ini untuk tahun 2019 adalah

60%, sementara untuk triwulan I belum ditargetkan. IKU ini merupakan

pengembangan/perbaikan dari IKU.4 tahun 2017: Pertumbuhan investasi infrastruktur

poros maritim.

Nilai investasi yang dihitung adalah dari sektor-sektor infrastruktur yamg

menunjang dalam pembangunan/terwujudnya poros maritim, atau sektor yang

menunjang pembangunan di bidang kemaritiman. IKU ini dihitung dengan cara

membandingkan nilai investasi antara wilayah timur dengan wilayah barat Indonesia.

Dari kedua nilai tersebut lalu diukur perbedaan nilainya. Nilai perbedaan tersebut

kemudian dibandingkan (dibagi) dan dilakukan perhitungan persentasenya (dikalikan

100%).

IKU.8 Persentase Biaya Logistik Nasional terhadap PDB

Terminologi logistik merupakan serangkaian aktivitas pergerakan barang mulai

dari pemasok ke pabrik, gudang pabrik ke distributor, distributor ke pengecer, dan

pengecer ke konsumen akhir, sesuai dengan sistem saluran distribusi perusahaan masing-

masing. Sehingga biaya logistik mencakup semua komponen biaya untuk aktivitas

pergerakan barang dalam rangkaian proses rantai pasok (distribusi) barang/produk.

Semakin efisien biaya logistik dalam proses rantai pasok, maka harga produk akhir akan

semakin kompetitif. Metodologi perhitungan dan perbandingan biaya logistik terhadap

PDB penting difahami agar kita dapat mengetahui posisi daya saing negara dalam suatu

kawasan regional atau global dalam konteks biaya logistik. Hal ini terjadi karena daya

saing suatu negara banyak ditentukan oleh daya saing produk-produk atau jasa yang

dihasilkan suatu negara mampu menjangkau pasar regional dan global secara luas.

Page 38: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 28

Sementara biaya logistik merupakan salah satu komponen penting pembentuk harga jual

produk atau jasa.

Persentase Biaya Logistik Nasional terhadap PDB adalah merupakan presentase

besaran nilai/biaya logistik nasional terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). IKU ini

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi biaya logistik terhadap PDB

nasional. Semakin kecil nilainya maka akan semakin baik. Kecilnya persentase biaya

logistik menandakan semakin efisiennya biaya logistik. Penghitungan capaian IKU.8 ini

akan didapatkan dari hasil survei, dengan penghitungan persentase sebagai berikut:

Pada triwulan pertama tahun 2019 IKU.8 ini belum ditargetkan pencapaiannya.

Sementara untuk target tahunannya adalah maksimal 21,50%. Sehingga nilai persentase

biaya logistiknya sama atau lebih kecil dari 21,50% maka capaiannya adalah di atas

100% atau sangat baik.

Secara umum (Zaroni, 2017), biaya logistik dikelompokkan menjadi tiga klasifikasi

biaya logistik: (1) biaya transportasi, (2) biaya penyimpanan barang, dan (3) biaya

administrasi. Berdasarkan pengelompokkan biaya logstik tersebut, biaya logistik

mencakup semua komponen biaya sebagai berikut:

1. transportasi untuk setiap moda transprotasi;

2. penyimpanan untuk setiap aktivitas pergudangan;

3. investasi modal kerja untuk persediaan barang;

Page 39: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 29

4. pemberian tanda barang dan kemasan, pengidentifikasian barang, dan pencatatan

barang;

5. aktivitas stacking/unstacking;

6. pengepakan;

7. aktivitas consolidation/deconsolidation;

8. aplikasi dan integrasi sistem informasi dan komunikasi (ICT);

9. sistem manajemen logistik;

10. yang terjadi karena ketiadaan stock barang (stock out).

SS.5 Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif, Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

Maksud dari sasaran strategis ini adalah bertambah kuat nya jiwa semangat, daya

gerak, budaya, ciri khas bangsa Indonesia yang bercirikan/berkaitan dengan kelautan.

Inovatifadalah kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan

keahlian untuk menghasilkan karya baru. Berkarakter dan berbudaya nusantara adalah

bangsa/kelompok yang memiliki watak, akal budi dan jiwa nusantara. Pada Triwulan

III TA. 2019, sasaran strategis ini tidak ditargetkan. Sasaran strategis ini memiliki 2

(dua) IKU sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 17 Target Indikator Kinerja SS.4

IKU.9 Indeks Inovasi

Nilai indeks inovasi di tahun 2019 untuk mendukung penguatan jati diri Indonesia

sebagai bangsa bahari yang inovatif, berkarakter dan berbudaya nusantara ditargetkan

sebesar lebih dari 30. Nilai Indeks Inovasi adalah merupakan hasil survei dengan

menggunakan 81 indikator untuk mengukur kemampuan inovasi dan hasil dihasilkan

suatu negara. Indeks inovasi pertama kali diperkenalkan dan dihitung pada tahun 2014

di New Delhi India. Indeks inovasi telah diukur di 143 negara di seluruh dunia.

Indeks Inovasi menjadi benchmarking terkemuka untuk eksekutif bisnis, pembuat

kebijakan dan pemerhati yang ingin mengetahui tingkat inovasi sebuah negara. Indeks

inovasi diukur oleh lembaga seperti World Intellectual Property Organization; Cornell

University; dan INSEAD.

Page 40: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 30

Pada tahun 2017 peringkat indeks inovasi Indonesia adalah 87 dan membaik pada

tahun 2018 menjadi peringkat 85, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 18 Target Indikator Kinerja SS.4

No Indikator Nilai Peringkat

1 Kelembagaan 50,9 97

2 Sumber daya Manusia dan Penelitian 21,3 94

3 Kemudahan Bisnis 25,9 89

4 Infrastruktur 39,8 82

5 Kecanggihan Pasar 47,6 59

6 Output Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 17,9 86

7 Output Kreatif 27 7

Nilai Total 85

Pada tahun 2010, pengeluaran R&D Cina mencapai 1,7% dari GDP (AS 2,7%)

dan berencana meningkatkan hingga 2,5% pada 2020 (setara dengan US$387 miliar).

Data Scival (database publikasi ilmiah dengan cakupan lebih dari 14.000 lembaga riset

dan 48 juta karya ilmiah) menunjukkan bahwa kuantitas publikasi ilmuwan China

sangat dominan. Untuk Artificial Intelligence (AI), dihasilkan 95.722 karya ilmiah

sepanjang 2009-2018 (sebagai perbandingan, semua topik karya ilmiah yang dihasilkan

ilmuwan Indonesia pada periode yang sama sebesar 99.795 buah).

Kemampuan Indonesia menghasilkan produk yang ber-value added tinggi dan

innovation capability, malah hanya urutan 74 dunia (Singapura #13, Malaysia #30,

Thailand #50). Kondisi ini menjadi early warning, karena untuk lepas dari middle

income trap, perlu memiliki industri yang memberikan value-added tinggi.

IKU.10 Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata

Peringkat indeks daya saing pariwisata adalah indeks yang mengukur faktor-faktor

dan kebijakan pemerintah yang bisa mengembangkan sektor pariwisata dan perjalanan

suatu negara. Tujuan pengukuran indeks pariwisata adalah agar nilai atas faktor-faktor

yang mendukung industri pariwisata bisa menjadi lebih berkesinambungan, kompetitif

dan berkontribusi bagi pembangunan negara, terutama terkait alam dan komunitas lokal

di dalamnya. Indeks daya saing pariwisata dipublikasikan oleh Travel and Tourism

Competitiveness Index (TTCI).

Indeks daya saing pariwisata terdiri dari 4 (empat) sub indeks: yaitu: Enabling

Environment (iklim yang mendukung), Travel and Tourism Policy and Enabling

Conditiong (kebijakan dan kondisi yang mendukung pariwisata), Infrastruktur, dan

Sumber Daya Alam dan Budaya. Empat sub-indeks ini kemudian memiliki 14 pilar lain,

serta 90 indikator. Masing-masing indikator dan pilar tersebut memiliki angka dan

ukuran tersendiri. Empat pilar pengukuran indeks tersebut adalah: regulasi dan aturan

Page 41: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 31

kebijakan; kelestarian lingkungan; keamanan, kesehatan dan higienis, Proritas pada

tarvel dan wisata; insfrastruktur penerbangan, insfrastruktur perhubungan darat,

infsrtuktur pariwisata; infrastruktur ICT; daya saing harga pada industri tarvel dan

pariwisata; sumber daya manusia; daya tarik travel dan pariwisata; sumber daya alam

dan sumber daya budaya

Indeks Pariwisata sudah diukur pada 136 negara di seluruh dunia. Pada tahun

2017 peringkat Indonesia adalah 42, dan pada tahun 2019 untuk mendukung penguatan

jati diri Indonesia sebagai bangsa bahari yang inovatif, berkarakter dan berbudaya

nusantara, ditargetkan pada urutan 35.

3.1.3 Internal Business Process Perspective

SS.6 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

Walau hanya terdiri dari 1 (satu) SS dan 1 (satu) IKU (Persentase Rekomendasi

dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan

para Pemangku Kepentingan), perspektif ini memiliki persentase bobot 40% dari

keseluruhan perspektif. Perspektif atau SS.6 ini pada triwulan III TA. 2019 ditargetkan

sebesar 91,25% dengan realisasi 91,25% atau 100% dari target.

IKU.11 Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

Sasaran yang dimaksud dalam IKU ini adalah adanya suatu saran atau anjuran

(rekomendasi) dan kebijakan/keputusan yang dikeluarkan oleh Kemenko (setelah

melalui identifikasi, survei dan pembahasan) kepada unit/instansi terkait yang dijadikan

dasar penerbitan kebijakan pada unit/instansi tersebut. Sementara maksud dari

kebijakan kemaritiman yang efektif merupakan gagasan atau rancangan ketentuan

bidang kemaritiman yang menjadi dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan

serta dapat diimplementasikan oleh instansi/lembaga terkait melalui suatu kebijakan,

ketetapan atau hal lainnya.

Indikator ini menunjukkan persentase rekomendasi gagasan/rancangan dan

pengendalian kebijakan bidang kemaritiman hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan

oleh Kemenko Kemaritiman kemudian, yang dijalankan/dilaksanakan K/L terkait

secara tertulis. Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur efektivitas pelaksanaan

koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan di bidang kemaritiman. Bobot dari

indikator ini sama dengan bobot SS atau perspektif, yaitu 40%. Formula penghitungan

capaian ini adalah dengan membandingkan jumlah rekomendasi dan pengendalian

kebijakan yang dilaksanakan oleh K/L terkait dengan jumlah seluruh rekomendasi yang

diterbitkan Kemenko Kemartiman.

Pada triwulan III ini, IKU.11 ini ditargetkan sebanyak 13 kebijakan baik yang

berupa rekomendasi maupun pengendalian. Dari 13 kebijakan tersebut, ditargetkan

Page 42: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 32

setidaknya 12 kebijakan yang bisa disusun atau dikendalikan. Pada tirwulan III berhasil

dicapai (disusun/dikendalikan) sebanyak 12 kebijakan, atau berhasil dicapai 91,25%

atau 100% sesuai dengan target triwulanan. Kebijakan tersebut adalahsebagai berikut:

1. Regulasi ISA tentang Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan Dasar Laut

Internasional

Sesuai dengan UNCLOS 1982, Negara berhak mengelola dan memanfaatkan sumber

daya mineral di dasar lautan internasional (di luar yurisdiksi) melalui otoritas dasar

kaut internasional (international Seabed Authority/ISA). sampai dengan saat ini,

Indonesia belum pernah mengajukan permohonan pengelolaan dan pemanfaatan

sumber daya Mineral di Kawasan meskipun Indonesia adalah negara anggota ISA.

Mengingat potensi dan efek pemanfaatan sumber daya mineral di wilayah tersebut,

di mana diperkirakan terdapat cadangan sumber daya mineral yang sangat

melimpah dan bisa mempengaruhi harga mineral dunia, maka Indonesia harus

berpartisipasi secara aktif di kawasan dasar laut di luar wilayah yurisdiksi nasional

di mana salah satunya adalah melalui peran aktif di ISA.

Untuk itu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah menyusun

rancangan posisi Pemerintah Indonesia terhadap rancangan exploitation code

yang tengah disusun oleh ISA melalui rapat koordinasi dengan

Kementerian/Lembaga terkait.

2. Penyampaian Submisi Landas Kontinen Indonesia di luar 200 Mil Laut di Segmen

Utara Papua

Pada tanggal 17 April 2019, Sekretaris Jenderal PBB telah memaklumkan

penerimaan dokumen klaim Landas Kontinen Indonesia kepada seluruh negara

anggota Konvensi Hukum Laut PBB 1982 melalui sebuah nota sirkular. Nota

dimaksud menyampaikan klaim Indonesia atas area landas kontinen seluas seratus

sembilan puluh enam ribu lima ratus enam puluh delapan koma sembilan kilo meter

persegi (196.568,9 Km2) di Eauripik Rise. Paparan pengajuan tersebut dijadwalkan

berlangsung antara bulan Januari s.d Maret tahun 2020 di markas besar PBB dan

akan menjadi awal dari proses panjang negosiasi, deliberasi, dan pembuktian

Indonesia di hadapan Komisi dan Sub Komisi Batas Landas Kontinen PBS

selain Indonesia, 3 negara yakni Federated States of Micronesia (FSM), Republik

Palau dan Papua Nugini juga memiliki klaim Landas Kontinen di luar 200 mil laut di

area Eauripik Rise yang tumpang tindih dengan klaim Indonesia. Sehingga perlu

disusun dokumen pendukung klaim serta strategi sebaik mungkin agar dapat

memenangkan klaim dari pengakuan negara lain.

3. TSS Selat Lombok dan Selat Sunda

Pada 10 Juni 2019, Sidang ke-101 Marine Safety Committee International

Maritime Organization (MSC IMO) telah mengadopsi dua usulan Traffic

Page 43: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 33

Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok. TSS Selat Sunda dan

Selat Lombok direncanakan berlaku pada 1 Juni 2020.

Selat Sunda dan Selat Lombok termasuk jalur penting dalam pelayaran global.

Kapal yang berlayar dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik dan sebaliknya

harus melintasi perairan Indonesia dengan melalui salah satu dari tiga

chokepoints dunia yakni: Selat Malaka, Selat Sunda, atau Selat Lombok. Dari tiga

selat ini, Selat Malaka masih menjadi jalur utama. Sementara Selt Malaka memeilik

alur pelayaran yang sempit (1 mill) dan dangkal (20m). Selat Sunda punyal alur

lebayar lebih lebar dan dalam (25m). Sehingga untuk kapal besar akan mengambil

Selat Lombok.

Untuk mengoptimalkan TSS ini ketika sudah berlaku nanti maka perlu dilakukan

beberapa hal yaitu:

a. melakukan pendekatan secara intensif kepada para pemilik kapal intemasional

melalui berbagai asosiasinya (misalnya lntertanko• lnternational Association of

Independent Tanker Owners, perusahaan asuransi, dan P&I) untuk menegaskan

komitmen Indonesia untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan di Selat

Sunda serta menyediakan fasilitasi kelas internasional dengan nilai keekomian

yang lebih kompetitif dari Singapura.

b. menyediakan fasilitas yang memadai sehingga dapat memperoleh manfaat luas

dari penetapan TSS.

4. Koordinasi Pengendalian dan Sinkronisasi Revitalisasi Pelra guna Mendukung Tol

Laut & Perintis (Rperpres Pemberdayaan Pelra)

Sejak zaman kerajaan dan kesultanan, pelayaran rakyat yang menggunakan kapal-

kapal tradisional telah berjasa membangun tradisi hubungan antarpulau, merajut

Nusantara. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

mengamanatkan Menteri Perhubungan sebagai Pembina pelayaran-rakyat. Namun,

walaupun telah dilakukan berbagai pengaturan dan program, kondisi pelayaran-

rakyat semakin memprihatinkan. Jika dibiarkan, pelayaran rakyat menuju

kepunahan.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan afirmatif, yang berpihak, yang tidak

membiarkan pelayaran-rakyat yang merupakan warisan budaya, yang sudah dan

masih berjasa, yang sesungguhnya dapat berdaya saing dan berperan lebih penting,

masyarakat yang terlibat menjadi semakin tidak sejahtera, dan pelayaran-rakyat

menjadi punah

Pelayaran-Rakyat yang sudah terbukti mampu melayani antarpulau, sampai ke

pulau-pulau kecil, terpencil, terluar, harus dipertahankan untuk ketahanan

konektivitas. Pelayaran-rakyat yang berperan melayani antarpulau, sampai ke pulau-

pulau kecil, terpencil dan terluar, harus dipertahankan sebagai potensi dalam Sistem

Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankam Rata). Kapal, nakhoda, anak

buah kapal, dan masyarakat dalam jaringan hubungan terkait pelayaran-rakyat

Page 44: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 34

merupakan potensi sangat strategis yang dapat dikembangkan sebagai bagian dalam

penerapan doktrin Sishankamrata.

Dalam rangka menjalankan hal-hal tersebut di atas maka diraskan perlu untuk

menerbitkan peraturan yang dapat sebagai panduan dalam revitalisasi pelayaran

rakyat. KemenkoKemaritiman telah berhasil menyusun Rancangan Peraturan

Presiden (RPerpres) tentang Pemberdayaan Pelayaran-Rakyat sebagai hasil dari

rangkaian Rapat Koordinasi yang dilakukan antar Kementerian dan Lembaga

terkait. Usulan ini telah disampaikan kepada Kementerian Perhubungan melalui

surat Deputi Bidang Kordinasi Infrastruktur kepada Sekretaris Jenderal Kementerian

Perhubungan.

5. Pengendalian Gerakan Indonesia Bersih (GIB)

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman turut mendukung penyelenggaraan

program gerakan nasional revolusi mental (GNRM) melalui upaya penumbuhan dan

pembangunan kembali rasa bangga masyarakat Indonesia sebagai bangsa maritim

yang berkepribadian luhur dan menjaga kelestarian sumber daya alamnya.

Sesuai dengan Inpres Nomor 12 tahun 2016 tentang GNRM yang terdiri atas 5

(lima) gerakan yaitu Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih,

Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia

Bersatu. Dalam merealisasikan misi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman yang bertanggung jawab dalam Gerakan Indonesia Bersih berusaha

untuk menyiapkan sumberdaya material, keterampilan dan manajemen, juga

kesiapan mental agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat di bidang

politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Gerakan Indonesia Bersih memiliki dua fokus, yaitu:

a. Kepada masyarakat melalui program bank sampah dengan harapan masyarakat

meningkat pengetahuannya tentang lingkungan bersih, pengelolaan sampah,

pembentukan bank sampah dan nilai ekonominya. Masyarakat juga diharapkan

berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengolahan sampah melalui kampanye dan

sosialisasi.

b. Pemerintah agar dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab

(pembuatan dan penegakan peraturan, pembentukan kelembagaan, pendidikan

dan intervensi aspek sosial budaya, penganggaran pendanaan, serta mendorong

dan mempromosikan teknologi tepat guna).

Kedua fokus tersebut dapat terlaksana dengan adanya pemahaman prinsip 3R yaitu

Reuse, Reduce dan Recycle, dan lima aspek pengelolaan sampah yaitu

penampungan sampah (skala Rumah Tangga), pengumpulan sampah (pola

individual dan komunal), pemindahan sampah (depo), pengangkutan sampah

(TPA/TPS) dan pembuangan akhir sampah.

Rekomendasi terkait Pengendalian Kebijakan Gerakan Indonesia Bersih (GIB):

a. Percepatan pemerataan terbitnya Peraturan Daerah yang dapat mempengaruhi

pengurangan sampah plastic di seluruh wilayah Indonesia.

Page 45: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 35

b. Pelaksanaan pengendalian aksi bersih pada lingkungan kerja dan lingkungan

tempat tinggal yang dilakukan oleh kementerian/lembaga/dunia usaha/

pemerintah provinsi/ kabupaten/kota.

6. Standarisasi Pengembangan Geopark Indonesia

Geopark secara terminologi merupakan singkatan dari geological park atau dalam

Bahasa Indonesia dimaknai sebagai taman bumi. Secara luas geopark merupakan

suatu wilayah geografis yang terbentuk atas beberapa unsur diantaranya adalah situs

warisan geologi ( Geosite) dan kawasan dengan warisan geologi (Geoheritage) yang

memiliki kawasan dengan keragaman geologi (Geodiversity), Kawasan dengan

keanekaragaman hayati (Biodiversity), dan kawasan dengan keragaman budaya

(Cultural Diversity). Wilayah yang terbentuk atas beberapa elemen tersebut kemudian

dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian

rakyat. Dalam upaya pengelol aan kawasan, pemerintah daerah dengan masyarakat

setempat bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat Kawasan Geopark. Untuk

itulah perlu disusun Stndarisasi pengelolaan dan pengembangan Geopark.

Tujuan dari standarisasi Geopark di Indonesia adalah untuk mempercepat penetapan

payung hukum nasional pengembangan geopark di Indonesia, dan pengaturan

kewenangan antar K/L, institusi dan wilayah. Sehingga pemerintah diharapkan

mampu mendorong penyusunan masterplan dalam setiap pengembangan kawasan

geopark, bahkan hingga rencana detail kawasan.

Pada triwulan III Kemenko Kemaritiman telah menyusun Rancangan Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Selaku Dewan

Pengarah Komite Nasional Geopark Indonesia tentang Struktur Organisasi,

Keanggotaan, dan Togas Komite Nasional Geopark Indonesia, sebagai amanat dari

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang

Pengembangan Taman Bumi (Geopark).

7. Pembentukan Norma Hukum Internasional terkait Marine Biological Diversity

Beyond Areas of National Jurisdiction (BBNJ)

Sampai dengan saat ini belum ada regulasi internasional yang mengatur

pengelolaan Marine Biological Diversity Beyond Areas Of National Jurisdiction

(BBNJ). Majelis Umum PBB, melalui resolusi nomor 72/249 menetapkan bahwa

Intergovernmental Conference (IGC) untuk penyusunan instrument hukum

internasional terkait BBNJ dilakukan dalam empat putaran dalam kurun waktu

2018-2020. Kondisi geografis Indonesia memiliki kepentingan langsung (direct

interest) terhadap BBNJ. Sebagian perairan zona ekonomi eksklusif dan landas

kontinen Indonesia bersebelahan atau berbatasan langsung dengan perairan

lnternasional yang merupakan area dari substansi pengaturan BBNJ. Selain itu,

Indonesia memiliki kepentingan langsung atas dasar fakta bahwa

keanekaragaman hayati di lautan merupakan satu kesatuan yang saling terkait,

Page 46: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 36

sehingga suatu kondisi di area beyond national jurisdiction tentunya akan mudah

mempengaruhi kondisi yang berada di perairan nasional Indonesia.

Kemenko Kemaritiman telah menyiapkan/menyusun rancangan kebijakan posisi

Pemerintah Indonesia serta membentuk Tim Nasional BBNJ. Dalam sidang IGC,

Indonesia telah memperjuangkan kepentingan Indonesia yang pada dasarnya

ada di beberapa area utama sebagai berikut:

a. Pembentukan sui generis BBNJ;

b. Pengelolaan area BBNJ yang adjacent dengan perairan coastal state;

c. Pengelolaan BBNJ di Extended Continental Shelf,

d. Akses of benefit sharing and information; dan

e. Karakteristik negara kepulauan diakui secara khusus dalam pengaturan BBNJ.

8. Koordinasi Validasi, Verifikasi dan Pendaftaran Penamaan Rupabumi

Nama geografis atau nama unsur rupabumi baik dalam ucapan dan tulisan

lahir dari sejarah kebudayaan manusia sejak manusia berhenti sebagai

pengembara (nomaden). Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ribuan pulau

dengan kondisi geomorfologi yang bervariasi, serta memiliki berbagai suku dan

budaya dan sekitar 726 bahasa daerah (menurut Summer Institute of Linguistics).

Keanekaragaman bahasa ini sangat berpengaruh dalam tata cara penamaan

unsur rupabumi yang dapat berakibat pada ketidakseragaman penulisan unsur

rupabumi di peta. Sebagai anggota tetap PBB, dan menindaklanjuti Resolusi PBB

tentang pembentukan National Names Authority (NNA), maka pemerintah

Indonesia, melalui Sadan lnformasi Geospasial (BIG) mengeluarkan Perka BIG

No. 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pembakuan Nama Rupabumi.

Hasil verifikasi dan standardisasi selama tahun 2018 adalah sejumlah 16.671

pulau dan telah dilaporkan pada Sidang 1st Session of the United Nations

Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) yang berlangsung pada

tanggal 29 April 2019 sampai dengan 3 Mei 2019 di Markas Besar PBB di New

York, masih perlu diselenggarakan survei Toponimi pulau pada beberapa Provinsi

di Indonesia. Direncanakan pada tahun 2019 Indonesia akan menyelenggarakan

survei toponimi untuk 852 pulau. Pada akhir 2019, diharapkan sejumlah

17.504 pulau di Indonesia akan diverifikasi dan distandardisasikan. Atas dasar

hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman perlu berperan

dalam mengoordinasikan kebijakan validasi, verifikasi dan pendaftaran

penamaan rupabumi.

Kementerian Kemaritiman telah mengoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan

penelaahan nama rupabumi unsur pulau untuk tahap ke V dan berhasil menelaah

sebanyak 1.115 titik pulau. Sementara untuk tahap ke VI dan berhasil menelaah

sebanyak 1.103 titik pulau. Untuk tahap ke VII Kemenko Kemaritiman akan

mengkoordinir pelaksanaan verifikasi pulau antara pusat dan daerah.

Page 47: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 37

9. Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB)

Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB) merupakan solusi dalam

menjawab permasalahan terkait: tingginya ketergantungan impor untuk bahan bakar

minyak sebagai sumber energi, tingginya tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh

sektor transportasi, dan tingginya ketergantungan teknologi khususnya dalam industri

alat transportasi.

Melalui Koordinasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman, pada tanggal 8 Agustus 2019 Presiden telah menetapkan Peraturan

Presiden No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor

Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan. Tim

Koordinasi sesuai Perpres dimaksud diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang

Kemaritiman dengan tugas diantaranya: menyusun rencana aksi; menyelesaikan

hambatan; dan melaksanakan pengawasan percepatan pelaksanaan program KBL

berbasis baterai untuk transportasi jalan. Rekomendasi kebijakan yang telah

dilaksanakan untuk mendukung percepatan program adalah rapat koordinasi antar

Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan identifikasi regulasi (Peraturan

Menteri) yang terkait serta beberapa rekomendasi kebijakan jangka panjang untuk

tahun 2020 – 2024.

10. Kertas Posisi Delegasi RI Peran Nasional dalam Kerjasama dan Diplomasi

Regional CTI-CFF

Luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875 km2 atau sekitar 18% dari

total kawasan terumbu karang dunia. Berdasarkan data dari LIP! (2018), hanya

sekitar 6,56% kondisi terumbu karang sangat baik, 22,96 % kondisi terumbu

karang baik, 34,3% cukup, dan 36, 18% kondisinya jelek. Dalam upaya

perlindungan ekosistem terumbu karang ini, telah dibentuk Prakarsa Segitiga

Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (Coral

Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTl-CFF) yang

telah disepakati secara bersama oleh enam kepala negara (Indonesia,

Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon) pada

tahun 2009.

Kertas Posisi Delegasi RI pada sidang Senior Official Meeting/SOM CTI-CFF

adalah sebagai berikut:

a. perencanaan dan pengelolaan "prioritas bentang laut''

b. pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan dan sumberdaya laut

lainnya

c. penetapan kawasan konservasi laut

d. pengukuran capaian adaptasi perubahan iklim

e. peningkatan status spesies yang terancam punah

Beberapa poin penting capaian Komite Nasional CTI-CFF Indonesia yang dapat

dishare sebagai Kertas Posisi Delegasi RI pada Forum SOM CTI-CFF adalah:

Page 48: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 38

a. Diadopsinya gagasan Indonesia, The Seascapes Document skala regional serta

nominasi Lesser Sunda dan Bismarck Solomon Seas Ecoregion (BSSE)

sebagai bentang laut prioritas CTI-CFF;

b. Terbentuknya usaha perikanan tangkap berbasis masyarakat di 34 Provinsi;

c. Sejumlah 20,87 juta hektar kawasan konservasi perairan telah tercapai

dengan penambahan 1,7 juta hektar pada tahun 2018;

d. Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation-

CCA) ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Daerah;

b. Disahkannya Dokumen National Assessment Reports and National Conservation

plans on Threatened Species (hiu dan pari, penyu dan mamalia laut).

11. Program Peningkatan Penggunaan Dalam Negeri (P3DN)

Pemerintah mendorong adanya gerakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

Negeri (P3DN). Dalam rangka mendukung pelaksanaan P3DN, Pemerintah

mewajibkan Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah, BUMN serta

Pemerintah Daerah untuk menggunakan produk hasil industri dalam negeri.

Diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut, maka penggunaan produk hasil

industri dalam negeri dapat ditingkatkan, karena adanya kepastian pasar terhadap

produk yang mereka produksi, sehingga mampu mendorong perkembangan dan

peningkatan daya saing industri dalam negeri. TKDN harus ditempatkan sebagai

kebijakan strategis yang harus dijalankan secara konsisten, serta konsistensi

Pemerintah dalam menjalankan kebijakan TKDN untuk mengurangi

ketergantungan pada produk impor, dan mendorong investasi.

Pada tanggal 17 September 2018, Presiden telah menetapkan Keputusan Presiden

No. 24 tahun 2018 tentang Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

Negeri (P3DN). Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden tersebut, Menko

Kemaritiman telah menetapkan Keputusan Menko Kemaritiman No. 84 tahun

2019 tentang Kelompok Kerja Tim Nasional P3DN yang terdiri dari 3 (tiga) Pokja,

yaitu: Pokja Pemantauan, Pokja TKDN, dan Pokja Sosialisasi dengan tugas

diantaranya Memantau rencana pengadaan dan realisasinya; Menjamin konsistensi

Nilai TKDN; dan Meningkatkan semangat cinta produk dalam negeri.

Tindak lanjut jangka panjang terkait Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian

Implementasi Kebijakan terkait TKDN pada tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:

a. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan tata cara

pembentukan Tim P3DN secara internal di masing-masing kementerian,

lembaga, pemerintah daerah, badan usaha milik negara/daerah, maupun badan

usaha swasta dalam mendukung kinerja Tim Nasional P3DN;

b. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan bagi Tim P3DN

dalam memperhitungkan tafsiran final nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam

Negeri) Gabungan Barang dan Jasa. Kebijakan dimaksud diharapkan dapat

menghasilkan metode perhitungan yang lebih sederhana dan dapat memberikan

nilai bobot yang lebih tinggi untuk nilai TKDN Barang;

Page 49: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 39

c. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan mengenai

mekanisme impor bagi barang yang masuk dalam kategori barang wajib;

d. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan mengenai tata cara

pengenaan sanksi yang diberikan oleh pimpinan instansi pemerintah kepada

pihak-pihak yang tidak melaksanakan program P3DN, khususnya terkait tata

cara pembayaran denda administratif;

e. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan mengenai

penyusunan daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri;

f. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan penyiapan sarana

prasarana sistem informasi/Website TKDN dalam mendukung program P3DN.

12. Rencana Tata Ruang Laut Nasional

Perencanaan Ruang Laut dikenal sebagai alat yang efektif untuk meminimalkan

konflik antara pengguna sumber daya sehingga pengelolaan ruang laut menjadi

lebih efektif. Perencanaan ruang mempunyai keterkaitan ekosistem darat dan

laut sehingga perencanaan darat dan laut harus selaras, serasi dan seimbang.

Perencanaan ruang laut menjadi penting karena diperlukan untuk memberikan

landasan spasial dalam rangka menyelenggarakan kebijakan dan strategi

pembangunan kelautan; keterpaduan berbagai kepentingan dan program sektor di

laut; pertahanan kawasan perbatasan NKRI; arahan perencanaan wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil di daerah; serta dasar pemberian ijin

pemanfaatan ruang laut ya ng menjadi kewenangan pusat, KSN, KSNT, lintas

provinsi, dan perairan laut di atas 12 mil dari garis pantai, serta kewenangan daerah

di bawah 12 mil.

Kemenko Kemaritiman telah menyampaikan kepada instansi yang terkait

mengenai kebijakan tentang penataan ruang laut beberapa hal sebagai berikut:

a. Perencanaan ruang daratan di seluruh pulau-pufau kecil termasuk di PPKT

masuk kedalam perencanaan ruang darat oleh Kementerian ATR/BPN dan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan masukan berupa

kriteria/kategori teknis untuk perencanaan pulau-pulau kecil;

b. Perencanaan ruang perairan di sekitar pulau-pulau kecil termasuk di PPKT

c. masuk kedalam perencanaan ruang laut oleh KKP dengan memperhatikan

keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dengan perencanaan ruang

darat di pulau-pulau kecil;

d. Agar segera diakukan penyesuaian atas ketentuan PP Nomor 62 Tahun 2010

tentang Pemanfaatan PPKT yang terkait dengan perencanaan dan penetapan

rencana tata ruang di daratan PPKT.

e. Produk peraturan turunan UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan yang

telah menjadi target tahun 2016-2019 Perpres Nomor 16 Tahun 2017 tentang

KKI, antara lain RPP Perencanaan Ruang Laut agar segera dilakukan

penyelesaian

Page 50: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 40

f. Usulan kepada Bappenas terkait Peta Tematik Bidang Kemaritiman untuk

dapat diintegrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2020-2024

13. Pengembangan Destinasi Strategis Pariwisata

Proyeksi UN-WTO yang dituangkan dalam UN-WTO's Tourism 2020 Vision

menunjukan bahwa prospek sektor pariwisata dimasa depan sangat cerah dan

menjanjikan, karena pada tahun 2020 jumlah kunjungan wisatawan internasional

diperkirakan akan mencapai lebih dari 1,4 milyar. Dari jumlah tersebut sebanyak

350 juta wisatawan (25% nya) akan mengalir ke kawasan Asia-Pasifik. Mengacu

pada Visi Indonesia 2015-2045, Pariwisata menjadi sektor utama dalam

pembangunan nasional, khususnya sebagai andalan penghasil devisa.

Pemerintah telah menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20

juta yang selanjutnya pada tahun 2019 diturunkan menjadi 18 juta. Untuk itu,

pemerintah harus menyiapkan destinasi pariwisata yang akan dikunjungi oleh

wisatawan. Mengingat Bali sudah menjadi destinasi utama kunjungan wisatawan,

maka pemerintah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas yang disebut “10 Bali Baru”. Adapun 10 destinasi pariwisata prioritas dari Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), yaitu: Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung

Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger- Semeru, Labuan Bajo,

Morotai, Wakatobi dan Mandalika. Empat diantaranya yaitu Mandalika, Tanjung

Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK) Pariwisata.

Dalam menunjang pengembangan destinasi pariwista tersebut, Kemenko

Kemaritiman telah selesai menyusun Rancangan Pperpres tentang Badan Otorita

Pengelola Kawasan Pariwisata Bromo-Tengger-Semeru dan draft Perpres tentang

Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Wakatobi.

3.1.4 Learning and Growth Perspective Perspektif ini merupakan perspektif yang menggambarkan tentang proses

pembelajaran atau proses-proses internal yang ditujukan untuk peningkatan (growth)

kemampuan sumber daya (manusia, keuangan, tata kelola, peraturan) yang ada.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengindentifikasi infrastruktur yang harus

dibangun organisasi untuk membentuk peningkatan atau perkembangan organisasi pada

jangka panjang.

Pada tahun 2019, Kemenko Kemaritiman merancang dan mentargetkan 4 sasaran

strategis dengan 4 indikator kinerja untuk mencapai tujuan sesuai dengan perspektif

pembelajran dan pertumbuhan, yaitu seperti dalam tabel berikut;

Tabel 19 Target Learning and Growth Perspective TW III 2019

Page 51: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 41

No

Nama IKU Bobot

Target

Tahun

2019

Realisasi

TW III Capaian

SS.7 SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten |

Persentase Pejabat yang telah Memenuh Standar Kompetensi Jabatan

6,96 70% - -

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

- 70% - -

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintergras

Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasi Elektronik (SPBE)

- 2 - -

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

Opini BPK 6,96 WTP - -

Tabel 20 Nilai Capaian Learning and Growth Perspective s.d TW III 2019

No

Nama IKU Bobot

Target

s.d

TW III

Realisasi

s.d

TW III

Capaian

SS.7 SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten |

Persentase Pejabat yang telah Memenuh Standar Kompetensi Jabatan

6,96 - - -

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

- 75 65.95 93.97%

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintergras

Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasi Elektronik (SPBE)

- 2 1.8 95%

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

Opini BPK 6,96 4 4 100%

Total Capaian S.d TW III 96.32%

Rincian penjelasan dari perspektif ini adalah sebagai berikut:

Page 52: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 42

SS.7 Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten

IKU.12 Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi

Jabatan

Persentase pejabat yang telah memenuhi Standar Kompetensi Jabatan adalah

persentase jumlah pejabat yang telah memenuhi persyaratan kompetensi manajerial,

sosio kultur dan teknis yang harus dimiliki seorang PNS. Formula penghitungan yang

digunakan adalah = .

Tujuan indikator kinerja ini adalah untuk mengukur persentase pejabat yang telah

memenuhi standar kompetensi. Pada triwulan III tahun 2019 IKU.12 ini belum

ditargetkan.

Indikator kinerja ini diukur dengan menghitung jumlah pegawai yang sudah

memenuhi kompetensi dasar yang dibutuhkan, yang meliputi Soft Competency

(kompetensi personal/bakat), Hard Competency (kompetensi keahlian/teknis) dan

Attitude (perilaku). Penghitungan standar ini akan dilakukan setelah standar kompetensi

sudah ditetapkan oleh Menko Bidang Kemaritiman. Standar Kompetensi Pegawai yang

meliputi Soft Competency (kompetensi personal/bakat), Hard Competency (kompetensi

keahlian/teknis) dan Attitude (perilaku).

Definisi kompetensi itu sendiri dapat dijelaskan sebagai kemampuan & karakter

yang dimilik oleh seorang pegawai, mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara efektif & efesien.

Berdasarkan kompetensi tersebut, maka untuk dapat menunjang kinerja pegawai maka

disusunlah standar kompetensi pegawai.

Saat ini jumlah pejabat yang telah dilakukan asesmen dan dinyatakan sesuai

dengan kompetensi personal/bakat dan kompetensi perilaku adalah 84,75% dari 132

pejabat yang ada atau sebanyak 109 orang. Dari julah pejabat yang sudah dilakukan

ujikompetensi masih terdapat 6 pejabat yang belum memenuhi syarat kompetensi yang

diperlukan. Selain itu masih terdapat 17 pejabat yang belum dilakukan uji kompetensi.

Dapat disampaikan bahwa dalam pemenuhan kompetensi pegawai yang baik di

lingkup Kemenko Kemaritiman mengalami beberapa kendala, yaitu:

1. Dalam penyelenggaran atau pengiriman pegawai untuk melaksanakan diklat

mengalami kendala karena keterbatasan kursi/kesempatan diklat pada lembaga

diklat yang dianggap membantu pelaksanaan diklat;

2. Kesibukan dari pada pejabat/pegawai dimasing–masing unit untuk dapat

dikirim/melaksanakan diklat (fungsional/kepemimpinan);

3. Belum ada kesepakatan dengan instansi lain (kementerian/lembaga teknis) dalam

cara/model pengembangan kompetensi (untuk program magang, diklat teknis, in

the job training);

4. PNS yang masuk dalam Kemenko Kemaritiman belum sesuai kebutuhan.

Page 53: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 43

Penyusunan dan pelaksanaan standar kompetensi pegawai Kemenko Kemaritiman

belum selesai (final dilakukan). Namun beberapa capaian dalam menunjang capaian

IKP ini telah dilakukan, yaitu diantaranya telah disusun/dilaksanakan:

1. Indikator faktor jabatan

2. Evaluasi kinerja/jabatan

3. Analisis jabatan dan analisis beban kerja

4. Analisa jabatan fungsional

5. Seleksi jabatan pimpinan tinggi madya dan pimpinan tinggi pratama.

Setmenko Kemaritiman telah merencanakan beberapa hal dalam meningkatkan

kompetensi pegawainya, yaitu:

1. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan (diklat) baik diklat kepemimpinan, diklat

fungsional dan diklat teknis;

2. Memberikan kesempatan magang pegawai, baik di lingkungan instansi pemerintah,

swasta maupun masyarakat;

3. In the Job Training;

4. Seminar, workshop, lokakarya dan lain-lain;

5. penyusunan database kepegawaian, roadmap kepegawaian (termasuk perencanaan

diklat, kursus, pengisian jabatan (administrator, pengawas dan jabatan fungsional);

6. Penataan adminsitrasi kepegawaian.

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

Sasaran ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemaritiman yang ditetapkan oleh

Menteri Koordinator. Nilai capaian strategis ini tidak ditargetkan pada TW III, namun

dari awal tahun hingga TW III Sasaran strategis ini memiliki nilai capaian sebesar

93.97% . Sasaran strategis ini memiliki bobot 13,415 merupakan hasil penjumlahan

bobot kedua indikatornya.

IKU.13 Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Kemaritiman

Nilai kemajuan reformasi birokrasi (RB) Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman adalah nilai penerapan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Nilai yang digunakan dalam mengukur

capaian IKU ini adalah nilai hasil evaluasi Kementerian PANRB atas pelaksanaan RB

pada tahun sebelumnya.

Adapun dasar penetapan indikator kinerja ini bertujuan untuk mengukur nilai

kemajuan reformasi birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Sehingga

pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup Kementerian Kemaritiman dapat dimonitor

dan dievaluasi. Hasil evaluasi ini akan dijadikan bahan untuk merencanakan dan

melaksanakan reformasi birokrasi yang lebih baik. Indikator kinerja ini meliputi 8

(delapan) area perubahan (tabel 17).

Page 54: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 44

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025 dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11

Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019, telah dilakukan

evaluasi atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kemenko Kemaritiman. Pelaksanaan

evaluasi berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014

tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Evaluasi

difokuskan pada upaya-upaya yang dilakukan oleh Kemenko Kemaritiman dalam

pelaksanaan reformasi birokrasi.

Tujuan evaluasi untuk menilai kemajuan pelaksanaan program reformasi

birokrasi dalam rangka mencapai sasaran yaitu mewujudkan birokrasi yang bersih dan

akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang mampu memberikan

pelayanan publik yang semakin membaik. Selain itu, evaluasi ini juga bertujuan untuk

memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas reformasi birokrasi

dilingkungan Kemenko Kemaritiman.

Dari hasil evaluasi oleh Kementerian PANRB, nilai indeks reformasi birokrasi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman adalah 65,95 dengan kategori “B”, naik 3,13 poin dari tahun sebelumnya (62,82) Sehingga nilai capaian IKU.13 ini adalah

97,11% dari target (70).

Adapun rincian penilaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 21 Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

No Komponen Penilaian Bobot Nilai

2016 2017 2018

A Pengungkit

1 Manajemen perubahan 5,00 3,03 3,18 3,22

2 Penataan peraturan perundang-undangan 5,00 2,09 2,71 2,81

3 Penataan dan penguatan organisasi 6,00 3,68 3,84 3,87

4 Penataan tata laksana 5,00 1,91 2,41 2,43

5 Penataaan sistem manejemen SDM 15,00 9,78 11.16 11,45

6 Penguatan akuntabilitas 6,00 3,92 4,35 4,38

7 Penguatan pengawasan 12,00 5,11 5,11 5,19

8 Peningkatan kualitas pelayanan publik 6,00 2,61 2,46 2,49

Sub total komponen pengungkit (A) 60,00 32,12 35,22 35,84

B Hasil

1 Nilai akuntabilitas kinerja 14,00 8,13 8,13 13,45

2 Survei internal integritas organisasi 6,00 3,98 3,08

3 Survey eksternal persepsi korupsi 7,00 5,95 5,84 8,86

4 Opini BPK 3,00 2,00 3,00

5 Survey eksternal pelayanan publik 10,00 8,17 7,55 7,80

Page 55: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 45

No Komponen Penilaian Bobot Nilai

2016 2017 2018

A Pengungkit

Sub komponen hasil (B) 40,00 28,22 27,60 30,11

Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 60,34 62,82 65,95

Pada tabel 17 di atas, terlihat bahwa nilai indeks RB Kemenko Kemaritiman terus

mengalami peningkatan sejak pertama penilaian (tahun 2016). Pada komponen

pengungkit berhasil naik 3,1 poin tetapi pada komponen hasil turun 0,62 poin.

Dari 13 (tiga belas) unsur penilaian, terdapat 2 (dua) unsur yang masih mempunyai

nilai jelek (dibawah 50%), yaitu penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas

pelayanan publik. Sementara unsur pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

(didapatkan dari unsur survey eksternal persepsi korupsi dan opini BPK) mempunyai

capaian terbaik.

Dari capaian IKU.13 ini terdapat beberapa yang mendorong keberhasilan capaian

ini, yaitu komitmen dari pimpinan dan seluruh staf Kemenko Kemaritiman, penyediaan

anggaran yang memadai, terdapatnya sub bagian khusus yang menangani reformasi

birokrasi serta semangat para pegawainya dalam menciptakan kementerian yang baik

dan berhasil mewujudkan cita-cita pendiriannya.

Kemenko Kemaritiman juga telah secara rutin (karena keterbatasan SDM

pelaksana APIP) meminta bantuan kepada Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) untuk dapat mengirimkan auditor (dengan berbagai tingkat

keahlian) sebagai anggota tim pengawas pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan teknis,

pengelolaan keuangan maupun dalam mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi dan

SAKIP. Kementerian Kemaritiman juga pada tahun 2019 telah menerima 7 (tujuh)

orang CPNS untuk membuat APIP.

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi

Sasaran ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemaritiman yang ditetapkan oleh

Menteri Koordinator. Sasaran strategis ini tidak ditargetkan pada Triwulan III, namun

nilai capaian dari awal tahun hingga pada Triwulan III sebesar 95%. Sasaran strategis ini

memiliki bobot 13,415 merupakan hasil penjumlahan bobot kedua indikatornya.

IKU.14 Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Indeks penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah

nilai yang menggambarkan tingkat kematangan dari pelaksanaan SPBE yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, efisien dan

Page 56: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 46

berkesinambungan sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 5 Tahun 2018.

Permen ini mengatur tentang pedoman evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik (untuk kemudian disingkat SPBE).

Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur capaian kemajuan pelaksanaan

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman. Sementara tujuan SPBE itu sendiri adalah untuk mewujudkan proses

kerja yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta meningkatkan kualitas

pelayanan publik, baik di instansi pusat maupun pemerintah daerah.

Evaluasi SPBE didasarkan pada Peraturan Presiden No 95 Tahun 2018 tentang

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Peraturan Menteri

Pemberdayaaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi No 5 Tahun 2018 tentang

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penerapan SPBE dinilai dengan

metode tingkat kemątangan SPBE yang merupakan kerangka kerja untuk mengukur

derajat kematangan penerapan SPBE yang ditinjau dari kapabilitas proses dan kapabilitas

fungsi teknis SPBE. Tingkat Kematangan SPBE terdiri atas 5 (lima) level, dimana

masing-masing level menunjukkan karakteristik kematangan tertentu pada kapabilitas

proses dan kapabilitas fungsi teknis SPBE.

Gambar 9 Bobot Aspek Penilaian dan Predikat Index SPBE

IKP ini ditargetkan dan telah tercapai pada triwulan I dengan nilai 1,8 atau 90%

dari target yang ditetapkan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 22 Capaian Nilai Indeks SPBE Kemenko Kemaritiman Tahun 2018

INDEKS NILAI INDEKS NILAI

SPBE 1,8 Domain Tata Kelola 1,71

Domain Kebijakan SPBE 2,00 Kelembagaan 0,57

Kebijakan Tata Kelola SPBE 0,53 Strategi dan Perencanaan 0,57

Kebijakan Layanan SPBE 1,47 TIK 0,57

Domain Layanan SPBE 1,79

Administrasi Pemerintahan 1,36

Page 57: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 47

INDEKS NILAI INDEKS NILAI

Pelayanan Publik 0,42

Dari hasil penilaian tersebut, maka capaian SPBE Kemenko Kemaritiman dalam

kategori cukup, dan masih di bawah rerata SPBE nasional, kecuali jika dibandingkan

dengan rerata SPBE tingkat kabupaten se Indonesia. Hingga pada Triwulan III 2019

sasaran startegis ini memiliki nilai capaian 95% melalui capaian 1.8 dari target sebesar

“2”.

Tabel 23 Nilai Rerata Capaian Indeks SPBE Nasional Tahun 2019

Dari hasil evaluasi oleh KemenPANRB, terdapat kekuatan dan kelemahan dalam

pelaksanaan SPBE di Kemenko Kemaritiman, yaitu:

1. Kebijakan Tata Kelola: Kementerian telah memiliki kebijakan tentang tim pengarah

SPBE berarti tetah mendukung upaya penerapan SPBE secara umum. Kementerian

belum mencantumkan dalam kebijakannya yang nyata masalah tentang integrasi

proses bisnis, rencana induk SPBE, anggaran dan belanja TIK, pengoperasian pusat

data, integrasi sistem aplikasi dan aplikasi umum berbagi pakai.

2. Kebijakan Layanan: Kementerian telah memiliki kebijakan tentang layanan di bidang

naskah dinas, manajemen kepegawaian, perencanaan dan penganggaran, manajemen

keuangan, manajemen kinerja, pengadaan, pengaduan publik, dokumentasi dan

informasi hukum, whistle blowing system dan publik instansi pemerintah.

Kementerian dapat meningkatkan performa dengan menambahkan item layanan yang

berintegrasi dengan instansi lain dan dilakukan evaluasi secara berkala. Kebijakan

tentang layanan dokumentasi dan informasi hukum juga perlu dituangkan secara

tertulis.

3. Kelembagaan: Kementerian telah memiliki tim pengarah SPBE berarti ada komitmen

untuk melaksanakan SPBE. Kementerian belum menetapkan tugas pokok masing-

masing anggota tim SPBE sehingga belum bisa bergerak sesuai dengan tugas pokok

masing-masing secara optimal, serta belum memetakan proses bisnis yang terintegrasi

antar masing-masing unit kerja.

4. Strategi dan Perencanaan: Kementerian telah memiliki rencana induk SPBE. Namun

Kementerian belum memasukkan anggaran dan belanja TIK lengkap beserta tahun

Page 58: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 48

penerapannya ke dalam dokumen rencana induk SPBE. Rincian tentang belanja TIK

beserta rencana tahun pelaksanaannya perlu didefinisikan dengan jelas.

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Kementerian telah memahami arti pentingnya

penerapan SPBE, dan menerapkan sebagian aplikasi umum berbagai pakai pada

sebagian unit kerja. Kementerian belum membangun pusat data, belum melakukan

integrasi sistem aplikasi dan menerapkan aplikasi umum berbagi pakai terhadap

seluruh unit kerja di lingkungan kementerian. Langkah lebih ke depannya,

menyiapkan agar hal semua diatas dapat terintegrasi dengan kementerian atau

instansi lainnya.

6. Administrasi pemerintahan: Kementerian telah menerapkan untuk sebagian unit

kerjanya yaitu layanan naskah dinas, manajemen kepegawaian, manajemen

perencanaan, keuangan, manajemen kinerja dan pengadaan. Kelemahan kementerian

belum menerapkan semua layanan diatas terhadap semua unit kerjanya sehingga

nantinya akan bisa dilakukan integrasi terhadap semua unit kerja. Jika diteruskan dapat

dilakukan integrasi dengan kementerian atau instansi lainnya.

7. Pelayanan Publik Kekuatan: Kementerian telah menyediakan sebagian layanan

publik yang berbasis elektronik diantaranya adalah informasi tentang dokumentasi

dan informasi hukum. Kelemahan kementerian masih belum banyak menampilkan

informasi atau memberikan layanan terhadap publik yang berbasis elektronik

diantaranya adalah aplikasi pengaduan publik, Whistle Blowing System, dan

beberapa aplikasi yang di buat sendiri sesuai kebutuhan masing-masing instansi.

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel Sasaran ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemaritiman yang ditetapkan oleh

Menteri Koordinator. Hingga pada Triwulan III 2019 nilai capaian strategis ini adalah

100 %, namun khususnya pada Triwulan III sasaran startegis ini tidak ditargetkan.

Sasaran strategis ini memiliki bobot 13,415 merupakan hasil penjumlahan bobot kedua

indikatornya.

IKU.15 Opini BPK

Tingkat opini BPK adalah pernyataan atau pendapat profesional BPK yang

merupakan kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan. Formula yang digunakan adalah hasil audit dari Badan

Pemeriksa Keuangan RI. Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur Tingkat Opini

BPK Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. IKU ini ditargetkan pada triwulan

II dengan capaian predikat Wajar Tanpa Pengecuali (WTP).

Kemenko Kemaritiman dalam pengelolaan (perencanaan, pengajuan pencairan

dan pertanggungjawaban penggunaan) pada tahun kedua setelah pelaporan penggunaan

anggaran satker tersendiri, telah berhasil mencatatkan laporan keuangan yang wajar

Page 59: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 49

dalam pemeriksaan BPK dengan predikat WTP. Predikat WTP ini telah berhasil

dipertahankan untuk 2 tahun anggaran berturut-turut (2016 dan 2017). Berdasarkan dua

hal tersebut, maka pada tahun anggaran 2018 juga ditargetkan untuk dapat kembali

meraih predikat WTP.

Sesuai dengan laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kemenko

Kemaritiman Tahun 2018 Nomor; 17.B/LHP/XVII/05/2019 tanggal 17 Mei 2019 BPK

kembali memberikan predikat WTP atau sesuai 100% dengan target yang ditetapkan.

Beberapa kondisi yang mendorong keberhasilan adalah:

1. Adanya semangat yang kuat untuk mempertahankan opini WTP dari tahun

sebelumnya (kondisi internal);

2. Semangat untuk menyamakan perolehan opini terbaik yang sama dengan opini

yang diperoleh oleh sesama Kementerian Koordinator dan sebagai Kementerian

yang baru dibentuk (kondisi ektsternal);

3. Dukungan dan komitmen dari semua level pimpinan.

Pada TA. 2019, Kemenko Kemaritiman selain ketiga hal di atas, juga telah

melaksanakan efektifitas kegiatan yang berimbas pada efisiensi penggunaan sumber daya

(anggaran dan manusia) yang digunakan, dengan menerapkan penyusunan jumlah

anggaran yang dibutuhkan secara proporsional dan akuntabel.

Adapun program atau kegiatan yang mempengaruhi keberhasilan dari pencapaian

target kinerja ini adalah:

1. Program peningkatan jumlah dan kapasitas pengelola keuangan melalui kegiatan

berupa sosialisasi, bimbingan teknis dan diklat penyusunan pertanggungjawaban

keuangan;

2. Program melakukan update standar operasi prosedur (SOP) dan aturan internal

lainnya sebagai bentuk kepatuhan (compliance);

3. Memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu atau sebagai tools dalam

penyelesaian pekerjaan.

3.2. Ringkasan Penjelasan Capaian Kinerja

3.2.1. Analisa Ringkas Capaian Kinerja

Secara umum jika didasarkan pada target kinerja di triwulan III, maka capaian

kinerja Kemenko Kemaritiman pada triwulan III tahun 2019 dapat dianggap baik karena

tercapai 100%. Namun karena dicapai dari hanya 1 (satu ) IKU, maka keberhasilan

capaian di triwulan ini tidak bisa dibandingkan dengan capaian di triwulan II (4 IKU)

dan triwulan I (3 IKU). Capaian pada triwulan III tahun ini pun tidak bisa dibandingkan

dengan capaian pada triwulan tahun sebelumnya karena mempunyai perbedaan SS dan

IKU kinerja yang berbeda. Hanya 4 (empat) IKU (dari 15 IKU) di tahun 2019 yang

sama dengan IKU di tahun 2018. Bahkan 4 IKU di tahun 2018 (tentang

rekomendasi/pengendalian kebijakan) dijadikan satu IKU pada tahun 2019. Selain itu

Page 60: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 50

terdapat pemindahan perspekti dari SS atau IKU, yaitu IKU tentang kebijakan dari

customer pada tahun 2018 menjadi internal business pada tahun 2019. Pada tahun 2019,

juga dapat disampaikan bahwa hanya IKU.11 yang masih berupa output lanjut,

sementara 11 IKU lainnya sudah berupa outcome.

Berbeda dengan IKU tahun 2018, pada tahun 2019 ini menetapkan target untuk

kegiatan atau kinerja yang dihasilkan oleh kesekretariatan yaitu: Persentase SDM yang

memenuhi standar kompetensi jabatan; Nilai evaluasi reformasi birokrasi;

Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE); dan opini

BPK. Selain itu, karena target kinerja yang sebagian besar berupa outcome, maka

sebagian besar IKU ditargetkan pencapaiannya pada akhir tahun anggaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja pada triwulan I ini adalah:

1. Sudah semakin meningkatnya pemahaman pejabat dan pegawai Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman pada bidang tugas dan fungsi serta pentingnya

penetapan kinerja yang terukur

2. Ketersediaan anggaran yang memadai

3. Dukungan atau fasilitasi dari Sekretariat Kementerian, terutama dalam hal pencairan

pendanaan dan proses administrasi (proses pengajuan peraturan/undang-

undang/kebijakan). Namun demikian, masih terdapat kendala yang berpotensi

menghambat pencapaian kinerja organisasi yaitu target kinerja yang ditetapkan tidak

sebanding dengan sumber daya yang ada (terutama jumlah staf pelaksana). Sampai

dengan tahun 2017, sumber daya manusia yang ada di Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman didominasi oleh pegawai/tenaga kontrak. Sehingga, sebanyak

367 posisi jabatan fungsional (pelaksana) belum terisi. Untuk itu direkomendasikan

agar unit kerja yang membidangi kepegawaian untuk melakukan perekrutan pegawai

dari instansi pusat maupun pemerintah daerah.

4. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh pemangku

kepentingan baik secara formal dalam rapat koordinasi maupun secara informal.

5. Perumusan perencanaan dan kebijakan yang baik.

Beberapa saran atau rekomendasi untuk pencapaian IKU ini adalah:

1. Penetapan tema Sub IKU yang feasibel, realistik dan terukur sesuai kemampuan SDM

dan pendanaan yang ada, serta memperhitungkan faktor-faktor (penunjang dan

penghambat) dari eksternal

2. Segera melakukan revisi target, terutama pada IKU kebijakan, agar targetnya dibuat

tidak hanya pada akhir tahun anggaran.

3.2.2. Analisa Kondisi Sumber Daya Pegawai

Secara umum, pada triwulan III tahun 2019 di seluruh unit kerja di Kemenko

Kemaritiman masih kekurangan pegawai, terutama staf bagian teknis yang memahami

dasar-dasar keilmuan yang menunjang kegiatan di Deputi. Pada akhir tahun 2018 telah

Page 61: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 51

mendapatkan tambahan 107 CPNS, namun sebagian besar bukan dari ilmu teknis yang

menunjang kegiatan bidang di Deputi. Sebagian tenaga tersebut juga masih dipekerjakan

untuk menunjang kegiatan keadministrasian, baik di Asisten Deputi maupun Sekretaris

Deputi.

Komposisi jumlah sumberdaya manusia pada Kemenko Kemaritiman sampai

dengan akhir akhir triwulan III, berbeda sedikit dengan kondisi pada tahun sebelumnya.

Jumlah seluruh pegawai berjumlah berjumlah 606 orang yang terdiri dari unsur pegawai

PNS (termasuk TNI/Polri) 185 orang, serta pegawai non-PNS 289 orang. Sementara itu

berdasarkan jenjang jabatan eselon I, II, III dan IV di lingkungan organisasi Kemenko

Kemaritiman, dari kebutuhan sebanyak 140 jabatan, hingga saat ini baru teralokasikan

untuk 121 jabatan eselon I, II, III dan IV atau sekitar 86,42%. Masih ada sekitar 19

jabatan (setingkat eselon) yang belum terisi. Sementara itu untuk jabatan

fungsional/pelaksana masih kekurangan 380 pegawai (ASN/PNS).

Adapun keragaman pegawai Kemenko Kemaritiman berdasarkan jenjang jabatan

pada tabel berikut ini:

Tabel 24 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Kemaritiman Triwulan III 2019

No Pejabat/Eselon Kebutuhan Jumlah

Terpenuhi Belum

Terpenuhi Terpenuhi

(%)

1. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya 9 6 3 67

3. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 24 23 1 96

4. Jabatan Administrator 68 65 3 96

5. Jabatan Pengawas 41 38 3 93

Staf Fungsional 113 7 106 6

6. Staf Pelaksana 387 200 187 52

8. Non PNS 33 100

9. TKK Pendukung Administrasi 125 100

10. TKK Keamanan 48 100

11. TKK Pengemudi 41 100

12. TKK Pramubakto 29 100

13. TKK Kebersihan 26 100

Jumlah Eselon (PNS) 642 641 303 99

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa Kemenko Kemaritiman masih terdapat

kekurangan staf fungsional/pelaksana (PNS) sebanyak 380 orang. Sebagai antisipasi

kekurangan staf pelaksana/fungsional, telah diangkat staf kontrak/non PNS sebanyak

299 orang dengan rincian: pendukung administrasi 200 orang; keamanan 47 orang;

petugas kebersihan 29 orang, pramubakti 30 orang; dan pengemudi 40 orang.

Rincian jabatan yang belum terisi adalah sebagai berikut:

Page 62: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 52

a. Jabatan eselon I: Sekretaris Kementerian Koordinator, Staf Ahli Mentri bidang

Manajemen Konektivitas, dan Staf Ahli bidang Hukum Laut

b. Jabatan eselon II: 1 Asisten Deputi Navigasi dan Keselamatan Maritim Deputi pada

Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kemaritiman;

c. Jabatan eselon III: Kepala bidang pengelolaan sumber daya mineral, Deputi Bidang

Sumber Daya Alam dan Jasa; Kepala bidang perancangan peraturan perundang-

undangan, Biro Hukum; dan Kepala bidang industri dasar, Deputi Bidang Koordinasi

Infrastruktur.

d. Jabatan eselon IV: Kepala Subbagian Perbendaharaan, Biro Umum; Kepala

Subbagian Akuntansi dan Pelaporan, Biro Umum; dan Kepala Subbagian Evaluasi

Peraturan Perundang-undangan.

Minimnya jumlah ketersediaan pejabat fungsional disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut:

a. keterbatasan kuota pengiriman pelatihan fungsional dan atau uji kompetensi;

b. keterbatasan anggaran dalam pengiriman pelatihan fungsional;

c. calon pejabat fungsional dari formasi CPNS belum memenuhi persyaratan untuk

diangkat dalam jabatan fungsional;

d. sebagian PNS masih dalam proses pengangkatan dalam jabatan fungsional.

3.3. Capaian Realisasi Anggaran

Setiap unit kerja memiliki target kinerja triwulan dan tahunan pada 2019.

Dalam mendukung terlaksananya kegiata yangtelah direncanakan dan ditargetkan maka

anggaran tiap unit kerja pada Kemenko Kemaritiman diberikan. Hingga pada Triwulan

III tahun anggaran 2019, berikut disajikan realisasi anggaran pada Kemenko

Kemaritiman:

Tabel 25 Realisasi Anggaran Kemenko Kemaritiman TW III Tahun 2019

No Unit Kerja Pagu Realisasi %

1 Seketariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

163.606.209.000 42.152.169.800 25,76%

2 Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

21.838.824.000 5.858.859.982 26,83%

3 Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

19.600.036.000 5.551.332.463 28,32%

4 Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 22.343.406.000 5.421.966.057 22,80%

5 Deputi Bidang koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim

29.815.377.000 7.590.032.240 25,46%

Jumlah 257.203.852.000 66.245.732.349 25,76%

Page 63: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 53

Dari tabel terlihat bahwa realisasi keuangan pada akhir triwulan III ini lebih

rendah dari target 60%. Dari tabel di atas juga nampak bahwa persentase realisasi dari

pagu anggaran pada masing-masing unit kerja tidak terlalu jauh perbedaannya.

Adapun rincian realisasi penggunaan anggaran Kemenko Maritim untuk setiap

bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 26 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Triwulan III Tahun 2019

Kode Program Pagu Realisasi %

5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

137.186.435.000 35.328.473.356 25,75%

5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi

14.706.894.000 3.090.030.585 21,01%

5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi

6.762.929.000 2.101.962.145 31,08%

5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman

3.379.234.000 1.076.463.627 31,86%

5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 3.318.274.000 921.751.622 27,78%

5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 3.981.694.000 931.070.541 23,38%

5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik

3.913.772.000 1.211.234.344 30,95%

5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 10.487.000.000 2.311.325.031 22,04%

5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

1.570.717.000 555.240.087 35,35%

5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim 3.975.908.000 1.497.369.925 37,66%

5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 4.352.852.000 1.242.553.732 28,55%

5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 4.341.555.000 577.335.792 13,30%

5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

5.850.235.000 1.619.848.911 27,69%

Grafik 1 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman Triwulan III TA. 2019

Page 64: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 54

Kode Program Pagu Realisasi %

5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional

3.981.301.000 1.120.684.962 28,15%

5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 3.924.447.000 1.026.562.454 26,16%

5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim 3.981.301.000 1.269.637.924 31,89%

5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

3.731.293.000 1.203.376.582 32,25%

5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan Energi 4.163.772.000 894.082.859 21,47%

5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata

4.163.772.000 1.184.122.548 28,44%

5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 3.913.772.000 775.413.470 19,81%

5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur

6.188.318.000 1.028.484.643 16,62%

5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim

4.600.000.000 1.068.204.194 23,22%

5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 4.250.000.000 1.559.010.818 36,68%

5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 3.900.000.000 1.169.706.683 29,99%

5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim

6.578.377.000 1.481.785.514 22,53%

Jumlah 257.203.852.000 66.245.732.349 25,76

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran Kemenko Kemaritiman

pada Triwulan III TA. 2019 sebesar 25,76%. Persentase realisasi anggaran Kemenko

Kemaritiman tertinggi adalah Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim Deputi

Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim yaitu 37,66%. Sementara realisasi terendah

pada keluaran Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim hanya sebesar 13,30%.

Tabel 27 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Kemaritiman s.d Triwulan III TA. 2019

No Unit Kerja Pagu Realisasi %

1 Seketariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

163.606.209.000 113.646.062.166 69,46%

2 Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

21.838.824.00 15.444.146.032 70,72%

3 Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

19.600.036.000 13.776.160.186 70,29%

4 Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 22.343.406.000 14.365.398.035 64,29%

5 Deputi Bidang koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim

29.815.377.000 19.190.872.605 64,37%

Jumlah 257.203.852.000 176.422.639.024 68,59%

Dari tabel terlihat bahwa realisasi keuangan s.d triwulan III ini sedikit lebih rendah

1,41% dari target 70%. Dari tabel di atas juga nampak bahwa persentase realisasi dari

pagu anggaran pada masing-masing unit kerja tidak terlalu jauh perbedaannya.

Page 65: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 55

Adapun rincian realisasi penggunaan anggaran Kemenko Maritim untuk setiap

bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 28 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko s.d Triwulan III TA. 2019

Kode Program Pagu Realisasi %

5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

137.186.435.000 95.354.543.397 69,51%

5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi

14.706.894.000 8.005.248.522 54,43%

5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi

6.762.929.000 5.611.291.922 82,97%

5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman

3.379.234.000 2.594.647.126 76,78%

5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 3.318.274.000 2.767.072.791 83,39%

5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 3.981.694.000 2.907.160.279 73,01%

5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik

3.913.772.000 2.572.105.059 65,72%

5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 10.487.000.000 5.717.420.674 54,52%

5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

1.570.717.000 645.252.087 41,08%

5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim 3.975.908.000 2.719.349.282 68,40%

5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 4.352,852,000 2.671.916.661 61,38%

5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 4.341.555.000 1.984.052.816 45,70%

5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

5.850.235.000 5.301.754.482 90,62%

Grafik 2 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman s.d Triwulan III TA. 2019

Page 66: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 56

Kode Program Pagu Realisasi %

5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional

3.981.301.000 2.721.987.456 68,37%

5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 3.924.447.000 2.239.273.161 57,06%

5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim 3.981.301.000 2.992.651.021 75,17%

5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

3.731.293.000 2.915.088.269 78,13%

5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan Energi 4.163.772.000 2.443.462.065 58,68%

5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata

4.163.772.000 2.697.939.469 64,80%

5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 3.913.772.000 2.176.177.719 55,60%

5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur

6.188.318.000 4.475.713.723 72,33%

5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim

4.600.000.000 3.125.156.395 67,94%

5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 4.250.000.000 3.089.670.431 72,70%

5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 3,900,000,000 3.467.444.163 88,91%

5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim

6,578,377,000 3.791.180.942 57,63%

Jumlah 257.203.852.000 176.422.639.024 68,59%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran Kemenko

Kemaritiman s.d triwulan III TA. 2019 sebesar 68,59%. Sehingga tersisa dana sebesar

31,41% untuk direalisasikan pada triwulan IV. Persentase realisasi anggaran Kemenko

Kemaritiman tertinggi adalah Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi

Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim yaitu 90,62%. Sementara realisasi terendah

Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

sebesar 41,08%.

Page 67: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 57

IV. PENUTUP

Sampai dengan triwulan III tahun 2019 adalah 98,77%, telah tercapai 4 indikator

kinerja dari target sebanyak 15 target kinerja. Sementara realisasi anggaran pada

triwulan III tahun 2019 sebesar 26,57%, nilai ini lebih rendah dibanding targetnya

sebesar 30%.

Dalam rangka peningkatan atau perbaikan capaian (kualitas dan kuantitas) kinerja

telah dilakukan beberapa hal, yaitu:

1. Penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan akuntabilitas kinerja

2. Perbaikan aplikasi e-Planning untuk penyusunan rencana kerja

3. Penambahan jumlah pegawai, baik dari CPNS maupun rekruitmen dari instansi

lain, atau penambahan tenaga kerja kontrak

4. Perbaikan aplikasi sistem pengelola data kinerja dan sistem pelaporan

Sedangkan untuk perbaikan di masa mendatang, maka direkomendasikan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan peningkatan pemutahiran perencanaan dengan teknologi

informasi, pengumpulan data yang lebih andal, pengukuran yang berjenjang dan

sistematika analisis yang lebih komprehensif.

2. Penetapan dan penembapat jabatan fungsional sesuai dengan keahlian teknis

(bidang yang sesuai dengan Deputi)

3. Melaksanakan pelatihan (diklat, bimtek, workshop) untuk peningkatan keahlian

dan kompetensi pegawai

4. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan, terutama di level pimpinan, akan

perlunya penyusunan rencana kerja/kegiatan dan kinerja yang terukur (dapat

dicapai dan dihitung capaiannya) dan sesuai dengan tugas/fungsi unit kerjanya

5. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah mengusulkan penambahan

calon pegawai negeri sipil ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB), dengan kualifikasi Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) sejumlah 65 CPNS dan 17 Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian

Kerja (PPPK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 49 Tahun 2019. Usulan

tersebut saat ini dalam tahap verifikasi KemenPAN RB

Melalui laporan ini, diharapkan bisa menjadi umpan balik dalam proses

penyusunan perencanaan kegiatan dan kinerja, sehingga sistem akuntabilitas kinerja

instansi Pemerintah (SAKIP) di Kemenko Kemaritiman dapat berjalan dengan baik.

Melalui pelaksanaan SAKIP yang baik diharapkan Kemenko Kemaritiman dapat

merealisasikan sasaran dan target kegiatan yang sesuai tugas dan fungsi yang telah

diamanatkan. Sehingga tujuan akhirnya adalah masyarakat dapat merasakan manfaat

yang baik dan signifikan akan keberadaan Kemenko Kemaritiman.

Page 68: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 58

DAFTAR PUSTAKA

Global Innovation Index. 2019. https://www.globalinnovationindex.org/gii-2018-report

OHI, 2019. http://www.oceanhealthindex.org/region-scores/scores/indonesia

Zaroni, 2017. Biaya Logistik Agregat pada http://supplychainindonesia.com/new/biaya-logistik-agregat/

Nuran Wibisono. 2017. Tirto.id dengan judul "Di Balik Membaiknya Daya Saing Pariwisata Indonesia", https://tirto.id/di-balik-membaiknya-daya-saing-pariwisata-indonesia-cmNf.

Badri Munir Sukoco, 2019. Middle Income Trap dan Kapabilitas Dinamis Bangsa. https://news.detik.com/kolom/d-4756867/middle-income-trap-dan-kapabilitas-dinamis-bangsa

Page 69: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 59

LAMPIRAN

Page 70: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 60

Page 71: LAPORAN KINERJA - Maritim - Kemenko Kemaritiman dan ......Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek maritim mendapat perhatian yang lebih,

Halaman 61