LAPORAN KIMIA ORGANIK 4.docx

10
LAPORAN KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 4 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L) dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan Tanggal praktikum : 10 Oktober 2013 Tanggal pengumpulan : 24 Oktober 2013 Disusun oleh: Annisa Amalia 10612007 Kelompok 3 Asisten Desyka Sari Sihaloho 10510001 Hendry Himawan 10510005 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

description

laporan kimia organik isolasi kurkumin

Transcript of LAPORAN KIMIA ORGANIK 4.docx

LAPORAN KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 4

KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L) dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan

Tanggal praktikum : 10 Oktober 2013

Tanggal pengumpulan : 24 Oktober 2013

Disusun oleh:

Annisa Amalia

10612007

Kelompok 3

Asisten

Desyka Sari Sihaloho 10510001

Hendry Himawan 10510005

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2013

KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L) dan Pemisahan Zat Pewarna Makanan

I. TUJUAN

1. Menentukan komponen penyusun kurkuminoid dalam kunyit menggunakan metode

kromatografi kolom.

2. Menentukan Rf komponen senyawa penyusun kurkumin hasil isolasi dari kunyit dengan

cara kromatografi lapis tipis.

3. Menentukan Rf esktrak kurkumin murni dengan cara kromatografi lapis tipis.

4. Menentukan Rf zat pewarna makanan setelah dan sesudah dilakukan kromatografi kolom

dengan cara uji kromatografi lapis tipis.

II. TEORI DASAR

Kromatografi adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam

suatu campuran, seperti untuk mengidentifikasi dan menguji kemurnian dari suatu zat organik.

Kromatografi memiliki beberapa sub.teknik, yaitu kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis,

kromatografi kertas, dll. Kromatografi kolom bertujuan untuk memisahkan pigmen – pigmen

yang terdapat di tumbuhan. Contohnya mengisolasi komponen kurkumin dari campurannya,

menggunakan adsorben sillika gel karena kolom yang dibentuk dengan silika gel memiliki tekstur

dan struktur yang lebih kompak dan teratur.

Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin

dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran

Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel

dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari

bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri

dari kurkumin, desmetoksikumin dan bis-desmetoksikurkumin. Kandungan Zat : Kurkumin : R1

= R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin:

R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,

Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein

30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam- garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.

III. HASIL PENGAMATAN

A. Isolasi Kurkumin

Kromatografi Lapis Tipis

Noda Jarak (cm)A 3 0,8

1,151,7

B 3 0,851,21,85

Jarak Pelarut = 3 cm

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Terdapat tiga noda yaitu bis-demetoksi kurkumin

yang berwarna jingga (terletak paling atas), demetoksi

kurkumin yang berwarna jingga kekuningan (terletak

kedua dari bawah) , dan kurkumin yang berwarna

kecoklatan (terletak paling bawah).

Kromatografi Lapis Tipis Hasil Pengerukan Kurkumin dari KLT PreparatifNoda Jarak

1 1,75 cm Jarak Pelarut = 3,5 cm

B. Zat Warna

Sampel : Zat Pewarna Hijau

Kromatografi Kolom

Fraksi Warna1 Kuning2 Biru

Kromatografi Lapis Tipis

Warna Noda JarakHijau 3 2,15 cm

2,45 cm2,6 cm

Kuning 0 Tidak TeramatiBiru 2 2,1 cm

AB

2,45 cm Jarak Pelarut = 4 cm

IV. PENGOLAHAN DATA

Rf = Jarak Noda

Jarak Pelarut

A. Isolasi Kurkumin

Kromatografi Lapis TipisNoda Rf

A 1 0,2672 0,3833 0,567

B 1 0,2832 0,43 0,617

Kromatografi Lapis Tipis Hasil Pengerukan Kurkumin dari KLT PreparatifNoda Rf

1 0,5

B. Zat Warna

Warna Noda Rf

Hijau 1 0,53752 0,61253 0,65

Kuning 0 -Biru 1 0,525

2 0,6125

V. PEMBAHASAN

Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk pemisahan komponen dari suatu sampel.

Teknik pemisahan pada kromatografi didasarkan atas perbedaan migrasi dan distribusi senyawa

yang terjadi dalam dua fasa berbeda yaitu fasa diam dan fasa gerak. Berdasarkan media yang

digunakan, kromatografi dapat dibedakan menjadi :

Kromatografi Kertas

Kromatografi Kolom

Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

HIJAUBIRU

Kromatografi Gas

Pada kromatografi lapis tipis, sampel dipisahkan berdasarkan perbedaan kepolaran antara

sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari

bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin

dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat

kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak

tersebut. Pada kromatografi lapis tipis preparatif, fase diamnya adalah sebuah plat dengan dengan

adsorben silika gel atau aluminium oksida. Sedangkan fasa geraknya adalah eluen. Kromatografi

kolom adalah salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian senyawa dari campuran

dengan memakai kolom. Fasa gerak pada kromatografi kolom adalah eluen, sedangkan fasa diam

yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah suatu adsorben padat. Biasanya berupa silika

gel atau alumina. 

Kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorpsi. Fasa diam pada

kromatografi kolom berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, dalam praktikum

ini digunakan silica gel sebagai fasa diam. Fasa gerak dapat berupa pelarut tunggal atau

campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat merupakan pelarut polar dan

pelarut non polar. Pada kromatografi lapis tipis digunakan eluen yang berbeda-beda, yang

disesuaikan dengan sifat fraksi zat warna yang akan dipisahkan. Apabila eluen yang digunakan

polar, maka zat yang duluan keluar dari kromatografi kolom merupakan zat polar. Apabila eluen

yang digunakan non-polar, maka zat yang duluan keluar dari kromatografi kolom merupakan zat

non-polar. Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah zat pewarna hijau, dengan

eluen yang digunakan berupa NaCl dan etanol-air. Ketika eluen yang dimasukkan adalah NaCl,

keluar fraksi zat warna kuning. Ketika eluen yang dimasukkan adalah etanol-air, keluar fraksi zat

warna biru. Ketika dillakukan kromatografi lapis tipis dan disinari sinar UV, fraksi bewarna

kuning tidak menimbulkan noda, fraksi berwarna hijau menimbulkan dua noda dengan Rf

masing-masing 0,525 dan 0,6125 adalah,sementara zat sampel berwarna hijau menimbulkan tiga

noda dengan Rf masing-masing 0,5375 ; 0,6125 ; 0,65 . Tidak munculnya noda dari fraksi warna

kuning ketika disinari sinar UV dapat dikarenakan saat melakukan pemisahan eluen yang

dimasukkan berlebih dibanding eleun etanol-air, sehingga konsentrasi fraksi zat kuning kecil

sehingga tidak terlihat noda saat disinari sinar UV.

Pada percobaan ini, untuk mengisolasi kurkumin dari kunyit, serbuk kunyit dilarutkan

dalam diklorometana. Diklorometana digunakan sebagai pelarut karena merupakan pelarut non

polar yang dapat melarutkan senyawa yang ada dalam kunyit berupa senyawa organik yang

cenderung bersifat non polar . Interaksi antar molekul non polar ini akan melarutkan senyawa

yang ada dalam kunyit termasuk kurkumin pada pelarutnya. Campuran kunyit-diklorometana

selanjutnya direfluks selama satu jam. Proses ini bertujuan untuk mengekstrak kurkumin yang

ada pada kunyit.

Komponen yang terdapat di dalam kurkumin yang dianalisa dari hasil kromatografi

adalah kurkumin, demetoksi kurkumin, dan bis-demetoksi kurkumin. Dinamakan demetoksi

kurkumin karena hilangnya satu gugus metoksi pada struktur kurkumin, sedangkan dinamakan

bis-demetoksi kurkumin karena hilangnya dua gugus metoksi pada kurkumin. Berikut merupakan

gambar gugus fungsi dari kurkumin, demetoksi kurkumin, dan bis-demetoksi kurkumin:

Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis, ekstrak kurkumin murni saat disinari sinar UV

hanya terlihat satu noda hal ini berarti kurkumin telah terekstrak sempurna dengan nilai Rf 0,5

sedangkan untuk ekstrak kunyit diperoleh Rf 0,267 yang menunjukkan adanya bis-demetoksi

kurkumin, Rf 0,383 yang menunjukkan adanya demetoksi kurkumin, dan Rf 0,567 yang

menunjukkan adanya kurkumin. Dari hasil kromatografi tersebut dapat diketahui urutan

kepolaran komponen-komponen pada ekstrak kunyit yaitu kurkumin merupakan senyawa yang

paling polar , lalu disusul oleh demetoksi kurkumin, bis-demetoksi kurkumin.

VI. KESIMPULAN

Kurkumin terdiri dari tiga komponen yaitu kurkumin, demetoksi kurkumin, bis-demetoksi

kurkumin.

Rf komponen kurkumin :

Rf Noda 1 = 0,267 ; 0,283 (kurkumin)

Rf Noda 2 = 0,383 ; 0,4 (demetoksi kurkumin)

Rf Noda 3 = 0,567 ; 0,617 (bis-demetoksi kurkumin)

Rf kurkumin murni adalah 0,5

Rf zat pewarna makanan :

Rf Larutan Warna Hijau = 0,5375 ; 0,6125 ; 0,65 Zat sebelum kromatografi kolom

Rf Larutan Warna Biru = 0,525 ; 0,6125 Zat hasil kromatografi kolom

VII.DAFTAR PUSTAKA

Jeffery, G.H et all.1989. Vogel’s Textbook of Quantitaive Chemical Analysis, 5th ed. John Wiley

& Sons. Inc. Halaman 216-233

Mayo, D.W.et al. 1994. Microscale Organic Laboratory 2nd edition. John Wiley & Sons. New

York. Hal 90-108

Oxtoby, Gillis, Nachtrieb. 2001. Prinsip-2 Kimia Modern/1 Ed.4 Terjemahan. Jakarta :

Erlangga. Halaman 342-343.