LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan...

30
23 Warta BPK MEI 2012 LAPORAN KHUSUS S EJAK pemerintahan Orde Baru berakhir, semangat reformasi membuncah. Perubahan secara drastis untuk perbaikan mulai dilakukan pada setiap sendi kehidupan bernegara. Banyak hal yang diubah dan diperbaiki. Konstitusi UUD 1945 mengalami amendemen. Peraturan perundang- undangan banyak yang diganti dan diperbaiki. Birokrasi diperbaiki dengan program reformasi birokrasi. Pemerintahan daerah memiliki kewenangan yang besar dengan desentralisasi dan otonomi daerah. Hal yang sama juga terjadi dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Perubahan drastis untuk perbaikan ini sebenarnya bertujuan seperti apa yang diamanatkan UUD dan Pancasila, yaitu kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk mencapai hal itu negara harus mencapai sebuah bentuk good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Untuk mencapai bentuk good governance dan clean government ini ada sebuah hal yang perlu dilakukan yaitu transparansi dan akuntabilitas. Transparansi mempunyai arti memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan. Sementara akuntabilitas merupakan bentuk Akuntabilitas dan Transparansi, Barang Langka di Daerah Bagi daerah-daerah di Indonesia, akuntabilitas dan transparansi seolah menjadi barang langka. Masih banyak permasalahan yang dihadapi dan butuh kerja keras untuk memperbaikinya. pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Sejalan dengan waktu yang terus bergulir, tujuan negara ke arah sana sudah tampak. Namun, tetap masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Hal ini masih terlihat di lingkungan pemerintah pusat. Apalagi di lingkungan pemerintah daerah. Sektor pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan reformasi birokrasi punya peran penting dalam memperjelas tujuan negara seperti apa yang diamanatkan UUD dan Pancasila. Dua sektor ini senafas dan seiring sejalan. Jika ada penyimpangan di dalamnya maka akan terbentur penegakan hukum dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparatur negara. Bagi lingkungan pemerintah pusat masih banyak kemajuan dalam hal pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta reformasi birokrasinya. Hal ini dikarenakan akses informasi, akses pusat kekuasaan, akses pengawasan yang lebih ketat dan dekat, dan akses sumber daya yang ada, khususnya sumber daya manusia bisa diandalkan untuk memperbaiki jika ada hal yang kurang. Bagaimana di daerah? Pemerintahan daerah menjadi berdaya ketika era reformasi bergulir. Dengan sifat desentralisasi dengan otonomi daerahnya, pemerintah daerah punya kewenangan tersendiri dalam membangun daerahnya. Hanya saja dalam hal pengelolaan dan tanggung jawab

Transcript of LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan...

Page 1: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

23Warta BPK MEI 2012

LAPORAN KHUSUS

Sejak pemerintahan Orde Baru berakhir, semangat reformasi membuncah. Perubahan secara drastis untuk perbaikan mulai

dilakukan pada setiap sendi kehidupan bernegara. Banyak hal yang diubah dan diperbaiki.

konstitusi UUD 1945 mengalami amendemen. Peraturan perundang-undangan banyak yang diganti dan diperbaiki. Birokrasi diperbaiki dengan program reformasi birokrasi. Pemerintahan daerah memiliki kewenangan yang besar dengan desentralisasi dan otonomi daerah. Hal yang sama juga terjadi dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Perubahan drastis untuk perbaikan ini sebenarnya bertujuan seperti apa yang diamanatkan UUD dan Pancasila, yaitu kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk mencapai hal itu

negara harus mencapai sebuah bentuk good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

Untuk mencapai bentuk good governance dan clean government ini ada sebuah hal yang perlu dilakukan yaitu transparansi dan akuntabilitas. Transparansi mempunyai arti memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan.

Sementara akuntabilitas merupakan bentuk

Akuntabilitas dan Transparansi, Barang Langka di DaerahBagi daerah-daerah di Indonesia, akuntabilitas dan transparansi seolah menjadi barang langka. Masih banyak permasalahan yang dihadapi dan butuh kerja keras untuk memperbaikinya.

pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

Sejalan dengan waktu yang terus bergulir, tujuan negara ke arah sana sudah tampak. Namun, tetap masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Hal ini masih terlihat di lingkungan pemerintah pusat. apalagi di lingkungan pemerintah daerah.

Sektor pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan reformasi birokrasi punya peran penting dalam memperjelas tujuan negara seperti apa yang diamanatkan UUD dan Pancasila. Dua sektor ini senafas dan seiring sejalan. jika ada penyimpangan di dalamnya maka akan terbentur penegakan hukum dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparatur negara.

Bagi lingkungan pemerintah pusat masih banyak kemajuan dalam hal pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta reformasi birokrasinya. Hal ini dikarenakan akses informasi, akses pusat kekuasaan, akses pengawasan yang lebih ketat dan dekat, dan akses sumber daya yang ada, khususnya sumber daya manusia bisa diandalkan untuk memperbaiki jika ada hal yang kurang. Bagaimana di daerah?

Pemerintahan daerah menjadi berdaya ketika era reformasi bergulir. Dengan sifat desentralisasi dengan otonomi daerahnya, pemerintah daerah punya kewenangan tersendiri dalam membangun daerahnya. Hanya saja dalam hal pengelolaan dan tanggung jawab

23 - 34 laporan khusus .indd 23 7/27/2012 12:58:40 PM

Page 2: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

24 Warta BPKMEI 2012

LAPORAN KHUSUS

keuangannya, juga reformasi birokrasi masih jauh dari harapan walau tanda-tanda kemajuan sudah mulai tampak.

Dalam hal penyajian laporan keuangan saja, masih banyak daerah yang mendapat opini WDP, disclaimer dan Tidak Wajar. Dari sisi penyimpangan yang menyebabkan indikasi kerugian negara dan sampai ke ranah tindak pidana korupsi pun setali tiga uang. justru banyak kepala-kepala daerah dan pimpinan daerah lainnya yang tersangkut kasus korupsi. Hal yang sama juga dengan pelaporan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah yang masih sedikit daerah menyampaikan laporannya. Reformasi birokrasi di pemerintah-pemerintah daerah pun belum begitu terasa.

Pada sisi penyajian laporan keuangan daerah, dalam 5 tahun terakhir (2006-2010), opini WDP, Tidak Wajar dan Tidak Memberikan Pendapat atau disclaimer masih mendominasi. Pada 2006, dari 463 pemerintah daerah, hanya ada tiga daerah saja yang mendapatkan opini WTP. Sebanyak 327 daerah mendapatkan WTP. Sisanya, 105 daerah mendapat opini disclaimer dan 28 daerah mendapat opini Tidak Wajar.

Pada 2010, ada peningkatan yang signifikan seiring bertambahnya daerah-daerah otonomi baru hasil pemekaran. Dari 516 daerah, 34 daerah mendapat opini WTP dan 341 daerah mendapat opini WDP. Namun, daerah yang mendapat opini disclaimer masih banyak, ada 115 daerah. Sisanya, 26 daerah mendapat opini Tidak Wajar.

jika dipersentasekan, daerah yang mendapat opini WTP hanya sekitar 7% dari jumlah daerah secara keseluruhan. Daerah yang mendapat opini WDP mendominasi dengan 66%, kemudian daerah yang mendapat disclaimer dengan 22%, dan daerah yang mendapat opini Tidak Wajar dengan 5%.

Pada tingkat provinsi, selama

2010, hal yang menggembirakan adalah tidak ada satupun provinsi yang mendapat opini Tidak Wajar. Opini

WDP masih yang terbanyak. Selisih tipis antara provinsi yang mendapat opini WTP dan disclaimer.

23 - 34 laporan khusus .indd 24 7/27/2012 12:58:41 PM

Page 3: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

25Warta BPK MEI 2012

LAPORAN KHUSUS

Sementara pemerintah kabupaten, jumlah kabupaten yang mendapat disclaimer menduduki peringkat kedua setelah jumlah kabupaten yang mendapat opini WDP. Menariknya, jumlah daerah yang mendapat opini Tidak Wajar menduduki peringkat ketiga. Lalu, disusul dengan jumlah kabupaten yang mendapat opini WTP, hanya sekitar 4%.

Pemerintah kota termasuk punya perkembangan yang positif. jumlah kota-kota yang mendapat opini WDP tetap mendominasi. Disusul dengan kota-kota yang mendapat opini WTP. Selisihnya hanya 1% dengan kota-kota yang mendapat disclaimer. Sementara kota-kota yang mendapat opini Tidak Wajar bisa ditekan sampai 3%.

Pada tataran tindak pidana korupsi di daerah yang ditangani kPk, sampai dengan 2011, ada sekitar 37 kepala daerah yang tersangkut kasus baik yang masih aktif maupun sudah tidak menjabat. Dari 37 kepala daerah tersebut, ada delapan gubernur dan 29 bupati/walikota yang masuk ranah tindak pidana korupsi. jumlah ini belum termasuk dengan kasus korupsi di daerah yang tidak menyangkut kepala daerah, seperti DPRD, instansi-instansi daerah, dan lain-lainnya.

Sementara pada tataran kasus tindak pidana korupsi di daerah yang ditangani kejaksaan di daerah, lebih banyak lagi. Dalam tahun 2011, kasus tindak pidana korupsi di daerah yang masuk tahapan penyelidikan mencapai 699 kasus. Pada tahap penyidikan mencapai 1.624 kasus dan tahap penuntutan mencapai 1.425 kasus.

jumlah kasus korupsi yang ditangani pihak kejaksaan di daerah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah kasus tindak pidana korupsi di tingkat pusat oleh kejaksaan agung. Dalam tahun 2011, kejaksaan agung menangani 112 kasus dalam tahap penyelidikan, 105 kasus dalam tahap penyidikan, dan 74 kasus pada tahap penuntutan.

Data terbaru, per januari-Maret 2012, kasus tindak pidana korupsi

di daerah yang masuk dalam tahap penyelidikan di kejaksaan daerah mencapai 150 kasus. Pada tahap penyidikan lebih besar lagi, mencapai 232 kasus. Dan, pada tahap penuntutan mencapai 213 kasus. Bandingkan dengan jumlah kasus tindak pidana korupsi di tingkat pusat yang ditangani oleh kejaksaan agung dalam tahap penyelidikan mencapai 21 kasus. Pada tingkat penyidikan berjumlah 16 kasus. jumlah yang sama juga pada kasus dalam tahap penuntutan.

Hambatan ReformasiSementara, dalam hal reformasi

birokrasi, khususnya di daerah, hambatan-hambatan bukannya sedikit. kultur dan mindset aparatur di daerah menjadi sangat penting untuk diubah. Sebab, jika kultur dan mindset ini diubah, sektor-sektor lain dalam reformasi birokrasi di daerah khususnya, bisa berjalan positif.

Mengenai hambatan sendiri, setidaknya ada lima hambatan dalam reformasi birokrasi di Indonesia pada umumnya, dan daerah khususnya.

Pertama, organisasi yang gemuk dan kewenangan yang belum tepat fungsi dan sasaran. Kedua, pelayanan publik belum memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. Ketiga,

pola pikir dan budaya kerja belum mendukung birokrasi yang efisien, efektif, produktif, profesional dan melayani. Keempat, peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih. Dan, kelima SDM aparatur yang dibutuhkan kekurangan sementara SDM aparatur yang kurang dan tidak dibutuhkan justru kelebihan.

Walau masih banyak hambatan dalam reformasi birokrasi di daerah khususnya, tetapi dari statistik kemenpan dan RB terlihat ada kemajuan. Dari sisi laporan akuntabilitas kinerja misalnya.

Sebenarnya, hanya ada dua provinsi yang berpredikat B dari 33 provinsi di Indonesia. Bahkan, tidak ada satupun pemerintah kabupaten/kota yang laporan akuntabilitas kinerjanya berpredikat B. Tapi, secara umum, laporan akuntabilitas kinerja pada tingkat provinsi terbilang baik. Dalam tiga tahun terakhir ada peningkatan signifikan.

Pada 2011, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi yang berkategori baik dengan predikat CC ke atas, sekitar 63,33%. Bandingkan dengan tahun 2009 yang hanya 3,70% dan tahun 2010 yang meningkat menjadi 31,03%.

Peningkatan juga terjadi laporan akuntabilitas kinerja di tingkat

23 - 34 laporan khusus .indd 25 7/27/2012 12:58:43 PM

Page 4: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

26 Warta BPKMEI 2012

LAPORAN KHUSUS

Rekapitulasi Data peRkaRa tpk taHap liD, Dik Dan tut peRioDe JanuaRi s/D DesembeR 2011

keJagung, keJati, keJaRi Dan CabJaRi se-inDonesia

Rekapitulasi Data peRkaRa tpk taHap liD, Dik Dan tut seRta penYelamatan keuangan negaRa

peRioDe JanuaRi s/D maRet 2012keJagung, keJati, keJaRi Dan CabJaRi se-inDonesia

pemerintah kabupaten/kota seluruh Indonesia. Pada 2011, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah kabupaten/kota yang berkategori baik dengan predikat CC ke atas, mencapai 12,22%. Bandingkan dengan tahun 2009 yang hanya 1,16% dan 2010 yang meningkat sekitar 3,31%.

Dengan kondisi tersebut, bisa dikatakan transparansi dan akuntabilitas masih menjadi barang langka di daerah. kultur masyarakat dan aparatur daerah dan kurangnya SDM yang punya kompetensi di bidang keuangan menjadi dua hal dari banyak hal, yang terasa menjadi kendala terhadap upaya mengelola daerah secara transparan dan akuntabel. Hal yang sama juga dalam perspektif reformasi birokrasi.

BPk sebagai lembaga negara yang mempunyai tugas melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan pemeriksaan kinerja entitasnya berupaya untuk aktif dan berperan serta dalam memperbaiki hal tersebut di daerah. Pun hal yang sama dengan stakeholder terkait lainnya seperti: kemenpan dan RB, kPk, kejaksaan agung, dan BPkP.

atas dasar itulah BPk melakukan beberapa pertemuan bersama dengan kemenpan dan RB, kPk, kejaksaan agung, dan BPkP dengan audiens pemerintah-pemerintah daerah khususnya di wilayah timur Indonesia.

Tujuannya sama, memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan reformasi birokrasi dengan mendorong transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan daerah secara bersama-sama. Sementara, bagi kPk dan kejaksaan agung bisa mengupayakan pencegahan terhadap penyimpangannya sehingga bisa terhindar dari pelanggaran hukum, khususnya tindak pidana korupsi. and

23 - 34 laporan khusus .indd 26 7/27/2012 12:58:45 PM

Page 5: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

27Warta BPK MEI 2012

LAPORAN KHUSUS

aNggOTa BPk Rizal Djalil menegaskan agar para kepala daerah menindaklanjuti hasil

pemeriksaan BPk. jika tidak, bisa saja BPk melaporkannya ke aparat penegak hukum, kejaksaan, kepolisian, dan kPk. Ini hal yang sudah prosedural dilakukan BPk.

Hasil pemeriksaan BPk sendiri nantinya akan memunculkan temuan-temuan pemeriksaan. jika sudah menjadi temuan dan masuk dalam laporan hasil pemeriksaan kemudian diserahkan ke lembaga perwakilan rakyat, maka tidak ada rumusan lain, tidak ada lagi diskusi, hanya satu yang dilakukan, yaitu tindak lanjut dari laporan itu.

Masalahnya, tuturnya, siapa yang

melaksanakan tindak lanjut? Dalam UU No. 15 Tahun 2006, jelas dikatakan, yang harus menindaklanjuti adalah pejabat.

“kalau dia terkait dengan belanja modal misalnya, pejabat itu wajib hukumnya memanggil rekanan yang melaksanakan belanja modal itu. Tergantung pada persoalan temuan itu. Rekomendasi BPk-nya seperti apa, kalau rekomendasinya terkait denda ya disetor segera.

kalau ada kemungkinan indikasi kerugian negara, ya kembalikan.”

jika waktu dua bulan itu tidak dipenuhi, lanjutnya, bisa saja penegak hukum yang meminta ke BPk, dan bisa juga BPk melaporkan ke penegak hukum. “Itu konsekuensi logis dari amanah undang-undang No. 15 tahun 2006,” ungkapnya.

Pada kasus di pemerintahan daerah, menurut Rizal, penyebab tindak lanjut tidak dilaksanakan biasanya karena mutasi personil, kepala daerah yang tidak meng-update dan tidak memonitor, rekanannya yang menghilang, ada persoalan force majeur, dan lain sebagainya.

Dalam hal tindak lanjut hasil pemeriksaan BPk yang berpotensi menjadi kerugian negara. awalnya berupa indikasi. kalau tetap dibiarkan maka akan menjadi kerugian negara. Bahkan, adakalanya kerugian negara atau indikasi kerugian negara, awalnya disebabkan karena permasalahan administrasi saja.

kalau misalnya, ternyata pemerintah daerah tidak menindaklanjuti hasil pemeriksaan karena rekomendasi BPk tidak jelas, sebenarnya ada ruang untuk membicarakan dan menyelesaikannya

“Tindak Lanjuti Hasil Pemeriksaan BPK”

secara bersama-sama dengan BPk. Ruang itu ada sebelum hasil pemeriksaan disampaikan kelembaga perwakilan rakyat.

“Pada saat pemeriksaan, sebelum naik menjadi temuan, bapak-bapak diminta menanggapi dulu. ada tim, ada petugas bapak dengan tim kita, ‘coba ini ada pra temuan, bagaimana kira-kira.’ Itulah ruang untuk menjelaskan segala-galanya. Bahkan membantah segala-galanya, dengan fakta, dengan dokumen yang ada, bukan merekayasa, di sinilah ruang untuk menjawab itu. Nah, setelah itu dijawab, dia akan naik menjadi laporan. Pada saat laporan itu sudah disampaikan ke lembaga perwakilan, apakah itu DPR, DPRD Tingkat I atau II, maka dia sudah menjadi temuan. Urusannya hanya satu, ditindaklanjuti atau tidak,” papar Rizal.

belanja pegawai dan modaladanya temuan hasil pemeriksaan

yang menimbulkan kerugian negara dan indikasi kerugian negara, baik di daerah maupun entitas lainnya, biasanya pada sektor belanja pegawai dan belanja modal. Dari sini pula ada dampak signifikan terhadap opini BPk atas laporan keuangannya.

Sektor belanja pegawai, alokasi anggarannya dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Dari tahun ke tahun kegiatan operasional pemda atau pelayanan publik biasanya meningkat, dan hal itu otomatis menyebabkan belanja pegawai pun meningkat. Tidak ada masalah sebenarnya. Namun, Persoalannya adalah apakah peningkatan itu rasional atau tidak? apakah belanja pegawai itu digunakan dengan benar atau tidak? Ini yang menjadi persoalan.

Rizal Djalil

23 - 34 laporan khusus .indd 27 7/27/2012 12:58:47 PM

Page 6: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

28 Warta BPKMEI 2012

LAPORAN KHUSUS

Dari sisi belanja modal, pada umumnya, memang dikategorikan sebagai pemborosan. Banyak barang yang dibeli namun banyak yang tidak dimanfaatkan. Temuan yang berindikasi kerugian negara pada umumnya adalah barang tidak sesuai spesifikasi, barangnya tidak ada atau fiktif, kemudian kurang volume pekerjaan, itu bentuk daripada kerugian negara umumnya di situ.

ada juga temuan yang terkait dengan penyertaan modal. Biasanya pemanfaatan aset pemda yang tidak didasari dengan perikatan yang jelas. jadi, kalau aset itu dimanfaatkan oleh pihak lain atau siapapun tentu harus ada ikatan yang jelas, bentuknya seperti apa.

kasus lainnya ditemukan adalah status penyertaan modal yang tidak jelas. Lalu, penyertaan modal yang tidak memberikan kontribusi kepada pemda. kemudian, penyertaan modal

kepada perusahaan yang merugi. Dalam belanja modal ada juga

anggaran untuk bantuan sosial (Bansos). Bantuan sosial ini sebuah kegiatan yang sebenarnya diberikan ruang kepada seorang gubernur, bupati, walikota, untuk menyapa masyarakatnya. Namun, Bansos ini juga harus sesuai dengan aturan yang dibuat oleh permendagri itu. Supaya tidak menjadi persoalan.

Lalu, ada juga mengenai perjalanan dinas. Rizal memahami bahwa perjalanan dinas ini tidak perlu terlalu dipersoalkan. “Tidak mungkin gubernur dan para bupati itu ingin macam-macam dengan perjalanan dinas. Seorang gubernur, seorang bupati, itu bisa saja tiba-tiba dipanggil ke jakarta. kadang-kadang tiket nggak ada, pake saja nama orang lain, urusan belakangan. Nah, kadang-kadang sampai di jakarta, bupatinya harus pulang, macam-macam

alasannya. ada kerusuhan, atau ada demo segala macam. jadi untuk para kepala daerah, yang terkait dengan perjalanan dinas, kita sangat hati-hati,” papar Rizal.

Namun, dengan menilik kondisi tersebut, bukan berarti perjalanan dinas tidak bisa menjadi persoalan yang serius. kalau perjalanan dinas yang terkait dengan sebuah kegiatan, akumulasinya besar, dan berindikasi fiktif, tidak menutup kemungkinan BPk akan melakukan investigasi mengenai hal itu.

BPk sendiri melihat temuan-temuan dalam belanja pegawai maupun belanja modal yang umumnya bersifat administratif dan ada yang berindikasi kerugian negara juga. Oleh karena itu BPk berharap tim pemantau kerugian negara bisa berfungsi lebih maksimal sehingga ini tidak menjadi persoalan hukum nantinya. and

“Jangan Sampai Bertemu di Kuningan”

DIRekTUR Penyelidikan kPk ari Widiatmoko berharap para kepala daerah menindaklanjuti

rekomendasi BPk. Dengan begitu, mereka tidak sampai masuk dalam ranah tindak pidana korupsi.  “jangan sampai bertemu di kuningan [kantor kPk],” tegasnya.

Menurut dia, rekomendasi BPk diberikan untuk mengeliminir penyebab penyimpangan karena adanya temuan dalam pemeriksaan. Pasalnya, temuan dalam pemeriksaan cenderung menampilkan fakta-fakta negatif. Rekomendasi BPk, lanjutnya, juga meminimalisasi akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Oleh karena itu, sangat penting untuk ditindaklanjuti terutama berkaitan untuk peningkatan kinerja pemerintah daerah yang diaudit. Selain itu, agar temuan-temuan hasil pemeriksaan tidak terjadi secara berulang-ulang.

ari memaparkan bagaimana kPk menindaklanjuti temuan-temuan hasil pemeriksaan yang disampaikan

oleh BPk. Temuan-temuan tersebut sudah seharusnya didukung oleh suatu bukti yang kompeten, lengkap, dan relevan. 

Munculnya rekomendasi BPk sendiri tentu melalui suatu proses yang panjang. Mulai dari hasil pemeriksaan, kemudian ada temuan, sampai muncul rekomendasi. Hasil pemeriksaan berisi sejumlah fakta yang ditemukan di lapangan pada saat proses pemeriksaan. adapun, temuan merupakan hasil dari membandingkan pemeriksaan dengan aturan dan regulasi. jika ada ketidaksinkronan

antara hasil pemeriksaan dengan aturan dan regulasi terkait, itulah temuan. Dengan proses yang panjang itu sangat sulit mengatakan bahwa entitas yang diperiksa menafikan rekomendasi BPk.

jadi, pada prinsipnya, kPk mengingatkan betapa pentingnya para kepala daerah untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan. kPk sendiri pasti menindaklanjuti yang terindikasi perbuatan melawan hukum atau ada indikasi tindak pidana korupsi. and

Ari Widiatmoko

23 - 34 laporan khusus .indd 28 7/27/2012 12:58:52 PM

Page 7: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

29Warta BPK MEI 2012

LAPORAN KHUSUS

MeNTeRI Pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Menpan dan RB) azwar abubakar menjelaskan ada tiga masalah besar di Indonesia, yaitu birokrasi, korupsi, dan infrastruktur. Walau sudah mulai tumbuh, berkembang ke arah perubahan, birokrasi saat ini masih gemuk, belum profesional, dan belum memberikan pelayanan prima pada masyarakat.

Masalah penanganan korupsi saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan orde-orde pemerintahan sebelumnya.

RB Wujudkan Birokrasi yang Bersih, Kompeten, & Melayani

Temuan-temuan oleh PPaTk, kPk, kepolisian, kejaksaan, dan lembaga lainnya, semakin gencar. Namun, masyarakat tetap saja menilai masih belum cukup.

Pasalnya, akibat korupsi perkembangan infrastruktur di Tanah air menjadi lamban. anggaran untuk sektor ini masih terlalu kecil, hanya 4,2% dari Rp1.400 triliun, atau sekitar Rp60 triliun.   

“kalau 30 tahun yang lalu, kita lumayan dalam pengadaan jalan tol, jembatan, sekarang kita ketinggalan di asia Tenggara,” ucap azwar.

Permasalahan pada korupsi dan infrastruktur ini sebenarnya berkaitan erat pada kondisi birokrasi

di Indonesia sendiri. jika birokrasi bisa diperbaiki, akan memberikan dampak yang positif. Sebut saja, bisa menekan angka korupsi dan memperbanyak anggaran atau fokus untuk infrastruktur. Oleh karena itulah reformasi birokrasi dijalankan.

Opini BPk terhadap penyajian laporan keuangan entitas, termasuk di daerah, memiliki peran penting berkaitan dengan permasalahan-permasalahan di Indonesia itu. azwar mengibaratkannya sebagai Ujian akhir Nasional (UaN). apa yang perlu dilakukan oleh entitas, khususnya di daerah, seperti anak-anak sekolah, jangan takut dengan UaN ini. Hal yang terpenting adalah bagaimana mengajarkan kepada anak-anak sekolah agar mampu menjawab semua soal-soal dalam UaN.

Pada kondisi birokrasi sendiri, banyak kendala yang dihadapi sehingga menimbulkan kesan struktur birokrasi yang gemuk, belum profesional, dan pelayanan kepada masayarakat yang masih kurang. Hal yang kentara adalah kurangnya sumber daya aparatur yang sesuai kebutuhan dan kompetensi. Sementara sumberdaya aparatur yang kurang atau tidak dibutuhkan justru kelebihan.

Walau begitu, kondisi birokrasi ini tidak bisa dipukul rata, khususnya di daerah. Provinsi kalimantan Timur dan Provinsi jawa Tengah, sudah mampu membuat dan menyampaikan laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LakIP) dengan

Azwar Abubakar

23 - 34 laporan khusus .indd 29 7/27/2012 12:58:55 PM

Page 8: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

30 Warta BPKMEI 2012

LAPORAN KHUSUS

baik dan meraih predikat B. Saat ini, pemerintah daerah yang membuat dan menyampaikan LakIP sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. ada perkembangan yag cukup signifikan pada pemerintah daerah dalam mendorong akuntabilitas kinerjanya.     

Hal lain yang diperlukan selain akuntabilitas kinerja pemerintah daerah adalah penghematan pada pos-pos anggaran. azwar berpendapat bahwa ada pos-pos anggaran di daerah yang bisa dihemat sementara operasional daerah masih tetap bisa jalan.

Misalnya, anggaran perjalanan dinas. ada sekitar Rp18 triliun anggaran perjalanan dinas. Menurut azwar, kalau saja pemerintah daerah menghemat sekitar 40% anggaran perjalanan dinasnya, perjalanan dinas akan tetap jalan. Dan, anggaran yang bisa dihemat dari pos perjalanan dinas ini bisa untuk pos anggaran infrastruktur di daerah. Hal yang sama juga dengan anggaran belanja barang lainnya, seperti pengadaan barang dan jasa.

Terkait dengan anggaran belanja pegawai yang cenderung mengalami peningkatan, azwar mengakui bahwa untuk pos anggaran ini sangat sulit untuk dihemat. Pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia pada 2011, dari 297 daerah, sekitar 60,49% memiliki anggaran belanja pegawai lebih dari 50%.

kesejahteraan pegawai tetap harus naik untuk mendukung program reformasi birokrasi supaya berjalan dengan baik. Hal yang dimungkinkan adalah penghematan pada pos belanja barang dan perjalanan dinas.  

bersih, kompeten, dan melayani

Secara umum, menurut azwar, gambaran kondisi birokrasi di Indonesia tercermin dalam beberapa bidang. Pada bidang organisasi, struktur organisasinya masih gemuk. Dalam bidang hukum dan peraturan perundang-undangan, masih banyak aturan yang kontradiktif dan ambigu antara aturan yang satu dan aturan yang lainnya.

Pada bidang sumber daya aparatur, masih banyak pegawai yang kelebihan, sementara di sisi lain, pos-pos kerja yang dibutuhkan sekali justru kekurangan. Selain itu,

sumber daya aparatur juga masih terkendala dengan integritasnya.

Dalam bidang proses bisnis dalam pelayanan publik, hal umum yang terjadi adalah prosedur, biaya dan waktu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat masih tidak pasti. Pelayanan masih belum baik, lamban. Bagi masyarakat untuk menerima pelayanan masih membutuhkan waktu lama dan juga uang. Dari sinilah terbuka celah korupsi.

Dari sisi bidang pengawasan dan akuntabilitas, masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (kkN) pada seluruh bidang birokrasi masih

menjadi masalah yang serius. Faktor akuntabilitas dan transparansi juga masih perlu ditingkatkan lagi.

Hal terpenting lainnya adalah faktor mindset dan culture set. Para birokrat, khususnya di daerah, dan di Indonesia secara umum, belum menampakkan inovasi-inovasi dan belum memiliki semangat perubahan. Perubahan dari comfort zone ke competitive zone perlu dilakukan dengan extra effort. Sebab, tak mudah mengubah kebiasaan lama yang berpuluh-puluh tahun tertanam ke hal yang baru.

Dengan gambaran kondisi birokrasi di Indonesia pada umumnya itulah maka perlu

adanya reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi sendiri pada

dasarnya bertujuan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, kompeten, dan melayani. Bersih dalam konteks ini adalah bersih dari praktek kkN dan politisasi. Sementara, konteks kompeten sendiri mencerminkan

profesionalitas dan kinerja yang tinggi. Dan, melayani

di sini adalah melayani kebutuhan masyarakat dan

dunia usaha atau investasi.Untuk mengupayakan

meminimalisir praktek kkN dalam tubuh birokrasi, ada beberapa cara yang perlu dilakukan. Pertama, pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas korupsi (WBk). ada beberapa tahapan untuk mewujudkan hal ini. Terlebih dahulu pimpinan entitas membuat pakta integritas, bahwa kementerian/lembaganya, pemerintah daerahnya dan Satuan kerja Perangkat kabupaten/kota-nya (SkPk) akan menuju zona integritas. Dibuatlah rencana-rencana terpadu dan terbuka dalam proses pembangunan zona integritas.   

“Semua kita bisa mulai dengan ini. gubernur sudah mulai, nanti bupati dan walikota ikut semua

23 - 34 laporan khusus .indd 30 7/27/2012 12:58:55 PM

Page 9: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

31Warta BPK MEI 2012

LAPORAN KHUSUS

ini. Makin cepat, makin baik,” tutur azwar.

Kedua, implementasi Sistem akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (SakIP). Berawal dengan pembuatan rencana kinerja, kemudian pengukuran rencana kinerja, lalu pelaporan kinerja atau Laporan akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LakIP), kemudian evaluasi kinerja, dan akhirnya capaian kinerja.  

“Ini laporan kita seluruhnya, gubernur, bupati/walikota, kementerian/lembaga kepada presiden, pemerintah pusat,” terang azwar.

Untuk penyampaian LakIP oleh pemerintah kabupaten/kota sendiri, dalam 3 tahun terakhir, berdasarkan data kemenpan dan RB ada perkembangan walau pun tidak terlalu signifikan dari sisi persentase. Pada tahun 2011 lalu, penyampaian akuntabilitas kinerja kabupaten/kota yang berkategori Baik dengan predikat CC ke atas sebesar 12,22%. Dua tahun sebelumnya, pada 2009, hanya 1,16% dan tahun 2010 sebesar 3,31%.

Perkembangan yang signifikan justru pada LakIP pemerintah provinsi. Pada tahun 2011, provinsi yang akuntabilitas kinerjanya baik dengan nilai CC ke atas mencapai 63,33%. Padahal pada tahun 2009 hanya 3,40% dan tahun 2010 sebesar 31,03%.  

Selain upaya-upaya agar birokrat bersih dari praktek kkN, birokrat juga harus bersih dari politisasi. Oleh karena itu, ada perubahan yang besar dalam struktur organisasi pada semua birokrat, baik di pusat maupun di daerah. Dimana, pembina tertinggi pegawai negeri sipil (PNS) adalah pejabat tertinggi. jika di kementerian/lembaga ada sekretaris jenderal (Sekjen), maka di daerah adalah Sekretaris Daerah (Sekda). jabatan inilah yang nantinya jadi pembina PNS. Bukan lagi pejabat politik.

“kami ini pejabat politik ini ibarat

lagu. kau datang dan pergi sesuka hatimu..masih mending kita yang suka, kalau kPk yang suka bahaya sekali. jadi, kita bersihkan PNS dari pengaruh ini (politik),” kelakar azwar.

Sementara birokrasi yang kompeten adalah birokrat yang melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai standar. Oleh karena itulah PNS perlu pelatihan dan pendidikan. jika kekurangan anggaran, sebenarnya bisa diambil dari penghematan anggaran perjalanan dinas.

Untuk birokrat yang melayani, ada dua hal pokok yang perlu dilayani, yaitu kebutuhan dasar masyarakat dan iklim usaha/investasi. Dalam hal melayani kebutuhan dasar masyarakat ini, azwar memberi contoh di bidang pendidikan. Ia mengharapkan para kepala daerah bertanya kepada diri sendiri apakah mereka sudah melakukan pelayanan bidang pendidikan.  

“apakah semua bupati/walikota sudah memenuhi sekolah dengan guru yang memadai dan proporsional? apakah kita sudah menyaring guru yang dibutuhkan bukan guru yang lebih? kita harus tanya pada diri kita. kesehatan juga demikian,” ujar azwar.  

Sementara pelayanan birokrasi untuk iklim usaha juga sangat penting. Sebab, setiap tahun lahir 3 juta angkatan kerja. Sementara angkatan kerja yang masuk PNS hanya sekitar 100.000. Sisanya, sekitar 2,9 juta inilah yang harus diurus dengan cara memberikan pelayanan yang baik pada iklim usaha dan investasi yang secara otomatis akan membuka lapangan pekerjaan.  

“Makanya melayani ini menjadi wajib hukumnya. karena kita mengambil setengah dari uang rakyat untuk biaya kita, apa yang kita lakukan? jangan kita biarkan ada orang beranggapan, gaji yang diterima itu hanya untuk masuk kantor. Setelah itu segala urusan

harus ada tambahan. Itu nggak boleh ada lagi. Nah, ini mindset awal. jadi, jangan pakai kata-kata pemerintah. Nggak cocok pemerintah. Buang kata-kata pemerintah. Government, gubernur mengayomi,” papar azwar. and  

Reformasi birokrasi

sendiri pada dasarnya

bertujuan untuk

mewujudkan birokrasi

yang bersih, kompeten,

dan melayani. Bersih dalam

konteks ini adalah bersih

dari praktek KKN dan

politisasi.

23 - 34 laporan khusus .indd 31 7/27/2012 12:58:55 PM

Page 10: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

32 Warta BPKMEI 2012

LAPORAN KHUSUS

kONDISI korupsi di Indonesia terbilang sudah parah.

Perilaku korupsi bagaikan perilaku yang sudah mengkristal. Sehingga sampai pada titik di mana tidak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini dirasakan oleh Deputi Bidang Informasi dan Data kPk Iswan elmi.

“kalau kita tahu perilaku kita salah, begitu banyak justifikasinya sehingga kita terus melakukan itu,” ucapnya.

Oleh karena itu, untuk mengatasi problema korupsi, tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan tindakan represif. Tidak juga hanya melakukan pencegahan. Hal penting adalah dimulai dari diri sendiri. Mengubah perilaku koruptif pada diri sendiri. jalannya, dengan menghentikan perbuatan kkN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) melalui usahauntuk menindaklanjuti rekomendasi dan saran-saran dari hasil pemeriksaan lembaga pemeriksa, khususnya BPk.

Lebih lanjut dikatakannya, hasil pemeriksaan, apapun jenis pemeriksaannya, sangat relevan dengan kegiatan-kegiatan kPk, baik dari sisi pencegahan maupun penindakannya. Sebab, korupsi atau fraud itu yang biasa ada dalamtemuan-temuan hasil pemeriksaan, semuanya bermuara pada uang. kalaupun ada hal yang kelihatannya tidak ada kaitan dengan uang, tetapi tetap ujungnya uang.

Iswan elmi secara sederhana mencoba menjelaskan apa sebenarnya pemeriksaan. Pemeriksaan itu, pada hakekatnya hanya membandingkan antara fakta dengan kriteria-kriteria yang relevan, sesuai dengan tujuannya. Perbedaan antara fakta dan kriteria inilah yang dinamakan

temuan-temuan.Dan, kalau proses pemeriksaan

atau evaluasi dan analisisnya bisa mengungkapkan faktafakta yang sebenarnya dan kemudian memenuhi unsurunsur yang bisa dibawa pidana karena menyangkut soal uang atau kerugian negara, kemungkinan besar memenuhi unsur tindak pidana korupsi.

Iswan merasa sedikit bangga ketika banyak orang kagum terhadap kinerja kPk, ketika berada di sebuah forum internasional. jumlah kasus yang ditangani memang tidak sebanyak kepolisian

atau kejaksaan. Namun, dari sisikualitas, tidak ada suatu negara pun, selain Indonesia yang memenjarakan orang-orang pentingnya begitu banyak.

“ada sedikit kebanggaan sebagai pelaksananya. Namun, dibalik itu, sebagai bangsa alangkah menyedihkan. Bangsa yang besar itu, tentu bangsa yang bangga dengan ahlaknya dan kebudayaan yang baik,” tegas Iswan. and

Ubah Perbuatan KKNDeputi Bidang Informasi dan Data KPK Iswan Elmi:

Iswan Elmi

23 - 34 laporan khusus .indd 32 7/27/2012 12:58:58 PM

Page 11: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

33Warta BPK MEI 2012

LAPORAN KHUSUS

DaLaM kasus korupsi, Indonesia terbilang unik. Pada saat meningkatnya pembinaan atas usaha meminimalisir praktek

korupsi sebagai bentuk pencegahan, tetapi di sisi lain penindakan yang bersifat represif terhadap kasus korupsi justru meningkat pula. ada sebuah anomali. Hal ini diutarakan Deputi Investigasi Badan Pengawasan keuangan dan Pembangunan (BPkP) eddy Mulyadi Soepardi.

“kalau kita lihat grafik seperti ini, semestinya preventifnya naik, represifnya turun. Namun, data empiris memperlihatkan kami di BPkP, bahwa semakin banyak disosialisasikan, apapun undang-undangnya, kasus yang ditangani kejaksaan naik setiap bulan, bahkan setiap minggu. jadi, teori ini nggak berlaku di negara kita. Mestinya turun dong,” ungkapnya.

anomali ini bisa jadi karena masifnya praktek korupsi hampir di setiap entitas yang mengelola keuangan negara. Bahkan, entitas yang mendapat opini WTP pun tak lepas dari kasus korupsi. “jangankan yang tidak WTP, yang WTP pun berisiko ada korupsi,” ujarnya.

eddy mencontohkan BUMN yang tidak ada satupun mendapat opini disclaimer. Semuanya mendapat opini WTP. Bahkan, ada yang mendapat penghargaan good corporate governance, tetapi masih saja ada kasus korupsi.

apa yang dicontohkannya itu bisa menggambarkan bagaimana kasus korupsi tidak pandang bulu walau penyajian laporan keuangannya wajar sesuai standar. Bisa dibayangkan kondisi yang terjadi pada pemerintah-pemerintah daerah yang opininya masih didominasi WDP, disclaimer, dan Tidak Wajar.

Dengan kondisi itu, eddy tidak bermaksud untuk mengartikan bahwa opini WTP tidak baik. Opini WTP justru sangat baik. Sebab Opini WTP merupakan salah satu jalan menuju wilayah bebas korupsi.

Hal terpenting sebenarnya adalah bagaimana melakukan upaya pengelolaan keuangan daerah yang berlandaskan good governance secara nyata bukan slogan semata. Sebab dengan begitu secara otomatis Opini WTP bisa diraih.

Masifnya kasus korupsi, menurut eddy, salah satunya karena ada temuan pada hasil pemeriksaan BPk yang tidak ditindaklanjuti. Padahal, tindak lanjut hasil temuan punya konsekuensi yuridis yang tidak bisa dikesampingkan. ada payung hukum yang harus ditaati bersama.

Pada saat akuntabilitas pengelolaan keuangan negara tidak baik, sementara BPk sudah menyerahkan laporan

ke lembaga perwakilan, belum lagi rekomendasi BPk tidak ditindaklanjuti, ada risiko dari masalah administrasi menjadi masalah pidana.

Dalam siklus anggaran, mulai dari penyusunan sampai pertanggungjawabannya, baik aPBN maupun aPBD, ada risiko yang melekat dan risiko yang bisa dikontrol. Namun, mungkin karena kesibukan para kepala daerah, laporan hasil pemeriksaan BPk maupun aparat Pengawasan Intern Pemerintah (aPIP) tidak sempat membaca, malah diserahkan kepada stafnya. Padahal masih banyak tersisa catatan-catatan yang memiliki konsekuensi yuridis tadi. Itulah

risiko yang melekat pada siklus anggaran. Dan, risiko itu sebenarnya bisa dikontrol oleh pimpinan entitas atau kepala daerah.

BPkP sendiri menangani banyak kasus korupsi, dalam posisinya membantu aparat penegak hukum dalam melakukan investigasi dan penghitungan kerugian negara. jumlah kasus tindak pidana korupsi sendiri, sejak 2005-april 2011, BPkP menyerahkan sekitar 3.953 kasus ke aparat penegak hukum, baik dalam posisi diminta bantuannya, maupun menyerahkan kasus kepada instansi penegak hukum.

Sebanyak 80% dari 3.953 kasus itu merupakan kasus yang terjadi pada pengadaan barang dan jasa. Sisanya, pengadaan tanah, utang-piutang, masalah izin dan lainnya. kasus-kasus yang ditangani itu, pada hakekatnya sangat berhubungan dengan catatan audit keuangan BPk

Hal lain yang membuat masifnya muncul kasus-kasus korupsi, menurut eddy, adalah banyak entitas yang belum memahami peraturan mengenai keuangan negara, kerugian keuangan negara dan tindak pidana korupsi, tetapi sudah mengeksekusi penggunaan uang negara. Belum lagi semua UU dalam paket keuangan negara semuanya mendefinisikan keuangan negara. Sementara, UU tindak pidana korupsi sendiri sudah ada dari awal, sebelum paket UU keuangan negara lahir.

“akhirnya banyak orang coba-coba, oh, ya ini bisa, padahal nggak boleh. Yang benar itu kalau pengadaan barang dan jasa boleh dieksekusi kalau bisa dan boleh. Tidak hanya sekadar bisa, tetapi bisa dan boleh,” ungkap eddy.

Dia menyarankan agar pimpinan entitas, baik di pusat maupun di daerah, kalau ragu untuk mengeksekusi penggunaan suatu anggaran agar bertanya atau minta pendampingan kepada aPIP. and

Anomali Pembinaan dan Represif pada Kasus Korupsi

Eddy Mulyadi Soepardi

23 - 34 laporan khusus .indd 33 7/27/2012 12:58:59 PM

Page 12: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

34 Warta BPKMEI 2012

LAPORAN KHUSUS

DIRekTUR Penyidikan pada jaksa agung Muda Tindak Pidana khusus kejaksaan agung

(jampidsus kejagung) arnold angkow berpendapat bahwa tindakan represif pada kasus korupsi tidak efektif. Sebab, makin kuat penindakan sebagai upaya pemberantasan korupsi, semakin banyak juga data penyimpangannya. Oleh karena itu tindakan pencegahan atau preventifnya lebih harus ditingkatkan.

Hal ini juga didukung oleh kondisi yang terjadi di Indonesia sendiri dalam hal pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Dia merasa miris melihat begitu banyak kasus korupsi di daerah. Bisa dilihat dari banyaknya rapor merah pada laporan keuangan pemerintah daerah yang disampaikan BPk.

arnold menginformasikan selama 2011, kejaksaan agung menangani 1.600 lebih perkara korupsi. Setidaknya, tidak kurang dari 45 kepala daerah yang menjadi tersangka. Dia mengungkapkan berdasarkan kasus-kasus korupsi yang ditangani kejaksaan agung dan aparat penegak hukum lainnya, setidaknya ada empat titik rawan di pemerintah daerah yang umumnya terjadi kasus korupsi. Titik rawan tersebut, yaitu pengadaan barang dan jasa, badan usaha milik daerah (BUMD), penggunaan aPBD dan perubahannya, dan sektor aset negara atau daerah.

Rawan 1. Pada sektor pengadaan barang dan jasa, kasus-kasus korupsi yang biasa terjadi adalah perencanaan proyek, pelaksanaan tender/lelang, mark up nilai proyek, pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, dan proyek fiktif atau duplikasi anggaran.

Pada perencanaan proyek, konsultan perencana biasanya diarahkan untuk membuat engineer estimate yang disesuaikan dengan pagu anggaran proyek yang tersedia. Padahal sebetulnya, konsultan perencana ini mungkin bisa menentukan biaya yang lebih rendah dari pagu anggaran yang tersedia.

Untuk pelaksanaan tender/lelang, biasanya proses lelang dilakukan sedemikian rupa untuk memenangkan peserta tender tertentu dengan segala modusnya. Menurut arnold, hampir di seluruh daerah terjadi kasus seperti ini. Mark up nilai proyek biasanya terlihat dalam

pelaksanaan proyek di lapangan, yaitu harga yang ditetapkan dalam kontrak ternyata jauh lebih tinggi dari harga barang atau jasa yang sebenarnya.

Rawan 2. kasus yang biasa terjadi di BUMD ini adalah persekongkolan jahat antara pengurus BUMD (Direksi, komisaris dan pegawai BUMD) dengan pihak lain, seperti rekanan dalam pengadaan barang dan jasa BUMD. juga dalam hal kerja sama investasi, penyaluran dana sosial BUMN/BUMD (Corporate Social Responsibility-CSR).

Rawan 3. Penggunaan aPBD dan perubahannya. Modusnya pada perencanaan aPBD dan aPBD-P berupa persekongkolan antara

eksekutif, legislatif, rekanan dan broker (makelar) dalam penyusunan dan penetapan a PBD-P. Selain itu, modus pada penggunaan aPBD dan aPBD-P terkait penggunaan dana bantuan keuangan dan bantuan sosial; penggelapan belanja pegawai (gaji, honor, uang makan dan lauk pauk), pelaksanaan fiktif atas penggunaan biaya rutin (biaya perjalanan dinas, perawatan kantor, barang habis pakai dan lain-lain); penggunaan aPBD dan aPBD-P yang salah peruntukan (penyelenggara negara/pegawai negeri yang menerima uang negara tanpa hak); dan duplikasi anggaran.

Rawan 4. Sektor aset negara atau daerah. kasus ini biasanya berupa pengalihan hak pengelolaan negara atas tanah dan bangunan kepada pihak lain; penyerobotan aset negara, penggelapan aset negara berupa aktiva tetap atau surat berharga milik Negara, dan menguasai aset negara secara tidak sah.

Dari semua catatan-catatan tersebut, kejaksaan agung menawarkan konsep dasar penanggulangan korupsi berbasis prevensi, yaitu:

Pencegahan korupsi harus difokuskan pada upaya untuk menghilangkan sebab dan kondisi yang menimbulkan terjadinya korupsi (causative approach).

Penanggulangan korupsi seharusnya difokuskan pada proses pencegahan (prevention) dan penghapusan (elimination) yang memberikan peluang terjadinya korupsi.

Pencegahan dan pemberantasan korupsi akan berjalan efektif dalam suatu pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip good governance. and

‘Harus Tingkatkan Pencegahan Kasus Korupsi’

Arnold Angkow

23 - 34 laporan khusus .indd 34 7/27/2012 12:59:01 PM

Page 13: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

35Warta BPK MEI 2012

AGENDA

Tingkatkan Kualitas Laporan Keuangan di Balikpapan

BPK menggelar pertemuan untuk peningkatan kualitas laporan keuangan di Balikpapan Pada 15

Mei 2012, bertempat di Ballroom Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur.

BPK menyelenggarakan acara pertemuan nasional bertajuk, Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Melalui Birokrasi yang Akuntabel untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih.

Pertemuan nasional ini menghadirkan pimpinan daerah se-Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Selain itu, hadir pula Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak dan para pejabat daerah di lingkungan ketiga provinsi tersebut. Juga Rektor Universitas Mulawarman, serta Kepala BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah, serta undangan lainnya.

Sebagai narasumber dan pembicara dalam acara ini adalah Anggota BPK Rizal Djalil, Menpan dan RB Azwar Abubakar, Direktur Penyelidikan KPK Ari Widiatmoko yang mewakili Deputy Informasi dan Data KPK, Direktur Penyelidikan Kejaksaan Agung, dan

Deputi Investigasi BPKP. Acara pertemuan ini

lebih pada sebuah diskusi dan sosialisasi terkait peningkatan kualitas laporan keuangan dalam perspektif pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, penegakan hukum dalam hal temuan-temuan pemeriksaan keuangan yang berindikasi tindak pidana, dan program reformasi birokrasi.

Dalam kata sambutannya, Anggota BPK Rizal Djalil menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan memiliki beberapa tujuan. Pertama, menjalin silaturahim dengan pimpinan daerah,

baik gubernur, bupati, dan walikota se-Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah. Pengundangan pimpinan daerah di ketiga provinsi tersebut, menurut Rizal Djalil, karena faktor transportasi, kedekatan wilayah dan efisiensi.

Kedua, BPK menyelenggarakan acara ini karena untuk tindakan preventif dan monitoring terhadap hasil dari pemeriksaan keuangan pada entitas daerah di wilayah pemeriksaan Auditorat Keuangan Negara VI (AKN VI) BPK. Dalam hal pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah yang baik, perwakilan dari BPKP pun ikut serta.

Selain itu, dengan adanya

Suasana acara pertemuan nasional bertajuk, Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui Birokrasi yang Akuntabel untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, bertempat di Ballroom Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 15 Mei 2012.

35 - 39 agenda.indd 35 7/25/2012 5:07:53 PM

Page 14: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

36 Warta BPKMEI 2012

AGENDA

perwakilan dari KPK dan Kejaksaan Agung yang menjadi narasumber dan pembicara yang hadir dalam acara tersebut, maka diharapkan aparatur di daerah dapat memahami bagaimana pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah berjalan dengan baik dan tidak sampai masuk ranah kasus pidana.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB), yang langsung dihadiri oleh Menpan dan RB Azwar Abubakar, akan melihat akuntabilitas dan transparansi dilihat dari sisi reformasi birokrasi.

Di sisi lain, Rizal mengungkapkan bahwa pendekatan BPK saat ini berbeda dibandingkan dengan pada masa lalu. Sebelumnya BPK begitu kelihatan asing. Sulit berkomunikasi dan dihubungi. Saat ini, BPK mencoba untuk membuka diri untuk melihat bersama-sama dengan stakeholder, khususnya pemerintah, apa permasalahan dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di daerah, untuk bersama-sama pula apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu.

Terkait dengan indikasi kerugian negara yang tidak ditindaklanjuti, Rizal Djalil mengharapkan agar entitas, khususnya di daerah

harus menindaklanjuti kalau ada indikasi kerugian negara. Jika tidak, statusnya tidak lagi indikasi, tetapi sudah menjadi temuan kerugian negara.

“Contoh misalnya, ada denda tidak dipungut, lama kelamaan akan bergerak menjadi kerugian, harusnya disetor ke kas negara ini tidak disetor. Nah, itu akan jadi persoalan. Kalau misalnya setelah masa waktunya tidak ditindaklanjuti ya, kita akan laporkan ke APH [aparat penegak hukum],” paparnya.

Sementara itu, Menpan dan RB Azwar Abubakar menyambut baik inisiatif BPK dalam menyelenggarakan acara pertemuan ini. Menurut dia, dengan lima instansi yang menjadi narasumber dan pembicara dalam pertemuan dengan pimpinan daerah se-Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah, akan ada gambaran yang lebih komprehensif dalam mendorong pemerintah daerah untuk masuk dalam tahapan good governance sekaligus untuk mencapai clean government.

“Lima instansi seperti ini, lebih chemistry dia saling melengkapi, secara waktu lebih efisien, secara biaya lebih murah. Inilah salah satu contoh reformasi birokrasi,” ucapnya.

WTP dan Lakip Ketika ditemui setelah acara,

terkait tajuk yang diangkat dalam acara pertemuan ini dengan kondisi Provinsi Kalimantan Timur sendiri, selaku tempat digelarnya acara, Menpan dan RB Azwar Abubakar, mengatakan bahwa jika Provinsi Kalimantan Timur ingin menjadi contoh dalam keberhasilan reformasi birokrasi, maka yang pertama harus mendapat opini WTP. Sebab opini WTP menggambarkan aspek good governance.

Selain itu, aspek good governance lainnya adalah penyerahan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip). Provinsi Kalimantan Timur sendiri telah melaksanakan itu. Dan, pemerintah Provinsi Kalimantan Timur termasuk entitas yang mendapat nilai baik dalam laporan kinerjanya.

“Tidak semua daerah bisa memberikan Lakip. Hanya 22% pemerintah daerah yang bisa memberikan Lakipnya. Provinsi Kaltim itu memperoleh nilai B, dan hanya ada dua pemerintah daerah yang mendapat nilai B. Dari tiga provinsi yang menyampaikan Lakipnya, hanya dua yang mendapatkan nilai B. Sementara pemerintah tingkat II tidak ada yang mendapat nilai B,” ungkap Azwar.

Langkah lain bagi pemerintah daerah untuk melakukan aspek

good governance adalah menetapkan sebuah daerah menjadi zona integritas. “Ada usaha yang sistematis, terstruktur, untuk beralih ke daerah yang bebas korupsi. Nah, ini Kalimantan Timur sudah siap untuk itu,” ucap Azwar.

Dia berharap daerah-daerah lain perlu meniru agar semakin banyak daerah yang bebas korupsi. Sebab hal itu juga salah satu tujuan digulirkannya reformasi birokrasi. “Reformasi birokrasi itu singkat saja, untuk menciptakan birokrat yang bersih, mampu, dan melayani.” and

Suasana acara pertemuan nasional bertajuk, Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui Birokrasi yang Akuntabel untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih.

35 - 39 agenda.indd 36 7/25/2012 5:07:56 PM

Page 15: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

37Warta BPK MEI 2012

AGENDA

BPK menyelenggarakan BPK Goes to Campus di Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat

pada pertengahan Mei lalu. Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi BPK ini adalah BPK dan Keuangan Negara. Walau kegiatan ini dipusatkan di Universitas Andalas, tetapi mengundang cukup banyak atensi dari berbagai perguruan tinggi lainnya di Sumatra Barat.

Hadir dalam acara tersebut seluruh civitas akademika Universitas Andalas, baik pimpinan universitas, staf pengajar, pegawai struktural, dan mahasiswa, khususnya di Universitas Andalas. Selain itu hadir juga perwakilan dari 20 perguruan tinggi lainnya yang

BPK Goes to Campus Universitas Andalas

berada di Sumatra Barat. Adapun ke-20 perguruan

tinggi yang hadir dalam acara tersebut, yaitu: Universitas Bung Hatta, Universitas Negeri Padang, Uniiversitas Putra Indonesia, Universitas Baiturrahmah, Universitas Ekasakti, Universitas Muhammadiyah, Universitas Taman Siswa, ATIP, AMIK Jayanusa, ITP, ISTI Padang Panjang, IAIN, STAIN Bukittinggi, STAIN Batusangkar, STIE Darma Andalas, STIE Agus Salim, STIPSIPOL Imam Bonjol, STIE KBP dan STMIK Indonesia.

Sesuai tema yang diangkat, pembahasan sosialisasi mencakup pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara, BPK, keuangan negara, dan pemeriksaan keuangan negara. Narasumber dalam acara tersebut, yaitu Anggota BPK

Bahrullah Akbar, Rektor Universitas Andalas Werry Darta Taifur, dan Kepala Perwakilan BPK Propinsi Sumatra Barat Betty Ratna Nuraeny.

Anggota BPK Bahrullah Akbar menjelaskan seluk-beluk tentang sejarah, tugas, wewenang, dan peran BPK dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Dia menjelaskan BPK saat ini berbeda dengan BPK pada masa Orde Baru. Pada masa Orde Baru, BPK terkekang oleh kekuasaan pemerintah sehingga usaha untuk membangun transparansi dan akuntabilitas pada saat itu sungguh sangat sulit.

BPK dalam operasionalnya seolah menjadi subordinat pemerintah. Tidak bebas dan tidak mandiri dari kepentingan kekuasaan pemerintah.

Setelah reformasi merebak dan

Anggota BPK Bahrullah Akbar, tengah menyampaikan paparannya di depan mahasiswa Universitas Andalas.

35 - 39 agenda.indd 37 7/25/2012 5:07:58 PM

Page 16: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

38 Warta BPKMEI 2012

AGENDA

Orde Baru jatuh, kesempatan BPK untuk aktif dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas yang dapat menjadi pondasi dalam good governance dan clean government yang menjadi cita-cita founding father.

Kesempatan tersebut terbuka setelah konstitusi negara (UUD’45) diamandemen. Amandemen konstitusi ini juga berimbas pada BPK. Intinya, dari sisi BPK, amandemen dilakukan untuk memberikan kewenangan yang lebih jelas kepada BPK dalam rangka menegakkan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara yang lebih baik.

Perundangan BaruBPK juga dipersenjatai dengan

aturan perundang-undangan yang baru yang lebih mengakomodir perkembangan dan kondisi saat ini. Seperti dalam hal pembatasan kewenangan BPK, tata cara pemilihan anggota BPK, dan otonomi daerah.

Atas dasar itu, UU No.5 Tahun 1973 tentang BPK diganti dengan UU No. 15 Tahun 2006 tentang BPK. Penggantian ini memiliki dasar

pertimbangan yang memperbaiki kondisi sebelumnya. Dasar-dasar pertimbangan itu adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, perlu lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri dan profesional dan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.

Aturan perundang-undangan baru lainnya yang menjadi dasar operasional BPK, yaitu: UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Atas semangat reformasi pula, dari perspektif ketatanegaraan Indonesia, ada perubahan kedudukan BPK yang tadinya berada di bawah UUD’45 dan MPR, dan disebut sebagai lembaga tinggi negara. Perubahannya cukup mendasar, dimana BPK menjadi lembaga negara yang setara dengan tujuh lembaga negara lainnya, yaitu: MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK, dan KY.

Perubahan lainnya adalah BPK memiliki perwakilan di setiap

provinsi, pimpinan BPK dipilih dan dari Anggota BPK sendiri, hasil pemeriksaan BPK bisa diakses oleh masyarakat, penilaian mutu kerja BPK dilakukan oleh BPK negara lain yang menjadi anggota INTOSAI. Hal ini tidak terjadi pada masa Orde Baru.

Perubahan-perubahan itu membuat kedudukan BPK semakin kuat dan sisi kualitas operasionalnya lebih baik pula. Tantangan BPK ke depan juga semakin besar dalam menjalankan tugas secara lebih baik lagi dengan modal bebas dan mandirinya.

Dari paparan itu, diharapkan agar pada peserta yang hadir dalam BPK Goes to Campus di Universitas Andalas ini dapat mengenal lebih baik lagi tentang BPK. Dengan begitu civitas akademika, khususnya Universitas Andalas, dan perguruan tinggi di Sumatra Barat bersama BPK dapat menjalin komunikasi dengan baik sehingga terjalin sinergi yang ujungnya diharapkan ada usaha bersama-sama dalam membangun transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. and

Anggota BPK Bahrullah Akbar didampingi Betty Ratna Nuraeny (Kepala Perwakilan BPK Sumatera Barat), tengah berdialog ditengah-tengah mahasiswa Universitas Andalas.

35 - 39 agenda.indd 38 7/25/2012 5:08:00 PM

Page 17: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

39Warta BPK MEI 2012

AGENDA

PADA 13 April, BPK mengadakan BPK Goes to Campus di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah. Acara bertujuan untuk mensosialisasikan dan

mengedukasi tentang ke-BPK-an dan mengenai pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Sehingga diharapkan ada komunikasi dan sinergi antara BPK dan perguruan tinggi, khususnya Unsoed, untuk bersama-sama mendorong transparansi dan akuntabilitas keuangan negara.

Penyelenggaraan acaranya ditempatkan di Gedung Roedhiro Fakultas Ekonomi Unsoed. Seperti halnya dengan tema-tema BPK Goes to Campus sebelumnya, kali ini pun bertemakan BPK dan Keuangan Negara.

Narasumber sosialisasi ini adalah Wakil Ketua BPK Hasan Bisri. Dia didampingi oleh Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Ignasius Bambang Adiputranta dan Kepala Biro Humas dan Luar Negeri BPK Bahtiar Arif.

Hadir dalam acara ini Bupati Banyumas Mardjoko, Rektor Unsoed Edy Yuwono, Dekan Fakultas Ekonomi Unsoed, Para Kepala Biro, dan Pengelola Keuangan di Unsoed, dan civitas akademika Unsoed lainnya. Sementara Kepala Biro AMPKM Sudiro bertindak sebagai moderator.

Rektor Unsoed Edy Yuwono menyambut baik kegiatan bersama BPK ini. Dia mengungkapkan Unsoed sebagai institusi pendidikan, memandang bahwa nilai-nilai kejujuran adalah landasan dari akuntabilitas dan transparansi tata kelola keuangan negara. Nilai-nilai

tersebut perlu diketahui, dihayati dan diinternalisasi sebagai ruh yang harus dimiliki oleh civitas akademika Unsoed sebagai bagian dalam mengakselerasi Indonesia. 

Dia mengharapkan melalui kehadiran BPK Goes to Campus, semakin menginspirasi dan meneguhkan komitmen Unsoed untuk senantiasa berada dalam koridor kepatuhan dalam pengelolaan dan pemanfaatan keuangan negara. Juga mengedepankan efisiensi dan kesesuaian peruntukkan sebesar-besarnya hanya untuk kemaslahatan bangsa.

Wakil Ketua BPK Hasan Bisri memaparkan mengenai BPK, tugas dan wewenangnya, seluk-beluk pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, dan pemeriksaan keuangan negara.

Dikatakannya, berdasarkan konstitusi UUD’45 Bab VIII A, Pasal 23E, 23F, 23G, dan Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang BPK, BPK diberi  mandat dan tugas  untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. 

Untuk melaksanakan tugas tersebut, BPK menetapkan visi menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan. 

“Pelaksanaan sosialisasi ini merupakan salah satu implementasi dari mandat dan tugas serta pencapaian tersebut” ucapnya. and

Edukasi Ke-BPK-an di Unsoed

Suasana acara BPK Goes to Campus di Unsoed

35 - 39 agenda.indd 39 7/25/2012 5:08:02 PM

Page 18: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

GALLERY FOTO

Wakil Ketua BPK Hasan Bisri bersama dengan Rektor Universitas Jenderal Soedirman Prof. Edy Yuwono mengangkat cinderamata dalam sosialisasi BPK Goes to Campus bertema BPK dan Keuangan Negara, di Purwokerto, pada 13 April 2012.

Wakil Ketua BPK Hasan Bisri didampingi oleh Kepala Biro Humas dan Luar Negeri Bahtiar Arif dan Kepala Perwakilan BPK Jawa Tengah Ignasius Bambang Adiputranto bersama dengan Rektor Universitas Pancasakti Wahyono, seusai BPK Goes To Campus dengan topik BPK dan Keuangan Negara, di aula kampus itu di Tegal, pada 12 April 2012.

Ketua BPK Hadi Poernomo dan Wakil Ketua BPK Hasan Bisri memimpin Sidang BPK X 2012 dengan agenda Penetapan Pembidangan Tugas Anggota BPK Periode 2012 - 2017 disampaikan oleh Kaditama Binbangkum dan lain-lainnya, di Jakarta, pada 18 April 2012.

Ketua BPK Hadi Poernomo didampingi Anggota BPK Sapto Amal Damandari beserta peserta Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BPK dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kabupaten Kota dan BUMN di Wilayah Provinsi Lampung mengenai Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, di Lampung, pada 29 April 2012.

40 Warta BPKMEI 2012

40 - 41 galeri foto.indd 40 7/19/2012 4:02:10 PM

Page 19: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

Ketua BPK Hadi Poernomo

didampingi oleh Wakil

Ketua Hasan Bisri dan

sejumlah Anggota BPK

menyerahkan Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) kepada Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono

di Istana Negara, belum lama

ini. Nampak hadir juga Wakil

Presiden Boediono.

Wakil Ketua BPK

Hasan Bisri dan

Sekjen BPK Hendar

Ristriawan berfoto

bersama seusai

pertemuan dengan

The Speaker

of Sabah State

Legislative Assembly

and Sabah

Public Accounts

Committee (PAC) di

Jakarta, akhir April

lalu.

Ditama Revbang BPK Daeng M. Nasir tengah memberikan sambutan dalam Executive Workshop Business Process Management Approach in the Public Sector Institution, FGD PILOTING e-AUDIT dan Serah Terima SiAP LKPD, di Pusdiklat BPK, pada 26 April 2012.

41Warta BPK MEI 2012

40 - 41 galeri foto.indd 41 7/19/2012 4:02:19 PM

Page 20: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

42 Warta BPKMEI 2012

BPK DAERAH

Walau hanya memiliki 12 entitas, tetapi banyak kendala yang dihadapi BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat dalam mendorong akuntabilitas dan transparansi

keuangan negara di wilayahnya. Kendala muncul tak hanya dari sisi entitas, tetapi juga pada BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat sendiri.

Pada dasarnya kendala yang dihadapi menjadi ciri khas daerah-daerah pelosok. umumnya, kendala tersebut berputar di area sosio-kultural, SDM, dan geografis. Tiga kendala yang biasanya lumrah dijumpai pada daerah yang jauh dari pusat pemerintahan.

Masyarakat Papua Barat terbiasa meminta bantuan berupa uang kepada pemerintah daerah. ada pandangan masyarakat di sana bahwa, orang Papua Barat sejak lahir sampai wafat itu adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Para pimpinan daerah, punya tanggungjawab karena mereka dipilih oleh mereka. Tak heran jika hampir tiap hari mereka datang ke pemerintah daerah. Pemerintah Papua Barat harus mengucurkan dana sampai miliaran rupiah untuk itu. Sayangnya, tak ada bukti pertanggungjawabannya. Pemerintah daerah kesulitan menindaklanjuti rekomendasi BPK atas temuan seperti itu.

“Terkait bantuan sosial, saya lihat sendiri. Hampir setiap hari, di kantor bupati itu, yang minta uang, ratusan jumlahnya bahkan ribuan orang. Waktu itu, saya berpikir itu ceritanya bohong, sehingga saya lakukan investigasi diam-diam, dan ternyata betul. Selain itu, mereka tidak mau mendelegasikan. Pokoknya harus ketemu dengan bupati. Kalau tidak dikasih uang, mereka tidak mau beranjak. Sepertinya, di wilayah Papua Barat ini, orang sejak lahir sampai meninggal dunia itu tanggung jawab pemerintah daerahnya. Itu sudah menjadi budaya,” ungkap Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat R. Suyatna.

Ketentuan mengenai bantuan sosial, di mana jumlah uang bantuan yang melebihi dari besaran tertentu harus ditransfer dan penerima bantuan harus berbadan hukum, akhirnya menemui kendala. Tipologi masyarakat, geografis dan sarana prasarana di

Papua Barat cukup sulit untuk menyelaraskan dengan ketentuan itu.

atas masalah ini, Suyatna coba menawarkan solusinya kepeda pemerintah daerah. Pihak pemerintah daerah agar mendokumentasikan fotokopi KTP masyarakat Papua Barat yang diberikan bantuan uang dan fotonya saat memberikan uang. Dengan begitu auditor BPK ketika melakukan pemeriksaan mengetahui permasalahan tersebut.

Pihak BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat juga terus melakukan komunikasi yang intensif dengan entitas di Papua Barat dan sosialisasi khususnya mengenai pertanggungjawaban keuangan negara. Tujuannya agar semua pihak di sana memahami arti pentingnya pertanggungjawaban dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara/daerah di sana.

Faktor Sosio-Kultural, SDM, dan Geografis Jadi KendalaBPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat menghadapi kendala sosio-kultural, SDM, dan geografis. Patut disyukuri karena kepala daerah di Papua Barat sudah berkeinginan untuk merekrut orang-orang dari BPKP.

R. Suyatna

42 - 44 bpk daerah.indd 42 7/25/2012 5:10:02 PM

Page 21: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

43Warta BPK MEI 2012

BPK DAERAH

“Saat ini, kami sudah melakukan pendekatan. Selama saya di sana, komunikasi dengan bupati, ketua DPRD, dan inspektorat terus ditingkatkan. Kadang-kadang hari Minggu atau Sabtu mereka datang, tanpa pemberitahuan untuk konsultasi, ya kita terima di kantor. Setelah kami adakan sosialisasi melakukan pendekatan, mereka bisa memahami,” jelas Suyatna.

Rencananya, BPK RI Perwakilan Papua Barat juga akan mensosialisasikan tiga paket yaitu mengenai ke-BPK-an, jaringan data dan informasi hukum, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Sosialisasi sendiri nanti akan dilakukan per wilayah, seperti Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Tambrau, dan Kabupaten Raja ampat akan dikumpulkan dan dilakukan sosialisasi di Kota Sorong.

Masalah SDMSelain masalah sosio-kultural,

permasalahan yang dihadapi juga terkait dengan SDM di pemerintahan Papua Barat sendiri.

Pihak entitas masih terbiasa mengeluarkan uang, tetapi sulit untuk mencatat pengeluaran uang dan mempertanggungjawabkannya. Sehingga kadang-kadang mereka kebingungan pada tahun anggaran, uang sudah habis, apa yang mereka kerjakan lupa karena tidak dicatat dan ditatausahakan.

“Kemarin, kita panggil seluruh inspektorat se-Papua Barat, dalam rangka memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan kita. Kendalanya apa, kenapa, penyebabnya apa, sehingga rekomendasi kita ini belum bisa dilaksanakan,” ucap Suyatna.

Terkait dengan SDM ini, patut disyukuri karena kepala daerah di Papua Barat sudah berkeinginan untuk merekrut orang-orang dari BPKP. Nantinya, mereka akan ditempatkan, khususnya di inspektorat dan bagian keuangan. Beberapa entitas yang mendapatkan opini WDP pun sebenarnya karena umumnya mereka merekrut orang-orang BPKP.

Peran BPKP dalam melakukan pendampingan cukup penting.

Hanya saja BPKP Perwakilan Provinsi Papua Barat sendiri baru terbentuk akhir 2011. Sehingga pendampingan BPKP dalam penyusunan laporan Keuangan Pemerintah Daerah (lKPD) baru bisa dilakukan pada tahun 2012.

Masalah SDM juga bukan hanya kendala dari entitas di Papua saja. BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat juga mengalami hal yang sama. Bukan dari sisi kualitas, tetapi lebih pada sisi kuantitas. Jumlah SDM di BPK RI Perwakilan Papua Barat, sekitar 70 pegawai, termasuk tenaga kontrak dan tenaga keamanan. Sementara jumlah auditornya sendiri sekitar 43 orang. Dari sisi tenaga pemeriksa dirasa cukup memadai.

Tenaga penunjang di BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat, paling banyak sekitar 10 orang, termasuk jajaran pimpinan. ada sekitar 18 auditor yang difungsikan sebagai tenaga penunjang. Masalah muncul ketika ke-18 auditor tersebut melakukan tugas pemeriksaan.

Selain kuantitas SDM, tugas BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat juga terkendala dengan faktor

BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat: 1. Provinsi Papua Barat2. Kota Sorong3. Kabupaten Sorong4. Kabupaten Sorong Selatan5. Kabupaten Manokwari6. Kabupaten Fakfak7. Kabupaten Kaimana8. Kabupaten Raja ampat9. Kabupaten Teluk Bintuni10. Kabupaten Teluk Wondama11. Kabupaten Maybrat12. Kabupaten Tambrauw

42 - 44 bpk daerah.indd 43 7/25/2012 5:10:02 PM

Page 22: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

44 Warta BPKMEI 2012

BPK DAERAH

geografis. Papua Barat merupakan wilayah kepulauan, penuh hutan dan pegunungan. Sebagian besar pemeriksaan BPK, khususnya cek fisik dilakukan melalui laut.

anggaran BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat sendiri untuk cek fisik terbilang minim. untuk satu tim pemeriksa, per orangnya dianggarkan sekitar Rp350.000,00 Sementara dalam melakukan cek fisik biasanya menyewa speedboat. Biaya untuk menyewa speedboat sendiri minimal Rp5 juta.

“Saya sudah bilang ke Biro Keuangan, katanya asal ada stempel perusahaan, mana ada perusahaannya. Orang kapalnya kapal nelayan, kuitansi juga tidak ada. Nah, ini faktor kendala yang akhirnya kita tidak bisa menjangkau kebenaran fisik yang ada di sana, maka pemeriksaan kita tidak optimal.” ungkap Suyatna.

Transportasi di Papua Barat sendiri didominasi penerbangan dan pelayaran karena di sana terdiri dari pulau-pulau. Hanya ibu kota provinsi yang relatif bisa

dijangkau dengan jalur darat. Itupun kalau tidak hujan. Jika ke ibu kota daerah bisa dilakukan dengan penerbangan. Namun, untuk menjangkau distrik-distrik atau kecamatan untuk cek fisiknya, sebagian besar menggunakan speedboat. Dengan kondisi geografis seperti itu, tak heran jika masalah lain juga mengikuti, seperti komunikasi, internet, dan listrik.

Masalah KeamananDalam melakukan pemeriksaan

juga kerap tim pemeriksa menghadapi faktor keamanan. ancaman dan daerah konflik menjadi hal yang umum di sana. Bahkan pihak kepolisian pun kerap tak bisa menjamin keamanan tim pemeriksa BPK.

“Kendala-kendala itu memang tantangan bagi kita. Bukannya kami tidak melakukan apa-apa, tapi Insya Allah, ke depannya, akan lebih baik. Mereka sudah berupaya untuk meningkatkan akuntabilitas dan tanggung jawab

keuangannya,” kata Suyatna.Walau banyak kendala yang

menghadang tugas BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat, namun ada perubahan ke arah peningkatan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan di Provinsi Papua Barat. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah lKPD entitas yang disampaikan ke BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat. Pada semester I tahun 2010, hanya satu entitas yang menyampaikan lKPD-nya. Saat ini, sekitar tujuh entitas yang menyampaikan lKPD-nya. Sementara Opini BPK terhadap lKPD di Provinsi Papua Barat masih terbilang kurang.

Dari 12 entitas, hanya ada tiga entitas yang memperoleh opini WDP. Sisanya masih disclaimer. Tiga entitas yang memperoleh opini WDP tersebut adalah Kabupaten Raja ampat, Kabupaten Kaimana, dan Kabupaten Sorong Selatan. Jika melihat ke belakang, pada tahun anggaran 2007, entitas di Papua Barat seluruhnya mendapatkan disclaimer. and

42 - 44 bpk daerah.indd 44 7/25/2012 5:10:03 PM

Page 23: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

45Warta BPK MEI 2012

ANTAR LEMBAGA

Upaya MpR mengunggah kembali wawasan kebangsaan melalui sosialisasi empat pilar

kehidupan berbangsa dan bernegara mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Tak kurang dari mantan presiden BJ Habibie, mantan presiden Megawati, mantan Wakil presiden yusuf Kalla, memberikan apresiasi dan ikut mendorong sosialisasi yang dilakukan MpR.

Bagi bangsa Indonesia, Empat pilar Kebangsaan bukanlah hal yang baru. Sejak awal telah menjadi komitmen dan sikap dasar para founding father bangsa dalam membangun negeri.

akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, banyak kalangan yang mulai resah. Nilai-

nilai luhur yang menjadi dasar dalam membangun sikap dan karakter bangsa, perlahan dianggap mulai memudar. Berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu ditandai oleh adanya kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan, seperti tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme, dan liberalisme yang menggerus nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan.

atas dasar kenyataan itu, MpR berkewajiban untuk mengingatkan bahwa perwujudan Empat pilar

Menunggu Implementasi Empat Pilar Kebangsaan

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan mendapat

sambutan positif dari berbagai kalangan.

Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 45,

dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan

harga mati.

Indonesia yang menjadi dasar kekuatan bangsa harus segera diimplementasikan dalam perwujudan yang lebih kongret. Empat pilar bangsa ini tak bisa hanya menjadi catatan dalan pelajaran di sekolah, tetapi harus diikuti dengan tindakan nyata.

Bertolak dari kewenangan dan tanggungjawab itu, belakangan MpR mulai getol mensosialisasikan kekuatan Empat pilar Kebangsan dalam format yang lebih bermanfaat bagi bangsa ini. Sosialisasi ini termasuk ke kampus-kampus yang memiliki nilai strategis.

Langkah-langkah yang diprakarsai Ketua MpR Taufiq Kiemas bersama para wakilnya tersebut, mendapat pujian dari mantan presiden B.J Habibie. Bahkan, tak segan-segan

45 - 47 antar lembaga.indd 45 7/25/2012 5:11:39 PM

Page 24: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

46 Warta BPKMEI 2012

ANTAR LEMBAGA

menyebut langkah MpR merupakan ide cemerlang yang perlu didukung oleh semua lapisan masyarakat.

“Ini tepat sekali. Sekarang ini terjadi krisis nilai-nilai kehidupan yang berakar dari budaya dan agama masing-masing, akibat dibanjiri nilai-nilai asing melalui berbagai jejaring sosial yang akhirnya akan mengganggu harmoni nilai-nilai yang ada,” tegas BJ Habibie ketika menerima kedatangan Ketua MpR Taufiq Kiemas di kediaman patra Kuningan Jakarta, belum lama ini.

Mantan presiden itu sangat setuju jika MpR memprioritaskan langkah-langkah yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan nilai-nilai luhur dalam masyarakat.  

Jusuf Kalla mengimbau agar`MpR mampu mengaplikasikan Empat pilar Kebangsaan dalam kehidupan masyarakat. Empat pilar hendaknya tidak hanya menjadi wacana yang diumbar dalam retorika atau sekadar berhenti di omongan tetapi harus bisa direalisasikan dalam sikap dan tindakan.

“Harus lebih jauh dari itu. Tidak bisa hanya sekadar pembicaraan. Kalau hanya seperti itu saya khawatir kalau Empat pilar hanya akan menjadi bahan mata pelajaran sekolah,” jelasnya.

Jusuf Kalla menganggap sosialisasi Empat pilar harus lebih mendalam. MpR dinilainya tidak bisa melakukan itu sendirian. Mahkamah Konstitusi juga harus berperan aktif mensosialisasikannya.

“yang terpenting, bagaimana Empat pilar itu dimengerti, dihayati, dan diamalkan,” tegas JK.

Dia mengingatkan dalam sosialisasi tidak perlu berpretensi bahwa semua orang akan melaksanakan semua butir-butir pancasila. “Namun, laksanakan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Misalnya, saya di pMI, laksanakan soal kemanusiaan saja dengan baik, profesional, dan penuh tanggungjawab,” tambahnya.

Menyinggung masalah pancasila,

JK mengatakan pancasila tidak boleh diperdebatkan lagi. Namun diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh elemen masyarakat.

“pancasila jangan diperdebatkan

lagi, nanti waktu kita habis hanya untuk berdebat. yang lebih penting tindakannya,” katanya.

Prakarsa PresidenWakil Ketua MpR Lukman

Hakim Syaifuddin mengatakan presiden sebagai Kepala Negara seharusnya melakukan prakarsa untuk memimpin sosialisasi Empat pilar, demi memperkokoh rasa

kebhinnekaan, persatuan, dan kesatuan bangsa.

“Memang harusnya presiden melakukan prakarsa dalam memimpin sosialisasi Empat pilar ini,” kata Lukman Hakim baru-baru ini.

Menurut dia, presiden harus menentukan institusi mana yang akan memimpin pelaksanaan sosialisasi Empat pilar ini. Dia mengharapkan seharusnya Kemendiknas menjadi ujung tombak sosialisasi ini melalui jalur formal pendidikan. “Mendiknas harusnya berada di posisi terdepan untuk melakukan sosialisasi ini. Kalau hanya MpR yang melakukan akan kewalahan,” kata Lukman.

Lukman mengakui betapa tidak sederhananya melakukan sosialisasi Empat pilar. Sampai saat ini, jelasnya, tidak memiliki contoh siapa orang yang paling pancasilais. “Kita juga tak punya buku panduan, model utamanya. Namun, ini tetap harus kita lakukan,” katanya.

Selama ini, tambahnya, apa yang dilakukan MpR sebenarnya sudah semaksimal yang bisa dilakukan. Oleh karena itu jelas Lukman, salah satu yang dilakukan MpR yakni memperingati pidato Bung Karno 1 Juni. MpR akan mengundang sejumlah pembicara dan akan dihadiri oleh Wakil presiden Boediono, mantan presiden Megawati Soekarnoputri, BJ Habibie, mantan Wapres Try Sutrisno, Hamzah Haz, JK, serta anggota kabinet maupun tokoh-tokoh masyarakat.

Hal senada juga diungkapkan anggota DpR Mohammad Surya. Menurut dia, sebagai bagian dari MpR, DpR juga akan terus berupaya mensosialisasikan Empat pilar Kebangsaan agar masyarakat menyadari dan mempraktikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“pokoknya, kalau dulu ada p4, sekarang ada 4p (empat pilar kebangsaan). Dalam arti kognitif sebenarnya semua sudah mengetahui. Sekarang kami

BJ Habibie

Megawati Soekarnoputri

45 - 47 antar lembaga.indd 46 7/25/2012 5:11:40 PM

Page 25: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

47Warta BPK MEI 2012

ANTAR LEMBAGA

gencar mengingatkan kembali supaya masyarakat sadar. Namun begitu, bukan berarti mereka telah kehilangan. Upaya kita sekarang ini mencoba mensosialisasikan kembali kepada beberapa lapisan masyarakat,” katanya.

Dia menuturkan pramuka merupakan contoh figur keteladanan hidup sehari-hari dalam memandang Empat pilar pebangsaan. pramuka, katanya, merupakan figur yang strategis karena pribadi dan organisasinya. Sebagai garda

terdepan untuk membangun pilar itu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pramuka banyak mencerminkan karakter solidaritas.

“Dalam pancasila misalnya, mengenai ketaatan beragama,

kehidupan berdemokrasi, bukan berbentuk hafalan melainkan praktiknya dalam perilaku sehari-hari.”

Melalui pendidikan mental dan pemahaman anak bangsa, keempat pilar tersebut akan lebih baik dan kuat. “Ingat, Empat pilar Kebangsaan merupakan harga mati. Sekarang kadang-kadang orang melupakan pancasila. Ketika ditanya, mereka seperti malu mengucapkan pancasila,” tuturnya

Wakil Ketua MpR Hajriyanto y. Thohari mengatakan untuk menjadi ideologi yang hidup dan bekerja serta bukan secara formalitas, perlu pemahaman yang baik dan diamalkan.

“Untuk menjadi ideologi yang hidup, para penyelenggara negara dan penyelenggara pemerintahan harus aktif. Rakyat harus menyuarakan dengan kritis. Jika rakyat pasif dan tidak ada protes, akan dianggap tidak ada persoalan,” ucapnya.

Menurut dia, hingga saat ini sosialisasi Empat pilar Kebangsaan sudah disampaikan hingga level masyarakat. Sebelumnya, sosialisasi sudah dilaksanakan di jajaran penyelenggara negara seperti menteri dan pejabat negara serta penyelenggara pemerintahan seperti pNS dari eselon I sampai ke bawah.

Bak gayung bersambut, Rektor Universitas Trisakti Thoby Muthis juga mengaku siap untuk mensosialisasikan kehidupan Empat pilar di tataran kampus. pernyataan ini disampaikan dihadapan ratusan mahasiswa Trisakti dalam dialog kebangsaan yang dilakukan oleh MpR, di gedung MpR, akhir Mei.

“Empat pilar Kebangsaan adalah suatu perangkat nilai dan suatu norma yang perlu di implementasikan secara berkelanjutan, kami segenap Civitas akademika Universitas Trisakti berkomitmen untuk terus menggelorakan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Thoby Mutis meyakini kampus menjadi salah satu yang diharapkan bisa melaksanakan program Empat

pilar Kebangsaan. Kampus diyakini menjadi basis intelektual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam acara kerja sama dengan tema ‘Implementasi Empat pilar Kebangsaan Melalui Strategi pengembangan Kebudayaan Nasional’ yang diadakan oleh Universitas Trisakti bekerjasama dengan MpR di Gedung Nusantara V MpR, Jakarta, itu Ketua MpR RI Taufik Kiemas juga menegaskan pentingnya peranan kehidupan kampus dalam implementasi Empat pilar Kebangsaan.

“Kampus adalah sarana terbaik dalam mengimplementasikan Empat pilar Kebangsaan. Kampus merupakan tempat berkumpulnya bibit-bibit unggul dan tempat yang akan melahirkan para intelektual muda yang pada gilirannya nanti mampu menerima tongkat estafet dalam membangun dan membangkitkan semangat bangsa. Dan tentu salah satunya salah satunya Universitas Trisakti,” kata Taufik.

Dia juga mengingatkan bila tidak diimplementasikan dalam tindakan nyata, Empat pilar Kebangsaan hanya akan menjadi dokumen kearifan sehingga apa yang menjadi komitmen para founding father ketika mendirikan negeri ini akan menjadi sia-sia. bd

Taufik Kiemas

Jusuf Kalla

Lukman Hakim Syaifuddin

45 - 47 antar lembaga.indd 47 7/25/2012 5:11:41 PM

Page 26: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

48 Warta BPKMEI 2012

ROAD TO WTP

JaJaran kepolisian boleh berbangga hati. Pasalnya, hanya dalam waktu yang cukup singkat, korps baju

coklat itu sudah berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Padahal pada 2008, institusi penyidik itu mendapat opini disclamer atau tidak diberikan opini. Hanya dalam waktu setahun yakni pada 2009, instansi ini meraih opini WTP. Begitu juga pada 2010, Polri juga kembali meraih opini WTP. Meski begitu, masih ada beberapa catatan BPK.

Irwasum Polri, Komjen Fajar Prihantoro, mengungkapkan penilaian BPK tersebut menegaskan adanya komitmen Polri untuk meningkatkan tata kelola keuangan yang baik di lembaganya.

Untuk dapat meraih opini WTP dari BPK bukan hal yang mudah. Dibutuhkan kerja sama semua satuan kerja. “Yang paling penting adalah komitmen jajaran Polri untuk berbenah,” katanya.

Tentu saja, keberhasilan ini juga tak lepas dari peran Irwasum, sebagai lembaga pengawas internal, untuk mengambil peran membenahi tata kelola keuangan. Salah satu upayanya, Irwasum juga menggugah secara psikologi kepada seluruh satuan kerja (satker) untuk melakukan transparansi pengelolaan keuangan negara. “Saya bersyukur seluruh satker juga mempunyai komitmen yang sama,” jelasnya.

Tentu saja, lanjut Fajar, sebelum melakukan perubahan, pihaknya

Polri Raih WTP dan Siap Mempertahankannya

Bukan hal yang mudah bagi

Kepolisian Republik

Indonesia (Polri) untuk memperoleh

opini WTP dari BPK. Butuh kerja

sama semua satuan kerja

dan komitmen untuk melakukan

transparansi pengelolaan

keuangan negara.

Komjen Fajar Prihantoro

juga melakukan sosialisasi terhadap seluruh satker di lingkungan Polri. Salah satu sosialisasinya yakni membangun komitmen untuk melakukan perubahan dalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Sosialisasi itu dilakukan mulai dari tingkat Polsek hingga Polda. “Kita panggil semua Karo Saspran dan Kepala bidang Keuangan di seluruh jajaran Polri. Di sana kita bekali mereka dengan pengetahuan dan diberikan penjelasan,” tuturnya.

Selain itu, tambahnya, pihaknya juga mengawal seluruh program Polri. Setiap program yang ditetapkan Polri senantiasa berorientasi pada komitmen untuk bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKn). Juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

Lebih penting lagi, Polri juga senantiasa meningkatkan akuntabilitas kinerja jajaran Polri. “Itu semua kami lakukan, sehingga tahun 2008 kita disclaimer tahun berikutnya, 2009 dan 2010, kita sudah bisa meraih opini WTP,” kata Fajar.

Dia menambahkan keberhasilan ini juga tidak lepas dari komitmen dari empat pilar Polri. Seperti komitmen, sarana prasarana untuk melakukan pendataan terhadap aset Polri dalam SIMaK. “Seperti barang bukti, datanya sama mulai dari Polsek sampai Polda,” katanya.

Kepolisian juga juga melakukan pembenahan dalam pencatatan laporan keuangan. Pengelolaan keuangan telah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Untuk melakukan perubahan itu, pihaknya juga mengkoordinir terhadap

48- 49 road to wtp.indd 48 7/19/2012 4:05:38 PM

Page 27: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

49Warta BPK MEI 2012

ROAD TO WTP

pelaksanaan.Fajar juga melakukan monitoring

terhadap jalannya perubahan di satker. Dengan begitu, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan keuangan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. “Hal ini kita lakukan secara terus menerus agar hasilnya memuaskan,” katanya.

Tentu saja prestasi WTP tidak diperoleh secara serta merta. Sejumlah persoalan juga masih ditemui setiap laporan keuangan satker. Untuk itu, Irwasum juga melakukan review terhadap laporan tersebut. “Jadi itu yang kami lakukan sejak 2008,” paparnya.

Selain itu, berbagai upaya peningkatan juga tak henti-hentinya dilakukan. Salah satunya yakni menyangkut tindak lanjut dari rekomendasi BPK. Fajar mencontohkan saat memperoleh opini WTP pada 2009, BPK juga memberikan lima catatan yang harus dilakukan Polri. Tentu saja rekomendasi BPK itu, ditindaklanjuti Polri.

Salah satu catatan BPK, misalnya menyangkut stock opname dan pengamanan obyek vital. Kedua hal ini menjadi temuan BPK yang berulang. Dalam kedua temuan tersebut, BPK menemukan adanya penggunaan dana aPBn yang tidak sesuai dengan peraturan. artinya, penggunaanya tanpa melalui pencatatan. “rekomendasi BPK itu telah kami tindaklanjuti dan berharap di tahun berikutnya tidak ditemukan lagi,” kata Fajar.

Peningkatan SDM Kepolisian juga melakukan

pembenahan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Untuk meningkatkan kapasitas pengelola keuangan, pihaknya

juga memberikan pelatihan kepada jajaran bagian keuangaan seluruh polda di Indonesia.

Hanya saja, untuk mencari SDM yang memiliki kemauan menggeluti bidang keuangan juga bukan hal yang mudah. Sebab, kebanyakan personil lebih senang bertugas di operasional.

Selain itu, lanjut Fajar, persoalan lain yakni adanya mutasi personil di jajaran kepolisian. Tidak jarang SDM yang telah dilatih di bidang pengelolaan keuangan harus pindah tugas. akibatnya, pihaknya harus melatih kembali personil. Sementara untuk mencari

personil yang ingin dilatih juga tak mudah. Sebab selain personil tersebut memiliki kemauan untuk mendalami bidang keuangan juga kecermatan dalam mengolah data keuangan.

Meski begitu, lanjut Fajar, pihaknya juga senantiasa memberikan motivasi kepada mereka. Seperti memberikan tenggat waktu bagi personil selama 1 tahun. Dia juga seringkali mengikutsertakan personilnya untuk mengikuti berbagai pelatihan di bidang pengelolaan tanggungjawab keuangan negara. “Dengan begitu setiap personil

memiliki kemampuan yang terus bertambah,” katanya.

Terkait dengan adanya catatan BPK, Fajar mengungkapkan pihaknya akan menindaklanjuti catatan BPK tersebut.

Untuk memastikan berjalannya tindak lanjut tersebut, tambahnya, pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut tersebut.

Program E-auditTerkait program e-audit

yang dikembangkan BPK, Fajar menyambut baik gagasan tersebut. Selain agar laporan keuangan

tersebut lebih cepat juga dapat memberikan efisiensi pelaporan.

Fajar berharap BPK juga tetap melakukan cross cek ke lapangan. Sebab tidak semua orang yang melaporkan itu selalu benar. “Untuk melaporkan laporan bisa menggunakan e-audit. namun, untuk tindaklanjutnya perlu turun ke lapangan. artinya tidak berhenti sampai e-audit saja,” kata Fajar.

Sementara untuk mendukung program tersebut, lanjutnya,

pihaknya juga tengah berbenah diri. Salah satunya melengkapi sarana dan prasarana informasi teknologi.

Selain itu, yang lebih penting pihaknya juga tengah menyiapkan SDM yang mumpuni yang dapat mengoperasional teknologi tersebut.

Untuk mempertahankan perolehan opini WTP tersebut, Fajar berjanji akan menindaklanjuti setiap temuan BPK. Selain itu, secara rutin mengirim inspektorat bidang keuangan di Mabes Polri ke berbagai daerah untuk melakukan pendampingan dalam menyusun laporan keuangan. bw

48- 49 road to wtp.indd 49 7/19/2012 4:05:38 PM

Page 28: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

50 Warta BPKMEI 2012

REFORMASI BIROKRASI

“Lembaga Yang Tidak Reformis Seharusnya Malu”

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi AzwAR AbubAkAR

Apa saja tugas dan rencana kementerian pendayagunaan Aparatur negara dan reformasi birokrasi? Apa arti pentingnya peta Jabatan bagi kementerian dan lembaga? Warta bpk berkesempatan mewawancarai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar yang ditemui di sebuah ruang makan Hotel Sintesa peninsula, Manado, Sulawesi Utara, pada 22 Mei 2012. berikut petikannya :

Seperti apa program reformasi birokrasi sejauh ini?

Kita sudah mempunyai Renstra (Rencana Strategis) atau grand design. Kemudian, untuk memudahkan masyarakat luas atau di kalangan pemerintah secara umum, kita gulirkan langkah percepatan dan kita sudah proses sekitar 30-an kementerian dan lembaga untuk ikut berakselerasi.

Tahun ini, kita memfasilitasi sisa kementerian lembaga (K/L) di pusat sebanyak 40 entitas. Ditambah dengan 33 provinsi, 33 kabupaten dan 33 kota. Tahun ini kita akan proses minimal 139 K/L, provinsi, kabupaten dan kota untuk ikut reformasi birokrasi.

Terhadap sosialisasi, saya sudah kirim, paling kurang di tiga tempat, untuk bertemu dengan seluruh sekda, 21 kabupaten dan kota, di antaranya di Pekanbaru dan Makassar. Jadi praktis semua sekda sudah mengikuti langkah-langkah reformasi birokrasi. Juga ada beberapa wali kota, kira-kira sudah 41-an wali kota, gubernur

sudah mendapatkan sosialisasi. Diskusi kita. Jadi, dengan kata lain, boleh disebut sekarang

pemerintah sudah boleh merasakan ke mana arah reformasi birokrasi. Sudah mulai merasa penting apa arti WTP. Itu salah satu syarat good governance. Memberikan laporan keuangan secara wajar dan benar. Sudah mulai peduli terhadap Lakip (Laporan akuntabilitas instansi pemerintah). Walaupun kabupaten dan kota masih jauh dari apa yang kita harapkan. Namun, kita dorong supaya tahun depan untuk membuat laporan kinerjanya. Saya kira dua ukuran yang bisa mendorong reformasi birokrasi zona integritas dan Lakip yang memenuhi syarat.

Hal lain-lainnya merupakan sebuah operasi yang komprehensif. Mulai dari pembenahan struktural, mekanisme peningkatan pelayanan, proses rekruitmen, promosi, peningkatan kemampuan dan pelatihan, dan penghematan sumber daya alam, dan penyelenggaraan daerah. Dengan kata lain kita harus menurunkan jumlah belanja-belanja pegawai. Secara teori, belanja pegawai ini, kalau makin besar APBN, boleh saja belanja pegawai itu makin besar, tetapi secara persentase seharusnya lebih kecil. Jadi, belanja pegawai tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah anggaran belanja pemerintah, APBN atau APBD.

Sejak awal reformasi digulirkan, hanya ada sedikit entitas yang mengikuti piloting reformasi birokrasi, salah satunya BPK, apa dasarnya Anda memasukkan begitu banyak entitas untuk mengikuti reformasi birokrasi?

Sama saja. Masukkan 10 dengan dua, sama saja. Masukkan 10 dengan 100, juga sama saja. Karena bukan kami yang mereformasi. Kalau kami yang mereformasi, itu berat. Namun, kalau semuanya mereformasi nggak berat. Semuanya bergerak.

Kemarin, saya sudah perbaiki tools-nya. Kalau sebelummya dari tim QA dari BPKP dan kemenpan, sekarang saya tentukan satu saja. Jadi, tools-nya satu saja untuk menilai dan mengukur itu. Itu bisa dilakukan self assessment. Semuanya masih bisa mengukur sendiri. Kalau ada peningkatan, diukur sendiri. Dengan sistem komputerisasi, di kantor sendiri bisa melihat bagaimana pencapaian reformasi birokrasi, jadi terbuka. Nanti per kementerian, per lembaga, per unit kerja, kemudian per individu. Dicari tools agar semua bisa memperbaiki dirinya sendiri.

Azwar Abubakar

50 - 52 reformasi birokrasi.indd 50 7/19/2012 4:06:47 PM

Page 29: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

51Warta BPK MEI 2012

REFORMASI BIROKRASI

Apakah tools-nya sudah tetap?Sudah. Sudah kita sepakati, kita satukan saja dengan

segala macamnya, karena nggak ribet, nggak repot. Sekarang sedang diproses di sekjen-sekjen. Tak lama lagi bisa selesai.

Bagaimana mengenai renumerasi yang jadi bagian dalam reformasi birokrasi?

Kalau bicara soal renumerasi, ini tahap awal, dimana-mana saya sudah sampaikan, untuk 30%-45% seperti yang dimiliki kementerian keuangan, itu bisa dipukul rata. Namun, begitu naik 70% kemudian 100%, itu harus per individu [penilaian kinerja dalam program-program reformasi birokrasi]. Jadi, yang kerjanya bagus, jabatannya lebih tinggi, itu lebih banyak [mendapatkan renumerasi].

Apa yang menjadi hambatan sejumlah entitas untuk mereformasi dirinya sendiri?

Nanti ada 99 daerah plus 40 K/L yang akan diikutkan dalam program reformasi birokrasi. Hambatannya, mungkin banyak orang yang tidak tahu. Namun, dengan sosialisasi, masyarakat menjadi tahu. Untuk memperkuat itu, di entitas, buatlah tim yang menjadi ujung tombak reformasi birokrasi, terus ada yang mengevaluasi.

Masalah kedua, ini masalah kebiasaan. Sudah comfort zone. Sudah enak begini, terus nggak mau berubah. Tidak boleh, harus berubah. Dari comfort zone menjadi competitive zone itu memang keharusan, itu cirinya terjadi reformasi. Ini memang kendala, tetapi harus kita tabrak. Namun, yang nabrak bukan kemenpan dan RB, tetapi pimpinan entitas semuanya.

Sekarang harus malu, kalau sebuah lembaga tidak reformis, dia seharusnya malu. Sekarang hampir seluruhnya ikut, jadi kalau tidak lolos seharusnya malu, kenapa tidak bisa berubah.

Bagaimana kalau di daerah?Mindset-nya kita ubah. Jadi, PNS itu jangan merasa

gajinya itu hanya hadir di kantor. Nanti kalau suruh kerja ada uang lagi. Itu nggak ada. Itu gaji untuk dia bekerja. Itulah mengabdi pada negara dan melayani kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Kedua, jangan berpikir karena ini bukan uang dia, lalu boros. Kita berpikir sebagai sebuah perusahaan. Ada keterbatasan biaya operasional. Ini tidak, ada untung maupun tidak untung .... ya dihabiskan.

Seharusnya kita ini bertanggung jawab untuk menggunakan uang ini sehemat mungkin. Kalau kita bisa hemat sebagian, kita bisa buat jembatan lebih cepat, bikin jalan lebih cepat, sampai ke gunung, sampai ke pelosok, supaya petani bisa mengirimkan produksinya. Itu tanggung jawab kita. Itu mindset-nya perlu diubah. Jadi, harus cerdas dan cermat memutuskan ke arah mana pembangunan itu dilakukan.

Soal moratorium penerimaan pegawai negeri, apakah tahun ini akan kembali dibuka?

Moratorium itu hanya jeda sebentar. Memang terjadi pada 2011, penerimaan PNS, nol penerimaan. Tahun ini kita buka kesempatan penerimaan pegawai, untuk mengisi sekitar 50% pegawai yang sudah pensiun. Sekarang, 50% lagi, kita terima lagi pegawai honorer K1 (kategori 1) sisa yang lalu. Nah, 50% untuk mengisi pegawai yang sudah pensiun ini, kita buka untuk jabatan-jabatan yang sangat dibutuhkan.

Tahun lalu, pegawai yang pensiun sebanyak 125.000 jadi berkurang dari 4,7 juta menjadi 4,57 juta. Tahun ini, kita mau menerima CPNS dengan kuota sebesar jumlah yang pensiun, yaitu 125.000. Sekitar 70.000 itu yang pegawai honorer K1 sisa. Sisanya, ditempatkan untuk reguler. Nah, reguler itu kita terima dari kabupaten, kota, provinsi mana yang butuh tenaga PNS baru.

Penerimaan PNS baru ini ada syaratnya. pertama, anggaran belanjanya tahun depan jangan lebih dari 50%. Maka, daerah itu kurangilah belanja-belanja, seperti perjalanan dinas dikurangi, rapat-rapat di luar dikurangi.

kedua, harus ada peta jabatan. Kita sudah latih sekitar 3.500 orang sebagai analis jabatan. Tahun depan, rencananya akan dilatih sekitar 4.500 orang. Nanti tujuh orang per instansi atau per daerah. Merekalah yang membuat peta analisa jabatan. Kantor Menpan hanya melayani permintaan formasi apabila ada peta jabatan, yang berdasarkan dari analisa beban kerja.

Mengapa perlu ada peta jabatan?Peta jabatan itu diperlukan, minimal untuk

mengetahui pegawai apa yang dibutuhkan dan formasi apa yang kurang. Dan, sebaiknya pegawai yang ada bisa dilatih untuk menempati posisi tertentu yang perlu keahlian.

Setelah moratorium ini selesai, pada Desember 2012,

50 - 52 reformasi birokrasi.indd 51 7/19/2012 4:06:47 PM

Page 30: LAPORAN KHUSUS Akuntabilitas dan Transparansi, Barang ... · kelola pemerintahan yang baik dan clean government atau pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkN).

52 Warta BPKMEI 2012

REFORMASI BIROKRASI

pada 2013, tetap tidak berlaku. Formasi hanya diberikan pada daerah yang punya peta jabatan, kalau tidak ada peta jabatan, ya tidak ada penerimaan. Kita nggak kasih lagi penerimaan jika daerah minta pegawai yang kita tidak tahu apa benar-benar butuh atau tidak. Harus jelas formasi apa yang dibutuhkan.

Kemenpan itu mendayagunakan pegawai yang ada. Kalau ada posisi yang tidak ada yang bisa mengisinya baru kita buka penerimaan pegawai lagi untuk posisi itu. Seperti posisi akunting dan dokter yang memang harus orang yang punya kompetensi untuk itu. Sulit untuk memberdayakan seorang sarjana hukum untuk menjadi akunting, atau menjadi seorang dokter. Dalam hal-hal yang tidak dimungkinkan baru kita buka penerimaan, tetapi tetap yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Jadi, harus kesitu arahnya.

Bagaimana komposisi pegawai di instansi yang harus efisien dan proporsional?

Kalau komposisi sudah jelas. Jumlahnya harus kita atur lagi sesuai dengan kebutuhan. Namun, kita tidak bisa menekan orang. Kita gunakan, tetapi akan kita atur, sehingga perlu distribusi yang merata.

Bagaimana kalau di suatu daerah memiliki pegawai sampai belasan ribu?

Kurangilah. Nol penerimaan pegawainya. Minimal setiap tahun akan berkurang sekitar 3%. Juga bisa tawarkan ke daerah lain yang kurang.

Kalau daerahnya tidak mau menerima?Kalau kita tidak kasih pegawai baru (penerimaan

PNS) bagaimana? Saya bisa pindahkan pegawai di Lemhanas misalnya, sesuai dengan kriteria dan posisi, kemudian dipindahkan ke BNN. Hal yang sama juga pada instansi lainnya. Kalau diterima, oke. Hal yang penting kan kita usaha dulu. Harus kita mulai.

Apa hal ini juga berlaku pada daerah pemekaran? Ya, pemekaran juga begitu. Jadi daerah induknya

memperbaiki. Saya yakin bisa. Ada dua hal yang menyebabkan itu bisa dilakukan. pertama, peta jabatan harus ada. kedua, test penerimaannya diambil oleh pemerintah pusat juga. Sehingga semangat minta jatah pegawai baru dari instansi, baik di daerah maupun K/L menjadi berkurang.

Bagaimana wujudnya peningkatan kualitas keuangan melalui reformasi birokrasi?

Laporan keuangan entitas sudah mulai bagus. Banyak daerah yang sudah minta orang-orang dari BPKP. Itulah sebabnya permintaan BPKP untuk menambah tenaga auditor baru sebanyak 400 orang, sepenuhnya saya setujui. Sebab, saya yakin mereka akan kasih lagi ke daerah. Itu akan meningkatkan kualitas laporan

keuangan dengan banyak opini WTP ataupun WDP. Bahkan ke depan, perlu penguatan pada

perencanaan di Bappeda. Di Bappeda ini saya lihat perlu dua tenaga yang ditambah, yaitu tenaga ahli perencanaan dengan berbagai tingkatan dan auditor untuk menyetujui jumlah anggaran yang masuk.

Jadi, saya kira Bappeda tidak lagi sebagai badan kompilasi, tetapi badan koordinasi yang memadukan perencanaan pembangunan di daerah agar lebih fokus dan pilihan prioritas pembangunan yang akurat. Jadi di daerah itu perencanaan pembangunan harus akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam pelaksanaan pembangunan juga jangan sampai bocor. Maka perlu pengawasannya seperti apa. Maka, di daerah itu, dua instansi yang perlu diperkuat –disamping yang lain- agar ada transparansi dan akuntabilitas, yaitu Bappeda dan inspektorat. Kalau inspektoratnya bagus maka

standarnya lebih tinggi lagi dari BPK, tidak seperti sekarang.

Berapa entitas yang akan dievaluasi pencapaian reformasi birokrasi tahun ini?

Ada sekitar 20 entitas yang akan dievaluasi. Waktu saya pertama masuk ke kementerian ini, ada sekitar 11 entitas, lalu saya bilang 20 saja. Tahun ini juga saya akan masukkan 40 entitas pada K/L di pusat untuk mengikuti program reformasi birokrasi.

Kemenpan mendapat Opini WTP dari BPK, apa yang dilakukan sehingga memperoleh opini tersebut?

Saya minta inspektorat apakah ada temuan. Kalau ada temuan dibereskan. Bila perlu ancam dan berhentikan pegawai yang bertanggung jawab. Tidak ada lagi temuan di Kemenpan. Inspektorat itu perlu dikasih taji, karena dia itu mata-telinga kita, jadi jangan dimandulkan. Kita jangan memberi contoh jelek. and

50 - 52 reformasi birokrasi.indd 52 7/19/2012 4:06:47 PM