Laporan Kelompok 7 Modul 3

24
LAPORAN KELOMPOK MODUL II SISTEM REPRODUKSI “ PERSALINAN MACET ” Disusun Oleh : KELOMPOK VII FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2011

description

laporan

Transcript of Laporan Kelompok 7 Modul 3

Page 1: Laporan Kelompok 7 Modul 3

LAPORAN KELOMPOK

MODUL II SISTEM REPRODUKSI“ PERSALINAN MACET ”

Disusun Oleh :

KELOMPOK VII

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2011

Page 2: Laporan Kelompok 7 Modul 3

NAMA ANGGOTA

Elim Jusri

Nurhikmah B

Gusti Eka Putri

Fitriah Ubaedhah

Andi Perdi Rusli

Dinawati Amaliyah

Randi Suryawan

Sherly sumartia

Rieska Adriati Fahri

Nurasiah Mustari

Irma Lina Pelu

Page 3: Laporan Kelompok 7 Modul 3

LAPORAN KELOMPOK

TUTORIAL MODUL 3 “PERSALINAN MACET”

SKENARIO :

Wanita 35 tahun, hamil anak ketiga dan persalinan tidak maju. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan bahwa tanda vital batas normal, tinggi fundus 3 jari bawah

processus xyphoideus, punggung di kanan ibu, bagian terendah kepala, perlimaan

2/5. jarak antara simfisis pubis-tinggi fundus uteri 37 cm, lingkar perut ibu 95cm.

Denyut jantung janin 130x/menit dengan durasi 30-35 detik. Pembukaan serviks

4cm, ketuban utuh, penurunan sesuai bidang Hodge 2 dengan kondisi panggul

dalam cukup.

KATA SULIT :

Bidang hodge : menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun dalam

panggul pada persalinan (persentasi janin)

KATA KUNCI :

Wanita 35 tahun

Hamil anak ke-3

Persalinan tidak maju

Pemfis :

- tanda vital dalam batas normal

- tinggi fundus 3 jari bawah prosessus xyphoideus

- punggung di kanan ibu

- bagian terendah kepala perlimaan 2/5

- jarak simfisis pubis – tinggi fundus 37 cm

- lingkar perut 95 cm

- DJJ : 130x/ menit

- His 2x dalam 10 menit dengan durasi 30 – 35 detik

- pembukaan serviks 4cm

- ketuban utuh

- penurunan sesuai bidang hodge 2 dengan kondisi panggul cukup.

Page 4: Laporan Kelompok 7 Modul 3

PERTANYAAN :

1. Jelaskan anatomi dari jalan lahir !

2. Jelaskan mekanisme persalinan normal !

3. Kapan normalnya ketuban pecah, dan jika tidak pecah pada waktunya apa yang

menyebabkan hal tersebut ?

4. Jelaskan proses pemeriksaan dan pemantauan persalinan !

5. Jelaskan tanda – tanda persalinan macet !

6. Jelaskan kelainan- kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan macet!

7. Jelaskan pengaruh partus macet terhadap ibu dan janin !

8. Berdasarkan skenario, apa yang menyebabkan terjadinya persalinan macet !

9. Jelaskan penanganan dari persalinan macet !

10. Bagaimana pencegahan dari persalinan macet !

JAWABAN :

1. Anatomi jalan lahir

Page 5: Laporan Kelompok 7 Modul 3

2. Jelaskan mekanisme persalinan normal !

1. Tahap persalinan

Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala :

1. Kala I : dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks

membuka sampai terjadi pembukaan 10cm. Proses membukanya

serviks dibagi atas 2 fase :

a. fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm.

b. fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam

waktu 2 jam, pembukaan 3cm tadi menjadi 4cm dan fase

dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase

delarasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu

2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm

kala 1 ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah

lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12

jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan

primigravida 1cm tiap jam dan multigravida 2cm tiap jam

2. kala II : kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan

mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung

1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara

3. kala III : kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan

dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir

4. kala IV : observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam,

hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan

postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda – tanda vital (tekanan darah, nadi dan

pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.

Page 6: Laporan Kelompok 7 Modul 3

4. Jelaskan proses pemeriksaan dan pemantauan persalinan !

a. Proses pemantauan :

Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Jika digunakan

dengan tepat dan konsisten,partograf akan membantu penolong persalinan

untuk ;

Mencatat kemajuan persalinan

Mencatat kondisi ibu dan janinnya

Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan

kelahiran

Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini

penyuli persalinan

Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat

keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

Partograf harus digunakan :

Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan

merupakan elemen penting dari asuhan persalinan.

Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat(rumah,

puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)

Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan

asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya

(spesialis obstetric, bidan, dokter umum, residen dan

mahasiswa kedokteran).

Hasil rekaman ini lebih efisien daripada catatan panjang dan

memberikan gambaran pictogram terhadap hal-hal yang penting dari

Page 7: Laporan Kelompok 7 Modul 3

persalinan serta tindakan yang segera harus dilakukan terhadap perkembangan

persalinan yang abnormal.

Nilai suatu partograf meliputi :

- Pencatatan yang jelas

- Urutan waktu yang jelas

- Diagnosis suatu kemajuan persalinan yang abnormal

- Memudahkan saat penggantian staf atau gilliran dinas

- Untuk pendidikan

- Untuk penelitian.

Bagian-bagian partograf :

1. Identitas

2. Denyut jantung janin

3. Servikograf

4. Waktu

5. Air ketuban

6. Kontraksi per 10 menit

7. Oksitosin

8. Obat-obatan dan cairan intravena

9. Nadi dan tekanan darah ibu

10. Urin

11. Temperatur ibu

12. Kala III.

Identitas

Identitas meliputi :

- Tanggal – Hari pertama haid terakhir

- Gravida – Taksiran partus

- Para – Nomor regisster

- Abortus – Pecah ketubaan janin

- Nama, umur Nomor catatan medic/ nomor puskesmas

b. Pemeriksaan

Page 8: Laporan Kelompok 7 Modul 3

Anamnesis :

- haid (rumus neigel)

- tentang kehamilannya pemfis :

- palpasi ; perut (untuk mengetahui besar dan

konsistensi rahim

- palpasi :

- Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan

bagian janin dalam fundus

- Leopold II : menentukan batas samping rahim,

letak punggung janin

- Leopold III : menentukan bagian terbawah janin

- Leopold IV : menetukan seberapa jauh janin

masuk ke dalam PAP

6.Jelaskan kelainan- kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan

macet!

Distosia karena kelainan his

Distosia karena kelainan tenaga (his) adalah his yang tidak normal, baik kekuatan

maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan.

Inersia uteri

Adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan

serviks atau mendorong janin keluar.

Inersia uteri dibagi atas 2 keadaan :

Inersia uteri primer (terjadi pada masa laten)

Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan. Hal ini harus dibedakan dengan his

pendahuluan yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour)

Inersia uteri sekunder/ inersia uteri hipotonis (terjadi pada masa aktif)

Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama.

Page 9: Laporan Kelompok 7 Modul 3

Diagnosis inersia uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang teliti terhadap

persalinan dalam fase laten diagnosis akan lebih sulit bila sebelumnya telah ada kontraksi

(his) yang kuat dan lama maka diagnosis inersi uteri sekunder akan lebih mudah .Inersia uteri

menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dan akibat-akibatnya terhadap ibu dan janin.

Tetani uteri

Sifatnya terlampau kuat sehingga tidak ada relaksasi dari rahim dan lebih sering.Hal

ini dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus yang dapat menyebabkan persalinan di

atas kendaraan, di kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan pertolongan. Akibatnya

terjadilah luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks, vagina, dan perineum, dan pada bayi

dapat terjadi perdarahan intracranial.

Distosia kelainan posisi (positio occipito posterior persistensi)

Pada kebanyakan persalinan dengan posisi oksipito posterior, kepala akan mengalami

putaran paksi sehingga anak lahir dengan oksiput di bawah simfisis namun karena sudut

pemutaran besar (umumnya 135), kala II biasanya sedikit labih lama. Putaran paksi ini baru

terjadi di hodge III + bahkan kadang – kadangbaru terjadi di hodge IVJika pada posisi

oksipito posterior ubun – ubun kecil berputar ke belakang kita sebut posisi oksipito posterior

persistenPenyebab tidak terjadinya putaran paksi ialah panggul anthropoid, panggul android,

kesempitan bidan tengah panggul, ketuban pecah sebelum waktnya, fleksi kepala kurang dan

inersia uteriAdakala oksiput berputar ke belakang dan anak lahir dengan muka dibawah

simfisis. Ini terutama terjadi jika fleksi kepala kurang. Untuk menghindari ruptura perinei

totalis, episiotomy harus dibuat lebih lebar karena dalam hal ini perineum diregang oleh

sirkumferensia oksipito frontalis. Hanya sebagian kecil (4%) dari posisi oksipito posterior

yang memerlukan pertolongan pembedahan

Distosia karena kelainan presentasi

Letak defleksi terdiri dari : presentasi muka, presentasi dahi, dan presentasi puncak

kepala (inderen)

Presentasi muka

Adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput mengenai

punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu). Punggung terdapat dalam

lordosis dan biasanya terdapat di belakang.Pada awal persalinan, defleksi ringan saja. Akan

tetapi dengan turunnya kepala, defleksi bertambah hingga dagu menjadi bagian yang

terendah. Hal ini disebabkan jarak dari foramen magnum ke belakang kepala lebih besar

Page 10: Laporan Kelompok 7 Modul 3

daripada jarak dari foramen magnum ke dagu.Diameter submento-bregmantika (9½) melalui

jalan lahir. Karena dagu merupakan bagian yang terendah, dagulah yang paling dulu

mengalami rintangan dari otot – otot dasar panggul hingga memutar kedepan ke arah

simfisis.Putaran paksi baru terjadi didasar panggul. Dalam vulva, mulut tampak lebih dahulu.

Kepala lahir dengan gerakan fleksi dan tulang lidah (hioid) .

9. Jelaskan penanganan dari persalinan macet !

Penanganan inersia uteri

Periksa keadaan serviks, presentase dan posisi janin, turunnya bagian terbawah janin

dan keadaan panggul. Kemudian buat rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang

akan dikerjakan, misalnya letak kepala :

1. Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500cc dektrosa 5%

dimulai dengan 12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15 menit

sampai 40 – 50 tetes permenit.

2. Pemberian oksitosin tidak usah terus menerus, sebab bila tidak

memperkuat his setelah pemberian beberapa lama, hentikan

dulu dan dianjurkan beristirahat. Pada malam harridan berikan

obat penenang misalnya valium 10 mg dan esoknya dapat

diulangi lagi pemberian oksitosin drips.

3. Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka

sebaiknya dilakukan seksio sesarea.

4. Bila semua his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri

sekunder, ibu lemah, dan partus lebih dari 24 jam pada primi

dan 18 jam pada multi, tidak ada gunanya memberikan

oksitoksin drips; sebaiknya partus segera diselesaikan dengan

hasil pemeriksaan dan indikasi obstetric lainnya (ekstraksi

vakum atau forsep atau seksio sesarea).

Penanganan tetani uteri :

Page 11: Laporan Kelompok 7 Modul 3

1. Berikan obat seperti morfin, luminal, dan sebagainya, asal janin

tidak akan lahir dalam waktu dekat (4-6 jam) kemudian

2. Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus segera

diselesaikan dengan seksio sesarea

Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena

janin lahir tiba – tiba dan cepat

Penanganan kelainan posisi (positio occipito posterior persistensi)

Umunya dapat lahir spontan, namun bila ada indikasi, dapat dipilih

antara ekstraksi vakum atau forseps.

Ekstraksi dengan forseps

1. Anak dilahirkan dengan oksiput tetap dibelakang

terutama dilakukan jika ada faktor – faktor yang menyukarkan

rotasi ke deapan seperti panggul anthropoid atau android

2. Anak dilahirkan dengan oksiput sebelah depan

Dilakukan jika tidak adanya faktor yang menghalangi rotasi sangat

sukar. Oleh karena itu, dalam praktik baiknya forceps dipasang

biparietal dan dilakukan tarikan. Jika kepala dengan oksiput di

belakang. Namun, jika ternyata waktu menarik kepala ada

kecenderungan untuk memutar ke depan, kita bantu dengan forsep.

Cara yang dilakukan adalah menurut teknik scanzoni

Ekstraksi dengan vakum

Pada ekstraksi dengan vakum ekstator kita ikuti arah putaran ubun-

ubun kecil dengan hanya dilakukan penarikan kepala ke bawah

dengan arah tarikan yang disesuaikan dengan tingkat turunnya

kepala

Presentasi oksiput posterior

Penanganan :

a. Persalinan akan terganggu (lama) bila rotasi spontan tidak terjadi

(90% akan terjadi rotasi spontan menjadi oksiput anterior.)

b. Pecahkan ketuban

c. Bila kepala tdk turun (teraba > 3/5 diatas PAP) ð lakukan seksio

sesarea

Page 12: Laporan Kelompok 7 Modul 3

d. Bila pembukaan serviks belum lengkap, tdk ada tanda2 obstruksi ð

drips oksitosin

e. Pembukaan lengkap & Kala II lama & tdk ada tanda2 obstruksi ð

drips oksitosin

f. Syarat2 terpenuhi ð ekstraksi vakum atau forsep

Presentasi puncak kepala

Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan

sinsiput merupakan bagian terendah.

Penanganan :

a. dapat ditunggu kelahiran spontan

b. episiotomi

c. bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan kepala bayi sudah

didasar panggul, maka dilakukan ekstraksi forcep

Presentasi dahi

Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang

dahi merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 400 kelahiran.

Biasanya akan berubah menjadi presentasi muka atau belakang

kepala.

Penanganan :

a. bayi kecil maka bisa lahir spontan

b. jika pada kala 1 kepala belum masuk ke dalam rongga panggul,

dapat diusahakan dengan melakukan perasat Thorn (10% bisa

menjadi presentasi muka/ belakang kepala jika tidak berhasil lakukan

SC

c. jalan persalinan tak lancar/pembukaan belum lengkap/janin besar

dan sukar melewati PAP kemudaian terjadi molage hebat maka

lakukan Sectio caesaria

d. jika janin mati lakukan pembukaan lengkap dan lakukan

kraniotomi dan jika pembukaan tidak lengkap lakukan SC

Presentasi muka

Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang muka

merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran.

Penanganan :

Page 13: Laporan Kelompok 7 Modul 3

a. periksa apakah ada CPD jika positif ada maka lakukan SC dan jika negatif

dan kondisi baik lakukan persalinan pervaginam

b. dalam kehamilan, bila terjadi posisi mentoposterior (dagu berada di

belakang) perasat Schatz

c. dalam persalinan

1. konservatif dan aktif : tidur miring kesebelah dagu, bila

mentoanterior lahir spontan, bila mentoposterior ubah

menjadi mentoanterior dengan perasat Thorn atau forsep jika

tidak berhasil lakukan SC.

2. janin mati embriotomi

Letak sungsang

Adalah keadaan janin dimana letaknya memanjang dgn bagian terbawah

bokong dengan atau tanpa kaki. Angka kejadian mencapai 3 % dari kelahiran.

Klasifiaksi : Ada 4 presentasi yaitu

a. presentasi bokong murni, kedua kaki menjungkit ke atas terletak dekat

kepala

b. presentasi bokong kaki, kedua kaki disamping bokong dsb sempurna, bila

hanya satu kaki dsb tidak sempurna

c. presentasi kaki, bgn terendah 2 kaki dsb presentasi kaki sempurna, bila

hanya 1 dsb presentasi kaki tidak sempurna

d. presentasi lutut, bgn terendah 2 lutut dsb sempurna, bila hanya 1 dsb tidak

sempurna

Penanganan :

a. Dalam kehamilan, Bila ditemui pada primigravida hendaknya diusahakan

versi luar yang dilakukan antara 34 dan 38 minggu. Sebelum melakukan versi

luar, diagnosis letak janin harus pasti dan denyut jantung janin harus dalam

keadaan baik. Perlu diingat kotraindikasi versi luar ialah panggul sempit,

perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, dan plasenta previa.

b. Dalam persalinan, Untuk menolong persalinan letak sungsang ini

diperlukan ketekunan dan kesabaran. Pertama-tama tentukan apakah ada

kelainan yang mengindikasikan untuk seksio sesarea. Apabila tidak ada, dan

diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka hendaknya pengawasan

dilakukan secara seksama. Setelah bokong lahir, jangan menarik atau

Page 14: Laporan Kelompok 7 Modul 3

mengadakan dorongan secara Kristeller karena dapat menyulitkan kelahiran

lengan dan bahu. Untuk melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih perasat

Bracht. Sedangkan untuk melahirkan lengan dan bahu dapat dipakai cara

klasik yaitu Mueller / Loevset. Kepala janin dapat dilahirkan secara Mauriceau

Presentasi rangkap

Penanganan :

a)Pada sebagian besar kasus, penatalaksanaan kasus adalah

ekspektatif oleh karena jarang mengganggu jalannya persalinan dan

umumnya tangan janin secara reflektoar akan ditarik sehingga tidak

lagi mengganggu jalannya persalinan.

b)Tindakan yang bisa dikerjakan adalah dengan mereposisi tangan

dan menurunkan kepala kedalam jalan lahir secara bersamaan.

Letak lintang

Keadaan di mana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan

sumbu panjang tubuh ibu - Knee-chest position, Pada primigravida

umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada,

jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal

dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan. Pada multigravida

umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih

dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada

sampai persalinan.

Presentasi ganda

Menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan

kedua bagian ini sekaligus berada didalam panggul.

Penanganan :

-Jika lengan menumbung disamping kepala, keadaan tersebut harus

diawasi ketat apakah lengan keluar bersama dengan penurunan

bagian terbawah janin. Jika gagal mengikuti penurunan tersebut/bila

tampaknya menghalangi penurunan kepala, lengan yang menumbung

tersebut secara perlahan-lahan harus didorong ke atas dan bersamaan

dengan itu, kepala akan turun karena tekanan fundus uteri.

Page 15: Laporan Kelompok 7 Modul 3

-Indikasi section caecarea hanya pada :

a)Janin I letak lintang.

b)Terjadi prolaps tali pusat.c

c)Plasenta praevia.

d)Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak satu letak

sungsang dan anak II letak kepala.

-Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan

postpartum; berikan suntikan sinto-metrin yaitu l0 satuan sintosinon

tambah 0,2 mg methergin intravena.

11.Hidrocephalus

adalah pengumpulan cairan cerebrospinai di dalam ventrikel otak.

Jumlah cairan berkisar 500-1500 ml. Hidrosefalus sering ditemui

dalam keadaan letak sungsang. Bagaimnapun letaknya hidrosefalus

menyebabkan CPD.

Penanganan :

a)awasi secara seksama resiko ruptur uteri terutama saat pembukaan

belum legkap

b)presentasi kepala

pengecilan kepala : dilakukan pada pembukaan 3 cm ke atas, dengan

jarum punksi besar dan panjang dilakukan pada kepala janin,cairan

keluar,kepala mengecil,bahaya regangan segmen bawah rahim

berkurang kepala masuk ke panggul persalinan spontan

c)presentasi bokong

pengecilan kepala : dilakukan setelah badan janin lahir buat sayatan

pada kulit, otot, ligamentum pada batas antara kepala dan tulang

leher dengan perforatorium,kepala ditembus melalui foramen

magnum,cairan keluar,kepala mengecil

d)setelah janin lahir lakukan eksplorasi kavum uteri

e)bisa dilakukan dengan seksio sesar, atas indikasi : indikasi

maternal, bayi dalam keadaan letak lintang yang tidak mudah

diputar, ketidakberhasilan dekompresasi/penurunan kepala, keraguan

diagnosis sementara bayinya masih hidup.

12.Prolapsus fonikuli

adalah suatu keadaan dimana bagian kecil janin berada di samping/di

Page 16: Laporan Kelompok 7 Modul 3

bawah besar janin dan bersama-sama memasuki jalan lahir.

Penanganan :

a)ketuban utuh, berbaring dengan posisi trendelenburg, dengkul-

dada, dengkul-siku

b)ketuban sudah pecah,

a.pada kepala tangan, persalinan spontan bisa terjadi, jika terjadi

gangguan putaran pada paksi dalam maka bisa dilakukan ekstraksi

forsep

b.pada kepala lengan, dilakukan reposisi, kalau kepala sudah masuk

jauh panggul reposisi tidak bisa dilakukan dan diganti dengan

ekstraksi forsep, kalau gagal lakukan SC

c.kepala kaki, reposisi,SC

10. Bagaimana pencegahan dari persalinan macet !

Status gizi ibu saat hamil

Status gizi harus baik, dengan demikian tenaga saat persalinan akan bagus

Senam hamil secara teratur

Senam hamil perlu untuk melemaskan otot – otot, belajar bernafas

selama persalinan dan memperkenalkan posisi

Mengotrol kehamilan (4x selama kehamilan

Trimester I : 1x

Trimester II : 1x

Trimester III : 2x

Page 17: Laporan Kelompok 7 Modul 3