Kelompok 4 Modul 2

58
SISTEM REPRODUKSI LAPORAN DISKUSI TUTORIAL MODUL ASUHAN ANTENATAL Disusun oleh kelompok 4 1. Aldila (2011730120) 2. Astri Kartika Sari (2011730124) 3. Debi Lailatul Rahmi (2011730128) 4. Galih Lidya Rahmawati (2011730135) 5. M. Alif Zainal (2011730149) 6. Miftah Rizqy (2011730155) 7. Patimah Tul M (2011730158) 8. R.R. Bono Pazio (2011730160) Tutor: dr. H. A. Muchlis, M.S PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN 1

Transcript of Kelompok 4 Modul 2

Page 1: Kelompok 4 Modul 2

SISTEM REPRODUKSI

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

MODUL ASUHAN ANTENATAL

Disusun olehkelompok 4

1. Aldila (2011730120)2. Astri Kartika Sari (2011730124)3. Debi Lailatul Rahmi (2011730128)4. Galih Lidya Rahmawati (2011730135)5. M. Alif Zainal (2011730149)6. Miftah Rizqy (2011730155)7. Patimah Tul M (2011730158)8. R.R. Bono Pazio (2011730160)

Tutor: dr. H. A. Muchlis, M.S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1

Page 2: Kelompok 4 Modul 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Diskusi PBL Sistem Reproduksi modul

asuhan antenatal tepat pada waktunya sesuai jadwal yang ditentukan.

Adapun tujuan pembuatan laporan ini sebagai hasil diskusi kelompok 4 mengenai

berbagai penyakit pada sistem Reproduksi pada kehidupan sehari-hari.

“Tak ada gading yang tak retak” itulah pribahasa yang cocok untuk menggambarkan

hasil laporan yang penulis buat. Kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis

butuhkan demi kesempurnaan laporan yang telah penulis buat ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada tutor pembimbing dr. H. A. Muchlis, M.S yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan diskusi ini. Dan tak lupa penulis

ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak membantu baik secara moril

maupun materil hingga laporan ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membaca.

Jakarta, Juni 2013

Penulis

2

Page 3: Kelompok 4 Modul 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........………………………………………………….......................2

DAFTAR ISI ……………………………..............………………………..………………...3

BAB I

A. Pendahuluan....................................................................................................................4

B. Tujuan Pembelajaran...................................................................................................... 4

C. Skenario ....................................................................................................................... 4

D. Kata Kunci...................................................................................................................... 4

E. Pertanyaan....................................................................................................................... 4

BAB II

Isi.............................................................................................................................................5

BAB III

Kesimpulan........................................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 41

3

Page 4: Kelompok 4 Modul 2

BAB I

1.1 Pendahuluan Asuhan antenatal adalah program perawatan antepartum yang dilaksanankan secara

komprehentif meliputi perawatan medis dan dukungan psikososial yang secara optimal dilaksanakan sebelum konsepsi dan berlanjut sampai periode antepartum. Program komprehensif ini terdiri dari : (1) perawatan prakonsepsi ; (2) tindakan diagnostic kehamilan ; (3) perawatan kehamilan awal dan (4) perawatan kehamilan lanjutan.

1.2 Tujuan pembelajaranSetelah mempelajari modul Asuhan Antenatal, mahasiswa dapat mengerti dan

memehami hal-hal penting dalam Asuhan Antenatal sehingga dapat menetapkan langkah-langkah Asuhan Antenatal yang baik dan benar.

1.3 Skenario Primigravida usia 23 tahun, merasa hamil 8 bulan datang dengan keluhan keluar air

dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Keadaan umum pasien baik dan pasien tidak mengeluh sakit perut. Fundus uteri pertengahan pusat dan processus xyphoideus, teraba bokong di bagian fundus uteri. DJJ 140 detak per menit, tafsiran berat janin 200 gram. Tidak terdapat kontraksi uterus. Diputuskan untuk melakukan penatalaksaan konservatif.

1.4 Kata Kunci1. Primigravida usia 23 tahun, merasa hamil 8 bulan.2. Keluar air dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu.3. Tidak mengeluh sakit perut4. Fundus uteri pertengahan pusat dan processus xyphoideus, teraba bokong di bagian

fundus uteri.5. DJJ 140 detak per menit, tafsiran berat janin 200 gram.6. Diputuskan untuk melakukan penatalaksaan konservatif.

1.5 Identifikasi masalah

• Mengapa keluar air dari kemaluan tanpa pasien mengeluhkan sakit perut?• Bagaimana cara memastikan usia kehamilan pada skenario?• Bagaimana perawatan terhadap ibu hamil pada kasus di skenario?• Apa komplikasi yang terjadi jika berat badan janin melebihi berat janin yang

seharusnya pada usia 8 bulan?• Apa komplikasi yang ditimbulkan dari keluarnya air dari kemaluan sebelum usia

kehamilan yang cukup?• Langkah diagnostik apa yang harus dilakukan pada skenario?• Bagaimana cara menentukan kehamilan yang beresiko tinggi?• Bagaimana penatalaksanaan konservatif pada pasien di skenario?

4

Page 5: Kelompok 4 Modul 2

BAB II

Aldila (2011730120)

1. Mengapa keluar air dari kemaluan tanpa mengeluh sakit perut?

Jawab :

a. Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum ada tanda persalinan mulai

dan ditunggu satu jam belum terjadi in partu. (manuaba, 2008 ).

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan

atau sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). ( Taufan Nugroho,

2010)

Ketuban  dini adalah kelurnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan

berusia 22 minggu  ( sarwono prawirohardjo, 2008)

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban

pecah apada kehamilan yaang telah viabel dan 6 jam setelah itu tidak diikuti

dengan terjadinya persalinan. (Chrisdiono, 2004)

b. Etiologi Ketuban Pecah Dini

Penyebab ketuban pecah dini masih belum diketahui dengan pasti kemungkinan

yang menjadi faktor  predisposisi adalah

Serviks inkompeten ( leher rahim yang lemah )

 Melemahnya selaput ketuban

Melemahnya kekuatan regang selaput ketuban

Air ketuban yang banyak (polihidraamnion)

Hamil kembar (gamelli)

Infeksi : saluran kencing dan vagina

Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini :

Faktor golongan darah

Faktor multi graviditas

Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin c)

Faktor disproporsi antar kepala dan tulang panggul

Ada beberapa faktor yang membuat ketuban pecah sebelum waktunya:

5

Page 6: Kelompok 4 Modul 2

1. lnfeksi yang biasanya berawal dari kemaluan, lalu naik ke mulut rahim, leher

rahim, dan dinding ketuban. Dinding ketuban paling bawah merupakan bagian

yang paling rentan karena mendapat tekanan dari bobot janin, dan juga yang

pertama mendapat infeksi dari kemaluan.

2. Gangguan pada leher rahim (cervix incompetence) sehingga dinding

ketuban paling bawah mendapatkan tekanan yang semakin tinggi.

3. Posisi plasenta di bawah. Posisi plasenta yang baik di sebelah atas agak ke

kiri atau kanan sedikit.

4. Tindakan invasif ke leher rahim, misalnya karena pemeriksaan medis atau

upaya pengguguran.

5. Gangguan terhadap jaringan kolagen penyangga dinding

amnion, misalnya kebiasaan merokok dan minum alkohol.

6. Tekanan di dalam rahim meningkat karena cairan ketuban berlebihan,

kehamilan kembar, janin yang besar, atau adanya kelainan anatomis pada

janin.

c. Patofisiologi Ketuban Pecah Dini  (Manuaba, 2008)                                        

Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini adalah :

Terjadinya pembukaan premature serviks

Membran terkait dengan pembukaan terjadi :

1) Devaskularisasi

2) Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan

Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang

Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang

mengeluarkan enzim proteolotik dan enzim kolagenase.

Astri Kartika Sari (2011730124)

2. Apa komplikasi yang ditimbulkan dari keluarnya air dari kemaluan sebelum usia kehamilan yang cukup?

Ketuban Pecah Dini Pengertian ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan amnion sebelum proses persalinan dimulai pada kehamilan kurang bulan (< 37 minggu).

6

Page 7: Kelompok 4 Modul 2

Patogenesis Adanya hipermotilitas rahim yang sudah terjadi sebelum ketuban pecah Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban) Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis) Ketuban pecah artifisial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.

Faktor Predisposisi • Overdistensi uterus• Malposisi • Disproporsi • Serviks inkompeten • Keadaan sosial ekonomi yang rendah

Patofisiologi Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut:

• Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.

• Bila terjadi pembukaan serviks selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini preterm adalah sebagai berikut: “Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintetis maupun regradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktivitas dan inhibisi. Interleukin-1 (IL-1). Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan peningkatan aktivitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimenasasi kolagen dan selaput korioamnion, menyebabkan selaput ketuban tipis lemah dan mudah pecah.

Manifestasi Klinis • Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan

sedikit-sedikit atau sekaligus banyak• Dapat disertai demam bila ada infeksi • Janin mudah diraba • Pada pemeriksaan dalam ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering • Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air

ketuban sudah kering.

Diagnosis • Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks kaseosa, rambut

lanugo dan bila terinfeksi berbau.• Inspekulo : melihat dan memperhatikan apakah memang air ketuban keluar

dari kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.• Gunakan kertas lakmus (litmus)

7

Page 8: Kelompok 4 Modul 2

Bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban Bila menjadi merah (asam) berarti urin

• Pemeriksaan pH forniks posterior pada KPD adalah basa (air ketuban) • Pemeriksaan histopologi air (Ketuban) • Aborizaton dan sitologi air ketuban• Pemeriksaan leukosit darah >15.000/ul bila terjadi infeksi • Amniosintesis

Pengaruh Ketuban Pecah Dini • Terhadap Janin

Meskipun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uterin lebih dulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.

• Terhadap IbuKarena jalan telah terbuka, akan terjadi infeksi intra partal. Selain itu, juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septikemia serta dry-labor (partus kering). ibu akan lelah karena terlalu lama berbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu badan naik, nadi cepat dan muncul gejal-gejala infeksi.

Komplikasi 1 Janin a. IUFD

• DefinisiInrta Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan.

• Penilaian Klinik o Pertumbuhan janin tidak ada, bahkan janin mengecil sehingga tinggi

fundus uteri mengecil.o Bunyi jantung janin tak terdengar dengan fetoskop

o Ibu merasakan gerakan janin menghilang

o Berat badan ibu turun

o Tulang kepala kolaps

o Hasil pemeriksaan USG terlihat tidak ada kehidupan pada janin

o Pemeriksaan radiologi : tulang kepala janin tampak tumpang tindih

satu sama lain, tulang belakang hiperfleksi, tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah

o Edema disekitar tulang kepala

o Pemeriksaan hCG urin menjadi negatif

b. Prolaps Tali Pusat

1. Definisi

8

Page 9: Kelompok 4 Modul 2

Prolaps tali pusat adalah penurunan tali pusat ke dalam vagina mendahului bagian terendah janin yang mengakibatkan kompresi tali pusat dibagian terendah janin dan panggul ibu.2. Faktor Risiko

o Pemecahan ketuban artificial

o Bayi kecil atau preterm

o Malpresentasi

o Paritas tinggi

o Kepala besar

3. Diagnosis o Teraba tali pusat di depan bagian terendah janin (tali pusat terkemuka).

o Tali pusat keluar di vagina segera setelah ketuban pecah (tali pusat

menumbung).c. Asfiksia

1. Definisi Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan,

2. Etiologi Asfiksia disebabkan oleh hipoksia janin yang berhubungan dengan factor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir. Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport oksigen dari ibu ke janin sehingga dapat mengganggu persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2, gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita ibu selama persalinan.

3. Diagnosis a). In utero • DJJ ireguler dan frekuensinya >160 atau kurang dari 100 kali permenit• Terdapat mekonium dalam air ketuban • Analisa air ketuban/amnioskopi • Ultrasonografi b). Setelah bayi lahir • bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas • Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik seperti kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/tidak menangis.

d. Prematuritas 1. Definisi

9

Page 10: Kelompok 4 Modul 2

Prematuritas adalah kelahiran hidup bayi yang berat < 2500 gram pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

2. Faktor Risiko Prematuritas a) Mayor • Kehamilan multipel• Hidramnion • Anomali uterus • Serviks terbuka >1cm pada kehamilan 32 minggu • Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali • Riwayat persalinan preterm sebelumnya • Operasi abdominal pada kehamilan preterm • Iritabilitas uterus

b) Minor • Penyakit yang disertai demam• Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu • Riwayat pielonefritis • Merokok lebih dari 10 batang perhari • Riwayat abortus pada trimester II

3. Tanda dan Gejala Bayi Prematur • Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu • Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram• Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm• Kuku panjangnya belum melewati ujung jari • Batas dahi dan rambut kepala belum jelas • Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm• Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm• Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang • Rambut lanugo masih banyak • Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya • Tumit mengkilap, telapak kaki halus • Testis belum turun ke dalam skrotum (bayi laki-laki), klitoris menonjol dan labia mayora belum tertutup labia minora (bayi perempuan) • Tonus otot lemah • Fungsi saraf belum atau kurang matang • Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit

Ibu a. Partus lama 1. DefinisiPartus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi.

10

Page 11: Kelompok 4 Modul 2

2. Etiologi • Kelainan letak janin• Kelainan-kelainan panggul • Kelainan his • Pimpinan partus yang salah • Janin besar atau ada kelainan kongenital • Primitua • Grandemulti, perut gantung • Ketuban pecah dini 3. Diagnosis • IbuGelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat, dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai ring bandl, edema vulva, edema serviks, cairan ketuban berbau, dan terdapat mekonium. • Janin o DJJ cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif, air ketuban terdapat mekonium, kental, kehijau-hijauan dan berbau.o Kaput suksedanum yang besar o Moulage kepala yang hebat o kematian janin dalam kandungan o Kematian janin intra pratal

b. Infeksi 1. Definisi

Infeksi yang dimaksud adalah infeksi intrapartal (korioamnionitis, amnionitis, infeksi intra amnion) yaitu infeksi akut yang terjadi pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang disebabkan oleh bakteri.

2. Tanda Gejala • Febris diatas 38 derajat Celcious• Takikardia (>100 denyut permenit) • Fetal takikardia (>160 denyut per menit) • Nyeri tekan abdomen • Cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau • Leukositosis pada pemeriksaan darah tepi (>15000-20000/mm3) • Pemeriksaan penunjang lain ; leukosit esterase (+)

c. Atonia uteri

1. Definisi Atonia uteri adalah hilangnya tonus otot uterus sehingga tidak mampu berkontraksi dengan baik setelah melahirkan.

11

Page 12: Kelompok 4 Modul 2

2. Faktor Predisposisi • Gestasi multipel• Hidramnion • Bayi besar • Mioma uteri • Persalinan melalui operasi • Persalinan yang cepat • Plasenta previa • Induksi persalinan • Usia lebih dari 30 tahun • Partus lama d. Hemorarghia Post Partum (HPP) 1. Definisi Hemorarghia post partum atau perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir).2. Etiologi • Atonia uteri• Sisa plasenta dan selaput ketuban • Robekan jalan lahir • Paenyakit darah 3. Klasifikasi • HPP Primer adalah HPP yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir• HPP sekunder adalah HPP yang terjadi setelah 24 jam setelah anak lahir.

e. Infeksi nifas 1. Definisi Infeksi nifas adalah kenaikan suhu sampai 38 derajat Celcious tau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum. 2. Faktor Predisposisi • Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre-eklampsia.• Partus lama terutama pada ketuban pecah dini • Bedah vaginal • Tertinggalnya selaput ketuban, sisa plasenta, dan bekuan darah

12

Page 13: Kelompok 4 Modul 2

Debi Lailatul Rahmi (2011730128)

3. BAGAIMANA CARA MEMASTIKAN USIA KEHAMILAN…?

I. HARI PERTAMA HAID TERAKHIR (HPHT)

Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu

hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia

kehamilan

berdasar HPHT dapat menggunakan rumusNeagele, selain dapat menghitung usia kehamilan,

rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan

rumus

ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian

mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan

yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah

9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.

contoh: Jika HPHT anda adalah 16 nov 2013, maka:

16 -11 – 08

+ – +

7 3 1

23 – 8 – 14 (ini tanggal HPL)

II. MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI

Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simphisis pubis digunakan sebagai salah satu indikator

untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi fundus uteri juga dapat

dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus yang stabil/tetap atau menurun merupakan

indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus yang meningkat secara

berlebihan mengindikasikan adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya

hidramnion. Pengukuran tinggi fundus uteri ini harus dilakukan dengan teknik pengukuran

yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan alat yang sama. Alat

ukur ini dapat berupa pita/tali, atau dengan menggunakan pelvimeter. Posisi yang dianjurkan

pada saat

melakukan pengukuran adalah klien berbaring (posisi sipinasi) dengan kepala sedikit

terangkat (menggunakan satu bantal) dan lutut diluruskan. Alat ukur (pita atau pelvimeter)

diletakkan dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas atas simphisis pubis hingga

batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan mengikuti kurve fundus. Cara pengukuran

13

Page 14: Kelompok 4 Modul 2

lain yaitu dengan meletakkan alat ukur dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas

simphisis pubis hingga batas fundus tanpa mengikuti kurve atas fundus.

Usia kehamilan (minggu) Tinggi fundus uteri cm

12 3 jari diatas simfisiss

16 pertengahan simfisis-pusat

20 3 jari dibawah pusat 20

24 Setinggi pusat 23

28 3 jari di atas pusat 26

32 pertengahan pusat – processus xhypoideus 30

36 Setinggi processuss xhypoideus 33

40 4 cm di bawah processus xhypoideus

Untuk mendapatkan ketepatan hasil pengukuran digunakan rumus McDonald’s

(“McDonald’s rule). Pengukuran tinggi fundus uteri ini dilakukan pada usia kehamilan

memasuki trisemester kedua dan ketiga.

III. MENGHITUNG DENYUT JANTUNG JANIN

Pergerakkan janin biasanya dirasakan oleh ibu di usia kehamilan 16 minggu (multigravida)

atau 20 minggu (primigravida). Denyut jantung janin dapat terdengar melalui Doppler (12

minggu) fetoscope (18 – 20 minggu) atau ultrasound stetjoscope (awal tri semester).

Pemeriksaan USG kehamilan dapat lebih tepat memperkirakan usia kehamilan dan digunakan

apabila tanggal menstruasi terakhir tidak dapat dipastikan atau jika ukuran uterus tidak sesuai

dengan kepastian tanggal menstruasi terakhir. Lokasi untuk mendengar denyut jantung janin

14

Rumus McDonald’s :

Usia kehamilan (hitungan bulan) = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7 (atau + 3,5)

Usia kehamilan (hitungan minggu) = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7

Jika fundus belum melewati pusat maka Usia kehamilan (mgg) = hasil ukur + 4

Jika fundus sudah melewati pusat maka Usia kehamilan (mgg) = hasil ukur + 6

Page 15: Kelompok 4 Modul 2

berada disekitar garis tengah fundus 2 – 3 cm diatas simphisis terus ke arah kuadran kiri

bawah.

IV. USG(ULTRASONOGRAPHY)

Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan

suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka,

struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi

obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.

Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien.

Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.

Jenis Pemeriksaan Usg

1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik

sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.

Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin)

15

Sumber gambar http://alifis.wordpress.com/2009/06/05/seri-fisika-

kesehatan__usg-eeg/

Page 16: Kelompok 4 Modul 2

dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini

dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak ( live

3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi,

gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan

keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.

Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin

ini meliputi:

- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

- Tonus (gerak janin).

- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

- Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

M. Alif Zainal (2011730149)

4. Bagaimana perawatan terhadap ibu hamil pada kasus di skenario?

Perawatan Antenatal (PAN)

PAN adalah perawatan yang dilakukan/diberikan kepada seorang ibu hamil sampai saat

persalinan. Dalam literature barat sering disingkat ANC (Ante Natal Care). Tujuannya adalah

agar ibu dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifasnya dengan baik, dan melahirkan

anaknya yang sehat. (Siswosudarmo. 1992)

Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal

16

Page 17: Kelompok 4 Modul 2

Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat.

Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa program

kesehatan ibu dananak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan

singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4.

Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36

minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.

Selama melakukan kunjungan untu kasuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan

serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan

penulusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama

kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi

kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomic dan fisiologik kehamilan

seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal

kehamilan dengan menggunakan berbagai metode yang tersedia. (Prawirohardjo, Sarwono.

2010)

Pemeriksaan Rutin dan Penelusuran Penyulit selama Kehamilan

Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data klien dan keluarganya serta

pemeriksaan fisik dan obstetric seperti di bawah ini:

17

Anamnesis Data Umum Pribadi : nama, usia, alamat, usia nikah, pekerjaan,

Keluhan saat ini: Jenis, sifat dan lama keluhan

Riwayat Haid: Hari pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan dan taksiran persalinan ( tgl + 7, bln -3, thn +1) *perhatikan HPHT apakah merupakan siklus mens

Riwayat Kehamilan Persalinan.

Page 18: Kelompok 4 Modul 2

Beberapa Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan

Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan

yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan

18

Anamnesis Riwayat kehamilan saat ini: penyulit (preeklampsia, hipertensi), gerakan bayi dlm kandungan

Riwayat Penyakit keluarga:

Riwayat Penyakit Ibu: DM, ISK, Jantung, alergi sesuatu,tranfusi darah, rhesus

Riwayat Operasi: Abdominal, Panggul

Riwayat mengikuti KB

Riwayat imunisasi, menyusui

Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Tanda vital, jantung, paru,

kelainan otot dan rangka

Abdomen InspeksiBentuk, tanda kehamilan, varises, hernia, edema

Palpasitinggi fundus, punggung bayi

Auskultasi10 minggu : Dopler20 minggu : Fetoskop pinard

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan urin

Pemeriksaan darah

Hb, MCV

Antigen hepatitis B

Antibodi rubela

Page 19: Kelompok 4 Modul 2

patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karenakehamilan dan efeknya terhadap organ

tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur.

Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk

mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu

hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal

sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat

baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya

disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran

yang pada umumnya (60-80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada

spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada

kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang di atas normal, pada umumnya

disebabkan oleh molahidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan

yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan, dan

adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh

plasenta previs. Perdarahan yang sangat terjadi terkait dengan luas plasenta dan kondisi

segmen bawah Rahim yang menjadi tempat implantasi plasenta. Pada plasenta yang tipis dan

menutupi dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak

berulang dan apabila segmen bawah Rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit

penurunan bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang

19

Page 20: Kelompok 4 Modul 2

dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir

dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang

sebelumnya. Plasenta previa merupakan penyebab 25% kasus perdarahan antepartum. Bila

mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau

vasa previa (5%) dari keseluruhan perdarahan antepartum.

Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia di atas 20 minggu disertai dengan peningkatan

tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeclampsia. Data atau informasi

awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan

untuk membedakan hipertensi kronis dengan preeklampsia. Gejala-gejala preeclampsia yaitu:

a) Hiperrefleksia (irritabilitas SSP)

b) Sakit kepala atau sefalgia yang tidak membaik dengan pengobatan umum.

c) Gangguan penglihatan seperti kabur, skotomata, silau atau berkunang – kunang.

d) Nyeri epigastrik

e) Oliguria (<500 ml/24 jam)

f) Tekanan sistolik 20-30 mmHg dan diastolic 10-20 mmHg di atas normal.

g) Proteinuria (>+3)

h) Edema

Nyeri Hebat di daerah Abdomino pelvikum

Bila gejala preeclampsia terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai

riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta,

baik dari jenis yang disertai perdarahan maupun tersembunyi.

Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Muntah berlebihan

20

Page 21: Kelompok 4 Modul 2

Disuria

Menggigil atau demam

Ketuban pecah dini

Uterus lebih besar atau kecil dari usia kehamilan.

Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal

Bila kehamilan normal, jumlah kunjungan cukup empat kali, satu kali pada semester I dan II,

serta dua kali pada semester III. Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul

bersamaan dengan terjadinya kehamilan missal preeclampsia atau baru menampakkan gejala

pada usia kehamilan tertentu missal perdarahan antepartum karena plasenta previa. Selain itu,

upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarga dapat efektif bila tersedia cukup waktu untuk

melaksanakan pendidikan kesehatan. Dari satu kunjungan ke berikut sebaik dilakukan

pencatatan:

Keluhan yang dirasakan

Hasil pemeriksaan tiap kunjungan

Umum

Tekanan Darah

Respirasi

Nadi

Temperatur

Abdomen

Tinggi fundus

Letak janin

Presentasi janin

Denyut jantung janin

Pemeriksaan tambahan

Proteinuria

glukosuria

Keton

Menilai Kesejahteraan Janin

Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan

berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi. Dapat menggunakan

peralatan seperti peralatan pencatatan denyut jantung janin (kardiotografi) dan

USG, pemeriksaan profilbiofasik. Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:

21

Page 22: Kelompok 4 Modul 2

Pengukuran tinggi fundus uteri >20 minggu yang akan disesuaikan dengan

usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan.

Gerakan menendang (10 gerakan/12jam)

Gerakan janin

Gerakan yang menghilang dalam 48 jam dikaitkan hipoksia atau janin

meninggal.

DJJ

USG

Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan tersebut, juga

dilakukan:

Penilaian besar, letak dan presentasi janin

Penilaian luas panggul

Aktivitas Selama Hamil

Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak

memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagiwanita yang bekerja, ia boleh tetap masuk kantor

sampai menjelang partus. Pada keadaan tertentu seperti partus prematurus imminens, ketuban

sudah pecah, menderita kelainan jantung, aktivitas sehari-hari harus dibatasi. Bila sedang

bepergian, ia tidak boleh duduk terus-menerus selama 1-2 jam, melainkan harus diselang-

seling dengan berdiri dan berjalan.

Koitus Selama Kehamilan

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun

beberapa ahli sepakat sebaiknya tidak lagi koitus pada empat minggu terakhir.

Koitus tidak diperbolehkan apabila:

a) Terdapat perdarahan pervaginam

b) Terdapat riwayat abortus berulang

c) Abortus

d) Ketuban pecah

e) Serviks telah membuka

Pakaian Selama Kehamilan

Pada dasarnya pakaian apa saja dapat dipakai, ada dua yang harus diperhatikan:

a) Sabukdan stocking yang terlalu ketat

b) Sepatu dengan hak tinggi

22

Page 23: Kelompok 4 Modul 2

Bowel Habits

Defekasi sering tidak teratur karena:

a) Pengaruh relaksasi otot polos oleh progesterone

b) Tekanan uterus membesar

c) Tekanan kepala yang masuk ke panggul.

Kadang-kadang disertai hemoroid atau prolaps. Konstipasi dapat dicegah dengan:

a) Cukup banyak minum

b) Olahraga

c) Bila perlu diberi laksatif ringan seperti jus buah-buahan.

Patimah Tul Munawaroh (2011730158)

5.Apakah kelainan yang terjadi jika berat janin melebihi usia kehamilan?

Jika berat janin melebihi usia kehamilan biasanya akan terjadi distosia akibat kelainan

pada janin yang beratnya tergolong besar. Gangguan jalannya proses persalinan dapat

disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterin.

Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin besar, janin dengan ukuran

normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin tidak jarang dapat menyebabkan

gangguan proses persalinan.

Di skenario berat janin belum tergolong besar, karena pada edisi awal dari Williams

Obstetrics, yang dimaksud dengan berat badan berlebihan pada janin adalah bila berat badan

mencapai 5000 gram. Pada edisi ke 7 sampai ke 13 kriteria berat badan janin berlebih

adalah4500 gram. Disproporsi fetopelvik bukan hanya disebabkan oleh berat badan janin

yang besar, kelainan lain seperti kelainan putar paksi dalam (posisio oksipitalis posterior) ,

kelainan habitus (presentasi muka, presentasi dahi) juga dapat menyebabkan hambatan

kemajuan persalinan.

R.R. Bono Pazio (2011730160)

6. Langkah diagnostik apa yang harus dilakukan pada skenario?

Langkah diagnostic kehamilan

23

Page 24: Kelompok 4 Modul 2

1. Anamnesis

Anamnesis yang baik dan cermat, sudah dapat memperkirakan kehamilan,

penggolongan kehamilan, memperkirakan prognosisnya dan rancangan tindakan untuk

melakukan pertolongan persalinan.

Anamnesa dapat dilakukan secara cermat untuk dapat menemukan tanda-tanda

kehamilan.

Tabel 2. Anamnesis kehamilan

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh karena telah terjadi perubahan

akibat kehamilan, yang bersumber dari perubahan hormonal. Perubahan system hormonalini

dapat memperberat penyakit ibu yang diderita sebelumnya sehingga saling mempengaruhi

antara kehamilan dan penyakitnya. Selain itu, dasar keadaan umum sebelum hamil

merupakan bagian penting karena akan mempengaruhi tumbuh kembangnya janin.

Pemeriksaan fisik ibu hamil dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pemeriksaan umum:

- Kesadaran penderita, tekanan darah, nadi, temperatur

- Pemeriksaan pernafasan

- Pemeriksaan jantung

24

Page 25: Kelompok 4 Modul 2

b. Pemeriksaan khusus obstetri

- Inspeksi: chloasma gravidarum, hiperpigmentasi mammae, glandula Montgomery,

striae lividae/alba, tinggi fundus uteri, gerak janin intrauterine

- Palpasi: Leopold

- Auskultasi: DJJ

3. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan USG: umur kehamilan, kelainan kongenital, air ketuban, posisi janin

dan jenis kelamin, pelvimetri hubungan cephalo-pelvis

- Pemeriksaan foto abdomen

- Tes kehamilan

Tes kehamilan 1) Pemeriksaann hormon korionik gonadotropin (hCG) dalam urin

Pada saat terjadi kehamilan terdapat reaksi silang antara LH dengan β-subunit hCG

pada tes kehamilan. hCG dihasilkan oleh sinstiotrofoblas sejak hari ke 8 pasca fertilisasi dan

terdeteksi pada hari ke 9. Puncak kadar hCG urine adalah pada sekitar hari ke 90. Waktu

paruh hCG yaitu selama1.5 hari. Kadar hCG serum dan urine pada situasi normal kembali ke

nilai sebelum kehamilan

Gambar 4. Penurunan kadar hCG setelah persalinan atas dasar waktu-paruh 1.5 jam

2) Tes Imunologia. Tes imunologi dilakukan atas dasar sifat antigen dari polipeptida protein hCG.

b. Testing time. Testing time dilakukan 2 menit sampai dengan 2 jam dan sensitivitas

bervariasi antara 250 – 3500 mIU/ml tergantung pada pabrik pembuatan. Sebagian besar

tes, menunjukkan hasil positif 4 – 7 hari pasca amenorea. Ketepatan berubah oleh karena

25

Page 26: Kelompok 4 Modul 2

proteinuria yang menyebabkan inaktivasi agglutinasi anti-hCG. Penyakit imunologi yang

menyebabkan reaksi positif palsu akibat adanya interaksi antara IgM dengan reagen.

c. Kadar LH tinggi ( rangsangan pada hipofise anterior atau penggunaan obat penenang)

menyebabkan reaksi positif palsu.

d. Pasca ooforectomi, menopause, hipotiroidisme atau gagal ginjal dapat menunjukkan hasil

positif palsu. 

Tabel 3.  Pemeriksaan kehamilan secara imunologis

Metode Bahan Hasil Pemeriksaan

Koagulasi langsung

Partikel latex yang dilapisi oleh anti hCG + serum atau urine

Koagulasi bila terdapat hCG (kehamilan +)

Inhibisi koagulasi

Anti hCG + serum atau urineditambah

Eritrosit yang sudah di

sensitisasiatau

Partikel latex yang

dilapisi hCG

Koagulasi bila tidak terdapat hCG ( kehamilan – ) ; inhibisi terjadi bila terdapat hCG ( kehamilan + )

3) Pemeriksaan radioimmunoassay hCG

Radio-immunoassay untuk hCG merupakan tes spesifik dan sensitif. Tidak terdapat

reaksi silang dengan LH. Secara laboratoris, tes ini dapat mendeteksi kadar serum antara 2 –

4 mIU/ml.

4) Home Pregnancy Test

Home Pregnancy test merupakan tes imunologi sehingga juga memiliki masalah dalam

interpretasi. hCG di deteksi melalui urine pertama pada pagi hari. Tes positif ditunjukkan

melalui adanya perubahan warna. Bila tes menunjukkan hasil negatif, diulang 2 minggu

kemudian atau dilakukan pemeriksaan radioimmunoassay.

Diagnosis kehamilan yang baik dan tepat dapat menghasilkan tatalaksana yang tepat

sehingga tercapai konsep well born baby dan well health mother.

Bagan 1. Tatalaksana diagnosis kehamilan

26

Page 27: Kelompok 4 Modul 2

Pada beberapa kasus terjadi kesulitan dalam menegakkan diagnosis diantaranya:

1. Amenore sekunder

2. Tanggal menstruasi terakhir tidak dapat diingat

3. Penderita gemuk, sukar menetapkan apakah hamil

4. Terdapat tumor di abdomen

5. Gangguan fisiologis dengan pseudokista

6. Kehamilan terganggu (abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa, mola destruen

Kini, untuk menghindari kesalahan diagnosis kehamilan dapat dilakukan pemeriksaan:

1. Ultrasonografi

27

Page 28: Kelompok 4 Modul 2

2. Pemeriksaan laboratorium dengan menetapkan konsentrasi hCG

3. Pemeriksaan laparoskopi atas indikasi

Kesukaran untuk menetapkan kehamilan hanya terjadi pada trimester pertama,

sedangkan pada trimester berikutnya lebih mudah karena adanya gejala dan tanda pasti

kehamilan.

Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu tanda pasti

kehamilan, tanda kemungkinan hamil dan tanda dugaan hamil.

Tanda Pasti Kehamilan

A. Pemeriksaan Obstetri

Beberapa tanda pasti kehamilan yang didapatkan dari pemeriksaan obstetri yaitu:

1. Denyut Jantung Janin (DJJ)

Pada keadaan normal DJJ berkisar antara 120-160 per menit. DJJ dapat didengar

dengan fetostetoskop mulai kehamilan 17-19 minggu atau dengan alat Doppler mulai

kehamilan 10-12 minggu.

Cara untuk mengetahui DJJ:

a. Didengar dengan stetoskop monoral Laennec

b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

c. Dicatat dengan feto-elektrokardiogram

d. Dilihat dengan USG

Pada kehamilan lanjut, dapat didengar beberapa bunyi dan bising selain DJJ, sebagai

berikut:

a. Bising tali pusat

Bising tali pusat terdengar sebagai bunyi meniup yang sinkron dengan nadi fetus dan

disebabkan karena tali pusat tertekan. Bising akan hilang jika sikap ibu berubah.

b. Bising rahim

28

Page 29: Kelompok 4 Modul 2

Bising rahim terdengar sinkron dengan nadi ibu dan biasanya terdengar pada bagian

bawah rahim. Bising rahim disebabkan karena darah melalui vasa uterine yang

membesar.Bising ini juga terdengar jika vaskularisasi uterus sangat bertambah, misalnya

pada miom yang besar atau neoplasma ovarii yang besar.

c. Bising usus

Bising usus disebabkan oleh adanya udara atau cairan yang melalui usus ibu.

d. Bunyi aorta

Bunyi aorta terdengar sinkron dengan nadi ibu

e. Bunyi gerakan fetus

2. Melihat dan meraba gerakan fetus

Gerakan fetus dapat diraba dan dilihat pada kehamilan 20 minggu.

B. Pemeriksaan ultrasonografi

Kantung kehamilan mulai dapat dideteksi pada kehamilan antara 5,5 – 6 minggu, kutub

fetus mulai diidentifikasi pada kehamilan antara 6,5-7 minggu, gerakan jantung fetus dapat

dilihat pada kehamilan minggu ke 7 dan gerakan anggota badan serta gerakan dada terlihat

pada minggu ke 9 amenorrhea.

Gambar 1. Fetus 9 minggu

C. Pemeriksaan elektrokardiografi

Jika fetus masih hidup, pada kehamilan muda kadang-kadang dapat terlihat

elektrokardiogram fetus.

D. Pemeriksaan radiologi

Pada kehamilan 14 minggu fokki ossifikasi fetus sudah dapat terlihat. Rontgenografi

terutama dikerjakan jika fetus telah meninggal.

Tanda-tanda Kemungkinan Hamil

29

Page 30: Kelompok 4 Modul 2

A. Tanda Hegar

Pada periksa bimanual dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan

lainnya pada dinding perut di atas simfisis pubis, maka korpus uteri seolah-olah terpisah dari

serviks uteri karena isthmus uteri yang sangat lembek. Tanda ini disebut tanda Hegar dan

terdapat kira-kira pada kehamilan antara 6-8 minggu setelah menstruasi terakhir.

B. Tanda Goedel

Pada kehamilan antara 6-8 minggu serviks uteri biasanya teraba lembek sekali, yang

disebut tanda Goedel. Pemakaian kontrasepsi estrogen-progestin dapat menyebabkan serviks

uteri menjadi lembek, sedang kehamilan dengan inflamasi atau karsinoma servisis uteri,

serviks uteri tetap kaku.

C. Kontraksi Braxton Hicks

Uterus gravidus yang berkontraksi tidak teratur dan tanpa disertai rasa nyeri disebut

kontraksi Braxton Hicks, pada perabaan uterus yang lembek menjadi keras. Kontraksi uterus

yang serupa kadang-kadang terdapat hematometra dan juga pada mioma uteri yang lembek.

Adanya kontraksi Braxton Hicks pada kehamilan berarti kehamilan bukan kehamilan ektopik.

D. Tanda Piskacek

Tanda Piskacek ialah suatu pembesaran uterus yang tidak rata karena uterus tumbuh

cepat pada tempat implantasi zigot.. Tanda Piskacek seringkali sukar dibedakan dengan

kehamilan ektopik pada pars intersisialis tuba yang belum terganggu.

E. Ballotemen

Pada kehamilan 20 minggu fetus masih kecil disbanding dengan banyaknya air ketuban

sehingga fetus akan melenting di dalam uterus jika uterus sekonyong-konyong ditekan atau

digoyangkan, keadaan ini disebut ballotemen. Karena seluruh badan fetus yang melenting,

maka ballotemen ini disebut ballotemen in toto untuk membedakan dengan ballottement yang

ditimbulkan kepala fetus saja pada kehamilan yang lebih lanjut.

F. Pembesaran perut

Setelah kehamilan 12 minggu uterus biasanya dapat diraba dari luar di atas simfisis

pubis dan perut tampak mulai membesar.

Tinggi fundus uteri pada tiap kehamilan sebagai berikut:

30

Page 31: Kelompok 4 Modul 2

- Akhir bulan ke 4 : 1-2 jari di atas simfisis pubis

- Akhir bulan ke 5 : 2-3 jari di bawah pusat

- Akhir bulan ke 6 : setinggi pusat

- Akhir bulan ke 7 : 2-3 jari di atas pusat

- Akhir bulan ke 8 : pertengahan pusat dan prosesus xiphoideus

- Akhir bulan ke 9 : arkus kostarum

- Akhir bulan ke 10 : 1-2 jari di bawah arkus kostarum atau setinggi akhir bulan ke 8

G. Uji endokrin

Adanya khoriogonadotropin (hCG) di dalam plasma dan urine ibu merupakan dasar

untuk melakukan uji kehamilan, tetapi uji kehamilan ini bukan merupakan petunjuk absolute

tentang ada tidaknya suatu kehamilan.

Terdapat beberapa macam uji kehamilan, antara lain:

1. Reaksi biologik

Uji kehamilan dengan reaksi biologik, misalnya Aschheim-Zondek, Galli Mainini,

Friedman dll.

2. Reaksi imunologik

Uji kehamilan dengan reaksi imunologik, misalnya pregnostikon, prognosis, gestate,

gravindeks dll.

Baik reaksi biologis maupun imunologis dapat menimbulkan kesamaan reaksi, yaitu

reaksi yang disebabkan hCG yang dibentuk trofoblast dan reaksi yang disebabkan LH yang

dihasilkan hipofise.

Jika uji hormonal sangat sensitif, maka kadar hCG yang sangat sedikit mungkin akan

memberi hasil positif, disebut uji kehamilan negatif palsu, yang disebabkan hormone

gonadotropin yang bertambah di dalam plasma dan di dalam urine.

Sebaliknya jika uji hormonal kurang sensitif, maka hasil positif palsu karena LH dapat

dihindari, tetapi beberapa kehamilan tidak menunjukkan hasil positif, disebut uji kehamilan

negatif palsu, karena kadar hCG yang sedikit, misalnya pada kehamilan beberapa hari

pertama atau setelah kehamilan 4 bulan.

Uji hormonal yang sensitive dan yang tidak menunjukkan reaksi silang dengan LH

adalah reaksi radioimunologik. Reaksi radioimunologik menggunakan antibody terhadap β-

subunit hCG yang spesifik, reaksi ini menunjukkan hasil positif pada kehamilan sedikitnya 1

minggu sebelum menstruasi yang akan datang.

3. Estrogen-progesteron

31

Page 32: Kelompok 4 Modul 2

Uji kehamilan dengan memberi estrogen-progesteron tdak dianjurkan lagi karena ibu

dalam keadaan hamil muda, maka hormone yang mengandung ethinilestradiol dan

norethisteron asetat atau ethisteron akan menambah kemungkinan terjadinya anomali

congenital.

Tanda-tanda Dugaan Hamil

A. Tanda-tanda

1. Amenorrhea

Seorang ibu yang sehat, yang sebelumnya dengan menstruasi teratur, kemudian

menstruasinya mendadak berhenti 10 hari atau lebih merupakan dugaan kuat adanya

kehamilan, tetapi sebaliknya terlambat menstruasi dapat juga disebabkan oleh anovulasi

yang diakibatkan beberapa factor, misalnya emosi, terutama takut hamil, obat-obat

opioid dan dopaminergik, penyakit endokrin, perubahan lingkungan dan penyakit kronik.

Berhentinya menstruasi disebabkan oleh kenaikan kadar estrogen dan progesteron yang

dihasilkan oleh corpus luteum. Keadaan ini mempunyai arti penting dalam dugaan

kehamilan hanya bila siklus haid sebelumnya berlangsung secara teratur dan

spontan.Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat

ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP),yang dihitung dengan

menggunakan rumus dariNaegele:TTP= (hari pertama HT + 7) dan bulan HT-3 serta

tahun HT+1

2. Perubahan pada mammae dengan keluarnya kolostrum, terutama pada primigravida.

Payudara membesar, tegang (mastodinia) dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen

dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery

terlihat lebih besar. Pembesaran kelenjar sebaseus sirkumlakteal (Montgomery tubercle)

pada kehamilan 6 – 8 minggu. Sekresi kolustrum setelah kehamilan 16 minggu.

Gambar 2. Perubahan mammae pada kehamilan

32

Page 33: Kelompok 4 Modul 2

3. Selaput lendir vagina menjadi merah ungu atau biru tua, yang disebut tanda Chadwick.

4. Stria dan hiperpigmentasi pada kulit. Pigmentasi kulit oleh pengauh hormon

kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher

dan dinding perut (linea nigra=grisea)

Gambar 3. Chloasma gravidarum

5. Epulis: hipertrofi dari papil gusi

6. Pemekaran vena-vena (varices) dapatterjadi di betis, kaki, dan vulva biasanya dijumpai

pada triwulan akhir.

B. Keluhan ibu

33

Page 34: Kelompok 4 Modul 2

2. Mual dengan atau tanpa muntah, 50% diderita oleh ibu hamil biasanya timbul mulai pagi

hari pada minggu ke 6 setelah menstruasi terakhir dan hilang spontan 6-12 minggu

kemudian. Mual dan muntah sering terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning

sickness. Derajat keluhan dapat dipengaruhi oleh ketegangan emosi. Bila mual dan

muntah terlalu sering disertai dengan dehidrasi dan ketonuria sehingga mengganggu

aktivitas keseharian pasien disebut hiperemesis gravidarum. Keadaan ini memerlukan

perawatan intensif di Rumah Sakit. Keluhan mual disebabkan oleh kenaikan kadar hCG

dimana pada trimester I kadar hCG dapat mencapai 100 mIU/ml

3. Ibu merasa adanya gerakan fetus pada kehamilan antara 16-20 minggu

4. Gangguan kencing.

Ibu hamil seringkali kencing karena uterus yang membesar pada kehamilan trimester I

akan menekan vesika urinaria, yang kemudian keluhan akan berkurang karena uterus

naik ke dalam rongga perut, dan akhirnya keluhan akan timbul lagi pada akhir kehamilan

karena bagian terbawah fetus turun ke dalam panggul.

5. Mudah capai, mengidam, tidak tahan suatu bau-bauan, pingsan, anoreksia

6. Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.

Galih Lidya Rahmawati (2011730135)

7. Bagaimana cara menentukan kehamilan yang beresiko tinggi?

KEHAMILAN RESIKO TINGGI

Berbagai faktor yang menyebabkan ada perempuan yang tergolong sebagai calon ibu

berisiko tinggi atau menghadapi bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun

persalinan. Kondisi ini yang bisa menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dengan sehat

bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Adapun kehamilan yang memiliki

risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila

dibandingkan dengan Ibu hamil yang normal yang disebut dengan kehamilan resiko tinggi.

Ada beberapa resiko kepada semua kehamilan, tetapi kemudian ada ayat tertentu yang

diklasifikasikan sebagai kehamilan berisiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi dibagi dalam 4

golongan:

1.      Penyakit yang menyertai kehamilan

34

Page 35: Kelompok 4 Modul 2

a)      Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal misalnya darah tinggi,

rendahnya kadar protein dalam darah dan tingginya kadar protein dalam urin.

b)      Inkompatibilitas darah atau ketidaksesuaian golongan darah misalnya pada janin dan ibu

yang dapat menyebabkan bahaya baik bagi janin maupun ibu seperti ketidaksesuaian resus.

c)      Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula

d)     Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu yang tidak memungkinkan atau

membahayakan bagi ibu jika hamil dan melahirkan.

e)      Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan pembekuan darah yang

memungkinkan terjadinya perdarahan yang lama yang dapat mengancam jiwa.

f)       Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo virus dan Herpes

simpleks), dapat membahayakan ibu dan janin.

2.      Penyulit kehamilan

a)      Partus prematurus atau melahirkan sebelum waktunya yaitu kurang dari 37 minggu usia

kehamilan. Hal ini merupakan sebab kematian neonatal yang terpenting.

b)      Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil muda yang disebabkan oleh

abortus atau keguguran, kehamilan ektopik atau kehamilan diluar kandungan dan hamil mola,

maupun perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan yang disebabkan oleh plasenta previa

atau plasenta (ari-ari) yang berimplantasi atau melekat tidak normal dalam kandungan dan

solutio plasenta atau pelepasan plasenta sebelum waktunya.

c)      Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan, misalnya hidramnion atau

cairan ketuban yang banyak, gemelli atau kehamilan kembar dan gangguan pertumbuhan

janin dalam kandungan.

d)     Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan lebih dari 42

minggu.

e)      Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea dan lain-lain

3.      Riwayat obstetris yang buruk

a)      Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak lahir dengan kelainan congenital

(cacat bawaan)

b)      Satu atau beberapa kali mengalami partus prematurus atau melahirkan belum pada

waktunya.

c)      Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi berulang kali dan berturut-turut terjadi,

sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.

35

Page 36: Kelompok 4 Modul 2

d)     Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun yaitu tidak merencanakan untuk menunda

kehamilan dengan cara apapun, tapi selama 5 tahun tidak hamil.

4. Keadaan ibu secara umum

a)      Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

b)      Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang sudah melahirkan lebih

dari 4 orang anak.

c)      Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu gemuk.

d)     Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.

e)      Bentuk panggul ibu yang tidak normal.

f)       Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang dari 2 tahun.

g)      Ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi psikologis

h)      Keadaan sosio ekonomi yang rendah

i)      Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.

KOMPLIKASI KEHAMILAN RESIKO TINGGI

Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi bisa terjadi pada janin

maupun pada ibu. Antara lain:

1)      Bayi

a)      Bayi lahir belum cukup bulan.

b)      Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)c)         Janin mati dalam kandungan.

2)      Ibu

a)      Keguguran (abortus).

b)      Persalinan tidak lancar / macet.

c)      Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

d)     Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.e)         Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

Pengobatan atau perawatan yang dilakukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi

dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan penyakit dan efek yang diakibatkan

oleh penyakit yang diderita oleh ibu hamil tersebut selama kehamilannya. Jika perlu

dilakukan pemeriksaan tambahan agar dapat lebih membantu dalam menunjang pengobatan

atau perawatan yang sebaiknya dilakukan selama kehamilan.

36

Page 37: Kelompok 4 Modul 2

PENANGANAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan risiko tinggi berbeda-beda tergantung

dari penyakit apa yang sudah di derita sebelumnya dan efek samping penyakit yang dijumpai

nanti pada saat kehamilan.tes penunjang sangat diharapkan dapat membantu perbaikan dari

pengobatan atau dari pemeriksaan tambahan.

Kehamilan dengan risiko tinggi harus ditangani oleh ahli kebidanan yang harus

melakukan pengawasan yng intensif, misalnya dengan mengatur frekuensi pemeriksaan

prenatal. Konsultasi diperlukan dengan ahli kedokteran lainnya terutama ahli penyakit dalam

dan ahli kesehatan anak. Pengelolaan kasus merupakan hasil kerja tim antara berbagai ahli.

Keputusan untuk melakukan pengakhiran kehamilan perlu dipertimbngkan oleh tim tersebut

dan juga dipilih apakah perlu di lakukan induksi persalinan atau tidak.

Miftah Rizqy (2011730155)

8. Bagaimana penatalaksanaan konservatif pada pasien di skenario?

Ketuban pecah dini ternasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalan dalam mengelola

KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun

bayinya.

Penatalaksaan KPD masih dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan, selama masih

beberapa masalah yang masih belum terjawab. Kasus KPD yang cukup bulan, kalau

segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi bedah sesar, dan kalau menunggu

persalinan spontan akan menaikkan insidensi chorioamnionitis. Kasus KPD yang kurang

bulan kalau menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS,

dan kalau menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan

paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis

janin.

Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak

diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann ultrasonografi (USG) untuk

mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan

janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada

kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal

37

Page 38: Kelompok 4 Modul 2

untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru sudah

matang, chorioamnionitis yang diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab utama

meningginya morbiditas dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin

langsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode laten

Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37 minggu)

Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang bulan tidak dijumpai tanda-

tanda infeksi pengelolaanya bersifat koservatif disertai pemberian antibiotik yang adekuat

sebagai profilaksi.

Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu

dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan

diusahakan bisa mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau tocolitic agent

diberikan juga tujuan menunda proses persalinan.

Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikosteroid pada penderita

KPD kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan paru, jika selama

menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif tersebut muncul tanda-tanda infeksi,

maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang umur kehamilan.

Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung dengan jalan

merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-komplikasiyang

kadang-kadang tidak ringan.

Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi gawat janin sampai mati, tetani uteri, ruptura

uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi intoksikasi. Kegagalan dari induksi

persalinan biasanya diselesaikan dengan tindakan bedan sesar. Seperti halnya pada

pengelolaan KPD yang cukup bulan, tidakan bedah sesar hendaknya dikerjakan bukan

semata-mata karena infeksi intrauterin tetapi seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain,

misalnya kelainan letak, gawat janin, partus tak maju, dll. Selain komplikasi-kompilkasi

yang dapat terjadi akibat tindakan aktif.

Ternyata pengelolaan konservatif juga dapat menyebabakan komplikasi yang berbahaya,

maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga dikatan pengolahan konservatif

adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap kemungkinan infeksi intrauterin.

Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leokosit darah tepi setiap hari, pemeriksaan

tanda-tanda vital terutama temperatur setiap 4 jam, pengawasan denyut jamtung janin,

pemberian antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam.

38

Page 39: Kelompok 4 Modul 2

Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan secara pasti dapat

menurunkan kejadian RDS.

The National Institutes of Health (NIH) telah merekomendasikan penggunaan

kortikosteroid pada preterm KPD pada kehamilan 30-32 minggu yang tidak ada infeksi

intramanion. Sedian terdiri atas betametason 2 dosis masing-masing 12 mg (IM) tiap 24

jam atau dexametason 4 dosis masing-masing 6 mg tiap 12 jam.

39

Page 40: Kelompok 4 Modul 2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

40

Page 41: Kelompok 4 Modul 2

DAFTAR PUSTAKA

http://www.conectique.com/tips_solutions/pregnancy/praconception/article.php?article_id=3535

Harms, M.D. Roger W, Mayo Clinic Guide To A Healthy Pregnancy, Harper Collins E-books.

Mc. Garry, Kelly A, Tong M.D Iris . Pregnancy, Prenatal Care. 5 Minute Consult Clinical Companion to Women's Health, The first Edition, Lippincott Williams & Wilkins

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-Second Edition. United States of America. the McGraw-Hill Companies

41