Laporan PPM Kelompok 7 Modul Turbin Kaplan
-
Upload
handy-pratama -
Category
Documents
-
view
205 -
download
10
description
Transcript of Laporan PPM Kelompok 7 Modul Turbin Kaplan
PRAKTIKUM PENGUJIAN MESIN (MS4102)
Modul III
PENGUJIAN TURBIN KAPLAN
Oleh:
Kelompok 7
Anggota:
1. 13110015 Daniel A.P. Subeng
2. 13110097 Daniel
3. 13110120 Azman Azka
4. 13110121 Rifki Ruriardi
5. 13110125 Alfi Hadi Firdaus
6. 13110130 M. Fathul Fajri
7. 13110131 Albert Han
8. 13110133 Gerry Hamoraon
9. 13110136 Handy Pratama
10. 13110138 Kevin Jovianto Cane
11. 13110139 Roland Dimas W
Tanggal Praktikum: 23 Oktober 2013
Asisten Pengawas: Yan Manurung
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
PENGUJIAN TURBIN KAPLAN
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara-cara pengujian turbin Kaplan.
Untuk mengetahui karakteristik dan unjuk kerja dari turbin yang diuji meliputi:
- Karakteristik kapasitas keluaran turbin yaitu daya keluaran pada kecepatan putar
poros dan head yang konstan
- Karakteristik efisiensi turbin pada kecepatan putar poros optimum dan head
konstan (kurva efisiensi-kapasitas atau berubah-ubah/kurva iso-efisiensi)
2. INSTALASI PENGUJIAN
Turbin air yang diuji ini merupakan turbin Kaplan dengan poros horisontal.
Momen keluaran turbin diukur dengan dinamometer rem yang terpasang di ujung poros
turbin. Besarnya ditentukan dari perbedaan posisi seimbang pegas. Posisi nol pegas harus
ditentukan sebelum pengujian dilakukan. Daya turbin ditentukan dari momen keluaran
dan putaran poros yang diukur dengan tachometer.
Daya poros turbin dapat diatur dengan mengubah sudut sudu-sudu turbin dan guide
vane. Daya turbin diatur oleh sejumlah guide vane yang dapat digerakkan dengan batang
tangan. Laju aliran air dapat dihitung dengan mengukur perbedaan tekanan. Instalasi
pengujian dapat dilihat pada Gambar 1. Sejumlah katup terpasang pada instalasi dapat
digunakan untuk mengatur arah aliran air.
Gambar 1. Instalasi Pengujian Turbin Kaplan
3. PENGOPERASIAN TURBIN
Dalam pengoperasian turbin Kaplan untuk pengujian ini, beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah:
a. Operasi turbin harus selalu dilakukan dengan “maju” (daya membesar)
b. Beban momen turbin diperbesar dengan mengatur beban pada pegas rem
c. Selisih tekanan pada sisi isap dan sisi masuk turbin dapat dibaca
pada manometer pipa “U”.
Sebelum pengujian dilakukan, beberapa persiapan dan pemeriksaan awal harus
dilakukan. Adapun pemeriksaan awalnya adalah:
Memeriksa alat-alat apakah semua dalam keadaan baik.
Memeriksa kondisi pembaca tekanan pada sistem pengujian Turbin Kaplan
Masukkan tombol listrik kemudian ubah saklar ke posisi “on”
Buka penuh semua katup yang ada pada sistem Turbin Kaplan
Nyalakan Pompa pada sistem, pastikan semua katup telah terbuka
Mencatat kondisi awal yang ditunjukkan oleh semua alat ukur.
Untuk setiap kondisi pengujian, berikut ini parameter-parameter yang diamati:
o Sudut pengarah aliran pada Turbin Kaplan
o Kecepatan putar turbin pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
o Beda head pada Ventury pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
o Beda head masuk dan keluar turbin pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
o Gaya yang terukur pada dinamometer pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
4. DATA HASIL PENGUJIAN
Data pengujian yang telah dilakukan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian
nΔHventury ΔHst F
[rpm] [mm Hg] [mm Hg] [N]
1 1720 180 90 0.15
2 1575 150 70 0.12
3 1255 100 60 0.1
4 1075 76 40 0.08
5 955 42 26 0.08
1 1780 190 80 0.2
2 1570 160 70 0.15
3 1200 110 50 0.13
4 1030 80 42 0.12
5 900 70 36 0.11
1 1690 200 90 0.17
2 1430 160 70 0.14
3 1190 100 56 0.13
4 980 80 44 0.12
5 860 60 30 0.12
No α
20
0
-20
Dventuri (m) 0.12
Dpipa (m) 0.08
9800 N/m3
133280 N/m3
g 9.8 m/s^2
∆z 0.5 m
jari2 rotor 0.075 m
5. PENGOLAHAN DATA HASIL PENGUJIAN
5.1. Persamaan yang Digunakan
Debit Aliran
√ [
]
Kecepatan Sudut
Daya Turbin
Head Turbin yang tersedia
Daya Turbin yang tersedia
Efisiensi
5.2.Pengolahan Data Hasil Pengujian
Dengan menggunakan persamaan di atas, data hasil pengujian yang telah
diolah akan disajikan dalam tabel di bawah ini
Tabel 4.2 Pengolahan Data Hasil Pengujian
F ΔHventury ΔHstkecepatan
sudut Q Ht
(N) [mm Hg] [mm Hg] rad/s m^3/s (m)
1 0.15 180 90 180.11798 1.183056 1.634
2 0.12 150 70 164.93361 1.079977 1.382
3 0.1 100 60 131.42329 0.881798 1.256
4 0.08 76 40 112.57374 0.768733 1.004
5 0.08 42 26 100.00737 0.57147 0.8276
1 0.2 190 80 186.40116 1.215474 1.508
2 0.15 160 70 164.41002 1.115396 1.382
3 0.13 110 50 125.66371 0.924837 1.13
4 0.12 80 42 107.86135 0.788704 1.0292
5 0.11 70 36 94.24778 0.737765 0.9536
1 0.17 200 90 176.97639 1.24705 1.634
2 0.14 160 70 149.74925 1.115396 1.382
3 0.13 100 56 124.61651 0.881798 1.2056
4 0.12 80 44 102.62536 0.788704 1.0544
5 0.12 60 30 90.058989 0.683038 0.878
α
20
0
-20
No
T Na Np efisiensi
Nm Watt Watt %
1 3.75 18944.51 675.4424 3.5653729
2 3 14626.78 494.8008 3.3828418
3 2.5 10853.872 328.5582 3.0271061
4 2 7563.7224 225.1475 2.9766755
5 2 4634.8982 200.0147 4.3154073
1 5 17962.766 932.0058 5.1885429
2 3.75 15106.474 616.5376 4.0812804
3 3.25 10241.648 408.407 3.9877082
4 3 7954.9937 323.584 4.0676845
5 2.75 6894.62 259.1814 3.7591832
1 4.25 19969.267 752.1496 3.7665361
2 3.5 15106.474 524.1224 3.4695216
3 3.25 10418.335 405.0037 3.8874125
4 3 8149.772 307.8761 3.7777263
5 3 5877.1288 270.177 4.5970911
-20
No α
20
0
5.3.Pengolahan Data dari Hukum Kesebangunan
Dengan menggunakan hukum kesebangunan dengan rumus:
Hasil perhitungan yang kami lakukan menggunakan data no 5 sebagai acuan (data
dengan kecepatan putar terkecil) sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Pengolahan Data dari Hukum Kesebangunan
Fkecepatan
sudut Q T
(N) rad/s m^3/s Nm
1 0.15 180.11798 0.304961 3.75
2 0.12 164.93361 0.279252 3
3 0.1 131.42329 0.222515 2.5
4 0.08 112.57374 0.190601 2
5 0.08 100.00737 0.57147 2
1 0.2 186.40116 0.432336 5
2 0.15 164.41002 0.38133 3.75
3 0.13 125.66371 0.291463 3.25
4 0.12 107.86135 0.250172 3
5 0.11 94.24778 0.737765 2.75
1 0.17 176.97639 0.397703 4.25
2 0.14 149.74925 0.336518 3.5
3 0.13 124.61651 0.28004 3.25
4 0.12 102.62536 0.230621 3
5 0.12 90.058989 0.683038 3
No α
20
0
-20
Na Np efisiensi
Watt Watt %
1 3565.818 153.87955 4.315407
2 2737.887 118.15096 4.315407
3 1385.176 59.775987 4.315407
4 870.5609 37.56825 4.315407
5 4634.898 200.01473 4.315407
1 7024.033 264.04625 3.759183
2 4819.761 181.18363 3.759183
3 2152.139 80.902834 3.759183
4 1360.938 51.160134 3.759183
5 6894.62 259.18139 3.759183
1 5873.185 269.99566 4.597091
2 3558.129 163.57043 4.597091
3 2050.475 94.262197 4.597091
4 1145.228 52.647154 4.597091
5 5877.129 270.17697 4.597091
0
-20
No α
20
6. GRAFIK PENGUJIAN
6.1. Daya Turbin terhadap Kecepatan Putar
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0 500 1000 1500 2000
Np
(W
)
n (rpm)
Kurva Np vs n
α = 20
α = 0
α = -20
6.2.Torsi terhadap Kecepatan Putar
6.3.Efisiensi terhadap Kecepatan Putar
0
1
2
3
4
5
6
0 500 1000 1500 2000
T (N
m)
n (rpm)
Kurva T vs n
α = 20
α = 0
α = -20
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 500 1000 1500 2000
η (
%)
n (rpm)
Kurva η vs n
α = 20
α = 0
α = -20
6.4.Daya Turbin terhadap Debit
6.5.Torsi terhadap Debit
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Np
(W
)
Q (m3/s)
Kurva Np vs Q
α = 20
α = 0
α = -20
0
1
2
3
4
5
6
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
T (N
m)
Q (m3/s)
Kurva T vs Q
α = 20
α = 0
α = -20
6.6.Debit terhadap Kecepatan Putar
6.7.Kurva Iso-efisiensi terhadap Kapasitas
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0 500 1000 1500 2000
Q (
m3 /
s)
n (rpm)
Kurva Q vs n
α = 20
α = 0
α = -20
6.8.Kurva Iso-efisiensi terhadap Kecepatan Putar
7. ANALISIS HASIL PENGUJIAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan grafik daya turbin terhadap kecepatan
putar, dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan putar maka daya yang dihasilkan
turbin pun akan naik, sesuai dengan persamaan
Akan tetapi jika membandingkan antara ketiga nilai α, pada α = 20o berada dibawah
dari α = 0o dan -20
o. Selain itu pada α = 0
o mengalami kenaikan daya turbin yang
cukup besar. Hal ini menurut kami janggal karena α = 20o seharusnya menghasilkan
daya paling besar karena arah aliran air akan menumbuk turbin tepat pada ujung sudu
sehingga energi aliran air ini akan dapat dikonversi menjadi energi mekanik turbin,
lebih baik dari sudut lainnya. Pada α = -20o arah aliran akan searah dengan arah sudu
sehingga hanya sedikit saja energi aliran air yang dapat dikonversi menjadi energi
mekanik turbin, dan pada α = 0o arah aliran akan menumbuk bagian tengah sudu
sehingga energi aliran akan lebih banyak hilang tanpa bisa memutar sudu turbin.
Menurut kami, hal ini bisa terjadi karena pengatur sudut pengarah aliran air
pada sistem pengujian telah mengalami kesalahan. Sudut yang tertera pada penunjuk
tidak sesuai dengan sudut yang sebenarnya dibentuk oleh pengarah aliran. Selain itu
terdapat histerisis pada pengarah aliran tersebut, terjadi delay saat diputar. Pengarah
sudut yang tidak tepat ini menyebabkan data yan diperoleh tidak tepat. Terjadinya
getaran akibat getaran pompa juga menyulitkan dalam pembacaan beda head pada
barometer yang dapat mempengaruhi data yang diperoleh.
Berdasarkan hasil perhitungan dan grafik torsi terhadap kecepatan putar,
dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan putar akan semakin tinggi pula torsi
yang dihasilkan. Hal ini terjadi sesuai dengan teori dimana
Gaya yang dihasilkan akan sebanding dengan kecepatan dari aliran air di dalam
turbin. Akan tetapi jika membandingkan antara ketiga nilai α, pada α = 20o berada
dibawah dari α = 0o dan -20
o. Selain itu pada α = 0
o mengalami kenaikan torsi yang
cukup besar. Hal ini jugalah yang menyebabkan daya turbin pada sudut ini mengalami
kenaikan paling besar. Dua fenomena di atas menurut kami tidak sesuai dengan apa
yang seharusnya.
Alasan yang sama dengan kejanggalan yang terjadi pada hubungan antara
daya turbin terhadap kecepatan putar kami gunakan. Pertama karena adanya
kesalahan penunjukan pada skala pengatur sudut aliran masuk turbin sehingga
menyebabkan data yang kami dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, selain
itu terdapat histerisis pada pengatur sudut aliran air yang semakin menambah
kesalahan pengatur susut aliran. Kedua pembacaan perbedaan head pada sistem yang
cukup sulit karena bergoyang-goyang akibat getaran dari pompa yang digunakan pada
sistem.
Berdasarkan perhitungan dan grafik efisiensi terhadap kecepatan putar,
dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan putar efisiensi dari turbin semakin
turun. Hal ini terjadi pada semua sudut α. Menurut kami hal ini bisa terjadi karena
pada perhitungan teoritik menggunakan hasil perhitungan debit (Q) dan Head yang
tersedia (Ht). Sedangkan pada perhitungan daya turbin menggunakan kecepatan putar
dan toesi yang dihasilkan. Kesalahan pada sudut α, sangat mempengaruhi kesalahan
pada daya turbin yang aktual. Kesalahan ini akan semakin besar seiring bertambahnya
kecepatan putar sehingga menyebabkan efisiensi yang semakin turun seiring naiknya
kecepatan putar. Adanya rugi-rugi tekanan di dalam pipa dan elbow dari sistem
pengujian juga dapat mempengaruhi hasil perhitungan daya turbin aktual, sedangkan
pada perhitungan yang dilakukan tidak dihitung rugi-rugi tekanan yang terjadi. Pada
pembacaan dari perubahan head di ventury yang tidak tepat (tidak stabil)
menyebabkan perhitungan dari debit yang mengalir tidak tepat, yang artinya
perhitungan daya turbin yang tersedia akan kurang akurat. Pada perhitungan daya
turbin teoritik ini terdapat perhitungan head yang tersedia (Ht), kesalahan juga bisa
didapatkan dari pembacaan perbedaan head statik sebelum dan sesudah turbin karena
fluida yang digunakan dalam keadaan bergerak bukan dalam keadaan statik yang
menyebabkan perhitungan head yang tersedia tidak tepat.
Berdasarkan perhitungan dan grafik daya turbin terhadap debit, dapat
dilihat bahwa semakin tinggi debit akan semakin tinggi pula daya turbin yang
dihasilkan. Hal ini bsa terjadi karena debit ini sangat erat hubungannya dengan
kecepatan air yang akan berpengaruh terhadap gaya yang diberikan ke turbin. Gaya
ini akan menimbulkan torsi pada turbin yang akan digunakan untuk menghitung daya
turbin. Akan tetapi jika membandingkan antara ketiga nilai α, pada α = 20o berada
dibawah dari α = 0o dan -20
o. Selain itu pada α = 0
o mengalami kenaikan daya yang
besar terhadap debit.
Menurut kami hal ini bisa terjadi masih dengan alasan yang sama dengan
sebelumnya. Pertama pengatur sudut α yang tidak sesuai antara skala dan sudut
pengaturnya serta adanya delay pada saat mengatur sudut. Kedua pembacaan
perbedaan sudut yang tidak tepat akibat tidak stabilnya air didalam barometer.
Berdasarkan perhitungan dan grafik torsi terhadap debit, dapat dilihat
bahwa semakin tinggi debit semakin tinggi pula torsi yang dihasilkan. Hal ini terjadi
karena debit sangat erat hubungannya dengan gaya yang diberikan kepada turbin yang
akan berpengaruh langsung terhadap torsi yang dihasilkan. Akan tetapi jika
membandingkan antara ketiga nilai α, pada α = 20o berada dibawah dari α = 0
o dan -
20o. Selain itu pada α = 0
o mengalami kenaikan daya yang besar terhadap debit.
Menurut kami hal ini bisa terjadi masih dengan alasan yang sama dengan
sebelumnya. Pertama pengatur sudut α yang tidak sesuai antara skala dan sudut
pengaturnya serta adanya delay pada saat mengatur sudut. Kedua pembacaan
perbedaan sudut yang tidak tepat akibat tidak stabilnya air didalam barometer.
Berdasarkan perhitungan dan grafik debit terhadap kecepatan putar, dapat
dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan putar semakin tinggi pula debit yang
dihasilkan. Hal ini bisa terjadi karena debit sangat erat hubungannya dengan
kecepatan aliran air. Kecepatan ini akan mempengaruhi gaya dan torsi yang akan
dihasilkan. Kecepatan dari aliran ini juga menimbulkan kecepatan putar dari turbin.
Sehingga semakin besar kecepatan putar akan semakin besar pula debit dari aliran air.
Kurva isoeffisiensi adalah kurva yang menunjukkan perbandingan
performansi turbin (head dan debit/rpm) terhadap efisiensi turbin. Pembuatan kurva
isoeffisiensi dilakukan dengan membuat kurva 3 variabel dengan debit/rpm pada
sumbu x, head pada sumbu y dan efisiensi pada sumbu z. Dari titik-titik sebaran data
dibuat kontur yang kemudian menunjukkan kurva permukaan hubungan antara head,
debit/rpm, dengan effisiensi.
Pada hasil percobaan, kontur permukaan kurva isoeffisiensi tidak dapat
dibuat karena percobaan menghasilkan persebaran titik-titik yang terlalu acak.
Persebaran yang acak menyebabkan data-data tidak dapat dilakukan curve-fitting.
Persebaran yang acak tampak jelas pada data dengan sudut sudu pengarah 20 derajat
dan -20 derajat. Persebara acak ini kemungkinan besar terjadi akibat hanya 2 dari 4
sudu pengarah yang dapat diarahkan sedangkan dua sudu lainnya tetap 0 derajat. Hal
ini menyebabkan segtiga kecepan pada rotor berubah tergantung fungsi posisi. Hal ini
menyebabkan rugi-rugi pada turbin dan juga menimbulkan pusaran (vortex) pada inlet
rotor yang menyebabkan turunnya efisensi turbin kaplan pada kondisi tertentu
8. SIMPULAN
1. Cara kerja pengujian turbin Kaplan :
Dalam pengoperasian turbin Kaplan untuk pengujian ini, beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Operasi turbin harus selalu dilakukan dengan “maju” (daya membesar)
b. Beban momen turbin diperbesar dengan mengatur beban pada pegas rem
c. Selisih tekanan pada sisi isap dan sisi masuk turbin dapat dibaca
pada manometer pipa “U”.
Sebelum pengujian dilakukan, beberapa persiapan dan pemeriksaan awal harus
dilakukan. Adapun pemeriksaan awalnya adalah:
Memeriksa alat-alat apakah semua dalam keadaan baik.
Memeriksa kondisi pembaca tekanan pada sistem pengujian Turbin Kaplan
Masukkan tombol listrik kemudian ubah saklar ke posisi “on”
Buka penuh semua katup yang ada pada sistem Turbin Kaplan
Nyalakan Pompa pada sistem, pastikan semua katup telah terbuka
Mencatat kondisi awal yang ditunjukkan oleh semua alat ukur.
Untuk setiap kondisi pengujian, berikut ini parameter-parameter yang diamati:
o Sudut pengarah aliran pada Turbin Kaplan
o Kecepatan putar turbin pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
o Beda head pada Ventury pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
o Beda head masuk dan keluar turbin pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
o Gaya yang terukur pada dinamometer pada kondisi 1, 2, 3, 4, dan 5
2. Karakteristik Daya turbin terhadap kecepatan dapat ditunjukan pada table berikut :
Karakteristik efisiensi turbin terhadap kecepatan putar dapat ditunjukan pada
table berikut :
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0 500 1000 1500 2000
Np
(W
)
n (rpm)
Kurva Np vs n
α = 20
α = 0
α = -20
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 500 1000 1500 2000
η (
%)
n (rpm)
Kurva η vs n
α = 20
α = 0
α = -20
9. DAFTAR PUSTAKA
Munson F Robert, Fundamentals of Fluid Mechanics, 5th
Ed., John Wiley & Sons,
2007.
LAMPIRAN
Soal
Data hasil pengujian dan pengolahan datanya dapat dinyatakan ke dalam grafik-grafik
untuk mengetahui karakteristik turbin yang telah di uji. Adapun grafik grafik
karakteristik tersebut adalah :
a) Np vs n (α constant)
b) T vs n (α constant)
c) ή vs n (α constant)
d) Np vs Q (α constant)
e) T vs Q (α constant)
f) Q vs n (α constant)
g) Kurva iso-efisiensi terhadap kapasitas
h) Kurva iso-efisiensi terhadap putaran
Jawab
GRAFIK PENGUJIAN
Daya Turbin terhadap Kecepatan Putar
Torsi terhadap Kecepatan Putar
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0 500 1000 1500 2000
Np
(W
)
n (rpm)
Kurva Np vs n
α = 20
α = 0
α = -20
0
1
2
3
4
5
6
0 500 1000 1500 2000
T (N
m)
n (rpm)
Kurva T vs n
α = 20
α = 0
α = -20
Efisiensi terhadap Kecepatan Putar
Daya Turbin terhadap Debit
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 500 1000 1500 2000
η (
%)
n (rpm)
Kurva η vs n
α = 20
α = 0
α = -20
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Np
(W
)
Q (m3/s)
Kurva Np vs Q
α = 20
α = 0
α = -20
Torsi terhadap Debit
Debit terhadap Kecepatan Putar
0
1
2
3
4
5
6
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
T (N
m)
Q (m3/s)
Kurva T vs Q
α = 20
α = 0
α = -20
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0 500 1000 1500 2000
Q (
m3/s
)
n (rpm)
Kurva Q vs n
α = 20
α = 0
α = -20
Kurva Iso-efisiensi terhadap Kapasitas
Kurva Iso-efisiensi terhadap Kecepatan Putar