Laporan Kasus Typhoid Fever

57
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA LAPORAN KASUS TYPHOID FEVER Mahfira Ramadhania 2010730066 Pembimbing: Dr. Adri Rivai, Sp.PD

description

Laporan Kasus Interna

Transcript of Laporan Kasus Typhoid Fever

PowerPoint Presentation

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTALAPORAN KASUSTYPHOID FEVER

Mahfira Ramadhania2010730066

Pembimbing:Dr. Adri Rivai, Sp.PD1Identitas PasienNama: Nn. IJenis Kelamin: PerempuanTTL: Jakarta, 15 Juli 1994Usia: 20 tahunAlamat: Kelapa Gading, Jakarta UtaraPendidikan terakhir: SMAPekerjaan : MahasiswaNo.Rekam Medik: 00-85-44-xxTgl Masuk RS : 28-11-201422ANAMNESIS(Autoanamnesis)Demam sejak 5 hari SMRSKeluhan UtamaMual, nyeri ulu hati, sakit kepalaKeluhan Tambahan3ANAMNESISRIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun, timbul terutama saat sore, saat pagi demam turun, tidak tinggi. Pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Keluhan muntah disangkal. Pasien mengeluh sakit kepala jika demam meninggi. Keluhan lain yang dirasakan yaitu batuk tidak berdahak, dan nyeri tenggorokan sejak 1 hari SMRS. Pasien mengaku lidah terasa pahit sehingga tidak nafsu makan. Pasien merasa lemas. Pasien belum BAB sejak 2 hari SMRS. BAK normal, warna kuning jernih tidak nyeri.456PEMERIKSAAN FISIK

7Keadaan Umum : Tampak Sakit SedangKesadaran : Compos mentisTanda VitalAntropometri50 Kg160 cm

18.51 Kg/m2

BMINormal8STATUS GENERALIS913Pemeriksaan Fisik Paru14InspeksiNormochest, simetrisretraksi dinding dada (-)PalpasiVocal fremitus teraba samaPerkusiSonor seluruh lapang paru

AuskultasiBunyi vesikuler (+/+) ronkhi (-/-) basah halus, wheezing (-/-)Pemeriksaan Jantung12InspeksiIctus cordis tidak terlihatPalpasiIctus cordis teraba di ICS 5 linea midklavikularis sinistraPerkusiBatas jantung relatif dalam batas normalAuskultasiBunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)

Status GeneralisataInspeksi : datar, scar (-)Auskultasi : BU (+) 8 kali per menitPalpasi : Hepatomegali (-), Splenomegali (-), nyeri tekan epigastrium (+), turgor kembali cepatPerkusi : Timpani seluruh kuadranAbdomenSuperior: Akral hangat, udem (-/-), CRT< 2 detikInferior: Akral hangat, udem (-/-), CRT< 2 detik, Ekstremitas13Pemeriksaan LaboratoriumHasilNilai Normal28 November 2014HematologiHemoglobinLeukositTrombositHematokritEritrositMCVMCHMCHC

ElektrolitNaKCl11,5 mg/dl3,48 (10^3/uL)171 (10^3/uL)40 %4,40 (10^6/ uL)82 fl27 pg33 g/dl

135 (mEq/L)2,9 (mEq/L)96 (mEq/L)

11,7-15,5 mg/dl3,6-11 (10^3/uL)150-440 (10^3/uL)35-47 %3,8-5,280-10026-3432-36

135-1473,5-594-111

Pemeriksaan lab.14Pemeriksaan LaboratoriumHasilNilai NormalImmunoserologiSalmonella typhi OSalmonella paratyphi AOSalmonella paratyphi BOSalmonella paratyphi COSalmonella typhi HSalmonella paratyphi AHSalmonella paratyphi BHSalmonella paratyphi CH

Kimia KlinikSGOT (AST)SGPT (ALT)1/3201/3201/160NegatifNegatifNegatif1/160Negatif

75 U/L60 U/LNegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatif

10-319-36Pemeriksaan lab.15RESUMENn. I, wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS, demam naik turun, naik terutama sore hari. keluhan disertai dengan mual, nyeri ulu hati, dan sakit kepala. Pasien belum BAB sudah 2 hari, nafsu makan menurun karena lidah terasa pahit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suhu 37,8C, lidah kotor dan nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb 11,5 g/dl, jumlah leukosit 3.480/ ul, Kalium 2,9 mEq dan serologi Widal peningkatan titer 1/320 Salmonella typhi O, 1/320 paratyphi AO, 1/160 paratyphi BO, dan 1/160 paratyphi BH, SGOT 75 U/L, SGPT 60 U/L.16Daftar MasalahAssessmentFebrisS: OS mengeluh demam sejak 5 hari SMRS, demam naik turun, naik terutama sore hari. Keluhan disertai dengan mual, nyeri ulu hati, dan sakit kepala. O: T 37,8C, lidah kotor (+), nyeri tekan epigastrium (+)Leukosit 3.480/ ul. 1/320 Salmonella typhi O, 1/320 paratyphi AO, 1/160 paratyphi BO, dan 1/160 paratyphi BH, SGOT 75 U/L, SGPT 60 U/L.A: Febris ec. Typhoid feverDD Hepatitis AP: Paracetamol 3x500 mg tab Ciprofloxacin 2X500 MGAssessment2. DispepsiaS: Pasien mengeluh nyeri ulu hati dan mual.O: Nyeri tekan epigastrium (+)A: Dispepsia e.c typhoid feverP: Ranitidin 2x150 mgOmeprazole 1x30 mgDomperidone 3x10 mg

Assessment3. HipokalemiS: Pasien mengeluh lidah pahit sehingga tidak nafsu makanO: Kalium 2,9 mEq/LA: Hipokalemi e.c intake kurangP: Koreksi elektrolit 25 mEq/ 12 jamAssessment4. AnemiaS: Pasien merasa lemas, tidak nafsu makan.O: Hb 11,5 g/dlA: Anemia normokromik normositikP: Intake adekuat dan tinggi zat besiDiagnosisFebris e.c Typhoid FeverDD Hepatitis A

Rencana TindakanDiagnostikPemeriksaan kultur darahPemeriksaan Anti HAV

TerapeutikInfus RL 500 ml/ 8 jam Ciprofloxacin 2x500 mgRanitidin 2x150 mgDomperidone 3x10 mg

22PrognosisQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam : dubia bonam

23hank you very much for the chance of answering this question.As is already stated in text books like Harrisons, typhoid fever is caused by a bacteria known as salmonella typhi. This organism is gram negative and motile.Most importantly the bacteria produce a powerful endotoxin responsible for the clinical manifestations.the endotoxin produce myocarditis as a clinical feature.when the cardiac muscle is inflamed by the toxin, autorythmic cells cannot escape inflammation.because SA node and other related structures determine the pace of the heart, the cause of relative bradycardia is inflammation of the myocardium with the autorythmic cells .Assefa Gebeyehu Muhielecturer in a medical college23Demam Tifoid 24Definisi Demam Tifoid adalah penyakit sistemik yang ditandai dengan demam dan nyeri perut yang diakibatkan oleh penyebaran kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi 25Penyebaran tifoid di Dunia

26EtiologiDemam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi (S. typhi), basil gram negatif, berflagel, dan tidak berspora. S. typhi memiliki 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik berupa kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan antigen Vi. Dalam serum penderita demam tifoid akan terbentuk antibodi terhadap ketiga macam antigen tersebut.Patofisiologi

Patofisiologi 29 Lanj patofisiologi 30Lanj patofisiologi 31Lanj Patofisiologi 32Gejala Klinis Setelah Masa inkubasi = 10-14 hari Gejala klinisGejala Klinis bervariasi dari ringan, sedang sampai berat dan dapat berakhir dengan kematian 33Gejala Klinis Rose spots

High fever

Diarrhea

Typhoid Meningitis

Aches and pains

Chest congestionDemam (meningkat perlahan terutama di sore hari) Nyeri kepala Anoreksia Obstipasi Atau diareMual muntah Rasa tidak enak diperut Epistaksis BatukGejala-gejala lebih jelas Demam Bradikardi relatif Lidah berselaput Hepatosplenomegali Meteorismus Gangguan mental: somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis RoseolaPada minggu kedua dan ketiga demam terus menerus tinggi, kemudian turun secara lisis. Demam ini tidak hilang dengan pemberian antipiretik, tidak ada menggigil dan tidak berkeringat.

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan rutinDarah perifer lengkap: paling sering leukopeni, dapat normal atau leukositosisAnemia ringan Trombositopenia LED meningkatSGOT dan SGPT meningkat

37Uji Widal Deteksi antibodi dasarnya rx silang antara antigen S.typhi dengan antibodi aglutinin Aglutinin O = badan kuman, H= flagel kuman, Vi = simpai kuman 38Uji Tubex Uji semikuantitatif kolorimetrik yang cepat (menit) Mendeteksi antibodi anti-S.typhi 09Dapat mendeteksi penyakit secara dini (hari ke 4-5 ) Sensitifitas dan spesifisitas kuat

Skor Interpretasi Keterangan 6Positif Indikasi kuat infeksi tifoid 39Typhidot Mendeteksi antibodi IgM dan IgG pada membran luar S typhi Hasil positif dapat ditemukan 2-3 hari Sensitifitas dan spesifitas baik Reinfeksi igG meningkat IgM sulit dideteksi 40Uji Dipstick Khusus mendeteksi IgM spesifik yang ada pada serum atau WB Mudah dan cepat (1 hari) Akurat bila pemeriksaan setelah 1 minggu gejala 41Kultur darah Hasil biakan positif memastikan demam tifoidHasil negatif tidak menyingkirkan Dipengaruhi oleh: Pemberian antibiiotik Volume darah kurang Darah mesti langsung dimasukkan ke dalam media empedu Riwayat vaksinasi Pengambilan darah lebih dari 1 minggu aglutinin meningkat 42Penatalaksanaan 43Istirahat dan perawatan Tirah baring= aktivitas ditempat Menjaga kebersihan Posisi cegah dekubitus dan pneumonia ortostatik 44Diet dan terapi suportif Dulu diet bubur saring bubur kasar nasi (tergantung tingkat kesembuhan) Beberapa penelitian: pemberian makan padat dan lauk, rendah serat aman 45Antibiotika

2Antibiotika KloramfenikolDosis 4 X 500 mg s/d 7 hari bebas demam Penurunan demam rata2 setelah 5 hari Tiamfenikol Dosis hampir sama dengan kloramfenikol Penurunan demam rata2 setelah 5 hariSupresi sumbsum tulang lebih rendah Chloramphenicol bekerja dengan mengikat unit ribosom dari kuman salmonella, menghambat pertumbuhannya dengan menghambat sintesis protein. Chloramphenicol memiliki spectrum gram negative dan positif. Efek samping penggunaan klorampenikol adalah terjadi agranulositosis. Sementara kerugian penggunaan klorampenikol adalah angka kekambuhan yang tinggi (5-7%), penggunaan jangka panjang (14 hari), dan seringkali menyebabkan timbulnya karier.48Kotrimoksazol Efektifias obat hampir sama dengan kloramfenikol Dosis dewasa 2 x 2 tablet (2 x 960 mg) Diberikan 2 minggu 49Ampisilin dan amoksisilin Kemampuan menurunkan demam lebih rendah Dosis 50-150 mg/kg/hari Diberikan selama 2 minggu 50Sefalosporin generasi ke 3 Yang terbukti efektif = seftriakson Dosis 3-4 gram/hari 3-5 hari 51Flurokuinolon Norfloksasin dosis 200-400 mg/hari (14 hari)Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari (6 hari)Oflofloksasin 2 x 400 mg (7 hari) Pefloksasin dosis 400 mg/hari (7 hari) Flerofloksasin dosis 400 mg/hari (7 hari)

Golongan Flurokuinolon (Norfloksasin, siprofloksasin). Secara relatif obat obatan golongan ini tidak mahal, dapat ditoleransi dengan baik, dan lebih efektif dibandingkan obat obatan lini pertama sebelumnya (klorampenicol, ampicilin, amoksisilin dan trimethoprim-sulfamethoxazole). Fluroquinolon memiliki kemampuan untuk menembus jaringan yang baik, sehingga mampu membunuh S. Thypi yang berada dalam stadium statis dalam monosit/makrophag dan dapat mencapai level obat yang lebih tinggi dalam gallblader dibanding dengan obat yang lain. Obat golongan ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat, seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari. Penggunaan obat golongan fluriquinolon juga dapat menurunkan kemungkinan kejadian karier pasca pengobatan.52Azitromisin Dapat mengurangi kegagalan terapi Mengurangi relaps Dosis 2 x 500 mg 53Kombinasi antimikroba Di Indikasikan pada tifoid toksik, peritonitis, perforasi, syok septik atau penyakit yang pernah ditemukan dua macam organisme dalam kultur darah selain salmonella 54Kortikosteroid Diindikasikan pada tifoid toksik atau demam tifoid yang mengalami syok septik 55Komplikasi tifoid Perdarahan intestinal Perforasi usus DICHepatitis tifosa Pankreatitis tifosa Miokarditis Manifestasi neuropsikiatrik (tifoid toksik) 56Terima kasih 57