Laporan Kasus Omsk

47
BAB I STATUS PASIEN A. Identitas Pasien Nama : AN. E F JenisKelamin : Laki-laki Umur : 9 Tahun Alamat : Pasir Kawung Rt ¾ Bojong Picung , Cianjur No. RM : 548899 Tanggal berobat : 19-09-2015 B. Anamnesis 1. Keluhan Utama : Keluar cairan telinga kiri sejak 1 tahun yang lalu 2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh Keluar cairan telinga kiri sejak 1 tahun , Cairan berwarna putih bening, darah, bau , Berulang > 6x, Batuk dan pilek sering , Demam kadang2, rewel dan gelisah (-) , Kurang mendengar sejak keluar cairan. 3. Riwayat Penakit Dahulu : ISPA (+) 1

description

omsk

Transcript of Laporan Kasus Omsk

Page 1: Laporan Kasus Omsk

BAB I

STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : AN. E F

JenisKelamin : Laki-laki

Umur : 9 Tahun

Alamat : Pasir Kawung Rt ¾ Bojong Picung , Cianjur

No. RM : 548899

Tanggal berobat : 19-09-2015

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama :

Keluar cairan telinga kiri sejak 1 tahun yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh Keluar cairan telinga kiri sejak 1 tahun , Cairan

berwarna putih bening, darah, bau , Berulang > 6x, Batuk dan pilek sering ,

Demam kadang2, rewel dan gelisah (-) , Kurang mendengar sejak keluar

cairan.

3. Riwayat Penakit Dahulu :

ISPA (+)

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluhan yang sama, ibu pasien pernah keluar cairan di telinga.

5. Riwayat Alergi :

Alergi makanan, udara, obat disangkal.

6. Riwayat Pengobatan :

1

Page 2: Laporan Kasus Omsk

Otolin 2 x 1, tetapi tidak konsultasi

C. PemeriksaanFisik

KU : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis

Berat badan : 22 kg

Tanda vital:

Tekanan Darah : -

Frekuensi Nadi : 80x/menit

Suhu :36,5 oC

Frekuensi Nafas : 20x/menit

1. Status Generalis

Kepala : Normochepal

Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-

Telinga : ( Status lokalis THT)

Hidung : ( Status lokalis THT)

Mulut : Bibir kering (-),pucat (-)

Tenggorokan : ( Status lokalis THT )

Thorax : Bentuk dan gerak simetris

Paru-paru :

Inspeksi : Pergerakan dada simetris

Palpasi : Vocal fremitus kanan dengan kiri sama

Perkusi : Sonor kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler +/+ , rhonchi -/- , wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis di ICS V midclavicula sinistra

Perkusi :Batas kanan jantung di parasternal dextra, batas kiri

jantung di midclavicula sinistra

Auskultasi : BJ I & II murni , reguler , murmur (-) , gallop (-)

2

Page 3: Laporan Kasus Omsk

Abdomen :

Inspeksi : Supel

Auskultasi : Bising usus normal

Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

Perkusi : Timpani 4 kuadran

Ekstremitas :

Atas : Hangat (+/+), edema (-/-), RCT< 2 dtk ,sianosis (-/-)

Bawah : Hangat (+/+), edema (-/-), RCT< 2 dtk ,sianosis (-/-)

D. Status lokalis THT1. TELINGA

Tabel 1.Pemeriksaan Telinga

AD AS

Normotia, Helix sign (-),

Tragus sign (±)

AurikulaNormotia, Helix sign (-),

Tragus sign (±)

Preaurikula appendege(-),

Tanda radang(-), Fistula(-)

Preaurikula

Preaurikula appendege(-),

Tanda radang(-), Fistula(-)

Tenang, udem(-), fistel(-),

sikatriks (-) , nyeri tekan(-)

Retroaurikula

Tenang, udem(-), fistel(-),

sikatriks (-), nyeri tekan( -)

3

Page 4: Laporan Kasus Omsk

Hiperemis (-), udem (-), sekret

(-) , serumen (+), massa (-)MAE

Hiperemis (+), udem(-),

serumen (+), sekret (+),

massa (-)

Hiperemis (-), udem (-), sekret

(-) , serumen (+), massa (-)KAE

Hiperemis (+), udem(-),

serumen (+), sekret (+),

massa (-)

Intak, reflek cahaya(+) (jam 5)

Membran timpani Perforasi sentral (+) , refleks

cahaya (-), hiperemis (+),

sekret (+) purulen

Sulit dinilai Uji Rinne Sulit dinilai

Sulit dinilai Uji Weber Sulit dinilai

Sulit dinilai Uji Schwabach Sulit dinilai

Interpretasi : serumen, sekret, perforasi AS

4

Page 5: Laporan Kasus Omsk

2. HIDUNGa. Rinoskopi Anterior

Tabel 2.Pemeriksaan Hidung

Dextra RHINOSKOPI ANTERIOR Sinistra

Tenang Mukosa Tenang

+ Sekret +

Eutrofi Konka inferior Eutrofi

Deviasi (-) Septum Deviasi (-)

(-) Massa (-)

(+) Passase udara (+)

b. Sinus Paranasal

- Inspeksi : pembengkakan kedua pipi (-), pembengkakan kelopak

mata atas/daerah orboita (-)

- Palpasi : nyeri tekan pipi (-), nyeri ketuk gigi (-), nyeri tekan

medial atap orbita (-), nyeri tekan kantus medius (-)

c. Tes Penciuman

- Kanan : 15 cm menggunakan kopi

- Kiri : 18 cm menggunakan kopi

- Kesan : Normosmia NDS

5

Page 6: Laporan Kasus Omsk

d. Transiluminasi

- Sinus maksilaris : tampak terang sinus kiri dan kanan, seperti bulan

sabit.

- Sinus frontalis : tampak terang sinus kiri dan kanan, seperti sarang

tawon.

Kesan : Normal

3. TENGGOROKa. Nasofaring

Tabel 3.Pemeriksaan Nasofaring

Nasofaring (Rinoskopi Posterior)

Konka superior Tidak dilakukan

Torus tubarius Tidak dilakukan

Fossa Rossenmuller Tidak dilakukan

Plika salfingofaringeal Tidak dilakukan

b. Orofaring

Tabel4.Pemeriksaan Orofaring

Dextra Pemeriksaan OROFARING

Sinistra

Mulut

Tenang Mukosa mulut Tenang

Bersih, basah

Lidah Bersih, basah

Tenang Palatum molle Tenang

6

Page 7: Laporan Kasus Omsk

Caries (+) Gigi geligi Caries (+)

Simetris Uvula Simetris

Tonsil

Tenang Mukosa Tenang

TI, Hiperemis

Besar TI, Hiperemis

tidak melebar

Kripta tidak melebar

- Detritus -

- Perlengketan -

Faring

Tenang Mukosa Tenang

- Granula -

- Post nasal drip -

Tes Pengecapan

Manis Normal

Asin Normal

Asam Normal

Pahit Normal

7

Page 8: Laporan Kasus Omsk

c. Laringofaring

Laringofaring (Laringoskopi Indirect)

Epiglotis Tidak dilakukan

Plika ariepiglotika Tidak dilakukan

Plika ventrikularis Tidak dilakukan

Plika vokalis Tidak dilakukan

Rima glotis Tidak dilakukan

4. MAKSILOFASIAL

Dekstra Nervus Sinistra

+

I. Olfaktorius

Penciuman +

+

+

II. Optikus

Daya penglihatan

Refleks pupil

+

+

+

+

+

+

+

III. Okulomotorius

Membuka kelopak mata

Gerakan bola mata ke

superior

Gerakan bola mata ke inferior

Gerakan bola mata ke medial

Gerakan bola mata ke

laterosuperior

+

+

+

+

+

+

IV. Troklearis

Gerakan bola mata ke lateroinferior +

+

V. Trigeminal

Tes sensoris

– Cabang oftalmikus (V1) +

8

Page 9: Laporan Kasus Omsk

+

+

– Cabang maksila (V2)

– Cabang mandibula (V3)

+

+

+

VI. Abdusen

Gerakan bola mata ke lateral +

+

+

+

+

VII. Fasial

Mengangkat alis

Kerutan dahi

Menunjukkan gigi

Daya kecap lidah 2/3 anterior

+

+

+

+

+

VIII.Akustikus

Tes garpu tala +

+

+

IX. Glossofaringeal

Refleks muntah

Daya kecap lidah 1/3 posterior

+

+

+

-

+

X. Vagus

Refleks muntah dan menelan

Deviasi uvula

Pergerakan palatum

+

+

+

+

+

XI. Assesorius

Memalingkan kepala

Kekuatan bahu

+

+

-

-

XII. Hipoglossus

Tremor lidah

Deviasi lidah

-

-

9

Page 10: Laporan Kasus Omsk

5. LEHER

Dekstra Pemeriksaan Sinistra

Pembesaran (-) Tiroid Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar submental Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar submandibula Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar jugularis superior Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar jugularis media Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar jugularis inferior Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar suprasternal Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar supraklavikularis Pembesaran (-)

E. Resume

Anak Perempuan 5 tahun, Otore purulen telinga kiri 1 tahun, Pendengaran berkurang, Riwayat ISPA (+), MAE sinistra hiperemis, sekret purulen, membran timpani perforasi sentral.

F. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium

• Darah rutin (Hb, Hematokrit, Trombosit, Leukosit)

• Kultur dan uji resistensi sekret telinga yang sakit

• Foto mastoid

• Audiologi khusus

10

Page 11: Laporan Kasus Omsk

G. Diagnosis Banding

1. Otitis media supuratif kronis perforasi sentral AS

2. Otitis media akut stadium perforasi (sentral) AS

H. DiagnosaKerja

Otitis media supuratif kronis perforasi sentral AS

I. Terapi

Non- Medikamentosa :

• Hindari telinga kemasukan air

• Menutup telinga dengan kapas saat mandi

• Mencegah kekambuhan ISPA

Medikamentosa :

• Clavamox 2 dd 1 cth

• Sol H2O2 1% 3 dd III gtt

• Ambroxol tab 3 dd ½ tab

• Paracetamol 3 dd 1 tab

11

Page 12: Laporan Kasus Omsk

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI

Gambar. Anatomi Telinga Manusia

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari auricula atau daun telinga dan meatus acusticus

externus atau liang telinga sampai membrana timpani.

12

Page 13: Laporan Kasus Omsk

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.Liang telinga berbentuk

huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga

bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½ - 3 cm.Pada

sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen(modifikasi

kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada

seluruh kulit liang telinga.Pada duapertiga bagian dalamnya sedikit dijumpai kelenjar

serumen.

Membrana timpani adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan

puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya bulat. Penting

untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang

mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampauibatas atas membrana

timpani, dan bahwa ada bagian hipo timpanum yang meluas melampaui batas bawah

membrana timpani. Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian

luar, lapisan fibrosa di bagian tengah di mana tangkai maleus dilekatkan dan lapisan

mukosa bagian dalamlapisan fibrosa tidak terdapat diatas prosesus lateralis maleus dan

ini menyebabkan bagian membrana timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi

lemas (flaksid).

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut

sebagai umbo.Dari umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of light) kearah bawah,

yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane timpani

kanan.Refleks cahaya ialah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membran

timpani.Pada membrane timpani terdapat 2 macam serabut, yaitu sirkuler dan

radier.Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut.

Gambar. Membran timpani

13

Page 14: Laporan Kasus Omsk

Telinga Tengah (Auris Media)

Telinga tengah yang terisi udara dapat dibayangkan sebagai suatu kotak dengan

enam isi. Dinding posteriornya lebih luas daripada dinding anterior sehingga kotak

tersebut berbentuk baji. Promontorium pada dinding medial meluas ke lateral ke arah

umbo dari membran timpani sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian tengah.

Telinga tengah berbentuk kubus dengan:

Batas luar : membran timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)

Batas belakang: auditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis

Batas atas : tegmen timpani (meningen/ otak)

Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah, kanalis semi sirkularis horizontal,

kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round

window), dan promontorium.

Dinding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fossa kranii media.

Pada dinding bagian atas dinding posterior terdapat auditus ad antrum tulang mastoid

dan dibawahnya adalah saraf fasialis. Otot stapedius timbul pada daerah saraf fasialis

dan tendonnya menembus melalui suatu piramid tulang menuju ke leher stapes. Saraf

korda timpani timbul dari saraf fasialis di bawah stapedius dan berjalan ke lateral depan

menuju inkus tetapi di medial maleus, untuk keluar dari telinga tengah lewat sutura

petrotimpanika. Korda timpani kemudian bergabung dengan saraf lingualis dan

menghantarkan serabut-serabut sekretomotorik ke ganglion submandibularis dan

serabut-serabut pengecap dari duapertiga anterior lidah.

Dasar telinga tengah adalah atap bulbus jugularis yang berada di sebelah

superolateral menjadi sinus sigmoideus dan lebih ke tengah menjadi sinus transversus.

Keduanya adalah aliran vena utama rongga tengkorak. Cabang aurikularis saraf vagus

masuk ke telinga tengah dari dasarnya. Bagian bawah dinding anterior adalah kanalis

karotikus. Di atas kanalis tersebut, muara tuba eustakius dan otot tensor timpani yang

menmpati daerah superior tuba kemudian membalik, melingkari prosesus

kokleariformis dan berinsersi pada leher maleus.

Bangunan yang paling menonjol pada dinding medial adalah promontorium

yang menutup lingkaran koklea yang pertama. Saraf timpanikus berjalan melintas

14

Page 15: Laporan Kasus Omsk

promontorium. Kanalis falopii bertulang yang dilalui saraf fasialis terletak di atas

fenestra ovalis mulai dari prosesus kokleariformis di anterior hingga piramid stapedius

di posterior.

Rongga mastoid berbentuk seperti piramid dengan puncak mengarah ke kaudal.

Atap mastoid adalah fossa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fossa

kranii posterior. Sinus sigmoideus terletak di bawah dura mater pada daerah tersebut.

pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Tonjolan kanalis semi

sirkularis lateralis menonjol ke dalam antrum. Di bawah ke dua patokan ini berjalan

saraf fasialis dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui

foramen stilomastoideus di ujung anterior krista yang dibentuk oleh insersio otot

digastrikus. Dinding lateral mastoid adalah tulang subkutan yang dengan mudah dapat

dipalpasi di posterior aurikula.

Tuba eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.

Bagian lateral tuba eustakius adalah bagian yang bertulang. Sementara duapertiga

bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor timpani terletak di sebelah atas

15

Page 16: Laporan Kasus Omsk

bagian bertulang, sementara kanalis karotikus terletak di bagian bawahnya. Bagian

bertulang rawan berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk ke faring di atas otot

levator palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi pleksus faringeal

dan saraf mandibularis. Tuba eustakius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan

udara pada kedua sisi membrana timpani.

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari: Labyrinthus oseus (labirin tulang) koklea( rumah

siput ) yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah

kanalis semisirkularis). Dan Labyrinthus membranaseus (labirin membran) terdiri

dari utrikulus dan sakulus, 3 duktus semisirkularis dan duktus koklearis.Ujung atau

puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan

skala vestibuli.

Gambar. Labirin

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk

lingkaran yang tidak lengkap.Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule di

sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis)

diantaranya.Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media

berisi endolimfa.Ion dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan

endolimfa.Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibule disebut sebagai

membranevestibule ( Reissner’s membrane ) sedangkan dasar skala media adalah

membran basalis. Pada membrane ini terletak organ corti.

16

Page 17: Laporan Kasus Omsk

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane

tektoria, dan pada membrane basalis melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut

dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.

2.2Definisi OMSK

Otitis Media

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,

tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis

media supuratif dan otitis media nonsupuratif (otitis media serosa, otitis media

sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME).

“Skema pembagian otitis media”

Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu otitis media

supuratif akut (otitis media akut = OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK/

OMP). Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otitis media serosa akut

(barotrauma = aerotitis) dan media serosa kronis. Selain itu terdapat pula otitis media

spesifik, seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang

lain ialah otitis media adhesiva.

Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut Otitis Media Perforata

(OMP) atau dalam sebutan sehari-hari adalah congek. Otitis Media Supuratif Kronik

ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret

yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer

atau kental, bening atau berupa nanah.

17

Page 18: Laporan Kasus Omsk

Otitis media akut

Telinga tengah biasanya steril, meskipuun terdapat mikroba di nasofaring dan

faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknnya mikroba ke dalam

telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan antibodi.

Otitis media akut (OMA) terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini

terganggu.Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis

media.Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman kedalam

telinga tengah dan terjadi peradangan.Selain itu pencetus terjadinya OMA adalah

infeksi saluran pernapasan atas.

Pada anak, makin sering anak terserang ISPA maka makin besar kemungkinan

terjadinya OMA.Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba eustachius

yang pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.

Patologi

Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik seperti Sreptokokus

Hemolitikus, S. Aureus, Pnemokokus, selain itu kadang-kadang ditemukan juga

H.Influenza, E.Coli, streptokokus anhemolitikus, Proteus Vulgaris, dan Pseudomonas

Aurugenosa. H.infuenza sering ditemukan pada anak dibawah usia 5 tahun.

Stadium OMA

Perubahan mukosa telinga tengah, akibat infeksi dapat dibagi dalam 5

stadium.1.Stadium oklusi Eustachius, 2. Stad.hiperemis, 3.Stad.Supurasi, 4.perforasi,

5.Resolusi.keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani.

- Stadium Oklusi Tuba Eustachius.

Tanda adanya oklusi Tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani

akibat terjadinya tekanan negatif dalam telinga tengah, akibat absorbsi udara.Kadang-

kadang membran timpani (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat.Efusi

mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi.Stadium ini sukar dibedakan dengan

otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.

18

Page 19: Laporan Kasus Omsk

- Stadium Hiperemis (pre supurasi).

Pada stadium hiperemis tampak pembuluh darah yang melebar dimembran

timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemisatau edema.Sekret yang telah

terbentuk mungkin bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

- Stadium supurasi.

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel

superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen ducavum timpani, menyebabkan

membran timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien

tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri ditelinga bertambah

berat.

Apabila tekanan pus dicavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia

akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil

dan nekrosis mukosa dan submukosa.Nekrosis ini pada membran timpani terlihat

sebagai daerah yang lembek dan berwarna kekuningan. Ditempat ini akan terjadi

ruptur.

Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini,

maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar. Dengan

miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan bila ruptur maka perforasi

tidak mudah menutup kembali.

- Stadium perforasi.

Karena beberapa sebab sseperti terlambatnya pemberian antibiotika atau

virulensi kuman yang tinggi maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah

keluar dari telinga tengahke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah menjadi

tenang dan suhu badan turun.Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium

perforasi.

- Stadium resolusi.

Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-

lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang

dan kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi

19

Page 20: Laporan Kasus Omsk

akan terjadi meskipun tanpa pengobatan. OMA berubak menjadi OMSK bila perforasi

menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat

menimbulkan gejala sisa atau sequele berupa otitis media serosa jika sekret menetap

dicavum timpani tanpa terjadinya perforasi.

Gejala klinik OMA :

Bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. Pada anak yang sudah

dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di telinga, keluhan disamping suhu

tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada anak yang

lebih besar atau orang dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran

berupa rasa penuh ditelinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala

khas OMA adalah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5 C ( pasa stadium supurasi),

anak gelisah dan sukar tidur, tiba tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang kejang

dan kadang kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran

timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur

tenang.

Terapi

Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.

Pada stadium oklusi, pengobatan terutama untuk membuka kembali tuba

eustachius, sehingga tekanan negatif ditelinga tengah hilang.Untuk ini diberikan obat

tetes hidung. HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak < 12 tahun) atau HCL

efedrin 1 % dalam larutan fisiologik untuk yang berumur diatas 12 tahun dan pada

orang dewasa. Selain itu sumber infeksi harus diobati.Antibiotikka diberikan apabila

penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.

Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan

analgetika.Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau

ampisilim.Terapi awal diberikan penisilin intamuskular agar didapatkan konsentrasi

yang adekuat didalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung,

ganggguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan.Antibiotik dianjurkan

20

Page 21: Laporan Kasus Omsk

diberikan minimal selama 7 hari.Bila pasien alergi penisilin maka diberikan

eritromisin.

Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kg BB per hari, dibagi dalam 4

dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis atau eritromisin 40

mg/kgBB/hari.

Pada stadium supurasi selain diberikan antibiotika, idealnya harus disertai

dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh.Dengan miringotomi gejala

klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.

Pada stadium perforasi, sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang sekret

keluar secara berdenyut (pulsasi).Pengobatan yang diberikan adalah oabt cuci telinga

H2O2 adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup kembali

dalamwaktu 7-10 hari.

Pada stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir diliang telinga luar

melalui perforasi membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya

edema mukosa telinga tengah.Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan

sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak,

kemungkinan telah terjadi mastoiditis.Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari

telinga tengah lebih 3 minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut

Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulanatau dua

bulan,maka keadaan ini otitis media supuratif kronis (OMSK).

Komplikasi

Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses

sub-periosteal sampai komplikasi yang berat (meningitits dan abses otak).Sekarang

dengan antibiotika, komplikasi jenis itu biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari

OMSK.

2.3 Letak Perforasi

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis

OMSK. Perforasi membran timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau

atik. Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi

perforasi masih ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi

21

Page 22: Laporan Kasus Omsk

perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sakulus timpanikum. Perforasi atik

ialah perforasi yang terletak di pars flaksida.Jenis-Jenis Perforasi dapat dibagi menjadi

a. Perforasi Sentral kecil b. Perforasi Sentral (Sub Total)

c. Perforasi Atik d. Perforasi Postero Superior/ Marginal

2.4 Klasifikasi OMSK

Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis:

1. OMSK tipe Benigna

Proses peradangannya terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai

tulang.Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan

komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatoma.

2. OMSK tipe Maligna

Merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma adalah

suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Kolesteatom dapat dibagi

atas 2 tipe yaitu kongenital dan didapat.OMSK tipe maligna dikenal juga dengan

OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe maligna

letaknya di atik atau marginal, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK

dengan perforasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna.

22

Page 23: Laporan Kasus Omsk

2.5 Epidemiologi

Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi kondisi sosial,

ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, higienis dan nutrisi yang jelek. Kebanyakan

prevalensi OMSK dilaporkan pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom,

tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data

yang tersedia.

2.6 Etiologi

Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,

jarang dimulai setelah dewasa.Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring

(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba

Eustachius.

2.7 Patogenesis dan Patologi

23

Page 24: Laporan Kasus Omsk

Karena OMSK didahului OMA, maka penjelasan tentang patofisiologi OMSK,

akan dijelaskan dengan patofisiologi terjadinya OMA. OMA biasanya disebabkan oleh

Infeksi di Saluran Nafas Atas (ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan tuba

eustakius , yang sangat berperan penting dalam patofisiologi OMA pada anak berbeda

dengan orang dewasa. Tuba eustakius pada anak lebih pendek, lebih horizontal dan

relatif lebih lebar daripada dewasa.

2.8 Gejala Klinis

1. Telinga Berair (Otorrhoe)

Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan.Pada

OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering

kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan

infeksi.Keluarnya sekret biasanya hilang timbul.Pada OMSK stadium inaktif tidak

dijumpai adannya sekret telinga.Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret

telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara

luas.Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan

polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.Suatu sekret

yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2. Gangguan Pendengaran

Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.Beratnya

ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan

mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna

biasanya didapat tuli konduktif berat.

3. Otalgia (Nyeri Telinga)

Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri

dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,

terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses

otak.Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis,

subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

24

Page 25: Laporan Kasus Omsk

4. Vertigo

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat

erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan

tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat

terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin

lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga

akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi

serebelum.

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna yang perlu diperhatikan mengingat

OMSK tipe ini seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya, maka perlu

ditegakkan diagnosis dini yang menjadi pedoman yaitu adanya perforasi pada marginal

atau pada atik.Sedangkan pada kasus yang lanjut dapat terlihat adanya Abses atau fistel

retroaurikular, jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum

timpani, pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom) dan foto rontgen

mastoid adanya gambaran kolesteatom.

2.8 Diagnosis OMSK

1. Anamnesis

Gejala yang dikeluhkan diantaranya adalah otorrhoe dan supurasi kronik telinga

tengah yang umumnya bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan

encer). Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan

kolesteatoma dan produk degenerasinya. Bakteri penginfasi sekunder, seperti

stafilokokus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aeruginosa, serta sejumlah bakteri

anaerob yang merupakan bagian dari flora campuran, selalu ditemukan dalam sekret

telinga kronik. Jika sekret encer berbau busuk dan bercampur darah, maka perlu

dipertimbangkan kemungkinan keganasan.

Gejala penting lainnya adalah gangguan pendengaran, yang biasanya konduktif

namun dapat pula bersifat campuran. Nyeri tidak lazim dikeluhkan, namun jika ada

mungkin akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya duramater, atau dinding sinus

lateralis atau adanya pembentukan abses otak.

25

Page 26: Laporan Kasus Omsk

Vertigo juga merupakan gejala serius pada OMSK. Memberi kesan adanya

fistula, akibat erosi pada labirin tulang paling sering pada kanalis semisirkularis

horizontal.

Pedoman klinik OMSK tipe bahaya adalah perforasi pada marginal atau pada

atik. Sedangkan pada kasus lanjut dapat terlihat, abses atau fistel retroaurikuler, polip

atau jaringan granulasi diliang telinga luar yang berasal dari dalam serta terlihat

kolesteatoma pada telinga tengah.

2. Pemeriksaan otoskopi

Ototskopi dilakukan untuk melihat perforasi, letaknya dan jenisnya, sekret yang keluar,

serta ada tidaknya komplikasi kolesteatoma.

3. Pemeriksaan audiologi

Untuk memeriksa fungsi pendengaran yakni dengan : (1) tes penala, (2) tes berbisik, (3)

Audiometri nada murni.

4. Pemeriksaan radiologi

Radiologi konvensional, foto polos radiologi, posisi Schüller berguna untuk melihat

struktur-struktur telinga tengah. Dan pemeriksaan CT scan dapat lebih efektif

menunjukkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma.

26

Page 27: Laporan Kasus Omsk

2.9 Penatalaksanaan

Terapi OMSK

Terapi OMSK sering memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang,

karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini

antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu:

a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah

berhubungan dengan dunia luar.

b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.

c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.

d. Gizi dan higiene yang kurang.

Tipe Benigna

Prinsip terapinya ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret

yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3

% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan

memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid.

Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga

dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1

atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika

dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin). Pada

infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resistensi terhadap ampisilin, dapat

diberikan ampisilin asam klavulat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama 2

bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan

untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang

perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih

berat, serta memperbaiki pendengaran.

27

Page 28: Laporan Kasus Omsk

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya

infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga

perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

Tipe Maligna

Prinsip terapi ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa

timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi

sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal

retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian

dilakukan mastoidektomi.

Jenis Pembedahan pada OMSK

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada

OMSK dengan mastoiditis kronik, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:

a. Mastoidektomi sederhana

Indikasi : Dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan

konservatif tidak sembuh. Dengan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid

dari jaringan patologik. Tujuan : Agar infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada

operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

b. Mastoidektomi radikal

Dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah

meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua

jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan

rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu

ruangan.

Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan mencegah

komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya.

Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya tidak terjadi infeksi kembali.

28

Page 29: Laporan Kasus Omsk

c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak

kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga

direndahkan. Tujuan operasi ialah membuang semua jaringan patologik dari rongga

mastoid, dan mempertahankan pendengaranyang masih ada.

d. Miringoplasti

Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga dengan nama

timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuannya

adalah mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan

perforasi menetap. Dilakukan pada OMSK benigna yang sudah tenang dengan ketulian

ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.

Komplikasi : Infeksi, Kegagalan graft, Kondroitis, Trauma nervus korda timpani, Tuli

sensorineural dan vertigo, Peningkatan tuli konduksi, Stenosis kanal auditori eksternal.

e. Timpanoplasti

Indikasi : Dilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih berat atau OMSK

benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa.

Tujuan : Untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi

ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi

tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang

dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.

Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani

dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak

jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap dengan jarak waktu 6 sampai

dengan 12 bulan.

f. Timpanoplasti dengan Pendekatan ganda (Combined approach tympanoplasty)

Merupakan teknik operasi yang dilakukan pada kasus Maligna dan Benigna dengan

jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta

memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa

meruntuhkan dinding posterior liang telinga).

29

Page 30: Laporan Kasus Omsk

Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani, dikerjakan

melalui dua jalan (cobined approach), yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid

dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik operasi ini dilakukan pada OMSK

maligna belum disepakati oleh para ahli, karena sering terjadi kekambuhan

kolesteatoma.

Komplikasi operasi pada mastoidektomi dan timpanoplasti dibagi berdasarkan

komplikasi segera dan komplikasi lambat. Komplikasi segera termasuk parese nervus

fasialis, kerusakan korda timpani, tuli saraf, gangguan keseimbangan, fistel labirin,

trauma pada sinus sigmoid, bulbus jugularis, likuor serebrospinal.Infeksi pasca-operasi

juga dapat dimasukkan sebagai komplikasi segera.

Komplikasi lambat termasuk kolesteatoma rekuren, reperforasi, lateralisasi

tandur, stenosis liangg telinga luar, displasi atau lepasnya prostesis tulang pendengaran

yang dipasang.Pada kebanyakan, kasus trauma nervus fasialis tidak disadari pada waktu

operasi.

Trauma nervus fasialis yang paling sering terjadi adalah pada pars vertikalis

waktu melakukan mastoidektomi, bisa juga terjadi pada pars horizontal waktu

manipulasi daerah di dekat stapes atau mengorek daerah bawah inkus baik dari arah

mastoid ataupun dari arah kavum timpani. Trauma dapat lebih mudah terjadi bila

tpografi daerah sekitarnya sudah tidakdikenali dengan baik, misalnya pada kelainan

letak kongenital, jaringan parut karena operasisebelumnya, destruksi kanalis fasialis

karean kolesteatoma.

Derajat parese harus ditentukan, paling sederhana adalah menurut klasifikasi

House- Bregmann.Sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG untuk melihat derajat

kerusakan padasaraf dan menentukan prognosis penyembuhan spontan.

Trauma operasi terhadap labirin sukar diketahui dengan segera, sebab vertigo

pascaoperasidapat terjadi hanya karena iritasi selam operasi, belum tentu karena cedera

operasi.Trauma terhadap labirin bisa menyebabkan tuli saraf total.Manipulasi di daerah

aditus adantrum dan sekitarnya pada lapangan operasi yang ditutupi oleh jaringa

kolesteatoma danmatriks koleteatoma dapat menyebabkan fistel labirin.

Trauma terhadap tulang pendengaran diperkirakan akan memperbuuk sistem

konduksitelinga tengah sedapat mungkin langsung rekonstruksi. Trauma terhadap

dinding sinus danduramater sehingga terjadi perdarahan dan bocornya cairan otak, bila 30

Page 31: Laporan Kasus Omsk

tidak luas dapatditungggu sebentar dan langsung ditutup dengan tandu komposit

sampai kebocoran berhenti.Trauma pada sinus lateralis, sinus sigmoid, bulbus jugularis,

dan vena emissari dapatmenyebabkan perdarahan besar.

Komplikasi otitis media terjadi apabila sawar darah pertahanan telinga tengah

yang normal dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke seluruh struktus

disekitarnya.Pertahanan pertama ini ialah mukosa kavum timpani yang juga seperti

mukosa seperti mukosa saluran napas, mampu menglokalisasi infeksi.Bila sawar ini

runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid.

Bilasawar ini runtuh, maka struktur lunakdisekitarnya akan terkena. Runtuhnya

periostium akan menyebabkan terjadinya abses periosteal, suatu komplkasi yang relatif

tidak berbahaya. Apabila infeksi mengarah kedalam, ke tulang temporal, maka akan

menyebabkan parese n.fasialis atau labirinitis. Bila kearah kranial, akan menyebabkan

abses ekstradural, tromboflebitis sinus lateralis, meningitis dan abses otak.

Bila sawar tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu

terbentuknya jaringan granulasi.Pada otitis media supuratif akut atau eksaserbasi akut

penyebaran biasanya melalui osteotromboflebitis (hematogen).Sedangkan pada kasus

yang kronis, penyabaran terjadi melalui erosi tulang.Cara penyebaran lalainnya ialah

toksi masuk melalui jalan yang sudah ada, misalnya melalui fenestra rotundum, meatus

akustikus internus, duktus perilimfatik dan duktus endolimfatik.Dari gejala dan tanda

yang ditemukan, dapat diperkirakan jalan penyebaran suatu infeksi telinga tengah ke

intrakranial.

2.10 KOMPLIKASI

Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena

komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan kematian.Tendensi

otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang

menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang

efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan

pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi

akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan

komplikasi.31

Page 32: Laporan Kasus Omsk

Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut

dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom.Adams dkk (1989) mengemukakan

klasifikasi sebagai berikut :

1. Komplikasi telinga tengah

a. Perforasi persisten membrane timpani

b. Erosi tulang pendengaran

c. Paralisis nervus fasial  

2. Komplikasi telinga dalam

a. Fistel labirin

b. Labirinitis supuratif

c. Tuli saraf ( sensorineural)

3. Komplikasi ekstradural

a. Abses ekstradural

b. Trombosis sinus lateralis

c. Petrositis

4. Komplikasi ke susunan saraf pusat

a. Meningitis

b. Abses otak

c. Hindrosefalus otitis

32

Page 33: Laporan Kasus Omsk

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Boies, Higler.Boies Buku Ajar Penyakit THT.Edisi 6.Jakarta: EGC.

1997.

Helmi.Otitis Media Supuratif Kronis. Edisi Pertama. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI. 2005.

Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah Dan Mastoid.

Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6.

Jakarta: EGC. 1997.

Soepardi, Efiaty Arsyad dkk.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala Leher edisi 6.Jakarta: FKUI. 2007.

33