Laporan Kasus Hipertensi 2014
-
Upload
celine-martino -
Category
Documents
-
view
217 -
download
11
description
Transcript of Laporan Kasus Hipertensi 2014
Laporan Kasus Hipertensi
dengan Pendekatan Dokter KeluargaIlmu Kesehatan Masyarakat – Skillab Family Folder
Arif Nurkalim
10.2011.257
Selasa, 20 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010
( Tutor: dr. Linda ) ( Penguji )
PUSKESMAS Kelurahan Grogol II
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2011
Pendahuluan
Hipertensi merupakan salah satu penyakit non infeksi yang masih banyak diderita
oleh masyarakat luas. Baik dari social ekonomi tinggi maupun yang rendah. Hipertensi
juga merupakan penyakit keturunan sehingga sulit pula membasminya walaupun telah
diketemukan berbagai obat untuk mengontrol tekanan darah penderita. Selain itu, banyak
komplikasi yang dihasilkan dari suatu keadaan hipertensi, antara lain gangguan
penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral
(otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma. Sebelum bertambah parah
dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke. Mencegah
lebih baik dari pada mengobati. Angka kejadian hipertensi masih memiliki angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Berangkat dari latar belakang bahaya dan banyaknya angka kejadian hipertensi di
Indonesia ini,maka diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai hipertensi dilihat dari
sisi kesehatan masyarakat.
Hipertensi memiliki banyak komplikasi apabila tidak tertangani dengan baik. Yang
menjadi permasalahan ialah adakah hubungan dari pola hidup keluarga dengan kesehatan
pasien hipertensi dipantau dari sisi kedokteran keluarga.
Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas,
diharapkan dapat menambah wawasan mengenai hipertensi yang ada pada kasus di
lapangan. Kasus di lapangan dapat saja memiliki variasi dan sedikit berbeda dengan teori
yang ada, namun dengan sedikit dasar, penanganan terhadap hipertensi ini tidak lagi asing
dan diharapkan dapat menurunkan prevalensi hipertensi yang semakin meningkat. Dengan
mengetahui kejadian hipertensi di lapangan, diharapkan menambah pengetahuan yang
lebih baik mengenai hipertensi ditinjau dari sisi kemasyarakatannya.
Hasil Kunjungan Kasus
Puskesmas : Kelurahan Grogol II
Nomor Register :
Data Riwayat Keluarga :
I. Identitas Pasien
a. Nama : H.Katma
b. Umur : 75 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : Dagang
e. Pendidikan : Sekolah Dasar
f. Alamat :B.Kamal Rt.6 Rw 01 No.39
II. Riwayat Biologis Keluarga
a. Keadaan kesehatan sekarang : baik
b. Kebersihan perorangan : baik
c. Penyakit yang sering diderita : Hipertensi
d. Penyakit keturunan : tidak ada
e. Penyakit kronis / menular : tidak ada
f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
g. Pola makan : baik
h. Pola istirahat : baik
i. Jumlah anggota keluarga : 5 orang
III. Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk
: makan sate kambing, minum kopi
susu
b. Pengambilan keputusan : keluarga
c. Ketergantungan obat : tidak ada
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : kedokter RS, puskesmas untuk
control hipertensi
e. Pola rekreasi : baik
IV. Kedaan rumah / lingkungan
a. Jenis bangunan : permanen
b. Lantai rumah : keramik
c. Luas rumah : ± 8x12 m2
d. Penerangan : baik
e. Kebersihan : baik
f. Ventilasi : baik
g. Dapur : ada
h. Jamban keluarga : ada
i. Sumber air minum : ledeng, air pam
j. Sumber pencemaran air : tidak
k. Pemanfaatan pekarangan : tidak
l. Sistem pembuangan limbah : ada
m. Tempat pembuangan sampah : ada
n. Sanitasi lingkungan : baik
V. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah : baik
b. Keyakinan tentang kesehatan : baik
VI. Keadaan Sosial Keluarga
a. Tingkat pendidikan : sedang
b. Hubungan antar anggota kel : baik
c. Hubungan dengan orang lain : baik
d. Keadaan organisasi sosial : baik
e. Keadaan ekonomi : sedang
VII. Kultur Keluarga
a. Adat yang berpengaruh : pasien dari sumedang,
istri dari sumedang
b. Lain-lain : tidak ada
VIII. Daftar anggota keluarga
H. Kasih istri : 64 tahun
Sasmawati : 48 tahun
Nani Yuningsih : 45 tahun
Mualimin Mulyana : 43 tahun
Malwan : 40 tahun
Imas semeisaroh : 35 tahun
IX. Keluhan utama :
Pusing pusing
X. Keluhan tambahan :
Sudah mulai lupa ingatan
XI. Riwayat penyakit sekarang
Sejak 5 tahun os menderita hipertensi, os sering mengeluh pusing-pusing, jika
merasa pusing os pergi ke rumah sakit, dan setiap bulan os control ke puskesmas
untuk cek hipertensi. Os pernah cuci darah dua kali dikarenakan tekanan darah os
pernah mencapai 300 mmHg, hal ini dikarenakan os sering mengkonsumsi daging
kambing dan minum kopi susu, tapi saat ini kebiassan os sudah dirubah dengan
mengkonsumsi daging sapi dan minum susu atau teh saja.
XII. Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi
XIII. Pemeriksaan fisik: Tekanan darah 150/110
XIV. Diagnosis penyakit: Hipertensi
XV. Diagnosis keluarga: Sehat
XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit
a. Promotif :
Edukasi bagi penderita dan keluarga mengenai :
1. Olah raga teratur
2. Kurangi makan garam atau daging kambing
3. Rutin periksa tekanan darah
4. Hindari stress
5. Hindari makanan mengandung kolesterol dan lemak tinggi
6. Kurangi mengkonsumsi kopi susu
b. Preventif :
1. Pola makan sehat
2. Mengurangi garam
3. Memelihara berat badan ideal
4. Aktif secara fisik
5. Batasi penggunaan maupun minum alkohol
6. Berhenti merokok
c. Kuratif
KASUS : Puskesmas memberikan Catopril dan Ctm. Catopril untuk
mengendalikan tekanan darah. Ctm untuk obat tidur.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
3. Ciptakan keadaan rileks
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini, antara lain :
Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita
diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia
(kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.
Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
d. Rehabilitatif :
Hindari faktor penyebab
XVII. Prognosis :
Penyakit : dubia ad bonam
Keluarga : dubia ad bonam
Masyarakat : dubia ad bonam
XVIII. Resume:
Kesadaran os untuk memeriksa tekanan darah seminggu 1x sudah baik. Akan tetapi
perilaku bapak yang suka makan daging kambing, minum kopi susu yang
mencetuskan timbulnya hipertensi, bila tidak dijaga maka akan teruh kambuh
hipertensinya.
Kesimpulan dan Saran
Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari Selasa, 07 July 2014,
dengan pasien H.Katma. Diagnosis kerja ialah hipertensi. Pasien telah mendapatkan
pengobatan yang teratur dari upaya kesehatan Puskesmas. Karena itu, perlu juga
peninjauan pasien dari sisi keluarga dan lingkungan sekitar dalam menentukan prognosis
pasien ini.
Keadaan pola makan yang tidak baik merupakan faktor penyebab hipertensi pada
H.Katma dan kesadaran untuk merubah pola makan yang tidak baik sudah os lakukan
dengan tidak makan daging kambing tapi dengan makan daging sapi.
Saran yang dapat diberikan ialah :
1. Hindari stress
2. Kurangi makanan asin atau garam
3. Berolahraga teratur
4. Hindari makanan mengandung lemak dan kolesterol tinggi
5. Rutin periksa tekanan darah
Seorang wanita 38 tahun memiliki riwayat keluarga hipertensi. Kini wanita tersebut
menderita hipertensi. Hipertensi mencuat ketika ibu ini memulai sebuah keluarga baru. Ibu
berusia lebih tua 2 tahun dari suami. Suami terlihat orang yang santai menjalani hidup
sehingga ibu ini selalu mengambil keputusan dalam keluarga. Sang ibu menjadi pusing dan
memikirkan terus keadaan ekonominya karena sang suami hanya bekerja sebagai kuli
bangunan yang penghasilannya tidak menentu. Sang ibu pun bekerja sebagai buruh cuci
gosok untuk membantu ekonomi keluarga. Namun usia anak-anaknya terus bertambah dan
anak pertama akan segera masuk sekolah dasar. Sang ibu mengiginkan kehidupan yang
lebih baik. Punya rumah sendiri. Karena rumah yang ditempati sekarang kontrak. Dan
keluarga ini tidur bersama di kamar kontrakan yang seluas 4x1/2 m2. Memasak di tempat
tersebut. Menjemur pakaian pun di dalam kamar itu. Jamban di gunakan bersama-sama
penghuni kontrakan, ventilasi sangat minim. Syukurlah, ibu ini rajin pergi ke
PUSKESMAS yang di sediakan pemerintah untuk pelayanan kesehatan. Kedua anaknya
mendapatkan imunisasi dengan baik. Sang ibu pun dapat memeriksa tekanan darah secara
rutin dan mendapat obat gratis dari PUSKESMAS.
Daftar Pustaka
1. Diunduh dari : resources.unpad.ac.id, Perencanaan penyuluhan penyakit tidak menular
di masyarakat, 08 Juli 2014.
2. Diunduh dari : www.hypertensionprevention.com, Hipertensi Pencegahan Dalam 6
Langkah, 08 Juli 2014.
3. Diunduh dari : www.rsbk-batam.co.id, Hipertensi. 08 Juli 2014.