Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

24
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA NY ” M” DENGAN HIPERTENSIDI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG A. PENGKAJIAN I. Identitas a. Identitas klien ma : Ny ” M” Umur : 68 th Agama : Islam Suku : Jawa Status Pernikahan : Menikah Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Alamat : panti tresna werdha teratai Km 5 Tgl masuk wisma : 23 Februari 2005 Tgl pengkajian : 03 Agustus 2012 II. Alasan Masuk Panti Klien merasa dirinya sudah tua dan sudah tidak bisa banyak membantu dan klien tidak mau menjadi beban hidup keluarganya,sedangkan klien tinggal bersama adik iparnya yang hanya bekerja sebagai tukang becak dan kehidupan ekonominya tidak mencukupi oleh karena itu klien minta kepada adik iparnya agar membawa klien kepanti jompo III. Riwayat kesahatan a. Keluhan utama Klien mengatakan seringa merasakan nyeri kepala dan pusing b. Riwayat Kesehatan Sekarang Kondisi kesehatan klien mulai menurun, klien lansia mengalami kesulitan untuk mengingat kejadian dalam jangka panjang, penglihatan dan pendengaran klien mulsi berkurang. Dan klien

description

ASKEP HIPERTENSI

Transcript of Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

Page 1: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA NY ” M” DENGAN HIPERTENSIDI PANTI

TRESNA WERDHA TERATAIPALEMBANG

A.    PENGKAJIANI.       Identitas

a.    Identitas klienNama                    : Ny ” M”

Umur                    : 68 thAgama                  : IslamSuku                     : JawaStatus Pernikahan : MenikahPendidikan            : SDPekerjaan              : IRTAlamat                  : panti tresna werdha teratai Km 5Tgl masuk wisma : 23 Februari 2005Tgl pengkajian      : 03 Agustus 2012

II.         Alasan Masuk PantiKlien merasa dirinya sudah tua dan sudah tidak bisa banyak membantu dan klien tidak mau menjadi beban hidup keluarganya,sedangkan klien tinggal bersama adik iparnya yang hanya bekerja sebagai tukang becak dan kehidupan ekonominya tidak mencukupi oleh karena itu klien minta kepada adik iparnya agar membawa klien kepanti jompo

III.             Riwayat kesahatana.   Keluhan utama

                        Klien mengatakan seringa merasakan nyeri kepala dan pusing

b.   Riwayat Kesehatan SekarangKondisi kesehatan klien mulai menurun, klien lansia mengalami kesulitan untuk mengingat kejadian dalam jangka panjang, penglihatan dan pendengaran klien mulsi berkurang. Dan klien mulai mengalami kesulitan dalm melakukan aktivitas sehari – hari, dikarenakan sendi dan tulang – tulangnya sering terasa linu dan nyeri.

c.    Riwayat Kesejahatan terdahuluSejak muda klien termasuk orang yang aktif dan jarang sakit. Klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang tergolong serius dan klien tidak pernah dirawat dirumah sakit.

d.   Riwayat kesehatan keluarga

Page 2: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

Didalam keluarga klien tidak terdapat riwayat penyakit infeksi, menular dan menahun lainnya. Anak dan suami klien meninggal bukan terkena penyakit tapi dikarenakan kecelakaan lalu lintas.

IV.             Riwayat Psikologis – sosial – Spiritual

a.      Psikologis1.         Harga diriKlien mengatakan malu dengan dirinya sendiri dan orang lain   karena hidup didalam rumah panti jompo

2.         Ideal diriKlien mengatakan ingin pulang kerumahnya tapi klien tidak mengetahui keberadaan keluarganya

3.         Gambaran diriklien tidak mampu mengingat keluarga dan alamat tempat tinggalnya terdahulu, serta  Klien dapat menerima bentuk dan keadaan tubuhnya apa adanya

b.      Hubungan sosial1.      Hubunga antar keluarga

Klien tidak mengetahui akan keluarganya, klien masuk panti tampa ada keluarga yang mengetahuinya  

2.      Hubungan dengan orang lainKlien hanya berdiam dan sering menyendiri dan tidak mau berkumpul dengan orang lain disekitarnya dan klien jarang berkomunikasi dengan klien lainnya walaupun duduk bersampingan.

c.       Spiritual  / kultural1.      Pelaksanaan ibadah

Klien sangat menyakini agamanya dan  klien sering melaksanakan ibadah jum’at tapi tidak melaksanakan ibadah 5 waktu 

2.      Kegiatan tentang kesehatanKlien sadar bahwa keadaan kesehatannya sudah menurun, dimana klien mengetahui pengelihatan kabur, kulit keriput akibat factor penuaan.

V.               Pola Aktivitas Sehari – hari

No Kegiatan Sebelum masuk wisma Sesudah masuk wisma

1. Pola Nutrisi

-       Makan Klien makan 3x sehari dengan menu seadanya, nafsu makan baik, porsi makan habis

Klien minum ± 3 – 4

Klien makan 3x sehari, menu lengkap disertai snack tambahan, nafsu makan klien lansia baik, porsi makan habis.

Klien minum ± 3-4 gelas perhari, disertai

Page 3: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

2.

-       Minum

-   BAB

gelas perhari (± 1000 cc)

Klien BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi feces padat lunak, warna feces kuning kecoklatan.

satu gelas susu setiap pagi (±1200cc).

Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi feces padat lunak, warna feces kuning kecoklatan.

3

4

5

Pola aktivitas

Pola Istirahat

Personal Hygiene-       Mandi

Cuci Rambut

-       Ganti pakaian

Klien BAK 3-4 x sehari, warna urine kuning jernih (±1000cc)

Klien mengalami kesulitan dlm melakukan aktivitas sehari terutama aktivitas yang cukup berat, hal ini dikarenakan penglihatan klien yang berkurang dan keadaan tubuh klien yang sudah tidak kuat lagi.

Klien tidak terbiasa tidur siang, klien tidur malam ±6-8 jam/hari

Klien mandi 1-2 x sehari secara mandiri tanpa bantuan

Klien cuci rambut 1-2x sehari secara mandiri tanpa bantuan

Klien ganti pakaian 2x sehari secara mandiri tanpa bantuan

Klien BAK 3-4 x sehari, warna urine kuning jernih (±1000cc)

DiWisma Tresna Werdha Warga Tama klien diberikan alat bantu untuk melihat seperti kaca mata, klien hanya melakukan aktivitas ringan saja, dan selebihnya dibantu oleh orang lain.Di Wisma klien tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam ± 6-8 jam/hariKlien mampu mandi sendiri 2x sehari tanpa bantuan

Klien mampu cuci rambut sendiri 2x sehari tanpa bantuan

Klien mampu ganti pakaian sendiri 2x sehari tanpa bantuan

Page 4: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

VI.              Pemeriksaan Fisika.       Tanda – tanda Umum

Kesadaran                                : Compoginentis                                      : 86x/mnt                                      : 36,3 °c                                      : 26x/mnt                                    : 190/100 mmhg                                    : 43 kg                           : kesulitan untuk mengingat kejadian kejadian dalam jangka waktu yang lama yang baru saja

terjadi:.b.      Tanda – tanda Klinis1.      Kepala

Bentuk                  : SimetrisWarna Rambut      : Hitam, Keputih – putihan

: Cukup bersih tidak terdapat ketombe: Tenang

2.      MataBentuk                  : Simetris

: Terdapat gangguan melihat jarak jauhPupil                     : IsokorSklera                    : An – IkterikKonjugtiva            : An – Anemis

3.      TelingaBentuk                  : SimetrisPendengaran         : Terdapat gangguan pendengaran

: Cukp bersih, tidak terdapat serumen berlebihan4.      Hidung

Bentuk                  : SimetrisPenciuman             :Tidak terdapat gangguan penciuman, dapat membedakan bau.

5.      Mulut dan tenggorokan                      : Seluruh gigi klien sudah tanggal, klien

menggunakan gigi palsuBibir                                     : Kering dan pecah – pecahKebersihan                           : Cukup bersih

6.      LeherBentuk                                : Simetris

                         : Gerakan klien terbts dikarnakan penurunan tonus otot                       : Cukup bersih, tidak ditemukan adanya

Distensi vena jugularis7.      Kulit

Turgor                                : an – elastis ( penurunan elastisitas kulit)Warna kulit                        : Sawo MatangPenyakit kulit                                 : Tidak ditemukan adanya penyakit kulit

                         : Ditemukan adanya Hiperpigmentasi padaKulit terutama pada wajah dan Ekstremitas

Page 5: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

8.      Dada dan paru - paruBentuk                              : SimetrisFrekuensi pernapasan       : 26x/mnt

Sesak nafas                                          : Klien kadang sesak napas saat melakukanaktivitas berat

Batuk                                : Batuk ( + )Sputum                              : Sputum ( - )

9.      CardiovascularFrekuensi Nadi                  : 86x/mnt

Irama Jantung                   : Tidak terdapat abnormalisasi  bunyi                          jantung

Oedema Perifer                 : Tidak ditemukan adanya Oedema Perifer10.  Abdomen

Bentuk                                : SimetrisKeadaan                              : Lemas – datar

   Nyeri                                  : Nyeri (-) pada abdomenBising Usus                         : Bising usus normal, 12x/mntHati                                     : Tidak terasa adanya pembesaran hati

11.  System syarafAktivitas motorik               : Aktivitas motorik klien lambat, klien tidak

 melakukan aktivitas berat                       : Klien agak lambat melakukan / menerima

 respon yang diterima                       : Tonus otot klien menurun seiring dengan

 pertambahan usia.12.  Extremitas

                       : Aktivitas atau pergerakan klien mengalamipenurunan  dikarenakan adanya penurunan tonus otot

                        : Aktivitas atau pergerakan klienMengalami penurunan dikarenakan Penurunan tonus otot.

c.       Data Penunjang-          Segi Psikososial

Klien lansia menunjukan tanda – tanda meningkatnya ketergantungan fokus – fokus diri lansia bertambah, memperlihatkan semakin sempitnya perhatian, membuktikan bukti nyata akan kasih sayang yang berlebihan.

d.      Theraphy1.      Memenuhi kebutuhan fisik klien lansia2.      Peningkatan keamanan dan keselamatan lansia dengan menciptakan Lingkungan yang

menunjang3.      Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif4.      Mengurangi ketergantungan klien lansia5.      Mencegah komplikasi penyakit dengan tindakan – tindakan preventif, spt :

Page 6: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

-  Nutrisi                    : Makanan + Suplemen tambahan-  Personal Hygiene   : Mandi, cuci rambut, ganti pakaian

-       Alat – alat bantu Persepsi sensorik, spt : Alat bantu penglihatan dan pendengaran

B. ANALISA DATA

NO Data Kemungkinan Penyebab

Masalah

1. Ds :-       Klien mengatakan nyeri

kepala sampai kel leher-       Klien mengatakan sering

pusing apabila timbul nyriDo :

-       Skala neri 5-       Karakteristik hilang timbul-       Klien tampak memegangi

leher bagian belakang Nadi      : 86x/mntSuhu         : 36,3 °cRR           : 26x/mntT/D      : 190/100 mmhg

Ds :-       Klien mengatakan badan

lemas dan kepala pusingDo :

-       Aktivitas di bantu-       Keadaan umum lemah

Otak

Resistensi

pembuluh.darah otak

Tekanan.pembuluh darah

otak

Nyeri kepala

Gangguan rasa nyaman/nyeri

Gangguan rasa nyaman/Nyeri

Intoleransi aktivitas

Page 7: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

2.

-

Hipertensi

Pembluh darah

Sistemik

Vasokontriksi

Afterload terjadi peningkatan

COP mengalami penurunan

Intolerasnsi aktivitas

C. PRIORITAS MASALAH1.   Gangguan rasa nyaman/Nyeri2.   Intoleransi aktivitas

D.    DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Gangguan rasa nyaman/nyeri beruhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral

Page 8: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum,   ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan oksigen

Page 9: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

Rencana Keperawatan

Nama      : Ny “ M “Umur      : 68 thn

No

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1.

2.

Gangguan rasa nyaman/nyeri beruhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebralDs :

-       Klien mengatakan nyeri kepala sampai kel leher

-       Klien mengatakan sering pusing apabila timbul nyriDo :

-       Skala neri 5-       Karakteristik hilang

timbul-       Klien tampak memegangi

leher bagian belakang Nadi      : 86x/mntSuhu         : 36,3 °cRR           : 26x/mntT/D      : 190/100 mmhg

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum,  ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan

Setelah di lakukan tindaka keperawatan 1x24 jam lansia mengatakan nyeri berkurang dan terkontrolDengan criteria hasil :

       Skala nyeri normal

       Klien tampak tenang

       TTV normal

-    TD : 140/60

-    S : 36,5 C-    RR : 27

x/menit-    N :

120x/menit

        Mempertahankan tirah baring selama fase akut.

         Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.

         Hilangkan/ minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, mis: mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

         Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

         Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut

1.      Meminimalkan stimulus/ meningkatkan relaksasi.

2.      Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebaral dan yang memperlambat/ memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasiny

3.      Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.

4.      Pusing dan peningkatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural

5.      Meningkatkan kenyamanan umum.

4.   Menurunkan/ mengontrol nyeri dan menurunkan Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji

1.      respons fisiologi terhadap stres aktivitas dan; bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

2.      Teknik menghemat energi mengurangi

Page 10: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

oksigen.Ds :

-        Klien Mengatakan sulit sulit melakukan aktivitas sehari – hari terutama aktivitas yang berat

-       Klien mengatakan merasakan nyeri dan linu pada extremitas terutama ekstremitas bagian bawah Setelah

dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam di harapkan klien dapat melakukan aktivitas lagi dengan criteria hasil

 Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ diperlukan.

 Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

 Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intolerasi fisiologi.

yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan.

         Berikan sesuai indikasi : obat analgesik

1.      Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan.

2.      Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, mis: menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan perlahan.

3.      Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri bertahap jika dapat

penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3.      Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja.

Page 11: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

No Tanggal No. Dx Implementasi Respon Paraf

1.

2.

03 Agt 21012

08.00

03 Agt 21012

08.00

1.   Mengajarkan dan menganjurkan teknik manajemen nyeri

2.   Dengan menarik nafas melaui hidung sambil menyebutkan dalam hati

3.   Mengobservasi skla nyeri dan lokasi nyeri

4.   Melakukan pijatan masase yang lembut

5.   Menganjurkan klien untuk istirahat tanpa bantal

1.   Mengajarkan klien untuk banyak istirahat

2.   Memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas

3.   Mengukur tanda-tanda vital

4.      Klien mengerti tentang apa yang di ajarkan

5.      Klien mengatakan skala nyeri dan lokasi nyeri pada bagian kepala

6.      Klien tampak rileks dan mengatakan nyeri berkurang

7.      Klien merasa nyaman

8.      Klien menganggukan kepala dan mengatakan iya

1.   Klien menggunakan waktunya untuk istirahat

2.   Klien menggunakan alat bantu sementara untuk melakukan aktiviata

3.   TTV normal-       TD : 140/60-       S : 36,5 C

Page 12: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

- -       RR : 27 x/menit-       N : 120x/menit

Page 13: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2
Page 14: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2
Page 15: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

Evaluasi Keperawatan

NoTanggal No. diagnosa Evaluasi Paraf

1.

2.

03 Agt 2012

10.00 wib

03 Agt 2012

10.00 wib

1

2

S : Klien mengatakan nyeri kepala berkurang

O : skala nyeri berkurang ( 2)

4.       TTV normal-       TD : 140/60-       S : 36,5 C-       RR : 27 x/menit-       N : 120x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : klien mengatakan dapat melakukan aktivitas seperti biasa

O : -  Sebagian aktivitas klien lansia dibantu

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Page 16: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

BAB IVPEMBAHASAN

           

Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

Page 17: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

Institut Nasional Jantung, Paru, dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita

hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus

dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Brunner

and Suddart , 2002).

Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan

menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular. Karenanya, kontrol tekanan darah

menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu

penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada

orang tua umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan

hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan.            Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Hipertensidi. maka pada Bab ini penulis membahas tentang hal-hal yang menghambat & mendukung terlaksananya proses perawatan & kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teoritis  dengan tinjauan kasus .            Pembahasan dilakukan sesuai dengan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, perncanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

4.1. Pengkajian           Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian secara head tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem. Pada saat mengakaji riwayat kesehatan klien, peran keluarga klien lebih dominan daripada klien sendiri, perankeluarga sangatkooperatif dalam memberikan berbagai informasi yang dibutuhka untuk menegakkan diagnosa, disamping itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik

4.2. Perumusan Diagnosa:            Diagnosa yang ditemukan oleh penulis pada tinjauan teoritis adalah

1). Nyeri yang berh Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertropi/ rigiditas (kekakuan ) ventrikuler.Kriteria Hasil :                                                      - Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/ beban kerja    jantung

      - Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima-  Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien  

                   2). Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.Kriteria evaluasi :

-    Melaporkan nyeri/ ketidaknyamanan hilang/ terkontrol.-    Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan.-    Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Page 18: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

3).  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum,   ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan oksigen.Kriteria hasil : -    Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ diperlukan.-    Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.-    Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intolerasi fisiologi.-           4)  Ansietas berhubungan dengan proses penyakit.            Kriteria hasil : -    Menerima dan mendiskusikan rasa takut.-    Mengungkapkan pengetahuan yang akurat tentang situasi.

-    Mendemonstrasikan rentang perasaan yang tepat dan berkurangnya rasa      takut.

Diagnosa yang ditemukan oleh penulis pada tinjauan kasus adalah3.Gangguan rasa nyaman/nyeri beruhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum,   ketidakseimbangan antara suplai

dari kebutuhan oksigen

Maka pada tahap perumusan masalah diagnosis ini terdapat kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus.

4.3. PerencanaanDalam tahap perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukukan penulis berdasarkan

diagnosa keperawatan yang telah didapat penulis membuat beberapa perencanaan yaitu:a.    Memberikan dukungan dan support kepada lansiab.   Mengatur posisi yang nyaman untukc.    Observasi TTVd.   Mengukur skala nyeri

4.4. PelaksanaanDidalam pelaksanaan, penulis melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan yang telah

direncanakan, yaitu:a.          Mengatur posisi lansiab.         Memantau skala nyeri dan TTV

4.5. EvaluasiDalam asuhan keperawatan dapat di evaluasi, penulis menemukan hasil dan dapat

melewati proses dengan baik yaitu:a.       klien dapat relaksasi terhadap nyerib.      klien tampak tampak tenang

Page 19: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

BAB VPENUTUP

1.1.         KesimpulanHipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.            Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny M di Panti Tresna Werdha Palembang , maka penulis menarik kesimpulan yaitu :1. Masalah yang sering timbul sesuai dengan apa yang dikaji yaitu rasa nyeri yang dialami

2. Perencanaan & pelaksanaan berjalan dengan baik karena adanya kerjasama yang baik antara petugas kesehatan pasien tersebut

3. Faktor yang mempelancar proses persalinan sangat didukung dengan sikap positif klien yang mau melakukan yang diperintah oleh penolong persalinan

4. Evaluasi dari perencanaan &  pelaksanaan adalah baik sesuai dengan yang diharapkan

1.2.     Sarana)      Untuk Klien

Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga teratur. Anjurkan untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi peningakat status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada keluarga klien sendiri

b)      Untuk Siswa Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill, amupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien.

Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan melihat aspek bio-psiko-sosio-spiritual

a)      Untuk panti Diharapkan adanya penambahan personil perawat demi meningakatkan kinerja dan pelayanan yang lebih maksimal.

Page 20: Asuhan Keperawatan Kasus Hipertensi 2

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2002), Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC.Carpenito, (1999), Rencana asuhan & Dokumentasi keperawatan, Jakatra : EGC.

Corwin, (2001). Buku saku Patofisiologi, Jakarta : EGC.Doenges, (2005), Rencana Asuhan Keperawatan , Edisi 3, Jakarta : EGC.

Soeparman, (1993), Ilmu penyakit dalam, Jakarta, FKUI.Stanley, (2007), Buku ajar keperawatn gerontik, Jakarta : EGC.