Laporan Kasus anestesi
Transcript of Laporan Kasus anestesi
LAPORAN KASUS
1. Identitas
Nama : Ny. SJ
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Yogyakarta
Tanggal MRS : 23 Maret 2014
2. Anamnesa
Keluhan Utama
Benjolan di payudara kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Terdapat benjolan dipayudara kanan atas diketahui sejak 2 minggu yang lalu, bisa
digerakkan, ukurannya kurang lebih 5cm, nyeri (-), keluar cairan dari puting susu (-), tiap
malam dan pagi suka sesak, Batuk (-), mobilisasi (+), makan/minum (+/+), BAB/BAK (+/+).
Riwayat Penyakit Dahulu
- 1 bulan yang lalu mengeluh batuk tapi bukan batuk lama
- Riwayat myoma uteri
- Riwayat Asma (+)
- Riwayat Hipertensi (+)
- Riwayat DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Ibu pernah operasi payudara sebelumnya
- Ibu Hipertensi (+)
- Ibu stroke meninggal
- Riwayat asma orang tua
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah operasi laparatomi miomektomi 1 tahun yang lalu.
Riwayat Alergi
Alergi debu (+)
1
Riwayat Kebiasaan
- Merokok (-)
- Alcohol (-)
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 4-5-6
Airway : Jalan Napas Bebas, batuk (-)
Breathing : RR : 22 x/menit
Wheezing : +/+
Ronchi : -/-
Circulation : Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Perfusi : merah, hangat, kering
Suhu : 36,5 o C
Nyeri : Tidak mengeluh nyeri
Status Generalis
- Kepala – Leher :
o Kepala : bentuk simetris
o Mata : Konjunctiva Anemi (-) sclera Icterus (-)
o Mulut : kesan mallampati 1 (terlihat arkus, pallatum molle dan uvula)
o Leher : Pembesaran KGB (-)
- Thorax :
o Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris , Gerakan dada simetris
Palpasi : iktus kordis (-)
Perkusi : batas jantung kesan normal
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, murmur (-)
o Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi (-), Gerakan dada
2
simetris
Palpasi : fremitus vocal simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : wheezing (+), ronchi (-)
o Mammae
Inspeksi : bentuk simetris, mammae dextra nipple discharge (+)
bening, peau de orange (-)
Palpasi : terdapat benjolan pada mammae dextra quadran lateral
atas ukuran ± 5cm berdungkul berbatas tidak tegas,
tidak ditemukan pembesaran KGB .
- Abdomen
o Inspeksi : Distensi (-)
o Palpasi : Defans muskuler (-), nyeri tekan(-), hepar dan lien tidak
teraba
o Perkusi : timpani
o Auskultasi : Bising usus (+)
- Extremitas : akral hangat + + Edema - -
+ + - -
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
Foto thorax : dalam batas normal
USG mammae D/S : Suggestif malignant mass di mammae dextra
b. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Dilakukan FNAB tumor mamma D dengan 1 kali puncture, diperoleh 1 slide sediaan.
Pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan :
- Hapusan tampak kelompok dan sebaran sel-sel epithelial berbentuk bulat-oval, inti
hiperkromatik, anak inti prominent
- Kesimpulan : Infiltrating Ductal Carcinoma
5. Assessment
Ca Mammae Dextra
3
6. Planning
Mastektomi
7. Riwayat anastesi operasi
Malam sehari sebelum operasi dimulai, pasien disiapkan ,pasien dipuasakan
dahulu.kebutuhan cairan dicukupi melalui jalur intravena. Terapi Aminophilin drip dalam
infuse RL 21 tpm, injeksi Dexametasone 3x2 amp, nebulizer ventolin 4x1. Dilakukan
pemasangan kateter urin. Pasien digolongkan dalam ASA 3 (status asmaticus)
Diagnosa Pre-Operasi : Ca Mammae
Tindakan : Mastektomi
PS ASA : 3 (status asmaticus)
Anastesi : GA-ETT
23 Maret 2014 pukul 13.40 WIB obat premedikasi mulai dimasukkan. Obat premedikasi yang
digunakan yaitu:
Sulfas atropine 0.25 mg intravena
Fentanil 50meq intravena
Midazolam 2mg intravena
Aminophilin 120mg intravena
Dexametasone 10mg
Lidocain 20mg
7.1 Riwayat perioperatif
Dimasukkan Propofol intravena 100 mg. Pasien dipasang endotracheal tube. Dilakukan
pemasangan pipa mayo untuk menyangga agar lidah tidak jatuh ke jalan napas sehingga
menyebabkan obstruksi jalan napas. Ditambahkan kembali propofol intravena 100 mg. N2O2
dan O2 dimasukkan dalam ventilasi melalui mesin anastesi dengan perbandingan 50:50
masing-masing 3Liter per menit. Halotan dimasukkan per inhalasi dengan kadar 2.5 V%.
Maintenance anastesi:
Pemeliharaan anastesi dipertahankan dengan kombinasi inhalasi Halotan 2V%, oksigen 3
Liter per menit dan N202 3 Liter per menit. Selama tindakan anastesi berlangsung, tekanan
darah dan nadi senantiasa dikontrol. Tekanan darah sistolik berkisar antara 125-160 mmHg.
4
Tekanan diastolik berkisar antara 60-80 mmHg. Nadi berkisar antara 90-115x/menit.
Respiratoy rate berkisar 18-22 x/menit. Saturasi berkisar 94-96%. Infus RL diberikan kepada
pasien selama operasi pasien kira-kira menghabiskan > 500 cc cairan RL. Dan pemberian
atracurium di ulang tiap 30 menit dengan dosis 10mg .
7.2 Riwayat post operasi
Pukul 15.05 pernapasan pasien dibuat spontan. Operasi berakhir pada pukul 15.15 WIB.
Diberikan obat-obatan berupa Ketoprofen 200 mg suppositoria, Tramadol 50 mg intravena,
Ondansetron 4mg intravena. Kemudian pemberian Isofluran dan N2O2 dihentikan sementara
kadar O2 ditingkatkan menjadi 8Liter per menit. Kemudian dilakukan ektubasi endotracheal
tube dan melepas pipa mayo. Pada saat ektubasi dilakukan, diberikan Dexametasone 10mg
intravena, aminophilin 120mg dan Lidocain 20mg. Pasien dicoba untuk dibangunkan dengan
dirangsang nyeri dengan O2 tetap diberikan melalui masker respirator. .
Setelah Operasi Selesai, pasien. Keadaan umum cukup, kesadaran somnolen , napas
thoraco abdominal (+) , Ronchi (-), wheezing (+) S1 dan S2 tunggal, reguler, O2 2lpm (+)
Tensi 134/68 mmHg, Nadi 106 x/menit, RR 18x/menit, Mual/muntah (-), batuk (-).
Terpasang Drain di bekas operasi.
Di bangsal pasien dimonitor untuk tanda-tanda vital, terapi cairan harian, perbaikan
recovery luka post operatif dan kestabilan penderita.
Terapi Post Operasi di ICU- Infus RL 18 tpm
- Injeksi Ranitidine 3 x 1
- Injeksi Kalnex 3 x 1
- Injeksi Ondansetron 3 x 1
- Ventolin nebulizer 4 x 1
- Aminophilin 5 amp/24 jam
- Injeksi Dexametasone 3 x 1
5